• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSKLUSI SOSIAL BAGI PENDIDIKAN ANAK-ANAK SEKOLAH DI DESA AEK BANIR KECAMATAN PANYABUNGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSKLUSI SOSIAL BAGI PENDIDIKAN ANAK-ANAK SEKOLAH DI DESA AEK BANIR KECAMATAN PANYABUNGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

EKSKLUSI SOSIAL BAGI PENDIDIKAN ANAK-ANAK

SEKOLAH DI DESA AEK BANIR KECAMATAN

PANYABUNGAN KABUPATEN

MANDAILING NATAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

SARAH AULIA SANI NASUTION NIM : 3133122047

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

iv ABSTRAK

SARAH AULIA SANI NASUTION, 3133122047. Eksklusi Sosial bagi Pendidikan Anak-Anak Sekolah di Desa Aek Banir Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Prodi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Eksklusi Sosial bagi Pendidikan Anak-Anak Sekolah di Desa Aek Banir. Dalam penelitian ini, permasalahan yang ingin dijawab yaitu, untuk mengetahui latar belakang eksklusi sosial bagi pendidikan anak-anak sekolah, pandangan masyarakat terhadap eksklusi sosial bagi pendidikan anak-anak sekolah di Desa Aek Banirdan selanjutnya upaya masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi eksklusi sosial bagi pendidikan anak-anak sekolah di Desa Aek Banir. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, studi pustaka dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan teknik mereduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Eksklusi Pendidikan di Desa Aek Banir terjadi disebabkan oleh faktor internal serta faktor ekskternal. Untuk menganalisis permasalahan tersebut, penulis menggunakan teori Ekslusi Sosial dari John Pierson dan teori Pendidikan. Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan, bahwa faktor yang menjadi penyebab terjadinya eksklusi sosial bagi pendidikan anak-anak sekolah di Desa Aek Banir adalah ekonomi atau penghasilan masyarakat desa Aek Banir yang rendah, kurangnya motivasi dari orangtua kepada anaknya untuk bersekolah, jumlah bangunan sekolah yang hanya berjumlah satu buah tidak bisa bisa menampung anak-anak desa Aek Banir yang ingin sekolah, dan akses jalan yang sulit dilalui untuk melanjutkan sekolah

(6)

i

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : Eksklusi Sosial bagi Pendidikan Anak-Anak Sekolah di Desa Aek Banir Kecamatan Panyabungan Kabupaten

Mandailing Natal. Skripsi ini merupakan persyaratan untuk memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan motivasi berbagai pihak baik secara moril maupun materil yang sangat berharga akhirnya dapat teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial. 3. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan

Antropologi dan sekaligus Dosen Pembimbing Akademik penulis. 4. Ibu Sulian Ekomila S.Sos, M.SP selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang penuh perhatian, sabar dalam membimbing penulis selama penyusunan skripsi, terima kasih ya bu.

5. Ibu dan bapak dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini

6. Seluruh bapak dan ibu dosen yang ada di Prodi Pendiidkan Antropologi

(7)

ii

Sani Nst, Misbah Sani Nst, Ainan Nur Sani Nst, dan abang-abangku Irham Sani Nst, Akmam Sani Nst dan Akmal Sani Nst yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini, serta keponakan penulis yang lucu Aleesha, Fatir dan si kecil Fairuz.

8. Teman-teman seperjuangan penulis yaitu Nurul Ramadhani, Novi Harnida, Yunita Sari, Mailinda Sitanggang, Anggun Yuniar, Cahaya Harahap yang banyak menghabiskan waktu serta bantuannya yang tidak terkira kepada penulis dan juga kelas C Reguler Prodi Pendidikan Antropologi 2013, terima kasih atas kebersamaannya yang kita lewati baik suka dan duka di masa perkuliahan. Semoga kita selalu ingat satu sama lain.

9. Kepada penghuni kos di Gg Pairan yaitu Anggi Indriani Alget, Elvi Sahriah, Irma Rahmayani, Niar Harahap, Suci Ramadhani, Nurul Fitriani, kak Kholilah, dan kak Lea yang sudah memberikan doa dan dukungan kepada penulis.

10.Kepala Desa yang telah memberikan ijin penelitian untuk penulis meneliti di Lokasi Penelitian.

11.Para informan penulis yang juga telah memberikan informasi dalam penulisan skripsi ini.

Penulis berharap, semoga skripsi penulis ini, dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan terkhususnya bagi penulis sendiri. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi para pembaca.

Medan, 04 April 2017

(8)

iv

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Penelitian yang relevan tentang pendidikan ... 9

2.1.2 Sumber bacaan yang relevan tentang pendidikan ... 11

2.2 Landasan Teori ... 14

2.2.1 Teori Stratifikasi Sosial ... 14

2.2.2 Teori Pendidikan ... 15

2.3 Kerangka Konseptual ... 16

2.3.1 Ekskluisi Sosial ... 16

2.3.2 Pendidikan ... 18

(9)

v

2.4 Kerangka Berpikir ... 21

BAB III METODE PENELITIAN………...24

3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Lokasi Penelitian ... 25

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 25

3.3.1 Subjek Penelitian ... 25

3.3.2 Objek Penelitian ...27

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...28

3.4.1 Wawancara Mendalam (Indepth Interview) ...28

3.4.2 Observasi ...29

3.4.3 Studi Pustaka ...29

3.5 Teknik Analisis Data ...30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...31

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...31

4.1.1 Letak Wilayah dan Kondisi Geografis ...31

4.1.2 Sejarah Ringkas Desa Aek Banir ...32

4.1.3 Penduduk ...35

4.1.4 Pola Pemukiman Penduduk ...36

4.1.5 Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan ...37

4.1.6 Sarana dan Prasarana ...39

4.1.7 Kondisi Sosial Budaya ...40

4.1.8 Penggunaan Tanah dan Mata Pencaharian ...41

4.2 Pembahasan ...42

(10)

vi

Desa Aek Banir ... 42

4.2.2 Pandangan Masyarakat terhadap Eksklusi Sosial bagi Pendidikan Anak-anak Sekolah di Desa Aek Banir ...53

4.2.3 Upaya masyarakat dan pemerintahan dalam mengatasi Eksklusi Sosial bagi Pendidikan Anak-anak di Desa Aek Banir ...57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...65

5.1 Kesimpulan ...65

5.2 Saran ...66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

vii

DAFTAR TABEL

No Hal

Tabel 1 Komposisi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin ... 36

Tabel 2 Komposisi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan... 38

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

No Hal

Gambar 1 Kerangka Berpikir ... 22

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pendidikan dalam era global merupakan kebutuhan pokok yang harus

dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya pendidikan maka akan mustahil ada perkembangan, kemajuan dan perubahan positif yang terjadi dalam individu maupun kelompok. Maka setiap individu harus selalu belajar yang

prosesnya dimulai dari sejak lahir hingga akhir hidupnya. Menurut Mahmud dan Suntana (2012:113) pendidikan adalah ciri masyarakat manusia yang universal.

Pendidikan dijadikan sebagai kebutuhan mutlak karena melalui pendidikan, manusia dapat berbudaya dan bertanggung jawab serta berkualitas. Manusia dalam kehidupannya terus berusaha untuk mencapai suatu kehidupan

yang baik dalam berbagai aspek kehidupan. Manusia harus terus mempersiapkan berbagai kemampuannya, sehingga dapat lebih mudah dan lebih cepat dalam

meraih hasil yang lebih baik dan dalam rangka mempersiapkan diri ini manusia memerlukan pendidikan sebagai kegiatan yang membina berbagai pengetahuan

dan keterampilan manusia.

Pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia berkualitas agar bangsa kita mempunyai

sumber daya manusia yang memadai dan dapat bersaing di tataran internasional, sehingga pemerintah saat ini banyak membuat program yang berkaitan dengan pendidikan. Mulai dari aturan mengenai wajib belajar 12 tahun sampai dengan

(14)

2

dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), KIP (Kartu Indonesia Pintar) dan lain- lain. Pemerintah saat ini juga berupaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan

sampai ke pelosok negeri, seperti dengan membuat program SM3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan Terluar Tertinggal), dan membangun sekolah di

setiap daerah agar mempermudah masyarakatnya untuk dapat ikut serta berpartisipasi dalam pendidikan. Pemerintah berharap dengan adanya aturan dan

program tersebut, perkembangan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.

Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang menggalakkan pendidikan dalam berbagai bidang sedang menaruh harapan besar terhadap

generasi-generasi penerus bangsa dan para penggiat yang bergerak di bidang pendidikan termasuk bagi para pendidik, karena dari sanalah tunas muda harapan

bangsa sebagai penerus generasi dibentuk.

Seperti yang tertulis dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I yakni :

“Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

(https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04)

Beberapa tahun belakangan ini, pendidikan di Indonesia menjadi sorotan tajam dari berbagai pihak dan semakin mencuat kepermukaan disebabkan oleh rendahnya mutu pendidikan di negeri ini. Tilaar (dalam Mulyasa 2002:4)

(15)

3

dengan pembangunan nasional dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum

profesional.

Kurangnya pendidikan juga terjadi pada lokasi penulisan yang dilakukan yaitu di Desa Aek Banir di Kabupaten Mandailing Natal. Desa Aek Banir adalah

desa yang terasing atau terpinggirkan di wilayah Panyabungan (Ibukota Kabupaten). Akibat adanya keterasingan tersebut maka terdapat beberapa kendala dari berbagai bidang yang menjadi perhatian pada saat sekarang termasuklah

dalam bidang pendidikan bagi anak-anak sekolah di Desa Aek banir tersebut.

Namun bagi anak-anak di Desa Aek Banir Kabupaten Mandailing Natal,

pendidikan yang menjadi tolak ukur keberhasilan seseorang sepertinya kurang dianggap disebabkan berbagai hambatan. Hal ini terlihat dalam kehidupan anak-anak usia sekolah di desa Aek Banir, padahal dalam buku Si Bulus-Bulus Si

Rumbuk-Rumbuk karya seorang tokoh pendidikan yang berasal dari Mandailing Natal bernama asli Sati Nasution atau lebih dikenal dengan panggilan Willem

Iskandar berisi puisi-puisi beliau yang bertemakan tentang pendidikan dan berisi petuah-petuah dan menjadi rujukan nasihat orangtua dan ungkapan tradisional di daerah Mandailing Natal.

Berikut adalah salah satu puisi dan terjemahannya “Tu sikola amu kehe, Si paingotku di amu doman, Ulang dengganan manggabe keke”( Karena itu wahai

(16)

4

belajar dan menuntut ilmu agar setelah dewasa nanti memiliki bekal dalam menjalani hidup yang semakin hari semakin keras tantangannya.

Petuah yang mendidik tersebut sepertinya belum sepenuhnya bisa diterapkan di desa Aek Banir, karena penyebab terhambat dan terasingnya

pendidikan juga dipengaruhi oleh masalah ekonomi, jarak yang jauh dan kurangnya bangunan sekolah di desa Aek Banir membuat pendidikan bagi anak-anak yang masih usia sekolah khususnya pendidikan dasar (SD dan SMP) menjadi

sangat tertinggal. Meskipun demikian masyarakat desa Aek Banir pada umumnya sudah memahami akan pentingnya pendidikan, dan beberapa anak juga sudah

mempunyai keinginan untuk tetap bersekolah meskipun harus bersusah payah belajar ke desa lain karena keterbatasan jumlah fasilitas sekolah jika dibandingkan

dengan jumlah anak yang ingin bersekolah di desa Aek Banir tersebut, hanya saja karena terhambat oleh beberapa faktor yang membuat pendidikan masyarakat menjadi tidak terlalu di utamakan.

Pembangunan fasilitas sekolah-sekolah di Desa Aek Banir, namun jumlah sarana dan prasarana yang diberikan oleh pemerintah tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Bangunan sekolah di desa Aek Banir hanya ada sekitar 1 buah dan hanya terdiri dari Sekolah Dasar (SD) sedangkan TK biasanya menjadikan rumah masyarkat sebagai tempat belajar mengajar tanpa adanya Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Jarak tempuh dari desa tersebut menuju kota dan sekolah sekitar 14 km.

(17)

5

Aek Banir kini tidak lagi sesulit dahulu, dikarenakan akses jalan menuju kampung tersebut sudah cukup baik, namun diperlukan kehati-hatian yang tinggi

dikarenakan jalan yang harus dilalui merupakan jalanan kecil dengan kontur alam yang berbelok-belok mengikuti kaki gunung tor sihite bagian sebelah barat,

berjurang-jurang dalam disebelah kiriinya dan kaki bebukitan dengan kemiringan yang semakin vertikal ke atas sebelah kanan jikalau perjalanan diawali dari panyabungan menuju kecapatan tambangan di mandailing natal. Adapun

jurang-jurang dibawah pemukiman orang siladang itu terkadang berkedalaman ratusan meter bahkan ada yang mencapai satu kilometer.

Keadaan tersebut bertambah sulit ketika memasuki Desa Aek Banir Kabupaten Mandailing Natal saat musim hujan, karena kondisi jalan menjadi

licin. Alat transportasi dari kampung tersebut menuju kota juga kurang memadai, hal tersebut dikarenakan tidak adanya transportasi umum yang tersedia sehingga menyulitkan masyarakat untuk melakukan mobilitas, terutama bagi anak- anak

yang masih bersekolah.

Berdasarkan yang dipaparkan sebelumnya, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Eksklusi Sosial bagi Pendidikan Anak-Anak Sekolah di Desa Aek Banir Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal”.

1.2Identifikasi Masalah

(18)

6

1. Eksklusi sosial bagi pendidikan anak-anak sekolah di desa Aek Banir kecamatan Panyabungan kabupaten Mandailing Natal.

2. Peran orangtua dalam memotivasi anak untuk bersekolah.

3. Peran pemerintah dalam mendukung perkembangan pendidikan anak-anak

sekolah di desa Aek Banir.

4. Kondisi lingkungan yang membawa pengaruh besar dalam perkembangan pendidikan anak-anak sekolah di desa Aek Banir.

5. Faktor budaya yang berpengaruh dalam perkembangan pendidikan anak-anak di desa Aek Banir kecamatan Panyabungan kabupaten Mandailing

Natal.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identisikasi masalah diatas maka penulis membuat pembatasan masalah. Agar masalah yang diteliti lebih jelas, yaitu “ Ekslusi Sosial

Bagi Pendidikan Anak-Anak Sekolah Di Desa Aek Banir Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal”

1.4Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang eksklusi sosial bagi pendidikan anak-anak

sekolah di desa Aek Banir?

2. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap eksklusi sosial bagi

(19)

7

3. Bagaimana upaya masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi eksklusi sosial bagi pendidikan anak-anak di desa Aek Banir?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai melalui penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui latar belakang eksklusi sosial bagi pendidikan

anak-anak sekolah di desa Aek Banir.

2. Untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap eksklusi sosial bagi pendidikan anak-anak sekolah di desa Aek Banir.

3. Untuk mengetahui upaya masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi eksklusi sosial bagi pendidikan anak-anak di desa Aek Banir.

1.6Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan

sebagai berikut:

1.6.1 Adapun manfaat penelitian secara teoritis ialah :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran, wawasan

pengetahuan dan cakrawala berpikir tentang eksklusi pendidikan di desa Aek Banir.

(20)

8

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat penelitian secara praktis ialah hasil penulisan ini diharapkan

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Helda. 2014. Peran Dinas Pendidikan kota Medan dalam menangani anak putus sekolah sesuai dengan UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Medan: Unimed

Agustino, Dkk. 2014. Refleksi Pendidikan Indonesia.Yogyakarta: Ombak.

Dongoran, Lismarni. 2010. Pengaruh Sosial Ekonomi Orangtua Terhadap

Prestasi Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Aek Bilah Kecamatan Aek Bilah Kabupaten Tapanuli Selatan.Medan:Unimed

Darmodiharjo, Darji. 1988. Pemerataan Pendidikan Dalam Repelita III. Jakarta: Departement Pendidikan dan Kebudayaan.

Mahmud dan Suntana, Ija. 2012. Antropologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia Mulyasa, T. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja

Rodaskarya,

M.S, Wuraji. 1988. Sosiologi Pendidikan : Sebuah Pendekatan Sosio-Antropologi Jakarta: Depdikbud.

Nasution, Syafrina. 2011. Pengaruh Sosial Ekonomi Orangtua terhadap minat anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (Studi kasus kelas XI semester genap di SMA Sinar Husni Medan Helvetia Kabupaten Deli Serdang tahun pelajaran 2010/2011). Medan: Unimed.

Pasaribu, Jenti. 2011. Pengaruh Keadaan Sosial Ekonomi Petani Kopi terhadap Tingkat Pendidikan Anak di Desa Sipultak Dolok Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara.Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.

Pasaribu, Jenti. 2011. Pengaruh Keadaan Sosial Ekonomi Petani Kopi Terhadap Tingkat Pendidikan Anak di Desa Sipultak Dolok Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara. Skripsi. Medan:Universitas Negeri Medan

Pierson, John. 2002. Tackling Social Exclusion. London and New York: Routledge

Purba, Edward dan Yusnadi. 2015. Filsafat Pendidikan. Medan: Universitas Negeri Medan.

Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo

(22)

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode dan Prosedur). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sirait, Lanang Sutrisno. 2014. Kondisi Pendidikan Anak Karyawan Perkebunan PT. PP Losum Rambung Sialang di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.

Sihombing, Junita. 2017. Fenomena Pendidikan Perempuan Suku Banjar dalam Kehidupan Sosial Budaya di Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.

Suhendra, Robi. 2011. Kondisi Sosial Budaya kaitannya dengan pendidikan anak pada masyarakat nelayan di desa Perlis Kecamatan Brandan Barat. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.

Sudjana S.H, Djudju. 2001. Pendidikan luar sekolah: Wawasan, sejarah

perkembangan, Falsafah & Teori Pendukung, serta Asas. Bandung: Falah Production.

Suriawati, 2012. Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Anak-Anak Putus Sekolah di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.

Suparman, T dan Agung, Leo. 2012. Sejarah Pendidikan. Yokyakarta:Ombak.

Tarigan, Saputra Efian. 2009. Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecaamatan Talawi Kaabupaten Batubara. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Tambak, Syahriani. 2013. Membangun Bangsa melalui Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tilaar, H.A.R. 2006. Standarisasi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 1   Komposisi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 36
Gambar 1   Kerangka Berpikir ........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena anak putus sekolah yang terjadi di lingkungan masyarakat nelayan Kelurahan Pasar II Natal disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu ada

bagi mereka yang memberikan pembinaan kepada kelompok suku anak dalam. yang ada di kabupaten Sarolangun terkhusus di Bukit Suban desa

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Faktor penyebab anak putus sekolah adalah 1) Factor Internaltidak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena anak putus sekolah yang terjadi di lingkungan masyarakat nelayan Kelurahan Pasar II Natal disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu ada

Secara umum dalam faktor ekonomi ini penyebab anak putus sekolah adalah karena biaya atau faktor ekonomi di dalam keluarga, seperti yang terjadi di Desa Wanseriwu,

Tabel 1 memperlihatkan hasil gigi berjejal pada sekolah dasar di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan Aesthetic Component (AC) dari Index Of Treatment

Pergaulan Anak di Desa Bukit Baru Kecamatan Batuputih Kabupaten Kolaka Utara, salah satu faktor yang melatarbelakangi terjadinya putus sekolah di Desa Bukit Baru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab anak putus sekolah di Desa Lamboya Dete Kecamatan Lamboya Kabupaten Sumba Barat adalah 1 kurangnya minat belajar anak putus sekolah, 2