• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang bangun penentu arah kiblat portable berbasis mikrokontroler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang bangun penentu arah kiblat portable berbasis mikrokontroler"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Feri Moch. Suandi

Nim : 10809008

Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri dan bukan merupakan duplikasi sebagian atau seluruhnya dari hasil karya orang lain yang pernah dipublikasikan atau yang sudah pernah dipakai untuk mendapatkan gelar di Universitas lain, kecuali pada bagian dimana sumber informasi dicantumkan dengan cara referensi yang semestinya.

Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan bertanggung jawab dan saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan Tugas Akhir saya apabila terbukti melakukan duplikasi terhadap Tugas Akhir yang sudah ada.

Bandung, Februari 2013

(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Feri Moch. Suandi Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 24 Agustus 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki - laki Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Kp. Karamat RT/RW 01/09 Desa Sukamulya Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur 43252 No. Telepon : 087725501857

DATA PENDIDIKAN

(4)

RANCANG BANGUN PENENTU ARAH KIBLAT PORTABLE

BERBASIS MIKROKONTROLER

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan pada Program Studi Diploma Tiga Teknik Komputer

Oleh

Feri Moch. Suandi

(10809008)

Pembimbing

Hidayat, M.T.

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT., Pencipta dan Pemelihara alam semesta, shalawat serta salam semoga terlimpah bagi Muhammad SAW., keluarga dan para pengikutnya yang setia hingga akhir masa.

Atas rahmat Allah SWT., akhirnya Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, meskipun proses belajar sesungguhnya tak akan pernah berhenti. Tugas Akhir ini sesungguhnya bukanlah sebuah kerja individual dan akan sulit terlaksana tanpa bantuan banyak pihak yang tak mungkin Penulis sebutkan satu persatu, namun dengan segala kerendahan hati, Penulis mengucapkan terima kasih kepada seleruh Dosen Teknik Komputer selama melaksanakan studi dan menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu, Bapak, Teteh, Ade dan seluruh keluarga yang sudah memberikan dukungan dengan sabar, baik dengan do’a maupun ikhtiar. Semoga Allah

SWT., memberikan kemuliaan kepada semuanya di dunia dan kelak di akhirat, aamiin.

2. Bapak Wendi Zarman, M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknik Komputer.

3. Bapak Hidayat, M.T., selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, saran dan bimbingan kepada Penulis.

4. Bapak Agus Mulyana, M.T., selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam proses belajar dari awal kuliah.

5. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Teknik Komputer Universitas Komputer Indonesia, yang telah banyak memberikan ilmu, wawasan motivasi serta bimbingannya, baik secara akademik maupun non akademik.

(6)

v

7. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Teknik Komputer, kelas 09 TK 4 terima kasih atas kebersamaannya, semoga kita dapat menjaga tali silaturahmi yang telah terjalin ini.

8. Teman-teman asisten LAB. Elektronika terimakasih atas segala bantuannya, terutama diskusi dan peminjaman alatnya.

9. Teman-teman di Kubang selatan no. 124 Bandung.

10.Semua orang yang telah membantu Penulis dalam mengerjakan tugas akhir ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhirnya, Penulis berharap semoga penelitian ini menjadi sumbangsih yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, khususnya disiplin keilmuan yang Penulis dalami.

Bandung, Februari 2013

(7)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Maksud dan Tujuan ...1

1.3 Rumusan Masalah ...2

1.4 Batasan Masalah ...2

1.5 Sistematika Penulisan ...2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

2.1 Arah Kiblat ...4

2.1.1 Hukum Arah Kiblat ...4

2.1.2 Pengukuran Arah Kiblat Dengan Cara Tradisional ...5

2.1.3 Pengukuran Arah Kiblat Dengan Cara Modern ...7

2.2 Trigonometri ...8

2.3 GPS ...9

2.3.1 Penentuan Posisi dengan GPS...10

2.3.2 Segmen Sistem GPS...11

2.3.3 Protokol NMEA 0183 ...11

(8)

viii

2.4 Kompas Dan Sensor Kompas ...13

2.5 Mikrokontroler Basic Stamp BS240 ...16

2.6 Motor Servo ...17

2.7 LCD ...18

2.7.1 Fitur dan Konfigurasi Pin LCD ...18

2.7.2 Cara kerja LCD secara umum ...19

BAB III PERANCANGAN SISTEM ...21

3.3.1 Algoritma pengolahan data GPS ...28

3.3.2 Algoritma Pengolahan data kompas digital ...30

3.3.3 Algoritma pengiriman data ke aktuator ...31

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ...33

4.1 Tujuan Pengujian ...33

4.2 Pengujian Perangkat Keras ...33

4.2.1 Pengujian GPS ...33

(9)

ix

4.2.3 Pengujian Alat Terintegrasi ...34

4.3 Analisa ...35

4.3.1 Analisa data sensor...35

4.3.2 Analisa Data Pengujian Alat terintegrasi ...36

4.3.3 Analisa perhitungan sudut arah kiblat ...36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...39

5.1 Kesimpulan ...39

5.2 Saran...39

(10)

40

DAFTAR PUSTAKA

[1] El-Moeid, I. Z. (2009). Menghitung Arah Kiblat dan Menentukannya.

Diakses tanggal 13 Maret 2012, dari Hisab dan Falak:

http://moeidzahid.site90.net/

[2] Fraden, J. (2004). Handbook of Modern Sensors. New York: Springer.

[3] Krismanto, A. (2008). Pembelajaran Trigonometri SMA. Yogyakarta: Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Matematika.

[4] Parallax Inc. (2004). What’s a Microcontroller: Student Guide. Parallax.Inc.

[5] PT. Telkom Indonesia. (2004). GPS : Satelit Penentu Posisi Di Belahan

Bumi. Diakses tanggal 21 Maret 2012, dari Telkom RDC Media:

http://www.telkomrdc-media.com/index.php?ch=8&lang=&s=13bcd64d48bb98570fea194626ab84

bd&n=247

[6] RobotIndonesia.Com. (2006). Jenis-Jenis Motor. Diakses tanggal 22 Maret

2012, dari Delta Robotics Division:

http://www.robotindonesia.com/articles.php

[7] Sadeli, Z. (2009). Menentukan Arah Kiblat. Diakses tanggal 12 Maret 2012,

dari Multiply: http://zanikhan.multiply.com/journal/item/4944

SiRF Technology, Inc. (2008). NMEA Reference Manual. California: SiRF

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi seorang muslim, penting sekali untuk mengetahui arah kiblat. Masalah

penentuan arah kiblat dalam pelaksanaan shalat sekarang ini masih memerlukan

perhatian serius, tidak hanya oleh ulama, pemuka masyarakat, pemerintah, tetapi

juga oleh masyarakat muslim pada umumnya. Saat ini, banyak dari umat islam

Indonesia berpatokan pada arah tenggelamnya matahari atau arah barat dalam

menentukan arah kibat. Selain itu, sebagian besar alat yang digunakan dalam

menentukan arah kiblat masih bertumpu pada banyaknya database posisi garis

lintang dan garis bujur sehingga tidak bisa diaplikasikan untuk lokasi-lokasi di

luar database.

