• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEANEKARAGAMAN HEWAN TANAH PADA EKOSISTEM HUTAN RAKYAT DI DESA AENG PANAS KABUPATEN SUMENEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEANEKARAGAMAN HEWAN TANAH PADA EKOSISTEM HUTAN RAKYAT DI DESA AENG PANAS KABUPATEN SUMENEP"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

i

“KEANEKARAGAMAN HEWAN TANAH PADA EKOSISTEM HUTAN RAKYAT DI DESA AENG PANAS KABUPATEN SUMENEP”

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi

sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Disusun Oleh:

Moh. Jefri Hidayat 08330105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ii

“KEANEKARAGAMAN HEWAN TANAH PADA EKOSISTEM HUTAN RAKYAT DI DESA AENG PANAS KABUPATEN SUMENEP”

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi

sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Disusun Oleh:

Moh. Jefri Hidayat 08330105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Moh. Jefri Hidayat

Nim : 08330105

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Keanekaragaman Hewan Tanah pada Ekosistem Hutan Rakyat di Desa Aeng Panas Kabupaten Sumenep

Diajukan Untuk Dipertanggungjawabkan di hadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang

Telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing pada tanggal 24 Januari2014

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhamadiyah Malang dan Diterima untuk Memenuhi

Sebagian dari Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan biologi

Mengesahkan :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Malang, 24 Januari2014 Dekan,

(Dr. Poncojari Wahyono M.Kes)

Dewan Penguji : Tanda Tangan

1. Dra. Lise Chamisijatin, M.Pd 1.--- 2. Dra. Roimil Latifa, M.Si. M.M, 2.---

3. Drs. Sukarsono, M.Kes 3.---

(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Moh. Jefri Hidayat

Tempat/Tgl Lahir : Sumenep/ 09 Februari 1990

Nim : 08330105

Fakultas/Jurusan : Keguruan dan Ilmu Pendidikan/Pendidikan Biologi

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Keanekaragaman Hewan Tanah pada Ekosistem Hutan Rakyat di Desa Aeng Panas Kabupaten

Sumenep” adalah bukan merupakan hasil karya orang lain, baik sebagian maupun

keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademis.

Malang, 24 Januari2014 Yang menyatakan,

(Moh. Jefri Hidayat)

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“K arena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan. M aka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu

urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)

yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu

berharap.” (Q .S A lam N asyroh: 6-8)

K ehidupan yang luar biasa (K esuksesan) adalah puncak

dari pemikiran luar biasa yang diikuti dengan tindakan yang

luar biasa pula.

D EN GAN SEGEN AP RASA SYU K U R, SAYA PERSEM BAHK AN K ARYA I N I

K EPAD A:

AL L AH SWT SEBAGAI I BAD AHK U

AYAHAN D A D AN I BU N D A TERCI N TA

K AK AK D AN AD I K T TERCI N TA

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala karunia, kenikmatan, kesehatan, hidayah dan taufiq-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” Keanekaragaman Hewan Tanah pada Ekosistem Hutan Rakyat di Desa Aeng Panas Kabupaten Sumenep” dapat terselesaikan dengan baik. Kalimat sholawat selalu teriringi kepada Nabi Muhammad SAW atas bimbingan yang diberikannya kepada pengikut- pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, bimbingan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Drs. Sri Wahyuni, M.Kes selaku ketua Jurusan Pendidikan Biologi, serta seluruh jajaran dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama kuliah. 3. Dra. Lise Chamisijatin, M.Pd (Pembimbing I skripsi) dan Dra. Roimil Latifa,

(8)

viii

arahan dan motivasi positif yang membangun sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Drs. Sukarsono, M.Kes yang telah memberikan pelajaran berharga serta telah mendukung setiap saat.

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah turut serta dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan. Semoga karya tulis ini dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak, serta dapat memotivasi berkembangnya studi dan penelitian lebih lanjut. Akhirnya penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan karya ini.

Malang, 24 Januari 2014 Penulis,

(9)

ix ABSTRAK

Keanekaragaman Hewan Tanah pada Ekosistem Hutan Rakyat di Desa Aeng Panas Kabupaten Sumenep

Oleh: Moh. Jefri Hidayat (08330105)

Dibimbing oleh :Dra. Lise Chamisijatin, M.Pd dan Dra. Roimil Latifa, M.Si. M.M,

Hewan tanah adalah hewan yang hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan tanah maupun yang terdapat di dalam tanah. peranan terpenting dari hewan tanah di dalam ekosistemnya adalah sebagai perombak bahan organik yang memgang peranan penting dalam daur hara (Sugiyarto, 2003). Peran utama tersebut tidak dapat dirasakan langsung oleh manusia, tapi dapat dimanfaatkan setelah melalui jasa biota lainnya. Menurut Susilo dkk (1997) dalam Wulandari (1999) bahwa perubahan hidup hewan tanah disebabkan oleh dinamika bahan organik dan hara tanah sebagai sumber energi dan sumber makanan untuk kelangsungan hidup hewan tersebut selain membutuhkan habitat yang memiliki kelembapan tinggi dan faktor fisik yang mengakibatkan pula perubahan fauna tanahnya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman makrofauna tanah pada ekosistem hutan rakyat di desa Aeng Panas kabupaten Sumenep.

Penelitian ini dilakukan pada ekosistem hutan rakyat di desa Aeng Panas kabupaten Sumenep menggunakan teknik insidental sampling dengan metode Pengamatan langsung (plot), Pitt fall trap, dan Hand sortir. Metode pengamatan langsung (plot) terbagi dalam 20 plot berukuran 31,6 x 31,6 cm, metode Pitt fall trap menggunakan 4 buah bejana plastik berukuran 625 ml, dan metode Hand sortir dengan menggali tanah seluas 25 x 25 cm sampai kedalaman 10 cm pada setiap plot. Dari tiap-tiap metode tersebut diidentifikasi semua jenis makrofauna yang ada dan dihitung semua jumlah individu yang ditemukan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ekosistem hutan rakyat di desa Aeng Panas kabupaten Sumenep terdapat 18 famili makrofauna tanah yaitu: Anyphaenidae, Carabidae, Nymphalidae, Lycosidae, Acrididae, Scarabidae, Passalidae, Helicidae, Achantinidae, Lulusdae, Formicidae, Staphylinidae, Chrysomelidae, Termitidae, Thomisidae, Araneidae, Gliridae, dan Megascolecidae. Makrofauna tanah yang memiliki nilai dominansi tertinggi pada metode plot adalah formicidae dengan nilai INP 0,492, pada metode Pitt fall trap adalah Formicidae dengan nilai INP 0,812, dan pada metode Hand sortir nilai INP tertinggi adalah Megscolecidae yaitu 1,034. Sedangkan tingkat keanekaragamannya tergolong ke dalam kategori tinggi, yaitu 4,68.

(10)

x ABSTRACT

Variety Land Animal at environment People Forest in Countryside of Aeng Panas Sub-Province of Sumenep

By: Moh. Jefri Hidayat (08330105)

Advisor : Dra. Lise Chamisijatin, M.Pd and Dra. Roimil Latifa, M.Si. M.M

Land Animal is animal which life in land, both for life on the surface of land and also which there are in land. Role of primal of animal land in its him is as changer of organic materials which is important role gangway in cycling hara (Sugiyarto, 2003). the Especial role cannot be felt direct by human being, but can be exploited after passing service of other biota. According to Susilo dkk ( 1997) in Wulandari (1999) that change of animal land life because of organic materials dynamics and land hara as source of food source and energi to the continuity of the animal life besides requiring habitat owning high kelembapan and physical factor resulting also change of its land fauna. Therefore, this research is done to know variety level of macrofauna land at people forest ecosystem in countryside of Aeng Panas sub-province of Sumenep.

This Research done at people forest ecosystem in countryside of Aeng Panas sub-province of Sumenep use technique of insidental sampling with direct Perception method (plot), Fall trap Pitt, and Hand sort. Direct perception method (plot) divided in 20 fairish plot 31,6 x 31,6 cm, method of Pitt trap fall use 4 fairish plastic canister 625 ml, and method of Hand sort by diging land for the width of 25 x 25 cm until deepness 10 cm in each plot. From every the method identified by all type of macrofauna existing and counted all amount of found individual.

Result of research indicate that people forest ecosystem in countryside of Aeng Panas sub-province of Sumenep there are 23 type of macrofauna land that is: Anyphaenidae, Carabidae, Nymphalidae, Lycosidae, Acrididae, Scarabidae, Passalidae, Helicidae, Achantinidae, Lulusdae, Formicidae, Staphylinidae, Chrysomelidae, Termitidae, Thomisidae, Araneidae, Gliridae, and Megascolecidae. Macrofauna Land owning value of dominant highest at method plot is formicidae with value of INP 0,492, at method of Pitt trap fall is Formicidae with value of INP 0,812, and at method of Hand sort value of INP highest is Megscolecidae that is 1,034. While its variety level pertained into high category, that is 4,68.

