• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi Pedidikan Agama Islam di SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi Pedidikan Agama Islam di SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SDN PADEMANGAN TIMUR 05 PAGI

JAKARTA UTARA

DISUSUN OLEH

IIS SUPENTI

805011001446

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

HUBUNGAN MOTIVASI

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SDN PADEMANGAN TIMUR 05 PAGI

JAKARTA UTARA

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Prasyarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Disusun Oleh

IIS SUPENTI

NIM. 805011001446

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing,

Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi. NIP. 150 275 290

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Iis Supenti

NIM : 805011001446 Jurusan : PAI (PTTM)

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul :

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN PADEMANGAN TIMUR 05 PAGI JAKARTA UTARA. Adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan Dra. Zikri Neni Isk, M.Psy.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan saya siap menerima segala konsekwensinya apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 12 Januari 2008 Yang menyatakan

(4)

ABSTRAK

IIS SUPENTI; HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN SDN PADEMANGAN TIMUR 05 JAKARTA UTARA. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Januari, 2008.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi pendidikan Agama Islam. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi ( X ) dan variabel terikat adalah prestasi belajar siswa ( Y ).

Penelitian ini dilakukan di SDN Pademangan Timur 05 Jakarta Utara. Metode penelitian ini adalah tekhnik deskriptif persentase dan tekhnik korelasi. Sampel berjumlah 30 siswa yang terdiri dari kelas IV, V dan VI. Data motivasi didapat dari penyebaran angket dan data prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di ambil dari nilai raport siswa semester I Tahun Pelajaran 2007/2008.

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. Yang Maha Penyayang dan Maha Pengasih karena izin dan kekkuasaan-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah selalu kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan menempuh ujian Strata satu ( S 1 ) program studi Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyusun skripsi ini tidak sedikit kendala dan kesulitan yang dihadapi penulis, baik menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan data maupun biaya yang tidak sedikit. Namun dengan niat, tekad dan kesungguhan hati dan dorongan dari semua pihak maka penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan, meskipun disadari masih banyak kekurangannya.

Oleh sebab itu dengan rasa syukur dan hormat penulis mengucapkan terima kasihkepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Hj. Eri Rossatria, Ketua Jurusan Program PTTM.

3. Dra. Zikri Neni Iska, M.Psy. Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya guna memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

4. Seluruh dosen program PTTM dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

5. E.Rustama, BA. Kepala SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara. 6. Rekan-rekan Guru SDN Pademangan Timur 05 Pagi yang selalu memberikan

(6)

7. Kedua orang tua Ayahanda H. Cacu Sunarya (almarhum) dan Ibunda Hj. Juariah yang selalu memberikan doa dan dorongan serta nasihat yang sangat berarti. Ya Rabb karuniakan ampunan dan pahala yang terbai bagi keduanya. 8. Teristimewa untuk suamiku Drs. Dadang Zarqoni yang dengan sabar

memberikan dorongan dan dukungan sehingga penulis selalu merasa optimis dan tidak mudah putus asa.

9. Dan untuk putri-putriku tercinta, Neneng Kholisoh, Mir’atur Rahmah dan Zahrin Nur Fajrina yang selalu membantu mamanya dengan do’a, mudah-mudahan kalian menjadi anak-anak yang salehah dan pandai.

Semoga jasa-jasa beliau semuanya menjadi amal shalih yang diridhoi Allah swt. dan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin.

Jakarta, Januari 2008

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI …... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Motivasi ... 7

1. Pengertian Motivasi ... 7

2. Macam-macam Motivasi ... 8

3. Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah ... 9

4. Fungsi Motivasi ... 13

5. Motivasi dan Perilaku ... 13

6. Daur Motivasi ... 15

7. Teori Motivasi ... 15

8. Peran Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran ... 17

a. Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar .... 17

b. Peran Motivasi dalam memperjelas Tujuan Belajar ... 17

c. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar ... 18

B. Prestasi Belajar ... 18

(8)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 21

C. Pendidikan Agama Islam ... 22

1. Pengertian ... 22

2. Dasar Pendidikan Agama Islam ... 26

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 27

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 29

5. Ruang Lingkup Bahan Pengajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar... 29

D.Kerangka Berfikir ... 30

E.Hipotesis ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 32 B. Tujuan Penelitian 32 C. Metode Penelitian 32 D. Populasi dan Sampel 33 E. Variabel Penelitian 33 F. Desain Penelitian 33 G. Teknik Pengumpulan Data 33 H. Teknik Analisa Data 35 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara ... 38

1. Identitas Sekolah ... 38

(9)

3. Keadaan Guru dan Murid ... 39

4. Struktur Sekolah ... 41

B. Motivasi Belajar ... 41

C. Prestasi Belajar ... 58

D. Interpretasi Data ... 64

BAB VPENUTUP A. Kesimpulan ... 65

B. Saran-saran ... 66

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Skor Alternatif Jawaban ... 32

Tabel 2 Kisi-Kisi Instrumen Pendidikan ... 32

Tabel 3 Indek Prestasi ”r” Product ... 32

Tabel 4 Daftar Nama-Nama Guru SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara ... 38

Tabel 5 Jumlah Siswa SDN 14 Pagi Pegadungan Jakarta Barat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

Tabel 6 Intensitas Guru dalam Memberikan Tuntunan dalam Belajar Agama Islam ... 42

Tabel 7 Intensitas Guru dalam Memberikan Hadiah atau Pujian Jika Berprestasi dalam Pelajaran Agama Islam... 43

Tabel 8 Intensitas Siswa dalam Mengikuti Pelajaran Agama Islam ... 44

Tabel 9 Intensitas Siswa dalam Memperhatikan Pelajaran Agama Islam ... 44

Tabel 10 Intensitas Siswa dalam Mengulang Materi Pelajaran Agama Islam... 44

Tabel 11 Intensitas Orang Tua dalam Menyediakan Fasilitas Belajar pada Pelajaran Agama Islam ... 45

Tabel 12 Intensitas Orang Tua dalam Memotivasi Belajar Agama Islam ... 46

Tabel 13 Intensitas Orang Tua dalam Memberikan Waktu Khusus untuk Belajar Agama Islam... 46

Tabel 14 Intensitas Orang Tua dalam Memberikan Bimbingan Belajar Agama Islam ... 47

Tabel 15 Intensitas Orang Tua dalam Memberikan Teguran pada Siswa jika Memperoleh Nilai di Bawah Rata-Rata ... 48

Tabel 16 Intensitas Siswa Mengerjakan Tugas pada Pelajaran Agama Islam ... 48

Tabel 17 Intensitas Siswa Mendapat Prestasi Baik dalam Pelajaran Agama Islam... 49

Tabel 18 Intensitas Siswa Belajar dengan Guru Privat ... 49

(11)

Tabel 20 Intensitas Siswa Membawa Buku Pelajaran Agama Islam ... 51

Tabel 21 Intensitas Belajar Siswa untuk Mendapatkan Pujian ... 51

Tabel 22 Intensitas Siswa yang Diberikan Hukuman jika Tidak Mengerjakan Tugas ... 52

Tabel 23 Intensitas Orang Tua yang Memberikan Hadiah jika Mendapat Prestasi Bagus ... 52

Tabel 24 Intensitas Siswa dalam Menanyakan Masalah ... 53

Tabel 25 Intensitas dalam Mengajak Teman untuk Belajar Bersama ... 55

Tabel 26 Nilai Angket Responden Tentang Motivasi ... 54

Tabel 27 Distribusi Frekuensi Tentang Nilai Prestasi ... 57

Tabel 28 Nilai Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Semester Satu ... 58

Tabel 29 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ... 61

[image:11.612.114.531.103.548.2]
(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya pendidikan adalah sebuah transformasi yang mengubah input menjadi output. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan. Pendidikan juga merupakan suatu sistem yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan pisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan.

Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan dan motivasi manusia sehingga dapat hidup layak, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan juga bertujuan untuk mendewasakan anak, kedewasaan tersebut mencakup pendewasaan intelektual, sosial dan moral, tidak semata-mata kedewasaan dalam arti fisik. Pendidikan juga merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan meningkatkan manusia untuk mencaapai tujuan yang diharapkan.

Setiap manusia membutuhkan pendidikan baik formal maupun non formal. Dengan pendidikan akan diperoleh ilmu pengetahuan yang berguna sebagai bekal dalam menghadapi perubahan-perubahan hidup. Dengan ilmu pengetahuan manusia akan mampu bersaing pada tingkat nasional maupun international.

Dalam pendidikan tidak ada istilah pemaksaan, pendidikan lebih dari kesadaran manusia itu sendiri. Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang dilandasi kecenderungan atau keinginan serta motivasi yang dimilikinya. Sebagai suatu aspek kejiwaan, motivasi bukan saja dapat mewarnai tingkah laku seseorang, tetapi dapat mendorong orang untuk melakukan dan memperoleh sesuatu untuk mencapai cita-cita.

(13)

fungsinya sebagai khalifah di muka bumi ini. Dengan belajar manusia mampu menjadi manusia yang berkualitas.

Dalam perspektif Islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupannya. Hal ini tercantum dalam al-Qur’an surat al-Mujaadilah (58) ayat 11 seperti tercantum dibawah ini:

Artinya: “…niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mujaadilah 58:11)

Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan dalam motivasi manusia sehingga dapat hidup layak. Baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan juga bertujuan untuk mendewasakan anak, kedewasaan tersebut mencakup pendewasaan intelektual, sosial dan moral, tidak semata-mata kedewasaan dalam arti fisik.1 Pendidikan juga merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan meningkatkan

kemampuan manusia untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Setiap manusia membutuhkan pendidikan, baik formal maupun non formal. Menjadi seorang dokter, dosen, insinyur, maupun direktur harus ditempuh melalui pendidikan. Dengan pendidikan akan diperoleh bekal ilmu

1

(14)

pengetahuan yang berguna dalam menghadapi perubahan-perubahan hidup. Dengan ilmu pengetahuan manusia akan mampu bersaing pada tingkat nasional maupun internasional.

Melalui pendidikan, seseorang mendapatkan informasi dan pengetahuan. Semakin tinggi ilmu pendidikan seseorang, maka semakin banyak informasi dan pengetahuan yang diperolehnya.

Dalam kegiatan belajar, motivasi memegang peranan penting. Bila seseorang tidak memiliki motivasi dan perhatian yang besar terhadap obyek yang dipelajari maka akan sulit diharapkan siswa tersebut memperoleh dari pelajarannya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan motivasi dan perhatian besar terhadap obyek yang dipelajari maka hasil yang diperolehnya pun lebih baik.

Hal yang penting dalam setiap usaha pendidikan adalah belajar, manusia dapat berkembang lebih jauh dari mekhluk lainnya sehingga ia dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah di bumi. Dengan belajar, manusia mampu menjadi manusia yang berkualitas.

Pelaksanaan program pendidikan yang baik tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan intelektual semata, melainkan juga harus mengembangkan kepribadian. Menurut Slamet Imam Santoso, tujuan setiap pendidikan yang murni adalah menyusun pribadi yang kuat dalam jiwa pelajar supaya kelak dapat bertahan dalam masyarakat.2

Dalam pedekatan proses belajar, motivasi diduga sangat erat hubungannya dengan prestasi. Jika motivasi siswa timbul dari dalam dirinya sendiri maka hal itu akan menjadi pendorong yang kuat bagi dirinya dalam belajar, dan pada tahap berikutnya akan berakibat pada prestasi yang akan dicapainya, karena motivasi itu merupakan “serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga seseorang tersebut mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila

2

(15)

ia tidak suka maka akan berusaha meniadakan atau mengeluarkan perasaan tidak sukanya itu.”3

Dalam teori behaviorisme yaitu hukum kesiapan menyatakan bahwa “belajar itu lebih berhasil apabila dilandasi oleh kesiapan, motivasi dan minat untuk belajar.” Selain itu, Kasmiran Nuryo MA berpendapat bahwa “hasil belajar seseorang ditentukan oleh keuletan dan kesungguhan dalam mempelajari sesuatu.”4 Pendapat tersebut memperlihatkan bahwa banyak faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam proses belajar, akan tetapi yang lebih berpengaruh adalah kesiapan dan motivasi siswa sendiri. Untuk itu betapa pentingnya arti belajar dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani,bertaqwa berakhlaq mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Alquran dan Alhadits, melalui kegiatan bimbingan,pengajaran latihan,serta penggunaan pengalaman.

Pendidikan Agama Islam disekolah bertujuan untuk meningkatkan

keyakinan,pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt, serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.

Namun kenyataannya materi pelajaran Pendidikan Agama Islam kurang diminati siswa, juga pendidikan Agama Islam di sekolah – sekolah umum sangat terbatas sehingga tujuan pendidikan Agama Islam di sekolah sulit untuk dicapai,dan ini menjadi salah satu penyebab menurunnya nilai prestasi

pendidikan Agama Islam.

3 A.M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: CV. Rajawali, 1990), h. 75.

4

Kasmiran Nuryo, Kontribusi Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa

(16)

Penyebab lain menurunnya nilai prestasi belajar pendidikan Agama Islam, adalah kurangnya motivasi siswa dalam belajar. Siswa mungkin tidak senang pada pelajaran atau gurunya, mungkin sakit, lapar , atau problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri siswa tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar.

Keadaan seperti ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-sebabnya, dan kemudian mendorong siswa mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yaitu belajar. Dengan kata lain siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Dan dengan motivasi inilah siswa dapat menjadi tekun dalam belajar,sehingga pada akhirnya kualitas hasil belajar siswa dapat terwujud.

Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan yang paling awal dalam membentuk karakter anak. Sedangkan sekolah dasar memiliki waktu yang sangat terbatas dalam pelajaran agama Islam di samping pelajaran yang lainnya.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka timbullah ketertarikan penulis untuk mengadakan penelitian pada SDN Pademangan Timur 05 Jakarta Utara yang merupakan sekolah umum dan mempunyai lingkungan masyarakat yang majemuk. Oleh karena itu, penulis mengadakan penelitian terhadap prestasi belajar siswa dalam pendidikan agama Islam yang dipengaruhi oleh motivasi, baik eksternal maupun internal.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil judul “Hubungan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di lingkungan SDN Pademangan Timur 05 Jakarta Utara.”

B. Identifikasi Masalah

Terkait dengan fokus diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

(17)

2. Sejauh mana pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar? 3. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi prestasi belajar?

4. Apa saja yang menjadi motivasi sehingga berpengaruh pada prestasi belajar?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi permasalahan pada hubungan motivasi terhadap prestasi belajar khususnya pada bidang study Pendidikan Agama Islam. Kelas yang dipilih adalah kelas IV, V, dan VI SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara.

D. Perumusan Masalah

Terkait dengan pembatasan masalah yang dikemukakan diatas, maka dalam penelitian ini maka rumusnya menjadi :

Apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran pendidikan agama Islam?

E. Kegunaan Penelitian

(18)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Dalam psikologi pendidikan yang dimaksud motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Atau seperti yang dikatakan Sartain dalam bukunya yaitu Motif adalah suatu pernyataan yang kompleks didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/ perbuatan kesuatu tujuan atau perangsang.5

Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alas an-alasan atau dorong-dorongan dalam arti manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.6

Orang menyebut kata motif untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Berawal dari kata motif itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya pengerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan.7

Apabila suatu kebutuhan dirasakan mendesak untuk dipenuhi, maka motif daya penggerak menjadi aktif. Motif atau daya penggerak yang telah menjadi aktif disebut motivasi.

Motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia, termasuk prilaku belajar. Dalam motivasi terkandung keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar.8

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Ada tiga unsur yang saling berkaitan dalam motivasi yaitu :

5 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 1988), h. 60 6

W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT. Eresco, 1996), h. 140 7

Sardiman, Interaksi dan…, h. 71. 8

(19)

a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu didalam sistem neuropisiologis dalam organisme manusia.

b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan effective arousal. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif.

c. Motivasi ditandai dengan emosi-emosi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju kearah suatu tujuan. Respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya.9

2. Macam-Macam Motivasi

Beberapa pendapat tentang jenis-jenis motivasi. Sartain membagi motif menjadi dua golongan yaitu :

a. “Psycological drive” yaitu dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis/ jasmaniah, seperti lapar, haus, seks dan sebagainya.

b. “Sosial motivies” yaitu dorongan dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia yang lain dalam masyarakat, seperti dorongan estestis, dorongan ingin selalu berbuat baik (etika) dan sebagainya.

Woodworth menggolongkan motif-motif ini menjadi tiga golongan : a. Kebutuhan-kebutuhan organis, yaitu motif-motif yang berhubungan

dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti lapar, haus, tidur dan sebagainya.

b. Motif-motif yang timbul sekonyong-konyong (emergency motivies) ialah motif-motif yang timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan kegiatan yang cepat dan kuat dari kita seperti dorongan untuk membalas, untuk berusaha yang jelas ada rangsangan dari luar.

9

(20)

c. Motif obyektif, yaitu motif yang diarahkan / ditujukan kesuatu obyek atau tujuan tertentu di sekitar kita. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita.10

3. Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah

Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan Motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan kadang-kadang juga bisa kurang sesuai. Hal ini guru harus hati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik.

Sebab mungkin maksudnya membcrikan motivasi tctapi justru tidak menguntungkan perkembangan belajar siswa.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.

1. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utamajustru untuk mencapai angka/ nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik- baik.

.Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik. Namun demikian semua itu

10

(21)

harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values

yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekadar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.

2. Hadiah

[image:21.612.112.511.98.546.2]

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.

3. Saingan/kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak di- manfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.

4. Ego-involvement.

(22)

begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.

5. Memberi ulangan.

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitis. Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.

6. Mengetahui hasil.

Dengan mengetahui basil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

7. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk

reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

8. Hukuman.

(23)

9. Hasrat untuk be/ajar.

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

10. Minat

Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar ituakan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:

a. membangkitkan adanya suatu kebutuhan;

b. menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau; c. memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik; d. menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

11. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

(24)

4. Fungsi Motivasi

Setiap motif itu berkaitan erat dengan suatu tujuan, makin berharga tujuan makin kuat pula motifnya. Guna/ fungsi motif-motif itu ialah : a. Mendoronga manusia untuk berbuat / bertindak

Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

b. Menentukan arah perbuatan

Yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu.

c. Menyeleksi perbuatan kita

Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.11

Selain itu motivasi dapat juga berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Dengan kata lain adanya usaha yang tekun terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang akan belajar. Hal tersebut akan dapat melahirkan prestasi yang baik.12

Motivasi yang tinggi cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi dan motivasi yang rendah cenderung menghasilkan prestasi yang rendah.13

5. Motivasi dan Perilaku

Manusia bukanlah benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari luar yang mendorongnya, melainkan makhluk yang mempunyai daya-daya dalam dirinya sendiri untuk bergerak – inilah motivasi. Oleh karena itu motivasi sering disebut penggerak perilaku (the energizer of

11 Purwanto, Psikologi…, h. 70. 12

Sardiman, Interaksi dan…, h. 83. 13

(25)

behaviour). Ada juga yang mengatakan bahwa motivasi adalah penentu (determinan) perilaku. Dengan kata lain, motivasi adalah suatu konstruk teoritis mengenai terjadinya perilaku. Menurut para ahli, konstruk teoritis ini meliputi aspek-aspek pengaturan (regulasi), pengarahan (direksi),

serta tujuan (insentif global) dari perilaku. Selutuh aktivitas mental yang dirasakan / dialami yang memberikan kondisi hingga terjadinya perilaku tersebut disebut motif.

Secara umumdapat digolongkan 3 determinan terjadinya perilaku, yaitu : a. Determinan yang berasal dari lingkungan (kegaduhan, bahaya dari

lingkungan, desakan guru, dan lain-lain)

b. Determinan dari dalam diri individu (harapan / cita-cita, emosi, instink, keinginan dan lain-lain)

c. Tujuan / insentif / nilai dari suatu obyek. Faktor-faktor ini berasal dari dalam diri individu (kepuasan kerja, tanggung jawab dan lain-lain) atau dari luar individu (status, uang dan lain-lain)

Ditinjau dari sifatnya, determinan-determinan tersebut dapat dikatakan : a. bersifat biologis (nafsu, kebutuhan-kebutuhan biologis)

b. bersifat mental (cita-cita, rasa tanggung jawab)

c. bersifat objek atau kondisi dalam lingkungan (uang, pangkat, rencana) Walau motivasi menggerakkan perilaku tetapi hubungan antara kedua konstruk ini cukup kompleks. Berikut ini beberapa cirri motivasi dalam perilaku:

a. Penggerakan perilaku menggejala dalam bentuk tanggapan-tanggapan yang bervariasi. Motivasi tidak hanya merangsang suatu perilaku tertentu saja, tetapi merangsang berbagai kecenderungan yang memungkinkan tanggapan yang berbeda-beda.

b. Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan kekuatan determinan. Rangsang yang lemah mungkin menimbulkan reaksi hebat dan sebagainya.

(26)

d. Penguatan positif (positive reinforcement) menyebabkan suatu perilaku tertentu cenderung untuk diulangi kembali.

e. Kekuatan perilaku akan melemah bila akibat dari perilaku itu bersifat tidak enak.14

6. Daur Motivasi

Perilaku terjadi karena suatu determinan tertentu, determinan ini merangsang timbulnya suatu keadaan (bio) psikologis tertentu dalam tubuh yang disebut kebutuhan, kebutuhan menciptakan suatu keadaan tegang (tension) dan ini mendorong perilaku untuk memenuhi kebutuhan

tersebut (perilaku instrumental).

Bila kebutuhan sudah dipenuhi, maka ketegangan akan melemah (relief) sampai timbulnya ketegangan lagi karena munculnya kebutuhan baru. Inilah yang disebut daur motivasi.

Tidak semua perilaku mengikuti pola daur seperti ini. Bila determinan yang menimbulkan itu tidak ada lagi, maka daur tidak terjadi.15

7. Teori Motivasi

Dalam buku Psikologi Pendidikan karangan Ngalim Purwanto, menyatakan beberapa teori motivasi sebagai berikut :

a. Teori Hedonisme

Semua orang cenderung menghindari diri dari sesuatu yang sulit dan yang menyusahkan dan lebih cenderung suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan.

b. Teori Naluri

Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan naluri pokok, yakni

naluri mempertahankan diri, naluri mengembangkan diri dan naluri mempertahankan dan mengembangkan jenis. Kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya setiap hari, mendapat

14

Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Prenhalindo, 2002), t.t.p

15

(27)

dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Teori ini menjelaskan tentang perilaku manusia yang memiliki motivasi, didasarkan oleh naluri.

c. Teori Reaksi Yang Dipelajari

Perilaku manusia berdasarkan pada pola-pola dari tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan dimana tempat orang itu hidup.

d. Teori Daya Pendorong

Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dengan teori reaksi yang dipelajari. Seorang pemimpin yang ingin memotivasi bawahannya, ia mendasarkannya kepada daya pendorong naluri dan reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan dimana dia berada.

e. Teori Kebutuhan

Tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Teori kebutuhan ini dapat dijelaskan dengan teori Abraham Maslow.16

Maslow sebagai tokoh motivasi aliran humanisme, menyatakan bahwa kebutuhan manusia secara hierarkis semuanya laten dalam diri manusia. Kebutuhan tersebut mencakup fisiologis (sandang pangan), kebutuhan rasa aman (bebas bahaya), kebutihan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan dihormati, dan kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri, penghargaan atau penghormatan, rasa memiliki, dan rasa cinta atau sayang, perasaan aman, dan tentram merupakan kebutuhan fisiologis mendasar. Teori ini dikenal sebagai teori kebutuhan (needs).17

Teori Maslow mengenai motivasi didasarkan kepada adanya tingkat-tingkat kebutuhan dan perubahan daya dorongnya. Perubahan daya dorong atau dalam istilah Maslow “prepotency” berarti bahwa apabila semua tingkat kebutuhan manusia tidak bisa dipenuhi lag, maka kebutuhan-kebutuhan dasar yang bersifat fisik merupakan kebutuhan yang

16

Purwanto, Psikologi…, h. 60. 17

(28)

paling dominant “and all other needs may some seem to be non existent or be pushed into the background.”18

Berdasarkan teori motivasi yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan, motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku / aktivitas lebih baik dari keadaan sebelumnya. Dengan sasaran sebagai berikut : (a) mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan. Dalam hal ini, motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kebutuhan yang akan dipenuhi, (b) menentukan arah tujuan yang hendak dicapai, dan (c) menentukan perbuatan yang harus dilakukan.19

8. Peranan Motivasi Dalam Belajar Dan Pembelajaran a. Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernaha dilaluinya. Sebagai contoh, seorang anak akan memecahkan materi matematika dengan bantuan tabel logaritma. Tanpa bantuan tabel tersebut, anak itu tidak dapat menyelesaikan tugas matematika. Dalam klaim itu, anak berusaha mencari buku tabel matematika. Upaya untuk mencari tabel merupakan motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar.

b. Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Sebagai contoh, anak akan termotivasi belajar elektronik

18

Buchori Zainun, Manajemen dan Motivasi, (Jakarta: Balai Aksara, 1989). 19

(29)

karena tujuan belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam bidang elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya, anak tersebut diminta membetulkan radio yang rusak, dan berkat pengalamannya dari bidang elektronik, maka radio tersebut menjadi baik setelah diperbaikinya. Dari pengalaman itu, anak makin hari makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit anak sudah mengetahui makna dari belajar itu.

c. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha memperlajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memproleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang belajar atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.20

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil tertinggi yang telah dicapai seseorang. Sedangkan arti prestasi dalam kamus ilmiah popular adalah “hasil yang telah dicapai”. Dapat dikatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh perbuatan yang telah dilakukan. Dengan demikian prestasi adalah hasil karya dari suatu usaha.

Ada beberapa definisi tentang pengertian belajar. Menurut Slameto belajar adalah usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh

20

(30)

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, dengan hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.21

Oemar Hamalik mengemukakan pendapatnya tentang belajar. Menurutnya belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Maksudnya belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat tapi mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.22

Skinner dalam bukunya Educational Psychology : The Teaching Learning Proses, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

Chaplin dalam Dictionery Of Psychologi membatasi belajar dengan dua rumusan. Rumusan pertama yaitu belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai berikut adanya latihan khusus.23

Menurut teori behavioristik adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stumulus dan respon.24

Dari definisi-definisi yang tersebut diatas, dapat dikemukan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu :

21

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Bina Aksara, 1998), h. 56.

22

Hamalik, Proses Belajar…, h. 27.

23 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006), h. 90.

24

(31)

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tungkah lau, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi. c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap;

harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara.

d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik secara fisik maupun psikis, seperti : perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/ berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.25

Banyak sekali bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang bergantung pada belajar, sehingga kualitas peradaban menusia juga terpulang pada apa dan bagaimana ia belajar. E.L.Thorndike meramalkan, jika kemampuan belajar umat manusia dikurangi setengahnya saja maka peradaban yang ada sekarang tidak akan berguna bagi generasi mendatang. Bahkan mungkin peradaban itu sendiri akan lenyap ditelan zaman.26

25

Purwanto, Psikologi…, h. 84. 26

(32)

Prestasi belajar menurut pendapat Purwadarminta adalah hasil yang telah dicapai individu merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal).27

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam :

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa meliputi dua aspek, yaitu :

1. Aspek pisiologis

Keadaan umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

2. Aspek psikologis

Faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah intelegensi siswa / tingkat kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa, dibagi menjadi dua bagian :

1. Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat tingkat keberhasilan siswa.

27

(33)

2. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas, lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar orang tua dan keluarga belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

c. Faktor pendekatan balajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hak ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.28

1. Penialaian Formatif

Penilaian formatif adalah penilaian tentang prestasi siswa yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar yang sedang atau sudah dilaksanakan siswa yang bersangkutan.

2. Penilaian Sumatif

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan guru untuk memperoleh data atau informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian prestasi belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya.29

C. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian

Istilah pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani, yaitu

Paedagogie. Paedagogie asal katanya adalah pais yang artinya “anak” dan

again yang artinya adalah “membimbing”. Dengan demikian, maka

28

Syah, Psikologi Pendidikan…., h. 132. 29

(34)

paedagogie berarti “bimbingan yang diberikan kepada anak”. Orang yang memberikan bimbingan kepada anak disebut paedagog. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie tersebut berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.30

Pendidikan Islam sebagai suatu istilah terdiri dari dua kata yang berkaitan yaitu “pendidikan” dan kata “Islam”. Dengan kata lain pendidikan Islam adalah pendidikan berdasar ajaran Islam adalah pendidikan dalam Islam.

Untuk memperjelas apa sebenarnya pendidikan Islam itu? dapat dipahami dari definisi-definisi sebagai berikut :

a. Drs. Ahmad D. Marimba

Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran agama Islam (Kepribadian Muslim)

b. Prof. Dr. Zakiah Daradjat

Pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian; Islam ini lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan sesuai dengan petunjuk ajaran Islam; karena itu pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga bersifat praktis atau pendidikan Islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal.

30

(35)

c. Prof. H.M. Arifin, M.Ed

• Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah.

• Pendidikan Islam adalah usaha orang dewsa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah anak didik melalui ajaran Islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.31

d. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi

Dalam arti luas, pendidikan Islam diartikan sebagai upaya orang beriman untuk mengajak orang bertaqwa. Sasaran kegiatan pendidikan ini adalah orang-orang dewasa.

Dalam arti sempit (berlaku bagi anak-anak) Pendidikan Islam diartikan sebagai proses atau rangkaian kegiatan orang dewasa yang beriman dalam membantu membimbing anak yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan untuk menjalankan tugas-tugasnya sebagai khalifah dibumi yang didasari iman yang kokoh pada Allah SWT.

e. H.M. Alisuf Sabri

Pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa atau pendidik untuk membantu membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak ke arah kedewasaan.32

f.Abrurrahman An-Nahlawi

Pendidikan Islam adalah suatu upaya atau usaha yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan, membina dan mengenalkan syariat Islam untuk berakhlaq.33

Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa : 1. Pendidikan Islam adalah suatu usaha / kegiatan yang disengaja dan

didasari oleh si pendidik guna kepentingan pribadi si terdidik

31

H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press).

32 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), cet. ke 1, h. 5. 33

(36)

2. Bentuk kegiatan / usaha dalam pendidikan Islam dilakukan dengan melalui bimbingan, pengajaran dan latihan atau pembiasaan dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan pribadi si terdidik berdasarkan ajaran Islam.

3. Objek sasaran dalm pendidikan Islam selain anak-anak yang kodratnya memerlukan pendidikan untuk mengembangkan potensinya, juga orang-orang dewasa yang hakikatnya masih memerlukan pembinaan agar dapat memperbaiki dan meningkatkan kondisi dan fungsi hidupnya sebagai seorang muslim. Karena itu Islam menganut prinsip pendidikan seumur hidup.

4. Pendidikan dalam Islam lebih luas cakupannya dari pendidikan umum, karena pendidikan Islam selain mengajarkan pendidikan umum juga mengajarkan pendidikan agama. Dalam Islam pendidikan umum dan pendidikan agama merupakan kesatuan program pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pendidikan dalam rangka membentuk kepribadian muslim yang paripurna.

Dari uraian diatas, Pendidikan Islam dapat diddefinisikan sebagai usaha sadar untuk membimbing atau memimpin pertumbuhan dan perkembangan si terdidik berdasarkan ajaran Islam kea rah terbentuknya kepribadian yang utama.34

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, mengahyati, mengimani, bertaqwa barakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Alqur’an dan al-hadits, melalui bimbingan, pengajaran latihan serta penggunaan pengalaman.35

34

Sabri, Pengantar Ilmu…, h. 152. 35

(37)

2. Dasar Pendidikan Agama Islam

Dasar merupakan tindakan dari suatu yang berdiri di atasnya. Kokoh dan tidaknya suatu bangunan ditentukan oleh kuat dan tidaknya dasar yang dijadikan sebagai landasannya.

Ibarat suatu pohon, yang menjadi dasar kekuatan adalah akarnya, fungsinya sama yaitu memperkuat berdirinya pohon tersebut. Sebagai aktivitas pendidikan dan pembinaan kedisiplinan ibadah shalat tentunya Pendidikan Agama Islam memerlukan dasar dan landasan yang kuat guna memberikan arahan dan pedoman bagi terlaksananya program pendidikan dasar juga berfungsi sebagai pegangan langkah pelaksanaan dan sebagai jalur yang menentukan arah usaha tersebut.

Apakah dasar pendidikan itu? Dalam ini dengan tegas Ahmad D. Marimba menjelaskan bahwa yang menjadi dasar pendidikan Islam ialah “Firman Tuhan dan Sunnah Rasulullah SAW., kalau pendidikan diibaratkan bangunan maka isi al-Qur’an dan al-Haditslah yang menjadi pedomannya”.36 Zuhairi dkk.

mengenai hal ini sependapat dengan Ahmad D. Marimba bahwa “Dasar Pelaksanaan pendidikan Islam terutama adalah al-Qur’an dan al-Hadits”37 Perlu ditegaskan lebih awal bahwa sebagian besar dasar pokok yang digunakan oleh pendidikan modern pada dasarnya telah terwujud dalam ajaran Islam, walaupun ungkapan dalam kutipan agak berbeda, namun pada intinya adalah sama.

Imaduddin Abdulrahim mengemukakan sebuah pandangan bahwa menjadi dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam adalah tauhid, karena ia didasarkan seluruh aspek kehidupan muslim, sebagaimana dikemukakannya sebagai berikut :

Tauhid adalah dasar pandangan hidup muslim, karena itu, tauhid adalah azas pendidikan Islam dan UUD 1945 Pasal 29 ayat 1, dikatakan bahwa negara Republik Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Karena itu, Ketuhanan Yang Maha Esa ini juga dasar sistem pendidikan Nasional. Dalam pandangan muslim, Ketuhanan Yang Maha Esa ini tak lain adalah tauhid tersebut.38

Pedoman hidup setiap muslim bersumber pada al-Qur’an dan al-Hadits. Pengertian dasar utama agar hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat serta untuk mendapatkan ridha Allah SWT

Di negara Indonesia secara formal pendidikan agama Islam merupakan subsistem dari pendidikan Nasional. Keberadaan pendidikan agama Islam

36 Ahmad D. Marimba, Op. Cit, h. 37

Zuhairini, et.al, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 153. 38

(38)

mempunyai kedudukan yang kuat dan landasan yang utama. Pancasila, merupakan dasar dari setiap langkah dan tingkah laku kegiatan bangsa Indonesia sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, berarti menjamin setiap warga negara untuk memeluk, beribadah serta menjalankan dan pengembangan agama, terutama di dalamnya penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan agama Islam.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan akan tercapai setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Tujuan merupakan factor yang sangat penting dalam suatu kegiatan atau usaha. Demikian pula halnya dalam proses pendidikan, karena kegiatan tanpa adanya tujuan akan menimbulkan ketidaktentuan dalam pelaksanaannya. Seorang pendidik dengan segenap kemampuannya akan menggiring anak didiknya pada suatu tujuan akhir.

Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang alam semesta sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pendidikan agama Islam mengarah pada perkembangan bakat-bakat manusia dan membangkitkan nilai-nilai kebajikan yang mulia pada dirinya. Tujuan ini merupakan fondasi utama tempat dibangunnya kepribadian manusia. Oleh karena itu, dalam pandangan Islam seperangkat system pendidikan yang perwujudannya melalui orang tua, guru, lembaga pendidikan dan negara mempunyai arti yang sangat penting.39

Tujuan pendidikan agama Islam selaras dengan tujuan hidup manusia, sebagaimana dinyatakan dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56, berbunyi:

نوﺪﺒْﻌ

ﺎﱠإ

ﺲْﺈْاو

ﱠ ﺠْا

ﺖْﻘ ﺧ

ﺎﻣو

.

)

تﺎ راﺬ ا

:

56

(

39

(39)

Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”.(QS. Adz-Dzariaat: 56).

Dengan demikian, penulis mengambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan agam Islam adalah berusaha mendidik pribadi muslim agar bertaqwa dan beribadah dengan baik kepada Allah SWT. untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Sedangkan tujuan Pendidikan Agama Islam di SD adalah untuk : 1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. 2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlaq mulia

yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi ( tasamuh ), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam di sekolah berfungsi :

a. Pengembangan,yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

b. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak – anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama, agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal.

(40)

d. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negative dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya

e. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.40

5. Ruang Lingkup Bahan Pengajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar

Sebagaimana dijelaskan dalam kurikulum Sekolah Dasar bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup usaha mewujudkan keserasian, keselarasan,dan keseimbangan antara :

a. Hubungan manusia dengan Allah

b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri c. Hubungan manusia dengan sesama manusia

d. Hubungan manusia dengan makhluq lain dan lingkungan alamnya

Sedangkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD meliputi aspek sebagai berikut :

1. Al-Quran meliputi : Hafal Al quran surat pendek pilihan, membaca Alquran permulaan,mengenal ayat-ayat Alquran, menulis Alquran,melafalkan surat-surat,mengartikan surat-surat.

2. Aqidah meliputi : Keimanan,melafalkan syahadatain,mengenal asmaul husna, sifat- sifat wajib bagi Allah dan sifat mustahil bagi Allah

3. Akhlak meliputi : Akhlak terpuji dan akhlak tercela.

4. Fiqih meliputi : Bersuci dari hadas besar dan hadas kecil,tata cara salat, puasa sunah dan puasa wajib,zakat mal dan zakat fitrah, bacaan dzikir dan doa setelah salat

5. Tarikh dan Kebudayaan Islam meliputi : Kisah – kisah keteladana Nabi Ibrahim dan Ismail, keteladana para sahabat ( Abu Bakar Sidik dan Umar bin Khatab ).41

40

(41)

D. Kerangka Berfikir

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa motivasi itu merupakan pendorong untuk mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar. Motivasi besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar seseorang, sebab dengan adanya motivasi seseorang akan bersungguh-sungguh dalam melakukan usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Siswa yang mempunyai motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Sebaliknya siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi bisa jadi akan gagal karena kurangnya motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang kuat.

Motivasi berperan penting dalam proses belajar mengajar, karena motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, atau meklanisme psikologi yang mendorong seseorang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Dengan kata lain adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik, karena motivasi salah satu faktor keberhasilan dalam belajar.

Dengan adanya pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar Agama Islam di lingkungan SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara, penulis mempunyai kerangka berfikir “Jika motivasi tinggi, maka hasil belajar akan meningkat”.

E. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis dapat dirumuskan “diduga terdapat hubungan positif antara motivasi siswa dengan prestasi belajar”.

Ho : Tidak ada hubungan positif yang nyata antara motivasi dengan prestasi Ha : Terdapat hubungan positif yang nyata antara motivasi dengan prestasi

41

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dijadikan objek penelitian adalah SDN Pademangan Timur 05 Pagi yang terletak di Kelurahan Pademangan Timur Kecamatan Pademangan Kotamadya Jakarta Utara. Adapun waktu penelitian terhitung tanggal 21 Oktober 2007-11 Desember 2007.

B. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam di SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara.

C. Metode Penelitian

Untuk memudahkan data dan informasi yang akan mengungkapkan permasalahan dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian dengan teknik deskriptif persentase dan teknik korelasi.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi, yaitu keseluruhan objek penelitian. Penelitian ini mengambil populasi siswa-siswi SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara sebanyak 504 orang.

(43)

E. Variabel penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, “ variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian”.42 Dalam penelitian ini terdairi dari dua variabel. Yang pertama adalah variabel X, yaitu Motivasi. Variabel kedua adalah variabel Y, yaitu Prestasi Belajar.

F. Desain Penelitian.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif analitis, yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari fenomena objek yang diteliti. Jenis data yang dikumpulkan berupa data-data yang bersifat kuantitatif yang diubah menjadi kualitatif, yang terdiri dari data primer dan data sekunder.

1. Data primer merupakan data yang diambil langsung dari lingkungan SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara.

2. Data sekunder merupakan data atau keterangan-keterangan yang diambil dari hasil membaca buku dan literatur lainnya, seperti kliping, majalah, dan koran yang berkaitan dengan judul skripsi.

G. Teknik Pengumpulan Data.

Sebagaimana lazimnya suatu karya ilmiah, maka dalam membahas masalah ini penulis menguraikan beberapa teknik pengumpulan data yang terdiri dari:

1. Wawancara, yaitu pengambilan data yang diperoleh dari nara sumber tertentu melalui metode tanya jawab. Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah dan Guru Agama Islam.

2. Observasi, yaitu pengambilan data melalui pengamatan langsung kepada objek yang diteliti di lapangan.

3. Kuesioner atau Angket, yaitu pengambilan data melalui daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah dalam skripsi ini yang ditujukan kepada objek

42

(44)

yang diteliti. Dalam hal ini, penulis mengambil data dari siswa-siswi kelas IV, V dan VI SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara.

Adapun angket diberikan untuk mengetahui variabel X (Motivasi). Sedangkan variabel Y (Prestasi Belajar) diambil dari nilai raport akhir siswa.

[image:44.612.115.512.179.700.2]

Masing-masing item pada angket yang diberikan disediakan empat alternatif jawaban dengan pemberian skor sebagai berikut:

Tabel 1

Skor Alternatif Jawaban

No Alternatif Jawaban Skor

1 a. Selalu 4

2 b. Sering 3

3 c. Kadang-kadang 2 4 d. Tidak pernah 1

Tabel 2

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Masalah Penelitian Indikator No. Item

Motivasi Instrinsik

Motivasi Ekstrinsik

Keinginan Ketekunan

Menunjukkan Minat Perhatian

Orang tua Guru

Reward/ Hadiah Pujian

Hukuman/ Teguran

12, 20 5, 11, 13 3, 15, 19

4, 14

7, 8, 9 1, 6 2, 18

(45)

a. Wawancara, yaitu menanyakan sejumlah pertanyaan yang terstruktur, kemudian diperdalam dalam mengevaluasi keterangan lebih lanjut. Sebagai responden dalam wawancara ini, penulis mengambil data dari Kepala Sekolah dan Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara.

H. Teknik Analisis Data.

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka penulis perlu menganalisa data yang telah masuk. Secara garis besar, penulis membagi analisa data menjadi 3:

a. Persiapan. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih/ menyortir data sedemikian rupa sehingga data yang terpakai saja yang tinggal. Langkah persiapan bermaksud merapikan data agar bersih dan rapi, selanjutnya mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis.

1. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi. 2. Mengecek kelengkapan data.

3. Mengecek macam isian data.

b. Tabulasi. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menganalisa data dengan menghitung kuesioner/ angket dan mengklasifikasikannya dalam beberapa hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam keluarga di lingkungan SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara. Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif ada beberapa cara, yaitu: 1. Teknik Persentase.

Teknik persentase yaitu perhitungan dengan cara memberikan persen pada jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Adapun rumusan yang digunakan adalah:

P = F / N x 100%

Keterangan: P = Angka persentase

(46)

N = Number of case (jumlah frekuensi atau banyaknya jumlah individu yang menjadi responden)

2. Teknik Product Moment Correlation

Teknik “product moment correlation” yaitu perhitungan dengan cara mencari hasil perkalian dari momen-momen variabel yang dikorelasikan. Adapun rumusan yang digunakan adalah:

rxy = N∑xy – ( ∑x) (∑y)

√[ N∑ x2 –( ∑x)2] [ N ∑Y2-(∑y)2 Keterangan:

Rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment

N : Jumlah responden

∑xy : Jumlah perkalian antara skor X dan skor Y

∑x : Jumlah seluruh skor x

∑y : Jumlah seluruh skor y

∑x2 : Jumlah kuadrat seluruh skor x

∑y2 : Jumlah kuadrat seluruh skor y

Setelah didapatkan perhitungan dengan cara mencari hasil perkalian dari momen-momen variabel yang dikorelasikan maka langkah selanjutnya adalah memberikan interprestasi data terhadap “rxy” yaitu

[image:46.612.116.511.94.701.2]

dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indek prestasi “r” product moment.

Tabel 3

Indek Prestasi “r” Product Besar “r”

product moment Interprestasi

0.00-0.20

Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sagat rendah sehingga korelasi itu diabaikan.

(47)

yang lemah atau rendah

0.40-0.70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup

0.70-0.90 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0.90-1.00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

Kemudian memberikan interprestasi dengan menggunakan tabel nilai dengan cara:

R: df = N-nr Keterangan:

df = Degrees of freedom N = Number of cases

nr = Banyaknya variabel yang di korelasikan.

Setelah itu hasilnya di cocokkan negan table nilai koefesien korelasi “r” Product moment baik pada taraf signifikasi 5% ataupun pada taraf signifikasi 1% kemudian di buat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau tidak.Dengan kriteria pengujian:

Jika r hitung >r table Ho di tolak Jika r hitung <r table Ho di terima.

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara.

SD Negeri Pademangan Timur 05 Pagi didirikan tahun 1975 dan mulai dibuka pada tahun 1976. Sekolah ini terletak di Jl. Pademangan VI Gg. 34 Rt. 015 Rw. 01 Kelurahan Pademangan Timur Kecamatan Pademangan Kotamadya Jakarta Utara.

1. Identitas Sekolah

• Nama Sekolah : SDN PADEMANGAN TIMUR 05 PAGI • Nomor Induk : --

• Nomor Status Sekolah : 101016102060 • Propinsi : DKI Jakarta • Otonomi Daerah : DKI Jakarta • Kecamatan : Pademangan • Desa / Kelurahan : Pademangan Timur • Jl dan Nomor : Pademangan No. VI • Kode Pos : 14410

• Telepon : (021) 6453958 • Daerah : Perkotaan • Status Sekolah : Negeri

• Tahun Berdiri : 1975 • Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi

(49)

2. Visi dan Misi Sekolah

Visi SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara adalah “Terwujudnya pendidikan dasar yang bermutu,beriman dan bertaqwa serta kreatif dan inovatif”.

Misi SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara adalah “Menyelenggarakan pendidikan dasar yang berotientasi pada kesehatan jasmani, rohani serta pengembangan diri dan prestasi akademik”.

[image:49.612.109.547.186.700.2]

3. Keadaan Guru dan Murid

Tabel 4

Daftar Nama-Nama Guru SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara

No Nama L

/ P

Tempat Tgl Lahir Ijazah Terakhir Status Jabatan Mengajar Kelas

1 E. RUSTAMA, BA

470028926/41228 L Kuningan, 15-07-1950 D.3 1985 PNS Kep.Sek. I – VI

2 SALIM, S.Pd.I

130615107/62221 L Gn. Kidul, 03-04-1950 S.1 2007 PNS

Guru

Agama I – VI AB

3 SUWARSIH, S.Pd.

131438422/070362 P Boyolali, 09-07-1965 S.1 2006 PNS Guru

Kelas VI B

4 BUDIMAN, S.Pd.

131122237/074183 L Sleman, 25-06-1960 S.1 2005 PNS

Guru

Kelas IV B

5 SITI MASIFAH, S.Pd.

131148258/107351 P Muaradua, 25-05-1962 S.1 2006 PNS Guru

Kelas V A

6 INAH MARSINAH, S.Pd.

131804183/111949 P Kuningan, 19-04-1965 S.1 2006 PNS

Guru

Kelas VI A

7 Hj. ENDANG SULASTRI

130475002/055243 P Purworejo, 18-02-1952 D. II 1999 PNS Guru

Kelas I A

8 SRI WATI

130475088/055362 P Jogjakarta, 27-03-1953 D.II 1999 PNS

Guru

Kelas IV A

9 YENNY FIRYANTI

130948546/072900 P Lampung, 04-08-1957 D.III 1986 PNS

Guru

Kelas III A

10 ENDANG KUSWATI

131128030/074438 P Sleman, 13-05-1969 D.II 2002 PNS

Guru

Kelas I B

(50)

150319873/000000 Agama

12 SUHENDRI

130720289/065977 L Kuningan, 19-07-1952 SD 1966 PNS Penjaga ---

13 NURSITI

01.07727 P Kuningan, 14-04-1968 SPG 1987 PTT Guru

Kelas II A

14 SULASTRI UTAMI

--- P Semarang, 06-07-1964 D. III 1996 HONORER

Guru

B.Inggris I – VI AB

15 DYAN NURBAITI

--- P Jakarta, 19-01-1976 D.II 2004 HONORER

Guru

Kelas II B

16 RETNO C.NINGRUM

--- P Jakarta, 19-01-1976 D.II 2005 HONORER

Guru

Kelas III B

17 E.SUHERMAN

[image:50.612.109.550.100.709.2]

--- L Kuningan, 29-07-1964 SMA 1984 NONORER TU ---

Tabel 5

Jumlah Siswa SDN Pademangan Timur 05 Pagi Jakarta Utara Berdasarkan Jenis Kelamin

Kelas Jumlah Rombongan

Jenis

Kelamin Jumlah Siswa

Lk 44

Pr 34

I 2

Jumlah 78

Lk 42

Pr 48

II 2

Jumlah 90

Lk 55

Pr 28

III 2

Jumlah 83

Lk 46

Pr 43

IV 2

Jumlah 89

Lk 37

Pr 42

V 2

Jumlah 79

Lk 44

Pr 32

VI 2

Jumlah 76

(51)

Pr 227 Jumlah 495

4. Struktur Sekolah

Bagan

Struktur Organisasi Sekolah

Sekolah: SDN Pademangan Timur 05 Pagi Tahun Pelajaran: 2007-2008

Keterangan:

: Garis Komando : Garis Koordinasi

B. Motivasi Belajar

Dalam upaya pengumpulan data dan mendapatkan hasil analisa yang dapat dipertanggungjawabkan, maka penulis menggunakan teknik kuesioner/ angket dan wawancara sebagai pendukung studi pustaka dalam skripsi ini.

GURU KELAS I GURU KELAS I GURU KELAS I GURU KELAS I GURU KELAS I GURU KELAS I

Endang Kuswati (A)

Hj.endang Sulastri (B)

KEPALA SEKOLAH

E.RUSTAMA, BA

Nursiti (A)

Dian Nurbaiti (B)

Yenni Firyanti (A)

Retno C. Ningrum (B)

Sriwati (A)

Budiman, S.Pd. (B)

Siti Masifah, S.Pd. (A)

Iis Supenti (B)

Inah M., S.Pd. (A)

Sumarsih, S.Pd. (B)

GURU AGAMA

Salim, S.Pd.

GURU B.INGGRIS

Sulastri Utami, S.Pd.

PRAMUKA

Deden

Yanto

UKS

Mujihadi

SISWA PENJAGA

(52)

Seperti yang telah dikemukakan oleh penulis bahwa metode penelitian yang digunakan adalah teknik penelitian lapangan (field resea

Gambar

Tabel 20 Intensitas Siswa Membawa Buku Pelajaran Agama Islam.....................  51
gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa
Tabel 1 Skor Alternatif Jawaban
Tabel 3  Indek Prestasi “r” Product
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat perbedaan bermakna kepatuhan staf wanita, staf ICU, dan yang memiliki kontak terhadap cairan lebih tinggi dibanding staf pria, staf bangsal bedah, dan staf

Nilai-nilai sosial budaya dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yang teridentifikasi meliputi: (1) kondisi ekonomi (2) etos kerja (3) nuansa kemiskinan (4) kondisi

[r]

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 255/12/L2/POKJA- BLPBJ.MKS/X/2017 tanggal 27 Oktober 2017, Pokja VIII Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat

Pada peringkat kedua pengutipan data N=816 (M=512, Cina =267 dan India =17) tidak terdapat perbezaan signifikan antara pelajar bagi ketiga-tiga kumpulan etnik dalam

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan

NAMA-NAMA PELAMAR YANG DINYATAKAN LULUS SELEKSI ADMINISTRASINALIDASI ADMINISTRASI DOKUMEN DAN BERHAK UNTUK MENGIKUTI SELEKSI KOMPOTENSI DASAR (SKD) DENGAN SISTEM COMPUTER ASSISTED

Perbedaan Dukungan Sosial yang Dibutuhkan Pasien Hemodialisa dan Dukungan Sosial yang Diberikan oleh Sumber Dukungan Sosial Dilihat Dari Sudut Pandang Sumber Dukungan Sosial.