• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA TERPENOID DARI AKAR TUMBUHAN AKAR WANGI (Vetivera zizanioides Stapf) DENGAN UJI AKTIFITASNYA SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP DPPH (1,1 -difenil-2-pikrilhidrazil)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA TERPENOID DARI AKAR TUMBUHAN AKAR WANGI (Vetivera zizanioides Stapf) DENGAN UJI AKTIFITASNYA SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP DPPH (1,1 -difenil-2-pikrilhidrazil)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA TERPENOID DARI AKAR TUMBUHAN AKAR WANGI (Vetiverazizanioides Stapf) DENGAN

UJI AKTIFITASNYA SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)

Oleh Epra Sahbana

Telah dilakukan isolasi senyawa dari akar tumbuhan akar wangi (V. zizanioides

Stapf). Ekstraksi kandungan senyawa dalam akar wangi dilakukan dengan cara sokletasi menggunakan pelarut n-heksana. Pengujian aktifitas antioksidan dilakukan pada ekstrak kasar n-heksana fraksi nonpolar, dan senyawa hasil isolasi dengan menggunakan DPPH sebagai sumber radikal. Pemisahan dan pemurnian dengan kromatografi kolom menghasilkan fraksi B1.11.1 berupa minyak tidak berwarna sebanyak ± 8 mg. Analisis dengan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) diperoleh noda tunggal dengan harga Rf 0,28 (n-heksana : diklorometan 70%), 0,52 (n-heksana : kloroform 60%), dan 0,92 (n-heksana : aseton 60%). Senyawa hasil isolasi selanjutnya dianalisis dengan spektroskopi inframerah dan massa. Pemeriksaan spektrum inframerah memberikan pita serapan pada daerah 2854,78 cm-1 menunjukkan uluran C-H alkana yang didukung oleh adanya serapan pada daerah 1390,01 cm-1 dan 1458,97 cm-1 yang merupakan serapan C-H metil dan metilen. Identifikasi senyawa hasil isolasi menggunakan spektroskopi massa menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi memiliki berat molekul 72,1 m/e dengan rumus molekul C5H12. Hasil uji aktifitas menunjukkan bahwa ekstrak kasar n-heksana fraksi nonpolar memiliki aktifitas sebagai antioksidan dengan daya antioksidan sebesar 55,5% sedangkan senyawa B1.11.1tidakmemiliki aktifitas antioksidan dengan daya antioksidan sebesar

(2)
(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Akar tumbuhan akar wangi (V. zizanioides) mengandung senyawa terpenoid,

yang dibuktikan dengan uji positif terhadap pereaksi Lieberman- Burchard

dengan terbentuknya warna Coklat kemerahan.

2. Dari hasil pemeriksaan spektroskopi IR, senyawa hasil isolasi memiliki

serapan pada daerah bilangan gelombang 2923,12 cm-1 yang menunjukkan

adanya vibrasi uluran C-H alkana yang diperkuat oleh adanya pita serapan

pada daerah 1390,01 cm-1 dan 1458,97 cm-1 yang diduga sebagai serapan C-H

metil dan metilen.

3. Senyawa hasil isolasi tidak mengandung gugus aromatik, ditunjukkan oleh

tidak adanya serapan di atas daerah 3000 cm-1, overtone pada daerah

1400-1600 cm-1 dan tidak mengandung gugus OH, ditunjukan oleh tidak adanya

pita serapan pada daerah bilangan gelombang 3500-3200 cm-1 yang

(4)

48

4. Dari hasil analisis spektroskopi massa, senyawa hasil isolasi memiliki berat

molekul m/e 72,1 dengan puncak dasar m/e 43,1 dengan rumus molekul

C5H12 dan nilai DBE 0. Senyawa diduga sebagai 2-metilbutana (isopentana).

5. Ekstrak kasar fraksi nonpolar memiliki daya antioksidan sebesar 55,5 % dan

fraksi B1.11.1 memiliki daya antioksidan sebesar -1,31 %.

B. Saran

1. Untuk proses ekstraksi pada proses isolasi senyawa terpenoid dari akar wangi

sebaiknya menggunakan metode destilasi karena golongan terpenoid yang

terkandung dalam akar wangi merupakan golongan minyak atsiri yang

memiliki rantai karbon sedikit.

2. Untuk proses isolasi senyawa terpenoid dari akar tumbuhan akar wangi

sebaiknya menggunakan HPLC untuk memperbaiki proses pemisahannya

dibandingkan dengan menggunakan kromatografi cair vakum (KCV) dan

kromatografi kolom grafitasi (KKG).

3. Pada proses GC-MS sebaiknya suhu yang digunakan disesuaikan dengan titik

didih senyawa golongan terpenoid untuk mencegah kerusakan pada senyawa

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vetiver, yang di Indonesia dikenal sebagai akar wangi (V. zizanioidesStapf) atau

usar (V. nigritana), adalah sejenis rumput-rumputan berukuran besar yang

memiliki banyak keistimewaan (Wijayakusuma, 2007). Akarnya

bercabang-cabang, memiliki rimpang, dengan sistem akar serabut yang dalam, serta

beraroma harum. Dari situlah asal-mula nama akar wangi muncul. Rumpunnya

bisa tumbuh hingga ketinggian 1-3 m, dengan diameter 2-8 mm.

Tanaman akar wangi tersebar di berbagai negara tropis, mulai dari India,

Bangladesh, Asia Tenggara, Brazil dan Haiti. Tapi ia juga ditemukan di beberapa

negara subtropis, terutama China. Di Indonesia, tanaman ini banyak

dibudidayakan di Kabupaten Garut, Wonosobo, dan Gunung kidul. Ketiga daerah

ini dikenal sebagai sentra produksi minyak akar wangi, sekaligus sentra kerajinan

berbahan akar wangi (Anonim, 1989).

Sejauh ini, pemanfaatan akar wangi di Indonesia selain untuk menghasilkan

minyak atsiri adalah untuk mengendalikan nyamuk Anopheles sundaicus

(Akhmadi, 2004), serta digunakan sebagai tanaman tumpang sari untuk mengusir

(6)

2

insektisida botani. Tetapi di mancanegara akar wangi banyak digunakan untuk

berbagai macam keperluan seperti ekologis, fitoremediasi (memperbaiki

lingkungan dengan menggunakan tanaman) (Wijayakusuma, 2007),sebagai anti

bakteri melawan Staphylococcus aureus (Putiyanan et al., 2005), Escherichia coli

(Luqman et al., 2005), (Putiyanan et al.,2005), Pseudomonas aeruginosa

(Putiyanan et al., 2005), Mycobacterium smegmatis (Luqman et al., 2005),

sebagai antifungi melawan Trichophyton mentagrophytes (Putiyanan et al., 2005),

dan mempunyai aktifitas antioksidan (Luqman et al., 2009).

Jika ditinjau dari letak geografisnya Indonesia merupakan negara beriklim tropis,

sehingga akar wangi (V. zizanioides Stapf) yang tumbuh di Indonesia akan

berbeda dengan yang tumbuh di tempat lain yang memiliki iklim berbeda. Hal ini

disebabkan karena perbedaan letak geografis ini menyebabkan lingkungan dengan

kondisi yang berbeda suhu, ketersediaan air, energi surya, mutu atmosfer, struktur

dan komposisi udara tanah, reaksi tanah dan organisme mempengaruhi kehidupan

dan perkembangan organisme (Nyapka dkk., 1988).

Berbagai penelitian yang pernah dilakukan terhadap senyawa yang terkandung

dalam akar wangi (V. zizanioides Stapf) diketahui mengandung berbagai jenis

senyawa seperti golongan terpenoid, saponin, alkaloid, tanin, dan flavonoid

(Harborne, 1988). Isolasi senyawa terpenoid di Indonesia telah banyak dilakukan

dari berbagai sumber tanaman darat. Seperti, dari batang tanaman Actinodaphne

procera (Retno, 2008), kulit batang tumbuhan Litsea glutinosa (madang)(Sandi,

2009), dan tumbuhan Litsea chinensis LAMK (adem ati) (Wardani, 2008).

(7)

3

banyak dilakukan di Indonesia. Sehingga hal ini menjadi peluang didapatkanya

sumber baru dari senyawa terpenoid. Senyawa terpenoid telah dilaporkan

memiliki bioaktifitas seperti sebagai insektisida terhadap larva instar III Aedes

aegypti (Retno, 2008), serta memiliki aktifitas sebagai antioksidan khususnya

senyawa β-vetivena, β-vetivenon dan α-vetivenon (Luqman et al., 2008).

Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih

elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam.

Berdasarkan sumber perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan

alami dan antioksidan buatan (sintetik). Tubuh manusia tidak mempunyai

cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih, sehingga jika terjadi paparan radikal

berlebih maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen. Adanya kekhawatiran

akan kemungkinan efek samping yang belum diketahui dari antioksidan sintetik

menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif yang sangat dibutuhkan

(Kuncahyo dan Sunardi, 2007).

Akar wangi (V. zizanioides Stapf) selain memiliki aktifitas sebagai antibakteri dan

sebagai antifungi, juga memiliki senyawa aktif sebagai antioksidan sehingga dapat

digunakan sebagai sumber antioksidan alami. Sehingga hal ini sangat menarik

untuk diteliti karena sejauh ini di Indonesia pemanfaatan akar wangi (V.

zizanioides Stapf) hanya sebatas sebagai penghasil minyak atsiri.

Pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan isolasi terhadap ekstrak yang diduga

aktif sebagai antioksidan dari akar wangi (V. zizanioides Stapf) dan

(8)

4

GC-MS. Setelah itu dilakukan uji antioksidan terhadap senyawa DPPH

(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Dengan penelitian ini diharapkan didapat senyawa

antioksidan alami yang dapat digunakan untuk menggantikan senyawa

antioksidan sintesis yang telah banyak digunakan selama ini.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa

golongan terpenoid dari akar wangi (V. zizanioides Stapf) dan mengetahui aktifitas

antioksidan dari senyawa terpenoid terhadap senyawa DPPH

(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil).

C. Manfaat Penelitian

Dengan diketahuinya adanya senyawa golongan terpenoid dari akar wangi

(V. zizanioides Stapf) diharapkan dapat menambah pembedaharaan senyawa bahan

alam guna meningkatkan pemanfaatan terhadap akar wangi (V. zizanioides Stapf),

serta menjadikanya sebagai sumber antioksidan alami guna menggantikan

Referensi

Dokumen terkait

- Jenis kelamin akan mempengaruhi respon obat yang diberikan, di mana betina lebih cepat memberikan respon dari pada jantan karena pengaruh hormon estrogen

Pada tabel 5 terjadi peningkatan berat berangkasan tanaman jagung pada perlakuan biochar berkaitan dengan kemampuan biochar memperbaiki sifat tanah, hasil analisis

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada pembelajaran membaca cerpen melalui pendekatan

1) Memorandum of understanding yang bersifat nasional, merupakan memorandum of understanding yang kedua belah pihaknya adalah warga negara atau badan hukum Indonesia. 2)

Alternatif jenis tanaman utama yang sudah atau pernah ditanam oleh petani baik di lahan hutan negara maupun lahan milik adalah kakao ( Theobroma cacao ), kopi ( Coffea spp ), pisang

Berdasarkan hasil wawancara dengan di sekolah SD Negeri 167 Pekanbaru ditemui fenomena atau gejala-gejala khusus yaitu sebagai berikut hasil belajar yang

Berdasarkan perhitungan lotsizing dengan menggunakan 4 teknik yang berbeda serta serta perhitungan total biaya pembelian, langkah selanjutnya adalah menghitung biaya

Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampaui, Kepala Daerah atau Pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran