ABSTRAK
UJI DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) SEBAGAI ZAT PENOLAK ALAMI BAGI KECOA AMERIKA (Periplaneta americana) Dewasa
Oleh
Meita Mahardianti
Kecoa merupakan serangga yang banyak menimbulkan kerugian bagi manusia. Selain menimbulkan bau tidak sedap, kecoa juga merupakan vektor beberapa penyakit. Kecoa amerika adalah kecoa yang paling sering ditemukan di pemukiman Indonesia. Usaha pengendalian kecoa dengan insektisida sintetik kurang aman untuk digunakan karena zat kimia yang digunakan untuk mengusir kecoa juga dapat meracuni manusia. Solusi yang dapat dilakukan yaitu menggunakan zat penolak berbahan baku alami dari tumbuh-tumbuhan, seperti daun salam. Daun salam adalah tumbuhan yang mengandung senyawa-senyawa yang diduga dapat menolak serangga, yaitu minyak atsiri, flavonoid, dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daun salam sebagai zat penolak alami bagi kecoa amerika dewasa. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan, yaitu daun salam muda, daun salam tua, dan kontrol. Masing-masing perlakuan dilakukan dengan 10 kali pengulangan. Analisis ragam dilakukan pada taraf nyata 5% dan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun salam sebanyak 5 gram terbukti dapat menjadi zat penolak alami bagi kecoa amerika dewasa selama 72 jam. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata persentase daya tolak daun salam baik daun salam tua maupun daun salam muda masih berada diatas 70% selama 72 jam.
UJI DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) SEBAGAI ZAT PENOLAK ALAMI BAGI KECOA AMERIKA (Periplaneta americana) DEWASA
(Skripsi)
Oleh
MEITA MAHARDIANTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, dari
pasangan Bapak Suwito dan Ibu Susilowati, S.Pd.
Dilahirkan di Braja Sakti, Way Jepara, Lampung Timur
pada tanggal 06 Mei 1992.
Penulis mengawali pendidikan dari Taman
Kanak-kanak Aisiyah Bustanul Athfal pada tahun 1997. Tahun
1998 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Sekolah Dasar
Negeri 4 Braja Sakti, Way Jepara. Setelah itu melanjutkan pendidikan di SMPN 1
Way Jepara pada tahun 2004 dan SMAN 1 Way Jepara pada tahun 2007. Tahun
2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran
Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).
Pada tahun 2010 penulis bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Fotografi Unila ZOOM sebagai anggota. Pada tahun 2011 penulis bergabung
dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas MIPA sebagai anggota Departemen
Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM). Pada tahun 2012 penulis
bergabung menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) sebagai
anggota Bidang Hubungan Masyarakat (HUMAS). Penulis pernah memperoleh
vi
Pada tahun 2013 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon
Sudimoro Bangun, Tanggamus selama 40 hari dan pada tahun yang sama
melaksanakan Kerja Praktik di PT. Nusantara Tropical Farm Lampung Timur
selama 40 hari yang berjudul “Kecepatan Pertumbuhan Freckles Dilihat dari
Letak dan Jenis Klon (CJ30 dan DM2) Tanaman Pisang Cavendish di PT.
Nusantara Tropical Farm”.
Pada tahun 2014 untuk mencapai gelar Sarjana Sains (S.Si.), penulis
melaksanakan penelitian dan menyelesaikan tugas akhirnya dalam bentuk skripsi
yang berjudul “Uji Daun Salam (Syzygium polyanthum) sebagai Zat Penolak
“Maka sesungguhnya beserta kesukaran ada kemudahan,
sesungguhnya beserta kesukaran ada kemudahan.”
(Al Insyiraah: 5-6)
“
Kita tidak tahu bagaimana hari esok,
yang bisa kita lakukan ialah berbuat sebaik-baiknya
dan berbahagia pada hari ini
”
(Samuel Taylor Coleridge)
don't be afraid to lose something because it will be
the beginning to get something new better
ix
SANWACANA
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Uji Daun Salam
(Syzygium polyanthum) sebagai Zat Penolak Alami bagi Kecoa Amerika (Periplaneta americana) Dewasa”
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu selama penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada:
1. Ibu Nismah Nukmal, Ph.D. selaku Pembimbing I yang telah membimbing,
memberikan perhatian, ide, kritik, dan saran dengan penuh kesabaran selama
penulisan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Herawati Soekardi, M.S. selaku Pembimbing II dan Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan, dukungan, kritik, dan
saran serta perhatian selama penulisan skripsi ini dan selama penulis
menempuh pendidikan di Jurusan Biologi.
3. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Si. selaku Pembahas yang telah memberikan ide,
4. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.