Ketika sedang bepergian jauh, tidak mengetahui arah mata angin, jalanan

sepi, tidak ada mushola atau mesjid serta ketika berada dalam perjalanan laut akan

sulit sekali untuk mengetahui arah kiblat.

Pembuatan alat penentu arah kiblat portable berbasis mikrokontroler akan

menjadi solusi dalam menentukan arah kiblat dan mengetahui arah mata angin.

Permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan alat ini adalah penentuan arah

kiblat serta deteksi arah mata angin berdasarkan sensor kompas dan Global

Positioning System (GPS) yang kemudian datanya diproses oleh mikrokontroler

dan hasilnya akan ditunjukan pada motor servo dengan jarum sebagai penunjuk

arah dan divisualisasikan pada Liquid Crystal Display (LCD).

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari pembuatan alat ini adalah :

(12)

2 Tujuan dari pembuatan alat ini adalah:

Memudahkan umat Islam dalam menentukan arah kiblat ketika sedang

bepergian ke tempat yang tidak diketahui arah kiblatnya atau dalam perjalanan

laut serta di tempat yang tidak ada masjid ataupun musholla.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas adalah :

1. Bagaimana merancang sistem penentu arah kiblat portable berbasis

mikrokontroler?

2. Bagaimana pemanfaatan GPS untuk mencari koordinat user berada?

3. Bagaimana sensor kompas membaca arah mata angin?

4. Bagaimana menghubungkan data dari sensor kompas dan GPS ke

mikrokontroler?

5. Bagaimana menggerakan motor servo sebagai motor penggerak jarum

penunjuk arah kiblat berdasarkan data dari mikrokontroler?

6. Bagaimana menampilkan data dari mikrokontroler ke LCD?

1.4 Batasan Masalah

Pada perancangan sistem yang akan dibuat ini terdapat beberapa batasan

masalah, yaitu:

1. Penentuan arah kiblat dengan menggunakan sensor kompas dan GPS sebagai

input data mikrokontroler.

2. Pemrograman mikrokontroler Basic Stamp BS2P40 dengan bahasa

pemrograman Basic.

3. Motor Servo dan Jarum sebagai output dan penunjuk arah kiblat.

4. LCD sebagai output visual.

1.5 Sistematika Penulisan

Agar mempermudah penulisan dalam menyusun laporan akhir secara lebih

jelas dan sistematis, maka dilakukan pembagian dalam sistematika penulisan yang

(13)

3 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan latar belakang pemilihan judul, tujuan dan

manfaat, perumusan masalah, metode penulisan, serta sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menjelaskan tentang semua landasan teori yang berhubungan

dengan hardware yang akan dibuat.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menjelaskan perancangan hardware, mulai dari tujuan, komponen

yang digunakan, perancangan desain hardware, pembuatan program, dan

cara menggunakan/ menjalankan hardware..

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Bab ini berisi bahasan yang ditekankan pada perumusan masalah, yaitu

tentang pengujian lapangan, serta prinsip kerja dari hardware.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil pembahasan serta saran yang

diberikan penulis kepada mahasiswa yang akan mengembangkan Tugas

(14)

4

Mukarraomah. Arah yang dimaksud adalah arah dengan jarak terdekat menuju ke

Ka’bah.

Ketika melaksanakan sholat, baik sholat sunnah maupun fardhu diharuskan

menghadap ke arah kiblat. Dari empat mazhab, Hanafi, Maliki, Syafi'i dan

Hambali sepakat bahwa salah satu syarat sahnya sholat adalah menghadap ke arah

kiblat, yakni ke Ka'bah di Makkah Al-Mukarromah dan tidak ke yang lainnya.

Karena menghadap ke arah kiblat adalah menjadi syarat syahnya sholat, maka

hukum untuk mengetahui arah kiblat adalah wajib.[1]

2.1.1Hukum Arah Kiblat

Kiblat sebagai pusat tumpuan umat Islam dalam mengerjakan ibadah dalam

konsep arah terdapat beberapa hukum yang berkaitan yang telah ditentukan secara

syariat yaitu:

a. Hukum Wajib

1. Ketika shalat fardhu ataupun shalat sunat menghadap kiblat merupakan

syarat sahnya shalat

2. Ketika melakukan tawaf di Baitullah.

3. Ketika menguburkan jenazah maka harus diletakkan miring bahu kanan

menyentuh liang lahat dan muka menghadap kiblat.

b. Hukum Sunat

Bagi yang ingin membaca Al-Quran, berdoa, berzikir, tidur (bahu kanan

(15)

5

c. Hukum Haram

Ketika membuang air besar atau kecil di tanah lapang tanpa ada dinding

penghalang.

d. Hukum Makruh

Membelakangi arah kiblat dalam setiap perbuatan seperti membuang air

besar atau kecil dalam keadaan berdinding, tidur menelentang sedang kaki

selunjur ke arah kiblat dan sebagainya.

2.1.2Pengukuran Arah Kiblat Dengan Cara Tradisional

Ŷ Istiwa A'zam - Matahari Istiwa di Atas Ka'bah

Kejadian saat posisi matahari istiwa (kulminasi) tepat di atas Ka'bah terjadi

dua kali setahun yaitu pada setiap tanggal 28 Mei sekitar pukul 16.18 WIB dan

pada 16 Juli sekitar jam 16.28 WIB. Ketika matahari istiwa di atas Ka'bah,

bayang-bayang objek tegak di seluruh dunia akan lurus ke arah kiblat.[7]

Gambar 2.1. Kedudukan matahari di atas Ka'bah.

Ŷ Menggunakan Rasi Bintang (Konstelasi)

Rasi Bintang ialah sekumpulan bintang yang berada di suatu kawasan langit

serta mempunyai bentuk yang hampir sama dan kelihatan berdekatan antara satu

sama lain. Menurut International Astronomical Union ( IAU ), kubah langit

dibagi menjadi delapan puluh delapan (88) kawasan rasi bintang. Bintang-bintang

yang berada disuatu kawasan yang sama adalah dalam satu rasi. Masyarakat

dahulu telah menetapkan sesuatu rasi bintang mengikuti bentuk yang mudah

(16)

6

mengetahui bentuk rasi tertentu, arah mata angin dan arah Kiblat dari suatu

tempat dapat ditentukan.[7]

Ŷ Rasi Orion (Al-Babudur)

Pada rasi ini terdapat tiga bintang yang berderet yaitu Mintaka, Alnilam dan

Alnitak. Arah Kiblat dapat diketahui dengan mengunjurkan arah tiga bintang

berderet tersebut ke arah Barat. Rasi Orion akan berada di langit Indonesia ketika

waktu subuh pada Juli dan kemudian akan kelihatan lebih awal pada bulan

Desember. Pada bulan Maret Rasi Orion akan berada ditengah-tengah langit pada

waktu Maghrib.[7]

Gambar 2.2. Bentuk Rasi Orion dan Penentuan Arah Kiblat.

Ŷ0HQJJXQDNDQNHGXGXNDQ%LQWDQJ$O-Qutbi / Kutub (Polaris)

Bintang-bintang akan kelihatan mengelilingi pusat kutub yang ditunjukkan

oleh bintang kutub (Polaris). Oleh itu bintang ini menunjukkan arah Utara benar

dari manapun di muka bumi ini. Bintang kutub terletak dalam buruj al-judah (

Rasi Bajak / Ursa Minoris ) dan rasi ini hanya dapat dilihat oleh masyarakat di

bagian Utara katulistiwa pada tengah malam pada bulan Juli hingga Desember

setiap tahun. Kedudukan bintang kutub bisa dikenali berdasarkan bentuk rasi

(17)

7

Gambar 2.3. Rasi Al-Judah (Bajak / Ursa Minoris)

Arah kiblat yang sesusai ditentukan berdasarkan perbedaan sudut sekitar

65°' ( Jawa/Sumatra ) ke kiri dari kedudukan bintang kutub seperti yang

ditunjukkan dalam gambar. Gunakanlah petunjuk sudut dengan jari untuk

menentukan nilai bukaan sudut.[7]

Gambar 2.4. Panduan jari untuk perkiraan nilai sudut.

2.1.3Pengukuran Arah Kiblat Dengan Cara Modern

Ŷ Menggunakan Kompas

Penandaan arah kiblat dengan kompas banyak diamalkan di kalangan

masyarakat Islam masa kini. Arah yang ditunjukkan oleh kompas adalah arah

yang merujuk kepada arah utara magnet. Arah utara magnet ternyata tidak mesti

sama dengan arah utara sebenarnya. Perbedaan arah utara ini disebut sebagai

sudut serong magnet atau deklinasi yang juga berbeda diseiap tempat dan selalu

berubah sepanjang tahun. Satu lagi masalah yang bisa timbul dari menggunakan

kompas ialah tarikan gravitasi setempat dimana ia terpengaruh oleh bahan-bahan

logam atau arus listrik di sekeliling kompas yang digunakan. Namun ia dapat

(18)

8

Gambar 2.5. Kompas

Ŷ Menggunakan Theodolit

Teodolit merupakan antara alat termoden yang dapat digunakan oleh

kebanyakaan pihak yang melakukan kerja menentukan arah kiblat. Theodolit

dapat digunakan untuk mengukur sudut secara mendatar dan tegak, dan juga

memberi memiliki akurasi atau ketelitian yang cukup tinggi dan tepat. Untuk

mengendalikan alat ini diperlukan operator yang terlatih dan menguasai teknik

penggunaan theodolit secara benar.[7]

Gambar 2.6. Theodolit

2.2 Trigonometri

Trigonometri berasal dari bahasa yunani yaitu trigonon yang artinya tiga

sudut dan metro yang artinya mengukur. Jadi, trigonometri adalah cabang ilmu

matematika yang mempelajari perhitungan tiga sudut. Fungsi dasar trigonometri

yaitu sinus (sin), kosinus (cos) dan tangen (tan). Dengan menggunakan fungsi

dasar trigonometri dapat diketahui besar sudut terkecil dalam segitiga siku-siku.

(19)

9

Gambar 2.7. Trigonometri

Fungsi dasar :

Sin Į

&RVĮ

7DQĮ =

2.3 GPS

Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem radio navigasi

penentuan posisi dengan menggunakan satelit. GPS dapat memberikan posisi

suatu objek di muka bumi dengan akurat dan cepat (tiga dimensi koordinat x, y, z)

dan memberikan informasi waktu serta kecepatan bergerak secara kontinyu di

seluruh dunia. Satelit GPS mempunyai konstelasi 24 satelit dalam enam orbit

yang mendekati lingkaran. Setiap orbit ditempati oleh 4 buah satelit dengan

interval antara yang tidak sama.

Dengan adanya 24 satelit di angkasa, 4 sampai dengan 10 satelit GPS setiap

saat akan selalu dapat diamati di seluruh permukaan bumi. Sinyal satelit GPS

dipancarkan secara broadcast oleh satelit GPS secara kontinyu. Dengan

mengamati sinyal satelit menggunakan receiver GPS seseorang dapat menentukan

posisi (lintang, bujur) di permukaan bumi. Informasi lainnya yang didapat dari

satelit GPS selain posisi adalah kecepatan, arah, jarak, dan waktu.[5]

Penggunaan satelit untuk penentuan posisi (dalam pengertian lokasi ataupun

ruang) memudahkan para pengguna sistem informasi memperoleh informasi yang

(20)

10

2.3.1Penentuan Posisi dengan GPS

Pada dasarnya konsep dasar penentuan posisi dengan GPS adalah reseksi

dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit

GPS yang koordinatnya telah diketahui. Operasi sistem ini memerlukan

sinkronisasi yang presisi dari clock satelit dengan sistem waktu GPS. Hal ini

dimungkinkan dengan digunakannya standar frekuensi atom pada masing-masing

satelit dan dilengkapi parameter koreksi clock presisi yang disinkronisasikan

dengan sistem waktu GPS.

Dari beberapa satelit, akan diukur jarak ke satelit-satelit tersebut terhadap

penerima. Maka akan didapatkan 4 variabel(x,y,z,t)sebagai fungsi koordinat

posisi penerima dan koreksi clock dari penerima. Untuk hal tersebut maka

diperlukan minimal 4 satelit sekaligus.

Posisi yang diberikan GPS adalah posisi 3 dimensi (X,Y,Z). Dalam GPS

titik yang akan ditentukan posisinya dapat dalam keadaan diam atau bergerak.

Posisi titik dapat ditentukan dengan satu receiver GPS terhadap pusat bumi atau

menggunakan metode absolut (point positioning) ataupun terhadap titik lainnya

yang telah diketahui koordinatnya (monitor station) dengan

menggunakan differential (relative positioning) yang minimal menggunakan

2 receiver GPS.

Penentuan posisi secara diferensial adalah metode penentuan posisi yang

harus digunakan untuk mendapatkan ketelitian posisi yang relatif tinggi. Setelah

itu dilakukan pemrosesan data untuk menentukan koordinat dari titik-titik yang

mencakup 3 tahap utama penghitungan, yaitu :

1. Pengolahan data dari setiap baseline dalam jaringan.

2. Perataan jaringan yang melibatkan semua baseline untuk menentukan koordinat

dari titik-titik dalam jaringan.

3. Transformasi koordinat titik-titik tersebut dari datum WGS84 ke datum yang

diperlukan pengguna.

Dengan melakukan pengamatan sinyal-sinyal dari satelit dalam jumlah dan

waktu yang cukup, seseorang dapat memprosesnya untuk mendapatkan informasi

(21)

11

2.3.2Segmen Sistem GPS

a. Segmen Kontrol

Segmen kontrol terdiri dari suatu sistem yang mengontrol kegiatan satelit

GPS yang tersebar di seluruh dunia. Selain mengontrol dan memonitor satelit,

segmen kontrol ini juga berfungsi menentukan orbit dari seluruh satelit GPS yang

merupakan informasi paling penting untuk penentuan posisi dengan satelit GPS.

Segmen kontrol ini terdiri dari Ground Control Stations (GCS), Monitor

Stations (MS), Prelaunch Compatibility Station (PCS), dan Master Control

Station (MCS). MS bertugas mengamati secara kontinyu seluruh satelit GPS.

Seluruh data yang dikumpulkan oleh MS ini kemudian dikirimkan ke MCS untuk

diproses guna memperoleh parameter-parameter penting lainnya. Hasil

perhitungan tersebut dikirimkan ke GCS untuk selanjutnya dikirimkan ke

satelit-satelit GPS.

b. Segmen Satelit

Segmen satelit terdiri dari satelit-satelit GPS. Konstelasi GPS terdiri dari 24

satelit yang menempati enam buah bidang orbit yang berbentuk mendekati

lingkaran, dengan masing-masing bidang orbit ditempati empat buah

satelit.Kedudukan masing-masing satelit dalam tiap orbitnya diatur sedemikian

rupa dengan jarak interval diantaranya tidak sama. Hal ini dimaksudkan untuk

meminimalkan pengaruh keadaan dimana ada satelit yang tidak berfungsi.

c. Segmen Pengguna

Segmen pengguna terdiri dari para pengguna yang tersebar di seluruh

permukaan bumi dan alat penerima GPS. Secara umum segmen pengguna ini

dibagi menjadi dua yaitu Pengguna GPS, dan Pengguna Sipil.[5]

2.3.3Protokol NMEA 0183

Protokol NMEA 0183 (National Marine Electronics Association)

merupakan suatu badan yang menerbitkan spesifikasi yang mendeskripsikan

berbagai perlengkapan navigasi agar dapat berkomunikasi satu sama lain melalui

(22)

12

file data ASCII dalam pentransmisian sistem informasi GPS dari receiver ke

hardware yang berfungsi sebagai input dari posisi dan merupakan realtime untuk

navigasi dibidang kelautan. Salah satu aplikasi protokol ini adalah pada

komunikasi data GPS.

Parameter yang digunakan oleh protokol ini adalah sebagai berikut :

a. Baudrate : 4800

informasi lainnya. Setiap kalimat terdiri dari awalan, ditambah satu atau lebih

blok data, masing-masing dipisahkan oleh koma.[4]

GPS menerima data dari satelit dan mengirimkannya ke bagian keluaran

dengan format data yang beragam. Data yang dikirimkan oleh GPS mengacu pada

standar NMEA 0183, yaitu standar kalimat laporan yang dikeluarkan oleh GPS

receiver. Standar NMEA memiliki banyak jenis bentuk kalimat laporan

diantaranya yang paling penting adalah koordinat lintang (latitude), bujur

(longitude), ketinggian (altitude), waktu sekarang standar UTC (UTC Time) dan

kecepatan (speed over ground).

Berikut ini adalah jenis kalimat NMEA 0183:

a. $GPGGA (Global Positioning System Fixed Data)

b. $GPGLL (Geographic –Latitude/Longitude)

c. $GPGSA (GNSS DOP and Aktive Satelites)

d. $GPGSV (GNSS Satelite In View)

e. $GPRMC (Recommended Minimum Specific GNSS Data)

f. $GPVTG (Course Over Ground and Ground Speed)

Setiap data diawali dengan karakter “$” dan diakhiri dengan <CR><LF>.

Pada prakteknya tidak semua data dengan header ini diambil, hanya yang

(23)

13

2.4 Kompas Dan Sensor Kompas

Kompas adalah alat untuk menentukan arah berupa sebuah panah

penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet

bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat

membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah

utara, selatan, timur, dan barat.

Lokasi magnet di Kutub Utara selalu bergeser dari masa ke masa.

Penelitian terakhir yang dilakukan oleh The Geological Survey of Canada

melaporkan bahwa posisi magnet ini bergerak kira-kira 40 km per tahun ke

arah barat laut.

Berikut ini adalah arah mata angin yang dapat ditentukan kompas.

a. Utara (disingkat U atau N)

b. Barat (disingkat B atau W)

c. Timur (disingkat T atau E)

d. Selatan (disingkat S)

e. Barat laut (antara barat dan utara, disingkat NW)

f. Timur laut (antara timur dan utara, disingkat NE)

g. Barat daya (antara barat dan selatan, disingkat SW)

h. Tenggara (antara timur dan selatan, disingkat SE)

Kompas dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kompas analog dan

kompas digital.

A.Sensor Kompas Hitachi HM55B

Kompas adalah alat yang menunjukan arah mata angin, yaitu utara,

selatan, barat, dan timur. Kompas hitachi HM55B merupakan salah satu kompas

digital yang dikembangkan oleh parallax yang mempunyai keluaran digital

sebanyak 2 axis yaitu axis X dan axis Y. Kompas ini memiliki regulator internal

yang mengubah tegangan menjadi 3V dan itu merupakan daerah kerja kompas ini.

(24)

14

mikrokontroler memudahkan menampilkan arah dalam format 3600. Gambar 2.8

menunjukan tampilan dan konfigurasi pin kompas hitachi HM55B.

Gambar 2.8. Tampilan dan konfigurasi pin kompas hitachi HM55B

B.Cara kerja Modul kompas HITACHI HM55B adalah sebagai berikut:

Modul kompas hitachi HM55B memiliki dua sumbu, x dan y. Setiap sumbu

melaporkan kekuatan medan magnet yang sejajar dengan komponen itu. Sumbu x melaporkan (kekuatan medan) × cos (ș GDQ VXPEX \ melaporkan (kekuatan medan) × sin (ș 8QWXNPHQHWDSNDQșNHVXGXWGDULXWDUDGLJXQDNDQDUFWDQ\

x), yang dalam PBASIC 2,5 adalah x ATN y. Perintah ATN mengubah satuan

derajat ke radian, yang mengurai lingkaran penuh menjadi 256 segmen yang

sama. Untuk mengkonversi kembali ke derajat (360 segmen yang sama) pada

PBASIC, digunakan perintah * / 360.

Gambar 2.9. Cara kerja modul kompas HM55B

Chip hitachi HM55B pada modul kompas hitachi HM55B melaporkan

pengukuran sumbu x dan y dalam hal atau microteslas (µT) dalam 11-bit bilangan

bertanda. HM55B ini dirancang untuk mengembalikan nilai 1 untuk medan

magnet utara dari 1 µT paralel ke salah satu sumbunya. Jika medan magnet adalah

selatan (utara di arah yang berlawanan), nilai akan -1. Perlu diingat bahwa ini

adalah nilai nominal. Menurut datasheet HM55B, nilai µT aktual untuk

(25)

15

tidak akan muncul negatif dalam variabel kata kecuali mask diterapkan. Misalnya,

ketika bit-10 adalah 1, bit 11 sampai 15 juga berubah menjadi 1 dengan mask

dalam program uji.

Mikrokontroler yang terhubung ke HM55B harus mengontrol enable dan

clock input dan menggunakan komunikasi serial sinkron untuk mendapatkan

pengukuran sumbu dari pin data input dan pin data output. Misalnya, BASIC

Stamp 2 yang dapat diprogram untuk mengontrol enable modul kompas dengan

high / low dan mengirim nilai-nilai yang mengatur ulang perangkat dan memulai

pengukuran dengan perintah SHIFTOUT. Perintah SHIFTOUT mengontrol clock

input karena mengirimkan nilai bit data untuk data input modul kompas.

Kebalikan dari SHIFTOUT adalah SHIFTIN, yang juga mengontrol clock input

perangkat seperti mengumpulkan bit data yang dikirim oleh pin data output.

Dibutuhkan 30 sampai 40 ms HM55B untuk menyelesaikan pengukuran

tertentu. Mikrokontroler dapat melakukan tugas-tugas lain sampai pengukuran

selesai. Polling ini merupakan kombinasi dari perintah SHIFTOUT yang meminta

status. Ketika SHIFTIN menerima flag status yang menunjukkan bahwa

pengukuran selesai, perintah SHIFTIN kedua kemudian dapat menyimpan 11-bit

pengukuran sumbu x dan y dalam variable. [4]

Modul kompas HITACHI HM55B memiliki fitur sebagai berikut:

a. Sensitif hingga ukuran dalam kekuatan medan magnet

b. Menyederhanakan arah dengan membagi pengukuran magnet menjadi 2 axis

c. Baik untuk pengukuran resolusi 6-bit setelah mengkalibrasi software

d. Mempunyai waktu 30 hingga 40 ms ketika pengukuran dimulai hingga data

ready

e. Breadboard yang compact dan mudah digunakan (0,3 inchi, paket 6 pin DIP)

f. Membuat komunikasi dan perhitungan arah yang mudah khususnya dengan

instruksi PBASIC (SHIFTIN, SHIFTOUT, dan ATN untuk mikrokontroler

Basic Stamp Seri 2).

Selain itu sensor ini telah digunakan untuk berbagai aplikasi seperti sensor

(26)

16

2.5 Mikrokontroler Basic Stamp BS240

Basic Stamp adalah mikrokontroler yang dikembangkan oleh Parallax Inc.

yang diprogram menggunakan bahasa pemrograman basic. Program yang dibuat

di-download melalui port serial. Jumlah pin I/O yang terdapat di mikrokontroler

ini adalah 32, sehingga akan cukup untuk mengoperasikan sensor GPS maupun

kompas.[4]

Gambar 2.10.Mikrokontroler Basic Stamp BS2P40

Spesifikasi Basic Stamp BS2P40:

a. Chip PBASIC48W/P40

b. 8 x 2 Kbyte EEPROM yang mampu menampung hingga 4000 instruksi

c. Kecepatan prosesor 20 MHz Turbo dengan kecepatan eksekusi program hingga

12000 instruksi per detik

d. RAM sebesar 38 byte (12 I/O, 26 variabel) dengan Scratch Pad sebesar 128

byte

e. Jalur input/output sebanyak 32 pin

f. Tegangan masukan 9-12 VDC dengan tegangan keluaran 5 VDC

(27)

17

2.6 Motor Servo

Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem closed feedback di mana

posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di

dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor, serangkaian gear,

potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan

batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur

berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor.

Tampak pada gambar dengan pulsa 1.5 mS pada periode selebar 2 mS maka sudut

dari sumbu motor akan berada pada posisi tengah. Semakin lebar pulsa off maka

akan semakin besar gerakan sumbu ke arah jarum jam dan semakin kecil pulsa off

maka akan semakin besar gerakan sumbu ke arah yang berlawanan dengan jarum

jam.

Motor servo biasanya hanya bergerak mencapai sudut tertentu saja dan tidak

kontinyu seperti motor DC maupun motor stepper. Walau demikian, untuk

beberapa keperluan tertentu, motor servo dapat dimodifikasi agar bergerak

kontinyu. Pada robot, motor ini sering digunakan untuk bagian kaki, lengan atau

bagianbagian lain yang mempunyai gerakan terbatas dan membutuhkan torsi

cukup besar. [6]

Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah (CW dan CCW)

dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan hanya dengan

memberikan pengaturan duty cycle sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya.

(28)

18

Motor Servo merupakan sebuah motor DC yang memiliki rangkaian control

elektronik dan internal gear untuk mengendalikan pergerakan dan sudut

angularnya.

Motor servo adalah motor yang berputar lambat, dimana biasanya

ditunjukkan oleh rate putarannya yang lambat, namun demikian memiliki torsi

yang kuat karena internal gearnya.

Lebih dalam dapat digambarkan bahwa sebuah motor servo memiliki :

Ø Tiga jalur kabel : power, ground, dan control

Ø Sinyal control mengendalikan posisi

Ø Operasional dari motor servo dikendalikan oleh sebuah pulsa selebar ± 20 ms, dimana lebar pulsa antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range sudut

maksimum.

Ø Konstruksi didalamnya meliputi internal gear, potensiometer, dan feedback control.

2.7 LCD

Liquid Crystal Display (LCD) adalah suatu jenis media tampil yang

menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan

diberbagai bidang misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator,

ataupun layar komputer. Aplikasi LCD yang digunakan ialah LCD dot matrik

dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD berfungsi sebagai penampil yang nantinya

akan digunakan untuk menampilkan output.

2.7.1Fitur dan Konfigurasi Pin LCD

Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah :

a. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.

b. Mempunyai 192 karakter tersimpan.

c. Terdapat karakter generator terprogram.

d. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.

(29)

19

Gambar 2.13. LCD 16x2

Tabel 2.1. Konfigurasi Pin LCD

Pin Deskripsi

1 Ground

2 Vcc

3 Pengatur kontras

4 “RS” Instruction/Register Select

5 “R/W” Read/Write LCD Registers

6 “EN” Enable

7-14 Data Bit 0 – 7

15 Vcc

16 Ground

2.7.2Cara kerja LCD secara umum

Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah “0”. Bus data terdiri dari

4-bit atau 8-bit. Jika jalur data 4-bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai

dengan DB7. Sebagaimana terlihat pada tabel diskripsi, interface LCD

merupakan sebuah parallel bus, dimana hal ini sangat memudahkan dan sangat

cepat dalam pembacaan dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang

ditampilkan sepanjang 8-bit dikirim ke LCD secara 4-bit atau 8 bit pada satu

waktu. Jika mode 4-bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk

membuat sepenuhnya 8-bit (pertama dikirim 4-bit MSB lalu 4-bit LSB dengan

pulsa clock EN setiap nibblenya). Jalur control EN digunakan untuk memberitahu

(30)

20

LCD program harus menset EN ke kondisi high “1” dan kemudian menset dua

jalur kontrol lainnya (RS dan R/W) atau juga mengirimkan data ke jalur data bus.

Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke “0” dan tunggu beberapa

saat (tergantung pada datasheet LCD), dan set EN kembali ke high “1”. Ketika

jalur RS berada dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke LCD dianggap

sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi

kursor). Ketika RS dalam kondisi high atau “1”, data yang dikirimkan adalah data

ASCII yang akan ditampilkan dilayar. Misal, untuk menampilkan huruf “A” pada

layar maka RS harus diset ke “1”. Jalur kontrol R/W harus berada dalam

kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD. Apabila

R/W berada dalam kondisi high “1”, maka program akan melakukan query

(pembacaan) data dari LCD. Instruksi pembacaan hanya satu, yaitu Get LCD

status (membaca status LCD), lainnya merupakan instruksi penulisan. Jadi hampir

setiap aplikasi yang menggunakan LCD, R/W selalu diset ke “0”. Jalur data dapat

terdiri 4 atau 8 jalur (tergantung mode yang dipilih pengguna), DB0, DB1, DB2,

DB3, DB4, DB5, DB6 dan DB7. Mengirim data secara parallel baik 4-bit atau

8-bit merupakan 2 mode operasi primer. Untuk membuat sebuah aplikasi

interface LCD, menentukan mode operasi merupakan hal yang paling penting.

Mode 8-bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam

sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/O (3 pin untuk kontrol, 8

pin untuk data). Sedangkan mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7-bit (3 pin

untuk kontrol, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data

atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroller dan LCD. Jika bit ini di

set (RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis.

Jika bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status

(31)

21

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Perancangan Secara Umum

3.1.1Diagram Blok Sistem

Sensor Kompas

Mikrokontroler

LCD

MOTOR SERVO

JARUM PENUNJUK

ARAH

Gambar 3.1. Diagram blok sistem

3.1.2Penjelasan Diagram Blok

1. Mikrokontroler Basic Stamp BS2P40 berfungsi sebagai unit kontrol yang akan

mengontrol semua perangkat pada sistem penentu arah kiblat.

2. Global Positioning System (GPS) berfungsi sebagai sensor untuk mencari

koordinat dimana user berada.

3. Sensor Kompas berfungsi sebagai sensor untuk mencari arah mata angin yang

akan dijadikan sebagai acuan dalam menentukan arah kiblat.

4. Motor Servo berfungsi sebagai output penggerak jarum yang berfungsi

sebagai penunjuk arah.

(32)

22

3.2 Perancangan Perangkat Keras

3.2.1Mikrokontroler

Basic Stamp adalah mikrokontroler yang dikembangkan oleh Parallax Inc

yang deprogram menggunakan bahasa pemrograman basic. Program yang dibuat

di-download melalui port serial. Jumlah pin I/O yang terdapat di mikrokontroler

ini adalah 32, sehingga akan cukup untuk mengoperasikan sensor GPS maupun

kompas.

Spesifikasi Basic Stamp BS2P40:

a. Chip PBASIC48W/P40

b. 8 x 2 Kbyte EEPROM yang mampu menampung hingga 4000 instruksi

c. Kecepatan prosesor 20 MHz Turbo dengan kecepatan eksekusi program hingga

12000 instruksi per detik

d. RAM sebesar 38 byte (12 I/O, 26 variabel) dengan Scratch Pad sebesar 128

byte

e. Jalur input/output sebanyak 32 pin

f. Tegangan masukan 9-12 VDC dengan tegangan keluaran 5 VDC

Tabel 3.1. Tabel pin I/O mikrokontroler yang digunakan

No. Pin Digunakan Untuk

(33)

23 3.2.2Sensor

3.2.2.1.Global Positioning System (GPS)

Dalam perancangan ini digunakan GPS sebagai sensor untuk mengetahui

letak koordinat user berada. GPS receiver yang dipakai pada sistem ini adalah

GPS modul engine PMB-648. GPS ini memiliki 6 buah pin. Gambar 3.2

menunjukan konfigurasi pada GPS engine PMB-648.

Gambar 3.2. Konfigurasi GPS PMB-648

GPS akan mengeluarkan data dengan format NMEA, NMEA 0138

merupakan data yang dipakai dalam peracangan sistem ini. NMEA 0813 berisi

informasi yang berhubungan dengan geografi seperti waktu, longitude, latitude,

ketinggian, kecepatan, dan masih banyak lagi. Standar NMEA 0813 menggunakan

format ASCII sederhana, masing-masing kalimat mendefinisikan masing-masing

tipe pesan yang dapat dipilah-pilah.

NMEA 0183 memiliki bermacam-macam tipe kalimat, salah satunya adalah

RMC (Recomended Minimum Navigation Information). Data inilah yang dipakai

sebagai data koordinat user berada. NMEA tipe RMC ini mengeluarkan data

sebagai berikut :

$GPRMC,065102,A,0745.6301,S,11024.5308,E,000.0,006.2,030306,001.0,E*65<

(34)

24

Tabel 3.2. Format keluaran data GPS header $GPRMC

Nama Contoh Keterangan Longitude 11024.5308 dddmm.mmmm E/W Indicator E E=east or W=west

merupakan data yang akan dikalibrasi sehingga nantinya menghasilkan sudut yang

menuju ke arah kiblat.

3.2.2.2.Sensor Kompas

Modul kompas Hitachi HM55B merupakan sensor magnetik dual axis yang

dapat digunakan untuk mendeteksi arah pada proyek robotik atau elektronik.

Sebuah regulator onboard dan proteksi resistor membuat chip HM55B (3 volt)

cocok dengan level sinyal dan tegangan mikrokontroler Basic Stamp (5 volt).

Dalam perancangan ini kompas digunakan untuk mencari arah utara yang

akan dijadikan sebagai arah acuan dalam menentukan arah kiblat.

(35)

25

3.2.3Motor Servo

Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah, dimana arah dan

sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan hanya dengan memberikan

pengaturan duty cycle sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya.

Motor servo pada perancangan ini berfungsi sebagai motor penggerak jarum

penunjuk arah kiblat.

Gambar 3.4. Konfigurasi Motor Servo

3.2.4LCD

Liquid Crystal Display (LCD) adalah suatu jenis media tampil yang

menggunakan kristal cair sebagai penampil utama.

Pada perancangan alat ini LCD digunakan sebagai output visual yang

menunjukan arah mata angin.

(36)

26

3.2.5Perancangan Mekanik

3.2.5.1.Bentuk

Bentuk dari sistem penentu arah kiblat disesuaikan dengan komponen yang

menjadi bahan dalam perancangan sistem penentu arah kiblat yang dibuat.

Adapun bentuk dari sistem penentu arah kiblat adalah seperti berikut :

Gambar 3.6. Desain Sistem Penentu Arah Kiblat 2D

3.2.5.2.Dimensi

Adapun ukuran dari sistem penentu arah kiblat adalah :

Tinggi : 15 cm

(37)

27

3.3 Perancangan Perangkat Lunak

3.3.1Algoritma Secara Umum

Gambar 3.7. Diagram alir cara kerja sistem secara umum

Perancangan sistem penentu arah kiblat portable berbasis mikrokontroler

memanfaatkan GPS untuk menentukan letak pengguna dan sensor kompas untuk

menentukan arah mata angin. Pada mikrokontroler data dari GPS dan sensor

kompas diolah sehingga didapatkan derajat arah ka’bah. Kemudian

mikrokontroler menggerakan motor servo untuk menunjuk arah kiblat dan

(38)

28

Tabel 3.3. Keterangan diagram alir cara kerja sistem secara umum

Indeks Keterangan

A Awal dari program

B Inisialisasi variable GPS dan kompas

C Proses membaca data GPS (latitude dan longitude) dan kompas

D Kalkulasi untuk mencari sudut arah kiblat dan membaca arah mata angin

E Kirim data hasil kalkulasi sebagai acuan pergerakaan motor servo dan

ditampilkan pada LCD

F Kembali ke sistem utama

3.3.1Algoritma pengolahan data GPS

(39)

29

Mikrokontroler berfungsi sebagai pengolah data dari GPS. Ketika GPS

mengeluarkan data GPRMC maka data disimpan dan secara langsung diolah

untuk menghasilkan besaran sudut arah kiblat. Untuk memperoleh besaran sudut

tersebut diperlukan dua garis siku-siku yaitu garis C dan garis B. Panjang garis C

diperoleh dari pengurangan data latitude user dikurangi data latitude ka’bah,

sedangkan panjang garis B diperoleh dari pengurangan data longitude user

dikurangi data longitude ka’bah. Setelah panjang garis C dan panjang garis B

diketahui, digunakan fungsi ATN pada basic stamp untuk memperoleh besaran

sudut menuju arah kiblat yang diwakili variable alpha.

Tabel 3.4. Keterangan diagram alir pengolahan data GPS

Indeks Keterangan

A Awal dari program

B Inisialisasi variable GPS

C Proses membaca data GPS (latitude dan longitude)

D Tunggu data dengan header “GPRMC”

E Simpan data GPS ke variable

F Pengolahan koordinat posisi user dan koordinat posisi ka’bah

G Proses perhitungan sudut arah kiblat

(40)

30

3.3.2Algoritma Pengolahan data kompas digital

Gambar 3.9. Diagram alir pengolahan data kompas digital

Proses dimulai dengan pembacaan data dari kompas digital. Setelah data

kompas diperoleh, digunakan fungsi ATN pada mikrokontroler untuk

memperoleh besaran sudut arah mata angin. Data besaran sudut arah mata angin

tersebut kemudian dikirim ke LCD yang akan menampilkan data besaran sudut

arah mata angin.

Tabel 3.5. Keterangan diagram alir pengolahan data GPS

Indeks Keterangan

A Awal dari program

B Inisialisasi variable kompas

C Proses membaca data kompas

D Proses perhitungan mencari derajat arah mata angin

E Kirim data arah mata angin ke LCD

(41)

31

3.3.3Algoritma pengiriman data ke aktuator

Mulai

Gambar 3.10. Diagram alir pengiriman data ke aktuator

Setelah besaran sudut arah kiblat yang diwakili oleh variable alpha dan

besaran sudut arah mata angin yang diwakili oleh variable Dkom diperoleh, kedua

besaran tersebut dapat dijadikan acuan pergerakan motor servo. Jika Dkom <= 1

atau Dkom >= 359 maka derajat (sudut acuan pergerakan motor servo) = 90 –

alpha, jika Dkom >= 89 dan Dkom <= 91 maka derajat = 180 – alpha, jika Dkom

>= 179 dan Dkom <= 181 maka derajat = 90 – alpha, jika Dkom >= 269 dan

(42)

32

Tabel 3.6. Keterangan diagram alir pengiriman data ke aktuator

Indeks Keterangan

A Awal dari program

B Menunggu data sudut arah kiblat dan sudut arah mata angin

C Pengecekan kondisi sudut arah mata angin jika lebih dari 359° atau kurang dari 1°

D Pengecekan kondisi sudut arah mata angin jika lebih dari 89° dan kurang dari 91°

E Pengecekan kondisi sudut arah mata angin jika lebih dari 179° atau kurang dari 181°

F Pengecekan kondisi sudut arah mata angin jika lebih dari 269° atau kurang dari 271°

G Besar derajat pergerakan motor servo

H Besar derajat pergerakan motor servo

I Besar derajat pergerakan motor servo

J Besar derajat pergerakan motor servo

K Proses pergerakan motor servo berdasarkan kondisi di atas

(43)

33

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

4.1 Tujuan Pengujian

Pengujian dilakukan untuk mengukur keberhasilan sistem yang telah dibuat.

Keberhasilan tersebut dapat diketahui dengan melakukan pengujian terhadap

sistem yang telah dibuat tersebut. Adapun pengujian yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

4.2 Pengujian Perangkat Keras

4.2.1Pengujian GPS

Pengujian GPS bertujuan untuk memastikan apakah GPS bekerja dengan

baik. Akurasi data dari GPS akan berpengaruh terhadap akurasi sudut saat

mencari arah kiblat.

Tabel 4.1. Data hasil pengujian GPS

Lokasi Latitude Longitude

Dipati Ukur 0653.2038 LS 10736.9109 BT

Gasibu 0654.0012 LS 10737.1229 BT

Cianjur 0648.1683 LS 10704.8682 BT

Cimahi 0652.3466 LS 10732.5134 BT

Alun-alun Bandung 0655.2611 LS 10736.3359 BT

LS maksudnya adalah lintang selatan dan BT maksudnya adalah bujur

timur. Satuan dari koordinat garis lintang dan bujur adalah derajat.

4.2.2Pengujian Kompas HM55B

Pengujian sensor kompas bertujuan memastikan apakah sensor kompas

dapat membaca arah mata angin dengan benar, sehingga nantinya dapat dijadikan

(44)

34

Tabel 4.2. Data hasil pengujian sensor kompas

Arah HM55B Kompas Analog

Utara

Pengujian alat terintegrasi yaitu dengan membandingkan besar sudut arah

kiblat yang ditunjuk oleh alat penentu arah kiblat yang telah dirancang dengan

besar sudut arah kiblat pada beberapa mesjid di kota Bandung. Motor penggerak

jarum penunjuk arah kiblat akan bergerak bersamaan dengan penunjukan salah

satu dari empat arah mata angin oleh sensor kompas.

Pengujian dilakukan sebanyak empat kali yaitu setiap data diambil ketika

sensor kompas menunjuk empat arah mata angin. Data yang ditunjukan pada tabel

4.3 adalah selisih besar sudut arah kiblat pada alat penentu arah kiblat yang telah

dirancang dengan besar sudut arah kiblat pada beberapa mesjid di kota Bandung.

Tabel 4.3. Data hasil pengujian alat terintegrasi

(45)

35

4.3 Analisa

4.3.1Analisa data sensor

1. Analisa data GPS

Tabel 4.4. Data hasil uji akurasi data GPS (latitude)

Lokasi Data GPS

PMB-Tabel 4.5. Data hasil uji akurasi data GPS (longitude)

Lokasi Data GPS

PMB-648 GPS Sumber lain Selisih

Dipati Ukur 10736.9109 BT 10736.9119 BT - 0.0010

Gasibu 10737.1229 BT 10737.1226 BT - 0.0003

Cianjur 10705.8682 BT 10704.8681 BT 10708 BT 0.0001

Cimahi 10732.5134 BT 10732.5130 BT 10729 BT 0.0004

Alun-alun Bandung

10736.3359 BT 10736.3358 BT 10735 BT 0.0001

Berdasarkan data hasil pengujian di atas diperoleh perbedaan koordinat

beberapa kota berdasarkan pengujian GPS PMB-648, USB GPS, dan koordinat

berdasarkan sumber lain. Dalam tabel 4.4 dan tabel 4.5 juga dapat dilihat selisih

(46)

36

2. Analisa data kompas HM55B

Tabel 4.6. Data hasil uji akurasi kompas

Arah HM55B Kompas Analog Selisih

Utara

Berdasarkan tabel hasil pengujian diperoleh selisih atau perbedaan sekitar

10° sampai 15° antara kompas HM55B dengan kompas analog. Diperlukan

perhitungan tambahan agar arah pada kompas analog dan arah pada kompas

digital sesuai.

4.3.2Analisa Data Pengujian Alat terintegrasi

Berdasarkan data pada tabel 4.3 diperoleh selisih antara besar sudut arah

kiblat yang ditunjuk oleh alat penentu arah kiblat yang telah dirancang dengan

besar sudut arah kiblat pada beberapa mesjid di kota Bandung yaitu sekitar 1°

sampai 2°.

4.3.3Analisa perhitungan sudut arah kiblat

Berdasarkan data yang dihasilkan dari GPS dapat dilakukan perhitungan

matematis yang nantinya menghasilkan sebuah sudut yang dijadikan sebagai

acuan bagi motor untuk bergerak menuju ke arah kiblat.

Analisa perhitungan matematis berdasarkan data yang dihasilkan GPS

adalah sebagai berikut :

Dengan menggunakan rumus arcus tangen (arctan) dapat diperoleh besaran

sudut arah kiblat. Berdasarkan data keluaran GPS dan data koordinat ka’bah maka

dapat diketahui panjang garis yang diperlukan dalam perhitungan sudut arah

kiblat menggunakan arctan. Garis X diperoleh dari rumus pengurangan data bujur

(longitude) pengguna dikurangi data bujur ka’bah. Garis Y diperoleh dari rumus

(47)

37

ternyata pengguna berada pada koordinat lintang selatan atau bujur barat maka di

depan data koordinat tersebut harus ditambahkan tanda ”-“.

Ka’bah berada di koordinat 21.2525° LU dan 39.4939° BT sedangkan

koordinat user berada di jalan dipati ukur tepatnya di koordinat 06.5320° LS dan

107.3691° BT, karena user berada di koordinat lintang selatan, maka ditambahkan

“-“ didepan data koordinat tersebut. Bedasarkan data koordinat tersebut maka

dilakukan perhitungan sebagai berikut:

X = 107.3691 - 39.4939

X = 67.88

Y = -6.5320 - 21.2525

Y = -27.78

Gambar 4.1. Perhitungan sudut

7DQĮ

7DQĮ

7DQĮ - 0.4092

(48)

38

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh sudut sebesar 22.25° yang

merupakan sudut dari arah barat menuju arah kiblat.

Untuk perhitungan di daerah lain, misalkan di kota Cimahi:

X = 107.33 - 39.49

X = 67.84

Y = - 6.52 - 21.25

Y = -27.77

7DQĮ

7DQĮ

7DQĮ -0.4093

$UFWDQĮ -22.2615°

Setelah dilakukan perhitungan ternyata kiblat diantara kota Cimahi dan jalan

(49)

39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengujian dan analisa yang dilakukan pada sistem yang telah

dirancang, dapat diperoleh kesimpulan :

1. Sistem penentu arah kiblat portable berbasis mikrokontroler telah berhasil diaplikasikan.

2. Berdasarkan data hasil pengujian dan mengacu pada beberapa sumber,

koordinat lintang dan bujur setiap kota berbeda-beda sehingga dengan adanya

sistem penentu arah kiblat yang telah dirancang dapat diketahui koordinat user

yang lebih tepat.

3. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh GPS dapat dilakukan perhitungan

matematik untuk mencari derajat sudut arah kiblat.

4. Berdasarkan data pada tabel 4.6 terdapat perbedaan pada data kompas analog

dan data kompas digital. Sehingga perlu adanya perhitungan pada program

kompas digital agar data kompas digital sesuai dengan data kompas analog.

5. Berdasarkan data pada tabel 4.3 terdapat selisih antara besar sudut arah kiblat

antara alat yang dirancang dengan sudut arah kiblat pada beberapa mesjid di

kota Bandung yaitu sekitar 1° sampai 2 °.

5.2 Saran

Perancangan sistem penentu arah qiblat ini masih jauh dari kata sempurna

dan masih memiliki banyak kekurangan. Perlu adanya pembelajaran lebih lanjut

demi menghasilkan perancangan sistem penentu arah kiblat yang lebih baik.

Adapun saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengembangan

sistem penentu arah kiblat.

Untuk pengembangan selanjutnya bisa dirancang sistem penentu arah kiblat

(50)

Gambar

Gambar 2.2. Bentuk Rasi Orion dan Penentuan Arah Kiblat.
Gambar 2.4. Panduan jari untuk perkiraan nilai sudut.
Gambar 2.5. Kompas
Gambar 2.7. Trigonometri
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Mounter yang berkecepatan rendah (Low speed) untuk Memasangkan komponen yang berukuran lebih besar atau memiliki kaki (terminal) yang banyak.. seperti Integrated Circuit (IC)

nuklir dengan tingkat muat uranium tinggi telah dilakukan penelitian pembuatan senyawa uranium nitrida (UN) dari logam uranium masif melalui tahapan mereaksikan

Berdasarkan analisis dan refleksi terhadap pencapaian tindakan siklus pertama ini, hasil yang dicapai tersebut dinilai masih perlu ditingkatkan karena belum mencapai

Nilai K dari persamaan Freundlich dapat digunakan untuk memprediski sorpsi P maksimum ternyata lebih rendah dari pada nilai yang didapat dengan menggunkan

Data dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.´ Teknik penentuan sampel dalam ´ penelitian ini menggunakan ´ nonprobility purposive sampling , ´ yaitu teknik

Baja tahan karat Duplex merupakan baja yang pada temperatur kamar memiliki dua fasa yaitu austenit dan ferrit. Baja tahan karat duplex digunakan dalam pengaplikasian

Pengembangan Model Integrasi QFD-Axiomatic Design- TRIZ dengan Non Preemtive Fuzzy Goal Programming untuk Kepuasan Konsumen dan Biaya Pengembangan Produk. Choirumah 2014 √ √ √

pengusulan proposal penelitian dilakukan oleh dosen/staf pengajar AKBID Wijaya Husada (baik secara individual maupun berkelompok) dengan mengikuti