• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi PAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi PAI"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

Abdul Rohim

NIM: 106011000047

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Oleh

Abdul Rohim

NIM: 106011000047

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. f)

Oleh: AEdul Rohim 106011000047

Drs. H. M. Alisuf Sabri

rrIP.1s0 033 454

JURUS$I PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKTTLTAS

ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432

rI/20U M

PAI

Di bawahBimbingan

(4)

$idqng Stdi PAf'diajukan kepada Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan (FffK) UIN Syaif Hidayanillah Jakart4 dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 04 Oktob€r 2011 di hadryan dewan penguji. Kafena itu" penalis berhak rrenrperoleh gelar sarjana Pesdidikan Islam (s.Pd.I.) dalam bidang Pendftlilam Agama Islan

Jalffit4 04 Oktober20ll Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Fanitia (Kenra Jurusan/Prodi) Tanggal TandaTangan

Brhrissslim" [I.As

NIP. 19680307 199803 t W2

Sekretaris (Se*r,etaris Jwusan/Prodi) Drs. Sapiudin Shidic. ltfl.As

NIP- 19670328 200m3 I 001 Pengdi I

Dr. Sunrin

NrP. 19710319 199803 2 001 Pengqii tr

Ilrs. -Rusdi Jamil hil.Ag NrP, 19621231 199503 1 005

{/%t\#

/wI

(5)

1-Saya yang bertanda tangan

N a m a

TempaVTgl.Lahir NIM

Jurusan Judul Slripsi

Dosen Pembimbing

di bawah ini, Abdul Rohim

Bogor / 11 Agustus 1984 10601rc0047

Pendidikan Agama Islam

Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi PAI

Drs. H. M. Alisuf Sabri

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya hrlis.

Penryataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh ujian Munaqasatr.

Jakart4 05 September 20l l Mdhasiswa Ybs.

(6)

i NIM : 106011000047

Fak/Jur : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul : “Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi PAI”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi PAI di SMP Dwi Putra Ciputat.

Secara teori yang dimaksud dengan minat belajar adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Sedangkan prestasi belajar siswa adalah hasil nilai siswa yang dicapai dalam proses pembelajaran yaitu nilai hasil belajar siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam, jadi penelitian ini terfokus pada bidang studi PAI, yang bertujuan untuk mengantarkan siswa agar lebih mengetahui dan memahami tata cara yang berkaitan dengan perubahan seorang muslim baik yang berhubungan dengan Tuhan, manusia dan alam sehinggan dapat tercapai tujuan dari pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Dwi Putra Ciputat, pada bulan Februari-Mei 2011 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMP Dwi Putra Ciputat kelas VII dan VIII dengan jumlah 24 orang. Ini merupakan sebagian dari populasi yang berjumlah 120 orang siswa SMP Dwi Putra Ciputat.

Data tentang Pengaruh Minat Belajar terhadap prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi PAI diperoleh berdasarkan angket yang diisi oleh siswa. Metode yang digunakan adalah korelasi product moment dengan taraf 5 %. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh r

hitung sebesar 0,523. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan r tabel dengan df

= 22 taraf signifikansi 5% adalah 0, 404 berarti r hitung lebih besar dari r tabel.

Sedangkan pada taraf signifikan 1 % diperoleh r tabel= 0,515. Maka ”r” tabel (rt),

hasil yang didapat adalah ”r” hitung lebih besar baik pada taraf signifikan 1%

(0,523< 0, 0,515). Dengan demikian dapat diketahui, Hipotesis Nihil (Ho) ditolak sedangkan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Dari perhitungan ini berarti menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi PAI.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillâhi Rabi al-‘âlamîn, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat

Allah Swt. yang telah melimpahkan kekuatan lahir dan batin sehinggapenulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat beriring salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi berjudul “Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi PAI” ini merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari sumbangsih berbagai pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materil. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Jayadih dan ibunda Maswatih serta keluarga penulis yang dengan segala pengorbanannya yang tak pernah penulis lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka berdua kiranya merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini.

2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. beserta para pembantu dekan dan segenap jajarannya.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Bapak Bahrissalim, M.Ag. dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag. beserta pengadministrasi jurusan, Bapak Faza Amri, S.Th.I.

4. Dosen penasihat akademik penulis, Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman Ghazaly, M.A. atas bimbingan yang selama ini telah diberikan.

5. Dosen pembimbing skripsi penulis, Bapak Drs. H. M. Alisuf Sabri yang telah memberi saran dan arahan dalam penulisan skripsi.

(8)

iii

7. Teman-teman mahasiswa PAI, khususnya kelas B angkatan 2006 atas pengalaman dan pembelajaran berharga yang penulis dapatkan saat berinteraksi dengan mereka. Terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Arif Mahmudi, S.Pd.I., Ahmad Syahroni, S.Pd.I., Abdul Azis, S.Pd.I., Ach. Hidayatul Wahyudi, S.Pd.I., Dede Supriadi, S.Pd.I. dan Junaedi, S.Pd.I, yang telah mengawal, mengingatkan dan menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.

8. Teman-teman PPKT SMP SMP Dwi Putra Ciputat, Angkatan 2010.

Terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Masning Diniyah, S.Pd.I., yang telah membantu, mengawal dan mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.

9. Adinda Nur Syuqiah Kholillah S.Pd.I yang dengan sabar telah membantu, menyertai, mendukung dan menyemangati penulis.

10. Serta kepada semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan pahala dari Allah Swt. Âmîn yâ Rabb al-’âlamîn.

Jakarta, 25 Juni 2011

(9)

iv

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Minat Belajar ... 6

1. Pengertian Minat Belajar ... 6

2. Fungsi Minat Dalam Belajar ... 9

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 9

4. Indikator Minat Belajar ... 10

B. Prestasi Belajar ... 12

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 12

2. Jenis-jenis prestasi belajar ... 14

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 18

3. Indikator Prestasi Belajar ... 22

C. Pendidikan Agama Islam ... 22

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 22

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 23

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ... 24

D. Kerangka Berpikir ... 26

(10)

v

B. Metode Penelitian ... 28

C. Variabel Penelitian ... 28

D. Populasi dan Sampel ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Instrumen Penelitian ... 30

G. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Dwi Putra ... 35

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Dwi Putra ... 35

2. Visi dan Misi SMP Dwi Putra... 36

3. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa ... 36

4. Sarana dan Prasarana ... 39

5. Kurikulum sekolah ... 41

B. Deskripsi Data ... 47

C. Analisis Data ... 58

D. Interpretasi Data ... 62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(11)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel 29

Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrumen Penelitian 30

Tabel 3.3 Jawaban dalam Skoring 32

Tabel 3.4 Indeks Korelasi Product Moment 33

Tabel 4.1 Keadaan Guru 36

Tabel 4.2 Keadaan Karyawan 38

Tabel 4.3 Keadaan Siswa 39

Tabel 4.4 Sarana Dan Prasarana 40

Tabel 4.5 Struktur Kurikulum SMP Dwi Putra 43

Tabel 4.6 Saya cepat datang ke Sekolah jika hari itu ada pelajaran PAI

48

Tabel 4.7 Saya membawa buku paket PAI ketika ada pelajaran PAI 48

Tabel 4.8 Guru mata pelajaran PAI menyenangkan 49

Tabel 4.9 Saya betah di kelas ketika pelajaran PAI berlangsung 49 Tabel 4.10 Saya duduk di depan ketika pelajaran PAI beralangsung 50

Tabel 4.11 Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak saya mengerti pada pelajaran PAI

50

Tabel 4.12 Saya tidak suka diganggu ketika pelajaran PAI berlangsung 51

Tabel 4.13 Saya konsentrasi mendengar dan memperhatikan penjelasan guru PAI

51

Tabel 4.14 Saya berperan aktif dalam pelajaran PAI 52

Tabel 4.15 Aktif dalam kegiatan diskusi di dalam kelas 52 Tabel 4.16 Saya tidak takut mengeluarkan pendapat dalam pelajaran

PAI

53

Tabel 4.17 Saya akan tetap belajar walaupun tidak ada ujian 53

Tabel 4.18 Saya mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan PAI diluar sekolah

54

Tabel 4.19 Saya mengulangi pelajaran PAI di rumah 54

(12)

vii

Tabel 4.21 Saya membaca buku-buku PAI untuk menjamin nilai raport tinggi

55

Tabel 4.22 Saya senang bila guru agama memberi pekerjaan rumah 56

Tabel 4.23 Bila guru PAI memberikan ulangan mendadak maka saya siap

56

Tabel 4.24 Ketika guru PAI menyampaikan materi, saya mencatat hal

hal yang penting walaupun guru PAI tidak memerintahkan. 57

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan akan mengahasilkan pembelajaran yang maksimal. Dalam proses pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal di antaranya latar belakang keluarga, sekolah dan masyarakat, sedangkan faktor internal yaitu faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis merupakan kondisi umum jasmani siswa, dan faktor psikologis merupakan faktor internal yang berpengaruh pada diri siswa dalam proses belajar diantaranya adalah inteleigensi, sikap, bakat, minat dan motivasi.1

Adapun dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas faktor internal-psikologis siswa yaitu minat. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar seorang siswa. Siswa yang mempunyai minat belajar yang tinggi maka akan menunjukkan prestasi belajar yang baik. Dengan adanya minat belajar dalam

diri siswa maka akan menimbulkan keingintahuan dan kesenangan dalam diri siswa untuk terus belajar. Keingintahuan dan kesenangan belajar itu bisa didapatkan dari materi yang diajarkan dan cara guru dalam menyampaikan materi

(14)

pelajaran, jika bahan pelajaran dan cara guru menyampaikan pelajar tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa yang bersangkutan tidak akan belajar dengan baik, karena tidak ada daya tarik baginya. Begitu pun sebaliknya, jika bahan pelajaran dan metode guru dapat menjadi daya tarik bagi siswa, maka hal itu akan mudah dipahami dan disimpan dalam memori kognitif siswa.

Minat adalah faktor internal pada setiap individu yang dapat menunjang belajar

siswa. Alisuf Sabri mengatakan bahwa, “Minat yang menunjang belajar ialah minat kepada bahan/mata pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya.”2

Menurut M. Dalyono dalam buku Psikologi Pendidikan disebutkan bahwa, tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak disertai minat mungkin tidak sesuai dengan bakat, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan dan tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak yang menimbulkan problema pada dirinya. Karena itu di dalam pelajaran pun tidak pernah terjadi proses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan.3

Dengan demikian, minat sangat besar perannya dalam pembelajaran di sekolah, sebab minat akan berperan sebagai motivating force yakni sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada mata pelajaran, proses pembelajaran dan guru yang mengajarkannya, akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar. Berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima kepada pelajaran, mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk bisa terus tekun karena tidak ada pendorongnya.4

Adanya minat belajar yang dimiliki siswa terhadap proses pembelajaran PAI, maka akan terlihat gejala-gejala positif yang diwujudkan pada sikap dan perilaku siswa tehadap proses pembelajaran PAI. Sehingga pada akhirnya prestasi belajar PAI menjadi lebih baik.

Proses pembelajaran yang kurang kondusif dan rendahnya minat belajar siswa dalam proses pembelajaran akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Rendahnya minat belajar terlihat jelas di SMP Dwi Putra.

2

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 84.

3

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 235.

4

(15)

Meskipun sekolah ini tidak benuasa islami tetapi dalam kurikulumnya terdapat mata pelajaran PAI. Kurangnya minat belajar siswa disebabkan kurang efektifnya guru dalam penyampaian materi dan metode yang digunakan tidak berfariasi. Sehingga prestasi belajar siswa rendah dan tidak tercapainya tiga ranah pendidikan (Kognitif, Afektif dan Psikomotor) dan tujuan pendidikan yang diharapkan, sebagaimana yang tercantum dalam rumusan tujuan pendidikan nasional, Bab II Pasal 3 UU SPN Nomor 20 Tahun 2003; yang berbunyi

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.5

Prestasi belajar PAI yang tidak efektif di sekolah SMP Dwi Putra memberikan dampak antara lain: minimnya pengetahuan agama Islam di kalangan siswa, banyak siswa yang melanggar peraturan sekolah, tidak adanya rasa hormat siswa terhadap guru dan krisis moral pada diri siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar PAI di SMP Dwi Putra dalam judul: “PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PAI”

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah yang penulis rumuskan antara lain:

a. Kurangnya minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran PAI b. Kurangnya rasa hormat siswa terhadap guru PAI secara personal c. Krisis moral pada diri siswa

d. Proses pembelajaran PAI yang tidak efektif e. Keadaan kelas yang tidak kondusif

f. Sarana dan prasarana yang kurang memadai

5

(16)

C.Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Dari sekian banyak identifikasi masalah di atas, kiranya tidak memungkinkan bagi penulis untuk meneliti keseluruhannya karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis. Untuk itu, penulis membatasi permasalahan pada hal:

a. Minat yang dimaksud adalah minat siswa terhadap mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah SMP Dwi Putra

b. Sedangkan prestasi belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kemampuan siswa yang diperoleh dari penilaian aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa berupa nilai raport dalam bidang studi PAI.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat penulis rumuskan permasalahannya, yaitu: Apakah minat belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar PAI di SMP Dwi Putra Ciputat?

D.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:

a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat belajar siswa yang ada di SMP Dwi Putra.

b. Untuk memperoleh gambaran tentang prestasi belajar siswa SMP Dwi Putra dalam bidang studi PAI.

c. Untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar

siswa dalam bidang studi PAI.

2. Manfaat Penelitian

(17)

a. Penelitian ini berguna untuk guru dalam meningkatkan minat belajar siswa.

b. Penelitian ini juga bermanfaat dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran sekolah yang bersangkutan.

c. Bagi lembaga (instansi) yang terkait, diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam meningkatkan prestasi balajar siswa baik untuk saat ini maupun untuk yang akan datang.

d. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan mendapat informasi baru

(18)

6

BAB II KAJIAN TEORI

A.Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Minat merupakan salah satu faktor psikis yang membantu dan mendorong individu dalam memberi stimulus suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Ditinjau dari segi bahasa, minat adalah

“kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan.”1

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diterangkan bahwa minat merupakan kecenderungan yang terdapat dalam hati yang diharapkan tinggi terhadap sesuatu sehingga menimbulkan gairah atau keinginan terhadap sesuatu itu. Sesuatu yang dilakukan penuh minat akan menghasilkan sesuatu yang baik. Sedangkan minat menurut istilah yang dikemukakan oleh beberapa ahli psikologi adalah sebagai berikut:

Alisuf Sabri menjelaskan bahwa:

“Minat (interest) adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang berminat kepada sesuatu berarti sikapnya senang kepada sesuatu itu.2”

1

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 957

2

(19)

Menurut Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru menerangkan bahwa minat adalah “ kecenderunagn dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”3

.

Menurut H. Djaali dalam buku Psikologi Pendidikan menerangkan bahwa: Minat adalah rasa lebih suka dan ketertarikan pada satuhal atau aktivitas, atnpa da yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besarnya.4

Sementara itu, Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab mengatakan bahwa:

“Minat juga diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung suatu pengertian bahwa di dalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha (untuk mendekati, mengetahui, memiliki, menguasai dan berhubungan) dari subjek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari objek.5”

Adapun yang mempengaruhi minat, sebagaimana telah dijelaskan dalam pengertian bahwa minat merupakan rasa suka atau senang pada suatu hal atau aktivitas, karena itu biasanya minat diekspresikan atau dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat terhadap sesuatu dapat diperoleh dan terlahir karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat itu sendiri, di antaranya adalah bakat, kemampuan, dan cita-cita.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan yang erat kaitannya dengan perasaan individu terutama perasaan senang (positif) terhadap sesuatu yang dianggapnya berharga atau sesuai dengan kebutuhan dan memberi kepuasan kepadanya. Sesuatu yang dianggap berharga tersebut dapat berupa aktivitas, orang, pengalaman, atau

3

Muhubbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h.136

4

H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Askara, 2008), h 121.

5

(20)

benda yang dapat dijadikan sebagai stimulus atau rangsangan yang memerlukan respon terarah.

Belajar menurut bahasa adalah berusaha mengetahui sesuatu; berusaha memperoleh ilmu pengetahuan (kepandaian, keterampilan)”6

Belajar (learning) sering kali juga didefinisikan sebagai “perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman”.7

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain menjabarkan bahwa:

“Belajar sebagai proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap; bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar; kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikat belajar adalah perubahan.8”

Witherington mendefinisikan belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang

berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.9

Senada dengan itu, Witting dalam bukunya Psychology of Learning sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan:

Suatu Sistem Pendekatan Baru, mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang

relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil dari pengalaman.10

Dari pengertian belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas terdapat unsur kesamaan, yaitu:

a. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif permanen

b. Perubahan tingkah laku tersebut diperoleh melalui latihan dan pengalaman

6

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., h. 24.

7

Fadhilah Suralaga, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), h. 60.

8

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 11.

9

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), h.84.

10

(21)

c. Aspek yang mengalami perubahan adalah seluruh aspek kepribadian, yaitu perubahan fisik dan perubahan psikis.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan mengenai minat belajar tersebut di atas yaitu kecenderungan hati yang melibatkan perasaan senang untuk melakukan kegiatan belajar dengan harapan dapat memberi kepuasan terhadap sesuatu yang belum dimiliki sebelumnya melalui berbagai macam latihan sehingga hasil akhir dari belajar tersebut adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap.

2. Fungsi Minat dalam Belajar

Minat dalam dalam belajar memiliki fungsi sebagai sebagai berikut:

1. Sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar.

2. Pendorong siswa untuk berbuat dalam mencapai tujuan

3. Penentu arah perbuatan siswa yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai 4. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan siswa yang mempunyai

motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.11

Dari beberapa fungsi minat dalam belajar dapat penulis simpulkan bahwa proses pencapaian keberhasilan dalam belajar sangat bergantung kepada minat, dengan minat siswa akan terus terdorong untuk mengoptimalkan dan tekun dalam belajar. Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran akan menjadi penghambat proses dalam belajar.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat dalam Belajar

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat dalam belajar secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu, yang bersumber dari diri siswa

(internal) dan yang bersumber dari lingkungan (eksternal).

Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan diri siswa, meliputi kondisi fisik dan psikisnya. Kondisi fisik yang dimaksud adalah kondisi yang

11

(22)

berkaitan dengan keadaan jasmani seperti kelengkapan anggota tubuh, kenormalan fungsi organ tubuh serta kesehatan fisik dari berbagai penyakit.

Faktor internal lain yang mempengaruhi minat belajar adalah faktor psikis, yaitu kondisi kejiwaan yang berkaitan dengan perasaan atau emosi, motivasi, bakat, inteligensi, dan kemampuan dasar dalam suatu bidang yang akan dipelajari.

Adapun faktor eksternal adalah segala sesuatu yang mempengaruhi tumbuhnya minat belajar siswa yang berada di luar diri siswa. Faktor eksternal

terbagi atas lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial yang dimaksud adalah meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.12 Adapun Lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu yang digunakan siswa.

Faktor internal dan faktor eksternal keduanya sama-sama mempengaruhi minat belajar siswa seperti yang dikemukakan oleh hukum konvergensi. Perbandingan kontribusi masing-masing faktor terhadap minat belajar siswa berbanding lurus dengan kuat-lemahnya pengaruh dari keduanya. Oleh karena itu, untuk mencapai minat belajar yang optimal maka diperlukan peran serta dari keduanya.

4. Indikator Minat Belajar

Dalam kamus besar bahasa indonesia “indikator adalah pemantau yang

dapat memberikan petunjuk dan keterangan”13

kaitannya dengan minat siswa adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk kualitas minat.

Setiap individu memiliki perbedaan dalam berbagai hal, misalnya pada minatnya, perbedaan itu dapat diketahui melalui gejala-gejala yang ditampakan oleh individu itu sendiri. Seorang siswa yang belajar di sekolah minatnya akan diketahui oleh guru yang mengajarnya melalui indikator minat diantaranya:

a. Perasaan Senang

12

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru..., h. 130-139. 13

(23)

Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka dalam hal tertentu ia cenderung mengetahui antara perasaan dengan minat. Siswa yang berminat terhadap baca al-Qur‟an ia akan merasa senang dalam membacanya. Ia akan rajin membaca dan terus menerus mempelajari semua ilmu yang berhubungan dengan membaca al-Qur‟an. Ia akan mengikuti bacaan al-Qur‟an dengan antusias tanpa ada beban paksaan dalam dirinya.

b. Perhatian

Adanya perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa seseorang terhadap pengamatan, pengertian dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lainnya. Orang yang berminat membaca

al-Qur‟an dalam dirinya akan terdapat kecendrungan-kecendrungan yang kuat untuk selalu memberikan perhatian yang besar terhadap objek yang diamatinya. Jadi siswa yang pikirannya terfokus dengan apa yang di bacanya.

c. Perasaan Tertarik

Minat, menurut Crow dan Crow, “bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau rasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan apapun bisa berupa pengalaman yang efektif yang

dirangsang oleh kegiatan tersebut.”14

Orang yang memiliki minat yang tinggi terhadap salah satu sekolah dari dirinya akan terdapat kecendrungan yang kuat tertarik pada guru dan mata pelajaran yang diajarkan. Sehingga perasaan tertarik merupakan indikator yang menunjukan minat seseorang.

d. Giat Belajar

Aktifitas atau giat belajar di luar sekolah merupakan indikator yanga

dapat menunjukan keberadaan minat pada diri siswa. Siswa dengan minat tinggi, akan merasa bahwa pelajaran yang diberikan di sekolah sangatlah terbatas waktunya, sehingga ia perlu untuk mencari pengetahuan lain di luar jam pelajaran.

14

(24)

e. Mengerjakan Tugas

Kebiasaan mengerjakan tugas yang diberikan guru merupakan salah satu indikator yang menunjukan minat siswa. Tugas yang diberikan guru bertujuan untuk memperdalam kemampuan siswa. Siswa yang memiliki minat yang tinggi akan menyadari pentingnya melaksanakan tugas-tugas dari guru ia lebih menguasai materi dengan baik.

f. Mengetahui Tujuan Belajar

Belajar adalah suatau aktifitas yang bertujuan. Tujuan belajar ini ada

yang benar-benar disadari dan ada juga yang kurang disadari oleh siswa. Tujuan belajar tersebut eratkaitannya dengan perubahan atau pembentukan tingkah laku tertentu.15 Siswa yang menyadari akan pentingnya tujuan belajar, maka siswa tersebut akagiat dalam mengikuti pelajaran di sekolah.

B.Prestasi Belajar

1. Pengertian prestasi belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu “prestasi” dan “belajar”.

Kata prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu ”perstatie”, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti “hasil usaha” dalam Kamus

Umum Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa kata “prestasi” berarti hasil yang telah dicapai.16

Untuk lebih jelasnya ada beberapa pengertian tentang prestasi belajar yaitu: a. Prestasi adalah hasil yang dicapai yang sebanar-benarnya dicapai17 b. Prestasi adalah nilai yang dicapai oleh siswa dalam berbagai tingkat18 c. Prestasi adalah nilai (skor) individual merupakan indicator prestasi atau

hasil pencapaian yang nyata sebagai pengaruh dari hasil belajar mengajar

yang bersangkutan.19

15

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan..., h. 58

16

W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h. 768

17

Mukhtar Bukhari, Teknik Evaluasi dalam Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1984), h. 252

18

(25)

Sedangkan pengertian belajar ada bermacam-macam, pendapat-pendapat tersebut lahir berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda. Belajar menurut Alisuf Sabri adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku yang dimaksud disini yaitu sebagai hasil belajar itu yang terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau berarti dengan pengalaman atau latihan.20

Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.21

Menurut James O. Whittaker merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Sedang menurut Cronbach, belajar sebagai usaha aktifitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.22

Rahman Abror yang dikutip Nashar berpendapat, bahwa belajar itu menimbulkan perubahan yang relatif tetap yang membedakan antara keadaan sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah diperlakukan belajar.23

Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan perubahan dalam tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai hasil yang telah dicapai dari aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu, baik aktual maupun potensial.

19

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan, (Bandung: IKIP, 1986), h. 85

20

Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan..., h. 55

21

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), ed. Revisi, Cet-V, h. 2.

22

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.12.

23

(26)

2. Jenis-Jenis Prestasi Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun karsa.24

Menurut W.S Winkel dalam buku psikologi pendidikan yang membahas

tentang teori Taksonomi menurut B. S Bloom, dikemukakan mengenai teori B.S Bloom yang menyatakan bahwa, tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah. Ketiga ranah tersebut adalah ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka melalui ketiga ranah ini pula akan terlihat tingkat keberhasilan siswa dalam menerima hasil pembelajaran atau ketercapaian siswa dalam penerimaan pembelajaran.

Dengan kata lain, prestasi belajar akan terukur melalui ketercapaian siswa dalam penguasaan ketiga ranah tersebut. Maka Untuk lebih spesifiknya, penulis akan akan menguraikan ketiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai yang terdapat dalam teori B. S Bloom berikut:

a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. B. S Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama adalah berupa Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6).

1. Pengetahuan (Knowledge)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat

peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi,

24

(27)

prinsip dasar dan sebagainya. Pengetahuan juga diartikan sebagai kemampuan mengingat akan hal-hal yang pernah dipelajaridan disimpan dalam ingatan.

2. Pemahaman (Comprehension)

Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menangkap makna dan arti yang dari bahan yang dipelajari. Pemahaman juga dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dan sebagainya.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi atau penerapan diartikansebagai kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru. Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan sebagainya di dalam kondisi kerja.

4. Analisis (Analysis)

Analisis didefinisikan sebagai kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru.25 Sintesis satu tingkat di atas analisa.

Seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan.

25

(28)

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untik membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu.26 Evaluasi dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.

b. Affective Domain (Ranah Afektif), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Tujuan pendidikan ranah afektif adalah hail belajar atau kemampuan yang berhubungan dengan sikap atau afektif. Taksonomi tujuan pendidikan ranah afektif terdiri dari aspek:

1. Penerimaan (Receiving/Attending)

Penerimaan mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleg guru.27

2. Tanggapan (Responding)

Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.

3. Penghargaan (Valuing)

Penghargaan atau penilaian mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.mulai dibentuk suatu sikap menerima, menolak atau mengabaikan, sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang

sesuai dengan konsisten dengan sikap batin. 4. Pengorganisasian (Organization)

26

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran..., h. 247.

27

(29)

Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten. Pengorganisasian juga mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai- nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu skala nilai mana yang pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting.

5. Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or

Value Complex)

Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya. Karakterisasinya mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikin rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.28

c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Alisuf Sabri dalam buku Psikologi Pendidikan menjelaskan, keterampilan ini disebut .motorik. karena keterampilan ini melibatkan secara langsung otot, urat dan persendian, sehingga keterampilan benar-benar berakar pada kejasmanian. Orang yang memiliki keterampiulan motorik, mampu melakukan serangkaian gerakan tubuh dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi gerakan-gerakan anggota tubuh secara terpadu. Ciri khas dari keterampilan motorik ini ialah adanya kemampuan. Automatisme. yaitu gerakan-gerik yang terjadi berlangsung secara teratur

dan berjalan dengan enak, lancar dan luwes tanpa harus disertai pikiran tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa hal itu dilakukan.

Keterampilan motorik lainnya yang kaitannya dengan pendidikan agama ialah keterampilan membaca dan menulis huruf Arab,

28

(30)

keterampilan membaca dan melagukan ayat-ayat Al-Qur.an, keterampilan melaksanakan gerakan-gerakan shalat. Semua jenis keterampilan tersebut diperoleh melalui proses belajar dengan prosedur latihan.29

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk memeperoleh hasil belajar yang optimal harus memperhatikan

faktor-faktor yang memepengaruhi prestasi belajar itu sendiri. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua factor:

a. Faktor Intern

1. Faktor fisiologis, mempunyai kontribusi yang besar terhadap Prestasi belajar siswa, sekurang-kurangnya ada dua factor yang tergolong kedalam factor fisiologis:

a. Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik seluruh anggoata badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Dalam keadaan belajar anak akan terganggu jika kesehatannya tergangu, seperti mudah pusing, badannya lemah, kurang darah atau ada gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat indranya serta tubuhnya berpenyakit, oleh karena itu agar prestasi belajar sesuai dengan yang diharapkan harus diusahakan badannya sehat dan terhindar penyakit.

b. Cacat Tubuh

Adalah suatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan, misalnya buta, tuli, patah kaki, dan lain sebagainya. Cacat tubuh ini sangat mempengaruhi terhadap prestasi siswa.

2. Faktor Psikologis, Sangat memepengaruhi terhadap Prestasi belajar

siswa, menurut Slameto: “Sekurang kurangnya ada 7 (intelegensi,

29

(31)

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan) faktor

yang tergolong kedalam factor psikologis itu adalah:”30

a. Intelegensi, Menurut M. Dalyono “intelegensi artinya kecerdasan”31 Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar, seseorang yang memiliki intelegensi baik umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah.

b. Perhatian, merupakan keaktifan jiwa yang tertinggi, jiwa itu semata mata tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek. Untuk menjamin hasil belajar yang baik, siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, timbullah kebosanan, sehingga tidak suka lagi belajar.

c. Minat, minat besar sekali pengaruhnya terhadpa Prestasi belajar, belajar dengan minat akan lebih baik dari pada belajar tanpa minat. Minat timbul apabila individu tertarik pada sesuatu yang akan dipelajarinya dirasakan bermakna bagi dirinya, namun demikian minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajar sulit untuk berhasil.

d. Bakat, bakat dapat mempengaruhi terhadap Prestasi belajar seseorang, sebab bila seseorang mempelajari sesuatu tidak sesuai dengan bakatnya, maka kemungkinan besar akan kurang berhasil, oleh karena itu seseorang akan lebih berhasil kalau dia belajar sesuai dalam lapangan dan sesuai dengan bakatnya.

e. Motif, motif dapat dikatakan sebagai daya gerak dari dalam dan

didalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Dalam belajar akan lebih berhasil kalau pada diri seseorang ada keinginan untuk belajar, motif ini dapat

30

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang memepengaruhinya..., h. 54

31

(32)

ditanamkan kepada siswa dengan cara memberikan latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.

f. Kematangan, kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.32 Kematangan belum berarti dapat melaksanakan kegiatan terus-menerus untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran, dengan kata lain anak yang sudah siap

(Matang) belum tentu dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar, akan tetapi belajar akan lebih berhasil, jika anak sudah siap (matang).

g. Kesiapan, kesiapan adanya kesediaan untuk memberi respon, kesediaan itu timbul dalam diri seseorang sehubung dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakam kecakapan.33 Kesiapan mempengaruhi terhadap prestasi belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan baik.

b. Faktor Ekstern

Sedangkan factor ekstern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu:

1. Keluarga, keluarga adalah ayah, ibu dan anak-anak serta family yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua

dengan anak-anaknya, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

32

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang memepengaruhinya..., h. 61

33

(33)

2. Sekolah, keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

3. Masyarakat, keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari

orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.

4. Lingkungan sekitar, keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya. Misalnya, bila bangunan rumah penduduk sangat rapat, akan mengganggu belajar. Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara hiruk-pikuk orang sekitar, suara pabrik, polusi, udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegairahanbelajar. Sebaliknya, te,pat yang sepi dengan iklim yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar.34 Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang datang dari dalam diri siswa (intern) dan faktor yang datang dari luar diri siswa (ekstern), kedua faktor tersebut selalu berinteraksi, sehingga dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

34

(34)

4. Indikator Prestasi Belajar

Indikator prestasi belajar siswa dalam penelitian ini akan diperoleh dari penilaian yang ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, yang dirangkum dalam nilai raport siswa dalam bidang studi PAI.

C.Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata

“pendidikan” dan “agama”. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,

pendidikan berasal dari kata didik. Dengan diberi awalan “pen-” dan akhiran “

-an”, yang berarti perbuatan (hal, cara) mendidik. Sedangkan arti mendidik itu sendiri adalah memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan.35

Pendidikan Islam secara sederhana dapat diartikan sebagai “proses

pembimbingan, pembelajaran atau pelatihan terhadap manusia (anak, generasi muda) agar nantinya menjadi orang Islam yang berkehidupan serta mampu melaksanakan peran dan tugas-tugas hidup sebagai muslim. Dengan singkat pendidikan Islam dapat dikatakan sebagai proses pembimbingan, pembelajaran atau pelatihan agar manusia menjadi seorang muslim.”36

Abd. Rochman Shaleh dalam buku Pendidikan Agama dan Keagamaan menyatakan bahwa:

Pendidikan Islam diartikan juga sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.37

35

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 250.

36

Tim Dosen IAIN Sunan Ampel Malang, Dasar-dasar Kependidikan Islam, (Surabaya: Karya Abditama, 1996), h. 6.

37

(35)

Pendidikan Islam merupakan upaya sadar untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan segala potensi yang dianugerahkan oleh Allah kepadanya agar mampu mengemban amanat dan tanggung jawab sebagai khalifah Allah di bumi dalam pengabdiannya kepada Allah.

Selanjutnya, Zakiah Daradjat dkk. memberikan pengertian Pendidikan Agama Islam sebagai berikut:

Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai pandangan hidup demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.38

Dengan memperhatikan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses edukatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau kepribadian. Kepribadian yang dimaksud adalah kepribadian muslim, yaitu pengamalan sepenuhnya atas ajaran Allah dan

Rasul-Nya.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan akan tercapai setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Maka pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya. Tujuan merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu kegiatan atau usaha. Demikian pula halnya dengan proses pendidikan, karena kegiatan tanpa adanya tujuan akan menimbulkan ketidaktentuan dalam pelaksanaannya. Seorang pendidik dengan segenap kemampuannya akan menggiring para peserta didiknya pada suatu tujuan akhir.

38

(36)

Abdul Majid dan Dian Andayani dalam buku Pendidikan Agama Islam

Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, menyatakan

bahwa:

Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.39

Pendidikan Agama Islam mengarah pada pengembangan bakat-bakat manusia dan membangkitkan nilai-nilai kebajikan yang mulia pada dirinya. Tujuan ini merupakan pondasi utama tempat dibangunnya kepribadian manusia. Oleh karena itu, dalam pandangan Islam, seperangkat sistem pendidikan yang perwujudannya melalui orang tua, guru, lembaga pendidikan dan negara mempunyai arti yang sangat penting.

Tujuan Pendidikan Agama Islam selaras dengan tujuan hidup manusia,

sebagaimana telah difirmankan Tuhan dalam Sûrah al-Dzâriyât/51: 56 berikut:





“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”40

Dengan demikian, penulis mengambil kesimpulan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah berusaha mendidik pribadi muslim agar bertakwa dan beribadah dengan baik kepada Allah SWT untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Secara garis besar ruang lingkup agama Islam terdiri dari bidang akidah, ibadah dan akhlak. Adapun bidang lainnya dapat diberikan setelah anak dapat memahami dan menerapkan ketiga bidang utama di atas.

39

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 135.

40

(37)

Menurut Zuhairini ajaran pokokmIslam meliputi masalah keimanan (aqidah), keislaman (Syariah) dan masalah akhlak yang penjelasannya sebagai berikut:

a. Aqidah adalah bersifat itiqad batin mengajarkan keesaan Allah SWT Esa sebagai Tuhan yang mencipta dan mengatur alam ini.

b. Syariah adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka mentaati semua peraturan dan hukumnya guna mengatur antara manusia dengan Tuhan dan mengtur hidup dan kehidupan manusia.

c. Akhlak adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurna bagi kedua amal diatas, mengajarkan tentang cara pergaulan hidup manusia.41

Beberapa ulama pendapat tentang ruang lingkup pendidikan agama Islam yang diberikan kepada peserta didik adalah sebagai berikut:

a. Menurut „Umar ibn Khattâb, seorang anak hendaknya diajarkan

berenang, berkuda, dan lain-lain. Semua ini diajarkan setelah sang anak mengetahui prinsip-prinsip agama Islam, menghafal al-Qur'an dan mempelajari hadis.

b. Ibn Sînâ mengemukakan bahwa pendidikan anak sebaiknya dimulai dengan mempelajari al-Qur'an kemudian diajarkan syair-syair pendek yang berisi tentang kesopanan, di samping diberikan petunjuk dan bimbingan agar mereka dapat mengamalkan ilmunya sesuai bakat dan kemampuannya

c. Abû Thawam berpendapat bahwa setelah anak hafal al-Qur'an hendaknya ia diajarkan menulis, berhitung dan berenang42

Dari pendapat para ulama di atas dapat dipahami bahwa ruang lingkup pendidikan Islam yang paling utama adalah al-Qur'an, baik keterampilan membaca, menghafal, menganalisis dan sekaligus mengamalkan ajaran yang terkandung di dalam al-Qur'an agar tertanam dalam jiwa peserta didik sejak dini.

41

Zuhairini, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), Cet. Ke-8, h. 11.

42

(38)

Adapun ruang lingkup pendidikan agama Islam pada sekolah yang dalam

kurikulum GBPP menengah meliputi “keserasian, keselarasan dan

keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama makhluk lain dan lingkungannya. Di samping itu ruang lingkup bahan pendidikan agama Islam meliputi: unsur pokok keimanan, ibadah, al-Qur'an, akhlak, muamalah, syariah dan tarikh.43

D.Kerangka Berpikir

Minat merupakan dasar yang paling penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Jika siswa merasa senang dalam belajar, maka ia akan dengan cepat mengerti dan memahami materi yang diberikan guru. Karena minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan memegang beberapa kegiatan. Jika kegiatan yang diminati seseorang itu akan diperhatikan terus menerus yang disertai perasaan senang, maka ia dapat mengembangkan minat pada sesuatu yang pada dasarnya membantu siswa melihat bagaimana hubungan materi yang diharapkan dapat dipelajarinya dengan dirinya sendiri (individu). Proses ini menunjukkan kepada siswa bagaimana pengetahuan atas kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.

Minat besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka mereka tidak belajar dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, bahan pelajaran yang menarik perhatian siswa, akan lebih mudah dipahami dan diingat karena minat menambah keinginan belajar.

Oleh karena itu, minat belajar turut menentukan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan kondusif. Dengan terciptanya suasana belajar mengajar

yang kondusif, maka siswa akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran.

43 Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah,

(39)

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Begitu pula halnya dengan minat siswa dalam mengikuti pelajaran: ia tidak akan timbul tanpa ada pengaruh dari luar dirinya.

E.Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu sekali adanya hipotesis, karena hipotesis sebagai indikasi untuk menarik kesimpulan penelitian yang berbentuk dalil atau

generalisasi yang akan dibuktikan dan diteliti serta diuji kebenarannya. dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

(40)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP DWI PUTRA yang beralamat di Jl. Aria Putra Bukit Nusa Indah Sarua Ciputat Tangerang Selatan. Adapun penelitian ini dilakukan mulai tanggal 08 Ferbruari 2011 sampai dengan 30 Mei 2011

B.Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi, dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian lapangan melalui teknik analisis korelasional.

Penelitian lapangan (fleid research) adalah penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke objek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data-data yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

C. Variabel Penelitian

(41)

sebagai variabel X

- Variabel terikat (dependent variable) yakni Prestasi Belajar Siswa pada bidang studi PAI sebagai variabel Y

D. Populasi dan Sampel

Teknik yang penulis gunakan dalam pengambilan sampel adalah Random

Sampling artinya pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak, dengan teknik

itu setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel.

[image:41.595.120.523.79.245.2]

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda-benda, sistem, prosedur, fenomena dan lain-lain. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII SMP Dwi Putra Tahun Ajaran 2010-2011 yang berjumlah 120 siswa. Dari populasi tersebut yang dijadikan sampel sebanyak 20%, yaitu 24 siswa.

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel

NO Kelas Populasi Sampel

1 VII 62 12

2 VIII 58 12

Jumlah 120 24

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dari lapangan adalah:

1. Observasi, Penulis melihat dan mengamati langsung sekaligus mencatat objek-objek dilapangan guna memperoleh data atau keterangan-keterangan yang akurat, objektif dan dapat dipercaya.

(42)

seluruh sampel untuk diisi yang kemudian hasilnya dianalisis. Penulis menyebarkan angket karena dalam penelitian ini penulis ingin memperoleh data mengenai Pengaruh Minat Belajar terhadap Psertasi Belajar Siswa pada bidang studi PAI.

4. Dokumentasi, merupakan pencatatan data-data yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti kemudian data-data tersebut didokumentasikan. Adapun teknik pengumpulan data-data ini penulis

pergunakan untuk memperoleh data-data tentang Prestasi belajar siswa pada bidang studi PAI kelas VII dan VIII SMP Dwi Putra secara langsung dari buku raport.

F. Instrument Penelitian

[image:42.595.115.513.443.744.2]

Dalam penelitian ini menggunakan variabel Pengaruh Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi PAI. Adapun kisi-kisi instrumentnya sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrument Penelitian

Variabel Dimensi Indikator No Item

Variabel X

Minat Perasaan Senang

Perasaan Tertarik

Datang cepat di dalam pelajaran PAI Membawa buku paket PAI

Guru PAI menyenangkan Betah di kelas

Mengambil posisi duduk di depan Bertanya tentang hal yang tidak mengerti pada pelajaran PAI

Tidak mau diganggu ketika pelajaran sedang berlangsung

1 2

3 4

5 6

(43)

Giat Belajar

Mengerjakan

Tugas

Manfaat pelajaran

penjelassan dari guru

Berperan aktif dalam belajar PAI Aktif dalam diskusi kelas

Tidak takut mengeluarkan pendapat Tetap belajar walau tidak sedang ada ujian

Kegiatan di luar sekolah

Mengulangi pelajaran PAI di rumah Membaca buku agama secara rutin

Membaca buku PAI

Senang dengan Pekerjaan Rumah

Siap dalam ulangan Mencatat hal-hal penting daripenjelasan guru

Mengetahui manfaat pelajaran PAI

9 10

11 12

13 14 15

16

17

18 19

20

Variabel Y

Prestasi Belajar

Nilai raport siswa

G. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara dua variabel. Maka sebelum kegiatan analisis data, penulis melakukan kegiatan sebagai berikut:

(44)
[image:44.595.125.525.105.576.2]

bahwa untuk responden yang menjawab diberi bobot nilai sebagai berikut:

Tabel 3.3

Jawaban dalam Skoring

Pertanyaan Positif Negatif

Selalu 4 1

Sering 3 2

Kadang-kadang 2 3

Tidak Pernah 1 4

3. Tabulating yaitu mentabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan kedalam tabel yang telah disediakan. Setelah pengumpulan data dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dengan menganalisis kuantitatif secara deskriptif yang sebelumnya telah dilakukan prosentasenya dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi sebagai

berikut:

X100%

N F P

Keterangan: P = Prosentase

F = Frekuensi (jumlah jawaban responden) N = Number of cases

4. Analisi korelasi Product Moment yang digunakan untuk mencari pengaruh antara variabel X dan variabel Y. Rumus yang digunakan yaitu:

xy

 =

  

 

N X2 X 2

N Y2

 

Y 2

Y X XY N           Keterangan : xy

 = Angka indeks korelasi “r” product moment

(45)

x

 = Jumlah seluruh skor X

y

 = Jumlah seluruh skor Y 1

Memberikan interpretasi rxy, yaitu memberikan interpretasi sederhana dengan

cara mencocokan hasil perhitungan dengan indeks korelasi “r” Product Moment seperti dibawah ini:

Tabel 3.4

Indeks Korelasi Product Moment

Besarnya “r” Product Moment Interpretasi

0,00 – 0,20

Antara variabel X dan variabel Y

memang terdapat korelasi, akan tetapi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)

0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah.

0,40 – 0,70

Antara variabel X dan variabel terdapat korelasi yang sedang atau

cukup

0,70 – 0,90

Antara variabel X dan variabel terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel terdapat korelasi yang sangat tinggi

(46)

moment dengan jalan berkonsultasi pada nilai product moment, maka prosedur

selanjutnya secara berturut-turut adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan atau membuat hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil atau hipotesis nol (Ho).

2. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang diajukan dengan cara

membandingkan besarnya “r” yang telah diperoleh dalam proses penghitungan atau “r” observasi (ro) dengan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (d) yang rumusnya:

Df = N – nr

Df = Degrees of feedom N = Number of cases

nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan

Setelah hasilnya dicocokan dengan pedoman nilai koefisien korelasi “r”

product moment baik pada taraf signifikansi 5 % ataupun pada taraf signifikansi 1

(47)

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.Gambaran Umum Objek Penelitian.

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP DWI PUTRA

Keberadaan Indonesia dalam konstelasi dunia saat ini tidak lagi dibatasi oleh dimensi geografis semata. Arus informasi yang melintas tanpa batas mengakibatkan Indonesia menyatu dalam kehidupan global yang kian deras. Jumlah penduduk yang besar sampai saat ini hanyalah baru keunggulan potensi belaka. Dengan demikian pendidikan dan pemberdayaan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dalam dunia global. Itulah yang melatar belakangi berdirinya SMP Dwi Putra.

SMP Dwi Putra merupakan lembaga pendidikan yang berada dalam naungan Yayasan Sosial dan pendidikan Ar-rachmat yang didirikan pada tahun 1986, oleh dua putra apak H. Achmat Nasution, yaitu DR. H. Adnan Buyung Nasution dan H. Sjamsi Buyung Nasution.

Walapun harus tertatih-tatih dalam perjuangan yang tak kenal henti, badan pendiri dan pengurus yayasan sosial dan dan pendidikan Ar-Rachma tidak pernah putus asa dalam mendapatkan sebuah legitimasi secara yuridis (hukum)

(48)

henti untuk menghidupkan sebuah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan yang pada akhirnya menuai sebuah keberhasilan dengan mendapatkan pengakuan secara formal maupun informal dan dapat mengembangkannya dengan membuka 3 (tiga) unit sekolah yaitu SMP, SMU dan SMK Dwi Putra.

2. Visi dan Misi SMP Dwi Putra a. Visi SMP Dwi Putra

1. Terdepan dalam prestasi belajar

2. Terdepan dalam prestasi olahraga 3. Beriman dan bertakwa

4. Berbudi luhur.

b. Misi SMP Dwi Putra

1. Menjadikan penerus generasi bangsa Indonesia yang berkualitas dalam belajar.

2. Menjadikan penerus bangsa yang sehat.

3. Menjadikan generasi bangsa Indonesia yang jujur.

3. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa SMP Dwi Putra a. Keadaan guru

[image:48.595.117.522.104.453.2]

Salah satu komponen terpenting pada sebuah instansi pendidikan adalah guru. Baik tidaknya kualitas pembelajaran sangat di pengaruhi oleh kemampuan profesional seorang guru, karena guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor dalam proses pembelajaran. Sedangkan jumlah tenaga pendidik di SMP Dwi Putra berjumlah 23 orang t

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Jawaban dalam Skoring
Tabel 4.1 Daftar Nama-nama Guru SMP Dwi Putra
+7

Referensi

Dokumen terkait

Baterai Zn-Ag 2 O dapat digunakan sebagai sumber energi listrik pada arloji yang dibuat berdasarkan reaksi-reaksi setengah sel berikut.. Copperas merupakan mineral

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan desain pembelajaran yang efektif dan memfasilitasi siswa program akselerasi tingkat Sekolah Dasar sesuai dengan

Di Indonesia, dibawah organisasi PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) yang berada dalam wadah KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), bulutangkis telah

Hasil spektra FTIR pada Gambar 2 menunjukkan terbentuknya produk senyawa kalkon yang ditandai dengan pergeseran serapan gugus karbonil (C=O) dari keton

Di dalam karya Molière, juga dalam karya tentang Don Di dalam karya Molière, juga dalam karya tentang Don Juan yang lain, le plaisir atau kenikmatan adalah sesuatu yang selama

Jika ia merasa bahwa alam semesta yang pada perkiraannya merupakan tempat ia hidup, dunia ini, tubuhnya sendiri, orang lain, para filsuf materialisme lain yang

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 255/12/L2/POKJA- BLPBJ.MKS/X/2017 tanggal 27 Oktober 2017, Pokja VIII Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikatotor kompetensi dalam suatu