• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Komunikasi Pemandu Lagu Dalam Melayani pelanggan Di Karaoke Beone Kota Bandung (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Pemandu Lagu Dalam Melayani Pelanggan Di Karaoke BeOne Kota Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Komunikasi Pemandu Lagu Dalam Melayani pelanggan Di Karaoke Beone Kota Bandung (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Pemandu Lagu Dalam Melayani Pelanggan Di Karaoke BeOne Kota Bandung)"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU KOMUNIKASI PEMANDU LAGU DALAM

MELAYANI PELANGGAN DI KARAOKE BEONE KOTA

BANDUNG

( Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Pemandu Lagu Dalam Melayani Pelanggan di Karaoke BeOne Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

Oleh :

Rudi Apriansyah

NIM. 41810141

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

ABSTRAK

PERILAKU KOMUNIKASI PEMANDU DALAM MELAYANI PELANGGAN DI KARAOKE BEONE KOTA BANDUNG (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Pemandu Lagu Dalam

Melayani Pelanggan di Karaoke BeOne Kota Bandung) Oleh,

RUDI APRIANSYAH NIM. 41810141

Skripsi ini dibawah bimbingan : Sangra Juliano P.,M.I.Kom

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perilaku Komunikasi Pemandu Lagu Dalam Melayani Pelanggan di Karaoke BeOne Kota Bandung. Penelitian ini membahas tentang perilaku komunikasi dilihat dari komunikasi verbal, komunikasi non verbal, dan motif yang mendasari perilaku komunikasi tersebut.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif. Proses pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Informan penelitian pada penelitian ini berjumlah 4 orang informan, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, dokumentasi, study kepustakaan dan pencarian data di internet.

Hasil penelitian diperoleh bahwa perilaku komunikasi dilihat dari komunikasi verbal berupa penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa sunda, ada juga beberapa kata sapaan seperti “hai mas, gimana kabarnya?”, “om kemana aja jarang kesini?, “ silahkan om mau di temenin karaoke?”dan juga beberapa istilah – istilah seperti Oteng, Icen dan Cuan. Komunikasi non verbal berupa gerakan tangan, sentuhan dan gerakan badan seperti mengajak pelanggan bergoyang bersama pemandu lagu, dan dilihat dari segi penampilan yang dia kenakan dari pemandu lagu seperti memakai pakaian yang sexy, make up yang cantik, accessories yang sesuai dengan busana, bau – bauan yang membuat hasrat pelanggan meningkat dan yang terakhir adanya motif masa depan seperti mendapat penghasilan yang cukup besar dan begitu mudah didapatkan adapun motif masa lalu seperti yang awal hanya ikut – ikutan lalu menjadi sumber penghasilan, dan juga karena ada suatu kekecewaan yang dia dapatkan dan melampiaskan nya dengan cara menjadi pemandu lagu.

Saran peneliti sebaiknya, kepada pemandu lagu di BeOne ketika ada seorang pelanggan yang bertingkah diluar batas, sebaiknya di selesaikan dengan tidak menimbulkan suatu yang di ingin kan. Seorang pemandu lagu juga harus bisa menjaga diri apa bila terjadi hal – hal yang tidak di ingin kan dan jangan membuat tersinggung pelanggan atau pun tinggkah yang membuat pelanggan merasa tidak nyaman.

(3)

ABSTRACT

COMMUNICATION BEHAVIOUR OF SONG GUIDE TO SERVING THE CUSTOMERS IN KARAOKE BEONE BANDUNG

(Descriptive Study About Communication Behaviour of Song Guide in Serving The Customers in Karaoke BeOne Bandung)

By,

RUDI APRIANSYAH NIM. 41810141

This research within guidance Sangra Juliano P.,M.I.Kom

This research have purpose to know about communication behaviour of song guide in serving the customers in Karaoke BeOne Bandung. This research in which discuss about communication behaviour observed from verbal communication, nonverbal communication and motive in which constitute its communication behaviour.

This research use qualitative approach, whereas research design which used is descriptive study, and process of election use informant purposive sampling. Total informants in this research are 4 informant, collection data technique : in-depht interview, documentation, literature study, and data searching on internet.

The result of the research obtained that communication behaviour observed from verbal communication such as using indonesian language and sundanesse laguange, there is also several greeting such as "Hai mas, gimana kabarnya?" "om, kemana aja jarang kesini?" "silahkan om mau ditemenin di karaoke?" several of terms, such as Oteng, Icen, and Cuan. nonverbal communication in the form of hand motion,touches, and gesture that seem like inviting customers to dance with song guides and observed from clothing aspect that they wear sexy clothes, put beautiful makeup on, accessories approciated with clothes , perfume that make customer increased desire,and the last, there is future motive such as to get bigger income and get easily ,beside past motive like follow others and there is also they get dissapointment and wreaking it by way to be song guide.

Suggestion from reseacher, to song guide in BeOne when one of customer act out of limit should be solved not give rise to something that want. Song guide also must to mantain themself if there something undesireable happen and dont make customer offended or whim that make customer uncomfortable.

(4)

1. Latar Belakang

Perilaku seorang Pemandu Lagu saat dia berkomunikasi dan berinteraksi dengan Pelanggan ketika sedang melayani Pelanggan mengenai Pemilihan lagu, menemani bernyanyi dan melayani setiap permintaan pelanggan. Pemandu Lagu tersebut pada dasarnya dilatari oleh motif untuk memperoleh tujuan tertentu. Seorang Pemandu Lagu dituntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik karena dipastikan selalu berinteraksi dengan para pelanggan. Komunikasi adalah bagian yang sangat penting di kehidupan manusia, karena manusia adalah mahluk sosial yang selalu melakukan interaksi dengan manusia lainnya melalui komunikasi. Dan kehidupan sehari-hari pun manusia berkomunikasi untuk saling bertukar informasi dengan orang lain.

Pemandu Lagu di karaoke BeOne ini mampu berkomunikasi dengan baik kepada Pelanggannya, sehingga terjadi komunikasi yang efektif. Dalam komunikasi verbal bahasa mempunyai peranan yang penting, karena dalam proses komunikasi seorang Pemandu lagu menggunakan bahasa. Inti dari penelitian ini adalah mengungkap bagaimana cara Pemandu Lagu di karaoke BeOne Melayani Pelanggan supaya kebali lagi ketempat tersebut menggunakan simbol-simbol dalam proses komunikasi yaitu pada saat berinteraksi dengan Pelanggan.

(5)

saling mengerti apa yang disampaikannya. Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang pesannya melalui non verbal misalnya seperti gerakan tubuh, nada bicara, dan ekspresi wajah. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari kita sering berinteraksi dengan orang lain menggunakan komunikasi non verbal. Pada praktiknya, komunikasi verbal dan komunikasi non verbal sering kali digunakan secara bersamaan, misalkan pemandu lagu yang memilih lagu kepada Pelanggan sambil menggerakan tangan nya menggunakan mouse untuk menunjukan salah satu lagu.

Perilaku komunikasi Pemandu Lagu di Karaoke BeOne Kota Bandung juga dilatari oleh motif. Menurut Kuswarno (2013:192) motif adalah :

“Dorongan untuk menetapkan suatu pilihan perilaku yang secara konsisten

dijalani oleh seseorang sedangkan alasan adalah keputusan yang pertama kali keluar pada diri seseorang ketika dirinya mengambil suatu tindakan tertentu”.

Motif mempengaruhi alasan seseorang bertindak sesuatu untuk suatu tujuan tertentu. Pemandu lagu di karaoke BeOne ini mempunyai cara tersendiri untuk menarik minat Pelanggan pada saat berinteraksi dengan Pelanggan melalui komunikasi verbal dan non verbal.

