• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN RISIKO KE RJA BERDIRI DE NGAN TINGKAT KE LE LAHAN KERJA PADA OPE RATOR MESIN TENUN PT. Hubungan Risiko Kerja Berdiri Dengan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Operator Mesin Tenun PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN RISIKO KE RJA BERDIRI DE NGAN TINGKAT KE LE LAHAN KERJA PADA OPE RATOR MESIN TENUN PT. Hubungan Risiko Kerja Berdiri Dengan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Operator Mesin Tenun PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

i

HUBUNGAN RISIKO KE RJA BERDIRI DE NGAN TINGKAT

KE LE LAHAN KERJA PADA OPE RATOR MESIN TENUN PT.

ISKANDAR INDAH

PRINTING TE XTILE

SURAKARTA

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat

ISNAINI MISBAKHUL KHASANAH

J 410 080 005

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

v

HUBUNGAN RISIKO KERJA BERDIRI DENGAN TINGKAT KELELAHAN

KERJA PADA OPERATOR MESIN TENUN PT. ISKANDAR INDAH

PRINTING TEXTILE SURAKARTA

Isnaini Misbakhul Khasanah*, Suwaji**, Tri Puji Kurniawan***

*Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan Masyarakat

FIK UMS, ***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS

ABSTRAK

Kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan dapat

menurunkan produktivitas kerja, selain itu kelelahan juga dapat memberikan kontribusi

yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. Oleh sebab itu perlu dicari faktor penyebab

kelelahan yang terjadi pada pekerja, yakni faktor kelelahan. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui Hubungan Risiko kerja Berdiri dengan Tingkat Kelelahan Kerja pada

Operator Mesin Tenun PT. Iskandar Indah

Printing Textile

Surakarta. Subjek dalam

penelitian ini adalah operator mesin tenun PT. Iskandar Indah

Printing Textile

Surakarta.

Teknik pengambilan sampelnya adalah

Random Sampling,

sebanyak 47 responden yang

terbagi menjadi tiga shift. Alat ukur yang digunakan untuk variabel-variabel penelitian ada

2 macam alat ukur, yaitu : (1) formulir pengukuran metode Owas, dan (2) kuesioner

kelelahan subjektif. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

univariat

dan

bivariat

. Berdasarkan

hasil pengukuran risiko kerja karyawan sebagian besar dalam katagori

resiko rendah yaitu ada 16 responden (34,0%), hasil pengukuran tingkat kelelahan

karyawan sebagian besar dalam katagori sangat tinggi yaitu ada 22 responden (46,8%).

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara risiko kerja berdiri dengan

tingkat kelelahan

p=0,003 dan r=0,041 hasil menunjukan hubungan korelasi ke arah positif

yaitu semakin tinggi risiko kerja berdiri maka semakin tinggi tingkat kelelahan.

Kata kunci : Risiko kerja berdiri, Tingkat kelelahan

ABSTRACT

Fatigue, in fact, can influence the workers' health and can decrease the work productivity. Besides,

fatigue is also able to give a significant contribution on the work accident. Therefore, it is necessary to

find out the causing factors of fatigue in the workers, which are the fatigue factors. The objective of

this research was to know the correlation between the standing-up position and the work fatigue level

in the Operators of Weaver Machine at PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Subjects in

this research were the operators of weaver machine at PT. Iskandar Indah Printing Textile

Surakarta. The technique of sampling was Proportional Random Sampling, as many as 47

respondents divided into three shifts. The measurements used to reveal the research variables were 2

kinds of measurement: (1) the measurement form of Owas method, and (2) questionnaire of subjective

fatigue. The data analysis in this research used the analysis of univariat and bivariat. Based on the

results of measurement on the workers' work position, most of them were in the category of low risk,

they were 16 respondents (34.0%). The result of measurement on the workers' fatigue was that most

of them were in the very high category, they were 22 respondents (46.8%). It could be concluded that

there was a significant correlation between the risc work position and the fatigue level in which

p=0.003 and r=0.041. The results showed that there was a correlation toward a positive correlation,

that was the higher the risk of standing-up work position, the higher the fatigue level was.

(6)

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

6

A.

PENDAHULUAN

Kelelahan kerja merupakan permasalahan yang umum di tempat kerja yang sering kita jumpai pada

tenaga kerja. Menurut beberapa peneliti, kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja

dan dapat menurunkan produktivitas kerja, yang mana kelelahan dapat memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap kecelakaan kerja.

