PENGARUH
MODEL
PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
TIPE
JIGSAW
TERHADAP
HASIL
BELAJAR
IPA
SISWA
PADA
KONSEP
CAHAYA
(QuasiEksperimendiSDNCirendeuIII,TangerangSelatan)
SKRIPSI
DiajukankepadaFakultasIlmuTarbiyahdanKeguruan untukMemenuhiSalahSatuSyaratMemperoleh
GelarSarjanaPendidikan(S.Pd)
Oleh:
ANGGAPRANATA
108018300050
PROGRAMSTUDIPENDIDIKANGURUMADRASAHIBTIDAIYAH
JURUSANKEPENDIDIKANISLAM
FAKULTASILMUTARBIYAHDANKEGURUAN
UINSYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
ABSTRAK
AnggaPranata(108018300050).PengaruhModelPembelajaranKooperatifTipe Jigsaw TerhadapHasil BelajarSiswa pada KonsepCahaya. Skripsi Program StudiPendidikanGuruMadrasahIbtidaiyah,JurusanKependidikanIslam,Fakutas IlmuTarbiyahdanKeguruan, UniversitasIslamNegeri(UIN)Syarif Hidayatullah Jakarta,2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model jigsaw terhadap hasil belajarsiswapadakonsepcahaya.Metodepenelitianyangdigunakanadalahmetode quasieksperimen.PenelitianinidilakukandiSDN.CirendeuIII,TangerangSelatan. Penelitian ini dilakukan selama 3 kali pertemuan ditambah pretest dan posttest, dimulaitanggal26Maretsampai7April2013.Sampeldalampenelitianiniterdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang berjumlah 45 siswa dan kelompok kontrol yang juga berjumlah 45 siswa. kelompok eksperimen adalah kelompokyangdiajarkandenganmetodejigsaw,sedangkankelompokkontroladalah kelompok yangdiajarkan secara konvensional. Instrumen yangdigunakanadalah instrumen tes. Berdasarkan analisis data pengujian hipotesis dengan uji NonparametrisSamplestestsdataposttest yangdilakukanpada tarafkepercayaan 95%. Diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000, nilai Sig.(2-tailed) < 0,05, sehingga hipotesis alternative diterima.Olehkarena itudapatdisimpulkanbahwa terdapatpengaruhpenggunaanmodelpembelajarankooperatiftipejigsawterhadap hasilbelajarIPAsiswa.
Kata Kunci: Modelpembelajarankooperatif, metode jigsaw, hasilbelajarsiswa, konsepcahaya.
ABSTRACT
AnggaPranata(108018300050).TheEffect ofcooperativelearningmodel type jigsawApproachAgainstStudentResultontheconceptoflight. Thesis Learning Assistance Program for Islamic Elementary Schools, Departement of Islamic Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training State Islamic University (UIN) of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
The aims of this research is to determine the effect of jigsaw method approach Againts Student Result on the concept of light. The method of research used quasi experiments. The research was conducted at Elementary schools III Cirendeu. The research was done for three sessions plus a pretest and posttest, starting on 26th
March to 7th April 2013. The sample in this study consisted of two groups:
experimental groups totaling 45 students and a control group totaling 45 students too. The experimental group was taught to approach the jigsaw method, whereas the control group was taught in the conventional group. The research instrument used was a test instrument. Based on data analysis using the “ nonparametric samples tests” posttest data with performed on a 95% confidence level.Retrived Sig. (2-tailed) amounting to 0,000, Sig.(2-tailed) < 0,05, so the alternative hypothesis was accepted. Therefore it can be concoluded that there are significant of the use of cooperative learning model type jigsaw of the students learning light outcomes sains.
Keywords: Cooperative learning models. Jigsaw methods approach. Student’s learning outcomes, concept of light.
KATA
PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim
SegalapujisertasyukurpenulissampaikankehadiratAllahS.W.Tyang telahmemberikanrahmatdankarunia-Nyakepadapenulis,sehinggapenulisdapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa pada Konsep
Cahaya”.
Salawat sertasalam tidak lupapenulis curahkankepada junjungankita nabi besar Muhammad S.A.W yang telah menjadi uswah bagipengikutnya, sehinggadapat melahirkan peradaban baru di dunia ini, yaitu peradaban Islamyangtidak pernah lekangoleh zaman.
Penyusunanskripsiinidimaksudkanuntuk memenuhi syarat pencapaian gelarSarjanaPendidikan(SP.d.)diUniversitasIslamNegeriSyarifHidayatullah Jakarta.Padakesempatanini, penulis ingin mengucapkanucapanterima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunanskripsiiniterutamakepada:
1. Nurlena Rifa’i, Ph.D., DekanFakultas Ilmu TarbiyahdanKeguruanUIN SyarifHidayatullahJakarta.
2. Drs.RusydyZakaria,M.Ed.,M.Phill.,KetuaJurusanKependidikanIslam. 3. Bapak Fauzan M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
IbtidaiyahFakultas Ilmu TarbiyahdanKeguruanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dra.DjunaedatulMunawarroh, MA.,DosenPenasehatAkademikProgram Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bimbingandanmotivasinya.
5. Erina Hertanti, M.Si., dosen pembimbing skripsi, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaianpenulisanskripsiini.
6. EngkayRokayah,S.Pd.,kepalasekolah SDNegeriCirendeuIIITangerang Selatanyangtelahmengizinkansayauntuk melakukanpenelitiandisekolah yangbeliaupimpin.
7. SeluruhDewanGuru SDNegeriCirendeuIIITangerangSelatan,Stafdan siswa-siswiSDN CirendeuIII TangerangSelatan, yangtelahmemberikan banyakmasukandansaran-saranselamaprosespenelitianberlangsung. 8. Dra. Eri Rostatria, M.Ag., yang selalu memberikan dukungan dan
motivasinyakepadapenulis.
9. SeluruhDosenProgramStudiPendidikanMadrasahIbtidaiyahyangtelah memberikanilmunyasehinggapenulismampumenyelesaikanperkuliahanini dengansebaik-baiknya.
10. Terisitimewa untuk orang tua tercinta, Ayahanda Ir. Agni Budi Satrio, M.Eng.Sc dan Ibunda Anina Utari, SH., yang selalu mendo’akan dan memberikan kasih sayang, semangat serta dukungan yang tiada henti- hentinya.
11. Adik-adik tersayang, Andhika Putra, ArkanPutra, dan AlwanPutra yang selalusetiamemberikandukungandando’anyadisetiapsaat.
12. Saudarakutersayang,PakRedi,IbuSupaini(Almarhumah),MbaLis,Mas Arnul,MasAgus,MasErik,Iwan,danKhoirul,yangselalusetiamemberikan semangatsertaperhatianyangtakterhingga,saatbersamakalian merupakan saat yangtidak akan pernah terlupakan dalam hidup inidansemoga kehangatankitatidakberhentisampaidisini.
13. SahabatsetiakuPaustadMuhajirinGrinting,IbuAnisadan BangAbuterima kasihatassiramanrohanidandoanya.
14. Wit Lailli Darmayanti, yangselalu memberikan motivasi, dukunganserta meluangkanwaktuuntukmembantupenulisdalammenyelesaikanskripsiini. 15. PakIwanSetiawandan KaAyu,yangselalumenjaditemansharingdilab
mengenaiskripsi.
16. Wahyu, Sahid, Hary, Catur, Rizki, Amar, Jaka, Liana, Fitriyah, Amalina Nisail,Mufidah,Musyaropah,Eka,RanidanYunia.
17. Seluruhteman-temandiProgramStudi PendidikanGuruMadrasahIbtidayah 2008 yang telah ikut membantu dalam pelaksanaan penelitian maupun penyelesaianskripsi.
18. Keluarga besar Seniora: Dimas, Deni, Agi, Imam, Fatih, Agus, Maulana, Akbar,Surur,Adit,Herey,Rama,Fatah,Irfan,Eko,Izet,Wajito, Arif,dan Feby.
19. PencintaFutsalOmAbdi,OmIwan,OmHeru,MasUpek,Rulli,Dani, tanpa kalianakutidakbisaolahragayangmenyenangkanini.
20. Drs.AntoniusSartono,IbuEniNuryanti,PakReno,BuDias,PakEpi,Pak Miko,PakArif,keluargabesarRumahPelangidanmurid-muridkuyangluar biasa.
21. Masjid Al-hijrahVilaCendanakhususnyauntukBangAnwar,BangAndi, Arif, Akbar, Maulana, Adoy, Marpit, Fahmi, Barku, Husen dan semua babe2h di sana yang begitu luar biasa kompak meberikan motivasi dan pengalamannya.
22. Fahrudin,Solihin,Bangga,Zainal,Fauzi, Dani,Imam,Hendraterimakasih atastempatkosannyayangselalusayasinggahiuntukmengerjakanskripsi.
