• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN FUNGSI MEDIA MASSA TERHADAP WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA KEMALA BHAYANGKARI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN FUNGSI MEDIA MASSA TERHADAP WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA KEMALA BHAYANGKARI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAN FUNGSI MEDIA MASSA TERHADAP WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA KEMALA BHAYANGKARI

KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Oleh

META AMBARSARI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh pembelajaran Pendidikan terhadap wawasan kebangsaan dan pengaruh fungsi media massa terhadap wawasan kebangsaan pada siswa kelas XI di SMA Kemala Bhyangkari Kabupaten Lampung Utara TA 2012/2013.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan subjek penelitian siswa kelas XI. Sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah 40 siswa. Untuk mengumpulkan data menggunakan teknik angket, yang ditunjang dengan wawancara dan dokumentasi. Data analisis menggunakan rumus Chi kuadrat.

Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap wawasan kebangsaan dan terdapat pengaruh yang signifikan antara fungsi media massa terhadap wawasan kebangsaan pada siswa kelas XI di SMA Kemala Bhayangkari Kabupaten Lampung Utara TA 2012/2013.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah ... .. 1

B. Identifikasi Masalah ... ... 8

C. Pembatasan Masalah ... . 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Kegunaan Penelitian ... 10

1. Kegunaan Teoritis ... 10

2. Kegunaan Praktis ... 11

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 12

1. Ruang Lingkup Ilmu ... 12

2. Ruang Lingkup Subjek... 12

3. Ruang Lingkup Objek ... 12

4. Ruang Lingkup Lokasi ... 12

5. Ruang Lingkup Waktu ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori………... 13

1. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 13

1.1 Pengertian Pembelajaran....……….…... 13

1.2 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 16

2. Media Massa... 27

2.1 Pengertian Media Massa... 27

2.2 Jenis-Jenis Media Massa... . 30

(7)

xv

3. Wawasan Kebangsaan... 36

3.1 Wawasan Kebangsaan... 36

3.2 Nilai Dasar Wawasan Kebangsaan... 38

3.3 Makna Wawasan Kebangsaan... 41

B. Penelitian yang Relevan... 47

C. Kerangka Pikir……….. 48

D. Hipotesis... 49

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 50

B. Langkah-Langkah Penelitian ... 50

1. Persiapan Pengajuan Judul... 51

2. Penelitian Pendahuluan... 51

3. Pengajuan Rencana Penelitian ... 51

4. Penyusunan Alat Pengumpulan Data... 52

5. Pelaksanaan Penelitian... 53

C. Populasi Dan Sampel ... 53

1. Populasi ... 53

2. Sampel ... 54

2.1 Teknik Sampling... 55

D.Variabel Penelitian ... 55

1. Variabel Bebas ... 55

2. Variabel Terikat ... 55

E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 55

1. Definisi Konseptual... 56

2. Definisi Operasional Variabel…... . 57

F. Rencana Pengukuran Variabel ... 58

G. Teknik Pengumpulan Data ... 59

1. Teknik Pokok ... 59

1.1 Angket ... 59

2. Teknik Penunjang ... 60

2.1 Wawancara ... 60

2.2 Dokumentasi ... 60

H. Instrumen Penelitian ... 61

1. Uji Validitas ... 61

2. Uji Reabilittas ... 61

I. Teknik Analisis Data ... 67

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 70

1. Lokasi Penelitian ... 70

(8)

3. Situasi dan Kondisi Sekolah... 71

3.1 Keadaan Tenaga Pengajar ... 71

3.2 Pembagian Kelas SMA Kemala Bhyangkari ... 71

3.3 Distibusi Sarana dan Prasarana ... 71

B. Deskripsi Data ... 72

1. Pengumpulan Data ... 72

2. Penyajian Data... 73

2.1 Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 73

a. Indikator Mentransformasi Nilai... 73

b. Indikator Menanamkan Nilai ... 76

c. Indikator Mengembangkan Nilai ... 78

2.2 Pengaruh Fungsi Media Massa ... 80

a. Indikator Sumber Belajar ... 80

b. Indikator Media Pembelajaran ... 83

c. Indikator Sumber Informasi ... 85

2.3 Wawasan Kebangsaan... 87

a. Indikator Hasrat Kesatuan... 87

b. Indikator Hasrat Kemerdekaan ... 90

c. Indikator Cinta Tanah Air ... 92

d. Indikator Membela Tanah Air... 94

2.4 Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 96

2.5 Fungsi Media Massa... 99

2.6 Wawasan Kebangsaan... ...101

3. Pengujian Data... ...103

3.1 Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Wawasan Kebangsaan... 103

3.2 Pengaruh Fungsi Media Massa Terhadap Wawasan Kebangsaan ... 108

C. Pembahasan ... 113

1. Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran Terhadap Wawasan Kebangsaan ... 114

2. Pengaruh Fungsi Media Massa Terhadap Wawasan Kebangsaan.... 115

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 117

B. Saran ... 118

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah tindakan yang fundamental, yaitu perbuatan yang menyentuh akar-akar kehidupan bangsa sehingga mengubah dan menentukan hidup manusia. Oleh karena itu, kesejahteraan suatu bangsa amat bergantung kepada tingkat pendidikannya. Pendidikan itu membentuk generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

Pada hakikatnya pendidikan merupakan upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerusnya. Selaku warga masyarakat, warga bangsa dan negara, secara berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi hari depan yang selalu berubah dan selalu terkait dengan kontek dinamika budaya, bangsa, negara dan hubungan internasional, maka pendidikan tidak dapat mengabadikan realita kehidupan yang mengglobal yang digambarkan sebagai perubahan kehidupan yang bertentangan dengan kenyataan yang ada.

(10)

spritual telah melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam masa perjuangan fisik, sedangkan dalam mengahadapi globalisasi untuk mengisi kemerdekaan memerlukan perjuangan non fisik sesuai dengan bidang profesi masing-masing. Perjuangan dilandasi oleh nilai-nilai perjuangan bangsa sehingga tetap memiliki wawasan dan kesadaran kenegaraan dan kebangsaan, sikap perilaku cinta tanah air dan mengutamakan persatuan serta kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi tetap utuh dengan tegak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada hakikatnya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk menyiapkan para siswa kelak sebagai warga masyarakat sekaligus warga negara yang baik. Sehubungan dengan tujuan pendidikan nasional, maka pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah secara konseptual mengandung komitmen utama dalam pencapaian dimensi tujuan pengembangan kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berwawasan kebangsaan.

(11)

3

terbuka, dan pengertian terhadap kritik dan saran, patuh terhadap peraturan, kreatif dan inovatif.

Maraknya isu dari berbagai pihak yang menyoroti sistem penyelenggaraan pendidikan yang belum dapat menghasilkan lulusan berkualitas, termasuk wawasan sikap dan perilaku. Tudingan akan rendahnya kualitas lulusan ini selalu saja mengarah pada kegagalan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sebagai bukti dengan menunjukkan sikap dan perilaku tidak terpuji yang sedang merajalela, seperti perkelahian, penodong sampai penganiyayaan dan pembunuhan, narkoba, penyelewengan seksual, dan perusakan lingkungan. Hal ini diperkuat dengan merajalelanya tindakan anarkis, maka semakin menguatkan kesan bahwa siswa yang bersikap dan berperilaku tidak terpuji dicap sebagai amoral dan asusila.

Seiring dengan bergantinya zaman, tidak bisa dipungkiri masalah kebudayaan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu untuk menyesuaikan diri dengan munculnya gagasan baru masyarakat pendukungnya, lambat atau cepatnya tergantung dari dinamika masyarakat sendiri, kemudian munculnya perubahan kebudayaan dapat terjadi akibat pengaruh faktor internal maupun eksternal.

(12)

dalam berbagai aspek kehidupan modern sekarang ini. Dengan demikian, konsep wawasan kebangsaan yang terwujud dalam implementasi nilai-nilai dasar wawasan kebangsaan diharapkan akan dapat menjadi solusi bagi bangsa Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan nasional akibat krisis multi-dimensi tersebut.

Kekhawatiran pun terjadi saat melihat perubahan yang sekarang ini mengarah pada kehidupan yang dipandang bertentangan dengan nilai-nilai luhur kehidupan bangsa, dinamika perubahan nilai budaya yang sedang berlangsung secara cepat. Di negara Indonesia dapat dicermati dari cerminan kehidupan sosial masyarakat saat ini, berbagai sikap dan perilaku yang sedang berlangsung dalam kehidupan sering membuat cemas. Praktik kehidupan yang tidak lagi merujuk pada nilai-nilai luhur budaya bangsa yang selama ini menjadi sebagai pola dasar perilaku sosial telah mengalami pergeseran, solidaritas sosial semakin menurun dan materialisme, intunisme, primodial dan budaya kekerasan semakin mengemuka. Oleh karena itu, kondisi yang demikian ini memang perlu dikaji kembali secara dinamis, nilai-nilai budaya bangsa yang dapat mengantarkan terhadap tantangan di masa depan. Nilai budaya sebagai suatu proses yang rumit dan tidak sederhana karena menyangkut semua dimensi dinamika masyarakat, oleh karena itu dalam proses perwarisan nilai, masyarakat juga perlu mencermati secara mendalam.

(13)

nilai-5

nilai luhur yang memahami benar keunggulan nilai budaya dan meyakininya sebagai sesuatu yang patut diharuskan, patut dipahami bahwa pewarisan nilai tidak cukup hanya dengan retorika dan semacamnya. Pewarisan akan lebih efektif juga diiringi keteladanan dengan praktik kehidupan sehari-hari. Dalam upaya tersebut, harus didukung dengan pelaksanaan hukum dengan praktik kehidupan di masyarakat.

Tabel 1. Hasil pra-survey melalui wawancara Kepada Siswa Kelas XI di SMA Kemala Bhayangkari Kotabumi Kabupaten Lampung Utara Tahun Pelajaran 2012/2013.

No. Aspek yang di observasi Baik Cukup

baik

2. Sikap siswa terhadap lingkungan sekitar

3. Sikap siswa terhadap masalah sosial

4. Pengetahuan siswa tentang keragaman budaya

5. Pendapat siswa tentang sikap pemerintah dalam menjalankan

pemerintahannya

(14)

Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab kurang baiknya wawasan kebangsaan melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di antaranya adalah Faktor Internal dan Eksternal.

Faktor internal sebagai berikut:

1. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

2. Pemahaman siswa terhadap wawasan kebangsaan 3. Sikap Individualistis dan matrealistis siswa

Faktor eksternal sebagai berikut:

1. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan media massa 2. Keteladanan pemimpin bangsa/masyarakat

Kehadiran media massa sebagai sumber informasi dan pengetahuan pada era globalisasi, yang membawa perubahan dan bergesernya peran guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai penyampai pesan atau informasi. Guru tidak lagi menjadi satusatunya sumber informasi dalam kegiatan pembelajaran siswa, akan tetapi siswa dapat memperoleh informasi melalui media massa, baik media cetak maupun media elektronik, dan juga dari internet.

(15)

7

guru memiliki kemampuan dan keterampilan yang sama dalam pemanfaatan media massa sebagai sumber belajar.

Dampak media massa dalam sebuah masyarakat juga telah membuat persepsi baru bahwa media massa, masyarakat, budaya massa dan budaya tinggi secara simultan saling berhubungan satu sama lain. Corak hubungan faktor-faktor di atas bersifat interplay . Tentu saja perubahan makna sosial tersebut juga dipengaruhi oleh perkembangan sosial baru dalam era modernisasi. Dalam proses ini ada beberapa pertimbangan yang perlu dilihat, yaitu: Pertama, perkembangan media sampai pada satuan kecil masyarakat membuat masyarakat harus membuat sikap baru dan lebih kompleks terhadap terminologi-terminologi sosial tradisional yang diyakini oleh masyarakat. Kedua, perkembangan media massa baru seperti televisi sempat mengubah persepsi sosial masyarakat karena pengaruhnya yang sedemikian dahsyat. Bahkan dapat dikatakan bahwa televisi mampu menjadi sentra kehidupan sosial meski tidak menutup kemungkinan bahwa media cetak juga tetap mempunyai kekuatan yang cukup signifikan dalam masyarakat. Ketiga, proses transisi sosial baru yang dialami oleh masyarakat menuntut kita untuk memperbaharui konsep sosial yang sudah ada. Keempat, pemahaman tentang ini juga akan mempengaruhi keseluruhan sikap yang diambil dalam proses perkembangan budaya masyarakat itu sendiri.

(16)

tentang lingkungan hidup harus bersaing ketat dengan sajian atau acara hiburan dan informasi lain yang mungkin lebih menarik bagi pemirsa. Arus komunikasi dan informasi di era globalisasi saat ini semakin pesat. Hal ini berpengaruh besar pada pola pikir dan juga perilaku masyarakat. Pada siswa yang kondisi kepribadiannya masih labil dalam penerimaan media massa bisa berdampak positif maupun negatif.

Media massa juga sangat mempengaruhi situasi dan berkembanganya wawasan kebangsaan. Melalui pemberitaan yang membangun dan tidak menjatuhkan akan menghasilkan dampak yang baik, dan juga menginformasikan hal-hal terkait pengembangan rasa berwawasan kebangasaan, tetapi juga jurnalis tetap idealis dan mengabarkan hal yang sebenarnya.

Dengan wawasan kebangsaan akan menghasilkan keutuhan Negara. Selain itu, pemerintah diharapkan mampu menjadi sosok pemimpin yang peduli bukan menunjukkan sikap angkuh dan mengutamakan pihak-pihak tertentu. Memberikan contoh melalui pengajaran dari para pengajar mulai tingkat sekolah terendah sampai perguruan tinggi, tidak hanya belajar namun juga pembelajaran jadi yang dihasilkan adalah mereka yang mencintai dan memiliki wawasan berkebangsaan yang selalu menjaga keutuhan negaranya.

(17)

9

berkepribadian dengan jati diri yang tangguh berwawasan kebangsaan serta tidak mudah digoyahkan oleh perkembangan zaman.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan siswa tentang wawasan kebangsaan. 2. Sikap individualistis dan matrealistis siswa. 3. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 4. Fungsi media massa.

5. Keteladanan pemimpin bangsa/masyarakat.

C. Pembatasan Masalah

Maka penelitian ini variabel bebas atau faktor-faktor yang mempengaruhi wawasan kebangsaan dibatasi pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Fungsi Media Massa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat di rumuskan sebagai berikut:

(18)

2. Apakah Terdapat Pengaruh Fungsi Media Massa Terhadap Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas Xi Di SMA Kemala Bhayangkari Kotabumi Kabupaten Lampung Utara 2012/2013?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujan untuk menganalisis dan menguji:

1. Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas XI Di SMA Kemala Bhayangkari Kotabumi Kabupaten Lampung Utara 2012/2013.

2. Pengaruh Fungsi Media Massa Terhadap Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas XI Di SMA Kemala Bhayangkari Kotabunmi Kabupaten Lampung Utara 2012/2013.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

(19)

11

b. Kegunaan Praktis

1. Bagi Guru

Guru dapat menjadikan hasil penelitian ini suplemen tambahan untuk mendidik siswanya agar berwawasan kebangsaan yang baik dengan memberikan contoh pemanfaatan sarana media massa dengan benar. Salah satunya melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat mengimplementasikan wawasan kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari melalui penggunaan sarana media massa sesuai dengan nilai karakter bangsa dan rasa tanggung jawab kemanusiaan.

3. Bagi Sekolah

(20)

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Pendidikan Pancasila dan Kewarnganegaraan dalam wilayah kajian pendidikan kewarganegaraan.