Untuk mengatasi kelelahan karena kondisi kerja maka muncul ilmu ergonomi. Menurut Manuaba

(2007) ergonomi merupakan ilmu tentang kemampuan dan keterbatasan tubuh manusia, serta kriteria lainnya

yang berkaitan dengan perancangan. Rancangan ergonomi adalah perancangan peralatan kerja, perlengkapan,

mesin- mesin, pekerjaaan, tugas, tempat kerja duduk, organisasi, dan lingkungan berdasarkan informasi

karakteristik tubuh manusia untuk produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektivitas fungsi tubuh

manusia. Bekerja dalam kondisi performa tidak ergonomis pasti tidak nyaman dan cepat lelah, yang pada

akhirnya produktivitas menurun. Saat ini masih banyak orang sedang bekerja yang tidak memperhatikan

performa kerja atau sikap kerja atau posisi kerja, sehingga cepat melelahkan. Performa kerja tidak ergonomis

dapat menimbulkan kelelahan, nyeri, dan gangguan kesehatan lainnya. Suatu perlawanan (reaksi) terhadap

suatu beban (aksi) mengakibatkan otot mengalami kontraksi yang berlebihan (Santoso, 2013).

Sikap kerja berdiri merupakan sikap siaga fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang

dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Pada dasarnya berdiri lebih melelahkan daripada duduk dan energi yang

dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15% jika dibandingkan dengan duduk (Tarwaka, 2004). Berdiri

terlalu lama dan sering tanpa adanya bantuan dengan berjalan kaki akan menyebabkan darah berkumpul

dikaki. Selain itu, bila berdiri terjadi terus menerus selama waktu yang lama akan dapat mengakibatkan radang

pembuluh darah, dan hal ini akan bertambah bila bentuk dan ukuran sepatu yang digunakan tidak sesuai.

Sikap kerja berdiri dapat menimbulkan keluhan subyektif dan juga kelelahan bila sikap kerja ini tidak

dilakukan bergantian dengan sikap duduk (Rizki, 2007).

Demikian pula yang terjadi di PT. Iskandar Indah Printing Textile, bahwa sebagian besar operator

tenun bekerja dengan posisi berdiri dengan masa kerja selama 7 jam setiap harinya secara terus menerus, yang

berakibat pada kelelahan fisik, menurunkan konsentrasi dan menurunkan daya tubuh pekerja.

Proses penenunan dalam jangka waktu yang panjang tentu saja akan mempengaruhi porsi kerja

karyawan di perusahaan ini. Bagian operator tenun/weaving bekerja setiap harinya dibagi menjadi tiga shift,

setiap shiftnya terdiri dari 25 sampai 30 pekerja/operator. Pekerja dibagian operator terdiri dari wanita dan

laki- laki dengan intensitas kerja selama 8 jam kerja dengan waktu istirahat selama 60 menit, jadi masa kerja

akhir pada bagian operator selama 7 jam kerja setiap harinya dengan sikap kerja berdiri (PT. Iskandar I ndah

Printing Textile, 2015).

Berdasarkan uraian di atas dilakukan penelitian dengan judul: ”Hubungan Risiko Kerja Berdiri

Dengan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Operator Mesin Tenun PT. Iskandar Indah Printing TextileSurakarta”.

B.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan menggunakan metode survey analitik. Waktu dan

tempat penelitian dilaksanakan di bagian operator mesin tenun PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta

(7)

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

7

karyawan pada bagian operator mesin tenun PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta yang berjumlah 90

orang. Sampel 47 operator mesin tenun untuk shift pagi, siang dan malam. Teknik sampling yang digunakan

dalam penelitian ini Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara langsung

kepada responden dengan menggunakan kuisioner terstruktur untuk mengukur variabel yang diteliti.

C.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah Perusahaan

Sejarah geografis PT. Iskandar Indah Printing Textile (PT. Iskandartex) terletak di jalan pakel No. 11

RT 01 RW VIII Kelurahan Kerten Surakarta. PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan satu dari sekian

banyak perusahaan textile yang mengolah bahan baku benang menjadi barang jadi yang berupa kain mentah

(grey) yang kemudian meningkatkan jenis produksi berupa kain bercorak atau lebih dikenal dengan sebutan

batik printing.

Pada awal berdirinya, perusahaan bermodalkan 25 unit mesin tenun. Produksi perusahaan terus

berjalan, hal ini dibuktikan pada tahun 1980 perusahaan mendatangkan mesin kanji yang fungsinya untuk

mengeringkan kain secara otomatis langsung dari Taiwan. Pada tahun yang sama perusahaan juga memperluas

bangunan dan menambah mesin tenun hingga 300 unit. Karena permintaan selalu meningkat maka

perusahaan perlu menambah kapasitas produksi. Oleh karena itu guna kelancaran produksi kembali

perusahaan menambah mesin hingga keseluruhan akhir tahun 1993 mencapai 614 unit.

Penambahan mesin tenun tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Adapun

mesin- mesin lain yang dimiliki perusahaan untuk mengolah bahan baku menjadi kain grey adalah : mesin palet

50 unit; mesin warping 2 unit; mesin kanji 2 unit; mesin boiler 1 unit; mesin felding 5 unit; mesin kelos 1

unit; dan mesin diesel 1 unit. Dalam perkembangannya PT. Iskandar Indah Printing Textile ini mengalami

peningkatan mulai dari tenaga kerja, modal, fasilitas yang diberikan serta peralatan-peralatan yang digunakan.

Produk utamanya adalah kain mentah (grey) terdiri dari grey cotton dan grey prima. Selain itu juga memproduksi

(8)

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

8

Analisis Univariat

1. Karakteritik Subyek Penelitian

Tabel 1. Karateristik Dasar Subyek Penelitian

Karakteristik Frekuensi Presentase

(%) Mean SD

Jenis Kelamin

Perempuan 29 61.7 Laki- laki 18 38.3 Total 47 100.0 Umur

37,72 9,94 17-25 th 8 17.0

26-35 th 10 21.3 36-45 th 20 42.6 46-65 th 9 19.1 Total 47 100.0 Masa Kerja

12,96 5,50 <5 th 14 29.8

5 th sd < 10 th 7 14.9 10 th sd < 15 th 3 6.4 >15 th 23 48.9 Total 47 100.0 Shift Kerja

Malam 15 32.0

Siang 16 34.0

Pagi 16 34.0

Total 47 100.0

2. Hasil Pengukuran Risiko Kerja Berdiri

Tabel 2. Hasil Pengukuran Risiko Kerja berdiri (Metode OWAS) Pada Karyawan di PT. Iskandar Indah

Printing Textile Surakarta

Risiko Kerja Berdiri Frekuensi Persentase (%) Mean SD

Resiko Rendah 16 34.0

2,38 1,17 Resiko Sedang 7 14.9

ResikoTinggi 14 29.8 Resiko Sangat Tinggi 10 21.3

Total 47 100.0

Berdasarkan tabel 2 hasil pengukuran sikap kerja karyawan sebagian besar dalam kategori resiko

rendah yaitu ada 16 responden (34,0%), kemudian dalam kategori resiko tinggi ada 14 responden (29,8%),

kemudian dalam kategori resiko sangat tinggi ada 10 responden (21,3%) dan sebagian kecil dalam kategori

sedang, yaitu ada 7 responden (14,9%). Secara numerik rata-rata kode resiko sikap kerja adalah 2,38 + 1,17.

3. Hasil Pengukuran Tingkat Kelelahan

Tabel 3. Hasil Pengukuran Tingkat Kelelahan (Kuisioner Kelelahan Subyektif) Pada Karyawan di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta

Kelelahan Frekuensi Presentase (%) Mean SD

Rendah 3 6.4 89,74 18,85

Sedang 7 14.9

Tinggi 15 31.9

Sangat Tinggi 22 46.8

(9)

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

1

Berdasarkan tabel 3 hasil pengukuran tingkat kelelahan karyawan sebagian besar dalam kategori sangat

tinggi yaitu ada 22 responden (46,8%), kemudian dalam kategori tinggi ada 15 responden (31,9%),

kemudian dalam kategori sedang ada 7 responden (14,9%) dan sebagian kecil dalam kategori rendah, yaitu

ada 3 responden (6,4%). Secara numerik rata-rata skor penilaian kuisioner kelelahan subyektif adalah 89,74

+ 18,85.

Analisis Bivariat

1. Hubungan Karakteristik Responden dengan Kelelahan a. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kelelahan Kerja

Tabel 4. Hasil uji Chi-Square Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Tingkat Kelelahan Pada Karyawan di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta

Jenis Kelamin Kelelahan

Total p r

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Perempuan 1 4 9 15 29

0,684 0,175 2.1% 8.5% 19.1% 31.9% 61.7%

Laki- laki 2 3 6 7 18

4.3% 6.4% 12.8% 14.9% 38.3%

Total 3 7 15 22 47

6.4% 14.9% 31.9% 46.8% 100.0%

Berdasarkan Tabel 4 Hasil uji korelasi Chi Square antara jenis kelamin dengan kepuasan kerja pada

karyawan PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta diperoleh p- value = 0,684 (p-value > 0,050)

sehingga Ha ditolak maka dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis

kelamin karyawan dengan kelelahan kerja karyawan, yang memiliki kelelahan kerja paling banyak

pada jenis kelamin perempuan dengan kategori kelelahan kerja sangat tinggi.

b. Hubungan Umur dengan Kelelahan Kerja

Tabel 5. Hasil uji Spearman Rho Hubungan Antara Umur dengan Tingkat Kelelahan Pada Karyawan di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta

Umur Kelelahan

Total p r

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

17-25 th 3 2 1 2 8

0,012 0,364 6.4% 4.3% 2.1% 4.3% 17.0%

26-35 th 0 3 2 5 10

0.0% 6.4% 4.3% 10.6% 21.3%

36-45 th 0 2 9 9 20

0.0% 4.3% 19.1% 19.1% 42.6%

46-65 th 0 0 3 6 9

0.0% 0.0% 6.4% 12.8% 19.1%

Total 3 7 15 22 47

(10)

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

2

Berdasarkan tabel 5 Hasil uji korelasi Spearman Rank (Rho) umur dengan tingkat kelelahan diperoleh

p- value = 0,012 (p-value < 0,050) sehingga Ha diterima dan nilai koefisien korelasi (r) 0,364 dengan

tingkat keeratan hubungan yang lemah dimana nilai (r) berada antara range 0,200-0,399 (lemah).

Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umurdengan tingkat kelelahan

kerja dan hasil uji korelasi nilai (r) menunjukkan hubungan korelasi ke arah positif yaitu semakin tua

umur karyawan maka semakin tinggi tingkat kelelahan kerja. Responden yang mengalami kelelahan

paling banyak pada umur 36-45 tahun dengan kategori kelelahan tinggi dan sangat tinggi.

c. Hubungan Lama Kerja dengan Kelelahan Kerja

Tabel 6. Hasil uji Spearman Rho Hubungan Antara Lama Kerja dengan Tingkat Kelelahan Pada Karyawan di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta

Masa Kerja

Kelelahan

Total p r

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

<5 th 3 4 4 3 14

0,000 0,520 6.4% 8.5% 8.5% 6.4% 29.8%

5 sd < 10 th 0 1 4 2 7 0.0% 2.1% 8.5% 4.3% 14.9% 10 th sd < 15 th 0 1 1 1 3

0.0% 2.1% 2.1% 2.1% 6.4%

>15 th 0 1 6 16 23

0.0% 2.1% 12.8% 34.0% 48.9%

Total 3 7 15 22 47

6.4% 14.9% 31.9% 46.8% 100.0%

Berdasarkan tabel 6 Hasil uji korelasi Spearman Rank (Rho) masa kerja dengan tingkat kelelahan

diperoleh p- value = 0,000 (p-value < 0,050) sehingga Ha diterima dan nilai koefisien korelasi (r) 0,520

dengan tingkat keeratan hubungan yang lemah dimana nilai (r) berada antara range 0,400-0,599

(sedang). Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan

tingkat kelelahan kerja dan hasil uji korelasi nilai (r) menunjukkan hubungan korelasi ke arah positif

yaitu semakin lama masa kerja maka semakin tinggi tingkat kelelahan kerja. Responden yang

mengalami kelelahan paling banyak pada masa kerja > 15tahun dengan kategori kelelahan sangat

tinggi.

d. Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja

Tabel 7. Hasil uji Chi Square Hubungan Antara Shift Kerja dengan Tingkat Kelelahan Pada Karyawan di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta

Shift Kerja

Kelelahan

Total p r

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

(11)

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

8

Shift Kerja

Kelelahan

Total p r

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Siang 0 4 3 9 16

0.0% 8.5% 6.4% 19.1% 34.0%

Pagi 2 2 8 4 16

4.3% 4.3% 17.0% 8.5% 34.0% Total 3 7 15 22 47

6.4% 14.9% 31.9% 46.8% 100.0%

Berdasarkan Tabel 7 Hasil uji korelasi Chi Square antara Shift dengan kelelahan kerja pada karyawan PT.

Iskandar Indah Printing Textile Surakarta diperoleh p- value =0,178 (p-value > 0,050) sehingga Ha ditolak

maka dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara shift karyawan dengan kelelahan

kerja karyawan, yang memiliki kelelahan kerja paling banyak pada shift kerja malam dan siang dengan

kategori kelelahan kerja sangat tinggi.

2. Hubungan Risiko Kerja Berdiri dengan Tingkat Kelelahan Kerja

Tabel 8. Hasil uji Spearman Rho Hubungan Antara Risiko Kerja Berdiri dengan Tingkat Kelelahan Pada Karyawan di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

Sikap Kerja Berdiri

Kelelahan

Total p r

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Resiko Rendah 2 3 5 6 16

0,003 0,421 4.3% 6.4% 10.6% 12.8% 34.0%

Resiko Sedang 1 2 3 1 7 2.1% 4.3% 6.4% 2.1% 14.9%

ResikoTinggi 0 2 7 5 14 0.0% 4.3% 14.9% 10.6% 29.8% Resiko Sangat

Tinggi 0 0 0 10 10

0.0% 0.0% 0.0% 21.3% 21.3%

Total 3 7 15 22 47

6.4% 14.9% 31.9% 46.8% 100.0%

Berdasarkan tabel 8 Hasil uji korelasi Spearman Rank (Rho) sikap kerja berdiri dengan tingkat kelelahan

diperoleh p- value = 0,003 (p-value < 0,050) sehingga Ha diterima dan nilai koefisien korelasi (r) 0,421 dengan

tingkat keeratan hubungan yang sedang dimana nilai (r) berada antara range 0,400-0,599 (sedang). Maka

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap kerjadengan tingkat kelelahan kerja

dan hasil uji korelasi nilai (r) menunjukkan hubungan korelasi ke arah positif yaitu semakin baik tinggi

risiko sikap kerja maka semakin tinggi tingkat kelelahan kerja. Responden yang mengalami kelelahan

(12)

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

10

D.

KESIMPULAN

1. Dari penelitian yang telah dilakukan terdapat hasil yang signifikan antara risiko kerja berdiri dengan

tingkat kelelahan kerja.

2. Umur

Semakin tua umur karyawan maka semakin tinggi tingkat kelelahan kerja.

a. Jenis kelamin

Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan tingkat kelelahan kerja, tetapi

perempuan memiliki kategori kelelahan kerja sangat tinggi, dikarnakan kekuatan fisik perempuan

adalah 2/3 dari kekuatan fisik laki- laki .

b. Lama kerja

Terdapat hubungan yang signifikan antara lama kerja dengan tingkat kelelahan kerja dimana

semakin lama masa kerja semakin tinggi tingkat kelelahan kerja.

c. Shif kerja

Tidak ada hubungan yang signifikan antara shif kerja karyawan dengan tingkat kelelahan kerja

karyawan, dimana tingkat kelelahan yang lebih tinggi adalah shif malam dan siang, sedangkan shif

kerja pagi lebih memiliki risiko kelelahan paling rendah.

3. Hasil pengukuran tingkat kelelahan karyawan sebagian besar dalam kategori sangat tinggi dimana dari

47 responden terdapat 22 responden dengan tingkat kelelahan sangat tinggi, 15 responden dengan

tingkat kelelahan tinggi, 7 responden dengan tingkat kelelahan sedang , dan 3 responden dengan

tingkat kelelahan rendah.

4. Ada hubungan yang signifikan antara risiko kerja berdiri dengan tingkat kelelahan kerja dimana

responden dengan risiko kerja berdiri mengalami kelelahan sangat tinggi.

E.

SARAN

1. Bagi Pekerja

Disarankan untuk memperbaiki sikap kerja untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja dan kelelahan

kerja, selain itu juga disarankan untuk memanfaatkan waktu istirahat dengan sebaik mungkin, untuk

mengurangi risiko kelelahan dalam bekerja.

2. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan diharapkan untuk memberikan tempat duduk pada pekerja dalam melakukan

pekerjaannya sehingga perusahaan dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja dan kelelahan pekerja

sehingga produksi dapat maksimal.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat menambahkan variabel lain antara risiko kerja

berdiri dengan karateristik pekerja sehingga dapat mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi

(13)

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

11

DAFTAR PUSTAKA

Akerstedt T, Fredlund P, Gillberg M, Jansson B. 2002. Workload and workhour in relation to disturbed sleep and fatigue. Journal of Psychosomatic Research.. 53 (1): 585-8.

Budiono.S,2003. Bunga Rampai Hieperkes & KK .Semarang: Universitas Diponegoro.

Depkes RI, 2003, Modul Pelatihan bagi Fasilitator Kesehatan Kerja, Depkes RI, Jakarta.

Fitriansyah. 2013. Faktor-Faktor Sikap Kerja yang Menimbulkan Kelelahan Kerja. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Hidayat, T. 2000. Bahaya Laten Kelelahan Kerja. Jakarta: Harian Pikiran Rakyat.

Manuaba, A.2007. Ergonomi Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Editor : Sritomo

Nindriyawati, A. 2010. Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Resiko Dalam Proses Penggantian Catalys Di Butane Treater Dalam Upaya Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kerja Di Petrochina International JABUNG LTD JAMBI. Skripsi.Program Diploma III Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Nurmianto, E.2004. E rgonomi Konsep Dasar dan A plikasinya, Cetakan Pertama, Guna Widya, Surabaya.

Nurmianto, E.2008. “Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Kedua”. Guna Widya, Surabaya, Indonesia.

Notoadmodjo,S.,2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan E disi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta.

Noor, N. 2003. Pengantar E pidemiolologi. Jakart : Rineka Cipta

PT Iskandar Indah. 2013. Profil PT Iskandar Indah Tahun 2012. Karanganyar: Jawa Tengah.

Rahmaniyah, D.A. 2007. Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja dan Beban Angkat Terhadap Keluhan Musculusceletal. https://www.google.co.id/ejournal.

Rizki, A, 2007. Gambaran Sikap Kerja Terhadap Keluhan Kesehatan Pekerja Tukang Sepatu di Pusat Industri Kecil (PIK) Menteng Medan Tahun2007. Skripsi. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

Santoso,G, 2013. Manajemen Kelelahan Kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Setyawati, L. 2003. Buku Panduan Pengukuran Waktu Reaksi Dengan A lat Pemeriksa Waktu Reaksi/ Reaction Timer

L77. Yogyakarta: LAKASSIDAYA.

Suma’mur, P.K. 1996. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Gunung Agung. Jakarta.

Suma'mur, PK.2006.Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Toko. Gunung Agung.

Tarwaka. 2010. Kesehatan Lingkungan Kerja. Surakarta: Cipta Media

Tarwaka. 2011. E rgonomi Industri. Cetakan kedua. Surakarta: Harapan press.

Gambar

Tabel 2. Hasil Pengukuran Risiko Kerja berdiri (Metode OWAS) Pada Karyawan di PT. Iskandar Indah
Tabel 5. Hasil uji Spearman Rho Hubungan Antara Umur dengan Tingkat Kelelahan Pada
Tabel 6. Hasil uji Spearman Rho Hubungan Antara Lama Kerja dengan Tingkat Kelelahan Pada
Tabel 8. Hasil uji Spearman Rho Hubungan Antara Risiko Kerja Berdiri dengan Tingkat Kelelahan

Referensi

Dokumen terkait

1. Merangkum situasi terkini dalam ruang pasar yang sudah dikenal. Hal ini memungkinkan anda untuk memahami di mana kompetisi saat ini sedang tercurah, memahami

Akbar Prayogo, D0210007, Komunikasi Pemasaran Usaha Kuliner Dalam Menghadapi Persaingan (Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Komunikasi Pemasaran Cafe

bukan dalam Bahasa Indonesia pada Tajuk Rencana Solopos edisi

Hasil Analisa SWOT untuk Jaya Printing Garment didapat alternative yang dapat diterapkan, merupakan kombinasi dari (a) Strategi S-O, yaitu Menjaga hubungan

sakit tipe A (Pendidikan), di mana salah satu misinya adalah memberikan kontribusi nyata untuk pendidikan dan penelitian kesehatan yang terintegrasi dengan pelayanan dalam

pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh, karena semua populasi dijadikan sampel. Populasinya adalah 8 siswa kelas II SDLB YRTRW Surakarta. Teknik pengumpulan

(3) Yugoslavia (F.R. of), by virtue of its adherence on 14 December 2000 to the Convention on International Civil Aviation (Chicago, 1944), became party to all Protocols

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang menggunakan model pembelajaran Problem based