• Tidak ada hasil yang ditemukan

Discovering Lost Treasure

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Discovering Lost Treasure"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

DISCOVERING LOST TREASURE

SKRIPSI

OLEH

AMELIA TRI WIDYA

110406105

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(2)

DISCOVERING LOST TREASURE

SKRIPSI

OLEH

AMELIA TRI WIDYA

110406105

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(3)

DISCOVERING LOST TREASURE

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Oleh

AMELIA TRI WIDYA

110406105

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(4)

iv

Universitas Sumatera Utara

PERNYATAAN

DISCOVERING LOST TREASURE

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2015

(5)

v

Universitas Sumatera Utara Judul Skripsi : DISCOVERING LOST TREASURE

Nama Mahasiswa : Amelia Tri Widya Nomor Pokok : 110406105 Departemen : Arsitektur

Tanggal Lulus:

Koordinator Skripsi,

Ir. N Vinky Rahman, MT NIP. 196606221997021001

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. N Vinky Rahman, MT NIP. 196606221997021001 Menyetujui

Dosen Pembimbing,

(6)

vi

Universitas Sumatera Utara Telah diuji pada

Tanggal: 14 Juli 2015

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir. Nurlisa Ginting, MSc., Ph.D Anggota Komisi Penguji : 1. Ir. Tavip Kurniadi Mustafa, IAI

(7)

vii

Universitas Sumatera Utara THE TRULY ART OF HAPPINESS IS MAKING OTHERS HAPPY

This effort is dedicated to Mama, Ayah, Ma Iyeng and Bapak…..

(8)

viii

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Perancang bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur pada Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Perancang ingin menyampaikan penghargaan dan terima-kasih kepada:

1. Ibu Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc, Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi dan telah membimbing dalam proses perancangan mata kuliah Perancangan Arsitektur 6.

2. Bapak Ir. Bauni Hamid, M.Des, Ph.D dan Ibu Hilma Tamiami F, ST., MSc., Ph.D selaku selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan proses Perancangan Arsitektur 6 dan skripsi. 3. Bapak Ir. Tavip Kurniadi Mustafa, IAI selaku Arsitek Profesional yang

telah membimbing dalam proses perancangan mata kuliah Perancangan Arsitektur 6.

4. Kedua orang tua dan kedua orang tua angkat Saya yang telah memberikan semangat, dorongan dan bantuan untuk menyelesaikan studi dan skripsi. 5. Kakak dan kedua keponakan Saya, Haikal dan Nadira yang selalu

memberikan semangat dalam senyuman manisnya.

6. Teman-teman mahasiswa khususnya Devi Nurmala, Futry, Hani, Ilsa, Novita, dan Nindy yang telah memberikan dukungan dan motivasi.

7. Sahabat-sahabat Saya, Era, Dinda, Rahma, Widya dan Eriska yang telah memberikan dukungan dan motivasi.

(9)

ix

Universitas Sumatera Utara Perancang menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga perancang sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, perancang berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat besar bagi semua pihak.

Medan, Agustus 2015 Perancang,

(10)
(11)

xi

Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL

No Judul Hal

4.1 Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Sumatera Utara menurut 3 pintu masuk (Bandara Udara Polonia– Pelabuhan Laut Belawan – Pelabuhan Laut Tanjung Balai

Asahan) ... 41 4.2 Proyeksi jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung

ke Medan ... 42 4.3 Rata–rata Lama Menginap Tamu

(Mancanegara+Nusantara) Pada Hotel /Akomodasi Lainnya Menurut Tahun dan Kelas Hotel di Kota Medan

(12)

xii

Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

1.1 Compass of Sustainability ... 4

1.2 Kota Labuhan Saat menjadi Ibukota Kerajaan Deli... 7

1.3 Pelabuhan Lama Kota Labuhan Deli ... 7

1.4 Rumah Kontrolir I Belanda di Labuhan Deli (1865) ... 8

1.5 Masjid Labuhan Deli Tahun 1875 ... 9

1.6 Master Plan Urban Design Guideline Kawasan Kajian... 11

2.1 Kawasan Kajian yang akan dirancang ... 13

2.2 Masjid Al-Oesmani ... 14

2.3 Rumah Melayu di Belakang Masjid Al-Oesmani ... 15

2.4 Area Kerajaan yang Sekarang menjadi Sekolah ... 16

2.5 Perumahan Penduduk ... 17

2.6 Panorama area sekitar Sungai Deli ... 17

2.7 Peta Pengembangan Medan ... 18

2.8 Rencana Struktur Ruang Kota Medan 2008-2028 ... 19

2.9 Aksesbilitas dari/ke Labuhan Deli ... 20

2.10 Aktivitas Publik di Kawasan Kajian ... 22

2.11 Event Hari Raya Light Up and Celebrations di Singapura ... 23

2.12 Skenario Destinasi Wisatawan Sumatera Utara ... 24

2.13 Cakupan Area yang akan dirancang... 25

3.1 Eksterior The Siam Hotel ... 28

3.13 Pertunjukan tarian Kebudayaan Khmer di restoran ... 35

3.14 Tour Berkeliling dengan Gajah ... 36

3.15 Replika Kesultanan Melayu Melaka ... 36

3.16 Tampak Replika Istana ... 37

3.17 Detail Blockplan Hotel pada Urban Design Guideline ... 39

5.1 Open Space di Kawasan Kajian (warna merah)... 48

(13)

xiii

5.9 Salah Satu Cottage dalam Pengembangan Konsep... 55

5.10 Denah Basement Hotel ... 57

5.20 Detail Penggunaan Ornamen pada Rancangan Bangunan .... 63

5.21 Fasad Hotel ... 63

5.22 Fasad Cottage Tipe Suite ... 63

5.23 Fasad Replika Istana Kesultanan Melayu Deli ... 64

5.24 Denah Lantai Dasar Replika Istana ... 64

5.25 Denah Lantai 2 (dua) Replika Istana ... 65

5.26 Perspektif Mata Burung ... 66

5.27 Perspektif Mata Burung Replika Istana ... 66

5.28 Perspektif Mata Burung (riverside) ... 66

6.1 Penambahan Ram pada Cottage Standart Plus ... 67

6.2 Penambahan ram pada Cottage Deluxe ... 68

6.3 Kamar Hotel dengan Connecting Door ... 68

6.4 Kamar Suite pada Hotel ... 68

6.5 Perbaikan Groundplan ... 69

6.6 Skema Pendistribusian Listrik pada Hotel ... 71

6.7 Skema Pendistribusian Air pada Bangunan ... 72

6.8 Aksonometri Zona Keintiman Hotel ... 73

6.9 Aksonometri Jalur Sirkulasi Pada Zona Private ... 73

6.10 Sistem Sirkulasi Vertikal Hotel ... 74

6.11 Zona Vertikal Hotel ... 74

6.12 Peletakan Kamar Hotel ... 74

6.13 Pendistribusian Listrik ... 75

6.14 Sistem Plumbing ... 76

6.15 Sistem Struktur Hotel ... 76

6.16 Potongan Prinsip Pada Kamar Hotel ... 77

6.17 Potongan Prinsip Pada Lantai Dasar ... 77

(14)

xiv

Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hal

1. Tabel Luas Fasilitas Hotel... 87

2. Tabel Luas Hunian Hotel Butique ... 89

3. Fortopolio Perancangan Arsitektur 6 ... 93

4. Fortopolio Perancangan Arsitektur 6 ... 94

5. Fortopolio Perancangan Arsitektur 6 ... 95

6. Fortopolio Perancangan Arsitektur 6 ... 96

7. Fortopolio Perancangan Arsitektur 6 ... 97

(15)

xv

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Revitalisasi kawasan Labuhan Deli tidak terlepas dari sejarah perkembangan kota Medan di masa lalu. Peninggalan aset sejarah berupa bangunan maupun tempat bersejarah merupakan potensi yang membuat Labuhan Deli patut untuk direvitalisasi sebagai Urban Heritage Tourism. Peninggalan heritage berupa deretan ruko cina, Masjid Al-Oesmani, Vihara dan lahan yang dulunya merupakan kerajaan Melayu Deli merupakan magnet/penarik wisatawan untuk mengunjungi Labuhan Deli. Tak hanya itu, Sungai Deli sebagai juga dikembangkan menjadi Waterfront. Dengan kemudahan aksesbilitas (Jalur kereta api dan jalan tol), maka Labuhan Deli dapat ditempuh dengan mudah dan cepat. Sebagai salah satu tempat tujuan wisata Kota Medan, maka Labuhan Deli memerlukan tempat penginapan(hotel) yang mampu menampung wistawan yang akan menginap. Adapun area peruntukan hotel ditetapkan di area yang dilewati oleh aliran Sungai Deli. Hotel butik tersebut beroerientasi/menghadap ke sungai (Riverfront Architecture). Tema yang dipilih ialah Discovering Lost Treasure. Labuhan Deli yang dulunya Ibu Kota Medan, merupakan pelabuhan mancanegara dan juga pusat Kerajaan Kesultanan Melayu Deli namun kemansyuran dan karakteristik melayu yang melekat sekarang sudah memudar atau bahkan

“hilang”. Labuhan Deli ibaratkan sebuah harta yang berharga (dulunya). Oleh

sebab itu, hasil rancangan nantinya diharapkan mampu mengembalikan jati diri/karakter melayu dengan menawarkan konsep perkampungan melayu. Adapun pendekatan aristektur yang digunakan ialah Arsitektur Neo-Vernakular. Dengan konsep dan pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular diharapkan mampu mengembalikan karakter atau jati diri Labuhan Deli (harta berharga yang hilang tersebut).

(16)

xvi

Universitas Sumatera Utara ABSTRACT

The revitalization of Labuhan Deli is inseparable from the history of the development of Medan in the past. Heritage assets such as the building's history and historic sites have the potential to make Labuhan Deli deserves to be revitalized as an Urban Heritage Tourism. Heritage relics of a row of china shophouses, Al-Oesmani Mosque, Chinese temple (Siu Sian Kiong) and the land that was once a Malay Deli Kingdom is a magnet/towing tourists to visit Labuhan Deli. Not only that, as the Deli River also developed into Waterfront. With the ease of accessibility (railway and motorway), then Labuhan Deli can be reached easily and quickly. As one tourist destination of Medan, the Labuhan Deli requires venue (hotel) which can accommodate tourists who will stay. As for the designation area hotel set in an area crossed by Deli River. The boutique hotel will orient to the river (Riverfront Architecture).The selected theme is Discovering Lost Treasure. Labuhan Deli, which was once the capital of Medan, the International Port and the center of the Kingdom Malay Deli, but its fame and characteristics inherent wilt now faded or even "disappeared". Labuhan Deli is considered as a precious treasure (past). Therefore, the design is expected able to restore the identity/characters Malay by offering the concept of Malay village. The approach architecture is Neo-Vernacular Architecture. With the concept and Neo-Vernacular Architecture approach is expected to restore the character or identity of Labuhan Deli (the lost treasure).

(17)

1 Universitas Sumatera Utara PROLOG

Kawasan atau bangunan yang memiliki nilai sejarah merupakan aset negara baik dari segi budaya, sosial maupun ekonomi. Kepentingan pemerintah Belanda dalam bidang perkebunan mempengaruhi pertumbuhan Kota Medan (Nurhamidah, 2004). Maka dari itu, bangunan bersejarah di Medan merupakan peninggalan kolonial Belanda. Namun, selain pengaruh kolonial Belanda, Kota Medan juga memiliki sejarah etnis lokal yang mempengaruhi perkembangannya. Suku Batak dan Melayu juga turut mempengaruhi perkembangan Kota Medan dan meninggalkan jejak-jejak sejarah yang meliputi bangunan maupun kawasan bersejarah.

Urban Planning tidak terlepas dari perubahan, yang berlandaskan dari

time line masa lalu, pemahaman dari masa sekarang, dan penafsiran dari masa

depan (Damayanti dan Handinoto, 2005). Apabila perencanaan kota tidak sesuai akibatnya masyarakat akan kehilangan jati dirinya. Dan inilah yang sedang dialami beberapa kawasan di Medan khusunya Labuhan Deli. Pencapaian Pembangunan yang berkelanjutan sangat diharapkan dengan adanya perencanaan kota yang sesuai dengan karakteristik//identitas kota tersebut.

(18)

Universitas Sumatera Utara keanekaragaman hayati dan sistem pendukung kehidupan". Menurut Gartner (1996); pengembangan pariwisata berkelanjutan memenuhi kebutuhan wisatawan saat ini dan daerah yang dikunjungi sekaligus melindungi dan meningkatkan peluang untuk masa depan. Menurut Herbert, Prentice, dan Thomas, (1989) mendefinisikan produk pariwisata berkelanjutan yang dioperasikan selaras dengan lokal lingkungan, masyarakat, dan budaya. Ide perencanaan pariwisata berkelanjutan telah menjadi pusat fokus karena peningkatan luas dalam ukuran dan besarnya investasi pariwisata dan peningkatan wisatawan pengunjung ke daerah-daerah alami.

Dalam hal ini, tema yang dipilih ialah Discovering Lost Treasure yang diartikan sebagai menemukan harta berharga/jati diri yang hilang. Dengan mempelajari sejarah Labuhan Deli (yang akan dibahas pada Bab 1) maka permasalahan yang timbul ialah bagaimana cara mengembalikan harta/jati diri tersebut. Sejarah yang melekat pada Labuhan Deli dijadikan sebagai landasan/pijakan dalam rencana pengembangan kawasan tersebut.

(19)

xv

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Revitalisasi kawasan Labuhan Deli tidak terlepas dari sejarah perkembangan kota Medan di masa lalu. Peninggalan aset sejarah berupa bangunan maupun tempat bersejarah merupakan potensi yang membuat Labuhan Deli patut untuk direvitalisasi sebagai Urban Heritage Tourism. Peninggalan heritage berupa deretan ruko cina, Masjid Al-Oesmani, Vihara dan lahan yang dulunya merupakan kerajaan Melayu Deli merupakan magnet/penarik wisatawan untuk mengunjungi Labuhan Deli. Tak hanya itu, Sungai Deli sebagai juga dikembangkan menjadi Waterfront. Dengan kemudahan aksesbilitas (Jalur kereta api dan jalan tol), maka Labuhan Deli dapat ditempuh dengan mudah dan cepat. Sebagai salah satu tempat tujuan wisata Kota Medan, maka Labuhan Deli memerlukan tempat penginapan(hotel) yang mampu menampung wistawan yang akan menginap. Adapun area peruntukan hotel ditetapkan di area yang dilewati oleh aliran Sungai Deli. Hotel butik tersebut beroerientasi/menghadap ke sungai (Riverfront Architecture). Tema yang dipilih ialah Discovering Lost Treasure. Labuhan Deli yang dulunya Ibu Kota Medan, merupakan pelabuhan mancanegara dan juga pusat Kerajaan Kesultanan Melayu Deli namun kemansyuran dan karakteristik melayu yang melekat sekarang sudah memudar atau bahkan

“hilang”. Labuhan Deli ibaratkan sebuah harta yang berharga (dulunya). Oleh

sebab itu, hasil rancangan nantinya diharapkan mampu mengembalikan jati diri/karakter melayu dengan menawarkan konsep perkampungan melayu. Adapun pendekatan aristektur yang digunakan ialah Arsitektur Neo-Vernakular. Dengan konsep dan pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular diharapkan mampu mengembalikan karakter atau jati diri Labuhan Deli (harta berharga yang hilang tersebut).

(20)

xvi

Universitas Sumatera Utara ABSTRACT

The revitalization of Labuhan Deli is inseparable from the history of the development of Medan in the past. Heritage assets such as the building's history and historic sites have the potential to make Labuhan Deli deserves to be revitalized as an Urban Heritage Tourism. Heritage relics of a row of china shophouses, Al-Oesmani Mosque, Chinese temple (Siu Sian Kiong) and the land that was once a Malay Deli Kingdom is a magnet/towing tourists to visit Labuhan Deli. Not only that, as the Deli River also developed into Waterfront. With the ease of accessibility (railway and motorway), then Labuhan Deli can be reached easily and quickly. As one tourist destination of Medan, the Labuhan Deli requires venue (hotel) which can accommodate tourists who will stay. As for the designation area hotel set in an area crossed by Deli River. The boutique hotel will orient to the river (Riverfront Architecture).The selected theme is Discovering Lost Treasure. Labuhan Deli, which was once the capital of Medan, the International Port and the center of the Kingdom Malay Deli, but its fame and characteristics inherent wilt now faded or even "disappeared". Labuhan Deli is considered as a precious treasure (past). Therefore, the design is expected able to restore the identity/characters Malay by offering the concept of Malay village. The approach architecture is Neo-Vernacular Architecture. With the concept and Neo-Vernacular Architecture approach is expected to restore the character or identity of Labuhan Deli (the lost treasure).

(21)

3 Universitas Sumatera Utara BAB I

TREASURE HUNTERS

Sesuai dengan tugas yang diemban dalam Studio Perancangan Arsitektur 6 (enam) yaitu revitalisasi berbasis pengembangan kawasan multi-fungsi terpadu dengan tema simbiosis berkelanjutan (Symbiosis Sustainability). Dalam kesempatan ini, kawasan yang diajukan oleh kelompok 2 (dua) ialah revitalisasi kawasan kota lama Labuhan Deli yang termasuk Masjid Al-Oesmani, deretan ruko lama, stasiun labuhan dan area tepi Sungai Deli sebagai pusat destinasi pariwisata Sumatea Utara.

