• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA PERUSAHAAN YANG MENERAPKAN CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY (CSR) DENGAN PERUSAHAAN PADA SAAT BELUM MENERAPKAN CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY (CSR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA PERUSAHAAN YANG MENERAPKAN CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY (CSR) DENGAN PERUSAHAAN PADA SAAT BELUM MENERAPKAN CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY (CSR)"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA PERUSAHAAN YANG MENERAPKAN CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY (CSR)

DENGAN PERUSAHAAN PADA SAAT BELUM MENERAPKAN CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY (CSR)

Oleh

Belina Rochayati Ningsih

Perbedaan kinerja perusahaan tidak hanya diukur dengan besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan. Permasalahan pada penelitian ini adalah pembatasan antara alat ukur kinerja keuangan dengan kinerja keuangan di terapkan dalam penelitian ini. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan menggunakan Rasio Profitabilitas {Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin dan Return On Equity (ROE)} pada perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan perusahaan pada saat belum menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penelitian ini menggunakan data yang bersifat sekunder,yang dilakukan pada 5 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun-tahun yang berbeda sesuai dengan tahun penerapan CSR baik pada saat belum atau sudah menerapkan. Data yang diambil adalah data cross-sectional berupa laporan keuangan tahunan dari beberapa perusahaan. Sedangkan untuk metode pengujian dengan menggunakan analisis Uji Statistik. Variabel yang digunakan adalah profitabilitas (return on equity, net profit mardin dan gross profit margin).

(2)
(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis saat ini mengharuskan perusahaan untuk

memandang jauh ke depan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat

mempengaruhi perkembangan perusahaannya. Tujuan perusahaan yang semula

mengumpulkan laba sebesar-besarnya sudah kurang relevan lagi dimasa sekarang

karena perusahaan tidak hanya mempunyai tanggung jawab kepada pemilik saja

namun juga kepada berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung

terikat pada perusahaan. Laporan tahunan dapat memberikan informasi mengenai

aspek sosial, lingkungan dan keuangan secara sekaligus.

Tanggung jawab perusahaan yang mencakup semua aspek, baik sosial, lingkungan,

dan keuangan secara sekaligus dikenal dengan istilah Corporate Sosial

(4)

2 No.40 tahun 2007. DPR mengetuk palu tanda disetujuinya klausul CSR masuk ke

dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan UU No. 25

Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU PM). Pasal 74 UU PT yang

menyebutkan bahwa “setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di

bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung

jawab sosial dan lingkungan. Jika tidak dilakukan, maka perseroan tersebut bakal

dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.” Perusahaan yang

wajib melaksanakan Corporate Social Responsibility CSR adalah yang kegiatan

usahanya berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam. Sedangkan perusahaan

yang tidak menyentuh sama sekali sumber daya alam boleh melaksanakan Corporate

Social Responsibility CSR secara sukarela.

Setelah diterapkannya Corporate Social Responsibility CSR, timbul kekhawatiran

para pengusaha di Indonesia bahwa biaya Corporate Social Responsibility CSR akan

menghambat perkembangan dunia usaha nasional. Ternyata biaya sosial yang

dikeluarkan perusahaan lebih mengarah kepada citra positif dari masyarakat terhadap

perusahaan dan juga berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Rasio

profitabilitas diperlukan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, karena rasio

ini akan menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dengan menggunakan seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan.

Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan

(5)

kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas

setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Undang-undang tersebut mewajibkan

industri atau korporasi terutama yang bergerak pada bidang ekstraktif untuk

melaksanakannya, tetapi kewajiban ini bukan merupakan suatu beban yang

memberatkan.Perlu diingat bahwa pembangunan suatu Negara bukan hanya

tanggung jawab pemerintah dan industry tetapi setiap insan manusia berperan untuk

mewujudkan kesejahteraan sosial dan pengelolaan kualitas hidup masyarakat.

Pemikiran yang melandasi CSR yang sering dianggap inti dari etika bisnis adalah

bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal

(artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tetapi juga kewajiban-kewajiban

terhadap pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) yang jangkauannya melebihi

kewajiban-kewajiban diatas. Tanggung jawab sosial dari perusahaan terjadi antara

sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk didalamnya adalah

pelanggan atau customer, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah,

supplier bahkan juga competitor.

Dengan bertambahnya kewajiban-kewajiban perusahaan tersebut, memunculkan

pihak-pihak yang pro dan kontra terhadap CSR. Pihak yang kontras berpendapat

bahwa CSR hanya akan menambah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

Sebaliknya, pihak yang mendukung CSR berpendapat bahwa program ini merupakan

upaya investasi yang mendukung keberlanjutan dari usaha yang dikembangkan dan

(6)

4 menyukai perusahaan yang melaksanakan program CSR. CSR berhubungan erat

dengan pembangunan berkelanjutan, di mana ada argumentasi bahwa suatu

perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya

tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden

melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini

maupun untuk jangka panjang. Adapun perkembangan laba bersih, laba kotor dan

laba setelah pajak perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dapat dilihat pada

tabel-tabel berikut.

Tabel 1.1 Perbandingan Laba Bersih Perusahaan yang menggunakan CSR dan pada

saat belum menerapkan CSR.

1 PT AKR Corporindo Tbk. 160.613.620.000 376.009.800.000

2 PT Aqua Golden Misissippi Tbk. 413.691.134.000 1.085.229.264.000 3 PT Arwana Citramulia Tbk. 207.657.535.000 384.316.817.000 4 PT Astra Internastional Tbk 47.078.994.000 119.582.234.000

5 PT Fast Food Indonesia Tbk 312.399.542.000 647.256.951.000

Rata-rata 228.288.165.000 480.080.743.000

Sumber : IDX (Annual Report)

Terlihat dari table 1.1, bahwa terdapat perbandingan rata-rata laba bersih perusahaan

pada saat menerapkan CSR sebesar Rp 480.080.743.000 dengan perusahaan saat

belum menerapkan CSR sebesar Rp 228.288.165.000. Namun untuk membuat

(7)

tidak hanya dilihat pada perbedaan laba bersih yang dihasilkan. Dari tabel tersebut

menunjukkan bahwa rata-rata laba bersih perusahaan yang menerapkan Corporate

Social Responsibility (CSR) lebih baik dari pada pada saat belum menerapkan

Corporate Social Responsibility (CSR).

Tabel 1.2 Perbandingan Laba Kotor Perusahaan yang menerapkan CSR dan pada

1 PT AKR Corporindo Tbk. 763.983.116.000 3.069.999.025.000

2 PT Aqua Golden Misissippi Tbk. 782.824.278.000 1.731.326.405.000 3 PT Arwana Citramulia Tbk. 703.894.430.000 1.179.090.061.000 4 PT Astra Internastional Tbk 1.069.356.003.000 2.704.239.846.000

5 PT Fast Food Indonesia Tbk 3.268.517.772.000 6.993.661.592.000

Rata-rata 1.317.715.120.000 2.999.302.176.000

Sumber : IDX (Annual Report)

Terlihat dari table 1.2, bahwa terdapat perbandingan rata-rata laba kotor perusahaan

yang menerapkan CSR sebesar Rp 2.999.302.176.000 dengan pada saat belum

menerapkan CSR sebesar Rp 1.317.715.120.000. Namun untuk membuat keputusan

investasi bagi investor dan pengambilan keputusan pihak manajemen tidak hanya

dilihat pada perbedaan laba kotor yang dihasilkan. Dari tabel tersebut menunjukkan

bahwa rata-rata laba kotor perusahaan yang menerapkan Corporate Social

Responsibility (CSR) lebih baik dari kondisi perusahaan pada saat belum

(8)

6 Tabel 1.3 Perbandingan Laba Setelah Pajak Perusahaan yang menerapkan CSR dan

pada saat belum menerapkan CSR.

1 PT AKR Corporindo Tbk. 21.753.901.000 51.406.193.000 2 PT Aqua Golden Misissippi Tbk. 12.375.411.000 30.264.564.000 3 PT Arwana Citramulia Tbk. 3.545.166.281.000 5.515.678.084.000

4 PT Astra Internastional Tbk 2.528.387.432.000 975.812.404.000 5 PT Fast Food Indonesia Tbk 5.145.015.000 11.051.952.000

Rata-rata 1.222.565.608.000 738.482.337.000

Sumber : IDX (Annual Report)

Terlihat dari table 1.2, bahwa terdapat perbandingan rata-rata laba setelah pajak

perusahaan yang menerapkan CSR sebesar Rp 738.482.337.000 dengan perusahaan

pada saat belum menerapkan CSR sebesar Rp 1.222.565.608.000. Namun untuk

membuat keputusan investasi bagi investor dan pengambilan keputusan pihak

manajemen tidak hanya dilihat pada perbedaan laba setelah pajak yang dihasilkan.

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa rata-rata laba setelah pajak perusahaan yang

menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) lebih baik dari pada perusahaan

pada saat belum menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR).

Hasil tersebut belum bisa menunjukkan perbedaan kinerja perusahaan yang

sebenarnya karena kinerja perusahaan tidak hanya diukur dengan besar atau kecil

profitabilitas yang dihasilkan. Perlu adanya analisis yang lebih akurat yaitu dengan

(9)

Penelitian ini merujuk perbedaan Rasio Profitabilitas antara lain, pertama peneliti

menambahkan variabel Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM) dan

Return On Equity (ROE) dengan alasan bahwa CSR berpengaruh terhadap

variabel-variabel tersebut. Selain itu banyak stakeholder yang cenderung melihat rasio-rasio

tersebut sebelum melakukan investasi. Kedua, peneliti menggunakan sampel

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Peneliti menggunakan sampel

manufaktur. Cakupan perusahaan manufaktur pada penelitian ini lebih luas sehingga

diharapkan hasil penelitian ini dapat digeneralisir dan digunakan oleh berbagai sub

sektor perusahaan manufaktur di BEI.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk membahas dan melanjutkan

peneliitian sebelumnya untuk dapat membuktikan secara empiris perbedaan kinerja

keuangan perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR)

dengan perusahaan pada saat belum menerapkan Corporate Social Responsibility

(CSR), sehingga penulis memilih judul :

“Perbandingan Kinerja Keuangan antara perusahaan yang menerapkan

(10)

8 1.2 PERMASALAHAN

Pembatasan antara alat ukur kinerja keuangan dengan kinerja keuangan di terapkan

dalam penelitian ini. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang

diukur dengan menggunakan Rasio Profitabilitas {Net Profit Margin (NPM), Gross

Profit Margin dan Return On Equity (ROE)} pada perusahaan yang menerapkan

Corporate Social Responsibility (CSR) dengan perusahaan pada saat belum

menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah guna mengetahui dan menguji secara

empiris perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang menerapkan Corporate Social

Responsibility (CSR) dengan perusahaan pada saat belum menerapkan Corporate

Social Responsibility (CSR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI).

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitain ini mengandung manfaat, antara lain :

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti

(11)

kinerja keuangan perusahaan yang telah menerapkan Corporate Social

Responsibility (CSR) dengan perusahaan pada saat belum menerapkan Corporate

Social Responsibility (CSR).

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan bagi pihak

manajemen perusahaan agar lebih memperhatikan kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR), serta diharapkan dapat digunakan sebagai dasar

pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajemen di masa yang akan

datang.

c. Bagi Stakeholder

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para stakeholder

sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam membuat keputusan investasi yang

tepat.

d. Bagi Peneliti yang akan datang

Penelitian ini diharapkan bias menjadi bahan bacaan dan referensi sebagai acuan

peneliti selanjutnya yang mengambil tema yang sama.

1.5 KERANGKA PEMIKIRAN

Penelitian ini akan mengungkap perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang

menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan perusahaan pada saat

belum menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR), Laporan Keuangan,

(12)

10 menggunakan Rasio Profitabilitas { Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin

dan Return On Equity (ROE) } yang akan diuji menggunakan analisis statistik.

Sehingga dapat dilihat kerangka pemikiran yang teringkas dalam bagan berikut ini :

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

1.6 HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh

karena itu rumusan masalah penelitian biasanya dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori

yang didapat belum didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh melalui

(13)

pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis

terhadap rumusan masalah penelitian, belum menjadi jawaban yang empiris.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan

antar perusahaan yang menerapkan dan tidak menerapkan Corporate Social

Responsibility (CSR) pada perusahaan manufaktur yang terdapat dalam Bursa Efek

(14)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 LAPORAN KEUANGAN

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan

perusahaan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara, misalnya

laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lainnya, serta materi

penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu

juga termasuk schedule dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan

tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta

pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang

posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian

besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan

ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas

(15)

2.1.2 Pengertian Laporan Tahunan

Laporan tahunan (Annual Report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaan

keuangan emiten dalam jangka waktu satu tahun. Laporan ini harus disampaikan

kepada para pemegang saham untuk disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) yang selanjutnya disahkan sebagai laporan tahunan resmi perusahaan.

Laporan tahunan (Annual Report) wajib disampaikan oleh emiten yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai pelaporan kegiatan perusahaan selama satu

tahun dan nantinya laporan ini akan digunakan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan (stakeholder). Keseluruhan isi laporan tahunan ini diatur oleh

regulator Bursa Efek yaitu BAPEPAM.

2.1.3 Tujuan Laporan Tahunan

Tujuan dari laporan tahunan (Annual Report) Adalah :

1. Berguna bagi pemakai (user) laporan tahunan dalam membuat keputusan

investasi, masalah kredit atau keputusan-keputusan lainnya.

2. Menyediakan laporan yang komprehensif mengenai prospek perusahaan di masa

yang akan datang, baik kegiatan operasional, keuangan dan informasi-informasi

relevan lainnya.

3. Menyediakan informasi lain mengenai sumber daya perusahaan serta

(16)

14 2.2 KINERJA KEUANGAN

2.2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang dalam hal ini perusahaan

secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan seperti standar hasil kerja, target,

sasaran atau kriteria yang telah dientukan terlebih dahulu dan telah disepakati

bersama.

Istilah kinerja keuangan atau performance seringkali dikaitkan dengan kondisi

keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap

perusahaan karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam

mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu, tujuan pokok penilaian

kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi

dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya. Standar

perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan

dalam anggaran.

Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai

perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan.

Informasi kinerja adalah penting karena informasi kinerja bermanfaat untuk

(17)

yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan

perimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya.

2.2.2 Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja perusahaan meliputi proses perencanaan, pengendalian dan

proses transaksional bagi kalangan perusahaan sekuritas, fund manager, eksekutif

perusahaan, pemilik, pelaku bursa, kreditur serta stakeholders lainnya. Penilaian

kinerja keuangan oleh stakeholders digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan

keputusan yang berhubungan dengan kepentingan mereka terhadap perusahaan.

Kepentingan terhadap perusahaan tersebut berkaitan erat dengan harapan

kesejahteraan yang mereka peroleh.

Penilaian kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan,

karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar menyusun system imbalan

dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan.

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bertujuan untuk :

1. Memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan penting

mengenai asset yang digunakan dan memacu para manajer untuk membuat

keputusan yang menyalurkan kepentingan perusahaan.

(18)

16 Pentingnya suatu analisis kinerja keuangan suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Hasil dari analisis kinerja akan menjadi dasar penting bagi manajer keuangan

untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.

2. Hasil dari analisis kinerja dapat dijadikan standar dalam pengambilan keputusan

yang menyangkut efektivitas maupun efisiensi perusahaan dimasa yang akan

dating.

3. Hasil dari analisis kinerja juga dapat menjadi ukuran prestasi manajer atau

perusahaan secara keseluruhan.

4. Hasil dari analisis kinerja dapat dijadikan ukuran pertanggungjawaban

manajemen perusahaan kepada pemilik modal.

2.2.3 Metode Pengukuran Kinerja Perusahaan

Kinerja suatu perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan

selama satu periode tertentu. Pengukuran berdasarkan rasio keuangan ini sangatlah

bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan dalam menyususn

laporan keuangan perusahaan. Sehingga sering kali kinerja perusahaan terlihat baik

dan meningkat, yang mana sebenarnya kinerja perusahaan tersebut tidak mengalami

(19)

Ukuran yang lazim dipakai dalam penelitian suatu perusahaan untuk menilai

kinerjanya dinyatakan dalam rasio finansial, antara lain :

1. Rasio Likuiditas

Mengukur seberapa likuid perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban

dalam jangka pendek. Termasuk dalam kategori ini adalah Current Ratio, Quick

Ratio, rasio kas atas aktiva lancer, rasio kas atas utang lancar, rasio utang lancar

dan total aktiva, rasio aktiva lancar dan total utang.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibanya apabila perusahaan

tersebut dilikuidasi. Termasuk dalam kategori ini adalah rasio utang atas modal,

Debt to Equity Ratio (DER), dan rasio utang atas aktiva.

3. Rasio Profitabilitas (Laba)

Rasio ini ditujukan menilai seberapa bagus tingkat laba suatu perusahaan.

Termasuk dalam kelompok ini adalah Net Profit Margin (NPM), Return On

Equity (ROE), dan Gross Profit Margin.

4. Rasio Leverage

Bertujuan mengukur seberapa bagus struktur permodalan perusahaan dan juga

untuk melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang pihak luar dengan

kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Termasuk dalam

kategori ini adalah Rasio Leverage, Capital Adequacy Ratio, dan Capital

(20)

18 5. Rasio Aktivitas

Rasio ini mencoba mengukur efisiensi dari kegiatan operasional perusahaan dan

mencoba mengungkapkan maslah-masalah yang selama ini tersembunyi.

Termasuk dalam kategori ini adalah Total Assets Turn Over, Fixed Assets Turn

Over, dan Receivable Turn Over.

Apabila kinerja keuangan perusahaan menunjukkan adanya prospek yang baik, maka

sahamnya akan diminati investor dan harganya akan meningkat. Dalam konsep

investasi ada teori yang menyatakan return yang tingi mempunyai risiko yang tinggi

juga, sehingga perusahaan yang kinerjanya sangat bagus maka sangat mungkin

risiko untuk jatuh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kinerja perusahaan yang

biasa-biasa saja.

2.2.4 Alat pengukuran Kinerja Keuangan dengan Melihat pada Profitable

Secara konvensional, alat analisis yang sering digunakan dalam mengukur kinerja

keuangan dengan melihat pada laba adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh

aktiva yang ada atau modal sendiri, juga menjadi alat ukur terhadap efektivitas dan

efisiensi penggunaan semua sumber daya perusahaan yang ada dalam kegiatan

operasional sehari-hari. Adapun pendekatan baru dalam menilai kinerja perusahaan

yaitu dengan menghitung dengan Net Profit Margin (NPM), Return On Equity

(21)

Alat pengukur kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, (Syamsuddin

Lukman : 61-63) antara lain:

1. Net Profit Margin (NPM)

Menggambarkan tingkat pendapatan bersih perusahaan terhadap tingkat

penjualan. Rasio ini merupakan laba bersih yaitu penjualan sesudah dikurangi

dengan expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin

tinggi Net Profit Margin, semakin baik operasi perusahaan.

2. Return On Equity (ROE)

Menunjukkan berapa persen laba bersih yang diperoleh jika diukur dari total

modal atau pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di

dalam perusahaan.

3. Gross Profit Margin (GPM)

Menunjukkan keadaaan operasi perusahaan berupa persentase dari laba kotor

dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini merupakan persentase dari laba kotor

dibandingkan dengan penjualan. Semakin besar gross profit margin maka

(22)

20 2.3 PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

2.3.1 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut World Business Council On Sustainable Development (Prabowo,2006)

tentang definisi Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen dari bisnis

atau perusahaan untuk berperilaku etis dan konstribusi terhadap pembangunan

ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kualitas hidup karyawan dan

keluarganya, komunitas local dan masyarakat. Tanggung jawab sosial perusahaan

berarti bahwa perusahaan mampu bertanggung jawab terhadap semua kegiatannya

yng mempengaruhi manusia, komunitas mereka dan lingkungan. Hal tersebut

berdampak pada kesejahteraan manusia dan masyarakat.

Dalam UU PT No. 40 Tahun 2007, pasal 1 butir ke-3 menyebutkan, tanggung jawab

sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam

pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan

lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat,

maupun masyarakat pada umumnya.

Salah satu definisi tanggung jawab sosial yang digunakan Indonesia Business Links

(IBL) adalah strategi bisnis yang melihat bahwa kepentingan bisnis jangka panjang

dicapai dengan laba dan pertumbuhan, sejalan dengan kesejahteraan masyarakat,

perlindungan lingkungan dan peningkatan taraf hidup manusia. Corporate Social

(23)

kepentingan untuk berlaku etis, memiimalkan dampak negatif dan memaksimalkan

dampak positif yang mencakup aspek ekonomis, sosial dan lingkungan dalam rangka

mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dibedakan menjadi tida jenis, antara lain

yaitu :

1. Ethical Corporate Social Responsibility

Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk meghindari terjasinya kerusakan

lingkungan atau sosial masyarakat akibat kegiatan bisnis perusahaan.

2. Altoristik Corporate Social Responsibility

Aktivitas sosial perusahaan yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup

dan kesejahteraan masyarakat tanpa terkait langsung dengan keputusan

perusahaan.

3. Strategic Corporate Social Responsibility

Aktivitas perusahaan yang ditujukan untuk meningkatkan citra perusahaan

ditarget pasarnyu meningkatkan pendapatan perusahaan.

2.3.2 Ruang Lingkup Corporate Social Responsibility (CSR)

Lingkungan akuntansi sosial merupakan area yang menjadi perhatian perusahaan

sehubungan dengan pengungkapan sosial aktivitas perusahaan. Lingkup akuntansi

sosial ini terbagi menjadi beberapa kategori-kategori yang berbeda menurut para

ahli. Perbedaan tersebut dikarenakan belum adanya format standar mengenai

(24)

22 sosialnya. Jadi pengungkapan kategori-kategori antara perusahaan satu dengan

perusahaan yang lainnya mungkin berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan

masing-masing perusahaan dan juga stakeholdernya.

Berikut ini pendapat beberapa ahli mengenai klasifikasi kategori yang ada dalam

lingkup pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), antara lain :

1. Belkaoni (1993 : 436)

Kategori-kategori yang mencakup pengungkapan sosial adalah bidang-bidang

yang terdiri dari :

a. Klasifikasi di bawah sumber daya manusia yaitu program pendidikan,

program latihan, program perluasan kesempatan kerja, kondisi kerja,

kebijakan kenaikan pangkat, dan tunjangan karyawan.

b. Sumbangan produk yaitu memperhatikan pengaruh produk atau jasa terhadap

masyarakat dengan memperhitungkan beberapa pertimbangan seperti :

kualitas produk, pembungkus produk, pengiklanan produk, ketentuan garansi

produk, dan keamanan produk.

c. Melibatkan masyarakat yaitu kegiatan yang pada dasarnya menguntungkan

masyarakat umum seperti perseroan dibidang kedermawanan, pelayanan

kesehatan, kegiatan sukarela para karyawan, program pemberian makanan,

dan perencanaan serata perbaikan masyarakat.

d. Klasifikasi sumber fisik dan sumbangan lingkungan yaitu : mengenai kualitas

udara dan air serta pengendalian polusi udara maupun pelestarian lingkungan

(25)

2. Linowes

Dalam model pelaporan akuntansi sosialnya Linowes mengklasifikasikan tiga

bentuk kategori, yaitu :

a. Berhubungan dengan Masyarakat

b. Berhubungan dengan Lingkungan

c. Berhubungan dengan Konsumen.

3. Parker ( 1989 : 178 – 180)

a. Pendekatan model pelaporan dengan Inventory Approach terdiri dari empat

kategori yaitu : Employment, Community, Product, and Environment.

b. Model pelaporan dengan Outlay-Cost Approach terdiri dari empat kategori

yaitu : Personnel, Customer, Environment, and Community.

c. Model pelaporan dengan Cost Benefit Approach : kategori yang menyangkut

kedejahteraan karyawan (Employee), kategori yang menyangkut konsumen

atau produk (customer), kategori yang menyangkut masyarakat (community),

dan kategori yang menyangkut kepala lingkungan (environment).

4. Hackston dan Milne (1999)

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab

sosial perusahaan terdiri dari tujuh kategori. Kategori untuk perusahaan

(26)

24 a. Lingkungan

- Pengendalian polusi kegiatan operasi, pengeluaran riset, dan

pengembangan unttuk pengurangan polusi.

- Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak

mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hokum dan peraturan

polusi.

- Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan

dikurangi.

- Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan

sumber alam. Misalnya reklamasi daratan atau reboisasi.

- Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak,

air, dan kertas.

- Pengguna material daur ulang.

- Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang

dibuat oleh perusahaan.

- Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan.

- Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan.

- Kontribusi dalam hal pemugaran bangunan sejarah.

- Pengelolahan limbah.

- Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan

(27)

b. Energi

- Menggunakan energy secara lebih efisien dalam kegiatan operasi.

- Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energy.

- Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energy dari produk.

- Mengungkapkan penghematan energy sebagai hasil produk daur ulang.

- Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi.

- Pengungkapan peningkatan efisiensi energi dari produk.mengungkapkan

kebijakan energi perusahaan.

c. Kesehatan dan Keselamaan Tenaga Kerja

- Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.

- Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja.

- Menetapkan suatu komite keselamatan kerja.

- Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamtan kerja.

- Mematuhi peraturan standar kesehatan dan keselamatan kerja.

- Mengungkapkan statistic kecelakaan kerja.

- Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja.

- Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau

(28)

26 d. Lain-lain tentang Tentang Kerja

- Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita atau orang cacat.

- Mengungkapkan persentase atau jumlah tenaga kerja wanita atau orang

cacat dalam tingkat managerial.

- Mengungkapkan tujuan penggunaan tenaga kerja wanita atau orang cacat

dalam kerjaan.

- Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita dan orang cacat.

- Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja.

- Memberikan bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang

pendidikan.

- Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja.

- Mengungkapkan bantuan atau bimbingan bagi tenaga kerja yang dalam

proses mengundurkan diri atau yang membuat kesalahan.

- Mengungkapkan perencanaan dan kepemilikan rumah karyawan.

- Mengungkapkan fasilitas untuk aktivitas rekreasi.

- Mengungkapkan persentase gaji untuk pension.

- Mengungkapkan kebijakan penggajian dan perusahaan.

- Mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan.

- Mengungkapkan tingkatan managerial yang ada.

- Mengungkapkan disposisi staf (dimana staf ditempatkan)

- Mengungkapkan jumlah staf, masa kerja dan kelompok usia mereka.

(29)

- Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja.

e. Produk

- Pengungkapan informasi pengembangan produk perusahaan, termasuk

pengemasannya.

- Gambaran pengeluaran riset dan pengembanfan produk.

- Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki

produk.

- Pengungkapan bahwa produk memenuhi standar keselamatan.

- Membuat produk lebih aman untuk konsumen.

- Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan.

- Pengungkapan peningkatan kebersihan atau kesehatan dalam pengelolaan

dan penyiapan produk.

- pengungkapan informasi atas keselamatan produk perusahaan.

- Pengungkapan informasi mutu produk yang dicerminkan dalam

penerimaan penghargaan.

- Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah meningkat,

misalnya ISO 9000.

f. Keterlibatan Masyarakat

- Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas

(30)

28 - Tenaga kerja paruh waktu (part-time employment) dari mahasiswa atau

pelajar.

- Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat.

- Membantu riset medis.

- Sebagai sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar, atau pameran

seni.

- Membiayai program beasiswa.

- Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat.

- Mempromosikan kampanye nasional.

- Mendukung pengembangan industri local.

g. Umum

- Pengungkapan tujuan atau kebijakan perusahaan secara umum berkaitan

dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.

- Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain

yang disebutkan di atas.

2.3.3 Tinjauan Teoritis Terhadap Motivasi Pelaporan Corporate Social Responsibility (CSR)

Beberapa motivasi yang mungkin mendorong pengungkapan informasi Corporate

(31)

1. Legitimasi Operasi Perusahaan (Teori Legitimasi)

Menurut teori legistimasi, organisasi atau perusahaan melakukan aktivitas tertentu

dalam hal pengungkapan informasi karena untuk memperoleh legitimasi dalam

masyarakat sekian dimana organisasi atau perusahaan tersebut beroperasi. Teori

ini bertumpu pada kontrak sosial yang diartikan sebagai izin dari masyarakat

untuk beroperasi. Pengugkapan informasi kepada publik adalah salah satu strategi

yang dapat dilakukan organisasi atau perusahaan untuk memperoleh dan

mempertahankan legitimasinya.

Pengungkapan informasi mengenai hubungan dan dampak operasi sebuah

organisasi atau perusahaan dengan masyarakat disekitarnya dapat diterapkan

dalam empat strategi untuk mempertahankan legitimasinya. Strategi tersebut

antara lain :

a. Mengubah ekspektasi eksternal mereka terhadap kinerja organisasi atau

perusahaan yang bersangkutan.

b. Mendidik dan menginformasikan kepada publik yang relevan mengenai

perubahan-perubahan yang terjadi pada kinerja dan aktivitas organisasi atau

perusahaan.

c. Mengubah persepsi publik, tetapi tidak mengubah perilaku aktual mereka.

d. Memanipulasi persepsi dengan mengalihkan perhatian publik kepada isu-isu

(32)

30 2. Mengelola Hubungan dengan Kelompok Stakeholder

Perusahaan atau organisasi dalam teori stakeholder juga dianggap sebagai bagian

dari sistem sosial yang lebih luas, tetapi teori ini secara spesifik membedakan

kelompok-kelompok stakeholder yang ada di dalam masyarakat.

Kekuatan stakeholder dapat diukur berdasarkan hal-hal berikut ini :

a. Kemampuan dalam mempengaruhi konsumsi benda dan jasa yang diperoleh

oleh organisasi.

b. Kekuatan terhadap sumber daya terbatas (keuangan dan tenaga kerja).

c. Kemampuan dalam melakukan perlawanan hukum terhadap organisasi atau

perusahaan yang bersangkutan.

d. Akses terhadap media masa yang berpengaruh.

Perilaku yang berbeda dari kelompok-kelompok stakeholder harus

dipertimbangkan oleh manajemen dalam menyusun strategi untuk mencapai

kesesuaian antara aktivitas organisasi atau perusahaan dengan lingkungannya.

Teori stakeholder juga menyarankan agar sebuah organisasi atau perusahaan

mengindentifikasi apa saja yang dapat memuaskan stakeholder dan juga sedang

dicari oleh stakeholder dari organisasi atau perusahaan tersebut.

3. Meningkatkan Kekayaan Pemegang Saham dan Manajer

Teori Akuntansi Positif mempunyai asumsi bahwa setiap orang melakukan

aktivitas karena didorong oleh pemenuhan kepentingan pribadi. Jika semua orang

(33)

mengartikan bahwa manajer memutuskan untuk mengungkapkan informasi

Corporate Social Responsibility (CSR) karena mereka mengharapkan akan

mendapatkan peningkatan kekayaan dari aktivitas pelaporan tersebut.

4. Regulasi yang mewajibkan Corporate Social Responsibility (CSR)

Dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas Pasal 74 Corporate Social

Responsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh

perusahaan. Perusahaan yang wajib melaksanakan Corporate Social

Responsibility (CSR) adalah perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan

dengan pemanfaatan sumber daya alam. Kewajiban Corporate Social

Responsibility (CSR) ini dianggarkan dan diperhitungkan oleh perusahaan dan

akan dimasukkan dalam anggaran perusahaan selama satu tahun.

Dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2077 tentang Penanaman Modal (UU PM)

menyebutkan bahwa perusahaan yang tidak melaksanakan kewajiban Corporate

Social Responsibility (CSR) akan dikenai sanksi, mulai dari teguran secara lisan,

tertulis, hingga sanksi pencabutan izin usahanya.

5. Etika dan tanggung jawab sosial Perusahaan.

a. Sesuai dengan keinginan para pemegang saham, dalam hal ini publik.

b. Mengurangi tensi kebencian masyarakat kepada perusahaan yang

kadang-kadang suatu kegiatan yang dibenci masyarakat tidak mungkin dihindari.

c. Dapat menunjukkan respon positif perusahaan terhadap norma dan nilai yang

(34)

32 d. Menghindari campur tangan pemerintah dalam melindungi masyarakat.

Sehingga jika perusahaan memiliki tanggung jawab sosial mungkin dapat

menghindari pembatasan kegiatan perusahaan.

e. Meningkatkan nama baik perusahaan, menimbulkan simpati langganan,

simpati karyawan, simpati investor, dan lain-lain.

f. Keterlibatan sosial mungkin akan mempengaruhi perbaikan lingkungan

masyarakat, yang mungkin akan menurunkan biaya produksi.

g. Keterlibatan sosial merupakan respon terhadap keinginan dan harapan

masyarakat terhadap peranan perusahaan. Dalam jangka panjang, hal ini

sangat menguntungkan perusahaan.

h. Membantu kepentingan nasional, seperti konservasi alam, pemeliharaan

barang seni budaya, peningkatan pendidikan masyarakat, lapangan kerja, dan

lain-lain.

6. Dari pendapat-pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi

dan alasan perusahaan untuk melakukan pengungkapan Corporate Social

Responsibility (CSR) adalah :

a. Upaya untuk meminimalkan resiko bisnis perusahaan.

b. Untuk meningkatkan legalitas perusahaan dihadapan stakeholder.

c. Untuk mendukung kesinambungan bisnis perusahaan.

(35)

2.4 HUBUNGAN ANTARA CSR DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Di dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas pasal 74 menyebutkan bahwa

perseroan wajib melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR). Bila tidak,

perusahaan akan dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Perusahaan yang wajib melaksanakan Corporate Social Responsibility CSR adalah

yang kegiatan usahanya berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam.

Sedangkan perusahaan yang tidak menyentuh sama sekali sumber daya alam boleh

melaksanakan Corporate Social Responsibility CSR secara sukarela.

Setelah diterapkannya Corporate Social Responsibility CSR, timbul kekhawatiran

para pengusaha di Indonesia bahwa biaya Corporate Social Responsibility CSR akan

menghambat perkembangan dunia usaha nasional. Ternyata biaya sosial yang

dikeluarkan perusahaan lebih mengarah kepada citra positif dari masyarakat terhadap

perusahaan dan juga berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Rasio-rasio

profitabilitas diperlukan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, karena

rasio-rasio ini akan menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh kekayaan yang dimiliki oleh

perusahaan.

Analisis laporan keuangan merupakan pendekatan dalam mengukur kinerja

keuangan suatu perusahaan. Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE),

(36)

34 rasio-rasio tersebut maka kinerja perusahaan dinilai semakin baik. Net Profit Margin

merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan.

Semakin besar rasio ini berarti semakin baik karena dianggap kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba cukup tinggi. Sedangkan Gross Profit Margin

merupakan persentase dari laba kotor dibandingkan dengan penjualan.

Pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap profitable

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan

menggunakan 5 perusahaan sebagai sampel. Penelitian tersebut menggunakan rasio

Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin sebagai

rasio profitabilitas. Hasil penelitiannya yaitu untuk pengujian asosiasi (hubungan)

menunjukkan bahwa pengungkapan CSR memiliki hubungan yang signifikan

dengan profitabilitas pada rasio NPM, GPM, dan ROE. Untuk pengujian regresi

linear sederhana menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh secara

signifikan terhadap profitabilitas pada rasio NPM, GPM. Tetapi pengungkapan CSR

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas pada rasio ROE

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 SUMBER DATA

Menurut Sarwono (2006 : 8), dilihat dari sumber perolehannya, data dapat dibagi

menjadi dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah

data penelitian secara langsung dari sumber asli atau pertama. Sedangkan sumber

data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung atau melalui media perantara.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder karena penulis hanya

mencari dan mengumpulkannya saja dari literatur-literatur yang sudah ada. Sumber

data dalam penelitian ini diperoleh dari Kantor Bursa Efek Indonesia yang berada di

Lampung, Indonesia Capital Market Directory (ICMD), alamat website Bursa Efek

(38)

36 3.2 METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan dalam mendapatkan data

yang akan diolah menjadi suatu hasil penelitian. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara mengadakan studi kepustakaan

dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini, karangan ilmiah,

serta sumber lain yang berhubungan dengan penelitian untuk menghimpun

pengetahuan teoritis serta teknik-teknik perhitungan yang berhubungan dengan

penelitian.

3.3 JENIS PENELITIAN

Melalui data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi

berupa publikasi oleh lembaga, dalam hal ini Bursa Efek Indonesia (BEI). Data ini

mengenai variabel yang terkait dalam penelitian ini, yaitu data laporan keuangan

perusahaan, yaitu meliputi neraca dan laporan laba rugi. Penelitian yang berjudul “Perbandingan Kinerja Keuangan antara Perusahaan yang Menerapkan Corporate

Social Responcibility (CSR) dengan perusahaan pada saat belum Menerapkan

Corporate Social Responcibility (CSR)” (Studi kasus perusahaan manufaktur) ini

menggunakan analisis kuantitatif, menggunakan pendekatan teoriitis relevan yang

bersifat deskriptif dan analisis kuantitatif, menggunakan statistik deskriptif dan

(39)

3.4 POPULASI PENELITIAN

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2008 : 115).

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.5 SAMPEL PENELITIAN

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2008 : 116). Dalam penelitian ini perusahaan yang menjadi

sampel dipilih berdasarkan Purposive Sampling atau berdasarkan kriteria tertentu

yaitu :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan

merupakan emiten aktif.

2. Perusahaan secara lengkap menerbitkan laporan keuangan tahunan pada Bursa

Efek Indonesia selama periode pengamatan.

3. Perusahaan mencantumkan biaya (beban bunga) di neraca selama periode

pengamatan.

4. Perusahaan memiliki informasi yang lengkap mengenai pinjaman jangka pendek

(40)

38 5. Perusahaan yang menjadi sampel untuk perusahaan yang menerapkan Corporate

Social Responsibility (CSR) mengungkapkan kegiatan Corporate Social

Responsibility CSR nya pada Annual Report maupun website resmi perusahaan

secara periodik.

Berdasarkan kriteria tersebut, didapat 5 (lima) perusahaan yang dijadikan sampel

perbandingan perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR)

dan perusahaan pada saat belum menerapkan Corporate Social Responsibility

(CSR), maka sampel penelitian ini adalah data laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

memenuhi kriteria seperti di atas.

Tabel 3.1 Perusahaan yang akan dijadikan sampel dalam mengungkap

(41)

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh

dari laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sumber data berasal dari :

1. Indonesia Capital Market Directory (ICMD) berupa summary dari laporan

keuangan tahunan.

2. Bursa Efek Indonesia yang berada di Lampung dan website BEI

(hhp://202.155.2.90/corporate_action/new_info_jsx/jenis_informasi/01_Laporan

_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan/) berupa laporan keuangan

tahunan.

3. Serta website resmi perusahaan yang menjadi sampel untuk melihat lebih akurat

pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan.

Populasi penelitian ini adalah lima perusahaan manufaktur yang listed di BEI.

Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Tabel 1.5 berikut ini

(42)

40 Tabel 3.2 Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan merupakan 147* emiten aktif

Perusahaan yang tidak secara lengkap mengeluarkan laporan

keuangan tahunan (21)

Perusahaan tidak mencantumkan biaya (beban bunga) di neraca

(63)

Perusahaan tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai

pinjaman jangka pendek tanpa bunga (14)

Perusahaan yang tidak lengkap mengungkapkan pelaporan CSR

selama periode pengamatan (12)

Jumlah Perusahaan yang menjadi Sampel Penelitian : 10

- Perusahaan yang menerapkan CSR (5)

- Perusahaan yang tidak menerapkan CSR (5)

Sumber : Data dari ICMD

Berdasarkan tabel 4.4 Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian, diperoleh 5 sampel

perusahaan manufaktur yang telah mengungkapkan pelaporan Corporate Social

(43)

3.6 VARIABEL PENELITIAN

Pada dasarnya variable dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan. Secara

spesifik, kinerja keuangan disini difokuskan terhadap kinerja keuangan pada

perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) dan perusahaan

pada saat belum menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR), indikator yang

digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan antara lain :

1. Net Profit Margin (NPM)

Rasio ini menggambarkan tingkat pendapatan bersih perusahaan terhadap

tingkat penjualan.

Rasio Net Profit Margin (NPM) dapat dihitung dengan rumus :

Laba Bersih Setelah Pajak Net Profit Margin (NPM) =

Penjualan

2. Return on Investment (ROE)

Rasio ini menunjukkan berapa persen laba bersih yang diperoleh jika diukur dari

total modal. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Laba Bersih Setelah Pajak Return On Equity (ROE) =

(44)

42 3. Gross Profit Margin

Menunjukkan keadaaan operasi perusahaan berupa persentase dari laba kotor

dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Laba Kotor Gross Profit Margin =

Penjualan

3.7 TEKNIK ANALISIS DATA

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variable dan

jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan.

3.7.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitas merupakan metode analisis yang digunakan pada data yang

dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar. Analisis ini digunakan untuk

menganalisis data dengan menggunakan pendekatan teoriitis relevan yang bersifat

(45)

3.7.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif merupakan metode analisis yang digunakan pada data yang

berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan. Metode analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan inferensial,

sebagai berikut :

1. Statistik Deskriptif

Ststistik ini merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan

cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Statistik Deskriptif

dalam penelitian ini adalah dengan melihat nilai mean (rata-rata hitung), standar

deviasi (penyimpangan data dari rata-rata), serta nilai maksimum dan minimum

dari setiap variabel penelitian.

2. Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis

data sampel, dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Dalam pengujian

hipotesis yang menggunakan statistik inferensial ini peneliti menggunakan

(46)

44 3.8 METODE ANALISIS

3.8.1 Pengujian Normalitas Data

Ghozali (2001), menyatakan bahwa uji normalitas adalah untuk menguji apakah

model regresi, variabel independen, dan variabel dependennya memiliki distribusi

data normal atau tidak. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal dari grafik dalam data yang dihasilkan dengan

menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

atau garis histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau garis histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Selain itu pengujian normalitas data juga dilakukan dengan menggunakan grafik,

dimana jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal

maka data distribusi normal, jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka data

tidak berdistribusi normal.

Setelah melakukan uji normalitas maka akan diketahui jenis alat analisis yang

(47)

a. Jika data berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis yang dilakukan dengan

uji parametrik menggunakan Independent Sample Test dengan tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan analisi (α) 5%.

b. Sedangkan jika data tidak berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis

dilakukan dengan uji beda menggunakan analisis uji statistik.

3.8.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesisi berkaitan dengan adanya perbedaaan antara kinerja keuangan

perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan

perusahaan pada saat belum menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR)

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan hasil uji normalitas, keseluruhan hipotesis pada penelitian ini

menggunakan alat Uji Statistik.

Uji Beda Menggunakan Analisis Uji Statistik

Apabila signifikansi (sig) uji beda untuk 2 sampel dependen dengan uji 2 sisi lebih

kecil dari 0,025 (Sig/2 < 0,025) maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan

kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio profitabilitas { Net Profit

Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin } antara perusahaan

yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan perusahaan pada

saat belum menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan

(48)

46 Namun apabila Signifikasi (Sig) uji beda 2 sampel dependen dengan uji 2 sisi lebih

besar dari 0,025 (Sig/ > 0,025) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat

perbedaaan kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio profitabilitas

{ Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin } antara

perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan

perusahaan pada saat belum menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR)

(49)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

kinerja keuangan yang diukur dengan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan

Sesudah menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan perusahaan

Sebelum menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR).

2. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

kinerja keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE) pada perusahaan

Sesudah menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan perusahaan

Sebelum menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR).

3. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

(50)

65 5.2SARAN

Dari permasalahan yang timbul, serta dari hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka

penulis memaparkan keterbatasan penelitian dan memberikan saran sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya menguji perbedaan kinerja keuangan dari rasio profitabilitas saja,

sedangkan masih banyak rasio lainnya yang digunakan untuk mengukur kinerja

keuangan perusahaan. Oleh karena itu, untuk penelitian berikutnya diharapkan dapat

menggunakan rasio lain yang berkaitan dengan kinerja perusahaan dan pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR).

2. Perusahaan ini hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang go public di

Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat

menggunakan sampel perusahaan yang lebih kompleks dan memperpanjang periode

penelitian, sehingga hasil penelitian lebih dapat digeneralisir untuk jenis

perusahaan-perusahaan lain dan lebih akurat. Periode penelitian yang lebih panjang akan

memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh hasil yang lebih

mendekati kondisi sebenarnya.

3. Menggunakan metode perhitungan yang berbeda dapat menyebabkan hasil yang berbeda

pula, sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan mempertimbangkan pemilihan

metode perhitungan yang telah teruji sehingga hasilnya dapat lebih akurat.

4. Bagi manajemen perusahaan, penulis menyarankan untuk lebih meningkatkan

(51)

melakukan perusahaan Sesudah menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR)

karena dalam jangka panjang, kinerja keuangan perusahaan Sesudah menerapkan

Corporate Social Responsibility (CSR) dan Sebelum menerapkan Corporate Social

Responsibility (CSR) berbeda dan perusahaan yang menerapkan CSR memiliki kinerja

yang lebih baik dibanding dengan perusahaan yang belum menerapkan CSR.

4. Bagi investor, penulis menyarankan untuk memperhatikan kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan, karena kinerja keuangan

perusahaan Sesudah menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan

perusahaan Sebelum menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) berbeda.

Corporate Social Responsibility (CSR) juga dapat meningkatkan Return On Equity

(ROE) dan Gross Profit Margin

5. Bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengambil tema yang sama agar dapat

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Budiarta, Ketut, 2008. Buletin Studi Ekonomi Volume 13 Nomor 2 : Cara

Pandang Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2007 Dan Undang-Undang

RI No 17 Tahun 2000 Terhadap Corporate Social Responcibility (CSR).

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

Cahya, Bramantya Adhi. 2010. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responcibility)

(Studi pada Bank Indonesia Periode Tahun 2007-2008). Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika : Teori, Konsep dan Aplikasi dengan

SPSS.17. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hanafi, Mamduh M. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi 1, Cetakan kedua.

BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

Helfert, Erich. A. 1996. Teknik Analisis Keuangan, Petunjuk Praktis Untuk

Mengelola dan mengukur Kinerja Perusahaan. Edisi Kedelapan.

Erlangga. Jakarta.

(53)

Noor, Akhmad Syarifudin. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi yang Go Public di BEI.

Universitas Antakusuma Pangkalan Bun. Pangkalan Bun..

Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan,Teori dan Aplikasi. Edisi 4, Cetakan

kedua. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

Supranto, J. 2001. Statistik (Teori dan Aplikasi). Edisi Keenam, Jilid 2. Erlangga.

Jakarta.

Kusumadilaga, Rimba. 2010. PengaruhCorporate Social Responcibility (CSR)

Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel

Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro, Semarang.

Lestari, Puji. 2009. Perbandingan Kinerja KEuangan Perusahaan dengan

Menggunakan Merode EVA antara Perusahaan yang Menerapkan CSR

dan Tidak Menerapkan CSR. Fakultas Ekonomi, Universitas Lampung.

Prabowo, Angga. 2009. Kajian Efektivitas Program CSR Yayasan Unilever

Indonesia (Studi Kasus : Pasar Minggu, Jakarta). Fakultas Ekonomi

Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Susilawati, Ely Dwi. 2010. PengaruhCorporate Social Responcibility (CSR).

(54)

tahun 2006-2008). Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiayah

Surakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. 1990. Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan. Edisi 9, Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1995. Manajemen Keuangan. Edisi 9,

Jilid 1. Binarupa Aksara. Jakarta.

Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1997. Manajemen Keuangan. Edisi 9,

Jilid 2. Binarupa Aksara. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Penanaman

Modal

Vernando, Rico. 2008. Pengaruh Pengungkapan Sosial terhadap Profitabilitas

Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar di BEI. Fakultas Ekonomi,

Universitas Lampung

http://202.155.2.90/corporate_actions/new_info_jsx/jenis_informasi/01_laporan_k

euangan/02_Soft_copy_laporan_keuangan/

Gambar

Tabel 1.1  Perbandingan Laba Bersih Perusahaan yang menggunakan CSR dan pada
Tabel 1.2  Perbandingan Laba Kotor Perusahaan yang menerapkan CSR dan pada
Tabel 1.3  Perbandingan Laba Setelah Pajak Perusahaan yang menerapkan CSR dan
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rasio profitabilitas yang terdiri dari Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Equity, Return On..

Aktivitas yang dijalankan perusahaan dilihat dari rasio-rasio yang dimiliki seperti ROA ( Return On Asset ), ROE ( Return On Equity ), NPM ( Net Profit Margin ) dan GPM (

Rasio profitabilitas dan leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio return on equity (ROE), debt to total assets (DAR), dan net profit margin (NPM).

Seperti yang dilakukan oleh Widyaputra (2006) yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan untuk rasio keuangan Earning per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Return

Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan net profit margin (NPM), return on assets (ROA) dan return on equity (ROE). NPM merupakan rasio yang mengukur rupiah laba yang

Dari hasil pengujian yang dilakukan secara simultan (bersama-sama) menunjukkan bahwa return on asset, return on equity, operating profit margin, net profit margin,

Kinerja Keuangan PT Graha Arta Kaltim Sentosa Berdasarkan Rasio Profitabilitas NPM tahun 2019-2020 Hasil perhitungan Profitabilitas yang diukur dengan Net Profit Margin tahun 2019

Hasil dari penelitian ini adalah rasio profitabilitas yaitu gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, return on asset, dan return on equity dibawah rata-rata