KECENDERUNGAN TEMA BERITA, NARASUMBER,
DAN FORMAT BERITA PADA PROGRAM
WIDESHOT METRO TV
(Analisis Isi Pada Wideshot Metro TV Edisi 25 Juni – 29 Juni 2012)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S -1) Komunikasi
Gita Arum Rahayu Denanti Sutikno
08220330
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan
bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun untuk
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
dengan judul :
KECENDERUNGAN ISI BERITA PADA PROGRAM WIDESHOT METRO TV
( Analisis Isi Pada Wideshot Metro TV Edisi 25 Juni – 29 Juni 2012 )
Ada rasa haru dan bahagia menyelimuti hati ketika akhirnya harapan
dapat tercapai. Namun penulis tidak berjuang sendirian, banyak pihak yang telah
membantu untuk meraihnya. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW
2. Kepada kedua orangtua, Ayah, Ibu dan Adik yang selalu mendoakan dan
memberikan semangat kepada penulis, sehingga dapat terselesaikannya tugas
akhir ini.
3. Bapak Nasrullah, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dra. Frida
Kusumastuti, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah sabar dalam
menyampaikan ilmu, memberikan pencerahan, bimbingan dan pengarahan
4. Teman-teman IKOM E 2008 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Untuk Dian, Hani, Diah terima kasih telah menjadi teman selama empat tahun
masa perkuliahan. Untuk Sasa dan Dimas terima kasih atas bantuan kalian di
saat-saat terakhir pendaftaran ujian skripsi. Itu semua sangat berarti, dan pihak
lain yang juga turut memberikan bantuan dan belum sempat saya sebutkan
satu-persatu, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan dengan
pahala yang berlipat.
Akhir kata dengan segala kekurangan dan keterbatasan kemampuan
yang ada, sehingga apabila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, maka penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya serta
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki penulisan
skripsi ini. Semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak yang
membutuhkannya.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Malang,
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv
MOTTO... v
LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
Manfaat Akademis………4
Manfaat Praktis……… 4
E. Tinjauan Pustaka………...4
E.1.1 Definisi Jurnalistik………... 4
E.1.2 Karakteristik Jurnalistik Televisi………. 5
E.1.3 Bahasa Jurnalistik……… 7
E.2 Berita……….. 8
E.2.1 Definisi Berita……….. 8
E.2.2 Nilai dan Kualitas Berita……….. 9
E.2.3 Jenis-jenis Berita Televisi……….11
E.2.4 Penulisan Berita dalam Media Televisi………16
E.3 Teori Media-Masyarakat………... 18
E.4 Undang-undang Penyiaran Tentang Deversitas Isi Siaran………….... 19
E.5 Analisis Isi………. 21
E.5.1 Tujuan Dilakukannya Analisis Terhadap Isi Pesan Komunikasi...22
E.6 Definisi Konseptual……….... 22
E.6.1 Berita Televisi………...22
E.6.2 Citizen Journalism………..23
E.6.2.1 Kelebihan Citizen Journalism………...25
F.3 Unit Analisis………32
F.9 Uji Validitas Data……… 36
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN……….... ...38
1. ... Gam baran Umum………...………38
A.1 Sejarah Metro TV………..38
A.2 Struktur Organisasi Metro TV………...38
A.3 Program-program Metro TV………..39
A.4 Sekilas Tentang Wideshot………..41
A.5 Paket Berita Dalam Wideshot………....43
A.5.1 4 Pilar Negara………....43
A.6 Tim Produksi Wideshot Metro TV……….46
A.8 Presenter VOA Pop News………..48
A.9 Tim Produksi Ekspedisi Nusantara………..49
A.10 Di dukung Oleh……….49
BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA………..………. 50
A.Sajian Data……….………... 50
B. Analisis Data………..………..52
B.1 Kategori Tema………...52
B.1.1 Kategori Tema Politik………....52
B.1.2 Kategori Tema Ekonomi………55
B.1.3 Kategori Tema Perkembangan Teknologi………..58
B.1.4 Kategori Tema Olahraga………60
B.1.5 Kategori Tema Hiburan………..63
B.1.6 Kategori Tema Internasional………..65
B.1.7 Kategori Tema Sosial Masyarakat………..67
B.1.8 Kategori Tema Kriminal………..69
B.1.9 Kategori Tema Kesehatan………...…71
B.1.10 Kategori Tema Hobi………..73
B.1.11 Kategori Tema Lalu Lintas………75
B.3.1 Kategori Package………………92
B.3.2 Kategori Live On Tape………..95
B.3.3 Kategori Voive Over……….97
B.3.4 Kategori Flash News……….100
B.3.5 Kategori Visual News……….102
B.3.6 Kategori Interaktif………..105
B.3.7 Kategori Laporan Langsung………108
B.3.8 Kategori Laporan Khusus………111
B.3.9 Kategori Live by Phone………...114
B.3.10 Kategori Reporter Package………117
B.3.11 Kategori Sound On Tape………119
B.3.12 Kategori Grafik………..122
B.3.13 Kategori VO – SOT………...124
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kategori Tema Politik ... 52
Tabel 2 Kategori Tema Ekonomi…..………55
Tabel 3 Kategori Perkembangan Teknologi………... 58
Tabel 4 Kategori Tema Olahraga………..60
Tabel 5 Kategori Hiburan ……… 63
Tabel 6 Kategori Tema Internasional………65
Tabel 7 Kategori Sosial Masyarakat ………67
Tabel 8 Kategori Kriminal ……….…. 69
Tabel 9 Kategori Kesehatan……….71
Tabel 10 Kategori Hobi………73
Tabel 11 Kategori Lalu Lintas……….75
Tabel 12 Prosentase Kategori Tema Berita………77
Tabel 13 Narasumber Pemerintah/Pejabat Politik………79
Tabel 14 Narasumber Kelompok ahli/Pengamat/Pemerhati……….82
Tabel 15 Narasumber Selebritis………....84
Tabel 16 Narasumber Masyarakat………..86
Tabel 17 Narasumber Olahragawan………89
Tabel 18 Prosentase Kategori Narasumber Berita……….91
Tabel 19 Format Package………...92
Tabel 20 Format Live on Tape………95
Tabel 21 Format Berita Voice Over………..97
Tabel 22 Format Berita Flash News……….100
Tabel 23 Format Berita Visual News………..102
Tabel 25 Format Berita Laporan Langsung……….108
Tabel 26 Format Berita Laporan Khusus……….111
Tabel 27 Format Berita Live by Phone………..114
Tabel 28 Format Berita Reporter Package………117
Tabel 29 Format Berita Sound On Tape……….120
Tabel 30 Format Berita Grafik……….122
Tabel 31 Format Berita VO-SOT………124
Tabel 32 Format Berita Live Music………..126
Tabel 33 Format Music Video………..129
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Lembaga Ad Hoc, Anggaran di tolak………53
Gambar 2 Anas Urbaningrum tiba di gedung KPK………53
Gambar 3 Data penjualan sepeda motor tahun 2012………..56
Gambar 4 Menteri Perekonomian, Hatta Rajasa………..57
Gambar 5 Uji Coba Kendaraan Bertenaga Listrik (KBL)……….59
Gambar 6 Kekalahan Inggris Atas Italia………..61
Gambar 7 Tim Spanyol Sedang Berlatih Untuk Menghadapi Portugal…….61
Gambar 8 Kebersamaan Miley Cyrus dan Liam Hemsworth………64
Gambar 9 Ratusan anak berkumpul di lapangan pusat kota Kiev Ukraina…66 Gambar 10 Hari Suwandi, korban lumpur lapindo……….68
Gambar 11 Keamanan minimarket 24 jam………..70
Gambar 12 Macam-macam penyakit hepatisis………72
Gambar 13 Reinhart sedang memasang cctv untuk memantau koleksinya..74
Gambar 14 Perilaku pengguna kendaraan bermotor……….76
Gambar 15 I Gede Pasek ikut menemani Anas selama pemeriksaan di KPK…80 Gambar 16 Ruhut Sitompul menginginkan Anas Urbaningrum mundur……80
Gambar 17 Seorang masyarakat koalisi pejalan kaki……….83
Gambar 18 Pendapat Ferry Maryadi………85
Gambar 19 Pengunjung “All Fired Up”………..87
Gambar 20 Theo Girardot mengikuti lomba marathon ………..89
Gambar 22 Gaya Rambut Ronaldo Jadi Pusat Perhatian………..93
Gambar 23 Liputan Reporter Langsung dari Jam Gadang……….96
Gambar 24 Putri Ayuningtyas sedang membacakan berita tentang Elvis
Presley....98
Gambar 25 26 Juni 2012 Konser Terakhir Elvis……….99
Gambar 26 Pengesahan Ketua Dewan Komisioner OJK 2012 – 2017……101
Gambar 27 Sumi Yang dan Gadiza Fauzi sedang memancu acara………..103
Gambar 28 Penyelamatan Terbaik Selama Perempat Final Piala Eropa
2012….103
Gambar 29 Putri Ayuningtyas sedang berbincang dengan narasumber……106
Gambar 30 Interaktif antara penelpon dan narasumber……….106
Gambar 31 Presenter membacakan lead in berita tentang Anas Urbaningrum…..109
Gambar 32 Reporter menyampaikan laporan langsung dari Gedung
KPK……110
Gambar 33 Segmen Ekspedisi Nusantara………..112
Gambar 34 Seorang Pejuang Hidup dari Sumatera……….113
Gambar 35 Sumi Yang melakukan wawancara dengan narasumber………115
Gambar 36 Wisata Pecinan Kota Tua………..118
Gambar 37 Presenter Membacakan lead in untuk berita Dahlan Iskan…...120 Gambar 38 Dahlan Iskan menjawab pertanyaan dari wartawan…………..121
Gambar 39 Grafik Saham……….123
Gambar 41 Aliya saat di wawancara oleh wartawan……….125
Gambar 42 Jamaica Café menyanyikan lagu Terajana………127
Gambar 43 Jamaica Café menyanyikan lagu SMS……….128
Gambar 44 Lagu Resmi Piala Eropa 2012……….129
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Koding Sheet
Daftar Pustaka
Buku:
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Badjuri, Adi, 2010. Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Baksin, Askurifai, 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung; Simbiosa Rekatama Media.
Kusumaningrat, Hikmat, Purnama, 2007. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Kuswandi, Wawan, 1996. Komunikasi Massa : Sebuah Analisis Isi Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta
Martono, Nanang, 2001. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
McQuail, Denis, 2011. Teori Komunikasi Massa : McQuail’s Mass
Communication Theory. Jakarta:Salemba Humanika
Moleong, Lexy, 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muda, Deddy Iskandar, 2005. Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy, 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurudin, 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.
Nurudin, 2009. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Vivian, John, 2008. Teori Komunikasi Massa, Edisi Kedelapan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Non Buku:
Hadi, Triono. 2009, Analisis Isi Berita Program Acara “Jawa Timur Dalam Berita” di Stasiun TVRI Jawa Timur. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Soial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang, Skripsi.
http://ediginting.com (Diakses pada 14 Maret 2012 pukul 15.55)
http://www.artikata.com/arti-325467-diversitas.html (Diakses pada tanggal 5 April 2012 pukul 20.30)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, setiap orang tidak bisa lepas dari komunikasi. Dimana saja, kapan
saja, pasti selalu berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan sejak manusia dilahirkan, mereka berusaha untuk bisa berkomunikasi dengan sang ibu, walaupun hanya dengan
tangisan. Manusia adalah makhluk sosial dan memerlukan hubungan dengan orang lain. Manusia ingin mendapatkan perhatian di antara sesama dan kelompok. Oleh sebab itu, mereka akan melakukan komunikasi dengan orang lain, dengan berbagai cara. Bisa
dilakukan secara lisan, tertulis, tanda-tanda, lambang-lambang, maupun isyarat-isyarat. Jika kita berbicara tentang komunikasi, maka yang ada dalam benak kita adalah
unsur-unsur komunikasi, yaitu : pengirim pesan (communicator), pesan (message), saluran atau media (channel), penerima pesan (communicant), dan hasil (effect).
Menurut Carl I. Hovland : Komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain.
Pentingnya komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, diikuti dengan munculnya
berbagai macam media massa yang dapat membantu kelancaran bertukar informasi dengan orang lain. Salah satunya adalah televisi. Televisi merupakan bentuk dari media massa, yaitu media elektronik. Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal
Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau ASEAN Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) sampai sekarang (Effendi, pada Komala, dalam Karlinah, dkk, 1999).
Dengan semakin banyaknya stasiun TV di Indonesia, membuat perusahaan televisi tersebut memutar otak, agar masyarakat senantiasa menyaksikan
tayangan-tayangannya.
Menurut Peter Herford, Wakil Presiden stasiun TV CBSNews, “setiap stasiun TV dapat menayangkan berbagai program hiburan seperti film, musik, kuis, talk show, dan sebagainya, tetapi siaran berita merupakan program yang mengidentifikasi suatu stasiun TV kepada pemirsa”. Program berita menjadi identitas khusus atau identitas lokal yang dimiliki suatu stasiun TV. Dengan demikian, stasiun TV tanpa program berita akan menjadi stasiun tanpa identitas setempat. Program berita juga menjadi bentuk kewajiban dan tanggung jawab pengelola TV kepada masyarakat yang menggunakan gelombang udara publik. Saat ini banyak sekali program berita yang tayang pada stasiun TV dengan konsep
yang berbeda-beda. Biasanya program berita tayang sebanyak 4 kali sehari. Contohnya, RCTI memiliki program berita “Seputar Indonesia Pagi, Seputar Indonesia Siang, dan
Seputar Indonesia Malam”. Selain memiliki program berita utama, biasanya stasiun TV
juga menyajikan Breaking News atau berita selingan setiap satu jam sekali dengan durasi kurang lebih 3 menit hingga waktu yang tidak tentu. Hal ini dilakukan agar masyarakat
mengetahui berita terkini yang terjadi di dalam negeri, maupun mancanegara.
Sebagai stasiun TV swasta pertama di Indonesia yang hanya memusatkan
acaranya pada warta berita, Metro TV memberikan program-program berita lebih banyak dibandingkan dengan stasiun TV lain. Setiap program berita mengusung konsep yang berbeda-beda. Salah satu yang baru dan menarik banyak perhatian masyarakat adalah
diperpanjang durasinya pada pukul 13.05 - 17.00 WIB. Konsep acaranya pun terbilang unik dan menarik. Karena, yang membawakan acaranya adalah tiga wanita cantik, yakni
Gilang Ayunda, Sumi Yang, dan Putri Ayuningtyas. Selain menyajikan berita-berita
straight news, acara ini juga menyuguhkan berita-berita ringan, video musik,
mendatangkan narasumber, dan yang belum pernah diterapkan di TV lain adalah, Citizen
Journalism. Konsep citizen journalism sendiri dihadirkan untuk mengajak khalayak luas
yang tertarik dengan dunia jurnalistik televisi, agar dapat menyalurkan minat mereka
dengan cara mengirimkan video-video hasil liputannya, kepada redaksi Wideshot Metro TV. Selain mengusung konsep baru, para presenter Wideshot juga membawakan acara dengan gaya yang santai, dan bahasa yang tidak terlalu formal seperti program berita
lainnya. Selain itu ada deversitas atau keberagaman isi berita dari program berita ini. Atas dasar latar belakang tersebut, peneliti menganalisis isi kecenderungan dalam
program berita WideshotMetro TV.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apa saja kecenderungan isi yang sering muncul pada program berita Wideshot
Metro TV?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui kecenderungan isi yang sering muncul pada program
berita WideshotMetro TV.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan informasi bagi
akademisi dan peneliti selanjutnya dalam ilmu komunikasi, khususnya terkait dengan analisis isi dalam program WideshotMetro TV.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu mengevaluasi dan mengapresiasi
deversitas atau keberagaman dan kecenderungan tema berita, narasumber, dan format berita dalam program Wideshot Metro TV khususnya dan program berita nasional lain pada umumnya.
E. Tinjauan Pustaka
E.1. Jurnalistik Televisi
E.1.1. Definisi Jurnalistik
Dengan semakin pesatnya perkembangan dalam ilmu komunikasi, maka definisi
jurnalistik pun semakin berkembang. Banyak sekali definisi-definisi tentang jurnalistik yang disampaikan oleh para tokoh. Tetapi definisi jurnalistik yang perlu
tokoh pers yang menjadi ikon di kalangan para wartawan. Menurutnya, jurnalistik adalah kepandaian mengarang untuk memberi pekabaran pada masyarakat dengan
selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya. Sementara itu menurut ilmu komunikasi, jurnalistik adalah suatu bentuk komunikasi yang menyiarkan berita atau ulasan berita tentang peristiwa sehari-hari yang umum dan aktual dengan
secepat-cepatnya.
E.1.2 Karakteristik Jurnalistik Televisi
Jurnalistik televisi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan jurnalistik cetak. Karena sifatnya yang audio visual, maka cara penyajiannya pun akan berbeda.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik jurnalistik : 1. Penampilan Anchor (Penyaji Berita)
Saat ini bukan menjadi rahasia umum lagi, bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang membaca berita jika judul berita tersebut menarik. Ini juga yang disampaikan oleh Askurifai Baskin dalam bukunya yang berjudul “Jurnalistik
Televisi Teori dan Praktik” bahwa mayoritas masyarakat Indonesia masuk dalam
kategori headline readers (pembaca judul), yakni masyarakat yang lebih banyak
membaca judul-judul berita, daripada membaca tuntas keseluruhan isi berita. Ini disebabkan oleh kurangnya minat baca pada masyarakat sejak usia dini. Masyarakat hanya akan membaca berita yang mereka inginkan, atau jika foto dari berita tersebut
Selain itu penampilan atau pembawaan seorang anchor (penyaji berita) dan reporter di monitor juga mempengaruhi persepsi dan penerimaan penonton. Anchor
yang tampak memiliki wibawa dan pintar mampu mengnyedot perhatian penonton untuk melihat tayangan berita tersebut. Penampilan anchor yang santai, bersahabat, dan komunikatif mampu mengajak penonton untuk lebih antusias mengikuti berita.
Sebaliknya, jika penampilannya terlalu kaku, formal, dan kurang bersahabat serta tidak kelihatan wibawanya, maka bisa jadi penonton langsung memindahkan
channel televisinya, dan menyaksikan acara lain.
2. Narasumber
Kedudukan narasumber dalam jurnalistik televisi dan jurnalistik cetak juga sangat
berbeda. Jika dalam media cetak, kita hanya dapat membaca kesaksian dari narasumber, tanpa mengetahui seperti apa wajah dari narasumber tersebut, maka
berbeda dengan televisi, kita dapat mendengar narasumber langsung menuturkan kesaksiannya tentang peristiwa tertentu, dan penonton akan merasakan kepuasan tersendiri.
3. Bahasa
Bahasa juga tidak bisa diremehkan dalam menyampaikan berita dalam jurnalistik
televisi. Bahasa dalam jurnalistik televisi harus singkat dan jelas dalam penyampaiannya. Seorang anchor atau reporter tidak perlu menjelaskan gambar yang sedang diputar saat itu, karena penonton dapat melihat dan menafsirkan sendiri
apa yang sedang terjadi. Berbeda dengan media cetak yang harus menjelaskan dan menggambarkan berita secara lengkap, agar pembaca dapat membayangkan seperti
E.1.3 Bahasa Jurnalistik Televisi
Bahasa jurnalistik elektronik (radio & TV) tetap menggunakan standar EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Karena jurnalistik radio maupun televisi mempunyai sifat kedekatan dengan penonton atau pendengar, maka ada perbedaan yang
mencolok antara bahasa jurnalistik televisi dengan bahasa jurnalistik cetak. Jika media cetak menekankan pada aspek bahasa formal, maka media radio maupun
televisi menekankan pada aspek bahasa informal.
Bahasa formal artinya bahasa tulis yang kaku dan tidak menimbulkan kedekatan, kecuali dalam penulisan khas seperti feature, sementara bahasa informal merupakan
bahasa tutur yang memungkinkan terjadinya kontak antara komunikator dalam hal ini
news anchor dengan komunikan (audience). Selain itu ada beberapa ciri khas bahasa
televisi yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Singkat dan padat, berhubungan dengan jumlah kata dan kalimat. Menggunakan kata yang sedikit, namun maknanya bisa ditangkap oleh
pemirsa.
2. Sederhana. Pilihan kata atau ungkapan dan kesederhanaan gaya bahasa.
3. Lugas 4. Menarik
5. Bahasa dan penulisan harus memperhatikan the art of writing sesuai dengan
E.2. Berita
E.2.1 Definisi Berita
Dari sekian banyak definisi mengenai berita, definisi yang paling mengena terhadap berita adalah definisi yang dikemukakan oleh Prof. Mitchel V. Charn dalam bukunya,
Reporting, yaitu :
“News is the timely report of fact or opinion of either interest or
importance, or both, to a considerable number of people.”
(Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk.) (Effendy, 2004: 67).
Selain definisi di atas, ada beberapa definisi berita lainnya. Seperti, Pers Timur, Pers Barat, dan Sistem Pers Era Reformasi.
a. Berita Menurut Pers Timur dan Pers Barat
Pers Timur berbeda sekali sistemnya, bahkan bertentangan dengan Pers Barat. Menurut Pers Timur, berita adalah suatu “proses”, proses yang ditentukan
arahnya. Berita tidak didasarkan pada maksud untuk memuaskan nafsu “ingin tahu” segala sesuatu yang “luar biasa” dan “menakjubkan”, melainkan pada
keharusan ikut berusaha “mengorganisasikan pembangunan dan pemeliharaan Negara sosiali”.
b. Berita menurut Pers Barat
Pers Barat memandang berita itu sebagai “komoditi’, sebagai “barang dagangan” yang dapat diperjualbelikan. Oleh karena itu, sebagai barang dagangan
yang diberikan oleh “raja pers” dari Inggris, Lord Northcliffe, yang mengatakan bahwa “News is anything out of ordinary” (Berita adalah sesuatu yang tidak
biasa).
c. Berita Menurut Sistem Pers Era Reformasi
Dalam segi politik, kita melihat pers kita selama ini mirip-mirip dengan pers
Barat, atau lebih tegas lagi, mirip sistem pers Belanda dengan organisasi-organisasi politiknya yang banyak itu yang masing-masing memiliki, atau sekurang-kurangnya
mempengaruhi, suratkabar. Oleh karena itu, dalam menggunakan definisi tentang berita pun akan lebih sesuai jika pers kita berpegangan pada definisi berita berdasarkan sistem pers Barat.
Dengan dasar tersebut, maka beralasanlah sekarang bagi kita untuk menyajikan definisi berita versi Barat menurut The New Grolier Webster International Dictionary
yang menyebutkan bahwa berita adalah:
1. Informasi hangat tentang sesuatu yang telah terjadi, atau tentang sesuatu yang belum diketahui sebelumnya.
2. Berita adalah informasi seperti yang disajikan oleh media semisal suratkabar, radio, atau televisi.
3. Berita adalah sesuatu atau seseorang yang dipandang oleh media merupakan subjek yang layak untuk diberitakan.
E.2.2 Nilai dan Kualitas Berita
Dalam menulis sebuah berita, seorang wartawan diharuskan untuk mengerti
kualitas yang dimaksud disini untuk menjamin bahwa berita yang ditulis tersebut adalah berita yang memang layak untuk ditayangkan dan dipublikasikan pada masyarakat luas.
Hal ini juga diharapkan dapat mengurangi subjektifitas penulis berita akan berita yang ia tulis. Untuk menguji suatu berita mempunyai nilai dan kualitas yang baik, Mencher membaginya ke dalam tujuh nilai berita:
1. Timeless: Event that are immediate recent.
Artinya, kesegaran waktu. Peristiwa yang baru-baru ini terjadi atau aktual.
2. Impact: events that are likely to effect many people
Artinya, suatu kejadian yang dapat memberikan dampak terhadap orang banyak.
3. Prominence: Event involving well-known people or institutions.
Artinya, suatu kejadian yang mengandung nilai keagungan bagi seseorang
maupun lembaga.
4. Proximity: Events geographically or emotionally close to the reader, viewer
or listener.
Artinya, suatu peristiwa yang ada kedekatannya dengan seseorang, baik secara geografis maupun emosional.
5. Conflict: Events that deviate sharply from the expected and the experiences of
everyday life.
Artinya, suatu peristiwa yang tidak biasanya terjadi dan merupakan
pengecualian dari pengalaman sehari-hari.
Artinya, hal-hal yang sedang menjadi bahan pembicaraan orang banyak. (Mencher, 1997).
Selain itu menurut Denis Mcquail, sebuah berita harus mengandung unsur objektivitas, artinya tidak menambahkan pendapat, sesuatu yang tidak terjadi ke dalam berita, pandangan subjektif pembuat berita, tidak ada dimensi emosional, jujur dan
seimbang terhadap semua pihak, sehingga tidak menyesatkan khalayak. Saat ini banyak berita-berita yang ditayangkan pada stasiun TV terlalu memihak dan tidak objektif. Ini
yang membuat masyarakat menjadi bingung akan berita tersebut.
E.2.3 Jenis-Jenis Berita Televisi
Pada dasarnya jenis berita media cetak dan televisi tidak jauh berbeda. Kita sering mendengar straight news, features, depth reporting, investigasi, dan jenis-jenis berita
lainnya, namun yang membedakan adalah cara penyajian berita-berita tersebut. Ada beberapa pendapat dari para tokoh tentang jenis-jenis berita. Seperti yang disampaikan oleh Onong Uchyana Effendy, ia membagi berita menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Warta Berita (Straight Newscast)
Warta berita atau berita langsung adalah terjemahan dari straight newscast
atau spot newscast atau spot news, yaitu jenis berita yang merupakan laporan tercepat mengenai suatu peristiwa yang terjadi di masyarakat.
2. Pandangan Mata (On The Spot Telecast)
Jenis berita pandangan mata inilah yang menjadi suplemen atau pelengkap dari tayangan berita televisi untuk memberikan kepuasan pada penonton
salah satu kekuatan sekaligus daya tarik televisi dalam menyaingi pemberitaan media cetak saat ini.
3. Wawancara Udara (Interview On The Air)
Saat ini jenis berita wawancara udara sering muncul dalam berbagai program berita. Dalam hal ini penonton hanya dapat mendengarkan penjelasan
dari narasumber, tanpa melihat wajah narasumber tersebut. Meskipun begitu, beritanya lebih faktual karena langsung dari narasumbernya. Pemberitaan
semacam ini adalah wawancara yang dilakukan antara pewawancara
(interviewer) dengan terwawancara (interviewee). Interviews on the air dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis:
a. Informational Interview
Wawancara yang bersifat informatif antar presenter/reporter tTV
dengan seseorang mengenai ide, pendapat, pandangan, atau informasi tentang suatu hal.
b. Personality Interview
Tanya jawab mengenai pribadi interviewee sendiri. Wawancara dengan orang tenar (bintang film, ratu kecantikan, guru teladan, juara
olahraga, dan lainnya), mengenai pengalamannya, umurnya, pendidikannya, hobinya, dan sebagainya adalah contoh personality interviewee.
4. Komentar (Commentary)
Commentary atau komentar adalah uraian yang bersifat analisis dengan
newscast. Jadi komentar bersifat reporting in depth. Karena sifatnya analisis, komentar kadang dinamakan analisis dan orang yang menyampaikan disebut
commentator dan analyst.
Selain pendapat dari Onong Uchayana Effendy, ada juga tokoh lain yang membagi berita menurut keterikatan waktu. Berbeda dengan Onong, JB Wahyudi membagi berita
kedalam 2 jenis berita, yaitu: 1. Berita Terkini
Pada dasarnya berita terkini menurut JB Wahyudi tidak jauh berbeda dengan warta berita yang dijelaskan oleh Onong. Berita terkini adalah uraian peristiwa dan atau pendapat yang mengandung nilai berita dan terjadi pada
hari ini (news of the day). Berita terkini bersifat time concern, yaitu penyajiannya terikat pada waktu. Menurutnya, berita terkini dapat disajikan
dalam 2 bentuk, yaitu :
a. Berita langsung (straight news) untuk berita kuat (hard/spot/soft news) Yaitu uraian fakta dan atau pendapat yang hanya mengandung
inti-inti 5W + 1H, dan uraiannya dimulai dari yang terpenting menuju ke yang kurang penting. Cara menyajikan berita langsung dapat dilakukan dengan
cara break news (memotong siaran utnuk memasukkan berita tersebut) maupun bisa pula dengan cara superimposed untuk televisi.
b. Berita Mendalam (Indepth news)
dan merefleksikannya dalam konteks permasalahan yang lebih luas. Ada beberapa bentuk berita mendalam, yaitu :
1. Berita komprehensif 2. Berita interpretatif 3. Berita investigatif
Perbedaan antara ketiga berita tersebut adalah, pada berita komprehensif fakta yang diuraikan diletakkan pada suatu sistem sosial
tertentu, sedangkan berita interpretatif fakta yang diuraikan tidak ditempatkan pada suatu sistem sosial tertentu (Oetama, 1987). Perbedaannya dengan berita investigasi adalah, pada pencarian fakta
tersembunyi dengan cara menelusuri jejak dari peristiwa dan atau pendapat yang sudah diketahui atau fakta dipermukaan.
2. Berita Berkala
Selain berita terkini, JB Wahyudi juga membagi berita kedalam berita berkala, ia membatasinya sebagai uraian fakta dan pendapat yang nilai
beritanya kurang kuat, sehingga penyajiannya pada khalayak tidak terikat oleh waktu. Yang termasuk dalam berita berkala adalah :
a. Laporan Eksploratif
Adalah uraian mengenai fakta dan atau pendapat yang diperoleh dengan cara menggali (eksplore). Topiknya pun sudah ditentukan,
sehingga mempermudah dalam penelusurannya. Untuk media televisi, sajian laporan eksploratif menjadi lebih menarik dan dinamis karena fakta
dapat dengan mudah mengenali narasumber tersebut. Selain itu pendapat narasumber juga tidak perlu disajikan semua, tetapi yang cukup relevan,
baik narasumber maupun isi pendapatnya. b. Laporan Khas (Features)
Laporan khas atau features adalah uraian fakta yang bersifat khas
dan menarik atau unik, yang dilaporkan secara terperinci. Laporan khas ini bisa mengangkat cerita tentang kehidupan masyarakat, wisata, kuliner,
hobi, dan lain sebagainya. d. Berita Analisis
Berita analisis adalah uraian fakta dan pendapat yang bersifat
analisis. Dengan kata lain, berita analisis adalah uraian yang disusun setelah fakta dan pendapat yang akan diuraikan dipilih menjadi fakta dan
pendapat utama serta fakta dan pendapat yang timbul sebagai akibat adanya fakta dan pendapat utama tersebut.
d. Human Interest
Berita human interest adalah uraian fakta yang dapat memberikan sentuhan rasa insane atau rasa kemanusiaan. Fakta di sini bisa mengenai
apa saja, asalkan mengandung nilai atau rasa yang mampu memberikan sentuhan rasa insani. Misalnya, ikan pesut yang melahirkan, gajah yang melahirkan, orang utan yang menyusui anaknya, dan sebagainya.
e. Majalah Udara
Majalah (magazine) adalah gabungan uraian fakta dan atau
dan televisi disebut majalah udara. Cara membandingkan program berita biasa dengan majalah udara adalah dengan melihat konten acara tersebut.
Jika, isinya cenderung banyak berita-berita straight news, maka acara tersebut merupakan program berita. Sedangkan, jika acara tersebut lebih banyak berita features dan berita straight nya lebih sedikit, maka acara
tersebut dapat digolongkan dalam majalah udara. Majalah udara bukan hanya menyajikan berita-berita ringan, namun porsi berita beratnya tidak
terlalu banyak. Kalaupun ada, biasanya menyesuaikan dengan isu-isu yang sedang hangat saat ini.
E.2.4 Penulisan Berita Dalam Media Televisi
Jika dalam penulisan berita pada media cetak yang menggunakan rumus 5W + 1H,
dalam penulisan berita media televisi mengunakan rumus-rumus 5”C”. Sebenarnya, dalam penulisan berita televisi pun masih tetap menggunakan rumus 5W + 1H, namun ada beberapa istilah yang jarang, atau bahkan tidak pernah kita dengar sebelumnya yang
digunakan dalam penulisan berita televisi, seperti yang dikutip dalam buku Jurnalistik
Televisi, diantaranya:
1. Compelling
Dalam membuat sebuah berita untuk televisi hendaknya seorang reporter menulis berita yang menarik (compelling) : bentuk kalimat aktif. Susunan berita dengan
menggunakan kalimat aktif karena lebih kuat dan lebih menarik. Selain itu, kalimat aktif juga lebih pendek daripada kalimat pasif.
Dalam kalimat berita TV batasi untuk satu gagasan saja. Hal tersebut akan memudahkan para pemirsa untuk menangkap dan memahami isi berita. Jangan
menggunakan bahasa jargon atau slang, yang hanya dikenal di kalangan tertentu saja. Hindari sususan kalimat yang rumit.
3. Concise
Gunakan kalimat-kalimat pernyataan (deklaratif). Kalimat-kalimatnya pendek. Menurut hasil riset, kalimat pendek lebih mudah dipahami dan lebih kuat,
ketimbang kalimat-kalimat panjang. Ukuran kalimat pendek tidak lebih dari 20 kata.
4. Cliché free
Jangan gunakan kalimat klise. Kalimat klise sulit dihindari oleh para reporter. Klise yang dimaksud adalah kalimat yang sudah terlalu sering digunakan. Seperti
kalimat “Kasus itu masih dalam penyelidikan”. Kalimat klise seperti ini tidak memberi informasi tambahan apapun kepada pemirsa.
5. Conversational
Televisi jelas bukan media cetak. Reporter TV melaporkan dalam bentuk audio-visual, maka naskah berita harus ditulis agar mudah untuk didengar dan diingat.
Pemirsa televisi melihat (gambar/visual) dan sekaligus mendengar (suara/audio). Jadi, reporter disini tidak perlu menjelaskan apa yang sedang terjadi, jika kejadian itu terekam dalam kamera. Reporter hanya boleh menjelaskan kejadian yang tidak
telihat oleh mata pemirsa dalam liputan tersebut. Jika di belakang reporter sedang terjadi kebakaran dan penduduk sekitar membantu memadamkan api, maka
perlu dijelaskan adalah berapa banyak pemadam kebakaran yang membantu memadamkan api, apa penyebab kebakaran, dimana kejadiannya, dan
sebagainya.
E.3. Teori Media - Masyarakat
Sebuah media massa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Harold D. Laswell dalam The Structure and Function of Communication in
Society menyebutkan bahwa fungsi media massa adalah :
Korelasi antarbagian masyarakat dalam menanggapi lingkungan
Pengawasan lingkungan
Warisan sosial dari satu generasi ke generasi lain
Hiburan
Selain itu, dalam buku Teori Komunikasi Massa milik John Vivian dijelaskan bahwa, media massa mempunyai peran dalam kebudayaan yang berkembang di masyarakat. Dengan dijadikannya media massa sebagai media penyalur ide-ide yang berkembang
itulah orang-orang kreatif mempunyai tempat untuk menyalurkannya pada orang lain. Masyarakat tidak akan pernah lepas dari media massa. Karena segala macam kebutuhan
informasi, hiburan, dan pendidikan ada di dalamnya.
Dalam buku Teori Komunikasi Massa Dennis McQuail, teori masyarakat massa menekankan kesalingtergantungan lembaga yang menjalankan kekuasaan dan juga
integrasi media kepada sumber kekuasaan sosial dan otoritas. Kontennya sering kali melayani kepentingan politik dan ekonomi dari pemegang kekuasaan. Media tidak dapat
cenderung membentuk akomodasi dalam ketergantungan publik pada takdir mereka. Ide dasarnya adalah bahwa media menawarkan pandangan mengenai dunia, sebuah
lingkungan semu atau pengganti yang merupakan alat potensial untuk melakukan manipulasi terhadap masyarakat, tetapi juga membantu mereka bertahan dalam situasi yang sulit. Selain itu, penilaian teori masyarakat massa mengenai media adalah :
Masyarakat diatur secara terpusat dan dalam skala besar
Publik menjadi terpecah-belah
Media tersentralisasi, dengan penyiaran satu arah
Masyarakat menjadi bergantung pada media untuk mengetahui identitas mereka
Media digunakan untuk manipulasi dan kontrol.
E.4. Undang-Undang Penyiaran Tentang Deversitas Isi Siaran
Di Indonesia, aktifitas penyiaran baik media televisi maupun radio di atur oleh Undang-undang penyiaran. Ini dilakukan agar semua aktifitas penyiaran memiliki dasar
hukum yang jelas dan tidak merugikan pihak manapun, selain itu diharapkan dapat memberikan program-program acara yang dapat mencerdaskan bangsa. Undang-undang
ini berlaku untuk semua televisi negara, atau swasta yang mencakup siaran nasional maupun lokal. Begitu juga dengan radio. Dalam Undang-undang penyiaran telah dijelaskan dan ditentukan bahwa konten acara, baik itu program berita maupun program
acara tidak boleh mengandung unsur SARA. Seperti yang tercantum pada pasal di bawah ini :
1. Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa,
menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia.
2. Isi siaran dan jasa penyiaran televisi, yang diselengarakan oleh lembaga
penyiaran swasta dan lembaga penyiaran public, wajib memuat sekurang-kurangnya 60% (enam puluh per seratus) maka acara yang berasal dari dalam
negeri.
3. Isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus, yaitu anak-anak dan remaja, dengan menyiarkan mata acara
pada waktu yang tepat, dan lembaga penyiaran wajib mencantumkan dan/atau menyebutkan klasifikasi khalayak sesuai dengan isi siaran.
4. Isi siaran wajib dijaga netralitasnya dan tidak boleh mengutamakan kepentingan golongan tertentu.
5. Isi siaran dilarang:
a. Bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong;
b. Menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalahgunaan narkoba
dan obat terlarang; atau
c. Mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan.
6. Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan/atau
Selain menentukan keberagaman isi berita, Undang-undang penyiaran juga menetapkan tentang bahasa yang digunakan dalam suatu siaran televisi, dimana dalam
pasal 37 disebutkan bahwa bahasa utama yang digunakan dalam program siaran harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, seperti yang tercantum dalam pasal di bawah ini :
Pasal 37
Bahasa pengantar utama dalam penyelenggaraan program siaran harus Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Selain menggunakan bahasa Indonesia, penggunaan bahasa daerah maupun
bahasa asing dalam suatu program siaran juga diperbolehkan, namun disesuaikan dengan kebutuhan dari konten program tersebut, seperti yang tercantum dalam pasal 38 ayat 1
dan 2:
Pasal 38
1. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam
penyelenggaraan program siaran muatan lokal dan, apabila diperlukan, untuk mendukung mata acara tertentu.
2. Bahasa asing hanya dapat digunakan sebagai bahasa pengantar sesuai dengan keperluan suatu mata acara siaran.
E.5. Analisis isi
Analisis isi (content analysis) adalah suatu metode untuk mengamati dan mengukur isi
Banyak pakar yang mengatakan bahwa analisis isi lebih tepat menggunakan pendekatan kuantitatif. Sebagaimana dikatakan oleh Barelson bahwa analisis isi adalah teknik penelitian
untuk mendeskripsikan isi komunikasi (manifest) secara objektif, sistematik, dan kuatitatif (Ritonga: 2004).
E.5.1. Tujuan Dilakukannya Analisis Terhadap Isi Pesan Komunikasi
Menurut Denis Mcquail, analisis yang dilakukan dalam komunikasi memiliki beberapa tujuan, yaitu :
a. Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media b. Membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial
c. Isi media merupakan refleki nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem
kepercayaan masyarakat
d. Mengetahui fungsi dan efek media
e. Mengevaluasi media performance f. Mengetahui apakah ada bias media
E.6. Definisi konseptual
E.6.1. Berita Televisi
Ada banyak pendapat dari para tokoh dalam dunia jurnalistik tentang definisi berita, namun yang paling sering digunakan adalah define yang disampaikan oleh Prof. Mitchel V. Charn dalam bukunya Reporting edisi III :
Selain itu, dalam berita televisi maupun cetak tidak ada bedanya. Hanya saja yang membedakan adalah cara penyajiannya. Dalam penyajiannya, berita televisi lebih
singkat dibandingkan dengan berita cetak dari segi durasi. Namun keduanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebagai sumber informasi, hiburan, serta pendidikan untuk masyarakat.
E.6.2. Citizen Journalism
Citizen journalism adalah salah satu bentuk keterlibatan warga dalam
memberikan sebuah informasi. Ini dilakukan tanpa melihat latar belakang pendidikan, pekerjaan dan sebagainya untuk menjadi seorang citizen journalism.
Citizen journalism muncul bukan untuk menjadi pesaing bagi media utama
(mainstream media), namun sebagai bentuk lain atau pelengkap dari media yang
sudah ada. Citizen journalism sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bentuknya pun bermacam-macam, biasanya mereka menyebarkan informasi dari satu orang ke orang lain. Namun, di era globalisasi dan teknologi yang semakin canggih saat ini,
masyarakat lebih mengenal dan melakukan kegiatan citizen journalism menggunakan media online, yaitu blog. Sedangkan menurut Steve Outing, ia
mengklasifikasikannya kedalam beberapa bentuk, yaitu :
1. Citizen journalism membuka ruang untuk komentar publik. Dalam ruang itu,
pembaca atau khalayak bisa bereaksi, memuji, mengkritik, atau menambahkan bahan
tulisan jurnalisme professional. Biasanya dalam media cetak disebut surat pembaca. 2. Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel yang ditulis.
3. Kolaborasi antara jurnalis professional dengan nonjurnalis yang memiliki kemampuan dalam materi yang dibahas. Tujuannya dijadikan alat untuk
mengarahkan atau memeriksa keakuratan artikel.
4. Bloghouse warga. Bentuknya blog-blog gratisan yang dikenal, misalnya ada
wordpress, blogger, atau multiply. Melalui blog, orang bisa berbagi cerita tentang
dunia, dan bia menceritakan dunia berdasarkan pengalaman dan sudut pandangnya.
5. Newsroom citizen transparency blog. Bentuk ini merupakan blog yang disediakan
sebuah organisasi media sebagai upaya transparansi. Dalam hal ini pembaca bisa melakukan keluhan, kritik, atau pujian atas apa yang ditampilkanorganisasi media tersebut.
6. Stand-alone citizen journalism site, yang melalui proses editing. Sumbangan
laopran dari warga, biasanya tentang hal-hal yang sifatnya sangat local, yang dialami
langsung oleh warga. Editor berperan untuk menjaga kualitas laporan dan mendidik warga (contributor) tentang topik-topik yang menarik dan layak untuk dilaporkan.
7. Stand-alone citizen journalism, yang tidak melalui proses editing.
8. Gabungan stand-alone citizen journalism website dan edisi cetak.
9. Hybrid: pro + citizen journalism. Suatu kerja organisasi media yang
menggabungkan pekerjaan jurnalis professional dengan jurnalis warga.
10.Penggabungan antara jurnalisme professional dengan jurnalisme warga dalam satu atap. Website membeli tulisan dari jurnalis professional dan menerima tulisan
11.Model Wiki. Dalam Wiki, pembaca adalah juga seorang editor. Setiap orang bisa menulis artikel dan setiap orang juga bisa memberi tambahan atau komentar
terhadap komentar yang terbit (Yudhapramesti, 2007).
E.6.2.1 Kelebihan Citizen Journalism
Kemunculan citizen journalism dalam dunia journalism membuatnya memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
a. Mendorong terciptanya iklim demokratisasi. Blog mampu mewacanakan informasi alternatif dan tidak terikat oleh sistem seperti halnya dalam media utama. Dengan adanya kebebasan ini akan memberikan beragam
informasi kepada masyarakat.
b. Memupuk budaya tulis dan baca pada masyarakat, karena selama ini
budaya ini kalah dengan media elektronik yang bersifat lihat dan dengar
(audio visual). Sehingga, masyarakat dapat menulis apa saja pada blog.
c. Mematangkan public sphere (ruang publik) di masyarakat. Masyarakat
dapat berdiskusi secara bebas dalam sebuah blog, tanpa ada aturan atau larangan seperti yang ada pada media utama. Pengguna blog dapat
menulis apa saja sesuai dengan apa yang mereka inginkan, dan pembacanya pun dapat dengan bebas berkomentar tentang tulisan tersebut, karena ada kolom komentar dalam setiap tulisan.
E.6.3. Wideshot Metro TV
Wideshot Metro TV merupakan program berita yang mempunyai konsep berbeda
dengan program berita biasanya. Program ini lebih mengangkat berita-berita yang ringan dalam setiap penayangannya. Namun, bukan berarti berita-berita straight
news tidak ada dalam program yang berdurasi 4 jam ini. Berita straight news tetap
disajikan dengan porsi yang sama dengan berita-berita lainnya. Ada informasi-informasi menarik yang akan disajikan, misalnya berita olahraga, politik, ekonomi,
hiburan, dan masih banyak lagi.
Program ini juga menyajikan informasi-informasi menarik yang berasal dari
Voice of America (VOA). Ada beberapa segmen yanag disuguhkan dalam program
yang tayang setiap hari senin – jum’at ini, yaitu Dunia Kita, VOA pop news, 4 pilar Negara, Potret Jalanan, dan lain-lain. Selain itu, Wideshot Metro TV juga
memberikan ruang untuk masyarakat yang berminat dengan dunia jurnalistik televisi, dengan cara bergabung menjadi citizen journalist, dimana masyarakat dapat mengirimkan video yang menarik kepada tim Wideshot Metro TV.
E.7. Definisi operasional
E.7.1. Struktur Kategori
Dalam penelitian ini peneliti akan menganalisis setiap segmen yang ada dalam program WideShot Metro TV. Setelah melihat dan mengamatinya, maka peneliti
E.7.1.1 Kategori Tema Berita :
1. Berita politik : berita yang menayangkan tentang keputusan pemerintah, serta
isu-isu politik negara yang menarik perhatian masyarakat.
2. Berita ekonomi : berita yang menayangkan tentang masalah ekonomi negara, jalannya perdagangan saham, bisnis, dan lain sebagainya.
3. Berita perkembangan teknologi : berita yang menayangkan tentang perkembangan teknologi, misalnya robot, barang-barang elektronik, dan
sebagainya.
4. Berita olahraga : berita ini menyangkut tentang pertandingan sepak bola, berita tentang perkembangan klub-klub olahraga, hasil skor akhir suatu
pertandingan olahraga.
5. Berita hiburan : berita seputar musik, film, fashion, selebritis dalam negeri
maupun luar negeri.
6. Berita internasional : berita yang menyangkut keadaan luar negeri, seperti masalah politik, dan sebagainya.
7. Berita sosial masyarakat : berita yang menyangkut tentang kehidupan masyarakat, pendidikan, tingkat pengangguran yang semakin tinggi,
penerapan kebijakan pemerintah, dan sebagainya.
8. Berita kriminal : berita seputar penculikan, perampokan, kasus narkoba, dan sebagainya.
10.Berita hobi : berita yang menyangkut hobi seperti, mengkoleksi barang-barang antik, komunitas-komunitas dalam sosial masyarakat, dan lain-lain.
11.Berita lalu Lintas : berkaitan dengan fenomena di jalan raya, pantauan lalu lintas, dan sebagainya.
E.7.1.2 Kategori Format Berita :
Gaya sajian berita adalah bagaimana suatu berita dikemas dan ditampilkan kepada
penonton. Dalam penelitian ini ada beberapa format berita, yaitu :
1. Package : Format berita yang lead in/intro dibacakan oleh penyiar/presenter,
sedangkan isi tubuhnya dibacakan dubbing/voice over sendiri.
2. Live on Tape : Laporan reporter dari lokasi kejadian atau peliputan secara
langsung tapi direkam terlebih dahulu, kemudian disiarkan tunda.
3. Voice Over : Format berita TV yang lead in/intro dan tubuh beritanya
dibacakan oleh presenter/penyiar.
4. Flash News : Format berita yang cara penyajiannya menggabungkan beberapa
berita menjadi satu, dengan durasi satu beritanya hanya beberapa detik/menit.
5. Visual News : Format berita TV yang hanya menampilkan/menyajikan
gambar-gambar yang menarik dan dramatis, lalu penyiar hanya membacakan
lead in/intro saja.
6. Interaktif : Penyajian berita yang menayangkan liputan berita hanya beberapa
menit, kemudian adanya perbincangan langsung dengan narasumber. Biasanya format berita ini ada yang memberikan kesempatan kepada
menghubungi nomor telepon yang sudah disediakan, namun ada juga yang tidak.
7. Laporan Langsung (Live Event) : Siaran langsung mengenai suatu peristiwa penting yang sudah terjadwal seperti, sidang MPR/DPR, pelantikan Presiden, sidang pengadilan tokoh penting dan peristiwa lainnya.
8. Laporan Khusus : Berita dengan format paket, lengkap dengan narasi dan
soundbite dan sejumlah narasumber. Biasanya merupakan laporan panjang
yang komprehensif mengenai berbagai peristiwa atau isu seperti, politik, hukum, kriminal dan bencana.
9. Live by Phone : Berita TV yang penayangannya membutuhkan keterangan
narasumber melalui saluran telepon, atau video streaming. Sedangkan untuk melengkapinya ditayangkan video atau gambar hanya sebagai pelengkap.
10.Reporter Package (Cut Spot) : Format ini juga sering disebut reporter
package atau paket reporter. Karena ini memberikan kesempatan kepada
reporter untuk membacakan sendiri laporan yang dibuatnya melalui voice over
(dubbing). Format penyajian ini di desain sebagai suatu standart bagi sebuah
penyiaran berita televisi.
11.Sound on Tape (SOT) : Format berita TV yang hanya lead in/intro dan
pernyataan narasumber sebagai pelengkap.
12.Grafik : Format berita grafis yang tidak ada video pendukung dan hanya ada
belum ada videonya. Misalkan, jumlah korban, peta kejadian, atau saat berita ekonomi dimana hanya ada grafik saham, dan sebagainya.
13.Voice Over – Sound on Tape (VO-SOT) : Memadukan lead in/intro dan isi
tubuh berita yang dibacakan oleh presenter, kemudian wawancara narasumber sebagai pelengkap berita.
14.Live Music : Menyajikan hiburan musik yang dibawakan oleh penyanyinya
secara langsung. Selain itu, biasanya akan ada selingan dimana presenter juga
akan berbincang dengan penyanyi tersebut.
15.Music Video : Menyajikan video klip dari penyanyi dalam maupun luar negeri
secara utuh.
E.7.1.3 Kategori Narasumber :
Narasumber yang akan diwawancarai secara garis besar dapat digolongkan dalam empat kelompok besar jika di lihat dari kepentingannya yang mereka wakili dan mempunyai pandangan yang berbeda, yaitu :
1. Pemerintah/Pejabat Politik : jika berita yang diangkat membutuhkan pernyataan/pendapat dari pemerintahan atau pejabat politik.
2. Kelompok ahli/Pengamat/Pemerhati : jika berita yang diangkat berhubungan dengan suatu isu, dimana membutuhkan pendapat kelompok ahli/pengamat/pemerhati.
3. Selebritis : jika berita tersebu membutuhkan pendapat selebritis.
4. Masyarakat: jika berita tersebut membutuhkan pendapat atau pandangan
5. Olahragawan : jika berita yang ditayangkan membutuhkan pendapat/tanggapan dari olahragawan/atlet.
F. Metode Penelitian
F.1. Jenis Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka jenis metode penelitian ini adalah metode penelitian Analisis Isi (Content Analysist). Analisis isi merupakan
teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya (Krippendroff,2003: 15).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana
menurut Berelson, pendekatan kuantitatif dapat menggambarkan secara objektif, dan sistematis mengenai isi media komunikasi yang bersifat manifes.
Tipe penelitian yang peneliti gunakan adalah deskriptif kuantitatif, tujuannya untuk mendeskripsikan berita-berita yang ada dalam program Wideshot Metro TV, secara sistematis dan berangkat dari fakta-fakta yang ada dalam berita tersebut.
F.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini adalah program Wideshot
F.3. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah segmen. Dimana nantinya peneliti akan
meneliti setiap segmen yang ada pada program Wideshot Metro TV. Di setiap segmen terdapat beberapa berita yang akan dibacakan oleh para presenternya.
F.4. Satuan Ukur
Satuan ukur dalam penelitian ini adalah judul berita. Dimana setiap segmen
berisikan lebih dari dua judul berita.
F.5. Waktu Pengumpulan Data
Waktu pengumpulan data yang dibutuhkan, yaitu bulan Juni 2012 - selesai.
F.6. Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan adalah program Wideshot Metro TV Edisi 25 Juni – 29 Juni 2012.
F.7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, dokumentasi. Dalam dokumentasi ada 2 macam data, yaitu:
1. Data primer : peneliti menggunakan data berupa video tentang program
Wideshot Metro TV selama 5 hari, yaitu edisi 25 Juni – 29 Juni 2012 sebagai
2. Data sekunder : data sekunder yang digunakan adalah data-data yang dapat menunjang penelitian, yang didapatkan dari internet dan informasi terkait
lainnya, sehingga membantu peneliti dalam meneliti program Wideshot Metro TV.
Data yang telah peneliti dapat, lalu dimasukkan ke dalam lembar koding seperti
berikut :
No Segmen Menit Kategorisasi
Tema Berita Narasumber Format Berita
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 4
1 5
Keterangan kategorisasi :
Tema berita:
1. Politik 2. Ekonomi
3. Perkembangan teknologi 4. Hobi
6. Hiburan
8. Laporan langsung (Live Event)
11.Sound on tape 12.Grafik
13.Voice over – Sound on tape (VO-SOT)
F.8. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang bisa dikelola,
mengsintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menentukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2005:248).
Langkah awal yang akan peneliti lakukan adalah mengkategorikan tema berita, narasumber, dan format berita dari program Wideshot Metro TV edisi 25 Juni – 29 Juni
2012. Data yang telah terkumpul, selanjutnya akan dimasukkan ke dalam lembar koding sesuai dengan kategori yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah itu, data dianalisis menggunakan tabel frekusensi untuk mengetahui frekuensi kemunculannya, lalu dihitung
dalam tabulasi silang untuk mengetahui prosentase kemunculan dalam setiap kategori penelitian.
Pada penelitian ini, analisis deskriptif juga digunakan untuk menginterpretasikan atau memberi penjelasan pada tiap kategori tersebut.
F.9. Uji Validitas Data
Kategorisasi dalam sebuah penelitian kuantitatif merupakan instrumen yang
reliabilitasnya, agar objektif. Setelah di uji dan menunjukkan bahwa ketegorisasi tersebut
reliabel, maka langkah selanjutnya kategorisasi tersebut dapat digunakan dalam
penelitian.
Untuk mengujinya, peneliti menggunakan rumus statistik yang dikemukakan oleh Ole R. Holsti (137-1970) (Wimmer & Dominick, 1997: 128), yaitu :
C.R =
Keterangan
C.R = Coeficient Realibility
M = Nomor keputusan yang sama antara dua juri N1, N2 = Jumlah item yang dibuat oleh tim koder
Selanjutnya, setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus di atas, maka
akan ditemukan observed agreement. Untuk menyempurnakan dan memperkuat hasil reliabilitas tersebut, maka digunakan rumus berikut:
Pi =
Keterangan :
Pi = Nilai keterhandalan
2M
N1 + N2
% Observed Agreement - % Expect ed Agreement
Observed Agreement = Jumlah pertanyaan yang disetujui oleh antar pengkode (yaitu nilai C.R)