• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kualitas pembelajaran guru PAI terhadap prestasi siswa bidang studi Agama Islam kelas VIII SMP Islam Parung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kualitas pembelajaran guru PAI terhadap prestasi siswa bidang studi Agama Islam kelas VIII SMP Islam Parung"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PENGAJARAN GURU AGAMA TERHADAP PRESTASI SISWA BIDANG STUDI AGAMA ISLAM

(Studi kasus SMP Islam Parung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

M. Syukron NIM. 105011000067

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NNEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang masalah………

b. Identifkasi masalah……….

c. Pembatasan masalah……….

d. Perumusan masalah………

e. Tujuan dan kegunaan penelitian………...

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kualitas pembelajaran guru

a. Pengertian kualitas pembelajaran……… b. Pengertian kualitas guru……… c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran……… d. Macam-macam pendekatan dalam pendidikan Agama Islam………. e. Macam-macam Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam………

B. Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar………. b. Macam-macam teori belajar………. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar……….. d. Indikator prestasi belajar siswa………..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

a. Waktu dan tempat penelitian………

b. Metode penelitian……….

c. Variabel penelitian………

d. Populasi penelitian………

e. Teknik pengumpulan data………

f. Teknik analisis data………..

BAB IV HASIL PENELITIAN

A.Gambaran umu peneltian SMP Islam Parung

a. Sejarah sekolah menengah pertama Islam Parung………..

b. Keadaan guru………..

c. Keadaan siswa……….

d. Keadaan sarana dan prasarana………..

e. Keadaan karyawan………..

(3)

B. Deskripsi hasil penelitian……… C. Pembahasan tentang temuan penelitian………...66

BAB V PENUTUP

a. Kesimpulan………

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam adalah agama yang mewajibkan kepada umatnya untuk

mempelajari, menghayati ajaran yang diterimanya, yang bersumber dari Al Quran

dan Hadis. Begitu pula dalam Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Agama Islam

tidak hanya ditujukan untuk memperoleh ilmu dan keterampilan saja, tetapi lebih

dari itu yang tidak kurang pentingnya yaitu penanaman sikap (attitude) yang

positif pada diri guru secara khusus dan siswa pada umumnya. Oleh karena itu,

agar Pendidikan Agama Islam mudah dipahami dan dihayati, perlu adanya tenaga

pendidik yang mempunyai kemampuan dalam proses belajar mengajar dan

mempunyai prilaku yang baik sehingga peserta didik dapat dengan mudah

mengikuti dan menyerap pelajaran yang disampaikan dan dapat juga

mengamalkan nilai-nilai yang baik yang ada di dalam Pendidikan Agama Islam.

Nilai-nilai yang ada di dalam Pendidikan Agama Islam sangat berguna dalam

rangka mengantarkan siswa atau peserta didik mencapai kebahagian di dunia dan

akhirat, oleh karena itu siswa perlu mempelajari dan memahami nilai-nilai yang

terkandung di dalam Al quran dan Hadis Nabi, misalnya siswa dapat merasakan

(5)

2

beberapa manfaat bagi dirinya diantaranya, mencegah dari perbuatan keji dan

mungkar.

Seiring dengan perkembangan zaman, dengan berbagai macam

perkembangan teknologi dan komunikasi, makin banyak pula yang mempengaruhi

minat siswa dalam mempelajari Pendidikan Agama Islam, karena makin banyak

hal-hal yang membuat siswa kurang berminat terhadap Pendidikan Agama Islam,

sehingga penyimpangan terhadap penghayatan, dan pendalaman Pendidikan

Agama Islam semakin besar yang pada akhirnya siswa kurang memperhatikan

Pendidikan Agama Islam dan lebih mementingkan pembelajaran yang ada

hubungannya dengan teknologi, ekonomi, dan informasi. Hal ini menjadi

pekerjaan rumah yang amat berat bagi dunia Pendidikan Agama Islam dalam hal

ini Departemen Agama selaku penanggung jawab dalam pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam, begitu pula para guru (guru agama) mempuyai tanggung jawab

yang besar terhadap Pendidikan Agama Islam.

Mengingat pentingnya peranan pendidikan agama dalam pembangunan

nasional dan untuk menjawab kemajuan teknologi modern, pemerintah melakukan

kebijakan dengan menjadikan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai

mata pelajaran pokok dan wajib dilaksanakan mulai dari pendidikan dasar sampai

perguruan tinggi. Dengan adanya usaha ini, diharapkan adanya keselarasan

hubungan antara manusia dengan Tuhannya (hablum minallah), serta keselarasan

hubungan antara manusia dengan sesamanya (hablum minannas) dan bahkan

manusia dengan alam lingkungannya ini.

Keberhasilan pembangunan di sub sector pendidikan agama ini sangat

tergantung pada kualitas pelaksana pendidikan, dalam hal ini adalah guru agama

yang secara langsung berhadapan dengan peserta didik dalam proses belajar

mengajar di kelas. Untuk mencapai keberhasilan proses belajar mengajar di kelas,

maka seorang guru harus mampu merencanakan, melaksanakan, dan

mengevaluasi proses belajar mengajar.

Guru adalah salah satu faktor pendidikan yang memiliki peranan yang paling

(6)

3

profesional, fasilitas dan sarana yang kurang memadai dapat diatasi, dapat

menggunakan fasilitas dan sarana yang ada dengan efektif, tetapi sebaliknya di

tangan guru yang kurang berkompeten, sarana, dan fasilitas yang canggih tidak

banyak memberi manfaat yang banyak.

Dalam prespektif Islam sendiri pendidik menempati posisi penting dalam

proses pendidikan. Dialah yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak

didik. Potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang ada pada anak didik harus

diperhatikan perkembanganya agar tujuan pendidikan dapat tercapai seperti yang

diharapkan.

Kalangan para ahli pendidikan banyak yang berpendapat bahwa Nabi

Muhammad SAW adalah sebagai seorang pendidik professional. Yaitu pendidik

yang harus menguasai materi plajaran yang akan diajarkanya secara baik, juga

harus menguasai teknik mengajar yang efesien dan efektif dan beraklak mulia.

Seperti yang diutarakan oleh Abudin Nata dalam bukunya Pendidikan Dalam

Prespektif Hadis.1

Rasulullah SAW juga telah menisyaratkan dalam hadisnya tentang perlunya

pendidik yang professional dan bukan pendidik non professional atau pendidik

yang tidak berkompeten. Sebagaimana sabdanya:

ةعاسلارظتناف ا لها ريغ يف رماا عض ا ا

(

ىرا بلا ها ر

)

Jika suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuranya. (H. R. Bukhori)

Disamping guru harus menguasai atau kompeten dalam bidang nya, guru juga

harus mempunyai perilaku yang baik, karena guru tidak hanya memberikan materi

pelajaran kepada peserta didik, guru juga memberikan contoh-contoh yang baik

(suri tauladan) kepada peserta didik baik disekolah, maupun diluar sekolah.

Guru yang demikianlah yang patut dihormati, dibina, dikembangkan dan

semakin diperbanyak. Agar guru dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan

1

(7)

4

bertindak sebagai tenaga professional, maka ia harus memiliki berbagai

kompetensi keguruan dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.

Menginggat pentingnya guru agama dalam penyebaran ajaran Islam kepada

umat manusia, maka hendaknya dari kaum muslimin mempunyai keinginan yang

besar dalam menuntut, mendalami ilmu agama dan menyebarkanya kepada umat

manusia agar mereka tahu tentang ajaran agama Islam.Hal ini sesuai dengan

sebagaimana firman Allah SWT Q.S Attaubah, ayat 122





























































































Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Dan juga firman Allah SWT surat Al Mujadalah ayat 11, yang berbunyi:



















Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Berangkat dari asumsi tersebut, maka langkah pertama yang dilakukan untuk

(8)

5

pendidiknya terlebih dahulu Dalam hal ini, pemerintah mengeluarkan

undang-undang no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Dalam pasal 8 undang-undang-undang-undang

no.14 sebagaimana yang dikutip oleh E. Mulayana dalam bukunya Menjadi Guru

Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan menyebutkan

bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Yang dimaksud dengan kulifiksai

akademik tersebut seperti yang tertuang dalam pasal 9, guru harus berlatar

belakang pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma IV atau (DIV).

Sedangkan yang dimaksud dengan kompetensi adalah guru harus memiliki

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi seperti yang tertuang dalam pasal 10 UU.

No. 14 2005.2

Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah kemampuan

dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan ini

membekali guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai

pendidik. Belajar dan mengajar terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara

guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai proses, belajar

dan mengajar memerlukan perencanaan yang seksama, yakni mengkoordinasikan

unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode dan alat

bantu mengajar serta penilaian atau evaluasi.3

Melihat kutipan di atas, jelas bahwa proses belajar mengajar akan mencapai

hasil jika didukung oleh keseimbangan antara guru dan siswa. Artinya bahwa guru

harus memiliki kemampuan dasar dalam merencanakan dan melaksanakan

program tersebut dan sebaliknya bagi siswa harus dapat memanfaatkan situasi

belajarnya dengan sebaik-baiknya.

Untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif ini, menurut Drs.

Muh. Uzer Usman ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar

2

E. Mulyana, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2005), h.219

3

(9)

6

siswa yakni Melibatkan siswa secara aktif, menarik minat, perhatian siswa,

membangkitkan motivasi siswa, prinsip individualitas, dan peragaan dalam

pengajaran.4

Selain faktor-faktor yang telah dikemukakan di atas, Drs. Slameto

mengungkapkan faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sikap.

Sikap merupakan suatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana

individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu

dalam kehidupan5. Hal ini mengandung pengertian bahwa kalau siswa mempunyai

sikap positif terhadap objek atau pelajaran yang diberikan guru, maka akan

menimbulkan kecendrungan pada diri siswa untuk mengulangi pelajaran tersebut

secara tekun yang pada akhirnya akan menjadi suatu kebutuhan pada dirinya.

Dengan demikian, hal ini harus benar-benar diperhatikan oleh seorang guru agar

tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan hasil yang baik. Tujuan tersebut

tertuang dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas (system Pendidikan

Nasional). Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat

mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan cara lain yang

dikenal dan diakui oleh masyarakat. Lebih lanjut dijelaskan pada pasal I bab I

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, mendorong penulis untuk

memahami kualitas pembelajaran guru yang seperti apa yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya dalam bidang studi Pendidikan

Agama Islam. Untuk itu penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang

akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul : “PENGARUH KUALITAS

4

Muh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung; Remaja Rosda Karya, 1990), h. 16-26

5

(10)

7

PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DI SMP ISLAM PARUNG”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat diambil identifikasi masalah sebagai

berikut:

a. Pengaruh kualitas pembelajaran guru agama terhadap prestasi belajar

siswa bidang studi agama Islam di SMP Islam Parung

b. Prestasi siswa dalam bidang pendidikan Islam di SMP Islam Parung

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses

pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran guru dalam

bidang studi Pendidikan Agama Islam

e. Peran guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang terdapat diatas, maka penulis

membatasi masalah sebagai beikut:

a.Kualitas pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam yang dimaksud

adalah tingkat kemampuan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam

dalam proses belajar pembelajaran di kelas.

b.Prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam yang

dimaksud adalah, hasil yang dicapai, atau diraih siswa dalam proses

pembelajaran dalam waktu tertentu.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut diatas, maka perlu dirumuskan

(11)

8

a. Bagaimana kualitas pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam (PAI)

di SMP Islam Parung?

b. Bagaimana prestasi belajar siswa dalam bidang Studi Agama Islam?

c. Bagaimana pengaruh kualitas pembelajaran guru Pendidikan Agama

Islam terhadap prestasi belajar siswa bidang studi Pendidikan Agama

Islam?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan penelitian tersebut di antara nya adalah:

a. Untuk mengetahui kualitas pembelajaran guru Agama Islam di SMP

Islam Parung.

b. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam bidang Studi Agama

Islam.

c. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pembelajaran guru Pendidikan

Agama Islam terhadap prestasi siswa dalam bidang Studi Agama Islam.

Penelitian ini diharapkan berguna tidak hanya bagi peneliti saja, akan

tetapi juga berguna untuk semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan

Islam khususnya di sekolah tempat peneliti mengadakan penelitian

diantaranya:

a. Bagi kepala sekolah SMP Islam Parung, sebagai bahan evaluasi dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah.

b. Bagi guru Pendidikan Agama Islam, sebagai bahan masukan dalam

upaya peningkat kualitas pembelajaran guru agama dan bahan evaluasi

di kelas.

c. Bagi siswa, memberikan kontribusi untuk senantiasa termotivasi di

dalam belajar Pendidikan Agama Islam

Referensi

Dokumen terkait

Yang paling terlihat jelas disini adalah aktifitas manusia yang secara langsung menghancurkan terumbu karang, seperti misalnya pembangunan lapangan terbang dan

(1) Setiap orang yang telah mengetahui dirinya terinfeksi HIV/AIDS atau ODHA atau orang-orang berpotensi kena HIV/AIDS diwajibkan untuk mencegah penularan HIV/AIDS

melakukan pemantauan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana, program, kegiatan dan anggaran di lingkungan pendidikan tinggi;.. melakukan pengumpulan

Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan bercerita di depan kelas, bahkan dalam satu pertemuan

[r]

- Disebut juga kalkulus predikat, merupakan logika yang digunakan untuk merepresentasikan masalah yang tidak dapat direpresentasikan dengan menggunakan proposisi.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

Oleh itu, Ho 3, iaitu tidak terdapat perbezaan yang signifikan terhadap pencapaian bagi penguasaan aspek bahasa penulisan karangan argumentatif menggunakan peta minda dalam