2. Ruang Lingkup Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA Kemala Bhayangkari Kotabumi Kabupaten Lampung Utara Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ruang Lingkup Objek

Objek dalam penelitian ini Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Fungsi Media Massa dan Wawasan Kebangsaan.

4. Ruang Lingkup Wilayah

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kemala Bhayangkari Kotabumi Kabupaten Lampung Utara.

5. Ruang Lingkup Waktu

(21)

✁ ✂ ✄JAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

1.1 Pengertian Pembelajaran

☎✆✝✞ ✆✟✠✡✠☛✠☞ s✆✌✠☛ ✠ ✍✝✍✝ ✝✆☛✍ ✎✠✏✠☞✎☛✑✒✆s ✓☞t✆☛ ✠✏✒ ✓ ✎✆✒✆☛t✠✔✓✔✓ ✏ ✔✆☞✕ ✠☞ ✎✆☞✔ ✓✔✓ ✏ ✔✠☞ su✝✞ ✆☛ ✞✆✟✠✡✠☛ ✎✠✔✠ ✒✍✠tu✟✓☞✕✏✍☞ ✕✠☞ ✞✆✟✠✡✠☛✖ ☎✆✝✞ ✆✟✠✡✠☛✠☞ ✝✆☛✍✎✠✏✠☞ ✞ ✠☞✗✍✠☞✠ ☞✕y ✔ ✓✞ ✆☛✓ ✏✠☞✎✆☞✔✓✔ ✓ ✏✠✕✠☛ ✔✠✎✠t t

✆☛ ✡✠✔✓ ✎☛✑✒✆s ✎✆✝ ✆☛✑✟✆✘ ✠☞ ✓✟✝u✔✠☞ ✎✆☞ ✕✆t✠✘✍✠☞✙ ✎✆☞✕u✠✒✠✠☞ ✏✆✝✠✘✓☛✠☞✔✠☞t✠✞✓✠t✙ s✆☛t✠✎✆✝✞✆☞✗✍✏✠☞✒✓ ✏✠✎✔✠☞✏✆✎✆☛✌✠y✠ ✠☞✎✠✔✠ ✎✆✒✆☛t✠✔ ✓✔ ✓ ✏✖✚✆☞ ✕✠☞✏✠t✠✟✠✓☞ ✙✎✆✝✞✆✟✠✡✠☛✠☞✝ ✆☛✍ ✎✠✏✠☞✎☛✑✒✆s✍☞✗✍ ✏ ✝ ✆✝✞✠☞✗u✎✆✒✆☛t✠✔ ✓✔✓ ✏✠✕ ✠☛✔✠✎✠t ✞ ✆✟✠✡✠☛✔✆☞ ✕✠☞✞✠✓ ✏✖

☎☛✑✒✆s ✎✆✝✞ ✆✟✠✡✠☛ ✠☞ ✔✓✠✟✠✝✓ ✒✆✎✠☞ ✡✠☞✕ ✘✠y✠t ✒✆✑☛✠☞ ✕ ✝ ✠☞✍ ✒ ✓✠ ✒✆☛t✠ ✔✠✎✠t ✞✆☛✟✠✏✍ ✔ ✓ ✝✠☞ ✠✎✍☞ ✔✠☞ ✏✠✎✠☞✎ ✍☞ ✖ ☎✆✝✞✆✟✠✡✠☛✠☞ ✝ ✆✝✎ ✍☞y✠✓ ✎✆☞✕ ✆☛✓t✠☞ ✠☞ ✕y ✝✓☛✓✎ ✔✆☞ ✕✠☞ ✎✆☞ ✕✠✡✠☛✠☞ ✙ w✠✟✠✍ ✎✍☞ ✏✑☞✑✗✠✒ ✓ y✠☞ ✕ ✞✆☛✞✆✔✠✖ ✚✠✟✠✝ ✏✑☞✗✆✏s ✎✆☞✔ ✓✔ ✓ ✏✠☞ ✙ ✕u☛u✝✆☞ ✕✠✡✠☛ ✒✍ ✎✠y✠ ✎✆✒☛t✠ ✔ ✓✔✓ ✏ ✔✠✎✠t ✞✆✟✠✡✠☛ ✔✠☞ ✝ ✆☞✕✍✠✒✠✓ ✓✒ ✓ ✎✆✟✠✡✠☛ ✠☞ ✘✓☞✕ ✕✠ ✝ ✆☞✌✠✎✠✓ ✒✆✒ ✍✠tu y✠☞ ✕ ✑✞✡✆✏✗✓✛ y✠☞✕ ✔ ✓t✆☞✗✍✏✠☞ (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan

(aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi

(22)

Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara

guru dengan peserta didik.

Menurut Degeng dalam Hamzah B.Uno (2009:3) pembelajaran

merupakan suatu disiplin ilmu menaruh perhatian pada perbaikan

kualitas pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran

deskriptif, sedangkan rancangan pembelajaran mendekati tujuan yang

sama dengan menggunakan teori pembelajaran perskriptif .

Selanjutnya Sugandi (2000:25) menyatakan pembelajaran

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja .

Selain itu menurut Wina Sanjaya (2005:18) pembelajaran

merupakan proses kerjasama antara guru dan siswa dalam

memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada baik

potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri maupun

potensi yang ada di luar diri siswa sebagai upaya untuk mencapai

tujuan belajar tertentu .Selain itu juga menurut Surya (2004:11)

pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu

untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya . Pendapat lain dikemukakan Winkel

pembelajaran merupakan separangkat tindakan yang dirancang untuk

mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan

kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian-kejadian-kejadian

(23)

15

(Efendi, Definisi Pembelajaran 26 September 2012, 15:45http://effendi-

dmth.blogspot.com/2012/09/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html).

Proses pembelajaran aktivitasnya dalam bentuk interaksi belajar

mengajar dalam suasana interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar

akan tujuan, adanya interaksi yang telah dirancang untuk tujuan

tertentu setidaknya merupakan pencapaian tujuan instruksional dan

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada kegiatan

integralistikan antara pendidikan dan peserta didik. Kegiatan

pembelajaran secara metodologis berakar dari pihak pendidik yaitu

guru, dan kegiatan belajar secara pedagogis dari pihak peserta didik.

UNESCO dalam Zaim Elmubarok (2004:41-42) merekomendasikan

pembaharuan pendidikan dan pembelajaran pada lima konsep pokok

paradigma pembelajaran dan pendidikan, sebagai berikut:

1. Learning to know

Peserta didik dimotivasi sehingga timbul kebutuhan dari dirinya

sendiri untuk memperoleh informasi, sikap tertentu yang ingin

dikuasai.

2. Learning to do

Peserta didik dilatih secara sadar mampu melakukan perbuatan

produktif dalam ranah pengetahuan, perasaan dan penghendakan.

3. Learning to live togetgher

Sekolah sebagai suatu masyarakat mini seharusnya mengajarkan

cooperatif learning , kerja sama dan bersama-sama bukannya

(24)

manusia pandai tetapi termakan kepandaian sendiri dan

membodohi orang lain.

4. Learning to be

Peserta didik dikondisikan dalam suasana yang dipercaya, dihargai,

dan dihormati sebagai kebebasan untuk mengekspresikan diri,

sehingga dapat terus-menerus menemukan jati dirinya.

5. Learning through life

Pembelajaran tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu.

Pembelajaran dan pendidkan berjalan dengan seumur hidup.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran ialah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa

belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan

baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya

waktu. Dan pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis

melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam hal ini

pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui tahapan

rancangan pembelajaran.

✜✢✣✤✥✦✧✥ ★✩✪✫✦✤✥✦✬✪✬✪✭✫ ✦✮✥ ✯✫★✧✫ ✦✥✧✫★✫✫ ✦

Hampir semua orang dikenai Pendidikan dan melaksanakan pendidikan.

Sebab Pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia.

Anak-anak menerima Pendidikan dari orang tuanya dan manakala

anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga akan mendidik

(25)

17

dan mahasiswa dididik oleh guru dan dosen. Pendidikan ialah khas dan

alat manusia, tidak ada makhluk lain yang membutuhkan Pendidikan.

Perlu ditekankan disini bahwa Pendidikan itu bukanlah sekadar

membuat peserta didik menjadi sopan, taat, jujur, setia, hormat, sosial

dan sebagainya. Tidak juga bermaksud hanya membuat mereka tahu

Ilmu Pengetahuan, teknologi, dan seni serta mampu

mengembangkannya. Marilah untuk lebih memahami istilah

pendidikan di bawah ini ada beberapa definisi Pendidikan.

Pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari

kata PIAS , artinya anak, dan AGAIN diterjemahkan membimbing,

jadi paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 (2007:11) mendefinisikan:

pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan, masyarakat, bangsa dan negara .

Definisi-definisi pendidikan yang telah dijelaskan dapat diambil

kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Pendidikan merupakan usaha

sadar dan terencana untuk mengembangkan dan menumbuhkan bakat,

pribadi, potensi-potensi lainnya secara optimal dalam diri anak kearah

yang positif.

Kewarganegaraan berasal dari kata Civics yang secara etiomologis

berasal dari kata Civicus (bahasa latin) sedangkan dalam bahasa

(26)

sebuahh kota, sesama warga negara, penduduk, orang setanah air

bawahan atau kaula .

Pendidikan Kewarganegaraan terdiri dari dua istilah yaitu Civic

Education dan Citizenship Education yang keduanya memilki

peranan masing-masing yang tetap saling berkaitan. Civic Education

lebih pada suatu rancangan yang mempersiapkan warganegara muda,

kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakat.

Sedangkan Citizenship Education adalah lebih pada pendidikan baik

pendidikan formal maupun non formal yang berupa program penataran

atau program lainnya yang sengaja dirancang atau sebagai dampak

pengiring dari program lain yang berfungsi memfasilitasi proses

pendewasaan atau pematangan sebagai warganegara Indonesia yang

cerdas dan baik.Pendidikan Kewarganegaraan sebagai citizenship

education secara substantif dan pedagogis didesain untuk

mengembangkan warga negara yang cerdas terampil, dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan

dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat

Pancasila dan UUD 1945.

Pasal 39 Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata

pelajaran yang memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar

hubungan warga negara dengan pemerintah agar menjadi warga negara

(27)

19

Menurut Numan Somantri (2010:1) bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan adalah:

Program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sember pengetahuuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, orang tua yang kesemuanya itu diproses guna melatih siswa untuk berfikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Tim Derektorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2006:11), Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan bidang kajian ilmiah dan program

pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi

pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui:

1. Civic Intellegence

Yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi

spiritual, rasional, emosional, maupun sosial.

2. Civic Responsibility

Yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara

yang bertanggung jawab.

3. Civic Participation

Yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggung

jawabnya, baik secara individual, sosial, maupun sebagai pemimpin

hari depan.

(28)

negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia .

Adapun Substansi kajian Pendidikan Kewarganegaraan terdiri dari:

1. Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge)

Mencakup bidang politik, hukum, dan moral. Secara rinci materi

pendidikan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang

prinsip-prinsip dan proses demokrasi, lembaga pemerintah dan non

pemerintahan, identitas nasioal, pemerintah berdasar hukum (rule of

law) dan peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi,

sejarah nasional, hak asasi manusia, hak sipil, dan hak politik.

2. Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills)

Meliputi keterampilan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara, misalnya: berperan serta dan aktif mewujudkan

masyarakat madani, proses pengambilan keputusan politik,

keterampilan mengadakan koalisi, kerja sama, mengelola konflik,

keterampilan hidup dan sebagainya.

3. Dimensi nilai-nilai kewarganegaraan(civics values)

Mencakup percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai religius,

norma, dan nilai luhur, nilai keadilan, demokratis, toleransi,

kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan pers,

kebebasan berserikat dan berkumpul, perlindungan terhadap

minoritas dan sebagainya.

Dimensi-dimensi tersebut tidak dapat berdiri sendiri dan merupakan

(29)

21

kewarganegaraan dipandang sebagai mata pelajaran yang memegang

peran penting dalam membentuk warga negara yang baik, berakhlak,

dan bertanggung jawab sesuai dengan Falsafah dan Konstitusi

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat didefinisikan bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memberikan

pengetahuan mengenai hubungan antar warga negara, pemenuhan

hak dan kewajiban warga negara, kesadaran terhadap hukum dan

politik sehingga tercipta suasana yang demokratis.

Tim Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah (2006:12), tujuan mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:

1. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

2. Beradaptasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak

secara cerdas dalam kegiatan masyarakat.

3. Bekembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

dan pribadi berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa

lainnya.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia

secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan

(30)

Pendapat M. Nasruddin Anshoriy (2008:209) menyatakan Terbukti, bangsa yang berhasil mencapai tingkat kemajuan budaya dan teknologi tinggi harus didukung oleh kualitas pendidikan yang baik. Dalam konteks saat ini, jati diri dan kepribadian bangsa perlu dibentuk melalui pendidikan multikultural. Hal ini karena Indonesia dihuni oleh beragam agama, tradisi, dan budaya .

Visi Pendidikan Kewarganegaraan yakni menjadikan sumber nilai dan

pedoman bagi penyelengaraan program studi untuk mengembangkan

kepribadian siswa sebagai warga negara Indonesia dalam menerapakan

Ipteks dengan rasa tanggungjawab kemanusiaan. Misi Pendidikan

Kewarganegraan yakni membantu siswa agar mampu menanamkan

nilai dasar, menjelaskan nilai dasar, mewujudkan nilai dasar dan

memupuk nilai dasar kesadaran berbangsa danm bernegara dalam

menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dikuasai

dengan rasa tanggung jawab kemanusiaan. Menurut Numan Sumantri

(2001:166), fungsi Pendidikan Kewarganegaraan adalah program

pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan

sumber pengetahuan lainnya, yang kesemuanya itu diproses guna

melatih siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak

demokratis dalam mempersiapkan hidup yang berdemokratis

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 .

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

Pendidikan Kewarganegaraan (civic education) adalah proses

pengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran yang

(31)

23

kreatif, inovatif serta mempunyai karakter yang khas dalam sikap dan

moral serta berwawasan kebangsaan sebagai bangsa Indonesia yang

dilandasi dengan Pancasila dan UUD 1945.

Berdasarkan paradigma baru PKn, Depdiknas (2006:49) mengeluarkan

standar isi materi PKn sebagai berikut:

1. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam

perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,

sumpah pemuda, keutuhan NKRI, partisipasi dalam pembelaan

negara serta sikap positif terhadap NKRI.

2. Norma, hukum dan persatuan, meliputi: tertib dalam kehidupan

keluarga, tata tertib sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,

peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan internasional.

3. Hak Asasi Manusia (HAM), meliputi: hak dan kewajiban anak, hak

dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan

internasional hak asasi manusia, pemajuan, perlindungan dan

penghormatan hak asasi manusia.

a. Kebutuhan Warga Negara, meliputi: hidup gotong royong, harga

diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi,

kemerdekaan mengeluarkan pendapat, persamaan kedudukan

warga negara.

b. Konstitusi negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan

(32)

c. Kekuasaan dan politik,meliputi: pemerintah daerah dan

kecamatan, pemerintah daerah dan otonomi, pemerintah pusat,

demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi

menuju masyarakat madani serta sistem pemerintahan.

d. Pancasila,meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar

negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan

sehari-hari serta Pancasila sebagai ideologi terbuka.

e. Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar

negeri Indonesia era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan

internasional dan organisasi internasional serta mengevaluasi

globalisasi.

