• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis produksi program dakwah fajar islami di radio sheba 99,3 FM Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis produksi program dakwah fajar islami di radio sheba 99,3 FM Bogor"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

Fitria Ramdani

NIM: 106051001749

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Sidang Munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 07 Januari 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Strata Satu (S1) pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 07 Januari 2011

Sidang Munaqosyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Drs. Wahidin Saputra, M.Ag Umi Musyarrofah, MA NIP: 19700903 199603 1 001 NIP: 19710816 199703 2 002

Penguji I Penguji II

Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si Dr. Fatmawati, MA NIP: 19690607 199503 2 003 NIP: 19760917 200112 2 002

Pembimbing,

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 31 Desember 2010

(4)

Kecanggihan teknologi komunikasi radio yang turut serta mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dalam kegiatan dakwah. Dengan mengetahui kelebihan radio, maka media radio dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah. Dari sekian banyak jumlah media komunikasi massa bersifat audio (radio) sebagian masyarakat Bogor barat menganggap Sheba radio yang terdapat di frekuensi 99,3 FM di pandang sebagai komunikasi yang mampu tampil beda dalam memberikan pelayanan kepada pendengarnya dengan berupaya menyajikan program yang bernuansakan islami yang sangat kental sekali dengan budaya sundanya. Selain itu, suatu program yang berkualitas tentu saja dipengaruhi oleh bagaimana program itu diproduksi dan dikemas. Suatu produksi yang baik, tentu akan menghasilkan program yang baik pula.

Berdasarkan latar belakang dan pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pra produksi program dakwah “Fajar Islami” di radio Sheba 99,3 FM Bogor?, bagaimana pelaksanaan produksi program dakwah “Fajar Islami” di radio Sheba 99,3 FM Bogor? dan bagaimana pasca produksi program dakwah “Fajar Islami” di radio Sheba 99,3 FM Bogor?.

Pada tahap awal program Fajar Islami ini dimulai dengan pra produksi, dimana tim produksi melakukan proses penemuan ide, perencanaan dan persiapan. Dilanjutkan dengan proses produksi yang dilakukan langsung (live), dengan format talkshow dengan konsep dialog interaktif yaitu setiap hari pukul 05.00-06.00 WIB. Sedangkan proses evaluasi hanya dilakukan setiap hari Jum’at dan berlaku untuk semua program.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Yaitu dengan mengutamakan hasil perolehan data yang didapat melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi dengan mendatangi langsung kantor radio Sheba 99,3 FM Bogor dan bertemu langsung dengan crew Sheba FM. Kemudian temuan-temuan tersebut dikritisi secara deskriptif, dengan maksud agar nantinya pembaca dapat memahami tentang permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Tentunya dengan menggunakan teori-teori yang telah didapat.

(5)

Alhamdulillahirabbil‟alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dengan izin-Nya dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan serta suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Dalam segala sesuatu yang kita perjuangkan tentunya tidak lepas dari segala kesulitan, hambatan dan rintangan, baik dari segi waktu, materi dan perasaan. Namun itu semua harus dilalui penulis, dengan penuh keyakinan dan semangat yang tinggi, penulis mencoba terus berjuang dan berdoa untuk dapat menyelesaikan penelitian ini. Dan alhamdulillah, berkat pertolongan Allah SWT dan bantuan semua pihak yang turut andil dalam memberikan do’a, moril dan materil serta keikhlasan dalam membimbing penulis akhirnya karya sederhana ini dapat diselesaikan. Dengan penuh rasa syukur, pada kesempatan ini penulis haturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

(6)

3. Drs. Jumroni, M. Si. Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus sebagai Penasehat Akademik dan dosen Pembimbing, yang telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

4. Dra. Umi Musyarofah, MA. Selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak serta Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan arahan pengembangan intelektual penulis selama perkuliahan.

(7)

kasih sayang dan perhatiannya dalam menyelesaikan perkuliahan dan mengarungi hidup ini.

8. Saudara-saudaraku, Teh Pipit Ageung, Teh Ipay, Bedi, Zian, Disa yang selalu memotivasi dan menemani penulis.

9. Alip Aji Proyogo yang selalu menemani penulis dalam suka maupun duka dan tak henti-hentinya mendoakan dan memotivasi penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

10.Sahabat-sahabatku di Al-Mukhlishin, Nika, Dika, Santi, Roni dan Ule yang selalu setia menemani penulis. Teman-teman KKS Cikadu Plara, LOGIKA yang sedikit banyak telah memberikan berbagai pengetahuan kepada penulis mengenai ilmu komunikasi dan perkembangannya. Rekan-rekan di RGI (Rumah Gemilang Indonesia) Al-Azhar Peduli Umat dan Shubuh Net yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

11.Seluruh teman-teman KPI angkatan 2006, khususnya Ade, Richa, Dila, Ratih, Sofi, Biah, Septi, Afaf, Ami, Nuri, Lia, Ane, Dian, Eka, Wawan, Dimas, Pandu, Argo, Adul, Fahdi, Fauzi, David, Adit, Ragil, Agan, Rifa’i,

(8)

“Tak ada gading yang tak retak,” mungkin itu kata-kata yang pantas untuk

skripsi ini. Tulisan ini jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi, bahasa, penulisan dan sebagainya. Oleh sebab itu dengan keterbukaan hati penulis untuk menerima kritikan dan saran yang membangun demi menuju kesempurnaan.

Dan terakhir hanya kepada Allah SWT penulis pasrahkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat adanya dan semoga Allah SWT membalas jasa baik yang telah diberikan kepada penulis dari berbagai pihak selama pembuatan skripsi ini, dengan mendapatkan balasan yang sempurna dan berlipat ganda hendaknya, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 31 Desember 2010

(9)

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Analisis Produksi ... 15

B. Produksi Siaran Radio ... 17

C. Program Radio ... 21

D. Dakwah... 27

E. Radio ... 33

BAB III GAMBARAN UMUM RADIO SHEBA 99,3 FM BOGOR DAN PROFIL PROGRAM DAKWAH “FAJAR ISLAMI” A. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Radio Sheba 99,3 FM ... 40

(10)

BAB IV ANALISIS PRODUKSI PROGRAM DAKWAH “FAJAR

ISLAMI” DI RADIO SHEBA 99,3 FM BOGOR

A. Pra Produksi Program Dakwah “Fajar Islami” ... 57

B. Pelaksanaan Produksi Program Dakwah “Fajar Islami” ... 71

C. Pasca Produksi Program Dakwah “Fajar Islami”... 74

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 78

B. Saran-saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajauan teknologi dan informasi di zaman sekarang sudah sangat maju sedemikian pesat dan modern, dimana metode dan media yang digunakan dalam berkomunikasi dan berdakwah juga harus mengikuti serta menyesuaikan perkembangan zaman tanpa menafikan metode dan media lama yang tradisional dan klasik. Lajunya perkembangan zaman memacu tingkat kemajuan ilmu dan teknologi komunikasi sebagai sebuah sarana yang dapat menghubungkan suatu masyarakat di satu tempat dengan masyarakat di tempat lain. Dan kecanggihan teknologi yang ikut mempengaruhi aspek kehidupan manusia.1

Media yang dimaksud adalah media massa yang mempunyai karakteristik dan memiliki kemampuan dalam menarik perhatian khalayaknya secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous). Maka sesuai dengan sifatnya yang digunakan sebagai penyampai pesan-pesan komunikasi masa, media masa harus benar-benar mendapatkan perhatian yang lebih dan pengawasan karena hal ini bersangkutan dengan khalayak yang akan diterpa media tersebut.2

Banyaknya jumlah media auditif (radio) dan audio visual (televisi) yang ada saat ini tidak diimbangi dengan usaha bagaimana mengemasnya menjadi komunikasi massa yang tetap berada dalam system komunikasi massa dengan

1

M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu, 1997), cet. Ke-1, h. 33.

2

(12)

format siaran program-program yang islami, sehingga hasil yang akan dicapai tidak keluar dari konteks agama islam.

Dari sekian banyak jumlah media komunikasi massa bersifat audio (radio) sebagian masyarakat Bogor menganggap Sheba radio yang terdapat di frekuensi 99,3 FM di pandang sebagai komunikasi yang mampu tampil beda dalam memberikan pelayanan kepada pendengarnya dengan berupaya menyajikan program yang bernuansakan islami yang sangat kental sekali dengan budaya sundanya.

Radio SHEBA FM berdiri dari sebuah gagasan seorang mantan jurnalis yang sudah 26 tahun berkiprah di dunia radio dan televisi. Bapak H. Max Sopacua yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua komisi IX di DPRRI, mempunyai cita-cita memiliki sebuah radio broadcast. Radio SHEBA FM berkiprah ke masyarakat menengah ke bawah yang kental terhadap budaya sunda dan beroperasi dengan nuansa sunda. Setelah melakukan siaran percobaan selama satu bulan maka pada tanggal 26 Januari 2009 Radio SHEBA FM secara resmi mengudara sebagai media hiburan dan informasi bagi masyarakat kabupaten Bogor bagian barat. Hal ini sejalan dengan akan dimekarkannya kabupaten Bogor bagian barat menjadi kabupaten Bogor barat pada awal tahun 2010 yang akan datang. Dengan demikian Radio SHEBA FM satu-satunya media hiburan dan informasi di kawasan kabupaten Bogor bagian barat.

(13)

hiburan (lagu pop Sunda, dangdut, pop Indonesia dll) dan 50% sarana informasi, pelayanan publik dan pendidikan baik pendidikan formal ataupun agama, yang menjadikan Radio Sheba FM sebagai media penerangan bagi masyarakat Bogor barat khususnya.

Radio SHEBA FM hadir dengan percaya diri membawakan konsep informatif dan hiburan bagi masyarakat Kabupaten Bogor, dengan slogan “Suara Bogor

Barat” yang telah menggema di setiap „hati pendengar setia’ radio ini.

Radio SHEBA FM bukan hanya menyajikan hiburan bagi masyarakat tetapi dapat dijadikan fasilitator komunikasi dan sosialisasi bagi masyarakat, seperti informasi tentang program pemerintah yang sulit dijangkau hingga pelosok daerah Bogor. Program acara yang disajikan bersifat informatif, edukatif dan interaktif sehingga menjadikan Radio SHEBA FM menjadi radio pionier yang menyuarakan aspirasi masyarakat di kabupaten Bogor barat.3

Namun dibalik siaran utamanya itu Sheba radio masih memikirkan masyarakatnya yang mayoritas beragama islam dengan berupaya menyajikan program yang bernuansakan islami. Program “Fajar Islami” yakni salah satu

program dakwah yang ada di Sheba radio, yang membahas tentang materi dakwah yang berkaitan dengan ajaran islam. Program siaran ini disiarkan secara langsung setiap hari jam 05.00-06.00 WIB dengan diisi oleh seorang narasumber yang ditemani oleh seorang penyiar dan interaktif by phone atas tema yang diangkat

3Budianto, “Profil Radio Sheba FM,”

(14)

saat itu.. Acara ini bertujuan sebagai pencerahan bagi pendengar di pagi hari sebelum melakukan aktifitasnya. Para pendengar cukup antusias mendengarkan program dakwah ini. Permasalahan-permasalahan agama tersebut dibahas dalam konteks kehidupan sehari-hari. Sekaligus mencari solusi dari permasalahan tersebut berdasarkan Al-Quran dan Hadist.

Kecanggihan teknologi komunikasi radio juga turut serta mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dalam kegiatan dakwah. Dengan mengetahui kelebihan radio, maka media radio dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah. Sebab sangat diharapkan dengan dakwah yang dilakukan melalui program siaran radio, dapat berjalan efektif dan efisien sebagai salah satu pola penyampaian informasi dan upaya transfer ilmu pengetahuan dan agama.4

Penyampaian pesan juga seolah-olah langsung antara komunikator dengan komunikan, dan informasi yang disampaikan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio.5

Dengan demikian, siaran radio dapat dinikmati oleh semua kalangan dilapisan masyarakat sesuai dengan minat dan keinginan masyarakat. Program siaran radio yang berkualitas dapat dinikmati kapan saja dan dimana saja, selagi norma pada masyarakat masih berlaku bagi siaran radio tersebut, maka siaran radio juga bisa dijadikan sebagai sarana yang dapat digunakan untuk media berdakwah. Sebab sangat diharapkan bahwa dakwah yang dilakukan melalui siaran radio dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

4

M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikatif Dakwah (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu jaya, 1997), cet. Ke-1, h. 33.

5

(15)

Selain itu, suatu program yang berkualitas tentu saja dipengaruhi oleh bagaimana program itu diproduksi dan dikemas. Suatu produksi yang baik, tentu akan menghasilkan program yang baik pula. Berdasarkan latar belakang dan pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian skripsi dengan diberi judul: “Analisis Produksi Program Dakwah Fajar Islami di Radio Sheba 99,3 FM Bogor.”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dalam penyusunan skripsi ini, batasan masalah pada program dakwah Fajar Islami di Radio Sheba FM yang disiarkan setiap hari pada pukul 05.00-06.00 WIB hanya pada bulan November 2010.

Berdasarkan batasan masalah di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pra produksi program dakwah Fajar Islami di radio Sheba FM? 2. Bagaimana pelaksanaan produksi program dakwah Fajar Islami di radio

Sheba FM?

3. Bagaimana pasca produksi program dakwah Fajar Islami di radio Sheba FM?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

(16)

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan produksi program dakwah Fajar Islami di radio Sheba FM.

c. Untuk mengetahui dan menganalisis pasca produksi program dakwah Fajar Islami di radio Sheba FM.

2. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan tersebut diharapkan dari hasil penelitian ini diperoleh manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan tambahan referensi, informasi atau teori-teori bagi studi-studi selanjutnya khususnya mahasiswa dakwah, komunikasi dan jurnalistik yang mempelajari tentang produksi program dakwah di radio komersil. Dan dapat memberikan gambaran tentang penggunaan media massa khususnya radio yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah islam secara efektif dan efisien. b. Manfaat Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para da’i, aktivis dakwah serta memberikan masukan terhadap para praktisi

penyiaran terhadap pemanfaatan media elektronik sebagai media dakwah dengan kemasan yang lebih kreatif dan menarik. Kemudian memberikan inspirasi bagi para da’i dalam kegiatan dakwahnya, yang tidak hanya

[image:16.595.136.524.99.441.2]
(17)

dakwah di radio yang menarik serta dapat memenuhi kebutuhan spiritual khalayak dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

D. Metodologi Penelitian

1. Metodologi Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu, mengamati secara cermat berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sehingga penerapan media kualitatif dalam penelitian ini sangat mengutamakan hasil perolehan data yang didapat melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi dengan mendatangi langsung kantor radio Sheba 99,3 FM yang beralamat di Jl. Raya Leuwiliang Km. 22 Kab. Bogor dan bertemu langsung dengan Bapak Fredy F. Carmen sebagai penanggung jawab siaran dan penyiar program Fajar Islami dan juga Bapak Rian Prakarsa sebagai operator produksi dan Bapak Budianto sebagai music director dan Bapak M. Imaduddin sebagai narasumber serta pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Kemudian temuan-temuan tersebut dikritisi secara deskriptif, dengan maksud agar nantinya pembaca dapat memahami tentang permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini dengan menggunakan teori-teori yang telah didapat.

2. Subjek dan Objek Penelitian

(18)

Islami di Radio Sheba 99,3 FM Bogor barat yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi.

3. Tekhnik Pengumpulan Data

Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini, tekhnik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui:

a. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan langsung mengenai produksi program dakwah Fajar Islami di radio Sheba 99,3 FM Bogor dengan mengadakan kunjungan langsung ke kantor dan studio radio Sheba 99,3 FM yang beralamat di Jl. Raya Leuwiliang Km. 22 Kab. Bogor untuk mencari data mengenai produksi program dakwah Fajar Islami dimulai dari pra produksi, proses produksi dan pasca produksi. Serta melakukan pengamatan yang bersifat tidak langsung yaitu dengan mendengarkan rekaman siaran radio program Fajar Islami yang penulis dapatkan dari operator produksi radio Sheba FM yaitu: Bpk. Rian Prakarsa.

b. Wawancara/Interview

(19)

yang terkait di dalamnya. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data akurat dengan penelitian ini.

c. Dokumentasi

Setelah melakukan pantauan dan wawancara, maka peneliti melakukan dokumentasi atau penyimpanan data-data yang diperlukan untuk penelitian. Bahan-bahan yag didokumentasikan oleh peneliti berupa artikel-artikel, hasil wawancara, foto, serta rekaman video ataupun audio mengenai program Fajar Islami edisi bulan November 2010 selama 30 hari. Bahan-bahan dokumentasi ini nantinya akan sangat dibutuhkan sebagai bahan penguat atas kebenaran yang diperoleh.

4. Teknik Analisis Data

Berdasarkan data-data yang sudah terkumpul oleh peneliti melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, maka kemudian peneliti mengolah data-data tersebut. Peneliti kemudian mendeskripsikan, menggambarkan dan menginterpretasikan semua data-data yang terkumpul dengan apa adanya terlebih dahulu.

(20)

rupa antara hubungan dan variabelnya, kemudian dilakukan analisis berdasarkan logika.

5. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kantor dan studio radio Sheba 99,3 FM yang beralamat di Jl. Raya Leuwiliang Km. 22 Kab. Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan.

6. Teknik Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, Cet. Ke-2.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah membandingkan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Cukup banyak penelitian skripsi sebelumnya membahas mengenai program radio. Namun dari judul-judul yang ada, baik di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun di Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, belum ditemukan judul penelitian skripsi mengenai Analisis Produksi Program Dakwah Fajar Islami di Radio Sheba 99,3 FM Bogor.

(21)

peneliti temukan antara lain:

1. Analisis Program Dakwah Tazqia Qaldu bersama H.M. Arifin Ilham di Radio Music City FM Jakarta, tahun 2008. Penulisnya adalah Sofiatun. Penelitiannya membahas tentang proses perencanan, pelaksanaan, evaluasi dan kegiatan dakwah, serta membahas mengenai kekurangan dan kelebihan program Tazqia Qalbu.

2. Analisis Produksi Program dakwah “Assalamu‟alaikum” di M2 Radio 88,2 FM

Bekasi. Penulisnya adalah Novita Roliana. Penelitiannya membahas tentang program Assalamu‟alaikum di radio M2 88,2 FM Bekasi dimana penulis meneliti tentang proses produksi, evaluasi dan profil mengenai radio M2 88,2 FM Bekasi.

3. Analisis Program Siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio Prambors 102,2 FM Jakarta. Penulisnya Intan Leliana. Penelitiannya mengulas tentang program siaran balada cerita ramadhan di radio prambors 102,2 FM Jakarta mulai dari pra produksi, produksi hingga pasca produksi.

4. Analisis Program Embun Pagi Radio Persada 12,78 AM Tanggerang. Penulisnya Awaluddin. Penelitiannya mengungkapkan pengaruh dari program siaran embun pagi di radio persada 12,78 FM, selain itu penulis juga meneliti tentang kredibilitas seorang penyiar dalam membawakan acara siaran radio. 5. Analisis Deskriptif Produksi Program Siaran Cahaya Pagi di Radio Republik

(22)

6. Analisis Program Mutiara Pagi The Power of Life di Radio Trijaya FM. Penulisnya yaitu Husni Mubarok. Penelitiannya membahas mengenai proses produksi program mulai dari perencanaan, produksi dan evaluasi acara Mutiara Pagi The Power of Life.

Dari judul skripsi di atas, intinya semua membahas mengenai program radio. Adapun penelitian yang dilakukan di radio Sheba FM ini yaitu membahas mengenai pra produksi program dakwah Fajar Islami, proses produksi program dakwah Fajar Islami dan pasca produksi program dakwah Fajar Islami serta kelebihan dan kekurangannya. Perbedaan dari penelitian skripsi sebelumnya yaitu terletak pada program yang disiarkan, waktu acara dan tempat penelitian. Selain itu objek penelitiannya juga berbeda, dimana penulis meneliti salah satu radio di Bogor yang berkiprah ke masyarakat menengah kebawah yang kental terhadap budaya sunda dan beroperasi dengan nuansa sunda. Radio SHEBA FM setia menemani pendengarnya dengan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Bogor pada umumnya dan masyarakat Bogor bagian barat khususnya. Radio SHEBA FM hadir dengan percaya diri membawakan konsep informatif dan hiburan bagi masyarakat Kabupaten Bogor, dengan slogan “Suara Bogor Barat”

yang telah menggema di setiap „hati pendengar setia’ radio ini. Radio SHEBA FM

(23)

Radio SHEBA FM menjadi radio pionier yang menyuarakan aspirasi masyarakat di kabupaten Bogor barat.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang baru diuraikan dalam penelitian ini, maka penulis membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab, masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Dalam bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Materi yang dibahas dalam bab ini yaitu Analisis Produksi, Produksi Siaran Radio yang meliputi Acuan Dasar Siaran Radio, dan Tahapan Produksi Program Radio, Program yang meliputi Pengertian Program dan Jenis-jenis Program, Dakwah yang meliputi Pengertian, Tujuan, serta Subjek dan Objek Dakwah dan yang terakhir Radio yang meliputi Pengertian, Fungsi dan Karakteristik Radio.

Bab III: Gambaran Umum Radio Sheba 99,3 FM Bogor dan Profil Program

Dakwah “Fajar Islami”

(24)

Manajemen Profil, Program Radio Sheba 99,3 FM Bogor dan Profil Program Dakwah “Fajar Islami.”

Bab IV: Analisis Produksi Program Dakwah “Fajar Islami” di Radio Sheba

99,3 FM Bogor

Pada bab ini menjelaskan tentang Pra Produksi Program Dakwah Fajar Islami, Pelaksanaan Produksi Program Dakwah Fajar Islami dan Pasca Produksi Program Dakwah Fajar Islami serta kelebihan dan kekurangannya.

Bab V : Penutup

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Analisis Produksi

Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.1

Analisis sepadan dengan kata analisys, yaitu membuat atau menganalisa perancangan alur, sehingga menjadi mudah dan gamblang untuk dibuat maupun dibaca, dapat berarti juga analisa, pemisahan, pemeriksaan yang teliti.2

Sedangkan Menurut Masduki, produksi siaran merupakan keterampilan memadukan wawasan, kreatifitas dan kemampuan mengoperasikan peralatan produksi, karena produksi adalah kawasan kunci dalam aktivitas di radio siaran.3

Produksi siaran merupakan kegiatan penyelenggaraan siaran, yaitu rangkaian mata acara dalam bentuk audio atau visual yang ditransmisikan dalam bentuk sinyal suara melalui udara maupun melalui kabel yang dapat diterima oleh pesawat penerima (radio) di rumah-rumah. Karenanya proses penyiaran merupakan proses yang panjang tetapi memerlukan waktu yang relatif singkat.4

1

TIM Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), ed. 3, cet. Ke-3, h. 43.

2

John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: PT Gramedia, 1990), h. 28.

3

Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional (Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS, 2004), cet. Ke-1, h. 45.

4

(26)

Dalam proses produksi dibutuhkan sebuah tim, di mana sebuah tim produksi harus mampu bekerjasama dengan satu tujuan mewujudkan suatu ide menjadi acara yang berkualitas. Kerjasama ini harus berkesinambungan dari mulai pra produksi, produksi acara, pasca produksi, hingga sebuah acara disiarkan, tim tersebut harus menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing dalam koridor perencanaan yang telah disusun.5

Penyiaran dapat terjadi karena tersedianya alat-alat untuk siaran, sementara itu tujuan penyiaran yang klasik adalah “untuk membuat acara

siaran” dan akhirnya mengarah pada tujuan akhir penyiaran, yakni

menghibur, mendidik, dan mewartakan.6

Produksi siaran radio mempunyai berbagai macam format dan materi, beberapa diantaranya terkadang memiliki prosedur atau tata laksana kerja yang berbeda. Namun, terkadang pula setiap materi program mendapatkan perlakuan khusus berdasarkan karakteristik dan spesifikasinya.

Dalam pengertian analisis produksi disini adalah dimana dalam setiap produksi itu memilki beberapa tahapan yang harus kita ketahui. Menganalisa berarti kita menyelidiki proses itu terjadi sehingga kita mengetahui dengan pasti akan kebenarannya.

5

Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007), cet. Ke-1, h. 29.

6

(27)

B. Produksi Siaran Radio

1. Acuan Dasar Siaran Radio

Acuan dasar di bawah ini merupakan hal yang sangat penting di dalam merencanakan, memproduksi dan menyiarkan suatu acara bagaimanapun bentuk dan sifatnya, ada lima acuan dasar yang sangat penting, yaitu ide, pengisi acara, peralatan, satuan kerja produksi dan pendengar. Kelima acuan ini satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan, akan saling terkait dengan yang lainnya dan saling melengkapi agar tercipta hasil produksi yang lebih baik.

a. Ide

Ide merupakan sebuah rencana di mana pada rencana tersebut akan disusun pesan-pesan yang akan disampaikan kepada para komunikan (pendengar), melalui medium radio dengan tujuan tertentu.

b. Pengisi Acara

Pengisi acara terdiri dari penyiar, bintang tamu, artis, seorang tokoh, seorang pakar, cendikiawan, ulama dan sebagainya yang memiliki kemampuan tertentu dalam bidangnya untuk tampil dalam sebuah acara siaran.

c. Peralatan

(28)

d. Organisasi Pelaksana Produksi

Seorang produser harus memikirkan penyusunan organisasi pelaksanaan produksi yang serapi-rapinya, sebab bila tidak, akan menghambat jalannya produksi dan itu berarti kerugian waktu dan biaya. Dalam proses produksi diperlukan waktu yang panjang dan berliku-liku, dan diantaranya kerabat kerja harus mampu menjalin kerjasama yang benar-benar kompak, karena itu harus mampu menciptakan suatu satuan kerja yang “one well coordinated unit”.

Kelompok kerja produksi dibagi menjadi 3 satuan kerja yang terdiri dari:

1) Satuan kerja produksi/siaran 2) Satuan kerja fasilitas produksi

3) Operator teknik atau satuan kerja teknisi (engineering) e. Pendengar

Mereka adalah sasaran dari setiap acara yang disiarkan dan mereka merupakan faktor yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya acara yang telah disiarkan.

2. Tahapan Produksi Program Radio

(29)

a. Pra Produksi (perencanaan dan persiapan)

Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres.

Tahap pra produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut: 1. Penemuan ide

Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan dalam membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah atau mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.

2. Perencanaan

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan penyiar, estimasi biaya, penyediaan biaya, waktu siaran, dan rencana lainnya yang merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.

3. Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua hal dalam perencanaan, latihan penyiar, dan pembuatan setting suara, meneliti dan melengkapi semua peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan.7 b. Produksi

Produksi adalah seluruh kegiatan siaran baik di dalam studio maupun di luar studio, baik dari tahap set up sampai dengan selesai. Proses produksi juga

7

(30)

ada yang dilaksanakan secara off air atau rekaman suara siaran, selain itu ada juga produksi yang dilakukan secara relay.

Menurut lokasi atau tempatnya, produksi siaran dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di dalam studio 2. Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di luar studio 3. Produksinya merupakan gabungan di dalam dan di luar studio.8 c. Pasca Produksi

Pasca produksi adalah proses evaluasi setelah sebuah program selesai disiarkan kepada pendengar. Adapun jenjang evaluasi adalah sebagai berikut :

1. Per Acara (dilakukan langsung usai acara disiarkan, melibatkan penyiar, pengisi acara, operator, dan pihak yang berhubungan dengan pembuatan program).

2. Per Divisi (Divisi musik atau berita, dilakukan mingguan atau bulanan, melibatkan kepala divisi, para staff pelaksana program divisi).

3. Antar Divisi (Evaluasi menyeluruh, dilakukan bulanan atau tahunan melibatkan seluruh pengelola radio).

Adapun tujuan dari evaluasi adalah :

1. Mengukur kekurangan materi dan kemasan acara. 2. Mengukur disiplin dan kreatifitas pelaksana acara.

8

(31)

3. Mengukur dampak acara (reaksi pendengar). Adapun proses evaluasi terdiri dari :

1. Analisa isi acara (materi yang disampaikan, kecakapan penyiar, dll…).

2. Analisa ini kemasan acara (pemandu, kualitas audio, durasi). 3. Pembenahan dan rencana (pengembangan acara selanjutnya).

C. Program Radio

1. Pengertian Program

Dalam kamus besar bahasa Indonesia program adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang dijalankan.9 Sedangkan secara etimologis kata program berasal dari bahasa Inggris, programme atau program yang artinya acara atau rencana.10 Kemudian istilah program di radio dapat dianalogikan sebagai barang atau pelayanan yang dijual dalam bisnis. Dan menurut John R. Bittner yang dikutip Masduki, program atau dikenal sebagai acara ini merupakan barang yang dibutuhkan khalayak sehingga mereka bersedia untuk mendengarkannya.11

Adapun dengan istilah programa di dunia radio berarti acara, sementara yang dimaksud dengan program adalah susunan kesatuan acara dalam sehari.12 Program radio merupakan rangkaian acara yang disiarkan sepanjang hari melalui pesawat radio bisa berupa berita, informasi, sandiwara/drama,

9

TIM Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 897. 10

Morrissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi (Tanggerang: Ramdina Prakarsa, 2005), cet. Ke-1, h. 97.

11

Masduki, Menjadi Broadcaster Professional, h. 35. 12

(32)

kesenian, musik, dan sebagainya, yang dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan aturannya.13

Dalam program atau acara, tentunya ada pesan-pesan yang disampaikan kepada pendengarnya. Penyampaian isi program tersebut di Indonesia dikenal dengan istilah siaran. Dalam konteks ini, program diartikan sebagai segala sesuatu hal yang ditampilkan stasiun penyiaran (radio) untuk memenuhi kebutuhan pendengarnya.14 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 pasal 1 menyebutkan bahwa siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter lainnya yang dapat diterima melalui saluran penerima siaran, baik yang bersifat interaktif maupun tidak. Kemudian mata acara adalah bagian dari siaran yang berisi muatan pesan yang disusun dalam suatu kemasan yang ditujukan kepada khalayak atau pendengar.15

Selanjutnya secara umum program mata acara radio dapat diperoleh dari : a. Sistem jaringan antara stasiun atau merelay dari stasiun penyiaran

lainnya.

b. Hasil rekaman dan atau menyewa dari rumah produksi. Rumah produksi dalam Undang-undang penyiaran Nomor 24 Tahun 1997 pasal 1 perlu dikutip bahwa :

13

Omar Abidin Gilang, Format Siaran Radio (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), h. 54.

14

Morrissan, Media PenyiaranStrategi Mengelola Radio dan Televisi, h. 97. 15

(33)

“Rumah produksi adalah perusahaan pembuat rekaman video dan atau

perusahaan pembuatan rekaman acara siaran, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk lembaga penyiaran.”16

c. Memproduksi Sendiri

d. Sindikasi program atau pertukaran program dengan pihak radio lain yang menjadi kongsinya atau rekan bisnisnya dalam media.17

Program merupakan hal yang sangat penting dalam dunia penyiaran, itu karena program berupa acuan dalam proses penyiaran berlangsung. Suatu program dapat dikatakan berhasil atau tidaknya tergantung dari bagaimana cara pengemasan suatu acara dengan sedemikian rupa, sehingga ketika menyajikan sebuah program acara target maksimal dapat diperoleh.

Dalam kegiatan penyiaran sebuah program radio harus dapat menarik minat khalayak atau para pendengarnya. Supaya siaran ini menarik khalayak, diperlukan kreatifitas dari pembuat program. Misalnya siaran tidak hanya menggunakan kata-kata atau dialog, tetapi ditambah dengan unsur seninya seperti musik pengiring. Dengan penggabungan tersebut khalayak akan tertarik dan mempunyai tanggapan yang bagus serta imajinasi yang tepat terhadap apa yang dikomunikasikan penyiar dan mampu membangkitkan emosi pendengarnya.

16

Tebba, Hukum Media Massa Nasional, h. 75. 17

(34)

2. Jenis-jenis Program

Pada dasarnya program radio tidak mempunyai banyak jenisnya, secara umum jenis program radio ada dua, yaitu musik dan informasi. Namun dari dua jenis program tersebut mempunyai turunan, dan pada intinya dapat memenuhi kebutuhan pendengar dalam hal musik dan informasi.

a. Berita radio

Siaran berita radio merupakan sajian peristiwa dalam bentuk fakta yang dikemas secara menarik oleh penyiar atau reporter sesuai dengan aturan jurnalistik. Berbeda dengan siaran informasi tidak selalu menyajikan fakta tetapi tetap memakai kaidah jurnalistik. Ada dua bentuk penyajian berita radio, antara lain :

1. Siaran langsung (live report), yaitu laporan langsung reporter dari lokasi, tentang peristiwa yang sedang terjadi.

2. Siaran tunda, apabila reporter mendapatkan fakta di lapangan, kemudian kembali ke studio dan diolah sebelum melakukan siaran. Dalam hal ini berita dapat disajikan dalam bentuk narasi yang disampaikan penyiar dari studio, atau berupa rekaman wawancara dengan narasumber.

(35)

narasumber dan rekaman atmosfer atau rekaman suara-suara asli dari suatu peristiwa.18

b. Talk Show

Talk show atau perbincangan radio merupakan kombinasi dua keterampilan yaitu seni berbicara dan seni wawancara. Setiap penyiar pasti pandai berbicara, namun belum tentu pandai dalam wawancara. Seorang penyiar harus mempunyai brain, nalar yang bagus, tidak cukup hanya terampil mengelola tinggi rendah suara (pitch), kecepatan ucapan (speed) dan kuat lemahnya vocal (power). Dalam talk show memberikan kesempatan untuk membuktikan kemampuan penyiar dalam memadukan ketiga hal tersebut (pitch, speed, power) dengan daya pikir yang bagus.19

Program talk show biasanya diarahkan oleh seorang penyiar/host dengan mengundang satu atau beberapa narasumber. Kemudian membahas topik yang telah ditentukan, atau topik hangat yang sedang diperbincangkan di masyarakat.

Ada tiga bentuk talk show yang sering digunakan stasiun radio, yaitu : 1. One-one-one-show, yaitu bentuk dialog yang ketika penyiar dan

narasumber berdiskusi, sedangkan posisi mikrofon terpisah di ruang studio yang sama.

2. Panel discussion, penyiar/host sebagai moderator hadir di tengah narasumber.

18

Morrissan, Manajemen Media Penyiaran, h. 225-226. 19

(36)

3. Call in show, program talk show yang hanya melibatkan telepon dari pendengar. Topik ditentukan terlebih dahulu, kemudian pendengar diundang untuk memberikan respon melalui telepon. Tidak semua respon pendengar layak disiarkan, untuk itu memerlukan operator sebagai penyeleksi sebelum di on air-kan.20

Adapun dalam pelaksanaannya program talk show biasanya mengikuti beberapa urutan, yaitu pertama, pembukaan dan perkenalan topik dan narasumber, kedua diskusi topik dan interaktif pendengar, dan ketiga penutup berupa kesimpulan dan ucapan terima kasih.

c. Infotainment Radio

Infotainment radio merupakan gabungan antara informasi dan hiburan. Infotainment dalam kemasan di radio biasa disebut sebagai majalah udara (air magazine) yaitu acara yang memadukan antara musik, informasi, berita iklan bahkan drama. Program ini mempunyai segmentasi sifatnya heterogen dan umumnya disampaikan secara easy listening. Durasinya berkisar antara 5 sampai 60 menit, dengan pembahasan berupa kupasan mengenai album baru, wawancara penyanyi atau artis, interaktif dengan pendengar, dan dilakukan pemutaran beberapa lagu yang berkaitan.21

Program infotainment yang populer di Indonesia ada tiga jenis, yaitu : 1. Info-entertainment, penyajian informasi dari dunia hiburan dengan

selingan lagu. Antara pemutaran lagu dan penyajian informasi proporsi sajian sama meskipun liriknya tidak selalu berkaitan.

20

Morrissan, Manajemen Media Penyiaran, h. 227. 21

(37)

2. Infotainment, dengan proporsi yang seimbang antara informasi, promosi dan sebagainya dari dunia hiburan dan diselingi pemutaran lagu yang senada atau berkaitan dengan tema yang dibahas.

3. Information dan entertainment, sajian informasi dengan berita-berita aktual dan tidak selalu harus berhubungan dengan dunia hiburan, diselingi dengan lagu, iklan dan sebagainya. Untuk program infotainment, biasanya disiarkan mingguan karena produksinya relatif kompleks walaupun begitu tetapi ada juga yang harian.22

D. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Secara etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa Arab da'watun sebuah isim masdar dari kata da'a-yad'u yang berarti memanggil, mengajak, dan menyeru.23 Pengertian dakwah menurut bahasa adalah An-nida artinya memanggil. Da'a fulanun ilaa ad Du'a ila sya'i (artinya, menyeru dan mendorong pada sesuatu). Ad dakwah ila Qadriyah, artinya menegaskan atau membelanya. Baik yang hak maupun yang batil. Positif dan negatif.24

Sedangkan dakwah ditinjau dari segi terminologi mengandung pengertian yang beraneka ragam, para da'i dan praktisi dakwah memberikan pengertian dan definisi terhadap istilah dakwah itu sendiri diantaranya :

22

Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, h. 85. 23

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Penafsiran Al-quran), h. 127.

24

(38)

Pertama, menurut Nasarudin Latif dakwah adalah setiap aktivitas dengan lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil maupun lainnya. Untuk beriman dan mentaati Allah. Sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariat serta akhlaq islamiyah.25

Kedua, menurut Toha Yahya Umar, dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.26

Dari beberapa pengertian tentang difinisi dakwah di atas dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah kegiatan baik secara lisan maupun tulisan. Menyeru kepada kebaikan dan melarang kemungkaran sesuai dengan petunjuk Al-quran dan Hadist, agar manusia mendapatkan kebaikan baik dunia maupun akhirat.

Dakwah bisa dilakukan di mana saja, seperti halnya dakwah media masa sangatlah efektif karena bisa menjangkau sasaran yang lebih luas. Dengan kemajuan teknologi yang canggih sekarang ini dakwah tidak hanya di atas mimbar saja. Menurut M.Bahari Ghazali "dakwah dengan menggunakan media komunikasi lebih efektif dan lebih efisien, atau dengan bahasa lain dakwah yang demikian dakwah yang komunikatif tanpa mengurangi arti dakwah secara langsung".27

25

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta, Pernada Media, 2004), cet. Ke-1, h. 5. 26

Antonius Darmanto, Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio (Yogyakarta: Atmajaya, 1998), h. viii.

27

(39)

2. Tujuan Dakwah

Pada dasarnya tujuan dakwah sifatnya bertahap dan sangat beragam, ini terkait dengan heteroginitas objek dakwah dan perbedaan-perbedaan problematik yang dihadapi oleh objek dakwah, sebagai contoh ; Bagi objek dakwah yang beragama islam, tetapi belum memahami ajaran islam tentang ibadah shalat, maka tujuan dakwah tentu agar mad'u mengetahui shalat dan tata cara pelaksanaannya. Bagi mad'u yang sudah bisa shalat, tetapi belum mau melaksanakan shalat, sudah tentu tujuan dakwah agar mad'u termotivasi untuk melaksanakan ibadah shalat. Dengan demikian tujuan dakwah paling tidak dapat dibagi menjadi dua garis besar sebagai berikut :

Tujuan Umum: agar manusia memahami ajaran islam dan melaksanakan perintah Allah sebagaimana yang diperintahkan dan menjauhi larangan Allah SWT sebagaimana yang dilarang oleh Allah SWT.28

Tujuan Khusus :

a.

Memanggil manusia kembali kepada syariat atau hukum-hukum agama agar dapat mengatur dirinya sesuai dengan agama.29

b. Agar orang islam dapat memahami sumber-sumber dan pokok-pokok ajaran islam.

c. Agar orang islam bisa bertuhan, beribadah, berakhlaq dan bisa bermu'amalah sesuai dengan Al-quran dan Sunnah Nabi SAW

28

M. Aminullah, “Fiqh Dakwah: Pendekatan Tafsir Al-Misbah,” artikel diakses pada 5 April 2009 dari http://www.fiqhdakwah.com/2009/0405/html.

29

(40)

d. Materi Dakwah

Allah SWT telah memberi petunjuk tentang materi dakwah yang harus disampaikan dalam surah al-Imran/3: 104 berikut:









































"Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”30

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa materi dakwah pada garis besarnya dapat dibagi dua :

1. Al-qur'an dan Hadis.

2. Pokok-pokok ajaran islam yaitu: aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu'amalah mencakup pendidikan, ekonomi, sosial, politik, budaya, dan lain-lain.

3. Subjek dan Objek Dakwah

a. Subjek Dakwah (da‟i)

Da'i/muballigh adalah setiap orang yang mengajak, memerintahkan orang di jalan Allah [fi-Sabilillah]. Atau mengajak orang untuk memahami dan mengamalkan Al-qur'an dan As-Sunnah Nabi Muhammad SAW. Berhasil tidaknya gerakan dakwah sangat ditentukan oleh kompetisi seorang da'i, yang dimaksud dengan kompetisi da'i adalah sejumlah pemahaman, pengetahuan, penghayatan, dan prilaku serta keterampilan

30

Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Al-„Aliyy al-Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung:

(41)

yang harus dimiliki oleh para da'i. Oleh karena itu para da'i harus memilikinya baik kompetisi substantif maupun kompetisi metodologis:

Kompetisi substantif :

1. Memahami agama islam secara komprehensif, tepat dan benar. 2. Memiliki al-akhlaq al-kariimah.

3. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan yang relatif luas. 4. Memahami hakikat dakwah.31

5. Mencintai objek dakwah (mad'u) dengan tulus. 6. Memiliki kejujuran dan rasa ikhlas.32

Kompetensi metodologis:

1. Da'i atau mubaligh harus mampu mengidentifikasi permasalahan dakwah yang dihadapi, yaitu mampu mendiagnosis dan menemukan kondisi objektif permasalahan yang dihadapi oleh objek dakwah.

2. Mubaligh harus mampu mencari dan mendapatkan informasi mengenai ciri-ciri objektif objek dakwah serta kondisi lingkungannya.

3. Berdasarkan informasi yang diperoleh dengan kemampuan pertama dan kedua di atas seorang da'i akan mampu menyusun langkah-langkah perencanaan bagi kegiatan dakwah yang dilakukannya.

31

Syafaat Habin, Buku Pedoman Dakwah (Jakarta: Wijaya, 1982), cet. Ke-1, h. 106-107. 32

(42)

4. Berkemampuan untuk merealisasikan perencanaan tersebut dalam melaksanakan kegiatan dakwah.

b. Objek Dakwah (mad‟u)

Objek dakwah (mad'u) ialah orang yang menjadi sasaran dakwah, yaitu semua manusia. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surah as-Saba/34: 28.

                     

"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."33

Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa objek atau sasaran dakwah secara umum adalah seluruh manusia, dan objek dakwah secara khusus dapat ditinjau dari berbagai aspek secara khusus sebagai berikut :

1. Aspek usia: anak-anak, remaja dan orang tua 2. Aspek kelamin: Laki-laki dan Perempuan 3. Aspek agama: Islam dan kafir atau non muslim

4. Aspek sosiologis: Masyarakat terasing, pedesaan, kota kecil dan kota besar serta masyarakat marjinal dari kota besar.

5. Aspek struktur kelembagaan: Legislatif, eksekutif, dan yudikatif 6. Aspek kultur ke-beragaman: Priyayi, abangan dan santri

7. Aspek ekonomi: Golongan karya, menengah, dan miskin

8. Aspek mata pencaharian: petani, peternak, pedagang, nelayan, karyawan, buruh, dll.

33

(43)

9. Aspek khusus: Golongan masyarakat tuna susila, tuna netra, tuna rungu, tuna wisma, tuna karya dan narapidana.

10. Komunitas masyarakat seniman, baik seni musik, seni lukis, seni pahat, seni tari, artis, aktris, dll.34

Para da'i tidak cukup hanya mengetahui objek dakwah secara umum dan secara khusus tersebut, tetapi yang lebih penting lagi yang harus diketahui adalah hakikat objek atau sasaran dakwah itu sendiri.

E. Radio

1. Pengertian Radio

Secara etimologi radio adalah pengirim suara atau bunyi melalui udara. Menurut Ton Kertapati, pada dasarnya radio merupakan medium untuk bercerita yang dalam permulaannya segala apa yang disiarkan mempunyai bentuk cerita, namun di dalam bercerita itu diikuti dengan faktor lain yang membedakannya dengan surat kabar yaitu efek, suara, musik dan dialog.35 Radio berarti menciptakan gambar dengan kata-kata, musik dan suara.36

Radio merupakan alat atau media yang di dalamnya terdapat maksud untuk penerangan, ajakan, pendidikan dan hiburan yang mampu menggugah manusia untuk berbuat baik dan meninggalkan kemungkaran.

Radio siaran mendapat julukan “kekuasaan kelima” atau the fifth estate,” setelah pers dianggap sebagai “kekuasaan keempat” atau the fourth estate”

dan tiga lembaga lainnya yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif.

34

M. Arifin, Psikologi Dakwah (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), cet. Ke-2, h. 49. 35

Ton Kertapati, Dasar-dasar Publisistik dalam Pengembangannya Menjadi Ilmu Komunikasi (Jakarta: Bina Aksara, 1986), cet. Ke-3, h. 205.

36

(44)

Para ahli komunikasi member julukan kekuasaan kelima kepada radio karena dibuktikan oleh sejarah yakni menjelang, semasa, dan sesudah perang dunia II, tatkala Jerman, Italy dan Jepang di satu pihak, terlibat dalam perang radio dengan Inggris, Amerika, Rusia dan Negara-negara lainnya di lain pihak. Ada tiga faktor yang mendukung radio dijuluki kekuasaan kelima yaitu: a. Radio siaran bersifat langsung

Makna langsung sebagai sifat radio siaran adalah bahwa suatu pesan yang akan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit. Bandingkan dengan penyiaran pesan melalui surat kabar, brosur, pamphlet, atau media cetak lainnya, selain lama dalam prosesnya, juga tidak mudah menyebarluaskannya. Penyampaian pesan lebih efektif dan efisien melalui radio karena langsung tertuju ke rumah-rumah dan langsung disampaikan melalui mikrofon.

b. Radio tidak mengenal jarak dan rintangan

Bagi radio tidak ada jarak waktu. Begitu suatu pesan diucapkan oleh seorang penyiar atau operator, pada saat itu juga dapat diterima oleh khalayak. Bagi radio tidak ada pula jarak ruang. Bagaimanapun jauhnya sasaran yang dituju, radio dapat mencapainya. Gunung, lembah, padang pasir ataupun samudera tidak menjadi rintangan selama masih dalam jangkauan gelombang frekuensi radio.

c. Radio siaran memiliki daya tarik

(45)

unsur yang melekat padanya. Yakni, kata-kata lisan (spoken words), musik dan efek suara.

