ANALISIS BREAK EVEN POIN PADA USAHA PRODUKSI BRIKET
BERBASIS BLOTONG (Studi Kasus pada Usaha Briket dan Anglo
“President” di Desa Druju Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten
Malang)
Oleh: Santi Wahyuningsari ( 04720022 )
agronomy
Dibuat: 2009-06-02 , dengan 3 file(s).
Keywords: ANALISIS BREAK EVEN POINT
abtraksi
Berawal dari kelangkaan minyak tanah karena kenaikan harga minyak tanah, maka pengusaha briket memanfaatkan limbah Pabrik Gula yaitu blotong sebagai briket alternatif bahan bakar. Mengingat bahan bakar merupakan kebutuhan utama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari oleh masyarakat dan industri-industri kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan briket berbasis blotong serta untuk mengetahui volume produksi dan harga untuk mencapai titik impas pada usaha briket berbasis blotong di Desa Druju, Kecamatan
Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
Penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) di Desa Druju, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, karena daerah ini merupakan daerah pertanian yang sebagian besar masyarakat bermata pencahariaan sebagai petani tebu, sehingga mempermudah mendapatkan bahan baku dari pabrik gula karena adanya kerjasama. Kedua, bahwa di daerah tersebut merupakan satu-satunya industri briket yang memanfatkan limbah tebu yaitu blotong. Ketiga, kayu sebagai bahan bakar sudah mulai jarang ditemukan. Karena mengingat kondisi alam sekarang ini banyak terjadi bencana sehingga lingkungan perlu dilestarikan.
Metode analisis data yang dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan analisis deskriptif untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan briket berbasis blotong. Analisis kuantitatif meliputi : Analisis pendapatan untuk mengetahui berapa keuntungan yang diperoleh pengusaha dalam satu kali produksi dan Analisis Break Event Point (BEP) untuk mengetahui tingkat produksi yang dihasilkan dan harga impas dalam usaha pembuatan briket berbasis blotong. Dari hasil penelitian dan analisa data yang dilakukan pada usaha briket berbasis blotong di Desa Druju, ditarik kesimpulan yaitu pendapatan yang diterima oleh pengusaha briket berbasis blotong dalam satu hari melakukan proses produksi adalah sebesar Rp 4.320.000,00 sedangkan
pendapatan bersih yang diterima oleh pengusaha briket berbasis blotong dalam satu hari adalah sebesar Rp 2.099.383,33. Produksi impas usaha briket berbasis blotong adalah sebesar 136.726,9 kg, sedangkan jumlah produksi rata-rata per hari adalah 3.600 kg. Harga jual briket berbasis blotong rata-rata sebesar Rp 1.200,- per kilogram.
abstract
Beginning from the rarity of kerosene because of the increasing of its price, briqutte’s
businessmen use the waste of Sugar Cane Factories, namely Blotong as an alternative fuel made
of briquette. Remembering that fuel is the main need in fulfilling society’s and small industries’s
This kind of research is done purposely in Druju village, Sumbermanjing Wetan district, Malang regency, because in the region, most of the people who live there are sugar cane farmers, so it can make them easy to get basic commodity from sugar factory because there are cooperations. Secondly, the region is the only one which has briquette industry using sugar cane waste, namely blotong. Thirdly, lately wood as fuel is hard to find because there are so many natural disasters that need to be repaired.
Data analysis method is done by two approaches, namely descriptive analysis approach to know the process of briquette making based on blotong. Quantitative analysis consists if income analysis to know how much profit which is got by the businessmen in one production and the analysis of Break Even Point (BEP) to know production grade produced and the impasse price in the briquette making based on blotong.