Berdasarkan pengertian dari pembelajaran dan pendidikan

kewarganegaraan tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan untuk menyiapkan para siswa kelak

sebagai masyarakat sekaligus sebagai warga negara yang baik serta

berwawasan kebangsaan. Sehubungan dengan tujuan pendidikan

nasional, maka pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

menggalakkan kembali materi pelajaran wawasan dan kewarganegaraan

di dalam sistem pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah secara konseptual yang di tanamkan rasa kebangsaan yang

dalam dan cinta tanah air dan bangsa yang mengandung komitmen

(33)

25

yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan

dan kebangsaan.

Maraknya isu dari berbagai pihak yang menyoroti sistem

penyelenggaraan pendidikan yang belum dapat menghasilkan lulusan

berkualitas, termasuk wawasan sikap dan perilaku yang mencerminkan

wawasan kebangsaan yang baik. Tudingan akan rendahnya kualitas

lulusan ini selalu saja mengarah pada kegagalan pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan. Sebagai bukti dengan menunjukkan

sikap dan perilaku tidak terpuji yang sedang merajalela, seperti

perkelahian, penodong sampai penganiyayaan dan pembunuhan,

narkoba, penyelewengan seksual, dan perusakan lingkungan. Hal ini

diperkuat dengan merajalelanya tindakan anarkis, maka semakin

menguatkan kesan bahwa siswa yang bersikap dan berperilaku tidak

terpuji dicap sebagai amoral dan asusila.

Berdasarkan orientasi pada hal tersebut, maka peran dan fungsi serta

tanggung jawab guru Pendidikan Kewarganegaraan pada setiap jenjang

pendidikan sangat diharapkan untuk mau dan mampu menjadikan para

siswa sebagai calon warga masyarakat sekaligus sebagai warga

negarayang berwawasan kebangsaan. Adapun ciri-cirinya antara lain

relijius, jujur, disiplin, tanggung jawab, toleran, sadar akan hak dan

kewajiban, mencintai kebenaran, dan keadilan, peka terhadap

(34)

pengertian terhadap kritik dan saran, patuh terhadap peraturan, kreatif

dan inovatif.

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang perlu diorganisasikan

antara lain sebagai berikut:

1. Tanggung jawab individu yang mencakup menghormati kehidupan

umat manusia, menghormati hak orang lain, toleransi,

mengendalikan diri, partisipasi dalam proses demokrasi, bekerja

untuk kepentingan umum.

2. Kemerdekaan individu untuk berpartisipasi dalam demokrasi,

beribadah, berpikir, berkesadaran, berkumpul berserikat,

mengemukakan pikiran.

3. Hak-hak individu yang mencakup hak hidup, kemerdekaan, harga

diri, keamanan, persamaan kesempatan, keadilan, dan pemilikan

kekayaan.

4. Kepercayaan mengenai kondisi masyarakat dan tanggung jawab

pemerintah yang mencakup kebutuhan masyarakat akan hukum yang

diterima secara umum, perlindungan terhadap minoritas, pemerintah

yang dipilih oleh rakyat, pemerintah yang menghormati dan

melindungi hak-hak individu dan kemerdekaan individu, dan

kemerdekaan yang bekerja untuk kepentingan umum.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan penerapan dari

suatu teori pada kehidupan sehari-hari. Pendidikan Kewarganegaraan

(35)

27

dan lingkungan sekitarnya. Selanjutnya juga di atur tentang

kemerdekaan tiap-tiap individu, hak-hak individu, serta pemerintah dan

hubungan masyarakat dan pemerintah.

✰ ✱✲ ✳✴✵✶✲ ✶✷ ✷ ✶

✰✱✸✹ ✳✺✻ ✳✼✽ ✵✶✺✲✳✴✵✶✲ ✶✷ ✷ ✶

Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius,yang secara harfiah

berarti tengah , perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima pesan. Media massa dalam kamus lengkap bahasa Indonesia

di artikan sebagai berikut: media, sarana, alat atau sarana komunikasi

bagi masyarakat berupa koran, majalah, televisi, radio, telepon, internet,

dan sebagainya media cetak, alat komunikasi massa yang diterbitkan

dalam bentuk cetakan seperti koran, majalah dan sebagainya.

Susanto (1982:2) menyatakan bahwa media massa adalah suatu jenis

komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,

heterogen, dan anonim melewati media cetak dan elektronik, sehingga

pesan atau informasi yang sama dapat diterima secara serentak .

AECT (Association of Education and Communication Technology,

1977), dalam Arsyad (2007:3), media massa merupakan segala bentuk

dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi .

Menurut Hafied Cangara (2002:134) Media massa merupakan alat

(36)

khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi

mekanis seperti surat kabar, Radio, dan Televisi . Sedangkan

karakteristik Media Massa menurut Hafied Cangara (2002:134-135)

dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi adalah:

a. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari

banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan, sampai

pada penyajian informasi.

b. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang

memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima.

Kalaupun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan

waktu dan tertunda.

c. Meluas dan serempak artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan

jarak, karena ia memiliki kecepatan, bergerak secara luas dan

simultan dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak

orang pada saat yang sama.

d. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat

kabar dan semacamnya

e. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan

dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa

Salah satu peralatan teknis yang digunakanuntuk menyampaikan

informasi kepada masyarakat adalah surat kabar sebagai kelompok

media massa cetak. Media amssa cetak seperti surat kabar merupakan

(37)

29

Media massa cetak merupakan salah satu bentuk sarana komunikasi

yang sering disajikan untuk memberikan informasi bagi pembaca, ini

berarti media massa cetak secara tidak langsung bisa digunakan untuk

berkomunikasi dengan massa, sedangkan fungsi komunikasi massa

menurut Onong Uchjana Effendy dalam Ilmu Komunikasi, Teori dan

Praktek mengatakan ada 3 macam yang meliputi:

1. Komunikasi massa berfungsi untuk menyiarkan informasi (to

inform)

2. Komunikasi massa berfungsi untuk mendidik (to educate)

3. Komunikasi massa berfungsi untuk menghibur (to intertain), dan

berfungsi dalam membimbing dan mengkritik. (Onong Uchjana

Effendy, 1999:54)

Berdasarkan pendapat tersebut dapat di artikan media massa adalah

media yang mampu menimbulkan keserempakan informasi diantara

khalayak yang sedang memperhatikan pesan yang dilancarkan oleh

media massa tersebut, baik dalam bentuk media cetak maupun

elektronik.

Perkembangan media massa bagi manusia sempat menumbuhkan

perdebatan panjang tentang makna dan dampak media massa pada

perkembangan masyarakat. Dalam perkembangan teori komunikasi

massa, konsep masyarakat massa mendapat relasi kuat dengan produk

budaya massa yang pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana

(38)

dibentuk oleh budaya massa yang ada. Media massa berperan untuk

membentuk keragaman budaya yang dihasilkan sebagai salah satu

akibat pengaruh media terhadap sistem nilai, pikir dan tindakan

manusia.

Menurut Werner Severin (2009:368) fungsi utama media massa adalah

untuk mengkomunikasikan kesemua manusia lainnya mengenai

perilaku, perasaan, dan pemikiran mereka . Dan dalam mewujudkan hal

itu, pers tidak akan lepas dengan responsibilitas dari kebenaran

informasi (Responsibility), kebebasan insan pers dalam penyajian berita

(Freedom of the pers), kebebasan pers dari tekanan-tekanan pihak

lainnya (Idependence), kelayakan berita terkait dengan kebenaran dan

keakuratannya (Sincerity, Truthfulness, Accuracy), aturan main yang

disepakati bersama (Fair Play), dan penuh pertimbangan (Decency).

Jadi intinya kebebasan pers sekarang ini dapat dilaksanakan dengan

baik, jika kebebasan pers itu diimbangi dengan tanggung jawab dan

kode etik sebagai landasan profesi, untuk menghindari ada pemberitaan

yang menjurus anarkis.

✾✿ ✾Jenis-jenis Media Massa

Djamarah (2002:140), secara umum jenis-jenis media massa terdiri dua

bagian, yaitu:

1. Media Cetak

Media Massa Cetak (Printed Media), dicetak dalam lembaran

(39)

31

Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media cetak diantaranya

terdiri dari:

❀ ❁ ❂❃❄❀ ❅

Bervariasinya format serta isi surat kabar yang menyediakan

rubik hukum, politik, pendidikan, sosial dan budaya. Pada

umumnya surat kabar, terutama yang terbit di Indonesia tidak

terlalu tebal serta termasuk media yang sederhana, sehingga

mudah digunakan.

Berdasarkan definisi mengenai koran atau surat kabar, dapat

dipahami bahwa koran atau surat kabar yang ada di Indonesia,

dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi siswa karena di

dalam setiap edisi koran atau surat, tersedianya rubik mengenai

bidang hukum, politik, pendidikan, sosial dan budaya, yang

berhubungan dengan materi yang diajarkan di sekolah.

. ❇❀ ❈❀❉❀ ❊

Majalah secara harfiah dalam bahasa Inggris berarti magazine,

menurut Djafar H.Assegaff (1983:127) dalam bukunya

Jurnalistik Masa Kini, majalah diartikan sebagai publikasi atau

terbitan secara berkala yang memuat artikel-artikel dari

berbagai penulis.

Majalah berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang

bervariasi. Majalah biasanya memiliki artikel mengenai topik

(40)

dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca.

Penerbitan akademisyang menulis artikel yang dapat dengan

ilmu tersebut publikasi ilmiah atau jurnal.

F. Frazier Bond, majalah dapat dibagi kedalam dua bagian

yaitu:

1. Majalah Umum

Adalah majalah yang menggunakan persoalan-persoalan

yang mempunyai arti penting bagi orang

banyak.Menyangkut soal politik, ekonomi, pendidikan,

kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang meliputi kebutuhan

manusia dalam masyarakat.

2. Majalah Khusus

Adalah majalah yang mengemukakan masalah pertanian,

ekonomi, teknik, ilmu pengetahuan dan lain-lain.

❋ ● ❍■❏❑▲▼ ◆■ ❖P◗❘❑❙

Media Massa Eletronik (Elektronik Media). Jenis media massa

yang isinya disebar luaskan melalui suara atau gambar dan suara

dengan menggunakan teknologi elektronik, yang terdiri dari:

▲● ❚❘ ❖■ P❘■ ❖

Secara harfiah, internet (kependekan daripada kata

inter-network ialah rangkaian komputer yang terhubung menerusi

beberapa rangkaian. Internet merupakan sistem komputer

(41)

33

pertukaran paket (packet switching communtication protocol).

Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara

menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan

internetworking guna dari Internet yaitu bisa mencari semua

informasi, hiburan, maupun berita aktual dan lainnya.

.❱ ❲❳❲❨❩❬❩

Televisi merupakan sebuah alat penangkap siaran bergambar.

Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai

arti masing-masing jauh(tele) dan tamapak (vision). Jadi televisi

berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan

roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia.

Azhar Arsyad (2007:51), televisi adalah sistem elektronik yang

mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara

melalui kabel atau ruang. Televisi dapat dimanfaatkan untuk

keperluan pendidikan, yang sangat mudah dijangkau melalui

siaran udara . Undang-Undang Republik Indonesia No. 32

Tahun 2002 menyebutkan: Penyiaran televisi adalah media

komunikasi massa dengar pandang yang menyalurkan gagasan

dan informasi dalam bentuk gambar dan suara secara umum,

baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan

(42)

. ❪❫❴❵❛

Radio merupakan alat penyampaian informasi yang bersifat

audio dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas

yang memiliki frekuensi kurang dari 300Ghz (panjang

gelombang lebih besar dari 1 mm) dengan menggunakan bahasa

lisan sebagai penghubungan atau informasi melalui pengiriman

suara atau bunyi yang disampaikan lewat udara kepada khalayak

pendengar, sehingga pendengar, sehingga pendengar meresa

tertarik akan pesan yang disampaikan dan kemudian mengikuti

dan pelaksanaan pesan yang dianjurkan melalui siaran tersebut.

.❝❞❡❢❣ ❤❵✐❥❴❵ ❫✐❫❤ ❤ ❫

Media massa sendiri dalam masyarakat mempunyai beberapa fungsi

atau peran sosial, yaitu:

a. Fungsi Pengawasan

Salah satu fungsi komunikasi massa adalah sebagai pengawasan,

karena dengan pengawasan ini akan lebih mempermudah

pengontrolan kegiatan-kegiatan sosial yang terjadi didalam

masyarakat.Dalam membentuk fungsi ini, media sering kali

memperingatkan kita akan bahaya yang mungkin terjadi seperti

kondisi cuaca yang ekstrem atau berhaya atau ancaman militer.

b. Fungsi Pendidikan

Media massa atau pers itu sebagai sarana pendidikan massa, pers

memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga

(43)

35

c. Fungsi Kontrol Sosial

Melalui fungsi media massa ini, terkandung makna demokratisyang

didalamnyaterdapat unsur-unsur sebagai berikut:

a) Social Participation(keikut sertaan dalam pemerintahan)

b) Social responsibility (pertanggung jawaban perintahan terhadap

masyarakat)

c) Social support(dukungan rakyat terhadap pemerintah)

d) Social control(kontrol masyarakat terhadap tindakan-tindakan)

d. Fungsi Pencerahan Informasi

Dengan adanya media massa, masyarakat akan lebih mudah mencari

dan mendapat informasi. Karena fungsi utama dari media massa

adalah untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat yang

menyangkut berbagai hal, baik dalam ekonomi, politik, agama,

hukum dan budaya.

e. Fungsi Transformasi Budaya

Dalam keterkaitannya dengan budaya, media massa memiliki

pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat. Karena dari media

massa, masyarakat dapat belajar berbagai macam hal. Misal dalam

hal kebudayaan, dari siaran atau tayangan televisi, masyarakat dapat

belajar tentang budaya yang bersifat tradisional dan modern, yang

secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku masyarakat

tersebut. Meningkatkan kesatuan sosial, memperluas dasar

(44)

f. Fungsi Hiburan

Fungsi media untuk menghibur manusia. Manusia cenderung untuk

melihat dan memahami peristiwa atau pengalaman manusia sebagai

sebuah hiburan. Rihat pribadi, mengisi waktu luang.

❦ ❧ ♠♥♦ ♥♣ ♥qr st♥q✉♣ ♥♥q

❦❧✈✇sq✉s①②③♥q♠♥♦ ♥♣ ♥qr st♥q✉♣ ♥♥q

Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara

adalah wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang

diakui. Konsep dasar wilayah kepulauan telah diletakkan melalui

Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki

nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan

konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia.

Wawasan merupakan cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan

lingkungannya dalam eksistensinya yang sarwa nusantara dan

penekanannya dalam mengepresikan diri sebagai bangsa Indonesia di

tengah-tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu. Unsur-unsur

dasar wawasan nusantara itu adalah: wadah, isi, dan tata laku.

Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka,

negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus

kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi

yang strategis dan kaya akan sumber daya manusia (SDM).

(45)

37

masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa,satu negara dan

satu tanah air.Dalam kehidupannya,bangsa Indonesia tidak terlepas

dari pengaruh interaksi dan interelasi dengan lingkungan

sekitar(regional atau internasional). Salah satu pedoman bangsa

Indonesia wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah

nusantara disebut Wawasan Kebangsaan. Karena hanya dengan upaya

inilah bangsa dan negara Indonesia tetap eksis dan dapat melanjutkan

perjuangan menuju masyarakat yang adil,makmur dan sentosa.

Menurut Wan Usman Wawasan Kebangsaan merupakan cara

pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai

Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam .

Selain itu Kel. Kerja LEMHANAS (2001:14) mengatakan bahwa

Wawasan Kebangsaan merupakan cara pandang dan sikap bangsa

Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang beragam dan

bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan kesatuan bangsa

dan kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan

bermsyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan

nasional .Pendapat lain menurut Ketetapan MPR Tahun 1993 dan

1998 Tentang GBHN Wawasan Kebangsaan merupakan cara

pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya

dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan

wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermsyarakat,

berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional pendapat

(46)

memandang yang mengandung kemampuan seseorang atau kelompok

orang untuk memahami jati diri suatu bangsa dalam memandang

dirinya dan bertingkah laku sesuai dengan falsafah hidup dalam

lingkungan internal dan eksternal .

Di samping itu bangkit pula gerakan-gerakan di bidang politik,

ekonomi atau perdagangan, pendidikan, kesenian, pers dan

kewanitaan. Dalam perjalanan sejarah itu timbul pula gagasan sikap,

dan tekad yang bersumber dari nilai-nilai budaya bangsa serta

disemangati oleh cita-cita moral rakyat yang luhur. Sikap dan tekad

itu merupakan perwujudan dari satu wawasan kebangsaan.

④⑤⑥⑦⑧⑨⑩ ⑧❶⑩❷ ⑩❸❹⑩❺ ⑩❷ ⑩❻❼❽❾ ⑩❻ ❿❷ ⑩ ⑩❻

Nilai wawasan kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan

kesatuan bangsa memiliki 6 (enam) dimensi manusia yang bersifat

mendasar dan fundamental, yaitu:

a) Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai

makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa;

b) Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas,

merdeka, dan bersatu

c) Cinta akan Tanah Air dan Bangsa;

d) Demokrasi;

e) Kesetiakawanan Sosial;

(47)

39

Dengan demikian wahana kehidupan religius diwujudkan dengan

memeluk agama dan menganut Kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, dilindungi oleh negara, dan sewajarnya mewarnai hidup

kebangsaan. Wawasan Kebangsaan membentuk manusia Indonesia

seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya sebagai obyek dan

subyek usaha pembangunan nasional menuju masyarakat adil dan

makmur berdasarkan Pancasila.

Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia menunjukkan,

bahwa wawasan kebangsaan mengetengahkan manusia ke dalam pusat

hidup bangsa. Hal ini berarti bahwa dalam persatuan dan kesatuan

bangsa masing-masing pribadi harus dihormati. Bahkan lebih dari itu

wawasan kebangsaan menegaskan, bahwa manusia seutuhnya adalah

pribadi, subyek dari semua usaha pembangunan bangsa. Semua usaha

pembangunan dalam segala bidang kehidupan berbangsa bertujuan

agar masing-masing pribadi bangsa dapat menjalankan hidupnya

secara bertanggungjawab demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka,

maju, dan mandiri akan berhasil dengan persatuan bangsa yang kokoh.

Cinta akan Tanah Air dan Bangsa menegaskan nilai sosial dasar.

Dengan ini wawasan kebangsaan menempatkan penghargaan tinggi

akan kebersamaan yang luas, yang melindungi masing-masing warga

dan menyediakan tempat untuk perkembangan pribadi bagi setiap

(48)

manusia. Solidaritas itu mengakui hak dan kewajiban azasi

sesamanya, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama dan

kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan

sebagainya.

Paham kebangsaan dapat berwawasan luas dapat pula berwawasan

sempit. Fasisme, Naziisme sebagai nasionalisme yang sempit jelas

ditolak oleh bangsa Indonesia. Dengan demikian esensi nasionalisme

sebagai suatu tekad bersama yang tumbuh dari bawah untuk bersedia

hidup sebagai suatu bangsa dalam negara merdeka. Kebangsaan atau

nasionalisme adalah paham kebersamaan, persatuan dan kesatuan.

Nasionalisme atau kebangsaan selalu berkaitan erat dengan

demokrasi, karena tanpa demokrasi, kebangsaan akan mati bahkan

merosot menjadi Fasisme atau Naziisme, yang bukan saja berbahaya

bagi berbagai minoritas dalam bangsa yang bersangkutan, tetapi juga

berbahaya bagi bangsa lain.

Kesetiakawanan sosial sebagai nilai merupakan rumusan lain dari

keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Wawasan Kebangsaan

menegaskan, bahwa kesejahteraan rakyat lebih dari hanya

kemakmuran yang paling tinggi dari sejumlah orang yang paling

hebat. Kesejahteraan rakyat lebih dari keseimbangan antara kewajiban

sosial dan keuntungan individu. Kesejahteraan sosial boleh disebut

kesejahteraan umum. Kesejahteraan umum itu mencakup keseluruhan

(49)

41

memungkinkan masing-masing pribadi, keluarga dan kelompok sosial

lain untuk mencapai kesempurnaan mereka secara lebih penuh dan

dengan lebih mudah. Kebangsaan dan demokrasi bukanlah tujuan,

tetapi merupakan sarana dan wahana untuk mencapai tujuan yang

lebih tinggi, yaitu masyarakat yang adil dan makmur.

Salah satu ciri khas negara demokratis yang membedakannya dari

negara yang totaliter adalah toleransi. Wawasan Kebangsaan

Indonesia menegaskan, bahwa demokrasi tidak sama dengan

kemenangan mayoritas atau minoritas. Dalam demokrasi kita segala

sesuatu dapat diputuskan dengan cara musyawarah dan tidak

mengutamakan pengambilan keputusan dengan suara terbanyak

(voting). Hal yang sama nampak dalam kerukunan hidup beragama

dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam rangka integrasi nasional terdapat sikap saling

hormat-menghormati dan bekerja sama antara para pemeluk agama yang

berbeda-beda dan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan

ibadah sesuai agama masing-masing.

➀ ➁➀ ➂➃ ➄➅➃➆➃ ➇➃ ➈➃ ➅➉➊➋➃➅➌ ➈➃ ➃ ➅

Wawasan kebangsaan Indonesia mengamatkan kepada seluruh bangsa

agar menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan

keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau

golongan. Diharapkan manusia Indonesia sanggup dan rela berkorban

(50)

penghargaan terhadap martabat manusia, cinta kepada Tanah Air dan

Bangsa, demokrasi dan kesetiakawanan sosial.

Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian

rupa sehingga asas Bhinneka Tunggal Ika dipertahankan. Persatuan

tidak boleh mematikan keanekaan dan kemajemukan. Sebaliknya

keanekaan dan kemajemukan tidak boleh menjadi pemecah belah

namun menjadi kekuatan yang memperkaya persatuan.

Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang

picik. Misi yang diamanatkan ialah agar para warga negara Indonesia

membina dengan jiwa besar dengan setia terhadap Tanah Air, tetapi

tanpa kepicikan jiwa. Cinta Tanah Air dan Bangsa selalu sekaligus

diarahkan pada kepentingan seluruh umat manusia yang saling

berhubungan dengan berbagai jaringan antara ras, antar bangsa dan

antar negara.

Mencermati makna Wawasan Kebangsaan tersebut, dapatlah

dikemukaan bahwa Wawasan Kebangsaan Indonesia pada hakekatnya

dilandasi oleh Pancasila sebagai falsafah dan pandangan hidup bangsa

kita. Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan

hidup Pancasila, bangsa Indonesia telah berhasil merintis jalan

menyelenggarakan misinya di tengah-tengah tata kehidupan di dunia.

Untuk dapat memahami hakekat wawasan kebangsaan Indonesia perlu

(51)

43

pandangan dan falsafah hidup yang dianut oleh bangsa Indonesia.Kalau

kita teliti secara mendalam, maka asas pembangunan wawasan dalam

penyelenggaraan pembangunan serta kaidah penuntun bagi penentuan

kebijaksanaan pembangunan nasional tidak lain adalah penjabaran dari

Pancasila.

Untuk dapat memahami bagaimana wawasan kebangsaan bagi bangsa

Indonesia, perlu dipahami secara mendalam falsafah Pancasila, yang

mengandung nilai-nilai dasar yang akhirnya dijadikan pedoman dalam

bersikap dan bertingkah laku yang bermuara pada terbentuknya karakter

bangsa.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terbuka dan suka berkoeksistensi

dengan bangsa lain. Sudah sejak dulu kala bangsa Indonesia menikmati

dan menghayati arti hidup berdampingan secara damai dengan bangsa

lain. Dengan letak geostrategik nusantara di posisi silang hubungan

antar bangsa, maka wawasan kebangsaan Indonesia tidak hanya bersifat

inward looking dan mengisolasi diri. Laut bagi bangsa Indonesia

bukan menjadi pemisah tetapi justru keluar sebagai wahana dalam

berhubungan dengan bangsa lain, sedangkan ke dalam merupakan unsur

pemersatu.

Wawasan nusantara yang mengemuka di tengah-tengah silang pendapat

antara federalisme dan unitarisme di masa setelah lahirnya Indonesia

Serikat, esensinya dapat dikatakan implementasi dari wawasan

(52)

nusantara dinyatakan bahwa wilayah laut adalah bagian dari wilayah

negara kepulauan yang kemudian diakui dunia sebagai Archipelagic

Principle .

Wawasan nusantara merupakan pandangan yang menyatakan bahwa

negara Indonesia merupakan suatu satu kesatuan dipandang dari segala

aspeknya. Wawasan nusantara merupakan pandangan hidup bangsa

Indonesia dalam mendayagunakan konstelasi Indonesia, sejarah dan

kondisi sosial budaya untuk mengejawantahkan segala dorongan dan

rangsangan di dalam usaha mencapai perwujudan aspirasi bangsa dan

tujuan nasional, yang mencakup:

1. Kesatuan Politik, dalam arti:

a. Bahwa kedaulatan nasional dengan segala kekayaannya

merupakan satu kesatuan wilayah, ruang hidup dan kesatuan

matra seluruh bangsa serta merupakan modal dan milik bersama

bangsa Indonesia;

b. Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku dan berbicara

dalam berbagai bahasa daerah, meyakini dan menganut berbagai

agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

merupakan suatu kesatuan bangsa yang utuh di dalam arti

seluas-luasnya;

c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia merasa satu, senasib

sepenanggungan, sebangsa dan setanah air serta memiliki suatu

(53)

45

d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi

bangsa dan negara, yang dilandasi, membimbing dan

mengarahkan bangsa menuju tujuannya;

e. Bahwa seluruh kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan

wilayah hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan

nasional.

2. Kesatuan Sosial Budaya, dalam arti:

a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu perikehidupan bangsa

yang harus merupakan kehidupan yang serasi dengan tingkat

perkembangan masyarakat yang sama, seimbang dan merata

serta keselarasan hidup sesuai dengan kemajuan bangsa;

b. Bahwa budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu,

sedangkan terdapatnya berbagai corak ragam budaya

menggambarkan kekayaan khazanah budaya bangsa yang

menjadi modal dan landasan pengembangan budaya nasional

secara keseluruhan yang dinikmati hasilnya oleh seluruh bangsa.

3. Kesatuan Ekonomi, dalam arti:

a. Bahwa kekayaan yang terdapat dan terkandung di dalam

wilayah nusantara beserta kawasan yuridisnya, baik potensial

maupun efektif adalah modal dan milik bersama bangsa dan

bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di

(54)

b. Bahwa tingkat perkembangan ekonomi harus sesuai dan

seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri-ciri khas

yang dimiliki oleh tiap-tiap daerah dalam pengembangan

kehidupan ekonominya.

4. Kesatuan Pertahanan Keamanan Negara, dalam arti:

a. Bahwa ancaman terhadap sesuatu pulau atau daerah pada

hakekatnya merupakan ancaman seluruh bangsa dan negara;

b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban

yang sama di dalam kerangka menunaikan tanggung jawab

masing-masing dalam usaha pembelaan negara.

Realisasi penghayatan dan pengisian wawasan nusantara pada satu

pihak menjamin keutuhan wilayah nasional dan melindungi

sumber-sumber kekayaan alam beserta pengelolaannya, sedangkan pada lain

pihak menunjukkan wibawa kedaulatan negara Republik Indonesia.

Dari berbagai pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa wawasan

kebangsaan adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai

diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan

(55)

47

. ➎➏➐➏➑➒➓➒ ➔➐Yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan studi yang akan dilakukan antara

lain adalah:

Penelitian yang dilakukan oleh Dasim Budiansyah seorang ketua

program studi Pendidikan Kewarganegaraan,Sekolah Pascasarjana UPI

Tahun 2010 dengan judul Tantangan Globalisasi Terhadap Pembinaan

Wawasan Kebangsaan dan Cinta Tanah Air Disekolah deskriptif

analisis pada guru dan siswa SMP, SMA, dan SMK. Tujuan penelitian

tersebut hendak mengungkap sejumlah persoalan yang muncul di

sekolah-sekolah seiring derasnya arus globalisasi menerpa para siswa

melalui media massa televisi, bagaimana pengaruhnya terhadap

kebiasaan mereka sehari-hari baik dalam belajar maupun mengisi waktu

senggang, serta bagaimana program Pendidikan Kewarganegaraan

diselengarakan untuk menanggulangi persoalan-persoalan tersebut.

Penelitian dilakukan di dua wilayah di tanah air (Jawa Barat dan Batam)

yang di asumsikan sangat deras terkena pengaruh globalilsasi. Metode

penelitian yang digunakan dua pendekatan, pendekatan kualitatif dan

kuantitatif, yakni melalui metode survey. Hasil penelitian

memperlihatkan bahwa globalisasi menantang kekuatan penerapan unsur

jati diri dan memporak-porandakan nilai-nilai adilihung bangsa melalui

agennya televisi dan media masaa lainnya. Untuk menanggulangi

persoalan demikian maka program pendidikan kewarganegaraan harus

(56)

.K➣↔↕ ➙➛➜↕➝➞➜➞↔

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pembelajaran

yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami

dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sebagai warga

negara. Sehubungan dengan tujuan pendidikan nasional, maka

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah secara konseptual mengandung komitmen utama

dalam pencapaian dimensi tujuan pengembangan kepribadian yang

mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan.

Media massa merupakan media yang mampu menimbulkan

keserempakan informasi diantara khalayak yang sedang memperhatikan

pesan yang dilancarkan oleh media massa tersebut, baik dalam bentuk

media cetak maupun elektronik.

Wawasan kebangsaan merupakan cara pandang dan sikap bangsa

Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan

persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam

menyelenggarakan kehidupan bermsyarakat, berbangsa, dan bernegara

untuk mencapai tujuan Nasional.

Bedasarkan pernyataan tersebut, maka dapat ditarik kerangka pikir

Gambar

Tabel 1. Hasil pra-survey melalui wawancara Kepada Siswa Kelas XI di

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa motivasi belajar mahasiswa program PJJ Telkom University tahun akademik 2013/2014 tergolong baik dengan persentase

Peringkat Indonesia di posisi bawah dibandingkan negara-negara lain, menuntut upaya intensif untuk perbaikan. Posisi rendah peringkat Indonesia bukan disebabkan

Jadi dalam penelitian ini diperoleh nilai faktor transfer 134 Cs tertinggi dari air ke ikan mas (daging) yaitu sebesar 9,831 mL/g dengan konsentrasi radionuklida 134 Cs

Dari komitmen tersebut diatas sudah menjadi jelas bahwa PT Gajah Tunggal Tbk bermaksud menyumbangkan suatu bentuk kemajuan teknologi melalui industri ban, dengan

Hal ini berarti hipotesis alternatif diterima, terdapat perbedaan derajad disfungsi ereksi yang signifikan ditinjau dari tingkat stres pada pria dewasa awal.. Hasil

[r]

Berbagai aktivitas manusia yang berlangsung di sungai Sibiru-biru, Kecamatan Sibiru-biru, seperti penambangan batu sungai, pemukiman, pariwisata, dan persawahan

Bagian Disertasi ini, telah di presentasikan dan dimuat dalam proceeding kegiatan ilmiah seperti: (1) Education & Human Resource Development Postgraduate