• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang study fiqih (tayamum) di MTS. al-Hidayah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang study fiqih (tayamum) di MTS. al-Hidayah Jakarta"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Rahmy Lestari Nim : 206011000076

Fak/jur : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul : Pengaruh Metode Demonstrasi terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi Fiqih (Tayamum) di MTs. Al-Hidayah Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi fiqih di MTs. Al-Hidayah Jakarta

Secara operasional yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan bahan ajaran dan murid mengikutinya. Sedangkan prestasi belajar siswa adalah nilai hasil siswa yang dicapai dalam proses pembelajaran, dimana dalam bidang studi fiqih yaitu nilai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fiqih, jadi dalam penelitian ini dalam bidang studi fiqih untuk mengantarkan siswa agar lebih mengetahui dan memahami tata cara yang berkaitan dengan perubahan seorang muslim baik yang berhubungan dengan manusia dengan alam sehinggan dapat tercapai tujuan dari pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Al-Hidayah Jakarta februari-maret 2010 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi MTs. Al-Hidayah Jakarta kelas VII dengan jumlah 30 orang. Ini merupakan sebagian dari populasi yang berjumlah135 orang siswa/siswi MTs. Al-Hidayah Jakarta.

Data tentang pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi fiqih diperoleh berdasarkan angket yang diisi oleh siswa. Metode yang digunakan adalah korelasi product moment dengan taraf 5 %. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh r hitung sebesar 2,9. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan r tabel dengan df = 28 taraf signifikansi 5 % adalah 0,374 berarti r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi fiqih ditolak dan sebaliknya hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi fiqih diterima.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi fiqih di MTs. Al-Hidayah Jakarta. Hal ini menunjukan bahwa persepsi siswa tentang metode demonstrsi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi fiqih (Tayamum) di MTs. Al-Hidayah Jakarta mempunyai peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MTs. Al-Hidayah Jakarta.

(2)

melimpahkan kekuatan lahir dan batin kepada diri penulis, sehingga setelah melalui proses yang cukup panjang, pada akhirnya skripsi in dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga dan sahabatnya demikian juga para pengikutnya yang setia mengikuti jejak Rasul.

Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril dan materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M. A, selaku dosen seminar Proposal beserta seluruh staffnya.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Bahrissalim, M.Ag dan seketaris Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Drs. Sapiuddin Shidiq, MA beserta seluruh staffnya.

3. Bapak Drs. H. Aminudin Yaqub, M.Ag yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga bapak dan ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian hari.

5. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua Orang Tua penulis yang tercinta, Ayahanda H. Zaenal Arifin dan ibunda Hj. Sumiati Zaenal serta keluarga penulis yang dengan segala pengorbanannya yang tak pernah penulis

(3)

6. Kepala sekolah MTs. AL-Hidayah Jakarta beserta staffnya yang telah memberikan izin, bantuan, dan kerja samanya dalam, penelitian.

7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakulatas Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-temanku Mahasiswa UIN khususnya anak-anak tarbiyah jurusan pendidikan agama Islam angkatan 2006, teman-teman dekatku Nurhayati, Mudzakkir, Maesaroh, Rukmiyati, Wilda, Dina ira wati (sepupu) dll yang selalu memberikan support yang semangat.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal alamin.

Jakarta, 17 September 2010

Rahmy Lestari

(4)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah……… 4

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan……….. 5

BAB II : KAJIAN TEORITIK A. Metode Pengajaran dan Macam-macamnya 1. Pengertian Metode Pengajaran………. 6

2. Macam-macam Metode Pengajaran ……….. 9

3. Pengertian Metode Demonstrasi ……….. 10

4. Langkah-langkah dalam mengaplikasikannya………. 11

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi ……….. 13

B. Prestasi Belajar Siswa 1. Pengertian Prestasi……… 14

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi ………. 16

C. Bidang Stidi Fiqih ( Tayamum) di MTs 1. Pengertian dan Tujuan Bidang Studi Fiqih di MTs ………. 19

2. Ruang Lingkup Materi Bidang Studi Fiqih di MTs………. 20

3. Pengertian, Rukun dan Fungsi Tayamum ...20

D. Kerangka Berfikir dan Hipotesis……….. 22

(5)

A. Metode Penelitian ………. 23

B. Variabel Penelitian……… 23

C. Populasi dan Sampel………. 24

D. Tekhnik Pengumpulan Data ………. 25

E. Tekhnik Analisis Data……… 27

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah ... 31

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 48

C. Analisis Data ... 64

D. Interpretasi Data ... 69

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 71

C. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(6)

STUDY FIQIH (TAYAMUM) DI MTS. AL-HIDAYAH

JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Disusun oleh :

Rahmy Lestari 206011000076

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

(7)

STUDY FIQIH DI MTS. AL-HIDAYAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Oleh : Rahmy Lestari

206011000076

Di bawah Bimbingan

Drs. H. Aminudin Yakub, M. Ag NIP. 197102141997031001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

(8)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rahmy Lestari

No. Induk Mahasiswa : 206011000076

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Alamat :Jl. Manggis Rt. 003 Rw. 05 No. 36 A Jakarta Barat 11630

Judul Skripsi : Pengaruh Metode Demonstrasi terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi Fiqih di MTs. Al- Hidayah Jakarta

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 September 2010

Rahmy Lestari

(9)
(10)

Nama : Rahmy Lestari Nim : 206011000076

Fak/jur : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul : Pengaruh Metode Demonstrasi terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi Fiqih (Tayamum) di MTs. Al-Hidayah Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi fiqih di MTs. Al-Hidayah Jakarta

Secara operasional yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan bahan ajaran dan murid mengikutinya. Sedangkan prestasi belajar siswa adalah nilai hasil siswa yang dicapai dalam proses pembelajaran, dimana dalam bidang studi fiqih yaitu nilai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fiqih, jadi dalam penelitian ini dalam bidang studi fiqih untuk mengantarkan siswa agar lebih mengetahui dan memahami tata cara yang berkaitan dengan perubahan seorang muslim baik yang berhubungan dengan manusia dengan alam sehinggan dapat tercapai tujuan dari pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Al-Hidayah Jakarta februari-maret 2010 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi MTs. Al-Hidayah Jakarta kelas VII dengan jumlah 30 orang. Ini merupakan sebagian dari populasi yang berjumlah135 orang siswa/siswi MTs. Al-Hidayah Jakarta.

Data tentang pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi fiqih diperoleh berdasarkan angket yang diisi oleh siswa. Metode yang digunakan adalah korelasi product moment dengan taraf 5 %. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh r hitung sebesar 2,9 . Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan r tabel dengan df = 28 taraf signifikansi 5% adalah 0,374 berarti r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi fiqih ditolak dan sebaliknya hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi fiqih diterima.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi fiqih (Tayamum) di MTs. Al-Hidayah Jakarta. Hal ini menunjukan bahwa persepsi siswa tentang metode demonstrsi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi fiqih (Tayamum) di MTs. Al-Hidayah Jakarta mempunyai peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MTs. Al-Hidayah Jakarta.