(6)

pemahaman diantara kedua belah pihak yang terlibat dalam proses komunikasi.

Seorang Pemandu Lagu memiliki kemampuan, dalam hal ini seorang Pemandu Lagu menawarkan jasanya kepada Pelanggan agar Pelanggan tertarik dengan jasa yang ia tawarkan, mempunyai suatu cara/taktik tersendiri dalam berperilaku komunikasi melalui pesan verbal dan non verbal kepada pengunjung, agar dapat mencapai tujuan dengan adanya kesamaan makna antara Pemandu Lagu dan Pelanggan serta kemampuan berkomunikasi dan membina hubungan baik.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang peneliti kemukakan maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana komunikasi Verbal yang di gunakan oleh Pemandu Lagu dalam melayani pelanggan di Karaoke BeOne Kota Bandung?

2. Bagaimana komunikasi Non Verbal yang digunakan oleh Pemandu Lagu dalam melayani pelanggan di Karaoke BeOne Kota Bandung?

3. Bagaimana motif yang mendasari Prilaku Komunikasi Pemandu Lagu dalam melayani pelanggan di Karaoke BeOne Kota Bandung?

3. Metode Penelitian

(7)

Kota Bandung. Sebagaimana diungkapkan oleh Bogdan dan Taylor yang dikutip Moleong dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif :

“Metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara holistik (utuh atau menyeluruh).” (Moleong, 2007 : 4)

Dikatakan pula oleh Kirk dan Miller dalam buku Metode Penelitian Kualitatif bahwa;.

“Penelitian deskriptif kualitatif merupakan bagian dari penelitian kualitatif. Penelitian ini tidak membutuhkan skala hipotesis tertentu. Sehingga sifatnya hanya menggambarkan temuan hasil lapangan. Maka, hal ini memberikan gambaran kepada kita bahwa penelitian kualitatif merupakan “payung” dari penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya”. (Moleong, 2007 : 3)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yang berjudul “Perilaku

Komunikasi Pemandu Lagu Dalam Melayani Pelanggan di Karaoke BeOne Kota Bandung” adalah Metode Deskriptif Kualitatif. “Pendekatan

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.” (Bodgan dan Taylor dalam Moleong, 2007 : 3).

(8)

menyajikannya apa adanya. Seperti yang dijelaskan dalam buku Sosiologi Komunikasi, sebagai berikut :

“Penelitian deskriptif kualitatif merupakan desain penelitian yang digunakan untuk makna dalam proses-proses komunikasi linier (satu arah), interaktif, maupun pada proses-proses komunikasi transaksional. Model desain ini bersifat deskriptif untuk menjelaskan makna-makna dalam gejala sosial.” (Bungin, 2006:304)

Berdasarkan pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa bahwa metode penelitian kualitatif ini sangat bergantung pada pengamatan mendalam terhadap perilaku manusia dan lingkungannya. Orientasi kualitatif ini berupaya untuk mengungkapkan Perilaku Komunikasi Pemandu Lagu Dalam Melayani Pelanggan di Karaoke Beone Kota Bandung.

Metode penelitian kualitatif dirasakan lebih cocok dan relevan dengan topik atau pembahasan yang akan diteliti karena menggali dan memahami perilaku komunikasi yang dibentuk oleh anggota anggota jamaah tabligh yang tunarungu dari berbagai fokus baik komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal dalam berkomunikasi.

4. Hasil Penelitian

(9)

bahwa adanya kekhasan yang dimiliki oleh seorang Pemandu lagu pada saat berbicara.

Berdasarkan hal tersebut penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa sunda saat seorang Pemandu Lagu sedang melayani Pelanggan lebih sering menggunakan bahasa Indonesia dan sedikit berbahasa daerah seperti sunda. Pada saat berkomunikasi dengan pelanggan pun, seoranng Pemandu Lagu ini lebih sering menggunakan bahasa Indonesia sehari – hari, namun dikondisi tertentu peneliti menemukan para pemandu lagu ini juga menggunakan bahasa sunda dalam proses berkomunikasinya, karena menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar atau ketika pelanggan saat proses komunikasi menggunakan bahasa sunda.

Jika setelah penelitian melakukan pengamatan, observasi dan wawancara mengenai penggunaan bahasa dalam komunikasi verbal seorang Pemandu Lagu, peneliti menemukan keunikan yang terdapat dalam komunikasi verbal seorang Pemandu lagu. Ia selalu menggunakan kata – kata lembut manja dan memberikan rayuan – rayuan yang membuat nyaman dan senang seorang pelanggan.

(10)

pelanggan itu perlu karena sesuatu itu harus datang di jemput tidak bisa kita diam saja, harus ada usaha untuk menghasilkan sesuatu. Peneliti melihat perilaku komunikasi Pemandu Lagu saat kedatangan pelanggan dengan salam atau sapaan terlihat cukup efektif untuk memulai suatu komunikasi dengan pelanggan tersebut.

Pada pembahasan mengenai Istilah – istilah yang di gunakan pada pemandu lagu saat melayani Pelanggan adalah sesuatu yang perlu diperhatikan karena pemandu lagu akan menggunakan istilah – istilah tersebut untuk melakukan interaksi dengan pelanggannya. Walaupun hanya beberapa istilah tetapi pelanggan harus mengetahui apa yang dimaksudkan, biasanya pemandu lagu akan memberitahu pelanggannya kalau tidak mengetahui artinya.

Istilah yang sering digunakan dalam berkomunikasi dengan pelanggannya yang pertama seperti Oteng untuk menyatakan bonus lebih yang diberikan pelanggan untuk pemandu lagu, yang kedua adalah icen

yang menyatakan minuman beralkohol yang biasanya di tawarkan oleh

pemandu lagu untuk pelanggannya dan yang ketiga adalah Cuan yang

menyatakan uang. Itulah istilah – istilah yang di gunakan oleh pemandu lagu

dalam berinteraksi atau berkomunikasi dengan pelanggannya.

(11)

pelanggan, apa lagi ketika sedang melayani pelanggan mereka akan menunjukan ekspresi mukanya yang ceria agar pelanggan nyaman, itu juga di barengi dengan gerak tubuh dan sentuhan dalam melayani pelanggan.

Begitu juga dengan kontak mata yang sama pentingnya dalam menggunakan komunikasi nonverbal yang ditunjukan ketika Pemandu lagu saat melayani pelanggan. Kontak mata merupakan suatu hal yang berkaitan dengan ekspresi wajah, karena mata merupakan hal yang sensitive karena satu – satunya indar yang digunakan untuk melihat suatu eksperis pelanggan saat suasana hatinya sedang tidak baik dan memerlukan suatu hiburan agar pelanggan senang.

Pada dasarnya, Penggunaan komunikasi nonverbal berupa ekspresi wajah dan kontak mata serta gerak tubuh memiliki fungus sebagai cara yang memiliki makna untuk menguatkan, mengtgantikan, atau menentang simbol – simbol verbal itu sendiri. Suatu komunikasi nonverbal yang fungsinya dapat menggantikan komunikasi verbal lebih mudah untuk di mengerti.

Peneliti mengamati bahwa dalam perilaku komunikasi Pemandu lagu saat melayani pelanggan, hal tersebut memiliki makna dan tujuan dalam penggunaannya, selain sebagai penunjang dalam proses komunikasi gerakan tubuh ini memiliki tujuan seperti yang diungkapkan informan peneliti yaitu Hesty dan Rini dalam wawancara.

(12)

dilakukan sebagai penunjang komunikasi verbalnya jadi Pelanggan lebih tertarik dan merasa dilayani dan gerakan tubuh lainnya seperti menarik tangan pelanggan atau pun mengedipkan mata seperti yang di lakukan informan peneliti yaitu Rini dan Hesty adalah sebagai penunjang komunikasi verbalnya juga, bersikap ramah kepada pelanggan akan membuat pelanggan menjadi lebih nyaman dan tidak sungkan untuk mendekatkan dirinya dengan Pemandu lagu.

Sentuhan yang diberikan oleh seorang pemandu lagu terhadap pelanggannya mungkin sudah biasa dilakukan sebagai pelayanan seorang pemandu lagu. Belaian – belaian yang membuat pelanggan makin betah berkaraoke, terkadang pelanggan pun meminta lebih dari sekedar belaian, bahkan seorang pemandu lagu juga bisa diajak berkencan di luar karaoke, sesuai dengan persetujuan antara pemandu lagu dan pelanggannya.

(13)

Accessories sudah tentu disesuaikan dengan pakaian yang dipakai agar terlihat balance, mulai dari pemakaian kalung, gelang dan anting mereka sesuaikan. Selain busana dan aksesoris tidak lengkap rasanya apabila seorang pemandu lagu tidak menggunakan bau – bauan atau minyak wangi, bau – bauan pasti jadi hal yang paling penting untuk menarik hati dan gairah para pelanggannya. Bagi pemandu lagu tidak ada merk khusus untuk minyak wangi asalkan selama minyak wangi tersebut enak untuk dicium dan tidak terlalu menusuk hidung. Bagi pemandu lagu juga dalam segi make up sangan diperlukan dan make up mereka beda dari orang kebanyakan, make up mereka terlihat tebal dan walau tebal mereka bisa menyesuaikan make up nya dan terlihat sangat cantik dan mempesona di mata pelanggan.

c. Motif yang mendasari perilaku komunikasi para Pemandu Lagu merupakan salah satu yang penting untuk penelitian, karena motif merupakan suatu hal yang mendasari dalam perilaku komunikasi Pemandu lagu tersebut. Dari hasil wawancara peneliti dengan para informan berbagai motif alasan menjadi seorang Pemandu Lagu. Motif merupakan suatu dorongan yang mendasari perlaku seseorang yang secara konsisten dirinya melakukan suatu tindakan tertentu baik yang disadari atau tidak disadari untuk mencapai suatu tujuan.

(14)

datang. Kedua macam motif ini terdapat pada perilaku komunikasi pemandu lagu yang melengkapi penelirian peneliti mengenai bagaimana motif yang mendasari perilaku komunikasi pemandu lagu dikaraoke BeOne Kota Bandung.

1. Motif Masa Lalu (Because Motive)

Ditemukan bahwa motif masa lalu pada pemandu lagu awalnya hanya iseng – iseng sekedar ikut temannya, ada pula yang emang karena dia telah di kecewakan oleh suami nya di karenakan perselingkuhan yang terjadi dari pihak lelakinya yang menyebabkan pelampiasan dia menjadi pemandu lagu.

2. Motif Masa Depan (In Order to Motive)

Pada pemandu lagu motif masa yang akan datang, di temukan ada suatu kemudahan mendapat kan uang banyak dan bisa mendapat kan barang yang dia ingin kan dari penghasikaln yang dia dapat kan. Pada motif ini pemandu lagu ditemukan ada suatu kepuasan atas pelampiasan yang telah terjadi terdahulu, dan bisa mendapat kan kepuasan dari segi materi dan perasaan.

5. Kesimpulan

(15)

1. Berdasarkan hasil penelitianm bahasa yang dipergunakan oleh pemandu lagu saat sedang melayani pelanggan atau pun saat berinteraksi adalah bahasa Indonesia, namun kadang menggunakan bahasa sunda walaupun hanya sebagai sisipan dan jarang dipergunakan dan pemandu lagu menggunakan istilah – istilah yang sudah diketahui maupun belum diketahui oleh pelanggannya. Namun tidak terlalu ada hambatan pemandu lagu dalam melayani pelanggan nya dan dalam melayani pelanggan, pemandu lagu selalu aktif, menyapa atau memberi salam pada pelanggan seperti : “halo mas,

gimana kabarnya?”, “om kemana aja jarang kesini?”, “silahkan om

mau ditemani karaoke?” hal tersebut bertujuan untuk memberi

kenyamanan pelanggan bila tidak di lakukan pelanggan tidak akan senang dengan itu dan akan kabur.

(16)

salah satu factor penting dalam menarik minat pelanggan agar lebih tertarik terhadap pemandu lagu tersebut dan meliputi make up, busana, accessoris dan bau - bauan. Seperti berbusana atau berpakaian yang minim seperti rok mini dan baju lengan pendek atau pun sangat terbuka, riasan yang beda dari biasanya yang terlihat sangat cantik, dan bau – bauan seperti parfum yang membuat hasrat pelanggan menjadi lebih mendekati pemandu lagu dan membuat suatu rangsangan pada pelanggan.

Motif yang mendasari perilaku komunikasi pemandu lagu terbagi menjadi dua yaitu motif masal lalu (because motive) yaitu motif dimana adanya faktor pengalaman terdahulu. Sedangkan motif masa depan (in order to motive) yaitu dimana adanya faktor kebutuhan dari pemandu lagu tersebut untuk mendapatkan uang yang sangat melipah dalam waktu yang tidak cukup lama dan begitu mudah untuk didapatkan.

6. Daftar Pustaka

Creswell, John . 1994. Qualitative Inquiry and Research Design, Choosing Among Five Traditions. London : SAGE Publication.

Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Devito, Joseph A. 2011. Komunikasi Antar Manusia (Edisi 5). Kharisma Publishing.

(17)

Effendy, Onong Uchjana, 2001, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya Kartika

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya

Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :Alfabeta

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Sobur, Alex. 2013. FilsafatKomunikasi. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya.

Suranto, AW. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu 7. Sumber Karya Ilmiah

(18)

Rizaldy Indra Permana, Perilaku Komunikasi Antar pribadi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Dengan Keluarga Inti. Skripsi : Universitas Padjajaran

(19)

PERILAKU KOMUNIKASI PEMANDU LAGU DALAM

MELAYANI PELANGGAN DI KARAOKE BEONE KOTA

BANDUNG

( Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Pemandu Lagu Dalam Melayani Pelanggan di Karaoke BeOne Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

Oleh :

Rudi Apriansyah

NIM. 41810141

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(20)

iii

ABSTRAK

PERILAKU KOMUNIKASI PEMANDU DALAM MELAYANI PELANGGAN DI KARAOKE BEONE KOTA BANDUNG

(Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Pemandu Lagu Dalam Melayani Pelanggan di Karaoke BeOne Kota Bandung)

Oleh,

RUDI APRIANSYAH NIM. 41810141

Skripsi ini dibawah bimbingan : Sangra Juliano P.,M.I.Kom

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perilaku Komunikasi Pemandu Lagu Dalam Melayani Pelanggan di Karaoke BeOne Kota Bandung. Penelitian ini membahas tentang perilaku komunikasi dilihat dari komunikasi verbal, komunikasi non verbal, dan motif yang mendasari perilaku komunikasi tersebut.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif. Proses pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Informan penelitian pada penelitian ini berjumlah 4 orang informan, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, dokumentasi, study kepustakaan dan pencarian data di internet.

Hasil penelitian diperoleh bahwa perilaku komunikasi dilihat dari komunikasi verbal berupa penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa sunda, ada juga beberapa kata sapaan seperti “hai mas, gimana kabarnya?”, “om kemana aja jarang kesini?, “ silahkan om mau di temenin karaoke?”dan juga beberapa istilah – istilah seperti Oteng, Icen dan Cuan. Komunikasi non verbal berupa gerakan tangan, sentuhan dan gerakan badan seperti mengajak pelanggan bergoyang bersama pemandu lagu, dan dilihat dari segi penampilan yang dia kenakan dari pemandu lagu seperti memakai pakaian yang sexy, make up yang cantik, accessories yang sesuai dengan busana, bau – bauan yang membuat hasrat pelanggan meningkat dan yang terakhir adanya motif masa depan seperti mendapat penghasilan yang cukup besar dan begitu mudah didapatkan adapun motif masa lalu seperti yang awal hanya ikut – ikutan lalu menjadi sumber penghasilan, dan juga karena ada suatu kekecewaan yang dia dapatkan dan melampiaskan nya dengan cara menjadi pemandu lagu.

Saran peneliti sebaiknya, kepada pemandu lagu di BeOne ketika ada seorang pelanggan yang bertingkah diluar batas, sebaiknya di selesaikan dengan tidak menimbulkan suatu yang di ingin kan. Seorang pemandu lagu juga harus bisa menjaga diri apa bila terjadi hal – hal yang tidak di ingin kan dan jangan membuat tersinggung pelanggan atau pun tinggkah yang membuat pelanggan merasa tidak nyaman.

(21)

iv ABSTRACT

COMMUNICATION BEHAVIOUR OF SONG GUIDE TO SERVING THE CUSTOMERS IN KARAOKE BEONE BANDUNG

(Descriptive Study About Communication Behaviour of Song Guide in Serving The Customers in Karaoke BeOne Bandung)

By, guide in serving the customers in Karaoke BeOne Bandung. This research in which discuss about communication behaviour observed from verbal communication, nonverbal communication and motive in which constitute its communication behaviour.

This research use qualitative approach, whereas research design which used is descriptive study, and process of election use informant purposive sampling. Total informants in this research are 4 informant, collection data technique : in-depht interview, documentation, literature study, and data searching on internet.

The result of the research obtained that communication behaviour observed from verbal communication such as using indonesian language and sundanesse laguange, there is also several greeting such as "Hai mas, gimana kabarnya?" "om, kemana aja jarang kesini?" "silahkan om mau ditemenin di karaoke?" several of terms, such as Oteng, Icen, and Cuan. nonverbal communication in the form of hand motion,touches, and gesture that seem like inviting customers to dance with song guides and observed from clothing aspect that they wear sexy clothes, put beautiful makeup on, accessories approciated with clothes , perfume that make customer increased desire,and the last, there is future motive such as to get bigger income and get easily ,beside past motive like follow others and there is also they get dissapointment and wreaking it by way to be song guide.

Suggestion from reseacher, to song guide in BeOne when one of customer act out of limit should be solved not give rise to something that want. Song guide also must to mantain themself if there something undesireable happen and dont make customer offended or whim that make customer uncomfortable.

(22)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat

Allah SWT karena atas semua rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “PERILAKU KOMUNIKASI PEMANDU LAGU DALAM MELAYANI PELANGGAN DI KARAOKE BEONE KOTA BANDUNG (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Pemandu Lagu Dalam Melayani Pelanggan di Karaoke BeOne Kota Bandung).

Penyusunan Skripsi ini tidak dapat terlaksana tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Kedua orang tua tercinta Ai Susilawati & Sutjipto yang selama ini mendukung, membantu, dan mendoakan dengan sepenuh hati agar penulis bisa seperti sekarang ini. Dan kepada adik adik tercinta tercinta Dian Febrianto dan Selfi Febrianty.

(23)

vi

memberikan bantuan dan semangat dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi ini kepada :

1. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo., Drs., M.A selaku Dekan FISIP yang telah mengeluarkan surat pengantar penelitian.

2. Yth. Melly Maulin P, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan Dosen yang memberikan ilmu selama peneliti kuliah di Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia.

3. Yth. Sangra Juliano M.I.Kom. Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Unikom dan Selaku pembimbing peneliti selama penyusunan Skripsi ini dan tidak henti-hentinya memberikan arahan, serta saran dan kritik yang membangun kepada penliti

4. Yth Rismawaty, S.Sos., M.Si selaku dosen wali penulis selama menuntut ilmu di Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Unikom, yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan kesempatannya kepada penulis untuk memberikan kesempatan diskusi mengenai masalah perkuliahan.

5. Yth. Desayu Eka Surya, S,Sos., M.Si, Drs Manap Solihat, M.Si., Adiyana Slamet S.IP., M.Si, , Inggar Prayoga M.I.Kom., , Olih

Solihin S.Sos.M.I.Kom , Dr.Drs.H.M.Ali Syamsudin Amin,

(24)

vii

6. Ibu Astri Ikawati, A,Md. Kom, selaku seketariat Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

7. Karaoke BeOne dan Informan dan lainnya yang tidak disebutkan satu persatu yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bisa melakukan penelitian.

8. Teman-teman IK 4 dan IK Jurnal 1 2010 yang telah mendukung menjadi sahabat terbaik pada saat perkuliahan maupun di luar perkuliahan. Dan kepada seluruh teman-teman di Program Studi Ilmu Komunikasi yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih banyak kesalahan dan diperlukannya penyempurnaan dari berbagai sudut, baik itu dari segi penulisan, isi, dan maknanya. Oleh karena itu peneliti selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran dari semua pihak untuk membangun agar Skripsi ini dapat mendekati sempurna.

Jeri payah yang tenilai ini akan peneliti jadikan sebagai bahan motivasi di masa yang akan datan. Semoga Skripsi ini berguna bagi kita semua. Amin

Wassalamu’alaikum.wr.wb

Bandung, 14 Maret 2015 Penulis,

(25)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... vx

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1 1.2 Rumusan Masalah... 6

(26)

x

1.3.1 Maksud Penelitian ... 7 1.3.2 Tujuan penelitian ... 8 1.4Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1 Kegunaan Teoritis... 8 1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1 Tinjauan Tentang Penelitian Terdahulu ... 10

2.1.2 Tinjauan Tentang Komunikasi ... 12

2.1.2.1 Definisi Komunikasi ... 12

2.1.2.2 Komponen Komunikasi ... 14

2.1.2.3 Tinjauan Komunikasi ... 16

2.1.3 Tujuan Tentang Komunikasi Antar Pribadi ... 16

2.1.3.1 Definisi Komunikasi Antar Pribadi ... 16

2.1.3.2 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi ... 17

2.1.3.3 Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi ... 19

(27)

xi

2.1.5 Tinjauan Tentang Komunikasi Verbal ... 21

2.1.5.1Definisi Komunikasi Verbal ... 21

2.1.5.2 Macam – macam Bahasa Verbal ... 23

2.1.5.3 Tata Bahasa Verbal ... 23

2.1.5.4 Fungsi Bahasa ... 24

2.1.6 Tinjauan Tentang Komunikasi Non Verbal ... 25

2.1.6.1 Komunikasi Non Verbal ... 25

2.1.7 Tinjauan Tentang Motif ... 33

2.1.8 Tinjauan Tentang Pemandu Lagu ... 35

2.1.8.1 Definisi Pemandu Lagu ... 35

2.1.9 Tinjauan Tentang Pelanggan ... 36

2.1.9.1 Definisi Pelanggan ... 36

2.2 Kerangka Pemikiran ... 37

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 44

(28)

xii

3.2 Metode Penelitian ... 45

3.2.1 Desain Penelitian ... 45

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.2.3 Teknik Penentuan Informan ... 52