5. Bapak Prof. Suharso, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
6. Bapak dan Ibu dosen serta segenap karyawan di Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Lampung atas bimbingan dan bantuannya kepada penulis selama
penulis menempuh pendidikan di Jurusan Biologi.
7. Kedua orang tuaku tercinta, yang tiada henti mendoakan, memberikan kasih
sayang, nasihat, dukungan, dan perhatiannya kepada penulis.
8. Kakakku-kakakku, Ela Widiani, S.Si. dan Dwi Ferdiana, S.T., yang selalu
memberikan doa, nasehat, dukungan, dan keceriaan yang menjadi semangat
bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga-keluargaku Kak Rifki, Mas Iffan, Sasha, Rhea, Qisty, Denis, dan
Adi yang telah memberikan doa dan dukungan.
10.Sahabat-sahabat tersayang Biologi 2010, Anggia Putri Saraswati, Arinjani
Dwi Harjanti, Dewi Chusniasih, Ismalia Husna, Rika Erviana, Rodi Astuti,
Septina Maulida, dan Yunita Lestari yang telah memberikan semangat,
dukungan, doa, bantuan, canda, tawa, keceriaan, dan hiburan selama ini.
11.Sahabat-sahabatku Anissa Cintya Andika Asri, Alvita Sekar Sarjani, Lianita
Intan Sari, Lukita Wiguna, Bagus Nugraha, Khoiru Ridho, Tri Handayani, dan
Miftah Farid Artama. Terima kasih atas dukungan, semangat, perhatian,
xi
12.Fathur Rahman Mutiara Hikmah, yang telah memberikan semangat, bantuan,
doa, motivasi, perhatian, dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
13.Teman-teman Asrama Anissa 2, Mbak Ajeng, Mbak Tiwi, Mbak Syam, Mbak
Mulyati, Mbak Anti, Mbak Nanda, Tre, Septy, Pipit, Firma yang senantiasa
memberikan semangat, dukungan, bantuan serta hiburan selama penulisan
skripsi ini.
14.Teman-teman angkatan 2010, Dwi, Nurul, Shofi, Aris, Nova, Ana, Billi, Dito,
Linda, Rizki, Nisa, Mala, Aulia, Pipin serta teman-teman 2010 yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan
kebersamaanya.
15.Kakak-kakak tingkat Biologi 2007-2009 serta adik-adik Biologi 2011-2013.
Terima kasih atas dukungan, hiburan, dan keceriaan yang telah diberikan.
16.Teman-teman PSDM, Mbak Irke, Kak Edy, Tina, Dilla, Hadin, Ara, Miftah,
dan Andika.
17.Teman-teman KKN, Tami, Bunga, Caca, Dicky, Beni, Bang Medy, Hendrik,
dan Ryan.
18.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT memberikan keluasan ilmu dan
pahala yang terbaik bagi semua pihak yang telah membantu penulis selama ini
dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, 19 Juni 2014
Penulis
Bismillahirrahmanirrahim
Sebagai Wujud Bakti dan Cintaku
Kupersembahkan Karya Sederhana ini
Kepada Bapak & Ibu,
Kakak-kakakku Ela & Feri
Yang Selalu Ada Dihati
Sahabat-sahabatku
Dan
DAFTAR ISI
A. Tumbuhan Salam (Syzygium polyanthum) ... 6
B. Klasifikasi Tumbuhan Salam ... 7
C. Biologi Tumbuhan Salam ... 7
D. Kandungan Kimia Daun Salam ... 9
E. Kegunaan Tumbuhan Salam ... 9
F. Kecoa... 10
G. Klasifikasi Kecoa Amerika ... 11
H. Biologi Kecoa... 11
I. Zat Penolak bagi Serangga ... 12
III.METODE PENELITIAN ... 14
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 14
B. Alat dan Bahan ... 14
C. Rancangan Penelitian ... 14
D. Pelaksanaan Penelitian ... 15
1. Persiapan Serangga Uji ... 15
2. Persiapan Daun Salam... 15
3. Persiapan Tempat Uji ... 15
4. Pengujian Daun Salam sebagai Zat Penolak ... 16
xiv
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19
A. Hasil Uji Daun Salam sebagai Zat Penolak Alami bagi Kecoa Amerika (Periplaneta americana) Dewasa ... 19
B. Daya Tahan Zat Penolak Daun Salam bagi Kecoa Amerika Dewasa ... 22
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 26
A. Kesimpulan ... 26
B. Saran ... 26
DAFTAR PUSTAKA ... 27
LAMPIRAN ... 30
Tabel 7 ... 30
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Pengamatan uji kemampuan daun salam sebagai zat penolak alami bagi kecoa amerika dewasa ... 17
2. Pengamatan daya tahan daun salam sebagai zat penolak alami bagi kecoa amerika dewasa ... 17
3. Perbandingan rata-rata persentase daya tolak dua tipe daun salam dan kontrol terhadap kecoa amerika dewasa selama 72 jam ... 20
4. Hasil analisis varian rata-rata persentase daya tolak daun salam
terhadap kecoa amerika dewasa selama 72 jam ... 21
5. Rata-rata persentase ± SEM daya tolak daun salam terhadap kecoa amerika dewasa selama 72 jam... 21
6. Rata-rata persentase ± SEM daya tolak daun salam tua dan muda
terhadap kecoa amerika dewasa selama 72 jam ... 24
7. Data pengamatan daun salam sebagai zat penolak alami bagi kecoa
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Daun salam muda dan tua ... 6
2. Kecoa amerika (Periplaneta americana) ... 10
3. Tempat uji kecoa ... 16
4. Bagan alir penelitian ... 18
5. Kecoa uji saat dipuasakan ... 32
`
I. PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Kecoa merupakan serangga yang seringkali mengganggu kenyamanan hidup
manusia dengan meninggalkan bau tidak sedap, menimbulkan alergi,
mengotori dinding, buku, dan perkakas rumah tangga serta menyebarkan
berbagai patogen penyakit. Beberapa penyakit yang ditularkan oleh kecoa
diantaranya tipus, toksoplasma, asma, TBC, kolera, dan SARS (Environmental
Health Watch, 2005; Jacobs, 2013).
Menurut Amalia dan Harahap (2010), kecoa amerika (Periplaneta americana
L.), kecoa jerman (Blatella germanica L.), dan kecoa australia (Periplaneta
australasiae F.) merupakan jenis-jenis kecoa yang sering ditemukan di
lingkungan pemukiman. Kecoa amerika merupakan jenis kecoa yang paling
banyak ditemukan pada lingkungan pemukiman Indonesia.
Pengendalian kecoa dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
pengendalian secara biologis, mekanis, kimiawi, dan dengan cara menjaga
sanitasi. Cara kimiawi adalah cara yang sering dilakukan oleh banyak
masyarakat seperti dengan penyemprotan atau pengasapan menggunakan
insektisida. Namun hal yang dinilai praktis tersebut tanpa disadari dapat
2
menyebar keseluruh ruangan di dalam rumah. Selain itu residu yang
ditinggalkan juga berbahaya bagi manusia (Environmental Health Watch,
2005).
Oleh karena itu, perlu ditemukan cara lain yang lebih aman untuk mengatasi
masalah kecoa. Salah satu solusi yang semakin dipertimbangkan yaitu
menggunakan zat penolak (repellent) berbahan baku alami yang diperoleh dari
tumbuh-tumbuhan, misalnya penggunaan tanaman jenis tertentu sebagai
pengusir atau penolak serangga.
Senyawa tumbuhan yang diduga berfungsi sebagai insektisida diantaranya
adalah golongan sianida, saponin, tanin, flavonoid, alkaloid, steroid, dan
minyak atsiri (Kardinan, 2000).
Tumbuhan salam adalah tumbuhan yang telah lama dikenal oleh masyarakat
Indonesia. Selain sebagai bumbu dapur yang banyak digunakan untuk
penyedap masakan, daun salam ternyata juga berkhasiat sebagai obat
tradisional (Hariana, 2008). Daun salam dapat digunakan untuk mengobati
kolesterol tinggi, kencing manis, tekanan darah tinggi, sakit maag, dan diare
karena daun salam mengandung minyak atsiri (sitral dan eugenol), tanin, dan
flavonoid (Dalimartha, 2000).
Beberapa bahan alami yang secara tradisional diduga dapat digunakan untuk
mengusir kecoa adalah timun, daun salam, dan lavender. Daun salam secara
meletakkannya ditempat-tempat yang sering dilalui kecoa (Naria, 2005).
Selain itu daun salam juga mengandung senyawa minyak atsiri dan diduga pula
dapat digunakan sebagai zat penolak serangga. Penelitian ini penting untuk
dilakukan karena belum ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa daun
salam dapat digunakan sebagai zat penolak kecoa.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah pada penelitian
ini adalah: apakah daun salam dapat dijadikan zat penolak alami bagi kecoa
amerika dewasa?
C.Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka hipotesis pada penelitian ini
adalah daun salam dapat menjadi zat penolak alami bagi kecoa amerika
dewasa.
D.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan daun salam
(Syzygium polyanthum) sebagai zat penolak alami bagi kecoa amerika
(Periplaneta americana) dewasa.
E.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi
4
amerika dewasa dan memberikan informasi cara pengendalian kecoa
menggunakan daun salam sebagai zat penolak alami.
F. Kerangka Pemikiran
Dalam kehidupan sehari-hari kecoa lebih sering menimbulkan kerugian bagi
manusia sehingga kecoa termasuk kedalam serangga pengganggu bagi
manusia. Selain meninggalkan bau tidak sedap, mengotori dinding dan
perkakas rumah tangga, kecoa juga bisa menjadi vektor penyakit karena
sifatnya yang menyukai tempat-tempat kotor sehingga kuman penyakit dapat
menempel pada tubuh kecoa dan terbawa kemana saja kecoa pergi. Beberapa
penyakit yang ditularkan oleh kecoa diantaranya adalah tipus, toksoplasma,
asma, TBC, kolera, hepatitis, dan SARS.
Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian yang tepat bagi kecoa. Cara umum
yang sering dilakukan oleh banyak masyarakat adalah cara kimiawi seperti
penyemprotan atau pengasapan. Namun hal yang dinilai lebih praktis tersebut
tanpa disadari dapat meninggalkan racun berbahaya bagi manusia. Untuk itu,
perlu ditemukan pengendalian kecoa yang lebih aman, salah satunya adalah
dengan menggunakan senyawa alami.
Tumbuhan salam adalah tumbuhan rempah yang tumbuh liar di hutan, di
pegunungan, ataupun ditanam di pekarangan rumah sehingga daun salam
mudah didapatkan. Selama ini daun salam dikenal sebagai bumbu penyedap
turun-temurun digunakan untuk mengusir kecoa dengan diletakkan di tempat-tempat
yang sering didatangi kecoa.
Salah satu kandungan daun salam adalah minyak atsiri. Minyak atsiri adalah
salah satu senyawa tumbuhan yang diduga dapat menolak serangga. Oleh
karena itu, dilakukan penelitian daun salam sebagai zat penolak alami bagi
kecoa amerika dewasa.
Daun salam yang digunakan adalah daun salam muda dan tua. Daun salam
tersebut dicuci dahulu sebelum ditimbang. Kemudian di iris-iris lalu di
letakkan di alat uji, yaitu botol plastik 1.500 ml yang telah dihubungkan
dengan botol plastik 330 ml. Di satu sisi botol plastik 1.500 ml daun salam
diletakkan bersama pakan kecoa untuk menarik kecoa agar mendekat,
sedangkan disisi lain hanya diletakkan pakan kecoa saja. Selanjutnya untuk
kontrol, kedua bagian botol plastik hanya diletakkan pakan kecoa tanpa diberi
daun salam. Hasil yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah daun salam
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Tumbuhan Salam (Syzygium polyanthum)
Salam adalah nama tumbuhan yang merupakan penghasil rempah dan
merupakan salah satu tanaman obat di Indonesia (Joshi dkk., 2012).
Tumbuhan salam (Gambar 1) merupakan tumbuhan yang banyak ditanam
untuk menghasilkan daunnya (Versteegh, 2006).
Gambar 1. Daun salam muda dan tua
Daun salam muda
Beberapa nama yang dimiliki oleh tumbuhan ini yaitu ubai serai (Melayu),
manting (Jawa), dan gowok (Sunda). Nama ilmiah dari tumbuhan ini yaitu
Syzygium polyanthum (Wight.) Walp atau Eugenia polyantha Wight (Enda,
2009).
B.Klasifikasi Tumbuhan Salam
Adapun klasifikasi tumbuhan salam menurut van Steenis, 2003 sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Order : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Species : Syzygium polyanthum (Wight.) Walp
C.Biologi Tumbuhan Salam
Tumbuhan salam tumbuh di ketinggian 5 m sampai 1.000 m di atas
permukaan laut. Pohon salam dapat tumbuh di dataran rendah sampai
pegunungan dengan ketinggian 1.800 m (Dalimarta, 2000). Tumbuhan salam
termasuk dalam tumbuhan menahun atau tumbuhan keras karena dapat
mencapai umur bertahun-tahun (Sumono dan Wulan, 2009; Fahrurozy, 2012).
Tumbuhan salam merupakan pohon atau perdu (Gambar 2). Memiliki tinggi
8
Arah tumbuh batang tegak lurus dengan bentuk batang bulat dan permukaan
yang beralur, batangnya berkayu biasanya keras dan kuat. Cara percabangan
batangnya monopodial, batang pokok selalu tampak jelas. Memiliki arah
tumbuh cabang yang tegak (Fahrurozy, 2012).
Bunga tumbuhan salam kebanyakan adalah bunga banci dengan kelopak dan
mahkota masing-masing terdiri atas 4-5 daun kelopak dan jumlah daun
mahkota yang sama, kadang-kadang berlekatan. Bunganya memiliki banyak
benang sari, kadang-kadang berkelopak berhadapan dengan daun-daun
mahkota. Tangkai sari berwarna cerah, yang kadang-kadang menjadi bagian
bunga. Bakal buah tenggelam dan mempunyai 1 tangkai putik, beruang 1
sampai banyak, dengan 1-8 bakal biji dalam tiap ruang. Biji memiliki sedikit
atau tanpa endosperm, lembaga lurus, bengkok atau melingkar (van Steenis,
2003).
Daun salam memiliki bentuk daun yang lonjong sampai elip atau bundar telur
sungsang dengan pangkal lancip, sedangkan ujungnya lancip sampai tumpul
dengan panjang 50 mm sampai 150 mm, lebar 35 mm sampai 65 mm, dan
terdapat 6 sampai 10 urat daun lateral. Panjang tangkai daun 5 mm sampai
12 mm (Dit Jen POM, 1980). Daun salam merupakan daun tunggal yang
letaknya berhadapan. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau muda dan
jika diremas berbau harum (Dalimartha, 2000).
Tumbuhan salam memiliki bunga majemuk yang tersusun dalam malai yang
keluar dari ujung ranting, berwarna putih dan baunya harum (Dalimartha,
Buahnya termasuk buah buni dengan diameter 8-9 mm. Buah yang masih
muda berwarna hijau dan setelah masak menjadi merah gelap, memiliki rasa
agak sepat (Dalimartha, 2000).
D.Kandungan Kimia Daun Salam
Daun salam mengandung minyak atsiri (sitral, eugenol), tanin, dan flavonoid
(Dalimartha, 2000; Sumono dan Wulan, 2009). Senyawa flavonoid dapat
menghambat transportasi asam amino leusin dan bersifat toksisitas terhadap
serangga (BBPPTP Ambon, 2013). Salah satu golongan flavonoid yaitu
rotenon, mempunyai efek mematikan pada serangga (Utami, dkk., 2010).
Aktivitas biologi minyak atsiri terhadap serangga dapat bersifat menolak
(repellent), menarik (attractant), racun kontak (toxic), racun pernafasan
(fumigant), mengurangi nafsu makan (antifeedant), menghambat peletakan
telur (oviposition deterrent), menghambat petumbuhan, menurunkan fertilitas,
serta sebagai antiserangga vektor (Hartati, 2012).
Sedangkan senyawa tanin memiliki rasa yang pahit sehingga dapat
menyebabkan mekanisme penghambatan makan pada serangga (Utami, dkk.,
2010). Selain itu senyawa tanin berpengaruh pada serangga dalam hal
oviposisi (BBPPTP Ambon, 2013).
E.Kegunaan Tumbuhan Salam
Bagian utama yang dimanfaatkan dari tumbuhan salam adalah daun, selain itu,
10
digunakan untuk mengobati kolesterol tinggi, kencing manis, tekanan darah
tinggi, sakit maag, dan diare (Dalimartha, 2000).
F. Kecoa
Kecoa merupakan serangga yang paling sering dijumpai. Bukti fossil
menunjukkan kecoa sudah berada di bumi sejak lebih 300 tahun lalu. Kecoa
mempunyai daya adaptasi yang tinggi hingga bisa hidup bersama lingkungan
manusia (Baskoro dkk., 2013).
Kecoa merupakan jenis serangga yang termasuk dalam ordo Blattodea dengan
jumlah spesies yang banyak. Salah satu spesiesnya adalah Periplaneta
americana (Gambar 3) yaitu jenis kecoa yang sering ditemukan di lingkungan
permukiman di Indonesia.
Gambar 2. Kecoa amerika (Periplaneta americana) (Hapsari, 2012) Kecoa amerika
dewasa
G.Klasifikasi Kecoa Amerika
Adapun klasifikasi dari kecoa amerika (Periplaneta americana) menurut
Perrott dan Miller (2014) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Blatteria
Familia : Blattidae
Genus : Periplaneta
Species : Periplaneta americana
H.Biologi Kecoa
Secara umum kecoa memiliki morfologi tubuh bulat telur dan pipih
dorsoventral (gepeng), kepala agak tersembunyi dilengkapi dengan sepasang
antena panjang yang berbentuk filiform yang bersegmen, dan mulut tipe
pengunyah (chewing). Caput melengkung ke ventro caudal di bawah sehingga
mulut menonjol diantara dasar kaki pertama. Bagian dada kecoa terdapat 3
pasang kaki, 2 pasang sayap dengan sayap bagian luar tebal, dan bagian dalam
berbentuk membran (Carter, 2011).
Metamorfosis kecoa tidak sempurna yaitu telur-nimpha-dewasa. Telur
12
menjadi dewasa mengalami molting sebanyak 13 kali. Siklus hidup kecoa
secara keseluruhan 2-21 bulan dan kecoa dewasa dapat hidup selama 3 tahun
(Jacobs, 2013).
Kebiasaan hidupnya, kecoa termasuk serangga yang aktif pada malam hari
(nocturnal), dapat bergerak cepat, dan selalu menghindari cahaya (Septi,
2010).
I. Zat Penolak bagi Serangga
Repellent adalah bahan-bahan yang mempunyai kemampuan untuk menolak
atau menjauhkan serangga dari manusia. Zat penolak digunakan untuk
menghindari gangguan dari serangga terhadap manusia. Beberapa syarat yang
harus dimiliki zat penolak yaitu tidak mengganggu pemakainya dan orang
disekitarnya, tidak menimbulkan iritasi, dan tidak beracun (Oktarina, 2012).
Menurut Shinta (2010), zat penolak dapat dibuat dari bahan dasar kimia
maupun bahan dasar alami. Zat penolak yang berbahan dasar kimia
mengandung bahan aktif DEET. Diethyltoluamide atau DEET mempunyai
daya tolak yang sangat baik tetapi dalam penggunaannya dapat menimbulkan
reaksi hipersensitivitas dan iritasi.
Zat penolak alami adalah zat penolak berbahan dasar dari tumbuhan yang
mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung senyawa
senyawa bioaktif seperti alkaloid, fenolik, dan zat kimia sekunder lainnya. Zat
penolak alami mudah terurai di alam (biodegradable) sehingga tidak
14
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Zoologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung, pada bulan Januari 2014.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi botol plastik ukuran
1.500 ml, botol plastik ukuran 330 ml untuk wadah uji, selotip untuk
merekatkan kedua botol, gunting untuk melubangi botol, tisu, toples plastik
untuk wadah kecoa saat pemeliharaan, dan timbangan untuk menimbang berat
daun salam.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 30 ekor kecoa
amerika dewasa jantan ukuran 3,8 -4 cm sebagai serangga uji, daun salam
muda, daun salam tua, dan selai kacang sebagai pakan kecoa.
C. Rancangan Penilitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan tiga perlakuan, yaitu perlakuan yang diberi irisan daun salam
irisan daun salam sebagai kontrol. Masing-masing perlakuan diulang 10 kali.
Setiap ulangan terdiri dari seperangkat alat uji dan masing-masing alat uji
terdiri dari 1 ekor kecoa amerika dewasa.
D. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Serangga Uji
Kecoa amerika jantan dewasa sebanyak 30 ekor dikoleksi dari
rumah-rumah di Lampung Timur dengan menangkapnya pada malam hari.
Kemudian kecoa ditempatkan didalam wadah secara terpisah satu kecoa
dengan yang lain dan diberi makan agar tetap hidup. Kecoa dewasa yang
sudah terkumpul akan digunakan sebagai serangga uji. Kecoa dipuasakan
selama satu hari sebelum digunakan sebagai kecoa uji.
2. Persiapan Daun Salam
Daun salam segar (daun muda dan daun tua) dipetik dari pohon dan
dipisahkan dari rantingnya. Kemudian daun salam dibersihkan dengan cara
mencucinya dengan air bersih mengalir. Setelah dicuci daun salam
dikering anginkan. Lalu daun salam diiris tipis-tipis. Kemudian daun
salam ditimbang dengan berat 5 gram untuk masing-masing perlakuan
pemberian daun salam.
3. Persiapan Tempat Uji
Pada penelitian ini digunakan botol plastik air mineral (Gambar 3) sebagai
tabung untuk meletakkan kecoa uji. Satu botol plastik air mineral
16
dan A2, lalu dilubangi tepat ditengah bagian yang sama panjang tersebut.
Kemudian untuk menutup lubang tersebut disambungkan botol plastik air
mineral berukuran 330 ml (B), yang nantinya digunakan sebagai tempat
awal peletakkan kecoa uji.
Gambar 3. Tempat uji kecoa
4. Pengujian Daun Salam sebagai Zat Penolak
Pengujian dilakukan dengan tiga perlakuan sebagai berikut:
1. Perlakuan pertama, tempat uji bagian A2 diletakkan irisan daun salam
muda 5g dicampur dengan umpan makanan kecoa 5g.
2. Perlakuan kedua, tempat uji bagian A2 diletakkan irisan daun salam
tua 5g dicampur dengan umpan makanan kecoa 5g.
3. Perlakuan ketiga, tempat uji bagian A2 hanya diletakkan umpan
makanan kecoa 5g.
Pada tempat uji bagian A1 masing-masing perlakuan diletakkan umpan
makanan kecoa dengan jenis sama sebanyak 5g. Selanjutnya kecoa uji
dimasukkan di tempat uji bagian B. Penelitian ini dilakukan 10 kali
ulangan pada tiap perlakuan, masing- masing kecoa uji sebanyak 1 ekor
Untuk pengamatan kemampuan daun salam sebagai zat penolak diamati
posisi kecoa setiap satu jam sekali selama 72 jam. Kemudian untuk
pengamatan daya tahan daun salam sebagai zat penolak diamati posisi
kecoa setiap 24 jam sekali selama 72 jam. Hasil pengamatan akan
dimasukkan kedalam tabel pengamatan (Tabel 1 dan Tabel 2).
Tabel 1. Pengamatan uji kemampuan daun salam sebagai zat penolak alami bagi kecoa amerika dewasa
Posisi kecoa uji pada jam
ke-
Perlakuan
Daun salam tua Daun salam muda Kontrol
A1 A2 B A1 A2 B A1 A2 B
Tabel 2. Pengamatan daya tahan daun salam sebagai zat penolak alami bagi kecoa amerika dewasa
Posisi kecoa uji pada jam
ke-
Perlakuan
Daun salam muda Daun salam tua Kontrol
A1 A2 B A1 A2 B A1 A2 B
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis Varians (Anara)
apabila ada perbedaan nilai rata-rata antar perlakuan maka diuji lanjut dengan
BNT pada taraf = 5%.
Untuk mengetahui kemampuan daun salam sebagai zat penolak digunakan
18
Berikut perhitungan persen daya tolak:
% Daya tolak = ∑
∑
×
100%Bagan alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 4. Bagan alir penelitian Persiapan Penelitian
Penyediaan serangga uji 30 ekor kecoa amerika jantan dewasa yang dikumpulkan dari rumah
– rumah di Lampung Timur
Penyediaan daun salam tua dan muda segar yang dipetik dari pekarangan kampus UNILA
Penyediaan pakan kecoa
3 perlakuan
Variabel yang diamati : posisi kecoa untuk
Kemampuan daun salam sebagai zat penolak setiap jam selama 72 jam
Daya tahan daun salam sebagai zat penolak setiap 24 jam selama 72 jam. Kontrol tanpa irisan tempat uji bagian A2 Dimasukkan ke 10
tempat uji bagian A2
Dimasukkan ke 10 tempat uji bagian A2
Dimasukkan kecoa
Mendapatkan hasil uji daun salam sebagai zat penolak kecoa amerika dewasa
Penyediaan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Daun salam tua maupun daun salam muda dapat menjadi zat penolak
alami bagi kecoa amerika dewasa.
2. Daun salam tua memiliki daya tolak lebih tinggi dibandingkan dengan
daun salam muda.
3. Daya tolak daun salam masih bertahan diatas 70% setelah 72 jam
pengamatan.
B. Saran
1. Melakukan penelitian selanjutnya dengan waktu yang lebih lama untuk
mengetahui daya tahan zat penolak daun salam.
2. Melakukan penelitian pada kandungan lain dari daun salam (tanin dan
27
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, H. dan I. S. Harahap. 2010. Preferensi Kecoa Amerika Periplaneta americana (L.) (Blattaria: Blattidae) terhadap Berbagai Kombinasi Umpan. J. Entomol. Indon. Vol. 7, No. 2, 67-77.
Baskoro, A. D., Sudjari, dan A. R. F. R. Rambass. 2013. Uji Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantiifolia) sebagai Pengusir (Repellent) Kecoak
Periplaneta americana. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.
BBPPTP Ambon. 2013. Buah Mojo Sebagai Pengendali OPT.
http://ditjenbun.deptan.go.id/bbpptpambon/berita-201-buah-mojo-sebagai-pengendali-opt-.htmlDiakses pada 8 November 2013 pukul 20.25WIB
Carter, S. 2011. Cockroach Anatomy.
http://biology.clc.uc.edu/courses/bio113/protocols/Cockroach.PDF Diakses pada 25 Mei 2014 Pukul 22.15 WIB
Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 2. Trubus Agriwidya. Jakarta.
Dit Jen POM. 1980. Materia Medika Inonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 7, 503.
