ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN
SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015
DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan
Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
AHMAD FADLI SIREGAR
NIM. 3123131003
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
vii ABSTRAK
Ahmad Fadli Siregar, Nim. 3123131003. Analisis Perkembangan Permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010 dan Tahun 2015 Dengan Menggunakan Citra Quickbird. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2016
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui luas permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari tahun 2010 dan tahun 2015, (2) Mengetahui tingkat akurasi penggunaan citra QuickBird tahun 2010 dan tahun 2015 dalam menganalisis perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unit penggunaan lahan permukiman yang tampak dan dapat dikenali pada citra wilayah Kecamatan Siantar Sitalasari sehingga menjadi sampel dalam penelitian ini total sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter, interpretasi, observasi dan analisis. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu analisis deskriptif kualitatif.
Perkembangan luas lahan permukiman yang terdapat di Kecamatan Siantar Sitalasari terhadap kelurahan satu dengan kelurahan yang lain berbeda-beda sehingga dapat diklasifikasikan menjadi tiga bedasarkan metode klasifikasi dentifikasi permukiman yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah.
Hasil dari penelitian adalah : (1) Perhitungan perkembangan luas lahan permukiman penduduk menunjukkan adanya peningkatan selama lima tahun terakhir terhitung sejak tahun 2010 sampai 2015 yaitu seluas 45,57 hektar (2.05%). Perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi peningkatan terdapat di Kelurahan Bah Kapul yaitu seluas 16,74 hektar (36,74%) dari 84,35 hektar menjadi 101,10 hektar. Sedangkan perkembangan permukiman yang terkecil terdapat di Kelurahan Bah Sorma dengan peningkatanya seluas 2,86 hektar (6,29%) dari 23,52 hektar menjadi 2 6 ,39 hektar. Perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi di Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu di Kelurahan Bah Kapul terdapat pada lokasi- lokasi yang dekat dengan jaringan perhubungan atau jalan.
tingkat akurasi interpretasi penggunaan lahan Citra Quickbird tahun 2010 dan tahun 2015 diperoleh akurasi seluruh pemetaan sebesar 100,00%.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Rasa syukur yang teramat besar penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan kasih sayang
dan berkah-Nya serta telah melapangkan hati dan pikiran, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Analisis Perkembangan
Permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari tahun 2010 dan tahun 2015 dengan
menggunakan Citra QuickBird”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi
sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana bagi Mahasiswa S-1 Jurusan
Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Terkhusus dan teristimewa penulis mengucapkan terima kasih dan hormat kepada
Dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati serta cinta kasih yang
mendalam penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih teruntuk orangtuaku
Ibunda Tersayang Nurhasanah Lubis Terima kasih atas cinta kasih dan jerih payah
serta do’a mu yang selalu bunda berikan dan Alm. Ayah Tercinta Anwar Siregar,
sehingga anakmu ini dapat menyelesaikan perkuliahan Skripsi ini. Allah thanks
for given them for me. Semoga yang terbaik dari Allah selalu dilimpahkan.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis menyadari banyak mengalami
rintangan, namun karena bantuan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya dapat
diselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
iv
3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan pada penulis.
4. Almarhumah Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku mantan Sekretaris Jurusan
Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.
5. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Geografi Universitas Negeri Medan.
6. Almarhum Bapak Drs. Julismin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan motivasi selama penulis menjalani perkuliahan.
7. Bapak M. Ridha Syafi’i Damanik, S.Pi, M.Sc selaku Kepala Laboratorium
Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan sekaligus Sebagai
Pengganti Dosen Pembimbing Akademik dan Penguji yang telah banyak
memberi bimbingan dan motivasi kepada penulis.
8. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan
yang telah membekali penulis dengan segudang ilmu di bangku perkuliahan.
9. Bapak Hayat Siagian selaku tata usaha Jurusan Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Medan yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
10. Bapak Esra Eduward Sinaga, SH.,MH selaku Sekretaris Camat Siantar
Sitalasari Kota Pematangsiantar.
11. Karya kecil ini ku persembahkan kepada : Ibunda Tersayang Nurhasanah
Lubis Terima kasih atas cinta kasih & do’a mu yang selalu bunda berikan,
Alm. Ayah Tercinta Anwar Siregar Terima kasih atas cinta kasih & do’a mu
v
12. Untuk yang teristimewa kakanda dan abangda Hasby Siregar, Hanifah
Siregar, Siti Khadijah Siregar, Yusrial Fahmi Siregar yang selalu menjadi
alasan bagi penulis untuk berjuang menjemput mimpi.
13. Untuk keponakan ku yang lucu-lucu Mazaya, Annisa, Azzam dan Habsy
yang hanya melihat kalian membuat tulang dan udak menjadi Mood Booster
dalam mengerjakan skripsi
14. Tekhusus buat saudaraku seperjuangan anak The Elite’z Irfan Sitompul, Tri
Wandi Januar, Tri Jaka, M Hazmi Abrar, Giovanni, Kiki Rizki, Taufik
anggota yang terbaru Zainal Arifin Saragih yang mungkin tanpa kalian tiada
arti kenangan selama menjalani perkuliahan 4 tahun ini.
15. Keluarga besar mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi khususnya
sahabat-sahabatku tercinta dan keluarga A Reguler 2012, terimakasih untuk
kenangan, motivasi dan kerjasama selama 4 tahun ini.
16. Keluarga Tunas XX Mapala Unimed
17. Teman-teman PPLT-15 SMK Muhammadiyah 10 (Fitra, Zaki, Putra, Rian
dan Cewek-cewek Kece PPLT SMK MU) Kisaran terimakasih untuk
motivasi dan semangatnya.
18. Seluruh siswa dan siswi SMK Muhammadiyah 10 Kisaran selama 3 bulan di
lapangan menambah motivasi bagi bapak guru.
19. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk menyempurnakan
vi
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca terkhusus bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Medan, Juni 2016 Penulis
ix DAFTAR ISI
LEMBARPERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBARPERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... vii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ...xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ... 9
B. Penelitian Relevan ... 26
C. Kerangka Berfikir ... 29
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 31
B. Populasi dan Sampel... 31
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 31
x
E. Teknik Pengumpulan Data ... 34
F. Teknik Analisa Data ... 38
G. Diagram Alir Penelitian ... 41
BAB IV. DESKRIPSI WILAYAH A. Kondisi Fisik ... 42
B. Kondisi Non Fisik ... 47
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 58
B. Pembahasan ... 88
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 95
B. Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 97
xi
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal
1. Spesifikasi Band Citra... 28
2. Letak dan ketinggian dari permukaan Laut Dirinci Menurut
Kelurahan Tahun 2014 ... 43
3. Luas Wilayah Kecamatan Siantar Sitalasari ... 45
4. Banyaknya RT,RW dan Lingkungan menurut Kelurahan tahun 2014. ...
... ... 46
5. Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010 ... 46
6. Distribusi Penduduk di Kecamtan Siantar Sitalasari Tahun 2010
dan tahun 2015 ... 49
7. Banyaknya Keluarga Tahapan Keluarga Sejahtera Menurut tahun 2015....50
8. Kepadatan Penduduk Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2015... 50
9. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
perkelurahan Siantar Sitalasari Tahun 2015... .. 52
10. Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2015... 55
11. Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Siantar Sitalasari... 56
12. Jumlah Sarana ibadah di Kecamatan Siantar Sitalasari... 57
13. Luas Permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010... 63
14. Klasifikasi Penggunaan Lahan di Kecamatan Siantar Sitalasari tahun
2010... .. 64
15. Luas permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2015... 66
16. Klasifikasi Penggunaan Lahan di Kecamatan Siantar tahun 2015... 67
17. Perkembangan Luas Lahan Permukiman Tiap Kelurahan di Kecamatan
Siantar Sitalasari Tahun 2010 – 2015 ... 72
18. Perubahan Penggunaan Lahan Menjadi Permukiman di Kelurahan
Bah Kapul ... ... 75
19. Perubahan Penggunaan Lahan Menjadi Permukiman di Kelurahan
Setia Negara ... ... 76
20. Perubahan Penggunaan Lahan Menjadi Permukiman di Kelurahan
xii
21. Perubahan Penggunaan Lahan Menjadi Permukiman di Kelurahan
Bah Sorma ... ... 78
22. Perubahan Penggunaan Lahan Menjadi Permukiman di Kelurahan
Bukit Shofa ... ... 79
23. Perubahan Penggunaan Lahan Menjadi Permukiman di Kecamatan
Siantar Sitalasari Tahun 2010 - 2015 ... 79
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal
1. Subsistem SIG ... 25
2. Skema Kerangka Berfikir... 30
3. Diagram Alir Penelitian ... 41
4. Peta Adminstrasi Kecamatan Siantar Sitalasari ... . 45
5. Citra Hasil Cropping ... 58
6. Proses Mozaik Citra ... 59
7. Peta Citra QuickBird kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010... ... 60
8. Peta Citra QuickBird kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2015... ... 61
9. Diagram Penggunaan Lahan Tahun 2010 ... . 64
10. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010... . 65
11. Diagram Penggunaan Lahan Tahun 2015... ... 67
12. Peta penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2015 ... 68
13. Penggunaan Lahan Pertanian, di Kelurahan Setia Negara, Siantar Sitalasari... ... 70
14. Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Permukiman. ... 70
15. Penggunaan Lahan sawah, di Kelurahan Bah Kapul, Siantar Sitalasari.. ... 74
16. Perubahan Penggunaan Lahan sawah Menjadi Permukiman. ... 74
17. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010-2015... 79
18. Diagram Perubahan Luas Penggunaan Lahan Tahun 2010-2015... ... 82
19. Training Area dan Validasi Lapangan... 86
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Uraian Hal
1. Uji Lapangan ... 98
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan sangat diperlukan untuk kelanjutan hidup manusia.
Kemajuan pembangunan di suatu wilayah sejalan dengan peningkatan jumlah
pertumbuhan penduduk yang diiringi meningkatnya standar kualitas dan kuantitas
kebutuhan hidup. Dampak dari peningkatan standar kualitas dan kuantitas hidup
tersebut mengakibatkan peningkatan kebutuhan ketersediaan fasilitas. Perubahan
penggunaan lahan yang merubah tata guna lahan terjadi dalam upaya memenuhi
kebutuhan penggunaan fasilitas tersebut.
Penggunaan lahan merupakan wujud nyata dari pengaruh aktivitas
manusia terhadap sebagian fisik permukaan bumi. Daerah perkotaan mempunyai
kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau
perkembangannya, karena seringkali pemanfaatan lahan tidak sesuai dengan
peruntukannya dan tidak memenuhi syarat.
Beberapa issu global terutama yang berkaitan dengan pola alih fungsi
lahan yang semakin hari marak di bicarakan karena menyangkut kelangsungan
hidup unsur biotik dan abiotik. Oleh sebab itu setiap upaya pemanfaatan
sumberdaya alam baik dari penggunaan lahannya untuk kegiatan pembangunan
haruslah berwawasan lingkungan, sehingga fungsi dan perannya dapat dijaga dan
dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan.
Semakin banyaknya penduduk kota akibat pertumbuhan alami maupun
migrasi berimplikasi pada makin besarnya tekanan penduduk atas lahan kota,
fasilitas-2
fasilitas lain sebagai pendukungnya yang semakin meningkat. Hal ini menjadi
persoalan besar bagi perencana, pengelola kota maupun penduduk sendiri.
Penggunaan lahan akan mengarah pada beberapa jenis penggunaan yang
memberikan keuntungan paling tinggi. Pertumbuhan sektor pertanian di wilayah
Sumatera Utara terus mengalami penurunan tahun 2014 usaha sektor pertanian di
Sumatera utara turun 11% (kantor berita Medan Bagus.com :2014) Sektor
pertanian merupakan sektor yang tidak diminati untuk dijadikan sebagai aktivitas
ekonomi bagi masyarakat di Sumatera Utara. Lahan-lahan pertanian banyak
mengalami konversi akibat proses suburbanisasi. Suburbanisasi yang diartikan
sebagai proses terbentuknya permukiman-permukiman baru dan
kawasan-kawasan industri di pinggiran wilayah perkotaan akibat perpindahan penduduk
kota.
Permukiman merupakan objek kajian geografi yang selalu berkaitan
dengan ruang dimana manusia sebagai objek pokoknya dipelajari melalui
pendekatan geografi yang dapat diartikan sebagai bentukan artifisial maupun
natural dengan segala kelengkapanya yang digunakan oleh manusia, baik individu
maupun kelompok, untuk bertempat tinggal baik sementara maupun menetap
dalam rangka menyelenggarakan kehidupannya.
Secara umum wilayah Kota Pematangsiantar dapat dikelompokkan
menjadi kota dengan Kondisi topografi dan morfologi (kelerengan) yang terdiri
dari 2 morfologi yaitu datar dan landai sehingga dapat dikatakan relatif datar
secara keseluruhan. Hal ini menjadikan lahan di Kota Pematangsiantar menjadi
3
Perkembangan Kota Pematangsiantar relatif cepat hal ini dapat dilihat dari
perkembangan jumlah penduduk kota serta aktivitas pendukung dalam
perkembangan kota seperti Ekonomi, Sosial maupun di bidang budaya
masyarakat. Data BPS Kota Pematangsiantar menyebutkan perkembangan
penduduk Kota Pematangsiantar pada tahun 2010 mencapai 234,698 jiwa
kemudian pada tahun 2014 perkembangan penduduk Kota Pematangsiantar
mencapai 278, 249 jiwa. Pemekaran kecamatan Sitalasari pada tahun 2007 yang
sebelumnya merupakan bagian dari Kecamatan Siantar Martoba menjadikan
wilayah ini cukup strategis sebagai pengembangan permukiman baru. Melihat hal
ini peneliti ingin mengkaji perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar
Sitalasari setelah 3 tahun pemekarannya yaitu pada tahun 2010 dengan
perbandingan jarak kurun waktu 5 tahun yaitu pada tahun 2015
Tumbuhnya kawasan-kawasan perumahan dan permukiman sebagai upaya
memenuhi permintaan akan suatu hunian yang dipengaruhi oleh meningkatnya
jumlah kepadatan penduduk serta pertumbuhan ekonomi masyarakat. Soetomo,
(2002), khususnya di Kota Pematangsiantar berdampak pada Perkembangan
sektor permukiman ke daerah pinggiran kota yaitu di Kecamatan Siantar Sitalasari
yang menunjukkan peningkatan signifikan.
Ketersediaan lahan untuk pembangunan permukiman baru (Eks HGU)
Backlog rumah mencapai 6.593 unit pada tahun 2008. ini terjadi karena lahan
permukiman yang berpusat di pusat kota Pematangsiantar terbatas sedangkan
jumlah penduduk yang membutuhkan hunian terus meningkat, mengakibatkan
tingkat kepadatan penduduk dan bangunan yang tinggi (66% penduduk berada di
4
Martoba) dan barat kota (Kecamatan Siantar Sitalasari). (Dokumen SPPIP Kota
Pematangsiantar :2012)
Densifikasi merupakan proses dari bertambahnya luasan permukiman.
Proses pertambahan luas permukiman ini terlihat dari bertambahnya luasnya
wilayah permukiman yang terjadi dari waktu ke waktu. proses densifikasi akan
terus terjadi seiring peningkatan kebutuhan akan lahan, khusunya di daerah
perkotaan semakin nampak terutama lahan sebagai wadah untuk menampung
kegiatan manusia maupun sebagai wadah untuk bermukim, melihat pesatnya
perkembangan kota Pematangsiantar menjadi salah satu daya tarik bagi penduduk
di daerah hinterland, untuk berbondong-bondong bermigrasi masuk ke daerah
perkotaan hal ini akan berakibat terkonsentrasinya penduduk di sekitar zona inti
kota, permintaan akan lahan untuk permukiman juga semakin meningkat,
sementara luas lahan kota secara administratif tetap, konsekuensi ekonomis yang
harus disandang adalah harga akan lahan semakin meningkat karena semakin
sedikitnya lahan kosong yang tersedia untuk dibangun menjadi permukiman.
Pada saat ini ketersediaan citra digital semakin banyak. Citra ini adalah
hasil perekaman sensor yang di bawa oleh satelit/ pesawat terbang. Spesifikasi
yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis citra digital berdasarkan
kebutuhan bagi pengguna /peneliti : (1) untuk apalikasi apa; (2) untuk cakupan
wilayah mana; (3) waktu perekamannya kapan; (4) harus beresolusi spektral
berapa; (5) harus beresolusi spektral berapa saja/ jumlah band berikut
domain-domain spektralnya.
Citra satelit yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah jenis citra
5
meter untuk moda pankromatik dan multispektral, satelite yang dimiliki dan di
operasionalkan oleh DigitalGlobe ini diluncurkan dengan periode orbit 93.5
menit, sun-synchronous pada ketinggian 450 km, sudut inklanasi 97.2°, revisit
time 1 hingga 4 hari dan menghasilkan scene dengan ukuran sekitar 16km x 16
km.
Sensor jenis citra ini memiliki kualitas dan resolusi yang baik untuk
memenuhi kebutuhan di bidang analisis perubahan lahan, pertanian, industri,
minyak dan gas, monitoring infrastruktur rekayasa, konstruksi, dan kehutanan.
Keakuratan data citra akan menentukan keefektifan data penginderaan jauh untuk
digunakan dalam menginterpretasikan objek-objek yang ada di lapangan.
Semakin akurat data maka akan semakin efektif data tersebut digunakan
untuk menginterpretasi perkembangan permukiman yang ada di Kecamatan
Siantar Sitalasari. Jadi, dalam penginderaan jauh sangat penting diketahui
seberapa akurat data yang digunakan sehingga data tersebut dapat menghasilkan
data yang benar, akurat dan terpercaya.
Perkembangan permukiman di Kota Pematangsiantar semakin tahun
tentunya semakin bertambah maka dari itu peneliti ingin melihat seberapa besar
perkembangan permukiman yang ada berdasarkan analisis dengan menggunakan
citra QuickBird. sehingga masalah yang melatar belakangi penelitian ini adalah
bagaimana perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari dan
bagaimana tinggkat akurasi interpretasi citra QuickBird dengan dilapangan dalam
mengkaji perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari. dari hasil
6
kawasan permukiman periode 5 (lima) tahun untuk jangka menengah di
Kecamatan Siantar Sitalasari berdasarkan perbandingan citra Kecamatan Siantar
Sitalasari tahun 2010 dan tahun 2015 dalam bentuk peta.
Hasil interpretasi citra selanjutnya diolah dengan menggunakan komputer
yang dilengkapi perangkat lunak Sistem Informasi Geografi (SIG) yang berupa
ArcView 3.3, ArcGIS 10,1 dan Google Earth Pro 7.1.2.2019. Sistem Informasi
Geografis (SIG) merupakan salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk
mempermudah dan mempercepat proses pengolahan data. SIG digunakan untuk
memperoleh hasil analisis yang akurat terhadap data penelitian ini. Data yang
besar dapat diolah lebih cepat, efisien dan dapat ditayangkan kembali karena data
tersimpan dalam bentuk digital.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, yang menjadi
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Kawasan permukiman di
Kecamatan Siantar Sitalasari merupakan wilayah dengan potensi dan peluang
pengembangan permukiman sangat prospektif dilihat dari laju pertumbuhan
penduduk yang semakin tinggi, konsentrasi arah pengembangan permukiman di
Kota Pematangsiantar di pusatkan di Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu di
kelurahan Bah Sorma, Bah kapul, Bukit Sofa dan Kelurahan Setianegara. (2)
Perkembangan permukiman yang digunakan penulis yaitu melihat luas
permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari. (3) Keakuratan data citra QuickBird
7
C. PEMBATASAN MASALAH
Sesuai dengan identifikasi masalah maka dalam penelitian ini pembatasan
masalah adalah : (1) Mengidentifikasi perkembangan luas permukiman di
Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar dengan menggunakan citra
QuickBird tahun 2010 dan tahun 2015. (2) Permukiman yang penulis tafsirkan
dalam penelitian ini merupakan perkembangan lahan terbangun yang digunakan
sebagai hunian tempat tinggal penduduk. (3) Seberapa besar tingkat akurasi
interpretasi citra QuickBird untuk menganalisis perkembangan permukiman di
Kecamatan Siantar Sitalasari
D. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan luas permukiman di Kecamatan Siantar
Sitalasari tahun 2010 dan tahun 2015?
2. Bagaimana tingkat akurasi penggunaan citra QuickBird tahun 2010 dan
tahun 2015 dalam menganalisis perkembangan permukiman di Kecamatan
Siantar Sitalasari ?
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui perkembangan luas permukiman di Kecamatan Siantar
8
2. Mengetahui tingkat akurasi penggunaan citra QuickBird tahun 2010 dan
tahun 2015 dalam menganalisis perkembangan permukiman di Kecamatan
Siantar Sitalasari.
F. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya managemen
pembangunan Kota Pematangsiantar sebab perkembangan lahan terbangun
yang tidak terkendali akan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Universitas Negeri Medan
khususnya Jurusan Pendidikan Geografi sebagai penambah pengetahuan
dalam bidang Penginderaan Jauh, permukiman dan Sistem Informasi
Geografis (SIG).
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengkaji lebih lanjut
tentang permasalahan sejenisnya atau yang memiliki topik relevan dengan
95 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Perubahan Perkembangan Lahan permukiman Tahun 2010 – 2015
Perkembangan luas permukiman yang terjadi di Kecamatan Siantar
Sitalasari selama kurun waktu 5 tahun sejak tahun 2010 hingga tahun 2015
merupakan perubahan yang cukup besar. Densifikasi permukiman sebagai suatu
proses bertambah dan meluasnya permukiman-permukiman penduduk baik yang
teratur yang merupakan realisasi dari meningkatnya kebutuhan akan ruang.
(Yunus, 1987).
Dengan menentukan klasifikasi densifikasi permukiman menjadi 3 kelas
yaitu : Rendah, Sedang dan Tinggi. Perkembangan luas lahan permukiman
penduduk menunjukan adanya peningkatan selama lima tahun terakhir terhitung
sejak tahun 2010 sampai 2015 yaitu seluas 45,57 hektar. Perkembangan
permukiman yang paling banyak terjadi peningkatan terdapat di Kelurahan Bah
Kapul yaitu seluas 16,74 hektar dari 84,35 hektar menjadi 101,10 hektar
(36,74%). Sedangkan perkembangan permukiman yang terkecil terdapat di
Kelurahan Bukit Shofa dengan peningkatanya seluas 3,84 hektar dari 52,91 hektar
menjadi 5 6 , 7 5 hektar (3.28%), ini terjadi karena keseluruhan lahan Kelurahan
96
2. Tingkat akurasi interpretasi citra QuickBird
Perhitungan tingkat akurasi pada penggunaan citra Quickbird untuk
melihat perkembangan permukiman tahun 2010 dan tahun 2015 diperoleh
akurasi seluruh pemetaan sebesar 100%.
B. Saran
1. Bagi pemerintah perlu memperhatikan dan meninjau kembali perubahan
penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Siantar Sitalasari sehingga
tidak menyebabkan dampak negatif untuk lingkungan dan masyarakat
sekitar.
2. Pemerintah daerah di harapkan agar dapat lebih memperhatikan dalam
masalah penyediaan data yang yang dapat dijadikan sebagai informasi
untuk mengetahui penduduk, dan penggunaan lahannya, dengan harapan
dapat memudahkan peneliti dalam memperoleh informasi mengenai
penggunaan lahan dan perkembangannya.
3. Baik para pengembang maupun penduduk individu diharapkan
membangun rumah tidak pada lahan yang masih produktif agar tanah
97
Daftar Pustaka
Budiharjo, Eko.1993. “Kota Berwawasan Lingkungan”. Penerbit Alumni.
Bandung
Darma, 2009. “Karakteristik permukiman di wilayah pinggiran Kota Jakarta tahun
1991-2007”. Skripsi. Departemen Geografi Universitas Indonesia
Dewianti,Eka Sri. 2014. “Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Aek Kanopan
Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan Menggunakan Citra Landsat Tahun
2000 - 2013.Skripsi. Universitas Negeri Medan.
Dewi, Lestari Winda. 2011. Analisa Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah
Pesisir Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan (1990-2011).
Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.
Firdianti, Sri.2010. ”Perkembangan Permukiman Penduduk di Kecamatan
Ngemplak Kabupaten Boyolali Tahun 1997-2007”. Skripsi. Surakarta.
Gani, Tunggul hermansyah. 2004. “Perubahan pola penggunaan lahan kota binjai
berdasarkan hubungan penggunaan lahan dengan pertumbuhan
penduduk”.Skipsi.Binjai.
Hadi, B.Saiful.2012. “Perubahan penggunaan lahan kecamatan umbulharjo kota
yogyakarta tahun 1987-1996 berdasarkan foto udara“. Skipsi. Yogyakarta.
Indarto. 2013. “Teori dan Praktek Penginderaan Jauh”. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Kementerian pekerjaan umum. 2012. “Strategi Pembanggunan Permukiman Dan
Infrastruktur Perkotaan”. Dokumen SPPIP, Pematangsiantar.
Leonataris, Citra. 2012. “Analisis pola perubahan penggunaan lahan dan
98
Muta’ali, Lutfi.2013. “Penataan Ruang Wilayah dan Kota (Tinjaun Normatif –
Teknis)”. Badan Penerbit Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta
Moeljarto, T.1987. “Politik Pembangunan – Sebuah Analisis Konsep, Arah dan
Strategi”.Tiara Wacana.Yogyakarta
Ndraha, Taliziduhu.2003. “Pembangunan Masyarakat – Mempersiapakan
Masyarakat Tinggal Landas”. Rineka Cita. Jakarta
Pinem. Mbina.2013. “Geografi Permukiman”. Bahan Mata Kuliah”: Jurusan
Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.
Prahasta, Eddy. 2014. “Sistem Informasi Geografis”. Informatika. Bandung.
Pramudji, S.1985. “Pembinaaan Perkotaan di Indonesia”. Bina Aksara. Jakarta.
Rumiris . 2008. “Analisis perubahan penggunaan lahan dan land rent antara
pertanian dengan non pertanian di kecamatan dramaga-kabupaten bogor”.
Skripsi. Bogor .
Sastra, Suparno.2005. “Perencanaan dan Pengembangan Perumahan”. Penerbit
Andi. Yogyakarta.
Sugiharto.2010. “Pembangunan dan Pengembangan Wilayah”. Usu Press. Medan.
Siahaan, Alexsandro. 2011. “Analisis pengaruh pembangunan perumahan
terhadap pengembangan wilayah kecamatan siantar marimbun kota
1
ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI
KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN
2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN
MENGGUNAKAN CITRA
QUICKBIRD
Ahmad Fadli SiregarJurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan 20211 Telp.(061) 6627549. Email : fadliregar7@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui luas permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari tahun 2010 dan tahun 2015, (2) Mengetahui tingkat akurasi penggunaan citra QuickBird tahun 2010 dan tahun 2015 dalam menganalisis perkembangan permukiman di Kecamtan Siantar Sitalasari.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unit penggunaan lahan permukiman yang tampak dan dapt dikenali pada citra wilayah Kecamatan Siantar Sitalasari sehingga menjadi sampel dalam penelitian ini total sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter, interpretasi, observasi dan analisis. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu analisis deskriptif kualitatif.
Perkembangan luas lahan permukiman yang terdapat di Kecamatan Siantar Sitalasari terhadap kelurahan satu dengan kelurahan yang lain berbeda-beda sehingga dapat diklasifikasikan menjadi tiga bedasarkan metode klasifikasi dentifikasi permukiman yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah.
Hasil dari penelitian adalah : (1) Perhitungan perkembangan luas lahan permukiman penduduk menunjukkan adanya peningkatan selama lima tahun terakhir terhitung sejak tahun 2010 sampai 2015 yaitu seluas 45.57 hektar. Perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi peningkatan terdapat di Kelurahan Bah Kapul yaitu seluas 16,74hektar dari 84,35 hektar menjadi 101,10 hektar. Sedangkan perkembangan perkembangan permukiman dengan luasan yang terkecil terdapat di kelurahan Bah Sorma dengan peningkatanya seluas 2,86 hektar, perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi di Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu di Kelurahan Bah Kapul terdapat pada lokasi- lokasi yang dekat dengan jaringan perhubungan atau jalan, baik yang dekat dengan pusat kota atau pusat pemerintahan kecamatan.
tingkat akurasi interpretasi penggunaan lahan Citra Quickbird tahun 2010 dan tahun 2015 diperoleh akurasi seluruh pemetaan sebesar 100,00%.
2 PENDAHULUAN
Pembangunan sangat
diperlukan untuk kelanjutan hidup manusia. Kemajuan pembangunan di suatu wilayah sejalan dengan peningkatan jumlah pertumbuhan
penduduk yang diiringi
meningkatnya standar kualitas dan kuantitas kebutuhan hidup. Dampak dari peningkatan standar kualitas dan kuantitas hidup tersebut mengakibatkan peningkatan kebutuhan ketersediaan fasilitas. Perubahan penggunaan lahan yang merubah tata guna lahan terjadi dalam upaya memenuhi kebutuhan penggunaan fasilitas tersebut.
Makin banyaknya penduduk kota akibat pertumbuhan alami maupun migrasi berimplikasi pada makin besarnya tekanan penduduk atas lahan kota, karena kebutuhan lahan untuk tempat tinggal mereka dan lahan untuk fasilitas-fasilitas lain sebagai pendukungnya yang semakin meningkat. Hal ini menjadi persoalan besar bagi perencana, pengelola kota maupun penduduk sendiri.
Densifikasi merupakan proses dari bertambahnya luasan permukiman. Proses pertambahan luas permukiman ini terlihat dari bertambahnya luasnya wilayah permukiman yang terjadi dari waktu ke waktu. proses densifikasi akan terus terjadi seiring peningkatan kebutuhan akan lahan, khusunya di daerah perkotaan semakin nampak terutama lahan sebagai wadah untuk menampung kegiatan manusia maupun sebagai wadah untuk bermukim, melihat pesatnya perkembangan kota Pematangsiantar. Ketersediaan lahan untuk pembangunan permukiman baru (Eks HGU) Backlog rumah mencapai 6.593 unit pada tahun 2008. ini
terjadi karena lahan permukiman yang berpusat di pusat kota Pematangsiantar terbatas sedangkan
jumlah penduduk yang
membutuhkan hunian terus meningkat, mengakibatkan tingkat kepadatan penduduk dan bangunan yang tinggi (66% penduduk berada di pusat kota) sementara terdapat lahan kosong di bagian utara (Kecamatan Siantar Martoba) dan barat kota (Kecamatan Siantar Sitalasari). (Dokumen SPPIP Kota Pematangsiantar :2012)
Perkembangan permukiman di Kota Pematangsiantar semakin tahun tentunya semakin bertambah maka dari itu peneliti ingin melihat seberapa besar perkembangan permukiman yang ada berdasarkan analisis dengan menggunakan citra QuickBird. sehingga masalah yang melatar belakangi penelitian ini adalah bagaimana perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari dan bagaimana tinggkat akurasi interpretasi citra QuickBird dengan dilapangan dalam mengkaji perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari. dari hasil pengolahan data tersebut akan didapat informasi perkembangan
perumahan dan kawasan
permukiman periode 5 (lima) tahun untuk jangka menengah di Kecamatan Siantar Sitalasari berdasarkan perbandingan citra Kecamatan Siantar Sitalasari tahun 2010 dan tahun 2015 dalam bentuk peta dengan mengintegrasikan teknik penginderaan jauh dan SIG.
METODOLOGI
3 dapat dikenali pada citra wilayah Kecamtan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar dan sekaligus menjadi sampel (total Sampling). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumenter, yakni menyaring dan menganalisis data sekunder dari berbagai Instansi berupa data dalam bentuk tabel dan peta.
Teknik interpretasi, yakni kegiatan mengolah data yang ada sehingga menghasilkan informasi yang baru berupa citra satelit yang akan diuji keakuratannya. Teknik observasi, yakni untuk mengetahui fenomena visual yang ada, meliputi pemanfaatan ruang yang digunakan sebagai areal permukiman.
Teknik analisis, yakni kegiatan menginterpretasi ulang berupa overlay peta sebelum dan sesudah yang akan menghasilkan peta terbaru. Bahan dan alat yang digunakan adalah citra quickbird tahun 2010 dancitra quickbird tahun 2015, serta peta yang bersumber dari google earth pro 7.1.2.2019, peta administrasi, seperangkat komputer dengan software ArcGIS 10.1, GPS, kamera. Pada masing-masing citra quickbird tersebut dilakukan koreksi geometrik yang bertujuan untuk memperbaiki kesalahan posisi atau letak objek yang terekam pada citra. Tahap selanjutnya adalah klasifikasi penggunan lahan. Perhitungan luas daerah penelitian dilakukan pada perangkat komputer pada software ArcGIS 10.1 dengan pengkoreksian peta menggunakan sistem grid UTM (Universal Transverse Mercator). Selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yakni menyajikan data-data hasil observasi dan data sekunder berupa peta hasil citra quickbird tahun 2010 dan tahun 2015.
HASIL PENELITIAN
Analisis Interpretasi Citra Quickbird Berdasarkan hasil interpretasi Citra Quickbird tahun 2010 dan tahun 2015 yang telah di digitasi, menunjukkan perkembangan luas lahan permukiman adanya peningkatan selama lima tahun yaitu seluas 45,57 hektar yaitu penjumlahan Keseluruhan dari perkembangan jumlah areal permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari. Adapun hasil pengecekan titik sampel yang telah dilakukan di lapangan sebanyak 25 titik. Titik sampel yang sesuai dengan hasil interpretasi dan mengalami Perkembangan Permukiman sebanyak 25 titik sehingga diperoleh nilai akurasinya sebesar 100,00%.
Penggunaan Lahan Permukiman tahun 2010
4 Tabel 1. Penggunaan Lahan Permukiman di Daerah Penelitian Tahun 2010
Sumber: Data Olahan, 2010
Gambar 1. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010
Hasil interpretasi
permukiman pada Citra Quickbird menunjukkan bahwa luasan lahan permukiman Kecamatan Siantar Sitalasari untuk tahun 2015 adalah seluas 278,84 Ha.
Sumber: Data Olahan, 2015
Dari tabel diatas terlihat, bahwa pada tahun 2015 luasan lahan Permukiman yang terbanyak adalah di Kelurahan Bah Kapul dengan luas 101,10 hektar, kemudian Setia Negara seluas 76,70 hektar, Bukit Shofa seluas 56,75 hektar, dan luas lahan Permukiman Kelurahan Gurilla seluas 17,90 hektar.
5 Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010 dan Tahun 2015
Dari hasil interpretasi citra yang telah diinterpretasi dan di-overlay dengan menggunakan aplikasi ArcGIS 10.1, maka dapat dilihat perbedaan jenis perubahan penggunaan lahan dari tahun 2010 dan tahun 2015, yaitu : Permukiman pada tahun 2010 memiliki luas sebesar 233,29 hektar dan setelah terjadi perubahan penggunaan lahan permukiman mengalami peningkatan luas areal yaitu menjadi 278.84 dengan luas perubahan penggunaan lahan sebesar 45,57 hektar yang masing-masing perubahannya dari lahan terbuka menjadi Permukiman, lahan Sawah menjadi Permukiman dan lahan Pertanian menjadi permukiman. dalam penelitian ini penulis mengambil jenis penggunaan lahan Permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu semua Perubahan lahan permukiman.
Tabel 3. Perubahan Luas Permukiman Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010 – 2015
Sumber: Hasil Analisis Citra Satelit tahun 2010 dan tahun 2015
Gambar 3. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010-2015.
No Kelurahan
6 KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. perkembangan luas lahan permukiman penduduk menunjukan adanya peningkatan selama lima tahun terakhir terhitung sejak tahun 2010 sampai 2015 yaitu seluas 45,57 hektar. Perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi peningkatan terdapat di Kelurahan Bah Kapul yaitu seluas 16,74 hektar dari 84,35 hektar menjadi 101,10 hektar. Sedangkan perkembangan permukiman yang terkecil terdapat di Kelurahan Bah Sorma dengan peningkatanya seluas 2,86 hektar dari 23,52 hektar menjadi 26,39 hektar. Perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi di Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu di K elurahan Bah Kapul terdapat pada lokasi- lokasi yang dekat dengan jaringan perhubungan atau jalan, baik yang dekat dengan pusat kota atau pusat pemerintahan kecamatan.
2. Perhitungan tingkat akurasi interpretasi penggunaan lahan Citra Quickbird tahun 2010 dan tahun 2014 diperoleh akurasi seluruh pemetaan sebesar 100,00%.
Dari Kesimpulan yang diperoleh, disarankan :
1. Diperlukan ketelitian dan kesabaran baik pada saat melakukan digitasi ataupun pada saat melakukan identifikasi pada citra.
2. Bagi pemerintah perlu memperhatikan dan meninjau kembali perubahan penggunaan
lahan yang terjadi di Kecamatan Siantar Sitalasari sehingga tidak menyebabkan dampak negatif untuk lingkungan dan masyarakat sekitar. 3. Baik para pengembang maupun
7 DAFTAR PUSTAKA
Budiharjo, Eko.1993. “Kota Berwawasan Lingkungan”. Penerbit Alumni. Bandung. Darma, 2009. “Karakteristik Kota
permukiman di wilayah pinggiran Jakarta tahun 1991- 2007”.Skripsi. Depok.
Dewi, Lestari Winda. 2011. Analisa Perubahan Penggunaan Lahan
Wilayah Pesisir Desa Tanjung Rejo Kecamatan
Percut Sei Tuan (1990-2011). Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.
Dewianti,Eka Sri. 2014. “Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Aek Kanopan Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan Menggunakan Citra Landsat Tahun 2000-2013.Skripsi. Universitas Negeri Medan. Firdianti, Sri.2010. ”Perkembangan Permukiman Penduduk di Kecamatan Ngemplak 2007”. Kabupaten Boyolali Tahun 1997- Skripsi. Surakarta. Gani, Tunggul hermansyah. 2004.
“Perubahan Pola Pengunaan
lahan Kota Binjai
Berdasarkan Hubungan
Penggunaan Dengan
Pertumbuhan lahan
Penduduk”. Skripsi. Binjai. Hadi, B.Saiful.2012. “Perubahan penggunaan lahan kecamatan
Kementerian pekerjaan umum. 2012. Permukiman Dan SPPIP, Infrastruktur Perkotaan”. Dokumen Pematangsiantar.
Leonataris, Citra. 2012. “Analisis
Moeljarto, T.1987. “Politik Pembangunan - Sebuah Analisis Konsep, Arah dan Strategi”. Tiara Wacana Yogayakarta.
Ndraha, Taliziduhu.2003. “Pembangunan Masyarakat” Informatika. Bandung.
Pramudji, S.1985. “Pembinaaan Perkotaan di Indonesia”. Bina Aksara. Jakarta.