ABSTRACT
SYNTHESIS, CHARACTERIZATION AND SCREENING
ANTICANCER ACTIVITY OF SOME ORGANOTIN(IV) BENZOATES AGAINST LEUKEMIA CELL L-1210
by
Mega Dewi Fusfita Sari
Organotin(IV) benzoate compounds were prepared by two step reactions. The first is the formation of hydroxide compounds from dibutyltin(IV) dichlorides, diphenyltin(IV) dichlorides and triphenyltin(IV) chloride which were reacted with NaOH. The second step is the reaction of hydroxide compounds with benzoic acid to produce dibutyltin(IV) dibenzoates, diphenyltin(IV) dibenzoates and tripenyltin(IV) benzoate as white solid with percent yield of 95.4, 91 and 94.4%, respectively at optimum refluxed time of 4 hours. The identification of the products were done by analyzing them with IR-spectroscopy and microanalytical data with microelemental analyzer.
The characterization of the products is shown by the present of C=O stretch from benzoate group in dibutyltin(IV) dibenzoates, diphenyltin(IV) dibenzoates and tripenyltin(IV) benzoate at 1600.97; 1691.5 and 1623.57 cm-1, respectively. The result of microanalytical data indicated that the theoretical value of the products compared to the analytical result were < 5%, so the compounds synthesized are said to have close as pure compounds.
ABSTRAK
SINTESIS, KARAKTERISASI DAN UJI PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIKANKER BEBERAPA SENYAWA ORGANOTIMAH(IV)
BENZOAT TERHADAP SEL LEUKEMIA L-1210
Oleh
Mega Dewi Fusfita Sari
Senyawa organotimah(IV) benzoat disintesis melalui dua tahap. Tahap pertama yaitu pembentukan senyawa hidroksida dari dibutiltimah(IV) diklorida, difeniltimah(IV) diklorida dan trifeniltimah(IV) klorida yang direaksikan dengan NaOH. Selanjutnya, tahap kedua adalah mereaksikan ketiga senyawa tersebut dengan ligan asam benzoat sehingga menghasilkan senyawa dibutiltimah(IV) dibenzoat, difeniltimah(IV) dibenzoat dan trifeniltimah(IV) benzoat berupa padatan berwarna putih dengan rendemen sebesar 95,4, 91 dan 94,4% pada waktu refluks optimum 4 jam. Identifikasi produk pada setiap tahapnya dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer IR dan analisis unsur menggunakan
microelemental analyzer
Dari hasil karakterisasi pada ketiga senyawa terdapat serapan C=O yang berasal dari asam benzoat untuk dibutiltimah(IV) dibenzoat, difeniltimah(IV) dibenzoat dan trifeniltimah(IV) benzoat secara berturut-turut terletak pada daerah 1600,97; 1691,5 dan 1623,57 cm-1. Selain itu hasil analisis dengan menggunakan
microelemental analyzerdiketahui bahwa selisih nilai hasil yang diperoleh dengan perhitungan secara teori < 5% sehingga dapat dikatakan senyawa hasil sintesis telah murni.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Hasil sintesis senyawa dibutiltimah(IV) oksida, difeniltimah(IV) dihidroksida, dan
trifeniltimah(IV) hidroksida menghasilkan padatan putih dengan berat berturut-turut sebesar
6,89 gram (92,2%), 8,7953 gram (95,497%), dan 10,696 gram (97,148%);
2. Waktu refluks optimum untuk sintesis senyawa dibutiltimah(IV) dibenzoat, difeniltimah(IV)
dibenzoat, dan trifeniltimah(IV) benzoat terjadi pada waktu 4 jam dengan berat
berturut-turut sebesar 1,3598 gram (95,42%), 1,4066 gram (91%), dan 1,3339 gram (94,4%);
3. Hasil karakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer IR terdapat serapan C=O untuk
senyawa dibutiltimah(IV) dibenzoat, difeniltimah(IV) dibenzoat dan trifeniltimah(IV)
benzoat berturut-turut adalah pada 1600,97 cm-1; 1691,5 cm-1 dan 1623,57 cm-1 yang menandakan bahwa dalam senyawa tersebut terdapat gugus karbonil yang berasal dari asam
benzoat;
4. Hasil analisis dengan menggunakan microelemental analyzer mempunyai perbedaan
berkisar antara < 1-5% dengan perhitungan secara teori;
5. Uji pendahuluan aktivitas antikanker terhadap sel leukemia L-1210 diperoleh urutan
˃
dibenzoat dibutiltimah(IV) benzoat dengan nilai IC50 masing-masing senyawa 19,58;
9,21 dan 5,32 µg/mL.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai sifat toksik dari senyawa
organotimah(IV)benzoat yang telah disintesis agar dapat diaplikasikan dalam bidang farmasi dan
kedokteran termasuk mekanisme kimiawi pada proses penghambatan senyawa antikanker
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senyawa organotimah adalah senyawa yang mengandung sedikitnya satu ikatan kovalen Sn-C.
