• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR USIA 5-6 TAHUN.DI PAUD BUDI SETIA KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG, TAHUN AJARAN 2014 / 2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR USIA 5-6 TAHUN.DI PAUD BUDI SETIA KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG, TAHUN AJARAN 2014 / 2015."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI

PENGGUNAAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR USIA 5 – 6

TAHUN DI PAUD BUDI SETIA KECAMATAN SUNGGAL

KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN AJARAN

2014 / 2015

SKRIPSI

OLEH :

DYAH PUTRI PERMATA SARI LUBIS

1113313005

PROGRAM STUDI PG – PAUD

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Dyah Putri Permata Sari Lubis Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Penggunaan Media Buku Cerita Bergambar Usia 5-6 Tahun. Di PAUD Budi Setia Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, Tahun Ajaran 2014 / 2015

Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Penggunaan Media Buku Cerita Bergambar Usia 5-6 Tahun. Di PAUD Budi Setia Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui penggunaan media buku cerita bergambar usia 5-6 tahun di PAUD Budi Setia Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus diadakan 2 kali pertemuan. Subjek penelitian adalah anak kelompok B yang berjumlah 25 orang, yang terdiri dari 17 anak perempuan dan 8 anak laki-laki. Alat pengumpul data yang digunakan peneliti adalah lembar observasi. Teori belajar bahasa dari Miswandi, teori belajar dan pembelajaran dari minat dari Winata Putra dan Udin S., teori bercerita untuk anak usia dini dari Tadkiroatun Musfiroh, teori pengembangan media pembelajaran dari Nurgiantoro teori konsep dasar pendidikan Anak Usia Dini dari Sudijono dan Yuliani.

Hasil analisis siklus I yaitu pertemuan I, 2 anak (10%) pada kategori kurang, 21 anak (80 %) pada kategori cukup, 2 anak (10%) pada kategori baik tidak ditemukan anak pada kategori baik sekali. Pertemuan II, 2 anak (10%) pada kategori kurang, 16 anak (65%) pada kategori cukup, 6 anak (20%) pada kategori baik, 1 anak (5%) pada kategori baik sekali.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 9

1.3. Pembatasan Masalah ... 9

1.4. Rumusan Masalah ... 10

1.5. Tujuan Penelitian ... 10

1.6. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis ... 12

2.1.1. Bahasa ... 12

2.1.1.1. Klasifikasi Bahasa Anak ... 13

2.1.1.2. Klasifikasi Kemampuan Bahasa Pada Anak Usia 5-6 Tahun..14

2.1.2. Media Buku Cerita ... 14

2.1.2.1. Strategi Tutor Dalam Menggunakan Media Buku Cerita ... 17

(6)

2.3. Hipotesis Tindakan ... 21

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian ... 22

3.2. Subjek dan Objek Penelitian ... 22

3.3. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 22

3.4. Desain Pelaksanaan Penelitian ... 23

3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 24

3.5.1. Siklus I ... 24

3.5.1.1. Tahapan Perencanaan ... 24

3.5.1.2. Tahapan Pelaksanaan ... 25

3.5.1.3. Observasi ... 25

3.5.1.4. Refleksi ... 26

3.5.2. Siklus II ... 26

3.5.2.1. Tahapan Perencanaan ... 26

3.5.2.2. Tahapan Pelaksanaan ... 26

3.5.2.3. Observasi ... 27

3.5.2.4. Refleksi ... 28

3.6. Tekhnik Pengumpulan Data ... 28

3.7. Tekhnik Analisis Data ... 29

3.8. Tempat dan Waktu Penelitian

... 30

3.9.Jadwal Kegiatan Penelitian ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 32

(7)

4.1.1.1. Perencanaan ... 32

4.1.1.2. Pelaksanaan ... 33

4.1.1.3. Pengamatan ... 35

4.1.1.4. Refleksi ... 41

4.1.2. Deskripsi Hasil Siklus II ... 42

4.1.2.1. Perencanaan ... 42

4.1.2.2. Pelaksanaan ... 43

4.1.2.3. Pengamatan ... 45

4.1.2.4. Refleksi ... 51

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ... 54

5.2. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tabel Interpretasi Perkembangan Bahasa Anak ... 29 Tabel 3.2. Jadwal Penelitian ... 30 Tabel 4.1. Rangkuman Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran

Penelitian Siklus I ... 36 Tabel 4.2. Rangkuman Hasil Kemampuan Bahasa Anak Siklus I

Pertemuan I ... 37 Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Kemampuan Bahasa Anak Siklus I

Pertemuan II ... 38 Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Kemampuan Bahasa Anak Siklus I

Pertemuan I dan Pertemuan II ... 39 Tabel 4.5. Rangkuman Tingkat Kemampuan Bahasa Anak Siklus I

Pertemuan I dan Pertemuan II ... 40 Tabel 4.6. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Penelitian Siklus II ... 46 Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Kemampuan Bahasa Anak Siklus II

Pertemuan I ... 47 Tabel 4.8. Rangkuman Hasil Kemampuan Bahasa Anak Siklus II

Pertemuan II ... 48 Tabel 4.9. Rangkuman Hasil Kemampuan Bahasa Anak Siklus II

Pertemuan I dan Pertemuan II ... 49 Tabel 4.10. Tingkat Kemampuan Bahasa Anak Pada Siklus II Pertemuan

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatnya ialah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada perkembangan seluruh aspek kepribadian anak.

Pemahaman tentang pentingnya masa usia dini, berdampak pada kebijakan pemerintah saat ini. Salah satu kebijakan tersebut dalam pasal 1 ayat 14 Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang isinya sebagai berikut “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut”.

Usia dini merupakan usia emas (golden ages) yang merupakan masa emas perkembangan anak. Montessori (dalam Sudijono, 2009:54) mengatakan bahwa masa ini merupakan periode sensitive (sensitive periods), selama masa inilah anak secara khusus mudah menerima stimulasi-stimulasi dari lingkungannya. Anak pada usia tersebut mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangannya baik fisik maupun mental dan juga seluruh kecerdasan yang dimiliki anak.

Gardner (dalam Winataputra,dkk,2007:5.3),seorang psikologi kognitif dari Universitas Harvard menemukan setiap orang memiliki beberapa kecerdasan ia

(11)

menyebutkannya dengan kecerdasan jamak atau multiple Intellegences. Adapun kecerdasan jamak Multiple Intellegences terdiri dari : kecerdasan bahasa, kecerdasan logika matematika, kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual spasial, kecerdasan musical, kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal. Menurut Fleetham (Yaumi, 2012:12) mengatakan kecerdasan jamak adalah berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki anak-anak untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam pembelajaran.

Selanjutnya kecerdasan menurut Barainbridge (Yaumi, 2012:9) yaitu “sebagai kemampuan mental umum untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk berpikir abstrak”.

Masa usia dini merupakan tempat semua kecerdasan itu berkembang. Pada dasarnya setiap anak memiliki kedelapan kecerdasan tersebut. Hanya saja baik orang tua maupun guru jarang sekali menstimulasi seluruh kecerdasan anak. Sehingga kecerdasan yang dimiliki anak menjadi kurang berkembang.

Dari semua kecerdasan jamak di atas, ada satu kecerdasan yang peneliti lihat kurang berkembang di kelas peneliti. Yaitu kecerdasan bahasa. Kecerdasan bahasa berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa untuk mengekspresikan ide dan perasaan (dalam bentuk berbicara, menyampaikan pendapat, bertanya).

(12)

menunjukkan kemampuan dalam kecerdasan berbahasa yaitu mereka mampu mengolah bahasa secara baik atau untuk mengemukakan gagasan dan emosi melalui ungkapan Schmidt (dalam Musfiroh, 2012:6.5).

Dengan demikian, mengembangkan kemampuan bahasa adalah merupakan suatu keharusan. Dengan kata lain, stimulasi kecerdasan bahasa wajib diupayakan oleh setiap pendidik anak usia dini agar pertumbuhan dan perkembangan anak baik sampai dikemudian hari.

Akan tetapi, banyak kegiatan pembelajaran di PAUD dan di kelas peneliti sendiri yang mengesampingkan aktivitas yang bersifat meningkatkan kecerdasan bahasa anak. Sebagian besar kegiatan yang dirancang oleh guru yakni untuk pengembangan kognitif, motorik, sains. Hal ini dikarenakan adanya tuntutan ini khususnya dari orang tua. Dimana orang tua memasukkan anak-anak mereka ke PAUD dengan harapan setelah tamat dari PAUD, anak-anak mereka akan mampu membaca, menulis dan menghitung (calistung).

(13)

jawab dengan anak didik tanpa mengenalkan huruf dan kata yang ditulis di papan tulis. Kurangnya guru memperhatikan bicara anak yang tidak sesuai dengan kata yang seharusnya. Hal ini tentu sama sekali tidak mencerminkan sebuah kegiatan yang mampu merangsang dan meningkatkan kecerdasan bahasa anak didik. Oleh karena itu guru harus memiliki suatu kegiatan lain yang dapat meningkatkan kecerdasan bahasa anak didik.

Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti mencoba meningkatkan kecerdasan bahasa mereka. Untuk meningkatkan kecerdasan bahasa anak diperlukan keselarasan dan stimulasi. Peneliti akan merancang sebuah kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan anak. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan bahasa anak. Salah satu kegiatan yang dipilih peneliti yaitu kegiatan mengenal huruf dan kata menggunakan media buku cerita bergambar.

Peneliti memilih kegiatan mengenal huruf dan kata menggunakan media buku cerita bergambar adalah selain melatih bahasa anak, kegiatan ini sangat menyenangkan. Media buku cerita bergambar ternyata cukup efektif dalam upaya peningkatan kemampuan berbahasa anak. Dengan disediakan buku-buku cerita bergambar yang sesuai diharapkan dapat merangsang dan menarik minat anak memotivasi anak untuk tumbuh minat mengenal bahasa. Secara perlahan-lahan, tahap demi tahap anak akan terbiasa bergaul dengan buku cerita bergambar dan akhirnya akan timbul kebiasaan gemar mengenal bahasa.

(14)

mengalihkodekan menjadi bermakna. Ketika anak tidak dapat melakukannya, maka proses pembelajaran akan terhambat. Mengenal bahasa syarat utama dalam pembelajaran.

Hal ini menunjukkan bahwa anak sangat menyukai benda-benda yang nyata. Di samping itu, anak juga memiliki daya fantasi yang sangat tinggi. Berdasarkan asumsi tersebut, agar lebih menarik dan menumbuhkan motivasi anak terhadap sesuatu hal, diperlukan media yang dapat menyalurkan imajinasi yang kreatif pada anak.

Dengan buku cerita bergambar dapat membantu mempermudah anak untuk menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam bentuk bahasa karena gambar akan memberikan inspirasi dan motivasi yang sangat tinggi kepada perkembangan bahasa.

Guru menyebutkan kata-kata yang ada pada sebuah cerita dalam buku yang memiliki gambar dengan warna yang cerah. Sang anak akan lebih terbiasa mengenal kata jika guru sering menyebutkan dan mengenal kata dalam buku cerita bergambar yang menarik kepada anak. Dengan demikian anak akan semakin mengerti bahwa huruf-huruf yang tersusun menjadi kata memiliki ucapan dan arti tersendiri. Agar kegiatan ini tidak membosankan, maka saat menyebutkan kata dilakukan dengan senyaring, sejelas, dan seekspresif mungkin. Anak tidak saja mencocokkan bunyi bahasa, dan lambang tetapi juga mencocokkan lambang dan isi cerita. Walaupun pada mulanya anak akan salah menyebut beberapa kata, tetapi sejalan contoh dan koreksi anak akan terbiasa.

(15)

Kebudayaan tahun 2014, terdapat 187,961 jumlah lembaga PAUD di Indonesia dengan jumlah KB 76,185, SPS 28,263, TK 79,385, TPA 3,442. Dengan jumlah peserta didik pada lembaga PAUD di seluruh Indonesia adalah 4,788,375 anak didik, dari jumlah tersebut terdapat 159,612 anak didik atau 30% anak didik PAUD di Indonesia mengalami masalah dalam perkembangan kemampuan bahasa.

Ditambah pula dari data yang diambil dari Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (BPPAUDNI) Regional I Sumatera Utara tahun 2014, terdapat 8,897, jumlah lembaga PAUD di Sumatera Utara dengan jumlah KB 5,093, SPS 1,389, TK 2,248, TPA 166. Dengan jumlah peserta didik pada lembaga PAUD di Sumatera Utara adalah 248,137 anak didik, dari jumlah tersebut terdapat 12,406 anak didik atau 20% anak didik PAUD di Sumatera Utara mengalami masalah dalam perkembangan kemampuan bahasa.

Serta diskusi yang dapat diterima dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang tahun 2014, terdapat 738 jumlah lembaga PAUD di Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah KB 321, SPS 41, TK 363, TPA 13. Dengan jumlah peserta didik pada lembaga PAUD di Kabupaten Deli Serdang adalah 9,543 anak didik, dari jumlah tersebut terdapat 477,19 anak didik atau 20% anak didik PAUD di Kabupaten Deli Serdang mengalami masalah dalam perkembangan kemampuan bahasa.

(16)

didik atau 20 % anak didik PAUD di Kecamatan Sunggal mengalami masalah dalam perkembangan kemampuan bahasa.

Pada diskusi yang peneliti lakukan dengan guru-guru PAUD Kecamatan Sunggal ada 20% anak didik di PAUD atau 26 anak didik PAUD Kecamatan Sunggal yang mengalami masalah dalam perkembangan bahasa. Bahasa yang dimaksud adalah berbicara, berkomunikasi dengan orang lain, menyatakan pendapat, berkomentar dan lainnya. Masalah dalam perkembangan bahasa disebabkan oleh banyak faktor dan sebagian besar faktornya dari lingkungan keluarga si anak tersebut. Masalah yang disebabkan dari keluarga yaitu seringnya orang tua mereka dan orang dewasa yang berada di lingkungan anak mengajak anak berbicara dengan kata yang tidak sempurna seperti kata “mamam untuk menyebutkan kata “makan”.

Di kelas peneliti terdapat 5 anak didik mengalami masalah dalam perkembangan bahasa, pada anak pertama Tiara yang berumur 5 tahun sering berceloteh, banyak tanya setiap melihat hal baru, tapi kata-katanya sering terbalik dan pengucapannya celat, pada anak kedua Aira yang berumur 5 tahun sering bicara tidak sopan pada orang lain tapi pengucapannya tidak sempurna, pada anak ketiga Adit yang berumur 5 tahun sudah lancar bicara tapi belum bisa menulis kata, pada anak keempat Nazwa yang berumur 5 tahun sudah bisa menyebut nama benda tapi tidak bisa menyebut huruf-huruf yang ada di dalamnya, pada anak kelima Afnan yang berumur 5 tahun sudah bisa menyebut nama benda namun belum bisa menuliskan kata yang disebutnya.

(17)

anak berbicara dengan tidak lancar (gagap), setelah usia 7 tahun anak masih suka melakukan kesalahan dalam pengucapan, pada usia berapa saja terdapat hipernasalitas (sengau atau bindeng) yang nyata atau memiliki suara yang monoton tanpa terhenti, sangat keras, tidak dapat di dengar, dan secara terus-menerus memperdengarkan suara serak.

Ada 88 jumlah lembaga PAUD dan 219 tenaga pendidik di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang tahun 2014, peneliti mendapat data bahwa dari 219 tenaga pendidik PAUD di Kecamatan Sunggal hanya 10% atau 21 tenaga pendidik PAUD yang melaksanakan pendekatan pembelajaran mengenal bahasa dengan menggunakan media buku cerita bergambar sementara 199 tenaga pendidik lainnya tidak menggunakan media buku cerita bergambar.

Setelah memperoleh data dari PAUD-PAUD yang ada di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang peneliti mendapat data-data yang menjelaskan bahwa ada anak didik di Pendidikan Anak Usia Dini yang ada di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang yang mengalami gangguan atau masalah dalam perkembangan bahasanya. Bahasa yang dimaksud adalah berbicara, berkomunikasi dengan orang lain, menyatakan pendapat, berkomentar, dan lainnya.

Berangkat dari asumsi di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Penggunaan

Media Buku Cerita Bergambar Usia 5-6 Tahun di PAUD Budi Setia

Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang”.

(18)

1.2.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat di identifikasi masalah penelitian tersebut :

a. Masih kurangnya kecerdasan bahasa anak didik

b. Anak usia 5-6 tahun baru memulai pelajaran mengenal Bahasa di PAUD padahal seharusnya pelajaran berbahasa sudah diterima di keluarga dan lingkungan tempat tinggal sejak lahir

c. Tutor yang pendidikannya bukan tamatan Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini dan tutor belum mendapatkan pelatihan, tidak mengetahui secara mendalam tentang PAUD mengakibatkan kurangnya pengetahuan-pengetahuan dasar dalam berbicara, mendidik, bermain dan mengajak peserta didik untuk aktif dan bergembira menjalankan hari-harinya di PAUD.

d. Hanya 10% guru di Kecamatan Sunggal yang melaksanakan pendekatan pembelajaran mengenal bahasa dengan menggunakan media buku cerita sementara lebih banyak guru yang tidak menggunakan media buku cerita.

1.3.

Pembatasan Masalah

(19)

bergambar usia 5-6 tahun di PAUD Budi Setia Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang”.

1.4.

Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diberikan, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui penggunaan media buku cerita bergambar usia 5-6 tahun di PAUD Budi Setia Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang”.

1.5.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian tindakan ini adalah : “Untuk mengetahui upaya meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui penggunaan media buku cerita bergambar usia 5-6 tahun di PAUD Budi Setia Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang”.

1.6.

Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini maka diharapkan dapat memberi manfaat yang besar yaitu :

1.6.1.

Manfaat Penelitian Secara Praktis

(20)

b. Sebagai bahan tambahan bagi peneliti dalam mengembangkan wawasan terhadap meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui penggunaan media buku cerita bergambar usia 5-6 tahun.

c. Dapat dijadikan bahan masukan bagi sekolah yaitu pengadaan sarana pendidikan anak usia dini dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui penggunaan media buku cerita bergambar usia 5-6 tahun.

d. Dapat membantu proses belajar anak tentang mengenal bahasa.

1.6.2.

Manfaat Penelitian Secara Teoritis

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan adanya inovasi dalam pembelajaran sehingga memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di tingkat PAUD.

(21)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan temuan di atas, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil analisis siklus I diperoleh bahwa tindakan yang dilakukan peneliti belum optimal, hal ini diketahui dari jumlah anak yang mengalami perkembangan bahasa dari pertemuan 1 ke pertemuan 2 pada siklus I adalah 1 anak atau sebesar 5% dan sisanya 24 anak atau sebesar 95%.

2. Siklus II diperoleh bahwa tindakan yang dilakukan peneliti sudah optimal, hal ini diketahui dari jumlah anak yang mengalami perkembangan bahasa lebih baik dari pertemuan 1 ke pertemuan 2 pada siklus II adalah 4 anak atau sebesar 25% dan sisanya 21 anak atau sebesar 75%.

(22)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi peneliti diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang tepat untuk anak dan disarankan untuk selalu memberikan motivasi dan penghargaan terhadap usaha yang dilakukan anak. Dapat menggunakan berbagai media yang bervariasi dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak. Untuk lebih merangsang dan meningkatkan pembelajaran menggunakan media buku cerita bergambar, maka peneliti hendaknya menciptakan suasana kelas yang aktif, kreatif dan menyenangkan

2. Bagi pihak sekolah khususnya kepala sekolah diharapkan untuk lebih memberikan perhatian terhadap perkembangan kecerdasan bahasa anak melalui penyediaan sumber bermain, alat, bahan dan media yang memadai. Serta memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

3. Hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan sebagai masukan bagi peneliti lain yang berkaitan dengan masalah yang sama dan melakukan penelitian tindakan kelas dalam mengimplementasikan metode-metode lainnya yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan seperti metode karya wisata, metode bercakap-cakap, metode bermain dan lain sebagainya.

(23)
(24)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (BPPAUDNI) Regional I Sumatera Utara Tentang Data PAUDNI Sumatera Utara Tahun 2014

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta contoh-contohnya. Yogyakarta : Gava Media

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta : Balai Pustaka

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang, Tentang Data PAUDNI Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara 2014

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Sunggal, Tentang Data PAUDNI Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara 2014

Douglass Brown. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Jakarta : Pearson Education, Inc

Hidayat, Heri. 2003. Aktivitas Mengajar Anak TK. Bandung : Kataris Miswandi. 2010. Teori Belajar Bahasa. Binjai : STKIP Budi Daya Binjai

Musfiroh, T. 2012. Materi Pokok Pengembangan Kecerdasan Majemuk; 1-9. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Nurgiantoro. 2005. Pengembangan Media Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Pinker. 2000. Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini. Jakarta:Person Education, Inc

Sakri, A. 2003. Bangun Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung : ITB

Sudijono, Yuliani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta Barat : Indeks

Tadkiroatun Musfiroh. 2000. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

(25)

Winataputra, Udin S, dkk. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka

Yaumi, Muhammad. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta : Dian Rakyat

Zainal, A. 2011. Dongeng Binatang. Jakarta : Elex Media Komutindo

Sumber Internet :

Adallila, S. 2010. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. http://sadidadallila. Wordpress.com (diakses 10 september 2014)

Gambar

Gambar 4.1. Grafik Tingkat Kemampuan Bahasa Anak Pada Siklus I  .......... 40

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR GURU PROFESIONAL DALAM BINAAN DIREKTORAT PENDIDIKAN

(1) Lokasi yang ditunjuk sebagai hutan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dapat berada pada tanah negara atau tanah hak.. (2) Terhadap tanah hak yang ditunjuk

Hasil :penelitian menunjukkanmayoritas pengetahuan cukup sebanya 21 orang (51,8%).Sedangkan berdasarkan umur mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (57,1%) pada umur 20-35

JURUSAN : PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAFTAR PESERTA KULIAH DAN NILAI AKHIR.. SEMESTER GANJIL TAHUN

[r]

Beberapa ketaatan yang dituntut guru tenaga kependidikan antara lain kepada peraturan undang-undang atau kedinasan yang berlaku, taat pada perintah kedinasan yang

diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan t opik penelit ian. Angket / kuesioner yait u t eknik pengum pulan dat a

Berdasarkan aturan dalam pelelangan umum dengan pascakualifikasi, maka panitia pengadaan diharuskan melakukan pembuktian kualifikasi terhadap data-data