Pengembangan Labuhan Deli menjadi Urban Heritage Tourism bertujuan sebagai sarana pendidikan dan rekreasi masyarakat, aktivitas ini sekaligus pula sebagai sarana pelestarian kekayaan Labuhan Deli itu sendiri. Selain itu, pengembangan ini dapat meningkatkan pendapatan kota, untuk meningkatkan nilai pariwisata di Kota Medan serta dapat memperkenalkan bangunan bersejarah kota Medan (Kristiningrum, 2014).

Pengembangan pariwisata Labuhan Deli memerlukan alternatif yang berbasis pada pengetahuan dan pengalaman dalam upaya menemukan nilai-nilai penghidupan (livelihood/economy), kehidupan (social), kemanusiaan (human/Well-being), kesemestaan alam (nature) dan ketuhanan. Menurut

(22)

Universitas Sumatera Utara

konsep dan arah pembangunan yang berkelanjutan diperlukan konsep Compass of

Sustainability dikenal adanya Empat Penjuru Mata Angin (gambar 1.1).

Arah utara (North) dikaitkan dengan keselarasan alam (Nature), arah timur

(East) dikaitkan dengan perkembangan ekonomi, arah selatan (South) berkaitan

dengan pengembangan sosial dan demikian pula arah barat (West) dikaitkan

dengan pentingnya membangun kehidupan manusia dalam kesejahteraan dan

keseimbangan spiritualitas (Well-being).

Gambar 1.1: Compass of Sustainability

Sumber: AtKisson Groupe International (2006) dalam Baiquni (2009)

(23)

5

Universitas Sumatera Utara Pencapaian Pembangunan yang berkelanjutan sangat diharapkan dengan adanya perencanaan kota yang sesuai dengan karakteristik kota tersebut karena aspek kontuinitas merupakan aspek yang terpenting dalam pembentukan identitas suatu tempat (Breakwell, 1985; Twigger-Ross & Uzzel, 1996 dalamGinting dan Wahid, 2014). Adanya aspek kontinuitas dapat membantu keberlanjutan/kontinuitas, membentuk kembali dan mempertahankan identitas tempat, misalnya; kehadiran sebuah bangunan lama yang keberadaannya dapat membantu kita mengingat atau memutar kembali memori (Lalli, 1992 dalam Ginting dan Wahid, 2014).

Pembangunan berkelanjutan ini sendiri bertujuan untuk mencapai berbagai hal, yaitu keberlanjutan sosial, lingkungan, ekonomi, politik dan pertahanan dan keamanan (Suweda, 2011). Dalam aspek sosial bertujuan untuk mengetaskan kemiskinan dan kelaparan, menjamin kesehatan, memberikan pendidikan yang layak, dan memenuhi kebutuhan pokok (makanan, air, perumahan). Sementara dalam aspek ekonomi bertujuan untuk menyediakan lapangan pekerjaan, mengembangkan ekonomi lokal, dan juga meningkatkan produktivitas kota. Dan dalam aspek lingkungan bertujuan untuk preservasi budaya, pengolahan limbah, efisiensi penggunaan lahan dan energi.

Singapura merupakan salah satu negara pelopor di kawasan Asia Tenggara dalam pengembangan Heritage Tourism. Di tahun 1970-an, Singapura mengalami economic boom (Teo dan Huang, 1995). Bangunan-bangunan bergaya modern

(24)

Universitas Sumatera Utara Ketika harga minyak bumi anjlok, bergulirlah wacana pengembangan kepariwisataan yang berpijak pada heritage sebagai dasarnya.

Akhirnya, pada tahun 1984 disepakatilah pengembangan konsep heritage tourism berupa rekonstruksi, renovasi, dan restorasi dari kawasan-kawasan

bersejarah di Singapura (Teo dan Huang, 1995). Ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi terhadap kebudayaan asli daerah, dan juga sebagai tempat wisata. Selain mendapatkan keuntungan dari segi pelestarian budaya dan sejarah, Singapura mendapatkan lonjakan wisatawan yang cukup tajam di tengah muramnya pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara pada masa itu (Teo dan Huang, 1995).

Belajar dari permasalahan yang sama dengan Singapura. Medan juga memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan urban heritage tourism. Sebagai kota dengan sejarah yang cukup panjang, Medan memiliki koleksi bangunan-bangunan bersejarah dalam jumlah yang relatif banyak. Salah satu yang cukup menyumbang bangunan bersejarah ialah Labuhan Deli.

(25)

7

Universitas Sumatera Utara Gambar 1.2: Kota Labuhan Saat Menjadi Ibukota Kerajaan Deli

Sumber: Roestam Thaib dkk., 50 tahun Kotapradja Medan, Medan: Djawatan Penerangan Kotapradja I – Medan, 1959, hal. 38

Bandar ini sudah menjadi pelabuhan sungai yang merupakan jembatan penghubung antara Sumatera Timur dengan Pantai Melayu jauh sebelum Belanda menguasai Deli (Ratna, 2006). Pelabuhan ini dapat menampung kegiatan ekspor-impor barang-barang dagangan dari dan keluar Labuhan Deli (gambar 1.3). Adapun barang-barang yang diekspor ialah kapur barus, lada, beras, tembakau, emas dan hasil-hasil hutan. Sementara barang-barang yang impor yang masuk seperti tekstil, senapan, mesin, barang pecah belah, dan candu.

(26)

Universitas Sumatera Utara Perkembangan Labuhan Deli tidak terlepas dari ikatan perjanjian antara Sultan Deli dengan Belanda padatahun 1862 dan kehadiran sektor pelabuhan di Labuhan Deli pada tahun 1863 (Ratna, 2006). Adanya penanaman tembakau di hulu Labuhan Deli yang pertama oleh Neinhuys menarik pengusaha bangsa-bangsa Eropa ikut membuka usaha tanaman keras seperti kelapa, buah pala, dan tembakau. Dengan itu, sebagai Ibukota Kerajaan Deli lebih dulu berkembang dari Medan dijadikan Belanda sebagai basis kekuatan pemerintahannya dengan menempatkan rumah kontrolir pertama di Labuhan Deli (gambar 1.4).

Gambar 1.4: Rumah Kontrolir I Belanda di Labuhan Deli (1865)

Sumber: Tengku Luckman Sinar, Sejarah Medan Tempo Doeloe, Medan Perwira,

2001, hal. 28

(27)

Al-9

Universitas Sumatera Utara Oesmani ini menjadi bangunan permanen. Menurut Yenni (1999) dalam Ratna (2006), desain masjid ini dipengaruhi oleh arsitektur Moorish (gambar 1.5).

Gambar 1.5: Masjid Labuhan Deli Tahun 1875 Sumber: Luckman Sinar, Ibid., hal. 65

Seiring dengan berkembangnya industri perkebunan, Medan-pun berangsur-angsur ikut berkembang (Ratna, 2006). Dengan perpindahan kantor Neinhuys ke Medan pada tahun 1869 karena pertimbangan letak Medan yang lebih tinggi dari Labuhan Deli sehingga terhindar banjir, lalu disusul dengan pemindahan kedudukan Asisten Residen Belanda pada tahun 1879 dan dijadikan Medan sebagai ibukota Residen Sumatera Timur pada tahun 1887 serta pemindahan pusat pemerintahan Kerajaan Deli pada tahun 1891 membuat peranan Labuhan Deli berangsur-angsur mengalami kemunduran.

(28)

Universitas Sumatera Utara pengaruh pada kawasan sekitar seperti halnya deretan ruko-ruko cina di Labuhan Deli yang menjadi tempat judi dan juga kegiatan prostitusi. Sehingga Labuhan Deli yang dulu terkenal di mancanegara sudah mulai dilupakan orang.

Menyadari akan besarnya potensi Labuhan Deli yang di masa lalu sebagai pusat Kota Medan yang memiliki peranan dan pengaruh yang besar, maka perlu adanya penanganan khusus terkait perencanaan dan peraturan kota terkait perkembangan kawasan tersebut. Namun nyatanya sekarang Labuhan Deli merupakan salah satu area dimana karakteristiknya sudah memudar (Ratna, 2006). Ditambah pula Image buruk Labuhan Deli/kawasan Medan Utara yang melekat menambah hilangnya karakteristik Labuhan Deli yang sedia kala merupakan pelabuhan dan Pusat Kerajaan Melayu Deli.

Menurut Baiquni (2009), Pengembangan pariwisata memerlukan tiga hal

berkaitan dengan akses, atraksi dan amenitas dikenal dengan Triple A (Access,

Attraction and Amenity). Adapun strategi-strategi pengembangan Labuhan Deli yaitu dengan menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang urban heritage tourism tersebut. Fasilitas-fasilitas yang direncanakan sesuai dengan Urban

(29)

11

Universitas Sumatera Utara Gambar 1.6: Master Plan Urban Design Guide Kawasan Kajian

(30)

Universitas Sumatera Utara Diharapkan dengan adanya rencana penyediaan fasilitas-fasilitas tersebut dapat mengembangkan kawasan Labuhan Deli sebagai kawasan wisata budaya dan mengembalikan karakteristik Labuhan Deli yang dulunya melekat. Jika pengembangan Labuhan Deli ini berhasil maka 3 (tiga) dimensi aspek pembangunan berkelanjutan dapat terpenuhi yaitu aspek keberlajutan sosial, ekonomi dan lingkungan. Maka terjadinya proses simbiosis berkelanjutan. Bangunan peninggalan sejarah dan kebudayaan setempat tetap terjaga serta pihak-pihak yang bersangkutan juga akan mendapatkan profit/keuntungan.

(31)

13 Universitas Sumatera Utara BAB II

THE SPARKLING YELLOW

Studi lapangan dilakukan guna mendapatkan informasi yang akurat. Kawasan kajian yang akan dirancang berada di Jalan Yos Sudarso Km. 12 Kec. Medan Labuhan, Kelurahan Pekan Labuhan (gambar 2.1). Kecamatan Medan Labuhan memiliki luas wilayah 36,67 km2.

Gambar 2.1: Kawasan Kajian yang Akan Dirancang

(32)

Universitas Sumatera Utara Pada lahan yang menjadi icon Labuhan ialah Vihara Siu Sian Kiong dengan arsitektur Tionghoa dan Masijd Al-Oesmani dengan ciri khas Melayu secara dominan. Kemegahan Melayu Deli di Labuhan Deli yang tersisa hanya dapat dilihat dari satu-satunya peninggalan Melayu yaitu Masjid Labuhan Deli, yang merupakan masjid tertua di Kota Medan (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, 2010).

Renovasi dan pengembangan masjid pada tahun 1870 yang dipimpin oleh aristek asal jerman yaitu GD Langereis dengan mengubah kayu menjadi bangunan permanen. Perpaduan gaya arsitektur empat budaya yaitu pintu masjid bergaya cina, lengkungan dan ornamen yang khas Timur Tengah, dan kubah masjid bersegi delapan merupakan khas India dan ornamen-ornamen masjid yang khas dengan Melayu. Sekarang masjid ini masih kukuh berdiri dengan balutan warna kuning dan hijau, yang merupakan warna kebesaran Melayu yang menyimbolkan kemuliaan dan kemegahan (gambar 2.2).

(33)

15

Universitas Sumatera Utara Ada beberapa akses untuk memasuki masjid yaitu melalui tiga pintu besar dan tiga pintu kecil. Pada sisi kiri, kanan, dan depan masjid terdapat area pemakaman Sultan Osman Perkasa Alam (sultan yang membangun Masjid Al-Oesmani) dan Sultan Mahmud Perkasa Alam, tiga sultan Deli sebelumnya juga dimakamkan di sini, yakni Tuanku Panglima Pasutan (Sultan ke-4), Tuanku Panglima Gandar Wahid (Sultan ke-5), dan Sultan Amaluddin Perkasa Alam (Sultan ke-6). Selain makam sultan, kerabat Sultan, masyarakat umumpun dimakamkan di area masjid ini.

Tepat dibelakang masjid terdapat rumah dengan bercirikan arsitektur Melayu terlihat pada penggunaan ornamen khas Melayu (lebah begantung pada atap, kunda kencana pada ventilasi atap, dan terali biola sebagai railing), jendela krepyak dan pintu yang tinggi, dan panggung. Rumah ini sekarang merupakan rumah nazir Masjid Al-Oesmani (gambar 2.3).

(34)

Universitas Sumatera Utara Sementara itu tepat di seberang Masjid Al-Oesmani yang dulunya merupakan pusat Kerajaan Kesultanan Melayu Deli, sekarang sudah ditempati Sekolah YASPI SD, SMP, dan juga SMA (gambar 2.4).

Gambar 2.4: Area Kerajaan yang Sekarang menjadi Sekolah

(35)

17

Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5: Perumahan Penduduk

Pada tepi Sungai Deli yang berlokasi di dekat kawasan kajian, banyak sampah yang menumpuk di sepanjang dasar sungai dan juga tanggul. Area sungai semakin lama semakin menyempit karena endapan lumpur (gambar 2.6).

Gambar 2.6: Panorama Area Sekitar Sungai Deli

(36)

Universitas Sumatera Utara Menelaah pernyataan tersebut, ketiga elemen perancangan kota pada kawasan Labuhan Deli belum mencapai sustainability. Manusia/masyarakat belum memiliki kesadaran untuk menjaga bangunan dan lingkungan. Padahal bangunan yang tidak terawat dan tertata akan berdampak pada lingkungan dan juga manusia.

Dalam arahan struktur ruang Rencana Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara tahun 2006–2025, Kota Medan termasuk dalam hierarki pusat pelayanan primer, yaitu pusat yang melayani wilayah Provinsi Sumatera Utara, wilayah Sumatera bagian Utara dan wilayah nasional/internasional yang lebih luas. Pengembangan Kota Medan dan sekitarnya sebagai pusat pelayanan primer ‘A’

diarahkan sebagai pusat aktivitas sekunder dan tersier bagi Provinsi Sumatera Utara (gambar 2.7).

Gambar 2.7: Peta Pengembangan Medan Sumber: RTRWP Sumatera Utara 2006–2025

(37)

19

Universitas Sumatera Utara Dengan adanya rencana pengembangan Kota Medan dalam Rencana Struktur Ruang Kota Medan 2008-2028, sistem pusat pelayanan Kota Medan direncanakan terdiri atas 2 (dua) pusat primer, yaitu satu Pusat Primer di Utara dan 1 (satu) Pusat Primer di Pusat Kota dan didukung oleh 8 (delapan) Pusat Sekunder yang sekaligus juga sebagai Pusat-pusat BWK. Pusat Primer Utara Kota Medan, terletak di antara Kecamatan Medan Labuhan dan Medan Marelan, tepatnya disekitar Mesjid Raya Labuhan (Masjid Al-Oesmani), Kelurahan Pekan Labuhan (gambar 2.8).

Gambar 2.8: Rencana Struktur Ruang Kota Medan 2008-2028 Sumber: Rencana Tata Ruang Kota 2008-2028

(38)

Universitas Sumatera Utara stasiun menjadi TOD (Transit Oriented Development). Dengan dibukanya jalur kereta api (penumpang) dari/ke Labuhan Deli bertujuan untuk membuka akses ke Kecamatan Medan Labuhan. Stasiun kereta api di Labuhan dikembangkan dan dioptimalkan sebagai sarana transportasi darat dan pelayanan berskala regional (gambar 2.9).

Gambar 2.9:Aksesbilitas dari/ke Labuhan Deli

(39)

21

Universitas Sumatera Utara Selain itu, pengembangan Belawan sebagai pelabuhan bertaraf internasional juga berdampak kepada Labuhan Deli, mengingat jaraknya yang dekat. Belawan dijadikan sebagai salah satu pintu masuk/gerbang bagi para turis untuk datang berkunjung ke Medan (gambar 2.9). Kemudahan aksesbilitas dari/ke Labuhan Deli berpengaruh terhadap pengembangan Labuhan Deli sebagai tempat sestinasi wisata.

Sementara itu jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di Sumatera Utara melalui 3 (tiga) pintu masuk pada bulan Februari 2015 mencapai 21.820 orang. Wisman dari Negara Malaysia merupakan yang terbesar yaitu sebanyak 11.917 orang atau 54,62 persen dari total wisman yang berkunjung ke Sumatera Utara (Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2015). Maka sasaran utama pengunjung yang nantinya akan berkunjung di Labuhan ialah pengunjung dari Malaysia dan pengunjung domestik yang berasal dari Aceh.

Dalam konteks Labuhan Deli, aset budaya dalam pengembangan heritage tourism ialah fisik bangunan Masjid Al-Oesmani, Vihara Siu Sian Kiong dan

deretan peninggalan ruko cina yang telah dipugar; dan adat istiadat dan seni budaya Melayu dan Tionghoa. Di samping itu, sejarah kawasan dari adat istiadat, seni budaya masyarakat maupun sejarah kawasan juga merupakan aset budaya yang sifatnya intangible atau tak benda.

(40)

Universitas Sumatera Utara Selain itu, ada juga kunjungan ziarah ke makam Sultan di area Masjid Al-Oesmani dan juga pusat kuliner yang direncanakan di sepanjang area peninggalan ruko cina (gambar 2.10).

Gambar 2.10: Aktivitas Publik di Kawasan Kajian Sumber: Urban Design Guideline Kawasan Kajian

Seperti di Singapura, pada setiap Ramadhan diadakan event penyambutan Hari Raya Aidil Fitri di Geylang. Di sepanjanga jalan Geylang dipenuhi dengan lampu warna-warni. Di sepanjang jalan dijajakan bazaar yang menawarkan berbagai makanan khas Melayu dan Arab (gambar 2.11).

ACARA KEAGAMAAN, KUNJUNGAN WISATA

ACARA KEAGAMAAN, ZIARAH, KUNJUNGAN

(41)

23

Universitas Sumatera Utara Gambar 2.11: Event Hari Raya Light Up and Celebrations di Singapura

Sumber: www.skyscanner.co.id

Event-event yang diadakan seperti di Singapura ini sangat menarik wisatawan untuk datang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan berbagai aset budaya jika dilakukan secara integritas dan komprehensif dapat menjadi tempat pariwisata yang menarik sehingga menjadi magnet penarik wisatawan atau touris untuk mengunjungi Labuhan Deli. Dengan penambahan aktivitas-aktivitas publik ini, dapat menarik wisatawan untuk berkunjung lebih lama di Labuhan Deli. Dengan terpenuhnya Triple A (Access, Attraction and Amenity) di Labuhan,

maka Labuhan Deli dapat menjadi salah satu pusat destinasi wisata Sumatera Utara.

(42)

Universitas Sumatera Utara Gambar 2.12: Skenario Destinasi Wisatawan Sumatera Utara

Berdasarkan gambar 2.12, pengunjung masuk melalui Bandara Kuala Namu/ Pelabuhan Belawan. Lalu dapat menggunakan jalur kereta api, tol maupun jalan raya untuk menuju dari satu destinasi ke destinasi lainnya. pada skenario tersebut, direncanakan pengunjung datang ke Labuhan Deli selama sehari semalam. Dengan begitu maka diperlukan/dibutuhkan tempat penginapan atau hotel (lampiran 3a).

(43)

25

Universitas Sumatera Utara Gambar 2.13: Cakupan Area yang Akan Dirancang (warna merah)

Sumber: Urban Design Guideline Kawasan Kajian

(44)

26

Ada beberapa pertimbangan penentuan hotel yang akan dirancang. Salah satunya yaitu kapasitas yang mampu ditampung hotel butik relatif kecil, yaitu kapasitas 50 kamar di area pinggiran atau 150 kamar di daerah perkotaan. Mengingat site/tapak yang diperuntukkan hotel relatif kecil dan berada di pinggiran pusat kota Medan maka hotel butik yang sesuai dengan kebutuhan. Sementara itu dengan adanya rencana pemerintah untuk mengembangan area sungai sebagai waterfront, maka hotel ini nantinya juga akan menawarkan beberapa cottage yang akan berorientasi ke sungai (lampiran 3b).

(45)

27

Universitas Sumatera Utara maka hotel butik diharapkan mampu memperkenalkan tema (adat melayu) mengingat adanya Masjid Al-Oesmani dan tapak Kerajaan Melayu Deli. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka hotel yang sesuai ialah hotel butik.

Mengingat dulunya terdapat Istana Kesultanan Melayu Deli (seberang Masjid Al-Oesmani), dalam upaya mengangkat kembali sejarah silam, maka pada tapak tersebut akan dibangun sebuah replika dari Kerajaan Melayu Deli tersebut. Dengan penyediaan aktivitas-aktivitas publik yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka publik untuk acara keagamaan Buddha yang diselenggarakkan vihara dan acara keagamaan islam oleh pihak Masjid Al-Oesmani maka diperlukan suatu tempat/open space untuk menampung kegiatan tersebut yang berupa plaza.

Sementara di sekitar masjid, akan disediakan pondok-pondok pengajian berupa gazebo. Dengan adanya pondok-pondok tersebut maka pengunjung juga bisa melihat kegiatan mengaji terebut.

Dengan adanya kegiatan-kegiatan publik maka akan tercipta aspek kontinuitas yang membentuk kembali dan mempertahankan identitas tempat, misalnya; kehadiran sebuah bangunan lama yang keberadaannya dapat membantu kita mengingat atau memutar kembali memori (Lalli, 1992 dalam Ginting dan Wahid, 2014).

(46)

Universitas Sumatera Utara Bangkok, tepatnya di tepi Sungai Chao Praya, dekat Jembatan Krung Thon di area bersejarah Dusit.

Seperti yang dilangsir pada web thesiamhotel.com, hotel ini dirancang oleh arsitek yang diakui dunia, desainer interior/landscape Bill Bensley. Hotel ini menampilkan perpaduan antara tradisional Thailand dan modern. Rumah antik Jim Thompson (rumah tradisional Thailand) di dalam site digunakan untuk Pool Villa pribadi dan restoran Thailand (Gambar 3.1).

Gambar 3.1: Eksterior The Siam Hotel Sumber: thesiamhotel.com

(47)

29

Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2: Ilustrasi 3d The Siam Hotel terhadap Sungai

Sumber: thesiamhotel.com

Tepian sungai dijadikan tempat untuk bersantai dan menikmati santapan sajian restoran (gambar 3.3). pengunjung dapat menikmati santapan restoran dengan suasana rumah tradisional Thailand.

Gambar 3.3: Suasana Pinggir Sungai Sumber: thesiamhotel.com

(48)

Universitas Sumatera Utara Lalu disediakan pula screen room yang memutar film-film documentary Thailand (gambar 3.4).

Gambar 3.4: Suasana Screen Room Sumber: thesiamhotel.com

Nilai positif yang dapat diambil dari the Siam Hotel ialah hotel ini dirancang berorientasi ke sungai. Selain itu, hotel juga memperkenalkan budaya Thailand kepada pengunjung hotel melalui fasilitas yang ditawarkan pada hotel.

Studi banding selanjutnya ialah Angkor village. Seperti pada web yang dilangsir pada angkorvillage.com, Angkor village terletak di Kamboja, Provinsi Siem Reap. Kompleks Angkor village terdiri dari Angkor village hotel dan juga Angkor village resort (gambar 3.5). Angkor village berada di dekat Sungai Siem

(49)

31

Universitas Sumatera Utara Gambar 3.5: Lokasi Angkor Village

Sumber: angkorvillage.com

Angkor village hotel terleak di area kolonial tua. didekorasi dengan seni

tradisional Kamboja. Design eksterior hotel terinsppirasi dari rumah tradisional Kamboja dengan bungalow-bunglow yang terbuat dari kayu. Hotel ini sangat menyatu dengan alam (gambar 3.6).

Gambar 3.6: Eksterior Angkor Village Hotel Sumber: angkorvillage.com

Hotel butik ini dirancang dengan kolam teratai, pohon pisang, pohon palem, dan juga tanaman hijau yang mengelilinginya. Dengan mayoritas kamar

Angkor village hotel

(50)

Universitas Sumatera Utara mereka menghadap kolam teratai yang indah dan kebun, Angkor Village Hotel memiliki suasana yang menyegarkan (gambar 3.7).

Gambar 3.7: Suasana Angkor Village Hotel Sumber: angkorvillage.com

Kamar pada hotel ini berorientasi ke view kolam teratai, kolam renang, dan juga taman. Furniture kamar dan nuansa kamar juga didekorasi dengan gaya kamboja (gambar 3.8).

(51)

33

Universitas Sumatera Utara Restoran dipisahkan dari bangunan induk hotel. Dengan material kayu dan terbuka menjadikan suasan restoran hangat dan juga menyatu dengan alam sekitar (gambar 3.9).

Gambar 3.9: Interior Restoran Sumber: angkorvillage.com

Selanjutnya ialah Angkor village resort yang masih satu property dengan Angkor village hotel. Angkor village resort terletak di ujung area Angkor

Archaeological Park (gambar 3.10). Arsitektur Khmer kayu menyatu harmonis

(52)

Universitas Sumatera Utara Gambar 3.10: Pintu Masuk Angkor Village Resort

Sumber: angkorvillage.com

Desain eksterior Angkor Village Resort terinspirasi oleh arsitektur tradisional Kamboja. Semua cottage menawarkan pemandangan indah dengan view ke taman dan kolam renang. Kolam renang unik dengan panjang 200 meter

seperti sungai membentang di sepanjang pohon-pohon yang subur.

(53)

35

Universitas Sumatera Utara Kolam renang bukan saja dimanfaatkan untuk berenang, tetapi juga sebagai jalur untuk para pegawai/karyawan resort untuk menjajakan makanan maupun minuman khas Khmer. (gambar 3.12)

Gambar 3.12: Kolam Renang Sumber: angkorvillage.com

Di restauran tidak hanya disajikan makanan tetapi juga tarian pertunjukan kebudayaan Khmer (gambar 3.13). selain itu, tersedia juga kelas memasak untuk para pengunjung hotel dalam rangka memperkenalkan masakan khas Khmer.

Gambar 3.13: Pertunjukan Tarian Kebudayaan Khmer di Restoran Sumber: angkorvillage.com

(54)

Universitas Sumatera Utara Khmer kepada pengunjung melalui makanan, tarian, pakaian, dan juga arsitektur. Bangunan hotel dan juga kamar didekorasi dengan arsitektur tradisional khas Kamboja. Selain itu Angkor village juga menawarkan tour berkeliling dengan gajah (gambar 3.14).

Gambar 3.14 : Tour Berkeliling dengan Gajah Sumber: angkorvillage.com

Pada kasus replika istana, studi banding proyek sejenis yang dibahas ialah Replika Kesultanan Melayu Melaka, Malaysia.

(55)

37

Universitas Sumatera Utara Dibangun di kaki Bukit St. Paul dan dekat dengan kota A Famosa, museum yang dibuka pada tahun 1986 ini dibangun dengan kayu cengal dan berlian dari Sarawak serta dikatakan dibangun tanpa menggunakan paku.

Bangunan tiga tingkat ini juga memuatkan lebih 1,300 artifak seperti tengkolok dan kelengkapan diraja, senjata, barangan kemas serta figura-figura yang merakamkan peristiwa sejarah dan lagenda Melayu seperti pertempuran Hang Tuah dan Hang Jebat, pakaian tradisional dan kamar diraja. Selain struktur bangunan dibuat mirip kepada istana Sultan Mansur Shah (ruang museum berisi Balai Beradu dan Balairung Seri) dan dihias dengan kerja-tangan Melayu dengan ukiran-ukiran awan larat di dinding dan tiangnya.

Gambar 3.16: Tampak Replika Istana

(56)

Universitas Sumatera Utara Sultan Mansur Shah, senjata Melayu, pakaian perkawinan tradisional Melayu, barangan kemas dan barangan loyang.

Hal positif yang dapat diambil dari Replika Istana Kesultanan Melaka ialah bagaimana ruang-ruang yang ada pada istana dapat dimanfaatkan sebagai galeri serta penggunaan ornamen-ornamen Melayu pada bangunan replika tersebut.

Pada Urban design Guideline kawasan kajian, hotel dan cottage mengahadap ke Sungai Deli. Untuk cottage yang tidak dapat view ke sungai, orientasinya menghadap ke kolam renang, Kolam renang di buat di sepanjang cottage sebagai analogi aliran sungai.

(57)

39

Universitas Sumatera Utara Gambar 3.17: Detail Blockplan Hotel pada Urban Design Guideline

Sumber: Urban Design Guideline kawasan kajian

(58)

40 Universitas Sumatera Utara BAB IV

FOLLOWING THE “X-MARK”

Arsitektur tercipta karena ada kebutuhan, keamanan, dan juga demi tercapainya lingkungan yang kondusif. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, arsitektur berkembang menjadi keterampilan melalui proses uji coba dan improvisasi.

Menurut Vitruvius, arsitektur yang baik yaitu yang memiliki dimensi, “commodite, firmness dan delight” (fungsi, struktur dan estetika.). Delight

terbentuk dari estetika formal dan simbolik. Sementara commodite terbentuk karena perilaku spasial.

Setelah melakukan studi kasus proyek sejenis, maka langkah selajutnya ialah melakukan programming/program ruang. Programming merupakan besaran luas ruang yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pengguna hotel berdasarkan Neufert (1990). Programming dijadikan sebagai acuan/pedoman besaran luas ruang yang terdapat di hotel.

(59)

41

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam buku “Medan Dalam Angka

2008”, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota Medan antara

lain sebesar (Tabel 4.1).

Tabel 4.1: Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Sumatera Utara menurut 3 pintu masuk (Bandara Udara Polonia – Pelabuhan Laut Belawan –

Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan)

Tahun Jumlah wisatawan

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara, “Medan Dalam Angka 2009“

Dapat disimpulkan bahwa, rata-rata kenaikan wisatawan yang berkunjung ke kota Medan adalah sekitar dua ribu tujuh ratus orang.

(60)

Universitas Sumatera Utara mendatang. Adapun model matematika dari metoda linear ini antara lain (Tabel 4.2).

Pn = Po + na Dimana

Pn = jumlah wisatawan mancanegara pada tahun ke-n Po = jumlah wisatawan mancanegara pada tahun awal a = jumlah pertambahan tiap tahun

n = jumlah tahun proyeksi

Tabel 4.2: Proyeksi jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Medan

Tahun Jumlah wisatawan

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara, “Medan Dalam Angka 2009“

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik “Medan Dalam Angka 2009”,

(61)

43

Universitas Sumatera Utara Untuk wisatawan mancanegara : 17.38%

Untuk wisatawan nusantara : 82.62%

Tabel 4.3: Rata – rata Lama Menginap Tamu ( Mancanegara + Nusantara ) Pada Hotel /Akomodasi Lainnya Menurut Tahun dan Kelas Hotel di Kota Medan tahun

2005 – 2008 (Hari )

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Utara, “Medan Dalam Angka 2009“

Jadi, untuk wisatawan mancanegara yang menginap di hotel, pertahun pada tahun 2020 berjumlah :

17.38 % x 165.170 = 28.706,54 orang/tahun

Dengan mengambil asumsi bahwa hotel ini dapat mengakomodasi 30% dari jumlah wisatawan mancanegara dan domestik yang datang ke kota Medan dan menginap di hotel.

Jumlah wisatawan mancanegara yang menginap di hotel butik Labuhan Deli yaitu:

(62)

Universitas Sumatera Utara Jumlah wisatawan domestik yang menginap di hotel butik Labuhan Deli:

Jadi, total wisatawan mancanegara dan domestik yang berkunjung ke hotel butik Labuhan Deli pada tahun 2020 adalah :

orang/tahun

49.550,982 / 365= 135.75 ≈136 orang/hari

Jadi total wisatawan mancanegara maupun domestik yang berkunjung ke hotel butik Labuhan Deli pada tahun 2020 diasumsikan sebanyak 136 orang. Dengan memperkirakan satu kamar tamu hotel akan digunakan oleh 2 orang, maka jumlah kebutuhan kamar hotel adalah sebanyak 136/2 = 68 kamar.

(63)

45

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4: tipe kamar hotel

No. Tipe Luas(m2) Jumlah Ruang memperkenalkan Melayu pada pengunjung hotel tidak hanya pada desain bangunan tetapi juga dapat melalui seni, makanan, pakaian, dan adat istiadat. Maka fasilitas yang disediakan oleh hotel berupa butik, bakery, art shop. Selain itu terdapat 2 (dua) restoran yaitu coffee shop dan restoran lokal yang menyediakan masakan Melayu; fitness; spa dan sauna; dan juga function hall berkapasitas 50 orang (lampiran 2).

(64)

Universitas Sumatera Utara Jika luas perlantai hotel 924m2 dan terdiri dari 4 lantai ditambah dengan semi basement maka diperlukan 2 (lift) penumpang dengan kapasitas 10 orang dan 1 (satu) lift barang/servis (Juwana, 2005).

Sementara pada Replika Istana Melayu Deli yang berfungsi sebagai galeri harus menyesuaikan ruang-ruang yang biasanya terdapat pada istana. Istana Melayu pada umumnya terdapat Balairung. Balairung merupakan tempat berkumpulnya tamu-tamu raja. Selain itu, akan dipamerkan sejarah Labuhan Deli dan Sungai Deli pada masa lampau dalam bentuk diorama. Perhiasan, seni budaya, alat musik, pakaian, dan juga senjata khas Melayu Sumatera Timur akan dipamerkan juga.

(65)

47 Universitas Sumatera Utara BAB V

THE GUIDING COMPASS

Arsitektur vernakular menurut Paul Oliver dalam Encyclopedia of Vernacular

Architecture of the World (Suharjanto, 2011) merupakan arsitektur yang teridir dari

rumah-rumah rakyat dan bangunan lain, yang berhubungan erat dengan konteks

lingkungan dan sumber daya tersedia yang dimiliki, serta menggunakan teknologi

tradisional. Arsitektur vernakular dibangun untuk memenuhi kebutuhan spesifik dalam

upaya mengakomodasi nilai-nilai, ekonomi dan cara hidup budaya yang berkembang.

Area hotel dan cottage berkonsepkan suatu perkampungan Melayu dengan menggunakan pendekatan arsitektur Neo-Vernakular. Dengan adanya aliran sungai buatan di sepanjang hotel-cottage menciptakan kesan perumahan penduduk yang berada di pesisir sungai.

Jadi Neo-Vernakular memiliki arti yaitu neo yang merupakan bahasa yunani memiliki makna yang berarti baru dan vernakular yang merupakan bahasa latin yaitu vernaculus yang berarti asli.

(66)

Universitas Sumatera Utara Produk pada bangunan nantinya tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular, melainkan menampilkan karya baru.

Kebudayaan-kebudayaan Melayu meliputi tradisi yang berupa pola hidup keseharian, tarian dan seni budaya, makanan dan pakaian khas Melayu ditampilkan dalam bentuk arsitektur dan juga pola hidup di kawasan sekitar.

Dengan adanya penyedian open space, diharapkan mampu menampung aspirasi dan kreativitas yang diwujudkan dalam bentuk kebudayaan dan tradisi Melayu Deli khususnya dan juga Tionghoa.

Gambar 5.1: Open Space di Kawasan Kajian (warna merah) Sumber: Urban Design Guideline Kawasan Kajian

(67)

49

Universitas Sumatera Utara “response” akan berkembang secara seimbang dalam menghadapi derasnya arus

modernitas (Wiranto, 1999). Dalam hal ini, tradisi merupakan “guiding idea”, yaitu penghubung antara budaya dan peradaban. Dimana arsitektur merupakan suatu hasil dari suatu kebudayaan masyarakat.

Tradisi dan modernitas merupakan dua sisi mata uang, dimana keduanya menentukan nilai perubahan dalam suatu masyarakat (Wiranto, 1999). Tradisi berperan sebagai benteng dalam menghadapi arus modernitas yang terus berkembang seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi. Dengan memegang teguh kebudayaan dan tradisi, masayarakat mampu menghadapi modernitas tanpa harus kehilangan jati dirinya.

Dengan pengembangan konsep ini, diharapkan wisatawan yang akan berkunjung dapat merasakan atmosfir yang berbeda. Penyuguhan budaya dan tradisi dalam seni bina bangunan dan juga pola kehidupan tentunya menjadi magnet dalam menarik wisatawan untuk datang. Seiring dengan perkembangan jati diri Labuhan Deli, diharapkan dapat melahirkan kembali harta yang dulunya perna hilang.

(68)

Universitas Sumatera Utara Gambar 5.2: Blockplan pada Urban Design Guideline

(69)

51

Universitas Sumatera Utara Gambar 5.3: Groundplan

Sementara itu, di sepanjang area pinggir Sungai Deli dirancang sebagai river walk. Di sepanjang river walk, pejalan kaki dapat duduk santai menikmati

view Sungai Deli. Untuk menjaga privasi, maka dibuat perbedaan level (berupa tangga maupun ram) dan penanaman vegetasi/pohon. Potongan river walk dapat dilihat pada gambar 5.4.

(70)

Universitas Sumatera Utara Sungai Deli menjadi view utama dalam merancang maka dari itu suasana riverside harus mampu membangkitkan kembali area pinggir sungai yang menjadi

tempat sampah masyarakat. Adapun suasana riverside dapat dilihat pada gambar 5.5.

Gambar 5.5: Suasana Riverside

Setelah penzoningan pada tapak, tahap selanjutnya ialah merancang bangunan. Dalam merancang bangunan, ada beberapa pilihan yang mungkin dapat diterapkan dalam pengembangan konsep arsitektur Melayu.

Pilihan pertama yaitu dengan mengikuti susunan ruang dan tampak yang biasa terdapat pada rumah tradisional Melayu dengan tujuan agar penghuni hotel dan cottage nantinya akan merasakan dan mengetahui arsitektur Melayu hanya dengan memasuki suatu ruang.

(71)

53

Universitas Sumatera Utara Gambar 5.6: Denah Tipikal Rumah Melayu

Sumber: studiomelayu.wordpress.com

Pilihan kedua, yaitu tampak/bentuk yang menggunakan arsitetur Melayu namun dengan denah yang disesuaikan dengan kebutuhan/fungsional. Falsafah dan konsep dalam senibina Melayu tradisional dikaitkan berdasarkan anggota tubuh manusia itu sendiri (gambar 5.7).

(72)

Universitas Sumatera Utara Rumah tradisional Melayu yang tepat berada di belakang Masjid Al-Oesmani dijadikan sebagai contoh untuk merancang tampak pada hotel dan juga cottage (gambar 5.8).

Gambar 5.8: Rumah Tradisional Melayu Deli di Labuhan

Sumber: Luckman Sinar, Sejarah Medan Tempo Doeloe, Medan Perwira, 2001

Pilihan terakhir ialah, mungkin satu kesatuan perancangan tapak (penzoningan tapak) mengikuti susunan ruang pada rumah tradisional Melayu. Pada pilihan kedua ini, penggunaan zoning dianalogikan sebagai ruangan pada rumah tradisional Melayu.

Sebagai contoh, entrance pada tapak dianalogikan serambi pada rumah tradisional Melayu karena fungsinya sebagai ruang penerima pertama untuk masuk. Terlihat jelas pengaruh ajaran agama islam dalam susunan ruang rumah tradisional Melayu. Ruangan yang semakin ke dalam sifatnya semakin private.

(73)

55

Universitas Sumatera Utara ruang pada rumah tradisional Melayu. Struktur susunan ruang pada cottage dan tampak/bentuk masa bangunan mengikuti struktur susunan ruang pada rumah tradisional Melayu (gambar 5.9). Hal ini menyebabkan denah menjadi tidak fungsional karena tidak sesuai dengan kebutuhan. Tampak dan masa cottage terinsipirasi dari rumah tradisional Melayu yang ada di Malaysia karena perancang merasa refrensi bangunan tradisional Melayu yang ada di Malaysia sangat beragam. Namun, hal ini tentu saja menjadi “masalah” sebab pengembangan konsep seharusnya (tampak) diambil dari bangunan Melayu yang ada di Deli.

(74)

Universitas Sumatera Utara Pengembangan konsep Melayu pada cottage dengan mengikuti denah dan tampaknya membuat ruangan tidak fungsional. Maka dari itu, pada asistensi selanjutnya perancang memutuskan untuk mengembangkan konsep dengan menerapkan tampak/masa bangunan dengan denah yang disesuaikan dengan kebutuhan. Perancang memutuskan untuk menerapkan pilihan kedua dalam mengembangkan konsep. Setelah melakukan beberapa kali asistensi dengan dosen pembimbing guna mencapai rancangan yang sesuai dengan pengembangan konsep.

Sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Labuhan, ketinggian bangunan yang diperbolehkan hanya 4 lantai. Maka dari itu Konsep struktur pada bangunan mengguakan rigid frame atau rangka kaku mengingat jumlah lantai yang ditopang tidak banyak.

Hotel terdiri dari empat lantai dan semi basement (lampiran 2). Sirkulasi vertikal berupa tangga diletakkan di ujung kanan dan kiri sementara lift pengunjung diletakkan di tengah bangunan. Lift barang diletakkan berdekatan dengan housekeeping dan janitor.

(75)

57

Universitas Sumatera Utara Gambar 5.10: Denah Basement Hotel

Pada lantai dasar (ground floor) hotel difungsikan sebagai ruang publik. Peletakkan lounge berdekatan dengan entrance dan resepsionis. Restoran dengan kapasitas 68 orang diletakkan di bagian kiri hotel agar pengunjung yang menginap di cottage tidak terlalu jauh mencapainya. Pada lantai dasar ini juga terdapat art shop, butik dan ruang spa dan sauna, ruang manager dan general manager, dan

(76)

Universitas Sumatera Utara Gambar 5.11: Denah Lantai Dasar Hotel

Lantai 2 (dua) hotel (gambar 5.12) merupakan fasilitas hotel seperti halnya lantai dasar. publik. Terdapat function hall dengan kapasitas 50 orang dan dilengkapi dengan banquet. Selain itu, terdapat butik, bakery, gym dan ruang rapat, ruang direktur, dan ruang staff.

(77)

59

Universitas Sumatera Utara Pada lantai 3 hotel (gambar 5.13) dan lantai 4 (empat) hotel (gambar 5.14) merupakan kamar hotel yang dilengkapi dengan balkon. View kamar menghadap ke sungai dan Masjid Al-Oesmani.

Gambar 5.13: Denah Lantai 3 (tiga) Hotel

Gambar 5.14: l Denah Lantai 4 (empat) hotel

(78)

Universitas Sumatera Utara Gambar 5.15: Detail Kamar Hotel

Sementara itu terdapat 4 (tipe) tipe cottage, yaitu standar plus, deluxe, suite, dan president suite (lampiran 1) yang masing-masing menawarkan fasilitas

dan juga view yang berbeda. Pada cottage tipe standar plus, view mengahadap ke kolam teratai. Cottage ini terdiri atas ruang tidur; km/wc yang dilengkapi dengan bathup, wastafel, dan closet; dan teras sebagi sitting area. Karena lebar yang

terlalu minim dengan panjang 9 m, membuat bangunan ini terlalu ramping oleh sebab itu, 2 (dua) cottage ini digandeng jadi satu (couple). Karena lahan yang relatif kecil, maka cottage terdiri atas dua lantai dengan kepemilikan yang berbeda (gambar 5.16).

(79)

61

Universitas Sumatera Utara Sama seperti halnya cottage standar plus, cottage deluxe juga digandeng menjadi satu dengan lantai dua yang kepemilikkannya berbeda (gambar 5.17). cottge deluxe teridir dari tempat tidur; ruang makan dan pantry; dan sitting area. Cottage deluxe, view menghadap ke kolam teratai

Gambar 5.17: Denah Cottage Tipe Deluxe

Pada cottage suite, terdapat 2 kamar tidur, satu kamar tidur utama dan 1 kamar tidur anak dengan masing-masing mempunyai KM/WC di dalamnya; pantry dan ruang makan; dan WC (lampiran 6b). Kamar tidur dan ruang makan menghadap ke sungai (gambar 5.16).

(80)

Universitas Sumatera Utara Pada cottage presidential suite, fasilitas yang dimiliki hampir sama dengan cottage suite, hanya saja pada kamar tidur utama memiliki ruang ganti pakaian

dan juga kolam renang VIP khusus untuk cottage presidential suite (gambar 5.19). Berbeda seperti cottage standar plus dan deluxe, cottage suite dan presidential suite ini terdiri dari dua lantai tetapi dengan satu kepemilikan (lampiran 6b).

Gambar 5.19: Denah Cottage Tipe Presidential Suite

(81)

63

Universitas Sumatera Utara Gambar 5.20: Detail Penggunaan Ornamen pada Rancangan Bangunan

Penggunaan ornamen-ornamen ini diambil dari ornamen yang digunakan pada rumah tradisional Melayu Deli yang berada di belakang Masjid Al-Oesmani. Penerapan arsitektur neo-vernakular Melayu pada bangunan dapat dilihat pada gambar 5.21, gambar 5.22 dan gambar 5.23.

Gambar 5.21: Fasad Hotel

(82)

Universitas Sumatera Utara Gambar 5.23: Fasad Replika Istana Kesultanan Melayu Deli

Pada Replika Istana Melayu Deli, lantai dasar terdapat ruang hall yang berfungsi sebagai penerima; ruang pamer senjata; dan ruang pamer pakaian adat Melayu yang berada di hall; screen room yang menceritakan sejarah asal mula Melayu Deli; dan ruang balairung yang berfungsi sebagai ruang penerima tamu raja dulunya (gambar 5.24 dan lampiran 7a).

Gambar 5.24: Denah Lantai Dasar Replika Istana

(83)

65

Universitas Sumatera Utara diorama Sungai Deli yang menceritakan kejayaan sungai di waktu silam sebagai pelabuhan internasional; dan suatu ruang yang menggambarkan bilik/tempat tidur Raja (gambar 5.25 dan lampiran 7a).

Gambar 5.25: Denah Lantai 2 (Dua) Replika Istana

Pada groundplan, terdapat restoran dengan masa tunggal. Pada lantai dasar restoran terdapat ruang makan dan dapur. Dan pada lantai 2 (dua) restoran terdapat ruang makan dan bar. Restoran ini menyediakan makanan Melayu. Restoran memilki 3 (tiga) ruang makan VIP berupa gazebo yang menghadap ke sungai (lampiran 7a).

Dalam merancang sebuah bangunan, bentuk dan tampak/fasade memiliki peran yang sangat penting. Karakteristik yang muncul dari desain bentuk dan fasade sebuah bangunan akan membentuk citra dari bangunan itu sendiri. Pada

(84)

Universitas Sumatera Utara Gambar 5.26: Perspektif Mata Burung

Sementara Susana pada replika istana dapat dilihat pada gambar 5.27. Terdapat plaza di depan Replika istana. Gambar 5.28 menunjukkan suasana riverside.

Gambar 5.27: Perspektif Replika Istana

Gambar 5.28: Perspektif Mata Burung (Riverside)

(85)

67 Universitas Sumatera Utara BAB VI

UNHABITATED ISLAND

Setelah mempresentasikan hasil rancangan, diadakan pengujian terhadap rancangan tersebut. Ada beberapa masukan/saran pada saat pengujian. Salah satu masukan pada saat tahap pengujian akhir rancangan terkait kemudahan aksesbilitas menuju ke cottage untuk difable. Mengingat sasaran pengunjung hotel yang akan menginap ialah orang-orang yang berasal dari Malaysia (didominasi oleh suku Melayu), maka ruang harus mengikuti kebutuhan pengunjung. Orang Malaysia umumnya berpergian (dalam group) dengan membawa sanak-saudara ikut serta termasuk manula. Maka dari itu, kemudahan aksesbilitas untuk manula harus dipikirkan dengan matang. Salah satu akibatnya ialah penyediakan ram untuk menuju ke cottage (lampiran 5b dan lampiran 6a). Gambar penambahan ram pada cottage dapat dilihat pada gambar 6.1 dan 6.2.

Gambar 6.1: Penambahan Ram pada Cottage Standart Plus

(86)

Universitas Sumatera Utara Gambar 6.2: Penambahan Ram Pada Cottage Deluxe

Hal ini juga berpengaruh pada layout kamar hotel (lampiran 5a). Kamar hotel menggunakan connecting door (gambar 6.3). Connecting door berfungsi sebagai penghubung antara 2 (dua) kamar yang bersebelahan. Pintu penghubung ini dapat dibuka untuk mempermudah komunikasi anggota keluarga tanpa harus keluar kamar hotel. Disediakan juga 2 (dua) kamar suite pada hotel (gambar 6.4).

Gambar 6.3 : Kamar hotel dengan Gambar 6.4: Kamar suite pada hotel connecting door

Sementara itu, karena sasaran pengunjung sering datang dalam group. Maka harus ada tempat parkir bus sementara untuk antar-jemput pengunjung

(87)

69

Universitas Sumatera Utara (gambar 6.5). Setelah antar/jemput pengunjung hotel, bus akan parkir di parkir terpusat (di depan stasiun).

Selain itu, kolam teratai pada perancangan tapak dinilai kurang cocok oleh sebab itu kolam teratai diganti dengan taman. Jadi cottage standar plus menghadap ke view taman (gambar 6.5).

Gambar 6.5: Perbaikan Groundplan

(88)

Universitas Sumatera Utara dilengkapi dengan prasarana lain yang disebut prasarana bangunan atau utilitas bangunan.

Utilitas bangunan merupakan kelengkapan dari suatu bangunan gedung, agar bangunan gedung tersebut dapat berfungsi secara optimal. Disamping itu penghuninya akan merasa nyaman, aman, dan sehat. Sistem utilitas bangunan sendiri terbagi menjadi beberapa lingkup, yaitu sistem elektrikal, sistem plumbing, sitem persampahan, sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, Sistem pengkondisian udara, sistem transportasi vertikal dan sistem telekomunikasi. Sistem utilitas pada bangunan hotel dapat dilihat pada lampiran 8a.

Salah satu utilitas bangunan ialah sistem elektrikal. Rencana elektrikal/listrik merupakan penjelasan bagaimana pendistribusian listrik yang berasal dari PLN ke ruang-ruang di dalam suatu bangunan. Pada umumnya, aliran listrik diawali dari PLN (sebagai sumber utama) lalu didistribusikan ke Mini Circuit Breaker (MCB). Pada MCB, aliran listrik dibagi menjadi dua bagian yaitu

(89)

71

Universitas Sumatera Utara Gambar 6.6: Skema Pendistribusian Listrik pada Hotel

(90)

Universitas Sumatera Utara Gambar 6.7: Skema Pendistribusian Air pada Bangunan

Pembagian zona privasi tiap ruangan, rencana elektrikal, rencana sanitasi, rencana sirkulasi, rencana telekomunikasi, dan rencana struktur dibuat dalam bentuk aksonometri agar orang dapat mengetahui sistem bangunan secara keseluruhan dengan hanya melihat rencana aksonmetri tersebut.

(91)

73

Universitas Sumatera Utara Gambar 6.8: Aksonometri Zona Keintiman Hotel

Gambar 6.9: Aksonometri Jalur Sirkulasi pada Zona Private

Pada aksonometri sirkulasi vertikal bangunan, warna biru ialah lift penumpang, sementara warna kuning ialah lift barang, dan warna ungu untuk tangga (gambar 6.10). Zona secara vertikal (warna kuning = servis, warna biru = publik, warna merah = kamar hotel dan abu-abu = sirkulasi bangunan) (gambar 6.11), ruangan kamar hotel pada bangunan butik hotel (gambar 6.12).

(92)

Universitas Sumatera Utara memudahkan teknisi ketika pengecekan pada kamar atau ruangan jika terjadi kerusakan (aliran listrik) (gambar 6.13).

Gambar 6.10: Sistem Sirkulasi Vertikal Hotel

Gambar 6.11: Zona Vertikal Hotel

Gambar

Gambar 2.1: Kawasan Kajian yang Akan Dirancang
Gambar 2.8: Rencana Struktur Ruang Kota Medan 2008-2028
Gambar 2.9:Aksesbilitas dari/ke Labuhan Deli
Gambar 2.10: Aktivitas Publik di Kawasan Kajian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kepadatan tulang punggung akhir unit percobaan yang diberikan susu kalsium tinggi sebanyak 500 ml tidak berbeda nyata dengan kepadatan tulang punggung akhir perlakuan

Apabila konsep ideal dilaksanakan maka dapat diharapkan kualitas pendidikan akan meningkat secara signifikan.sehingga dengan pelaksanaan supervisi yang baik, maka hasil

berinvestasi dan memilih menyimpan uang dalam bentuk tunai; berkurangnya investor dapat menyebabkan pasar saham mengalami penurunan indeks harga yang signifikan, hal tersebut

[r]

Setelah mengamati, siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang melibatkan pengurangan dua bilangan cacah (41-99) tanpa teknik meminjam

Provide a brief description of the incident, the people involved (including staff), any harm suffered by patient and any immediate staff response.. Please state facts and

[r]

Metode desain yang digunakan dalam merancang vertical farming adalah metode tipologi, yaitu metode penyusunan elemen-elemen yang telah ditentukan.. Dalam desain