(11)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rahmy Lestari

No. Induk Mahasiswa : 206011000076

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Alamat :Jl. Manggis Rt. 003 Rw. 05 No. 36 A Jakarta Barat 11630 Judul Skripsi : Pengaruh Metode Demonstrasi terhadap Prestasi Belajar

Siswa dalam Bidang Studi Fiqih (Tayamum, Wudhu, Haji) di MTs. AL- Hidayah jakarta

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Saya akan berjanji untuk merevisi skripsi saya yang akan diserahkan kepada penguji 2 yaitu Dr. Zaimuddin, MA.

2. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini tidak diselesaikan, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,18 September 2010

(12)

kekuatan lahir dan batin kepada diri penulis, sehingga setelah melalui proses yang cukup panjang, pada akhirnya skripsi in dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga dan sahabatnya demikian juga para pengikutnya yang setia mengikuti jejak Rasul.

Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril dan materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M. A, selaku dosen seminar Proposal beserta seluruh staffnya.

2. Ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Bahrissalim, M. Ag dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Drs. Sapiuddin Shidiq. MA beserta seluruh staffnya.

3. Bapak Drs. H. Aminudin Yaqub, M.Ag yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga bapak dan ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian hari.

5. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua Orang Tua penulis yang tercinta, Ayahanda H. Zaenal Arifin dan ibunda Hj. Sumiati Zaenal serta keluarga penulis yang dengan segala pengorbanannya yang tak pernah penulis lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka berdua kiranya merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini. 6. Kepala sekolah MTs. AL-Hidayah Jakarta beserta staffnya yang telah memberikan

izin, bantuan, dan kerja samanya dalam, penelitian.

7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakulatas Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-temanku Mahasiswa UIN khususnya anak-anak tarbiyah jurusan pendidikan agama Islam angkatan 2006, teman-teman dekatku Nurhayati, Mudzakkir, Maesaroh, Rukmiyati, Wilda, Dina ira wati (sepupu) dll yang selalu memberikan support yang semangat.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal alamin.

Jakarta

(13)
(14)

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel 24 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian 26

Tabel 3.3 Jawaban dalam Skoring 27

Tabel 3.4 Indeks Korelasi Product Moment 39

Tabel 4.1 Biografi MTs. Al-Hidayah 31

Tabel 4.2 Prestasi Peserta Didik 33

Tabel 4.3 Struktur Kurikulum MTs. Al-Hidayah Kelas VII 36 Tabel 4.4 Struktur Kurikulum MTs. Al-Hidayah Kelas VIII 37 Tabel 4.5 Struktur Kurikulum MTs. Al-Hidayah Kelas IX 38

Tabel 4.6 Ruangan Madrasah 43

Tabel 4.7 Keadaan Peserta Didik 44

Tabel 4.8 Murid Berdasarkan Kelas dan Jenis Kelamin 44

Tabel 4.9 Jumlah Rombongan Belajar 45

Tabel 4.10 Data Kelulusan Siswa Kelas IX 46

Tabel 4.11 Data Tenaga Pendidik 47

Tabel 4.12 Data Tenaga Kependidikan 46

Tabel 4.13 Guru fiqih menggunakan metode demonstrasi dalam bidang studi fiqih

49

Tabel 4.14 Penggunaan waktu dalam kegiatan demonstrasi sudah sesuai dan efektif.

50

Tabel 4.15 Guru fiqih sebelum pelajaran dimulai memeriksa hal-hal yang akan didemonstrasikan

50

Tabel 4.16 Guru fiqih dan siswa mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan, agar demonstrasi mencapai sasaran.

51

Tabel 4.17 Sebelum pelajaran dimulai guru fiqih memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti dengan baik.

51

(15)

Tabel 4.19 Pembelajaran dengan metode demonstrasi mampu membangkitkan semangat belajar siswa

52 Tabel 4.20 Pembelajaran dengan metode demonstrasi mampu

menggali pengetahuan siswa.

53

Tabel 4.21 Pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

53

Tabel 4.22 Pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat memusatkan perhatian anak didik.

54

Tabel 4.23 Pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat menambahkan pengalaman anak didik.

54

Tabel 4.24 Pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat

mengurangi kesalah pahaman, karena pengajaran menjadi lebih jelas dan konkrit.

55

Tabel 4.25 Pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat

menjawab semua masalah yang timbul didalam pikiran setiap siswa, karena mereka ikut serta berperan secara langsung.

55

Tabel 4.26 Sebelum mengajar guru fiqih mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan.

56

Tabel 4.27 Penggunaan media yang dipergunakan telah ditempatkan pada posisi yang baik sehingga siswa dapat melihatnya dengan jelas.

56

Tabel 4.28 Ketika proses belajar mengajar berlangsung, guru fiqih memanfaatkan alat peraga yang tersedia di sekolah atau di kelas.

57

Tabel 4.29 Guru fiqih memberikan pertanyaan setelah pembelajaran usai untuk mengukur pemahaman siswa.

57

Tabel 4.30 Kemampuan siswa dapat mengulas materi setelah kegiatan demonstrasi menjadi lebih baik.

58

Tabel 4.31 Guru fiqih melakukan umpan balik setelah pelaksanaan demonstrasi lebih berbobot.

58

(16)

Tabel 4.33 Saya faham akan materi yang diajarkan, oleh karena itu, saya dapat membantu teman yang kesulitan dalam mengerjakan tugas

59

Tabel 4.34 Saya akan mendapatkan nilai tambahan, jika saya aktif dalam kegiatan pembelajaran.

60

Tabel 4.35 Guru fiqih memberikan soal-soal semester yang harus dikerjakan oleh semua siswa.

60

Tabel 4.36 Saya menyukai pelajaran fiqih, karena dapat membantu saya lebih giat dalam beribadah kepada Allah.

61

Tabel 4.37 Saya akan berani bertanya kepada guru bidang studi fiqih jika ada penjelasan materi yang tidak saya pahami.

61

Tabel 4.38 Nilai Hasil Angket dan Nilai Raport Siswa dalam Mata Pelajaran Fiqih

65

Tabel 4.39 Perhitungan Angka Indeks Korelasi antara Variabel X (Metode demonstrasi) dan Variabel Y (Prestasi belajar siswa ) dalam Bidang Study Fiqih

66

(17)
(18)
(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk dinamis, sebagai makhluk dinamis, manusia berusaha terus menerus berada dalam proses “menjadi” (to be), dimana manusia mempunyai potensi yang perlu dikembangkan untuk menjadi “dewasa” baik dari pola pikir, tindakan dan sikap. Diketahui tujuan pendidikan adalah rumusan tentang keadaan ideal yang hendak diwujudkan pada anak didik setelah proses pendidikan berlangsung.

Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses, proses itu berupa transformasi nilai-nilai pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Penerima proses adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju arah pendewasaan kepribadian dan penyesuaian pengetahuan. Selain itu, pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang diperoleh melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang kehidupan.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yaitu:

“...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS.AL-Mujadalah: 11).1

1

Departement Agama RI, AL-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek penyadan kitab suci AL-Quran, 1984), hal. 109

(20)

Dalam pendidikan tentunya tidak mengenal kondisi dan situasi, mendapatkan pendidikan semenjak dalam kandungan yaitu pendidikan yang dilakukan oleh keluarga (orang tua) dalam bentuk cinta dan kasih sayang, dimana anak dan orang tua terjadi komunikasi, ini merupakan pendidikan yang pertama dan utama.

Selain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah juga mempunyai peran penting dalam pembentukan sikap, tingkah laku dan kepribadian anak sebelum terjun ke masyarakat. Model pendidikan harus diciptakan dengan suasana belajar yang harmonis, diantara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi, proses ini berusaha untuk memantapkan diri siswa dalam bentuk membuka wawasan siswa dengan pengetahuan yang lebih.

Sekolah merupakan pendidikan yang berlangsung secara formal artinya terikat oleh peraturan-peraturan tertentu yang harus diketahui dan dilaksanakan. Di sekolah, murid tidak lagi diajarkan oleh orang tua, akan tetapi gurulah sebagai pengganti orang tua disekolah.

Salah satu bidang studi yang diajarkan di MTs adalah fiqih. Fiqih secara umum merupakan salah satu bidang studi Islam yang banyak membahas tentang hukum yang mengatur pola hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan. Melalui bidang studi fiqih diharapkan siswa tidak lepas dari jangkauan norma-norma agama dan menjalankan aturan syariat Islam. Sering terjadi permasalahan dengan tidak tercapainya suatu tujuan pendidikan, yaitu diantaranya penggunaan metode merupakan bagian dari tujuan pendidikan, bila seorang guru tidak cermat, tepat dalam penggunaan metode tentunya tujuan pendidikan tidak tercapai, sebaliknya jika seorang guru dapat memilih dan menggunakan metode dengan tepat dan cermat tentunya tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

(21)

pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.2

Sedangkan metode adalah “Suatu cara dan siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran, agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran”. Selain itu juga dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi dua arah yaitu antara atau pendidik dan peserta didik.

Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan baik agar siswa lebih mudah memahami pelajaran, seorang guru selain menguasai materi, dia juga dituntut untuk dapat terampil dalam memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk situasi dan kondisi yang dihadapinya, seorang pendidik dituntut untuk menguasai secara umum dalam berbagai metode, baik mengenai kebaikan dan kelemahan metode yang digunakan.

Ada beberapa metode yang dikenal dalam pengajaran, misalnya, metode ceramah, metode demonstrasi, pemberian tugas, metode eksperiment, metode tanya jawab, metode diskusi dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk dapat menciptakan suasana belajar yang kreatif dalam mata pelajaran fiqih, pendidik dapat memilih metode sesuai tujuan. Dari berbagai metode tersebut metode demonstrasi menjadi salah satu metode penting dalam pengajaran fiqih, karena dalam pelajaran ini banyak materi yang harus diterapkan atau dipraktekkan, seperti tata cara shalat, cara bertayamum dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengajukan skripsi dengan judul “Pengaruh Metode Demonstrasi terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi Fiqih di MTs. Al-hidayah Basmol Jakarta Barat”.

2

(22)

B. Identifikasi Masalah

Setelah penulis melakukan penelitian tentang “Pengaruh Metode Demonstrsi terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi Fiqih (tayamum) di MTs. Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat” ini ternyata banyak masalah yang muncul, masalah tersebut di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi dalam mata pelajaran fiqih

di MTs. Al-Hidayah.

2. Penerapan metode demonstrasi pada pelajaran bidang studi fiqih (tayamum) di MTs. Al-Hidayah.

3. Efektifitas metode demonstrasi pada bidang studi fiqih (tayamum) di MTs. Al-Hidayah.

4. Pengaruh metode demonstrasi terhadap peningkatan pemahaman dan prestasi belajar siswa terhadap materi-materi bidang studi fiqih (tayamum).

C. Pembatasan Masalah

Dalam peneliti ini, masalah yang diteliti dibatasi pada:

1. Penerapan metode demonstrasi pada bidang studi fiqih di MTs. Al-Hidayah.

2. Efektifitas penerapan metode demonstrasi pada bidang studi fiqih di sekolah tersebut, dibatasi pada materi yang sesuai dengan metode tersebut. 3. Pengaruh metode demonstrsi terhadap prestasi siswa dalam mata pelajaran

fiqih (tayamum).

D. Perumusan Masalah

(23)

E. Tujuan dan Manfaat Penulisan skripsi

1. Untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan pengajaran bidang studi fiqih (tayamum) di MTs. Al-Hidayah.

2. Untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi siswa dalam Bidang Studi fiqih (tayamum) di MTs. Al-Hidayah.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat berguna terutama bagi pihak pengelola pendidikan dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar khususnya dalam bidang studi fiqih demi peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang.

(24)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Metode Pengajaran dan Macam-Macamnya 1. Pengertian Metode Pengajaran

Metode berasal dari bahasa yunani “greek”, yakni “metha”, berarti melalui, dan “hadas” artinya cara, jalan, alat atau gaya. Dengan kata lain, metode artinya “jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu”.1

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksaan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.2 Seiring dengan itu, oleh

Mahmud Yunus mengatakan metode adalah “Jalan yang akan ditempuh oleh guru untuk memberikan berbagai pelajaran kepada murid-murid dalam berbagai jenis mata pelajaran. Jalan itu ialah garis yang direncanakan sebelum masuk ke dalam kelas dan dilaksanakan dalam kelas waktu mengajar”.3

1

Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Buna Aksara), 1987, hal. 97

2

Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 1995), Edisi ke-2, cet. Ke-4, hal. 652-653

3

Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung), hal. 85

(25)

Sedangkan menurut Zuhairini dkk, mengatakan metode adalah segala usaha yang sistematis dan pragmatis untuk mencapai tujuan agama, melalui berbagai aktifitas baik di dalam maupun di luar kelas dalam lingkungan sekolah.4

Secara bahasa menurut Ramayulis, bahwa metode adalah “thuriquh yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.”5 Selanjutnya H. Muzayyin Arifin mengatakan bahwa “metode

adalah salah satu alat atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.6

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan, maka diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang sejelas-jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelum seorang guru menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat.