3.2.4 Teknik Analisis Data ... 54

3.2.5 Uji Keabsahan Data ... 57

3.2.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 59

3.2.6.1 Lokasi Penelitian ... 59

3.2.6.2 Waktu Penelitian ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data Infroman ... 66

4.2 Deskripsi hasil Penelitian ... 73

4.2.1 Komunikasi Verbal yang digunakan Pemandu Lagu dalam melayani pelanggan nya ... 74

4.2.2 Komunikasi Non Verbal yang digunakan Pemandu Lagu

(29)

xiii

4.2.3 Motif yang Melatarbelakangi Pemandu Lagu dalam

Melayani Pelanggan ... 82

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

4.3.1 Komunikasi Verbal Pemandu Lagu dalam melayani

pelanggan nya... 87

4.3.2 Komunikasi Non Verbal Seorang Pemandu Lagu dalam

Melayani Pelanggan ... 92

4.3.3 Motif yang Melatarbelakangi Pemandu Lagu dalam

melayani Pelanggan dikaraoke BeOne Kota Bandung ... 98

4.3.4 Perilaku Komunikasi Pemandu Lagu dalam melayani pelanggan di Karaoke BeOne Kota Bandung dalam

Interaksi Simbolik ... 101

4.3.5 Perilaku Komunikasi Pemandu di Karaoke BeOne Kota

Bandung ... 103

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ... 106

5.2 Saran ... 108

(30)

xiv

5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 109

(31)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ... 10

Tabel 3.1 Data Informan Penelitian ... 52

Tabel 3.2 Data Informan Pendukung ... 54

Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Peneliti ... 60

(32)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Modul Alur Kerangka Pemikiran ... 42

Gambar 3.2 Komponen dalam Analisis Data ... 55

Gambar 4.1 Foto Informan Pendukung ... 66

Gambar 4.2 Foto Informan Kunci ... 68

Gambar 4.3 Foto Informan Kunci ... 70

Gambar 4.4 Foto Informan Pendukung ... 72

Gambar 4.5 Model Penggunaan Komunikasi Verbal Pemandu Lagu di Karaoke BeOne Kota Bandung ... 91

Gambar 4.6 Model Penggunaan Komunikasi Non Verbal Pemandu Lagu di Karaoke BeOne Kota Bandung ... 97

(33)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Persetujuan Menjadi Pembimbing Skripsi ... 112 Lampiran 2 Surat Permohonan Persetujuan Judul dan Pembimbing ... 113 Lampiran 3 Surat Rekomendasi Pembimbing Untuk Mengikuti Seminar

Usulan Penelitian ... 114 Lampiran 4 Surat Pengajuan Pendaftaran Seminar Usulan Penelitian

Skripsi ... 115 Lampiran 5 Surat Revisi Usulan Penelitian ... 116 Lampiran 6 Surat Rekomendasi Pembimbing Untuk Mengikuti

(34)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Tentang Penelitian Terdahulu

Dalam tinjauan Pustaka, penelitian mengawali dengan menelaah penelitian terdahulu yang berkaitan dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan penelitian. Dengan demikian, penelitian mendapatkan rujukan pendukung pelengkap, pembanding dan memberikan gambaran awal mengenai kajian terkait permasalahan dalam penelitian ini.

Berikut ini penelitian temukan beberapa hasil penelitian terdahulu mengenai perilaku komunikasi:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliati

Judul Peneliti Hasil Penelitian Perbedaan

(35)

11 pribadi Orang Dengan

Human Imunno Sebuah keluarga juga dimaknai beragam

oleh ODHA.

(36)

12

menggunakan teori

pendukung, sedangkan penelitian peneliti berfokus kepada perilaku komunikasi

Sumber : penulis (2014)

2.1.2. Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.2.1. Definisi Komunikasi

Sebagai mahluk sosial setiap manusia secara ilmiah memiliki potensi komunikasi, bahkan ketika manusia itu diam manusia sedang berkomunikasi, mengkomunikasikan keadaan perasaannya. Baik secara sadar maupun tidak manusia pasti berkomunikasi, komunikasi pun dapat kita emukan di semua sendi-sendi kehidupan, dimana setiap proses interaksi antara manusia dengan manusia lain pasti terdapat komunikasi.

(37)

tindak-13

tanduk perilaku manusia, sedanghkan perilaku atau tingkah laku manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungan, termasuk perkembangan zaman.

Pengertian komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian, pertukaran, ikut ambil bagian, pergaulan, peran serta, atau kerja sama. Asal katanya sendiri berasal dari kata communis yang berarti comman (bersifat umum, sama, atau bersama-sama). Sedangkan kata kerjanya communicare yang berarti berdialog, berunding atau bermusyawarah. Berdasarkan buku mengenal ilmu komunikasi, komunikasi meurut Sir Geral Barry (2010:15) menyatakan :

“Dengan komunikasi orang akan memperoleh informasi, penetahuan, pengalaman, terbentuknya saling pengertian, berlangsungnya sebuah percakapan, keyakinan, kepercayaan, dan control juga sangat di perlukan”

Dan menurut Effendy (1993:28) menyatakan :

“Hakikat komunikasi adalah proses penyataan antara manusia, dimana yang dinyatakan itu adalah pikiran, perasaan seseorang kepada orang lain, dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya”

(38)

14

mendapatkan informasi yang menggunakan bahasa sebagai alat bertukar informasi tersebut.

2.1.2.2. Komponen komunikasi

A. Communicator (Komunikator)

Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang. Komunikator akan menjadi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan, ini berarti ia memformulasikan pikiran dan pesaannya kedalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Komunikator yang baik adalah orang yang selalu memperhatikan umpan balik sehingga ia dapat segera mengubah gaya komunikasinya dikala ian mengetahui bahwa umpan balik dari komunikasi bersifat negatif.

B. Message (Pesan)

(39)

15

C. Channel (media)

Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.

D. Communicant, Comunicate, Receiver, Recipient (Komunikan) Orang yang menerima pesan dari komunikator. Komunikan akan memberikan umpan balik (feedback) erhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Umpan balik memainkan peranan yang amat penting dalam komunikasi sebab ia menetukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang diutarakan oleh komunikator. Oleh karena itu, umpan balik bisa bersifat positif atau negatif.

E. effect, Impact, Influence (efek)

(40)

16

2.1.2.3. Tujuan Komunikasi

Setiap individu yang berkomunikasi pasti memiliki tujuan, secara umum tujuan komunikasi adalah lawan bicara agar mengerti dan memahami maksud makna pesan yang disampaikan, lebih lanjut diharapkan dapat mendorong adanya perubahan opini, sikap, maupun perilaku.

Menurut Onong Uchjana dalam buku yang berjudul Ilmu Komunikasi teori dan Praktik, menyebutkan ada beberapa tujuan dalam berkomunikasi, yaitu:

a. Perubahan sikap (attitude change) b. Perubahan Pendapat (opinion change) c. Perubahan Perilaku (behavior change)

d. Perubahan Sosisal (sosial change). (Effendy, 2006:8)

2.1.3. Tujuan Tentang Komunikasi Antar Pribadi

2.1.3.1. Definisi Komunikasi Antar Pribadi

(41)

17

“komunikasi antar pribadi adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menyapaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula.” (M.Hardjana 2003:83).

Menurut Devito (1989) komunikasi antara pribadi adalah:

“Penyimpangan pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau kelompok kecil orang, berbagai dampaknyata dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera”(suranto,2011:4).

Berdasarkan definisi itu komunikasi antar pribadi dapat berlangsung antara dua orang yang sedang berdua atau lebih yang dalam satu pertemuan. Pada hakikatnya komunikasi antara pribadi merupakan suatu proses, dimana orang-orang yang terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Komunikasi antar personal dianggap efektif untuk mengubah sikap,pedapat dan perilaku seseorang,karena sifatnya dialogis berupa percakapan

2.1.3.2. Tujuan Komunikasi Antar Pribadi

(42)

18

a. Mengungkapkan perhatian kepada orang lain

Mengungkapkan perhatian kepada orang lain, misalnya saat berkomunikasi dengan cara tersenyum, melambaikan tangan, menyapa, dan sebagainya.

b. Menemukan diri sendiri

Ingin mengetahui dan mengenali karakteristik diri pribadi berdasarkan informasi dari orang lain.

c. Menemukan dunia luar

Dengan komunikasi antar pribadi diperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai macam informasi dari orang lain, termasuk informasi penting dan actual.

d. Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis

Di tujukan untuk memlihara hubungan sosial dengan orang lain, karena sebagai makhluk sosial salah satu kebutuhan setiap orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan baik dengan orang lain.

e. Mempengaruhi sikap dan tingkah laku

(43)

19

f. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi

Komunikasi antar pribadi dapat mengihalngkan kerugian akibat salah komunikasi (mis communication) dan salah interpretasi (mis interpretation) yang terjadi antara sumber dan penerima pesan.

2.1.3.3. Efektifitas Komunikasi Antar pribadi

Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang mempunyai efek besar dalam hal mempengaruhi orang lain terutama perindividu. Hal ini disebabkan, biasanya pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi bertemu secara langsung, tidak menggunakan media dalam penyampaian pesannya sehingga tidak ada jarak antara komunikator dan komunikan (face to face). Oleh karana saling berhadapan muka, maka masing-masing pihak dapat langsung mengetahui respon yang di berikan. Serta mengurangi tingkat ketidak jujuran ketika sedang terjadi komunikasi.

2.1.4 Tinjauan Tentang Perilaku Komunikasi

(44)

20

Sedangkan Rogers (1993:40) menyatakan bahwa perilaku komunikasi merupakan suatu kebiasaan dari individu atau kelompok didalam menerima atau menyampaikan pesan yang diindikasikan dengan adanya partisipasi, hubungan dengan sisitem sosial, kekosmopolitan, hubungan dengan agen pembaharu, keterdedahan dengan media massa, keaktifan mencari informasi, pengetahuan mengenai hal-hal baru. Rogers (1993) mengungkapkan ada tiga peubah perilaku komunikasi yang sudah teruji secara empiris signifikan yaitu pencarian informasi, kontak dengan penyuluh, dan keterdedahan pada media massa. Peubah pertama yaitu pencarian informasi masih perlu didampingi dengan penyampaian informasi, sesuai dengan model transaksional yang bersifat saling menerima dan memberi informasi cara bergantian.

(45)

21

menyampaikan informasi melalui berbagai saluran yang ada di dalam jaringan komunikasi masyarakat setempat (Hapsari 2007:36).

Di dalam mencari dan menyampaikan informasi, seyogyanya juga mengukur kualitas (level) dari komunikasi. Berlo (1960:40) mendeskripsikan level komunikasi adalah mengukur derajat kedalaman mencari dan menyampaikan informasi yang meliputi (1), sekadar bicara ringan, (2), saling ketergantungan (independen), (3), tenggangrasa (empaty), (4), saling interaksi (interaktif). Kebutuhan seseorang akan informasi mampu menggerakannya secara aktif melakukan pencarian informasi. Perilaku komunikasi sesama petani dalam rangka encari dan menyebarkan informasi dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional.

Lebih lanjut Berlo (1960:45), mengungkapkan bahwa perilaku komunikasi seseorang dapat dilihat dari kebiasaan berkomunikasi. Berdasarkan definisi perilaku komunikasi, maka hal-hal yang sebaiknya perlu dipertimbangkan adalah bahwa seseorang akan melakukan komunikasi sesuai dengan kebutuhannya pada umumnya dimotivasi dengan keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu.

2.1.5 Tinjauan Tentang Komunikasi Verbal

2.1.5.1 Definisi Komunikasi Verbal

(46)

ide-22

ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.

Simbol atau pesan verbal adalah “semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal” (Deddy Mulyana, 2005). Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.

Jalaluddin Rakhmat (1994), mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tatabahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti.

(47)

23

2.1.5.2 Macam-macam Bahasa Verbal

Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan sebagai aspek realitas individual kita. Adapun macam bahasa verbal yang digunakan adalah:

1. Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang digunakan sebagai bahasa persatuan Indonesia yang dipakai untuk memperlancar hubungan komunikasi dan merupakan lambang kebangsaan bangsa Indonesia (Buku Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan & Kebudayaan).

2 Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan pada suatu daerah tertentu dan memiliki ciri khas tertentu di bidang kosa kata, peristilahan, struktur kalimat dan ejaannya. Bahasa daerah merupakan lambang kebanggaan daerah yang bersangkutan (Buku Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan & Kebudayaan).

2.1.5.3 Tata Bahasa Verbal

(48)

24

2.1.5.4 Fungsi Bahasa

Menurut Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana,2005)bahasa mempunyai tiga fungsi: penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.

1. Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.

2. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.

3. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.

(49)

25

1. Mengenal dunia di sekitar kita. Melalui bahasa kita mempelajari apa saja yang menarik minat kita, mulai dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada masa lalu sampai pada kemajuan teknologi saat ini.

2. Berhubungan dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita bergaul dengan orang lain untuk kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka untuk mencapai tujuan kita. Melalui bahasa kita dapat mengendalikan lingkungan kita, termasuk orang-orang di sekitar kita.

Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita. Bahasa memungkinkan kita untuk lebih teratur, saling memahami mengenal diri kita, kepercayaan-kepercayaan kita, dan tujuan-tujuan kita

2.1.6 Tinjauan Tentang Komunikasi Non Verbal

2.1.6.1Komunikasi Non Verbal

(50)

26

Sebagaimana yang diungkapkan Arni Muhammad memberikan definisi komunikasi non verbal sebagai berikut :

“Komunikasi non verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan

dengan tidak menggunakan kata-kata, melainkan menggunakan bahasa isyarat seperti gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan berupa kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak, sentuhan, dan sebagainya”. (Suranto, 2011:146)

Sedangkan menurut Edward T. Hall mengartikan komunikasi non verbal sebagai berikut :

“Komunikasi non verbal adalah sebuah bahasa diam (silent

language) dan dimensi tersembunyi (hidden dimension) karena pesan non verbal yang tertanam dalam konteks komunikasi”. (Mulyana, 2010:344)

1. Ciri-Ciri Umum Pesan Non Verbal

Devito (2011:54) mengemukakan bahwa pesan-pesan non-verbal mempunyai ciri-ciri umum, yaitu :

1. Perilaku komunikasi bersifat komunikatif, yaitu dalam situasi interaksi, perilaku demikian selalu mengkomunikasikan sesuatu. 2. Komunikasi non verbal terjadi dalam suatu konteks yang membantu

menentukan makna dari setiap perilaku non verbal.

3. Pesan non-verbal biasanya berbentuk paket, pesan-pesan non verbal saling memperkuat, adakalanya pesan-pesan ini saling bertentangan. 4. Pesan non verbal sangat di percaya, umumnya bila pesan verbal

(51)

27

6. Komunikasi non verbal seringkali bersifat metakomunikasi, pesan non-verbal seringkali berfungsi untuk mengkomentari pesan-pesan lain baik verbal maupun non verbal.

