• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Minat Belajar Terhadap Peningkatan Prestasi Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di SMP Islam Parung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Minat Belajar Terhadap Peningkatan Prestasi Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di SMP Islam Parung"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN

PRESTASI PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DI SMP ISLAM PARUNG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

Oleh

AFIDAH NIM 204011002716

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ABSTRAKSI

AFIDAH

NIM: 204011002716

Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di SMP Islam Parung

Minat memegang peranan yang sangat penting dalam segala hal, karena

dengan adanya minat seseorang anak akan lebih bersemangat untuk melakukan

suatu pekerjaan atau perbuatan tanpa adanya paksaan.

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara optimal selama

berlangsungnya mekanisme belajar dalam jangka waktu yang tertentu. Prestasi

belajar dalam penelitian ini adalah pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai

indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran pendidikan Agama

Islam yang disampaikan oleh guru.

Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh data mengenai

pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam

diperoleh rxy atau

r

hitung sebesar 0,65. Angka indeks korelasi yang telah

diperoleh bertanda positif. Ini berarti antara variabel X (minat belajar) dengan

variabel Y (prestasi belajar Pendidikan Agama Islam) terdapat hubungan yang

searah, dengan istilah lain: terdapat korelasi positif antara kedua variabel tersebut,

itu terlihat dengan besarnya rxy atau r hitung yang diperoleh, yaitu 0,65. Dengan

demikian dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X (minat belajar)

dengan variabel Y (prestasi belajar Pendidikan Agama Islam) di SMP Islam

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

telah memberikan kekuatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW

yang telah membimbing umatnya untuk menempuh jalan yang benar guna meraih

kebahagiaan dunia dan ahirat.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar kesarjanaan Jurusan Pendidikan Agama Islam dari Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah

Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit

hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, namun berkat bantuan dan motivasi

yang tak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini selesai pada waktunya.

Penulis hanya mampu menyampaikan terima kasih yang terdalam dan rasa hormat

kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini. Khususnya kepada Ibu Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi dan bapak M. Zuhdi, Ph. D

sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang telah bersedia dengan tulus

memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis selama penyelesaian

skripsi ini.

Selanjutnya tak lupa pula penulis haturkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang ikut membantu, diantaranya:

1. Bapak Prof. Dr. Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah jakarta.

2. Bapak Drs. H. A. Fatah Wibisono, MA. selaku Ketua jurusan Pendidikan

Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq. M. Ag. Selaku Dosen Penasehat Akademik

yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi dan bapak M. Zuhdi, Ph.D selaku Dosen

Pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan terhadap

(4)

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

mencurahkan ilmu pengetahuan kepada penulis semasa kuliah.

6. Bapak H. Jarkasih, S.Ag. sebagai Kepalah Sekolah SMP Islam Parung

yang telah memperkenankan penulis mengadakan penelitian di sekolah

tersebut dan memberikan bantuan di dalam pelaksanaan penelitian.

7. Orang tua penulis yang telah merawat dan mendidik dengan penuh kasih

sayang, memberikan pengorbanan baik material maupun spiritual yang tak terhitung nilainya, serta senantiasa mendorong dan mendo’akan penulis

dalam mengarungi kehidupan ini.

8. Abang Drs. H Azhar Shaleh MA. sekeluarga yang telah memberikan

pengorbanan dan dukungan baik material maupun spiritual yang tidak

terhitung nilainya.

9. Kakak penulis Safrati dan keluarga penulis yang telah memberikan

pengorbanan dan dukungan baik material maupun spiritual yang tidak

terhitung nilainya.

10. Ihsan, Fatma dan Suami, Iif, Herni, Wiwin, Daniati yang telah membantu

dan memberikan saran dan juga masukan bagi penulis hingga selesainya

skripsi ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Jurusan

Pendidikan Agama Islam khususnya kelas B angkatan 2004 yang tidak

dapat disebutkan satu persatu

Semoga jasa dan segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada

penulis akan mendapatkan balasan yang layak dari Allah SWT. Dan akhirnya

penulis berharap, semoga hasil penelitian kependidikan ini bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi yang membaca pada umumnya.

Jakarta, Maret

2009

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI. ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI. ... iv

DAFTAR TABEL. ... vi

DAFTAR LAMPIRAN BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Masalah Penelitian ... 6

C. Pembatasan Masalah. ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN TEORI A. Minat belajar ... 8

1. Pengertian Minat Belajar... 8

a. Pengertian Minat ... 8

b. Pengertian Belajar ... 9

2. Dimensi dan Indikator Minat ... 10

3. Macam-macam Minat ... 12

4. Fungsi Minat dalam belajar... 14

5. tor-Faktor Yang Mempengaruhi Minatbelajar………... 15

B. Prestasi Belajar ... 22

1. Pengertian Prestasi Belajar... 22

a. Pengertian Prestasi ... 22

b. Pengertian Belajar ... 23

2. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ... 25

a. Faktor Internal ... 25

b. Faktor Eksternal ... 29

3. Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidilan Agama Islam ... 31

(6)

A. Variabel Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sample ... 33

C. Metode Penelitian... 34

D. Teknik Pengumpulan Data... 34

E. Teknik pengolahan data dan Analisa Data... 35

1. Teknik Pengolahan Data ... 35

2. Teknik Analisa Data... 38

F. Hipotesa... 38

G. Waktu dan Tempat Penelitian ... 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Islam Parung... 39

1. Sejarah Singkat SMP Islam Parung. ... 38

2. Visi dan Misi SMP Islam Parung... 40

3. Keadaan siswa SMP Islam Parung... 41

4. Personalia dan Pengajar SMP Islam Parung ... 41

5. Keadaan guru dan Karyawan ... 42

6. Sarana dan Prasarana Pendidikan SMP Islam Parung ... 42

B. Deskripsi Data... 44

C. Analisa dan Interpretasi Data ... 55

D. Interpretasi Data ... 61

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Saran-saran. ... 65

(7)

DAFTAR TABEL

1. Keadaan siswa SMP Islam Parung... 41

2. Personalia dan Pengajar SMP Islam Parung Bogo ... 41

3. Sarana dan Prasarana Pendidikan SMP Islam Parung ... 42

4. Cepat datang ke sekolah jika hari itu ada pelajaran PAI ... 45

5. Tepat waktu dalam pelajaran PAI... ... 45

6. Hadir di kelas untuk mengikuti pelajaran PAI... 46

7. Betah di kelas dalam mengikuti pelajaran PAI... ... 46

8. Duduk didepan ketika pelajaran PAI berlangsung... 47

9. Mengajukan pertannyaan jika ada yang tidak mengerti dalam pelajaran PAI... 47

10. Tidak suka diganggu ketika pelajaran PAI berlangsung... 48

11. Konsentrasi mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru PAI... 48

12. Aktif dalam belajar PAI... ... 49

13. Aktif dalam kegiatan diskusi didalam kelas pada pelajaran PAI... 49

14. Tidak takut mengeluarkan pendapat dalam pelajaran PAI ... 50

15. Mendapat prestasi yang bagus dalam pelajaran PAI.. ... 50

16. Tetap belajar walaupun tidak ada ujian ... 51

17. Mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan PAI diluar sekolah... ... 51

18. Mengulangi pelajaran PAI di rumah... ... 52

19. Rutin membaca buku-buku PAI... 52

20. Banyak membaca buku PAI menjamin nilai raport tinggi... ... 53

21. Senang apabila guru agama memberikan tugas... ... 53

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional, dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa dan bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap

kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Pada hakikatnya pendidikan adalah sebuah transformasi yang mengubah

input menjadi output. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam

pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan

rohaninya ke arah kedewasaan. Pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur

dalam mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang berkaitan

dengan perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan

sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan.

Hal yang penting dalam setiap dunia pendidikan adalah belajar, manusia

dapat berkembang lebih jauh dari makhluk lainnya sehingga ia dapat menjalankan

fungsinya sebagai khalifah di muka bumi ini. Dengan belajar manusia mampu

menjadi manusia yang berkualitas.

1

Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional,

(9)

Dalam perspektif Islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang

beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupannya. Hal ini tercantum dalam Al-Qur’an surat al-Mujadilah (58) ayat 11

seperti yang tercantum dibawah ini:































































Artinya: “…niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila

dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang

yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-mujadilah 58 : 11)

Dalam proses belajar mengajar yang terselenggara di sekolah sering terjadi

perbedaan hasil belajar siswa yang disebabkan perbedaan individual antara siswa

yang satu dengan siswa yang lain. Perbedaan individual yang terjadi pada siswa

akan tampak dalam proses belajar dan hasil belajar yang akan dicapainya.

Inteligensipun memiliki pengaruh besar terhadap keberadaan minat belajar

seseorang (siswa). Inteligensi merupakan kemampuan atau kecerdasan intelektual

yang berdaya guna dan berhasil guna untuk menghadapi atau bertindak dalam

suatu situasi atau dalam penyelesaian suatu masalah atau tugas.2

2

(10)

Setiap manusia membutuhkan pendidikan, baik formal maupun non

formal. Menjadi seorang dokter, dosen, insyinyur, maupun direktur harus

ditempuh melalui pendidikan. Dengan pendidikan akan diperoleh bekal ilmu

pengetahuan yang berguna dalam menghadapi perubahan-perubahan hidup.

Dengan ilmu pengetahuan manusia akan mampu bersaing pada tingkat nasional

maupun internasional. Melalui pendidikan, seseorang memdapat informasi dan

pengetahuan. Semakin tinggi ilmu pendidikan seseorang, maka semakin banyak

informasi dan pengetahuan yang diperoleh.

Dalam pendekatan proses belajar, minat sangat erat hubungannya dengan

prestasi, minat memegang peranan yang sangat penting dalam segala hal, karena

dengan adanya minat seseorang, anak akan lebih bersemangat untuk melakukan

suatu pekerjaan atau perbuatan tanpa adanya paksaan. Dalam kamus besar bahas

Indonesia bahasa Indonesia minat adalah perbuatan dan sebagaiannya yang

berdasarkan pendirian, pendapat atau keyakinan.3

Menurut psikologi yang dimaksud dengan minat (interest) adalah

kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus

menerus, minat erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang karena

dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang

berminat kepada sesuatu berarti sikapnya senang kepada sesuatu itu.4 Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang

mereka inginkan bila mereka bebas memilih, bila mereka melihat bahwa sesuatu

akan menguntungkan, mereka merasa berminat, Ini kemudian mendatangkan

kepuasan, bila kepuasan berkurang maka minatpun berkurang begitu sebaliknya,

kesenangan merupakan minat sementara, ia berbeda dari minat bukan dalam

kualitas melainkan dalam ketetapan (persentase) selama kesenangan itu ada,

mungkin intensitas dan motivasi yang menyertainya sama tinggi dengan minat,

namun ia berkurang karena kegiatan yang ditimbulkan hanya memberi kepuasan

yang sementara.

3

WJS, Poerwadarmita,Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1996), Cet. 1,h. 499.

4

(11)

Pada semua usia minat berperan penting dalam kehidupan seseorang dan

mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Hal ini terutama selama

masa kanak-kanak, jenis kepribadian anak sebagian besar ditentukan oleh minat

yang berkembang selama masa kanak-kanak sepanjang masa kanak-kanak minat

menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar anak yang berminat terhadap

sebuah kegiatan baik permainan ataupun pekerjaan akan berusaha lebih keras

untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau merasa bosan,

jika kita mengharapkan bahwa pengalaman merupakan merupakan kemampuan

anak sepenuhnya, rangsangan harus diatur supaya bertepatan dengan minat anak

yaitu saat anak-anak siap belajar karena mereka berminat terhadap keuntungan

dan kepuasan pribadi yang tepat diperoleh lewat pengalaman belajar.

Belajar adalah sebagai proses atau kegiatan untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dengan interaksi dengan lingkungannya.

Prestasi yang kurang adalah mereka yang bekerja di bawah kemampuan

sebenarnya, kemampuan mereka dapat dinilai dengan tes standar atau bukti

objektif dari kemampuan mereka bila mereka bermotivasi tinggi, beberapa murid

kurang berprestasi secara umum, mereka bekerja di bawah kapasitas dalam semua

mata pelajaran, beberapa lagi berprestasi di bawah kemampuan mereka dalam

beberapa mata pelajaran tertentu.

Keberhsilan suatu pendidikan ditentukan dari proses pendidikan, karena

pada proses pendidikan diperlukan peran siswa secara aktif, sementara itu,

keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar erat kaitnnya dengan kondisi minat

belajarnya. Minat belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan diri siswa

meliputi kondisi fisik dan psikisnya. Kondisi fisik yang dimaksud adalah kondisi

yang berkaitan dengan keadaan jasmani seperti kelengkapan anggota tubuh,

kenormalan fungsi organ tubuh serta kesehatan fisik dari berbagai penyakit. faktor

(12)

motivasi, bakat, inteligensi dan kemampuan dasar dalam suatu bidang yang akan

dipelajari.

Studi-studi mengenai sebab-sebab prestasi yang tidak memuaskan telah

menunjukkan bahwa penyebab primer pada anak, walaupun secara tidak langsung

rumah dan sekolah mungkin terlibat. Penyebab primer adalah perlawanan dan

permusuhan terhadap belajar, yang mungkin disebabkan karena tekanan orang tua

untuk mendapatkan nilai yang baik atau hubungan guru dan murid yang buruk

akibat kebosanan dalam situasi yang tidak memenuhi kebutuhan belajar pada

minat siswa. Kebanyakan anak yang sangat pandai misalnya kurang berprestasi

karena rasa bosan terhadap pekerjaan sekolah yang direncanakan sesuai dengan

kemampuan anak yang rata-rata.

Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani

bertaqwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agam Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, pelatihan, serta penggunaan pengalaman.

Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatan

keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam

sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt,

serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.

Namun kenyataannya materi pelajaran pendidikan agama Islam kurang

diminati siswa, juga pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah umum sangat

terbatas sehingga tujuan pendidikan agama Islam di sekolah sulit untuk dicapai,

dan menjadi salah satu penyebab menurunnya nilai prestasi pendidikan agama

Islam adalah kurangnya minat belajar siswa. Keadaan seperti ini perlu dilakukan

daya upaya yang dapat menemukan sebab-sebabnya, dan kemudaian mendorong

siswa mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yaitu belajar. Dengan

kata lain siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh minat belajar pada dirinya

dan dengan minat ini siswa menjadi tekun dalam belajar, sehingga pada akhirnya

(13)

SMP Islam Parung merupakan lembaga Pendidikan Islam yang berdiri

pada tahun 1956, SMP Islam Parung juga merupakan lembaga pendidikan umum

yang mempunyai ciri khas atau keunggulan dalam bidang Pendidikan Agama

Islam, Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan

di SMP Islam Parung dan merupakan bidang studi yang wajib dipelajari oleh

setiap siswa dan sekolah berharap agar semua siswa berhasil meguasai materi

pendidikan agama Islam yang diajarkan. maka sangat tepat bagi penulis untuk

menjadikan SMP Islam Parung sebagai objek dalam penelitian ini.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin membahas dalam

bentuk skripsi yang berjudul: “PENGARUH MINAT TERHADAP

PENINGKATAN PRESTASI PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP ISLAM PARUNG.”

A. Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan permasalahan sebagai titik

pangkal penelitian.

1. Pembatasan masalah

Adapun pembatasan masalahnya sebagai berikut:

1. Minat belajar siswa kelas IX tahun 2008-2009 di SMP Islam parung

2. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah siswa mengalami proses

belajar mengajar yang dilihat melalui nilai rata-rata siswa. Hal ini meliputi

aspek kognitif.

2. Perumusan masalah

Untuk mempermudah pembahasan penelitian ini maka harus ada perumusan

masalah. Adapun perumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana minat belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam

di SMP Islam Parung?

2. Apakah terdapat pengaruh positif minat belajar terhadap prestasi belajar di

SMP Islam Parung?

D. Tujuan Penelitian Bagi Penulis

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

(14)

2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar pendidikan agama Islam di

SMP Islam Parung

3. Untuk mengetahui pengaruh minat belajar siswa di SMP Islam Parung

terhadap peningkatan prestasi belajar pendidikan agama Islam

E. Manfaat Penelitian Bagi Sekolah

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi penulis, untuk memberikan wawasan pengetahuan tentang minat

siswa dalam menunjang kemampuan belajar siswa pada bidang studi PAI

b. Bagi penulis, untuk menyumbangkan pemikiran sekecil apapun nilainya

bagi upaya-upaya yang tengah dan terus dilakukan yaitu dalam hal yang

berkaitan dengan minat siswa terhadap kemampuan belajar siswa dalam

bidang pendidikan agama Islam.

c. Sebagai syarat untuk mendapat gelar S1 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negri

Jakarta

d. Mamfaat bagi sekolah:

1. Untuk mengetahui sejauh mana minat siswa di SMP Islam Parung

2. Untuk mengetahui prestasi belajar pendidikan agama Islam di SMP

Islam Parung

3. Untuk mengetahui pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi

(15)

BAB II

KAJIAN TEORITIS TENTANG MINAT DAN PRESTASI BELAJAR

A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar a. Pengertian Minat

Minat memegang peranan yang sangat penting dalam segala hal, karena

dengan adanya minat seseorang anak akan lebih bersemangat untuk melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan tanpa adanya paksaan. Menurut bahasa “Minat

adalah perbuatan dan sebagaiannya yang berdasarkan pendirian, pendapat atau keyakinan.”5

Menurut Alisuf Sabri “Minat adalah suatu kecenderungan untuk

memperhatikan secara terus menerus dan mengingat secara tetus menerus. Minat

ini erat hubungannya dengan perasaan senang jadi minat bisa terjadi karena sikap

senang kepada sesuatu.”6

Jadi minat itu timbul karena adanya perasaan senang

pada diri seseorang yang menyebabkan selalu memperhatikan dan mengingat

secara terus menerus.

Akyas Azhari mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa objek penelitian, yang diminati

seseorang diperhatikan terus dan disertai oleh rasa senang.7 A.D Marimba berpendapat bahwa “minat adalah kecenderungan jiwa ke arah sesuatu karena

5

WJS, Poerwadarmita,Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1996), Cet, 1 h. 499.

6

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet, II, h. 84.

7

(16)

sesuatu itu mempunyai arti bagi kita, sesuatu itu dapat memenuhi kebutuhan kita

dan dapat menyenangkan kita.8

Menurut Crow & Crow “Minat bisa berhubungan dengan daya gerak yang

mendorong kita untuk cenderung dan merasa tertarik pada orang, benda atau

kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh

kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan

penyebabpartisifasi dalam kegiatan”.9

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan yang erat kaitannya dengan

perasaan terutama perasaan senang (positif) terhadap sesuatu yang dianggapnya

berharga atau sesuai kebutuhan dan memberi kepuasan kepadanya, sesuatu itu

dapat berupa aktivitas, orang pengalaman, atau benda yang dapat dijadikan

sebagai stimulus atau rangsangan yang memerlukan respon terarah.

b. Pengertian Belajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa belajar ialah

menuntut ilmu, kepandaian, melatih diri.10

Menurut Zikri Neni Iska belajar atau yang disebut juga dengan learning,

adalah perubahan yang secara relatif yang berlangsung lama pada perilaku yang

diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salahsatu bentuk

perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia, belajar membantu

manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Dengan adanya proses

belajar inilah manusia bertahan hidup(survived)11

Menurut Prof Dr. S. Nasution:

a. Belajar adalah perubahan dalam system urat saraf

b. Belajar adalah penambahan pengetahuan

c. Belajar adalah sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan

latihan.12

8

A D Marimba,Pengantar filsafat pendidikan Islam,(Bandung: al-Ma’rif, 1981) Cet, 1, h. 74

9

L. Crow & Crow, Psikologi pendidikan, (Yogyaskarta: Nur Cahya, 1989), Terjemah dari Education psyologi, Cet, 1, h. 302-303.

10

S. Wojowasito,Kamus Bahasa Indonesia, (Bandung Shinat Dharma, 1992), h.5 11

Zikri Neni Iska,Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan(Jakarta : Kizi

Brother’s, 2008) Cet II h. 79.

12

(17)

Oleh karena itu, dapat disimpulkan mengenai minat dan belajar tersebut di

satas yaitu kecendrungan hati yang melibatkan perasaan senang untuk melakukan

kegiatan belajar dengan harapan dapat memberi kepuasan terhadap sesuatu yang

belum dimiliki sebelumnya melalui berbagai macam latihan sehingga hasil akhir

dari belajar tersebut adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap.

2. Dimensi dan Indikator Minat

“Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang.”13

Keinginan atau minat dapat mempengaruhi corak perbuatan yang akan

diperlihatkan seseorang. Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu,

tetapi bila tidak mempunyai minat, tidak mau, atau tidak ada kehendak untuk

mempelajari.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia “Indikator adalah pemantau suatu

yangdapat memberikan petunjuk dan keterangan.” Kaitannya dengan minat siswa

adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk kualitas minat.

Makna minat menurut Crow & Crow, bisa berhubungan dengan daya

gerak yang mendorong kita cenderung merasa tertarik pada orang, benda atau

keinginan ataupun pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.”14

Dengan ungkapan lain, bahwa minat dapat menjadi penyebab ikut

sertanya seseorang dalam kegiatan.

Setiap individu memiliki perbedaan dalam beberapa hal, misalnya pada

minatnya, perbedaan itu dapat diketahui melalui gejala-gejala yang ditampakkan

oleh individu itu sendiri. Seorang siswa yang sedang belajar di sekolah minatnya

akan dapat diketahui oleh guru yang mengajarnya melalui indikator minat

diantaranya:

1. Perasaan Senang

Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka dalam hal tertentu ia

cenderung mengetahui hubungan antara perasaan dengan minat. Siswa yang berminat terhadap baca Al-Qur’an ia akan merasa senang dalam membacanya. Ia

13

Elizabeth B. Hurlock,perkembangan anak jilid II, alih bahasa oleh:Med. Maitasari Tjandrasa,(Jakarta : Erlangga), Cet VI, h 116

14

(18)

akan rajin membaca dan terus menerus mempelajari semua ilmu yang berhubungan dengan baca Al-Qur’an. Ia mengikuti baca Al-Qur’an dengan

antusias tanpa ada beban paksaan dalam dirinya.

2. Perhatian

Adanya perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa seseorang

terhadap pengamatan, pengertian dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lainnya. Orang yang berminat terhadap baca Al-qur’an dalam dirinya akan

terdapat kecenderungan-kecenderungan yang kuat untuk selalu membuat untuk

selalu memberikan perhatian yang besar terhadap objek yang diamatinya. Jadi

siswa dan pikirannya terfokus dengan apa yang dibacanya.

3. Perasaan Tertarik

Minat, menurut Crow dan Crow, “bisa berhubungan dengan daya gerak

yang mendorong kita cenderung atau rasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan

ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan tersebut.”15

Orang yang memiliki minat yang tinggi terhadap salah satu sekolah

dari dirinya akan terdapat kecenderungan yang kuat tertarik kepada guru dan mata

pelajaran yang diajarkan. Sehingga perasaan tertarik merupakan indikator yang

menunjukkan minat seseorang.

4. Giat Belajar

Aktifitas atau giat belajar di luar sekolah merupakan indikator yang dapat

menunjukkan keberadaan minat pada diri siswa. Siswa dengan minat tinggi, akan

merasa bahwa pelajaran yang diberikan di sekolah sangatlah terbatas waktunya,

sehingga ia merasa perlu untuk mencari pengetahuan lainnya di luar jam

pelajaran.

5. Mengerjakan Tugas

Kebiasaan mengerjakan tugas yang diberikan guru merupakan salah satu

indikator yang menunjukkan minat siswa. Tugas yang diberikan guru bertujuan

untuk memperdalam kemampuan siswa. Siswa yang memiliki minat yang tinggi

15

(19)

akan menyadari akan pentingnya melaksanakan tugas-tugas dari guru ia lebih

menguasai materi dengan baik.

3. Macam-Macam Minat

Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ini sangat tergantung

pada sudut pandang dan cara penggolongan misalnya berdasarkan timbulnya

minat, berdasarkan arahnya minat, dan berdasarkan cara mendapatkan atau

mengungkapkan minat itu sendiri.

a. Berdasarkan timbulnya minat dan dapat dibedakan manjadi minat primitiv dan

minat kultural. Minat primitiv adalah minat yang timbul karena kebutuhan

biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan,

perasaan enak atau nyaman, kebebasan beraktivitas dan seks. Minat cultural

atau minat sosial, adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat

ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita. Sebagai contoh

keinginan untuk membeli mobil, kekayaan, pakaian mewah, dengan memiliki

hal-hal tersebut secara tidak langsung akan menganggap kedudukan atau harga

diri bagi orang yang istimewa pada orang-orang yang punya mobil, kaya

berpakaian mewah dan lain-lain. Contoh lain misalnya minat belajar, individu

punya pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan lebih menghargai

orang-orang terpelajar dan pendidikan tinggi, sehingga hal ini akan

menimbulkan minat individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat

penghargaan dari lingkungan, hal ini mempunyai arti yang sangat penting bagi

dirinya.16

b. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat intrinsik dan

minat ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan

dengan katifitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau

minat asli. Sebagai contoh:seseorang belajar karena memang pada ilmu

pengetahuan atau karena memang senang membaca, bukan karena ingin

mendapatkan pujian atau penghargaan. Minat ekstrinsik adalah minat yang

berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya

sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang. Sebagai contoh

16

(20)

seseorang yang belajar dengan tujuan agar menjadi juara kelas atau lulus

ujian, setelah menjadi juara kelas dan lulus ujian minat belajarnya menjadi

turun.17

c. Berdasarkan cara mengungkapkan minat dapat dibedakan menjadi empat

yaitu: ekspresed interest, manifest interest, tested interest, inventoriet interest.

1) Ekspresed Interest

Ekspresed interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta

kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik

yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan paling tidak

disenangi. Dari jawabannya dapat diketahui minatnya.

2) Manifest Interest

Manifest interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara

mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap

aktivitas-aktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya.

3) Testet Interest

Testet interest adalah minat yang diungkapkan cara menyimpulkan dari hasil

jawaban tes obyektif yang diberikan, nilai-nilai tinggi pada suatu objek atau

masalah biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut.

4) Inventariot Interest

Inventariot interest adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan

alat-alat yang sudah distandarisasikan, dimana biasanya berisi

pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada subjek apakah ia senang atau tidak senang

terhadap sejumlah aktivitas atau suatu onjek yang ditanyakan.18 1. Fungsi Minat Dalam Belajar

Setelah memahami pengertian-pengertian yang di uaraikan diatas tentunya minat itu sendiri mempunyai fungsi tersendiri. “minat dikatakan sebagai salah satu faktor penting yang ikut menentukan berhasil dan gagalnya belajar siswa.”19

Minatpun dikatakan sebagai subjek kejiwaan karena ia sangatlah pribadi dan

17

Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab,Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,(JAkarta : Pre Nada Media, 2004), Cet 1 h. 266-267

18

Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab,Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,(JAkarta : Pre Nada Media, 2004), Cet 1 h. 267-268

19

(21)

berkembang sejak masa kanak-kanak. Pada semua usia minat memainkan peranan

penting dalam kehidupan seseorang, dan mempunyai dampak yang besar atau

perilaku atau sikap. Hal ini terutama selama masa kanak-kanak, karena setiap

aktifitas anak ditentukan minat yang berkembang selama pertumbuhan

Minat berhubungan erat dengan sikap kebutuhan seseorang, dan

mempunyai fungsi yang dikemukakan oleh Elizabeth B Hurlock, yaitu:

a. Sumber motivasi yang kuat untuk belajar

Anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan baik permainan ataupun

pekerjaan akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan anak yang kurang

berminat.

b. Minat mempengaruhi bentuk intensitas aspirasi anak

Ketika anak mulai berpikir tentang pekerjaan mereka dimasa mendatang,

misalnya mereka menentukan apa yang akan mereka lakukan saat mereka dewasa,

semakin yakin mereka mengenai pekerjaan yang diidamkan semakin besar minat

mereka terhadap kegiatan mereka di kelas yang mendukung tercapainya aspirasi

itu.

c. Menambah kegairahan pada setiap kegiatan yang ditekuni

Seseorang anak berminat terhadap sesuatu pekerjaan atau kegiatan,

pengalaman mereka lebih menyenangkan dari pada bila mereka merasa bosan.20 Kaitan minat dengan belajar, minat berfungsi sebagai pendorong siswa

untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada pelajaran akan

tampak terdorong untuk belajar. Berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya

menerima kepada pelajaran mereka hanya tergerak untuk belajar tetapi sulit untuk

bisa terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Oleh karena itu peranan minat dalam belajar sangat kuat yaitu minat akan berperan sebagi “motivating force”.21

Jadi fungsi dari minat itu adalah sebagai sumber motivasi, mempengaruhi

intensitas aspirasi anak serta sebagai penumbuh dan penambah kegairahan pada

suatu kegiatan sehingga orang menjadi senang untuk melakukannya.

20

Elizabeth B Hurlock, perkembangan anak jilid II, Alih Bahasa oleh:Med. Meitasari Tjandrasa (Jakarta:Erlangga), Cet. 1 h. 229

21

(22)

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar

Keberhasilan suatu pendidikan ditentukan dari proses pendidikan, karena

pada proses pendidikan diperlukan peran siswa secara aktif, sementara itu,

keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar erat kaitanya dengan kondisi minat

belajarnya, minat belajar dipengaruhi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor

eksternal.

1. Faktor Internal

Menurut Alex Sobur dalam bukunya Psikologi umum faktor yang

mempengaruhi minat pada siswa dapat dibagi dalam dua bagian besar, yaitu:

a. Faktor Fisik

Faktor Fisik adalah suatu keadaan fisik seseorang yang bisa ditimbulkan

dengan gejala-gejala rasa sakit lesu, atau mungkin sebaliknya sehat dan segar.

Tingkat kesehatan dan kebugaran organ tubuh sangat mempengaruhi

semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa yang mengalami

gangguan baik yang permanen seperti cacat sejak lahir maupun yang incidental

atau semi permanen seperti luka akibat kecelakaan dapat mengalami perubahan

minat belajarnya. Hal ini senada dengan yang dikemukakan aleh Prof. Dr. Dadang

Hawari Idries dalam bukunya yang berjudul sakit menguatkan iman, bahwa

kondisi fisik yang terganggu dapat menyebabkan orang mengalami depresi; dan

gangguan kondisi kejiwaan pasien dapat pula mempengaruhi keadaan fisiknya

b. Faktor Psikis

Faktor psikis adalah suatu keadaan jiwa seseorang yang menyebabkan

perubahan-perubahan psikis yang bisa ditunjukkkan dengan perasaan atau emosi

rasa senang, tidak senang, tegang, bergairah, dan lainnya yang mendukung

timbulnya minat pada seseorang.22 Perasaan merupakan keadaan-keadaan sesaat pada individu yang muncul ketika terpadu secara pribadi situasi yang

ditepatinya.23

Menurut Wudt sebagaimana yang dikutip oleh Sarwono ada tiga pasang

kutub perasaan, yaitu :

a. lust-unlus (senang-tidak senang).

22

Alex sobur,Psikologi Umum, h. 246 23

(23)

b. spannung–losung (tegang–tak tegang)

c. Erregung–berubigung (semangat–tenang).24

Minat belajar yang tinggi dipengaruhi oleh adanya perasaan senang

terhadap mata pelajaran tertentu, guru yang mengajar, dan lingkungan dimana

proses belajar mengajar tersebut diselenggarakan. Siswa yang memiliki perasaan

positif (senang dan menerima) terhadap mata pelajaran yang akan dipelajari dan

kepada guru yang mengajar, maka ia akan tergerak untuk belajar. Sebaliknya,

siswa yang memiliki perasaan negatif (tidak senang dan menolak) terhadap mata

pelajaran dan guru yang mengajar maka ia akan tergerak untuk menghindari

belajar

Adapun motivasi adalah ransangan, dorongan atau pembangkit tenaga bagi

terjadinya tingkah laku. 25 Motivasi terbagi atas dua macam, yaitu motivasi instrinsik dan mativasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari liar karena setiap

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, misalya seseorang yang

senang membaca, tidak disuruh atau tidak didorong oleh orang lain. Motyovasi

ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya

perangsang dari luar, misalnya seseorang berprilaku menolong jika dipuji oleh

orang lain, dan masih banyak contoh lainnya yang dapat kita tunjukkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Motivasi belajar dan minat belajar merupakan dua hal yang saling

berkaitan. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan termotivasi untuk

belajar. Sementara itu, siswa yang minat belajarnya rendah tidak akan termotivasi

untuk belajar.

Bakat juga dapat mempengaruhi minat belajar seseorang (siswa). Bakat

adalah kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan

yang dimiliki seseorang. Siswa yang memiliki bakat tertentu misalnya melukis

maka ia akan memiliki minat belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran

menggambar dan melukis. Akan tetapi siswa yang tidak memiliki bakat melukis

24

Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta Bulan Bintang, 1996), Cet VII, h. 52.

25

(24)

maka ia tidak akan tertarik untuk belajar pelajaran menggambar dan melukis

sebab pelajaran tersebut tidak sesuai dengan bakatanya.

Inteligensipun memiliki pengaruh besar terhadap keberadaan minat belajar

seseorang (siswa). Inteligensi merupakan kemampuan atau kecerdasan intelektual

yang berdaya guna dan berhasil guna untuk menghadapi atau bertindak dalam

suatu situasi atau dalam penyelesaian suatu masalah atau tugas.26 Adapun motivasi menurut W. Stern seperti yang dikutip oleh Ahmadi dan Widodo

supriono, Psikologi belajar, adalah daya jiwa untuk dapat menyesuaikan diri

dengan cepat dan tepat didalam situasi yang baru. 27 Jadi orang yang inteligen adalah orang yang mampu berbuat atau bertindak dengan bijaksana (cepat, tepat,

dan berhasil).

Tingkat kemudahan dalam menerima pelajaran bagi siswa yang

inteligensinya tinggi semakin mendorong siswa tersebut untuk mengetahui lebih

banyak dari apa yang telah dipelajari sehingga ia akan menanbah pengetahuan dan

informasi secara otodidak maupun dengan bantuan guru. Sebaliknya siswa yang

memiliki tingkat intilegensi rendah akan kesulitan mengikuti pelajaran.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang mempengaruhi tumbuhnya

minat belajar siswa yang berada di luar diri siswa. Faktor eksternal terbagi atas:

lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial meliputi

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Sementara

lingkungan non sosial adalah lingkungan yang berkaitan dengan kondisi fisik

yang berupa gedung sekolah dan rumah, fasilitas belajar mengajar, kondisi alam

(cuaca dan iklim) dan suasana belajar.

Lingkungan sosial dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah Tri

Pusat Pendidikan. Lingkungan ini memiliki peran yang strategis dalam rangka

menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai luhur sesuai dengan pancasila. Teori

impirisme menyatakan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap siswa

mengenai hasil belajarnya adalah lingkungan. maka, sikap dan prilaku terutama

26

Drs. M. Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan,(Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. I hal. 22

27

(25)

orang tua, para guru, dan tokoh masyarakat akan dijadikan cermin bagi siswa

dalam perkembangan selanjutnya. Jika ketiga lingkungan ini dapat menampilkan

pergaulan yang baik maka siswa akan mengikuti kearah yang baik pula. Tetapi

jika lingkungan tersebut menampilkan adanya kesenjangan dan ketidak

harmonisan dalam pergaulan, maka siswa akan menjadi apatis terhadap

lingkungan. Sikap inilah yang kemudian membuat siswa tidak memiliki minat

belajar.

Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan orang

tua, cukup tidaknya perhatian dan bimbingan orang tua kepada anak, serta tenang

tidaknya situasi dalam rumah tangga merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi keberadaan minat belajar anak (siswa). Keluarga yang pendidikan

orang tuanya tinggi memiliki peluang lebih besar dibandingkan dengan keluarga

yang pendidikan orang tuanya rendah dalam menumbuhkan minat belajar putra

putrinya. Orang tua yang berpendidikan memiliki cukup pengetahuan untuk

membimbing dan mengarahkan pendidikan anaknya sesuai dengan minat dan

bakat yang dimiliki anaknya.28

Faktor lain yang mempengaruhi minat belajar anak dari lingkungan

keluarga adalah hubungan emosional yang terjadi antara orang tua dan anak

maupun dengan sesama anggota keluarga. Keluarga yang memberikan cukup

perhatian dan bimbingan kepada anaknya dalam masalah pendidikan akan

menumbuhkan minat belajar si anak. Tetapi keluarga yang broken tidak akan

memiliki cukup waktu untuk mencurahkan perhatian kepada masalah pendidikan

anak-anaknya sehingga menjadikan anak kehilangan minat belajarnya.

Lingkungan sosial yang kedua adalah lingkungan sekolah. Faktor-faktor

yang mempengaruhi minat belajar siswa dari lingkungan ini antara lain: hakikat

materi pelajaran kualitas guru, strategi pembelajaran, kesesuaian kurikulum dan

kemampuan anak (siswa), keadaan fasilitas atau perlengkapan disekolah, keadaan

ruangan, jumlah murid perkelas, dan pelaksanaan tata tertib di sekolah.29

Setiap materi pelajaran memiliki tingkat kesulitan dan kemudahan yang

berbeda antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan potensi, bakat, dan

inteligensi yang dimiliki oleh tiap-tiap anak. Seorang anak yang mewarisi

ilmu-28

Drs. Dalyono, Psikologi pendidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997), cet. I, h. 59. 29

(26)

ilmu sosial akan tertarik dan berminat terhadap mata pelajaran kelompok

ilmu-ilmu sosial seperti: sejarah, ekonomi, geografi, hukum, sosiologi, psikologi tata

Negara, bahsa, dan ilmu pendidikan. Sementara itu anak yang mewarisi ilmu

science akan tertarik dan berminat terhadap mata pelajaran kelompok ilmu-ilmu

science seperti : matematika, fisika, kimia, biologi, kedokteran, dan ilmu

komputer. Meskipun tingkat kesulitan dan kemudahan tiap-tiap pelajaran

ditentukan oleh adanya pewarisan potensi atau kemampuan masing-masing anak,

tetapi secara umum tingkat kesulitan mata pelajaran science lebih tinggi

dibandingkan dengan mata pelajaran sosial karena membutuhkan ketelitian dan

kedisiplinan.

Selain itu, kualitas guru sebagai pendidik juga mempengaruhi minat

belajar siswa. Seorang pendidik adalah orang dewasa yang sengaja dan sadar serta

bertanggung jawab didalam proses pendidikan. Sesuai dengan pengertian tersebut

maka seorang pendidik adalah orang yang telah dewasa fisik maupun psikisnya

sehingga setiap ucapan, perbuatan dan keputusannya dapat

dipertanggungjawabkan secara moril dan hukum dan bernilai pendidikan. Segala

tingkah laku dan perbuatan seorang pendidik menjadi cermin dan suri tauladan

bagi anak didiknya. Guru yang mampu bertindak sebagai seorang pendidik yang

professional akan menumbuhkan dan mengembangkan minat belajar siswa.

Sebaliknya, guru yang tidak memiliki kesesuaian antara ucapan dan perbuatannya

akan menjadikan siswa malas dan tidak berminat untuk belajar. Oleh karena itu,

dalam rangka menjadikan guru yang professional dan memiliki suri tauladan yang

baik, maka guru harus memiliki ijazah guru dan memiliki sifat-sifat keguruan

(pendidik) seperti sehat jasmani dan rohani, berwibawa, bertaqwa, dan

bertanggung jawab.

Profesional seorang guru ditunjukkan dari kemampuannya mengelola dan

menguasai kelas pada waktu proses belajar mengajar (KBM), guru yang

professional akan mampu berperan sebagai motivator, fasilitator, dinamisator,

evaluator, administrator, dan teladan bagi anak didiknya. Setiap mata pelajaran

yang akan disampaikan dirancang dan dikemas dengan metode dan pendekatan

yang tepat sesuai dengan hakikat materi pelajaran, ketetapan menyusun strategi

(27)

proses belajar mengajar dapat menarik perhatian dan konsentrasi siswa terhadap

mata pelajaran tertentu maka hal itu akan membangkitkan minat belajar siswa

untuk mengetahui lebih jauh dari sekedar materi yang telah disampaikan guru.

Akan tetapi, jika proses belajar mengajar tersebut tidak mampu menarik perhatian

dan konsentrasi siswa maka akan berakibat pada sikap siswa menarik diri

(menjauh) dari mata pelajaran yang disampaikan berikutnya.30Lingkungan tempat anak tinggal besar pengaruhnya terhadap perkembangan minat belajarnya. Anak

yang tinggal dilingkungan yang memiliki perhatian lebih terhadap pendidikan

cenderung mengikuti pola pikir lingkunganya untuk memperhatikan masalah

pendidikan. Sebaliknya anak yang tinggal dilingkungan yang masa bodoh

terhadap nilai-nilai pendidikan bahkan mengabaikan sehingga menimbulkan

adanya benturan nilai antara yang diperoleh anak dari keluarga maupun dari

sekolah maka akan menjadikan anak tidak berminat untuk belajar.

Sementara itu, lingkungan eksternal berupa lingkungan non sosial antara

lain: kondisi gedung sekolah dan rumah, fasilitas belajar mengajar, kondisi alam

(cuaca dan iklim), suasana belajar, optimalisasi ruang kelas, dan sebagainya.

Bangunan sekolah dan rumah yang tidak memadai dan terlalu sempit (rapat) akan

mengganggu proses belajar mengajar, apalagi bangunan tersebut terdapat didekat

pusat keramaian seperti pasar, mall, dan tempat hiburan akan semakin menjaukan

perhatian dan konsentrasi siswa untuk belajar. Keadaan lalu lintas yang

membisingkan, suara hiruk pikuk, orang disekitar, suara pabrik, polusi udara,

iklim yang terlalu panas, serta kelas yang penuh sesak akan mempengaruhi

kegairahan dalam belajar, sebaliknya tempat yang sepi dan iklim yang sejuk akan

menunjang proses belajar.

Faktor internal dan faktor eksternal sama-sama mempengaruhi minat

belajar siswa. Perbandingan kontribusi masing-masing faktor terhadap minat

belajar siswa berbanding lurus tergantung kuat lemahnya pengaruh dari keduanya.

Oleh karena itu untuk mencapai minat belajar yang optimal maka diperlukan

peran serta dari keduanya.

Adapun keberadaan minat siswa ditunjukkan oleh adanya perhatian siswa

terhadap pelajaran, konsentrasi, perasaan senang ketika belajar, dan intensitas

30

(28)

waktu belajar. Siswa yang memiliki minat belajar pada mata pelajaran tertentu

akan mencurahkan segenap perhatianya untuk bisa memahami pelajaran yang

sedang dipelajari, mereka kan terlihat serius, konsentrasi dan senang dengan

pelajarannya. Jika dilihat dari intensitas waktu belajar, siswa yang memiliki minat

belajar yang tinggi akan meluangkan cukup waktuhnya untuk mengkaji pelajaran

yang membuatnya merasa tertarik dibandingkan dengan siswa yang tidak

memiliki minat belajar. Waktu belajar dan intensitas yang digunakan siswa

berminat belajar tidak terbatas pada jam pelajaran disekolah akan tetapi mereka

juga meluangkan waktu belajar di luar jam-jam sekolah.

Crow dan Crow berpendapat ada tiga faktor yang menjadikan timbulnya

minat yaitu :

1. Dorongan dari dalam diri individu, misalnya dorongan untuk makan, ingin

tahu seks. Dorongna untuk makan untuk membangkitkan minat untuk bekerja

dan mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain-lain.

Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk

membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian dan lain-lain.

Dorongan seks akan membangkitkan minat untuk menjalin hubungan dengan

lawan jenis, minat terhadap pakaian, kosmetik dan lain-lain.

2. Motif Sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk

melakukan suatu aktifitas tertentu. Misalnya minat terhadap pakaian timbul

karena ingin dapat persetujuan atau penerimaan dan perhatian orang tua.

Minat untuk belajar dan menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin

mendapat penghargaan dari masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu

pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan

terpandang dalam masyarakat.

3. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan erat dengan emosi. Bila

seseorang mendapat kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan

senang, dalam hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut,

sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangklan minat terhadap hal

tersebut.31

31

(29)

Karena kepribadian manusia itu bersifat komplek maka sering ketiga

faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat tersebut tidak berdiri sendiri,

melainkan merupakan suatu perpaduan dari ketiga faktor tersebut, akhirnya

menjadi agak sulit bagi kita untuk menentukan faktor manakah yang menjadi awal

penyebab timbulnya suatu minat.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata yaitu prestasi dan belajar.

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu dari kata“prestatie”, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”32

Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia prestasi adalah “hasil yang telah dicapai dari yang dilakukan”.33

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi

adalah Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan

oleh guru.34 Sedangkan yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar. Dengan kata lain, prestasi belajar siswa

dapat diartikan sebagai penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang

diperoleh dari hasil tes belajar. Biasanya hasil tes belajar ini dinyatakan dengan

angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam setiap priode tertentu.

Menurut W.S Winkel prestasi belajar adalah hasil belajar yang diraih oleh

seseorang selama dan sesudah ia mengalami proses belajar, prestasi belajar

merupakan hasil dari suatu proses belajar, didalam prestasi hasil belajar

menampakkan diri, jadi selama potensi internal tidak diwujudkan dalam suatu

bentuk prilaku, sulitlah diperoleh kepastian tentang apa yang telah dipelajari.35

32

Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional; Prinsip, Tehnik dan Prosedur, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1990), h.2

33

Depdikbud,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1998), h 116 34

Tim penyusun kamus lembaga pembinaan dan pengembangan Bahasa,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1997, cet.ke-10,h.787

35

(30)

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Drs. Sutratimah

Tirtanegoro dalam bukunya yang berjudul, anak supernormal dan program

pendidikannya, bahwa presatasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan

belajar yang dinyatakan dalam bentuk syimbol, angka huruf, maupun kalimat

yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap priode tertentu.36 Dari rumusan-rumusan dapat disimpulkan bahwa prestasi hasil yang telah

dicapai dalam suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan tingkah laku

pada diri individu, prestasi merupakan hasil yang diperoleh peserta didik dalam

kurun waktu tertentu, yang dalam hal ini adalah jangka waktu satu semester yang

hasilnya dinyatakan dalam bentuk skor atau angka. Besar kecilnya angka yang

diperoleh peserta didik yang menunjukkan besar kecilnya hasil usaha yang

dilakukan peserta didik tersebut sehingga dari peserta didik itun dapat dilihat

kesungguhan siswa dala belajar.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar adalah hasil

yang telah dicapai dalam suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan

tingkah laku pada diri individu.

b. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan dan kebutuhan bagi setiap orang. Dengan

belajar, seseorang akan mengetahui suatu hal yang tidak diketahui sebelumnya.

Belajar adalah mencari atau menuntut ilmu. Untuk lebih memperdalam mengenai

pengertian belajar, berikut ini ada beberapa pengertian belajar menurut para ahli :

Menurut Zikri Neni Iska belajar atau yang disebut juga dengan learning,

adalah perubahan yang secara relatif yang berlangsung lama pada perilaku yang

diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salahsatu bentuk

perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia, belajar membantu

manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Dengan adanya proses

belajar inilah manusia bertahan hidup(survived)37

Menurut Sumadi Suryabrata:

a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu

36

Suratimah TirtonegoroAnak Supernormal dan Program Pendidikannya,(Jakarta : PT Bina Aksara, tt), h. 43

37

Zikri Neni Iska,Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan(Jakarta : Kizi

(31)

yang belajar baik aktual maupun potensial

b. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru

yang berlalu dalam waktu yang relatif sama

c. Perubahan itu karena usaha.38

Pendapat ini sesuai dengan firman Allah





















Artinya: sesungguhya Allah tidak akan merubah nikmat yang ada pada

suatu kaum (kecuali) bila mereka sendiri yang merubah keadaannya”39

Thomas F.Staton dalam bukunya yang berjudul cara mengajar dengan hasil

yang baik mengemukakan bahwa: belajar dalam arti perkataan selengkapnya,

menghendaki bagian-bagian belajar "sub learning" yang terdiri atas tiga bidang:

(1) pengetahuan atau pengertian, atau semata-mata mengetahui apa yang

dilakukan dan bagaimana melakukannya. (2) sikap atau respon emosi seseorang

terhadap tugas tertentu (sesuatu tugas yang dihadapinya) (3) keterampilan, atau

abilitas untuk mengkoordinir mata, jiwa, dan jasmaniah ke dalam suatu perbuatan

yang kompleks, sehingga seseorang pekerja dapat melakukan tugasnya dengan

mudah dan tangkas.40

Secara umum dapat disimpulkan belajar dapat difahami sebagai tahapan

perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Jadi definisi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara optimal

selama berlangsungnya mekanisme belajar dalam jangka waktu yang tertentu.

Prestasi belajar dalam bentuk konkrit adalah pemberian nilai dari guru kepada

siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

38

Sumadi Suryabrata, Proses Belajar Mengajar di SLTA , (Yogyakarta: Andi Offset, 1983)h. 5

39

Depag RI,Alqur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Mahkota, 1989), h 370

40Dewa Ketut Sukardi,Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah,( Surabaya: Usaha Nasional,

(32)

Keberhasilan suatu pendidikan ditentukan dari proses pendidikan, karena

pada proses pendidikan diperlukan peran siswa secara aktif, sementara itu,

keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar erat kaitanya dengan kondisi minat

belajarnya, setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individu hal

ini pulalah yang membedakan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak

didik, sehingga menyebabkan perbedaan prestasi dalam belajar.

Prestasi belajar ini tidak selalu disebabkan oleh faktor-faktor inteligensi,

akan tetapi dapat pula disebabkan oleh faktor-faktor non inteligensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin prestasi yang tinggi atau

keberhasilan dalam belajar.

Prestasi yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yang utama yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri

siswa.

A. Faktor Internal 1. Faktor biologis

Faktor penghambat belajar secara biologis ialah faktor yang

berhubungan dengan jasmani anak atau pelajar atau mahasiswa. Faktor ini diantaranya meliputi:

a) Kesehatan

Untuk dapat belajar dengan baik, bisa berkonsentrasi dengan optimal, maka kesehatan itu perlu diperhatikan dan dipelihara dengan sebaik-baiknya, karena dengan kesehatan yang kita miliki kita dapat melakukan segala sesuatu

dengan baik.

b) Cacat badan

Siswa yang mengalami cacat badan akan lambat dalam proses belajar mengajarnya, dan perlu mendapat perhatian serta penanganan yang khusus dari para orang tua dan para pendidik.

2. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas

perolehan pembelajaran siswa adalah :

a) Tingkat kecerdasan/intelegensi siswa

(33)

e) Minat siswa.41

1. Tingkat Kecerdasan

Kecerdasan atau intelegensi, merupakan suatu kemampuan dari jiwa

makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia. Intelegensi sebenarnya bukan

persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya

akan tetapi, memang harus diakaui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan

intelegensi lebih menonjol dari pada peran tubuh lainya lantaran otak merupakan

”menara pengontrol” hampir seluruh aktifitas manusia.

2). Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdemensi efektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara relatif tetap terhadap

objek masing-masing orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun

negatif.

3) Bakat

Bakat juga merupakan salah satu faktor yang besar pengaruhnya terhadap

proses dan hasil belajar seseorang. Banyak orang berkata, bahwa orang yang

belajar sesuai bakat kemungkinan besar akan memperoleh keberhasilan belajar.

Namun, banyak faktor yang menghambat seseorang untuk mengoptimalkan

bakatnya dalam belajar diantaranya faktor biaya. Suatu lapangan studi yang sesuai

dengan bakat seseorang mungkin terlalu mahal bagi orang tersebut.42 4) Motivasi

Motivasi berasal dari kata “mutivasion” yang berarti dorongan,

pengalaman dan motivasi. Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Ada tiga fungsi motivasi yang dapat

diuraikan sebagai berikut:

2. Mendorong manusia untuk berbuat.

3. Menentukan arah perbuatan.

41

Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet, II, h 60

42

(34)

4. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus

dikerjakan secara serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan

perbuatanperbuatan yang tidak bermamfaat bagi tujuan tersebut.43 Motivasi ada dua macam, yaitu

1. Motivasi Instrinsik

Motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang

atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, seperti ingin

memperoleh kemampuan. Misalnya : siswa belajar karena ingin mengetahui seluk

beluk suatu masalah dengan lengkap, atau ingin menjadi seorang yang ahli dalam

bidang studi tertentu keinginan memahami suatu konsep atau keinginan

memperoleh suatu pengetahuan, dan sebagainya.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar individu.

Motivasi ini tidak ada kaitanya dengan tujuan, belajar Karena takut kepada guru

atau karena ingin memperoleh nilai tinggi.44

Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun

eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan

proses pembelajaran. Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik intrinsik maupun

ekstrinsik dalam diri siswa akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa

dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah.

Pada siswa yang tingkat motivasinya rendah, justru motivasi instrinsik ini

sangat diperlukan. Motivasi instrinsik yang di berikan secara tetap, maka secara

perlahan dapat dijadikan sebagai motivasi instrinsik untuk belajar, manakala yang

diberikan motivasi ekstrinsik tersebut telah menjadi kebiasaan. Suatu kenyataan

bahwa setiap siswa itu tidak sama motivasi belajarnya, oleh karena ketidaksamaan

dalam motivasi instrinsik dapat dikurangi dengan memberikan motivasi

ekstrinsik.

5) Minat Siswa

43

Zikri Neni Iska,Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan(Jakarta: Kizi

Brother’s, 2008) Cet, 2 h .43.

44

(35)

Menurut Crow & Crow dalam bukunya psikologi pendidikan dikatakan bahwa: “minat bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk

cenderung dan merasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan ataupun bisa

berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Dengan kata lain minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisifasi

dalam kegiatan”.45

Minat sangat besar peranannya dalam belajar disekolah. “minat akan

berperan sebagai‘motivating force’yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa

untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar”, 46

sehingga dengan minat tersebut

siswa kemungkinan akan berhasil dalam belajar disekolah.

Jadi, minat dalam belajar sangat penting, apabila seseorang menaruh minat

terhadap sesuatu, berarti terdapat motif atau motivasi yang menyebabkannya

untuk selalu berhubungan secara aktif dengan hal yang menarik perhatiannya itu,

sehingga minat terhadap pelajaran adalah keinginan, kecenderungan atau

perhatian terhadap sesuatu. Suatu pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila

yang belajar dapat memusatkan perhatiannya kepada pelajaran dan perhatiannya

kepada pelajaran ini lebih dimungkinkan oleh adanya keinginan atau minat

terhadap pelajaran tersebut.

Pada semua usia minat berperan penting dalam kehidupan seseorang dan

mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Hal ini terutama selama

masa kanak-kanak, jenis kepribadian anak sebagian besar ditentukan oleh minat

yang berkembang selama masa kanak-kanak sepanjang masa kanak-kanak minat

menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar anak yang berminat terhadap

sebuah kegiatan baik permainan ataupun pekerjaan akan berusaha lebih keras

untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau merasa bosan,

jika kita mengharapkan bahwa pengalaman merupakan merupakan kemampuan

anak sepenuhnya, rangsangan harus diatur supaya bertepatan dengan minat anak

45

L. Crow & Crow,Psikologi pendidikan,(Yogyakarta: Nur Cahya, 1989), Terjemah dari Education psyologi, Cet, 1, h. 302-303

46

(36)

yaitu saat anak-anak siap belajar karena mereka berminat terhadap keuntungan

dan kepuasan pribadi yang tepat diperoleh lewat pengalaman belajar.47

Jadi minat sangat penting dalam belajar yaitu sebagai sumber motivasi,

mempengaruhi intensitas aspirasi anak serta sebagai penumbuh dan penambah

kegairahan dalam belajar sehingga menjadi senang untuk melakukannya.

B. Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal siswa adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa terbagi

yaitu

1. Faktor Lingkungan

faktor lingkungan diantaranya:

1) Lingkungan keluarga

Faktor lingkungan keluarga meliputi faktor orang tua, suasana rumah, dan

keadaan sosial ekonomi keluarga.

a) Orang tua

Perhatian orang tua terhadap kemajuan belajar anaknya akan

menumbuhkan minat dan kesungguhan mereka dalam belajar. Perhatian yang

diberikan dapat berupa dorongan, nasehat atau juga pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan belajar mereka.

b) Suasana Rumah

Suasana rumah yang harmonis, menyenangkan dan penuh rasa kasih

sayang dapat memberikan motivasi yang mendalam pada anak termasuk dalam

aktivitas belajar. Begitu juga sebaliknya, suasanah rumah yang gaduh dapat

membuat anak tidak betah dirumah dan malas untuk belajar.

c) Keadaan Sosial Ekonomi

Dalam kegiatan belajar seseorang anak kadang-kadang memerlukan

sarana-sarana penunjang yang cukup mahal dan tidak terjangkau oleh keluarga.

Oleh sebab itu tidak dapat dipungkiri bahwa faktor ekonomi yang memadai juga

dapat mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar anak.

47

(37)

Walaupun kadang tidak dapat dipungkiri bahwa anak yang berasal dari

ekonomi lemah lebih berhasil dalam mencapai prestasi belajar yang memuaskan

dari pada anak yang berasal dari ekonomi menengah ke atas.

2) Lingkungan Sekolah

Lingkungan Sekolah kadang-kadang merupakan salah satu faktor

penyebab hambatan-hambatan dalam kegiatan belajar anak.

Termasuk dalam faktor

Gambar

Tabel 2Keadaan guru dan karyawan SMP Islam Parung
Tabel 3Sarana dan Prasarana Pendidikan SMP Islam Parung
tabel di bawah ini:
Tabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sunu Prasetyo Nugroho, (UMS, 2014) dalam tesisnya yang berjudul “Peran Guru Agama Islam dalam mengatasi kenakalan siswa (Studi Multi Kasus di SMP Nurul Islam dan SMP Muhammadiyah

Sumbangan positif pemanfaatan Perpustakaan UMS terhadap pencapaian prestasi belajar mahasiswa Program studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam

Sumba ngan positif pemanfaatan Perpustakaan UMS terhadap pencapaian prestasi belajar mahasiswa Program studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam

Dari hasil penelitian yang pen ulis lakukan mengenai “Hubungan minat baca dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa/i di sekolah SMP Negeri 9 Kota Tangerang

Sedangkan prestasi belajar siswa adalah hasil nilai siswa yang dicapai dalam proses pembelajaran yaitu nilai hasil belajar siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam,

Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2

Skripsi yang berjudul “Strategi Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus SMP Muhammadiyah

Temuan dalam penelitian ini adalah strategi pengelolaan kelas dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMP