Nama : Hena Herlina
Alamat : Jl. Cihanjuang No. 66 Rt.03 Rw.02 Cimahi Utara 40513
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 14 Januari 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan Awal :
Nama : Intan Rosalina
Alamat : Jl. Cicukang No.42 RT02/06 Kec. Arcamanik 40294 Bandung
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 8 September 1989
Agama : Islam
Pendidikan Awal :
1. Tahun 1995-2001 : SDN Binaharapan 04 2. Tahun 2001-2004 : SLTPN Negeri 49 Bandung 3. Tahun 2004-2007 : SMAN 23 Bandung
30
ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN
4.1. Analisis Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan
Analisis system merupakan kegiatan penguraian suatu system informasi
yang utuh dan nyata ke dalam komponen yang bertujuan untuk mengidentifikasi
serta mengevaluasi masalah-masalah yang muncul, sehingga mengarah kepada
suatu solusi untuk perbaikan maupun pengembangan kea rah yang lebih baik dan
sesuai dengan kebutuhan.
4.1.1. Analisis Dokumen yang digunakan
Dalam kegiatan pendataa, penetapan, dan pembayaran pajak air, Dinas
Pendapatan mengeluarkan suatu surat berupa dokumen.
1. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) adalah surat pemberitahuan
dari wajib pajak yang berisi besaran jumlah pajak air bawah tanah dan atau
air permukaan yang diambil dan atau dimanfaatkan wajib pajak dalam
suatu masa pajak.
2. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) adalah surat ketetapan yang
menentukan besaran jumlah pajak yang terutang.
3. Tanda Bukti Penerimaan adalah tanda bukti yang diberikan kepada wajib
4.1.2. Analisis Prosedur Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan
Berikut ini adalah prosedur pengelolaan pajak air yang berjalan :
1. Wajib Pajak (WP) memberikan data WP kepada petugas dinas luar.
2. Petugas dinas luar memberikan data WP kepada bagian pembukuan.
Bagian pembukuan mencatat data WP dalam buku daftar WP.
3. Bagian pembukuan mempersiapkan SPTPD sebanyak 5 rangkap dan
diserahkan kepada petugas dinas luar.
4. Petugas dinas luar menyerahkan SPTPD kepada WP untuk diisi.
5. SPTPD yang sudah diisi diberikan kepada bagian pembukuan untuk
diperiksa kelengkapannya. Apabila belum lengkap, SPTPD
dikembalikan kepada WP untuk dilengkapi. Apabila sudah lengkap
SPTPD diberikan kepada bagian penetapan.
6. Bagian penetapan menginput data SPTPD, menetapkan pajak dan
mencetak SKPD sebanyak 5 rangkap.
7. SPTPD dan SKPD diberikan kepada kepala seksi (KASI) Pajak. KASI
Pajak memberikan paraf pada SKPD.
8. SPTPD dan SKPD diberikan kepada kepala UPPD. SKPD
ditandatangani oleh kepala UPPD.
9. SPTPD dan SKPD diberikan kepada bagian pengarsipan untuk dipilah.
Lembar pertama SPTPD dan SKPD untuk WP, lembar kedua dan
ketiga SPTPD dan SKPD untuk Sub Dinas (Subdis) pengendalian
(Subdis) pajak (Propinsi) dan lembar kelima SPTPD dan SKPD untuk
bagian pengarsipan.
10.SKPD dari bagian pengarsipan diberikan kepada bagian pembukuan
untuk dicatat dalam buku produksi penetapan yang akan diberikan
kepada kepala tata usaha. SKPD diberikan kembali kepada bagian
pengarsipan untuk disimpan sebagai arsip.
11.petugas dinas luar memberikan SPTPD yang sudah valid dan SKPD
yang sudah ditandatangani dan di cap kepada WP.
12.WP melakukan pembayaran di bagian bendahara dengan menyerahkan
SKPD yang sudah ditandatangani dan di cap.
13.bendahara mengeluarkan tanda bukti penerimaan sebanyak 5 rangkap.
Tanda bukti peneriamaan tersebut diberikan kepada WP, Subdis
pengendalian, Subdis pajak, benadahara dan bagian pengarsipan,
masing-masing 1 lembar.
14.Bendahara mencatat penerimaan pajak air dalam satu hari dalam daftar
himpunan harian. Daftar himpunan harian direkap menjadi rekapitulasi
air bawah tanah (ABT) dan air permukaan (APER), yang akan
diberikan kepada kepala tata usaha.
4.1.2.1. Flow map Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan Flow map adalah peta yang memberikan gambaran urutan-urutan
SPTPDSPTPD SPTPDSPTPD
Data WP Data WP Data WP
Mencat
Kepala UPPD PengarsipanBag.
SPTPDSPTPD
Gambar 4.1 Flow map Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan
Keterangan :
B : Arsip SKPD
C : Arsip Tanda Bukti Penerimaan
4.1.2.2. Diagram Konteks Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan
Diagram konteks merupakan diagram yang memperlihatkan entitas luar
yang berinteraksi dengan system penerimaan pajak air adalah sebagai berikut :
Wajib Pajak
SI Penerimaan Pajak
Air Data WP, SPTPD, SPTPD isi
SPTPD ttd & cap
Subdis Pengendalian
Subdis Pajak
Bag. Pengarsipan
Kepala Tata Usaha SPTPD valid, SKPD ttd & cap
Tanda bukti penerimaan
SPTPD valid, SKPD ttd & cap Tanda bukti penerimaan
Tanda bukti penerimaan SPTPD valid, SKPD ttd & cap
Buku produksi penetapan, Rekapitulasi ABT & APER
Gambar 4.2 Diagram Konteks
Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan
4.1.2.3. Data Flow Diagram Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan
Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu gambaran system secara logika,
diagram ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah modul system informasi
dalam bentuk jaringan proses-proses yang saling terhubung satu sama lain.
Data Flow Diagram system pengelolaan pajak air yang sedang berjalan
1
himpunan harian Kepala Tata Usaha
Rekapitulasi
SKPD ttd & cap SKPD ttd & cap
Tanda bukti penerimaan
Gambar 4.3 Data Flow Diagram Level 1
Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan
4.1.3. Evaluasi Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan
Berdasarkan analisis system pengelolaan pajak air yang berjalan, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan system informasi dalam pengelolaan pajak air
Permasalahan yang ada pada system pengelolaan pajak air yang sedang
berjalan yaitu:
Tabel 4.1.
Evaluasi Sistem yang Sedang Berjalan
No Masalah Solusi
1. System masih bersifat single user,
sehingga sumber daya yang sudah
tersedia dapat digunakan secara
efisien.
Membuat program aplikasi yang
bisa digunakan multi user.
2. Data wajib pajak dicatat dalam buku
daftar induk wajib pajak memerlukan
waktu yang cukup lama.
Membuat penyimpanan data wajib
pajak dalam bentuk database,
sehingga memudahkan dalam
pencarian dan penggunaan
kembali data wajib pajak.
3. SPTPD dan SKPD yang telah
ditetapkan disimpan menjadi arsip dan
dicatat pada buku produksi penetapan,
sehingga dalam pencarian data SPTPD
dan SKPD menggunakan waktu yang
cukup lama.
Membuat penyimpanan data
SKPD dalam bentuk database,
sehingga memudahkan dalam
pencarian dan penggunaan
kembali data SPTPD dan SKPD
4. Proses perhitungan besar ketetapan
pajak air dan denda masih
menggunakan perhitungan manual.
Membuat suatu fungsi
perhitungan otomatis untuk
menghitung besar ketetapan pajak
air dan denda.
5. Bendahara harus mencatat tanda bukti
penerimaan untuk membuat daftar
himpunan harian dan membuat
rekapitulasi ABT dan APER
Dalam pogram aplikasi, terdapat
menu laporan penerimaan
pembayaran yang berisi
penerimaan pembayaran yang
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan laporan kerja praktek ini dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Data wajib pajak disimpan dalam database, sehingga memudahkan dalam pencarian data dan penggunaan data wajib pajak untuk laporan penetapan SKPD dan laporan penerimaan pembayaran.
2. Data SPTPD dan data penetapan SKPD disimpan dalam penyimpanan database sehingga memudahkan dalam pencarian data dan pembuatan laporan penetapan SKPD.
3. Proses perhitungan besar ketetapan pajak air dan denda menggunakan proses komputer, sehingga meminimalkan terjadi kesalahan perhitungan pajak air dan denda.
5.2. Saran
Agar sistem yang dikembangkan ini bisa bekerja secara maksimal, penulis mengajukan saran, yaitu :
1. Untuk pembuatan program aplikasi, dilengkapi dengan proses untuk angsuran pembayaran pajak air dan pengembalian kelebihan pembayaran pajak air.
2. pada pengembangan sistem yang akan dating, diharapkan sampai pada tahap pengujian dan implementasi.
3. pengembangan sistem dengan membuat website Dinas Pendapatan UPPD Propinsi Wilayah XIII( Padalarang).
Dibuat jaringan Wide Area Network yang dapat digunakan oleh Dinas
pendapatan UPPD propinsi wilayah XIII (padalarang) dengan Dinas Teknis yang
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan
Seiring dengan berkembangnya kebutuhan yang masyarakat perlukan
semakin luas pula kebutuhan masyarakat yang harus di penuhi. Sehingga
masyarakat harus berupaya membuat usaha–usaha yang dapat menopang
kebutuhan hidupnya. Dengan semakin banyaknya usaha-usaha masyarakat atau
perusahaan-perusahaan yang berkembang, maka penggunaan air semakin besar
pula. Sehingga pemerintah membuat peraturan mengenai pajak pemanfaatan air.
Hal ini dikarenakan semakin banyak perusahaan semakin besar pula penggunaan
air yang dipakai. Hal tersebut dapat berdampak pada lingkungan sekitar.
Berdasarkan “Perda Provinsi Jawa Barat Nomor : 6 Tahun 2001
Tentang Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air bawah tanah dan Air
Permukaan”. Dalam hal ini diperlukan pemahaman dalam pelaksanaan Pajak
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. Pajak
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan yang
selanjutnya disebut Pajak adalah Pungutan Daerah atas Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan, dimana yang dimaksud
dengan Air Bawah Tanah yaitu semua air yang yang terdapat dalam lapisan
pengandung air di bawah permukaan tanah,termasuk mata air yang muncul secara
alamiah diatas permukaan tanah. Sedangkan yang dimaksud dengan Air
Obyek pajak dalam Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan
Air Permukaan adalah :
1. Pengambilan Air Bawah tanah dan atau Air Permukaan
2. Pemanfaatan Bawah tanah dan atau Air Permukaan
3. Pengambilan dan pemanfaatan Bawah tanah dan atau Air Permukaan
Dalam hal ini ada beberapa pengecualian bagi obyek pajak yaitu:
1. Pengambilan dan pemanfaatan Bawah tanah dan atau Air Permukaan oleh
Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah.
2. Pengambilan dan pemanfaatan Bawah tanah dan atau Air Permukaan
untuk kepentingan pengairan pertanian rakyat.
3. Pengambilan dan pemanfaatan Bawah tanah dan atau Air Permukaan
untuk keperluan dasar rumah tangga.
4. Pengambilan air untuk keperluan peribadatan, penanggulangan bahaya
kebakaran dan untuk keperluan penelitian serta penyelidikan yang tidak
menimbulkan kerusakan atas sumber air dan lingkungannya atau bangunan
pengairan beserta tanah turutannya.
Sedangkan subyek pajak yaitu orang pribadi atau badan yang mengambil
atau memanfaatkan atau mengambil dan memanfaatkan air bawah tanah dan atau
air permukaan. Dan wajib pajak yaitu orang pribadi atau badan yang mengambil
atau memanfaatkan atau mengambil dan memanfaatkan air bawah tanah dan air
permukaan. Serta yang bertanggunng jawab atas pembayaran pajak ini yaitu untuk
sedangkan untuk badan yaitu pengurus atau kkuasanya. Tak ketinggalan dasar
pengenaan pajak yaitu Nilai Perolehan Air.
Pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai Pajak Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan dengan tujuan yaitu adanya
pengendalian akan pemanfaatan air, agar ketersediaan air tetap terpelihara dan
terpenuhinya berbagai kepentingan sesuai dengan fungsi air berdasarkan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin membantu merancang Sistem
Informasi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan di UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang dan mengambil judul laporan kerja praktek: “ SISTEM PENGELOLAAN PAJAK AIR DI UNIT
PELAYANAN PENDAPATAN DAERAH (UPPD) PROVINSI WILAYAH XXV SUMEDANG”.
2.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah a. Identifikasi Masalah
Adapun permasalahan yang timbul pada Dinas Pendapatan UPPD Propinsi
Wilayah XXV (Sumedang) antara lain :
a. Data wajib pajak dicatat pada buku daftar wajib pajak, dimana buku daftar
wajib pajak tersebut berbentuk buku besar, sehingga dalam pencarian data
wajib pajak memerlukan waktu yang cukup lama.
b. SKPD yang telah ditetapkan dan SPTPD disimpan menjadi arsip dalam
hari memerlukan yang cukup lama. Serta SKPD yang telah ditetapkan dicatat
pada buku produksi penetapan.
c. Proses perhitungan besar ketetapan pajak air dan dena masih menggunakan
perhitungan manual, sehingga kemungkinan terjadi kesalah perhitungan besar
ketetapan pajak air dan denda tersebut.
d. Data buku penerimaan pembayaran harus dicatat dan dibuat rekapitulasi
dahulu sebelum dibuat laporan penerimaan pembayaran, sehingga pembuatan
laporan menjadi kurang efisien, karena data bukti penerimaan harus dicatat
dalam periode perhari dan perbulan dengan data yang sama sebelum dibuat
laporan penerimaan pembayaran.
b. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yang penulis ambil adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana system pelayanan dalam pembayaran dan penagihan pajak
pengambilan dan pemanfaatan air permukaan yang berjalan pada UPPD
Provinsi Wilayah XXV Sumedang
2. Bagaimana system pelayanan dalam pembayaran dan penagihan pajak
pengambilan dan pemanfaatan air permukaan yang diusulkan pada UPPD
Provinsi Wilayah XXV Sumedang
3. Bagaimana system komputerisasi pada UPPD Provinsi Wilayah XXV
Sumedang
2.3. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Adapun maksud dari penulisan laporan kerja praktek inni untuk memenuhi
Informatika. Dan juga diharapkan penulis mendapatkan pengalaman praktek kerja
di dunia kerja yang sesungguhnya.
Sedangkan tujuan laporan ini antara lain adalah:
1. Untk mengetahui prosedur perancangaan Sistem informasi Pembayaran
Pajak Air Permukaan pada UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang ada dan dihadapi
oleh UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang dalam Pembayaran Pajak
Air Permukaan.
2.4. Batasan Masalah
Agar penelitian dan penyusunan sistem informasi ini dapat dilakukan
secara terarah sesuai dengan yang diharapkan, maka diperlukan batasan
permasalahan.
1. Sistem informasi yang akan dikembangkan menggunakan metode pendekatan
terstuktur.
2. Program aplikasi yang akan dibuat, hanya digunakan untuk pendaftaran wajib,
perhitungan besaran pajak air dan denda, serta pembuatan laporan penetapan
SKPD dan laporan penerimaan pembayaran.
3. Program aplikasi yang akan dikembangkan digunakan pada bagian
pembukuan, bagian penetapan dan bendahara pada dinas pendapatan UPPD
Propinsi wilayah XXV (Sumedang).
2.5. Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan
Lokasi tempat penulis melaksanakan kerja praktek adalah di UPPD
Provinsi Wilayah XXV Sumedang yang beralamat di Jl. Cut Nyak Dhien No. 114
Sumedang. Adapun pelaksananya dilakukan mulai tanggal 2 Agustus 2010 sampai
dengan 14 agustus 2010 dari hari Senin sampai dengan hari Jumat, dan waktu
pelaksanaannya adalah dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 16.00. waktu
istirahat dari pukul 12.00 samapi dengan pukul 13.00.
Tabel 1.1.
Jadwal Kegiatan Kerja Praktek
2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 1 Laporan Ben26
2 Laporan DHS
3 Mengarsipkan Laporan 4 Menginputkan Ben26 5 Menginputkan Data Pegawai 6 Pendaftaran
7 Penetapan 8 Loksus 9 Pembayaran 10 Penyerahan STNK
11 Pengawasan (control CPU)
No Aktivitas Waktu (Bulan Agustus Tahun 2010)
2.6. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, maksud dan
tujuan pelaksanaan kerja praktek, system pelaksanaan kerja praktek, lokasi dan
BABII LANDASAN TEORI
Bab ini memnjelaskan tentang teori-teori yang relevan dengan masalah kerja
praktek. Teori-teori yang diambil umumnya didasarkan pada judul penelitian yang
dilakukan.
BAB III PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan tentang profil perusahaan yang mencakup tinjauan umum
perusahaan, struktur organisasi, dan deskripsi kerja.
BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Bab ini menjelaskan tentang analisis praktek kerja lapangan harus meliputi atau
menjelaskan tentang system yang sedang berjalan dan system yang diusulkan
pada perusahaan serta harus memperlihatkan masalah dan pemecahannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan yang sedang diteliti dan saran-saran
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Sistem
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya
mendefinisikan sistem sebagai berikut:
Menurut jog [2]” Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja ari prosedur
-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan alat untuk meyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”,.
Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari produser, yang
telah dijabarkan diatas lebih menekannkan pada urutan-urutan operasi didalam
sebuah sistem, yang berarti suatu sistem merupakan jaringan kerja dari berbagai
operasi yang berurutan, berhubungan, berkumpul bersama dan bekerjasama demi
penyelesaian suatu tujuan tertentu, sedangkan pendekatan sistem yang lebih
menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai
berikut :
Jog [2]” Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Sebuah sistem dapat terdiri dari sistemsistem bagian (subsistem) masing
9
komponen-komponen yang saling berhubungan membentuk suatu
kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem dapat tercapai.
4.1.1. Elemen Sistem
Menurut [Lad05] Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu :
1. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (goal), entah hanya satu atau mungkin
banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem.
Tanpa tujuan, sistem menjaddi tak terarah an tak terkendali
2. Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk kedalam
sistem dan selanjutnya menjadi bahanuntuk diproses. Masukan dapat berupa
hal-hal berwujud( tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak.
3. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem
informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran,cetakan laporan dan
sebagainya.
4. Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau
transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna, misalnya berupa
informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna,
10 5. Mekanisme pengembalian umpan balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan
menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan
balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan ataupun proses.
4.1.2. Karakteristik Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai karakteristik atau sifat yang tertentu yaitu
mempunyai komponen – komponen (component), batasan sisitem (boundary),
lingkaran luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input),
keluaran (output), pengolahan sistem (interface), dan sasaran (objective). Berikut
ini adalah beberapa karakteristik atau sifat –sifat dari karakteristik tersebut :
a. Komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling bekerjasama
atau sama lain membentuk suatu kesatuan. Suatu sistem tidak peduli
betapapun kecilnya selalu mengandung komponen – komponen atau subsistem – subsistem dimana setiap subsistem mempunyai sifat – sifat ari sistem yang
menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara
keseluruhan.
b. Batasan sistem
Batasan sistem merupakan batasan daerah yang membatasi diantara
11
sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan yang
menunjukan ruang lingkup sistem itu.
c. Lingkungan luar sistem
Lingkungan luar ari suatu sistem adalah di luar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan an dapat juga bersifat merugikan sistem.
d. Penghubung sistem
Penghubung merupakan media penghubung dari suatu subsistem
dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan
sumber – sumber daya yang mengalir dari suatu subsistem ke subsistem
lainnya dengan melalui penghubung. Dengan adanya penghubung satu
subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk suatu
kesatuan.
e. Masukan sistem
Masukan adalah suatu masukan yang dimasukan ke dalam sistem.
Masukan apat berupa masukan perawatan, masukan signal. Masukan
perawatan adalahsesuatu yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat
beroprasi sedangkan masukan signal adalah sesuatu yang diproses untuk
didapatkannya suatu keluaran.
f. Keluaran sistem
Keluaran sistem adalah hasil dari masukan yang di olah dan
diklasifikasikan menjadi yang berguna. Keluaran dapat berupa masukan untuk
12 g. Pengolahan sistem
Sesuatu dapat mempunyai suatu bagian pengolahan atau sistem itu
sendiri sebagian pengolahannya. Pengolahan yang akan mengubah masukan
menjadi keluaran.
h. Sasaran Sistem
suatu sistem pasti memiliki tujuan /sasaran apabila suatu sistem tidak
mempunyai sasaran maka operasi sistem tiak akan ada gunanya. Sassaran dari
sistem dapat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan
keluaran yang akan di hasilkan oleh sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil
bila sasaran yang diharapkan mengenai tujuannya.
4.1.3. Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem pisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide - ide
yang tidak tampak secara phisik seperti sistem hubungan antara manusia
dan tuhan. Sedangkan sistem phisik merupakan sistem yang ada secara
phisik seperti sistem komputer.
13
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, dan
tidak dibuat oleh manusia seperti sistem perputaran bumi. Sedangkan
sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi antara
manusia dan mesin bisa isebut human machine system. Sistem informasi
akutansi merupakan contoh sistem tersebut karena menyangkut
penggunaan komputer yang berinteraksi engan manusia.
3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tertentu dan
sistem tak tentu
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat
diprediksi. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yangg
tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang
dijalankan sedangkan sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa
depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probalitas
4. Sistem diklasifikasikan sebagai siistem tertutup dan sistem terbuka
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan
tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara
otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Sistem
terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruhi dengan
lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan
keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya.
14
Informasi merupakan hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang mennggambarkan suatu
kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan
keputusan.
Dari pengertian di atas, sebelum melangkah ke pengertian selanjutnya
tentang informasi, alangkah baiknya kita mengetahui dahulu pengertian tentang
data.
Menurut Abd [5] “ Data adalah deskripsi atau penggambaran tentang
benda, kejadiaan aktivitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaru langsung terhadap pemakai “
Dari teori yang Abdul Kadir jabarkan di atas , dapat ditarik kesimpulan
bahwa data merupakan sesuatu kenyataan yang menggambarkan adanya sebuah
kejadian-kejadian (event) , namun data belum mempunyai arti atau makna
langsung terhadap pemakainya.
Pendekatan lain dalam pendefinisian data juga diungkapkan Jogianto pada
bukunya, sebagai berikut :
Jog[2] “ Data merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut”.
Data merupakan bentuk yang masih mentah belum diolah atau diproses
yang berisi tentang penggambaran tentang benda, kejadian, aktivitas, dan
15
Setelah mengetahui penjelasan tentang data di atas, berikut dijelaskan
tentang pengertian informasi menurut beberapa pakar :
Definisi informasi oleh Jogianto Hartono yang menjelaskan bahwa
informasi merupakan sebuah bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya adalah sebagai berikut :
Jog[2] “ Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya “.
Lebih lanjut Abdul Kadir dalam bukunya mendefinisikan informasi
sebagai berikut :
Abd[5] “ informasi merupakan data yang telah diproses sedemikian rupa
sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut (McFadden, 1999) “.
Berdasarkan pengertianyang telah dijelaskan para pakar di atas dapat
disimpulkan bahwainformasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
4.3. Pengertian System Informasi
Menurut Abd[5] dalam bukunya yang berjudul pengenalan sistem informasi, “bahwa sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal
16
kerangka kerja yang mengkoordinasiakn sumber daya (manusia, komputer) untuk
mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran – sasaran perusahaan (Wilkinson, 1992).
4.4. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem 4.4.1. Metode Pendekatan system
Metode pendekatan system yang dilakukan adalah metode terstruktur
karena metode pendekatan ini memberika alat Bantu seperti diagram arus data
(data flow diagram), kamus data (data dictionary), table relasi, bagan alir
dokumen (flowmap) dan diagram konteks. Yang memungkinkan pengembangan
perangkat lunak lebih terarah berdasarkan alat-alat dan teknik-teknik tersebut.
4.4.2. Alat Bantu Analisis
Analisis system dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu system
informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
kesempatan-kesempatan dan hambatan-hambatan yang terjadi dalam kebutuhan yang
diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Sebelum suatu system informasi dikembangkan, umumnya terlebih dahulu
dimulai dengan adanya suatu perancangan untuk mengembangkan system
tersebut. Tanpa adanya perancangan system yang baik, pengembangan system
tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Perancangan system
masalah-17
masalah yang dihadapi suatu instansi atau perusahaan yang diperoleh dari
pemilihan alternative system yang terbaik, kegiatan yang dilakukan dalam tahap
perancangan meliputi perancangan input, output dan file. Alat bantu yang
digunakan penulis dalam perancangan terstruktur ini adalah flowmap, diagram
konteks, data flow diagram dan kamus data.
4.4.3. Flowmap
Flowmap merupakan metode untuk menggambarkan tahap-tahap
pemecahan masalah dengan merepresentasikan symbol-simbol tertentu yang
mudah dimengerti, mudah digunakan dan standar. Tujuan utama penggunaan
flowmap adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah
secara sederhana, terurai, rapi, dan jelas dengan menggunakan symbol-simbol
yang standar untuk mengidentifikasi serta dapat mengevaluasi suatu permasalahan
yang diharapkan dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.
4.4.4. Diagram Konteks
Diagram kontek merupakan pola penggambaran yang berfungsi untuk
memperlihatkan interaksi sistem informasi tersebut dengan lingkungan dimana
sistem tersebut ditempatkan. Dalam penggambaran itu, sistem di anggap sebagai
sebuah objek yang tidak di jelaskan secara rinci karena yang di tekankan adalah
interaksi sistem engan lingkungan yang akan mengaksesnya.
Dalam pembentukan diagram konteks, perlu diperhatiakan hal – hal
18
1. Kelompok pemakai, baik pihak internal atau external perusahaan, an
departemen terkait. Dimana sistem itu akan digunakan,harus
diidentifikasikan secara rinci dan jangan sampai ada yang terlewatkan.
2. Kemungkinan kejadian – kejadian yang akan terjadi dalam penggunaan
sistem harus diidentifikasikan secara lengkap.
3. Arah anak panah yang menunjukan aliran data jangan sampai terbalik agar
dapat memberikan pemahaman yang benar terhadap seluruh proses sistem
yang akan dibentuk.
4. Setiap kejadian digambarkan dalam bentuk tekstual dalam bentuk
sederhana dan mudah dipahami oleh pembuat sistem.
4.4.5. Data Flow Diagram
Data Flow diagram (DFD) merupakan peralatan yang berfungsi untik
menggambarkan secara rinci mengenai sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi
yang berhubungan satu sama lain engan menunjukkan dari dan kemana data
19
PROFIL PERUSAHAAN
3.1. Tinjauan Umum Perusahaan
3.1.1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat
Proklamator bangsa kita menyatakan bahwa bangsa yang besar adalah
bangsa yang menghargai sejarah dan menghormati jasa-jasa pahlawannya.
Sebagai pelaku sejarah, tidak jarang kita melihat antar pelaku sejarah melakukan
koreksi terhadap pelaku sejarah lain, makanya tidak heran didalam kenegaraan
kita sering menemui pemelintiran sejarah.
Merujuk hal tersebut, Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat memandang
perlu untuk senantiasa membangun komitmen kedinasan jajaran aparaturnya.
Komitmen kedinasan adalah suatu keniscayaan karena kalau tidak dibangun
menjadi satu, jangankan yang asal muasalnya sangat heterogen yang homogeb
juga bisa memillliki presepsi berbeda, visi berbeda, opininya berbeda. Apalagi
aparatur Dinas Pendapatan berasal dari berbagai organisasi perangkat daerah
(OPD). Oleh karenanya penting komitmen kedinansan menjadi satu masa melalui
yang di lalui pada OPD lain sebagai referensi penguat, sebagai referensi
pembanding, tapi ketika menjadi satu aparatur Dispenda harus memiliki esprit de
perjalanan panjang tanpa terhindar dari pasang surut, hal ini pula yang menjadi
salah satu pertimbangan ketika adanya wancana penggabungan Dinas pendapatan
dan Biro Keuangan, pertimbangan sejarah panjang bahwa tidak mudah
membangun Dinas Pendapatan yang memiliki asal muasal dari Biro Keuangan
Daerah. Jadi sejarah-sejarah ini membuktikan bahwa pengalaman itu adalah guru
dalam kehidupan kita.
6.1.2. Sejarah Singkat UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang
Unit Pelayanan Pendapatan daerah Provinsi Wilayah XXV Sumedang
berdiri pada tanggal 25 september 1971 dengan nama cabang Dinas berkedudukan
di jalan Mayor Abdurahman No. 113 yang sekarang dijadikan Mes, berdasarkan
peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009, Tentang Organisasi Tata
Kerja unit Pelaksanaan Teknis Dinas dan Badan di lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, UPPD Provinsi Wilayah XXV sumedang mempunyai luas
wilayah oprasional 152.220 km² yang terdiri dari 26 Kecamatan 270 Desa dan 7
Kelurahan dengan wilayah terjauh Kecamatan Cibugel dengan jarak ± 50 km.
sehingga dalam pelaksanaan oprasionalnya memerlukan SDM yang berkualitas
dengan di dukung sarana dan prasarana yang memadai agar Visi dan Misi dari
Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat sebagai penyelenggara Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dibidang pendapatan daerah yang berpedoman kepada
Rencana Kerja Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat, mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian fungsi dinas sebagai pelayanan pendapatan daerah, yaitu : “Pelaksanaan Administrasi dan Penyelenggaraan Pelayanan Umum dibidang
6.1.3. Visi dan Misi Perusahaan
Sejalan dengan tugas dan fungsinya dalam pelaksanaan program kerja
tahunan mengacu kepada arah kebijakan yang sudah di tetapkan dinas. Peranan
UPPD dalam melaksanakan oprasional dibidang pendapatan daerah menjalankan
keseimbangan yang optimal antara peningkatan pendapatan daerah dengan
peningkatan pelayanan kepada masyarakat untuk mendukung visi dinas, yaitu : “Menjadi pengelola pendapatan daerah yang amanah dengan berorientasi
kepada kepuasan pelayanan publik” ,sedangkan misi dinas yaitu :
1. Meningkatkan penerimaan pendapatan daerah
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat
3. Meningkatkan kinerja sumber daya manusia dan organisasi
3.1.4. Landasan Hukum
1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 7 Tahun 2001, Tentang pajak
kendaraan bermotor(PKB).
2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 8 Tahun 2001, Tentang bea
balik nama kendaraan bermotor (BBNKB).
3. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 9 Tahun 2001, Tentang Pajak
Bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB).
4. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 6 Tahun 2001, tentang pajak
pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan
5. Peraturan daerah Provinsi Jawa Barat No. 21 Tahun 2008, Tentang
Organisasi dan tata kerja dinas Daerah Provinsi Jawa Barat(Lembaran
Negara).
6. Peraturan daerah Provinsi Jawa Barat No. 5 Tahun 2009, tentang retribusi
pemakaian kekayaan Daerah(RPKD).
7. Peraturan daerah provinsi Jawa Barat No. 5 Tahun 2005, tentang retribusi
tempat pelelangan ikan(TPI).
Dengan mengacu kepada visi dan misi serta dasar hokum diatas maka
sistem perpajakan daerah merupakan bagian integral dari system parpajakan
nasional, maka perpajakan sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan
merupakan peran serta masyarakat dalam pembiayaan pembangunan daerah, maka
posisi dan peran unit pelayanan pendapatan daeran Provinsi Wilayah XXV
Sumedang sesuai dengan peranannya yaitu sebagai pelaksana operasional
dibidang pendapatan daerah. Sesuai dengan arah kebijakan Dinas pendapatan
Provinsi untuk memantapkan kelembagaan dan sistem operasional pemungutan
dalam rangka peningkatan PAD perlu melakukan berbagai upaya serta kegiatan,
baik kegiatan insifikasi maupun extensifikasi disamping meningkatkan koordinasi
dibidang pendapatan daerah dengan SKPD terkait ditingkat kabupaten, hal ini
mengingat masih banyak potensi yang masih belum tergali baik dari sector pajak
kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, Pajak Air Bawah Tanah
juga Pajak Air permukaan maupun pajak bahan bakar kendaraan bermotor dengan
3.1.5. Bidang Kepegawaian
Pelaksanaan tugas Bidang Kepegawaian Tahun 2010 sasaran lebih
diarahkan kepada peningkatan kualitas Sumber Daya Aparatur (SDA) melalui
kegiatan pembinaan teknis dan administrasi maupun disiplin dengan pormasi
penempatan tugas pelayanan berbasis kinerja sesuai dengan kemampuan dan
pemahaman terhadap bidang tugasnya, adapun jumlah pegawai di UPPD Provinsi
Wilayah XXV Sumedang sebanyak 24 orang terdiri dari :
1. Berdasarkan Pangkat dan Golongan
- Golongan III/d = 4 orang
- Golongan III/c = 1 orang
- Golongan III/b = 7 orang
- Golongan III/a = 4 orang
- Golongan II/d = 3 orang
- Golongan II/c = 1 orang
- Golongan II/a = 3 orang
- Golongan I/a = 1 orang
2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
- Strata 2 = 4 orang
- Strata 1 = 7 orang
- D3 = 1 orang
- SMA = 11 orang
3. Pormasi Pegawai dan Penempatan Tugas
- Kepala UPPD = 1 orang
- Ka. Sub. Bag Tata Usaha = 1 orang
- Kepala Seksi PKB/BBNKB = 1 orang
- Kepala Seksi Non PKB/BBNKB = 1 orang
- Pelaksana di UPPD = 13 orang
- Pelaksana di Samsat = 7 orang
3.1.6. Sarana dan Prasarana UPPD
Kantor Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah XXV
Sumedang yang terletak di Jl. Cut Nyak Dien No. 114 Sumedang terdiri dari
bangunan UPPD dan bangunan SAMSAT dengan luas Area 2.137 M² dengan
rincian sebagai berikut :
1. Tanah kantor UPPD seluas 997 M²
2. Bangunan kantor 318 M²
3. Tanah Kantor SAMSAT 825 M²
4. Gedung Kantor SAMSAT 511 M²
5. Tanah Mes UPPD yang beralamat di Jl. May bdurahman No.113
Sumedang dengan luas tanah 315 luas bangunan 221,25 M²
6. Dua Unit Motor Roda 4 (empat) 7 unit Kendaraan Roda 2 (dua)
6.2. Struktur Organisasi Perusahaan
Bagan struktur organisai menunjukan bagaimana departemen-departemen
di dalam organisasi di koordinasikan bersama-sama melalui suatu jalur wewenang
Bagan organisasi adalah penggambaran secara grafik yang
menggambarkan struktur kerja dari suatu struktur organisasi.
Struktur Organisasi UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang
(Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor : 113 Tahun 2009).
KEPALA UNIT
SUB. BAG TATA USAHA
SEKSI PBBKB/BBNKB SEKSI
NON PBBKB/BBNKB KELOMPOK
JAFUNG
Gambar 3.1 Struktur Organisasi UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang
6.3. Deskripsi Kerja
Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Barat No 15
Tahun 2000 tgl 12 Desember 2000 tentang susunan organisasi tata kerja, disebutkan
bahwa bagan struktur organisasi unit pelaksaan teknis Dinas Propinsi Wilayah XXV
padalarang terdiri dari :
1. Kepala UPPD
2. Sub. Bagian Tata Usaha
3. Seksi Pajak Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) / Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB)
5. Seksi Non Pajak
6. Kelompok Jabatan Fungsional
Dari segi pertanggungjawaban, Kepala UPPD Propinsi Wilayah XXV Sumedang
bertanggung jawab kepada kepala Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat 1
Jawa Barat. Setiap kepala seksi an kepala Sub Tata Usaha berpedoman kepada tata kerja
Dan biang tugas yang telah ditentukan, yaitu :
1. Kepala Unit Pelayanan Pendapatan Daerah
a. Memimpin, mengkoordinasikan dan mengenalikan pelaksanaan tugas pokok
berdasarkan kebijaksanaan dan petunjuk teknis kepala dinas.
b. Mengatur dan mengkoordinasi pelaksanaan kebijakan teknis oprasional di
bidang perpajakan dan penapatan daerah yang ada di wilayah kerja UPPD.
c. Memfasilitasi dan mengenalikan tugas – tugas di bidang perpajakan an
pendapatan daerah.
d. Menyelenggarakan koordinasi dan kerja sama dalam rangka perencanaan
tugas an fungsi dinas.
2. Sub Bagian Tata Usaha
a. Menyelenggarakan, dan mengelola dan membina di bidang umum
administrasi kepegawaian, keunangan an perlengkapan.
b. Pengurusan rumah tangga, surat menyurat kearsipan.
c. Menyelenggarakan pembinaan organisasi dan tata laksana disertai dengan
d. Mengumpulkan dan mengelola bahan atau laporan dibidang aministrasi serta
mengajukan pemecahan masalah dan pertimbangan kepada kepala UPP untuk
bahan pertimbangan lebih lanjut.
3. Seksi Pajak PKB / BBNKB
a. Melaksanakan tugas dibidang penggunaan PKB dan BBNKB dari pungutan
yang resmi dan sah lainnya yang ada hubungan dengan tugasnya.
b. Memberi informasi dan saran kepada kepala UPPD baik yang mengenai
persoalan yang berhubungan dengan PKB /BBNKB maupun persoalan dinas
lainnya sebagai penentuan kebijaksanaan kepala dinas.
c. Menyusun program kerja dalam rangka melaksanakan tugasnya.
d. Mempertanggungjawabkan tugas - tugas unit pelayanan teknis pajak
kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor kepada kepala
UPPD sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Seksi Pajak Non PKB / BBNKB
a. Melaksanakan tugas dibidang pungutan pajak non PKB dan BBNKB dari
pungutan yang resmi dan sah lainnya yang ada hubungannya dengan
tugasnya.
b. Memberi informasi, saran dan pertimbangan kepada kepala UPPD baik
mengenai persoalan yang berhubungan dengan tugasnya maupun persoalan –
persoalan dinas yang lainnya sebagai bahan penentuan kebijaksanaan kepala
dinas selanjutnya.
d. Mempertanggungjawabkan tugas – tugas pokok unit pelayanan Teknis Pajak
Non PKB dan BBNKB kepada kepala UPPD sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
5. Seksi Non Pajak
a. Melaksanankan tugas dibidang non pajak dan pungutan yang resmi dan sah
lainnya yang ada hubungannya dengan tugasnya.
b. Memberi informasi saran dan pertimbangan kepada kepala UPPD baik
mengenai persoalan yang berhubunagn dengan tugasnya maupun persoalan –
persoalan dinas lainnya sebagai bahan penentuan kebijaksanaan kepala dinas
selanjutnya.
c. Menyusun program kerja dalam rangka melaksanakan tugasnya.
d. Mempertanggungjawabkan tugas – tugas pokok unit pelayanan Teknis Non
Pajak kepada kepala UPPD sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Melaksanakan tugas dan perintah yang di berikan simpanan langsung.
b. Melaksanakan tugas arsip, pengelolaan barang, pranata komputer
(supervisior) dan tugas – tugas fungsional yang lainnya.
c. Menindaklanjuti segala kebijakan dan kebijaksanaan yang diberikan oleh
pimpinan dengan menerapkannya di lapangan.
d. Membantu pelaksanaan tugas dan fungsi pimpinan alam rangka mencapai
e. Mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan kepada pimpinan langsung sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
6.4. Proses Perhitungan
Perhitungan Nilai Perolehan Air (NPA) dilaksanakan oleh Dinas Teknis. Dinas
Teknis untuk air bawah tanah adalah Dinas Pertambangan an Energi Propinsi Jawa Barat
an untuk air permukaan adalah Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Jawa Barat.
NPA yang di tentukan oleh Dinas Teknis, diterima oleh Dinas Pendapatan UPPD
dan dihitung besaran pajak. Besaran pajak yang terutang dihitung dengan cara
mengkalikan tarip pajak dengan NPA. Tarif Pajak Air Bawah Tanah ditetapkan sebesar
20% dari Pajak Air permukaan ditetapkan sebesar 10%.
1. Contoh kasus untuk Pajak Air Bawah Tanah
Diketahui NPA sebesar Rp. 1.000.000, maka besaran pajak yang
dikenakan = 20% x Rp. 1000.000 = Rp. 200.000.
2. Contoh kasus untuk Pajak Air permukaan
Diketahui NPA sebesar Rp. 1000.000, maka besaran pajak yang
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah Praktek Kerja Lapangan Program strata satu Jurusan Manajemen Informatika
Oleh :
Maria Ulfah Mustika Dewi NIM. 10507222
Hena Herlina NIM. 10507194
Intan Rosalina NIM. 10507204
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ….……… i
DAFTAR ISI ……….……… iii
DAFTAR TABEL ……….……… vi
DAFTAR GAMBAR ……….……… vii
DAFTAR SIMBOL ……….……… viii
DAFTAR LAMPIRAN ……….……… xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ………. 1
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ………. 3
1.3. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan ………. 4
1.4. Batasan Masalah ………. 5
1.5. Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan ………. 6
1.6. Sistematika Penulisan ………. 6
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem ……….… 8
2.1.1.Elemen Sistem ……….… 9
2.1.2.Karakteristik Sistem ………. 10
2.1.3.Klasifikasi Sistem ………. 12
iv
2.4.1.Metode Pendekatan Sistem ……….. 16
2.4.2.Alat bantu Analisis ……….. 16
2.4.3.Flowmap ……….. 17
2.4.4.Diagram Konteks ……….. 17
2.4.5.Data Flow Diagram ……….. 18
BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan ……….. 19
3.1.1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat …….. 19
3.1.2. Sejarah Singkat UPPD Provinsi Wilayah XXV Sumedang …. 20 3.1.3. Visi dan Misi Perusahaan ……….. 21
3.1.4. Landasan Hukum ……….. 21
3.1.5. Bidang Kepegawaian ……….. 23
3.1.6. Sarana dan Prasarana UPPD ……….. 24
3.2. Struktur Organisasi ……….. 24
3.3. Deskripsi Kerja ……….. 25
3.4. Proses Perhitungan ……….. 29
BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1.Analisis Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan …….. 30
4.1.1. Analisis Dokumen yang digunakan ……….. 30
4.1.2. Analisis Prosedur Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan ……….. 31
4.1.2.1. Flow map Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan ……….. 32
4.1.2.2. Diagram Konteks Sistem Pengelolaan Pajak Air yang sedang Berjalan ……….. 34
v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ………..…. 38
5.2. Saran ………... 38
DAFTAR PUSTAKA
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil A’lamin dengan memanjatkan puji serta syukur
kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul : “ SISTEM
PENGELOLAAN PAJAK AIR DI UNIT PELAYANAN PENDAPATAN DAERAH (UPPD) PROVINSI WILAYAH XXV SUMEDANG”.
Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini kami menyadari sepenuhnya
bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan
saran dan kritik dari semua pihak yang berkenan demi karya yang lebih baik lagi.
Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, perhatian, semangat dan
bimbingan kepada kami :
1. Ayah dan Ibu kami yang sangat kami cintai serta kakak-kakak dan adik
kami tersayang yang telah memberikan dukungan baik moril, spiritual
maupun material.
2. Dadang Munandar, S.E.,M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen
Informatika.
3. Ibu Lusi Melian, selaku Dosen Wali MI-5 sekaligus Pembimbing Kerja
Praktek.
4. Hj. Sri Handayani,Sip,MSi selaku Pembimbing Lapangan selama di Unit
iii
5. Seluruh Staf dan Karyawan Seluruh di Unit Pelayanan Pendapatan Daerah
(UPPD) Provinsi Wilayah XXV Sumedang.
6. Dosen Pengajar dan Staf Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)
Bandung khususnya di Jurusan Manajemen Informatika.
7. Seluruh rekan-rekan MI-5 angkatan 2007, terima kasih atas segala
informasinya dan kekompakkannya. Sukses buat semua.
8. Seluruh pihak yang memiliki andil besar dalam penulisan dan penyusunan
Laporan Kerja Praktek ini yang terlewatkan dan tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Akhir kata kami berharap semoga Laporan Kerja Praktek kami ini dapat
bermanfaat dan memberikan pengetahuan serta wawasan bagi seluruh pihak yang
membutuhkannya.
Bandung, Oktober 2010
Nama : Hena Herlina
Alamat : Jl. Cihanjuang No. 66 Rt.03 Rw.02 Cimahi Utara 40513
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 02 Desember 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan Awal :
1. Tahun 1994-1995 : TK. AISIYAH Bandung