• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dampak Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Merger dan Akuisisi pada Perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Dampak Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Merger dan Akuisisi pada Perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

ANALIISIS DAM SESUDAH PAD PRO U PAK ABNO H PENGUM DA PERUS DI BUR A OGRAM ST DEPAR FAK UNIVERSI SKRIP NORMAL RE MUMAN M SAHAAN Y RSA EFEK OLEH ADINDA PU 0705030 TUDI STR RTEMEN A KULTAS E ITAS SUM MEDA 2012 PSI ETURN SA MERGER D YANG TER K INDONES H : USPITA 065

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul : ”Analisis Dampak

Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Merger dan Akuisisi pada Perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Strata-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Mei 2012

(3)

ABSTRAK

ANALISIS DAMPAK ABNORMAL RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI

PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat dampak

abnormal return saham pada saat, sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui terdapat perbedaan dampak abnormal return saham pada saat, sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hipotesis dalam penelitian ini ialah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap dampak abnormal return saham pada saat, sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan merger dan akuisisi seperti nama emiten yang melakukan merger dan akuisisi, tanggal pengumuman merger dan akuisisi, harga saham emiten, serta data-data pendukung lainnya yang diperoleh dari www.yahoofinance.com dan www.idx.co.id. Metode analisi yang digunakan adalah Uji Kolmogrov Smirnov untuk uji normalitas data dan Uji Paired T-Test

untuk uji hipotesis. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 18.00 for windows.

Pada hipotesis hasil penelitian dengan Uji Paired T-Test menunjukkan bahwa tidak terdapat signifikan antara abnormal return 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah pengumuman merger dan akuisisi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2006-2011).

(4)

ABSTRACT

STOCK ANALYSIS ABNORMAL RETURN BEFORE AND AFTER MERGER AND ACQUISITION

LISTED IN

STOCK EXCHANGE IN INDONESIA

Formulation of the problem in this study is whether there is the impact of

abnormal stock returns at the time, before and after the announcement of mergers and acquisitions in companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The purpose of this study is to know there are differences in the impact of abnormal stock returns at the time, before and after the announcement of mergers and acquisitions in companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The hypothesis in this study is a significant difference to the impact of abnormal stock returns at the time, before and after the announcement of mergers and acquisitions.

Secondary data collection done by collecting documents relating to mergers and acquisitions such as the name of the issuer that a merger and acquisition, merger and acquisition announcement date, the stock price, as well as other supporting data obtained from www.yahoofinance.com and www.idx.co.id.

Analysis method used is Kolmogrov Smirnov test for normality test data and test

Paired T-Test to test the hypothesis. Analyzing data using statistical data processing software ie SPSS for windows 18:00.

In the hypothesis test results with the Paired T-Test showed that there was no significant association between abnormal returns 10 days before and 10 days after the announcement of mergers and acquisitions in companies listed on the Indonesia Stock Exchange period (2006-2011).

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT semesta alam, yang telah melimpahkan berbagai nikmat, hidayah dan kasih sayangNya kepada penulis sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Dampak

Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Merger dan Akuisisi pada Perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia” dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selalu Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Unversitas Sumatera Utara

(6)

4. Bapak Drs.Chairul Nazwar, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nurzaimah , MM, Ak. selaku Dosen Pembanding I dan Ibu Risanti SE M.Si, Ak. selaku Dosen Pembanding II saya atas segala masukan dan saran

yang telah diberikan.

6. Orang tua saya, H. Drs Anto Subekti, Apt dan Hj. Baiti SE, Kakak Kandung saya dr. Aisyah Belladona, Razza Adam Siregar, dan Achmad Fauzi, yang selama ini senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan mendukung saya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Mei 2012 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ...……..ii

ABSTRACT ... …iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan penelitian ... 9

1.3.2 Manfaat penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1 Penggabungan usaha ... 10

2.1.2 Pengertian merger dan akuisisi ... 13

2.1.3 Tipe-tipe merger dan akuisisi ... 17

2.1.4 Motif Melakukan Merger dan Akuisisi ... 20

2.1.5 Keunggulan dan kelemahan merger ... 23

2.1.6 Keunggulan dan kelemahan akuisisi ... 23

2.2 Pasar Modal yang Efisien ... 24

2.3 Efisiensi Pasar ... 25

2.4 Return Saham ... 27

2.5 Abnormal Return ... 27

2.6 Event Study (Identifikasi Peristiwa) ... 29

2.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 30

2.8 Kerangka Konseptual ... 32

2.9 Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 34

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 36

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 37

3.5.1 Return saham ... 38

3.5.2 Return ekspektasi ... 38

(8)

3.6 Metode Analisis Data ... 39

3.6.1 Uji normalitas data ... 40

3.6.2 Pengujian hipotesis ... 41

3.7 Jadwal Penelitian ... 42

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 43

4.1 Data Penelitian ... 43

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 44

4.2.1 Hasil analisis deskriptif ... 44

4.2.2 Hasil uji normalitas ... 45

4.2.3 Hasil uji hipotesis ... 47

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 49

5.3 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 31

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sambel ... 35

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 42

Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 44

Tabel 4.2 Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Text ... 45

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Skema Merger ... 15

Gambar 2.2 Skema Akuisisi ... 17

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual ... 33

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Sampel perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi ... 54

Lampiran 2 Daftar Harga Saham, Actual Return, IHSG, Return Pasar ... 55

Lampiran 3 Daftar Rata-rata Abnormal Return Saham ... 74

(12)

ABSTRAK

ANALISIS DAMPAK ABNORMAL RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI

PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat dampak

abnormal return saham pada saat, sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui terdapat perbedaan dampak abnormal return saham pada saat, sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hipotesis dalam penelitian ini ialah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap dampak abnormal return saham pada saat, sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan merger dan akuisisi seperti nama emiten yang melakukan merger dan akuisisi, tanggal pengumuman merger dan akuisisi, harga saham emiten, serta data-data pendukung lainnya yang diperoleh dari www.yahoofinance.com dan www.idx.co.id. Metode analisi yang digunakan adalah Uji Kolmogrov Smirnov untuk uji normalitas data dan Uji Paired T-Test

untuk uji hipotesis. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 18.00 for windows.

Pada hipotesis hasil penelitian dengan Uji Paired T-Test menunjukkan bahwa tidak terdapat signifikan antara abnormal return 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah pengumuman merger dan akuisisi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2006-2011).

(13)

ABSTRACT

STOCK ANALYSIS ABNORMAL RETURN BEFORE AND AFTER MERGER AND ACQUISITION

LISTED IN

STOCK EXCHANGE IN INDONESIA

Formulation of the problem in this study is whether there is the impact of

abnormal stock returns at the time, before and after the announcement of mergers and acquisitions in companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The purpose of this study is to know there are differences in the impact of abnormal stock returns at the time, before and after the announcement of mergers and acquisitions in companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The hypothesis in this study is a significant difference to the impact of abnormal stock returns at the time, before and after the announcement of mergers and acquisitions.

Secondary data collection done by collecting documents relating to mergers and acquisitions such as the name of the issuer that a merger and acquisition, merger and acquisition announcement date, the stock price, as well as other supporting data obtained from www.yahoofinance.com and www.idx.co.id.

Analysis method used is Kolmogrov Smirnov test for normality test data and test

Paired T-Test to test the hypothesis. Analyzing data using statistical data processing software ie SPSS for windows 18:00.

In the hypothesis test results with the Paired T-Test showed that there was no significant association between abnormal returns 10 days before and 10 days after the announcement of mergers and acquisitions in companies listed on the Indonesia Stock Exchange period (2006-2011).

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Strategi bersaing yang berusaha mengembangkan (membesarkan) perusahaan sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan disebut strategi pertumbuhan. Strategi ini dapat dilaksanakan melalui pertumbuhan internal atau penggabungan usaha yaitu konsolidasi, merger dan akuisisi, Swarsono (2004).

Pertumbuhan internal dilakukan dengan cara memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya dengan cara menambahkan kapasitas pabrik, menambah produk atau mencari pasar baru. Konsolidasi adalah penggabungan usaha yang dilakukan dengan pengambil-alihan aktiva dan kewajiban perusahaan-perusahaan yang bergabung dengan cara membentuk perusahaan baru. Sementara merger dilakukan dengan menggabungkan dua atau lebih perusahaan dimana salah satu nama perusahaan yang bergabung tetap digunakan sedangkan yang lain dihilangkan dan akuisisi dilakukan dengan pembelian seluruh atau sebagian kepemilikan suatu perusahaan.

(15)

dilakukan seiring dengan majunya pasar modal di Indonesia. Beberapa contoh perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan merger dan akuisisi diantaranya adalah PT Semen Gresik yang mengakuisisi PT Semen Padang, PT Gudang Garam merger dengan PT Surya Pamenang dan PT Nutricia yang mengakuisisi PT Sari Husada.

Alasan perusahaan lebih tertarik memilih merger dan akuisisi sebagai strateginya dari pada pertumbuhan internal adalah karena merger dan akuisisi dianggap jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan dimana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru. Merger dan akuisisi juga dianggap dapat menciptakan sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar dari pada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Selain itu merger dan akuisisi dapat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi.

Kegiatan merger dan akuisisi di Indonesia sudah mulai berlangsung pada tahun 1970-an (Yudatmoko dan Na’im, 2000), yang perkembangannya terus berlangsung sampai sekarang. Kecenderungan yang terjadi di Indonesia, pola merger dan akuisisi lebih banyak dilakukan yang disebabkan karena pemilik perusahaan lebih nyaman dengan kepemilikan saham pribadi dalam jumlah besar.

(16)

penelitian terhadap keputusan mergerdan akuisisi perusahaan. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa perubahan harga saham merefleksi perubahan prediksi rata-rata pasar secara agregat, sebaliknya volume perdagangan merupakan jumlah tindakan atau perdagangan investor individual. Reaksi pasar yang ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan diukur dengan menggunakan abnormal return saham, sehingga bila suatu pengumuman merger dan akuisisi mengandung informasi pergerakan harga saham, maka investor akan dapat menghitung return saham dan abnormal return saham.

Pengujian kandungan informasi pergerakan harga saham dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman merger dan akuisisi. Jika pengumuman merger dan akuisisi mengandung informasi tersebut, pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu pengumuman merger dan akuisisi tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga sekuritas yang bersangkutan dimana reaksi ini dapat diukur dengan abnormal return.

(17)

ekonomi baik maka akan merefleksikan harga saham akan naik pula yang akan berdampak positif pada tingkat pengembalian saham (return).

Abnormal return merupakan kelebihan dari return normal. Return normal merupakan return expected (return yang diharapkan oleh investor). Jogiyanto (2003) dalam Puspitaayu (2011), mendefinisikan abnormal return saham adalah selisih antara return yang sesungguhnya terjadi dengan return ekpektasi.

Saham adalah surat berharga yang paling populer diantara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam masyarakat. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas, Darmadji (2006). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan tersebut. Ekspektasi atau motivasi setiap investor adalah mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Bermain saham memiliki potensi keuntungan dalam 2 (dua) hal, pembagian dividen dan kenaikan harga saham (capital gain). Pengumuman yang memiliki informasi pada pasar modal efisien, akan langsung tercermin pada harga saham sehingga berdampak pada pendapatan saham.

(18)

digunakan untuk menguji kandungan informasi pergerakan harga saham dari suatu pengumuman merger dan akuisisi dan juga dapat digunakan untuk menguji efesiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi pergerakan harga saham dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari suatu pengumuman merger dan akuisisi, jika pengumuman merger dan akuisisi tersebut mengandung informasi tersebut maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Saiful (2003) dalam Widyaputra (2006), melakukan penelitian terhadap pengumuman merger dan akuisisi terhadap abnormal return perusahaan target dan industri sejenis dari tahun 1991-1997, penelitian menggunakan teknik event study. Sampel akhir yang memenuhi kriteria adalah 30 perusahaan target dan 241 perusahaan non target dalam industri sejenis. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan adanya abnormal return positif yang diperoleh pemegang saham perusahaan target pada hari sebelum, saat dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengumuman merger dan akuisis mengandung informasi pergerakan harga saham bagi pelaku pasar modal. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa perusahaan target memperoleh kemakmuran dari aktivitas merger dan akuisisi.

(19)

menyatakan bahwa adanya perbedaan rata-rata abnormal return positif yang diterima perusahaan. Periode penelitian menggunakan periode pengamatan 31 hari (yaitu 15 hari sebelum dan 15 hari sesudah pengumuman) terhadap 47 perusahaan. Hasil dari penelitian ini adalah ada perbedaan signifikan positif rata-rata abnormal return yang diterima perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.

Tjandra (1995) meneliti emiten-emiten yang ada di BEJ, memperoleh 5 perusahaan yang melakukan akuisisi eksternal dan 11 akuisisi internal, periode pengamatannya 1990-1993. Tambahan kemakmuran diukur dengan menggunakan

abnormal return. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuisisi internal tidak ada yang memberikan AAR (rata-rata abnormal return) yang positif pada periode pengamatan, sedangkan untuk akuisisi eksternal banyak yang memberikan AAR (rata-rata abnormal return) yang positif. Kesimpulan akuisisi eksternal lebih mampu memberikan kemakmuran bagi pemegang saham.

Rachmawati dan Tendelilin (2001) juga melakukan penelitian terhadap pengumuman merger dan akuisisi terhadap return saham yang diukur dengan besarnya abnormal return. Jumlah perusahaan yang masuk sampel sebanyak 36, dengan menggunakan teknik event study dan event period adalah 81 hari bursa yaitu (40 hari sebelum dan 40 hari sesudah pengumuman merger dan akusisi. Hasil pengujian statistik menggunakan uji beda dua rata-rata pada periode sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi menunjukan secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return

(20)

Limmack (1991) meneliti mengenai pengaruh merger terhadap tingkat kemakmuran pemegang saham perusahaan pengakuisisi dan perusahaan target selama periode 1977-1986. Limmack (1991) menggunakan tiga model analisis yaitu: model pasar, model pasar yang disesuaikan, model indeks relatif. Tingkat

abnormal return yang diamati adalah sekitar tanggal akuisisi dan pada tanggal laporan keuangan. Hasil penelitiannya mengenai kesejahteraan pemegang saham setelah terjadinya merger dan akuisisi, meyimpulkan bahwa secara total tidak ada penurunan kesejahteraan bersih pemegang saham, namun pemegang saham perusahaan pengakuisisi mengalami penurunan kesejateraan, sementara pemegang saham perusahaan target (target companies) mengalami kenaikan kesejahteraan yang signifikan.

Payamta (2001) melakukan penelitian mengenai pengaruh keputusan merger dan akuisisi yang diambil perusahaan terhadap kinerja saham perusahaan yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi pada tahun 1990-1996. Hasil penelitian tersebut menemukan fakta bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kinerja saham perusahaan, pasca keputusan merger dan akuisisi.

Penelitian yang dilakukan Wibowo dan Pakereng (2001) tentang pengaruh pengumuman merger dan akuisisi bagi perusahaan pengakuisisi dan perusahaan

(21)

akuisisi oleh perusahaan pengakuisisi juga mengakibatkan adanya abnormal return saham perusahaan non pengakuisisi dalam sektor industri yang sama.

Hasil penelitian yang dilakukan Swandari (1999) dalam Widyaputra (2006), tentang pengaruh pengumuman merger dan akuisisi terhadap return pemegang saham di Bursa Efek Jakarta menunjukkan bahwa pemegang saham perusahaan pengakuisisi menikmati abnormal return positif yang lama menjelang pengumuman merger dan akuisisi. Hal tersebut berarti bahwa pengumuman tersebut mengandung muatan informasi pergerakan harga saham yang telah dimiliki investor sebelum event date. Pemegang saham juga memperoleh

abnormal return positif hingga 23 hari setelah pengumuman merger dan akuisisi, yang mengindikasi bahwa pengumuman merger dan akuisisi mengandung muatan informasi dan merupakan berita baik pemegang saham pengakuisisi.

Atas dasar latar belakang dan hasil penelitian pendahuluan di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Dampak Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Merger dan Akusisi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

(22)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dampak abnormal return saham pada saat, sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, tidak hanya bagi peneliti, tetapi juga bagi pihak perusahaan/emiten maupun investor dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi Perusahaan, untuk menambah informasi dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan skala perusahaan sehingga dapat menentukan langkah selanjutnya setelah merger dan akuisisi.

2. Bagi Investor, untuk dapat digunakan sebagai bahan referensi yang bermanfaat untuk menambah wawasan bagi mereka yang berminat dan sebagai perbandingan serta dasar untuk melaksanakan penelitian yang lebih mendalam serta menambah informasi untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan di pasar modal.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teroritis

2.1.1 Penggabungan usaha

Pengembangan usaha sebagai upaya untuk memajukan usaha perusahaan merupakan tindakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan operasional perusahaan. Salah satu upaya ke arah pengembangan usaha adalah dengan melakukan aliansi usaha. Saat ini aliansi usaha sedang menjadi trend di kalangan pengusaha. Berbagai bentuk aliansi seperti merger, konsolidasi, dan akuisisi menjadi pilihan yang strategis untuk memperkuat kinerja perusahaan dan memperbesar margin strategis untuk memperkuat kinerja perusahaan dan memperbesar margin keuntungan.

(24)

Setiap pemilik perusahaan pasti menghendaki adanya suatu perkembangan dalam perusahaan yang telah didirikannya. Agar tingkat perkembangan perusahaan tersebut dapat sesuai dengan yang diharapkan, maka diperlukan adanya suatu perencanaan yang matang. Penggabungan usaha dalam bentuk merger dan akuisisi merupakan salah satu perencanaan yang dipilih.

Penggabungan usaha dalam bentuk merger dan akuisisi merupakan salah satu perencanaan yang dipilih. Penggabungan usaha adalah alternatif bagi perusahaan dalam rangka melakukan pengembangan usaha secara eksternal guna mempertahankan kelangsungan hidup dan untuk tujuan pertumbuhan perusahaan. Penggabungan badan usaha sebagai bentuk pernyataan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi, karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain ataupun memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain (IAI, 2004).

(25)

1. kekuasaan lebih dari 50% hak suara atas perusahaan yang lainnya tersebut berdasarkan perjanjian dengan investor.

2. kekuasan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan lainnnya tersebut berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.

3. kekuasan untuk mengangkat dan memberhentikan sebagian besar anggota pengurus perusahaan lainnnnya tersebut.

4. kekuasaan untuk mendapatkan hak suara mayoritas dalam rapat direksi perusahaan lainnnya tersebut.

Definisi penggabungan usaha menurut Beams dan Yusuf (2000) adalah penyatuan entitas-entitas usaha. Penggabungan usaha yang terpisah adalah suatu alternatif perluasan secara internal melalui akuisisi atau penggembangan kekayaan perusahaan secara bertahap, dan sering kali memberikan manfaat bagi semua entitas yang bersatu dan pemiliknya.

Dari definisi-definisi tersebut oleh Gurendrawati (1999) disimpulkan secara umum, bahwa penggabungan usaha adalah satu set kondisi dua atau lebih perusahaan bekerja sama melalui kepemilikan bersama atas suatu badan usaha. Perusahaan yang memiliki mayoritas voting stock perusahaan lain akan mempunyai kemampuan untuk mengendalikan proses pembuatan keputusan, serta menguasai aktiva dan kewajiban perusahaan lain.

(26)

1. Penggabungan badan usaha vertikal, yaitu penggabungan usaha yang terjadi apabila perusahaan-perusahaan yang melakukan penggabungan usaha tersebut mempunyai kegiatan yang berbeda tetapi saling berhubungan, misalnya sebagai rekanan dan pelanggan.

2. Penggabungan badan usaha horizontal, yaitu penggabungan usaha yang terjadi apabila perusahaan-perusahaan yang melakukan penggabungan usaha tersebut mempunyai kegiatan yang sama atau menghasilkan barang dan jasa yang sifatnya subtitusi.

3. Penggabungan badan usaha konglomerasi.

Jenis penggabungan usaha ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seperti berikut ini :

1. Penggabungan usaha vertikal dan Penggabungan usaha horizontal secara bersama-sama.

2. Penggabungan badan usaha oleh perusahaan-perusahaan yang tidak mempunyai hubungan usaha.

Secara teori, penggabungan usaha dapat berupa merger, akuisisi dan konsolidasi. Tetapi pada kali ini, penulis hanya membahas mengenai merger dan akuisisi.

2.1.2 Pengertian merger dan akuisisi

(27)

perusahaan yang pada akhirnya bergabung kedalam salah satu perusahaan yang telah ada sebelumnya, sehingga menghilangkan salah satu nama perusahaan yang melakukan merger. Dengan kata lain bahwa merger adalah kesepakatan dua atau lebih perusahaan untuk bergabung yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitas atau bubar (Moin, 2004).

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1988 mendefinisikan merger adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar.

Penyatuan usaha itu sendiri didefinisikan sebagai penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain. Penyatuan kepentingan dengan suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama segala risiko dan manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat diidentifikasikan sebagai perusahaan pengakuisisi (IAI, 2004).

Pihak yang masih hidup dalam atau yang menerima merger dinamakan

(28)

Perusahaan yang dimerger akan menanggalkan status hukumnya sebagai entitas yang terpisah dan setelah merger statusnya berubah menjadi bagian (unit bisnis) di bawah surviving firm. Dengan demikian merged firm tidak dapat bertindak hukum atas namanya sendiri.

Dari penjelasan diatas dapat digambarkan menjadi suatu skema atas merger sebagai salah satu straregi perusahaan.

Skema Merger

Gambar 2.1

Sumber: Ataina Hudayati (1997)

Sementara akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan acquisition

(Inggris), secara harfiah akuisisi mempunyai makna membeli atau mendapatkan sesuatu/obyek untuk ditambahkan pada sesuatu/obyek yang telah dimiliki sebelumnya. dalam teminologi bisnis akuisisi dapat diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusaahaan lain, dan dalam peristiwa baik perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah (Moin, 2004).

Perusahaan A

Perusahaan B

(29)

Pada Pemerintah Republik Indonesia No.27 tahun 1998 tentang penggabungan, peleburan dan pengambilalihan Perseroan Terbatas mendefinisikan akusisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.

Akuisisi sebagai suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan yaitu pengakuisisi sehingga akan mengakibatkan berpindahnya kendali atas perusahaan yang diambil alih tersebut (IAI, 2004). Biasanya perusahaan pengakuisisi memliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan terakuisisi. Kendali perusahaan yang dimaksud dalam pengendalian adalah kekuatan untuk:

1. Mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan. 2. Mengangkat dan memberhentikan manajemen.

3. Mendapat hak suara mayoritas dalam rapat redaksi.

Pengendalian ini yang memberikan manfaat kepada perusahaan pengakuisisi. Akuisisi berbeda dengan merger karena akuisisi tidak menyebabkan pihak lain bubar sebagai entitas hukum. Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam akuisisi secara yuridis masih tetap berdiri dan beroperasi secara independen tetapi telah terjadi pengalihan oleh pihak pengakusisi.

(30)

memiliki saham kurang dari jumlah itu pengakuisisi juga bisa dinyatakan sebagai pemilik suara mayoritas jika anggaran dasar perusahaan yang diakuisisi menyebutkan hal yang demikian. Namun bisa juga pemilik dari 51 persen tidak tahu belum dinyatakan sebagai pemilik suara mayoritas jika dalam anggaran dasar perusahaan menyebutkan lain. Akuisisi memunculkan hubungan antara perusahaan induk (pengakuisisi) dan perusahaan anak (terakuisisi) dan selanjutnya kedua memiliki hubungan afiliasi. Dari penjelasan diatas dapat digambarkan menjadi suatu skema atas akuisisi sebagai salah satu strategi.

Skema Akuisisi

Sebelum akuisisi Setelah Akuisisi

[image:30.595.178.455.336.554.2]

Pengendalian

Gambar 2.2

Sumber: Ataina Hudayati (1997) 2.1.3 Tipe-tipe merger dan akuisisi

Merger dan akuisisi berdasarkan aktivitas ekonomi dapat diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu merger horisontal, vertikal, konglomerat, ekstensi pasar dan ekstensi produk Hitt (2002).

1. Merger horizontal

Merger horizontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama. Sebelum terjadi merger perusahaan-perusahaan ini bersaing satu sama lain dalam pasar/industri yang sama.

Perusahaan A

Perusahaan B

Perusahaan A

(31)

2. Merger vertikal

Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksi atau operasi.

3. Merger konglomerat

Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait.

4. Merger ekstensi pasar

Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk secara bersama-bersama memperluas area pasar.

5. Merger ekstensi produk

Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan.

Sedangkan akuisisi dapat diklasifikasikan dalam 12 tipe, yaitu Hitt (2002): 1. Akuisisi horizontal

Akuisisi horizontal adalah akuisisi perusahaan dimana perusahaan yang diakuisisi adalah para pesaingnya, baik pesaing yang mempunyai produk yang sama, atau perusahaan yang memiliki teritorial pemasaran yang sama, dengan tujuan untuk memperbesar pangsa pasar atau membunuh pesaing. 2. Akuisisi vertikal

Akuisisi vertikal adalah akuisisi yang dilakukan oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lain yang masih dalam satu mata rantai produksi, yakni suatu perusahaan dalam arus pergerakan produksi dari hulu ke hilir.

3. Akuisisi konglomerat

Akuisisi konglomerat adalah akuisisi terhadap perusahaan yang tidak terkait baik secara horizontal maupun vertikal.

4. Akuisisi eksternal

(32)

6. Akuisisi internal

Akuisisi internal adalah kebalikan dari akuisisi eksternal, dalam akuisisi internal perusahaan-perusahaan yang melakukan akuisisi masih dalam satu grup usaha.

7. Akuisisi saham

Akuisisi saham adalah akuisisi perusahaan dimana yang diakuisisi adalah saham yang dimiliki oleh perusahaan target, baik dengan uang tunai, maupun dibayar dengan saham yang dimiliki oleh pengakuisisi atau perusahaan lainnya. Untuk dapat disebut transaksi akuisisi, maka saham yang dibeli tersebut haruslah paling sedikit 51% (simple majority), atau paling tidak setelah akuisisi tersebut, dan pihak pengakuisisi harus memegang saham paling tidak 51%. Sebab jika kurang dari presentase tersebut, maka perusahaan target tidak bisa dikontrol karena yang terjadi hanya jual beli saham biasa saja.

8. Akuisisi aset

Akuisisi aset adalah pegakuisisian terhadap aset perusahaan target dengan tanpa mengasumsi atau mengambil alih seluruh kewajiban perusahaan target terhadap pihak ketiga.

9. Akuisisi kombinasi

Akuisisi kombinasi adalah kombinasi antara akuisisi saham dengan akuisisi aset.

(33)

Akuisisi bertahap adalah akuisisi yang tidak dilaksanakan sekaligus, misalnya dengan pembelian convertible bonds oleh perusahaan pengakuisisi, maka tahap pertama yang dilakukanoleh perusahaan pengakuisisi adalah mendrop dana ke perusahaan target lewat pembelian bonds yang kemudian ditukar dengan equity, jika kinerja perusahaan target semakin baik, maka hak opsi ada pada pemilik convertible bonds sebagai pihak perusahaan pergakuisisi. 11. Akuisisi strategis

Akuisisi strategis adalah akuisisi perusahaan yang dilakukan dengan latar belakang untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, sebab dengan akuisisi diharapkan dapat meningkatkan sinergi usaha, mengurangi resiko karena diversivikasi, memperluas pangsa pasar, dan meningkatkan efisiensi. 12. Akuisisi finansial

Akuisisi financial adalah akuisisi yang dilakukan untuk meningkatkan keuntungan finansi dengan waktu cepat. Akuisisi ini bersifat spekulatif, dengan keuntungan yang diharapkan lewat pembelian saham atau aset yang murah tetapi dengan income perusahaan target yang tinggi.

2.1.4 Motif melakukan merger dan akuisisi

Perusahaan dalam melakukan aktivitas merger dan akuisisi untuk meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dipengaruhi oleh beberapa motif, seperti berikut ini:

1. Motif ekonomi

(34)

perusahaan dan bagi pemegang saham. Merger dan akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut sehingga seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus diarahkan untuk mencapai tujuan ini. Motif strategis juga termasuk motif ekonomi ketika aktivitas merger dan akuisisi dilakukan untuk mencapai posisi strategis perusahaan agar memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Biasanya perusahaan melakukan merger dan akuisisi untuk mendapatkan economies of scale (penghematan skala) dan economies of scope

(penghematan cakupan). Penghematan skala merupakan penghematan biaya produksi karena perusahaan memproduksi produk dalam jumlah besar. Kata

skala berarti ukuran produksi. Sementara itu, penghematan cakupan merupakan penghematan biaya produksi karena perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya satu lini produk untuk memproduksi lini-lini produk yang lain. Kata cakupan merujuk pada cakupan produksi.

2. Motif sinergi

(35)

dengan penjumlahan aktivitas-aktivitas perusahaan jika mereka bekerja sendiri.

3. Motif diversifikasi

Diversifikasi adalah strategi pemberagaman bisnis yang bisa dilakukan melalui merger dan akuisisi. Diversifikasi dimaksud untuk mendukung aktivitas bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing, tetapi jika melakukan diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula, maka perusahaan tidak lagi berada pada koridor yang mendukung kompetensi intinya (core competence). Di samping memberikan manfaat seperti transfer teknologi dan pengalokasian modal, diversifikasi juga membawa kerugian yaitu adanya subsidi silang.

4. Motif non-ekonomi

Aktivitas merger dan akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk kepentingan ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat non-ekonomi, seperti prestise dan ambisi. Motif non-ekonomi bisa berasal dari manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. Termasuk dalam motif non-ekonomi adalah hubris hypotesis dan ambisi pemilik.

(36)

2. Ambisi pemilik adanya ambisi dari pemilik perusahaan untuk menguasai berbagai sektor bisnis, menjadikan aktivitas merger dan akuisisi sebagai strategi perusahaan untuk menguasai perusahaan-perusahaan yang ada untuk membangun “kerajaan bisnis”. Hal ini biasanya terjadi bila pemilik perusahaan memiliki kendali dalam pengambilan keputusan perusahaan.

2.1.5 Keunggulan dan kelemahan merger 1. Keunggulan Merger

Pengambil-alihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibandingkan pengambil-alihanan yang lain.

2. Kekurangan Merger

Dibandingkan akuisisi, merger memiliki beberapa kekurangan. Yaitu harus ada persetujuan para pemegang saham dari masing-masing perusahaan, sedangkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama.

2.1.6 Keunggulan dan kelemahan akuisisi Keunggulan akuisisi:

1. Akuisisi saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.

(37)

3. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan maka, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambil alihan perusahaan yang tidak bersahabat. (hostile takeover).

4. Akuisisi aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara pemegang saham. Seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas, jika mereka tidak menyetujui akuisisi.

Kekurangan akuisisi:

1. Jika para pemegang saham minoritas yang tidak setuju terhadap pengambil alihan cukup banyak, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua pertiga (67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.

2. Bila perusahaan pengakuisisi mengambil alih seluruh saham yang di beli maka terjadi merger.

3. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.

2.2 Pasar Modal yang Efisien

(38)

mempublikasikan informasi berkualitas, dari sisi frekuensi, kebenaran dan kecepatan informasi tersebut.

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal menyediakan berbagai alternatif investasi bagi para investor selain alternatif investasi lainnya seperti menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Seorang investor sebelum membeli saham suatu perusahaan, akan mempelajari terlebih dahulu kondisi perusahaan. Hal ini berdasarkan alasan bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan. Investor sering membandingkan antara harga pasar saham dengan nilai atau harga sebenarnya dari saham tersebut, sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual suatu saham.

2.3 Efisiensi Pasar

(39)

didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan.

Membedakan pasar modal dalam tiga bentuk pasar efisien, hal tersebut dilakukan bertujuan untuk mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar modal. Ketiga bentuk efisiensi pasar ini berhubungan antara satu dengan yang lain. Hubungan itu berupa tingkatan yang kumulatif, dimana bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat. Prasetio dan Astuti (2003) membedakan efisiensi pasar menjadi tiga macam yaitu :

1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)

Pasar efisien bentuk lemah terjadi apabila harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh informasi masa lalu. Bentuk efisiensi pasar lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang sehingga nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi nilai sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal atau

abnormal return.

2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong form)

(40)

dengan memanfaatkan informasi yang tersedia kepada publik (public information).

3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Pasar efisien bentuk kuat terjadi apabila harga- harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang bersifat pribadi, sehingga tidak ada individual atau kelompok investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal karena masing-masing investor mempunyai informasi yang sama.

2.4 Return Saham

Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh investor dari investasinya.

Return dapat berupa return realisasi maupun return ekspektasi. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis.

Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan expected return untuk mengukur risiko dimasa yang akan datang. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang.

2.5 Abnormal Return

Abnormal return umumnya menjadi fokus dalam study yang mengamati reaksi harga atau efisiensi pasar. Abnormal return merupakan selisih antara return

yang sesungguhnya terjadi dikurangi return yang diharapkan atau return

ekspektasi Jogiyanto (2000) dalam Wiriastari (2010) . Dengan kata lain Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terhadap return

(41)

Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan investor). Return yang sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke – t yang merupakan selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya. Sedangkan return yang diharapkan merupakan return yang harus di estimasi.

Abnormal return akan terjadi apabila pengumuman merger dan akuisisi mempunyai kandungan informasi pergerakan harga saham dalam pasar modal yang efisien, harga saham dan tingkat pengembalian bereaksi dengan adanya pengumuman merger dan akuisisi sehingga dengan memanfaatkan informasi publik (public information), maka perusahaandapat memperoleh keuntungan diatas normal. Jogiyanto (2000) dalam Wiriastari (2010) menyebutkan tiga model yang dapat digunakan untuk mengukur abnormal return, yaitu :

1. Model Disesuaikan Rata-rata (Mean Adjusted Model)

Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Dalam model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada patokan untuk lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai berkisar dari 100 sampai dengan 300 hari untuk mendapatkan data harian dan dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan.

2. Model Pasar (Market Model)

(42)

3. Model Disesuaikan Pasar (Market Adjusted Model)

Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik dalam mengestimasi

return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.

2.6 Event Study ( Identifikasi Peristiwa )

Event study adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan harga saham di pasar modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat dari suatu peristiwa tertentu. Sedangkan menurut Kritzman (1994), event study bertujuan mengukur hubungan antara suatu peristiwa yang mempengaruhi surat berharga dan pendapatan (return) dari surat berharga tersebut. Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman merger dan akuisisi. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Dari pengertian tersebut sebenarnya

(43)

Peristiwa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peristiwa pengumuman merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam event study dikenal istilah event window (jendela peristiwa) /

event date (tanggal peristiwa) dan estimation period (periode estimasi). Periode peristiwa disebut juga dengan periode pengamatan / jendela peristiwa (event window) mempunyai panjang yang bervariasi, lama dari jendela yang umumnya digunakan berkisar 3 hari – 121 hari untuk data harian dan 3 bulan – 121 bulan untuk data bulanan. Sedangkan lama periode estimasi yang umum digunakan adalah berkisar dari 100 hari – 300 hari untuk data harian dan berkisar 24 – 60 bulan untuk data bulanan.

2.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Harga keseimbangan di dalam pasar yang kompetitif ditentukan oleh penawaran dan permintaan, dan mencerminkan konsensus bersama semua pelaku pasar tentang aktiva tersebut berdasarkan informasi yang tersedia. Jika terdapat informasi yang relevan masuk ke pasar maka informasi tersebut akan diinterpretasikan oleh pelaku pasar yang dapat berakibat kemungkinan pergeseran harga ke harga ekuilibrium yang baru. Harga ekuilibrium ini akan tetap bertahan sampai suatu informasi baru yang relevan lainnya masuk hingga dapat mengubah harga ekuilibrium sebelumnya.

(44)

abnormal return berdasarkan perhitungan perbedaan actual return saham dan

[image:44.595.117.510.306.739.2]

return saham dalam periode yang sama dengan menggunakan analisa event study. Dengan demikian maka apabila pengumuman merger dan akuisisi memiliki kandungan informasi maka diharapkan adanya abnormal return, tetapi apabila pengumuman merger dan akuisisi tersebut tidak memiliki kandungan informasi maka kemungkinan tidak terdapat abnormal return bagi pasar. Keadaan ini sesuai dengan beberapa penelitian terdahulu.

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti dan tahun

Judul Variabel Hasil Penelitian

Rahadiani Wiriastari

(2010)

Analisis dampak pengumuman merger dan akuisisi

terhadap return saham perusahaan

akuisitor yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2004-2008. Abnormal return, Merger dan akuisisi Secara independent sample t-test dalam penelitian ini tidak ada perbedaan abnormal return sebelum 20 hari dan sesudah 20 hari pengumuman merger dan akuisisi. Parwati Adhitya Puspita Ayu (2011) Analisis perbedaan abnormal return saham sebelum dan

sesudah pengumaman merger

pada perusahaan go public di Indonesia.

Abnormal return perusahaan, merger dan akuisisi. Berdasarkan analisis penelitian menyimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada

abnormal return

perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman merger pada perusahaan

(45)

Astri Rumondang P. (2010) Analisis Dampak Pengumuman Merger dan Akuisisi

terhadap Abnornal Return Saham

Perusahaan (Studi pada Bursa

Efek Indonesia Periode Tahun

2000-2006) Abnormal Return Saham, pengumuman merger dan akuisisi

Dari hasil hipotesis dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan

abnormal return yang signifikan 20hari sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi.tetapi penelitian ini dapat membuktikan adanya pengumuman merger

dan akuisisi menghasilkan abnormal

return pada disekitar pengumuman merger dan akuisisi .hasil pengujian menggunakan

one sample test.

Ida Prihatin (2007)

Pengaruh Pengumuman merger dan akuisisi

terhadap abnormal return saham

perusahaan pengakuisisi di BEJ

Merger dan Akuisisi, Abnormal Return, Perusahaan Pengakuisisi

Hasil analisis data dengan paired t-test menunjukkan bahwa sekitar pengumuman merger dan akuisisi, average abnormal return positif lebih banyak dari negative , tetapi secara statistic ternyata nilai t selama 61 hari pengamatan tidak ada yang signifikan. Dan pengujian hipotesis menggunakan wilcoxon sign-rangetest bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan dari rata-rata abnormal return antara periode sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi.

(46)

2.8 Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan oleh peneliti sebagai masalah yang penting. Kerangka konseptual ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala menjadi objek permasalahan.

Adapun kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

[image:46.595.147.505.314.419.2]

Uji Beda

Gambar 2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual diatas adalah gambaran mengenai perbedaan dampak

abnormal return saham sebelum dan sesudah melakukan pengumuman merger dan akuisisi yang menggunakan teknik event study. Abnormal return saham yang di uji beda didalam penelitian dapat dilihat pada saat, 10 hari sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi. Perusahaan di BEI yang melakukan merger dan akuisisi. Abnormal Return merupakan selisih antara tingkat keuntungan yang sebenarnya (actual return) dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return).

2.9 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoritis, tujuan penelitian terdahulu dan kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap dampak abnormal return saham pada saat, sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi.

Dampak Abnormal Return Saham Sebelum

Pengumuman Merger dan akuisisi

Dampak Abnormal Return Saham Sesudah

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian komparatif. Menurut Erlina (2008), “ penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan ”.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

(48)

1. Sampel adalah perusahaan pengakuisisi dari tiap jenis perusahaan yang terdaftar di BEI dan melakukan aktivitas merger dan akuisisi antara tahun 2006-2011.

2. Harga saham dari perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia minimal 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah pengumuman merger dan akuisisi.

3. Mempunyai kelengkapan informasi kegiatan merger dan akuisisi seperti tanggal akuisisi dan harga penutupan saham.

4. Tidak melakukan corporate action lain selama event window, karena dikhawatirkan akan menyebabkan hasil analisis yang bias. 

[image:48.595.119.517.473.755.2]

Dari kriteria di atas, diperoleh 44 perusahaan yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi antara 2006-2011. Dari 44 perusahaan tersebut, 36 diantaranya memenuhi persyaratan 1 ,2 ,3 dan 4 . Berikut adalah nama-nama perusahaan yang dijadikan sampel penelitian :

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel No Kode Populasi perusahaan

Kriteria

S 1 2 3 4

1 KLBF Kalbe Farma Tbk √ √     

2 SRSN Sarasa Nugraha Tbk √ √      2 

3 MITI Siwani Trimitra Tbk √ √      3  4 ADES Ades Alfindo Putra Setia Tbk √ √      4  5 ASII Astra Internasional Tbk √ √      5  6 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk √ √      6  7 SMSM Selamat Sempurna Tbk √ √      7  8 AALI Astra Agro Lestari Tbk √ √      8  9 ENRG Energi Mega Persada Tbk √ √      9  10 ADES Ades Water Indonesia Tbk √ √      10  11 UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk √ √  X  √   

12 MIRA Mitra Rajasa Tbk √ √  X  √   

(49)

Sumber : data peneliti yang diolah (2012) 3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas :

14 CENT Centrin Online Tbk √ √      12 

15 PNBN Panin Bank √ √      13 

16 WIKA Wijaya Karya Tbk √ √      14 

17 BNGA Bank Niaga Tbk √ √      15 

18 MNCN Media Nusantara Citra √ √      16  19 BNBR Bakrie dan Brother Tbk √ √      17  20 RODA Roda Panggon Harapan Tbk √ √  X  √    21 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk √ √      18  22 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk √ √      19  23 LAPD Leyand International Tbk √ √  X  √    24 BRPT Barito Pasific Tbk √ √      20 

25 DUTI Duta Pertiwi Tbk √ √  X  √   

26 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk √ √      21 

27 ISAT Indosat Tbk √ √      22 

28 BUMI Bumi Resources Tbk √ √      23 

29 ASIA Asia Natural Tbk √ √      24 

30 INDY Indika Energy Tbk √ √      25 

31 MEDC Medco Energy Tbk √ √      26 

32 ANTM Aneka Tambang Tbk √ √      27  33 JPFA JAPFA Comfeed Tbk √ √      28  34 AKRA AKR Corporindo Tbk √ √      29  35 ENRG Energi Mega Persada Tbk √ √      30  36 RMBA Bentoel Internasional Tbk √ √      31  37 RAJA Rukun Raharja Tbk √ √      32  38 IDKM PT.Indosiar Karya Media √ √      33 

39 INDX Indoexchange Tbk √ √  X  √   

40 POOL Pool Advista Indonesia Tbk √ √  X  √    41 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk √ √  X  √    42 FORU PT. Fortune IndonesiaTbk √ √      34 

43 SMCB HOLCIM Tbk √ √      35 

(50)

1. Data Return Saham 10 hari sebelum, pada saat, dan 10 hari sesudah tanggal pengumuman merger dan akuisisi yang diperoleh dari harga saham pada saat penutupan (closing price) yang terdapat di situs www.yahoofinance.com 2. Data Abnormal Return Saham 10 hari sebelum, pada saat, dan 10 hari sesudah

tanggal pengumuman merger dan akuisisi yang diperoleh dari indeks harga saham gabungan pada saat penutupan (closing price) yang diperoleh situs www.yahoofinance.com

3. Data perusahaan yang terdaftar di BEI yang melakukan merger dan akuisisi dan tanggal merger dan akuisisi untuk masing-masing tahun 2006 – 2011 yang dapat dilihat di IDX yang diperoleh dari situs www.idx.co.id.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder. Metode ini merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan merger dan akuisisi seperti nama emiten yang melakukan merger dan akuisisi, tanggal pengumuman merger dan akuisisi, harga saham emiten, serta data-data pendukung lainnya yang yang diperoleh dari www.yahoofinance.com dan www.idx.co.id.

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

(51)

3.5.1 Return saham

Return saham individual pada periode t, merupakan selisih antara harga saham I ada periode t dengan periode sebelumnya (t – 1), dibagi dengan harga saham pada t – 1.

. . .

.

Dimana :

Ri.t = Return saham perusahaan i pada waktu t. Pi.t = Harga saham perusahaan i pada waktu t. Pi.t-1 = Harga saham perusahaan i sebelum waktu t.

3.5.2 Return ekspektasi

Return Ekspektasi (expected return) merupakan selisih antara IHSG periode t dengan t–1 dibagi dengan IHSG pada bulan t–1.

Dimana:

= return ekspektasi

(52)

Abnormal return merupakan selisih antara actual return dengan expected return, yaitu kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Abnormal Return dihitung dengan Market Adjusted Abnormal Return, yaitu merupakan selisih return saham yang dihitung dari return individual dikurangi return ekspektasi.

ARi.t = Ri.t –

Dimana :

= abnormal return saham i pada saat t

Ri.t = return saham perusahaan i pada periode peristiwa ke t

= return ekpektasi pada saat t 3.6 Metode Analisis Data

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, dan variasi dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menentukan periode peristiwa (event window), dalam penelitian ini digunakan periode jendela 21 hari, yaitu 10 hari sebelum pengumuman merger dan akuisisi, hari pengumuman merger dan akuisisi, dan 10 hari setelah pengumuman merger dan akuisisi.

2. Menghitung return harian saham emiten selama periode peristiwa dan periode estimasi dan Menghitung return harian IHSG selama periode peristiwa dan periode estimasi.

3. Menghitung return aktual saham-saham akuisitor dan non akuisitor selama

(53)

. . . .

Dimana:

Ri.t = return saham i pada saat t

Pi.t = harga saham i pada saat t

Pi.t-1 = harga saham i pada saat t-1

4. Menghitung return ekspektasi selama periode peristiwa dengan rumus :

Dimana:

= return ekspektasi pada saat t

IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada saat t

IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada saat t-1

5. Menghitung abnormal return :

ARi.t = Ri.t –

Dimana:

= abnormal return saham i pada saat t

Ri.t = return saham perusahaan i pada periode peristiwa ke t

= return ekpektasi pada saat t

6. Menghitung rata-rata abnormal return (AAR) saham pada saat t dengan rumus:

(54)

= rata-rata abnormal return saham pada saat t = abnormal return saham

n = jumlah hari yang diteliti 3.6.1 Uji normalitas data

Uji Normalitas Data dilakukan untuk melihat apakah suatu data berdistribusi secara normal atau tidak. Uji Normalitas Data dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov. Imam Ghozali (2001) mengemukakan bahwa normalitas data dapat dilihat dengan Uji Kolmogorov Smirnov.

Adapun pengambilan keputusan dalam uji normalitas ini adalah sebagai berikut :

α > 0,05 Data berdistribusi normal

α < 0,05 Data tidak berdistribusi 3.6.2 Pengujian hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas data, maka dilakukan pengujian statistik untuk menguji hipotesis. Pengujian statistik yang digunakan adalah Uji-T berpasangan (paired t-test). Pada penelitian ini, merger dan akuisisi dikenai perlakuan yang berbeda yaitu pada perubahan harga saham sebelum dan sesudah dilakukannya merger dan akuisisi. Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan informasi pengumuman merger dan akuisisi selama periode pengamatan.

