• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi Wirausaha di Desa Tarikolot Kec. Citeureup-Kab. Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi Wirausaha di Desa Tarikolot Kec. Citeureup-Kab. Bogor"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PROGRAM RAKSA DESA

DALAM PEMBERDAYAAN WIRAUSAHA DI DESA TARIKOLOT KEC. CITEUREUP - KAB. BOGOR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi scbagai Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)

Oleh: Nurul Zamal

NIM.103054028800

JURUSAN PENGEMBANGAN MASY ARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IIIDAYATULLAH

(2)

SKRIPSI

Diajnkan Kepada Falmltas Dakwalt Dan Komnnikasi Sebagai Syarat Untuk Merailt Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)

Oleh: Nnrnl Zamal NIM. 103054028800

Di bawah Bimbingan

Tantan Hermansab M.Si NIP : 150 370 228

JURUSAN PENGEMBANGAN MASY ARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH

(3)

LEM BAR PERNY AT AAN

Dengan ini saya rnenyatakan bahwa:

I. Skripsi ini rnerupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk rnernenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UJN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di UD'1 Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Juni 2008

(4)

Penelitian ini mengkaji tentang Pelaksanaan Program Raksa Desa dalam pemberdayaan ekonomi wirausaha di Desa Tarikolot. Banyaknya program-program pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat kurang efektif dalam pelaksanaannya. Merangkai sebuah pertanyaan besar dalam diri peneliti dan membentuk sebuah keinginan untuk mengkaji program pemerintah. Dalam kesempatan ini peneliti coba untuk 1wmelitik lebih dalam pelaksanaan program pemerintah yang bernama Program Raksa Desa.

Berdasarkan pokok pemasalahan yang penulis rumuskan di atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian, antara lain: (l) Untuk mengetahui apa saja Program Raksa Desa serta dampak yang diharapkan terjadi pada masyarakat (wirausaha di Desa Tarikolot). (2) Untuk mengetahui pelaksanaan Program Raksa Desa dalam pemberdayaan ekonomi khususnya para wirausaha di Desa Tarikolot periode 2006-2007. (3) Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui dan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi pada wirausaha di Desa Tarikolot periode 2006-2007.

Dalam Pelaksanaannya Program Raksa Desa di Desa Tarikolot selama periode 2006-2007 cukup efektif. Karena beberapa faktor seperti pilkades dan kurangnya partisipasi masyarakat Program Raksa Desa di desa tarikolot tidak lagi berjalan secara efektif.

Saran peneliti setelah melakukan penelitian di Desa Tarikolot adalah: Dalam proses pemberdayaan masyarakat baik dilakukan oleh pemerintah maupun pihak Non Goferment. Apapun program yang di usung da11 metode apa yang digunakan dalam pelaksanaannya yang terpenting adalah KEY AKINAN dalam menjalankallllya. Proses pemberdayaan tidak ubahnya s1:perti MEMASAK. Seperti apa yang dikatakan Rudi seorang ahli dalam memasak bahwa tidak ada resep rahasia di dalam memasak tetapi KEY AKINAN kita dalam memberikan bumbu-bnmbu yang membuat masakan kita meajadi lejat. Seperti pemberdayaan juga tidak ada metode atau kongsep nyang pas dalam pemberdayaan tetapi apaun

(5)

KATA

PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Afhamdulillahi Robbif'afamin, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan kasih sayang-Nya kita dapat menikmati indahnya kehidupan di dunia ini, dan semoga kasih sayang-Nya tetap menyertai kita sampai ·dikehidupan mendatang. Atas keagungan-Nya yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PELAKSANAAN PROGRAM RAKSA DESA DALAM PEMBERDA Y AAN EKONOMI WIRAUSAHA DI DESA TARIKOLOT KEC. CITEUREUP-KAB. BOGOR

Rangkaian shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada insan yang termulia dimana syafaatnya sangat di.nantikan oleh seluruh umat manusia yaitu Nabi Muhdmmad SAW yang menjadi uswatun hasanah bagi seluruh mahluk di dunia termasuk penulis.

Skripsi ini berjudul "Pelaksanaan Program Raksa Desa dalatn Pemberdayaan Ekonomi Wirausaha di Desa Tarikolot Kee. Citeureup-Kab. Bogor". Pengambilan judul ini seiring 、セョァ。ョ@ diadakannya Otonomi Daetah. Sehingga pemerintah daerah berperan sentral dalam mensejahtrakan rakyatilya. Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat mengimplementasikan Program Raksa Desa sebagai sebuah langkah pemerintah daerah untuk mensejahtrakan masyarakatnya.

(6)

sendiri sebagai bahan evaluasi dan introveksi diri sekarang dan dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan ini penulis turut mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu di dalam penyusunaan laporan skripsi ini, semoga Allah SWT membalas kebaikan ini.

I. Bapak dan lbuku yang tercinta, terkakasih dan tersayang, selalu mendapat ridho Allah SWT. Segala do'a dan pengorbanannya menjadi bennanfaat untuk penulis. Amin

2. Dr. Murodi MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan komunikasi, yang telah memberikan masukan baik berupa saran maupun kritiik dan bantuannya memperlancar proses penulisan skripsi ini.

3. Ora. Mahmudah Fitriah ZA, M.Pd, sebagai ketua 111rusan Pengembangan Masyarakat Islam. Yang telah memberikan masllkan dan seniahgatnya dalam men;iperlancar proses penulisan skripsi ini.

4. Wati Nilamsari, M.Si, sebagai sekretaris jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Yang telah memberikan masukan dan semahgatnya dalam memperlancar proses penulisan skripsi ini.

(7)

menyelesaikan skripsi ini. Semoga Senantiasa diberikan kebahagiaan di dunia dan diakhirat kelak.

6. Bapak !wan Ruswandi, selaku bendahara SA TLAK Desa Tarikolot Kee. Citeurep-Kab. Bogor Periode 2006-2007 yang senan tiasa ramah dalam membantu penulis melakukan penelitian di Desa Tarikolot-Kec.Citeureup. 7. Bapak M. Yusuf El Zam'zami selaku sekretris SATLAK Desa Tarikolot Kee.

Citeureup-Kab. Bogor periode 2006-2007. yang membantu penulis dengan ramah dalam penelitian di Desa Tarikolo!.

8. Bapak Doni Setiawan selaku Pendamping SATLAK Desa tarikolot Kee. Citeureup-Kab. Bogor. Yang telah membantu peneliti d1:ngan ramah dalam mencari data-data untuk penelitian.

9. Kakak ku Budi Karwavi (Alm) selalu ada walau tiada. Sehyum dan tutur katamu iringi dalam pembuatan skripsi ini. Do'a ku agar kdu diberi kebahagian di akhirat.

I 0. Kakak-kakak ku Al-Hikmah, Albar Muksin dan Akmal:ia .dalam diri kita bukan hanya mengalir darah yang sama tapi juga cinta yang sama.

(8)
(9)

OAFTAR ISi

ABSTRAK ...•...•..•... i

KATA PENGANTAR ...••...•... ii

DAFTAR ISI ...•...•.•...••...•... vi

DAFTAR TABEL ...•...•...•...•...•.. vii

BAB I PENDAHULUAN ...•...•...•..•...•...•.... 1

A. La tar Belakang Masalah ... ... ... ... ... ... I B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

D. Metodelogi Penelitian ... 11

E. Kajian Pustaka ... 20

F. Sistematika Penulisan ... 21

BAB II TIN.JUAN TEORETIS ... 23

A. Pemberdayaan ... 23

B. Pemberdayaan Ekonomi ... 34

C. Pemberdayaan Ekonomi Wirausaha ... 38

BAB ill GAMBARAN UMUM LO KASI PENELITIAN DAN POGRAM RAKSA DESA ••••.•.••••...••..••...•...•...•..••...•••...• 41

A. Keadaan Demografis dan Monogafis Desa Tarikolot ... 41

B. Pentingnya Pemberdayaan Ekonomi di Desa Tarikolot ... 4 7 C. Gambaran Umum Program Raksa Desa ... 48

D. Langkah-langkah Penetapan Kuota Dan Lokasi ... 55

E. Dana Bantuan Program Laksa Desa (DB-PRD) ... 56

F.

Biaya Oprasional Pelaksanaan (BOP) ... 56

G. Pengelolaan Program Raksa Desa ... 57

BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN DI LAPANGAN """"··· 64

A. Program Raksa Desa dan Dampaknya pada Masyarakat ... 64

B. Program Raksa Desa sebagai Aktivitas Pemberdayaan Ekonomi.. ... 71

C. Hambatan-hambatan dan Upaya-upaya Mengatas.i Permasalahan Program Raksa Desa ... 89

BAB V PENUTUP ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(10)

Tabel 2 Usia Kerja ... 43

Tabet 3 Usia Sekolah ... 43

Tabet 4 Jumlah Penduduk Menurut Agama ... 44

Tabet 5 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 45

Tabet 6 Jumlah Sarana Pendidikan ... 45

Tabet 7 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 46

Tabel 8 Tahap I (satu) Pelaksanaan Bantuan Modal Program Raksa Desa .... 66

Tabet 9 Tahap II (dua) Pelaksanaan Bantuan Modal Pograrn Raksa Desa ... 66

Tabet 10 Kondisi Awai Pembangunan Infastruktur di Desa Tarikolot ... 68

Tabet 11 Perencanaan Pembangunan Infastruktur di Desa Tarikolot ... 69

Tabet 12 Realisasi Pembangunan Infastruktur di Desa Tarikolot ... 69

[image:10.595.63.447.153.678.2]
(11)

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Arus gelombang demokrasi yang melanda seluruh dunia, merupakan salah satu di antara berbagai ragam penyebab perubahan di tanah air kita. Arus demokratisasi yang diiringi dengan gejolak ekonomi dunia yang berimbas pada perekonomian nasional, mengantarkan terjadinya perubahan pada negeri kita, dengan perubahan mendasar yang mencolok yaitu runtuhnya pemerintahan Orde Baru sebagai simbol dari pemerintahan sentralistik-otoriter. Menyusul runtuhnya pemerintahan Orde Baru, pemerintahan yang menggantikannya merespon perubahan yang berlangsung dengan mendirikan rejim yang lebih bercorak desentralistik-demokratik.1

Problematika yang dihadapi masyarakat Indonesia, memang tidak sedikit dan bahkan dapat dikatakan sangat banyak, satu dari sekian banyak perrriasalahan yang dihadapi masyarakat terletak pada bidang ekonomi.. Apabila ingih di sebutkan lebih rinci maka akan tampak bahwa problem ekonomi masyarakat dewasa ini, sekurang-kurangnya mencangkup tingkat penghasilan (riil) yang rendah, tingkat peserta dan kemampuan bersaing yang rendah dalam pengelolaan sumber-smnber ekonomi nasional, tingkat pengangguran yang tinggi, keterbatasan

1 Abdul Gafarr Karim dkk,

(12)

kemampuan dalam mengelola kegiatan bisnis dan lain-lain. Problematika ekonomi masyarakat ini terbungkus rapih dan tersembunyi di balik bingkai kemiskinan. 2

Persoalannya sekarang adalah bagaimana atau dengan cara apa problematika ekonomi masyarakat itu dipecahkan? Apakah usaha-usaha memecahkan problematika ekonomi masyarakat itu dapat diwujudkan? Pemberdayaan ekonomi masyarakat diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, yang penerapannya diharapkan dapat mengurangi tumpukan poblematika (kesengsaraan) ekonomi masyarakat.

Pemberdayan diartikan sebagai upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan basil yang memuaskan. lni berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pilihan-pilihan

Untuk itu penyelenggaraan pemerintahan daerah yang tadinya diatur dengan UU Nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah dengan nuansa sentralistik, diganti dengan UU Nomor 22 Tahun J.999 tentang Pemerintahan Daerah yang lebih diwamai dengan semangat demokrasi. Perubahan corak pemerintah tersebut sudah barang tentu membawa berbagai konsekwensi yang menyertainya. Corak desentralistik memunculkan peran pemerintah daerah yang semakin besar dalam menjalankan roda pemerintahan ketimbang pada periode sebelumnya. Untuk itu pemeritah daerah memiliki

2

(13)

3

kewenangan yang semakin besar dan juga scmakin bebas dari intervensi tangan pemcrintah pusat dalam mercncanakan dan mcnyelenggarakan gcrak langkah pembangunan di daerah.3

Otonomi daerah adalah salah satu produk terpcnting reformasi politik yang berlangsung di Indonesia sejak tahun 1998 yang bcrmuatan demokratisasi. Tujuan otonomi dacrah adalah untuk meningkatkan kualitas keadil.an, demokrasi, dan kesejahteraan bagi seluruh unsur bangsa yang beragam dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan tujuan khusus dari kebijakan otonomi daerah adalah meningkatkan keterlibatan serta partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan keputusan maupun implernentasinya sehingga terwujud perncrintahan lokal yang bersih, efisien, transparan, responsif, dan akuntabel.

Dalarn penyelenggaraan pernerintahannya, sebagai konsekwensi dari perubahan yang terjadi, Dacrah harus marnpu rnenyediakan surnberdaya manusia yang handal, pendanaan yang rnemadai serta prasarana dan sarana pendukung lainya yang dipergunakan guna menggulirkan roda pemerintahan dan pernbangunan di daerah.

Dengan adanya pergeseran penyelenggaraan pemerintahan daer2h ke arah yang lebih otonom, dan dengan rnenyimak dampak yang ditimbulkannya, maka pernerintah daerah harus mampu mclakukan berbagai peran untuk merespon perubahan tersebut. Hal ini merupakan konsekwensi dari te1jadinya perubahan yang membawa akibat bagi pemerintah daerah menjadi pemegang kendali yang dominan atas jalannya roda pemerintahan dan pembangunan di daerah.

3

Tim Koordinasi Program Laksa d・ウセ@ Mekanissme Program Jaksa Desa, Kab. Bogar

(14)

Pemerintah Daerah juga memegang kemudi dan bertanggung jawab scpenuhnya atas kehidupan dan dinamika masyarakat yang ada di wilayahnya. Oleh karena itu tidak berlebihan apabila dinyatakan bahwa pemerintah daerah dapat menjalankan peran sebagai agen perubahan di daerah menyusul penyelenggaraan roda Pemerintahan Daerah yang lebih otonom untuk mengarah pada pembangunan sosial.

Pembangunan ekonomi daerah merupakan sebuah contoh dari peran pemerintah untuk mendorong kemajuan ekonomi di daerah karena sejalan dengan upaya unh1k memantapkan kemandirian pemerintah daerah yang dinamis dan bertanggung jawab, serta mewujudkan pemberdayaan dan otonomi daerah dalam lingkup yang lebih nyata, maka diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan efesiensi, efektifitas, dan propesionalisme agar rnampu meningkatkan kesejahtraan masyarakat yaitu dengan pembangunan ekonomi di daerah.

Perlu. diingat bahwa 50% anggaran pembangunan sekarang berada di bawah wewenang Pemerintah Daerah. Keberhasilan pembangunan poyek-proyek Pemerintah akan tergantung dari kemampuan dan kesediaan Pemerintah Daerah.4

Pembangunan ekonomi daer'lh adalah suatu ーイッs\セs@ dimana pemerintllh daerah dan masyarakatnya mengelola · smnberdaya yang ada dalam suatu kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suah1 lapangan kerja baru dan merangsang pekembangan kegiatan ekonomi (Pertumbuhan Ekonomi) di wilyah tersebut.

4

(15)

5

Sesuai dengan tuntutan ekonomi daerah dan tata pemerintahan yang baik (Good Govermance) diperlukan bagian yang mendalam yang mencakup kelembagaan sehingga te1wujud kejelasan tugas dan tanggung jawab (roof and responbility) setiap unsur kelembagaan baik pemerintah maupun unsur masyarakat lainnya yang secara vertikal dan horizontal berusaha menanggulangi kemiskinan. Tentu saja upaya-upaya pengentasan kemiskinan itu hams menjadi sesuatu yang bersifat solutif dan altematif dalam upaya pengentasan kemiskinan secara nasional.5

Pemerintah daerah diharapkan mampu untuk mengatur sendiri penduduk yang miskin di beberapa wilayah Indonesia yang dimasa lalu pembangunan fisiknya berupa sarana/prasarana sosial ekonomi belum mendapatkan perhatian yang berarti, karena wilayah tersebut menjadi miskin karena adanya diskriminasi

kebijakan pembangunan nasional.

