STRATEGI KOMUNIKASI AWAK KABIN GARUDA
INDONESIA AIRLINES
(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia Airlines sehingga mendapat predikat sebagai the World’s
Best Cabin Crew 2014 oleh Skytrax)
SKRIPSI
REZKA MARDHA SAFIRA
110904027
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
STRATEGI KOMUNIKASI AWAK KABIN GARUDA
INDONESIA AIRLINES
(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia Airlines sehingga mendapat predikat sebagai the World’s
Best Cabin Crew 2014 oleh Skytrax)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara
REZKA MARDHA SAFIRA
110904027
Program Studi
:
Ilmu Komunikasi
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh :
Nama : REZKA MARDHA SAFIRA
NIM : 110904027
Departemen : Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi :
STRATEGI KOMUNIKASI AWAK KABIN
GARUDA INDONESIA AIRLINES
(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia Airlines sehingga mendapat predikat sebagai the World’s Best Cabin Crew 2014 oleh Skytrax)
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
Majelis Penguji
Ketua Penguji : ( )
Penguji I : ( )
Penguji Utama : ( )
Ditetapkan di :
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :
Nama : REZKA MARDHA SAFIRA
NIM :
110904027
Departemen : Ilmu Komunikasi
Judul
: STRATEGI KOMUNIKASI AWAK KABIN
GARUDA INDONESIA AIRLINES
(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi
Komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia
Airlines sehingga mendapat predikat sebagai
the World’s Best Cabin Crew
2014 oleh
Skytrax)
Medan, 2015
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
Ilmu Komunikasi,
Emilia Ramadhani, S.Sos, MA Dra. Fatma Wardy Lubis,MA
NIP.197310212006042001 NIP. 196208281987012001
Dekan FISIP USU
iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya
bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
Nama : Rezka Mardha Safira NIM :
110904027
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan nikmat iman dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat beriring salam tak lupa pula saya haturkan kepada junjungan
umat Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari zaman
kebodohan menuju zaman yang penuh dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU). Dalam penelitian ini, peneliti
dapat belajar dan menerapkan teori-teori yang pernah didapat selama perkuliahan
di Jurusan Ilmu Komunikasi khusunya mengenai strategi komunikasi, selain itu
penelitian ini juga membuat peneliti semakin tertarik untuk tetap mendalami Ilmu
Komunikasi di kemudian hari.
Secara khusus, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orangtua
saya: Bapak Kamarullah dan Ibu: Hayyul Mardiah, S.Ag, serta adik saya:
Muhammad Rizky Fadliansyah dan Rafiqah Adinda Rizky yang telah
memberikan dukungan moril dan materil yang sangat berarti dari segala apapun
dalam penyelesaian skripsi ini.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak dari masa
perkuliahan sampai pada menyusun skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada :
(1) Bapak Prof.Dr.Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu
Politik.
(2) Ibu Dra.Fatma Wardy Lubis, M.A selaku ketua Departemen Ilmu
Komunikasi serta Dra.Dayana Manurung,M.Si selaku sekretaris
vi
(3) Ibu Emilia Ramadhani, S.Sos, MA selaku Dosen Pembimbing yang setia
memberikan ilmu, waktu dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini.
(4) Ibu Dra. Rusni, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
membantu selama perkuliahan.
(5) Seluruh Dosen dan Staf Pengajar yang telah mendidik dan membimbing
penulis selama menjadi mahasiswi di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP
USU.
(6) Keenam Informan: Bapak Harry Wahyono, Esther Kartika, Sri Rizky
Wahyudi, Farah Ivana, Arlita Dwi Jayanti dan Mihalul Abrar atas bantuan
informasi yang telah diberikan serta telah meluangkan waktu bersedia
diwawancara bahkan hingga hal yang bersifat pribadi.
(7) Partner setia, kakak Sri Diana, SE yang setia membantu dan selalu
memotivasi peneliti dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini.
(8) Istimewa juga teruntuk yang jauh, Nazim yang selalu menjadi harapan dan
semangat bagi peneliti untuk sesegera mungkin menyelesaikan skripsi ini.
(9) Nukleous, penyemangatku di kampus. Thank’s all, you’re rock guys !
(10) Sahabatku Ridayana, terima kasih telah menjadi sahabat setiaku sejak
tahun 2011, dan telah melewati suka duka serta pahit manisnya menjadi
anak kos bersama-sama.
(11) Untuk affe-affeku yang paling gila, paling setia dan paling baik yang
pernah ada, khususnya affe 1, Fani Maulida yang menjadi teman gossip
dan teman curhat dikala galau melanda.
(12) Seluruh teman-teman Ilmu Komunikasi khususnya angkatan 2011 FISIP
USU yang selama ini setia menjadi teman, tempat berbagi dan
memberikan support dari awal hingga selesainya penelitian skripsi ini.
Medan, 22 Mei 2015
Penulis
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rezka Mardha Safira
NIM : 110904027
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas : Sumatera Utara
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui dan memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-Eksklusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
STRATEGI KOMUNIKASI AWAK KABIN GARUDA
INDONESIA AIRLINES
(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia Airlinessehingga mendapat predikat sebagaithe World’s Best Cabin Crew 2014oleh Skytrax)
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti non eksklusive ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, Mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Medan
Pada tanggal : 2015
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia Airlines : sebuah studi Deskriptif KualitatifStudi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia Airlines sehingga mendapat predikat sebagai the World’s Best Cabin Crew 2014 oleh Skytrax.Pemilihan dan penggunaan strategi yang tepat menjadi salah satu faktor penunjang keberhasilan sebuah organisasi.Komunikasi sebagai salah satu strategi memiliki tujuan pokok yang menjadi sasaran pencapaian bagi sebuah organisasi. Fokus masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana strategi komunikasi para awak kabin Garuda Indonesia Airlines sehingga mendapat predikat sebagai the World’s Best Cabin Crew 2014 oleh Skytrax. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui strategi komunikasi para awak kabin Garuda Indonesia Airlines sehingga mampu meraih pencapaian tingkat dunia dari Skytrax. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi organisasi dan strategi komunikasi. Paradigmadalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan dan menjelaskan secara mendalam mengenai permasalahan yang sedang diteliti.Melalui metode deskriptif, peneliti ingin memberi gambaran para awak kabin Garuda Indonesia Airlines yaitu mengenai strategi komunikasi yang digunakan sehingga mendapat predikat sebagai the World’s Best Cabin Crew 2014 oleh Skytrax. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah 6 orang awak kabin GA yang masih aktif sampai tahun 2014.Pemilihan informan dilakukan dengan Snowball Sampling yaitupeneliti menentukan satu atau lebih individu atau tokoh kunci dan meminta dia atau mereka untuk menyebut orang-orang lain yang pada gilirannya dapat ditemui.Data yang diperoleh dari lapangan diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan wawancara mendalam terhadap informan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan Huberman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa awak kabin Garuda Indonesia Airlines khususnya yang masih aktif sampai tahun 2014 melakukan komunikasi melalui formasi ke atas (upward communication), ke bawah (downward communication) dan horizontal (horizontal communication).Dengan formasi yang diterapkan tersebut, para awak kabin Garuda Indonesia Airlines dapat mencapai tujuan sentral dari kegiatan komunikasitersebut, yaitu :to secure understanding (memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya) , to establish acceptance, (penerimaan pesan tersebut kemudian harus dibina), to motivate action(pada akhirnya kegiatan dapat dimotivasikan).
ix
ABSTRACT
This research is titled communication strategy of Garuda Indonesia Airlines’s cabin crew : a qualitative descriptive research communication strategy of Garuda Indonesia Airlines’s cabin crew that reached achievement the world’s best cabin crew from Skytrax on 2014. Choosing and using an exactly strategy was one of successful factor for organization. Communication as a strategy have main aim that be object of reaching for an organization. Focus of this research is the problem “How is the communication strategy GA’s cabin crew that reached achievement the world’s best cabin crew from Skytrax on 2014. This research has an aim to know about communication strategy of GA’s cabin crew that reached achievement an international level. Theory that used in this research is organization communication and communication strategy. The paradigm used in this research is a constructivism paradigm by using qualitative descriptive research method that described and explained deeply about the case is researched. Through this method, the researcher want to describe of Garuda Indonesia Airlines’s cabin crew about communication strategy that used so that could reached achievement the world’s best cabin crew from Skytrax on 2014. As for the subjects in this research is 6 GA’s cabin crew that active till 2014 were found by using snowball sampling method. Snowball sampling technique that researcher decided one person as a key informant and asked to recommended the other person for next informants. Data obtained from the field data is retrieved from research literature and in-depth interview of the informants. Data analysis techniques used in this research is that researcher Miles and Huberman model performs. The result from this research showed that Garuda Indonesia Airlines’s cabin crew that active till 2014 done formations strategy upward communication, downward communication and horizontal communication. Through these formations, Garuda Indonesia Airlines’s cabin crew could be reach out communication destination that was to secure understanding, to establish and to motivated an action.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv
KATA PENGANTAR ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah ... 1
1.2 Fokus Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian ... 7
2.2 Kerangka Teori ... 8
2.2.1 Komunikasi ... 9
2.2.2Organisasi ... 13
2.2.3Komunikasi Organisasi... 14
2.2.4Strategi Komunikasi ... 17
2.2.5FormasiStrategiKomunikasi ... 29
2.2.6Garuda Indonesia Airlines ... 32
2.2.6Skytrax ... 33
2.3 Kerangka Pemikiran ... 34
xi
3.2 Objek Penelitian ... 36
3.3 Subjek Penelitian ... 36
3.4 Kerangka Analisis ... 36
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.6 Teknik Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 41
4.1.1 Profil Garuda Indonesia Airlines ... 42
4.1.2 Proses Penelitian dan Hasil ... 53
4.1.3 Profil Informan ... 58
4.1.4 Strategi Komunikasi yang dilakukan masing-masing Awak Kabin ... 66
4.2 Pembahasan ... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 82
5.2, Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.2 Strategi Komunikasi 21
1.3 Kerangka Analisis Penelitian 36
1.4 Penghargaan yang pernah diraih GA 48
2.4 Karakteristik Informan 65
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1.2 Kerangka Pemikiran 34
1.4 Struktur Organisasi GA 46
2.4 Logo GA 47
3.4 GA sebagai anggota Skyteam 51
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
• Biodata Informan
• Hasil Wawancara
• Biodata Peneliti
viii
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia Airlines : sebuah studi Deskriptif KualitatifStudi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia Airlines sehingga mendapat predikat sebagai the World’s Best Cabin Crew 2014 oleh Skytrax.Pemilihan dan penggunaan strategi yang tepat menjadi salah satu faktor penunjang keberhasilan sebuah organisasi.Komunikasi sebagai salah satu strategi memiliki tujuan pokok yang menjadi sasaran pencapaian bagi sebuah organisasi. Fokus masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana strategi komunikasi para awak kabin Garuda Indonesia Airlines sehingga mendapat predikat sebagai the World’s Best Cabin Crew 2014 oleh Skytrax. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui strategi komunikasi para awak kabin Garuda Indonesia Airlines sehingga mampu meraih pencapaian tingkat dunia dari Skytrax. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi organisasi dan strategi komunikasi. Paradigmadalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan dan menjelaskan secara mendalam mengenai permasalahan yang sedang diteliti.Melalui metode deskriptif, peneliti ingin memberi gambaran para awak kabin Garuda Indonesia Airlines yaitu mengenai strategi komunikasi yang digunakan sehingga mendapat predikat sebagai the World’s Best Cabin Crew 2014 oleh Skytrax. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah 6 orang awak kabin GA yang masih aktif sampai tahun 2014.Pemilihan informan dilakukan dengan Snowball Sampling yaitupeneliti menentukan satu atau lebih individu atau tokoh kunci dan meminta dia atau mereka untuk menyebut orang-orang lain yang pada gilirannya dapat ditemui.Data yang diperoleh dari lapangan diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan wawancara mendalam terhadap informan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan Huberman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa awak kabin Garuda Indonesia Airlines khususnya yang masih aktif sampai tahun 2014 melakukan komunikasi melalui formasi ke atas (upward communication), ke bawah (downward communication) dan horizontal (horizontal communication).Dengan formasi yang diterapkan tersebut, para awak kabin Garuda Indonesia Airlines dapat mencapai tujuan sentral dari kegiatan komunikasitersebut, yaitu :to secure understanding (memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya) , to establish acceptance, (penerimaan pesan tersebut kemudian harus dibina), to motivate action(pada akhirnya kegiatan dapat dimotivasikan).
ix
ABSTRACT
This research is titled communication strategy of Garuda Indonesia Airlines’s cabin crew : a qualitative descriptive research communication strategy of Garuda Indonesia Airlines’s cabin crew that reached achievement the world’s best cabin crew from Skytrax on 2014. Choosing and using an exactly strategy was one of successful factor for organization. Communication as a strategy have main aim that be object of reaching for an organization. Focus of this research is the problem “How is the communication strategy GA’s cabin crew that reached achievement the world’s best cabin crew from Skytrax on 2014. This research has an aim to know about communication strategy of GA’s cabin crew that reached achievement an international level. Theory that used in this research is organization communication and communication strategy. The paradigm used in this research is a constructivism paradigm by using qualitative descriptive research method that described and explained deeply about the case is researched. Through this method, the researcher want to describe of Garuda Indonesia Airlines’s cabin crew about communication strategy that used so that could reached achievement the world’s best cabin crew from Skytrax on 2014. As for the subjects in this research is 6 GA’s cabin crew that active till 2014 were found by using snowball sampling method. Snowball sampling technique that researcher decided one person as a key informant and asked to recommended the other person for next informants. Data obtained from the field data is retrieved from research literature and in-depth interview of the informants. Data analysis techniques used in this research is that researcher Miles and Huberman model performs. The result from this research showed that Garuda Indonesia Airlines’s cabin crew that active till 2014 done formations strategy upward communication, downward communication and horizontal communication. Through these formations, Garuda Indonesia Airlines’s cabin crew could be reach out communication destination that was to secure understanding, to establish and to motivated an action.
1 Universitas Smatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1Konteks Masalah
Dalam kehidupan di bumi ini semua manusia pasti hidup dengan saling
keterkaitan. Dengan keterkaitan tersebut setiap indvidu selalu membutuhkan suatu
proses yang dapat membantu, yaitu komunikasi. Berkomunikasi juga perlu
digunakan untuk mengerti diri sendiri, untuk mengerti orang lain, untuk
memahami apa yang dibutuhkannya dan apa yang orang lain perlukan. Profesor
Wilbur Schramm menyebutkan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua
kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa
komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat
maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi,
Schramm(1982) dalam Cangara, 2002: 1-2. Dengan berkomunikasi setiap
manusia dapat memberikan informasi kepada manusia lainnya.Pemberian
informasi antar manusia tersebut dilakukan secara berulang kali dan saling
memberi respon sehingga komunikasinya dapat berlanjut secara terus menerus.
Komunikasi tersebut juga perlu digunakan dalam membina perkembangan
suatu perusahaan atau organisasi.Pemberian informasi dalam suatu organisasi
sangat dibutuhkan baik dalam dalam organisasi kecil maupun organisasi
besar.Sebab, dalam suatu organisasi memiliki peraturan yang besifat formal, dan
peraturan tersebut dibentuk bersama-sama guna menyesuaikan pada anggota
organisasinya untuk dapat atau tidaknya menjalankan peraturan tersebut.Oleh
karena itu jika tanpaberkomunikasi peraturan organisasi yang dapat berubah-ubah
tersebut menjadi kurang tersampaikan ke anggota organisasi, sehingga dapat
mengakibatkan lemahnya organisasi, kekokohan struktur organisasi perusahaan
yang sudah terbentuk dapat dengan mudah terusak sehingga menyebabkan
munculnya suatu permasalahan yang dapat menghancurkan organisasi tersebut.
Organisasi adalah sarana di mana manajemen mengkoordinasikan sumber
Universitas Sumatera Utara wewenang(Onong, 1995: 115).Komunikasi dalam perusahaan dapat disebut juga
sebagai komunikasi organisasi. Sehingga, secara umum komunikasi organisasi
ialah komunikasi antar anggota organisasi yang memiliki satu tujuan yang sama
yaitu mencari kesuksesan organisasi bersama tersebut.
Baiknya komunikasi organisasi berdasarkan pada saluran komunikasi yang
digunakan. Saluran komunikasi ialah suatu perantara yang dapat digunakan untuk
menyalurkan informasi dari anggota organisasi yang satu ke anggota lainnya.
Seringkali di suatu organisasi terdapat banyak anggota, namun kurangnya fasilitas
saluran komunikasi juga menyebabkan menghambat suatu informasi yang sedang
dibutuhkan saat bekerja sama di suatu organisasi. Bahkan hal itu sangat nyata
dalam kehidupan organisasi di era globalisasi seperti sekarang ini. Dimana era
yang sudah saling bersaing karena banyaknya kompetitor yang memiliki tujuan
yang sama. Sehingga dalam proses kinerja perlu dijalankan secara cepat untuk
mengejar kompetirornya. Kecepatan kinerja karyawan dalam suatu organisasi atau
perusahaan tersebut sangat bepengaruh dengan adanya saluran komunikasi yang
dapat membantuuntuk mempermudah pempublikasian informasi antar anggota
organisasi.Baik itu atasan, dan karyawan sangat penting untuk mengetahui
informasi terbaru mengenai perkembangan perusahaannya.Keberhasilan
komunikasi di dalam sebuah organisasi di dasari pada pemilihan strategi dalam
berkomunikasi.
Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya
secara praktis, maksudnya berbagai pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu
bergantung pada situasi dan kondisi Onong (2004:32).
Arifin (1984:87) merumuskan strategi komunikasi yang terbagi ke dalam lima
faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Pengenalan Khalayak
Khalayak (komunikan) adalah orang yang akan menerima,
memahami dan menerjemahkan pesan yang disampaikan dalam
komunikasi. Dalam hal ini khalayakbukanlah pihak yang pasif, sehingga
Universitas Sumatera Utara tercapainya tujuan komunikasi. Sehingga antara komunikator dan
komunikan bukan saja saling berhubungan, tetapi juga saling
mempengaruhi. Dalam proses komunkasi, baik komunikator maupun
khalayak mempunyai kepentingan yang sama. Tanpa kesamaan
kepentingan, komunikasi tidak mungkin berlangsung.Justru itu untuk
berlangsungnya suatu komunikasi dan tercapainya hasil yang positif, maka
komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak
terutama dalam pesan, metode dan media.
2. Penyusunan Pesan
Dalam kenyataannya, khalayak ditempa oleh beragam pesan dari
berbagai sumber pada waktu yang bersamaan. Oleh karenanya itu
penyusunan pesan harus dilakukan dengan cermat agar bisa efektif sampai
kepada komunikan. Dalam upaya penyusunan pesan yang nantinya akan
disampaikan, terdapat dua bentuk rumusan tema pesan yang bisa dipakai
yaitu bersifat one side issue atau both side issue. One side issue merupakan rumusan pesan yang bersifat sepihak, yaitu pesan berisi hal-hal
positif atau hal-hal negative saja. Pesan yang bersifat konsepsi
komunikator saja tanpa mempertimbangkan berbagai pendapat yang
berkembang di kalangan khalayak. Sedangkan both side issue merupakan
rumusan pesan baik dari segi positif maupun negatifnya, jadi pesan positif
maupun negatifnya atau untung ruginya disampaikan kepada khalayak
sehingga khalayak mengetahui kejelasannya dari pesan tersebut.
3. Penetapan Metode
Dalam mencapai efektifitas dari suatu komunikasi, selain tentunya
dari kemantapan isi pesan yang disampaikan perlu diselaraskan pula
dengan kondisi khalayak dan sebagainya. Maka diperlukan sebuah metode
komunikasi yang akan turut mempengaruhi penyampaiannya oleh
Universitas Sumatera Utara Maskapai Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan
nasional milik Indonesia. Di bawah kepemimpinan Emirsyah Satar,
maskapai Garuda Indonesia mampu mencapai prestasi sehingga berhasil
mendapatkan penghargaan dari Skytrax sebagaiThe World’s Best Cabin
CrewAward dari Skytrax di Famborough International Airshowpada tahun 2014 yang lalu.
Menurut www.kamusbesar.com pengertian awak kabin adalah
anak buah kapal atau kapal terbang yg bertugas di bagian kabin untuk
melayani penumpang. Awak kabin itu sendiri terdiri dari mereka yang
bertugas didalam kabin seperti Kapten, First Officer (co-pilot), pramugari
dan pramugara serta seorangpurser(pimpinan awak kabin biasanya yang
paling senior diantara mereka). Sedangkan pengertian dari pramugari atau
pramugara adalah staf atau karyawan perusahaan penerbangan yang
bertugas didalam kabin untuk memastikan safety dan service kepada para
penumpang.Pramugari adalah sebutan untuk staf wanita sedangkan
pramugara adalah sebutan untuk staf laki – laki.
Skytrax juga dikenal dengan Penghargaan Maspakai Duniadan
Penghargaan Bandar Udara Dunia tahunan.Garuda Indonesia mengalahkan
nominasi lainnya, yaitu Singapore Airlines dan Chatay Pasific Airways.
Kinerja Garuda Indonesia semakin diakui ditingkat internasional sejalan
dengan keberhasilan Garuda Indonesia melaksanakan program
transformasi perusahaan “Quantum Leap 2011 – 2015”.
Pencapaian yang diraih oleh GA bukan tanpa usaha dan kerja sama
yang baik. Sudah tentu hal ini bermula dari planning dan management yang dipilih serta dilakukan dengan menggunakan strategi yang tepat pula.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitiannya untuk mengetahui apa dan bagaimana strategi komunikasi yang
dilakukan oleh awak kabin GA sehingga dapat meraih penghargaan tersebut.
Oleh sebab itu peneliti mengambil judul penelitian ini adalah “Strategi
Komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia Airlines” (Studi Deskriptif
Universitas Sumatera Utara sehingga mendapat predikat sebagai the World’s Best Cabin Crew 2014
oleh Skytrax).
1.2Fokus Masalah
Berdasarkan konteks masalah yang diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
Strategi Komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia Airlines Sehingga
Mendapat Predikat Sebagai The World’s Best Cabin Crew 2014
olehSkytrax?”
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menentukan langkah operasionalisasi penelitian.
Tujuan penelitian bukanlah tujuan dalam artian untuk kepentingan
proposal yang sedang dibuat, misalnya sebagai persyaratan awal penulisan
tugas akhir, melainkan terkait dengan masalah apa yang akan diteliti.
Sehingga, tujuan penelitian harus sejalan dan sinkron dengan masalah
penelitian yang sudah ada (Widodo, 2004:31).
Adapun tujuan dari penelitian iniadalah : untuk mengetahui strategi
komunikasi Awak Kabin Garuda Indonesia Airlines Sehingga Mendapat
Predikat Sebagai The World’s Best Cabin Crew 2014 olehSkytrax.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian umumnya dipilah menjad dua kategori, yakni
teoritis/akademik dan praktis/fragmatis. Manfaat teoritis/akademik terkait
dengan kontribusi tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap
perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademik.
Sedangkan manfaat praktis/fragmatis bertalian dengan kontribusi praktis
Universitas Sumatera Utara baik individu, kelompok maupun organisasi. Kontribusi praktis tersebut
harus terkait dengan bidang kajian yang diteliti (Widodo,2004:33-34).
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan serta memberikan sumbangsih bagi mahasiswa/i
Ilmu Komunikasi ataupun masyarakat secara umum yang ingin
mengetahui dan memperluas wacana seputar strategi
komunikasi.
b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
c. Secara akademis, penelitian ini mampu menambah dan
memperkaya khasanah penelitian dan sumber literatur di
7 Universitas Sumatera Utara
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perspektif / Kajian Penelitian
Memilih suatu paradigma adalah sesuatu yang wajib dilakukan
oleh seorang peneliti agar penelitiannya dapat menempuh alur berpikir
yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Melalui paradigma pula
seseorang peneliti akan memiliki cara pandang yang memandunya selama
melakukan proses penelitian. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk
memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam
sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukkan pada
mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.Mulyana (2003: 9)
mengatakan paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan kepada
praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan
ekstensial dan epitimologi yang panjang.
Menurut Neuman (1997: 62-63) istilah paradigma dapat
didefinisikan sebagai keseluruhan sistem pemikiran, yang mencakup
asumsi-asumsi dasar, pertanyaan-pertanyaan (penelitian) penting yang
harus dijawab, tehnik-tehnik penelitian yang digunakan dan contoh-contoh
penelitian ilmiah yang baik.Sementara Baxter dan Babbie (2004: 66)
berpendapat paradigma sebagai model dasar atau skema yang
mengorganisasikan pandangan kita tentang realitas.Peneliti memiliki
pendapat sendiri mengenai paradigma yaitu pandangan atau anggapan
dasar tentang suatu fenomena sosial.
Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
paradigma konstuktivis.Paradigma konstruktivis, yaitu paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan
objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu
Universitas Sumatera Utara sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan
langsung dan terperinci terhadap perilaku sosial yang bersangkutan
menciptakan dan memelihara / mengelola dunia sosial mereka (Hidayat,
2003: 3).
Paradigma konstruktivis melihat bagaimana suatu realitas soial dikonstruksikan.Fenomena sosial dipahami sebagai suatu realitas yang
telah dikonstruksikan. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma
konstruksionis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas itu
dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk. Dalam hal ini,
komunikasi dilihat sebagai faktor konstruksi itu sendiri.
Pada intinya paradigma konstruksionis menyatakan bahwa realitas
adalah hasil konstruksi, dan pada akhirnya realitas yang ada di dunia ini
tidaklah bersifat objektif, semuanya memiliki subjektifitas dari yang
membuat maupun yang menerima realitas itu. Perspektif atau cara
pandang dalam realitas juga mempengaruhi terhadap penilaian sesuatu
realitas.
2.2 Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan suatu kumpulan teori dan model
literatur yang menjelaskan hubungan dalam masalah tertentu. Dalam
kerangka teori, secara logis dikembangkan, digambarkan dan
dielaborasikan jaringan-jaringan dari asosiasi antara variable yang
dihasilkan melaui survey dan telaah literatur (Silalahi,2009:92).
Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Komunikasi
Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu
communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran (Wiryanto, 2004:5).
Apabila kita lihat dari segi istilah komunikasi berasal dari bahasa
latin yang berarti bersama-sama, jika kita akan mengadakan interaksi
dengan orang lain, maka kita harus menentukan terlebih dahulu suatu
sasaran sebagai dasar untuk memperoleh pengertian yang sama, baik
dalam bentuk pemberitahuan atau pertukaran informasi antara dua orang
atau lebih.
Usaha komunikasi untuk memperoleh informasi dari interaksi
antara dua orang atau lebih sehingga terdapat umpan balik yang efektif,
memerlukan proses komunikasi yang tepat. Raymond S. Ross (1983:8)
mengungkapkan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih,
dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu
pendengar membangkitkan makna atau respon dari fikirannya yang serupa
dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Proses penyampaian pesan yang berawal dari rencana yang
difikirkan, pemilihan symbol sampai pengiriman pesan yang disampaikan
oleh pengirim baik langsung atau tidak langsung dengan media yang tepat
untuk memudahkan penerima dalam menginterpretasikan sehingga terjadi
umpan balik, membuat komunikasi berjalan dengan baik, dan komunikasi
juga dapat disebut suatu bentuk penyampaian pesan baik secara lisan
maupun tertulis dengan maksud agar lawan bicara dapat mengerti dari
komunikasi yang ditransmisikan sehingga dapat mempengaruhi prilaku
lawan bicaranya dan terjadi timbal balik.
Setiap pesan yang disampaikan baik verbal maupun nonverbal harus jelas, beretika dan mampu menyesuaikan tempat serta melihat siapa
Universitas Sumatera Utara (1993:13) komunikasi adalah proses penyampaian fikiran atau perasaan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang
yang bermakna sama bagi kedua pihak.
Terdapat berbagai bentuk komunikasi yang dapat digunakan dalam
menyampaikan buah fikiran komunikator dengan bantuan berbagai media
yang semakin lama semakin berkembang mengikuti perubahan zaman.
Semakin modern perubahan zaman maka semakin mudah manusia
menjalin komunikasi sebagai suatu hubungan untuk membangun
kebersamaan dan sangat membantu organisasi dalam menjaga koordinasi
dan kerjasama untuk mengawasi proses organisasi tersebut.
Shannon dan Weaver dalam Wiryanto (2004:7) berpendapat bahwa
komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang selalu mempengaruhi
satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk
komunikasi verbal tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan
teknologi.
Ketidaksadaran dan bentuk komunikasi yang dilakukan dalam
interaksi sesama manusia tidak hanya terbatas komunikasi verbal saja
seperti yang diungkapkan Shannon dan Weaver di atas memang sangat
membantu untuk efektifnya komunikasi. Semakin banyak pesan yang
masuk, maka semakin besar pemenuhan kekurangan yang terdapat pada
individu, kelompok atau organisasi.
Tujuan Umum Komunikasi
Stanton (1982), mengatakan bahwa sekurang – kurangnya ada lima
tujuan komunikasi manusia, yaitu:
1. Mempengaruhi orang lain.
2. Membangun atau mengelola relasi antarpersonal.
3. Menemukan perbedaan jenis pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara Diluar tujuan umum komunikasi ini, maka komunikasi bertumbuh
dari motivasi untuk menghasilkan sesuatu yang diharapkan dari
komunikasi. Artinya, tujuan komunikasi perlu memerhatikan rencana
komunikasi untuk berinteraksi ataukah komunikasi dapat dijalankan secara
alamiah saja. Dengan kata lain, sedapat mungkin memperhatikan elemen –
elemen utama komunikasi, yaitu:
1. Pengirim – orang yang mengirimkan pesan (encoder).
2. Penerima – orang yang menginterpretasi pesan (decoder).
3. Saluran – metode bagi seseorang untuk mengoptimalisasikan daya
guna sehingga kita dapat mengirimkan sebuah pesan secara verbal,
nonverbal, atau termediasi.
4. Pesan – informasi yang sudah distimulasikan itu dikirim oleh
pengirim kedalam alam pikiran penerima.
5. Umpan balik – respon yang diberikan penerima kepada pengirim.
6. Lingkungan – dunia fisik dan nonfisik sebagai tempat terjadinya
interaksi.
7. Gangguan – dari luar yang hanya dapat terlihat dan terasa dalam
peristiwa komunikasi.
Kategori lainmenyebutkan bahwa manusia menjalani semua bentuk
komunikasi dengan tujuan komunikasi sebagai berikut:
1. Tujuan utama :
a. Mengirimkan pesan
Dalam hal ini komunikator adalah pelaku sebagai orang yang
menyampaikan informasi baik kepada satu orang maupun
khalayak atau kelompok dan dapat dilakukan secara langsung
ataupun tidak langsung.
b. Menerima pesan
Komunikan adalah orang, kelompok maupun khalayak yang
menerima informasi yang disampaikan oleh komunikator baik
secara langsung ataupun tidak langsung dan dapat berupa
Universitas Sumatera Utara c. Menginterpretasikan pesan
Pesan yang telah disampaikan oleh komunikator dan sudah
diterima oleh komunikan selanjutnya akan dimaknai dan
dipahami sebagai sebuah informasi. Hal ini penting dilakukan
sebelum mengambillangkah selanjutnya.
d. Merespons pesan secara tepat dan jelas
Komunikasi efektifakan terjadi jika komunikan memberikan
umpan balik terhadap informasi yang diterima, dengan kata lain
komunikasi yang tercipta dua arah akan memiliki arti ideal.
e. Bertukar pesan
Komunikator dan komunikan bertukar informasi dan saling
memberi umpan balik yang mengakibatkan penerimaan dan
pemahaman diantara keduamya.
2. Pendukung tujuan utama:
a. Mengoreksi informasi.
b. Memberikan kepuasan dan kesenangan berdasarkan
pesan/informasi.
Ada pula yang merumuskan tujuan komunikasi yaitu make them
SMART, artinya komunikasi dapat memenuhi:
1. Specific – membuat sasaran merasa diperhatikan secara khusus,
artinya mereka mendengarkan informasi dari sumber khusus, pesan
khusus, media khusus, dengan efek khusus dalam konteks khusus
pula.
2. Measureable – bahwa tujuan komunikasi akan dapat dicapai jika
sumber komunikasi merumuskan ukuran – ukuran bagi semua elemen
dalam proses komunikasi. Misalnya, ada indikator untuk menentukan
kelayakan sumber bagi tercapainya tujuan komunikasi, indikator atau
alat ukur bagi pesan, media sasaran, efek dan indikator bagi konteks.
3. Attainable – bahwa tujuan komunikasi adalah penetapan terhadap apa
Universitas Sumatera Utara tingkat ketercapaian tujuan komunikasi itu (dalam persentase
perubahan sikap, dan lain – lain).
4. Result-orientated - berorientasi pada hasil, bahwa tujuan komunikasi
harus berorientasi pada hasil yang telah direncanakan (planned
communication, intenstionality communication).
5. Time-limited - komunikasi yang baik adalah komunikasi yang
memiliki batasan waktu sebagai faktor untuk menentukan tercapainya
tujuan komunikasi (Liliweri, 2011: 129).
2.2.2 Organisasi
Schein (1982) mengatakan organisasi adalah suatu koordinasi
rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui
pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung
jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik
tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian
dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk
mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. Sifat tergantung
antara satu bagian dengan bagian lain menandakan bahwa organisasi yang
dimaksudkan Schein iniadalah merupakan suatu sistem.
Selanjutnya Kochler (1976) mengatakan bahwa organisasi adalah
sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu
kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Lain lagi dengan
pendapat Wright (1977); dia mengatakan bahwa organisasi adalah suatu
bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau
lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Walaupun ketiga pendapat mengenai organisasi tersebut
kelihatannya berbeda – beda perumusannya tapi ada 3 hal yang sama –
sama dikemukakan yaitu : organisasi merupakan suatu sistem,
mengkoordinasi aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau tujuan umum.
Dikatakan merupakan suatu sistem karena komunikasi itu terdiri dari
berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain. Bila satu bagian
Universitas Sumatera Utara Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing – masing
bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu
bagian lainnya. Tanpa koordinasi, sulitlah organisasi itu berfungsi dengan
baik. Suatu organisasi terbentuk apabila suatu usaha memerlukan usaha
lebih dari satu orang untuk menyelesaikannya. Kondisi ini timbul mungkin
disebabkan oleh karena tugas itu terlalu besar atau terlalu kompleks untuk
ditangani satu orang. Oleh karena itu suatu organisasi dapat kecil seperti
usaha dua orang individu atau dapat sangat besar yang melibatkan banyak
orang dalam interaksi kerja sama.
Organisasi merupakan suatu struktur hubungan manusia. Struktur
ini didesain oleh manusia dan karena itu tidak sempurna. Organisasi
bertumbuh dan bertambah matang sebagian melalui suatu skema yang
didesain dan sebagian lagi melalui keadaan yang tidak diatur. Elemen
pertumbuhan yang didesain adalah suatu respons rasional terhadap tekanan
dari dalam untuk memperluas atau untuk membentuk hubungan kembali
karena diperlukan secara fungsional (Muhammad, 2009: 23 – 25).
2.2. 3 Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi (organizational communication) terjadi
dalam suatu organisasi, bersifat formal danjuga informal, dan berlangsung
dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok.
Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik,
komunikasi antarpribadi dan adakalanya juga komunikasi publik.
Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni
komunikasi kebawah(downward communication), komunikasi keatas
(upward communication)dan komunikasi horizontal (horizontal
communication). Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk gosip
(dalam Mulyana, 2005: 75).
Dalam kenyataannya masalah komunikasi senantiasa muncul
Universitas Sumatera Utara komunikasi ibarat sebuah mobil yang didalamnya terdapat rangkaian alat –
alat otomotif, yangterpaksa tidak berfungsi karena tidak adanya aliran
fungsi antara satu bagian dengan bagian yang lain. Conection komunikasi
merupakan sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan
kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi
(Panuju, 2001: 1).
Menurut perspektif ilmu komunikasi, organisasi tidak terbentuk
karena adanya surat atau dokumen persetujuan, tetapi organisasi ada sejak
adanya interaksi atau komunikasi tertentu diantara orang – orang yang
menunjukkan bahwa mereka tengah berorganisasi. Singkatnya,
komunikasi membentuk organisasi dan komunikasi dalam organisasi atau
organisasi inilah yang menjadi perhatian atau teori komunikasi organisasi
(dalam Morissan, 2009: 25).
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi (Fajar, 2009: 125) :
• Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses
informasi(information-processing system).Maksudnya, seluruh aggota
dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih
banyak, lebih baik, dan tepat waktu. Informasi yang didapat
memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan
pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh
semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu
organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan
informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna
mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan
(bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di
samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan.
• Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
Universitas Sumatera Utara dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan
atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka
yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Disamping itu, mereka juga mempunyai kewenangan untuk
memberi instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi
kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of outhority)
supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak
bergantung pada:
- Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah
- Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi
- Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pimpinan
sekaligus sebagai pribadi
- Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan
Selanjutnya, berkaitan dengan pesan.Pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan
kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan
• Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan
tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya
kenyataan ini maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi
bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan
secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih
besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya.
• Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan
baik. Ada dua saluran komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam
organisasi tersebut (newsletter,bulletin) dan laporan kemajuan organisasi;
juga saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi
Universitas Sumatera Utara darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini menumbuhkan keinginan untuk
berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
2. 2. 4 Strategi Komunikasi
Semua aktifitas yang berhubungan dengan komunikasi sudah tentu
tidak asal jadi. Komunikasi manusia harus direncanakan, diorganisasikan,
ditumbuhkembangkan agar menjadi komunikasi yang lebih berkualitas,
salahsatu langkah penting adalah menetapkan “strategi komunikasi”. Dalam
banyak kasus komunikasi manusia, yang disebut strategi komunikasi yang
baik adalah strategi yang dapat menetapkan atau menempatkan posisi
seseorang secara tepat dalam komunikasinya sehingga dapat mencapai
tujuan komunikasi yang telah ditetapkan. Strategi adalah perspektif, posisi,
rencana dan pola.Strategi adalah jembatan yang menghubungkan kebijakan
dengan sasaran. Seperti yang dituangkan Liliweri bahwa strategi dan taktik
merupakan jembatan yang menghubungkan kesenjangan antara tujuan dan
alat yang dipakai untuk mencapai tujuan. Singkatnya, strategi adalah
konsep yang mengacu pada suatu jaringan yang kompleks dari pemikiran,
ide – ide, pengertian yang mendalam, pengalaman, sasaran, keahlian,
memori, persepsi dan harapan yang membimbing untuk menyusun suatu
kerangka pemikiran umum agar kita dapat memutuskan tindakan – tindakan
yang spesifik bagi tercapainya tujuan.
Keberadaan strategi tidak terlepas dari tujuan yang dicapai. Hal ini
ditunjukkan oleh suatu jaringan kerja yang membimbing tindakan yang
akan dilakukan, dan pada saat yang sama, strategi akan mempengaruhi
tindakan tersebut. Ini berarti bahwa prasyarat yang diperlukan untuk
merumuskan strategi adalah meningkatkan pemahaman tentang tujuan.
Artinya, setelah kita bersama – sama memahami hakikat dan makna suatu
tujuan, maka kita menentukan strategi untuk mencapai tujuan. Tanpa
tujuan, maka tindakan yang dibuat semata – mata sekedar suatu taktik yang
dapat meningkat cepat namun sebaliknya dapat merosot kedalam suatu
Universitas Sumatera Utara Contoh, setiap organisasi selalu merumuskan visi dan misi, itulah
tujuan ideal suatu organisasi. Berarti, jika organisasi tidak menetapkan
tujuan, baik secaraimplicit maupun secara eksplisit, yang tampak dalam
rumusan organisasi, maka kita juga tidak dapat merumuskan strategi untuk
mencapai tujuan yang masih samar – samar itu. Adanya tujuan
memberikankita peluang untuk merumuskan strategi yang dimulai dari
tataran operasional hingga ke tataran konseptual. Memang selalu ada resiko
jika kita merumuskan strategi yang tidak sesuai dengan tujuan, resiko
terbesar adalah kita akan kehilangan peluang dan semua usaha yang kita
lakukan akan sia – sia belaka.
Kata “strategi” berasal dari akar kata bahasa YunaniStrategosyang
secara harfiah berarti “seni umum”, kelak term ini berubah menjadi kata
sifat strategia berarti “keahlian militer” yang belakangan diadaptasikan lagi kedalam lingkungan bisnis modern. Kata stratgeos bermakna sebagai:
1. Keputusan untuk melakukan suatu tindakan dalam jangka panjang
dengan segala akibatnya.
2. Penentuan tingkat kerentanan posisi kita dengan posisi para pesaing
(ilmu perang dan bisnis).
3. Pemanfaatan sumber daya dan penyebaran informasi yang
menguntungkan berdasarkan analisis geografis dan topografis.
4. Penemuan titik – titik kesamaan dan perbedaan penggunaan sumber
daya dalam pasar informasi.
Dengan demikian yang dimaksud dengan strategi komunikasi
adalah :
1. Strategi yang mengartikulasikan, menjelaskan dan mempromosikan
suatu visi komunikasi dan satuan tujuan komunikasi dalam suatu
rumusan yang baik.
2. Startegi untuk menciptakan komunikasi yang konsisten, komunikasi
yang dilakukan berdasarkan satu pilihan (keputusan) dari beberapa
Universitas Sumatera Utara 3. Strategi berbeda dengan taktik, strategi komunikasi menjelaskan
tahapan konkret dalam rangkaian aktifitas komunikasi yang berbasis
pada satuan teknik bagi pengimplementasian tujuan komunikasi.
Adapun taktik adalah satu pilihan tindakan komunikasi tertentu
berdasarkan startegi yang ditetapkan sebelumnya.
4. Adalah tujuan akhir komunikasi, strategi berperan memfasilitasi
perubahan perilaku untuk mencapai tujuan komunikasi manajemen
(Bank Dunia, 2001).
Karena itu, maka strategi komunikasi selalu dihubungkan dengan:
1. Siapa saya bicara.
2. Maksud apa saya bicara.
3. Pesan apa yang harus disampaikan kepada seseorang.
4. Cara bagaimana saya menyampaikan pesan kepada seseorang.
5. Bagaimana mengukur dampak pesan tersebut.
Tujuan Strategi Komunikasi
Ketika kita membayangkan strategikomunikasi, maka pikirkanlah
tentang tujuan dan materil apa yang ingin capai dan jenis materil apa saja
yang kita pandang dapat memberikan kontribusi bagi tercapainya tujuan ini.
Dalam bukunya, Alo Liliweri menjelaskankhusus untuk setiap tujuan
tertentu yang berkaitan dengan aktifitas kita, maka tujuan komunikasi
menjadi sangat penting karena meliputi:
a. Memberitahu (Announcing)
Tujuan pertama dari strategi komunikasi adalah announcing, yaitu
pemberitahuan tentang kapasitas dan kualitas informasi (one of the first
goals of your communications strategy is to announce the availability of information on quality). Oleh karena itu, informasi yang akan dipromosikan sedapat mungkin berkaitan dengan informasi utama dari seluruh informasi
yang demikian penting.
Universitas Sumatera Utara Informasi yang diberikan harus jelas dan tegas serta berisi tentang
hal-hal yang dapat membangkitkan semangat penerimanya. Pemilihan
kata-kata yang dapat menumbuhkan motivasi dan gerakan tubuh yang
menunjukkan sikap semangat serta positif akan jauh lebih baik. Intinya,
informasi yang disampaikan harus benar-benar menarik minat sehingga
pelaksanaannya dapat lebih optimal dan hasil yang dituju bisa dicapai.
c. Mendidik (Educating)
Tujuan strategi komunikasi yang berikut adalah
educating.Penyampaian pesan tidak hanya dapat dilakukan secara verbal melalui kata-kata. Dapat juga diberikan melalui nonverbal berupa tindakan,
ekspresi, bahasa tubuh dan yang lainnya. Sikap yang baik, sopan santun dan
bersahaja dapat menjadi pelajaran yang dapat diikuti sekalipun tidak
diuraikan melaui perkataan dan penjelasan panjang lebar.
d. Menyebarkan Informasi (Informating)
Salah satu strategi komunikasi adalah menyebarluaskan informasi
kepada masyarakat atau audiens yang menjadi sasaran kita. Diusahakan
agara informasiyang disebarkan ini merupakan informasi yang spesifik dan
aktual, sehingga dapat digunakan konsumen. Apalagi jika informasi ini
tidak saja sekedar pemberitahuan, atau motivasi semata – mata tetapi
mengandung unsur pendidikan. Ini yang kitasebut sebagaistrategy of
informing.
e. Mendukung Pembuatan Keputusan (Supporting Decission Making)
Strategi komunikasi terakhir adalah startegi yang mendukung
pembuatan keputusan. Dalam rangka pembuatan keputusan, maka
informasi yang dikumpulkan, dikategorisasi, dianalisis sedemikian rupa,
sehingga dapat dijadikan informasi utama bagi pembuatan keputusan.
Praktik strategi komunikasi umumnya terdiri dari tiga esensi utama,
yaitu:
Universitas Sumatera Utara 2. Strategi dukungan.
3. Strategi integrasi.
Ketiga esensi tersebut membingkai praktik strategi komunikasi
dengan beberapa kriteria atau standar kualitas sebagaimana terlihat dalam
[image:38.595.145.519.221.748.2]tabel dihalaman berikut ini :
Tabel 1.2 Strategi Komunikasi Strategic Communication Practices Quality Criteria/Standards S TR A TEG Y Identify the vision
The communication vision is aligned
with, but distinc from, the
organization’s overall mission
Choose goals and
outcomes
Goals and outcomes are well defined,
measurable, and help guide a defined
plan of action
Select
target
audien
ces
Audiences are specific (not the
general public) and include key
decission makers or individuals with
influence on the issue
Develop messages
Messages are specific, clear,
persuasive, reflect audience values,
and include a solution or course of
action
Identify credible
messengers
Messengers are seen as credible by the
target audiences, and can be recruited
and available to the cause
Choose
communications
mechanism/outlets
Outlets (e.g. both in the air [media]
and on the ground) are choosen for
their access availability to target
Universitas Sumatera Utara Scan the context and
competition
Risks and contextual variables that
can affect communications success are
identified and factored into planning
when possible IM P LEM EN TA TI O N Develop effective materials
Materials are developed in attractive,
accessible, and variets formats for
maximum exposure and visibility
Build valueable
partnerships
Linkages exist with internal and
externl stakeholders who can help
align with and carry the mesages
Train messengers
Internal and external messengers are
trained in key messages and are
consisted in their delivery
Conduct steady
outreach
Outreach and dissemination to
audiences through multiple outlets is
regular and sustained
Monitor and evaluate
Activities and outcomes are regularly
monitored and evaluated for purposes
of accountability and continous
improvement
Sup
por
t an
d I nt egr at ion Support
communication at the
leadership level
Management understands and
supports communications as an
integral part of organizational viability
and success
Earmark sufficient
resources
Fundraising regularly includes
dedicated resources for
communication practice
Integrate
communications
throughout the
organization
Communications is seen as integral
part of every organizational project or
strategy
Universitas Sumatera Utara levels isolated function; most if not all staff
members have some knowledge
and/or participation in communication
[image:40.595.143.512.85.171.2]efforts
Tabel diatas menunjukkan strategi komunikasi dimulai dengan:
1. Mengidentifikasi visi dan misi. Visi merupakan cita – cita ideal jangka panjang yang dapat dicapai oleh komunikasi. Rumusan visi biasanya
terdiri dari “beberapa kata” yang mengandung tujuan, harapan, cita – cita
ideal komunikasi. Dari rumusan visi itulah akan menjabarkan cita – cita
ideal ini.
2. Menentukan program dan kegiatan. Program dan kegiatan adalah serangkaian aktivitas yang harus dikerjakan, program dan kegiatan
merupakan penjabaran dari misi.
3. Menentukan tujuan dan hasil. Setiap program atau kegiatan biasanya mempunyai tujuan dan hasil yang akan diperoleh. Biasanya para
perumus kebijakan membuat definisi tentang tujuan dan hasil yang akan
dicapai.
4. Seleksi audiens yang menjadi sasaran. Perencana komunikasi menetukan kategori audiens yang menjadi sasaran komunikasi.
5. Mengembangkan pesan. Kriterianya dalah semua pesan yang dirancang sedapat mungkin memiliki isi (content) khusus, jelas,
perusasif, dan merefleksikan nilai – nilai audiens, tampilan isi yang
dapat memberikan solusi bagi masyarakat, atau menunjukkan tindakan
tertentu.
6. Identifikasi pembawa pesan(tampilan komunikator). Kriteria komunikator antara lain kredibilitas, kredibilitas dalam ilmu
pengetahuan, keahlian, profesional, dan keterampilan yang berkaitan
dengan isu tertentu.
Universitas Sumatera Utara atau pertukaran informasi. Kriteria media adalah media yang mudah
diakses atau yang paling disukai audiens, misalnya melalui radio, koran
kampung, dan leaflet.
8. Scan konteks dan persaingan. Kriterianya adalah menghitung resiko dan konteks yang akan mempengaruhi strategi komunikasi, misalnya
menghitung peluang untuk memenangkan persaingan dengan merebut
hati audiens.
Kegiatan berikutnya adalah implementasi strategi melalui lima
tahapan/jenis kegiatan, yaitu:
1. Mengembangkan materil untuk mengimplementasikan strategi.
2. Mengembangkan mitra yang bernilai.
3. Melatih para pembawa atau penyebar pesan.
4. Mengembangkan semacam tata aturan bagi kegiatan penyebarluasan
informasi kepada audiens misalnya melalui pemantauan, dan evaluasi
implementasi.
5. Mengontrol setiap tahapan/jenis kegiatan melalui kriteria dan standar
yang ada dikolom kanan dari tabel sebelumnya.
Pada bagian akhir dari strategi komunikasi organisasi tersebut terdiri
dari empat tahapan/jenis kegiatan, yaitu:
1. Mendukung komunikasi terutama pada level kepemimpinan.
2. Melengkapi sumber daya.
3. Mengintegrasikan komunikasi melalui organisasi.
4. Melibatkan staf pada semua level untuk memberikan dukungan dan
integrasi (keempat tahapan/jenis kegiatan tersebut dapat dikontrol
melalui kriteria dan standar yang ada di kolom kanan dari tabel
sebelumnya).
Strategi Sebagai Penentu Sukses
Strategi komunikasi sangat menentukan sejauh mana kita
Universitas Sumatera Utara misi komunikasi.Strategi berguna sebagai pembimbing komunikasi untuk
mencapai tujuan komunikasi. Kita ambil contoh seorang PR yang ingin
menyebarluaskan informasi tentang satu kebijakan baru dibidang
perpajakan, maka dia akan diminta membuat strategi komunikasi bagi para
perumus dan pengambil kebijakan pemasaran. Bisnis komunikasi dan
pemasaran sangat membutuhkan strategi komunikasi, karena melalui
strategiakan tampak rumusan tentang apa – apa yang akan diproses untuk
mencapai tujuan ini.
Ketika merumuskan strategi komunikasi, maka patut diperhatikan
bahwa perusahaan memerlukan informasi yang berkaitan dengan situasi
pemasaran, yang pasti informasi yang dimaksud berisi beberapa jawaban
atas pertanyaan berikut:
1. Apa, kapan (dan berapa banyak) kita memaksudkan dengan
berkomunikasi itu?
2. Dimana danbagaimana kita akan berkomunikasi?
3. Dengan media apa kita akan berkomunikasi?
4. Siapa yang berperan dalam tim komunikasi kita itu?
Belajar dari pengalaman
1. Review.Bagaimana kita dapat berkomunikasi di masa lalu, kini, dan seharusnya di masa yang akan datang? Bagaimana komunikasi yang
terjadi itu efektif, bagaimana kita membuat komunikasi diterima
audiens?
2. Objective. Apa yang diinginkan agar komunikasi diterima? Adakah
tujuan kita itu SMART?
3. Audience. Siapa yang menjadi audiens, apakah kita mempunyai audiens
utama sebagai kelompok sasaran, atau adakah kelompok lain yang
harus dijadikan pula sebagai sasaran? Informasi seperti apakah yang
Universitas Sumatera Utara 4. Message.Pesan seperti apakah yang perlu dipersiapkan, apakah kita
mempunyai satu pesan untuk audiens yang begitu beragam, apakah kita
perlu pesan yang juga beragam?
5. Basket. Jenis komunikasi seperti apakah yang akan menghasilkan produk terbaik?
6. Channels. Saluran apa yang digunakan untuk mempromosikan,
membagikan , dan menyebarluaskan suatu produk?
7. Resources. Jenis anggaran yang disediakan untuk satu proyek
komunikasi, apakah anggaran ini akan mengalami perubahan dimasa
yang akan datang?
8. Timing. Adakah batas waktu komunikasi, adakah penahapan yang perlu
dihitung dengan tepat, peristiwa spesial, atau peluang apakah yang akan
tumbuh?
9. Brand.Semua produk komunikasi yang dihasilkan merupakan “cap”
yang akan orang berikan kepada produk kita.
10. Feedback.Bagaimana kita mengetahui kapan strategi komunikasi kita
100% berhasil, adakah kita akan mengalami perubahan, bagaimana kita
dapat memiliki semua yang kita gunakan, misalnya alat, adakah
anggaran kita itu tepat waktu, dan adakah setiap pesan berpengaruh?
(Paul Baeyaert, 2005. Developing an External Communications
Strategy.Presentation at communicating European Research, November 14, 2005.)
Prinsip – Prinsip Strategi Komunikasi
1. Integrate. Adalah proses untuk menggabungkan (mengintegrasikan)
pelbagai aktivitas yang berkaitan dengan satu program komunikasi.
2. Straightforward. Katakanlah ini pada semua orang, kejujuran
menyertai perjalanan kita/ Honesty goes a long way.Inilah perjuangan
masa depan.
3. Succinct. Pesan strategis umumnya sangat pendek dan sederhana.
Universitas Sumatera Utara 5. Personalia. Bantulah pekerja untuk mengerti dampak personal,
pertanyaan yang esensi dari setiap komunikasi membutuhkan jawaban,
“What’s in it for me?” Apa yang saya dapat dari komunikasi ini?
6. Memorable. Buatkan ukuran terhadap hasil komunikasi yang akan kita
lakukan, misalnya para pekerja dapat melakukan kegiatan komunikasi
100 kali setiap hari.
7. Multimedia. Gunakan metode dan media yang bervariasi, departemen
pemasaran Anda dapat mengajarkan Anda tentang komunikasi dengan
media ini.
8. Be Realistic. Hendaklah Anda realistis, tentukan dimanakah tempat
bagi orang – orang yang akan bertemu dengan Anda.
9. Be Results. Orientasikan kerja Anda pada komunikasi efektif yang
dapat diukur, adakan Anda mempunyai ukuran sukses komunikasi
dalam suatu tempat dan waktu? (Hewitt Associates, Shell Tower-Times
Square, Causeway Bay, Hong Kong, 2009.)
Berikut inidijelaskan tentang strategi untuk mencapai komunikasi
yang efektif:
1. Inovasi yang adaptif (Adaptive innovation). Jika Anda hendak berkomunikasi, maka Anda diminta untuk memperbarui produk dan
mekanisme kerja yang memudahkan hubungan antara perusahaan Anda
dan pelanggan. Inovasi adalah salah satu bentuk perubahan untuk
meningkatkan kualitas komunikasi. Oleh karena itu, inovasi yang
disarankan adalah bentuk materil atau nonmateril perubahan yang dapat
diadaptasikan ke dalam perusahaan Anda. Jangan memilih bentuk
inovasi yang malah membuat produk Anda tidak terjual di pasar.
2. Manajemen kewirausahaan (entrepreneurial). Menggambarkan suatu bisnis yang mengorientasikan para pekerjanya bekerja dengan kekuatan
sendiri untuk mencapai keuntungan. Pada umumnya, para wirausaha
mengerti betul moto ini: be the leader you seek, Anda hendaklah
Universitas Sumatera Utara 3. One Voice.Strategi komunikasi mengandalkan seluruh kerabat kerja di
perusahaan Anda harus “satu suara” untuk satu produk.
4. Sesuaikan waktu (Showtime). Istilah yang digunakan oleh para pelaku bisnis untuk menggambarkan semua komunikasi kita berada tepat
diatason stage. Prinsip “tetap di atas panggung” inilah yang perlu
disampaikan kepada pihak lain.
5. Strategi mempercepat (strategic speed). istilah yang berkaitan dengan bekerja cepat dan cerdas (working fast and smart), merupakan usaha
untuk mengisi peluang pasar.
6. Disiplin berdialog. Istilah iniberkaitan dengan pengawasan terhadap kata – kata yang diucapkan maupun yang dipresentasikan dalam
pertemuan bisnis.
Dalam bukunya Ilmu Komunikasi teori dan Praktek, Onong
UchjanaEffendymengatakan bahwa dalam meningkatkan kemampuan
komunikasi perusahaan, tentu adanya strategi yang dilakukan. Strategi
pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk
mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidakberfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah
saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik
operasionalnya.
Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan
paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan
manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan,
dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu –
waktu bergantung pada situasi dan kondisi.
R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnett dalam
bukunya, Technique for effective Communication (1979) menyatakan
bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama,
Universitas Sumatera Utara
a. to secure understanding
b. to establish acceptance
c. to motivate action
Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa
komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sudah dapat
mengerti dan menerima, maka penerimaan itu harus dibina (to establish
acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action).
Strategi komunikasi sudah tentu bersifat makro yang dalam
prosesnya berlangsung secara vertical piramidal. Mestinya komunikasi
vertikal itu tidak hanya berlangsung dari atas ke bawah (downward
communication), tetapi juga dari bawah ke atas (upward communication). (Onong: 1990:32)
2.2.5 Formasi Strategi Komunikasi 1. Komunikasi Kebawah
Komunikasi kebawah dalam organisasi berarti bahwa
informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada
mereka yang berotoritas lebih rendah.Biasany