Serta seluruh pihak yangtidak dapat disebutkan satu persatu, semoga bantuan, bimbingan, semangat, do’adandukunganyangdiberikanpadapenulis dibalas oleh AllahS.W.T. Penulis menyadarisepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkansegala bentuk saran serta masukan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari berbagaipihak.Akhirkata,semogaskripsiinibermanfaat, khusunyabagipenulis danumumnyabagiseluruhpembaca.
Jakarta,27November2013
AnggaPranata
DAFTAR
ISI
Halaman
LEMBARPENGESAHANPEMBIMBINGSKRIPSI... ii
SURATPERNYATANANKARYASENDIRI... iii
LEMBARPENGESAHANMUNAQASAH... vi
ABSTRAK... v
KATAPENGANTAR... viii
DAFTARISI... xi
DAFTARTABEL... xiv
DAFTARGAMBAR... xv
DAFTARLAMPIRAN... xvii
BABI.PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah... 1
B. IdentifikasiMasalah... 4
C. PembatasanMasalah... 4
D. PerumusanMasalah... 4
E. TujuanPenelitian... 4
F. ManfaatPenelitian... 5
BABII.DESKRIPSITEOERITIS,PENELITIANYANGRELEVAN, KERANGKAPIKIR,HIPOTESIS A. KajianTeoritis... 6
1. PembelajaranKooperatif... 6
a. PengertianPembelajaranKooperatif... 6
b. KarakteristikModelPembelajaranKooperatif... 7
c. ModelPembelajaranKooperatif... 9
d. TujuanPembelajaranKooperati... 10
e. Langkah-LangkahPembelajaramKooperatif... 11
f. Macam-MacamKooperatif... 13
g. PengelolaanKelasModelKooperatif... 16
2. PembelajaranKooperatifTipe Jigsaw... 16
a. PengertianJigsaw... 16
b. Langkah-LangkahJigsaw... 18
c. KelebihanJigsaw... 20
d. KelebihandanKekuranganJigsaw... 20
e. EvaluasiPembelajaran... 21
f. PembelajaranIPADenganJigsaw... 23
3. HasilBelajar... 23
a. HasilBelajarRanahKognitif... 25
b. PengukuranHasilBelajar...26
4. KonsepCahaya... 27
a. Pengertiancahaya... 27
b. SifatCahaya...27
c. Cermin... 28
d. Manfaat... 28
B. Hasilpenelitiaanyangrelevan... 29
C. KerangkaPikir... 31
D. PengajuanHipotesis... 32
BABIII.METODOLOGIPENELITIAN A. TempatdanWaktuPenelitian... 33
B. MetodedanDesainPenelitian... 33
C. PopulasidanSampel... 34
D. Prosedurpenelitian... 35
E. Variabelpenelitian... 36
F. TeknikPengumpulanData... 36
G. InstrumenPenelitian... 36
H. UjiCobaInstrumenTes... 39
I. InstrumenTesPilihanGanda... 39
1. ValiditasInstrumen... 39
2. ReliabilitasInstrumen... 40
3. TarafKesukaran... 41
4. DayaPembeda...43
5. TeknikAnalisisdata... 44
a. UjiPrasyaratAnalisis... 44
b. PengujianHipotesis... 46
c. HipotesisStatistik... 47
BABIV.HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN A. Hasil... 49
B. HasilAnalisis... 53
1. PengujianPrasyaratAnalisisData... 53
2. PengujianHipotesis... 55
C. PembahasanHasilPenelitian... 55
BABV.PENUTUP A. Kesimpulan... 59
B. Saran... 59
DAFTARPUSTAKA... 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 65
DAFTARTABEL
Halaman
Tabel2.1PerbedaanKelompokBelajarKooperatifdenganKelompokBelajar
Konvensional... 8
Tabel2.2Langkah-langkahModelPembelajaranKooperatif... 12
Tabel2.3Perbandingan4PendekatandalamPembelajaranKooperatif ... 15
Tabel2.4Identifikasibermacamtesdalampembelajarankooperatif... 22
Tabel3.1 Nonrandomized Control Group Pretest and Posstest Design ... 34
Tabel3.2 TeknikPengumpulanData... 36
Tabel3.3DesainKisi-kisiInstrumen... 38
Tabel3.4HasilUjiValiditasInstrumen... 40
Tabel3.5InterpretasiReliabilitas ... 41
Tabel3.6HasilUjiReliabilitasInstrumen... 41
Tabel3.7KlasifikasiIndeksKesukaranSoal... 42
Tabel3.8HasilAnalisisTingkatKesukaranButirSoal... 42
Tabel3.9KlasifikasiDayaPembeda... 43
Tabel3.10HasilAnalisisDayaPembedaButirSoal... 43
Tabel4.1Distribusi FrekuensiHasil Pretest... 49
Tabel4.2HasilUjiNormalitasPretest-Posttest ... 53
Tabel4.3HasilUjiHomogenitasPretest-Posttest ... 48
[image:14.612.84.529.129.682.2]Tabel4.4HasilUjiHipotesisPretest-posttest... 49
[image:15.612.84.507.165.635.2]DAFTARGAMBAR
Halaman Gambar2.1IlustrasiMenunjukkanTipeJigsaw ... 19 Gambar2.2SkemaProseshasilBelajar ... 24 Gambar3.1ProsedurPenelitian ... 35
[image:16.596.71.515.184.656.2]DAFTAR
LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
1
Peta
Konsep
Materi
Cahaya
...
.65
Lampiran
2
Rpp
Kelas
Eksperimen
...
66
Lampiran
3
Rpp
Kelas
Kontrol
...
84
Lampiran
4
Kisi-Kisi
Instrumen
...
99
Lampiran
5
Kisi-Kisi
Instrumen
yang
Valid
...
109
Lampiran
6
Tabel
Kisi-Kisi
Instrumen
...
110
Lampiran
7
Rekapitulasi
Analisis
Data
Hasil
Uji
Coba
Instrumen
...
111
Lampiran
8
Instrumen
Tes...
112
Lampiran
9
Kunci
Jawaban
...
116
Lampiran
10
Hasil
Pretest
Kelas
Eksperimen
dan
Kelas
Kontrol
...
117
Lampiran
11
Hasil
Posttest
Kelas
Eksperimen
dan
Kelas
Kontrol
...
119
Lampiran
12
Uji
Normalitas
Pretest
...
121
Lampiran
13
Uji
Normalitas
Posttest
...
123
Lampiran
14
Uji
Homogenitas
Pretest
...
125
Lampiran
15
Uji
Homogenitas
Posttest
...
127
Lampiran
16
Uji
Hipotesis
Pretest
...
128
Lampiran
17
Uji
Uji
Hipotesis
Posttest
...
130
Lampiran
18
Distribusi
Pretest
dan
Posttest
...
132
Lampiran
19
Analisis
Hasil
Uji
Coba
Instrumen
Skor
Data
Dibobot
..134
Lampiran
20
Analisis
Hasil
Uji
Coba
Instrumen
Reliabilitas
Tes
...
135
Lampiran
21
Analisis
Hasil
Uji
Coba
Instrumen
Kelompok
Unggul
dan
Ashor
...
136
Lampiran
22
Analisis
Hasil
Uji
Coba
Instrumen
Daya
Pembeda
...
141
Lampiran
23
Analisis
Hasil
Uji
Coba
Instrumen
Tingkat
Kesukaran
..143
Lampiran
24
Analisis
Hasil
Uji
Coba
Instrumen
Korelasi
Skor
Butir
dengan
Skor
Total
...
145
Lampiran
25
Analisis
Hasil
Uji
Coba
Instrumen
Kualitas
Pengecoh...147
Lampiran
26
Analisis
Hasil
Uji
Coba
Instrumen
Rekap
Analisis
Butir149
Lampiran
27
Surat
Permohonan
Bimbingan
Skripsi...
151
Lampiran
28
Surat
Keterangan
Telah
Melakukan
Observasi...
152
Lampiran
28
Surat
Permohonan
Izin
Penelitian
...
153
Lampiran
30
Surat
Keterangan
Sekolah
...
154
Lampiran
31
Lembar
Uji
Referensi...
155
BABI
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Pendidikanformaldisekolahmenjadisalahsatudasarbagiparasiswa untuk dapat mengembangkanpengetahuandanketerampilan dirinya dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah melibatkan guru dan siswa, dalam bentuk interaksi belajar mengajaratauprosespembelajaran.Dalamkontekspenyelenggaraan ini, guru harus merencanakan kegiatanpembelajaran secara sistematis dan berpedomanpadakurikulum.Salahsatumatapelajaranyangtermuatdalam kurikulumSDkelasVadalahmatapelajaranIPA.