Enda, W.G.2009. Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam
(Syzygium polyanthum (Wight) Walph.) terhadap Mencit Jantan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14387/1/10E00203.pdf Diakses pada 2 Oktober 2013 pukul 20.00WIB
Environmental Health Watch. 2005. Factsheet Cockroach control
guide. http://www.ehw.org/Astma/ ASTH_cockroach-control html Diakses pada 28 Oktober 2013 pukul 19.50WIB
Fahrurozy, R. 2012. Daun Salam. http://www.scribd.com/doc/96789999/Daun-SalamDiakses pada 8 November 2013 pukul 19.50WIB
Halimah, D.P.P.dan Y. Zetra.2010. Minyak Atsiri dari Tanaman nilam
Hapsari, D.S. 2012. Detik Food.
http://food.detik.com/read/2012/10/09/180721/2058658/297/pria-ini-tewas-setelah-menang-kompetisi-makan-kecoak Diakses pada 8 November 2013 pukul 20.10 WIB
Hariana, A. 2008. Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya. Seri 3. Cet 4. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hartati, S.Y. 2012. Prospek Pengembangan Minyak Atsiri sebagai Pestisida Nabati. http://www.google.com/url?q=http://perkebunan.litbang.
deptan.go.id/wp-content/uploads/2013/03/perkebunan_perspektif111-2012-N-4-SriYuniH.pdf Diakses pada 7 November 2013 pukul 19.00 WIB Joshi, U.H., T.H. Ganatra, P.N. Bhalodiya, T.R. Desai, dan P.R. Tirgar. 2012.
Comparative Review on Harmless Herbs with Allophathic Remedies As Anti-Hypertensive. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences. hlm: 679.
Jacobs, S.B. 2013.American Cockroaches.
http://ento.psu.edu/extension/factsheets/pdf/americancockroach.pdf Diakses pada 25 Mei 2014 Pukul 22.30 WIB
Kardinan, A. 2000. Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasinya. Penerbit Swadaya. Jakarta.
Naria, E. 2005. Insektisida Nabati Untuk Rumah Tangga. Departemen Kesehatan Lingkungan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatra Utara. Medan.
Oktarina, R. 2012. Efektifitas Serbuk Biji Lada (Piper Nigrum) sebagai Repellent Terhadap Kecoa (Periplaneta Americana). Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan
Perrott, R.C. dan D.M. Miller. 2014. American Cockroach.
http://pubs.ext.vt.edu/444/444-288/444-288_pdf.pdf Diakses pada 25 Mei 2014 Pukul 21.00 WIB
Sanjaya, Y. dan T. Safaria. 2006. Toksisitas Racun Laba-laba Nephila sp. pada Larva
Aedes aegypti L. http://www.unsjournal.com/D?D0702/D70221.pdfDiakses
pada 25 Mei 2014 Pukul 21.30 WIB
Sari, N. 2010. Karakterisasi Simplisida dan Isolasi serta Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara GC-MS dari kulit Buah Jeruk Bali (Citri maximae pericarpium). Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Sumatra Utara. Medan.
Septi. 2010.Morfologi Kecoa/ Lipas (Ordo-Orthoptera)
29
Shinta. 2010. Potensi Minyak Atsiri Daun Nilam (Pogostemon cablin B.), Daun Babadotan (Ageratum conyzoides L), Bunga Kenanga (Cananga odorata
hook F & Thoms), dan Daun Rosemarry (Rosmarinus officinalis L ) sebagai Repelen terhadap Nyamuk Aedes aegypti L. Artikel Media Litbang
Kesehatan. Volume 22, Nomor 2.
Siregar, I.N. 2010. Isolasi dan Analisis Komponen Minyak Atsiri dari Daun Kayu putih (Melaleucas folium) Segar dan Kering Secara GC-MS. Skripsi.
Fakultas Farmasi. Universitas Sumatra Utara. Medan.
Sudjari., A.T. Endharti. dan R. Haryanto. 2006. Efek Repellent Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha Wight) terhadap Nyamuk Culex sp.
http://elibrary.ub.ac.idDiakses pada 25 Maret 2014 pukul 14.10 WIB
Sumono, A. & A. Wulan.2009. Kemampuan Air Rebusan Daun Salam (Eugenia polyantha W) dalam Menurunkan Jumlah Koloni Bakteri Spectroccocus sp.
Majalah Farmasi Indonesia. 20 (3), 112-117.
Utami, S., L. Syaufina, dan N.F. Haneda. 2010. Daya Racun Ekstrak Kasar Daun Bintaro ( Cerbera odol/am Gaertn.) Terhadap Larva Spodoptera litura
Fabricus. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. him. 96-100, ISSN 0853- 4217,Vol. 15, No.2
van Steenis, C. G. G. J. 2003. Flora. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Versteegh,K. 2006. Tanaman Berkhasiat Indonesia Volume 1. IPB Press. Bogor.
Wahyuningsih, A. 2001. Analisa Perbedaan Kadar Sineol, Eugenol Minyak Atsiri Daun Salam Muda Dan Tua (Eugenia Polyantha Wight)