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

(12)

xii

2.7Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Fauna Tanah ... 21

2.7.1 Faktor-faktor biotik ... 22

3.7.3 Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia ... 32

(13)

xiii BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 35

4.1.1 Hasil Pengukuran Parameter Lingkungan ... 35

4.1.2 Hasil Identifikasi Makrofauna Tanah pada Hutan Rakyat Aeng Panas ... 36

4.1.3 Deskripsi Sistematika Jenis Makrofauna Tanah pada Ekosistem Hutan Rakyat di Desa Aeng Panas ... 38

4.1.4 Hasil Data Kerapatan Relatif (RD), Frekuensi relatif (RF), Indeks Nilai Penting (INP), dan Indeks Keanekaragaman Margalef (d) ... 54

4.2 Pembahasan ... 56

4.2.1 Jenis Makrofauna Tanah pada Ekosistem Hutan Rakyat Desa Aeng Panas... 56

4.2.2 Kelimpahan Makrofauna Tanah pada Kawasan Ekosistem Hutan Rakyat Desa Aeng Panas ... 57

4.2.3 Komposisi Makrofauna Tanah pada Kawasan Ekosistem Hutan Rakyat Desa Aeng Panas ... 59

4.2.4 Analisis Kerapatan Relatif (RD), Frekuensi Relatif (RF), Indek Nilai Penting (INP), dan Indeks Keanekaragaman (d) ... 60

4.2.5 Tingkat Keanekaragaman Makrofauna Tanah pada Ekosistem Hutan Rakyat Desa Aeng Panas ... 61

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pengukuran Parameter Lingkungan ... 35

Tabel 4.2 Daftar Makrofauna Tanah yang Ditemukan pada Metode Plot ... 37

Tabel 4.3 Daftar Makrofauna Tanah yang Ditemukan pada Metode Hand Sortir ... 37

Tabel 4.4 Daftar Makrofauna Tanah yang Ditemukan pada Metode Pitt Fall Trap ... 38

Tabel 4.5 Nilai Rdi, Rfi, INP dan Indeks Keanekaragaman (d) dari Makrofauna Tanah di Desa Aeng Panas Metode Plot ... 54

Tabel 4.6 Nilai Rdi, Rfi, INP dan Indeks Keanekaragaman (d) dari Makrofauna Tanah di Desa Aeng Panas Metode Hand Sortir ... 55

Tabel 4.7 Nilai Rdi, Rfi, INP dan Indeks Keanekaragaman (d) dari Makrofauna Tanah di Desa Aeng Panas Metode Hand Sortir ... 55

Tabel 4.8 Jenis Makrofauna Tanah dan Jumlah Makrofauna Tanah ... 58

Tabel 4.9 Komposisi Makrofauna Tanah ... 59

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Lokasi Desa Aeng Panas ... 7

Gambar 2.2 Lokasi penelitian ... 8

Gambar 4.1 Sebaran Cairan methylen blue ... 36

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Denah Pengambilan Sampel Hewan Tanah dengan Metode Pit Fall

Trap dan Metode Hand Sorting dalam Garis Transek ... 70

Lampiran 2. Hasil Identifikasi dan Pengklasifikasian Makrofauna Tanah pada Ekosistem Hutan Rakyat desa Aeng Panas ... 71

Lampiran 3. Nilai Di, Rdi, Fi, Rfi, INP dan Indeks Keanekaragaman dari Makrofauna Tanah di Desa Aeng Panas ... 72

Lampiran 4. Perhitungan Analisis Data ... 74

Lampiran 5. Pengukuran Parameter Lingkungan ... 90

(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Anggraitoningsih, W. N. Kelompok Utama Fauna Kumbang Kayu Lapuk di Gunung Slamet. 2010. Jakarta : LIPI & Universitas Jendral Sudirman. Hal. 205-230.

Anonymous. 2013. Desa Aeng Panas. (Online) maps

client=firefoxa&q=desa+aeng+panas+google+maps&ie. Diakses tanggal 10 Juli 2013.

Anonymous. 2011. Desa Aeng Panas. (Online) https://www.google.com/search?q =desa+aeng+panas&client=firefox-a&rls=org. Diakses tanggal 10 Juli 2013. Anonymous. 2008. Helicidae (Online) https://www.google.com/searchq=

Helicidae&client =firefox-a&rls=org. Diakses tanggal 23 Desember 2013. Anonymous. 2010. Megascolecidae (Online) https://www.google.com/searchq=

Megascolecidae&client =firefox-a&rls=org. Diakses tanggal 23 Desember 2013.

Arief, A. 2001. Hutan danKehutanan. Yogyakarta : Kanisius.

Asmuni, H. M. 2009. .Studi Keaneakaragaman Fauna Tanah pada Perkebunan Jeruk Organik dan Anorganik di Kota Batu. Skripsi. Malang : UIN Malang. Awang, S. 2005. Petani, Ekonomi, dan Konservasi Aspek Penelitian dan Gagasan

Pustaka Hutan Rakyat. Yogyakarta : Debut Pres.

Borror, D.J,. Triplehorn, C.A., dan Johnson, N.F. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi Keenam. Terjemah oleh Soetiyono Partosoedjono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Bugguide.net.2013. Identification, Images & Information For Insects, Spider. For The United States & Canada.

Darmadi, H. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Darusman, D & Hardjanto. 2006. Tinjauan Ekonomi Hutan Rakyat. Prosiding seminar hasil penelitian hasil hutan 2006. Hal. 4-13.

Efendi, W. W. 2013. Studi Inventarisasi dan Pembuatan Buku Keanekaragaman Tumbuhan Paku di Kawasan Wisata Coban Rondo Pujon Kabupaten Malang. Skripsi. Malang : UMM.

(18)

xviii

Hairiah, K., Widianto., Suprayogo, D., Widodo, H. R., Purnomosidhi, P., Rahayu, S., & Noordwijk, V. M. 2004. Ketebalan Serasah Sebagai Indikator Daerah Aliran Sungai (DAS) Sehat. Bogor : World Agroforestry Center.

Hanafiah, K. A. 2005. Biologi Tanah. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Handayanto, E. & Hairiah,. 2007. Biologi Tanah (Landasan Pengelolahan Tanah Sehat). Penerbit Pustaka Adipura. Yogyakarta.

Heddy, S. 1994. Pengantar Ekologi. Jakarta : Rajawali Press.

Imawan, H. 2013. Keanekaragaman Makrofauna Tanah pada Vegetasi Pohon Pinus (Pinus merkusii) di Kesatuan Pemangkuhan Hutan (Kph) Wisata Alam Coban Rondo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Skripsi. Malang: UMM.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Kramadibrata, I. 1995. Entomologi Hewan. Bandung: ITB.

Leksono, A. S. 2007. Ekologi Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif. Malang : Bayumedia.

Leksono, A. S. 2011. Keanekaragaman Hayati. Malang: UB Press. Lilies, C. S. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta : Kanisius.

Ma’mun, A. M. 2007. Persepsi Masyarakat Terhadap Ziarah Kubur (Studi Kasus Atas Masyarakat Aeng Panas). Skripsi. Sumenep : IDIA Sumenep

Maftu’ah, E., Alwi, M., & Willis, M. 2005. Potensi Makrofauna Tanah Sebagai Bioindikator Kualitas Tanah Gambut. Jurnal Bioscientiae, Vol. 2 No. 1 Januari 2005. Hal 1-14.

Nandika, D. 2005. Hutan Bagi Ketahanan Nasional. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Odum, E. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: UGM Press.

Patang, F. 2010. Keanekaragaman Takson Serangga Dalam Tanah Pada Areal Hutan Bekas Tambang Batu Bara PT. Mahakam Sumber Jaya Desa Separi Kutai Kartanegara-Kalimantan Timur. Jurnal Bioprospek Vol. 7 No. 1 April 2010. Hal 80-89.

Safitri, E. 2009. Identifikasi dan Inventarisasi Pengelolaan Hutan Rakyat di Kecamatan Biru-Biru. Skripsi. Fakultas Pertanian. Medan : Universitas Sumatera Utara.

(19)

xix

Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif. Surabaya : Usaha Nasional.

Soendjoto, M. A., Suyanto., Hafiziannoor., Purnama, A., Rafiqi, A., & Sjukran, S. 2008. Keanekaragaman Tanaman Pada Hutan Rakyat di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Jurnal Biodiversitas Vol. 9 No. 2 April 2008. Hal. 142-147.

Sugiyarto. 2003. Konservasi Makrofauna Tanah Dalam Sistem Agroforestri. Surakarta : Puslitbang Bioteknologi dan Biodiversitas LPPM UNS.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suin, M. N. 1997. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta : Bumi Aksara.

Suryana. 2009. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku Terestrial dan Epifit di Kawasan PLTP Kamojang Kab. Garut Jawabarat. Jurnal Biotika Vol. 7 No. 1 Juni 2009. Hal 20-26.

Trimurti, S. 2010. Beberapa Kelompok Fauna Tanah yang Tertangkap pada Seresah dan Dalam Tanah di Zona Koleksi Hutan Alam Kebun Raya Unmul Samarinda. Jurnal ISSN. Vol.9 No. 1 April 2010. Hal. 107-110.

Waluyo, L. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang : UMM Pres.

Wulandari, F. 1999. Studi Keanekaragaman Serangga Tanah di Hutan Pantai Grajakan Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi. Skripsi. Malang: IKIP Malang.

Wulangi, S.K. 1992. Prinsip-Prinsip Dasar Fisiologi Hewan. Jakarta: Direktorat Pengembangan Ilmu-Ilmu Biologi Dirjen Dikti.

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman hayati nomor dua di dunia (Groobridge, 1992; Suryana, 2009), dikenal memiliki keanekaragaman flora, fauna, dan berbagai kekayaan alam lainnya yang membentang luas dari Sabang sampai Merauke. Tingginya tingkat keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia dikarenakan aspek geografis sumberdaya hutan Indonesia yang terletak di sekitar garis khatulistiwa dan tersebar di ribuan kepulauan, serta berada di antara benua Asia dan Australia. Sehingga menyebabkan timbulnya ciri dan karakteristik tertentu pada sumberdaya yang berupa ekosistem hutan hujan tropis (Nandika, 2005).

Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman hayati yang terdapat atau dimiliki oleh daerah. Keanekaragaman hayati ini mencakup tingkatan ekosistem, spesies, dan tingkatan di dalam spesies atau genetik, baik yang alami maupun yang telah dibudidayakan.

(21)

2

Indonesia kembali menjadi pusat perhatian dunia terkait dengan isu pemanasan global yang melanda planet bumi. Kelestarian hutan tropika Indonesia sebagai paru-paru dunia menjadi salah satu tumpuan dan harapan untuk mencegah meningkatnya pemanasan global yang kian meresahkan dunia (Antoni, 2010)

Beberapa permasalahan utama yang sedang dihadapi dalam pelestarian keanekaragaman hayati saat ini, diantaranya: (a) eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan; (b) pencemaran lingkungan; (c) budidaya monokultur; serta (d) pesatnya laju pertumbuhan penduduk yang menyebabkan banyaknya pembukaan hutan untuk dijadikan lahan pertanian, perumahan, pertambangan, dan industri juga bisa merusak keseimbangan ekosistem. Dampak dari hal-hal tersebut nantinya akan dapat mengakibatkan banjir, kerusakan lingkungan, pencemaran air, pencemaran agroekosistem, yang semuanya secara langsung akan mengancam kelestarian keanekaragaman hayati ekosistem.

Secara alami, komponen keanekaragaman makhluk hidup mempunyai keterbatasan persebaran, sehingga tiap daerah pun memiliki ciri khas tersendiri dalam menampilkan keanekaragaman hayatinya. Karena pentingnya nilai sumber daya hayati yang beragam ini, maka diperlukan upaya konservasi atau pelestarian untuk mendukung pemanfaatan secara berkelanjutan.

(22)

3

kelompok fauna lainnya. Hewan tanah mempunyai berbagai fungsi dalam ekosistem, misalnya pemangsa, pemakan bagian tumbuhan hidup, pemakan serasah, pemakan bangkai dan parasit.

Pada umumnya hewan tanah dikenal berperan sebagai perombak bahan organik yang memegang peranan penting dalam daur hara (Sugiyarto, 2003). Peran utama tersebut tidak apat dirasakan langsung oleh manusia, tapi dapat dimanfaatkan setelah melalui jasa biota lainnya. Tanpa kehadiran fauna tanah, perombakan tumpukan bahan organik disekeliling kita akan berjalan lambat.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di kawasan hutan rakyat Desa Aeng Panas Kabupaten Sumenep, diperoleh hasil bahwa karakteristik hutan rakyat di tempat tersebut memiliki komposisi jenis tanaman yang sangat variatif dan mempunyai kelembapan yang tinggi, sehingga kemungkinan hadirnya fauna-fauna tanah lebih beranekaragam. Sebagaimana menurut Susilo dkk (1997) dalam Wulandari (1999) bahwa perubahan disebabkan oleh dinamika bahan organik dan hara tanah sebagai sumber energi dan sumber makanan untuk kelangsungan hidup hewan tersebut selain membutuhkan habitat yang memiliki kelembapan tinggi dan faktor fisik yang mengakibatkan pula perubahan fauna tanahnya.

(23)

4

“Keanekaragaman Hewan Tanah pada Ekosistem Hutan Rakyat di Desa

Aeng Panas Kabupaten Sumenep”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Makrofauna tanah apa saja yang terdapat pada ekosistem hutan rakyat di Desa Aeng Panas Kabupaten Sumenep.

2. Bagaimana Keanekaragaman makrofauna tanah pada ekosistem hutan rakyat di Desa Aeng Panas Kabupaten Sumenep.

3. Seberapa tinggi tingkat ketebalan serasah dan porositas tanah pada habitat makrofauna tanah di ekosistem hutan rakyat di Desa Aeng Panas Kabupaten Sumenep.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi berbagai jenis makrofauna tanah yang terdapat pada ekosistem hutan rakyat di Desa Aeng Panas Kabupaten Sumenep.

2. Mengetahui Keanekaragaman makrofauna tanah pada ekosistem hutan rakyat di Desa Aeng Panas Kabupaten Sumenep.

4. Mengetahui tingkat ketebalan serasah dan porositas tanah pada habitat makrofauna tanah pada ekosistem hutan rakyat di Desa Aeng Panas Kabupaten Sumenep.

1.4 Manfaat penelitian

(24)

5

1. Menambah informasi tentang keanekaragaman fauna tanah yang ada pada ekosistem hutan rakyat di Desa Aeng Panas Kabupaten Sumenep

2. Memberi wawasan khususnya kepada para masyarakat yang ada di sekitar lokasi penelitian tentang nilai lebih dari ekosistem hutan rakyat serta sistem penanaman hutan monukultur dan polikultur.

3. Dapat menjadi suatu acuan/referensi untuk mengidentifikasi jenis fauna tanah sebagai indikator kualitas ekosistem

5. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang fauna tanah juga.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada ekosistem hutan rakyat di Desa Aeng Panas Kabupaten Sumenep.

2. Inventarisasi hewan tanah ini dilakukan dengan cara pendokumentasian, yaitu mengambil gambar (foto) hewan tanah dalam bentuk utuh. Namun apabila hewan tersebut belum dapat diidentifikasi di tempat penelitian, maka akan diambil dan di identifikasi lebih lanjut di Laboratorium.

3. Hewan tanah yang diamati adalah makrofauna tanah yang ada di dalam tanah maupun di permukaan tanah.

4. Pengambilan sampel penelitian diambil pada bagian permukaan tanah dan di bawah permukaan tanah sampai dengan kedalaman 10 cm.

(25)

6

1.6 Definisi Operasional

1. Keanekaragaman adalah atribut (ciri) suatu area yang menyangkut keragaman di dalam dan di antara organisme hidup, kumpulan organisme, komunitas biotik dan proses biotik yang masih bersifat alamiah maupun yang sudah diubah oleh manusia (Leksono, 2011).

2. Hewan tanah (fauna tanah) adalah hewan yang hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan tanah maupun yang dalam tanah (Suin, 1997).

3. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan yang saling mempengaruhi (Leksono, 2007).

4. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milik maupun hak lainnya dengan ketentuan luas minimum 0,25 Ha, penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan tanaman lainnya lebih dari 50 % (Permenhut, 2004).

Gambar

Tabel 4.1  Pengukuran Parameter Lingkungan  ...........................................

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan konsep rancangan combination tool yang merupakan alat bantu pembuatan produk menggunakan bahan dasar lembaran pelat

Pembangunan manusia Indonesia di bidang kesehatan dapat terlaksana dengan baik jika Indonesia bisa mewujudkan target sustainable development goals (SDG’s) seperti

[r]

[r]

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia telah melakukan kegiatan penelitian produksi kopi rendah kafein dalam beberapa tahun terakhir dengan tujuan untuk

Rumusan daripada analisis keseluruhan menunjukkan bahawa faktor tertinggi yang mendorong masyarakat Baba dan Nyonya di Bandar Melaka menceburi bidang keusahawanan

mengurangkan masalah dalam hubungan manusia dan untuk memperbaiki kehidupan melalui interaksi manusia yang lebih baik.Selain itu,terdapat ramai pekerja dalam profesion bantuan

Yaitu kondisi ketika individu mampu pulih kembali pada fungsi psikologis dan emosi secara wajar dan mampu beradaptasi dalam kondisi yang menekan, walaupun masih