IlmuPengetahuanAlamdiajarkandisekolahdengantujuanagarsiswa mengertidanmemahamiprosesdangejala-gejalayangterjadidialamsemesta. Beragam metode dan model pembelajaran dapat digunakan dalam menyampaikan materiIPA disekolah, khususnya ditingkat sekolahdasar. ProsespembelajaranIPAdi tingkatsekolahdasar masihbanyakditemukan kecenderungan teacher centered. Pada pembelajaran di kelas, guru lebih senang menggunakan metode konvensional, siswa hanya menjadi obyek pendidikan tanpa memperhatikan berbagai karakteristik dan emosi yang dimilikisiswaitusendiri,sehinggasiswamenjadikurangtermotivasidanpasif. Halitulahyangmenjadisatupenyebabkemampuansainssiswa,khususnya IlmuPengetahuanAlam,rendah.1
Selain itu siswa tidak terbiasa memecahkan masalah dalam proses pembelajarandengancaraberdiskusi.Siswayangberkemampuantinggilebih mendominasidalambelajarkelompok,sehingga siswa yangberkemampuan rendah tidak mengerti materi yang dikerjakan kelompok. Diskusi yang dilakukanmasihbersifatkonvensional.Akibatnyasiswayangberkemampuan rendahtidakmerasakankegembiraandalamprosespembelajaran.
1 www.Kompas.comKemampuanSainsRendah,diaksespadatanggal14desember2012
2
Terlihatpulapadapembelajarandikelas, gurulebihterfokusterhadap siswa yang juga terkesan bertanya dan memberikan tanggapan, tanpa memperhatikanapakah siswa lain telah memahami materi yangdipelajari. Stratasosialdisekolahpunbegituterasa.Terlihatbanyaksiswa yanghanya ingin bekerja dengan sesama teman yang sama tingkatan sosialnya dan budayanya.Merekasulitbekerjasamadengantemannyayanglain.
Salahsatusolusidalam mengatasi permasalahandiatas adalahperlu diterapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Cooperative Learning. Pendekatan Cooperative Learning merupakanpembelajaran yang dituntut untuk bekerjasama, saling melengkapi dan dapat menyelesaikan masalah.Melaluistrategipembelajarankooperatif,siswabukanhanyabelajar danmenerimaapayangdisajikanolehgurudalamPBM,melainkanbisajuga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajarmengajarsecarakelompok-kelompokkecil,siswabelajardanbekerja samauntuksampaikepadapengalamanbelajaryangoptimal,baikpengalaman individumaupunkelompok.2
Pembelajaran kooperatif merupakan fondasi yang baik untuk meningkatkandoronganberprestasi siswa. Dengan memilikidoronganatau motivasiyangpositifseorangsiswa akanmenunjukanminatnya. Jenis-jenis pembelajaran Cooperative Learning,diantaranya Student Teams Achievement Division(STAD),Investivigasikelompok,PendekatanStruktural,danJigsaw.
Dalam penelitian ini akan diterapkan model kooperatif tipe jigsaw. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dirancang untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaranoranglain.Siswatidakhanyamempelajarimateriyangdiberikan tapi mereka juga harus siap untuk memberikan dan mengajarkan materi tersebut untuk anggota kelompok lainnya. Dengandemikiansiswa saling tergantungsatusamalainnya danharus bekerja secara kooperatif untuk
2
3
mempelajari materi yangdiajarkan.Dalampembelajaranmenggunakanmodel PembelajaranKooperatiftipe Jigsawsiswadiberikebebasandankesempatan untuk mengumpulkan informasi apa saja yang berkaitan dengan materi pembelajarandariberbagaisumberbelajar.
Pada model kooperatif tipe jigsaw siswa dibagi menjadi beberapa kelompokasal,padakelompokinisiswamemilikikemampuan,asal,danlatar belakangkeluarga yangberagam. Kemudian masing-masingkelompok asal mengutus seorang anggotanya untuk bergabung menjadi kelompok ahli. Kelompokahli,yaitukelompoksiswayangterdiridarianggotakelompokasal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentudan menyelesaikantugas-tugas yangberhubungandengantopiknya untukkemudiandijelaskankepadaanggotakelompokasal.
Kelebihan dalam Cooperative Learning tipe Jigsaw, antara lain mengembangkankerja timdankemampuanbekerja sama, mengembangkan kegembiraanbelajarsejati,informasi,menghilangkansikapmementingkandiri sendiri, dan strata sosial. Berdasarkan penjelasan di atas, pendekatan
Cooperative Learning merupakanpendekatan yangsesuai untuk diterapkan padapembelajaranIPAkarenadalampembelajaranIPAmateriyangdipelajari sangatluassehinggakerjasamadalambelajarjugadibutuhkan.
4
B. IdentifikasiMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapamasalahpenting,diantaranya:
1. Kurangnya penggunaanmodel yangberorentasipada siswa. Seperti, proses pembelajaranmasihmenggunakanmetodeceramahsehinggasiswapasifdan kurangnyaminatbelajarsiswaterutamauntukbekerjasamadalamkelompok. 2. Kurangpercayadirisiswa. Sepertikurangketerampilanuntukbertanyadan
keberaniansiswadalammengemukakanpendapatdidepankelas.
3. Siswayangberkemampuantinggilebihmendominasidalamkelompokbelajar. Sepertitidak maumembantutemanatauberbagidengantemanyangbelum mengerti.
4. Siswakurangaktifdalamberdiskusidengantemanlainnya. 5. SiswamenganggappelajaranIPAitusulit.
6. HasilbelajarsiswapadamatapelajaranIPAmasihrendah.
C. PembatasanMasalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini akan dibatasipadahasilbelajarsiswayangdifokuskanpadaaspekkognitifdengan tingkatanmemahami(C1), menjelaskan(C2),danmenerapkan(C3). Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsawmenurutArends.
D. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasanmasalahtersebut,makapenelitimerumuskanmasalahyangakan ditelitiadalah“Apakahterdapatpengaruhmodelpembelajarankooperatiftipe jigsawterhadaphasilbelajarIPASiswapadakonsepcahaya?”.
E. TujuanPenelitian
5
F. Manfaatpenelitian
Manfaatpenelitianyangdiharapkandaripenelitianiniadalah:
1. Memberikaninformasiterkaitpenerapanmodelpembelajarankooperatiftipe Jigsaw.
2. Memberikan pengalaman belajar pada siswa menggunakan model pembelajarankooperatiftipeJigsaw.
BABII
KAJIANTEORITIS,KERANGKABERPIKIR
DANPENGAJUANHIPOTESIS
A. KajianTeoritis
1. PembelajaranKooperatif
a. PengertianPembelajaranKooperatif
Pembelajarankooperatif menurutJohnsondanJohnsonadalahcara belajar menggunakankelompokkecilsehinggasiswabekerjadanbelajarsatusamalain. Untukmencapaitujuankelompokdidalambelajarkooperatifsiswaberdiskusidan saling membantu serta mengajak satu sama lain untuk memahami isi materi pelajaran.
SedangkanmenurutDavidsondanWorshampembelajarankooperatifadalah modelpembelajaranyangsistematisdenganmengelompokkansiswauntuktujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif dan mengintegrasikan keterampilansosialyangbermuatanakademis.1
Modelpembelajarankooperatif adalahpemanfaatankelompok kecil untuk memaksimalkanbelajarmerekadanbelajaranggotalainnyadalamkelompokitu.2
Sehinggadalammenyelesaikantugaskelompok,setiapanggotasalingkerjasama danmembantuuntukmemahamisuatubahanpembelajaran
Modelpembelajarankooperatifadalahmodelpembelajaranyangmenekankan siswa untuk saling ketergantungan positif, interaktif tatap muka, akutabilitas individual, dan keterampilan sosial.3 Slavin dan Karuru mendefinisikan
1Zulfianidkk, Strategi PembelajaranSain, lembaga Penelitian UINJakarta (Jakarta, 2009), hal.130.
2 Isjoni,CooperativeLearningEfektifitasPembelajaranKelompok ,(Jakarta:Alfabeta,2013), hal.16.
3
Supriono, Penerapan Metode Pembelajran KooperatifModel Jigsaw dalam Pembelajaran PendidikanKewarganegaraaan.JurnalPendidikanInovatifvol.2.Nomor1.September2006. Hal.19.
WinaSanjaya,StrategiPembelajaranBerorientasiStandarProsesPendidikan ,(Jakarta:
7
pembelajarankooperatifsebagaisuatuvariasi metodepengajarandimanasiswa bekerjapadakelompok-kelompokkeciluntukmembantusatusamalainyadengan memahami suatu kelompok bahasan. Siswa diharapkan saling membantu, berdiskusi dan berargumen dengan yang lainnya, sehingga dapat menekan perbedaan pemahaman dan pengetahuan dalam mempelajari suatu pokok bahasan.4
Pembelajarankooperatifmerupakanfondasiyangbaikuntuk meningkatkan doronganberprestasisiswa.Denganmemilikidoronganataumotivasiyangpositif seorangsiswaakanmenunjukanminatnya.
b. KarakteristikModelPembelajaranKooperatif
Adabeberapakarakteristikmodelpembelajarankooperatif,diantaranyaadalah sebagaiberikut5:
1) Pembelajaransecaratim
Timadalahtempatuntukmencapaitujuan,olehkarenaitutimharusmembuat setiapsiswabelajar.