Pembangunan masyarakat oleh pemerintah daerah harus menggunakan model pembangunan yang berakar dari bawah (Bottom-Up Development), pembangunn yang berbasis partisipatifmasyarakat (Pembangunan Partisipatoris).6 Pembangunan tidak akan terlaksana apabila tidak ada keterlibatan secara penuh dari masyarakat yang benar-benar mengerti akan permasalahan yang dihadapi dan kebutuhan mana yang harus terpenuhi. Pengalaman telah membuktikan, seringkali pembangunan di atas namakan untuk kepentingan rakyat. Namun tidak sesuai dengan harapan dan kebutuhan rakyat. Bukan hanya itu Loekman Soetrisno pun

5

FathuJlah, Ken1iskinan Dan So/usinya Di Era Otonomi Daerah (Warta Demografi:

Wabana Memasyarakatkan Pemikiran Demografi, Th. Ke 32 no I 2003) h. 6 6

(16)

merasa yakin dan percaya bahwa salah satu wujud kongkrit adanya penghargaan terhadap masyarakat adalah dengan melibatkan mereka dalam pembangunan secara maksimal.

Pembangunan desa atau pemberdayaan masyarakat desa merupakan seluruh proses kegiatan pembangunan yang berlangsung di desa/keluahan dan merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional yang mencakup seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat. Pembangunan ini dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong-royong masyaakat.

Pembangunan Desa dan Pembangunan Masyarakat Pedesaan dapat didorong melalui peningkatan koordinasi dan peningkatan pembangunan sektoral, pengembangan sumber daya manusia, pemanfaatan sumber daya alam, dan penumbuhan iklim yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat. Dengan cara ini peningkatan dan pengembangan desa swadaya ke desa swakarya menuju ketingkat desa swasembada dapat dipercepat.7

Adanya kebijakan otonomi daerah dapat merupakan tantangan sekaligus peluang untuk menata kembali mekanisme perencanaan program atau proyek-proyek pembangunan sosial. Kebijakan ini selain sebagai respon terhadap aspirasi yang berkembang, juga sesuai dengan kecenderungan pembangunan yatlg bemuansa pemberdayaan regional atau lokal. Implikasinya, kebijakan-kebijkan cetak-biru (blueprint policies) yang lebih bersifat top-down akan berkurang, sedangkan partisipasi lokal menjadi Mainstream pembangunan.

7 Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa Departemen Dalam Negri,

Perencanaan Partisipatif Pemhangunan Masyarakat Desa, (Jakarta: PT Penebar Swadaya, 1996)

(17)

7

Model pembangunan yang berpusat pada rakyat lebih menekankan pada pemberdayaan yang memandang inisiatif-kreatif dari rakyat sebagai sumber daya pembangunan paling utama. Juga, memandang bahwa kesejahteraan material dan spiritual mereka merupakan tujuan yang harus dicapai oleh proses pembangunan.

Perlu diketahui bahwa rakyat memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Untuk itu sudah saatnya adanya pemberdayaan ekonomi rakyat dengan segala kemampuan se1ta potensi yang ada untuk menguatkan posisi rakyat dalam percaturan ekonomi, baik nasional maupun intemasional.

Pemberdayaan masyarakat tidak hanya berkaitan dengan pengembangan potensi ekonomi rakyat, tetapi juga peningkatan harkat dan martabat, rasa percaya diri dan harga dirinnya, serta terpeliharanya tatanan nilai budaya setempat. Sebagai kongsep sosial budaya yang implementatif dalam pembangunan yang berpusat pada rakyat, pemberdayaan tidak hanya bertujuan, menutnbuh kembangkan nilai tambah ekonomis, tetapi juga nilai tambah sosial-budaya. Karena itu, kajian strategis pemberdayaan masyarakat, baik masalah-masalah ekonomi, sosial, budaya maupun politik, menjadi sangat p(mting sebagai masukan untuk reformulasi pembangunan yang berpusat pada masya:rakat. Melalui program pemberdayaan ini membuka peluang bagi masyarakat untuk membani,'llh diri secara partisipasif.8

Istilah pemberdayaan masyarakat digunakan secara luas oleh berbagai lapisan masyarakat, seperti oleh pembuat kebijakan, kalangain praktisi pelaksana

(18)

program atau proyek, petugas sosial, dan kelompok propesional. Berbagai macam aktivitas yang menamakan gerakan. program, proyek dan kegiatan pemberdayaan telah dilaksanakan oleh pemerintah secara nasional, antara lain program lmpres Desa Tertinggal (IDT), Program Takesra/Kukesra, Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Program Kredit Lunak, Program Jaring Pengaman Sosial (JPS), dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). Di daerah, gerakan pemberdayaan juga telah dicanangkan oleh pemerintah, seperti Gerakan Rereongan Sarumpi di Jawa Baral dan Program Keberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) dalam penanggulangan kemiskinan di pedesaan dan di perkotaan.9

Salah satu dari program pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah adalah Program Raksa Desa yang merupakan bentuk altikurasi perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang diformulasikan clalam bentuk tugas pembantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada Pemerintah Desa. Program dan pendanaannya disalurkan melalui APBD Provinsi Jawa Barat pada setiap tahun sampai seluruh Desa di Jawa Barat menerima.

Selama perode 2006-2007 Program Raksa Desa telah dijalankan di Desa-desa seluruh Jawa Barat termasuk di Kabupaten Bogor. Setidaknya sudah 65 Desa di Kabupaten Bogor menerima bantuan Pogram Raksa Desa, salah satunya di Desa Tarikolot Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor.

Dari kondisi di atas memberikan daya tarik penulis. untuk mengadakan penelitian dan mengangkatnya untuk memenuhi tugas skripsi dalam mencapai

9

(19)

9

gelar s。セェ。ョ。@ Sosial Islam (S.Sos.I) Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta denganjudul:

"Pe/aksa11aan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi di Desa Tarikolot Kee. Citeureup-Kah. Bogor"

B. Pembatasan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah yang akan dibahas dan untuk lebih terarah maka penulis membatasi pennasa!ahan kepada: Pengembangan wirausaha (tingkat individu) di Desa Tarikolot Kee. Citeureup - Kab. Ilogor pada periode 2006-2007.

2. Perumusau Masalah

Bertolak dari paparan di atas maka dapat dirumuskan permasalahanya sebagai berikut:

a. Apa saja Program Raksa Desa serta Dampak yang diharapkan terjadi pada masyarakat (wirausaha di Desa Tarikolot)?

b. Baf!aimana Pelaksanaan Program Raksa Desa. dalam Pemberdayaan 1'.konomi kbususnya para wirausaha di Desa Tarikolot periode 2006-2007?

(20)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok pemasalahan yang penulis rumuskan di atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian, antara lain: a. Untuk mengetahui apa latar belakang dari Program Raksa Desa ini

serta dampak yang diharapkan terjadi pada masyarakat (wirausaha di Desa Tarikolot).

b. Untuk mengetahui pelaksanaan Program Raksa Desa dalam pemberdayaan ekonomi khususnya para wirausaha di Desa Tarikolot periode 2006-2007.

c. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui dan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan Program Raksa Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi pada wirausaha di Desa Tarikolot periode 2006-2007.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Dapat menambah wawasan dan pengalaman penulis secara langsung di lapangan melalui penelitian ini.

(21)

11

c. Penelitian ini akan menambah pembendaharaan dalam keilmuan Pengembangan Masyaakat Di Pepustakan UIN Syarif Hidaytullah Jakarta

d. Dapat menjadi evaluasi bagi pemerintah Desa Tarikolot dalam menjalankan Program Raksa Desa.

e. Dapat menjadi acuan bagi pemerintah Kabupaten Bogor tentang efektifitas Program Raksa Desa di Desa Tarikolot Kecamatan Citereup.

D. Metodelogi Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Tarikolot yang terletak di Kee. Citerueup Kab. Bogor, alasan peneliti dalam mengambil lokasi penelitian ini adalah: a. Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti

b. Program yang menjadi pokok bahasan menarik untuk dikaji oleh peneliti

c. Peneliti ingin mengetahui bagaimana melakukan pendekatan dengan wirausahawan dalam mengembangkan usahanya berjualan di Desa Tarikolot untuk dijadikan bekal pelajaran bagi pe:neliti sebagai calon sarjana sosial.

2. Tempat dan Waktu

(22)

mengadakan penelitian tersebut selama tiga bulan terhitung dari bulan Februari sampai April 2008.

3. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif be1tujuan untuk menggambarkan secara sistematis mengenai faktor-faktor atau unsur-unsur yang terkait dalam pelaksanaan program di lapangan dan hubungan antara faktor. Baik yang mendukung pelaksanaan program atau yang menjadi penghambatnya. Bodgam dan Taylor mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dari orang atau pelaku yang dapat diamati secara langsung.

Dalam hal ini yang akan diteliti adalah tentang pelaksanaan Program Raksa Desa di Desa Tarikolot Kecamatan Citeureup Kabupaten 13ogor. 4. Teknik Pemiliban Subyek Peuelitian

Dalam teknik pemilihan subyek penelitian, peneliti merlgunakan sampel bertujuan (Purposive Sample) karena dalam penelitian kualltahf tidak ada sampel acak dan penelitian kualitatif sang'.lt erat kaitarlnya dengan faktor-faktor kontekstual. Jadi, maksud sampling dalam hal

ilii

ialah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya. Dengan demikian tujuannya bukanlah

10 Lexy

(23)

13

memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya dikembangkan ke dalam generalisasi.11

Pada sampel bertujuan seperti ini jumlah subyek penelitian ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperluas informasi, jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring, maka penentuan subyek penelitian pun sudah dapat diakhiri. Jadi, kuneinya disini ialah jika sudah mulai teljadi pengulangan informasi, maka penentuan subyek penelitian sudah harus dihentikan.

Untuk itu dalarn penelitian ini peneliti menentukan subyek penelitian dengan merumuskan menjadi dua tahapan sesuai dengan jumlah dana yang didapatkan oleh wirausaha, yaitu: Besat dan Kee ii. Jumlah wirausaha yang mendapatkan dana Program Raksa Desa sebanyak 55 orang pada periode 2006-2007, dan dari 55 orang itu peneliti mengkategorikannya sebagai berikut:

a. Besar yaitu Rp 1000.000,00 pada tahap ini peneliti mengaltlbl! tiga (3) orang wirausaha

b. Kecil yaitu Rp. 500.000,00 pada tahap ini pencliti mengambil dua (2) orang wirausaila

5. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yaitu:

(24)

a. Data Primer

Data Primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber pertama, yaitu hasil wawancara dan observasi peneliti di lapangan. Dalam data primer ini penulis dapatkan dari hasil wawancara dan observasi terhadap Wirausaha di Desa Tarikolot yang sebelunmya sudah ditentukan dalam pemilihan subyek pene:litian. Peneliti juga membuat buku harian pengalaman di lapangan dari hasil pengamatan selama proses penelitian.

b. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen-dokomen yang berkaitan dengan penelitiian dari sumber yang terkait. Catatan dan dokumen tersebut berasal dari dokumen pribadi Desa Tarikolot.

6. Metode yang Digunakan

Untuk mendapatkan data yang objektif maka dalam j)ehelltian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang bersifat kualitatif, berupa:

a. Observasi

(25)

15

yang menggunakan panca indera langsung. Menurut Agus Sujanto, pengamatan diartikan "sebagai proses mengcnal dunia luar dengan

k . d '12

mengguna an m era .

Dalam observasi penulis melakukan pencatatan apa yang bisa dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, diraba. oleh tangan, kemudian peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi sesuai dengan data yang dibutuhkan.

Observasi dilakukan ketika penulis berkunjung ke setiap wirausaha yang ada di Desa Tarikolot.

b. Wawancara Mendalam

Wawancara, adalah pengumpulan data dengan cara mengadakan komunikasi atau interview langsung dengan narasumber yaitu para wirausaha atau pedagang di Desa Terikolot khususnya yang mendapat bantuan dana Program Raksa Desa. Pada tahap ini peneliti menggunakan wawancara berstruktur dan terbuka, di mana ada komunikasi langsung antara responden clengan peneliti, peneliti memberikan pecloman wawancara yang kemuclin diajukan kepacla responden untuk clijawab. Intinya agar peneliti dapat bekomunikasi clengan baik clan wirausaha yang menjacli suhyek peneliti clapat menyampaikan informasi clengan tenang clan akurat.

12

(26)

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu penulis mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai macam bentuk data tertulis yang ada di lapangan se11a data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa untuk hasil dalam penelitian ini. Dokumentasi berguna untuk melengkapi data-data yang diperlukan, juga untuk mengetahui segala sesuatu yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang diteliti. d. Catalan Harian

Catalan harian adalah bagian dari dokmnen pribadi yang dibuat oleh peneliti yang isinya tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Maksud mengumpulkan dokumen pribadi adalah untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktot di sekitar subyek penelitian.

e. Telrnik

Pettcatatan

Data

Teknik pencatatan data dilakukan dengan cara pencatatan lapatigati yang berisi hasil wawancara dan observasi dengan rnenggunakan l:JaHaila yang objektif. Alat Bantu yang digunakan penulis adalah alat iulls 1

faH

tape recorder. Pada waktu pencatatan data, keberadaan pettiHlti diketahui oleh objek peneliti (wirausaha di Desa Tarikolot). Pencatahlli data ini menggunakan teknik wawancara terstruktur dan terbuka.

(27)

17

I. Pedoman wawancara yang meliputi butir: Tujuan wawancara, penentuan informan, tempat wawancara, perangkat garis besar pertanyaan.

2. Merencanakan pendekatan dalam wawancara agar tercipta suasana yang lancar dan perolehan data yang diharapkan.

Sambil membina hubungan yang baik dengan wirausaha di Desa Tarikolot, dilakukan juga wawancara sambil lalu (Casual Interview). Wawancara ini dilakukan tanpa イ・ョ」。ョセ@ penulis tidak memilih orang yang akan diwawancarai, dan berlangsung secara kebetulan dan sambil lalu. Contohnya ketika peneliti bertemu wirausaha itu di jalan atau dalam kegiatan keagamaan seperti sehabis so lat 「・セェ。ュ。G@ ah.

f. Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara peneliti dengan wirausaha dan petugas SATLAK Desa Tarikolot, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen resmi yang diperoleh dari Desa Tarikolot, dokumen p•ibadi dan sebagainya. Setelah 、ゥ「。」セ@

(28)

dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap terakhir dari analisis data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasi I sementara menjadi teori subtantif dengan menggunakan metode tertentu pada tahap ini peneliti menggunkan teori dari Edi Suhaito dan Harrri 1-likmat 13

g. Keabsahan Data

Teknik keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria: 1. Kredibilitas (Derajat Kepercayaan)

Kredibilitas (derajat kepercayaan) dengan menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dicapai dengan jalan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, misalnya untuk mengetahui pelaksanaan Pogram Raksa Desa kepada wirusaha di Desa Ta.rikolot

b. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan orang lain. Misalnya penulis membandingkan jawaban yang diberikan oleh aparat Desa atau Petugas SATLAK Desa dengan masyakat Desa Tarikolot khususnya para wirausaha.

(29)

19

c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan masalah yang diajukan. Peneliti memanfaatkan dokumen dan data itu sebagai bahan perbandingan.

2. Ketekunan adalah keqjengan pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan adalah isu yang sedang dicari kemudian memusatkan dari pada hal-hal tersebut secara rinci.14 Maksudnya peneliti disini hanya memusatkan dan mencari jawaban sesuai, perumusan masalah saja.

3. Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit kepastian

Auditor dalam ha! ini adalah dosen pembimbing. Disini pemastian bahwa sesuatu itu objektif adalah tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan. Pendapat dan penemuan seseorang. Dapatkah dikatakan bahwa penemuan seseorang itu objektif, sedangkan jika disepakati oleh beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif.15

Adapun teknis yang digunakan dalam penulisM sekripsi ini adalah buku "Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi VIN Syarif Hidayatullah Jakaita"

14

Ibid. h.329 15 Ibid,

(30)

E. Kajian Pustaka

Pemberdayaan ekonomi sangat penting dalam proses pembangunan nasional. Banyak kalangan teoritis yang membahas tentang pemberdayaan ekonomi. Skripsi penulis yang membahas tentang pemberdayaan ekonomi ini tentunya memiliki persamaan-persamaan dengan penulis lain seperti:

Achmad judul skripsi "Motivasi Ke1ja Pedagang dalarn Pemanfaatan Dana Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) untuk Peningkatan Kesejahtraan Ekonomi Keluarga di RW 01 Bintaro Jakarta Selatan" Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dak:wah Dan Kornunik:asi.

Sk:ripsi ini membahas tentang motivasi k:erja pedagang dalam meminjam dana PPMK (Pelak:sanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan) untuk: peningkatan ek:onomi keluarga dan pengaruh program pemberdayaan masyarak:at k:elurahan bagi pedagang dalam peningk:atan kesejahtraan ekonomi keluarga.

Skripsi yang disusun oleh Achmad memang memiliki banyak persamaan dengan skripsi penulis tapi hanya sebatas judul saja yang mengkaji tentang pemberdayaan masyarak:at dalam peningkatan k:esejahtraan ekonomi. Tapi penulis memiliki program tersendiri dalam pemberdayaan ekonomi yaitu Program Raksa Desa tentunya perbedaan program tersebut memberikan perbedaan hasil penelitian.

(31)

21

Skripsi ini membahas tentang bagaimana peran koprasi Serba Usaha lnsan Danna Mandiri dalam Pen ingkatan Ekonom i Masyarakat, Bagaimana Hara pan Anggota Koperasi Terhadap Keberadaan Koperasi lnsan Darma Mandiri dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat dan Bagaimana Kesesuaian Antara Peran Koprasi Dengan Apa yang Diharapkan.

Skripsi Ahmad Hubairi memang memiliki persamaan dengan skripsi penulis dalam hal pembahasan masalah yang mengusung pemberdayaan ekonomi masyarakat, tapi dalam segi isi memiliki banyak perbedaan dt:ngan skripsi penulis selain perbedaan program ada perbedaan dalam perumusan masalah yang dikaji.

F. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan dalam penulisan ini sistematik, maka penulis membaginya menjadi 5 bab yang tiap-tiap bah terdiri dari sub-sub bagian sebagai beikut:

Bab I Pendahulun, bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan manfaat Penelitian, Metodelogi penelitian, Kajian Pustaka Serta Sistematika Pennlisan.

(32)

Bab Ill

Bab IV

Gambran Umum Lokasi Penelitian Dan Pogram Raksa Desa. Mengurikan tentang Keadaan Georafis Dan Monogafis Desa Tarikolot: Geografis dan Demografis. Pentingnya Pemberdayaan Ekonomi Di Desa Tarikolot. Gambaran Umum Program Raksa Desa: Latar Belakang Masalah, Tujµa,n Qan Sasaran, Strategi Dan Pendekatan, Indikator Keberhasilan, Komponen Dan Kriteria Pogram Raksa Desa, Langkah-Langkah Penetapan Lokasi, Dana Bantuan Program Raksa Desa, Biaya Oprasional, Pengelolaan Program Raksa Desa.

Pelaksanaan Program Raksa Desa Dalam Pemberdayaan Ekonomi Wirausaha di Desa Tarikolot. Menguraikan lentang: Pogram Raksa Desa dan Dampaknya Pada Masyarkat: Pertumbuhan Ekonomi, Perawatan Masyarakat, Pengembangan Manusia. Program Raksa Desa Sebgai Aktifltjl& Pemberdayaan Ekonomi: Pemiapan, Perencanaan, Penyaluran dil!,J Pencairan Dana, Peningkatan Ekonomi Msyakat. Hambatan-hljqlpl)tan dan Upaya Mengatasi Permasalahan Prowam Raksa Desa: Hambatan-hambatan, Upaya Mengatasi Pennasalahan .. Program P.aksa Desa.

Bab V Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka

(33)

BAB II

TIN.JAUAN TEORETIS

A. Pemberdayaan

I. Definisi Pemberdayaan

Menurut Edi Suharto Pembangunan nasional dapat dirumuskan kedalam tiga tugas utama yang mesti dilakukan sebuah negara bangsa (Nation-State), yakni Pertumbuhan Ekonomi (Economi Growth), Perawatan Masyarakat (Community Care) dan Pengembangan Manusia (Human Development).

Pemberdayaan adalah sebuah proses tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebagian sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dam mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai

·f

(34)

tujuan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasdan pemberdayaan sebagai sebuah proses.'

Pemberdayan diartikan sebagai upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. lni berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bennanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pilihan-pilihan. Selain itu pemberdayaan atau pengembangan juga berarti menciptakan kondisi hingga semua orang (yang lemah) dapat menyumbang kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuannya, kartasasmita menyatakan bahwa keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. 2

Pemberdayaan adalah suatu aktivitas refleksif; suatu proses yang mampu diinisiasikan dan dipertahankan hanya oleh agen atau subyek yang mencari kekuatan atau penentuan diri sendiri (self-determination). Sementara proses lainnya hanya dengan memberikan iklim, hubungan, sumber-sumber dan alat-alat prosedural yang melaluinya masyarakat dapat meningkatkan

1

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyal (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), cet. Ke-1, h. 59

2

(35)

25

kehidupannya. Pemberdayaan merupakan sistem yang berinteraksi dengan lingkungan sosial dan fisik.3

Jim lfe mengatakan bahwa pemberdayaan memberikan sumberdaya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan kepada warga untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menentukan masadepannya sendiri dan berpartisipasi dalam memengaruhi kehidupan dari masyarakatnya.4

Menurut Karl Marx, pemberdayaan masyarnkat adalah proses perjuangan kaum powerless untuk memperoleh surpilus value sebagai hak normatifnya. Perjuangan memperoleh surplus value dilakukan melalui distribusi penguasaan faktor-faktor produksi. Dan perjuangan untuk mendistribusikan penguasaan faktor-faktor produksi harus dilakukan melalui pe1juangan politik.5

Berdasarkan pendapat tersebut, pemberdayaan bukan merupakan upaya pemaksaan kehendak, proses yang dipaksakan, kegiatan untuk kepentingan pemrakarsa dari luar, keterlibatan dalam kegiatan tertentu saja, dan makna-makna lain yang tidak sesuai dengan pendelegasian kelcuasaan atau kekuatan sesuai potensi yang dimiliki masyarakat.

2. Konsep Pemberdayaan (Perspektif Pemerintah)

Walaupun uraian berikut tidak mewakili pemahaman birokrasi pemerintah secara keseluruhan, tetapi paling tidak dapat membantu kita

3

Hikmat, R. Harry. Strategi Pe1nberdayaa11 Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama

Press, 2004) cet ke-2 hal X

'Zubaidi, Wacana Pembangunan Allernatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz,2007) cet-1 h.98

5

http/www.bappenas.com/naskah no. 20 juniMjuli 2000/ fイゥ・、イイNNᄋ QQセNMN@ (100"} · tNGセゥMᄋZBᄋᄋGGNGZZZZAAZョエZ@

(36)

untuk rnernaharni konsep pernberdayaan rnenurut birokrasi pernerintah. Dari berbagai tulisan Surnodiningrat ( 1999). Konsep Pernberdayaan Ekonorni secara ringkas dapat dikernukakan sebagai berikut:6

a. Perekonornian rakyat adalah pereknornian yang diselenggarakan oleh rakyat. Perekonornian yang deselenggarakan oleh rakyat adalah bahwa perekonornian nasional yang berakar pada potensi dan kekuatan rnasyarakat secara luas untuk rnenjalankan roda perekonornian rnereka sendiri. Pengertian rakyat adalah semua warga negara.

b. Pernberdayaan ekonorni rakyat adalah usaha untuk rnenjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern, dan berdaya saing tinggi dalam rnekanisme pasar yang benar. Karena kendala pengembangan ekonomi rakyat adalah kendala struktural, maka pemberdayaan ekonomi rakyat harus dilakukan melalui perubahan struktural. c. Perubahan struktural yang dimaksud adalah perubahan dari

ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat, dari ekonomi subsisten ke ekonomi pasar, dari ketergantungan ke kemandirian. Langkah-langkah proses perubahan struktur, meliputi: (!) pengalokasian sunibet pemberdayaan sumberdaya; (2) penguatan kelembagaan; (3) penguasaan teknologi; dan (4) pemberdayaan sumberdaya manusia.

6

(37)

27

d. Pemberdayaan ekonomi rakyat. tidak cukup hanya dengan peningkatan produktivitas. memberikan kesempatan berusaha yang

r\•

.,.· . 1;,

sama, dan hanya memberikan suntikan modal sebagai stimulan, tetapi harus dijamin adanya kerjasama dan kemitraan yang erat antara yang telah maju dengan yang masih lemah dan belum

•• r.' berkembang.

e. Kebijakannya dalam pembedayaan ekonomi rakyat adalah: (1) pemberian peluang .atau akses yang lebih besar kepada aset produksi (khususnya modal); (2) memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rnkyat, agar pelaku ekonomi rakyat bukan sekadar price taker; (3) pelayanan pendidikan dan kesehatan; (4) penguatan industri,.k_ecil; (5) mendorong munculnya wirausaha baru; dan ( 6) pemerataan spasial

· f.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat mencakup: (I) peningkatan akses bantuan modal オセ。ィ。[@ (2) peningkatan akses pertgembangan SDM; dan (3) peningi-:atan akses ke sarana clan prasarana yang mendukung langsung sosial ekonomi masyarakat lokal.

3. Tujuan Pemberdayaau

(38)

mencapai tujuan ini, faktor peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan formal dan nonformal perlu mendapat prioritas.

Memberdayakan masyarakat bertujuan "mendidik masyarakat agar mampu mendidik diri mereka sendiri" atau "membantu masyarakat agar mampu membantu diri merekka sendiri". Tujuan yang akan dicapai melalui usaha pemberdayaan masyarakat, adalah masyarakat yang mandiri, berswadaya, mampu mengadopsi inovasi, dan memiliki pola pikir yang kosmopolitan.7

4. Strategi Pemberdayaan

Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual: meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atan sistem lain diluar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dat)at dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan: Mikro, Mezzo,

dan

Makro.8

a. Aras Mikro. Pemberdayaan dilaln1kan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan utamanya adalah pembimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya.

7

http://www.depdiknas.go.id/Jumal/32/rum_didikanJ!Qla pemberdayaan masyarakat 8 of 13 9/16/2005 5:54

8

(39)

29

b. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sckelompok klien. Pembcrdayaan dilakukan dengan mcnggunkan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapi. c. Aras Makro. Pendekatan ini juga disebut sebagai Strategi Sistem

Besar, karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yng luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik adalah strategi dalam pendekatan ini.

5. Prillslp Pemberdayaan

Terdapat beberapa prinsip pemberdayaan menurut perspektif pekerjaan sosial diantaranya.9

a. Pemberdayaan adalah proses kolaboratif. Karenanya pekerja sosial dan masyarakat harus bekerja sama sebagai partner.

b. Proses pemberdayaan menempatkan masyaraka:t sebgai aktor atau subyek yang kompeten datt rllampu menjangkau smnber-sumber dan kesempatan-kesempatah

c. Masylltakat harus melihat diri trieteka sendiri sebagai agen penting yang dapat me1npengatUhl perubahai1.

9

(40)

d. Kompentasi diperoleh atau dipertajam melalui pengalaman hidup, khususnya pcngalaman yang memberikan perasaan mampu pada masyarakat.

e. Solusi-solusi, yang berasal dari situasi khusus, harus beragam dan menghargai keberagaman yang berasal dari faktor-faktor yang berada pada situasi masalah tersebut.

f. Jaringan-jaringan sosial informal merupakan sumber dukungan yang penting bagi penurunan ketegangan dan meningkatkan kompetensi serta kemampuan mengendalikan seseorang.

g. Masyarakat harus berpartisipasi dalam pemberdayaan mereka sendiri: tujuan, cara dan basil harus dirumuskan oleh mereka sendiri.

h. Tingkat kesadaran merupakan kunci dalam pemberdayaan, karena pengetahuan dapat memobilisasi tindakan terhadap perubahan. i. Pemberdayaan melibatkan alcses terhadap sumber-sumber

dan

kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber tersebut secara efektif

j. Poses pemberdayaan bersifat dinamis, sinergis, berubah terl:ts, evolutif, permasalahan selalu memiliki beragam solusi.

6. Tahap-tabap Pemberdayaan

(41)

31

a. Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat itu berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia dan masyarakat merniliki potensi (daya) yang dapat dikembangkan

b. Memperkuat potensi atau daya yang dirniliki oleh rnasyarakat. Palam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata, se1ta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi semakin berdaya dalam pemanfaatan peluang

c. Memberdayakan juga mengandung arti menanggulangi. l 0

7. Proses-proses Pemberdayaan

United Nations (1956: 83-92), mengemukakan Proses-Proses Pemberdayaan Masyarakat adalah sebagai berikut.11

a. Getting To Know The Local Community

Mengetahui karakteristik masyarakat setempat (lokal) yang akan diberday1kan, termasuk perbedaan karakteristik yang membedakan masyarakat desa yang satu dengan yang lainnya. Mengetahui artieya untuk memberdayakan masyarakat diperlukan hubungan timbal balik 。ョエセ@

petugas dengan masyarakat.

10 Gunawan Sumodiningrat, Pengembangan Daerah Dan Pe1nberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara), eet. 2. h.156

11

(42)

b. Gathering Knowledge About Tlte Local Community

Mengumpulkan. pengetahuan yang menyangkut informasi mengenai

masyarakat setemp11t. Pengetahuan tersebut merupakan informasi foktual

tentang distribusi penduduk menurut umur, セ・クL@ pekerjaan, tingkat

pendidikan, status sosial· ·ekonomi, termasuk pengetahuan tentang nilai,

sikap, ritual dan custom, jenis pengelompokan, serta faktor kepemimpinan

baik formal maupun informal.

c. I dentifYing The Local Leaders

Segala usaha pemberdayaan masyarakat akan sia-sia apabila tidak

memperoleh dukungan dari pimpinan/tokoh-tokoh masyarakat setempat.

Untuk itu, faktor "the local leaders" harus selau diperhitungkan karena mereka mempunyai pengaruh yang kuat di dalam masyarakat.

d. Stimulating The Community To Realize That It Has Problems Di dalam masyarakat yang terikat terhadap adat kebiasaan, sadar atau tidak sadar mereka tidak merasakan bahwa mereka punya masalah yang

perlu dipecahkan. Karena itu, masyarakat perlu pendekatan persuasif agar

mereka sadar bahwa mereka punya masalah yang pe:rlu dipecahkan, dan

kebutuhan yang perlu dipenuhi.

e. Helping People To Discnss Their Problem

Memberdayakan masyarakat bermakna merangsang masyarakat untuk

mendikusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya dalam

(43)

33

f.

Helping People To Identify Their Most Press.Ing Problems

Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasi permasalahan yang paling menekan. Dan masalah yang paling menekan inilah yang harus diutamakan pemecahannya.

g. Fostering Self-Confidence

Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa percaya diri masyarakat. Rasa percaya diri merupakan modal utama masyarakat untuk berswadaya.

II. Deciding On A Program Action

Masyarakat perlu diberdayakan untuk menetapkan suatu program yang akan dilakukan. Program action tersebut perlu ditetapkan menurut skala prioritas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Tentunya program dengan skala prioritas tinggilah yang perlu didahulukan pelaksanaannya.

L Recognition Of Stmgths A11d Resources

Memberdayakan masyarakat berarti membuat masyarakat t1hu dan mengerti bahwa mereka memiliki kekuatan-kekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan pennasalahn diu1 memenuhi kebutuhannya.

j. Helping People To Continue To Work 011 Solving Their Problems

(44)

k. Increasing People Ability For Self-help

Salah satu tujuan pemberdayaan masyarakat adalan tumbuhnya kemandirian masyarakat. Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang sudah mampu menolong diri sendiri. Untuk itu, perlu selalu ditingkatkan kemampuan masyarakat untuk berswadaya.

B. Pemberdayaan Ekonomi

1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi

Selain Karl Marx dan Friedman, masih banyak pandangan mengenai pengertian pemberdayaan, sepe1ti Hulme dan Turn<:r (1990), Robert Dahl (1963), Kassam (1989), Sen dan Grown (1987), clan Paul(l 987), yang pada prinsipnya adalah bahwa pemberdayaan adalah penguatan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi masa depannya, penguatan masyarakat untuk dapat memperoleh faktor-faktor prodtlksi, dan penguatan masyarakat untuk dapat menentukan pilihan masa depannya. 12

Dari berbagai pandangan mengenai konsep pemberdayaan, maka dapat disimpulkan, bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah Penguatan Pemilikan Faktor-Faktor Prodtiksi, penguatan Penguasaan Distribusi Dan Pemasaran, penguatan Masyafakat Untuk Mendapatkan Gaji/Upah Yang Memadai, dan penguatan Milsyarakat Untuk Memperoleh Infonnasi,

12

http/www.bappenas.com/naskah no. 20 juni-juli 2000/ Friedmann (1992):

E1npo1vement: the Politics of Alternative Deve/opn1ent. Cambridge Mass: Black.well Publisher.

(45)

35

Pengetahuan Dan Ketrampilan, yang harus dilakukan secara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya scndiri, maupun aspek kebijakannya.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu proses yang dinamis, artinya perubahan yang te1:jadi menuntut adanya dinamika masyarakat dalam meningkatkan income per capita untuk memenuhi kehidupan sehari-hari guna mengantisipasi dan mempersiapkan kondisi ekonomi dimasa mendatang.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat haruslah mencapai berbagai aspek dengan memperhatikan hak, nilai dan keyakinan yang harus dihormati dan harus disertai kesadaran bahwa tujuan akhir dan perubahan yang dilakukan adalah untuk memperbaiki tingkat kesejahtraan seluruh masyarakat, bukan sekedar menaikan pendpatan satu kelompok.

(46)

h.55

2. Pola-pola Pemberdayaan Ekonomi

Pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat mempunyai ciri-ciri atau unsur-unsur pokok sebagai berikut: 13

a. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai b. Mempunyai wadah kegiatan yang terorganisir

c. Aktivitas yang dilakukan terencana, berlanjut., serta harus sesuai dengan kebutuhan dan sumberdaya setempat.

d. Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari b1:rbagai aspek yang terkait.

e. Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap-tahap pemberdayaan.

f. Menekankan pada peningkatan partisipasi masyarakat dalam ekonomi terutama dalam wirausaha.

Dengan demikian pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat bukan sekedar diartikan sebagai keharusan masyarakat untuk mengikuti suatu kegiatan, melainkan dipahami sebagai kontribusi ュエセイ・ォ。@ dalam setiap tahapan yang mesti dilalui oleh suatu program k,erja pemberdayaan masyarakat. Asumsinya masyarakatlah yang paling tahu kebutuhan da11 permasalahan yang mereka hadapi.

(47)

37

3. Strategi Pemberdayaan Ekonomi

Secara umum, pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat dibagi menjadi empat Strategi yaitu:14

a. The Growth Strtegy, penerapn strategi pertumbuhan ekonomi masyarakat pada umumnya dimaksudkan untuk mencapai peningkatan pendapatan yang cepat dalam nilai ekonomis melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk, produktivitas, pertanian, permodalan dan kesempatan ke1ja yang dibarengi dengan kemampuan konsumsi masyarakat terutama di pedesaan. b. The Welfare Strategy, strategi kesejahtraan ini pada dasamya

dimaksudkan untuk memperbaiki kesejahtraan masyarakat. Tetapi karena tidak dibarengi dengan pembangunan kultur dan budaya mandiri dalam diri masyarakat, maka yang tejadi adalah tingginya sikap ketergantungan masyarakat kepada pemerintah

c. The Responsive Stategy, strategi ini merupakan reaksi terhadap starategi kesejahtraan melalui pengadaan teknologi serta sumber-sumber yang sesuai bagi kebutuhan proses pembangunan.

d. The Integrated Or Holistic Strategi, dalam strategi ini, terdaj:lat tiga prinsip dasar sebagai konsep kombinasi dari unsur-unsur pokok ketiga stategis di atas, yaitu:

14

(48)

I) Persamaan, keadilan, pemerataan dan partisipasi merupakan tujuan yang secara cksplisit Imus ada dan strategi menyeluruh.

2) Memerlukan perubahan-perubahan mendasar, baik dalam komitmen maupun dalam gaya maupun cara kerja.

3) Keterlibatan badan publik dan oganisasi sosial secara terpadu.

Dengan demikian pola strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat haruslah mencapai berbagai aspek dengan memperhatikan hak, nilai dan keyakinan yang harus dihonnati dan harus disertai kesadaran bahwa tujuan akhir dan perubahan yang dilakukan adalah untuk memperbaiki tingkat kesejahtraan seluruh masyarakat, bukan sekedar menaikan pendapatan satu kelompok saja.

C. Pemberdayaan Ekonomi Wirausaha 1. Pengertian Wirausaha

Secara sederhana arti wirausahawan (Entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesemptan. Be1jiwa berani di dalam mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

(49)

39

percaya diri, efosiensi waklll, kreativitas, ketabahan, keuletan, kesungguhan, dan moralitas dalam menjalankan usaha mandiri yang tujuannya adalah untuk mempersiapkan individu maupun masyarakat agar dapat hidup layak sebagai manusia yang kehadirannya di tunjukan untuk mengembangkan dirinya, masyarakat, alam, dan kehidupannya.15

Pete F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang barn dan berbeda. Sementara itu, zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan pesoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).16

Revrisond Baswir mengatakan bahwa wirausaha adalah sector usaha sebuah perekonomian tertentu yang dihuni oleh massa rakyat kebanyakan. Memang hams, kebijakan yang menekankan pertumbuhan ekonomi itu, di lihat dari beberapa indikator umum ekonomi, terlibat adanya peningkatan taraf hidup masyarakat. H.S. Dillon, menjelaskan bahwa wirausaha adalah suattl system ekonomi yang memihak kepada kepentingan ekonomi sebagian rakyat secara manusiawi, adil dan demokratis.17

2. Wirausaba scbagai Proses Pemberdayaan

Pemberdayaan dan partisipasi merupakan strategi ym1g sangat potensial dalani rangka meningkatkan ekonomi, sosial dan transfonrnasi budaya. Proses ini, pada akhimya, akan dapat menciptakan pembangunan yang lebih

15

Arman Hakim Nasution dkk, Membangun Spirit Enterprenership .A1uda Indonesia. (Jakarta: PT Elex Komputincto 2001), cet 1, h 2

16

Kasmir, SE. MM, Kewirausahaan, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada 2006) h. 17 17

(50)

berpusat pada rakyat. Salah satu agen internasiona, 13angk Dunia misalnya, percaya bahwa partisipasi masyarakat di dunia ketiga merupakan sarana efektif untuk meajangkau masyarakat termiskin melalui upaya pembangkitan semangat hidup untuk dapat mendorong diri sendiri.18

Dalam hal ini cara terbaik untuk mengatasi masalah pembangunan adalah membiarkan semangat wiraswasta tumbuh dalam kehidupan masyarakat berani mengambil resiko, berani bersaing, menumbuhkan semangat untuk bersaing, dalam menemukan hal-hal baru (inovasi) melalui pmtisipasi masyarakat.

Pembangunan ekonomi kerakyatan melalui wirausaha merupkan ekonomi yang dihuni secara massif oleh masyarakt Indonesia sehingga menjadi hajat hidup umum. Dengan demikian, negara bertanggung jawab alas kelangsungan dan kesuksesan model perekonomian wirausaha ini. Upaya pengembangan sumberdaya ekonomi kerakyatan berkaitan erat dengan persoalan "pemihakan" pada pengembangan usaha kecil dan menengah.

Tanpa bermaksud menggusur keberadaan kelompok bisnis besar, yang harus jadi persoalan adalah pemerataan asset ekonomi dengan basis !uas seoagai dasar pijakan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi. Karena pemihakan pada pengembangan usaha··usaha kerakyatan adalah keharusan politik dalam rangka peningkatan pangsa ekonomi dalam terlaksananya pertumbuhan yang berkelanjutan.19

18

Hikmat, R. Harry. Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama Press, 2004) cet ke-2 ha! 4

19

(51)
[image:51.595.84.440.193.492.2]

BABHI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DAN PROGRAM RAKSA DESA

A. Keadaan Demografis dan Monogafis Desa Tarikolot

1. Geografis

Desa Tarikolot merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor. Desa Tarikolot memiliki wilayah 252 Ha dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Citeureup b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gunungsati c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pasir Mukti

d.

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Karang Asem Tittiltr

Luas tanah Desa Tarikolot 252 Ha terdiri dari tanah sawah 60 I-Ia, Tahah darat dan lain-lainnya seluas 192 Ha. Sebagian besar tanah Desa Tarikolot adalah pesawahan memungkinkan daerah ini cocok sekali untuk pertanian.1 2. Demografis

Desa Tarikolot memiliki luas wilayah 252 Ha dihuni oleh 16.320 jiwa penduduk, yang terdiri dari 3388 Kepala Keluarga (KK) tersebar di 6 RW dan 33 RT. Jika melihat perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah yang ada, Desa Tarikolot merupakan wilayah berpenduduk jarang (kurang padat).

1

(52)

Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Desa Tarikolot kurang seimbang. Dari data yang ada dapat diketahui bahwa jumlah total penduduk laki-laki sebanyak 5473 orang, sementara jumlah total penduduk perempuan sebanyak 10162 orang.

Penyebaran penduduk di Desa Tarikolot kurang merata disetiap RW. Seperti pada data yang penel iti dapatkan ketika m1iwawancarai Bapak Sekretaris Desa (Sekdes) Moch. Yusuf El Zam'zami mengatakan bahwa jumlah penduduk yang berada di RW 01 sebanyak 4563 orang, RW 02 sebanyak 1150 orang, RW 03 sebnyak 3761 orang, RW 04 sebanyak 4217 orang, RW 05 sebanyak 1518 orang, RW 06 Sebanyak 421 orang data ini diambil dari hasil laporan pertanggungjawaban Kepala Desa Tarikolot tahun 2006. Untuk memperjelas gambaran umumjuntlah pendliduk Desa Tarikolot dapat dilihat pada Tebel I berikut:

NO

I

2 3 4 5 6

[image:52.595.84.446.192.689.2]

Tabell.a

Penduduk Desa Taril,lJlot

Penduduk Jun1.lah Jumlah Jiwa 15635 Jiwa

Laki-laki 5473 Jiwa

Wanita 10162 Jiwa

JumlahKK 3098 Jiwa Pengangguran 2200 Jiwa

JumlahRW 6

(53)

38

7 Jumlah RT 8

Sumber: Laporan pertanggungjawaban Kepala Desa Tarikolot September 2006 Tabet 1.b

Usia Kerja

--No Usia ke1ja Jumlah I 18-25 Tahun 1094 Jiwa

--2 26-36 Tahun 1412 Jiwa

--3 37-50 Tahun 2161 Jiwa

Sumber: Laporan pertanggungjawaban Kepala Desa Tarikolot September 2006 Tabet 1.c

Usia Sekolah No Usia Sekolah Jumlah

--1 7-15 Tahun 2161 Jiwa

--2 16-18 Tahun 927 Jiwa

--Sumber: Laporan pertanggungjawaban Kepala Desa Tarikolot September 2006

Mayoritas penduduk Desa Tarikolot beragama Islam. Dari data yaliit ada diketahui bahwa penduduk Desa Tarikolot yang beraga.ma ·Islam sebahyak 15547 orang, penduduk yang beragama Kristen 52 orang dan katolik

10

(54)

Kehidupan beragama di Desa Tarikolot cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan sementara, sampai saat ini tidak pcrnah terjadi konflik berlatar agama ataupun SARA (Suku Agama Ras Dan Antar Golongan) di Desa Tarikolot. Masing-masing pemeluk agama saling menghormati dan dapat hidup berdampingan secara damai. Dalam bern1asyarakat mereka tidak memandang agama.

Tabel3

Jumlah Penduduk Menu rut Agama

RW Islam Kristen Katolik Hindu -Budha Lain-lain

I

4538

16

8

6

-

-2

1138

8

-

-

4

-3

3749

4

6

2

-

-4

4199

12

6

-

-

-5

1507

7

-

-

-

-6

416

5

-

-

-

-TOTAL

15547

52

20

12

4

0

[image:54.595.65.437.201.553.2]
(55)

40

(3199) orang, lulusan Sekolah Menengah Atas sebanyak 2350 orang, Sarjana SI sebanyak 27 orang.

Untuk menunjang kemajuan pendidikan penduduk, Desa Tarikolot juga memiliki sarana dan prasarana pendidikan baik yang bersipat relijius (agama) maupun umum yang ada di Desa Tarikolot seperti: Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 2 buah, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 6 buah, Sekolah Tingkat Pertama (SMP) sebanyak 2 buah, Sekolah Tingkat Alas (SLTA) sebanyak I buah, Pondok Pesantren sebanyak 7 buah, Majlis Ta'lim sebanyak I 0 buah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada label 4 berikut:

Tabel 4.a

Jumlah Penduduk Menurnt Tingkat Pendidikau2

SD SLTP SLTA SI

Jumlah

3821

3199

2350

27

t_2 __

+-s_3 __

_,

エNセMセ@

Tabel 4.b

Jumlah Saraua Pendidikau TK SD SLTP SLTA Ponpes Majlis ·

Jumlah 2 6 2 I 7 IO

Dari Tabel 5 di bawah dapat diketahui jumlah pencluduk menmut mata pencaharian. Penduduk yang berpropesi sebagai Industri Kecil sebanyak 275 orang, Buruh Pabrik sebanyak 876 orang, Propesi Bengkel Las sebanyak 15

2

[image:55.595.62.442.190.580.2]
(56)

orang, Bcngkel Mobil/Motor sebanyak 15 orang, Tukang Jahit sebanyak 25

orang, Pedagang scbanyak 115 orang, Warung sebanyak 60 orang, Kios

sebanyak 55 orang, Petani sebanyak 25 orang, Berkebun sebanyak 6 orang,

Kuli Bangunan 43 orang, Supir Angkot sebanyak 33 orang, Tukang Ojeg sebanyak 480 orang, ABRI sebanyak 9 orang, Pensiunan sebanyak 17 orang,

PNS sebanyak 45 orang, lain-lain sebanyak 7817 orang.

Dilihat dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa mata pencaharian

ataupun pekerjaan yang paling banyak digeluti oleh penduduk Desa Tarikolot

adalah Buruh Pabrik. Tentunya hal ini didukung oleh perkembangan industri

yang ada di Desa Tarikolot seperti PT Ricki Putrn Globalindo Tbk, PT

Wachoal Indonesia COY, PT Untung Terns Sejahtera, PT Sari Rasa dan

lain-lain.

Tabet 5

Jumlah Peududuk Meuumt Mata Peucal11a1'ian3

NO Mata Pencaharian Jumlah Penduduk

1 Industri Kecil 275 Orang

2 Buruh Pabrik 876 Orang

3 Bengkel Las 15 Orang

4 Bengkel Motor/Mobil 15 Orang

5 Tukang Jahit 25 Orang

6 Pedagang 115 Orang

7 Warung 60 drang

3

(57)

42

·-·

______

...

8 Kios 55 Orang

- - - -_,,_,.,.

__________

._

·--··-·

---·---9 Petani 25 Orang

- · - ·-

-10 Berkebun 6 Orang

11 Kuli Bangunan 43 Orang 12 Sopir Angkot 33 Orang

13 Tukang Ojeg 480 Orang

14 ABRI 9 Orang

15 Pensiunan 17 Orang

16 PNS 45 Orang

17 Lain-lain 7817 Orang

B. Pentingnya Pemberdayaan Ekonomi di Desa TaNlr.olot

Penguatan ekonomi rakyat atau pemberdayrum masyarakat dalam ekonomi, tidak beratti mengalienasi pengnsaha besar atau kelompok ekonomi kuat. Karena pemberdayaan memang bukan menegaskan yang laih, tetapi give power to everybody. Pemberdayaan masyarakat dalatn bidang ekohohli adalah penguatan bersama, dimana yang besar hanya akan berkembang ki!lau ada yahg kecil dan menengah, dan yang kecil akan berkembang kalau ada yang besar dari menengah. Daya saing yang tinggi hanya ada jika ada kete:rkaitan antara ケ。ィセ@ besar dengan yang menengah dan kecil. Sebab hanya dengan keterkaitan produksi yang adil, efisiensi akan terbangnn. 4

4

http/www.bappenas.com/naskah no. 20 juni-juli 2000/ Pranarka dan Vidhyandika

Gambar

Tabel I Penduduk Desa Tarikolot ................................................................
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Penduduk Tabell.a Desa Taril,lJlot
Jumlah Penduduk Tabel3 Menu rut Agama
+6

Referensi

Dokumen terkait

Belum adanya syslog server yang dapat menampilkan log jika terjadi serangan di sebuah jaringan client yang ditampilkan secara terpusat untuk memudahkan para admin wahana

1) Nilai Sosial (social) , persepsi pelanggan terhadap kinerja jasa perbankan sesuai dengan harapan pelanggan atau merasa tidak puas. 2) Nilai emosi (emotional), utilitas

Equity ) pada bank pemerintah selama periode penelitian Triwulan I tahun 2010 sampai dengan Triwulan II tahun 2015 besarnya kontribusi seluruh variabel bebas terhadap

Sejalan dengan penerapan konsep pembangunan Pontianak sebagai kota perdagangan dan jasa, maka untuk memperoleh kualitas lingkungan kota yang baik dan nyaman, sebaiknya luas

Proses pengolahan meliputi degumming, bleaching, deodorizing, dan fraksinasi hingga diperoleh minyak goreng dan margarin.. Pengendalian mutu yang dilakukan oleh QC untuk

Penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Cash Value Added terhadap Harga Saham Perusahaan Whole Sale and Retail Trade di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008”

[r]

Tiga puluh enam ekor tikus galur Sprague Dawley dibagi dalam enam kelompok perlakuan yaitu kelompok normal tanpa paparan asap rokok, kelompok negatif menerima CMC-Na 10%,