• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS V DI SDN 2 SUMBER MULYO KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS V DI SDN 2 SUMBER MULYO KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Teknik Jigsaw merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajarnya secara bekerjasama dengan kelompok-kelompok yang dibuat oleh guru. Sehingga diharapkan dengan model pembelajaran teknik Jigsaw, siswa diharapkan dapat lebih bisa menemukan masalah, mengorganisasikan, memecahkan masalah dan bekerjasama dalam menanggapi masalah. Sebagai model pembelajaran yang berpusat pada siswa maka dengan menerapakan metode ini, siswa dalam proses belajar di kelas akan lebih aktif, lebih bisa mempertimbangkan pendapat dan lebih memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang terjadi di kelas.

(10)

anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Keunggulan pembelajaran teknik Jigsaw meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain selain itu dapat meningkatkan kerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

Cooperative Learning suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratoratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen dan keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.

(11)

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : a) Kurang aktifnya siswa mengikuti pelajaran, karena siswa kurang tertarik pada cara penyajian materi yang banyak berpusat pada guru yang menggunakan metode ceramah. b) Kurangnya kesempatan berinteraksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, Dalam pembelajaran guru banyak memberikan penjelasan. Hal ini menyebabkan siswa kurang mendapatkan pengalaman belajar dari temannya. Kepada guru kurang berani menyampaikan, sedangkan dengan temannya belum ada pembiasaan, sehingga menyebabkan sulitnya berinteraksi. c) Kurangnya motivasi siswa dalam menyampaikan gagasan, karena guru kurang memberi penguatan kepada siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya. d) Informasi yang disampaikan guru saat pembelajaran terlalu cepat sehingga siswa kurang bisa memaknai dan memahami. e) Kurangnnya waktu yang diberikan kepada siswa untuk berinteraksi dengan media / sumber belajar / alat peraga.

(12)

teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas V di SDN 2 Sumber Mulyo Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa mengikuti pelajaran IPA 2. Rendahnya hasil belajar IPA

3. Kurangnya kesempatan berinteraksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa

4. Kurangnya motivasi siswa dalam menyampaikan gagasan

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka dirumuskan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana upaya meningkatkan aktivitas belajar IPA menggunakan pembelajaran teknik Jigsaw pada Siswa Kelas V SDN 2 Sumber Mulyo Kecamatan Sumberejo Tahun Pelajaran 2012/2013?

(13)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA menggunkan pembelajaran teknik Jigsaw pada siswa kelas V SDN 2 Sumber Mulyo Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar belajar IPA menggunkan pembelajaran teknik Jigsaw pada siswa kelas V SDN 2 Sumber Mulyo Tahun Pelajaran 2012/2013..

E. Kegunaan Penelitian 1. Bagi siswa:

Agar siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara menggabungkan beberapa materi pelajaran yang dipelajari oleh siswa lain sehingga siswa dapat membentuk dan mengumpulkan pengetahuan atau keterampilan yang terpadu dari beberapa sumber.

2. Bagi guru:

Bermanfaat untuk mengembangkan kompetensi pedagogis dan kompetensi profesional guru dalam menggunakan teknik Jigsaw sebagai salah satu upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pelajaran IPA.

3. Bagi sekolah:

(14)

F. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mengantisipasi supaya tidak melebarnya permasalahan yang akan dibahas, maka peneliti membuat batasan pemabahasan yang akan dipaparkan pada penerapan pembelajaran teknik Jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 2 Sumber Mulyo, sebagai berikut :

1. Penerapan pembelajaran teknik Jigsaw pada pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 2 Sumber Mulyo.

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aktivitas Dan Hasil Belajar

1. Aktivitas Belajar

Sardiman (1994: 95) Mengatakan bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas belajar. Tanpa adanya aktivitas, belajar itu tidak dapat memungkinkan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran. Antara lain bertanya tentang apa yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan untuk menunjang prestasi belajar.

Djamarah (2000: 67) mengemukakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi peserta didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak didik.

(16)

siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya jawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif, karena siswa lebih berperan dan lebih terbuka serta sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (1987:28), Proses belajar berlangsung dalam waktu tertentu dan merupakan proses yang panjang dari satu fase ke fase berikutnya. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, bukan menghafal atau mengingat.

Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya..

(17)

Hasil belajar yang diukur pada pembelajaran yang berlandaskan kurikulum 2004 meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Maka guru tidak hanya menilai siswa dari aspek intelektual tetapi kemampuan sosial, sikap siswa selama proses belajar mengajar serta keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran juga dinilai oleh guru. Siswa yang telah mengalami pembelajaran diharapkan memilki pengetahuan dan ketrampilan baru serta perbaikan sikap sebagai hasil dari pembelajaran yang telah dialami siswa tersebut. Pengukuran hasil belajar bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dalam menyerap materi.

Bloom dalam Winkel (1996:274) membagi hasil belajar kedalam tiga ranah, yaitu (a) Kognitif, (b) Afektif, (c) Psikomotor.

Ranah kognitif berkaitan kemampuan siswa dalam berfikir dan bernalar yang mencakup kemampuan siswa dalam mengingat sampai memecahkan masalah, yang menuntut siswa untuk menggabungkan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya.

(18)

Ranah psikomotor berorientasi kepada ketrampilan fisik, ketrampilan motorik, atau ketrampilan tangan yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Simpson (dalam Winkel, 1996:278) menyatakan bahwa ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam pencapaian kompetensi dasar tertentu.

B. Pengertian Belajar

Belajar menurut Nana Sudjana (1988; 28), adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

(19)

Belajar menurut Engkoswara (1988; 2) adalah suatu proses perubahan tingkah laku, yaitu dalam bentuk prestasi yang telah direncanakan terlebih dahulu.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu pola penguasaan terhadap suatu pengetahuan .

C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar

Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur. Prinsip dari belajar adalah terjadinya perubahan terhadap diri seseorang. Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada, diantaranya adalah: seperti yang dikemukakan oleh A. Tabrani (1992; 23-24 ) yaitu :

1. Peserta didik yang belajar harus melakukan banyak kegiatan.

2. Belajar memerlukan latihan dengan Relearning, Recall, dan Review, agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai, dan yang belum dikuasai akan menjadi milik peserta didik.

3. Belajar akan lebih berhasil jika peserta didik merasa berhasil dan mendapat kepuasan.

4. Peserta didik yang belajar mengetahui apakah ia gagal atau berhasil dalam belajar.

(20)

6. Pengalaman masa lampau dan pengertian yang dimiliki siswa besar peranannya dalam proses belajar.

7. Kesiapan belajar. Maksudnya peserta didik yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan-kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil.

8. Minat dan Usaha. Maksudnya adalah dengan minat dan usaha yang baik akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik.

9. Fisiologis. Kondisi badan peserta didik sangat mempengaruhi proses belajar mengajar.

D. Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw

1. Pengertian Jigsaw

(21)

jawaban mereka, dan (d) setelah selesai mereka kembali ke home group dan anggota-anggota akan mensosialisasikan hasil/jawaban dari kelompok ahli.

Teknik jigsaw merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Menurut Suryanto (1999) pembelajaran kooperatif adalah salah satu jenis belajar kelompok dengan kekhususan sebagai berikut: (a) kelompok terdiri atas anggota yang heterogen, (b) ada ketergantungan positif diantara anggota kelompok, karena masing-masing individu memiliki rasa tanggung jawab, (c) kepemimpinan dipegang bersama, (d) giri mengamati kerja kelompok dan melakukan interversi bila perlu, dan, (e) setiap anggota kelompok harus siap menyajikan hasil kerja kelompok. Dari kelima kekhususnya tersebut, juga dimiliki oleh karakteristik dari teknik jigsaw.

Teknik Jigsaw mendorong guru untuk memperhatikan latar belakang

pengalaman siswa dan membantu siswa lebih aktif agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa bekerja sama dengan sesame siswa dalam suasana gotong-royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

2. Tujuan Pembelajaran Teknik Jigsaw

(22)

a. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial

b. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.

3. Alasan Menggunakan Teknik Jigsaw

a. memudahkan siswa melakukan penyesuaian soal

b. memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial dan pangdangan.

c. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitemen.

d. Meningkatkan keterampilan metakognitif

e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois dan egosentris

f. Menumbuhkan keberanian siswa dalam mengutarakan ide serta pendapatnya.

2. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Jigsaw a. Kelebihan pembelajaran teknik jigsaw

Ibrahim dkk (2000:70) mengemukakan kelebihan dari pembelajaran teknik Jigsaw sebagai berikut.

(23)

2) Menjalin/mempererat hubungan yang lebih baik antar siswa 3) Dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa

4) Siswa lebih banyak belajar dari teman mereka dalam belajar kooperatif dari pada guru

b. Kelemahan pembelajaran teknik Jigsaw

1) Guru dan siswa kurang terbiasa dengan metode ini karena masih terbawa kebiasaan menggunakan metode konvensional, dimana pemberian materi terjadi secara satu arah.

2) Memerlukan waktu yang relatif lama. 3) Tidak efektif untuk siswa yang banyak

4) Memerlukan perhatian dan pengawasan ekstra ketat dari guru 5) Memerlukan persiapan yang matang

5. Karakteristik Pelaksanaan Teknik jigsaw a. Tinjauan Kurikulum

Tujuan Teknik jigsaw Relevansi pada kurikulum A Memperkaya variasi

Strategi yang melibatkan siswa aktif belajar baik secara mental,

(24)

b. Tinjauan Praktik

Secara pratek keberhasilan dan kegagalan belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa. Ditijau dari komponen-komponen penilaian, hampir seluruhnya diambil dari faktor kognitif siswa. Sebaiknya penerapan jigsaw bertujuan tidak hanya melatih kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotor.

Menurut Ibrahim (2000:18) bahwa manfaat pembelajar kooperatif termasuk teknik jigsaw:(1) meningkatkan pencurahan waktu pada tugas,(2) menghargai diri menjadi lebih tinggi,(3) memperbaiki sikap terhadap metematika.(4) meperbaiki kehadiran,(5) penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar,(6) prilaku mengganggu lebih kecil,(7) konflik antar pribadi berkurang dan (8) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

(25)

c. Tinjauan Pengalaman

Pelaksanaan teknik Jigsaw pada tahap ini sangat sukar. Tidak semua pokok bahasan dapat dengan mudah disajikan dengan menggunakan teknik ini, sebab pokok bahasa tersebut dapat dibagi-bagi menjadi beberapa bagian yang setara, pada hal materi. Beberapa prilaku siswa yang menjadi pada saat proses pembelajaran antara lain:(a) motivasi belajar lebih tinggi, (b) kepedulian terhadap teman meningkat,(c) memperbaiki kehadiran, (d) berusaha sampai dapat memahami tugasnya, dan (e)sedikit demi sedikit mau membuka diri. Setelah akhir pembelajaran dilakukan ulangan harian yang ternyata hasilnya menunjukkan nampak pada peningkatan yang signfikan jika dibanding dengan pembelajaran klasikal.

6. Langkah-Langkah Pembelajaran Teknik Jigsaw a. Pra pembelajaran:

1) Menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai 2) Memilih materi belajar yang sesuai dengan teknik Jigsaw. 3) Membagi materi pembelajaran menjadi beberapa segmen. b. Inti pembelajaran:

1) Membagi siswa dalam beberapa kelompok asal (4-5 orang). 2) Membagi segmen materi pembelajaran secara adil kepada

kelompok asal.

(26)

4) Membentuk kelompok-kelompok asal menjadi kelompok jigsaw.

5) Mengarahkan anggota kelompok jigsaw untuk mengajarkan satu sama lain apa yang telah dipelajari pada kelompok asal.

6) Mengarahkan dan membimbing siswa, dalam memahami materi pembelajaran.

7) Memberikan pujian dan kritik membangun kepada siswa.

8) Memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya.

9) Mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah ditampilkannya. 10)Mengorganisasikan siswa ke posisi semula dalam rangka

memastikan pemahaman yang akurat. c. Penutup pembelajaran:

1) Mengajak siswa untuk melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran.

2) Melakukan beberapa perbaikan dan pengarahan terhadap ide, saran, dan kritik yang berkembang.

E. Penelitian Yang Relevan

(27)

dengan judul “Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Melalui Model Jigsaw Siswa Kelas I di SDN Seloretno tahun 2009”, FX. Jayadi (2011) dengan Judul “ Meningkatkan Aktivitas Belajara Sejerah Menggunakan Model Pembelejaran Jigsawa Pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMAN 1 Ambawarawa Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011”.

Dari ketiga hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran teknik Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

F. Kerangka Pikir

(28)

G. Hipotesis Tindakan

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Waktu penelitian:

Penelitia ini dilakukan pada semester Ganjil tahun pelajaran 2012/2013 selama 3 bulan yaitu pada bulan September sampai dengan Desember 2012

2. Tempat penelitian:

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Sumber Mulyo Kecamatan Sumberjo Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung.

B. Subjek Penelitian.

Subjek dalam penelitian ini adalah guru sebagai peneliti dan siswa kelas V SDN 2 Sumber Mulyo sebanyak 25 orang yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes Tertulis :

(30)

soal, disusun untuk mengukur kemampuan siswa setiap akhir pembelajaran, dengan penskoran sebagai berikut :

a) Jika soal no 1 benar diberi skor 2, jika sebagian benar diberi skor 1, dan jika tidak menjawab diberi skor 0

b) Jika soal no 2 benar diberi skor 2, jika sebagian benar diberi skor 1, dan jika tidak menjawab diberi skor 0

c) Jika soal no 3 benar diberi skor 2, jika sebagian benar diberi skor 1, dan jika tidak menjawab diberi skor 0

d) Jika soal no 4 benar diberi skor 2, jika sebagian benar diberi skor 1, dan jika tidak menjawab diberi skor 0

e) Jika soal no 5 benar diberi skor 2, jika sebagian benar diberi skor 1, dan jika tidak menjawab diberi skor 0

2. Observasi/ Pengamatan:

Observasi dilakukan berdasarkan pada lembar observasi yang telah disiapkan

untuk mengamati dan mencatat segala aktivitas yang terjadi di dalam kelas

selama proses pembelajaran berlangsung.

a. Aktivitas Kinerja Guru

(31)

pembelajaran pada setiap siklus, dengan cara memberi tanda ceklis () pada setiap aspek yang diamati, dengan katagori sebagai berikut : 1) Skor 2 maka dikatagorikan Sangat baik,

2) Skor 1 maka dikatagorikan Baik,

b. Aktivitas Siswa

Pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung oleh peneliti dengan mengisi Format Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa.

D. Validasi Instrumen

1. Validasi Instrumen

Menurut Scarvia B. Anderson (dalam Arikunto, 1997) bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia “Valid” disebut dengan istilah “Sahih”.

Menurut Sukardi (2008: 31) validitas instrument suatu evaluasi, tidak lain adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Validitas suatu instrument evaluasi mempunyai beberapa makna penting diantaranya seperti berikut:

(32)

b. Validitas diartikan sebagai derajat yang menunjukkan kategori yang bisa mencakup kategori rendah, menengah dan tinggi.

c. Prinsip suatu tes valid, tidak universal. Validitas suatu tes yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah bahwa Ia hanya valid untuk suatu tujuan tertentu saja

Dalam menentukan validitas, haruslah disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, sebab suatu alat ukur biasanya hanya merupakan ukuran yang valid untuk satu tujuan yang spesifik. Mengenai ini, ada beberapa macam validitas instrumen untuk tujuan spesifik tersebut.

2. Instrumen Penelitian

a. Lembar Observasi Kinerja Guru

Lembar observasi adalah instrumen yang berisi tentang hasil observasi

selama tindakan berlangsung yang akan diisi oleh observer. Lembar

observasi disusun berdasarkan indikator kemampuan serta indikator 60

keterlaksanaan pembelajaran. Format lembar Instrumen Penilaian Kinerja

(33)

Tabel 3.1. Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru

No Aspek yang dinilai Skor 1 2 I. Pra Pembelajaran

1 Menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai

2 Memilih materi belajar yang sesuai dengan Teknik jigsaw

3 Membagi materi pembelajaran menjadi beberapa segmen

II. Inti Pembelajaran

4 Membagi siswa dalam beberapa kelompok asal

5 Membagi segmen materi pembelajaran secara adil kepada kelompok asal

6 Mengajak siswa dalam kelompok asal untuk membaca, mendiskusikan, dan mempelajari materi yang diterima

7 Membentuk kelompok-kelompok asal menjadi kelompok belajar jigsaw

8

Mengarahkan anggota kelompok jigsaw untuk mengajarkan satu sama lain apa yang telah dipelajari pada kelompok kecil

9 Mengarahkan dan membimbing siswa, dalam memahami materi pembelajaran

10 Memberikan pujian dan kritik membangun kepada siswa

11

Memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya.

12

Mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan

pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah ditampilkannya.

13 Mengorganisasikan siswa ke posisi semula dalam rangka memastikan pemahaman yang akurat. III. Kegiatan Penutup

14 Mengajak siswa untuk melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran.

15 Melakukan beberapa perbaikan dan pengarahan terhadap ide, saran, dan kritik yang berkembang.

(34)

b. Lembar Observasi Aktivitas belajar Siswa

Format Instrumen aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada setiap siklus pembelajaran akan menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut:

Table 3.2. Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar siswa

No. Aspek yang dinilai Skor

1 2 3 1. Memperhatikan penjelasan guru

2. Membaca informasi yang dibagikan guru 3. Bertanya kepada guru

4. Berdiskusi dalam memahami materi pelajaran 5. Mendengarkan diskusi yang dilaksanakan 6. Mencatat/menyalin/menulis hasil diskusi 7. Menanggapi dan menjawab pertanyaan 8. Mengikuti diskusi dengan seksama 9. Menyimpulkan kembali hasil diskusi 10. Mengerjakan soal tes

Jumlah skor Presentasi Aktivitas belajar siswa Katagori Aktivitas Siswa Keterangan : (3) Sangat aktif, (2) aktif, (1) tidak aktif

(35)

Table 3.3. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas siswa

No. Nama Siswa

Aspek yang dinilai Skor Jml

Skor Aktivitas

c. Lembar Hasil Penilain Siswa

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah essay berjumlah 5 butir soal

E. Teknik Analisis data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil observasi kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil tes

1. Teknik analisis data kinerja guru

(36)

a. Melakukan penskoran terhadap lember penilaian kinerja guru, yaitu sebagai berikut:

1) Jawaban sangat baik diberi skor 2 2) Jawaban baik diberi skor 1

b. Menentukan kreteria penilaian kinerja guru, yaitu sebagai berikut: 1) Sangat Baik

2) Baik

c. Melakukan penafsiran kinerja guru dalam bentuk kreteria, yaitu dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

R : selisih antara skor maksimum dengan skor minimum i : banyaknya kelas inteval

Berdasarkan instrumen penilaian pada lembar penilaian 1 tentang kinerja guru dalam menggunakan model pembelajaran Jigsaw akan diperoleh skor maksimum = 30 dan skor minimum = 15, sehingga range (R) = 15. Jadi dengan demikian kelas intervalnya adalah sebagai berikut:

R 15

kelas interval = + 1 = + 1 = 7,5 + 1 = 8,5 k 2

R

kelas interval = i

(37)

Dari penghitungan rumus di atas maka kelas interval dalam penafsiran kreteria kinerja guru dalam menggunakan model pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3. Kreteria kinerja guru dalam menggunakan pembelajaran teknik Jigsaw

No Rentang Skor Kriteria Kinerja Guru

1 23,50 – 31,00 Sangat Baik 2 15,00 – 22,50 Baik

2. Teknik analisis aktivitas siswa

Teknik analisis data aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dilakukan dengan menggunakan teknik analisis kualitatif, karena data yang diperoleh berbentuk katogeri/ kualitatif. Teknik analisa data aktivitas belajar siswa pada setiap siklus dilakukan dengan cara mengisi Instrumen Pengamatan Aktivitas Siswa dan kemudian skornya dijumlahkan.

a. Melakukan penskoran terhadap lember pengamatan Aktivitas Siswa, yaitu :

1) Skor 3 sangat aktif, 2) skor 2 aktif

3) skor 1 Kurang aktif

b. Menentukan kreteria penilaian Aktivitas Siswa, yaitu : 1) Sangat Aktif,

2) Aktif

(38)

Melakukan penafsiran Aktivitas Siswa dalam bentuk kreteria, yaitu dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

R : selisih antara skor maksimum dengan skor minimum i : banyaknya kelas inteval

Berdasarkan instrumen penilaian pada lembar aktivitas siswa akan diperoleh skor maksimum = 30 dan skor minimum = 10, sehingga range (R) = 20. Jadi dengan demikian kelas intervalnya adalah sebagai berikut:

Dari penghitungan rumus di atas maka kelas interval dalam penafsiran aktivitas siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4. Katagori Aktivitas siswa

No Rentang Skor Katagori Aktivitas Siswa 1 25,34 – 32,01 Sangat Aktif

2 17,67 – 24,34 Aktif

3 10,00 – 16,67 Kurang Aktif

3. Analisis Hasil Tes Siswa

Teknik analisis hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dilakukan dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif/angka. Teknik analisa

(39)

hasil belajar siswa pada setiap siklus dilakukan dengan melakukan pos tes kemudian skornya dijumlahkan dan dibuat perbandingannya.

100

NA : Nilai Akhir Perolehan JSP : Jumlah Skor Perolehan JSM : Jumlah Skor Maximal 10

Perhitungan mencari nilai ketuntasan, dengan rumus sebagai berikut :

100

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah mengunakan metode penelitian tindakan kelas. Prosedur peneltian ini direncanakan akan melalui 3 (tiga) siklus, setiap siklus dilakukan selama 2 x 35 menit yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

1. Tahap Perencanaan:

(40)

c. Membuat skenario RPP dengan menggunakan teknik Jigsaw. d. Mempersiapkan alat RPP yang diperlukan.

e. Mempersiapkan lembar penilaian dan LKS yang dibutuhkan.

2. Tahap Pelaksanaan:

a. Pra pembelajaran:

1) Menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai 2) Memilih materi belajar yang sesuai dengan Teknik jigsaw. 3) Membagi materi pembelajaran menjadi beberapa segmen. b. Inti pembelajaran:

1) Membagi siswa dalam beberapa kelompok asal (4-5 orang). 2) Membagi segmen materi pembelajaran secara adil kepada

kelompok asal.

3) Mengajak siswa dalam kelompok asal untuk membaca, mendiskusikan, dan mempelajari materi yang diterima.

4) Membentuk kelompok-kelompok asal menjadi kelompok jigsaw. 5) Mengarahkan anggota kelompok jigsaw untuk mengajarkan satu

sama lain apa yang telah dipelajari pada kelompok asal.

6) Mengarahkan dan membimbing siswa, dalam memahami materi pembelajaran.

7) Memberikan pujian dan kritik membangun kepada siswa. 8) Memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing

(41)

9) Mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah ditampilkannya. 10) Mengorganisasikan siswa ke posisi semula dalam rangka

memastikan pemahaman yang akurat. b. Penutup pembelajaran:

1) Mengajak siswa untuk melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran.

2) Melakukan beberapa perbaikan dan pengarahan terhadap ide, saran, dan kritik yang berkembang.

3. Tahap Pengamatan / Observasi:

Tahap observasi adalah mengamati seluruh proses pelaksanaan pembelajaran. Aktivitas guru dapat diamati mulai pada tahap awal pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Data aktivitas guru dan siswa diperoleh dengan menggunakan lembar instrumen penilaian kinerja guru serta lembar aktivitas siswa.

4. Refleksi

Refleksi merupakan tindakan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan dan penilaian. Ada dua hal yang dapat diperoleh dari hasil refleksi, yaitu sebagai berikut:

(42)

kekurangan kinerja guru dalam menggunakan teknik Jigsaw. Kekurangan dan kelebihan kinerja guru pada siklus I akan diperbaiki dalam rencana dan tindakan pada siklus II begitu seterusnya sampai dengan indikator keberhasilan pada penelitian ini tercapai.

b. Refleksi hasil penilaian aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA yang meliputi jumlah dan persentase siswa yang memiliki aktivitas dan hasil tinggi. Persentase aktivitas dan hasil belajar kemudian dijadikan acuan dalam menentukan indikator keberhasilan dan menentukan apakah penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus berikutnya atau tidak.

G. Indikator Keberhasilan

(43)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat penulis simpulkan antara lain sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan teknik Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Sumber Mulyo Kecamatan Sumberejo dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terbukti dari skor aktivitas yang diperoleh, dimana dari siklus I, siklus II dan Siklus III mengalami peningkatan. Siklus I skor aktivitas mencapai 20,72 siklus II menjadi 22,20 dan meningkat menjadi 26,40 pada siklus III

2. Peningkatan aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I, Siklus II dan siklus III dengan model pembelajaran teknik Jigsaw berimbas positif terhadap hasil belajar siswa, dimana nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 50,00 siklus II mencapai 62,20 dan meningkat pada siklus III menjadi 72,80. Demikian juga dengan ketuntasan belajar siswa, pada siklus I ketuntasan hanya 52,00 %, siklus II meningkat 64,00% dan siklus III meningkat menjadi 84,00 %

(44)

1. Guru

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sumber Mulyo Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus dengan strategi pembelajaran teknik jigsaw.

2. Sekolah Dasar

Memberikan bahan masukan dalam rangka pengembangan kurikulum sekolah agar tidak terpaku dengan cara-cara konvensional yang mapan, namun perlu disesuaikan dengan perubahan atau inovasi penyalah gunaan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman. Sebagai sarana untuk mengetahui atau menemukan hambatan dan kelemahan penyalahgunaan dan mengatasi masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi di kelas, sehingga dapat menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.

3. Bagi Peneliti

(45)

Agus Suyatna. 2007. Model-model Pembelajaran Efektif. Modul disampaikan pada Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Rayon 7 Universitas Lampung. Bandar Lampung

Anta Lie. 2007. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang Kelas. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (1997). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara A. Tabrani Rusyan, Drs., dkk. 1992, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar,

Bandung : Remaja Rosdakarya

Departemen Pendidukan Nasional. (2006). Panduan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan ( KTSP ) SD/MI. Jakarta : Depdiknas.

Djamarah, 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta

Engkoswara. 1988. Dasar-Dasar Metode Pengajaran. Bandung: Bima Aksara Elliot, J. (1993). Action Research for Educational Change. Philadelphia: Open

University Press.

FX. Jayadi. 2011. Meningkatkan Aktivitas Belajar Sejarah Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMAN 1 Ambarawa Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011. LAMPUNG;Jurnal KTI Konseptual dan PTK; GK Vol.8 No.8 Desember 2010. Lembaga Pendidikan Syahbana

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Algensindo

Hasan, Hamid S. 1996. Evaluasi Kurikulum. Jakarta: P2LPTK

Ibrahim, M dkk, 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University press Melvin L. Silberman. 2006. Active Learning, 101 cara Belajar siswa aktif. Nusa

media Bandung

Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetens, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

(46)

Konseptual dan PTK; GK Vol.8 No.8 Desember 2010. Lembaga Pendidikan Syahbana

Pasaribu, Amudi, 1983. Pengantar Statistik. Jakarta : Galilia Indonesia.

Purwanto, N. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Sardiman, A.M. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Saripin Promolingo. Meningkatkan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Metode Jigsaw Di Kelas III SDN 1 Dulamayo Selatan.

Sudjana, Nana. 1987. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar : Bandung, Baru Algesindo

Sugiyono. 2006.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sopiah.2010. Meningkatkan Aktivitas Belajar IPS dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw siswa kelas VI SD Negeri 03 Sindang Sari Kotabumi Kota Tahun 2010. LAMPUNG;Jurnal KTI Konseptual dan PTK; GK Vol.8 No.8 Desember 2010. Lembaga Pendidikan Syahbana Universitas Lampung. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universita Lampung,

Bandar Lampung

(47)

PELAJARAN 2012/2013

Oleh : N U R H A D I

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDAR LAMPUNG

(48)

KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN SDN 2 Sumber Mulyo Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Subjek penelitian ini adalah guru sebagai peneliti dan siswa kelas V SDN 2 Sumber Mulyo Kecamatan Sumberejo sebanyak 25 siswa. Dalam penelitian ini data yang diperoleh berupa aktivitas kinerja guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa. Aktivitas siswa diperoleh berdasarkan observasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung dan hasil belajar siswa diperoleh berdasarkan hasil tes serta ketuntasan pada setiap siklusnya.Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi aktivitas kinerja guru, lembar aktivitas siswa dan tes hasil belajar.

Hasil penelitian pada siswa kelas V SDN 2 Sumber Mulyo Kecamtan Sumberejo semester Ganjil tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa skor aktivitas belajar siklus I mencapai 22 dengan katagori kurang aktif, nilai rata-rata 50,00 dengan ketuntasan mencapai 52,00 %. Siklus II skor aktivitas siswa 33 dengan katagori aktif, nilai rata-rata 62,20 dengan ketuntasan mencapai 64,00 %. Siklus III skor aktivitas belajar siswa mencapai 38 dengan katagori sangat aktif, nilai rata-rata sebesar 72,80 dengan ketuntasan hasil belajar mencapai 84,00 %. Hasil penelitian menunjukkan ada perubahan aktivitas belajar siswa siklus I ke siklus II naik sebesar 12,50 % dan dari siklus II ke siklus III naik sebesar 6,5 % dan ketuntasan hasil belajar siklus I ke siklus II naik sebesar 12 % dan dari siklus II ke siklus III naik sebesar 20 %.

Berdasarkan data di atas diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis tindakan diterima artinya bahwa aktivitas dan hasil belajar IPA dapat ditingkatkan menggunakan teknik Jigsaw pada siswa kelas V SDN 2 Sumber Mulyo. Saran dari peneliti adalah agar guru menambah pengetahuan dan wawasan dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar belajar IPA pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sumber Mulyo Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus dengan strategi pembelajaran teknik jigsaw

(49)

Oleh : Nurhadi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(50)

1. Tim Penguji

Penguji I : Drs. Giyono, M.Pd. ...

Penguji II

Bukan Pembimbing : Dr. Lilik Sabdaningtiyas, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198593 1 003

(51)

Belajar IPA Menggunakan Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas V di SDN 2 Sumber Mulyo

Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013.

Nama : Nurhadi

Nomor Pokok Mahasiswa : 1113127011

Program Studi : S1-PGSD

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Ketua Jurusan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Giyono, M.Pd.

(52)

Nama Mahasiswa : Nurhadi

NPM : 1113127011

Jurusan : Ilmu Pendidikan Program Studi : S1 PGSD

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul Upaya Meningkatkan Aktivitas dan hasil Belajar IPA Menggunakan Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas V di SDN 2 Sumber Mulyo Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajran 2012/2013 adalah hasil pekerjaan sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi hasil penelitian yang telah dipublikasikan atau ditulis orang lain dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas Lampung atau pada universitas/institusi lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, 15 Maret 2013 Yang Membuat Pernyataan,

Nurhadi

(53)

Nama : Nurhadi

Tempat tanggal Lahir : Blitar, 01 Juni 1964

Anak ke Satu Dari Bapak Mukhodim dan Ibu Istilam

Jenjang pendidikan penulis dimulai dari SDN Sumber Mulyo Lulus tahun 1977, MTs Negeri Kecamatan Pringsewu Lampung Selatan pada tahun 1981, SPG Negeri 1 Tanjung Karang pada tahun 1985, dan Pendidikan Dipolam II (DII) di Universitas Terbuka tahun 2005. Penulis diangkat menjadi PNS 01 Maret 1986 dan mengajar di SDN 2 Sumber Mulyo Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus sampai saat ini.

Pada tahun 2011 penulis mengikuti Program Pendidikan S1 Guru Dalam Jabatan di FKIP Universitas Lampung. Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) atau Program Kemampuan Mengajar (PKM) dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SD Negeri 2 Sumber Mulyo tempat penulis mengajar yang beralamatkan di Jalan KKN STIAL Pekon Sumbar Mulyo Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus

(54)

Dengan kerendahan hati, kupersembahkan karya ini kepada orang-orang yang kukasihi dan kucintai :

1. Kedua orangtua yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang 2. Istri dan anakku tercinta yang telah memberi dukungan

3. Teman-teman guru di SD Negeri 2 Sumber Mulyo Kecamatan Sumberejo 4. Almamaterku tercinta Universitas Lampung (Unila).

(55)

menjadikan ia seorang Nasrani, Yahudi atau Majusi”

(HR. Baihaqi)

“Kamu sekalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawabannya

mengenai orang yang dipimpinnya. (H.R. Bukhari Muslim)

(56)

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahuwata’ala atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan hasil Belajar IPA Menggunakan Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas V di SDN 2 Sumber Mulyo Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013 “.

Penulis telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan PTK ini. Oleh karena itu, dengan segenap jiwa sebagai wujud rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan atas segala bantuan, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut :

Kami Mengucapkan terima kasih kepada

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PPKHB Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

(57)

6. Ibu Darlik, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN 2 Sumber Mulyo Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus atas izin yang diberikan selama mengikuti perkuliahan dan penyelesaian penulisan PTK;

7. Ibu Komariyah,S.Pd., selaku teman sejawat peneliti ini atas kerjasama dan bantuannya;

8. Segenap keluarga besar SDN 2 Sumber Mulyo Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus, yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan laporan PTK ini.

Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih ada kekurangan dan kesalahan. Karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan PTK ini. Harapan penulis, semoga karya kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Sumber Mulyo, 15 Maret 2013 Penulis

(58)

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... BAB II KAJIAN PUSTAKA ...

A. Aktivitas dan Hasil belajar ... 1. Aktivitas Belajar ... 2. Hasil Belajar ... B. Pengertian Belajar ... C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar ... D. Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw ... 1. Pengertian Jigsaw ... 2. Tujuan Model Pembelajaran Tekink Jigsaw ... 3. Alasan Menggunakan Teknik Jigsaw ... 4. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Teknik Jigsawa .... 5. Karakteristik Pelaksanaan Pembelajaran Teknik jigsaw ... 6. Langkah-langkah Pembelajaran Teknik Jigsaw ... E. Penelitain Yang Relevan ... F. Kerangka Pikir ... BAB III METODE PENELITIAN ...

A. Seting Penelitian ... C. Teknik Pengumpulan Data ... D. Validasi Instrumen ...

21 21 23 E. Teknik Analisis data ...

(59)

3. Siklus III ... 48 B. Pembahasan ... 53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 57 B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN...

58 59 62

vi

(60)

2.1. Tinjauan Kurikulum ... 3.1. Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru ...

15 25 3.2. Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa ... 3.3. Kriteria Kinerja Guru ... 3.4. Kriteria Aktivitas Siswa ... 4.1. Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus I ... 4.2. Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 4.3. Hasil belajar Siswa Siklus I ... 4.4. Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus II ... 4.5. Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 4.6. Hasil belajar Siswa Siklus II ... 4.7. Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus III ... 4.8. Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 4.9. Hasil belajar Siswa Siklus III ...

(61)

Lampiran

1. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Lampung ... 2. Surat Keterangan Penelitian dari SDN Talang Sepuh ... 3. Format Kesediaan Sebagai teman Sejawat ... 4. Surat Pernyataan teman sejawat ... 5. Pemetaan SK-KD ... 6. Silabus Pembelajaran ... 7. Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus I ... 8. Lembar Diskusi ... 9. Instrumen Penilaian Siswa Siklus I ... 10.Intrumen Penilaian Aktivitas Kinerja Guru siklus I... 11.Intrumen Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 12.Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 13.Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus II ... 14.Intrumen Penilaian Aktivitas Kinerja Guru Pada siklus II ... 15.Instrumen Penilaian Siswa Siklus II ... 16.Intrumen Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II ... 17.Daftar Nilai Hasil Penilaian Siswa Siklus II ... 18.Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus III ... 19.Instrumen Penilaian Siswa Siklus III ... 20.Intrumen Penelitian Aktivitas Kinerja Guru Pada Siklus III ... 21.Intrumen Penilaian Aktivitas Siswa Siklus III ... 22.Daftar Nilai Hasil Penilaian Siswa Siklus ... 23.Foto Guru menerangkan dan membimbing anak dalam menyusun alat penceranaan makanan ... 24.Foto Guru menjelaskan dan membimbing anak ... 25.Foto membimbing anak dalam menyusun alat pencernaan ...

(62)
(63)
(64)

Gambar

Tabel 3.1. Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru
Table 3.2. Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar siswa
Table 3.3. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas siswa
Tabel 3.3.  Kreteria kinerja guru dalam menggunakan pembelajaran  teknik Jigsaw
+2

Referensi

Dokumen terkait

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Sebelas Maret, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta

Sedangkan variabel lainnya yaitu kekayaan pemerintah daerah yang diukur berdasarkan jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD), tipe pemerintah daerah yang berupa Kabupaten atau Kota,

Metode pembelajaran kooperatif STAD ( Student Team Achievement Divisions ) merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran Kooperatif yang menekankan pada

Dengan melakukan interaksi Arduino- LabVIEW akan dapat dihasilkan sebuah perpaduan yang sangat menguntungkan, dimana dari sisi hardware harga Arduino sangat murah,

Area cagar budaya memiliki keterikatan yang sangat jelas terhadap waktu, terutama berkaitan dengan aspek kesejarahannya, sehingga untuk menghadirkan objek yang ’abadi’,

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan: Umur responden mayoritas pada usia 31-40 tahun dengan tingkat pendidikan adalah SMA, jenis pekerjaan responden adalah sebagai

Pembuktian Kualifikasi terhadap peserta Calon Daftar Pendek Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas III RSUD Drb. Koesma Kabupaten Tuban yang