Sebagaian besar senyawa organotimah dapat dianggap sebagai turunan dari RnSn(IV)X4-n (n =
1-4) dan diklasifikasikan sebagai mono-, di-, tri-, tetra- organotimah(IV), tergantung dari
banyaknya gugus alkil (R) atau aril (Ar) yang terikat ( Pellerrito and Nagy, 2002). Senyawa
organotimah(IV) memiliki aplikasi yang luas di antaranya sebagai katalis,antifouling agents,
biosida pertanian, dan anti tumor (Blunden and Hill, 1990; Bonireet al., 1998; Gielen, 2003).
Di antara berbagai kompleks organotimah dengan molekul biologi, kompleks organotimah
karboksilat diketahui memiliki aktivitas biologis yang lebih kuat dibandingkan dengan kompleks
lainnya, di antaranya menunjukkan aktivitas sebagai antimikroba, antibakteri (Mahmoodet al.,
2003), antifungi (Bonireet al., 1998; Ruzikaet al., 2002; Gielen, 2003; Deelmanet al., 2004;
Hadi and Irawan, 2007) dan anti tumor (Gielenet al., 1998; Martinset al., 2001; Liet al., 2001).
Kanker merupakan suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur
multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme multiseluler (Nafriadi dan Sulastia,
2007). Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang
telah mati dan rusak. Pada tubuh yang terkena kanker, sel-sel kanker tersebut akan membelah
terus meskipun tubuh tidak memerlukannya sehingga akan terjadi penumpukan sel baru yang
Di negara yang telah maju yang telah berhasil membasmi penyakit infeksi, kanker merupakan
penyebab kematian kedua setelah penyakit kardiovaskuler. Pengobatan yang umum dilakukan
pada penyakit kanker di antaranya dengan cara pembedahan, kemoterapi, dan radiasi (Apantaku,
2002).
Kesembuhan penyakit kanker dengan cara pembedahan hampir seluruhnya terjadi pada pasien
yang penyakitnya belum menyebar. Setelah terjadi penyebaran maka dibutuhkan pendekatan
sistemik melalui kemoterapi dan radiasi di samping dengan melakukan pembedahan. Menurut
statistik di negara maju, 17% pasien kanker sembuh dengan kemoterapi (Nafriadi dan Sulastia,
2007). Namun, pengobatan secara kemoterapi dan radiasi dapat menimbulkan efek samping
karena dapat menimbulkan penurunan jumlah sel-sel darah, infeksi, pendarahan, rambut rontok,
tekanan darah rendah, dan gangguan sistem syaraf, meskipun pengobatan kemoterapi mampu
mengeluarkan keseluruhan tumor (Hawariah, 1998).
Usaha pencarian agen kemoterapi dengan efek samping minimum sangat diperlukan dalam
pengobatan penyakit kanker. Oleh karena itu, pada penelitian ini dipilih senyawa
organotimah(IV) karboksilat dengan asam benzoat sebagai asam karboksilatnya. Asam benzoat
merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana yang memiliki aktivitas sebagai
antifungi dan antibakteri. Pada penelitian ini diharapkan organotimah(IV) benzoat yang
dihasilkan juga mempunyai aktivitas biologis sebagai senyawa antikanker.
Sintesis senyawa organotimah(IV) pada penelitain ini diadopsi dari prosedur yang dilakukan
oleh Nagyet al. (2002); Hadiet al. (2008) dan Hadiet al. (2009). Dibutiltimah(IV) karboksilat,
difeniltimah(IV) karboksilat, dan trifeniltimah(IV) karboksilat diperoleh dengan mereaksikan
organotimah(IV) halida dengan NaOH yang menghasilkan senyawa organotimah(IV) hidroksida.
benzoat. Setiap senyawa organotimah(IV) yang diperoleh dari hasil sintesis, yaitu
dibutiltimah(IV) dibenzoat, difeniltimah(IV) dibenzoat dan trifeniltimah(IV) benzoat kemudian
dikarakterisasi dengan menggunakan spektrofotometerIRdan dilakukan analisis unsur
menggunakanmicroelemental analyzer, serta melakukan uji pendahuluan aktivitas antikanker
terhadap sel leukemia L-1210 dengan membandingkan nilai IC50masing-masing senyawa.
Prosedur untuk uji pendahuluan aktivitas antikanker terhadap sel leukemia L-1210 diadopsi dari
prosedur yang dilakukan oleh Katrin dan Winarno (2008). Sel leukemia L-1210 pada penelitian
ini akan dikembangkan dalam media RPMI-1640 yang mengandung L-glutamin. Selanjutnya,
senyawa organotimah(IV) benzoat yang telah dilarutkan dalam pelarut DMSO diujikan ke dalam
sel leukemia L-1210 dan dibandingkan dengan doksorubisin sebagai kontrol positif. Sel hidup
dihitung menggunakanhaemocytometer Neubauer improveddi bawah mikroskop. Jika IC50dari
µg/mL, maka kemungkinan senyawa
organotimah(IV) benzoat berpotensi menjadi senyawa antikanker (Manset al, 2000). Pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aini (2010) dengan menggunakan asam salisilat
sebagai asam karboksilatnya diperoleh IC50sebesar 3,89 µg/mL.
Sel leukemia L-1210 yang menjadi target uji aktivitas antikanker ini adalah sel leukemia yang
diperoleh dari sel limfosit tikus putih betina jenis DBA (Dilute Brown Non-Agouti Mouse) yang
berumur 8 bulan. Sel leukemia ini diperoleh dariThe Institute of Physical and Chemical
Research, Japan(Hoshinoet al., 1966). Sel leukemia L-1210 dipilih karena sel leukemia ini
merupakan sel tumor yang tumbuh cepat dengan persentase sel hidup cukup tinggi (Bulan dkk.,
2003).
Penelitian ini sangat penting dilakukan sebagai dasar untuk mengetahui dan membandingkan
diketahui dan diperoleh data aktivitas awalnya, maka untuk penelitian selanjutnya akan lebih
mudah pengembangannya sebagainew metal-based drugsyang akan sangat berguna dan
memegang peranan penting di bidang farmasi dan kedokteran.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mensintesis senyawa dibutiltimah(IV) dibenzoat, difeniltimah(IV) dibenzoat dan
trifeniltimah(IV) benzoat
2. Mengkarakterisasi senyawa organotimah(IV) baik klorida, hidroksida, serta
organotimah(IV) benzoat dengan menggunakan spektrofotometerIRdan melakukan
analisis unsur menggunakanmicroelemental analyzer.
3. Melakukan uji pendahuluan aktivitas antikanker dari senyawa dibutiltimah(IV)
dibenzoat, difeniltimah(IV) dibenzoat dan trifeniltimah(IV) benzoat terhadap sel
leukemia L-1210 dengan membandingkan nilai IC50masing-masing senyawa.