PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS
PERUSAHAAN PERKEBUNAN
TESIS
Oleh
RIANTRI BARUS
117039025/MAG
PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS
PERUSAHAAN PERKEBUNAN
TESIS
Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Magister Pertanian pada Program Studi Magister Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Oleh
RIANTRI BARUS
117039025/MAG
PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul : Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan Perkebunan
Nama : Riantri Barus
NIM : 117039025
Program Studi : Magister Agribisnis
Menyetujui Komisi Pembimbing,
(Ir. Diana Chalil, MSi, PhD)
Ketua Anggota
(Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA)
Ketua Program Studi, Dekan,
Telah diuji dan dinyatakan LULUS di depan Tim Penguji pada Selasa, 27 Agustus 2013
Tim Penguji
Ketua : Ir. Diana Chalil, MSi, PhD _________________
Anggota : 1. Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA _________________
2. Ir. Iskandarini, MM, PhD _________________
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul:
PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERKEBUNAN
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara benar dan jelas.
Medan, Agustus 2013 yang membuat pernyataan,
Riantri Barus
i
ABSTRAK
RIANTRI BARUS. Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility
(CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan Perkebunan (Di bawah bimbingan Ir. DIANA CHALIL, MSi, PhD sebagai ketua dan SRI FAJAR AYU, SP, MM, DBA sebagai anggota).
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep dimana organisasi bisnis bertanggung jawab atas dampak kegiatan mereka terhadap pelanggan, pemasok, karyawan, pemegang saham, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya serta lingkungan. Hal ini dikenal sebagai triple bottom line
(profit, planet dan people). Namun pada umummnya perusahaan hanya menganggap CSR merupakan program bantuan pada masyarakat saja, padahal sebagai unit usaha, program CSR bagi perusahaan seharusnya dipandang sebagai suatu strategi investasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk kegiatan CSR dan alokasi dana untuk masing-masing kegiatan, menganalisis perbedaan profitabilitas antara perusahaan perkebunan, menganalisis pengaruh alokasi total dana CSR dan alokasi dana CSR yang sesuai dengan core business
secara langsung terhadap produksi dan penjualan dan secara tidak langsung terhadap laba pada perusahaan perkebunan. Data yang digunakan yaitu data yang bersumber dari laporan tahunan perusahaan perkebunan selama 7 tahun. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji beda rata-rata independent sample ttest
Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan tingkat profitabilitas antara perusahaan perkebunan. Perusahaan yang mengalokasikan dana CSR lebih besar memiliki laba yang lebih besar. Hasil analisis juga menunjukan bahwa alokasi total dana CSR dan dana CSR yang sesuai dengan core business berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap produksi dan penjualan, berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap laba melalui penjualan, tetapi tidak berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap laba melalui produksi.
, dan path analysis.
ii
ABSTRACT
RIANTRI BARUS. Effect of Implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) on the Profitability of the Plantation Company (Under the supervision of Ir. Diana Chalil, MSi, PhD and Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA).
Corporate Social Responsibility (CSR) can be defined as a business organization responsible for the impact of their activities on customers, suppliers, employees, shareholders, communities and other stakeholders as well as the environment, which is known as the triple bottom line (profit, planet and people). However, there are many companies implemented their CSR only on public assistance programs and not integrated with the company's core business. Theoretically, if company doing their CSR activities more integrated with the company's core business, it is expected that these activities can be an investment strategy that can improve the production, sales, and corporate profits. To test this hypothesis, this study surveyed a representing sample of 2 companies where as the company that their CSR activities more integrated to the company's core business and the company that their CSR activities less integrated to the company's core business. The data used is from the company's annual report for 7 years from 2006-2012, which is then analyzed with path analysis models.
The results showed that CSR programs that implemented by the company is still focused on social activities and community that are not continuous, although there has been an integrated activities with the core business such as mentoring the smallholders. The analysis also showed there is a difference between the profitability of the plantation companies. Company that allocates a larger CSR has a greater profit. The results also show that CSR is affect to production, sales, and profit. Companies that allocate larger CSR activities more integrated with the core business gain a greater sales and profit. One of the CSR program that integrated with the core business is mentoring the smallholders.
iii
RIWAYAT HIDUP
RIANTRI BARUS, lahir di Medan, pada tanggal 07 April 1983 dari
Bapak Monten Barus dan Ibu Indrawaty br Ginting. Penulis merupakan anak
ke tiga dari tiga bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1988 masuk Sekolah Dasar Swasta Angkasa 2, tamat tahun 1994.
2. Tahun 1994 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Medan, tamat
tahun 1998.
3. Tahun 1998 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri 2 Medan, tamat
tahun 2001.
4. Tahun 2001 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian di Universitas
Sumatera Utara Medan tamat tahun 2006.
5. Tahun 2011 melanjutkan pendidikan S2 di Program Studi Magister Agribisnis
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas segala
karunia dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
tesis ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan karena bantuan dari
berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Ir. Diana Chalil, MSi, PhD selaku Ketua Komisi Pembimbing atas motivasi,
dukungan, dan bimbingan yang diberikan dan kepada Ibu Sri Fajar Ayu, SP, MM,
DBA selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membantu penulis dalam
penyusunan tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Ir. Rahmanta Ginting, MSi dan Ibu Ir. Iskandarini, MM, PhD selaku komisi
penguji atas segala saran dan masukan yang diberikan.
Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan untuk kedua
orang tua (Bapak M. Barus dan Mamak Indrawaty br Ginting), abang (Michael
Barus dan Dwinop Barus), kakak (Elvina br Ginting dan Rini br Sembiring) dan
seluruh keluarga atas segala pengorbanan, doa, dan dukungan yang diberikan
kepada penulis selama ini. Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dr. Tavi Supriana, MS dan keluarga atas segala bantuan yang
diberikan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan studi di Program Studi
Magister Agribisnis. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Dian
Siregar, Sarah Fonna, dan Iskandar Simarmata atas segala bantuan dan
v
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
sudah mendukung dalam penyelesaian tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu
per satu. Semoga tesis ini dapat bermanfaat.
Medan, Agustus 2013
vi
2.4.1. Teori Corporate Social Responsibility (CSR) ... 13
2.4.2. Manfaat Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) ... 17
3.5. Definisi dan Batasan Operasional... 31
3.5.1. Definisi ... 31
vii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33
4.1. Bentuk Kegiatan CSR dan Alokasi Dana untuk Masing-Masing Kegiatan ... 33
4.1.1. Bentuk Kegiatan CSR dan Alokasi Dana untuk Masing-Masing Kegiatan di PTPN IV ... 33
4.1.2. Bentuk Kegiatan CSR dan Alokasi Dana untuk Masing-Masing Kegiatan di PT BSP, Tbk ... 43
4.2. Perbedaan Profitabilitas antar Perusahaan Perkebunan ... 51
4.3. Pengaruh Alokasi Total Dana CSR Secara Langsung dan Tidak Langsung terhadap Laba Perusahaan ... 52
4.4. Pengaruh Alokasi Dana CSR yang Sesuai dengan Core Business Secara Langsung dan Tidak Langsung terhadap Laba Perusahaan . 59 V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
5.1. Kesimpulan ... 63
5.2. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 65
viii
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
1 Penelitian Terdahulu tentang Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan ... 10 2 Daftar Perkebunan Negara (PTPN) dan Perkebunan Swasta yang
Sudah Go Public yang Beroperasi di Propinsi Sumatera Utara ... 26 3 Jenis dan Sumber Data Penelitian... 27 4 Goodness of Fit dalam Path Analysis ... 30 5 Penyaluran Dana Program Kemitraan Berdasarkan Sektor (Rp Miliar),
Tahun 2006-2012 ... 36 6 Penyaluran Dana Program Bina Lingkungan Berdasarkan Kegiatan
(Rp Miliar), Tahun 2006-2012 ... 38 7 Alokasi Dana Program PKBL dan CSR yang Sesuai dengan Core
Business PTPN IV (Rp Miliar), Tahun 2006-2012 ... 42 8 Proporsi Alokasi Dana CSR PTPN IV berdasarkan Laba Tahun
Sebelumnya, Tahun 2006-2012 ... 43 9 Alokasi Dana Program CSR yang Sesuai dengan Core Business
PT BSP, Tbk (Rp Miliar), Tahun 2006-2012 ... 50 10 Proporsi Alokasi Dana CSR PT BSP, Tbk berdasarkan Laba Tahun
Sebelumnya, Tahun 2006-2012 ... 50 11 Hasil Uji Beda Rata-Rata Tingkat Profitabilitas Perusahaan ... 52 12 Uji Normalitas Data Pengaruh Alokasi Total Dana CSR Secara
Langsung terhadap Produksi dan Penjualan dan Secara Tidak Langsung terhadap Laba pada Perusahaan Perkebunan ... 53 13 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Model Pengaruh Alokasi Total
Dana CSR Secara Langsung terhadap Produksi dan Penjualan dan Secara Tidak Langsung terhadap Laba pada Perusahaan Perkebunan ... 53 14 Hasil Estimasi Pengaruh Alokasi Total Dana CSR Secara Langsung
terhadap Produksi dan Penjualan dan Secara Tidak Langsung terhadap Laba pada Perusahaan Perkebunan ... 54 15 Uji Normalitas Data Pengaruh Alokasi Dana CSR yang Sesuai dengan
ix
16 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Model Pengaruh Alokasi Dana CSR yang Sesuai dengan Core Business Secara Langsung terhadap Produksi dan Penjualan dan Secara Tidak Langsung terhadap Laba pada Perusahaan Perkebunan ... 60 17 Hasil Estimasi Pengaruh Pengaruh Alokasi Dana CSR yang Sesuai
x
3 Model Struktural Pengaruh Total Dana CSR dan Pengaruh Dana CSR yang Sesuai dengan Core Business Secara Langsung terhadap Produksi dan Penjualan dan Secara Tidak Langsung terhadap Laba ... 30
4 Perkembangan Realisasi Dana Kemitraan, Bina Lingkungan, dan CSR PTPN IV (Rp Miliar), Tahun 2006-2012 ... 35
5 Distribusi Dana Kemitraan untuk Tiap Sektor ... 37
6 Perkembangan Dana Program Pendidikan dan Pelatihan Karyawan PTPN IV (Rp Miliar), Tahun 2006-2012 ... 41
7 Perkembangan Alokasi Dana Program PKBL dan CSR PTPN IV yang Sesuai dengan Core Business, Tahun 2006-2012 ... 42
8 Perkembangan Realisasi Dana CSR PT BSP, Tbk (Rp Miliar), Tahun 2006-2012 ... 45
9 Distribusi Dana CSR PT BSP, Tbk ... 46
10 Perkembangan Dana Program Pendidikan dan Pelatihan Karyawan PT BSP, Tbk (Rp Miliar), Tahun 2006-2012 ... 49
11 Path Analysis Pengaruh Implementasi CSR terhadap Profitabilitas Perusahaan ...
12 Perkembangan Total Volume Produksi (ton) PTPN IV dan PT BSP, Tbk, Tahun 2006-2012 ... 56
13 Perkembangan Total Volume Penjualan (ton) PTPN IV dan PT BSP, Tbk, Tahun 2006-2012 ... 57
14 Perkembangan Profitabilitas (Rp M) PTPN IV dan PT BSP, Tbk, Tahun 2006-2012 ... 58
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Hal
1 Penyaluran Dana Program Kemitraan PTPN IV Berdasarkan Sektor
Tahun 2006 s/d 2012 (Rp Miliar) ... 68 2 Penyaluran Dana Program Bina Lingkungan PTPN IV Berdasarkan
Sektor Tahun 2006 s/d 2012 (Rp Miliar) ... 69 3 Penyaluran Dana Program CSR dan Program Pelatihan Karyawan
(SDM) PTPN IV Tahun 2006 s/d 2012 ... 70 4 Produksi, Penjualan, dan Laba PTPN IV Tahun 2006 s/d 2012 ... 71 5 Penyaluran Dana Program CSR dan Program Pelatihan Karyawan
(SDM) PT BSP, Tbk Tahun 2006 s/d 2012 ... 72 6 Produksi, Penjualan, dan Laba PT BSP, Tbk Tahun 2006 s/d 2012 ... 73 7 Hasil Analisis Path Analysis Pengaruh Alokasi Total Dana CSR
Secara Langsung terhadap Produksi dan Penjualan dan Secara Tidak Langsung terhadap Laba pada Perusahaan Perkebunan ... 74 8 Hasil Analisis Path Analysis Pengaruh Alokasi Dana CSR yang
i
ABSTRAK
RIANTRI BARUS. Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility
(CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan Perkebunan (Di bawah bimbingan Ir. DIANA CHALIL, MSi, PhD sebagai ketua dan SRI FAJAR AYU, SP, MM, DBA sebagai anggota).
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep dimana organisasi bisnis bertanggung jawab atas dampak kegiatan mereka terhadap pelanggan, pemasok, karyawan, pemegang saham, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya serta lingkungan. Hal ini dikenal sebagai triple bottom line
(profit, planet dan people). Namun pada umummnya perusahaan hanya menganggap CSR merupakan program bantuan pada masyarakat saja, padahal sebagai unit usaha, program CSR bagi perusahaan seharusnya dipandang sebagai suatu strategi investasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk kegiatan CSR dan alokasi dana untuk masing-masing kegiatan, menganalisis perbedaan profitabilitas antara perusahaan perkebunan, menganalisis pengaruh alokasi total dana CSR dan alokasi dana CSR yang sesuai dengan core business
secara langsung terhadap produksi dan penjualan dan secara tidak langsung terhadap laba pada perusahaan perkebunan. Data yang digunakan yaitu data yang bersumber dari laporan tahunan perusahaan perkebunan selama 7 tahun. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji beda rata-rata independent sample ttest
Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan tingkat profitabilitas antara perusahaan perkebunan. Perusahaan yang mengalokasikan dana CSR lebih besar memiliki laba yang lebih besar. Hasil analisis juga menunjukan bahwa alokasi total dana CSR dan dana CSR yang sesuai dengan core business berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap produksi dan penjualan, berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap laba melalui penjualan, tetapi tidak berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap laba melalui produksi.
, dan path analysis.
ii
ABSTRACT
RIANTRI BARUS. Effect of Implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) on the Profitability of the Plantation Company (Under the supervision of Ir. Diana Chalil, MSi, PhD and Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA).
Corporate Social Responsibility (CSR) can be defined as a business organization responsible for the impact of their activities on customers, suppliers, employees, shareholders, communities and other stakeholders as well as the environment, which is known as the triple bottom line (profit, planet and people). However, there are many companies implemented their CSR only on public assistance programs and not integrated with the company's core business. Theoretically, if company doing their CSR activities more integrated with the company's core business, it is expected that these activities can be an investment strategy that can improve the production, sales, and corporate profits. To test this hypothesis, this study surveyed a representing sample of 2 companies where as the company that their CSR activities more integrated to the company's core business and the company that their CSR activities less integrated to the company's core business. The data used is from the company's annual report for 7 years from 2006-2012, which is then analyzed with path analysis models.
The results showed that CSR programs that implemented by the company is still focused on social activities and community that are not continuous, although there has been an integrated activities with the core business such as mentoring the smallholders. The analysis also showed there is a difference between the profitability of the plantation companies. Company that allocates a larger CSR has a greater profit. The results also show that CSR is affect to production, sales, and profit. Companies that allocate larger CSR activities more integrated with the core business gain a greater sales and profit. One of the CSR program that integrated with the core business is mentoring the smallholders.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep dimana
organisasi bisnis bertanggung jawab atas dampak kegiatan mereka terhadap
pelanggan, pemasok, karyawan, pemegang saham, masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya serta lingkungan (
Selain berkaitan dengan prinsip keseimbangan, tanggung jawab tersebut
harus berkelanjutan. Hal tersebut tertuang dalam The World Business Council for
Sustainable Development (WBCSD) yang menyatakan bahwa CSR sebagai
Wibisono, 2007). Artinya CSR adalah
adanya keseimbangan antara pencapaian profit perusahaan, dengan lingkungan
sekitar baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial atau yang dikenal dengan
triple bottom line (profit, planet dan people). Namun pada umummnya perusahaan
hanya menganggap CSR merupakan program bantuan pada masyarakat saja.
“Continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large” (Wibisono, 2007).
Hal ini menunjukkan bahwa CSR merupakan komitmen dunia usaha untuk
beroperasi secara legal dan etis sehingga dapat berkontribusi dalam peningkatan
perekonomian, sekaligus berperan dalam peningkatan kualitas hidup karyawan
dan keluarganya dan juga berperan dalam peningkatan kualitas komunitas lokal
dan masyarakat secara lebih luas.
Di antara perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan dana CSR tersebut,
perusahaan perkebunan merupakan salah satu kontributor yang cukup signifikan.
masyarakat. Secara keseluruhan, luas perkebunan besar di Indonesia bertambah
sebesar 7% per tahun. Dimana penambahan yang terbesar yaitu pada perkebunan
kelapa sawit, dengan rata-rata 12% per tahun (BPS Indonesia, 2013).
Tanggung jawab sosial perusahaan perkebunan dituntut bukan hanya
karena keuntungan perusahaan yang besar tetapi juga karena perusahaan
perkebunan juga menjalankan kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya
alam dan berkaitan langsung dengan masyarakat. Di samping itu, pengembangan
perusahaan juga akan meningkatkan penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang
selanjutnya diserap ke tanah dan mencemari sungai-sungai. Hal ini menuntut
perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan untuk melakukan program CSR
sebagai wujud tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan.
Tanggung jawab sosial adalah komitmen perseroan untuk berperan serta
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,
komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Kenyataannya,
sebagian besar kegiatan CSR yang dilaksanakan masih terfokus pada masyarakat
saja dan bersifat aksidental. Penelitian Barus (2011), menunjukkan bahwa dari
tujuh kelompok kegiatan yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam
implementasi CSR, kelompok kegiatan keterlibatan masyarakat merupakan
kegiatan yang paling banyak dilakukan (17,40%). Kegiatan-kegiatan tersebut
seperti donor darah, bantuan bencana alam, bantuan kesehatan, dan bantuan
pendidikan. Padahal dana CSR yang telah dikeluarkan perusahaan cukup besar.
pada tahun 2012 mencapai Rp 10 triliun (Rp 4 triliun dari BUMN dan Rp 6 triliun
berasal dari perusahaan swasta).
Salah satu contoh implementasi CSR di perkebunan ditunjukkan oleh
Ardianto dan Machfudz (2011). Penelitian ini menunjukkan bahwa total anggaran
yang dialokasikan oleh PT Bakrie Sumatera Plantations unit Pasaman untuk
program CSR/CD adalah 1,5% dari keuntungan bersih. Dari total dana tersebut,
22,34% dialokasikan untuk kegiatan pendidikan, 21,22% untuk kegiatan sosial,
1,25% untuk lingkungan, 18,97% untuk infrastruktur, 15,37% untuk kegiatan
lain-lain, dan 20,85% untuk kegiatan ekonomi. Artinya, alokasi dana terbesar masih
untuk pemenuhan kebutuhan sesaat yaitu untuk kegiatan-kegiatan sosial dan
belum berkelanjutan.
Namun sebagai unit usaha, program CSR bagi perusahaan juga dipandang
sebagai suatu strategi investasi. Program CSR yang disesuaikan dengan core
business tentu saja akan lebih bermanfaat bagi perusahaan. Seperti program CSR
yang dilakukan oleh PT Frisian Flag yang akan mengembangankan desa susu
percontohan di Lembang. Program ini dilakukan melalui pengembangan ternak
sapi rakyat yang bertujuan untuk mengurangi impor bahan baku susu dengan
menggenjot produktivitas susu peternak lokal (Intana, 2013). Dalam jangka
panjang, program ini tentu saja akan berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan.
Dengan demikian, agar implementasi CSR tersebut berhasil, maka
prinsip-prinsip CSR harus menjadi bagian dari nilai-nilai perusahaan dan perencanaan
strategis. Selain itu, strategi CSR juga harus sejalan dengan tujuan perusahaan dan
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana bentuk kegiatan CSR dan alokasi dana untuk masing-masing
kegiatan?
2. Bagaimana perbedaan profitabilitas antara perusahaan perkebunan?
3. Bagaimana pengaruh alokasi total dana CSR secara langsung terhadap
produksi dan penjualan dan secara tidak langsung terhadap laba pada
perusahaan perkebunan?
4. Bagaimana pengaruh alokasi dana CSR yang sesuai dengan core business
secara langsung terhadap produksi dan penjualan dan secara tidak langsung
terhadap laba pada perusahaan perkebunan?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis bentuk kegiatan CSR dan alokasi dana untuk
masing-masing kegiatan.
2. Untuk menganalisis perbedaan profitabilitas antara perusahaan perkebunan.
3. Untuk menganalisis pengaruh alokasi total dana CSR secara langsung
terhadap produksi dan penjualan dan secara tidak langsung terhadap laba pada
perusahaan perkebunan.
4. Untuk menganalisis pengaruh alokasi dana CSR yang sesuai dengan core
business secara langsung terhadap produksi dan penjualan dan secara tidak
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini akan berguna dalam penyusunan
kebijakan dan pengambilan keputusan perusahaan, terutama kebijakan dan
keputusan tentang implementasi CSR.
2. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini akan berguna sebagai masukan dalam
penyusunan peraturan dan kebijakan yang mengatur tentang implementasi
CSR.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)
Beberapa entitas bisnis menghasilkan keuntungan tanpa
mempertimbangkan tanggung jawab sosial. Di sisi lain, masyarakat
mengharapkan agar perusahaan lebih banyak memberikan kontribusi kepada
masyarakat, bukan hanya memaksimalkan keuntungan. Sebagai tanggapan
terhadap tuntutan tersebut, perusahaan kini berusaha untuk meningkatkan
tanggung jawab sosial mereka (Yin, 2012). CSR kini semakin populer dan mulai
direspon oleh kalangan dunia bisnis. Isu ini berkembang seiring dengan semakin
meningkatnya m
CSR adalah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian
sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis dan dalam interaksi dengan para
pemangku kepentingan secara sukarela (Barth dan Wolff, 2009). Menurut asalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak
terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidaknyamanan
ataupun bahaya bagi konsumen.
McElhaney (2000), CSR merupakan sebuah strategi bisnis yang terintegrasi
dengan tujuan bisnis inti dan kompetensi inti perusahaan, yang dari awal
dirancang untuk menciptakan nilai bisnis dan perubahan sosial yang positif, dan
tertanam dalam budaya dan operasi bisnis perusahaan.
CSR dipandang sebagai seperangkat kebijakan, praktek, dan program yang
terintegrasi ke dalam operasi bisnis, rantai pasokan, dan proses pengambilan
keputusan. Hal ini berkaitan dengan etika bisnis, investasi masyarakat, masalah
lingkungan, tata kelola perusahaan, hak asasi manusia, pasar serta tempat kerja
Menurut Archie Carroll, CSR lahir pada tahun 1953 dengan terbitnya buku
Social Responsibilities of Businessmen karya Howard Bowen, sedangkan di
Indonesia mulai muncul di akhir dekade 1990-an, namun baru menjadi isu penting
sejak tahun 2004 (Jalal, 2011). Di Eropa dan Amerika, banyak perusahaan yang
telah menjadikan CSR sebagai komitmen manajemen, strategi perusahaan, serta
budaya perusahaan. Mereka menyadari bahwa tujuan utama perusahaan tidak
hanya menciptakan keuntungan saja, tetapi juga memberikan nilai tambah secara
sosial bagi masyarakat dan lingkungan (Maharani, 2009).
Konsep CSR memang sangat berkaitan erat dengan konsep sustainability
development (pembangunan yang berkelanjutan). Tanggung jawab perusahaan
secara sosial bukan merupakan konsep yang statis dan pasif yang hanya terbatas
pada konsep pemberian donor. Konsep tanggung jawab perusahaan merupakan
konsep yang terkait dengan hak dan tanggung jawab yang dimilki perusahaan
antar stakeholders. Konsep corporate social responsibility melibatkan tanggung
jawab kemitraan antara pemerintah, dunia bisnis, juga komunitas setempat (lokal)
(Rudito & Famiola, 2007).
2.2. Implementasi CSR di Indonesia
Menurut Saidi (2004), ada empat model atau pola CSR yang umumnya
diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yaitu:
1. Keterlibatan langsung
Keterlibatan langsung yaitu perusahaan melakukan program CSR secara
langsung tanpa perantara dari pihak lain. Program ini biasanya berbentuk
langsung oleh salah satu bagian perusahaan seperti corporate secretary atau
public affairmanager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan
Program ini dilakukan melalui yayasan yang didirikan sendiri oleh perusahaan
atau grupnya. Model ini banyak diterapkan di negara maju. Biasanya,
perusahaan menyediakan sejumlah dana yang dapat digunakan secara teratur
bagi kegiatan yayasan. Beberapa perusahaan yang mendirikan yayasan sebagai
salah satu program CSR diantaranya adalah Yayasan Coca Cola Company,
Yayasan Rio Tinto (perusahaan pertambangan), Yayasan Dharma Bhakti
Astra, Yayasan Sahabat Aqua, GE Fund.
3. Bermitra dengan pihak lain
Dalam model ini, perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama
dengan pihak lain seperti lembaga sosial/organisasi non-pemerintah
(NGO/LSM), instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam
mengelola dana maupun dalam pelaksanaannya. Beberapa lembaga yang
dipercaya untuk membantu menjalankan CSR oleh perusahaan antara lain
Palang Merah Indonesia (PMI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia
(YKAI), Dompet Dhuafa; instansi pemerintah (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia/LIPI, Depdiknas, Depkes, Depsos); universitas (UI, ITB, IPB);
media massa (DKK Kompas, Kita Peduli Indosiar).
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium
Dalam model ini, perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota, atau
mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.
pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak
konsorsium atau lembaga yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang
mendukungnya secara pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan
lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati
bersama.
2.3. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan dapat dilihat pada Tabel
1. Berbeda dengan penelitian Ali, dkk (2010) dan Tsoutsoura (2004) yang
mengukur implementasi CSR secara kualitatif, dalam penelitian ini CSR diukur
secara kuantitatif. Pengukuran CSR secara kuantitatif sudah dilakukan
sebelumnya oleh Babalola (2012), perbedaannya adalah dalam penelitian Babalola
(2012) investasi CSR diukur secara total, sedangkan dalam penelitian ini dana
CSR tidak hanya diukur secara total, tetapi juga diklasifikasikan kedalam dana
CSR yang sesuai dengan core business. Alokasi dana CSR yang diukur dalam
penelitian ini juga bukan hanya alokasi dana CSR yang memang dinyatakan
dengan istilah CSR oleh perusahaan, tetapi diukur dengan total dana yang
dialokasikan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan
(profit, people, planet) walaupun program tersebut tidak dinyatakan dengan istilah
Tabel 1. Penelitian Terdahulu tentang Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan
Nama dan Tahun
Penulisan Judul Penelitian
Variabel dan Metode yang Digunakan
Hasil Penelitian
Syahputra (2008) Implementasi
CSR dalam
Analisis deskriptif - Implementasi CSR ini
merupakan penerapan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dilaksanakan oleh Unit Khusus PKBL.
- Program yang dilakukan yaitu
program kemitraan dengan usaha kecil dan koperasi dengan memberikan bantuan yang dapat meningkatkan usaha seperti bantuan kredit lunak,
maupuan pembekalan keterampilan. Program CSR yang lain yaitu dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana fisik maupun non fisik yang seperti, pembangunan rumah ibadah dan pembangunan jalan.
- Bantuan yang diberikan
perusahaan PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir kepada masyarakat masih bersifat
- Dampak penerapan CSR
dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir Kabupaten Simalungun berdasarkan penelitian dan observasi, kurang memenuhi unsur kemanfaatan dan keadilan. Hal ini dikarenakan bentuk bantuan yang kurang
Tabel 1. Lanjutan
Nama dan Tahun
Penulisan Judul Penelitian
Variabel dan Metode yang Digunakan
Hasil Penelitian
Babalola (2012) The impact of
corporate social
- CSR (yang diukur dengan
investasi dalam kegiatan
- Kegiatan CSR yang selalu
dilakukan perusahaan yaitu kegiatan amal di bidang pendidikan dan kesehatan.
- Kegiatan CSR perusahaan
membawa dampak sosial-ekonomi bagi perusahaan dan masyarakat. Masyarakat
Aktivitas CSR memiliki korelasi yang signifikan dengan profitabilitas perusahaan industry di Jordania. Kegiatan
CSR tersebut akan
meningkatkan reputasi
perusahaan dan akan
meningkatkan kepuasan
pelanggan. Dalam jangka
panjang, hal ini akan
Tabel 1. Lanjutan
Nama dan Tahun
Penulisan Judul Penelitian
Variabel dan
Ali dkk (2010) Setiap variabel
diukur dengan
organisasi karyawan mereka dengan melibatkan diri dalam
kegiatan sosial misalnya,
mengidentifikasi kebutuhan
masyarakat dan memenuhinya, bekerja untuk lingkungan yang
lebih baik, terlibat dalam
kesejahteraan karyawan, menghasilkan produk berkualitas bagi pelanggan dan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Semua kegiatan ini secara signifikan dan positif terhadap komitmen karyawan
dengan organisasi dan
meningkatkan kinerja bahwa ada hubungan positif dan signifikan dan signifikan antara corporate social performance dengan kinerja perusahaan. Corporate social performance akan meningkatkan citra publik,
menciptakan hubungan baik
2.4. Landasan Teori
Teori yang mendasari implementasi CSR oleh perusahaan yaitu teori yang
dikemukakan oleh Gariga dan Mele (2004) dan Carrol (1991). Teori tersebut
menyatakan bahwa selain bertanggung jawab dalam pencapaian laba (aspek
ekonomi), sebagai bagian dari masyarakat, perusahaan juga bertanggung jawab
terhadap kondisi masyarakat di sekitarnya. Selain itu, secara etis, perusahaan juga
bertanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, dan seluruh stakeholders yang
terlibat.
2.4.1. Teori Corporate Social Responsibility (CSR)
Gariga dan Mele (2004) mengelompokkan dasar teori CSR menjadi empat
bagian yaitu 1) teori instrumental, 2) teori politik, 3) teori integratif, dan 4) teori
etika
a. Teori Instrumental (Instrumental Theory) .
Teori in menyatakan bahwa CSR hanya dipandang sebagai alat strategis
untuk mencapai tujuan ekonomi yaitu penciptaan kekayaan perusahaan. Teori ini
sesuai dengan pandangan Friedman bahwa ''satu-satunya tanggung jawab bisnis
adalah memaksimalkan keuntungan pemegang saham di dalam kerangka hukum
dan etis”. Dalam teori ini, perusahaan berupaya pencapaian tujuan-tujuan ekonomi
melalui kegiatan-kegiatan sosial, dimana kegiatan sosial diakui sebagai salah satu
alat pemasaran.
b. Teori Politik (Political Theories)
Teori ini menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan timbul dari
memiliki kontrak sosial dengan masyarakat. Perusahaan memahami perannya
sebagai bagian dari masyarakat, sehinga harus terlibat dalam kemasyarakatan.
c. Teori Integratif (Integrative Theories)
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan akan menanggapi isu-isu sosial
dan politik. Perusahaan menggunakan hukum dan proses kebijakan publik sebagai
referensi untuk kinerja sosial. Dalam teori ini, perusahaan berusaha
menyeimbangkan kepentingan stakeholders perusahaan melalui respon yang tepat
terhadap isu-isu sosial.
d. Teori Etik (Ethical Theories)
Teori ini fokus terhadap hal yang benar untuk mencapai masyarakat yang
baik, dengan mendasarkan pada tanggung jawab perusahaan terhadap
stakeholders perusahaan. Teori mendasarkan pada penghormatan terhadap hak
asasi manusia, hak-hak buruh, dan menghormati lingkungan. Teori ini bertujuan
untuk mencapai pembangunan manusia dengan mempertimbangkan generasi
sekarang dan masa depan.
Carrol (1991) menyatakan ada empat jenis tanggung jawab perusahaan
yang tercakup dalam CSR secara keseluruhan yaitu ekonomi, hukum, etika, dan
filantropis. Selanjutnya, keempat komponen tersebut digambarkan dalam suatu
piramida CSR.
a. Tanggung jawab ekonomi
Secara historis, organisasi bisnis diciptakan sebagai entitas ekonomi yang
dirancang untuk menyediakan barang dan jasa bagi konsumen dengan tujuan
mencari keuntungan tetapi untuk menghasilkan keuntungan maksimal. Semua
tanggung jawab bisnis yang lain didasarkan pada tanggung jawab ekonomi
perusahaan, karena tanpa ekonomi, pelaksanaan tanggung jawab yang lain akan
menjadi pertimbangan.
b. Tanggung jawab hukum
Bisnis tidak hanya beroperasi dengan motif keuntungan, pada saat yang
sama, bisnis juga diharapkan untuk mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku
sebagai aturan dasar di mana bisnis harus beroperasi. Perusahaan diharapkan
dapat memenuhi tanggung jawab ekonomi dalam kerangka hukum. Tanggung
jawab hukum mencerminkan bahwa perusahaan mewujudkan operasi bisnis yang
adil sebagaimana ditetapkan dalam peraturan.
c.
Tanggung jawab etis mengarah pada kegiatan dan praktik yang diizinkan
atau dilarang oleh anggota masyarakat meskipun tidak dinyatakan dalam suatu
undang-undang. Tanggung jawab etis mencerminkan kepedulian terhadap
konsumen, karyawan, pemegang saham, dan masyarakat secara wajar dan adil. Tanggung jawab Etis
d. Tanggung jawab Filantropi
Filantropi mencakup tindakan-tindakan korporasi yang menunjukkan
bahwa bisnis menjadi perusahaan yang baik. Bentuk tanggung jawab seperti aktif
terlibat dalam program untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, kontribusi
Gambar 1. Piramida CSR Sumber: Carrol (1991)
Banyak perusahaan telah melakukan berbagi hal untuk memperbaiki
dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan mereka, namun hasilnya belum
sebaik yang diharapkan. Hal ini terjadi karena dua alasan. Pertama, bahwa
perusahaan menganggap bahwa bisnis itu bertentangan dengan masyarakat,
padahal pada kenyataannya keduanya saling bergantung. Kedua, perusahaan
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dengan cara yang generik yang
tidak disesuaikan dengan strategi perusahaan (Porter, 2006).
Saling ketergantungan antara perusahaan dan masyarakat dapat dianalisis
dengan alat yang sama yang digunakan untuk menganalisis posisi kompetitif dan
pengembangan strategi. Dengan cara ini perusahaan dapat memfokuskan pada
kegiatan CSR yang akan memberikan dampak terbaik yang menghasilkan manfaat
sosial serta keuntungan bisnis yang maksimum (Porter, 2006). Pendekatan ini
menekankan bahwa daya saing satu perusahaan berkaitan dengan kinerja
perusahaan lain, hubungan dengan pelanggan dan klien dalam konteks lokal atau
regional dan faktor-faktor lainnya sepanjang rantai nilai
Sesuai dengan uraian tersebut, maka saat ini CSR dianggap menjadi
bagian dari investasi sosial perusahaan. Investasi berarti mengorbankan aset yang
dimiliki sekarang untuk mendapatkan aset pada masa yang akan datang,
sedangkan investasi sosial (social investment) adalah tindakan perusahaan .
Tanggungja wab Filantropi Tanggungjawab
Etis
Tanggungjawab Hukum
mencurahkan sebagian sumberdaya finansial, organisasi, dan manusia, untuk
memperoleh dukungan masyarakat atas operasinya
ini dapat digunakan untuk membeli peralatan baru yang ramah lingkungan,
melakukan perubahan struktur manajemen, peningkatan kapasistas sumber daya
manusia, peningkatan pelaksanaan kontrol, diferensiasi produk, dan lain
sebagainya (Tsoutsoura, 2004).
Konsekuensi dari pengeluaran biaya investasi tersebut, maka tentu saja
perusahaan mengharapkan manfaat agar menjadi praktek bisnis yang
berkelanjutan. Sebuah perusahaan tidak bisa meneruskan kebijakan yang
terus-menerus menghasilkan arus kas negatif. Para pemegang saham juga
menginvestasikan uang mereka dalam perusahaan untuk mendapatkan return
tertinggi. Oleh karena itu, tanggung jawab sosial harus memiliki manfaat agar
berkelanjutan (Tsoutsoura, 2004).
2.4.2. Manfaat Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut Wibisono (2009), manfaat perusahaan menerapkan CSR antara
lain:
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan
b. Melebarkan akses sumberdaya bagi operasional usaha
c. Membuka peluang pasar yang lebih luas
d. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
e. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial (social licence to operate)
f. Mereduksi biaya, misalnya biaya yang terkait dengan dampak pembuangan
limbah
h. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders
i. Memperbaiki hubungan dengan regulator
j. Peluang mendapatkan penghargaan
Ismail (2009) menyatakan bahwa secara umum, peran CSR dalam
pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Untuk berbagi konsekuensi negatif sebagai akibat dari industrialisasi. Hal ini
terkait dengan proses bisnis yang lebih etis. Misalnya di Inggris,
kendaraan-kendaraan dengan emisi yang tinggi akan dikenakan pajak yang lebih tinggi
juga, sehingga mengurangi beban pemilik kendaraan-kendaraan kecil.
2. Ikatan yang lebih dekat antara perusahaan dan masyarakat. Melalui CSR
keberadaan perusahaan dalam sistem sosial lebih dari sekedar tempat untuk
mendapatkan pekerjaan saja atau sebagai produsen barang dan jasa. Dengan
demikian, perusahaan dan masyarakat akan tinggal bersama-sama dengan
harmonis. Hal ini menjadi modal sosial yang sangat penting dalam
pengembangan masyarakat.
3. Membantu untuk mendapatkan tenaga kerja yang potensial. Suatu organisasi
yang memiliki reputasai dalam pelaksanaan CSR dapat menarik tenaga kerja
yang potensial dengan membuat komitmen mereka sebagai bagian dari nilai
tenaga kerja. Ketika karyawan melihat organisasi mereka berkomitmen
terhadap tanggung jawab sosial, maka mereka juga cenderung memiliki sikap
yang lebih positif dan hal ini akan menghasilkan kinerja yang lebih baik.
4. CSR berperan dalam transfer teknologi (TOT). Seperti contoh
perusahaan-perusahaan multinasional. Perusahaan-perusahaan-perusahaan ini memiliki aset (seperti
perusahaan-perusahaan ini memiliki kantor pusat dimana mereka mengkoordinasikan
seluruh manajemen secara global. Dengan demikian ada transfer teknologi ke
negara lain tersebut yang biasanya adalah negara berkembang.
5. CSR berperan dalam melindungi lingkungan. Beberapa perusahaan terbesar di
dunia telah membuat komitmen dalam melaksanakan program CSR, yang
ditujukan untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan. Perusahaan
memandang bahwa kinerja keuangan dan lingkungan dapat bekerja sama
untuk mendorong pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan reputasi sosial.
6. CSR adalah salah satu bentuk kepedulian perusahaan terhadap hak asasi
manusia. PBB telah meluncurkan "Global Compact" – yaitu seruan bagi
perusahaan-perusahaan internasional untuk berkomitmen terhadap
perlindungan hak asasi manusia (UN Global Compact, 2009). Selain sebagai
suatu bentuk tanggung jawab dalam dunia industri, UN Global Compact juga
sebagai salah satu kebijakan strategis dengan menyelaraskan operasi dan
strategi dalam bidang hak asasi manusia, perburuhan, dan lingkungan.
7. Keterkaitan antara perusahaan dan masyarakat. Hubungan erat antara
perusahaan dan masyarakat adalah aspek lain dari peran CSR dalam CD
karena dalam jangka panjang hal itu menciptakan pembangunan
berkelanjutan. Proyek-proyek CSR memberikan bantuan kepada organisasi
lokal dan masyarakat miskin. Hal ini tentu menyebabkan pembangunan
masyarakat yang berkelanjutan
8.
.
Program CSR dapat dilihat sebagai bantuan untuk mengentaskan kemiskinan.
Contohnya adalah salah satu reality show Malaysia “Bersamamu” dari TV3
ini difokuskan pada realitas kehidupan orang miskin. Setiap pembelian Produk
Faiza, akan disumbangkan untuk Tabungan Bersamamu TV3 yang akan
disumbangkan bagi masyarakat miskin. Melalui kerjasama ini dapat memicu
perusahaan lain untuk membantu dalam upaya untuk mengentaskan
kemiskinan pengembangan masyarakat
9.
.
Program CSR dapat membantu dalam pengumpulan data yang berguna bagi
organisasi publik lainnya. Misalnya di Amerika Serikat, Intel dan IBM
membantu departemen kepolisian untuk pengumpulan dan pengolahan
informasi dengan memasang kamera dengan kemampuan pemrosesan video di
daerah dengan tingkat kejahatan yang tinggi. Intel juga telah melakukan
pendidikan bagi masyarakat lokal tentang bagaimana mereka dapat
menggunakan teknologi untuk mencegah kejahatan atau setidaknya
menggunakannya untuk mendeteksi siapa yang melakukan kejahatan
10.
.
Untuk tujuan keberlanjutan perusahaan. Di Eropa, perusahaan telah
mengambil peran sosial untuk mempertahankan keberlanjutan perusahaan.
Uni Eropa telah mengembangkan kerangka keberlanjutan perusahaan, dengan
menyelaraskan ekonomi, sosial dan lingkungan. Contohnya perusahaan
Towers Perrin (2009), yang telah mengembangkan praktek-praktek bisnis
yang berkelanjutan (SBP). Praktik-praktik ini merupakan komitmen
berkelanjutan oleh perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi
terhadap pembangunan ekonomi sekaligus meningkatkan kualitas hidup
tenaga kerja dan anggota keluarga, serta masyarakat setempat dan masyarakat
Ada tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha harus merespon
dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya.
Pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila
perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan harus menyadari
bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan
sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau imbal balik atas penguasaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat
ekspansif dan ekploratif. Selain sebagai kompensasi sosial karena timbulnya
ketidaknyamanan (discomfort) pada masyarakat, implementasi CSR juga
diwajibkan oleh hukum dan aturan yang memaksa karena adanya market driven.
Kesadaran tentang pentingnya mengimplementasikan CSR ini menjadi tren
seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap
produk-produk yang ramah lingkungan dan diproduk-produksi dengan memperhatikan
kaidah-kaidah sosial.
Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan
yang bersifat simbiosa mutualisme. Untuk mendapatkan dukungan dari
masyarakat, setidaknya license to operate, wajar bila perusahaan juga dituntut
untuk memberikan kontibusi positif kepada masyarakat sehingga bisa tercipta
harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan citra dan performa perusahaan.
Implementasikan program karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam
(internal driven), perusahaan telah menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan
lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan keuntungan (profit) demi
Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk
meredam bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal
akibat dampak operasional perusahaan ataupun akibat kesenjangan struktural dan
ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan, dan
dipraktekkan lebih karena faktor eksternal (external driven).
Kotler dan Lee (2005) menyatakan bahwa dengan melakukan CSR, suatu
perusahaan dapat:
1. Meningkatkan penjualan dan pangsa pasar;
2. Memperkuat posisi merek dagang;
3. Meningkatkan kemampuan untuk menarik, memotivasi dan memelihara
karyawan;
4. Menurunkan biaya operasi;
5. Menarik minat investor dan para analis keuangan.
2.5. Path Analysis
Path analysis adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji
hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel. Analisis ini mengestimasi
serangkaian parameter dalam satu atau lebih persamaan struktural. Path analysis
digambarkan dalam sebuah path diagram yang menggambarkan hipotesis
hubungan kausal. Hubungan antar variabel digambarkan dengan satu panah lurus.
Model jalur dibangun melalui teori tentang sebab akibat dan digunakan untuk
menguji hipotesis tentang model yang fit berdasarkan serangkain data. Variabel di
dalam path analysis terbagi dalam variabel eksogenus dan endogenus. Variabel
eksogenus adalah variabel yang mempengaruhi (menjelaskan) variabel lain.
ditunjukkan dengan panah yang mengarah ke variabel tersebut (Lleras, 2005).
Hair dkk (1998) menyatakan bahwa ketika model dalam path analysis sudah
menggambarakan banyak hubungan antara variabel laten, maka model itu disebut
dengan structural equation modeling.
2.6. Kerangka Pemikiran
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan konsep yang
memperhatikan keseimbangan antara pencapaian keuntungan (profit), masyarakat
(people), dan keseimbangan dengan lingkungan (planet). Seiring dengan semakin
terbatasnya daya dukung bumi, maka konsep CSR merupakan hal yang penting
untuk dilaksanakan oleh setiap perusahaan. Dalam jangka panjang, pencapaian
tujuan sosial dan ekonomi merupakan hal yang berkaitan erat.
Demikian juga pada perusahaan perkebunan, khususnya perkebunan
dengan bisnis inti kelapa sawit. Dari aspek lingkungan, perkebunan sawit juga
mendapat perhatian khusus karena perkebunan sawit dianggap dapat merusak
lahan (lingkungan). Oleh karena itu perkebunan diharapkan dapat
mengimplementasikan CSR secara tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Beberapa bentuk program CSR yang sudah dilakukan oleh perusahaan
perkebunan yaitu pelayanan kesehatan terhadap karyawan dan masyarakat sekitar
di rumah sakit perusahaan, polibun dan rumah sakit rujukan di luar perusahaan
untuk karyawan yang membutuhkan penanganan khusus dan pengembangan
rumah ibadah di kebun/unit, bantuan terhadap UMKM dan pembinaan petani
plasma.
Program-program yang dilaksanakan tersebut diharapkan dapat membawa
dengan semakin tingginya kepedulian masyarakat terhadap CSR, maka
implementasi CSR diharapkan dapat meningkatkan pasar dari pelaku CSR
tersebut. CSR juga diimplementasikan bagi karyawan, dengan demikian
produktivitas karyawan akan meningkat yang akhirnya akan meningkatkan
produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Dengan semakin luasnya pasar dan
peningkatan produktivitas tentu saja akan meningkatkan profitabilitas. Skema
kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran CSR
Tenaga Kerja
Masyarakat
Lingkungan
Alokasi total dana CSR - Sesuai dengan core business
- Tidak sesuai dengan core business
Produksi
Profitabilitas
Penjualan
Perusahaan dengan CSR yang sesuai dengan core business yang lebih banyak
2.7. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Ada perbedaan tingkat profitabilitas antar perusahaan perkebunan.
2. Alokasi total dana CSR berpengaruh secara langsung terhadap produksi dan
penjualan dan berpengaruh secara tidak langsung terhadap laba pada
perusahaan perkebunan.
3. Alokasi dana CSR yang sesuai dengan core business berpengaruh secara
langsung terhadap produksi dan penjualan dan berpengaruh secara tidak
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Pemilihan Lokasi
Objek penelitian adalah semua perusahaan perkebunan negara (PTPN),
perkebunan swasta yang sudah go public, serta perkebunan swasta yang memiliki
kebun plasma yang beroperasi di Propinsi Sumatera Utara. Perusahaan swasta
yang go public dipilih dengan alasan bahwa sesuai dengan UU RI No. 40 tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa perusahaan yang sudah
go public wajib menyampaikan laporan tahunan, termasuk laporan pelaksanaan
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dengan demikian, perusahaan yang sudah
go public tentu saja sudah mengimplementasikan CSR. Daftar perusahaan
perkebunan negara (PTPN) dan perkebunan swasta yang sudah go public yang
beroperasi di Propinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Daftar Perkebunan Negara (PTPN) dan Perkebunan Swasta yang Sudah Go Public yang Beroperasi di Propinsi Sumatera Utara
No Nama Perusahaan Perkebunan Alamat Kantor Pusat 1 PT Perkebunan Nusantara II Jln. Tanjung Morawa Km. 16.5
Medan 20362
2 PT Perkebunan Nusantara III Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122
3 PT Perkebunan Nusantara IV Jl. Letjen. Suprapto No. 2 Medan 20151
4 PT PP London Sumatera Tbk Jl. Jend. A. Yani No. 2,Medan 20111
5 PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk Jl Ir H Juanda Kompl BSP, Gambir Baru, Kota Kisaran
6 Asian Agri Uniplaza Building, 6th Floor, Jl.
Letjen. MT. Haryono No. A-1. Medan 20231
3.2. Metode Penentuan Sampel
Sampel penelitian adalah PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) (PTPN
IV) dan PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk (PT BSP, Tbk). Selain itu, dalam
penelitian ini juga akan diwawancarai sejumlah informan. Informan adalah
bagian-bagian yang menangani CSR pada setiap perusahaan.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data sekunder.
Data dikumpulkan melalui studi dokumentasi, wawancara serta observasi
lapangan. Data sekunder yang dikumpulkan merupakan dokumen-dokumen yang
terkait dengan jumlah dana untuk setiap bentuk kegiatan CSR yang dilaksanakan
perusahaan, produksi, penjualan, serta profitabilitas perusahaan. Data sekunder
yang akan diambil yaitu selama 7 tahun. Data primer merupakan hasil wawancara
mendalam dengan informan. Secara rinci data dan sumber data dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Jenis dan Sumber Data Penelitian
No Jenis Data Sumber Data
1. Program-program CSR Perusahaan sampel
2. Jumlah dana CSR yang disalurkan Perusahaan sampel
3. Produksi Perusahaan sampel
4. Penjualan Perusahaan sampel
5. Laba Perusahaan sampel
6. ROA Perusahaan sampel
7. ROE Perusahaan sampel
3.4. Metode Analisis Data
Identifikasi masalah yang pertama yaitu bentuk kegiatan CSR dan alokasi
dana untuk masing-masing kegiatan dianalisis dengan metode deskriptif.
Deskripsi data meliputi:
- Perkembangan jumlah dana yang disalurkan
- Bentuk-bentuk kegiatan yang diimplementasikan oleh perusahaan
- Persentase dana CSR yang sesuai dengan core business perusahaan. Sesuai dengan pernyataan manajemen dalam laporan tahunan bahwa core business
dari kedua perusahaan adalah usaha di bidang sawit dan produk turunannya.
Dengan demikian, dana CSR yang sesuai dengan core business yaitu dana
CSR yang dialokasikan oleh perusahaan yang secara langsung berkaitan
dengan usaha kelapa sawit dan produk turunan tersebut. Dana CSR tersebut
antara lain:
1. Dana pelatihan karyawan
2. Dana pembinaan petani plasma
Identifikasi masalah kedua yaitu perbedaan profitabilitas antar perusahaan
dianalisis dengan uji beda rata-rata independent sample t-test. Sudjana (2002)
menyatakan independent sample t-test dapat dihitung dengan rumus:
� = �̅1− �̅2
��� = rata-rata tingkat profitabilitas perusahaan
�2
��� = rata-rata tingkat profitabilitas perusahaan
�22 = varians tingkat profitabilitas perusahaan
�1����2 = jumlah observasi kelompok pertama dan kedua
Nilai profitabilitas yang digunakan yaitu Return on Asset (ROA), Return on
Equity (ROE) dan net profit margin. Nilai ROA, ROE, dan net profit margin
digunakan karena sudah memperhitungkan skala perusahaan. Subramanyam dkk
(2008) menyatakan ROA, ROE, dan net profit margin dapat dihitung dengan
rumus:
���=���������ℎ ��������� �100
���= ���������ℎ
������������ �100
���������������=���������ℎ ��������� �100
Identifikasi masalah yang ketiga dan keempat yaitu pengaruh total dana
CSR dan pengaruh dana CSR yang sesuai dengan core business secara langsung
terhadap produksi dan penjualan dan secara tidak langsung terhadap laba pada
perusahaan perkebunan dianalisis dengan menggunakan path analysis. Path
analysis adalah suatu metode yang digunakan untuk mengestimasi hubungan
dalam suatu sistem persamaan struktural dengan menguji hubungan langsung dan
tidak langsung antar variabel. Metode ini didasarkan pada hubungan dalam
serangkaian persamaan regresi (digambarkan secara grafis dalam diagram jalur)
yang diestimasi secara simultan (bersama-sama). Hubungan kausal digambarkan
oleh sebuah panah lurus yang berasal dari variabel prediktor ke arah variabel
Model yang dibangun yaitu:
Gambar 3. Model Struktural Pengaruh Dana CSR Secara Langsung dan Tidak Langsung terhadap Laba
Goodness of fit yang harus dipenuhi dalam Path Analysis dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4. Goodness of Fit dalam Path Analysis
Kriteria Kriteria
Chi square < chi square tabel
(diharapkan kecil)
Probability chi square > 0,05
GFI Semakin besar semakin baik
TLI ≥ 0,90
NFI ≥ 0,90
AGFI ≥ 0,90
CFI > 0,90
RMSEA < 0,08
Sumber: Hair, dkk (1998)
Untuk mengetahui apakah variabel berpengaruh signifikan atau tidak
Jika P < α0,1
Jika P > α
, maka: variabel eksogen berpengaruh signifikan terhadap
variabel endogen
0,1
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel eksogen terhadap
variabel endogen dilihat dari nilai standardizedloading factor, dengan kriteria: , maka: variabel eksogen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel endogen
- 0,40 > loading factor≥ 0,30 : pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen lemah
- 0,50 > loading factor≥ 0,40 : pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen sedang
- loading factor≥ 0,50 : pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen kuat
3.5. Definisi dan Batasan Operasional
3.5.1. Definisi
1. Corporate Social Responsibility (CSR) diukur dengan jumlah dana yang
dialokasikan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan yang terkait dengan
tenaga kerja (pelatihan), lingkungan (alam), dan yang bekaitan dengan
keterlibatan masyarakat.
2. Dana CSR dibagi menjadi dua bentuk yaitu total dana CSR dan dana CSR
yang sesuai dengan core business yang diukur dalam miliar rupiah.
3. Penerapan CSR yang sesuai dengan core business adalah kegiatan CSR yang
berkaitan langsung dengan kegiatan operasional perusahaan (perkebunan
4. Core business yaitu bidang usaha utama yang dilakukan oleh perusahaan yaitu
usaha di bidang kelapa sawit dan produk turunanya.
5. Stakeholders meliputi tenaga kerja, komunitas lokal, masyarakat, dan
lingkungan.
6. Profitabilitas perusahaan diukur dengan tingkat laba bersih perusahaan per
tahun (Rp miliar), ROA (%), ROE (%) dan net profit margin (%).
7. Produksi merupakan total volume produksi perusahaan baik berupa bahan
mentah maupun bahan olahan (ton).
8. Penjualan adalah total volume produksi perusahaan baik berupa bahan mentah
maupun bahan olahan (ton).
9. Tenaga kerja adalah karyawan yang bekerja secara tetap di kedua perusahaan.
3.5.2. Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan pada perusahaan perkebunan negara dan perusahaan
perkebunan swasta yang sudah go public.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Bentuk Kegiatan CSR dan Alokasi Dana untuk Masing-Masing Kegiatan
Implementasi CSR bervariasi pada masing-masing perusahaan. Hal ini
dapat dilihat dari istilah yang digunakan pada masing-masing perusahaan. PTPN
IV menggunakan istilah PKBL dan CSR sedangkan PT BSP, Tbk menggunakan
istilah CSR/Community Development (CD). Secara rinci, kegiatan dan jumlah
dana untuk masing-masing bentuk implementasi CSR diuraikan di bawah ini.
4.1.1. Bentuk Kegiatan CSR dan Alokasi Dana untuk Masing-Masing Kegiatan di PTPN IV
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) disingkat PTPN IV didirikan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1996 tentang Peleburan
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI, PT Perkebunan VII, dan PT
Perkebunan VIII. PTPN IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas
kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit
dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan
baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan
pendukung lainnya. PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya
Kelapa Sawit dan Teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa
Sawit, 1 unit Proyek Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit.
Dalam proses pengolahan, PTPN IV memiliki 15 Unit Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) dengan kapasitas total 575 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam, 2
unit Pabrik Teh dengan kapasitas total 154 ton Daun Teh Basah (DTB) per hari,
IV juga didukung oleh 1 Unit Usaha Engineering Manufacturing and
Construction yaitu Pabrik Mesin Tenera (PMT) dan 3 Unit Usaha Rumah Sakit
yaitu RS. Laras, RS. Balimbingan dan RS. Pabatu. Seluruh Unit Usaha dan
Proyek Pengembangan PTPN IV dikelompokkan ke dalam 5 (lima) Grup Unit
Usaha (GUU).
Visi perusahaan adalah “Menjadi pusat keunggulan pengelolaan
perusahaan agro industri kelapa sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik
serta berwawasan lingkungan”. Misi perusahaan adalah:
1. Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif
2. Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan sistem,
cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi
untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi
3. Meningkatkan laba secara berkesinambungan
4. Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan
yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG)
5. Meningkatkan tanggungjawab sosial dan lingkungan
6. Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah
pusat/daerah.
PTPN IV berkomitmen dalam pelaksanaan CSR seperti yang tertuang
dalam misi perusahaan. Implementasi CSR di PTPN IV dilaksanakan dalam dua
bentuk yaitu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan CSR.
Pelaksanaan program PKBL diatur dalam Keputusan Menteri Negara BUMN
Kep-216/M-PBUMN/1999 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.
Pelaksanaan program CSR diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Undang-undang tersebut
menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan. Hal ini mendorong PTPN IV untuk mulai
mengalokasikan dana CSR selain dana PKBL pada tahun 2008.
Tiga prinsip yang mendasari Tanggung Jawab Sosial PTPN-IV terhadap
masyarakat adalah profit, people dan planet yang juga dikenal dengan istilah
triple bottom lines. Model ini berkaitan dengan aspek ekonomi (pencapaian laba),
lingkungan, dan sosial yang bertujuan untuk mencapai keberlanjutan perusahaan
(Herbert dkk, 2010).Gambar 4. menunjukkan bahwa dana yang dialokasikan oleh
PTPN IVuntuk program kemitraan, bina lingkungan, dan CSR berfluktuasi. Total
dana yang dialokasikan untuk ketiga program tersebut menurun pada tahun 2010
sebesar Rp 3,863 miliar atau sebesar 11,91% namun kembali mengalami kenaikan
pada tahun 2011 dan 2012 (Laporan Tahunan PTPN IV, 2006-2012).
Gambar 4. Perkembangan Realisasi Dana Kemitraan, Bina Lingkungan, dan CSR PTPN IV (Rp Miliar), Tahun 2006-2012
Sumber: Laporan Tahunan PTPN IV, 2006-2012 0,0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Kemitraan Bina Lingkungan CSR
a. Program Kemitraan
Program kemitraan dilakukan untuk memberdayakan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM). Program kemitraan ini diberikan kepada UKM yang berada di
sekitar wilayah kebun (unit kerja). Jenis usaha yang didanai oleh melalui program
kemitraan ini antara lain sektor industri kecil, perdagangan, pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan, jasa, dan lainnya.
Tabel 5. Penyaluran Dana Program Kemitraan Berdasarkan Sektor (Rp Miliar), Tahun 2006 - 2012
Uraian Tahun
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Sektor Industri 0,415 0,350 0,915 1,690 1,145 1,165 1,120
Sektor Perdagangan 2,345 1,875 3,340 8,040 5,570 9,365 7,270
Sektor Pertanian 0,251 0,205 0,100 1,120 0,250 0,165 0,130
Sektor Peternakan 0,345 0,075 0,160 0,895 0,535 0,815 0,910
Sektor Perkebunan - - - 0,325 0,500 1,250 4,002
Sektor Perikanan 0,200 0,100 0,420 1,200 0,590 0,615 1,285
Sektor Jasa 1,325 0,545 0,950 3,295 2,230 2,790 2,621
Sektor Lainnya 0,085 0,100 - 0,515 0,385 0,320 -
Jumlah 4,966 3,250 5,885 17,080 11,205 16,485 17,338 Sumber: Laporan Tahunan PTPN IV, 2006-2012
Dari Tabel 5. dapat dilihat bahwa alokasi dana program kemitraan yang
terbesar dialokasikan untuk sektor perdagangan, yaitu rata-rata sebesar 51,03%
dari total dana yang dialokasikan untuk program kemitraan. Dana tersebut
disalurkan dalam bentuk pinjaman untuk modal usaha kepada UKM seperti
warung nasi, toko kelontong, dan lain-lain. Dana yang dialokasikan untuk sektor
perkebunan rata-rata sebesar 5,29%. Alokasi dana untuk sektor perkebunan ini
baru dimulai pada tahun 2009 dengan jumlah dana Rp 0,325 miliar, namun jumlah
dana yang dialokasikan untuk sektor perkebunan terus meningkat sampai tahun