Untuk mencapai hasil yang diharapkan, hendaknya penggunaan metode dalam proses belajar mengajar tidak harus terfokus kepada satu bentuk metode, akan tetapi dapat memilih atau mengkombinasikan diantara metode-metode yang ada sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga dapat dapat memudahkan si pendidik dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.

Untuk itu dalam memilih metode yang baik guru harus memperhatikan 7 hal di bawah ini :

a. Sifat dari pelajaran b. Alat-alat yang tersedia c. Besar atau kecilnya kelas

4

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), cet. 8, hal. 13

5

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), cet. Ke-4, hal. 2

6

(26)

d. Tempat dan lingkungan

e. Kesanggupan guru atau pendidik f. Banyak atau sedikitnya materi g. Tujuan mata pelajaran.7

Menurut Ramayulis, pengajaran berasal dari kata “ajar” ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” sehingga menjadi kata “pengajaran” yang berarti proses penyajian atau bahan pelajaran yang disajikan.8

Menurut Hasan Langgulung, bahwa pengajaran adalah “pemindahan pengetahuan dari seorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui”.

Dari pengertian di atas, terdapat unsur-unsur substansial kegiatan pengajaran meliputi :

1. Pengajaran adalah upaya pemindahan pengetahuan

Pemindahan pengetahuan dilakukan oleh seseorang yang mempunyai pengetahuan (pengajar) kepada orang lain yang belum mengetahui (pelajar) melalui suatu proses belajar mengajar.9

Jadi pengajaran adalah suatu proses pemberian ilmu dan teknologi kepada peserta didik agar mereka memiliki kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya, masyarakatnya dan bangsanya menuju kehidupan yang sejahtera, adil dan makmur.

Karena proses transfer pengetahuan yaitu dari seorang yang tidak tahu menjadi tahu, sehingga seorang yang tidak tahu menjadi tahu itu bisa menjalankan hidupnya lebih bermakna.

Menurut H.B. Hamdani, bahwa “pendidikan” dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari suatu generasi yang tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta ketrampilannya kepada generasi muda untuk melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain pendidikan bertujuan agar menggunakan segala kemampuan yang ada padanya, baik fisik, intelektual, emosional, maupun psikomotornya untuk

7

Roestiyah N.K, Ditaktik metodik, (jakarta: Bina Aksara), 1989, cet ke-3, hal. 68

8

Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, hal. 108

9

(27)

menghadapi tantangan hidup dan mengatasi kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan sepanjang perjalanan hidup.10

Dengan demikian pendidikan dalam konteks Islam sebagai suatu proses pengembangan potensi kreativitas peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, cerdas, trampil, memiliki etos kerja yang tinggi, berbudi pekerti luhur, mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya, bangsa dan Negara serta agama. Proses itu sendiri, sudah berlangsung sepanjang sejarah kehidupan manusia.

Dari uraian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode pengajaran dalam konteks pendidikan adalah suatu usaha atau cara yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang bertujuan agar siswa dapat menerima dan menanggapi serta mencerna pelajaran dengan mudah secara efektif dan efisien, sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.

2. Macam-Macam Metode Pengajaran dalam Proses Belajar Mengajar Dalam dunia proses belajar mengajar yang disingkat menjadi PBM sebuah ungkapan popular kita kenal dengan metode jauh lebih penting dari materi. Demikian urgennya metode dalam proses pendidikan dan pengajaran, sebuah proses belajar mengajar bisa dikatakan tidak berhasil bila dalam proses tersebut tidak menggunakan metode, karena metode menempati posisi kedua terpenting setelah tujuan dari sederatan komponen-komponen pembelajaran yaitu: tujuan, metode, materi, media dan evaluasi.

Selain itu agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik dan mencapai sasaran, maka salah satu factor penting yang harus diperhatikan adalah menentukan cara mengajarkan bahan pelajaran kepada

10

(28)

siswa dengan memperhatikan tingkat kelas, umur, dan lingkungannya tanpa mengabaikan factor-faktor lain.

Seorang pendidik dituntut agar cermat memilih dan menetapkan metode apa yang tepat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik, karena dalam proses belajar mengajar dikenal ada beberapa macam metode antara lain: metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan lain-lain. Semua metode tersebut dapat diaplikasikan didalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan sesuai dengan judul skripsi, dalam hal ini penulis hanya akan menjelaskan lebih rinci macam metode yakni metode demonstrasi, yang meliputi pengertian metode demonstrasi, langkah-langkah metode demonstrasi, kebaikan dan kelemahan metode demonstrasi serta cara mengatasi kelemahannya.

3. Metode Demonstrasi

a. Pengertian Metode Demonstrasi

Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satu adalah menurut W.J.S.Poerwadarminta, “metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud”.11

Menurut Muzayyin Arifin, pengertian metode secara luas adalah “cara”, bukan “langkah” atau “prosedur”. Kata “prosedur” lebih bersifat teknis administratif atau taksonomis seolah-olah mendidik atau mengajar hanya diartikan sebagai langkah-langkah yang aksiomatis, kaku, dan tematis. Sedang metode yang diartikan sebagai “cara” mengandung implikasi yang fleksibel (lentur) sesuai kondisi dan situasi, dan mengandung implikasi “mempengaruhi” serta saling ketergantungan antara pendidik dan anak didik di dalam proses kebersamaan menuju ke arah tujuan tertentu.12

Sedangkan pengertian metode demonstrasi menurut Muhibbin Syah adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung

11

W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, hal. 649

12

(29)

maupun melalui penggunaan media pengaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.13

Dalam buku Armai Arief, M.A yang dimaksud metode demonstrasi adalah “metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa”.14

Sedangkan uraian diatas dapat dipahami bahwa metode demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu atau ketrampilan yang didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing murid. Memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru itu sendiri atau langsung oleh anak didik.

Dengan metode demonstrasi guru atau murid memerlihatkan pada seluruh anggota kelas dalam suatu proses, misalnya bagaimana cara shalat yang sesuai dengan ajaran atau contoh Rasulullah saw.

Sebaiknya dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru lebih dahulu mendemonstrasikan yang sebaik-baiknya, lalu murid ikut mempratekkan sesuai dengan petunjuk.

b. Langkah-Langkah dalam Mengaplikasikan Metode Demonstrasi

Untuk melaksanakan metode demonstrasi yang baik dan efektif, ada beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, adapun langkah tersebut adalah sebagai berikut :

1) Merumuskan dengan jelas kecakapan dan ketrampilan apa yang diharapkanyang akan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.

2) Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar digunakan dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.

13

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2001), Cet Ke-6, hal. 2008

14

(30)

3) Apakah alat-alat yang dipergunakan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu, supaya waktu diadakan demonstrasi, tidak gagal.

4) Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas. 5) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan,

sebaiknya, sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.

6) Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba melakukan demonstrasi.15

7) Mengambil kesimpulan dan melakukan ulangan termasuk hal-hal yang diperlakukan, untuk menanamkan pengertian yang lebih baik terhadap anak.16

Setelah perencanaan-perencanaan tersusun, sebaiknya, diadakan uji coba terlebih dahulu, agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan efektif dan tercapai belajar mengajar yang telah ditentukan, dengan mengadakan uji coba dapat diketahui kekurangan dan kesalahan praktek secara lebih, dari sinilah terdapat peluang untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.

Langkah selanjutnya dari metode ini adalah realisasinya, yaitu saat guru memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses atau cara melakukan sesuai materi yang diajarkan kemudian, siswa disuruh untuk mengikuti atau mempertunjukkan kembali apa yang telah dilakukan guru.

Pada hakikatnya semua metode itu baik, tidak ada yang paling baik dan paling efektif karena hal itu tergantung kepada penempatan dan penggunaan metode terhadap materi yang sedang dibahas yang paling penting, guru mengetahui kelebihan dan kekurangan metode-metode tersebut.

Metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk memberikan ketrampilan tertentu, memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas, menghindari verbalisme,

15

J.J Hasibuan dan Mujiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), cet ke-6, hal. 31

16

(31)

membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih menarik.17

Dapat disimpulkan metode demonstrasi lebih berfungsi sebagai strategi mengajar yang digunakan untuk menjalankan metode mengajar, penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar merupakan pembentukan siswa dalam memahami pelajaran baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotoriknya.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi 1. Kelebihan Metode Demonstrasi

a) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran

b) Dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan, karena siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat bahkan memepraktekkannya secara langsung. c) Dapat memfokuskan pengertian siswa terhadap materi pelajaran ini

waktu yang relative singkat.

d) Dapat memusatkan perhatian anak didik. e) Dapat menambah pengalaman anak didik.

f) Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran menjadi lebih jelas dan konkrit.

g) Dapat menjawab semua masalah yang timbul didalam pikiran setiap sisiwa karena mereka ikut serta berperan secara langsung.

2. Kelemahan Metode Demonstrasi

a) Memerlukan waktu yang cukup banyak karena metode demonstrasi memerlukan waktu dan persiapan yang matang.

b) Memerlukan biaya yang cukup mahal, jika memakai alat yang mahal

c) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan didalam kelas

d) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit, oleh karena itu, guru dan siswa perlu persiapan fisik, disamping penguasaan teori

e) Metode demonstrasi menjadi lebih efektif jika siswa tidak turut aktif dan suasana gaduh. 18

17

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), cet. 8, hal. 94-95

18

(32)

Setelah melihat beberapa keuntungan dari metode demonstrasi, maka dapat disimpulkan bahwa dalam bidang studi agama, banyak yang dapat didemonstrasikan, terutama dalam bidang pelaksnaan ibadah, seperti pelaksanaan shalat, tayamum, zakat, rukun haji dan lain-lain.

Apabila teori menjalankan shalat yang betul dan baik telah dimiliki oleh anak didik, maka guru harus mencoba mendemonstrasikan di depan para murid. Atau dapat juga dilakukan, guru memilih seorang murid yang paling terampil, kemudian dibawah bimbingan guru disuruh mendemonstrasikan cara shalat yang baik didepan teman-teman yang lain.

Pada saat anak didik mendemonstrasikan shalat, guru harus mengamati langkah demi langkah dari setiap gerak-gerik murid tersebut, sehingga kalau ada segi-segi yang kurang, guru berkewajiban memperbaikinya. Guru memberikan contoh lagi tentang pelaksanaan yang baik dan betul pada bagian-bagian yang masih dianggap kurang baik.

Tindakan mengamati segi-segi yang kurang baik lalu memperbaikinya, akan memberi kesan yang dalam pada diri anak didik, karena guru berarti telah memberi pengalaman kepada anak didik, baik bagi anak didik yang menjalankan demonstrasi ataupun bagi yang menyaksikannya. Dengan tambahan pengalaman ini akan menjadi dasar pengembangan kecakapan dan keterampilan dari anak didik yang kita asuh.

B.Prestasi Belajar Siswa

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu “prestasi” dan “belajar”. Kata prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu ”perstatie”, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti “hasil usaha” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa kata “prestasi” berarti hasil yang telah dicapai.19

19

(33)

Untuk lebih jelasnya ada beberapa pengertian tentang prestasi belajar yaitu:

a. Prestasi adalah hasil yang dicapai yang sebanar-benarnya dicapai20

b. Prestasi adalah nilai yang dicapai oleh siswa dalam berbagai tingkat21

c. Prestasi adalah hasil yang telah di capai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan).22

Sedangkan Belajar menurut Alisuf Sabri adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku yang dimaksud disini yaitu sebagai hasil belajar itu yang terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau berarti dengan pengalaman atau latihan.23

Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah suatu nilai yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh pada umumnya melalui tes atau hasil pencapaian yang nyata dan hasil yang diperlihatkan siswa baik dalam bentuk pengetahuan, sikap dan ketrampilan setelah siswa mengalami berbagai kegiatan.

Ada hal yang akan membawa proses belajar-mengajar bisa lebih efektif, dengan ini akan menjawab pertanyaan “bagaimana” (how)? Sedang bagian “ mata pelajaran” menjawab pertanyaan apa (what) yang harus dipelajari?

Bagaimana (how) mempelajari suatu melibatkan tiga hal pokok, yaitu apa yang harus dipelajari, siapa yang mempelajari dan siapa yang mengajar. Dengan kata lain disinilah terlibat ilmu, murid dan guru. Interaksi antara ketiga hal inilah yang disebut “proses belajar”.

Dari proses belajar-mengajar itu guru adalah pengajar dalam arti kata seluas-luasnya. Dengan kata mengajar maksudnya segala tingkah laku

20

Mukhtar Bukhari, Teknik Evaluasi dalam Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1984), hal. 252

21

Attia Mahmud Hanan, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hal. 118

22

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, 2007), Edisi 3, Cet Ke-4, hal 895

23

(34)

guru yang menyebabkan murid bisa belajar sesuatu, dengan tingkah laku guru bukan hanya bersifat pertuturan (verbal) tetapi juga yang bukan pertuturan seperti senyum, berjalan, memberi salam dan lain-lain.