2) Didasarkanpadamanajemenkooperatif
Manajemenkooperatifartinyadalampembelajarankooperatifmemerlukan perencanaanyangmatang,dilaksanakansesuaidenganperencanaan,pekerjaan bersamaantarsetiapanggotakelompok,danperluditentukankriteria
keberhasilannya.
3) Kemampuanuntukbekerjasama
Prinsipbekerjasamaperluditekankandalamprosespembelajarankooperatif.
4Ibid
5
8
4) Keterampilanbekerjasama
Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi,sehinggasetiapsiswadapat menyampaikanide, mengemukakan pendapat,danmemberikankontribusikepadakeberhasilankelompok.
Ada beberapa perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajarkonvensional,yaitu:6
Tabel2.1
PerbedaanKelompokBelajarKooperatifdengan
KelompokBelajarKonvensional
6 Trianto,Model-modelPembelajaranInovatifBerorientasiKonstrukvistik(Konsep,landasan
Teoritis-PraktisdanImplementasinya), (Jakarta:PrestasiPustakaPublisher,2007),cet.I,h.42 KelompokBelajarKooperatif KelompokBelajarKonvensional
Adanyasalingketergantunganpositif, salingmembangun,dansaling
memberikanmotivasisehinggaada interaksipositif
Guruseringmembiarkanadanyasiswa yangmendominasikelompokatau menguntungkandiripadakelompok
Adanyaakuntabilitasindividualyang mengukurpenguasaanmateri
pelajarantiapanggotakelompok,dan kelompokdiberiumpanbaliktentang hasilbelajarparaanggotanyasehingga dapatsalingmengetahuisiapayang memerlukanbantuandansiapayang dapatmemberikanbantuan
Akuntabilitasindividualseringdiabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok sedangkan anggota kelompok lainnya hanya “mendompleng” keberhasilan
“pemborong”
Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukanbantuandan siapayangmemberikanbantuan
Kelompokbelajarbiasanyahomogen
Pemimpin keloompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberiikan pengalaman memimpin bagiparaanggotakelompok
Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok diabiarkan untuk memilihpemimpinyadengancara masing-masing
[image:26.612.82.528.174.674.2]9
c. ModelPembelajaranKonvensional
Modelpembelajarankonvensionaladalahsebuahpembelajaransecaraklasikal yang biasa digunakan oleh setiap pendidik dalam mendidik siswanya. Yang dimaksuddenganpembelajaraniniadalahpembelajarandenganpengajaranyang menempatkangurusebagaiintidalamkeberlangsunganprosesbelajarmengajar.
Pembelajarankonvensionaljugadapatdiartikansebagaipembelajaranyang dilakukandengankomunikasisatuarahsehinggasituasibelajarnyaterpusatpada pengajar.Iniberartigurumengajaruntukmemberikaninformasisecaralisandan data kepada siswa tanpa ada usaha mengembangkan keterampilan. Dalam pembelajaranini,peransiswaadalahsebagaipenerimainformasiyangpasif,yaitu siswalebihbanyakbelajarsendirisecaraindividual.
dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsungdiajarkan
langsungdiajarkan
Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar anggotakelompok
Pemantauan melalui oobservasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh gurupadasaatbelajarkelompoksedang berlangsung
KelompokBelajarKooperatif KelompokBelajarKonvensional
Guru memperhatiakn secara proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompokbelajar
Guruseringtidakmemperhatikanproses kelompokyangterjadidalamkelompok- kelompokbelajar
Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antarpribadiyangsalingmenghargai)
10
Beberapaciridalammodelpembelajarankonvensional,yaitu:
1) Tujuantidakdijelaskansecaraspesifikdalambentukkelakuanyangdapatdiamati dandiukur
2) Bahan disajikan kepada kelompok, sebagai keseluruhan tanpa memperhatikan individualmurid.
3) Bahanajarbiasanyadalambentukceramah,tugastulisdanmedialainmenurut pertimbanganguru.
4) Berorientasipadakegiatangurudenganmengutamakanprosesbelajar 5) Siswaumumnyabesifatpasifdalampembelajaran
6) Keberhasilandalamprosesbelajardinilaisecarasubjektifolehpengajar.
d. TujuanPembelajaranKooperatif
Tujuanutamadalampenerapanmodelbelajarmengajarpembelajarankooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman- temannyadengancarasalingmenghargaipendapatdanmemberikankesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secaraberkelompok.Kategoridalampembelajarankooperatif adalahyangpertama,adalahindividualyaitukeberhasilanseseorangditentukan olehorang itusendiri. Kedua, kompetitif, yaitukeberhasilanseseorangdicapai karena kegagalan orang lain. Dan yang ketiga, kooperatif, yaitu keberhasilan seseorangkarenakeberhasilanoranglain,orangtidakdapatmencapaikeberhasilan dengansendirian.7
7
Ibid,hal.48-49.
11
Sedangkan menurut Ibrahim yang dikutip Isjoni, pembelajaran kooperatif dikembangkanuntukmencapaisetidak-tidaknyatigatujuan,yaitu8:
1) Hasilbelajarakademik
Dalam Cooperative Learning meskipun mencakup beragam tujuansosial, juga memperbaikiprestasisiswaatautugas-tugasakademikpentinglainnya.Beberapa ahliberpendapatbahwamodeliniungguldalamhalmembantusiswamemahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukan model terstruktur penghargaankooperatif telahdapat meningkatkan nilai siswa pada belajarakademikdannormayangberhubungandenganhasilbelajar.
2) Penerimaanterhadapindividu
Tujuan lain model Cooperative Learning adalah penerimaan secara luas dari orang-orangyangberbedaberdasarkanras,budaya,kelassosial,kemampuan,dan ketidakmampuannya.
3) Pengembanganketerampilansosial
4) Tujuanpentingketiga Cooperative Learning adalah mengerjakanketerampilan bekerjasamadankolaborasi.
e.Langkah-langkahPembelajaranKooperatif
Agarmodelpembelajaraniniberjalanlebihkooperatifmakasebagaipetunjuk tahap-tahap yangharusdilakukanberdasarkankomponenpembelajarankooperatif sebagaiberikut:9
8
Trianto,model-modelpembelajaraninovatifberorientasikontruktivistik ,Jakarta:Presta Pustaka,2007.Hal. 44-45.
12
Tabel2.2Langkah-langkahModelPembelajaranKooperatif
Daritabeldiatas,terdapat6langkahutamaatautahapandidalampelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikantujuanpelajarandan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikutiolehpenyajianinformasi,seringkalidenganbahanbacaandaripadasecara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkanke dalam tim-timbelajar. Tahap ini diikutibimbingangurupadasaatsiswabekerjasama untukmenyelesaikantugas bersama mereka.Faseterakhirpembelajarankooperatifmeliputipresentasihasil akhirkerjakelompok,atauevaluasitentangapayangakantelahmerekapelajari danmemberipenghargaanterhadapusaha-usahakelompokmaupunindividu.
No. Fase Kegiatan
1. Menyampaikan tujuandan
memotivasisiswa
Gurumenyampaikansemuatujuanpelajaran yangingindicapaipadapelajarantersebut danmemotivasisiswabelajar
2. Menyajikan informasi
Gurumenyajikaninformasikepadasiswa denganjalandemonstrasiataulewatbahan bacaan.
3. Mengorganisasikan siswakedalam kelompok kooperatif
Gurumenjelasakankepadasiswabagaimana caranyamembentukkelompokbelajardan membantusetiapkelompokagarmelakukan transisisecaraefisien.
4. Membimbing kelompokbekerja danbelajar
Gurumembimbingkelompok-kelompok belajarpadasaatmerekamengerjakantugas mereka.
5. Evaluasi Gurumengevaluasihasilbelajartentang materiyangtelahdipelajariataumasing- masingkelompokmempresentasikanhasil kerjanya.
6. Memberikan penghargaan
[image:30.612.83.509.121.551.2]13
f. Macam-macampembelajarankooperatif
Menurut Arendada empatpendekatanpembelajarankooperatif.10 Disini akan
diuraikansecararingkasmasing-masingpendekatantersebut. 1) Student Teams Achievement Division(STAD)
STADdikembangkanolehRobertSlavindanteman-temannyadiUniversitas JohnHopkinsdanmerupakanpendekatanpembelajarankooperatif yangpaling sederhana. Guru yang menggunakan STAD juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggumenggunakanpresentasiverbalatauteks.Siswadalamsuatukelastertentu dipecah menjadikelompok dengananggota 4-5 orang, setiap kelompok harus heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuantinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembarkegiatanatauperangkatpembelajaranyanglainuntukmenuntaskanmateri pelajarannya dankemudiansaling membantusatusama lain untuk memahami bahanpelajaranmelaluitutorial,kuis,satusamalainuntukmemahamidanatau melakukandiskusi.Secaraindividualsetiapmingguatausetiapduaminggusiswa diberikuis.Kuisitudiskordansetiapindividudiberiskorperkembangan.Skor perkembanganinitidakberdasarkanpadaskor mutlaksiswa,tetapiberdasarkan padaseberapajauhskoritumelampauirata-rataskoryanglalu.
