• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INVESTASI PERMANEN DAN ASET TETAP TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DENGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH INVESTASI PERMANEN DAN ASET TETAP TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DENGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEBAGAI VARIABEL INTERVENING"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PERMANENT INVESTMENT AND FIXED ASSETS ON REGIONAL REAL INCOME WITH GROSS REGIONAL DOMESTIC

PRODUCT AS INTERVENING VARIABLE BY

MARYANI

The purposes of this research are to investigate whether: permanent investment influence on PDRB; fixed asset affect on PDRB; permanent investment effect on PAD; fixed asset effect on PAD; and permanent investment and fixed asset influence PAD through PDRB. The hypotheses are tested by using path analysis. In addition, hypothesis is tested using t-test with the level of confidence of 95% and error level 5 %. Lastly, this research applies LISREL program version 8.30.

(2)

ABSTRAK

PENGARUH INVESTASI PERMANEN DAN ASET TETAP TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DENGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO SEBAGAI VARIABEL INTERVENING OLEH

MARYANI

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah: investasi permanen berpengaruh terhadap PDRB, aset tetap berpengaruh terhadap PDRB, investasi permanen berpengaruh terhadap PAD, aset tetap berpengaruh terhadap PAD, investasi permanen dan aset tetap berpengaruh terhadap PAD melalui PDRB.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis jalur. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan analisis (α) 5%. Analisis ini menggunakan program LISREL versi 8.30.

(3)

V. SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis jalur yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Investasi permanen berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB dan investasi permanen dapat menjelaskan data PDRB pemerintah kota Bandar Lampung sebesar 82%. Hal ini membuktikan bahwa penyertaan modal pemerintah kota telah berhasil menumbuhkan perekonomian. Ini sesuai dengan maksud dan tujuan penyertaan modal pemda berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Lampung nomor 3 tahun 2008 yang antara lain adalah untuk untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah. 2. Aset tetap tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB dan aset tetap dapat

menjelaskan data PDRB pemerintah kota Bandar Lampung hanya sebesar 30%. 3. Investasi permanen berpengaruh secara signifikan terhadap PAD dan investasi

permanen dapat menjelaskan data PAD pemerintah kota Bandar Lampung sebesar 62%. Ini sesuai dengan maksud dan tujuan penyertaan modal pemda berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Lampung nomor 3 tahun 2008 yang antara lain adalah untuk untuk meningkatkan pendapatan asli daerah.

4. Aset tetap tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PAD dan aset tetap dapat menjelaskan data PAD pemerintah kota Bandar Lampung hanya sebesar 35%.

(4)

langsung aset tetap terhadap PAD adalah sebesar 0.6724, Pengaruh tidak langsung aset tetap terhadap PAD adalah sebesar 0.3264. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hanya investasi permanen yang menghasilkan pengaruh tidak langsung yang lebih besar dari pengaruh langsungnya terhadap PAD. PDRB merupakan variabel intervening antara investasi permanen dan PAD.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan dalam penulisan tesis ini antara sebagai berikut:

1. Investasi permanen yang dilakukan Pemerintah Kota Bandar Lampung masih terbatas investasi di perusahaan daerah. Untuk lebih memacu PDRB dan PAD sebaiknya Pemerintah Kota Bandar Lampung juga melakukan investasi di badan usaha lainnya yang bukan milik negara.

2. Pemerintah Kota Bandar Lampung sebaiknya menambah aset tetapnya. Aset tetap yang ditambah sebaiknya yang benar-benar dapat memacu perekonomian.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, aset tetap signifikan terhadap PDRB antara lain jalan, sekolah, rumah sakit, fasilitas air minum, gas, listrik dan mesin-mesin.

5.3 Keterbatasan

(5)

1. Penelitian ini menggunakan sampel kecil yaitu studi kasus pada Pemerintah Kota Bandar Lampung saja. Oleh karena itu, hasil yang diperoleh dari penelian ini mempunyai daya generalisasi yang masih rendah. Untuk mendapatkan tingkat generalisasi yang lebih tinggi, studi ini dapat diperluas dengan menggunakan sampel yang lebih luas misalnya penelitian yang sama pada obyek pemerintahaan daerah di seluruh Provinsi Lampung.

2. Tahun dasar yang dipakai dalam penelitian untuk perhitungan adalah 2002-2007. Data tersebut dinilai belum cukup, sehingga diperlukan penelitian selanjutnya yang menggunakan data dengan rentang waktu yang lebih lama.

(6)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era reformasi telah memberikan dampak yang besar terhadap perubahan di seluruh aspek pemerintahan termasuk kewenangan daerah. Salah satu bukti adalah Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan daerah pada tahun 2001 telah mengubah konsep dan kewenangan daerah yang ada selama ini.

Undang-undang ini memiliki makna yang substansial dalam pemberian kewenangan yang semula ditujukan atas dasar porsi kebijakan pusat yang menonjol dalam pembagian kewenangan pusat-daerah selanjutnya diarahkan menjadi kemandirian daerah dalam mengelola kawasannya termasuk kebijakan-kebijakan pembangunan di daerah.

Sampai dengan tahun 2008, telah terjadi beberapa perubahan mendasar dalam pelaksanaan pemerintahan daerah dan hubungan keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah yang merupakan aspirasi yang muncul baik di tingkat pusat maupun daerah yang tujuan agar pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal semakin baik. Untuk merespon aspirasi tersebut maka diterbitkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 dan UU Nomor 33 tahun 2004 sebagai pengganti kedua undang-undang otonomi daerah di atas.

(7)

jawab pemerintah pusat. Pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengelola kawasannya termasuk kebijakan-kebijakan pembangunan di daerah. Salah satunya yaitu dalam hal melakukan investasi permanen dan pembangunan aset tetap. Investasi

permanen dan aset tetap yang dibangun pemerintah daerah diharapkan dapat

meningkatkan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat. Konsekuensi logis dari hal tersebut adalah berdampak terhadap kemajuan perekonomian daerah yang pada akhirnya terciptanya peningkatan pendapatan daerah melalui peningkatan penerimaan pajak dan retribusi daerah.

Todaro (1997 : 18) menyebutkan bahwa sektor publik (pemerintah) harus diakui dan dipercaya untuk memikul peranan yang lebih besar dan yang lebih menentukan di dalam upaya pengelolaan perekonomian nasional/daerah. Pemerintah daerah selaku pengambil kebijakan di daerah selanjutnya akan lebih memilih mengadopsi kebijakan pembangunan yang disesuaikan dengan karakteristik potensi daerah itu sendiri, tentunya tuntutan pengenalan potensi daerah dapat dijadikan penggerak pertumbuhan ekonomi bagi pembangunan daerahnya.

Menurut Kim (1997 : 167) yang telah melakukan penelitian di Korea selama periode 1970 sampai dengan 1991 menyimpulkan bahwa peranan sektor-sektor publik lokal di kawasan pertumbuhan ekonomi regional di negara korea adalah pertama peranan

(8)

secara netto sektor umum daerah memberi tingkat pertumbuhan ekonomi regional sebesar 14,4%. Kedua peranan pemerintah dalam faktor pendorong berdampak ganda (multiplier effect), di mana investasi pemerintah daerah jauh lebih besar daripada konsumsi

pemerintah daerah.

Ramirez (1998) dalam Lasmiyanto (2004) melakukan penelitian investasi publik di Mexico mengenai efek pengeluaran investasi publik terhadap pertumbuhan ekonomi dan produktivitas, dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi

pemerintah di bidang infrastruktur dan investasi swasta berpengaruh positif terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya pengurangan konsumsi pemerintah dapat menekan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Giri (2000) mengadakan penelitian dengan judul “Peran Sektor Publik di Kabupaten

Badung terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional Provinsi Bali”. Sektor publik yang

dimaksud adalah investasi pemerintah, pengeluaran konsumsi pemerintah, dan pendapatan daerah. Hasil analisisnya menyimpulkan bahwa investasi pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional Provinsi Bali.

(9)

Meningkatnya penerimaan PAD sebenarnya merupakan ekses dari pertumbuhan ekonomi (Saragih, 2003). Daerah yang pertumbuhan ekonominya positif mempunyai kemungkinan mendapatkan kenaikan PAD. Sektor-sektor industri, khususnya jasa, perlu dioptimalisasi. Pajak dan retribusi (sebagai komponen terbesar PAD) sangat terkait dengan kegiatan sektor industri. Pajak dan retribusi sebenarnya merupakan ekses/nilai tambah dari lebih optimalnya sektor industri ini (Sidik, 2002). Dengan kata lain pertumbuhan domestik dari sektor ini dapat digunakan untuk mengestimasi besarnya PAD (pajak dan restribusi) yang akan diterima. Penerimaan PAD seharusnya sensitif terhadap pertumbuhan PDRB. Analisis elastisitas PAD terhadap PDRB yang dilakukan oleh Bappenas (2003) menunjukkan bahwa setiap terjadi perubahan PDRB akan memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap penerimaan PAD.

Semakin tinggi tingkat investasi dan penambahan aset tetap diharapkan mampu

meningkatkan kualitas layanan publik dan pada gilirannya mampu meningkatkan tingkat partisipasi (kontribusi) publik terhadap pembangunan yang tercermin dari penerimaan PAD-nya. Tingginya aktivitas investasi mendorong pertumbuhan ekonomi dan pada gilirannya memberikan pemasukan yang signifikan bagi pemerintah daerah setempat (Saragih, 2003).

(10)

Perkembangan dan pertumbuhan Kota Bandar Lampung yang sangat cepat, menuntut pemerintah kota untuk dapat memikul tanggung jawab untuk meningkatkan

pembangunan. Sebagai konsekuensi langsung pemerintah kota harus dapat menyediakan infrastruktur yang cukup untuk kelancaran kegiatan pembangunan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan kajian pengaruh investasi dan penambahan aset pemerintah kota Bandar Lampung terhadap pendapatan asli daerah dengan produk domestik regional bruto sebagai variabel interviening. Namun demikian mengacu kepada penelitian tersebut dalam penulisan ini terdapat perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada daerah di mana penelitian ini dilakukan yaitu Pemerintah Kota Bandar Lampung, variabel penelitian, periode waktu penelitian yang dilaksanakan, dan alat analisis yang digunakan.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan diberlakukannya otonomi daerah, kemandirian daerah seharusnya dapat mendorong pemerintah daerah untuk dapat lebih berwenang dalam

mengelola keuangan daerah. Investasi yang dilakukan pemerintah dan aset tetap yang dibangun tentunya diharapkan mempunyai dampak yang lebih baik terhadap

(11)

1. Apakah investasi permanen tahun 2002 sampai 2006 berpengaruh terhadap PDRB tahun 2003 sampai 2007

2. Apakah aset tetap tahun 2002 sampai 2006 berpengaruh terhadap PDRB tahun 2003 sampai 2007

3. Apakah investasi permanen tahun 2002 sampai 2006 berpengaruh terhadap PAD tahun 2003 sampai 2007

4. Apakah aset tetap tahun 2002 sampai 2006 berpengaruh terhadap PAD tahun 2003 sampai 2007

5. Apakah investasi permanen dan aset tetap berpengaruh terhadap PAD melalui PDRB selama tahun 2002 sampai 2006

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Menguji secara empiris bahwa investasi permanen berpengaruh terhadap PDRB 2. Menguji secara empiris bahwa aset tetap berpengaruh terhadap PDRB

3. Menguji secara empiris bahwa investasi permanen berpengaruh terhadap PAD 4. Menguji secara empiris bahwa aset tetap berpengaruh terhadap PAD

(12)

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini adalah

1. Bahan masukan bagi pemerintah kota Bandar Lampung dalam mengalokasikan investasi dan aset tetap

Referensi

Dokumen terkait

Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 Mranggen Demak merupakan salah satu madrasah yang berada dibawah naungan yayasan yang berlatar belakang pesantren yaitu Yayasan

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Wuryanto & Insani, 2013) yang berjudul “Tingkat Kesiapan (Readiness) Implementasi E- Learning di Sekolah Menengah Atas Kota

[r]

Untuk meningkatkan daya saing, para pengelola gedung menjalankan berbagai strategi, antara lain menawarkan berbagai sarana dan prasarana penunjang yang baik dan memadai. Salah

Hal yang sama terjadi juga pada penelitian Raka Fitri Ayu (2010) dan Indah Puji Lestari (2014) bahwa terdapat pengaruh kualitas pelayanan terhadap impulse buying. Namun

2 Pada Stage, klik kotak pinggir untuk video movie clip yang telah Anda drag ke Stage dan lihat atributnya dalam Property inspector. 3 Dalam kotak teks Instance Name dari

Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah membuat sistem informasi perpustakaan di pada SMP Negeri 2 Wedi Klaten yang berbasis komputer, sehingga bisa mempermudah

Sugiyono (2009:172) menyatakan : Instrument reabilitas adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang