• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat Kecerdasan Emosional dalam Aktivitas Kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Manfaat Kecerdasan Emosional dalam Aktivitas Kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

SEKRETARIS PADA KANTOR WILAYAH KEMENTRIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH :

SUCI MARDHOTILLAH 122103141

PROGRAM STUDI D-III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

NAMA : SUCI MARDHOTILLAH

NIM : 122103141

PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN

JUDUL : MANFAAT KECERDASAN EMOSIONAL DALAM

AKTIVITAS KERJA SEKRETARIS PADA KANTOR WILAYAH KEMENTRIAAN AGAMA PROVINSI SUMATERA UTARA

Tanggal :………...2015 Ketus Program Studi D-III Kesekretariatan

(Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM) NIP. 19741012 200003 2 003

Tanggal :……….2015 Dekan

(3)

NAMA : SUCI MARDHOTILLAH

NIM : 122103141

PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN

JUDUL : MANFAAT KECERDASAN EMOSIONAL DALAM

AKTIVITAS KERJA SEKRETARIS PADA KANTOR WILAYAH KEMENTRIAAN AGAMA PROVINSI SUMATERA UTARA

Medan, 2015

Menyetujui Pembimbing

(4)

KATA PENGANTAR

Assalammu”alaikum WR WB.

Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk memperoleh gelar ahli madya (Amd) pada Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat-Nya dari alam yang penuh kegelapan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

(5)

pihak. Untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan hati Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada:

1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D sebagai PLT Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum SE,M.EC,AK sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM Ketua Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Magdalena. L. L Sibarani, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Endang Sulistyarini, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan perbaikan dalam proses penyelesaian Tugas Akhir, sehingga penulisan dapat terselesaikan dengan baik.

6. Seluruh Staff Pegawai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(6)

membantu Penulis dalam memperoleh data Instansi yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

9. Ibu Cici Andriana dan ibu Murnila, SE selaku mentor dan pembimbing selama Penulis melakukan magang di bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.

10. Teristimewa untuk kedua orang tua Penulis yang teramat sangat Penulis sayangi dan banggakan yang merupakan motivasi terbesar Penulis, terimakasih Ayahanda Sakiman dan Ibunda Suyatmi dengan kasih sayangnya yang ikhlas telah membesarkan, mendidik dan memberikan dukungan moril dan materi serta limpahan kasih sayang dan doa yang tiada henti serta pengorbanannya yang begitu besar dan tidak ternilai dari mulai Penulis belajar hingga dapat menyelesaikan pendidikan perkuliahan di Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semoga jerih payah Penulis ini dapat menjadi penyejuk kelelahan hati Ayahanda dan Ibunda selama ini.

11. Kepada abang Ilmi Ghozali, Amd dan kakak Siti Nurkhasana, SE terimakasih atas dukungan dan memberikan doa , motivasi, semangat, menghibur, perhatiannya kepada Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

12. Kepada adik Penulis Winda Aulia dan Nurul Syah Dilla yang telah

(7)

13. Untuk sahabat-sahabat Penulis Isnaini Hidayah, Vini Khairanita, Widia Pangestika, Riza Devianti, Intan Machda Elena Idrus yang selalu menjadi rekan terbaik selama masa kuliah.

14. Untuk teman-teman Penulis di Program Studi Diploma III Kesekretariatan stambuk 2012 yang telah melengkapi keindahan masa kuliah Penulis. Senang bisa berkenalan dengan kalian.

15. Untuk teman kelompok magang Penulis yaitu Rizki Putri Ananda, Rohayati, Dora Octavia yang telah memberikan kerjasama dan kesetiakawanan yang baik selama 6 minggu menjalani proses magang.

16. Untuk Orang special Penulis M. Yasir Abdullah Daulay, S.Pd.I yang telah meberikan kebahagian, isnpirasi, dan motivasi.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dorongan serta bantuan selama penyusunan Tugas Akhir ini.

Segala budi baik berupa bantuan, semangat dan kebahagiaan yang telah diberikan selama penulisan Tugas Akhir ini, kiranya mendapat Ridho dan balasan dari Allah SWT. Semoga Tugas Akhir ini memberikan manfaat bagi semua pihak. Wassalam.

Medan, Juni 2015 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

1.6 Sistematika Pembahasan... 6

BAB II : PROFIL INSTANSI 2.1 Ruang Lingkup Perusahaan ... 8

2.1.1 Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara ... 8

2.1.2 Visi, Misi, dan Makna Logo Perusahaan ... 11

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 14

2.3 Job Description ... 15

BAB III : PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Sekretaris ... 19

3.2 Peranan dan Tugas Sekretaris ... 20

3.3 Pengertian Kecerdasan Emosional ... 23

3.4 Komponen Kecerdasan Emosional ... 25

3.5 Kecerdasan Emosional di Tempat Kerja ... 32

3.6 Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ) Pada Sekretaris ... 34

3.7 Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja Sekretaris Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara ... 35

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 39

4.2 Saran ... 40

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul

Halaman

Gambar 2.1 Logo Kantor Wilayah Kementerian Agama ... 12 Gambar 2.2 Struktur Kantor Wilayah Kementerian Agama

(10)

DAFTAR TABEL

No. Judul

Halaman

(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Posisi sekretaris sudah semakin strategis, tidak hanya sebagai penerima

telefon, menulis surat, ataupun menjadwalkan pertemuan pimpinan, tetapi

seringkali seorang sekretaris sebagai ujung tombak organisasi atau perusahaan,

sehingga dituntut untuk mampu mengambil sikap dan keputusan ketika pimpinan

tidak sedang berada di kantor. Pimpinan menuntut sekretaris untuk dapat

membantu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Beragamnya tuntutan

pimpinan, diharapkan sekretaris dapat bertindak dan berpikir kreatif, inovatif,

cepat tanggap, dan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam

menjalankan tugasnya sehari-hari. Meskipun tuntutan pimpinan terlihat berat,

seorang sekretaris profesional memiliki kesanggupan dan kesiapan dalam

menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi. Sebagai ujung tombak

pimpinan, sekretaris harus siap menghadapi setiap permasalahan, sebelum

masalah itu benar-benar harus dihadapi dan diselesaikan pimpinan.

Dengan berkembangnya tugas-tugas seorang sekretaris, dari tugas rutin

sesuai dengan penjabaran pekerjaannya menjadi tugas yang kreatif, dituntut

adanya kemauan yang keras dari sekretaris dalam mengembangkan wawasan,

keterampilan yang khusus, interaksi, dan perubahan sikap sesuai dengan tuntutan

dan perkembangan organisasi tempatnya bekerja. Dalam hal ini, termasuk

(12)

Instansi pemerintah adalah suatu unit organisasi pemerintahan yang

menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setiap

instansi pemerintah memiliki aktivitas kerja dimana pengertian aktivitas kerja

merupakan suatu rangkaian kegiatan dan tindakan yang sengaja dilakukan dalam

rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam rangka

pencapaian tujuan tersebut diperlukannya peran sumber daya, salah satunya

adalah Sumber Daya Manusia.

Pegawai Negeri Sipil atau adalah sumber daya manusia yang bekerja pada

instansi pemerintah di Indonesia dan merupakan penghasil kerja bagi instansi

pemerintah. Setiap Pegawai Negeri Sipil terlibat dalam suatu aktivitas kerja pada

instansi pemerintah diharuskan ikut serta mendukung aktivitas kerja yang terbaik

agar tujuan di masing- masing instansi pemerintah dapat terlaksana dengan baik.

Keikutsertaan Pegawai Negeri Sipil untuk mendukung aktivitas kerja

dapat dilakukan dengan melaksanakan tugas kerja sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan dalam mencapai tujuan instansi pemerintah. Untuk mencapai

pelaksanaan tugas yang berhasil, Pegawai Negeri Sipil harus memiliki

kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang ditekuninya.

Maka Sekretaris Pegawai Negeri Sipil diberikan tugas dalam suatu jabatan

pemerintahan atau diberi tugas negara lainnya yang masih berhubungan dengan

tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu.

Dalam menjalankan tugas tersebut, Sekretaris Pegawai Negeri Sipil selain

harus memiliki kemampuan dan keterampilan juga harus memiliki kecerdasan

emosional, oleh karena selalu berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan

emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ ( emotional quotient) adalah

(13)

emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada

perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. (Maliki.2009:15).

Pada Kecerdasan emosional juga diperlukan ketika seorang Sekretaris

Pegawai Negeri Sipil terlibat aktivitas kerja berhubungan dengan atasan atau

dengan sesama Pegawai Negeri Sipil lainnya. Terkadang ketika aktivitas kerja

sedang berlangsung terjadi konflik karena adanya emosi yang diakibatkan

Pegawai Negeri Sipil yang berada pada tingkat lebih tinggi terbiasa dengan

tindakan seperti marah berlebihan, sering menghardik, termasuk memberikan

hukuman pada bawahannya. Pegawai Negeri Sipil yang berada pada tingkat lebih

rendah terbiasa untuk takut, dendam dan salah paham terhadap atasannya.

Kecerdasan emosional bermanfaat dalam aktivitas kerja Sekretaris

Pegawai Negeri Sipil karena ketika seorang Sekretaris Pegawai Negeri Sipil

memiliki kecerdasan emosional tinggi dapat dilihat dari sikapnya yang tidak cepat

marah atas sikap orang lain kepadanya, tidak tergesa-gesa dalam mengerjakan

tugasnya, namun dalam pelaksanaan tugas tersebut sesuai dengan jadwal yang

sudah direncanakan, proaktif terhadap ide orang lain, dan sikap-sikap lainnya.

Apabila Sekretaris Pegawai Negeri Sipil memiliki kecerdasan emosional

tentunya akan menghasilkan rasa nyaman ketika menjalankan tugas dan dapat

memiliki banyak hubungan baik dengan orang lain seperti kepada sesama

Pegawai Negeri Sipil lain, atasannya, dan masyarakat umum. Keadaan ini akan

berimplikasi pada aktivitas kerja. Sehingga semakin tinggi kecerdasan emosional

seorang Sekretaaris Pegawai Negeri Sipil akan berperan dalam aktivitas kerja

yang membaik pada suatu instansi pemerintah.

(14)

salah satu instansi pemerintah memiliki beragam aktivitas kerja. Dalam

melaksanakan aktivitas kerja tersebut, tentunya diperlukan peran Sekretaris

Pegawai Negeri Sipil sebagai pelaksana dari tugas yang terdapat di dalam

aktivitas kerja tersebut. Keefektifan suatu instansi pemerintah ditentukan dari

aktivitas kerja yang berhasil, dimana salah satu hal yang mungkin berperan adalah

kecerdasan emosional dalam menjalankan aktivitas kerja tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

observasi dengan judul “Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja

Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diatas, maka penulis

merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Manfaat Kecerdasan

Emosional Dalam Aktivitas Kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi Sumatera Utara ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan manfaat

kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Instansi, penelitian ini akan menjadi bahan masukan pada Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara untuk mengetahui

(15)

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.

2. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai manfaat

kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja.

3. Bagi Peneliti lain, sebagai bahan masukan, referensi, dan perbandingan

dalam penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama dimasa yang

akan datang maupun untuk penelitian lanjutan.

1.5 Sistematika Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Jln. Jend. Gatot Subroto No.

261, kecamatan Medan Sunggal, Medan. Untuk lebih jelasnya, jadwal penelitian

dan peyusunan Tugas Akhir dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1

Pada kegiatan pengumpulan data, penulis melakukan pengumpulan data selama 4

minggu, dimulai tanggal 23 Februari sampai 22 Maret 2015 pada Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dimana pada minggu ke-1

(16)

dilakukan pengumpulan data dan yang terakhir pada minggu 4 (keempat)

dilakukan penulisan tugas akhir.

1.6 Sistematika Pembahasan

Adapun Sistematika Penulisan dalam Tugas Akhir ini adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah atau alasan mengapa penulis

ingin menulis judul, serta menjelaskan mengenai perumusan masalah, manfaat

dan tujuan penelitian, sistematika penulisan yang terdiri dari lokasi dan waktu

penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, metode analisis. Pada bab ini

juga akan dijelaskan sistematika pembahasan.

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang Sejarah Ringkas, Struktur

Organisasi, Job Description, Visi dan Misi serta Arti Logo Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara.

BAB III. PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang Manfaat Kecerdasan

Emosional Dalam Aktivitas Kerja Sekretaris Pada Kantor Wilayah Kementerian

(17)

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan Kesimpulan dan Saran atas

Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja Sekretaris Pada Kantor

(18)

BAB II

PROFIL INSTANSI

2.1 Ruang Lingkup Perusahaan

2.1.1 Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara bertempat di

Jln. Gatot Subroto nomor 261, kecamatan Medan Sunggal, Medan. Pada saat

berdirinya Kementerian Agama tahun 1946, Sumatera masih merupakan satu provinsi

dengan gubernurnya waktu itu Mr. Tengku Moch. Hasan. Jawatan Agama Sumatera

oleh pemerintah dipercayakan kepada H. Muchtar Yahya, yang kedudukannya masih

berada dibawah gubernur.

Pada tahun 1946 Sumatera dibagi menjadi 3 provinsi, yakni Provinsi

Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan, H. Muchtar Yahya ditunjuk

menjadi koordinator Jawatan-jawatan agama tersebut, bertempat di Bukit Tinggi.

Kepala-kepala Jawatan Agama di ketiga wilayah Sumatera waktu itu, Tengku Moch,

Daud Beureuh Provinsi Sumatera Utara, Nazaruddin Thoha Sumatera Tengah dan K.

Azhari Sumatera Selatan. Mereka diangkat oleh Gubernur Sumatera Utara yang

mewakili Presiden untuk mengurus Pemerintahan di wilayahnya. Sesudah

kantor-kantor Jawatan Agama Provinsi Sumatera ada hubungan dengan Kementrian Agama

yang berkedudukan di Yogyakarta, H. Muchtar Yahya dipindahkan ke pusat

(19)

Sementara itu pada tahun 1953, Provinsi Sumatera Utara merupakan

gabungan dari daerah Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli berkedudukan di Kotaraja

(Banda Aceh). Jawatan Agama Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh Tengku Abdul

Wahab Silimeun, sedang koordinator untuk Keresidenan Sumatera Utara dipimpin

oleh H.M. Bustami Ibrahim.

Pada tahun 1956 struktur Pemerintahan berubah lagi, Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara, sebagai gabungan dari Keresidenan Sumatera Timur dan

Tapanuli berkedudukan di Medan dan daerah Aceh dijadikan Daerah Istimewa

Aceh berkedudukan di Kotaraja (Banda Aceh). Untuk memimpin Jawatan Agama

Provinsi Sumatera Utara ditunjuk K.H. Muslich dan Pimpinan Jawatan Agama

daerah istimewa Aceh tetap ditangan Tengku Wahab Silimeun. Sejak saat itulah

Jawatan Agama kedua Provinsi tersebut berdiri sendiri-sendiri dan untuk

perkembangan selanjutnya diatur berdasarkan peraturan-peraturan yang

ditetapkan Kementerian Pusat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 1 tahun

2010 (disempurnakan) tanggal 28 Januari 2010, penyebutan departemen agama

berubah menjadi kementerian agama. Sejak Provinsi Sumatera Utara berdiri

sendiri, sudah 12 orang yang pernah menjabat kepala (dengan beberapa kali

mengalami perubahan struktur) yang terakhir sekarang Drs. Abd. Rahim, MA.

Visi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah

Terwujudnya masyarakat agamais yang berakhlak mulia, rukun dan damai.

Adapun Misi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

(20)

1. Meningkatkan bimbingan dan pelayanan kehidupan beragama.

2. Meningkatkatkan pemehaman, penghayatan, pengamalan dan

pengembangan nilai-nilai agama.

3. Memperkokoh kerukunan umat beragama.

4. Mengembangkan lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan

keagamaan.

5. Meningkatkan kualitas pendidikan agama pada sekolah umum dan

madrasah.

6. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji.

Tugas dan fungsi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera

Utara adalah sebagai berikut:

1. Perumusan visi, misi dan kebijakan teknis di bidang pelayanan dan

bimbingan kehidupan beragama kepada masyarakat di provinsi.

2. Pembinaan, pelayanan dan bimbingan masyarakat islam, pelayanan haji dan

umrah, pengembangan zakat dan wakaf, pendidikan agama dan keagamaan,

pondok pesantren, pendidikan agama islam, pada masyarakat dan

pemberdayaan masjid serta urusan agama, pendidikan agama, bimbingan

masyarakat Kristen, Katolik, Hindu serta Budha sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

3. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi dan

informasi.

(21)

5. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian dan pengawasan program,

daerah, instansi terkait dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan

tugas kementerian agama di provinsi

6. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait dan

lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian agama di

provinsi.

2.1.2 Visi, Misi, dan Makna Logo Perusahaan Visi

“Terwujudnya Masyarakat Agamais Yang Berakhlak Mulia Rukun Dan

Damai”

Misi

1. Meningkatkan bimbingan dan pelayanan kehidupan beragaman.

2. Meningkatkan pemahaman, penghayatan pengamalan dan pengemangan

nilai-nilai agama.

3. Memperkokoh kerukunan umat beragama.

4. Mengembangkan lembaga social keagamaan dan lembaga pendidikan

keagamaan.

5. Meningkatkan kualitas pendidikan agama pada sekolah umum dan

madrasah.

(22)

Makna Logo

Pada umumnya setiap perusahaan memiliki logo atau lambang yang

memiliki makna tersendiri yang biasanya menunjukkan cita-cita pendirian, visi

dan misi dari perusahaan tersebut, demikian halnya dengan Kantor Wilayah

Kementrian Agama mempunyai logo, yang mempunyai makna antara lain:

Sumber : http://sumut.kemenag.go.id (2015)

Gambar 2.1 Logo Kantor Wilayah Kementrian Agama

1. Bintang bersudut lima yang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa

dalam Pancasila, bermakna bahwa karyawan Departemen Agama selalu

menaati dan menjunjung tinggi norma-norma agama dalam melaksanakan

tugas Pemerintahan dalam Negara Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila.

2. 17 kuntum bunga kapas, 8 baris tulisan dalam Kitab Suci dan 45 butir padi

bermakna Proklamasi Kemerdekaan republik Indonesia pada tanggal 17

Agustus 1945, menunjukkan kebulatan tekad para Karyawan Departemen

Agama untuk membela Kemerdekaan Negara Kesatuan republic Indonesia

(23)

3. Butiran Padi dan Kapas yang melingkar berbentuk bulatan bermakna bahwa

Karyawan Departemen mengemban tugas untuk mewujudkan masyarakat

yang sejahtera, adil, makmur dan merata.

4. Kitab Suci bermakna sebagai pedoman hidup dan kehidupan yang serasi

antara kebahagiaan duniawi danukhrawi, materil dan spirituil dengan ridha

Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa.

5. Alas Kitab Suci bermakna bahwa pedoman hidup dan kehidupan harus

ditempatkan pada proporsi yang sebenarnya sesuai dengan potensi dinamis

dari Kitab Suci.

6. Kalimat Ikhlas Beramal bermakna bahwa Karyawan Departemen Agama

dalam mengabdi kepada masyarakat dan Negara berlandaskan niat

beribadah dengan tulus dan ikhlas.

7. Perisai yang berbentuk segi lima sama sisi dimaksudkan bahwa kerukunan

hidup antar umat beragama RI yang berdasarkan Pancasila dilindungi

sepenuhnya sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Kelengkapan makna lambang Departemen Agama melukiskan motto:

Dengan Iman yang teguh dan hati yang suci serta menghayati dan mengamalkan

Pancasila yang merupakan tuntutan dan pegangan hidup dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara, karyawan Departemen Agama bertekad bahwa

(24)

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber : http://sumut.kemenag.go.id 2015

(25)

2.3 Job Description

Secara struktural, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera

Utara dipimpin oleh seorang Kepala kantor wilayah ( Kakanwil). Dalam

menjalankan tugasnya Pemimpin Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

Sumatera Utara dibantu oleh seorang Kepala Bagian Tata Usaha yang

mengkoordinir bagian-bagian yang ada pada kantor Wilayah Kementerian Agama

provini sumatera utara seperti bagian, yaitu:

a. Sekretaris

Sekretaris merupakan seseorang yang bertugas membantu pekerjaan

kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Sumatera Utara. Adapaun

tugas sekretaris adalah membantu pimpinan dalam mengerjakan tugas – tugasnya

agar dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

b. Sub Bagian Perencanaan & Keuangan

Sub Bagian Perencanaan & Keuangan mempunyai tugas :

1. Melakukan penyiapan bahan koordinasi.

2. Penyusunan rencana, program dan anggaran, evaluasi dan laporan serta

pelaksanaan urusan keuangan.

3. Tempat pembayaran gaji.

4. Tempat mengambil pinjaman bagi karyawan yang membutuhkan uang.

c. Subbag Organisasi, Tata Laksana (Ortala) dan Kepegawaian

Subbag Ortala dan Kepegawaian mempunyai tugas :

1. Melakukan penyiapan bahan penyusunan organisasi dan tata laksana.

(26)

d. Subbag Hukum dan Kerukunan Umat Beragama (KUB)

Sub Bagian Hukum dan KUB mempunyai tugas :

1. Melakukan penyiapan bahan penyususnan peraturan

perundang-undangan bantuan hukum.

2. Pelaksanaan urusan kerukunan umat beragama.

3. Pelayanan masyarakat khonghucu.

e. Subbag Informai dan Humas

Subbag Informasi dan Humas mempunyai tugas :

1. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan urusan pengelolaan

informasi.

2. dan Hubungan masyarakat.

f. Subbag Umum

Subbag Umum mempunyai tugas :

1.Urusan ketatausahaan, rumah tangga, dan pemeliharaan.

2.Urusan pengelolaan barang milik/kekayaan Negara.

3.Untuk memberi nomor surat.

4.dan Untuk mengurus urusan kantor.

g. Seksi Urusan Agama

Seksi Urusan Agama Islam mempunyai tugas :

1. Melakukan pelayanan dan bimbingan dibidang kepenghuluan.

2. Keluarga sakinah.

3. Pangan halal, ibadah sosial serta pengembangan kemintriaan umat

(27)

h. Seksi Penyelenggara Haji dan umrah

Seksi Penyelengara Haji dan Umrah mempunyai tugas :

1. Pelanyanan dan pembinaan dibidang penyuluhan haji dan umrah serta

Bimbingan jama’ah dan petugas.

2. Dokumen, perbekalan dan akomodasi perjalanan haji.

i. Seksi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam

Seksi Mapenda ( Madrasah dan Pendidikan Agama Islam ) pada sekolah

umum mempunyai tugas :

1. Pelanyanan dibidang kurikulum dan supervise.

2. Sasaran ketenagaan dan kesiswaan.

3. Kelembagaan dan ketatalaksanaan.

4. Pendidikan islam pada sekolah umum.

j. Seksi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pasantren

Seksi Pekapotren (Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pasantren)

mempunyai tugas:

1. Pelayanan dan bimbingan dibidang pendidikan keagamaan dan

pendidikan diniah.

2. Pendidikan salafiah, kerjasama kelembagaan dan pengembangan

pondok pasantren.

3. Pengembangan santri dan pelayanan pondok pasantren pada

(28)

k. Seksi Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Mesjid

Seksi Penamas (Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan

Pemberdayaan Mesjid) mempunyai tugas :

1. Pelayan dan bimbingan dibidang pendidikan Al-Quran dan MTQ.

2. Penyuluhan dan lembaga dakwah.

3. Siaran dan tamadun.

4. Publikasi dakwah dan hari besar islam serta pemberdayaan mesjid.

l. Penyelenggaraan Zakat dan Wakaf

Penyelanggara zakat dan wakaf mempunyai tugas menyelanggarakan

pemberian pelayanan dan bimbingan kepada masyarakat dibidang lembaga

dan pengembangan zakat dan wakaf.

m. Koperasi

Koperasi ini bertugas untuk menyediakan dan melayani kebutuhan kantor

seperti :

1. Menyediakan jasa foto copy.

2. Menyediakan alat-alat tulis.

(29)

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Sekretaris

Sekretaris adalah kata yang berasal dari bahasa Latin, yaitu secretum yang berarti "rahasia". Dalam bahasa Prancis disebut secretaire. Dalam bahasa Belanda disebut secretares. Sementara itu, dalam bahasa Inggris disebut dengan secretary, berasal dari kata secret yang berarti rahasia. Sesuai dengan asal katanya, sekretaris adalah orang yang harus bisa menyimpan rahasia. Dalam hal ini rahasia pimpinan atau perusahaan yang tidak perlu diketahui oleh orang atau pegawai lain.

Sekretaris dapat diartikan sebagai seorang petugas yang pekerjaannya menyelenggarakan urusan surat menyurat termasuk penyimpanan dokumen bagi seorang pejabat pimpinan organisasi. Apabila petugas ini menyelenggarakan urusan surat menyurat dari seorang pejabat atau instansi resmi maupun perusahaan swasta yang bersifat pribadi atau rahasia sebutan lainnya adalah Private Secretary (The Liang Gie, 2000).

Sekretaris juga dapat diartikan sebagai sebagai seorang pembantu

pimpinan untuk menerima dikte, mengonsep surat atau korespondensi, menerima

tamu, memeriksa atau mengingatkan pimpinan mengenai kewajibannya untuk

meningkatkan efektifitas kerja pimpinannya (The Liang Gie,2000).

Berdasarkan uraian di atas, bahwa sekretaris bukan sekadar pembantu

atasan semata, tetapi seseorang dengan kualifikasi tugas, pekerjaan, dan tanggung

jawab yang sangat tinggi. Seorang pimpinan/atasan memiliki tugas dan tanggung

jawab besar dalam memimpin dan mengelola perusahaan/organisasi. Mulai dari

mengurus appointement, soal administrasi, mengatur rapat sampai urusan

korespondensi. Dan tugas-tugasnya ini akan bisa lebih maksimal jika dibantu

(30)

3.2 Peranan Dan Tugas Sekretaris

Sekretaris memegang peranan yang penting dan dapat menentukan

berhasil tidaknya tujuan perusahaan. Pentingnya peranan seorang sekretaris ini

tentunya sesuai dengan jabatan sekretaris pada masing-masing organisasi. Peranan

sekretaris secara umum dapat diketahui sebagai berikut :

1. Peranan sekretaris terhadap atasan

a. Sebagai perantara saluran komunikasi dan pembinaan hubungan yang baik

bagi orang yang ingin berhubungan dengan pimpinan

b. Sebagai sumber informasi yang diperlukan pimpinan dalam memenuhi

fungsi, tugas, dan tanggung jawab.

c. Sebagai pelanjut keinginan pimpinan kepada bawahan dalam pelaksanaan

tugas.

d. Alternatif pemikiran dari pimpinan dalam ide-ide.

e. Sebagai faktor penunjang dalam keberhasilan pekerjaan dan cerminan

pimpinan dan bawahan.

2. Peranan sekretaris terhadap bawahan (pimpinan)

a. Penentuan kebijakan yang berlaku bagi pegawai bawahan secara adil, yaitu

mengenai peraturan penempatan pegawai yang sesuai dengan kecakapan

dan kemampuan (rule of the place).

b. Memberikan motivasi kerja kepada pegawai bawahan sehingga pekerjaan

dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik.

c. Memberikan rasa bangga dan puas kepada pegawai bawahan dalam

menjalankan pekerjaan.

d. Menerima pendapat dan usul bawahan dalam berbagai masalah

e. Mengadakan pendekatan kepada pegawai bawahan untuk lebih

mengerahkan dan mengetahui kelemahan dan kehendak pegawai bawahan.

Peranan sekretaris terhadap bawahan merupakan penilaian dari

bawahan sehingga sikap dan tingkah laku sekretaris akan berpengaruh terhadap

pekerjaan pegawai bawahan. Bagi sekretaris yang ramah dan komunikatif akan

memberikan suasana hubuungan kerja yang baik bagi bawahan sehingga segala

(31)

Berkaitan dengan peranan sekretaris dalam menjalankan tugas dan

fungsi jabatannya, hal yang sangat penting adalah mengenai pendekatan yang

dapat dilakukan oleh seorang sekretaris. Beberapa cara seorang sekretaris dalam

mengadakan pendekatan kepada pegawai bawahan, yaitu:

1. Memberi perintah atau instruksi kepada bawahan secara resmi, baik secara

lisan maupun tertulis.

2. Mengadakan rapat atau pertemuan secara bersama-sama pada suatu waktu

tertentu dengan pegawai bawahan.

3. Mengadakan pengawasan secara langsung pada saat-saat tertentu kepada

pegawai bawahan yang sedang melaksanakan tugasnya, yaitu pengawasan

yang bersifat positif. Bila terjadi kesalahan diberi petunjuk dan pmbinaan.

4. Mengadakan hubungan yang bersifat informal terhadap pegawai bawahan

agar mendapat dukungan moril dalam pelaksanaan perkejaannya.

Peranan sekretaris dalam melakukan pendekatan terhadap bawahan

sangat penting. Peranan sekretaris terhadap bawahan ataupun yang lainnya

biasanya dikenal dengan istilah hubungan antar manusia atau lebih dikenal dengan

istilah human relations.

Tugas seorang sekretaris tidak hanya membantu meringankan tugas

seorang pimpinan, namun seorang sekretaris juga dituntuk untuk mampu dan

berkompeten dalam mengerjakan tugas-tugas kesekretariatannya. Seperti dalam

hal korespondensi, kearsipan dan penyelenggaraan rapat. Semua itu juga

merupakan tugas sekretaris.

Tugas sekretaris dalam arti sempit adalah sebagai orang yang dipercaya

oleh pimpinan untuk menyimpan rahasia pimpinan. Sedangkan tugas sekretaris

dalam arti luas adalah pelaksanaan tugas-tugas yang bersifat membantu manajer

atau pimpinan untuk menjalankan roda organisasi. Lembaga maupun kantor.

(Saiman, 2002:40).

Sekretaris termasuk karyawan yang memiliki multi tugas, di antaranya :

1. Menurut wewenangnya.

(32)

Meliputi : pengetikan, making call, menerima tamu, korespondenci, filling,

surat menyurat.

b. Tugas instruksi.

Meliputi : penyusunan jadwal perjalanan, making appointment, pengaturan

keuangan, persiapan dan penyelenggaraan rapat,

c. Tugas kreatif.

Meliputi : pembuatan formulir telepon, dokumentasi,mengirim ucapan

kepada klien, mengatur ruang kantor pimpinan.

2. Menurut jenis tugasnya.

a. Tugas administrasi perkantoran.

Meliputi : surat menyurat, pembuatan laporan, filling.

b. Tugas resepsionis.

Meliputi making call, melayani tamu, menyusul jadwal pertemuan pimpinan.

c. Tugas social.

Meliputi : mengatur rumah tangga kantor, mengirim ucapan selamat kepada

relasi, mempersiapkan respsi/jamuan.acara resmi kantor.

d. Tugas insidentil.

Meliputi : mempersiapkan rapat,mempersiapkan pidato, presentasi, dan

(33)

3.3 Pengertian Kecerdasan Emosional

Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990

oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari

University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional

yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Salovey dan Mayer mendefinisikan

kecerdasan emosional atau yang sering disebut Emotional Quotion (EQ) sebagai:

“himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau

perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah

semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan

tindakan”. (Shapiro, 2006:42).

Menurut Mayer orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam

menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu: sadar diri, tenggelam dalam

permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap

individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna

dan tidak menjadikan hidup yang dijalani menjadi sia-sia. (Goleman, 2007: 65).

Sebuah model pelopor lain tentang kecerdasan emosional diajukan oleh

Bar-On pada tahun 1992 seorang ahli psikologi Israel, yang mendefinisikan

kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial

yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi

(34)

Pada tahun 1995, seorang psikolog dan wartawan bernama Daniel

Goleman menerbitkan tulisannya tentang Emotional Intelligence, yang disusun

berdasarkan pada konsep kecerdasan emosional (Emotional Quetion) karya Mayer

dan Salovey. Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur

kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with

intelligence), menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the

appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran

diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. (Goleman,

2007:512).

Kecerdasan emosi di dalamnya termasuk kemampuan mengontrol diri,

memacu, tetap tekun, serta dapat memotivasi diri sendiri. Kecerdasan emosional

sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah

setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-

kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.

(Goleman, 2000:13).

Kecerdasan emosional (emotional intelligence) adalah kemampuan

seseorang untuk mendeteksi serta mengelola petunjuk-petunjuk dan informasi

emosional. Orang-orang yang mengenal emosi-emosi mereka sendiri dan mampu

dengan baik membaca emosi orang lain dapat menjadi lebih efektif dalam

pekerjaan mereka. (Robbins, 2008:335).

Robert Cooper dan Ayman Sawaf menyatakan bahwa kecerdasan

emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif

(35)

dan pengaruh manusiawi. Kecerdasan emosional menuntut penilikan perasaan,

untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri sendiri dan orang lain

serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam

kehidupan sehari-hari. (Cooper dan Sawaf, 2002:15)

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah

kemampuan sekretaris untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri,

memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan

untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

3.4 Komponen Kecerdasan Emosional

Bar-On (Goleman, 2000) menjabarkan kecerdasan emosional menjadi

lima kemampuan pokok yaitu :

1. Kemampuan intrapersonal, meliputi :

a. Kesadaran diri emosional yaitu kemampuan untuk mengakui atau mengenal

perasaan diri, memahami hal yang sedang dirasakan dan mengetahui

penyebabnya.

b. Asertivitas meliputi tiga komponen dasar, yaitu kemampuan untuk

mengungkapkan perasaan, kemampuan mengungkapkan keyakinan dan

gagasan secara terbuka, dan kemampuan mempertahankan kebenaran dengan

cara yang tidak destruktif.

c. Harga diri yaitu kemampuan menghargai dan menerima diri sendiri sebagai

sesuatu yang baik, atau kemampuan mensyukuri berbagai aspek positif dan

kemampuan yang ada dan juga menerima aspek negatif dan keterbatasan yang

ada pada diri dan tetap menyukai diri sendiri.

d. Aktualisasi diri yaitu kemampuan menyadari kapasitas potensial yang dimiliki.

(36)

kemampuan dan bakat secara maksimal.

e. Kemandirian yaitu kemampuan mengatur atau mengarahkan diri dan

mengendalikan diri dalam berfikir dan bertindak serta tidak tergantung pada

orang lain secara emosional.

2. Kemampuan interpersonal, meliputi :

a. Empati yaitu kemampuan menyadari, memahami, menghargai perasaan orang

lain dan juga kemampuan untuk peka terhadap perasaan dan pikiran orang lain.

b. Hubungan interpersonal yaitu kemampuan menjalin dan mempertahankan

hubungan yang saling memuaskan yang dicirikan dengan keakraban serta

memberi dan menerima kasih sayang.

c. Tanggungjawab sosial yaitu kemampuan menunjukkan diri sendiri dengan

bekerjasama, serta berpartisipasi dalam kelompok sosialnya. Komponen-

komponen kecerdasan emosional ini meliputi bertindak secara

bertanggungjawab. meskipun tidak mendapatkan keuntungan apapun secara

pribadi.

3. Penyesuaian diri, meliputi :

a. Pemecahan masalah yaitu kemampun mengenali masalah serta menghasilkan

dan melaksanakan solusi yang secara potensial efektif. Kemampuan ini juga

berkaitan dengan keinginan untuk melakukan yang terbaik dan tidak

menghindari masalah tetapi dapat menghadapi masalah dengan baik.

b. Uji realitas yaitu kemampuan menilai kesesuaian antara apa yang dialami atau

dirasakan dan kenyataan yang ada secara objektif dan sebagaimana adanya

bukan sebagaimana yang diinginkan atau diharapkan.

(37)

mengubah situasi dan kondisi sikap fleksibilitas ini juga mencakup seluruh

kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tidak terduga

dinamis.

4. Penanganan stres, meliputi :

a. Ketahanan menanggung stres yaitu kemampuan menahan peristiwa yang tidak

menyenangkan dan situasi stres dan dengan aktif serta sungguh- sungguh

mengatasi stress tersebut. Ketahanan menanggung stres ini berkaitan dengan

kemampuan untuk tetap tenang dan sabar.

b. Pengendalian impuls yaitu kemampuan menahan dan menunda gerak hati,

dorongan dan godaan untuk bertindak.

5. Suasana hati, meliputi :

a. Kebahagiaan yaitu kemampuan untuk merasa puas dengan kehidupan,

menikmati kebersamaan dengan orang lain dan bersenang-senang.

b. Optimisme yaitu kemampuan untuk melihat sisi terang dalam hidup dan

membangun sikap positif sekalipun dihadapkan dengan kesulitan. Optimisme

mengasumsikan adanya harapan dalam menghadapi kesulitan.

Menurut Goleman (2001) membagi kecerdasan emosi atas lima

komponen, yang dapat menjadi pedoman untuk mencapai kesuksesan dalam

kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. Kesadaran diri (Self Awareness) adalah kemampuan dalam mengenali

perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kesadaran diri merupakan dasar dari

kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan

(38)

Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat

diri dikuasai oleh perasaan, sehingga tidak peka akan perasaan yang

sesungguhnya dan akhirnya berakibat dalam pengambilan keputusan yang

salah. Kesadaran diri terdiri atas tiga kecakapan yaitu kesadaran emosional,

penilaian diri secara akurat, dan percaya diri.

2. Pengaturan diri (Self Management) berarti pengelolaan impuls dan perasaan

yang menekan, agar dapat terungkap dengan tepat. Hal ini merupakan

kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan

berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan,

dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit

kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya, orang yang buruk

kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung

melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal yang merugikan

diri sendiri. Pengaturan diri terdiri atas lima kecakapan, yaitu pengendalian

diri, dapat dipercaya, kehati-hatian, adaptabilitas, dan inovasi.

3. Motivasi (Self Motivation) dimana dengan kemampuan memotivasi diri sendiri

yang dimilikinya, seseorang akan cenderung memiliki pandangan positif

dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.

4. Empati (Empathy/Social awareness) yaitu kemampuan yang dibangun

berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi diri

sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia terampil membaca emosi orang lain.

Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya

(39)

5. Keterampilan sosial (Relationship Management) merupakan seni dalam

membina hubungan dengan orang lain yang mendukung keberhasilan dalam

bergaul dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan

mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Keterampilan sosial yaitu

mengendalikan emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain,

cermat membaca situasi, berinteraksi dengan lancar, memahami dan bertindak

bijaksana dalam hubungan antar manusia.

Goleman (2002) memperluas kecerdasan emosional menjadi lima

kemampuan utama, yaitu:

1. Mengenali Emosi Diri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali

perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Hal ini menyebabkan individu

menyadari emosi yang sedang dialami serta mengetahui penyebab emosi

tersebut terjadi serta memahami kuantitas, intensitas, dan durasi emosi yang

sedang berlangsung. Kesadaran akan intensitas emosi memberi informasi

mengenai besarnya pengaruh kejadian tersebut pada individu. Intensitas yang

tinggi cenderung memotivasi individu untuk bereaksi sedangkan intensitas

emosi yang rendah tidak banyak mempengaruhi individu secara sadar.

Kesadaran akan durasi emosi yang berlangsung membuat individu dapat

berpikir dan mengambil keputusan yang selaras dalam mengungkapkan

emosinya. Kemampuan mengenali emosi diri merupakan dasar dari

kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri

sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Mayer

(40)

maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu

menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi.

Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya

membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan., sehingga tidak peka akan

perasaan yang sesungguhnya yang berakibat buruk bagi pengambilan

keputusan masalah.

2. Mengelola Emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani

perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai

keseimbangan dalam diri individu. Individu dapat mengungkapkan emosinya

dengan kadar yang tepat pada waktu yang tepat dengan cara yang tepat.

Tujuan pengendalian diri adalah keseimbangan emosi bukan menekan emosi,

karena setiap perasaan memiliki nilai dan makna tersendiri. Menjaga agar

emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju

kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas

terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita.

3. Memotivasi Diri Sendiri berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri

terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai

perasaan motivasi yang positif, yaitu antusiasme, gairah, optimis dan

keyakinan diri. Keterampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya

kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki

keterampilan ini cenderung lebih jauh produktif dan efektif dalam hal apa pun

yang mereka kerjakan.

(41)

mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati

seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu

menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-

apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut

pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu

untuk mendengarkan orang lain. Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan

bahwa orang-orang yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal

lebih mampu menyesuaikan diri secara emosional, lebih populer, lebih mudah

bergaul, dan lebih peka.

4. Membina Hubungan (Sosial) merupakan keterampilan sosial yang mendukung

keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Kemampuan dalam

membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang

popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi.

5. Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam

keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang

diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.

Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan

sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu

berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini populer dalam

lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan karena

kemampuannya berkomunikasi.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komponen

(42)

diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati), serta membina hubungan

(sosial).

3.5 Kecerdasan Emosional di Tempat Kerja

Dalam konteks pekerjaan, pengertian EQ adalah kemampuan untuk

mengetahui apa yang kita dan orang lain rasakan, termasuk cara tepat untuk

menangani masalah. Orang lain yang dimaksud adalah bisa meliputi atasan, rekan

sejawat, bawahan atau juga pelanggan. Realitas menunjukkan, sering kali kita

tidak mampu menangani masalah-masalah emosional di tempat kerja secara

memuaskan. Bukan saja tidak mampu memahami perasaan sendiri, melainkan

juga perasaan orang lain yang berinteraksi dengan kita. Akibatnya sering terjadi

kesalahpahaman dan konflik antar pribadi (Martin, 2003:23).

Menurut Martin (2003:26) di dunia kerja, kelebihan orang-orang ber-EQ

tinggi dibandingkan dengan orang lain tercermin dari fakta berikut:

a. Pada posisi yang berhubungan dengan banyak orang, mereka lebih sukses

bekerja. Terutama karena mereka lebih berempati, komunikatif, lebih tinggi

rasa humornya dan lebih peka akan kebutuhan orang lain.

b. Para salesman, penyedia jasa, atau professional lainnya yang ber-EQ tinggi

nyatanya lebih disukai pelanggan, rekan sekerja dan atasannya.

c. Mereka lebih bisa menyeimbangkan rasio dan emosi. Tidak terlalu sensitif dan

emosional, namun juga tidak dingin dan terlalu rasional. Pendapat mereka

dianggap selalu objektif dan penuh pertimbangan.

d. Mereka menanggung stres yang lebih kecil karena biasa dengan leluasa

(43)

e. Berbekal kemampuan komunikasi dan hubungan interpersonal yang tinggi,

mereka selalu mudah menyesuaikan diri dan mudah beradaptasi.

f. Saat yang lainnya menyerah, mereka tidak putus asa dan frustasi, justru

menjaga motivasi untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.

Emosi pada prinsipnya menggambarkan perasaan manusia menghadapi

berbagai situasi yang berbeda. Oleh karena emosi merupakan reaksi manusiawi

terhadap berbagai situasi nyata, maka sebenarnya tidak ada emosi baik atau emosi

buruk. Emosi di kantor dapat dikatakan baik atau buruk hanya tergantung pada

akibat yang ditimbulkan.

Tantangan menonjol bagi pekerja saat ini terutama adalah bertambahnya jam

kerja serta keharusan untuk mengelola hal-hal berpotensi stres dan berfungsi

efektif di tengah kompleksitas bisnis. Pekerja juga dituntut untuk mampu

menempatkan kehidupan kerja dan keluarga selalu dalam posisi seimbang.

Emosi menjadi penting karena ekspresi emosi yang dapat terbukti bisa

melenyapkan stres pekerjaan. Semakin tepat kita mengkomunikasikan perasaan,

semakin nyaman perasaan kita. Keterampilan manajemen emosi memungkinkan

kita menjadi lebih akrab dan mampu bersahabat, berkomunikasi dengan tulus dan

(44)

3.6 Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ) Pada Sekretaris

Goleman mengatakan bahwa dalam meningkatkan kecerdasan emosional

(EQ) sangat berbeda dengan IQ yang pada umumnya tidak berubah selama kita

hidup. Bila kemampuan kognitif relatif tidak berubah, kecakapan emosi dapat

dipelajari kapan saja. Tidak peduli orang yang tidak peka, pemalu, pemarah,

kikuk atau sulit bergaul dengan orang lain, dengan motivasi dan usaha yang benar

kita dapat mempelajari dan menguasai kecakapan emosi (Goleman, 2001:20).

Melalui kecerdasan emosi yang terasah, seorang sekretaris bisa

menjalankan tugasnya sebagai ujung tombak pimpinan dengan lebih baik atau

secara profesional, dapat menjaga rahasia, melakukan tugasnya sehari-hari, serta

memimpin rekan kerja tanpa selalu mengikuti suasana hatinya, walaupun dirinya

sedang dalam keadaan marah, benci, sedih, putus asa ataupun bahagia. Seorang

sekretaris harus dapat mempertahankan harga dirinya ataupun citra dirinya agar

tidak dinilai sebagai sekretaris yang pemarah, tidak sabar dalam menghadapi

masalah di lingkungan kerja. Dalam dunia usaha, sangat penting bagi seorang

sekretaris untuk dapat meningkatkan kecerdasan emosinya terutama dalam segi

interpersonal relationship, mendeteksi konflik, dan sensivitas kerja (A.B.

Susanto, 2001: 22)

Seorang sekretaris juga perlu memperhatikan kecerdasan emosional, diantaranya yaitu :

a. Meningkatkan profesionalisme kerja dan lingkungan kerja yang nyaman .

b. Mampu menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan

(pengendalian emosi).

(45)

3.7 Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja Sekretaris Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

Manfaat dari kecerdasan emosional sangat banyak sekali, karena ketika

sekretaris merasa bahagia dan merasa bahwa hidup sekretaris sudah sukses,

kecerdasan emosional yang membantu sekretaris dalam melaksanakan pekerjaan,

karena kecerdasan emosional ini memiliki peran penting dalam kehidupan

sekretaris yaitu untuk memberikan motivasi, kesadaran diri, kebahagian, rasa,

empati, simpati dan yang lainnya. Sekretaris yang cerdas emosinya akan mampu

mengenali keadaan emosional sendiri dan keadaan emosional orang lain.

Oleh karena itu, jika sekretaris memiliki kecerdasan emosional yang baik,

sekretaris bisa memiliki kemampuan berkomunikasi lebih baik, membentuk

hubungan yang lebih kuat dengan orang disekitar, bisa lebih mudah mencapai

sukses, saat kerja sekretaris akan mampu untuk mengatasi persoalan dengan baik,

tanggap dalam segala sesuatu, dan tentunya dalam menjalani aktivitas kerja

sekretaris akan merasa lebih baik dan semakin baik lagi.

Kecerdasan emosional sangat penting bagi kehidupan sekretaris karena itu

adalah salah satu kunci sukses dalam hidupnya. Cara terbaik untuk

mengembangkan keterampilan emosional sekretaris adalah melalui praktek dalam

kehidupan sehari-hari sehingga sekretaris kemudian dapat menjadi lebih efisien

dalam mengenali dan mengelola emosi sekretaris serta emosi orang lain.

Aktivitas kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

Sumatera Utara adalah keseluruhan kegiatan kerja yang dilaksanakan pada kantor

tersebut. Kepala kantor wilayah (Kakanwil) dalam menjalankan tugasnya

Pemimpin Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dibantu

oleh seorang Sekretaris dan seorang Kepala Bagian Tata Usaha yang

mengkoordinir bagian-bagian yang ada pada kantor Wilayah Kementerian Agama

provini sumatera utara seperti Sub Bagian Perencanaa Dan Keuangan, Subbag

(46)

Kerukunan Umat Beragama (KUB), Sub Bagian Informai dan Humas, dan Sub

Bagian Umum.

Walaupun setiap bagian tidak berkaitan secara tertulis dalam menjalankan

aktivitas kerja, namun harus tetap berkomunikasi satu dengan lainnya. Manfaat

kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja sekretaris pada Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dapat dijelaskan menurut aktivitas

kerja, yaitu :

1. Aktivitas kerja yang berkaitan dengan pendelegasian tugas dari kepala bidang.

Setiap aktivitas kerja yang disusun dalam rencana kegiatan pada Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara terdapat pendelegasian tugas dari

kepala bidang kepada Sekretaris dan kepada setiap kepala seksi, dan dari kepala

seksi kepada para pegawai di masing-masing seksi. Dalam pendelegasian tugas

tersebut terkait dengan individu-individu yang berbeda karakter yang memiliki

pemikirannya sendiri, untuk itu agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau

konflik dalam pendelegasian tugas sekretaris harus memiliki kecerdasan

emosional kesadaran diri, pengaturan diri, dan motivasi. Kecerdasan emosional

kesadaran diri bermanfaat untuk mengetahui kemampuan diri sekretaris dalam

menerima tugas yang diberikan, kecerdasan emosional pengaturan diri

bermanfaat dalam mengelola diri dan mengekspresikan emosi sekretaris dalam

pelaksanaan tugas, serta kecerdasan emosional motivasi bermanfaat untuk

menggerakkan dan menuntun diri sekretaris menuju sasaran dengan adanya

sikap optimis dan semangat ingin maju. Sekretaris Kantor Wilayah Kementrian

(47)

kecerdasan emosional pengaturan diri, ataupun kecerdasan emosional motivasi

yang tercermin.

2. Aktivitas kerja yang berkaitan dengan kerja sama tim.

Dalam pelaksanaan rencana kegiatan sekretaris pada Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara tidak boleh ditangani oleh satu

orang saja, melainkan harus dilakukan secara bersama- sama atau dengan kata lain

bekerja secara tim. Tim tersebut memang dibentuk berdasarkan rencana kegiatan

dimasing-masing bidang, namun dalam pelaksanaannya sekretaris yang terkait

langsung dalam rencana kegiatan juga tetap melibatkan para pegawai lain dari

seksi yang berbeda ataupun bidang yang berbeda. Hubungan yang baik tersebut

dapat terjalin apabila komunikasi lancar, untuk mencapai sebuah komunikasi

lancar tersebut dibutuhkan kecerdasan emosional dan keterampilan sosial. Dengan

adanya keterampilan sosial, sekretaris dapat menangani emosi dengan baik ketika

berhubungan dengan orang lain dan dapat dengan cermat membaca situasi,

berinteraksi dengan lancar, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, dan

untuk bekerja sama. Kecerdasan emosional keterampilan sosial dapat menjadikan

jalinan kerjasama dan jalinan komunikasi dapat berjalan dengan baik, dan jika

dilihat dari kesuksesan setiap acara sesuai dengan rencana kegiatan, maka dapat

dikatakan sekretaris Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera

Utara telah memiliki kecerdasan emosional keterampilan sosial.

3. Aktivitas kerja sekretaris yang berkaitan dengan pelayanan, bimbingan, dan

pembinaan kepada masyarakat umum.

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dalam pelaksanaan

(48)

pembinaan kepada masyarakat umum selalu berkaitan dengan perwakilan

masyarakat dari setiap kabupaten/kota se- Sumatera Utara. Setiap perwakilan

masyarakat dari setiap kabupaten/kota tersebut tentunya mempunyai karakter

yang berbeda-beda dan mempunyai masalahnya masing-masing, untuk itu

sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

membutuhkan kecerdasan emosional empati. Dimana Empati maksudnya adalah

kemampuan untuk menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang, peka

terhadap orang lain, dan pengertian atas masalah orang lain. Sekretaris pada

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara memiliki

kecerdasan emosional empati ketika pelaksanaan rencana kegiatan yang

melibatkan perwakilan dari setiap kabupaten/kota ataupun individu yang datang

dengan keperluannya sendiri. Sekretaris peka dan mengerti atas masalah individu

(49)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan penelitian pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama

Provinsi Sumatera Utara, maka ditarik kesimpulan dan saran terhadap penerapan

komunikasi sebagai berikut:

4.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu:

1. Aktivitas kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi

Sumatera Utara adalah aktivitas kerja yang berkaitan dengan pendelegasian

tugas dari kepala bidang, aktivitas kerja yang berkaitan dengan kerja sama

tim, serta aktivitas kerja yang berkaitan dengan pelayanan, bimbingan, dan

pembinaan kepada masyarakat umum yang membutuhkan kecerdasan

emosional seperti kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, keterampilan

sosial, dan empati.

2. Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera

Utara memiliki kecerdasan emosional kesadaran diri, pengaturan diri, serta

motivasi. Sekretaris juga memiliki kecerdasan emosional empati yang

tercermin ketika pelaksanaan rencana kegiatan yang melibatkan perwakilan

dari setiap kabupaten/kota ataupun individu yang datang dengan keperluannya

(50)

Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara

telah memiliki kecerdasan emosional keterampilan sosial karena jika dilihat dari

kesuksesan setiap acara sesuai dengan rencana kegiatan, maka dapat dikatakan

telah terdapat jalinan kerjasama dan jalinan komunikasi yang berjalan dengan

baik.

3. Manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja sekretaris pada Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah untuk

memperkecil kesalahpahaman atau konflik dalam pendelegasian tugas, untuk

mengetahui kemampuan diri sekretaris dalam menerima tugas yang diberikan,

untuk mengelola diri dan mengekspresikan emosi sekretaris dalam

pelaksanaan tugas, untuk menggerakan dan menuntun diri sekretaris menuju

sasaran dengan adanya sikap optimis dan ingin maju, untuk dapat menjalin

jalinan kerjasama dan jalinan komunikasi dapat berjalan dengan baik, mampu

menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang, peka terhadap orang

lain, dan pengertian atas masalah orang lain.

4.2. Saran

Berdasarkan uraian dan kesimpulan diatas, dibuat saran-saran sebagai

berikut:

1. Setiap pelaksanaan aktivitas kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah

Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara harus memiliki kecerdasaan

emosional karena kecerdasan emosional memiliki manfaat dalam setiap

aktivitas kerja. Untuk meningkatan kecerdasan emosional sekretaris yaitu

dengan mengenali emosi diri, melepaskan emosi negatif, mengelola emosi,

kesadaran diri, motivasi, empati dan simpati. Adanya kecerdasan emosional

(51)

dan fungsinya sebagai bagian dari instansi pemerintah.

2. Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera

Utara harus meningkatkan lagi kecerdasan emosional, keterampilan sosial,

kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi dan empati dalam melaksanakan

aktivitas kerja dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang difasilitasi institusi

maupun berdasarkan inisiatif diri sendiri.

3. Sekretaris Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

sebaiknya mengelola dan mengembangkan kecerdasan emosional pegawai

dengan memberikan apresiasi/penghargaan terhadap pegawai yang dinilai

mampu menerapkan kecerdasan emosionalnya di lingkungan kerjanya agar

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Alder, Harry. 2001. Boost Your Intelligence-Pacu EQ dan IQ Anda; Alih bahasa,

Christina Prianingsih, S.IP. Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta. Rineka Cipta.

Cooper, Robert K dan Sawaf, Ayman. 2002. Executive EQ; Alih bahasa, Widodo.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, Daniel. 2000. Kecerdasan Emosi : Mengapa Intelegensi Lebih Tinggi

Daripada IQ, Alih Bahasa T. Hermay, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

. 2007. Emotional Intelligence. Trans. T. Hermaya. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Imam, Kam. 2009. Quantum Emotion: The Simple Ways For Your Beautiful Life.

Jogjakarta: Garailmu.

Imran, Buhari. 2011. Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosi Terhadap

Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pabrik Kelapa Sawit Unit Gunung Bayu PT. Nusantara IV (persero). Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Lestario, Febrilian. 2009. Analisis Pengaruh Pelatihan dan Kecerdasan

Emosional terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt coca-cola botting indonesia northern Sumatra operation. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Martin, Anthony Dio Martin. 2003. Emotional Quality Management. Jakarta:

Arga.

Patton, Patrician. 1998. EQ – Kecerdasan Emosional di Tempat Kerja; Jakarta: PT. Pustaka Delapratasa.

Simorangkir, Restiana. 2011. Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Kinerja

Perawat Menurut Persepsi Pasien Di Rindu B2 Rsup Haji Adam Malik. Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Robbins, Stephen. P. 2008. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior). Edisi

(53)

Shapiro, L.E., 2006. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada anak. Jakarta : Gramedia.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Zahra, Yunita. 2008. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Perilaku

Delinkuen Pada Remaja Laki-Laki. Skripsi. Fakultas Psikologi

Universitas Sumatera Utara.

http://sumut.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=11436#&t=1689 diakses

pada 27 April, jam 20.00.

http://sumut.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=11406#&t=1689 diakses

pada 27 April, jam 20.00.

Gambar

 Tabel 1.1  Jadwal Kegiatan Penulisan Tugas Akhir
Gambar 2.1 Logo Kantor Wilayah Kementrian Agama
Gambar 2.2 Struktur Kantor Wilayah Kementerian Agama

Referensi

Dokumen terkait

4.3 The set of indicators and thresholds, once approved by the National Initiative, shall be forwarded to the FSC International Center and evaluated by the Accreditation

RKA - SKPD 2.2 Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. RKA - SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung

In this paper, for coherence estimation in forestry areas using PolISAR data a trial and error method for selecting the window size has been proposed.. In contrast to the

Pemprosesan data yang diolah dari aplikasi tersebut akan disimpan menggunakan database.Untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penulisan ini, penulis menggunakan

Danny Salim, S.T,.MTSCM sebagai dekan Fakultas Seni Pertunjukan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang telah mengizinkan penulis dalam mengikuti kegiatan apapun

Apabila saya melanggar hal-hal yang telah dinyatakan dalam Pakta Intregitas ini, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan hukum dan

Observasi dan wawancara dilakukan pada operator pembuat roster kayu, berdasarkan data sebagian besar pekerja sudah terindikasi kelelahan kerja disebabkan karena

Penelitian ini dilakukan denga tujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara kecerdasan emosional dengan kekerasan dalam pacaran pada siswa kelas XII Bahasa