Itulah faktor yang menyebabkan dijulukinya radio sebagai the fifth estate. Langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, serta memiliki daya tarik.37 Keefektifan radio semakin didukung oleh produk teknologi mutakhir, seperti pemancar frequency modulation (FM) yaitu teknik yang dipakai untuk memasukan informasi dalam satu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus yaitu sebuah teknik yang digunakan untuk mengirim data kepenerima.

Sedangkan menurut undang-undang penyiaran no 32/2002, siaran radio adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran, yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.38

Radio tidak terbatas dan sulit dikontrol oleh keluarga di rumah-rumah. Ia memasuki rumah dan kamar tidur tanpa mengetuk pintu.39

37

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 107-109.

38

Dodimawardi, “Produksi Siaran Radio,” artikel diakses pada 8 Agustus 2008 dari http://dodimawardi.wordpress.com/2008/09/08/produksi-siaran-radio-pekan-1/.

39

(46)

2. Fungsi Radio

Radio merupakan media audio (media yang menggunakan media suara), dimana salah satu keunggulannya adalah lebih murah, merakyat dan bisa dibawa atau didengarkan di mana-mana.

Berbicara tentang fungsi siaran, tidak terlepas dari media massa itu sendiri. Dalam hal ini Harold D. Laswell seperti dikutip Onong Uchjana Effendy, menyebutkan bahwa media massa mempunyai tiga fungsi utama:40

a. The surveillance of the environment (mengungkapkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian di suatu lingkungan dan penggarapan berita). b. The correlation of part of society in responding to the environment

(kegiatan yang mencakup tentang interpretasi terhadap informasi mengenai lingkungan dalam beberapa hal ini dapat dikatakan sebagai tajuk rencana atau propaganda).

c. The transmission of social heritage from one generation to the next (difokuskan dari generasi ke generasi lain atau dari anggota kepada pandangan baru, ini sama dengan kegiatan pendidikan).

Aktifitas penyiaran dalam hal ini radio tidaklah semata merupakan kegiatan ekonomi, tetapi juga memilki peran sosial yang tinggi sebagai medium komunikasi. Kecenderungan ini nampak jelas sebagaimana dikemukakan oleh Mulyana, fungsi komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan

40

(47)

dan ketegangan antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur. Atas dasar hal tersebut, maka media dalam hal ini siaran radio sering dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan sosial seperti kampanye anti narkoba, imunisasi dan lain sebagainya.41

3. Karakteristik Radio

Selain memiliki fungsi, radio juga memilki sifat khas (karakteristik), sehingga radio dapat dibedakan dari media massa lainnya. Dalam bukunya Media Fack Book-KBP, Pedrice, Toledo, dan Montilla mengungkapkan bahawa karakteristik radio memberikan manfaat yang unik, diantaranya: a. Menarik imajinasi

b. Cepat, karena radio merupakan alat informasi yang efisien c. Mudah dibawa

d. Tidak memerlukan kemampuan membaca atau menulis e. Tidak memerlukan konsentrasi yang penuh dari pendengarnya f. Cukup murah

g. Mudah digunakan

Selain itu, menurut Djamalul Abidin radio juga memiliki sifat khas (karakteristik), sehingga dapat membedakan dari media massa lainnya:

a. Sifat siaran radio hanya untuk didengar

b. Bahasa yang dipergunakan haruslah bahasa tutur

c. Orang mendengar radio dalam keadaan santai, bekerja dan sebagainya. d. Siaran radio harus mempunyai daya reka

41

(48)

e. Siaran radio hanya bersifat komunikasi satu arah.42

Sedangkan menurut Antonius Darmanto, karakteristik radio sebagai media massa yaitu:

a. Auditori artinya bahwa sifat radio siaran hanyalah untuk didengar uantuk dikonsumsi telinga. Padahal kemampuan indera telinga dalam menyerap informasi sangat terbatas. Bahwa kemampuan orang menyerap informasi melalui telinga hanya sekitar 5-10% dari keseluruhan informasi yang sempat didengarnya. Dengan demikian informasi yang disiarkan melalui media radio bersifat sepintas lalu.

b. Mengalami gangguan sebagaimana media mengandalkan pada kekuatan pancar gelombang elektro magnetic komunikasi melalui radio sering mengalami berbagai gangguan, terutama yang disebabkan oleh faktor-faktor geografis maupun faktor-faktor teknologi.43

Dengan demikian, agar pesan atau materi yang disampaikan oleh seorang penyiar itu sampai ke pendengar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya:

a. Karena kemampuan pendengar terbatas, maka pesan radio siaran harus disusun secara singkat dan jelas.

b. Oleh karena hanya indera pendengar yang digunakan khalayak, dan pesannya pun selintas, maka radio siaran dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi dan mampu menggugah emosi pendengar.

42

Djamalul Abidin, Komunikasi dan Bahasa Dakwah (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), cet. Ke-1, h. 125.

43

(49)

c. Penyiar diharapkan akrab terhadap pendengar, seolah-olah penyiar ada di samping pendengar.

d. Materi siaran kata pada radio siaran sebaiknya bergaya percakapan.44 Karakter lain dari radio adalah: At once (cepat, segera, dan seketika), heard once (didengar sepintas), secondary medium or half ears media (teman dalam aktifitas), murah, mobile or portable (mudah dibawa dan dipindahkan), local (factor kedekatan).45

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik radio siaran perlu dipahami komunikator agar dalam menyusun dan menyampaikan pesan dengan menggunakan media radio, komunikator dapat melakukan penyesuaian, sehingga komunikasi tepat sasaran karena melihat waktu siaran yang relatif singkat dan tidak bisa diulang-ulang, maka disinilah tantangan yang harus dihadapi oleh para penyiar sebagai komunikator.46

44

Karlinah, Buku Materi Pokok Komunikasi Massa (Jakarta: Universitas terbuka, 1999), cet. Ke-1, h. 77.

45

Dodimawardi, “Produksi Siaran Radio.” 46

(50)
[image:50.595.108.520.68.449.2]

BAB III

GAMBARAN UMUM RADIO SHEBA 99,3 FM BOGOR DAN PROFIL

PROGRAM DAKWAH “FAJAR ISLAMI”

A. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Radio Sheba 99,3 FM Bogor

Radio Sheba FM berdiri dari sebuah gagasan seorang mantan jurnalis yang sudah 26 tahun berkiprah di dunia radio dan televisi. Bapak H. Max Sopacua yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua komisi IX di DPRRI, mempunyai cita-cita memiliki sebuah radio broadcast. Radio Sheba FM berkiprah ke masyarakat menengah ke bawah yang kental terhadap budaya sunda dan beroperasi dengan nuansa sunda. Setelah melakukan siaran percobaan selama satu bulan maka pada tanggal 26 Januari 2009 Radio Sheba FM secara resmi mengudara sebagai media hiburan dan informasi bagi masyarakat kabupaten Bogor bagian barat. Hal ini sejalan dengan akan dimekarkannya kabupaten Bogor bagian barat menjadi kabupaten Bogor barat pada awal tahun 2010 yang akan datang. Dengan demikian Radio Sheba FM satu-satunya media hiburan dan informasi di kawasan kabupaten Bogor bagian barat.

(51)

Radio Sheba FM sebagai media penerangan bagi masyarakat Bogor barat khususnya.

Radio Sheba FM hadir dengan percaya diri membawakan konsep informatif dan hiburan bagi masyarakat Kabupaten Bogor, dengan slogan “Suara Bogor

Barat” yang telah menggema di setiap „hati pendengar setia’ radio ini.

Radio Sheba FM bukan hanya menyajikan hiburan bagi masyarakat tetapi dapat dijadikan fasilitator komunikasi dan sosialisasi bagi masyarakat, seperti informasi tentang program pemerintah yang sulit dijangkau hingga pelosok daerah Bogor. Program acara yang disajikan bersifat informatif, edukatif dan interaktif sehingga menjadikan Radio Sheba FM menjadi radio pionier yang menyuarakan aspirasi masyarakat di kabupaten Bogor barat.1

B.Visi, Misi, Maksud dan Tujuan Berdirinya Radio Sheba 99,3 FM

Setiap organisasi ataupun suatu lembaga baik perusahaan maupun yang lainnya dalam mendirikan apapun tentu memiliki visi dan misi guna mencapai maksud dan tujuan dari adanya sebuah organisasi atau lembaga perusahaan di tengah-tengah masyarakat. Visi adalah penglihatan, pandangan, khayal, impian dan tujuan sedangkan misi adalah pencapaian apa yang telah dirumuskan dalam visi, adapun visi dan misi radio Sheba 99,3 FM Bogor adalah:

1. Visi

Radionya Orang Bogor Barat. 2. Misi

 Mewujudkan rasa memiliki radio bagi warga Bogor barat.

1

(52)

 Mewujudkan radio sebagai tempat yang positif.

 Mewujudkan radio sebagai tempat yang dapat memberikan informasi

yang benar dan akurat.

 Mewujudkan radio sebagai media promosi yang tepat di Bogor barat.

 Mewujudkan radio sebagai sahabat baik di udara maupun di darat.

 Memberikan pelayanan yang profesional kepada pengiklan untuk

terciptanya kepuasan mitra kerja, kepuasan pendengar sebagai bentuk Identitas Radio Sheba FM.

 Memberikan wawasan yang lebih luas bagi pendengar dengan

mendengarkan berita yang disampaikan melalui Radio Sheba FM. 3. Maksud dan Tujuan

Radio Sheba FM mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut:

 Untuk menyebarluaskan Informasi yang benar dan akurat untuk

masyarakat Bogor barat.

 Untuk memberikan hiburan yang positif dalam seni dan budaya.

 Membuka kesempatan kerja bagi pemuda dibidang penyiaran

khususnya masyarakat Bogor barat dan sekitarnya.

 Menjadikan radio Sheba sebagai sarana promosi bagi masyarakat dan

sekitarnya.

 Menjaring potensi iklan lokal yang belum terakomodasi oleh media

lain.2

2

(53)

C. Manajemen Profil Radio Sheba 99,3 FM Bogor

Disetiap perusahaan tentu saja memiliki manajemen profil dan struktur organisasi, karena organisasi menurut Kochler yang dikutip Arni Muhammad, adalah suatu sistem hubungan yang terstruktur dalam mengkoordinasikan usaha sekumpulan manusia demi tujuan yang ingin dicapainya. Sedangkan menurut Wright, Arni juga mengutip, organisasi merupakan bentuk sistem yang terbuka dari kegiatan yang terkoordinasi oleh dua orang atau lebih dalam pencapaian tujuan bersama.3 Inti dari pengertian organisasi adalah merupakan sistem, merupakan koordinasi aktifitas dan terakhir organisasi mempunyai tujuan bersama atau tujuan umum.

Dalam mengelola sebuah lembaga, tentunya memerlukan suatu organisasi, kemudian dalam organisasi tersebut terdapat struktur organisasi sebagai tingkatan jabatan dan pembagian tugas, tidak terkecuali di sebuah stasiun radio. Struktur organisasi merupakan elemen yang dibutuhkan untuk mempertahankan kelanggengan dan perkembangan sebuah stasiun radio. Dengan adanya struktur organisasi ini merupakan dasar job descriftion dan tanggung jawab bagi anggota yang termasuk dalam organisasi radio tersebut. Kemudian dengan adanya organisasi akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas program yang dihasilkan.

Adapun manajemen profil radio Sheba 99,3 FM adalah seluruh kebijakan yang kami terapkan, merupakan hasil dari proses integrasi manajemen yang dijaga tetap baik. Target yang ingin dicapai menjadi hal yang terukur, fokus dan terencana sehingga prestasi radio Sheba FM dapat dipertahankan melalui:

3

(54)

 Marketing

Sebagai pertner usaha, radio Sheba FM ini membuka seluas luasnya pintu informasi dan komunikasi, sehingga campaign yang dilakukan partner usaha diharapkan menjadi efektif, terarah dan tepat sasaran. Keterbukaan ini disemangati dengan hubungan bisnis secara profesional, amanah, dan transparan.

 Sarana dan Prasarana Operasional

Penyediaan peralatan dan perlengkapan operasional yang optimal merupakan hal penting sebagai modal berkompetisi secara sehat di industri penyiaran. Begitu pula penyusunan program yang inovatif serta bermanfaat bagi masyarakat didukung sumber daya manusia yang berkompeten sebagai penggerak semua program siar. Hal ini merupakan kunci sukses manajemen radio agar mampu menarik perusahaan komersial untuk berpartisipasi beriklan. Managemen Sheba FM dalam menerapkan fungsi managemennya selalu berusaha menyediakan peralatan dan perlengkapan kerja yang mampu menyongsong perkembangan dan kemajuan teknologi.

 Sumber Daya Manusia

Kualitas sumber daya manusia adalah fokus radio Sheba FM dalam menjalankan kegiatan operasional. Oleh karenanya, kualifikasi dari para pelaksana siaran dan manajemen yang ada di Radio Sheba merupakan orang-orang terpilih dibidangnya, sejalan dengan tujuan kami yang merupakan radio yang kental terhadap budaya sunda maka khusus penyiar syarat utamanya adalah mampu menggunakan bahasa sunda dalam program siarannya.

 Data Umum radio Sheba 99,3 FM Bogor

Pemilik : H. Max Sopacua SE, M.Sc Management : PT Radio Bogor Swaratama Nama Radio : SHEBA FM

Call Audience : Sobat SHEBA Frekuensi : 99,3 Mhz

Alamat : Jl. Raya Leuwiliang Km. 22 Kabupaten Bogor

Telepon/Fax : 0251-8640993 / 0251-8641040 E-mail : shebafm@yahoo.co.id

Marketing contact : Yolanda 0817167123 Lutsi Sapta 08170747601

Nama Bank : Bank Mandiri Cab. Rmh Sakit Jakarta No. Rek. 122-00-04831-726 a/n Yolanda

Sheba

(55)

Musik Director : Budianto Operator Produksi : Rian Prakarsa

Announcer : - Budi - Akien – Dewi - Yon - Dinda – Rian - Fredy - Ostiana – Ijonk - Jeje - Reta – Devan Merek Pemancar : Yupiter (made in Italy) Merek Antena : Morse

Waktu Siaran : Senin-Minggu pukul 05.00-02.00 WIB.”4

D. Program Radio Sheba 99,3 FM Bogor

Program acara yang ada di radio Sheba 99,3 FM Bogor ini terbagi dalam tiga jenis program, yaitu: Program Harian, Mingguan dan Bulanan. Adapun deskripsi program Harian di radio Sheba 99,3 FM Bogor ini adalah sebagai berikut:

1. Fajar Islami yaitu: Program syiar Islam dengan menghadirkan narasumber live di studio siaran dan interaktif by phone atas thema yang diangkat saat itu.

2. Sheba Saba Desa yaitu: Program pemutaran lagu pop sunda disertai info-info seputar Bogor Barat, Kabupaten dan Kota Bogor, yang sumbernya berasal dari press release, hasil liputan reporter, surat kabar dan internet. 3. Kabar Urang Desa yaitu: Program pemutaran lagu dangdut dengan tempo

nge beat disertai sisipan info yang terjadi di sekitar desa/lokasi tempat tinggal audience. Serta dialog interaktif dengan narasumber dari lembaga/instansi yang ada di wilayah Bogor Barat.

4. Pop Indonesia Nostalgia yaitu: Program pemutaran lagu pop Indonesia nostalgia,

Gambar

gambaran tentang penggunaan media massa khususnya radio yang dapat
GAMBARAN UMUM RADIO SHEBA 99,3 FM BOGOR DAN PROFIL

Referensi

Dokumen terkait