Cara-cara terakhir ini (non-verbal) kadang-kadang lebih efektif daripada pengajaran secara verbal, terutama yang bersangkut paut dengan nilai dan sikap. Kalau guru mengajar murid untuk menepati janji dan waktu tetapi ia sendiri selalu menyalahi janji dan selalu datang tidak tepat waktunya, maka yang selalu diikuti murid ialah yang terakhir ini walaupun tidak dikatakan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

Untuk memeperoleh hasil belajar yang optimal harus memperhatikan factor-faktor yang memepengaruhi prestasi belajar itu sendiri. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua factor:

a. Faktor Intern

1) Faktor fisiologis, mempunyai kontribusi yang besar terhadap Prestasi belajar siswa, sekurang-kurangnya ada dua factor yang tergolong kedalam factor fisiologis:

a) Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik seluruh anggoata badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Dalam keadaan belajar anak akan terganggu jika kesehatannya tergangu, seperti mudah pusing, badannya lemah, kurang darah atau ada gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat indranya serta tubuhnya berpenyakit, oleh karena itu agar prestasi belajar sesuai dengan yang diharapkan harus diusahakan badannya sehat dan terhindar penyakit.

b) Cacat Tubuh

(35)

2) Faktor Psikologis, Sangat memepengaruhi terhadap Prestasi belajar siswa, menurut Slameto: “Sekurang kurangnya ada 7 (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan) faktor yang tergolong kedalam factor psikologis itu adalah:”24

a) Intelegensi, Menurut M. Dalyono “intelegensi artinya kecerdasan.”25 Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar, seseorang yang memiliki intelegensi baik umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah. b) Perhatian, merupakan keaktifan jiwa yang tertinggi, jiwa itu semata

mata tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek. Untuk menjamin hasil belajar yang baik, siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, timbullah kebosanan, sehingga tidak suka lagi belajar.

c) Minat, minat besar sekali pengaruhnya terhadpa Prestasi belajar, belajar dengan minat akan lebih baik dari pada belajar tanpa minat. Minat timbul apabila individu tertarik pada sesuatu yang akan dipelajarinya dirasakan bermakna bagi dirinya, namun demikian minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajar sulit untuk berhasil.

d) Bakat, bakat dapat mempengaruhi terhadap Prestasi belajar seseorang, sebab bila seseorang mempelajari sesuatu tidak sesuai dengan bakatnya, maka kemungkinan besar akan kurang berhasil, oleh karena itu seseorang akan lebih berhasil kalau dia belajar sesuai dalam lapangan dan sesuai dengan bakatnya.

e) Motif, motif dapat dikatakan sebagai daya gerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Dalam belajar akan lebih berhasil kalau pada diri seseorang ada keinginan untuk belajar, motif ini dapat ditanamkan kepada siswa dengan cara memberikan latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.

f) Kematangan, kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti dapat melaksanakan kegiatan terus-menerus untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran, dengan kata lain anak yang sudah siap

24

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang memepengaruhinya, (Jakarta: Bina Aksara, 2003), hal. 54

25

(36)

(Matang) belum tentu dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar, akan tetapi belajar akan lebih berhasil, jika anak sudah siap (matang).26

b. Faktor Ekstern

Sedangkan faktor ekstern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu:

1) Keluarga, keluarga adalah ayah, ibu dan anak-anak serta family yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anaknya, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. 2) Sekolah, keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi

tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

3) Masyarakat, keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.

4) Lingkungan sekitar, keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya. Misalnya, bila bangunan rumah penduduk sangat rapat, akan mengganggu belajar. Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara hiruk-pikuk orang sekitar, suara pabrik, polusi, udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegairahanbelajar. Sebaliknya, te,pat yang sepi dengan iklim yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar.27

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan belajar yang

26

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang memepengaruhinya), hal. 61

27

(37)

optimal berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna bagi perkembangan diri selanutnya.

Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang datang dari dalam diri siswa (intern) dan faktor yang datang dari luar diri siswa (ekstern), kedua faktor tersebut selalu berinteraksi, sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

C. Bidang Studi Fiqih di MTs

1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi dari Bidang Studi Fiqih di MTs

Fiqih adalah hukum atau tata cara yang berkaitan dengan perbuatan seorang muslim mukallaf, baik dalam hubungnnya dengan Allah maupun dengan manusia, hukum Islam tersebut harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar terbentuk muslim yang selalu taat menjalankan syariat islam secara kaffah (sempurna)28

Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum adalah salah satu bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian yang menjadi dasar pasangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.

Diperlukannya belajar fiqih, segala sesuatu yang kita lakukan harus sesuai dengan syariat Islam. Tata cara ibadah pun harus sesuai dengan ajaran yang dicontohkan Rasulullah saw, setelah mempelajari fiqih kamu akan memahami hal-hal yang halal dan haram, juga tata cara ibadah yang benar. Dengan demikian kita akan lebih yakin dalam melakukan sesuatu dan khusyu dalam ibadah.

Fiqih di MTs bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan

28

(38)

pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

Sedangkan fungsinya yaitu:

a. Mendorong tumbuhnya kesadaran beribadah kepada Allah SWT b. Membentuk kebiasaan melaksanakan syariat dengan ikhlas

c. Membentuk kebiasaan-kebiasaan dan berperilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di madrasah dan masyarakat.29

Dengan adanya tujuan dan fungsi diatas, maka kiranya fiqih dalam segi melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar, pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kataatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan bertanggung jawab yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.

2. Ruang Lingkup Materi Bidang Studi Fiqih di MTs

Ruang lingkup fiqih di MTs dalam kurikulum berbasis berisi pokok-pokok materi:

a. Hubungan manusia dengan Allah SWT

Hubungan manusia dengan Allah SWT, meliputi materi: Thaharah, shalat, zakat, haji, aqiqah, shadaqah, infaq, hadiah dan wakaf

b. Hubungan manusia dengan sesama manusia

Bidang ini meliputi Muamalah, munakahat, penyelenggaraan jenazah, dan ta’ziyah, warisan, jinayat, hubbul wathan, dan kependudukan. c. Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan. 3. Pengertian, Rukun dan Fungsi Tayamum

a. Pengertian Tayamum

Tayamum ialah menyapukan tanah ke muka dan kedua tangan sampai siku dengan beberapa syarat. Arti tayamum sendiri menurut bahasa ialah menuju, sedangkan menurut syara ialah mempergunakan tanah yang bersih guna menyapu mukla dan tangan untuk menghilangkan hadats menurut cara yang ditentukan oleh syara.

29

(39)

Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi sebagai rukhsah (keringan) untuk orang yang tidak dapat memakai air karena da beberapa halangan. Tayamum ini juga sebagai rukhsah bagi orang yang tidak boleh menggunakan air, misalnya orang yang sakit.

b. Rukun Tayamum 1. Niat

2. Menyapu muka dengan tanah

3. Menyapu kedua tangan sampai siku dengan tanah 4. Tertib

c. Fungsi Tayamum

Fungsi tayamum secara umum sebagai ganti dari wudhu dan mengganti mandi janabah.maksud utama dari tanah yang menjadi ganti air ini adalah menggantung maksud bahwa tanah mempunyai arti dalam kesucian, yakni merupakan benda yang bersih, karena itu tanah dijadikan pula suatu pokok dasar untuk mensucikan tempat bekas jilatan anjing atau babi.30

Bersuci dengan tayamum sebagai ganti wudhu dan mandi janabah ini merupakan suatu petanda bagi pembaca yang hendak melakukan shalat atau lainnya, meskipun tidak ada air, tetapi harus terlebih dahulu bersuci.

Jadi dapat disimpulkan unsur pokok yang ditekankan dalam ibadah itu adalah kebersihan bathin, disamping juga kebersihan lahir, tegasnya bersih lahir dan bathin, bersih hati, jiwa, raga sebelum menghadap Allah.

30

(40)

D. Kerangka Berfikir dan Hipotesis

2. Hipotesis

Memperhatikan guru yang sedang didemonstrasikan Mempersiapkan alat yang akan didemonstrasikan

Menentukan waktu yang tepat untuk mengadakan demonstrasi GURU

Menentukan materi yang akan didemonstrasikan

Adapun hipotesis yang dapat penulis rumuskan adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara metode demonstrasi dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi fiqih Ha : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara metode demonstrasi

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab permasalahan yang dihadapi, dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian lapangan melalui teknik analisis korelasional.

Penelitian lapangan (fleid research) adalah penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke objek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data-data yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah karakter dari unit observasi yang mempunyai variasi atau segala sesuatu yang dijadikan objek penelitian. Sedangkan penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode Demonstrasi terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi Fiqih”, variabelnya sebagai berikut:

- Variabel bebas (independent variable) yakni Metode Demonstrasi sebagai variabel X

(42)

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda-benda, sistem, prosedur, fenomena dan lain-lain.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs. Al-Hidayah tahun ajaran 2009-2010 yang terbagi dari 4 kelas yang berjumlah 150 siswa. Peneliti mengambil 20 % dari jumlah siswa.

Sampel adalah sebagai bagian dari populasi.1 Jadi yang menjadi sampelnya adalah 30 siswa dalam penelitian ini

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel

NO Kelas Populasi Sampel

1 A 50 10

2 B 50 10

3 C 30 5

4 D 20 5

Jumlah 150 30

Adapun teknik yang penulis gunakan dalam pengambilan sampel adalah Random Sampling artinya pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak, dengan teknik itu setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sample. Dari penarikan sample dengan teknik random sampling sebagai berikut:

Kelas VII A 10 siswa Kelas VII C 5 siswa Kelas VII B 10 siswa Kelas VII D 5 siswa

Jadi total sampel sebanyak 30 siswa.

1

(43)

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dari lapangan adalah:

1. Observasi, Penulis melihat dan mengamati langsung sekaligus mencatat objek-objek dilapangan guna memperoleh data atau keterangan-keterangan yang akurat, objektif dan dapat dipercaya.

2. Wawancara, Penulis mengadakan wawancara langsung dengan guru bidang studi fiqih

3. Angket, untuk mendapatkan data, maka Penulis menyebarkan angket kepada seluruh sampel untuk diisi yang kemudian hasilnya dianalisis. Penulis menyebarkan angket karena dalam penelitian ini penulis ingin memperoleh data mengenai pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi fiqih.

(44)

E. Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan variabel metode demonstrasi dengan prestasi belajar fiqih siswa. Adapun kisi-kisi instrumentnya sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrument Penelitian

Variabel Dimensi Variabel Indikator Variabel Item Jumlah Item

2. Penggunaan waktu dan pelaksanaan metode demonstrasi

3. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah di demonstrasikan

4. Penentuan alat-alat yang diperlukan untuk di demonstrasikan.

(45)

2. Memberikan ujian praktik

2. Keaktifan siswa dalam megikuti pelajaran fiqih

1. Dapat diukur dengan test 2. Perubahan tingkah laku

1. Kemajuan dalam belajar

F. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara dua variabel. Maka cara-cara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Editing yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket yang berhasil dikumpulkan.

(46)

3. Tabulating yaitu mentabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan kedalam tabel yang telah disediakan. Setelah pengumpulan data dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dengan menganalisis kuantitatif secara deskriptif yang sebelumnya telah dilakukan prosentasenya dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi sebagai berikut:

X100%

N F P=

Keterangan: P = Prosentase untuk setiap kategori jawaban F = Frekuensi jawaban responden

N = Number of cases

4. Analisi korelasi Product Moment yang digunakan untuk mencari pengaruh antara variabel X dan variabel Y. Rumus yang digunakan yaitu:

Γ = Angka indeks korelasi “r” product moment N = Number of cases

(47)

Tabel 3.4

Indeks Korelasi Product Moment

Besarnya “r” Product Moment Interpretasi

0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y

memang terdapat korelasi, akan tetapi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y

0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah.

0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel

terdapat korelasi yang sedang atau cukup

0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel

terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel

terdapat korelasi yang sangat tinggi2

2

(48)

Setelah diberikan interpretasi terdapat angka indeks korelasi “r” product moment dengan jalan berkonsultasi pada nilai product moment, maka prosedur selanjutnya secara berturut-turut adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan atau membuat hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil

atau hipotesis nol (Ho).

2. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang diajukan dengan cara membandingkan besarnya “r” yang telah diperoleh dalam prosespenghitungan atau “r” observasi (ro) dengan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (d) yang rumusnya:

Df = N – nr

Df = Degrees of feedom N = Number of cases

nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Sejarah Singkat MTs. Al-Hidayah

1. Biografi Berdirinya MTs. Al-Hidayah

Al-Hidayah berada di Jakarta Barat tepatnya di Kelurahan Kembangan Utara Kecamatan Kembangan, Berdiri Pada tahun 1979 atas inisiatif ulama setempat yang dipelopori oleh KH. Abdul Gani, KH. Mas’ud dengan dukungan dana baik moril maupun materil dari masyarakat setempat, berdirilah Yayasan Pembinaan dan Pendidikan Islam Al-Hidayah yang menaungi Pondok Pesantren, Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Madrasah Aliyah dan Majelis Ta’lim. Jika digambarkan kondisi Madrasah Tsanawiyah Al-Hidayah saat ini adalah:

Tabel 4. 1

NAMA MADRASAH MTs Al-HIDAYAH

Tahun Berdiri 1979

Status Terakreditasi B

NSM / NPSM 212317410024 / 20101691

Jumlah Guru 35

Tenaga Kependidikan 4 Jumlah Siswa (2009/2010) 273

(50)

2. Keadaan Madrasah Saat Ini

Gambaran mengenai keadaan sekolah (profil sekolah) dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2004-2009) dapat dikemukakan sebagai berikut.

a. Proses Penerimaan Siswa Baru

1. Proses PSB di MTs Al-Hidayah Basmol masih dilaksanakan secara tradisional yakni hanya memberikan edaran atau brosur berupa informasi seputar penerimaan siswa baru ke SD/MI di sekitar Madrasah .

2. Kondisi ekonomi wali murid menengah ke bawah, karena mayoritas berprofesi sebagai Buruh, Karyawan swasta, Guru dll.

3. Jarak dengan Sekolah Dasar dekat sehingga berpengaruh terhadap perkembangan madrasah dalam arti penerimaan siswa.

4. Kenyataan yang terjadi dilapangan bahwa MTs Al-Hidayah hanya sebagai madrasah alternatif karena sebagian besar orang tua lulusan SD/MI lebih memilih menyekolahkan anaknya ke SMP.

b. Proses Pembelajaran

Pada umumnya proses pembelajaran telah berjalan dengan baik, namun demikian ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dan peningkatan yaitu:

1. Media Pembelajaran belum tersedia secara lengkap di semua kelas. 2. Rencana Pembelajaran untuk setiap mata pelajaran belum tersedia

secara lengkap di semua kelas.

3. Dalam rencana pembelajaran masih ada yang belum memuat: tujuan pembelajaran secara tepat, strategi pembelajaran yang bervariasi, media pembelajaran yang tepat dan bervariasi.

(51)

c. Manajemen Sekolah

1) Pengelolaan keuangan bersifat sentralistik, berpusat pada yayasan. 2) Kepala Sekolah merumuskan Program Kerja, rencana Anggaran biaya

kemudian dikonsultasikan dengan yayasan.

3) Kepala Sekolah bersama dewan guru mengadakan pertemuan sebulan sekali (sabtu minggu ke empat) untuk membicarakan permasalahan pembelajaran.

4) Tenaga administrasi masih kurang jika diprosentasikan dengan jumlah siswa.

d. Peran Serta Masyarakat

1) Madrasah belum melibatkan orangtua peserta didik secara optimal dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program madrasah.

2) Pekerjaan orang tua peserta didik mayoritas buruh dan pegawai swasta dengan penghasilan kurang dari Rp.600.000 perbulan.

3) Komite madrasah belum bekerja secara maksimal baik sebagai pemberi pertimbangan, pendukung, pengontrol dan penghubung dengan pemangku kepentingan karena semua tugas tersebut selama ini dicover oleh yayasan.

4) Masyarakat belum memberikan dukungan pada program pengembangan madrasah baik berupa bantuan insindental dan bantuan terprogram

e. Prestasi Peserta Didik

Tabel 4. 2 Prestasi Peserta Didik

NO JENIS LOMBA TEMPAT PERINGKAT Thn

1 PORSEMA MTsN 10 II 2008

2 MTQ KANDEPAG II 2008

3 AZAN KANDEPAG I 2009

4 MARAWIS KECAMATAN I 2009

(52)

f. Sumber Daya Pendidikan

1) Madrasah belum memiliki Laboratorium Bahasa.

2) Fasilitas Laboratorium IPA dan Komputer masih belum memadai. 3) 90% guru memiliki kualifikasi mengajar dengan berijazah S-1. 4) Perpustakaan madrasah belum dapat beroperasi (kondisi rusak berat) dan buku penunjang yang tersedia belum lengkap.

3. Kurikulum yang Digunakan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan pendidikan tertentu tersebut mencakup tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk disesuaikan dengan program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi daerah.

(53)

a. Landasan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun agar dapat memberi kesempatan peserta didik

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI, SKL, dan panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP);

3) UU No. 20/2003 dan PP No. 19/2005

b. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dirumuskan mengacu pada tujuan umum berikut ini.

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

c. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum MTs. Al-Hidayah memuat kelompok mata pelajaran sebagai berikut ini :

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. 3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Kelompok mata pelajaran estetika.

(54)

Tabel 4. 3

Struktur Kurikulum MTs Al-Hidayah Kelas VII

KOMPONEN

KELAS PARALEL Semester 1 Semester 2 Standar

(55)

Tabel 4.4

Struktur Kurikulum MTs. Al-Hidayah Kelas : VIII

KOMPONEN

KELAS PARALEL Semester 1 Semester 2 Standar

(56)

Tabel 4.5

Struktur Kurikulum MTs. Al-Hidayah Kelas : IX

KOMPONEN

KELAS PARALEL Semester 1 Semester 2 Standar Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2

(57)

d. Muatan Kurikulum

Muatan Kurikulum MTs. Al-Hidayah meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan oleh BSNP, dan muatan lokal yang dikembangkan oleh sekolah serta kegiatan pengembangan diri.

1. Mata Pelajaran

Mata pelajaran terdiri dari Mata Pelajaran Wajib dan Muatan Lokal sebagai berikut :

a) Mata Pelajaran Wajib : b) Muatan Lokal :

Pembelajaran setiap mata pelajaran dilaksanakan dalam suasana yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat antara peserta didik dan pendidik.

Metode pembelajaran diarahkan berpusat pada peserta didik. Guru sebagai fasilitator mendorong peserta didik agar mampu belajar secara aktif, baik fisik maupun mental. Selain itu, dalam pencapaian setiap kompetensi pada masing-masing mata pelajaran diberikan secara kontekstual dengan memperhatikan perkembangan kekinian dari berbagai aspek kehidupan. Penentuan Muatan Lokal pada kurikulum MTs. Al- Hidayah mengacu pada visi, misi dan tujuan sekolah juga sinkronisasi antara mata pelajaran sekolah dan Pondok Pesantren. Muatan Lokal yang dipilih menjadi nilai plus (nilai tambah) bagi MTs. Al-Hidayah dibanding dengan Madrasah lainnya. Dalam muatan lokal ini dikembangkan sikap positif peserta didik menuju pembentukan pribadi yang berkualitas.

2.Pengembangan Diri

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Penelitian
Tabel 3.3
Tabel 4. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian peningkatan hasil belajar mata pelajaran Fiqih melalui penerapan metode CTL dan pemberian motivasi belajar pada siswa kelas VII A MTs Negeri Teras Boyolali

KORELASI ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH DI.. MTs NEGERI ARYOJEDING

Dari hasil perhitungan analisis data menunjukkan ada korelasi yang positif dan signifikan antara penggunaan media visual guru dengan prestasi belajar siswa mata

menunjukkan bahwa pengaruh kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar kognitif mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada aspek aqidah dan fiqih siswa SMP

Islam Durenan Trenggalek tahun pelajaran 2013/ 2014?.. Adakah pengaruh prestasi belajar mata pelajaran fiqih terhadap. pengamalan ibadah siswa kelas VIII bidang

PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTsN SE-KABUPATEN

Sehingga dalam hal ini hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar Fiqih pada siswa kelas VIII MTs Al-Hayatul

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang