• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO-STAY TWO-STRAY) TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSURUNSUR INTRINSIK CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO-STAY TWO-STRAY) TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSURUNSUR INTRINSIK CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DUA

TINGGAL DUA TAMU (TWO-STAY TWO-STRAY) TERHADAP

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR-

UNSUR INTRINSIK CERPEN PADA SISWA

KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN

TAHUN PEMBELAJARAN

2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

PUTRI SILABAN

NIM 2123311063

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Putri Silaban, NIM 2123311063, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur Intrinsik Cerpen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/S1 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jelas pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan dengan jumlah 451 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 siswa kelas XI. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah penugasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil pre-test dan post-test. Adapun nilai rata-rata = dan kategori sangat kurang sebanyak 0%.

Dari hasil uji data pre-test dan post-test yang diperoleh siswa merupakan data yang berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari uji normalitas hasil pre-test, yaitu Lhitung < Ltabel (0,1332 < 0,149) dan uji normalitas hasil post-test , yaitu Lhitung

< Ltabel (0,1265 < 0,149). Dari uji homogenitas juga terbukti bahwa sampel dalam

penelitian ini berasal dari populasi yang homogen, yaitu Fhitung < Ftabel yakni 1,406

< 2,71. Dan dari pengujian hipotesis yang dilakukan diperoleh to > ttabel (6,65 >

2,03) telah membuktikan bahwa hipotesis nihil (H0) ditolak dan hipotesis

alternatif (Ha) diterima. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bukti yang empirik

bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay

Two Stray) berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan

mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen di SMA Negeri 15 Medan .

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik pada waktu yang telah ditetapkan. Penulis menyusun Skripsi ini guna memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur Intrinsik Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 15

Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.”

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak kesulitan yang dihadapi, namun berkat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dukungan dari keluarga serta sahabat-sahabat penulis akhirnya Skripsi ini selesai, walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan,

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

4. Syairal Fahmi Dalimunthe, S.Sos., M.I.Kom, Sekretaris Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia,

5. Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia sekaligus Dosen Penguji,

6. Dr. M. Oky F Gafari, S.Sos.,M.Hum., Dosen Pembimbing Skripsi,

7. Drs. Malan Lubis M.Hum, Dosen Pembimbing Akademik,

8. Drs. T. R. Pangaribuan, M.Pd., Dosen Penguji,

(8)

iii

10.Drs. Darwin Siregar. M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 15 Medan, yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian,

11.Teristimewa kepada kedua orang tua penulis (Y. Silaban dan L. Tampubolon)

dan keluarga yang telah membesarkan, mendidik serta menyekolahkan penulis dengan kasih sayang yang tulus dan begitu besar hingga penulis dapat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan,

12.Terkhusus untuk sahabat-sahabat seperjuangan Janwar Simatupang, Rentika

Maharaja, Sartika Marbun, Masitoh, Chairiyah, Sri Rezeki, Ayu Rahmadani dan juga sahabat-sahabat PPL Mei Y Silitonga, Helen S Sirait, Sondang Hutapea, dan Melisa Simarmata yang selalu membantu serta memberi semangat selalu sehingga berjalannya proses pengerjaan Skripsi ini,

13.Teman-teman PPLT SMA S Bintang Timur 1 Balige Tahun 2015 yang telah

memberikan doa, semangat serta motivasi kepada penulis,

14.Kakak Rondang Widya Sihotang dan Puteri Sion Aritonang yang selalu

memberikan motivasi, semangat dan juga dorongan penuh kepada penulis,

15.Semua pihak yang turut membantu penyelesaian Skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu dan yang telah mendoakan keberhasilan penulis.

Medan, Juni 2016 Penulis,

(9)

iv

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

A. Kerangka Teoretis ... 9

1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) ... 9

1) Hakikat Model Pembelajaran ... 9

2) Hakikat Pembelajaran Kooperatif ... 10

a. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif ... 12

b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ... 12

c. Pembelajaran Kooperatif Dua Tinggal Dua Tamu ... 14

3) Hakikat Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerpen . 18 1. Pengertian Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerpen... 18

(10)

v

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 32

E. Desain Penelitian ... 32

1. Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur Intrinsik Oleh Siswa Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) ... 43

2. Tingkat Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur Intrinsik Oleh Siswa Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) (Post-Test) ... 45

3. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur Intrinsik Cerpen ... 47

B. Analisis Data ... 49

(11)

vi

2. Analisis Data Hasil Post-test ... 50

C. Uji Persyaratan Analisis Data ... ... 52

1. Uji Normalitas Pre-Test ... 52

2. Uji Normalitas Post-test ... 54

D. Uji Homogenitas Data ... 57

E. Uji Hipotesis ... 58

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 63

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Populasi ... 30

Tabel 3.2 Desain Eksperimen One Group Pre-Test dan Post-Test Design ... 33

Tabel 3.3 Jalannya Eksperimen ... 34

Tabel 3.4 Aspek Penilaian Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Teks Cerpen ... 37

Tabel 3.5 Kategori Penilaian ... 38

Tabel 3.6 Data Hasil Pre-Test ... 43

Tabel 4.1 Data Hasil Post-Test ... 45

Tabel 4.2 Data Hasil Pre-Test dan Post-Test ... 47

Tabel 4.3 Analisis Data Hasil Pre-Test ... 49

Tabel 4.4 Identifikasi Kecenderungan Hasil Pre-Test ... 50

Tabel 4.5 Analisis Data Hasil Post-Test ... 50

Tabel 4.6 Identifikasi Kecenderungan Hasil Post-Test ... 52

Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Kelompok Pre-Test ... 52

Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Kelompok Post-Test ... 55

Tabel 4.9 Data Hasil Uji Normalitas ... 57

Tabel 4.10 Pengujian Homogenitas Penelitian ... 57

(13)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 67

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 70

Lampiran 3 Teks Hasil Penelitian Pre-Test ... 81

Lampiran 4 Teks Hasil Penelitian Post-Test ... 91

Lampiran 5 Hasil Pre-Test ... 101

Lampiran 6 Hasil Post-Test ... 102

Lampiran 7 Dokumentasi Hasil Penelitian ... 104

Lampiran 8 Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors ... 108

Lampiran 9 Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 0 ke Z ... 106

Lampiran 10 Nukilan Tabel “t” untuk Berbagai df ... 110

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sastra mempunyai peran yang penting di dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Hal itu sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu menyimak, berbicara, membaca dan menulis dengan baik. Namun, pada kenyaataannya yang terjadi adalah pembelajaran bahasa Indonesia masih berpusat pada guru sebagai sumber utama pembelajaran. Guru hendaknya menjadi fasilisator bukan menjadi sumber utama pembelajaran. Siswa juga diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah dari guru. Hal ini untuk menunjang agar tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas XI Sekolah Menengah Atas terdapat aspek mendengarkan yang tertuang dalam standar

kompetensi (SK) : “13. Memahami pembacaan cerpen (KD) : “13.1

Mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan.”

Melalui pembelajaran ini, siswa diharapkan mengetahui serta mampu mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam sebuah cerpen.

(15)

2

Harapan tersebut tidak sesuai dengan hasil yang ditemukan di lapangan bahwa kemampuan siswa mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen masih rendah. Hal ini sehubungan dengan yang diungkapkan oleh pengajar mata pelajaran bahasa Indonesia yang mengajar di SMA Negeri 15 Medan ketika peneliti melakukan wawancara. Guru mengatakan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dan ketidak-pahaman dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen khususnya tema, penokohan, setting, dan gaya bahasa. Berdasarkan data hanya ada 60% yang lulus KKM. Hal ini disebabkan kurangnya minat siswa terhadap membaca cerpen. Selain itu penggunaan model pembelajaran konvensional yang bersifat menoton, sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung tidak aktif dan membosankan.

Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian skripsi sebelumnya yang

dilakukan oleh Luthfi Hirmainy dengan judul, “Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu Terhadap Kemampuan Menemukan Nilai

Moral Dalam Cerpen “Si Cacat” Karya Aisyah Wulansari Siswa Kelas X SMA

Negeri 1 Tanjung Tiram Tahun Pembelajaran 2012/2013” menyatakan bahwa

kemampuan analisis siswa terhadap unsur intrinsik cerpen masih kurang memuaskan. Hasil penelitian beliau mengemukakan bahwa kemampuan rata-rata siswa dalam menentukan unsur intrinsik cerpen adalah 63,33. Nilai tersebut tergolong rendah dalam pencapaian hasil belajar.

Tidak hanya itu, adapun hasil penelitian skripsi Putu Ayu Devi

Lestariyang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur-Unsur

(16)

3

Cooperative Integrated Reading And Composition ) Pada Siswa Kelas VII H SMP

Negeri 1 Dawan Tahun Pelajaran 2012/2013” menyatakan bahwa kemampuan

menganalisis siswa terhadap unsur-unsur intrinsik cerpen masih kurang. Hasil penelitian beliau mengemukakan bahwa kemampuan rata-rata siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen adalah 5,92.

Selain itu, Rahmah Julfitriah Tampubolon dalam penelitian skripsi nya

yang berjudul, “Pengaruh Penggunaan Metode Quiz Team Terhadap Kemampuan

Menentukan Unsur Intrinsik Cerpen Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Saipar Dolok

Hole Tahun Pembelajaran 2013/2014menyatakan bahwa kemampuan analisis

siswa terhadap unsur intrinsik cerpen yakni rata-rata 58,7. Nilai tersebut juga masih tergolong kurang.

Dari penelitian-penelitian tersebut jelas bahwa kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen tergolong rendah. Pengajaran yang masih menggunakan model konvensional yaitu dengan menjelaskan suatu topik disertai latihan dan guru hanya membaca materi sampai dengan contoh serta melanjutkan ke pokok permasalahan yang berikutnya.

(17)

4

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan cara mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim. Dalam pembelajaran kooperatif, strategi belajar dilakukan dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.Salah satu model pembelajaran yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Dua Tinggal Dua Tamu yang dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992.

Fatirul (2008: 3) menyatakan pembelajaran model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) dan dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Dalam pembelajaran ini guru memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.

(18)

5

cara dua anggota kelompoknya bertamu ke kelompok lain, ini dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua

Tinggal Dua Tamu (Two-Stay Two-Stray) Terhadap Kemampuan

Mengidentifikasi Unsur-unsur Intrinsik Cerpen pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016”.

B. Identifikasi Masalah

Dari paparan latar belakang yang dikemukakan di atas, ada beberapa masalah yang muncul yang berkaitan dengan rendahnya minat siswa tehadap kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen di sekolah. Masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Siswa masih kurang mampu untuk mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik

cerpen.

2. Kurangnya minat siswa terhadap membaca cerpen.

3. Kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan dalam

mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen. C. Batasan Masalah

(19)

6

Unsur-unsur Intrinsik Cerpen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

Kesulitan para siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yaitu tema, penokohan, setting, dan gaya bahasa pada cerpen menjadi batasan masalah yang dikaji penulis. Model Pembelajaran Koperatif tipe Dua Tinggal Dua Tamu (two stay two stray) merupakan model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi ke kelompok lain.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen

oleh siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan sebelum menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Stay Two-Stray)?

2. Bagaimanakah kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen

oleh siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan setelah menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Stay Two-Stray)?

3. Adakah pengaruh penggunaan model pembelajaran Pembelajaran

(20)

7

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik

cerpen oleh siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two-Stay Two-Stray).

2. Untuk mengetahui kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik

cerpen oleh siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 setelah menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two-Stay Two-Stray).

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Kooperatif

Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two-Stay Two-Stray) terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen oleh siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

F. Manfaat Penelitian

Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan selalu mempunyai manfaat. Adanya manfaat dalam suatu kegiatan, maka kegiatan yang dilaksanakan tidak sia-sia. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

(21)

8

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Sebagai salah satu rujukan untuk penelitian-penelitian yang relevan dan memberikan pengetahuan dan pengalaman baru yang bermanfaat bagi penulis sebagai calon pendidik.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan pengembangan bagi guru bahasa Indonesia dalam upaya meningkatkan dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik yaitu model pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two-Stay Two-Stray) terhadap siswa kelas XI SMA Negeri 15

Medan.

c. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa dalam menuangkan ide serta informasi dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik pada cerpen dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik.

d. Bagi Pembaca

(22)

63

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut. Hasil kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen pada kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebelum mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) adalah 63,94. Nilai 63,94 merupakan kategori cukup (Sudjono 2007:24).

Hasil kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sesudah mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) adalah 76,91. Nilai 76,91 merupakan kategori sangat baik (Sudjono 2007:24).

Model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) terbukti memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan

mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen oleh siswa kelas XI SMA Negeri 15

Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 dengan hipotesis yaitu t0 > ttabel, yakni

6,65 > 2,04 telah membuktikan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima.

(23)

64

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini perlu diungkapkan beberapa saran. Kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut tentunya memerlukan model pembelajaran yang lebih efektif digunakan dalam kegiatan belajar mengajar disekolah.

1. Selain menggunakan model pembelajaran, guru hendaknya menggunakan

sumber-sumber belajar yang bervariasi dan menarik perhatian setiap siswa.

2. Disarankan agar peneliti selanjutnya tetap memperhatikan perkembangan

(24)

65

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. 2010. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Corebima. 2002. Teori Belajar Kontruktivisme. Jakarta: Direktorat SLTP Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Depdikbud.1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Hamalik. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Huda Miftahul. 2011. Cooperative learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hirmainy, Luthfi. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu Terhadap Kemampuan Menemukan Nilai Moral Dalam

Cerpen “Si Cacat” Karya Aisyah Wulansari Siswa Kelas X SMA Negeri 1

Tanjung Tiram Tahun Pembelajaran 2012/2013. Jurnal. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Ibrahim, Muslimin dan Muhammad Nur. 2005. Penelitian Eksperimen dalam Pendidikan. Surabaya: UNESA University Press.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada. Kamisa, 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.

Kosasih, E. 2011. Ketatabahasaan dan Kesusasteraan. Bandung : Yrama Widya. Lestari, Devi Ayu Putu. 2013. Peningkatan Kemampuan Menganalisis

(25)

66

Mursini. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Sastra. Medan: FBS UNIMED

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran . Bandung: Mulia Mandiri Press.Saini, K. M dan Sumardjo, Jacob. 1991. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana. 2009. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Sugiarto. 2003. Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan “Kompetensi dan Praktiknya.”

Jakarta : PT Bumi Aksara

Sadiman, Arif. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: PT.R Grafindo Persada.

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.”

Jakarta : PT Bumi Aksara.

Sadiman, Arif. 2009.Media Pendidikan. Jakarta: PT. R Grafindo Persada.

Tampubolon, Julfitriah Rahmah. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Quiz Team Terhadap Kemampuan Menentukan Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Saipar Dolok Hole Tahun Pembelajaran 2013/2014. Jurnal. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.

Referensi

Dokumen terkait

setting dengan ASPn terhadap viabilitas sel pulpa secara in vitro. Membandingkan efek penambahan KMTn pada ASPn sebelum

Dalam konteks pengukuran kinerja untuk instansi pemerintah, Whittaker (1995) mendefmisikan sebagai suatu alat manajemen yang digunakan untk meningkatkan kualitas

Menentukan percepatan waktu penyelesaian dan crash cost (biaya akibat percepatan) dari masing- masing kegiatan. Memilih kegiatan kritis dengan slope terkecil dan melakukan

[r]

Selain dengan tes, penelitian ini menggunakan instrumen pengembangan bahan ajar berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kedua kelas yang digunakan untuk

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSEN

[r]

Sedangkan other investment inflow dua triwulan , direct investment outflow satu dan dua triwulan, portfolio investment outflow satu triwulan yang lalu menyebabkan nilai