(55)

Adapun kr Ho diterim Ho ditolak

riterianya y ma jika thitun

kjika thitung>

yaitu sebaga

g<ttabel(untu

>ttabel (untuk

ai berikut: uk α = 5% )

(56)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Data Penelitian

Bab ini akan menyajikan dan menjelaskan analisis hasil penelitian yang diperoleh dengan menguraikan analisis statistik deskriptif dari data, hasil perhitungan dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui reaksi pasar, khususnya untuk mengetahui adanya dampak abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman mergerdan akuisisi dengan menggunakan periode peristiwa 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah pengumuman merger dan akuisisi. Penentuan periode kejadian (event period) selama 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah event period

didasarkan pada perhitungan actual return selama periode kejadian yang banyak dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang memungkinkan terjadinya perubahan

actual return. Peristiwa-peristiwa tersebut disebabkan adanya kerentanan kondisi sosial, ekonomi, politik, serta keamanan yang sangat berpengaruh terhadap keputusan investor.

(57)

Data yang dibutuhkan, sesuai dengan maksud penelitian ini adalah harga saham harian yang terjadi (Daily Closing Price) dan Indeks Harga Saham Gabungan Harian di BEI selama 10 hari sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi (lampiran 2).

4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Hasil analisis deskriptif

Tabel berikut menyajikan statistik deskriptif dari rata-rata abnormal return

[image:57.595.126.513.347.480.2]

(AAR) perusahaan sampel selama periode pengamatan (event window). Tabel 4.1

Sebelum dan Sesudah Pengumuman Merger dan Akuisisi Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

AAR Sebelum 10 .00 .01 .0060 .00539

AAR Sesudah 10 -.01 .02 .0036 .00808

Valid N (listwise)

10

Hasil Olahan Penulis dengan SPSS, 2012

Hasil Deskriptif Variabel Sebelum dan Sesudah dijelaskan sebagai berikut : 1. Nilai rata-rata abnormal return untuk 10 hari sebelum pengumuman merger

(58)

2. Nilai rata-rata abnormal return untuk 10 hari sesudah pengumuman merger dan akuisisi sebesar 0.0036 dengan standar deviasi 0.00808. Nilai standar deviasi yang besar tersebut yaitu (lebih besar dari 30% mean) menunjukan adanya variasi yang sangat besar atau adanya kesenjangan yang cukup besar antara nilai maximum dan minimum (Santoso, 1992). Nilai rata-rata dari abnormal return sebesar 0.0036 menunjukan bahwa secara umum pemegang saham perusahaan memperoleh peningkatan kemakmuran (abnormal return

positif) pada periode sesesudah pengumuman merger dan akuisisi, sedangkan masing-masing nilai maksimum dan minimum variable abnormal return adalah sebesar -0.01 dan 0.02.

4.2.2 Hasil uji normalitas

Untuk menentukan alat uji statistik yang tepat bagi hipotesis yang dibuat, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test dengan probabilitas sebesar 5%. Hasil pegujiannya adalah sebagai berikut ini:

Tabel 4.2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sebelum

AAR

Sesudah AAR

N 10 10

Normal Parametersa,b Mean .0060 .0036

Std. Deviation .00539 .00808 Most Extreme

Differences

Absolute .159 .194

Positive .126 .194

Negative -.159 -.138

Kolmogorov-Smirnov Z .502 .615

Asymp. Sig. (2-tailed) .962 .844

(59)

Hasil uji K-S untuk sebelum AAR menunjukkan nilai 0.502 dengan probabilitas 0.962 jauh diatas α = 0.05 jadi dapat disimpulkan data sebelum AAR berdistribusi normal. Begitu juga dengan uji K-S untuk sesudah AAR menunjukkan nilai 0.615 dengan probabilitas 0.844 yang jauh diatas α=0.05 jadi dapat disimpulkan data sesudah AAR berdistribusi normal. Atas dasar hasil pengujian ini, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Oleh karena data penelitian terdistribusi normal, maka dalam pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan alat uji paired sample t-test.

[image:59.595.237.430.381.718.2]

Berikut ini adalah tampilan grafik histrogram variabel sebelum dan sesudah AAR ( rata-rata abnormal return saham) :

(60)

4.2.3 Hasil uji hipotesis

Paired Sample T-test digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dampak abnormal return pada saat sebelum 10 hari dan sesudah 10 hari pengumuman merger dan akuisisi. Berikut hasil perhitungan yang dilakukan:

Tabel 4.3

Hasil Perhitungan Perbedaan Rata-rata Dampak Abnormal Return 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah Pengumuman Merger dan Akuisisi

Paired Samples Test Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviati on Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair

1

sebelum – sesudah

.00237 .00784 .00248 -.00323 .00798 .958 9 .363

Hasil Olahan Penulis dengan SPSS, 2012

Berdasarkan Tabel 4.2.3, tingkat signifikansi (α) adalah 10 % untuk uji dua sisi sehingga masing-masing sisi menjadi 5%. Nilai t dari output adalah 0.958 dan df (degree of freedom) atau derajat kebebasan dicari dengan rumus jumlah data -1 atau 10 – 1 = 9. Maka diperoleh nilai signifikan sebesar 0.363 (α > 0.05), hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap dampak

abnormal return saham pada saat, sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi, dengan demikin hipotesis penelitian ditolak.

(61)

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, peristiwa pengumuman merger dan akuisisi memiliki dampak peningkatan terhadap kemakmuran pemegang saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Hasil pengujian deskriptif pada pengumuman merger dan akuisisi internal dan eksternal memberikan hasil yang sejalan, dimana nilai t terhitung banyak menunjukkan nilai yang signifikan, artinya pengumuman merger dan akuisisi secara signifikan dalam jangka pendek berdampak positif terhadap kemakmuran pemegang saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi.

(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji ada atau tidakny

Gambar

Gambar 2.1 Sumber: Ataina Hudayati (1997)
Gambar 2.2 Sumber: Ataina Hudayati (1997)
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.4 Kerangka Konseptual
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah sebagai berikut: Apakah pembagian dividen berpengaruh terhadap abnormal return

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalaan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh yang signifikan atas

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat dinyatakan bahwa tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris perbedaan kinerja keuangan perusahaan

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disusun suatu perumusan masalah yang akan diteliti adalah : adakah pengaruh Net

Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk menguji

melakukan merger, karena temuan penelitian menunjukan tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap abnormal return sesudah dan sebelum merger.. Dampak Merger dan Akuisisi

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka peneliti merumuskan masalah ”Apakah terdapat pengaruh rasio keuangan Early Warning System ( yang terdiri dari

Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai