ANALISIS DAN PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM INTERAKTIF
BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATERI KIMIA LARUTAN DI SMA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh
HERU CHRISTIANTO 8146142014
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA PROGRAM PASCASARJANA
i
ABSTRAK
HERU CHRISTIANTO. Analisis dan Pengembangan Penuntun Praktikum Interaktif Berbasis Multimedia untuk Materi Kimia Larutan di SMA. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh penuntun praktikum Interakif Berbasis Multimedia (IBM) yang standar untuk siswa kelas XI SMA semester II pada materi kimia larutan. Populasi dalam penelitian ini adalah penuntun praktikum kimia SMA yang beredar di sekolah, seluruh guru kimia di SMA se-Sumatera Utara, seluruh dosen kimia di Universitas Negeri Medan dan seluruh siswa kelas XI di SMAN 5 Medan. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling. Penelitian bersifat deskriptif dan pengembangan eksperimen (research and development). Langkah penelitian meliputi: (a) Analisis penuntun praktikum yang dipergunakan di kelas XI semester II; (b) Pengembangan penuntun praktikum IBM untuk materi kimia larutan di SMA; (c) Validasi penuntun praktikum IBM oleh guru dan dosen; dan (d) Uji coba penggunaan penuntun praktikum IBM dalam pembelajaran praktikum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penuntun praktikum IBM yang telah dikembangkan untuk siswa kelas XI SMA semester II pada materi kimia larutan telah layak/ standar sesuai dengan BSNP. Penuntun praktikum IBM untuk materi kimia larutan terdiri dari percobaan indikator asam basa, indikator alami, titrasi asam basa, hidrolisis garam, dan larutan penyangga/ buffer. Standarisasi penuntun praktikum IBM menunjukkan bahwa responden memberikan respon positif terhadap penuntun praktikum IBM dengan nilai rata-rata standarisasi 4,40 lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata standarisasi penuntun praktikum yang ada di sekolah (penuntun praktikum A = 3,81 dan penuntun praktikum B = 3,75). Implementasi penuntun praktikum IBM yang dikembangkan memberikan hasil belajar kognitif yang lebih tinggi kepada siswa kelas eksperimen-1 dibandingkan dengan hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen-2. Persen peningkatan hasil belajar kelas eksperimen-1 sebesar 74% dengan kategori tinggi, sedangkan kelas eksperimen-2 sebesar 65% dengan kategori sedang. Hasil uji coba juga menunjukkan ada pengaruh afektif dan psikomotor terhadap hasil belajar kognitif siswa secara parsial dan simultan. Kontribusi atau pengaruh afekfif dan psikomotor terhadap hasil belajar kognitif siswa sebesar 43,7%. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar melalui pembelajaran praktikum menggunakan penuntun praktikum IBM yang dikembangkan lebih tinggi (R2 = 0,610) dengan kriteria kuat dibandingkan dengan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar melalui pembelajaran praktikum menggunakan penuntun praktikum yang ada di sekolah (R2 = 0,077) dengan kriteria rendah.
ii
ABSTRACT
HERU CHRISTIANTO. Analysis and Development of Interactive Based Multimedia Practical Guide for Chemical Solution Topic in High School. Postgraduate Program of the State University of Medan, 2016.
The objective of this research was to obtain an Interactive Based Multimedia (IBM) practical guide standard for high school students of eleventh grade in the second semester for chemical solution topic. The population in this research is the chemical practical guide of outstanding at the school, all of chemistry teacher at high school in North Sumatera, all of chemistry lecturer at the State University of Medan and all of eleventh grade students of SMAN 5 Medan. Samples were taken by purposive sampling. This research was conducted by using descriptive and experimental development (research and development). The procedure of this research were: (a) Analysis of practical guides that are used at eleventh grade students in second semester; (b) Development of an IBM practical guide for chemical solution topic in high school; (c) Validation of IBM practical guide by teachers and lecturers; and (d) Trial use IBM practical guide in practical learning. The results show that the IBM practical guide that have been developed for eleventh grade students in the second semester for chemical solution topic has a decent or standards in accordance with BSNP (National Education Standards). IBM practical guide for chemical solution consists of acid-base indicator experiment, an indicator of natural experiment, acid-acid-base titration experiment, hydrolysis of salt experiment, and a buffer solution experiment. Standardization of IBM practical guide showed that respondents gave a positive response to the IBM practical guide with the average value of standardization 4,40 higher than the average value of standardization of practical guide in school (practical guide A = 3,81 and practical guide B = 3,75). The implementation of IBM practical guide provided the cognitive learning was higher to student experimental class-1 compared than results of students cognitive learning experimental class-2. The percentage of increase learning outcomes experimental class-1 was 74% with the high category, while the experimental class-2 was 65% in the medium category. The trial results also showed that influence on the affective and psychomotor learning outcomes of students cognitive partially and simultaneously. Contribute or influence affective and psychomotor for cognitive learning outcomes of students was 43,7%. The influence of students motivation for learning outcomes by practical learning using IBM practical guide was higher (R2 = 0,610) with strong category compared than the influence of students motivation for learning outcomes by practical learning using practical guide in school (R2 = 0,077) with low category.
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur yang tak terhingga atas segala Anugerah dan Berkat dari Bapa Sorgawi, sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian tesis yang berjudul “Analisis dan Pengembangan Penuntun Praktikum Interaktif Berbasis Multimedia untuk Materi Kimia Larutan di SMA” dengan usaha yang baik.
Penulisan tesis ini bertujuan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Selain itu, penulis juga dapat melatih dan mengembangkan kemampuan dalam menemukan masalah-masalah yang ada dalam pendidikan dan mencari solusinya.
iv
Siswa Lubuk Pakam, dan SMAN 2 Pematang Siantar yang membantu dalam pengumpulan data selama penelitian, terkhusus Ibu Dra. Nurmida Rumapea, M.Si sebagai guru pamong dan observer dalam penelitian uji coba penuntun praktikum Interaktif Berbasis Multimedia. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd yang memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian tesis ini.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda A. Aritonang, dan Ibunda Ahdaniah Hutabarat, beserta adik Firmansyah Putra dan Winnerianto yang telah memberikan pengorbanan, doa, dan motivasi.
Terimakasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada rekan-rekan sejawat Magister Pendidikan Kimia angkatan XXV yang memberikan dukungan, saran, dan komentar dalam menyelesaikan studi pascasarjana di Universitas Negeri Medan, khususnya kelas eksekutif B1 dan teman-teman seperjuangan dari Riau. Terimakasih juga kepada Ahmad Holidi yang membantu memberikan saran dalam pengolahan data menggunakan program SPSS sekaligus sebagai observer dalam penelitian uji coba.
Penulis menyadari dalam penulisan tesis ini terdapat kekurangan- kekurangan yang disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Akhirnya, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, 26 Februari 2016
v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 7
1.3. Batasan Masalah ... 8
1.4. Rumusan Masalah ... 9
1.5. Tujuan Penelitian ... 11
1.6. Manfaat Penelitian ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Pembelajaran ... 13
2.1.1. Pengertian Pembelajaran ... 13
2.1.2. Tujuan Pembelajaran ... 14
2.1.3. Teori Belajar ... 17
2.1.4. Hasil Belajar dan Teknik Evaluasinya ... 19
2.2. Media Pembelajaran ... 21
2.3. Penuntun Praktikum ... 23
2.4. Pembelajaran Interaktif Berbasis Multimedia ... 24
2.5. Model Pembelajaran Kooperatif ... 26
2.6. Laboratorium dan Rancangan Kegiatan ... 30
2.7. Penelitian dan Pengembangan ... 32
2.8. Kerangka Berpikir ... 37
2.9. Hipotesis ... 39
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Penelitian ... 41
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41
3.3. Populasi dan Sampel ... 42
3.4. Variabel Penelitian ... 42
3.5. Instrumen Pengumpulan Data ... 43
3.5.1. Angket Validasi Penuntun Praktikum ... 43
3.5.2. Instrumen Soal ... 43
3.6. Jenis Penelitian ... 44
3.7. Desain Penelitian ... 44
3.8. Prosedur Penelitian ... 45
3.8.1. Tahap Analisis ... 47
vi
3.8.3. Tahap Validasi ... 48
3.8.4. Tahap Revisi ... 48
3.8.5. Tahap Evaluasi ... 48
3.9. Teknik Analisis Data ... 49
3.9.1. Analisis Angket Validasi Penuntun Praktikum ... 49
3.9.2. Analisis Data Hasil Implementasi ... 50
3.9.2.1. Uji Normalitas 50 3.9.2.2. Uji Homogenitas 50 3.9.2.3. Uji Hipotesis 50 3.9.2.4. Persen Kontribusi/ Pengaruh Afektif dan Psikomotor terhadap Hasil Belajar Kognitif 51 3.9.2.5. Data Hasil Belajar 52 3.9.2.6. Persen Peningkatan Hasil Belajar 52 3.9.3. Analisis Angket Motivasi Belajar 52 ... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Umum Penelitian ... 54
4.2. Analisis Penuntun Praktikum yang Ada di Sekolah ... 57
4.3. Pengembangan Penuntun Praktikum ... 61
4.4. Standarisasi Penuntun Praktikum ... 64
4.5. Uji Coba Penuntun Praktikum ... 66
4.6. Implementasi Penuntun Praktikum ... 68
4.6.1. Uji Normalitas 70 4.6.2. Uji Homogenitas 71 4.6.3. Uji Hipotesis 71 4.6.4. Persen Kontribusi Afektif dan Psikomotor terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa 73 4.6.5. Persen Peningkatan Hasil Belajar 73 4.7. Pengaruh Penuntun Praktikum IBM terhadap Motivasi Belajar Siswa ... 75
4.8. Pembahasan ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 83 5.2. Saran 84 DAFTAR PUSTAKA ... 85
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tahapan pembelajaran berbasis masalah ... 29
Tabel 3.1. Kriteria validasi penuntun praktikum ... 43
Tabel 3.2. Desain penelitian ... 45
Tabel 4.1. Perbandingan rata-rata hasil uji kelayakan ... 55
Tabel 4.2. Perbandingan rata-rata nilai pretest, posttest, dan gain berdasarkan tingkat kemampuan awal siswa ... 56
Tabel 4.3. Penilaian kualitas penuntun praktikum penerbit A menurut persepsi dosen kimia (P) dan guru kimia (Q) ... 58
Tabel 4.4. Penilaian kualitas penuntun praktikum penerbit B menurut persepsi dosen kimia (P) dan guru kimia (Q) ... 59
Tabel 4.5. Deskripsi hasil pengembangan penuntun praktikum pada setiap percobaan ... 63
Tabel 4.6. Penilaian kualitas penuntun praktikum IBM yang telah dikembangkan menurut persepsi dosen kimia (P) dan guru kimia (Q) ... 65
Tabel 4.7. Deskripsi hasil uji coba penuntun praktikum IBM ... 67
Tabel 4.8. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran praktikum ... 69
Tabel 4.9. Hasil uji normalitas pretest, posttest, gain, afektif dan psikomotor . 70 Tabel 4.10. Hasil uji homogenitas data pretest ... 71
Tabel 4.11. Hasil uji hipotesis pertama ... 72
Tabel 4.12. Hasil uji hipotesis kedua ... 72
Tabel 4.13. Hasil uji hipotesis ketiga ... 73
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus ... 91
Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen-1 ... 97
Lampiran 3. RPP Kelas Eksperimen-2 ... 103
Lampiran 4. Kisi-Kisi Soal Pretest/Posttest Asam Basa ... 109
Lampiran 5. Soal Evaluasi ... 119
Lampiran 6. Angket Kelayakan Isi Penuntun Praktikum Materi Kimia Larutan... 125
Lampiran 7. Data Hasil Pretest, Posttest, dan Gain ... 126
Lampiran 8. Data Hasil Belajar Kimia Siswa Berdasarkan Tingkat Kemampuan Awal ... 127
Lampiran 9. Data Penilaian Afektif ... 128
Lampiran 10. Data Penilaian Psikomotor ... 131
Lampiran 11. Data Hasil Laporan Praktikum ... 135
Lampiran 12. Data Hasil Soal Evaluasi ... 136
Lampiran 13. Tabulasi Hasil Jawaban Angket Dosen dan Guru ... 137
Lampiran 14. Angket Motivasi Belajar Siswa ... 140
Lampiran 15. Data Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa ... 141
Lampiran 16. Data SPSS Uji Normalitas ... 142
Lampiran 17. Data SPSS Uji Homogenitas ... 146
Lampiran 18. Data SPSS Uji Hipotesis ... 147
Lampiran 19. Daftar T Tabel ... 149
Lampiran 20. Daftar F Tabel ... 150
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Setiap inovasi pendidikan, khususnya dalam pengembangan media dan
bahan ajar dihasilkan dari upaya pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh
faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Bermacam upaya dalam
meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan secara berkesinambungan,
mulai dari pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru, perbaikan sarana
prasarana, peningkatan mutu manajemen sekolah sampai dengan
pembaharuan kurikulum.
Lee, dkk., (2010) menyatakan bahwa salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui pengadaan materi pelajaran
yang bermutu. Pengadaan materi pelajaran bermutu dapat dilakukan melalui
penyusunan bahan ajar bermutu. Bahan ajar bermutu harus mampu
menyajikan materi ajar sesuai dengan tuntutan kurikulum, mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan dapat menjembatani
pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan dapat tercapai
(Situmorang, 2013).
Sistem pendidikan nasional dewasa ini menunjukkan perkembangan
yang cukup pesat seiring dengan era globalisasi. Pendidikan mempunyai
peran penting dalam perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa.
Salah satu masalah pendidikan yang sering dikemukakan di berbagai
2
mutu pendidikan Indonesia (Muslich, 2007). Untuk itu dilakukan
pembenahan kurikulum.
Pemberlakuan kurikulum 2013 pada bidang pendidikan dianggap
sebagai alternatif yang bersifat preventif dalam peranannya membangun
generasi yang berkarakter. Pemberlakuan kurikulum 2013 diharapkan dapat
mengembangkan kualitas generasi bangsa guna mengurangi permasalahan
kualitas dan karakter bangsa. Terkait dengan perbaikan kualitas pendidikan
dan pengembangan karakter peserta didik, pengadaan fasilitas belajar yang
memadai perlu dilakukan (Hosler dan Boomer, 2011). Penuntun praktikum
adalah salah satu fasilitas pendidikan penting sebagai bagian dari bahan ajar
yang perlu dikembangkan, khususnya dalam mata pelajaran Kimia. Kimia
sebagai bagian dari sains berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami
alam secara sistematis. Seseorang yang mempelajari kimia tidak hanya
membutuhkan keterampilan saja, tetapi juga diperlukan proses berfikir untuk
memahami, menemukan, mengembangkan konsep, teori dan hukum serta
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Purnayanti, 2012).
Pembelajaran kimia menghendaki adanya hubungan konseptual antara
representasi makroskopis (fenomena proses kimia), mikroskopis (molekuler),
dan simbolis. Kurikulum mata pelajaran kimia harus membimbing siswa
untuk menggunakan berbagai macam representasi kimia secara visual dan
verbal, khususnya dalam pembelajaran praktikum di laboratorium. Melalui
interaksi sosial, siswa harus diberikan kesempatan untuk membangun konsep
3
dengan yang lainnya, sehingga untuk mempelajari kimia, siswa harus
menggunakan bahasa yang tepat dan merekonstruksi suatu pemahaman yang
sesuai dengan bahasa dan budaya di luar sekolah, sehingga pembelajaran
yang dialami siswa akan lebih bermakna (Wu, 2003).
Penuntun praktikum didefinisikan sebagai bahan ajar yang berisi
pedoman dalam melakukan kegiatan praktikum di laboratorium dengan
tujuan terciptanya kegiatan praktikum yang optimal dalam suatu proses
pembelajaran. Laboratorium berperan penting dalam pembelajaran kimia
untuk memahami konsep-konsep abstrak agar konsep tersebut dapat dengan
mudah dipahami menjadi konsep yang konkret. Bagci dan Simsek (1999)
dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa studi laboratorium dapat
meningkatkan minat dan kemampuan siswa untuk mata pelajaran sains serta
dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik
dalam mencapai tujuan praktikum. Tezlan dan Bligin (2004) menyatakan
perumpamaan mengenai pembelajaran kimia, bahwa “Seseorang yang belajar
menggambar, namun tanpa menggunakan cat dan kanvas atau seseorang yang
mencoba belajar bersepeda, namun tanpa menggunakan sepeda sama halnya
dengan seseorang yang belajar kimia tanpa melakukan praktikum”. Hal ini
berarti bahwa pembelajaran kimia paling efektif dapat dilakukan melalui
kegiatan praktikum. Pernyataan ini juga didukung oleh hasil penelitian yang
dilakukan langsung oleh peneliti (Christianto, dkk., 2014) bahwa sebagian
4
praktikum dibanding nilai kognitif. Artinya siswa lebih menyenangi kegiatan
praktikum.
Banyak penelitian mengenai media dan metode dalam pembelajaran
Kimia telah dilakukan. Namun, hasil observasi di lapangan menunjukkan
guru-guru kimia masih merasa kesulitan dalam mengajarkan ilmu kimia,
terutama dalam pengajaran praktikum di laboratorium. Masih banyak
dijumpai guru yang hanya mengajar teori tanpa melakukan praktikum yang
seharusnya dilakukan berdasarkan silabus. Akibatnya siswa hanya mengingat
dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi
dan mengaplikasikan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
mengakibatkan ketika anak lulus sekolah, mereka hanya pintar secara teoritis
tetapi sangat miskin aplikasi (Brickman, 2009). Pernyataan ini diperkuat
dengan pendapat Jahro (2009) bahwa ada terdapat 20 topik kimia yang ideal
untuk dilakukan praktikum oleh siswa SMA/MA selama mereka belajar
kimia di SMA, namun kenyataannya hanya 3,6 % siswa yang hanya
melakukan lebih dari 10 kali praktikum kimia di SMA/MA. Tidak
maksimalnya pelaksanaan praktikum di sekolah disebabkan oleh beberapa
faktor, di antaranya belum tersedianya penuntun praktikum kimia yang
menjadi pedoman dalam melakukan praktikum kimia, guru juga belum
memiliki panduan dalam menilai keterampilan proses sains dan sikap ilmiah,
serta tidak tersedianya alat dan bahan praktikum yang mendukung kegiatan
praktikum karena disebabkan oleh mahalnya alat dan bahan tersebut (Tuysuz,
5
Melihat beberapa permasalahan tersebut yang menyebabkan
pelaksanaan kegiatan praktikum yang tidak maksimal, sebenarnya prinsip
Kimia yang berlandaskan eksperimen telah dihilangkan oleh kasus tersebut.
Untuk itu, perlu pengadaan pedoman praktikum berupa penuntun praktikum,
sehingga guru atau siswa dapat dengan mudah melakukan praktikum kimia di
SMA/MA.
Saat ini telah tersedia beberapa penuntun praktikum yang ada di
sekolah. Namun setelah ditelusuri, buku-buku penuntun praktikum tersebut
mempunyai kelemahan yang sama yaitu monoton hanya pada penggunaan
alat dan bahan di laboratorium, bahkan ada yang tidak sesuai dengan tuntutan
silabus. Akibatnya beberapa sekolah tidak menggunakan buku penuntun
tersebut sebagai acuan kegiatan praktikum. Penuntun praktikum perlu
didesain semenarik mungkin, sehingga praktikum mudah dipahami dan
dilakukan oleh siswa, serta efisien dalam penggunaan alat dan bahan.
Penuntun praktikum yang interaktif selama ini masih jarang dijumpai
dalam pembelajaran di sekolah sementara kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi saat ini semakin berkembang. Hal ini menunjukkan bahwa peran
penuntun praktikum dalam menunjang kemajuan dunia pendidikan masih
lambat dari pesatnya kemajuan teknologi informasi. Untuk itu dibutuhkan
kreatifitas dalam menyusun penuntun praktikum yang interaktif agar
menjadikan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Penuntun praktikum
tidak hanya bisa dibuat dalam bentuk buku atau handout, tetapi juga bisa
6
menggunakan web (internet) sebagai sumber belajar bagi siswa. Anwar
(2011) mengembangkan pembelajaran kimia melalui media CD (Compact
Disc) interaktif yang menyajikan representasi materi kimia dengan baik,
hasilnya dapat memudahkan guru dalam mengajar kimia dan meningkatkan
motivasi belajar siswa. Hal yang sama juga dilakukan oleh Widiyatmoko
(2012) yang menyatakan bahwa perangkat pembelajaran dengan pendekatan
physics-edutainment berbantuan CD pembelajaran interaktif mampu meningkatkan hasil belajar dan minat siswa. Oktiarmi, dkk., (2014) juga telah
melakukan penelitian mengenai pengembangan bahan ajar interaktif pada
praktikum kimia titrasi asam basa menggunakan program Adobe Flash CS4
Professional, hasilnya kegiatan praktikum menjadi lebih terarah dan siswa dapat menghargai waktu dengan baik.
Pemanfaatan teknologi informasi, multimedia dan e-learning untuk
pembelajaran melalui fasilitas online mampu menciptakan pembelajaran
mandiri (Mahdjoubi dan Rahman, 2012). Siswa menjadi lebih aktif dalam
memberikan tanggapan terhadap pembelajaran yang disajikan secara
interaktif (Sudria, dkk., 2011). Selain keaktifan siswa dalam pembelajaran,
hasil penelitian Thompson, dkk., (2010) menyatakan bahwa keterampilan
siswa dalam pemecahan masalah juga dapat meningkat secara signifikan
melalui pembelajaran interaktif online. Bukan hanya itu, efisiensi dalam
penggunaan bahan di laboratorium juga dapat terjadi melalui pembelajaran
7
dengan menggunakan media virtual dapat mengurangi biaya dan
pemeliharaan fasilitas laboratorium, serta efektif bagi siswa dalam kegiatan
belajar.
Analisis penuntun praktikum yang telah dilakukan sebelumnya
menunjukkan bahwa penuntun praktikum layak menjadi acuan praktikum dan
sumber pendukung belajar Kimia (Tobing, 2012; Sembiring, 2013; Emiliya,
2015; Zakiah, 2015; Yani, 2015; dan Purba, 2015). Penuntun praktikum juga
harus menjawab kebutuhan siswa dan dapat menjadi inovasi pembelajaran
sesuai tuntutan Kurikulum. Inovasi pembelajaran melalui penuntun praktikum
yang interaktif diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan dan
Sumber Daya Manusia yang dapat bersaing mengikuti perkembangan
teknologi. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian
pada kajian inovasi pembelajaran yang interaktif dengan judul, “Analisis dan
Pengembangan Penuntun Praktikum Interaktif Berbasis Multimedia
untuk Materi Kimia Larutan di SMA”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka timbul masalah
yang penting untuk dikaji dan diteliti. Adapun yang menjadi identifikasi
masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana efektifitas penuntun praktikum kimia terhadap hasil belajar
kimia siswa?
8
3. Apakah semua praktikum kimia SMA dilakukan di sekolah sesuai
dengan silabus pembelajaran?
4. Bagaimana format penyusunan penuntun praktikum kimia yang baik
untuk SMA?
5. Bagaimana membuat penuntun praktikum kimia yang layak dan menarik,
mudah dilaksanakan, aman bagi praktikan sewaktu pelaksanaan dan
dapat membantu siswa dalam mempelajari kimia?
6. Bagaimana persepsi guru kimia dan dosen atas kelayakan atau
standarisasi buku penuntun praktikum kimia yang digunakan oleh SMA?
7. Bagaimana pengaruh afektif dan psikomotor secara parsial terhadap hasil
belajar kognitif siswa melalui pembelajaran praktikum?
8. Bagaimana pengaruh afektif dan psikomotor secara simultan terhadap
hasil belajar kognitif siswa melalui pembelajaran praktikum?
9. Berapa besar kontribusi atau pengaruh afektif dan psikomotor terhadap
hasil belajar kognitif siswa melalui pembelajaran praktikum?
10. Bagaimana pengaruh penuntun praktikum terhadap motivasi belajar
siswa melalui pembelajaran praktikum?
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini memberikan arah yang tepat, maka masalah perlu
dibatasi sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di SMA yang ada di Sumatera Utara baik negeri
9
2. Penelitian dibatasi pada materi praktikum kimia SMA kelas XI yaitu
Kimia Larutan yang meliputi indikator asam basa, indikator alami, titrasi
asam basa, hidrolisis garam dan larutan penyangga/buffer yang mengacu
pada standar isi kurikulum 2013. Uji coba hanya dibatasi pada praktikum
indikator asam basa, indikator alami dan titrasi asam basa.
3. Implementasi penuntun praktikum menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah.
4. Penelitian difokuskan pada pendapat guru kimia yang memiliki kualifikasi
minimal sarjana (S1) dan terlibat aktif di laboratorium.
5. Pengembangan penuntun praktikum interaktif berbasis multimedia (IBM)
menggunakan media video praktikum yang ada di dalam web.
6. Uji coba buku penuntun praktikum kimia dilakukan secara mikro dengan
uji ahli dan uji makro pada laboratorium di SMA yang terpilih sesuai
tujuan penelitian.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi guru kimia dan dosen atas kelayakan atau standarisasi
buku penuntun praktikum kimia yang digunakan oleh SMA?
2. Apakah penuntun praktikum IBM yang dikembangkan untuk kelas XI
10
3. Apakah implementasi penuntun praktikum IBM yang dikembangkan
memberikan hasil belajar yang lebih tinggi kepada kelompok siswa kelas
XI SMA semester II dibandingkan dengan kelompok siswa dengan
implementasi penuntun praktikum yang ada di sekolah?
4. Berapa persen peningkatan hasil belajar pada kelompok siswa yang
dibelajarkan menggunakan penuntun praktikum IBM yang dikembangkan
dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan penuntun praktikum
yang ada di sekolah?
5. Apakah ada pengaruh afektif dan psikomotor terhadap hasil belajar
kognitif siswa secara parsial melalui pembelajaran praktikum
menggunakan penuntun praktikum IBM yang dikembangkan?
6. Apakah ada pengaruh afektif dan psikomotor terhadap hasil belajar
kognitif siswa secara simultan melalui pembelajaran praktikum
menggunakan penuntun praktikum IBM yang dikembangkan?
7. Berapa besar kontribusi atau pengaruh afektif dan psikomotor terhadap
hasil belajar kognitif siswa melalui pembelajaran praktikum menggunakan
penuntun praktikum IBM yang dikembangkan?
8. Bagaimana pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar melalui
pembelajaran praktikum menggunakan penuntun praktikum IBM yang
dikembangkan dibandingkan dengan pengaruh motivasi belajar siswa
terhadap hasil belajar melalui pembelajaran praktikum menggunakan
11
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh data persepsi guru kimia dan dosen atas kelayakan
atau standarisasi buku penuntun praktikum kimia yang digunakan oleh
SMA.
2. Untuk memperoleh penuntun praktikum IBM yang standar untuk siswa
kelas XI SMA semester II pada materi kimia larutan.
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kognitif siswa antara siswa
yang dibelajarkan menggunakan penuntun praktikum IBM dibandingkan
dengan siswa yang dibelajarkan tanpa implementasi penuntun praktikum
IBM.
4. Untuk mengetahui besarnya persen peningkatan hasil belajar pada
kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan penuntun praktikum
IBM yang dikembangkan dan kelompok siswa yang dibelajarkan
menggunakan penuntun praktikum yang ada di sekolah.
5. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh afektif dan psikomotor siswa
terhadap hasil belajar kognitif siswa secara parsial melalui pembelajaran
praktikum menggunakan penuntun praktikum IBM yang dikembangkan.
6. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh afektif dan psikomotor siswa
terhadap hasil belajar kognitif siswa secara simultan melalui pembelajaran
12
7. Untuk mengetahui besarnya kontribusi atau pengaruh afektif dan
psikomotor terhadap hasil belajar kognitif siswa melalui pembelajaran
praktikum menggunakan penuntun praktikum IBM yang dikembangkan.
8. Untuk mengetahui perbandingan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap
hasil belajar melalui pembelajaran praktikum antara menggunakan
penuntun praktikum IBM yang dikembangkan dengan penuntun praktikum
yang ada di sekolah.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk menyusun
penuntun praktikum IBM untuk materi kimia larutan di SMA kelas XI
semester II yang dapat membangkitkan minat belajar kimia siswa.
2. Untuk memperoleh penuntun praktikum IBM yang layak, menarik, dan
dapat membantu siswa kelas XI SMA dalam mempelajari kimia.
3. Memberikan sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, calon
guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan, dan peneliti
selanjutnya yang ingin mengkaji secara lebih mendalam tentang hasil
pengembangan penuntun praktikum IBM.
4. Memberikan pertimbangan dan alternatif bagi guru dan sekolah tentang
pentingnya penuntun praktikum IBM untuk materi kimia larutan sebagai
alat penunjang dalam pembelajaran kimia di laboratorium guna
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penuntun praktikum kimia yang digunakan oleh SMA sudah layak atau standar berdasarkan persepsi guru kimia dan dosen, namun masih ada kekurangan yang harus diperbaiki.
2. Penuntun praktikum IBM yang telah dikembangkan untuk kelas XI SMA semester II pada materi kimia larutan telah layak/ standar dengan nilai rata-rata 4,40 yang artinya sangat valid dan tidak perlu revisi.
3. Implementasi penuntun praktikum IBM yang dikembangkan memberikan hasil belajar kognitif yang lebih tinggi kepada kelompok siswa kelas XI SMA semester II dibandingkan dengan kelompok siswa dengan implementasi penuntun praktikum yang ada di sekolah.
4. Persen peningkatan hasil belajar pada kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan penuntun praktikum IBM yang dikembangkan sebesar 74% dengan kategori tinggi sedangkan persen peningkatan hasil belajar pada kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan penuntun praktikum yang ada di sekolah sebesar 65% dengan kategori sedang.
84
6. Ada pengaruh afektif dan psikomotor terhadap hasil belajar kognitif siswa secara simultan melalui pembelajaran praktikum menggunakan penuntun praktikum IBM yang dikembangkan.
7. Kontribusi atau pengaruh afektif dan psikomotor terhadap hasil belajar kognitif siswa melalui pembelajaran praktikum menggunakan penuntun praktikum IBM yang dikembangkan sebesar 43,7%.
8. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar melalui pembelajaran praktikum menggunakan penuntun praktikum IBM yang dikembangkan lebih tinggi (R2 = 0,610) dengan kriteria kuat dibandingkan dengan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar melalui pembelajaran praktikum menggunakan penuntun praktikum yang ada di sekolah (R2 = 0,077) dengan kriteria rendah.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran yaitu:
1. Bagi guru, penuntun praktikum IBM dapat dijadikan sebagai acuan inovasi pembelajaran khususnya dalam kegiatan praktikum dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar kimia dan motivasi siswa.
85
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y., (2014), Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013, Refika Aditama, Bandung.
Anderson, L.W., (2001), A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Longman, New York.
Anwar, S., (2010), Pengembangan CD Pembelajaran Interaktif Kimia SMA Berbasis Intertekstualitas Ilmu Kimia Sebagai Alternatif Model Pembelajaran, Jurnal Pengajaran MIPA, 15(1): 50-60.
Arifin, (2000), Strategi Belajar Mengajar, Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UPI, Bandung.
Arikunto, S., (2008), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta.
Bagci, N., dan Simsek, S., (1999). The Influence of Different Teaching Methods in Teaching Physics Subjects on Student’s Success, The Journal of Gazi Educational Faculty, 19(3): 79-88.
Borg dan Gall, (1983), Educational Research; An Introduction, Longman Inc, New York & London.
Brickman, P., C. Gormally, N. Armstrong, B. Hallar, (2009), Effects of Inquiry-based Learning on Students Science Literacy Skills and Confidence, International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 3. Christianto, H., Azmi, J., dan Susilawati, (2014), Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Facilitator And Explaining (SFAE) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Kimia Koloid di Kelas XI IPA, Jurnal Pendidikan Kimia, 6(2): 150-154.
Dick, W., dan Carey, (2005), The Systemic Design of Instructional (6th ed), Omegatype Typography Inc, New York.
Dimyati dan Modjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, S.B., dan Zain, A., (1995), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
86
Emiliya, R., (2015), Pengembangan Penuntun Praktikum Model Discovery dan Project Based Learning pada Pembelajaran Asam dan Basa di SMA Kelas XI, Jurnal Pendidikan Kimia.
Fredpercipal, H.E., (1984), A Hand Book of Educational Technology, Nichols Publishing Company, New York.
---, Reseir, dan Robert A., (1982), Characteristics of Media Selection Models, Review of Educational Research, Winter, 52(4): 499-512.
Gagne, R.M., dan Driscoll, M.P., (1989), Essential of Learnings for Instruction, Prentice Hall Inc, New Jersey.
Gay, L.R., (1991), Educational Evaluation and Measurement: Competencies for Analysis and Application - Second Edition, Macmillan Publishing Company, New York.
Hake, R.R., (1998), Interactive – Engagement Versus Tradisional Methods : A Six – Thousand – Student Survey of Mechanics Tes Data For Introductory Physics Course, Am. J. Phys, 66(1): 64-74.
Hamalik, (2005), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bumi Aksara, Bandung.
Heinich, R., (1989), Intructional Media and The New Technologies of Intruction (Second Edition), Macmillan Publishing Company, New York.
Hosler, J., dan Boomer, K.B., (2011), Are Comic Books an Effective Way to Engange Nonmajors in Learning and Appreciating Science, CBE-Life Science Educational, 10: 309-317.
Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan
Jahro, I.S., (2009), Analisis Penerapan Metode Praktikum pada Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan Kimia, 1: 20-26.
Jihad, A., dan Abdul, H., (2013), Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta.
87
Lubis, M., (1993), Pengelolaan Laboratorium IPA, Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
Mager, R.F., (1962), Preparing Instructional Objectives, Fearon Publisher, Palo Alto CA.
Mahdjoubi, L., dan Rahman, M.A.A., (2012), Effect of Multimedia Characteristics on Notice CAD Learner’s Practice Performance, Architectural Engineering and Design Management, 8: 214-225.
---, (2008), Standar Kompetensi dan Kompetensi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mulyono, (2005), Pengembangan dan Implementasi Model Praktikum Kimia Berbasis Lingkungan Tempat Tinggal Siswa Pada SMU di Bandung, Jurnal Pengajaran MIPA, 6(1).
Muslich, M., (2007), Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta.
Nazir, M., (2003), Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Oktiarmi, P., Rusdi, M., dan Asrial, (2014), Pengembangan Bahan Ajar Multimedia Interaktif pada Praktikum Titrasi Asam Basa, Edu-Sains, 3(1): 6-12.
Padmo, D., (2004), Teknologi Pembelajaran: Peningkatan Kualitas Belajar Melalui Teknologi Pembelajaran, Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan, Ciputat.
Popham, W.J., dan Baker, E.L., (2005), Teknik Mengajar Secara Sistematis, Rineka Cipta, Jakarta.
Purba, F.J., (2015), Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI Materi Laju Reaksi Sesuai dengan Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis Proyek, Jurnal Pendidikan Kimia.
Purnayanti, L., (2012), Learning Starts with A Question, http://laksmie.guru-indonesia.net/artikel-detail-28013.html (27 Maret 2015).
Riduwan dan Sunarto, (2012), Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis, Alfabeta, Bandung.
88
Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito, (1986), Media Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Saefuddin, A., dan Berdiati, I., (2014), Pembelajaran Efektif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta.
Sarwiko, D., (2012), Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Menggunakan Macromedia Director Mx (Studi Kasus Mata Kuliah Pengolahan Citra Pada Jurusan S1 Sistem Informasi), Perguruan Tinggi Gunadarma, Depok.
Seels, B.B., dan Richey, R.C., (1994), Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya, IPTPI LPTK UNJ, Jakarta.
Sembiring, R.H., (2013), Pengembangan Buku Penuntun Praktikum Kimia Kelas XII SMA Berdasarkan Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jurnal Pendidikan Kimia.
Shin, D., Yoon, E.S., Lee, K.Y., dan Lee, E.S., (2002), A Web Based, Interactive Virtual Laboratory System for Unit Operations and Process System Engineering Education: Issues, Design, and Implementation, Computers and Chemical Engineering, 26: 319-330.
Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 237-245.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, N., dan Rivai, A., (1991), Media Pengajaran, Sinar Baru, Bandung.
---, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudrajat, A., (2011), Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Rineka Cipta, Jakarta.
89
Sugihartono, (2007), Psikologi Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta Press, Yogyakarta.
Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Alfabeta, Bandung.
Sukardjo dan Sari, L.P., (2009), Penilaian dan Evaluasi Hasil Pembelajaran IPA, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Sukarso, (2005), Pengertian dan Fungsi Laboratorium, http://wanmustafa.wordpress.com/pengertian-dan-fungsi-laboratorium (1 April 2015).
Sukmadinata, N.S., (2002), Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Surapranata, S., (2004), Interpretasi Hasil Tes, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Suprihatiningrum, J., (2013), Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Surya, M., (2003), Pengukuran Prestasi Belajar, IKIP, Bandung.
Sutikno, M.S., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Prospect, Bandung.
Suyanti, D.R., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Tezcam, H., dan Bilgin, E., (2004), Affects of Laboratory Method and Other Factors on The Students Success in The Teaching of The Vation Subject at The High School, The Journal of Gazi Educational Faculty, 24: 175-191. Thompson, K.V., Nelson, K.C., Marbach-Ad, G., Keller, M., dan Fagan, W.F.,
(2010), Online Interactive Teaching of Modules Enhance Quantitative Proficiency of Introductory Biology Students, CBE-Life Sciences Education, 9: 277-283.
Tobing, F., (2012), Pengembangan Penuntun Praktikum Untuk Kelas X SMA Sesuai dengan Tuntutan KTSP, Jurnal Pendidikan Kimia.
Tuysuz, C., (2010), The Effect of The Virtual Laboratory on Studen’s Achievement and Attitude in Chemistry, IOJES, 2(1): 37-53.
90
Widiyatmoko, A., (2014), Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Fisika dengan Pendekatan Physics-Edutainment Berbantuan CD Pembelajaran Interaktif, Journal of Primary Education, 1(1).
Winkel, W.S., (2004), Psikologi Pengajaran, Media Abadi, Yogyakarta.
Wolf, T., (2010), Assesing Student Learning in A Virtual Laboratory Environment, IEEE Transactions on Educations, 53(2): 216-222.
Wu, H.K., (2003), Linking the Microscopic View of Chemistry to Real Life Experiences: Intertextuality in a High School Science Classroom, Science Education, 87: 868-891.
Yani, A.F.S., (2015), Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI pada Materi Hidrolisis Garam Sesuai Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis Proyek, Jurnal Pendidikan Kimia.