Setiap minggupadasuatulembarpenilaiansingkatataudengancara lain, diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi, siswa yang mencapai skor perkembangantinggi,atausiswayangmencapaiskorsempurnapadakuis-kuisitu. Kadang-kadangseluruhtim yangmencapaikriteriatertentudicantumkandalam lembaritu.
2) Investivigasikelompok
Investivigasikelompokmungkinmerupakanmodelpembelajarankooperatif yangpalingkompleksdanpalingsulituntukditerapkan.Modelinidikembangkan
20.
10
14
pertamakaliolehThelan.BerbedadenganSTADdanjigsaw,siswaterlibatdalam perencanaanbaiktopik yangdipelajarimaupunbagaimanajalannyapenyelidikan mereka.Pendekataninimemerlukannorma danstrukturkelas yanglebihrumit daripadapendekatanyanglebihterpusatpadaguru.Dalampenerapaninvestivigasi kelompokinigurumembagikelasmenjadikelompok-kelompokdengananggota5 atau6siswa yangheterogen. Dalambeberapakasus,kelompokdapatdibentuk denganmempertimbangkankeakrabanpersahabatanatauminatyangsamadalam topiktertentu.Selanjutnyamemilihtopik untukdiselidiki,melakukanpenyidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu. Selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikanlaporannyakepadaseluruhkelas.
3) PendekatanStruktural
15
4) Jigsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot aronson dan teman-teman di universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-temandiuniversitasJhonHopkins.
Table2.3
Perbandingan4PendekatandalamPembelajaranKooperatif.11
(sumber:http://luarsekolah.blogspot.com)
11 MusliminIbrahimdkk,PembelajaranKooperatif,(Surabaya:UniversityPress,2001),h.29.
Aspek STAD Pendekatan
Struktural Investivigasi kelompok Jigsaw Tujuan kognitif Informasi akademik sederhana Informasi akademik sederhana Informasi akademiktingkat tinggidan keterampilan inkuiri
Informasiakademik sederhana
Tujuansocial Kerjakelompok dankerjasama
Kerjakelompok dankerjasama
Kerjakelompok dankerjasama
Kerjakelompok dankerjasama
StrukturTim Kelompok belajarheterogen 4-5orang
Bervariasi berdua,bertiga kelompokdengan 4-5orang
Kelompokbelajar homogen5-6 orang
Kelompok heterogen4-5 orang.Pola “kelompokahli” dan“kelompok asli”.
Pemilihan topik pelajaran
Biasanyaguru Biasanyaguru Biasanyaguru Biasanyaguru
Tugasutama Siswa
menggunakan lembarkegiatan dansalingbantu untuk menuntaskan materibelajarnya Siswa menyelesaikan tugasyang diberikansosial dankognitif Siswa menyelesikan inkuirikompleks
Siswamempelajari materipada kelompokahli kemudian
membantuanggota kelompokasal mempelajarimateri tersebut
Penilaian Tesmingguan Bervariasi Menyelesikan
[image:33.612.81.527.143.677.2]16
g. Pengelolaankelasmodelpembelajarankooperatif
Pengelolaan kelas pembelajaran kooperatif bertujuan untuk membina pembelajardalam mengembangkanniatdankiatbekerjasamadanberinteraksi denganpembelajaranyanglainnya.Adaduahalpentingyangperludiperhatikan dalampengelolaankelas.12
Pertama adalah keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaankondisibelajar yangoptimal. Keterampilan iniberkaitandengan kemampuangurudidalammengambilinisiatifdanmengendalikanpelajaranserta kegiatan-kegiatanyangberhubungansuasanadankeadaankelasdanpesertadidik. Kedua adalah keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisibelajaryangoptimal.Kegiataniniberkaitandenganresponguruterhadap masalahdangangguanyangdihadapipesertadidikyangberkelanjutan,sehingga gurubisa mengambil jalanremedialatau mengembalikankondisibelajar yang optimal.
2. PembelajaranKooperatifTipeJigsaw
a. PengertianJigsaw
Pembelajarankooperatif tipe jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yangmendorongsiswaaktifdansaling membantudalammenguasai materi untuk mencapaiprestasi yang maksimal.13 Jadi, pada teknik jigsaw ini
siswadalamsatukelompokberpencaruntukberkumpuldengananggotakelompok lainyangmemilikimateripembahasanyangsama.
Menurut Arends pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan suatu teknikdarimodelpembelajarankooperatifyangterdiridaritim-timbelajaryang heterogen beranggotakan 4-6 siswa, setiap siswa bertanggungjawab atas
12 Isjoni,PembelajaranvisionerperpaduanIndonesia –Malaysia,(Yogyakarta:Pustaka
Pelajar,2007),hal.91-98.
17
penguasaanmateribelajardanmampumengajarkanbagianmateritersebutkepada anggotanya.14
Dalam jigsaw, siswa dituntut untuk saling ketergantungan yang positif (saling memberi tahu) terhadap temansekelompoknya. Hal ini senada dengan pendapat Hinze sebagai berikut Jigsaw merupakan satu metode yang memungkinkanmunculnyasalingketergantunganantaranggotakelompok.Selain itumetodeinijugamenunjanginteraksidanelaborasikognitif,memunculkanrasa menghormatipadaoranglainsertamembangunpengetahuanbersama.15
DaripendapatHinzediatas,dapatdisimpulkanbahwadenganmenerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa dituntut untuk saling memberitahu antar sesama kelompoknya sehingga akan terjadi saling butuh diantarakelompoktersebut.
Dalam jigsaw ini setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab terhadapkeberhasilansesamaanggotakelompoknya.Dalampembelajarandengan metodejigsawakanmemungkinkanmasing-masingsiswayangtergabungdalam kelompok ahli, akan menjadi seorang ahli dalam mengumpulkan informasi, konsep, dan kemampuannya lainnya yang terkait dengan topik yang mereka pelajari.Pemikirandasar dariteknik ini adalah memberikankesempatansiswa untuk berbagi dengan yang lain, mengajar serat diajar oleh sesama siswa merupakan bagian penting dalam proses belajar dan sosialisasi yang berkesinambungan.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajarannya sendiridanjuga pembelajaranorang lain. Siswa tidak hanya mempelajarimateriyangdiberikan,tetapimerekajugaharussiapmemberikandan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang ahli. Dengan
14 SofanAmri,dkk,kontruksipengembanganpembelajaranpengaruhnyaterhadap
mekanismedanpraktikkurikulum,Jakarta:PrestasiPustaka.Hal.95.
15 ShlomoSharan,TheHandbookOfCooperativeLearning,InovasiPengajarandan
18
demikian,“siswasalingtergantungsatudenganyanglaindanharusbekerjasama secarakooperatifuntukmempelajarimateriyangditugaskan”.
b. Langkah-LangkahJigsaw
Padamodelpembelajarankooperatiftipejigsaw,terdapatkelompokasaldan kelompokahli.Kelompokasal,yaitukelompokinduksiswayangberanggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakangabungandaribeberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskanuntuk mempelajaridanmendalamitopiktertentudanmenyelesaikan tugas-tugasyangberhubungandengantopiknyauntukkemudiandijelaskankepada anggotakelompokasal.
Untukpelaksanaanpembelajarankooperatiftipejigsaw menurutAronson, Stephen,Sikes,danSnapp,disusunlangkah-langkahsebagaiberikut.16
1) Siswadikelompokkankedalam4anggotatim
2) Tiaporangdalamtimdiberibagianmateriyangberbeda 3) Tiaporangdalamtimdiberibagianmateriyangditugaskan
4) Anggotadaritimyangberbedayangtelahmempelajaribagian/subbabyangsama bertemudalam kelompok baru(kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5) Setelahselesaidiskusisebagaitimahlitiapanggotakembalikekelompokasaldan bergantianmengajartemansatutimmerekatentangsubbabyangmerekakuasai dantiapanggotalainnyamendengarkandengansungguh-sungguh
6) Tiaptimahlimempresentasikanhasildiskusi 7) Gurumemberievaluasi
8) Penutup.
19
Berikutadalahilustrasiyangmenunjukkankelompokdalam Jigsaw
TIMASAL
(5-6kelompokheterogendikumpulkan)
Gambar2.1IlustrasiyangMenunjukkanTimJigsaw
MenurutArendlangkah-langkahpembelajaranjigsawsebagaiberikut:17
1) Siswadibagiatasbeberapakelompok(tiapkelompokanggotanya5-6)
2) Materipelajarandiberikankepadasiswadalambentukteksyangtelahdibagi-bagi menjadibeberapasubbab
3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yangditugaskandanbertanggung jawabuntukmempelajarinya.Misalnya,jika materiyangdisampaikanmengenai sistem ekskresi. Maka seorangsiswa dari satukelompok mempelajari tentang ginjal,siswayanglaindarikelompoksatunyamemepelajariparu-parubegitupun siswalainnyamempelajarikulit,danlainnyalagimempelajarihati.
4) Anggotadarikelompoklainyangtelahmempelajarisubbabyangsamabertemu dalamkelompok-kelompokahliuntukmendiskusikannya
5) Setiapanggotakelompokahlisetelahkembalikekelompoknyabertugasmengajar teman-temannya
6) Padapertemuandandiskusikelompokasal,siswa-siswadikenaitagihanberupa kuisindividu
[image:37.612.83.513.151.665.2]20
c. KelebihanJigsaw
Kelebihan-kelebihan jigsaw yang dikemukakan oleh Teti Sobari diantaranya adalah:18
1) Meningkatkanhasilbelajar 2) Meningkatkandayaingat
3) Dapatdigunakanuntukmencapaitarappenalarantingkattinggi 4) Mendorongtumbuhnyamotivasiintrinsic
5) Meningkatkanhubunganantarmanusiayangheterogen
6) Mengikatkansikapanakyangpositifterhadapgurudansekolah 7) Meningkatkanhargadirianak
8) Meningkatkanpenyesuaiansosialyangpositif,dan 9) Meningkatkanketerampilanhidupgotongroyong d. Kelebihandankekuranganjigsaw
Adapun kelebihan-kelebihan jigsaw yang dikemukakan oleh Ibnu Hizam diantaranyaadalah:19
1) Memudahkansiswamemilikipenyesuaiansoal 2) Mengembangkankegembiraanbelajarsejati
3) Memungkinkan siswa saling belajar mengenai sikap, keterangan, informasi, perilakusosial,danpandanganpesertalain.
4) Memungkinkanberkembangnyanilai-nilaisocialdankomitmen. 5) Menghilangkansikapmementingkandirisendiri
6) Mengaitkankepekaandankesetiakawanansocial
7) Menghilangkansiswadaripenderitaanakibatkesendirianataupunketerasingan 8) Dapatmenjadiacuanperkembangankepribadianyangsehatdanterintegerasi 9) Meningkatkansalingpercayakepadamanusia
10)Meningkatkankeyakinanterhadapideataugagasansendiri
18 Rusman,Model-ModelPembelajaran:MengembangkanProfesionalismeGuru,(Jakarta: Rajawalipress),hal.219.
21
11)Meningkatkan kegemaranbertemantanpa memandangperbedaankemampuan, jeniskelamin,norma,atauadat,etnis,stratasosialdansebagainya
12)Mengembangkankesadaranbertanggungjawabdansalingmenjagaperasaan 13)Meningkatkanketerampilanhidupbergotongroyong
14)Meningkatkankemampuanberpikirkreatif
15)Memberikanharapanyanglebihbesarbagimanusiabiasayangmampumenjalin hubunganpositifdengansesamanya,baikditempatkerjamaupundimasyarakat.
IbnuHizamjuga mengemukakanpendapatnyamengenaikekuranganyang dimilikimetodejigsawdiantaranyaadalah:20
1) Sulit membuat kelompok yang heterogen baik intelegensi, bakat, minat, atau daerahtempattinggal
2) Murid-muridyangdianggap guruheterogen, seringtidak merasacocokdengan kelompokitu
3) Pengertian tentang guru pengelompokkan ini kadang-kadang masih belum mencukupi
4) Dalambelajarbersamatidakterkendalisehingga menyimpangdarirencanadan berlarut-larut
Untuk mengambil manfaat dan mengatasi kekurangan-kekurangan dari modelpembelajarankooperatif tipe jigsaw tersebut, maka guruperlumembuat perencanaan-perencanaanyangsebaik-baiknya,danjugadiperlukansimulasiatau latihandalammenerapkanmodelpembelajaranini.
e. EvaluasiPembelajaran
Asesmendalampembelajarankooperatifbiasanyaterkaitdenganempathalyang khas,antaralainsebagaiberikut.
1) Apakahsudahdikembangkansuaturubrikataucriteriapenilaiantertentu? 2) Bagaimanakahcaragurumengkomunikasikankemajuanbelajarkepadasiswa?
22
3) Bagaimanakah cara guru mengkomunikasikan kemajuan pembelajaran kepada orangtuadanadministratorsekolah?
4) Bagaimanakahcarasiswamengkomunikasikankemajuanpembelajarannyakepada guru?
Dalamhalini,asesmenataupenilaiandidefinisikansebagaiistilahumum yangmencakupsemuametode yangbiasadigunakanuntukmenilaiunjuk kerja
(performance)individupesertadidikataukelompok.Prosespenilaianmencakup pengumpulanbuktiuntukmenunjukkanpencapaianbelajarpesertadidik.21
JohnsonandJohnsonpadapublikasinyaberjudul Cooperative Learning and Assesment, memerinci identifikasi bermacam-macam penilaian yang umum diterapkandalampembelajarankooperatifsepertidinyatakandalamtabelberikut ini.
Tabel2.4 IdentifikasiBermacamTesdalamPembelajaranKooperatif22
Model pembelajaran dengan penilaian gotong royong perlu lebih sering dipakaidalamduniapendidikanagarbisakondusifbagiproseskedewasaandan pengembangan siswa. Sistem belajar perlu memperhatikan pula aspek-aspek afektif.Sistempeningkatanhanya menekankanpada hasilbelajar yangbersifat kognitifsedangkansistem individual mulai memperhatikanaspekafektif untuk
21 Warsonodkk,PembelajaranAktifTeoridanAsesmen,(Bandung:PTRemajaRosdaKarya: 2012),hal.264-265.
22Warsonodkk,op.cit¸hal275-276.
Tujuan Focus Setting Stakes Pemegang
kepentingan Diagnostic Proses
pembelajaran
Buatan (Ruangkelas)
Rendah Siswa-orangtua
Formatif Proses pengajaran
Otentik (Dunianyata)
Rendah Guru
Sumatif Luaran pembelajaran Luaran pengajaran
Buatan (Ruangkelas)
[image:40.612.87.518.292.584.2]23
mencapaihasil-hasilbelajarkognitif.Namunpatutdisadari,sistem individuini jugabisa membawadampakafektif lainnya.Sistempendidikan gotongroyong merupakan alternatif menarik yang mencegah tumbuhnya keagresifan dalam sistemkompetensidanketerasingandalamsistemindividutanpa mengorbankan aspekkognitif.
f. PembelajaranIPAdenganJigsaw
Seperti telah diuraikan diatas bahwa pembelajaran kooperatif memiliki beberapapendekatan,salahsatunyaadalahjigsaw.Jigsaw merupakansalahsatu variasidarimodelpembelajarankooperatifyangpertamakalidikembangkanoleh Elliot Aronsondan teman-temannya di universitas pada tahun1978.23 Jigsaw
kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-temannya pada tahun 1980 di Universitas Jhon Hopskins. Jigsaw yang dikembangkanoleh Aronson dikenal dengan jigsaw I, kemudian jigsaw yang dikembangkan oleh Slavin di kenal dengan nama jigsaw II.PerbedaanjigsawI danjigsaw II terletakpada waktu pelaksanaan, dimana waktu pelaksanaan jigsaw I lebih singkat dibandingkan jigsaw II. Selain itu, dalam pembelajaran jigsaw I siswa menyelesaikan permasalahanyangberbedadalamkelompokahlisedangkandalamjigsawIIsiswa menyelesaikan permasalahan yang sama dalam kelompok ahli. Jigsaw yang dikembangkan oleh Slavin lebih praktis dan mudah diterapkan ketika proses pembelajaransedangberlangsung.24
3. HasilBelajar
Kata hasil dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang menjadiakibat dari usaha. Kata hasilseringdikaitkandenganprestasi, hal ini karena arti prestasi itu adalah hasil yang telah dicapai. Selanjutnya Soetioe mengungkapkanpengertianbelajaradalahperubahanmentalpadadiripelajaratau
23 Robert,E.Slavin,CooperativeLearning:WhatMakesGroupworkWork .(Universityof YorkandJhonsHopkinsuniversity),h.6.
24
memodifikasi kecenderungan. Jadi dapat disimpulkan hasil belajar adalah perubahanmentalpadadiripelajarakibatdariusaha.
SejalandenganpernyataandiatasSudjana mengungkapkanbahwasannya hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.25 Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkahlakuyangmencakupbidangkognitif,afektifdanpsikomotorik.
Hasilbelajarmerupakanperistiwayangbersifatinternaldalamartisesuatu yangterjadipadadiriseseorang.Peristiwatersebutdimulaidariadanyaperubahan kognitifataupengetahuanuntukkemudianberpengaruhkepadaperilaku.Dengan demikian, perilaku belajar seseorang didasarkan kepada tingkat pengetahuan terhadapsesuatuyangdipelajariyangkemudiandiketahuimelaluitesdanpada akhirnyamemunculkanhasilbelajardalambentuknilairilataunonriel.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kognitifmemilikipengaruhterhadapperilakusiswa,sepertiyangdisajikandalam skemaberikut:
Pengetahuan
Belajar Tes HasilBelajar Nilai
Perilaku
Gambar2.2SkemaProsesHasilBelajar
Dari skema di atas mencerminkan bahwa hasil belajar diperoleh dari kegiatan evaluasi belajar (tes) dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya kegiatanbelajar.Baikburuknyahasilbelajarsangattergantungdaripengetahuan danperubahanperilakudariindividuyangbersangkutanterhadapyangdipelajari. Dari uraiandi atas dapat disimpulkanbahwa hasil belajar adalahsuatu peristiwa yangbersifat internalpadadiriseseorangsetelahmelakukankegiatan
[image:42.612.82.524.269.604.2]25
belajar.Suatuperistiwainiditandaidenganperubahanperilakudanpengetahuan seseorangterhadapapayangdipelajarinya.Kemudianhasilbelajardapatdiperoleh dengan melakukan evaluasi atau penilaian terhadap perubahan perilaku dan pengetahuantersebut.
a. HasilBelajarRanahKognitif
Penilaianterhadap hasilbelajardalamranahkognitif ini merupakanhasil belajaryanglebihbanyakmelibatkankegiatanmental/otak.Padaranahkognitif, terdapatenamjenjang,diantaranya:
1) Pengetahuan (knowledge) berhubungan dengan kemampuan mengingat pada materipembelajaranyangsudahdipelajarisebelumnya (recall).Contohnya,nama kepalanegara,namapresiden,namanegara,rumus,dalil,hukum,dansebagainya; 2) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan memahami arti suatu materi
pembelajaran.Contohnya,menafsirkan,menjelaskanataumeringkas/merangkum suatupengertian,sepertimemahamiisisuatucerita;
3) Penerapan(application)adalahkemampuanmenerapkanataumenafsirkansuatu materipembelajaranyangsudahdipelajarikedalamsituasibaruatausituasiyang konkrit, seperti menerapkan suatu dalil, metode, konsep, prinsip, atau teori. Contohnya,mampumemecahkanmasalahsebagaipenerapandariinformasiatau pengetahuanyangdimilikisebelumnya;
4) Analisis(analysis)adalahkemampuanmenguraikanataumenjabarkansesuatuke dalamkomponen-komponenataubagian,sehinggasusunannyadapatdimengerti. Contohnya,menganalisissuatubentukbaganataudiagram;
26
6) Evaluasi (evaluation) yaitu kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan pada maksud ataukriteria tertentu. Contohnya, menilai dua hasil karyaataugambarlaluditentukan,karyamanayanglebihbaikdariyanglainnya.26
b. PengukuranHasilBelajar
Hasil belajar ini dapat diketahui dari proses penilaian, yaitu kegiatan membandingkan hasil pengukuran(skor) sifat suatuobjek denganacuan yang relevansedemikianrupasehinggadiperolehsuatukualitaskuantitatif.
Pengukuranhasilbelajardapatdilakukandenganbeberapacara,diantaranya yaitupengukuransecaratertulis,pengukuransecaralisan,danpengukuranmelalui observasi. Setiap cara/prosedur memiliki keunggulan dan kelemahan masing- masing.Prosedurmanayangharusdipilihtergantungpadaberbagaifaktiryaitu: jeniskemampuanyangdiukur,jumlahsiswa,danwaktuyangtersedia.
DalampembelajaranIPAkhususnyaIPASDprosedurlisanpadaumumnya jarangdilakukan, mengingat jumlahsiswa yangjumlahnya banyak sedangkan waktunya terbatas. Adapunprosedurnya yangbanyak dilakukanialahprosedur tertulisdanobservasi.Prosedurtertulisdipakaiuntukmengukurhasilbelajaryang sifatnya kognitif dan afektif. Sedangkan prosedur observasi digunakan untuk mengukurhasilbelajaryangsifatnyapsikomotor.
Setiap pengukuran, baik melalui prosedur tertulis maupun prosedur observasi, memerlukan alat ukur tertentu yang tetap. Alat ukur dapat dikelompokkankedalamdua golonganbesar yakni “tes”dan “bukantes”. Tes adalahkumpulanpertanyaanatausoal yang harus dijawab olehsiswa dengan mengunakanpengetahuan-pengetahuansertakemampuanpenalarannya.
Alatukuryangbukantesmencakupangket,skalasikap,dansebagainya.Tes dapatdiklasifikasikankedalamdua golonganyaknites uraiandantesobyektif. Perbedaannyaialahtesuraianmemintajawabanuraiansingkatyangdisusunsiswa
27
dengan memilih salah satu jawaban dari beberapa kata atau simbol untuk melengkapipernyataanyangbelumsempurna.
4. KonsepCahaya
a. PengertianCahaya
Cahaya berasal dari sumber cahaya. Sumber cahaya terbesar yang memancarkancahayanyakebumiadalahmatahari.Cahayasangatpentingbagi kehidupandimukabumi.Tanpacahaya,kamutidakdapat melihatbenda yang beranekawarna,bunga-bungayangberwarna-warni,danpemandanganalamyang sangat mempesona. Sumber cahaya terbagi menjadidua yaitusumber cahaya alamidansumber cahayabuatan.Sumbercahayaalamiadalahsumbercahaya yang tidak dapat dibuat oleh manusia. Misalnya matahari, beberapa hewan (kunang-kunang) danbeberapa hewan laut. Sedangkan sumber cahaya buatan adalahsumbercahayayangdibuatolehmanusia.Misalnyalampulistrik, lampu minyak,lampusenter,lilindanlain-lain.
b. Sifat-sifatCahaya
Adapuncahayamemilikisifat-sifatcahayasebagaiberikut: 1) Cahayadapatmerambatlurus
Contohketikakitamenggunakansenter 2) Cahayadapatmenembusbendabening
Contohair,kacadanplastik 3) Cahayadapatdibiaskan
Contohikandikolamyangjernihterlihatlebihbesardariaslinya,dasarkolam terlihatlebihdangkal,danjalanberaspalpadasianghariyangpanasterlihatseperti berair.
4) Cahayadapatdipantulkan
28
adalahberkascahayamengenaipermukaanyangtidakratamakaberkascahaya tersebutdipantulkankeberbagaiarah.
c. Cermin
Cermin dapat membentuk bayangan benda seperti aslinya. Cermin dikelompokkanmenjaditigabagiansebagaiberikut.
1) Cermindatar
Cermin datar adalah cermin yang memiliki bidang pantul datar dan titak melengkung.Sifat-sifatbayanganyangdibentukolehcermindatarsebagaiberikut. a) Ukuran(besardantinggi)bayangansamadenganukuranbenda.
b) Jarakbayangankecerminsamadenganjarakbendakecermin
c) Bayanganbersifatsemuataumaya.Artinya,bayangandapatdilihatdalamcermin, tetapitidakdapatditangkapolehlayar.
2) Cermincekung
Cermincekungadalahcerminyangmemilikibidangpantulmelengkungkearah dalam.Sifat-sifatbayanganyangdibentukolehcermincekungtergantungletak bendaterhadapcermin.
a) Jikaletakbendadekatdengancermincekungmakaakanberbentukbayanganyang memilikisifatsemu(maya),lebihbesar,dantegak.
b) Jikabendadijauhkandaricermin cekungmakaakandiperolehbayangan yang bersifatnyatadanterbalik.
3) Cermincembung
Cermincembungadalahcerminyangmemilikibidangpantulkearahluar. Sifat-sifatbayanganyangdibentukolehcermincembungyaitumaya,tegak,dan diperkecil.Contohkacaspionpadakendaraan.
d. ManfaatCahaya
29
Beberapamanfaatcahayadalamkehidupansehari-hariyaitusebagaiberikut. 1) Manfaatcahayadibidangkesehatan
Salahsatumaafdibidangkesehatanadalahfotorontgen.Jikaadaseseorang yangmengalamikecelakaanhinggapatahtulang,makauntukmengaetahuikondisi tulangdoktermemerlukanfotorontgen.Manfaatlaindaricahayabagikesehatan yaitudigunakandalambentuksinarlasersebagaipenggantipisaubedah.Cahaya matahari yang mengandung sinar ultraviolet juga dapat membunuh kuman penyakitdandapatmembantuprosespembentukkanvitaminDdalamtubuh. 2) Manfaatcahayadibidangindustri
Cahayadapatdimanfaatkanuntuk memotongbenda-benda yangmemiliki sisipotongyangrumit.Misalnyapemotongpadaindustrybesidanbaja.Cahaya yangdigunakan untuk memotongdidalambidang industryadalahsinar laser. Sifat-sifat cahaya juga diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusisa. Misalnyadigunakanuntuk memfotocopi,kamera foto, mikroskop,teleskopdan periskop.
B. HasilPenelitianyangRelevan
Berikut ini merupakan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitianini.Hasilpenelitianpendukungyangdimaksud yaituhasilpenelitian penerapan model pembelajarankooperatif tipe jigsaw pada pembelajaranIPA, antaralain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Agasta Ika Wulandari tahun 2011 yang mengembangkan perangkat pembelajaran kooperatif jigsaw dipadu dengan eksperimenterhadap keterampilanproses sains siswa kelas X SMA Negeri 1 KARTASURA tahun pelajaran 2011/2012, menunjukkan bahwa terdapat perbedaanhasilnilaisiswayangdiajarkanmenggunakantipejigsawdengansiswa yangtidakdiajarkandenganjigsaw.”27
27Agasta Ika Wulandari, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dipadu dengan
30
2. Hasil penelitian oleh Lilin Yunarwati yang berjudul “Penerapan Model PembelajaranKooperatifTipe JigsawuntukMeningkatkanMotivasiBelajarSiswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIID SMP Negeri 16 Surakarta” tahun pelajaran2010/2011, menyebutkanbahwa jigsaw dapat menunjukkan motivasi belajarmenjadimeningkatdibandingkantanpamenggunakanjigsaw.28
3. Penelitian yang dilakukan oleh Tiwan MT tahun 2008, menunjukkan bahwa penerapanpembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkankualitas pembelajaranBahanTeknik.Peningkatanterlihatpadapeningkatanaktivitasdan peran serta selama pembelajaran. Kemampuan kooperatif mahasiswa semakin meningkat dan memberikan hasil yang positif pada pembelajaran secara kelompok.29
4. Penelitian yang dilakukan oleh Udo Hinze, dkk, menunjukkan bahwa jigsaw adalahmetodeyangsangatbagusuntukprosesinisiasipositifdalampembelajaran kolaborasidiCSCL.Selainitu,metodejigsawdapatmemudahkanpembelajaran yangkompleks menjadilebihmudah.Metode inidapat mengorganisasikandan menyeimbangkanberbagaikondisidanfaktordasardariprosespengoptimalisasian pembelajaran.Penelitianini,berfokuspadapembelajaranyangdibutuhkan.30
5. Penelitian yangdilakukanolehYaniNurhaeni dalam jurnalnya yangberjudul
“MeningkatkanPemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran KooperatifTipeJigsawPadaSiswaKelasXISMPN43Bandung”,menunjukkan bahwa menggunakantindakanpembelajarankoopertiftipe jigsaw padakonsep listrik ternyatadapat meningkatkanpemahamansiswa terhadappelajaranfisika padakonseplistrik.Penerapanpembelajarankooperatiftipejigsawpadakonsep
28
LilinYunarwi,PenerapanModelPembelajaranKooperatifTipeJigsawuntuk MeningkatkanMotivasiBelajarSiswadalamPembelajaranBiologiKelasVIIDSMPNegeri16 SurakartaTahunPelajaran2010/2011,Skipsi.UniversitasSebelasMaret.2011,hal.7.
29 TiwanMT.,PeningkatanKualitasProsesDanHasilPembelajaranBahanTeknikMelalui
PenerapanPembelajaranKooperatifJigSaw. Jurnal.Hal.12.
31
listrik pada pelajaran fisika ternyata sangat antusias, aktif dan efektif dapat dibuktikandarihasilaktifitasbelajarsiswakelasIXSMPN43Bandung.31
C. KerangkaBerpikir
Secaraumumprestasisiswadalampembelajaranfisikamasihdikategorikan rendah. Hal ini berdasarkan hasil studi TIMMSS-R (Third Internasional Mathematics and Science Study-Repeat) yang menyatakan bahwasannya kemampuanfisikasiswadisekolahmenengahdiIndonesiaberadadiurutanke32 dari 38 negara peserta. Penggunaan metode/model klasik dalam proses pembelajaranditenggaraisebagaisalahsatufaktorpenyebabrendahnyaprestasi belajarsiswa.Harusdisadaribahwadewasainidalamprosespembelajaranfisika, masih banyak guru yang hanya menyampaikan produk tanpa memperhatikan proseskejadian. Perangurudalamprosespembelajaranlebihdominan,artinya proses pembelajaran lebihberpusat pada guru (teacher centered). Hal tersebut akanmembuatsiswacenderungpasifsehinggaakanberrpengaruhdenganhasil belajaryangakandicapai.
Padaprosespembelajaransiswaakanlebihmudahmemahamimaknaatau arti yang terkandung dalam pesan yang disampaikan, apabila mereka terlibat langsungdalamprosespembelajarantersebut. Salahsatucara untuk mengatasi keadaandemikianadalahpemilihanmodelpembelajaranyangdapatmengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan sendiri pengetahuan melaluiinteraksinyadenganlingkungandanjugalebihdiarahkankepadakegiatan yangmendorongsiswabelajaraktifbaiksecarafisik,sosialmaupunmentaldalam memahamikonsep.
Melalui modelkooperatiftipe jigsaw siswaakanlebihmudahmemahami makna atau arti yang terkandung dalam pesan yang disampaikan. Dengan diterapkan modelkooperatiftipe jigsaw,diharapkansiswaakanterlibataktif.Tipe
31YaniNurhaeni,MeningkatkanPemahamanSiswaPadaKonsepListrikMelalui
32
jigsaw membuat siswa dapat bekerjasama dalam kelompok, sehingga dapat menimbulkansalingketergantunganpositifantarasesamaanggotakelompok.
Dengan model pembelajaran ini siswa diberi kesempatan bukan hanya sekedarbelajartetapi, jugasalingmengajarkansatusamalain.Siswatidakhanya dapat salingberbagidalamproses memperoleh ilmu pengetahuan. Selanjutnya melalui proses kebersamaan tersebut akan melatih siswa mengembangkan keterampilan sosialnya, menghargai perbedaan, meningkatkan motivasi, sikap positif,danmengurangikecemasansehingga, padaakhirnyadapatmeningkatkan hasilbelajarsiswa.
D. PengajuanHipotesis
BABIII
METODOLOGIPENELITIAN
A. WaktudanTempatPenelitian
PenelitianinidilaksanakandiSDNCirendeuIIITangerangSelatanpada kelas V. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014yaitupadatanggal26Maret2013.
B. MetodedanDesainPenelitian
Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperiment. Penelitian
quasi eksperimentmempunyaikelompokkontrol,tetapitidakdapatberfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 Penggunaan metode quasi-eksperiment dalam
penelitian ini dipandang tepat karena penelitian ini bertujuan untuk memperolehinformasitentangpengaruhpendekatanpembelajarankooperatif terhadaphasilbelajarIPAsiswa.
Desainpenelitianyangdigunakanyaitu Non-Randomize Control Group Pretest and Posttest Design.Rancanganinimelibatkanduakelompok,yaitu kelompok eksperimendankelompok kontrol. Sebelum diberikanperlakuan pada kedua kelas diberikan pretest. Selanjutnya kelompok eksperimen diberikanperlakuandenganmenggunakanpendekatanpembelajarankooperatif tipe jigsaw, sedangkan kelompok kontrol diberikan pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah perlakuan kedua kelas diberikan posttest untuk lebih jelasnya desain penelitiandapat dilihat pada tabelberikut.
1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung:Alfabeta,2013),cet.16, h.144
34
Tabel3.1NonrandomizedControlGroupPretestandPosttestDesign
Keterangan:
T1 : Pretest(tesawalsebelumprosesbelajarmengajardimulai
danbelumdiberikanperlakuan)
T2 : Posttest(tesakhirsetelahprosesbelajarmengajar
berlangsungdandiberikanperlakuan)
XM : Pemberianprosesbelajarmengajaruntukkelompok
eksperimenyangdikenaiperlakuanpembelajaran kooperatiftipejigsaw
Xm : Pemberianprosesbelajarmengajaruntukkelompokkontrol
denganpembelajarankonvensional
C. PopulasidanSampel
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian.2Populasi pada
penelitianiniadalahsiswaSDN IIICirendeu.Sampeladalahsebagianatau wakildaripopulasiyangditeliti.Sampel yangdigunakandalampenelitianini terdiridari2kelompok,yaitu:
1. Kelompokeksperimen
Kelompok eksperimen, yaitukelompok siswa yang mendapat pembelajaran IPAsecarapembelajarankooperatiftipe jigsaw.Sampelyangterpilihsebagai kelompokeksperimenadalahsiswakelasVByangberjumlah45siswa. 2. Kelompokkontrol
Kelompokkontrol,yaitukelompoksiswayangmendapatkanpembelajaranIPA secarakonvensional.Sampelyangterpilihsebagaikelaskontroladalahsiswa kelasVAyangberjumlah45siswa.
Teknikpengambilansampelyangdigunakandalampenelitianiniadalah
purposive sampling,yaitupengambilansampelberdasarkanpertimbangandari gurudankepalasekolah. Penentuansampeldilakukandengan memilihdua
2Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,2006),cet.14,h.173-174
Kelompok TesAwal Perlakuan(x) Tesakhir
Eksperimen TІ XM TЇ
[image:52.596.73.510.122.638.2]35
kelasyangmemilikikesamaankarakter,baikdariaspekkognitif,afektif,dan psikomotoriknya.
D. ProsedurPenelitian
Langkah-langkahpadasetiaptahapprosedurpenelitiandapatdilihatlebihjelas padagam