2. Klasifikasi Pesan Nonverbal

Jalaludin Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:

1. Pesan kinesik. Pesan non verbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.

a. Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad. Leathers (1976) menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut:

a) Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan taksenang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk

(52)

28

c) Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi situasi

d) Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.

b. Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna. c. Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan,

makna yang dapat disampaikan adalah:

a) Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif

b) Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang merendah c) Responsiveness, individu dapat bereaksi secara emosional

pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.

(53)

29

3. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.

2. Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda. Pesan ini oleh Dedy Mulyana (2005) disebutnya sebagai parabahasa.

3. Pesan sentuhan dan bau-bauan.

a.Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian.

(54)

30

3. Fungsi Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal bisa dikatakan hanya menggunakan isyarat atau tidak menggunakan kata-kata yang lisan, tapi tetap saja memiliki fungsi dalam penggunaannya. Menurut Mark Knapp (1978) menyebutkan bahwa penggunaannya komunikasi non verbal memiliki fungsi untuk :

1.Meyakinkan apa yang diucapkannya (repletion)

2.Menunjukan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (substitution)

3.Menunjukan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity) 4.Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum

sempat. (Cangara, 2005:106)

Fungsi dari komunikasi non verbal dapat menjelaskan maksud dari penyampain pesan itu sendiri. Menurut Mark L. Knapp fungsi-fungsi tersebut yaitu:

1. Repetisi

Mengulang kembali gagasan yang sebelumnya sudah disajikan secara verbal.

2. Subtitusi

(55)

31

3. Kontradiski

Menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal.

4. Komplemen

Melengkapi dan memperkaya makna pesan non verbal. 5. Aksentuasi

Menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya (Suranto, 2010:173)

1. Tujuan Komunikasi Non Verbal

Ketika kita melakukan komunikasi, baik itu melakukan komunikasi verbal terlebih dahulu yang kemudian diiringi dengan komunikasi non verbal atau sebaliknya. Bahkan keduanya seringkali berbarengan dalam melakukannya ataupun penyampaiannya. Setiap penyampaian pesannya baik secara verbal ataupun non verbal sebenarnya memiliki tujuan-tujuan tertentu didalam pesan tersebut.

Adapun tujuan dari komunikasi non verbal diantarany adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan atau memberikan informasi. 2. Mengatur alur suara percakapan.

3. Mengekspresikan emosi.

4. Memberikan sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan dari komunikasi verbal.

(56)

32

6. Mempermudah tugas-tugas khusus yang memerlukan komunikasi non verbal.

2. Jenis Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal yang kita anggap cukup penting ternyata dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis pesan yang digunakannya. Dari jenis komunikasi non verbal yang pernah diberikan oleh para ahli sangat beragam. Adapun jenis-jenis komunikasi non verbal yaitu sebagai berikut :

1. Bahasa tubuh : a. Isyarat tangan b. Gerakan tangan

c. Postur tubuh dan posisi kaki d. Ekspresi wajah dan tatapan mata 2. Sentuhan

3. Parabahasa 4. Penampilan fisik :

a.Busana

b.Karakteristik fisik 5. Bau-bauan

(57)

33 Misalnya, apabila seseorang merasa lapar, itu berarti kita membutuhkan atau menginginkan makanan. Motif menunjuk hubungan sistematik antara suatu respon dengan keadaan dorongan tertentu. Apabila dorongan dasar itu bersifat bawaan, maka motif itu hasil proses belajar.

Pada umumnya seseorang beraktivitas dan bekerja adalah karena dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Sobur (2009) dalam buku Psikologi Umum, manyatakan bahwa:

“Motif manusia merupakan dorongan, hasrat, keinginan, dan tenaga penggerak lainnya, yang berasal dari dalam dirinya, untuk melakukan sesuatu. Motif itu memberi tujuan dan arah kepada tingkah laku kita” (Sobur, 2009:267)

Seperti yang dijelaskan pula oleh Sherif & Sheri (1956), dalam buku Psikologi Umum menyebutkan bahwa :

“Motif sebagai suatu istilah generik yang meliputi semua faktor

internal yang mengarah pada berbagai jenis perilaku yang betujuan, semua pengaruh internal, seperti kebutuhan (needs) yang berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan dan keinginan, aspirasi, dan selera sosial, yang bersumber dari fungsi-fungsi tersebut” (Sobur, 2009:267).

(58)

34

sudut asalnya menurut Gerungan (1987) dalam buku Psikologi Umum, mengungkapkan bahwa:

“Motif pada diri manusia dapat digolongkan dalam motif biogenetis dan motif sosiogenetis, yaitu motif yang berkembang pada diri orang dan berasal dari organismenya sebagai makhluk biologis, dan motif- motif yang berasal dari lingkungan kebudayaannya” (Sobur, 2009:298).

Motif merupakan konfigurasi makna yang menjadi landasan untuk bertindak, oleh karena itu motif menjadi penting dalam setiap tindakan informan. Pentingnya motif untuk meninjau diri informan terdapat dalam pernyataan Schutz (dalam Sobur 2009). Menurut Schutz terdapat dua macam motif yaitu : inorder to motive dan because motive.

Because motive merupakan motif yang berorientasi ke masa lalu jadi merujuk pada pengalaman masa lalu aktor. Sedangkan inorder to motif merupakan motif yang berorientasi ke masa depan. Melalui interpretasi tindakan orang lain, seseorang dapat merubah tindakan selanjutnya untuk mencapai kesesuaian dengan tindakan orang lain. Individu tersebut perlu mengetahui makna, motif dan maksud dari tindakan orang lain tersebut. Menurut Weber untuk memahami motif dan makna tindakan manusia pasti terkait dengan tujuan.

(59)

35

2.1.8 Tinjauan Tentang Pemandu Lagu

2.1.8.1. Definisi Pemandu Lagu

Pemandu lagu adalah wanita-wanita yang bekerja untuk menemani menyanyi para pelanggan di tempat karaoke. Tetapi tidak semua tempat karaoke menyediakan jasa pemandu lagu yang khusus menemani para pelanggannya untuk berkaraoke, biasanya tempat karaoke yang menyediakan jasa ini adalah tempat karaoke yang buka pada malam hari. Yang membedakan dengan karaoke keluarga selain ada jasa pemanndu lagu yang menemani bernyanyi juga disediakan minuman beralkolhol.

Seorang pemandu lagu harus memiliki cara komunikasi yang baik, itu dikarenakan pemandu lagu karaoke intensitas interaksinya dengan para konsumen cukup tinggi terlihat dari pekerjaan pemandu lagu karaoke itu sendiri yang menemani langsung konsumen selama karaoke.

(60)

36

2.1.9 Tinjauan Tentang Pelanggan

2.1.9.1.Definisi Pelanggan

Pelanggan diartikan sebagai semua orang yang menuntut organisasi untuk memenuhi standar kualitas tertentu, dan karena itu memberikan pengaruh pada kinerja organisasi. Dalam hal ini terdapat tiga pemahaman tentang pelanggan, yaitu: (1) orang yang tidak tergantung pada perusahaan, tetapi sebaliknya; (2) orang yang membawa perusahaan untuk mengikuti keinginannya; (3) orang yang teramat penting yang harus dipuaskan. Oleh karena itu tidak ada pengelola perusahaan / organisasi yang pernah memenangkan adu argumentasi terhadap pelanggan. Pemahaman tentang pelanggan juga dapat dijabarkan ke dalam dua pandangan, yaitu perspektif pelanggan secara tradisional dan perspektif TQM (Total Quality Management). Dalam sudut pandang tradisional, mendefinisikan pelanggan sebagai orang yang membeli dan menggunakan produknya. Pelanggan tersebut merupakan orang yang berinteraksi dengan perusahaan setelah proses menghasilkan produk, sedangkan pihak-pihak yang berinteraksi dengan perusahaan sebelum tahap proses menghasilkan produk dipandang sebagai pemasok. Pelanggan dan pemasok dalam perspektif tradisional merupakan entitas eksternal (Rastodio, 2012).

(61)

37

yang menggunakan layanan produk dan mempengaruhi skala produk atau layanan tersebut, (2) Pelanggan internal adalah setiap orang yang terlibat dalam proses pemberian produk dan layanan. Dalam dunia pendidikan dikenal dua jenis pelanggan yaitu: pelanggan eksternal dan internal. Pelanggan eksternal adalah siswa, orang tua siswa dan masyarakat luas. Sedangkan pelanggan internal adalah seluruh staf, guru, dan pemimpin yang terlibat dalam operasional sekolah dan berperan besar dalam menentukan kualitas sumber daya manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan jasa (Fath, 2011).

2.2. Kerangka Pemikiran

Menurut Nawawi (1995: 41), sebelum melakukan sebuah penelitian lebih lanjut, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari segi mana peneliti menyoroti masalah yang telah dipilih. Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004: 6).

Dalam perilaku komunikasi Pemandu Lagu tampak komunikasi verbal, non verbal, dan motif yang melatari untuk mengefektifkan komunikasi kepada Pelanggannya seperti yang sudah dijelaskan pada sebelumnya.

(62)

38

Lagu dibagi kedalam tiga poin utama, yaitu perilaku komunikasi yang menggunakan komunikasi verbal, perilaku komunikasi yang menggunakan komunikasi non verbal, serta motif yang melatari perilaku komunikasi tersebut.

Setiap manusia memiliki keunikan masing-masing dalam perilaku komunikasinya. Perilaku komunikasi bisa dilihat dari komunikasi verbal, non verbal dan motif yang melatar belakanginya sehingga Pemandu Lagu tersebut memiliki suatu keunikan dalam perilaku komunikasinya.

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi Non Verbal adalah komunikasi yang pesannya berbentuk pesan verbal, yakni pesan yang berbentuk kata. Pesan verbal tersebut dapat dikomunikasikan secara tertulis (verbal/non vokal) dan dapat pula secara lisan (verbal/non vokal). Proses komuniukasi mencakup pengiriman pesan pada sistem saraf seseorang kepada sisten saraf orang lain, dengan maksud untuk menghasilkan sebuah makna yang serupa dengan yang ada dalam pikiran si pengirim.

(63)

39

2. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.

Pada dasarnya, komunikasi nonverbal memiliki beberapa fungsi, yakni menggantikan komunikasi verbal, menguatkan komunikasi verbal atau menentang komunikasi verbal. Jika ada komunikasi nonverbal, maka makna yang dihasilkannya cepat dan mudah dimengerti dan meningkatkan pemahaman.

3. Motif

Motif adalah dorongan yang menggerakan seseorang bertingkah laku dikarenakan adanya kebutuhan –kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia. Motif juga dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan

(64)

40

pendukung. Teori interaksi simbolik memfokuskan perhatiannya pada cara-cara yang digunakan manusia untuk membentuk makna dan struktur masyarakat melalui percakapan. Dalam interaksi tersebut terjadi pertukaran simbol – simbol baik itu verbal maupun non verbal. Dalam simbol – simbol atau lambang – lambang tersebut terdapat makna yang hanya di dipahami oleh anggotanya saja. Makna ini sangat akan mempengaruhi individu bertingkah laku atau berperilaku. Pendekatan atau teori yang mengkaji mengenai interaksi ini adalah interaksi simbolik.

“Persperktif interaksi simbolik berusaha memahamami perilaku manusia dari sudut pandang subjek. Perspektif ini menyarankan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka” (Deddy Mulyana, 2005:70).

Memahami makna, simbol serta tindakan yang tersembunyi menurut interaksionisme simbolik ini memerlukan metode penelitian kualitatif. Sifat dan kondisi alamiah dari subjek yang diteliti, misalnya dengan memberi mereka kesempatan atau membiarkan mereka berbicara atau berperilaku apa adanya sebagaimana yang mereka kehendaki akan memungkinkan munculnya perilaku tersembunyi ini.

Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self), dan

(65)

41

Definisi singkat dari ke tiga ide dasar dari interaksi simbolik, antara lain: (1) Pikiran (Mind) adalah kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama, dimana tiap individu harus mengembangkan pikiran mereka melalui interaksi dengan individu lain, (2) Diri (Self) adalah kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain, dan teori interaksionisme simbolis adalah salah satu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan tentang diri sendiri (the-self) dan dunia luarnya, dan (3) Masyarakat (Society) adalah jejaring hubungan sosial yang diciptakan, dibangun, dan dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah masyarakat, dan

tiap individu tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif

dan sukarela, yang pada akhirnya mengantarkan manusia dalam proses pengambilan peran di tengah masyarakatnya.

(66)

42

Gambar 2.1

Modul Alur Kerangka Pemikiran

Sumber : Peneliti 2014

Perilaku komunikasi yang menggunakan komunikasi verbal dapat dilihat pada saat Pemandu lagu melayani Pelangganya. Pada saat Pemandu Lagu melayani pelanggannya mereka juga menggunakan Komunikasi verbal dan komunikasi non verbal saling berkaitan. Selain itu, perilaku komunikasi yang ada pada saat Pemandu Lagu melayani pelanggan dipengaruhi oleh motif karena motif merupakan dorongan untuk menetapkan suatu dorongan perilaku.

Merujuk pada Kuswarno (2009:192), motif adalah dorongan untuk menetapkan suatu pilihan perilaku yang secara konsisten dijalani oleh seseorang

Perilaku Komunikasi Komunikasi

Verbal Motif

Komunikasi Non Verbak Pemandu Lagu melyani pelanggan di karaoke BeOne

(67)

43

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Informan Pendukung
+3

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Gaya Limited Animation 2D

tidak dapat dipisahkan sehingga pemikirannya bersifat spekulatif kurang mendapat tempat dalam tradisi filsafat Cina, padahal filsafat muncul karena adanya berbagai persoalan yang

Gambar 2.37 Reception MAXXI National Museum Gambar 2.38 Exhibition Suite 1 Ground Floor Gambar 2.39 Exhibition Suite 2, 3, 4 padaLantai 1 Gambar 2.40 Exhibition Suite 5 dan 6

Imam Bukhari dalam Sahihnya, Kitab Al- Buyu’, bab Tahmrin no 2019.. promosi para pemasar adalah untuk meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang ditawarkan

Nakon što je naposljetku nametnut visoki porez na sve proizvode bazirane na konoplji (izuzev proizvoda od sjemenki i vlakana) te je zabrana zakonodavstva sve više ograničavala

Visi yang dibangun HUDA dan Thaliban sama, berupaya mengembalikan identitas masyarakat Aceh yang identit dengan nilai-nilai Islam yang selama ini terdistorsi oleh

Kekacang juga mempunyai kandungan gentian diet (OF) dan protein yang tinggi (Gooneratne cf al .. 1994) serta scsuai digunakan sebagai ramuan gantian yang

Kuadran ini menunjukkan dimensi kualitas pelayanan yang dianggap kurang penting oleh penumpang, akan tetapi kinerja pelaksanaannya dilakukan dengan baik sekali oleh