• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah pemeriksaan fisik dada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "makalah pemeriksaan fisik dada"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan respon terhadap terapi tersebut.(Potter dan Perry, 2005) Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif, memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. ( Dewi Sartika, 2010)

2.2 Pemeriksaan Dada

Pemeriksaan dada adalah untuk mendapatkan kesan dari bentuk dan fungsi dari dada dan organ di dalamnya. Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pada pemeriksaan dada yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Posisi pasien diusahakan duduk sama tinggi dengan pemeriksa atau berbaring tergantung bagian mana yang akan diperiksa.

2. Daerah dada yang akan diperiksa harus terbuka

3. Usahakan keadaan pasien santai dan relaksasi untuk mengendorkan otot-otot, terutama otot pernapasan

4. Usahakan pemeriksa untuk tidak kontak langsung dengan pernapasan pasien, untuk menghindari penularan melalui pernapasan, caranya dengan meminta pasien memalingkan muka ke arah samping.

2.3 Inspeksi Dada (Pemeriksaan pandang) Tujuan inspeksi dada:

1. Menentukan kecepatan dan irama pernapasan

2. Untuk mengkaji bentuk serta fungsi dada dan organ-organ di dalamnya. 3. Deformitas atau asimetris misalnya ditemukan Kifoskoliosis

4. Retraksi inspirasi abnormal dari interkostal misalnya retraksi pada obstruksi jalan nafas 5. Gangguan atau kelambanan gerakan pernapasan atau unilateral misalnya penyakit yang

penyebab dasarnya di paru atau pleura, paralisis nervus frenikus

▸ Baca selengkapnya: bentuk dada normal disebut

(2)

1. Posisi pasien duduk sama tinggi dengan pemeriksa atau berbaring

2. Bila pasien duduk, pemeriksaan pada dada depan, kedua tangan pasien diletakkan di paha atau pinggang. Untuk pemeriksaan bagian belakang dada, kedua lengan disilangkan didepan dada atau tangan kanan dibahu kiri dan tangan kiri dibahu kanan. 3. Bila pasien berbaring posisi lengan pada masing- masing sisi tubuh

4. Secara keseluruhan perhatikan bentuk dan ukuran dinding dada, deviasi, tulang iga, ruang antar iga, retraksi, pulsasi, bendungan vena dan penonjolan epigastrium.

5. Pemeriksaan dari depan perhatikan klavikula, frossa supra/infraklavikula lokasi iga pada kedua sisi

6. . Pemeriksaan dari belakang perhatikan vertebra servikalis 7, bentuk skapula, ujung bawah skapula setinggi v. torakalis 8 dan bentuk atau jalannya kolumna vertebralis

2.4 Palpasi Dada (Pemeriksaan raba) Tujuan palpasi dada:

1) Untuk mengetahui area nyeri tekan misalnya fraktur iga 2) Abdornalitas yang terlihat misalnya massa, saluran sinus

3) Ekspansi dada misal gangguan, kedua sisi pada PPOM dan penyakit parurestriktif

A. PALPASI GERAKAN DIAFRAGMA

1. Posisi pasien berbaring terlentang menghadap pemeriksa.

2. Posisi lengan pasien disamping dan sejajar dengan badan.

3. Letakan kedua telapak tangan pemeriksa dengan merenggangkan jari-jari pada dinding dada depan bagian bawah pasien.

4. Letakkan sedemikian rupa sehingga kedua ujung ibu jari pemeriksa bertemu di ujung tulang iga depan bagian bawah.

5. Pasien diminta bernapas dalam dan kuat

6. Gerakan diafragma normal, bila tulang iga depan bagian bawah terangkat pada waktu inspirasi .

(3)

1. Posisi pasien duduk atau tidur terlentang dan berhadapan dengan pemeriksa 2. Bila duduk posisi kedua tangan pasien dipaha atau dipinggang, bila tidur terlentang posisi kedua tangan disamping dan sejajar dengan badan.

3. Lakukan palpasi dengan memakai jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan 4. Palpasilah mulai dari cekungan suprasternalis ke bawah sepanjang tulang dada 5. Carilah bagian yang paling menonjol (angulus lodovisi) kira- kira 5 cm dibawah fossa suprasternalis yaitu sudut pertemuan antara manubrium sterni dan korpus sterni dimana ujung tulang iga kedua melekat.

Referensi

Dokumen terkait

beracun) yang ada di instalasi farmasi. Semua petugas security harus bisa dan mampu mengoprasikan alat appar. Semua peralatan baik yang elektonik maupun yang yang bukan elektronik

Pasal 5 ayat (1) Undang-undang No.5/1999 berbunyi bahwa: “Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan/atau

Persaingan bisnis Restoran sekarang ini semakin tinggi, jika ada sesuatu yang sedang tren, semua orang pasti akan penasaran dan memburunya. Mereka tidak memperdulikan

Menurut Manuaba (2008; h.389) disebutkan perdarahan terjadi karena gangguan hormon, gangguan kehamilan, gangguan KB, penyakit kandungan dan keganasan genetalia. 55)

Seorang perempuan berusia 45 tahun, sudah menikah dan memiliki 1 orang anak, datang ke rumah sakit dengan keluhan terdapat benjolan di perut bagian bawah sejak 4 bulan

dengan T yang diingingkan sebesar 1 detik dan prescaler 1024 dan FCPU sebesar 727280 maka didapatkan OCR dalam heksadesimal 0x3840. dan TCNT didapat

Syukur Allhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena berkat rahmat, hidayah dan ridho-Nya, Tugas Akhir yang berjudul: “Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk memiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka