• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Masalah Penjadwalan Job-Shop untuk Industri Peralatan Pengolahan Hasil Pertanian dengan Menggunakan Algoritma Genetika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimasi Masalah Penjadwalan Job-Shop untuk Industri Peralatan Pengolahan Hasil Pertanian dengan Menggunakan Algoritma Genetika"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI MASALAH PENJADWALANJOB-SHOP

UNTUK INDUSTRI PERALATAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Oleh

AYIP BAYU SATRIO F34103096

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

Ayip Bayu Satrio. F34103096. Optimasi Masalah Penjadwalan Job-Shop untuk Industri Peralatan Pengolahan Hasil Pertanian dengan Menggunakan Algoritma Genetika. Di bawah bimbingan Yandra Arkeman dan Hendra Gunawan. 2007.

RINGKASAN

Penjadwalan produksi di dalam dunia industri, baik industri manufaktur maupun agroindustri, memiliki peranan penting sebagai bentuk pengambilan keputusan. Perusahaan berupaya untuk memiliki penjadwalan yang paling efekif dan efisien sehingga dapat meningkatkan produktivitas yang dihasilkan dengan total biaya dan waktu seminimum mungkin.

Salah satu masalah dalam penjadwalan produksi adalah adanya kesulitan menemukan teknik yang paling tepat untuk membuat jadwal produksi yang paling baik, optimal, dan memenuhi segala kriteria-kriteria penjadwalan yang telah ditetapkan. Teknik-teknik penyusunan jadwal produksi yang sudah ada (teknik konvensional) tidak dapat dipakai karena teknik-teknik tersebut memiliki banyak kelemahan dalam menangani masalah berskala besar dan kompleks.

Permasalahan penjadwalan job shop (job shop scheduling) dengan fungsi tujuan meminimumkan total waktu proses (makespan) dapat diterjemahkan sebagai memproses setiap pekerjaan (job) darin job padam mesin dengan urutan tertentu. Setiap pekerjaan terdiri dari serangkaian operasi. Setiap mesin dapat menangani tidak lebih dari satu pekerjaan pada suatu waktu dan setiap pekerjaan mengunjungi mesin hanya satu kali.

Pada penelitian ini akan dicari solusi untuk menyelesaikan permasalahan penjadwalan job shop dengan menggunakan metode Genetic Algorithms

(Algoritma Genetika). Prinsip kerjanya yaitu berdasarkan analogi evolusi biologi, yang terdiri dari proses penginisialisasian populasi, proses penyeleksian, proses penyilangan, dan proses mutasi. Keunggulan dari algoritma genetika ini adalah strukturnya yang sederhana, mudah mengimplementasikannya, dan cepat dalam pencapaian solusi yang optimum (efektif dan efisien).

Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan algoritma genetika dalam bidang penjadwalan produksi tipe job shop berskala besar. Implementasi dari penelitian ini adalah perancangan programGA_JobShop (Genetic Algorithms for Job Shop Scheduling) yang dibuat menggunakan bahasa pemrogramanBorland Delphi 7.0. Representasi kromosom menggunakan preference list based representation, proses penyilangan menggunakan Partially Mapped Crossover

(PMX) yang telah dimodifikasi, proses mutasi menggunakanreciprocal exchange mutationyang telah dimodifikasi, dan seleksi menggunakantournament selection. Kasus ke-1 merupakan numerical example, yaitu data yang digunakan sebagai verifikasi dan validasi programGA_JobShop. Data kasus 1 dibuat dengan mengikuti aturan permasalahan pada sebuah penjadwalan tipejob shop. Kasus 2 mengacu pada persoalan yang terdapat di dalam buku Genetic Algorithms and Engineering Design (Gen dan Cheng, 1997). Kasus ke-3 merupakan kasus riil di industri peralatan pengolahan hasil pertanian CV Mitra Niaga Indonesia, Bogor.

Penjadwalan tipe job shop memiliki ruang pencarian (search space) sebesar (n!)m, dengan n adalah jumlahjobdan m adalah jumlah mesin. Kasus 1 (3

(3)

– 3 mesin) memiliki ruang pencarian sebesar 216 calon solusi. Kasus 3 (5job– 12 mesin) memiliki ruang pencarian sebesar 8,92×1024 calon solusi.

Hasil penilitian menunjukkan bahwa programGA_JobShopsangat efisien dalam penyelesaian masalah penjadwalan tipe job shop berskala kecil maupun besar. ProgramGA_JobShoptelah terbukti valid, hal ini dibuktikan pada Kasus 1. Nilai makespanoptimum pada Kasus 1 yang didapatkan dengan cara enumeratif (menghitung semua alternatif penjadwalan yang dapat terjadi) sama dengan nilai

(4)

Ayip Bayu Satrio. F34103096. The Optimization of Job Shop Scheduling Problems for Manufacture Industry of Agriculture Product Processing Machinery with Using Genetic Algorithms. Supervised by Yandra Arkeman and Hendra Gunawan. 2007.

SUMMARY

Scheduling of production in industrial world, like in manufacture industry or agroindustry has an important role in making decision. The company is trying to have effective and efficient scheduling which can increase the productivity with small amount of cost and time.

One of the problem in scheduling production is founding problem in deciding which is the right technique to make better, optimal, fulfill all the criteria in making production schedule. Techniques in arranging the production schedule that already exist (conventional techniques) cannot be used because they have a lot of weaknesses in handling large scale and complex problems.

The problem of job shop scheduling with function to minimize the total of time process which can be translated to process every job fromnjobs tommachines with certain sequence. Every job has its own sequence of operation. Every machine can handle no more than one job in a time and every job visit the machine only in one time.

In this research will find the solution to solve the problem of job shop scheduling using Genetic Algorithms method. The basic principal is based on analogy of biological evolution, which contains initialization population process, selection process, crossover process, and mutation process. The benefits of genetic algorithms are the simple structure, easy to implement, and very quick in accomplishing the optimum solution (effective and efficient).

The goal of this research is to applying genetic algorithms for large scale job shop scheduling of production. The implementation of this research is to design

GA_JobShop (Genetic Algorithms for Job Shop Scheduling) program which is using Borland Delphi 7.0. The chromosome representation are usingpreference list based representation, crossover process are usingpartially mapped crossover(PMX) which is been modified, the mutation process are usingreciprocal exchange mutation

which is been modified, and the selection process are usingtournament selection. The first case is numerical example that is the data which is being used as verification and validation of GA_JobShop program. The data of the first case is made by following job scheduling rules. The second case refer to the problem which is contain in the book of Genetic Algorithms and Engineering Design (Gen dan Cheng, 1997). The third case is a real case in manufacture industry of agriculture product processing machinery of CV Mitra Niaga Indonesia, Bogor.

The job shop scheduling has a search space for about (n!)m, n as the amount of jobs and m as the amount of machines. Case 1 (3 jobs – 2 machines) has a search space for about 36 candidates of solutions. Case 2 (3 jobs – 3 machines) has a search space for about 216 candidates of solutions. Case 3 (5 jobs – 12 machines) has a search space for about 8,92×1024 candidates of solutions.

This research shows that the GA_JobShop program is very efficient in solving problem of job shop scheduling even in large scale or small scale.

(5)
(6)

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

OPTIMASI MASALAH PENJADWALANJOB-SHOP

UNTUK INDUSTRI PERALATAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

AYIP BAYU SATRIO F34103096

Dilahirkan di Jakarta

Pada tanggal 16 Agustus 1985

Tanggal kelulusan : 19 Desember 2007

Disetujui :

Bogor, Januari 2008

Hendra Gunawan, S.TP Dr. Ir. Yandra Arkeman, M.Eng

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena atas segala

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis memilih

topik Optimasi Masalah Penjadwalan Job Shop untuk Industri Peralatan

Pengolahan Hasil Pertanian dengan Menggunakan Algoritma Genetika.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini terutama kepada :

1. Dr. Ir. Yandra Arkeman, MEng, selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan ide, saran, dan pengarahan kepada penulis.

2. Hendra Gunawan, S.TP, selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan

pengarahan serta bantuan dalam memberikan pemahaman kepada penulis.

3. Ir. Ade Iskandar, M.Si, selaku pembimbing praktek penelitian di industri

peralatan pengolahan hasil pertanian CV Mitra Niaga Indonesia, Bogor.

4. Dr. Ir. Suprihatin, M.Si, selaku penguji pada ujian sidang sarjana.

5. Kedua orang tua, kakak dan adik penulis, yang selalu memberikan dorongan,

motivasi dan doa dengan tulus.

6. Yuvi Andria, rekan sebimbingan yang telah banyak memberikan

masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ulfa Septianty yang selalu memberikan dorongan agar skripsi ini dapat

terselesaikan dengan cepat.

8. Sahabat-sahabat penulis : Adhitia Kusuma, Fadil, Jiwo, Iqbal, Anggia Resha,

Devan, yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis.

9. Teman-teman RISDA.

10. Teman-teman TIN ’40, khususnya Amet, Ratih Bunda, Farah, Adit, Helmi,

Derry, Arvi, Desminda, Imam, Puji, Budi, Reza, Fardian, Lucia, Adam, Vivi, ,

Devi, Mona,Silvy dan semuanya yang telah kompak semasa kuliah..

11. Teman-teman HIMALOGIN (Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri).

12. Seluruh panitia seminar “SIX SIGMA” tahun 2005.

13. Teman-teman satu seperjuangan PL : Syahrian, Elly, Eka, Irawan, Ratna, Iib,

Shinta, Andri, Angga, Kiki, CB, dan lain-lain.

(8)

15.Puzzle Band: Fadil, Dimas, Gulit, Bembi.

16. Para penghuni Wisma Galih, terutama Bang Riki, Aldo, Oza, Mas Ade, Budi,

Ian, Uda Edwin, Uda Paul, Pak Amshor, Wita, Frans, Bian, Benny dan

lain-lain.

17. Mas Jerry, yang telah membantu dalamtranslate bahasa inggris.

18. Kemal, yang telah meminjamkan KTM UI Fakultas Teknik.

19. Ade, rekan bisnis yang setia bekerja sama di Blite Outlet and Stationery,

Bateng, Kampus Dalam.

20. Seluruh pihak yang telah membantu penulis hingga akhir penyelesaian skripsi.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Desember 2007

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tangal 16 Agustus 1985 sebagai anak

kedua dari tiga bersaudara, anak dari pasangan Ayip Muchlis dan Kussri Saparti.

Selama 5 tahun pertama, Penulis dibesarkan di Jakarta dan kemudian berpindah

ke Bekasi.

Pada tahun 2003 Penulis lulus dari SMU Negeri 61 Jakarta Timur dan

kemudian di tahun yang sama Penulis lulus ujian SPMB (Sistem Penerimaan

Mahasiswa Baru) dengan memilih IPB (Departemen Teknologi Industri

Pertanian) sebagai pilihan.

Pada tahun kedua dan ketiga masa perkuliahan, Penulis aktif di dalam

organisasi Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri (Himalogin) sebagai salah

satu staff PR (Public Relation). Penulis sempat menjadi ketua salah satu acara

seminar yang diadakan oleh Himalogin (Seminar Six Sigma) tahun 2005. Penulis

juga sempat berpengalaman sebagai MC (Master of Ceremonial) pada acara

“Lepas Landas Sarjana Fateta IPB” tahun 2004 dan “Seminar Nasional

Pemanfaatan Surfaktan Berbasis Minyak Sawit untuk Industri” tahun 2005.

Pada tahun 2006 Penulis melakukan Praktek Lapangan di PT Alam Indah

Bunga Nusantara, daerah Cipanas, Jawa Barat, dengan kajian “Mempelajari

Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia” selama 40 hari kerja (3 Juli – 25

(10)

DAFTAR ISI

1. Prosedur Umum Algoritma Genetika ... 10

2. Representasi Kromosom ... 12

3. Operator-operator Algoritma Genetika ... 14

a. Seleksi dan Reproduksi ... 15

7. Perbandingan Algoritma Genetika dengan Teknik Optimasi Konvensional ... 22

E. PENELITIAN TERDAHULU ... 24

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 26

(11)

OPTIMASI MASALAH PENJADWALANJOB-SHOP

UNTUK INDUSTRI PERALATAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Oleh

AYIP BAYU SATRIO F34103096

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(12)

Ayip Bayu Satrio. F34103096. Optimasi Masalah Penjadwalan Job-Shop untuk Industri Peralatan Pengolahan Hasil Pertanian dengan Menggunakan Algoritma Genetika. Di bawah bimbingan Yandra Arkeman dan Hendra Gunawan. 2007.

RINGKASAN

Penjadwalan produksi di dalam dunia industri, baik industri manufaktur maupun agroindustri, memiliki peranan penting sebagai bentuk pengambilan keputusan. Perusahaan berupaya untuk memiliki penjadwalan yang paling efekif dan efisien sehingga dapat meningkatkan produktivitas yang dihasilkan dengan total biaya dan waktu seminimum mungkin.

Salah satu masalah dalam penjadwalan produksi adalah adanya kesulitan menemukan teknik yang paling tepat untuk membuat jadwal produksi yang paling baik, optimal, dan memenuhi segala kriteria-kriteria penjadwalan yang telah ditetapkan. Teknik-teknik penyusunan jadwal produksi yang sudah ada (teknik konvensional) tidak dapat dipakai karena teknik-teknik tersebut memiliki banyak kelemahan dalam menangani masalah berskala besar dan kompleks.

Permasalahan penjadwalan job shop (job shop scheduling) dengan fungsi tujuan meminimumkan total waktu proses (makespan) dapat diterjemahkan sebagai memproses setiap pekerjaan (job) darin job padam mesin dengan urutan tertentu. Setiap pekerjaan terdiri dari serangkaian operasi. Setiap mesin dapat menangani tidak lebih dari satu pekerjaan pada suatu waktu dan setiap pekerjaan mengunjungi mesin hanya satu kali.

Pada penelitian ini akan dicari solusi untuk menyelesaikan permasalahan penjadwalan job shop dengan menggunakan metode Genetic Algorithms

(Algoritma Genetika). Prinsip kerjanya yaitu berdasarkan analogi evolusi biologi, yang terdiri dari proses penginisialisasian populasi, proses penyeleksian, proses penyilangan, dan proses mutasi. Keunggulan dari algoritma genetika ini adalah strukturnya yang sederhana, mudah mengimplementasikannya, dan cepat dalam pencapaian solusi yang optimum (efektif dan efisien).

Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan algoritma genetika dalam bidang penjadwalan produksi tipe job shop berskala besar. Implementasi dari penelitian ini adalah perancangan programGA_JobShop (Genetic Algorithms for Job Shop Scheduling) yang dibuat menggunakan bahasa pemrogramanBorland Delphi 7.0. Representasi kromosom menggunakan preference list based representation, proses penyilangan menggunakan Partially Mapped Crossover

(PMX) yang telah dimodifikasi, proses mutasi menggunakanreciprocal exchange mutationyang telah dimodifikasi, dan seleksi menggunakantournament selection. Kasus ke-1 merupakan numerical example, yaitu data yang digunakan sebagai verifikasi dan validasi programGA_JobShop. Data kasus 1 dibuat dengan mengikuti aturan permasalahan pada sebuah penjadwalan tipejob shop. Kasus 2 mengacu pada persoalan yang terdapat di dalam buku Genetic Algorithms and Engineering Design (Gen dan Cheng, 1997). Kasus ke-3 merupakan kasus riil di industri peralatan pengolahan hasil pertanian CV Mitra Niaga Indonesia, Bogor.

Penjadwalan tipe job shop memiliki ruang pencarian (search space) sebesar (n!)m, dengan n adalah jumlahjobdan m adalah jumlah mesin. Kasus 1 (3

(13)

– 3 mesin) memiliki ruang pencarian sebesar 216 calon solusi. Kasus 3 (5job– 12 mesin) memiliki ruang pencarian sebesar 8,92×1024 calon solusi.

Hasil penilitian menunjukkan bahwa programGA_JobShopsangat efisien dalam penyelesaian masalah penjadwalan tipe job shop berskala kecil maupun besar. ProgramGA_JobShoptelah terbukti valid, hal ini dibuktikan pada Kasus 1. Nilai makespanoptimum pada Kasus 1 yang didapatkan dengan cara enumeratif (menghitung semua alternatif penjadwalan yang dapat terjadi) sama dengan nilai

(14)

Ayip Bayu Satrio. F34103096. The Optimization of Job Shop Scheduling Problems for Manufacture Industry of Agriculture Product Processing Machinery with Using Genetic Algorithms. Supervised by Yandra Arkeman and Hendra Gunawan. 2007.

SUMMARY

Scheduling of production in industrial world, like in manufacture industry or agroindustry has an important role in making decision. The company is trying to have effective and efficient scheduling which can increase the productivity with small amount of cost and time.

One of the problem in scheduling production is founding problem in deciding which is the right technique to make better, optimal, fulfill all the criteria in making production schedule. Techniques in arranging the production schedule that already exist (conventional techniques) cannot be used because they have a lot of weaknesses in handling large scale and complex problems.

The problem of job shop scheduling with function to minimize the total of time process which can be translated to process every job fromnjobs tommachines with certain sequence. Every job has its own sequence of operation. Every machine can handle no more than one job in a time and every job visit the machine only in one time.

In this research will find the solution to solve the problem of job shop scheduling using Genetic Algorithms method. The basic principal is based on analogy of biological evolution, which contains initialization population process, selection process, crossover process, and mutation process. The benefits of genetic algorithms are the simple structure, easy to implement, and very quick in accomplishing the optimum solution (effective and efficient).

The goal of this research is to applying genetic algorithms for large scale job shop scheduling of production. The implementation of this research is to design

GA_JobShop (Genetic Algorithms for Job Shop Scheduling) program which is using Borland Delphi 7.0. The chromosome representation are usingpreference list based representation, crossover process are usingpartially mapped crossover(PMX) which is been modified, the mutation process are usingreciprocal exchange mutation

which is been modified, and the selection process are usingtournament selection. The first case is numerical example that is the data which is being used as verification and validation of GA_JobShop program. The data of the first case is made by following job scheduling rules. The second case refer to the problem which is contain in the book of Genetic Algorithms and Engineering Design (Gen dan Cheng, 1997). The third case is a real case in manufacture industry of agriculture product processing machinery of CV Mitra Niaga Indonesia, Bogor.

The job shop scheduling has a search space for about (n!)m, n as the amount of jobs and m as the amount of machines. Case 1 (3 jobs – 2 machines) has a search space for about 36 candidates of solutions. Case 2 (3 jobs – 3 machines) has a search space for about 216 candidates of solutions. Case 3 (5 jobs – 12 machines) has a search space for about 8,92×1024 candidates of solutions.

This research shows that the GA_JobShop program is very efficient in solving problem of job shop scheduling even in large scale or small scale.

(15)
(16)

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

OPTIMASI MASALAH PENJADWALANJOB-SHOP

UNTUK INDUSTRI PERALATAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

AYIP BAYU SATRIO F34103096

Dilahirkan di Jakarta

Pada tanggal 16 Agustus 1985

Tanggal kelulusan : 19 Desember 2007

Disetujui :

Bogor, Januari 2008

Hendra Gunawan, S.TP Dr. Ir. Yandra Arkeman, M.Eng

(17)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena atas segala

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis memilih

topik Optimasi Masalah Penjadwalan Job Shop untuk Industri Peralatan

Pengolahan Hasil Pertanian dengan Menggunakan Algoritma Genetika.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini terutama kepada :

1. Dr. Ir. Yandra Arkeman, MEng, selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan ide, saran, dan pengarahan kepada penulis.

2. Hendra Gunawan, S.TP, selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan

pengarahan serta bantuan dalam memberikan pemahaman kepada penulis.

3. Ir. Ade Iskandar, M.Si, selaku pembimbing praktek penelitian di industri

peralatan pengolahan hasil pertanian CV Mitra Niaga Indonesia, Bogor.

4. Dr. Ir. Suprihatin, M.Si, selaku penguji pada ujian sidang sarjana.

5. Kedua orang tua, kakak dan adik penulis, yang selalu memberikan dorongan,

motivasi dan doa dengan tulus.

6. Yuvi Andria, rekan sebimbingan yang telah banyak memberikan

masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ulfa Septianty yang selalu memberikan dorongan agar skripsi ini dapat

terselesaikan dengan cepat.

8. Sahabat-sahabat penulis : Adhitia Kusuma, Fadil, Jiwo, Iqbal, Anggia Resha,

Devan, yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis.

9. Teman-teman RISDA.

10. Teman-teman TIN ’40, khususnya Amet, Ratih Bunda, Farah, Adit, Helmi,

Derry, Arvi, Desminda, Imam, Puji, Budi, Reza, Fardian, Lucia, Adam, Vivi, ,

Devi, Mona,Silvy dan semuanya yang telah kompak semasa kuliah..

11. Teman-teman HIMALOGIN (Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri).

12. Seluruh panitia seminar “SIX SIGMA” tahun 2005.

13. Teman-teman satu seperjuangan PL : Syahrian, Elly, Eka, Irawan, Ratna, Iib,

Shinta, Andri, Angga, Kiki, CB, dan lain-lain.

(18)

15.Puzzle Band: Fadil, Dimas, Gulit, Bembi.

16. Para penghuni Wisma Galih, terutama Bang Riki, Aldo, Oza, Mas Ade, Budi,

Ian, Uda Edwin, Uda Paul, Pak Amshor, Wita, Frans, Bian, Benny dan

lain-lain.

17. Mas Jerry, yang telah membantu dalamtranslate bahasa inggris.

18. Kemal, yang telah meminjamkan KTM UI Fakultas Teknik.

19. Ade, rekan bisnis yang setia bekerja sama di Blite Outlet and Stationery,

Bateng, Kampus Dalam.

20. Seluruh pihak yang telah membantu penulis hingga akhir penyelesaian skripsi.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Desember 2007

(19)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tangal 16 Agustus 1985 sebagai anak

kedua dari tiga bersaudara, anak dari pasangan Ayip Muchlis dan Kussri Saparti.

Selama 5 tahun pertama, Penulis dibesarkan di Jakarta dan kemudian berpindah

ke Bekasi.

Pada tahun 2003 Penulis lulus dari SMU Negeri 61 Jakarta Timur dan

kemudian di tahun yang sama Penulis lulus ujian SPMB (Sistem Penerimaan

Mahasiswa Baru) dengan memilih IPB (Departemen Teknologi Industri

Pertanian) sebagai pilihan.

Pada tahun kedua dan ketiga masa perkuliahan, Penulis aktif di dalam

organisasi Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri (Himalogin) sebagai salah

satu staff PR (Public Relation). Penulis sempat menjadi ketua salah satu acara

seminar yang diadakan oleh Himalogin (Seminar Six Sigma) tahun 2005. Penulis

juga sempat berpengalaman sebagai MC (Master of Ceremonial) pada acara

“Lepas Landas Sarjana Fateta IPB” tahun 2004 dan “Seminar Nasional

Pemanfaatan Surfaktan Berbasis Minyak Sawit untuk Industri” tahun 2005.

Pada tahun 2006 Penulis melakukan Praktek Lapangan di PT Alam Indah

Bunga Nusantara, daerah Cipanas, Jawa Barat, dengan kajian “Mempelajari

Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia” selama 40 hari kerja (3 Juli – 25

(20)

DAFTAR ISI

1. Prosedur Umum Algoritma Genetika ... 10

2. Representasi Kromosom ... 12

3. Operator-operator Algoritma Genetika ... 14

a. Seleksi dan Reproduksi ... 15

7. Perbandingan Algoritma Genetika dengan Teknik Optimasi Konvensional ... 22

E. PENELITIAN TERDAHULU ... 24

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 26

(21)

B. PENDEKATAN METODE ILMIAH ... 27

F. IMPLEMENTASI PROGRAM (GA_JobShop) ... 33

G. STUDI KASUS ... 37

1. Kasus 1 : PenjadwalanJob ShopKasus 3job– 2 mesin ... 37

a. Tampilan ProgramGA_JobShop ... 44

b. Input Program ... 44

c. Parameter-parameter Algoritma Genetika ... 45

d. Inisialisasi Populasi Awal ... 46

e. Evaluasi dan Seleksi Kromosom ... 47

f. Penyilangan dan Mutasi ... 49

g. HasilRunningProgramGA_JobShop ... 54

2. Kasus 2 : PenjadwalanJob ShopKasus 3job– 3 mesin ... 58

a. Input Program ... 58

b. Parameter-parameter Algoritma Genetika ... 59

c. Inisialisasi Populasi Awal ... 60

d. Evaluasi dan Seleksi Kromosom ... 61

e. Penyilangan dan Mutasi ... 62

f. HasilRunningProgramGA_JobShop ... 64

g. Efisiensi Algoritma Genetika ... 68

3. Kasus 3 : PenjadwalanJob ShopKasus 5job– 12 mesin ... 69

a. Definisi masing-masingjob ... 72

b. Fungsi masing-masing mesin ... 72

c. Input Program ... 73

d. Parameter-parameter Algoritma Genetika ... 75

e. Inisialisasi Populasi Awal ... 75

(22)

g. Penyilangan dan Mutasi ... 77

h. HasilRunningProgramGA_JobShop ... 78

i. Efisiensi Algoritma Genetika ... 82

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 83 A. KESIMPULAN ... 83

B. SARAN ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(23)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Waktu proses, urutan mesin, dan urutan proses pada Kasus 1

(3job – 2 mesin) ... 37

Tabel 2. Waktu proses, urutan mesin, dan urutan proses pada Kasus 2

(3job – 3 mesin) (Gen dan Cheng, 1997) ... 57

Tabel 3. Waktu proses (satuan waktu menit), urutan mesin, dan urutan

proses pada Kasus 3 (5job– 12 mesin) ... 69

Tabel 4. Daftar nama-namajobpada Kasus 3 ... 70

Tabel 5. Daftar nama-nama mesin pada Kasus 3 ... 70

Tabel 6. Input waktu proses dan urutan proses masing-masingjobpada

(24)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Nilai minimum f (x) sama dengan maksimum –f(x) (Maarif,

1989) ... 9

Gambar 2. Prosedur umum algoritma genetika (Hopgood, 2001) ... 12

Gambar 3. Representasi kromosom jenispermutation ... 13

Gambar 4. Ilustrasi proses seleksi kromosom induk (Magnin di dalam

Gunawan, 2003) ... 16

Gambar 5. Ilustrasi prosedur PMX (Gen dan Cheng, 1997) ... 19

Gambar 6. Ilustrasiinversion mutation(mutasi inversi) (Gen dan Cheng,

1997) ... 21

Gambar 7. Ilustrasiinsertion mutation(mutasi penyisipan) (Gen dan Cheng,

1997) ... 21

Gambar 8. Ilustrasidisplacement mutation(mutasi pemindahan) (Gen dan

Cheng, 1997) ... 21

Gambar 9. Ilustrasireciprocal exchange mutation(mutasi penukaran balik)

(Gen dan Cheng, 1997) ... 21

Gambar 10. Diagram alir metode ilmiah (Taylor, 2002) ... 27

Gambar 11. Diagram alir penelitian penjadwalan tipejob shop ... 28

Gambar 12. Representasi kromosom denganpreference-list-based

representation... 30

Gambar 13. Struktur program utamaGA_JobShop ... 34

Gambar 14. Ilustrasi alur proses pada Kasus 1 (3job– 2 mesin) ... 39

Gambar 15. Representasi kromosom penjadwalan tipejob shopkasus

3job– 2 mesin ... 39

Gambar 16. Cek nilai gen yang pertama pada mesin 1 dan 2 untuk urutan

proses ke-1 ... 40

Gambar 17. Penempatanjob1 urutan proses ke-1 pada mesin 1 ... 40

Gambar 18. Cek nilai gen yang kedua pada mesin 1 dan 2 untuk urutan

proses ke-1 ... 40

(25)

Gambar 20. Cek nilai gen yang ketiga pada mesin 1 dan 2 untuk urutan

proses ke-1 ... 41

Gambar 21. Penempatanjob3 urutan proses ke-1 pada mesin 1 ... 41

Gambar 22. Cek nilai gen yang pertama pada mesin 1 dan 2 untuk urutan

proses ke-2 ... 42

Gambar 23. Penempatanjob1 urutan proses ke-2 pada mesin 2 ... 42

Gambar 24. Cek nilai gen yang kedua pada mesin 1 dan 2 untuk urutan

proses ke-2 ... 42

Gambar 25. Penempatanjob2 urutan proses ke-2 pada mesin 1 ... 43

Gambar 26. Cek nilai gen yang ketiga pada mesin 1 dan 2 untuk urutan

proses ke-2 ... 43

Gambar 27. Penempatanjob3 urutan proses ke-2 pada mesin 2 ... 43

Gambar 28. Tampilan programGA_JobShop ... 44

Gambar 29. Input nilai-nilai utama pada programGA_JobShop (Kasus 1) ... 45

Gambar 30. Input nilai-nilai parameter pada programGA_JobShop

(Kasus 1) ... 46

Gambar 31. Populasi awal P(0) untuk Kasus 1 ... 47

Gambar 32. Proses penyilangan kromosom(8) dan kromosom(16) generasi

ke-0 untuk Kasus 1 ... 50

Gambar 33. Populasi baru P(1) pada Kasus 1 ... 51

Gambar 34. Kromosom-kromosom pada populasi P(6) sebelum mengalami

penyilangan dan mutasi di populasi P(7) ... 52

Gambar 35. Populasi P(7) terjadi mutasi pada Kasus 1 ... 52

Gambar 36. Mutasi kromosom(10) pada generasi ke-7 untuk Kasus 1 ... 53

Gambar 37. Grafik nilaimakespanmaksimum,makespanrata-rata, dan

makespanminimum untuk 100 generasi pada Kasus 1 ... 54

Gambar 38. Grafik frekuensi penyilangan dan mutasi untuk 100 generasi

pada Kasus 1 ... 55

Gambar 39. Tahapan-tahapan penerjemahan salah satu kromosom terbaik

pada Kasus 1 ... 56

Gambar 40. Ilustrasi alur proses pada Kasus 2(3job– 3 mesin) ... 58

(26)

Gambar 42. Input nilai-nilai parameter pada programGA_JobShop(Kasus 2) 60

Gambar 43. Populasi awal P(0) untuk Kasus 2 ... 60

Gambar 44. Populasi P(1) pada Kasus 2 ... 62

Gambar 45. Populasi P(7) terjadi mutasi pada Kasus 2 ... 63

Gambar 46. Kromosom-kromosom induk pada populasi P(6) yang akan

diseleksi untuk disilangkan dan dimutasi pada populasi P(7) ... 63

Gambar 47. Proses mutasi kromosom(2) pada populasi P(7) ... 64

Gambar 48. Grafik nilaimakespanmaksimum,makespanrata-rata, dan

makespanminimum untuk 100 generasi pada Kasus 2 ... 65

Gambar 49. Grafik frekuensi penyilangan dan mutasi untuk 100 generasi

pada Kasus 2 ... 66

Gambar 50. Tahapan-tahapan penerjemahan salah satu kromosom terbaik

pada kasus 2 ... 68

Gambar 51. Ilustrasi alur proses pada Kasus 3 (satuan waktu dalam menit) ... 71

Gambar 52. Input nilai-nilai utama pada programGA_JobShop (Kasus 3) ... 73

Gambar 53. Input nilai-nilai parameter pada programGA_JobShop

(Kasus 3) ... 75

Gambar 54. Populasi awal P(0) untuk Kasus 3 ... 76

Gambar 55. Populasi P(1) pada kasus 3 (bagian 1) ... 77

Gambar 56. Populasi P(1) pada kasus 3 (bagian 2) ... 78

Gambar 57. Populasi P(2) terjadi mutasi pada Kasus 3 ... 78

Gambar 58. Grafik nilaimakespanmaksimum,makespanrata-rata, dan

makespanminimum (satuan waktu dalam menit) untuk 100

generasi pada Kasus 3 ... 79

Gambar 59. Grafik frekuensi penyilangan dan mutasi untuk 100 generasi

pada Kasus 3 ... 80

Gambar 60. Penjadwalan yang optimum pada Kasus 3 (hasil penerjemahan

(27)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Listingprogram utamaGA_JobShop ... 87

Lampiran 2. Terjemahan seluruh kromosom dari totalsearch space pada

Kasus 1 (validasi programGA_JobShop) secara enumeratif ... 88

Lampiran 3. Denah industri peralatan pengolahan hasil pertanian CV

Mitra Niaga Indonesia, Bogor ... 93

Lampiran 4. Gambar alat dan mesin di industri peralatan pengolahan hasil

pertanian CV Mitra Niaga Indonesia, Bogor ... 94

Lampiran 5. Laporan awal hasilrunningprogramGA_JobShop untuk

Kasus 1 ... 95

Lampiran 6. Laporan detail hasilrunningprogramGA_JobShop untuk

Kasus 1 ... 96

Lampiran 7. Laporan awal hasilrunningprogramGA_JobShop untuk

Kasus 2 ... 108

Lampiran 8. Laporan detail hasilrunningprogramGA_JobShop untuk

Kasus 2 ... 109

Lampiran 9. Laporan awal hasilrunningprogramGA_JobShop untuk

Kasus 3 ... 125

Lampiran 10. Laporan detail hasilrunningprogramGA_JobShop untuk

(28)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penjadwalan produksi di dalam dunia industri, baik industri

manufaktur maupun agroindustri, memiliki peranan penting sebagai bentuk

pengambilan keputusan. Perusahaan berupaya untuk memiliki penjadwalan

yang paling efekif dan efisien sehingga dapat meningkatkan produktivitas

yang dihasilkan dengan total biaya dan waktu seminimum mungkin.

Dalam sebuah sistem produksi yang kompleks dapat terjadi

penumpukan pekerjaan atau barang yang membentuk antrian panjang yang

tidak dapat diselesaikan secara optimal. Sistem produksi yang melibatkan

banyak proses, mesin dan juga waktu proses yang bervariasi akan menemui

banyak hambatan bila tidak ada metode penjadwalan yang tepat dan akhirnya

berakibat pada proses produksi secara keseluruhan. Sistem tidak dapat bekerja

secara efektif dan efisien.

Penjadwalan produksi melakukan pembebanan mesin berdasarkan

rencana proses yang telah dibuat perencana proses. Permasalahan yang sering

muncul adalah rencana proses dibuat tidak memperhatikan beban kerja mesin

sehingga sering terjadi penumpukan pada mesin unggul. Solusi permasalahan

dapat dilakukan dengan memperhatikan alternatif urutan proses.

Salah satu masalah dalam penjadwalan produksi adalah adanya

kesulitan menemukan teknik yang paling tepat untuk membuat jadwal

produksi yang paling baik, optimal, dan memenuhi segala kriteria-kriteria

penjadwalan yang telah ditetapkan. Teknik-teknik penyusunan jadwal

produksi yang sudah ada (teknik konvensional) tidak dapat dipakai karena

teknik-teknik tersebut memiliki banyak kelemahan dalam menangani masalah

berskala besar dan kompleks.

Permasalahan penjadwalan job shop (job shop scheduling) dengan

fungsi tujuan meminimumkan total waktu proses (makespan) dapat

diterjemahkan sebagai memproses setiap pekerjaan (job) dari n job pada m

(29)

operasi. Setiap mesin dapat menangani tidak lebih dari satu pekerjaan pada

suatu waktu dan setiap pekerjaan mengunjungi mesin hanya satu kali.

Alternatif urutan proses meningkatkan fleksibilitas produksi karena

alternatif solusi lebih banyak. Sebagai konsekuensi, waktu pencarian solusi

menggunakan metoda optimasi naik secara eksponensial. Pendekatan heuristik

akan dilakukan untuk memecahkan permasalahan penjadwalan dengan

memperhatikan alternatif urutan proses. Pendekatan heuristik yang digunakan

adalah algoritma genetika. Pemilihan ini didasarkan bahwa algoritma

penjadwalan yang ada tidak dapat melakukan penjadwalan sekaligus memilih

alternatif urutan proses.

Untuk mendapatkan hasil penjadwalan yang optimum maka digunakan

algoritma genetika. Sebuah solusi penjadwalan dikatakan optimum apabila

memiliki waktu rata-rata produksi seminimum mungkin. Hasil operasi genetik

akan diubah kembali menjadi sebuah jadwal yang mudah dipahami oleh

pengguna.

Pada penelitian ini akan dicari solusi untuk menyelesaikan

permasalahan penjadwalan job shop dengan menggunakan metode Genetic

Algorithms(Algoritma Genetika). Prinsip kerjanya yaitu berdasarkan analogi

evolusi biologi, yang terdiri dari proses penginisialisasian populasi, proses

penyeleksian, proses penyilangan, dan proses mutasi. Keunggulan dari

algoritma genetika ini adalah strukturnya yang sederhana, mudah

mengimplementasikannya, dan cepat dalam pencapaian solusi yang optimum

(efektif dan efisien).

Penjadwalan produksi yang kurang baik dapat mengakibatkan

keterlambatan pengiriman produk. Penjadwalan job shop merupakan suatu

permasalahan optimasi kombinatorial yang kompleks yang membutuhkan

waktu komputasi yang besar dalam proses pencarian solusi terbaiknya.

Algoritma Genetika mampu menyelesaikan permasalahan penjadwalan job

(30)

B. TUJUAN PENELITIAN

Fokus penelitian ini adalah pada masalah penjadwalan tipe job shop

(tanpa kendala) dengan menggunakan Algoritma Genetika. Tujuan yang ingin

dicapai adalah sebagai berikut :

1. Membuat metode optimasi Algoritma Genetika untuk memecahkan

masalah pada kasus penjadwalanjob shop yang bersifat kompleks.

2. Mengaplikasikan metode Algoritma Genetika yang telah dibuat untuk

memecahkan masalah pada kasus data numerical example dengan tujuan

verifikasi dan validasi.

3. Mengaplikasikan metode Algoritma Genetika yang telah dibuat untuk

memecahkan masalah pada kasus penjadwalan industri peralatan

pengolahan hasil pertanian.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal berikut :

1. Metode optimasi yang digunakan adalah metode Algoritma Genetika.

2. Fungsi tujuan yang akan dievaluasi dalam penelitian ini adalah fungsi

makespan(waktu penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan).

3. Objek pada penelitian ini adalah kasus penjadwalan industri peralatan

(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. PROSES PENJADWALAN PRODUKSI

Baker (1974) mendefinisikan penjadwalan sebagai proses

pengalokasian sumber-sumber yang ada untuk menjalankan sekumpulan tugas

dalam jangka waktu tertentu. Penjadwalan merupakan kegiatan yang penting

dalam perencanaan dan pengendalian produksi karena penjadwalan yang baik

akan memaksimumkan efektivitas pemanfaatan setiap sumber daya yang ada.

Penjadwalan digambarkan sebagai alokasi sumber daya dari waktu ke

waktu untuk melaksanakan suatu kumpulan pekerjaan. Menurut Russel dan

Taylor (1995), penjadwalan merupakan tahap terakhir dari perencanaan

sebelum dilaksanakannya proses produksi. Selain itu penjadwalan merupakan

penjabaran kegiatan-kegiatan yang direncanakan yaitu yang berisikan kapan

dimulainya kegiatan produksi sehingga perencanaan kebutuhan yang telah

ditetapkan dapat dipenuhi tepat pada waktunya.

Sebuah penjadwalan dapat melakukan operasi dalam rentang waktu

yang telah ditentukan oleh mesin. Penjadwalan yang menggunakan waktu

yang terpendek merupakan masalah yang dicari penyelesaiannya (Gen dan

Cheng, 1997).

Penjadwalan memiliki beberapa tujuan. Namun tujuan tersebut dapat

saling berkontradiksi. Maka dari itu diperlukan upaya pengoptimasian

penjadwalan. Adapun tujuan penjadwalan produksi antara lain (Nahmias,

1997) :

1. Memenuhi waktu pesanan

2. Meminimumkan total waktu penyelesaian (makespan)

3. Menghasilkan tingkat kegunaan mesin

4. Menetapkan urutan pekerjaan yang tepat

5. Meminimumkan biaya produksi dan tenaga kerja

Penjadwalan produksi dapat diklasifikasi berdasarkan kriteria sebagai

berikut :

1. Penjadwalan produksi secara umum, yaitu :

(32)

Operasi penjadwalan dimulai dari tanggal penerimaan order

secara maju. Konsekuensinya terjadi persediaan bahan baku sampai

pada gilirannya diproses.

b. Penjadwalan mundur (backward scheduling)

Teknik penjadwalan dimulai dari waktu penyelesaian operasi

terakhir. Keuntungannya adalah mengurangi persediaan barang

setengah jadi (work in process).

2. Penjadwalan produksi berdasarkan mesin yang digunakan, yaitu :

a. ModelSingle-Machine

Model ini hanya berisi sejumlah m mesin yang sejenis, yang

harus memproses sejumlahjob yang terdiri dari satu operasi. Setiap job

dapat dikerjakan pada salah satu mesin yang ada tersebut. Model ini

banyak digunakan pada penjadwalan yang menggunakan metode

dekomposisi, yaitu suatu model penjadwalan yang memecahkan

permasalahan penjadwalan yang kompleks ke dalam sejumlah

permasalahan yang lebih sederhana dalam bentuksingle-machine.

b. ModelParalle-Machine

Merupakan suatu bentuk umum dari model single-machine.

Model ini terdapat pada industri yang proses produksinya terdiri dari

berbagai tahapan, di mana tiap tahapan tersebut terdiri dari sejumlah

mesin sejenis yang tersusun secara paralel. Setiapjob dapat dikerjakan

pada salah satu mesin yang ada. Ada suatu kondisi di mana

mesin-mesin yang tersusun secara paralel tersebut tidak identik satu sama lain

dalam hal kemampuan berprosesnya.

c. ModelFlow Shop

Suatu proses manufaktur seringkali harus melewati banyak

operasi yang membutuhkan jenis mesin yang berbeda pada tiap

operasinya. Jika rute yang harus dilewati untuk setiapjob adalah sama,

maka bentuk konfigurasi ini disebut juga model flow shop.

Mesin-mesin pada model ini disusun secara seri dan pada saat sebuah job

(33)

mesin tersebut untuk kemudian mengisi antrian pada mesin berikutnya

untuk diproses.

d. ModelJob Shop

Dalam suatu proses manufaktur yang memerlukan banyak

operasi, seringkali rute yang harus dilalui setiap job adalah tidak sama.

Model seperti ini disebut juga modeljob shop. Bentuk sederhana dari

model ini mengasumsikan bahwa setiap job hanya melewati satu jenis

mesin sebanyak satu kali dalam rutenya pada proses tersebut. Namun

ada juga model lainnya di mana setiap job diperbolehkan untuk

melewati mesin sejenis lebih dari satu kali pada rutenya. Model ini

disebut jugajob shop denganrecirculation(pengulangan).

3. Penjadwalan produksi berdasarkan pola kedatangan pekerjaan, yaitu:

a. Penjadwalan statis

Pekerjaan datang bersamaan dan siap dikerjakan pada mesin

yang tidak bekerja. Kondisi semua stasiun kerja dan perlengkapannya

selalu tersedia pada saat itu.

b. Penjadwalan dinamis

Pekerjaan datang terus-menerus pada waktu yang

berbeda-beda. Pendekatan yang sering digunakan pada penjadwalan ini adalah

penggunaan aturan dispatching yang berbeda untuk setiap stasiun

kerja.

4. Penjadwalan produksi berdasarkan sifat informasi yang diterima, yaitu:

a. Penjadwalan deterministik

Informasi yang diperoleh bersifat pasti, seperti waktu

kedatanganjob, waktusetup,dan waktu proses.

b. Penjadwalan stokastik

Informasi yang diperoleh tidak pasti, tetapi memiliki

kecenderungan yang jelas atau menyangkut adanya distribusi

(34)

B. PENJADWALAN TIPEJOB SHOP

Salah satu model penjadwalan yang cukup banyak ditemui adalah

penjadwalan job shop. Pada model ini, job-job yang diproses biasanya

memiliki rute dan waktu pemrosesan yang berbeda-beda satu sama lain. Setiap

job terdiri dari operasi-operasi yang masing-masing diproses di satu mesin

tertentu karena rute proses dari setiapjob berbeda, maka kemungkinan jadwal

yang dapat dihasilkan dan kendala yang muncul menjadi sangat banyak.

Akibatnya, model ini menimbulkan masalah penjadwalan yang kompleks

dalam arti bahwa semua kendala dalam penjadwalan harus terpenuhi dan

dalam arti bahwa jadwal yang bisa memenuhi fungsi tujuan penjadwalan

secara optimal sangat sulit ditemukan di antara sekian banyak kemungkinan

(Bagchi, 1999).

Penjadwalanjob shop merupakan masalah penempatan sejumlah n-job

pada sejumlah m-mesin dengan urutan proses. Setiap job dirancang sebagai

satu set operasi dan mesin yang telah di-set untuk setiap operasinya. Setiap

operasi dapat dikarakterisasi dengan mesin tertentu dan waktu proses produksi

yang telah ditentukan. Untuk setiap proses produksi dapat digunakan batasan

dalam menentukan job dan mesin yang akan digunakan, yaitu (Gen dan

Cheng, 1997) :

1. Satu pekerjaan tidak akan menggunakan mesin yang sama sebanyak lebih

dari satu kali

2. Tidak adanya batasan yang lebih tinggi pada saat operasi dengan pekerjaan

yang berbeda

3. Sebuah operasi tidak akan bisa disela dengan operasi yang lain

4. Sebuah mesin hanya akan melakukan sebuah pekerjaan dalam satu waktu

5. Tidak adanya waktu atau pekerjaan yang dispesifikasi

Menurut Kusuma (2001), karakteristik penjadwalan produksi tipe

job-shop adalah penggunaan mesin oleh lebih dari satu pekerjaan sehingga ada

keterbatasan waktu penggunaan. Berbeda dengan masalah penjadwalan seri

dan parallel, karakteristik pekerjaan yang harus diselesaikan pada penjadwalan

tipe job-shop harus melewati beberapa mesin (routing) dan tiap rute yang

(35)

Penjadwalan job-shop memiliki beberapa definisi (Kusuma, 2001)

yang meliputi :

1. Jadwal fisibel, yaitu jadwal dimana seluruh operasi dari semua pekerjaan

telah ditugaskan dan ketentuan rute operasi telah terpenuhi (tidak ada

overlapantar operasi).

2. Jadwal semi-aktif, yaitu sekumpulan jadwal fisibel dimana tidak satu pun

operasi dapat dijadwalkan lebih awal tanpa mengubah susunan operasi

pada mesin.

3. Jadwal aktif, yaitu sekumpulan jadwal fisibel dimana tidak satu pun

operasi dapat dipindahkan lebih awal tanpa menunda operasi lain.

4. Jadwalnon-delay, yaitu sekumpulan jadwal fisibel dimana tidak satu pun

mesin dibiarkan menganggur jika pada saat yang bersamaan terdapat

operasi yang memerlukan mesin tersebut.

Berdasarkan ada tidaknya kendala, masalah penjadwalan job-shop

dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu unconstrained job shop (tanpa kendala)

danconstrained job shop (dengan kendala). Pada tipeunconstrained job shop,

tidak ada kendala-kendala yang dapat menghambat proses implementasi

pekerjaan pada setiap mesin produksi sehingga semua alternatif jadwal

bersifat legal.

C. TEKNIK OPTIMASI

Optimasi adalah suatu aktivitas untuk mendapatkan hasil terbaik dari

suatu permasalahan dengan batasan-batasan yang diberikan. Tujuan utama

setiap keputusan yang diambil adalah untuk meminimumkan usaha yang

diperlukan atau biaya operasional dan memaksimumkan keuntungan atau nilai

tambah. Bila usaha yang diperlukan atau keuntungan yang diharapkan dalam

suatu kondisi nyata dapat dinyatakan sebagai fungsi dari peubah keputusan,

maka optimasi dapat didefinisikan sebagai proses pencapaian kondisi

maksimum atau minimum dari fungsi tersebut. Dapat dilihat pada Gambar 1

bahwa apabila nilai x* merupakan nilai x dimana nilai fungsi f (x) minimum,

maka pernyataan ini sama dengan nilai maksimum dari negatif fungsi tersebut

(36)

x*

0

x

-f(x) f(x) f(x)

Gambar 1. Nilai minimum f (x) sama dengan maksimum –f(x) (Maarif, 1989)

D. ALGORITMA GENETIKA

Seorang professor di Universitas Michigan bernama John Holland

(1975) telah menemukan sebuah teknik baru yang berfungsi untuk

memecahkan masalah-masalah rumit dan komplek yang tidak dapat

dipecahakan oleh teknik konvensional. Teknik tersebut dijelaskan pertama

kali di dalam bukunya yang berjudul Adaptation in Natural and Artificial

Systems. Teknik yang diperkenalkan tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa

komputer dan prosesnya meniru proses alam, yaitu evolusi. Teknik tersebut

dikenal dengan nama algoritma genetika (genetic algorithms).

Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1989, David Goldberg,

meluncurkan buku berjudul Genetic Algorithm in Search, Optimization, and

Machine Learningsetelah berhasil mengaplikasikan algoritma genetika untuk

perancangan sistem perpipaan distribusi gas alam. Berdasarkan hasil risetnya,

ia berhasil membuktikan bahwa algoritma genetika menghasilkan solusi untuk

menyelesaikan permasalahan perancangan sistem perpipaan distribusi gas

alam berdasarkan parameter-parameter kesuksesan sistem perancangan pipa.

Algorima genetika diaplikasikan pada berbagai bidang antara lain,

seperti pada desain mesin jet pesawat terbang, prediksi tingkat suku bunga,

pengendalian persediaan (inventori), perencanaan dan penjadwalan produksi,

(37)

1. Prosedur Umum Algoritma Genetika

Algoritma genetika adalah teknik pencarian dan optimasi yang

meniru proses evolusi dan perubahan genetika pada struktur kromosom

makhluk hidup. Algoritma genetika mulai bekerja pada sekumpulan calon

solusi yang dinamakan populasi awal, yang kemudian dibangkitkan secara

acak. Masing-masing individu di dalam populasi awal biasa disebut

dengan kromosom. Kromosom biasa dalam bentuk string biner (kode 0

dan 1), meskipun tidak selalu. Selanjutnya kromosom-kromosom tersebut

diregenerasi oleh operator-operator pada algoritma genetika melalui

beberapa generasi. Masing-masing kromosom pada setiap generasi dilihat

nilaifitness-nya (Goldberg, 1989).

Pada generasi baru, kromosom baru yang terbentuk disebut

kromosom anak (offspring). Kromosom anak terbentuk dari (1)

penggabungan antar dua kromosom yang menggunakan operator

penyilangan atau (2) hasil modifikasi kromosom yang menggunakan

operator mutasi. Generasi baru dibentuk oleh (1) pemilihan, yaitu dilihat

dari nilai fitness-nya, baik kromosom induk maupun kromosom anak

(offspring) dan (2) penyisihan, yaitu menjaga agar ukuran populasi tetap

konstan. Kromosom yang lebih baik, besar kemungkinan untuk dipilih di

generasi selanjutnya. Setelah dihasilkan beberapa generasi, terbentuklah

sekumpulan kromosom terbaik yang diharapkan mampu memberikan

solusi optimum (Gen dan Cheng, 1997).

Penciptaan Algoritma Genetika oleh Holland (1975) memberi

asumsi bahwa solusi dari induk akan mencari nilaifitness yang tinggi dari

beberapa kromosom yang berbeda sehingga pencarian akan

dikombinasikan secara penyilangan yang selanjutnya akan direproduksi

dan menghasilkan keturunan yang menjadi calon solusi pada generasi

selanjutnya (Bagchi, 1999).

Setiap individu dalam sebuah populasi dipilih berdasarkan pada

nilai fitness-nya. Nilai fitness akan semakin tinggi dengan adanya

(38)

Untuk mengimplementasikan Algoritma Genetika, membuat suatu

keputusan harus memenuhi syarat berikut ini (Hopgood, 2001) :

1. Merepresentasi calon solusi ke dalam sebuah bilangan/simbol yang

dikenal dengan sebutan “kromosom”

2. Menentukan ukuran populasi

3. Mengevaluasi nilaifitness dari masing-masing populasi

4. Memilih individu-individu untuk bereproduksi pada generasi

berikutnya dengan melihat nilaifitness-nya

5. Menciptakan sebuah generasi baru sebagai calon solusi dari populasi

yang ada

6. Menghentikan proses evolusi apabila kriteria penghentian terpenuhi

Di dalam basis algoritma, ada beberapa asumsi dibuat berdasarkan

(Hopgood, 2001) :

1. Inisial populasi digenerasikan secara random

2. Individu dievaluasi berdasarkan fungsifitness

3. Individual-individual diseleksi untuk reproduksi berdasarkan seleksi,

kecocokan sebuah individu, dan kemiripan yang akan diseleksi

4. Reproduksi dari sebuah kromosom akan dihasilkan pada generasi

berikutnya yang merupakan hasil dari perkembangbiakan antara

sepasang kromosom dengan menggunakan operator penyilangan yang

kemudian akan diaplikasikan pada operator mutasi untuk setiap

(39)

Prosedur umum algoritma genetika dapat terlihat pada Gambar 2 berikut :

Gambar 2.Prosedur umum algoritma genetika (Hopgood, 2001)

2. Representasi Kromosom

Pengkodean (encoding) calon solusi untuk suatu masalah ke dalam

sebuah bentuk representasi kromosom merupakan hal yang paling utama

pada pengaplikasian algoritma genetika. Holland (1975) memperkenalkan

pertama kali representasi kromosom ke dalam bentuk string biner, yang

disimbolkan dengan angka nol (0) dan (1).

M enghasilkan generasi baru

M ulai

Seleksi individu Terjadi proses mut asi

dengan peluangPm

Ter jadi proses penyilangan dengan peluangPc

Evaluasi nilaifitness masing-masing individu Inisialisasi populasi secara

acak

Berhent i Krit eria penghent ian

t erpenuhi ?

(40)

Pada pengaplikasian algoritma genetika, khususnya di dunia

industri, string biner jarang digunakan karena bukan merupakan kode

alam. Oleh karena itu, telah diciptakan beberapa teknik pengkodean

non-string untuk berbagai masalah khusus, sebagai contoh real number code

(kode bilangan riil) untuk masalah optimasi berkendala daninteger coding

(kode integer) untuk masalah optimasi kombinatorial. Sebuah masalah

akan ditransformasikan ke dalam representasi kromosom yang tepat. Hal

ini penting untuk pengaplikasian algoritma genetika dalam memecahkan

masalah-masalah di dunia nyata (Gen dan Cheng, 1997).

Beberapa peneliti telah memperkenalkan beberapa bentuk

representasi baru sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan.

Permutation representation merupakan bentuk representasi baru yang

telah diperkenalkan oleh Gen dan Cheng (1997). Representasi ini cocok

untuk digunakan untuk masalah perjalanan dan penjadwalan. Sebagai

contoh, perjalanan ke 9 kota dengan urutan sebagai berikut :

3 – 2 – 5 – 4 – 7 – 1 – 6 – 9 – 8

Urutan perjalanan di atas dijadikan ke dalam bentuk representasi

kromosom :

Gambar 3.Representasi kromosom jenispermutation

Setiap penerjemahan algoritma genetika di dalam masalahjob-shop

akan digunakan sebagai alat untuk mencari solusi yang sesuai untuk

masalah operasi genetikajob-shop yang terjadi sehingga didapatkan semua

kromosom yang dapat digenerasikan. Sebuah kromosom memiliki fase

inisial atau proses evolusi, proses ini akan menghasilkan sebuah

penjadwalan yang layak. Fase ini akan menjadi sangat penting dan akan

mempengaruhi langkah selanjutnya dalam algoritma genetika. Salah satu

representasi untuk masalah penjadwalan job shop yang dapat digunakan

adalahpreference-list-based representation (Gen dan Cheng, 1997).

(41)

Preference-list-based representation pertama kali diperkenalkan

oleh Davis untuk berbagai macam masalah penjadwalan. Falenauer dan

Bouffouix menemui keterkaitan antara masalah penjadwalan job shop

dengan waktu dan tanggal yang telah ditetapkan. Croce, Tadei, dan Volta

mengaplikasikan pada pencarian solusi penjadwalan job-shop (Gen dan

Cheng, 1997).

Untuk pemecahan masalahjob shop dengan pekerjaan sebanyakn

dan mesin sebanyak m, sebuah kromosom akan terdiri dari m

subkromosom untuk setiap mesin. Setiap subkromosom adalah simbol

string dengan panjang n, dan setiap simbol akan teridentifikasi sebagai

sebuah operasi untuk dikerjakan pada mesin seharusnya. Hal ini dilakukan

karena representasi berdasarkan daftar referensi dan setiap mesin

mempunyai daftar referensinya sendiri. Untuk jadwal di lapangan akan

ditentukan dengan menggunakan kromosom yang berasal dari simulasi,

dimana analisis didasarkan pada urutan menunggu pada jadwal, dan

operasi yang muncul pertama kali akan ditunjukkan untuk melakukan

pekerjaan untuk pertama kali.

3. Operator-operator Algoritma Genetika

Proses dalam algoritma genetika menggunakan inisial populasi

yang akan digunakan sebagai input. Proses pada algoritma genetika

tersebut terdiri dari beberapa operator, yaitu seleksi, reproduksi,

penyilangan, dan mutasi untuk menghasilkanprogenies (sebagai kandidat

generasi berikutnya untuk mengatasi masalah optimasi). Progenies akan

dievaluasi dan dicoba untuk hasil akhir. Jika kriteria hasil akhir telah

ditemukan maka ketiga operator tersebut dapat diiterasikan ke dalam

populasi, kemudian prosedur akan dilanjutkan sampai pada kriteria hasil

akhir pada populasi. Prosedur akan terus dilanjutkan sampai pada

penemuan hasil akhir. Di dalam iterasi dari operasi-operasi yang berlaku

yaitu untuk menghasilkan keturunan yang disebut sebagai sebuah generasi

(42)

a. Seleksi dan Reproduksi

Algoritma genetika selalu diawali dengan seleksi secara acak

dari populasi dan kemudian dijadikan inisial solusi string acak dari

populasi yang menampilkan sebuah variabel keputusan dari masalah

yang ada. Masing-masing inisial string dievaluasi sampai pada sebuah

pencarian nilai fitness. Jika masalah kepuasan (berdasarkan beberapa

kemampuan penerimaan atau pemberhentian pada kriteria yang dicari)

sudah ditemukan maka pencarian akan dihentikan (Bagchi, 1999).

Reproduksi selalu dilakukan oleh operator pertama yang

diaplikasikan pada sebuah keberadaan populasi untuk menciptakan

progenies. Reproduksi dimulai dengan mencari kromosom induk yang

baik dari mating pool. Hal penting dari reproduksi adalah memilih

kromosom dengan fitness di atas rata-rata dari keberadaan populasi

yang ada dan memasukkan ke dalam mating pool. Hasil dari seleksi

populasi dengan nilai fitness rata-rata yang lebih baik yang akan

berlaku sebagai kromosom induk untuk generasi berikutnya (Bagchi,

1999).

Goldberg (1989) memperkenalkan teknik seleksi dalam

algoritma genetika, salah satunya adalah teknik seleksi cakram rolet

(roulette wheel selection). Teknik seleksi ini diilustrasikan sebagai

teknik pemutaran cakram rolet. Suatu slot pada cakram rolet ditempati

oleh setiap kromosom di dalam sebuah populasi. Ukuran slot sama

dengan rasio antara nilai fitness suatu kromosom dengan total nilai

(43)

Gambar 4. Ilustrasi proses seleksi kromosom induk (Magnin di dalam Gunawan, 2003)

Teknik seleksi lainnya adalah seleksi turnamen (tournament

selection). Seleksi ini akan membandingkan antara dua buah

kromosom dalam populasi yang dipilih secara acak. Salah satu dari

kromosom akan terpilih apabila memenuhi atau mendekati nilaifitness

(Hopgood, 2001).

b. Penyilangan

Penyilangan atau crossover juga dikenal sebagai rekombinasi.

Operasi penyilangan akan mengalami pertukaran informasi di antara

string-string yang ada di dalammating pool untuk menciptakan

string-string sebagai solusi. Representasi string-string yang ada berisi informasi

yang terdiri dari gen-gen dengan bit yang merupakan string. Untuk

contohnya, string dengan 010111 akan mempunyai informasi spesifik

dengan 6 posisi yang jelas berbeda, seperti yang dilakukan kromosom

dalam genetika alam. Di dalam penyilangan, dua string dapat diambil

dari mating pool dan beberapa porsi dari string-string ini akan saling

bertukaran. Implementasi penyilangan ini secara umum akan

menggunakan satu titik untuk proses penyilangan dimana terjadi

(44)

sepanjang string yang ada dan semua bit-bit akan menyebrang dan

saling bertukaran (Bagchi, 1999).

Penyilangan merupakan operator primer dalam algoritma

genetika. Tingkat penyilangan atau peluang penyilangan (Pc) adalah

rasio antara jumlah kromosom yang diharapkan mengalami

penyilangan dalam setiap generasi dengan jumlah kromosom total

dalam populasi. Tingkat penyilangan yang tinggi menyebabkan

semakin besarnya kemungkinan algoritma genetika mengeksplorasi

ruang pencarian sekaligus mempercepat ditemukannya solusi

optimum. Akan tetapi jika tingkat penyilangan terlalu tinggi juga

kurang efisien. Penentuan nilai Pc yang tepat sangat tergantung pada

permasalahan yang dihadapi (Gunawan, 2003).

Nilai Pc biasanya cukup tinggi (berkisar antara 0,6 – 1). Proses

penyilangan akan terjadi pada sepasang kromosom jika suatu bilangan

yang dibangkitkan secara acak (r), 0 r 1, nilainya kurang dari atau

sama dengan Pc. Bilangan acak tersebut dibangkitkan setiap kali akan

menyilangkan sepasang kromosom. Tingkat penyilangan yang tinggi

menyebabkan semakin besar kemungkinan algoritma genetika

mengeksplorasi ruang pencarian sekaligus mempercepat ditemukannya

solusi optimum. Peluang penyilangan yang tepat dan efektif hanya

dapat diketahui melalui pengujian atau percobaan khusus terhadap

masalah yang bersangkutan (Syarif dan Mitsuo, 2003).

Operator penyilangan yang diperkenalkan oleh Holland (1975)

adalah one-point crossover (penyilangan satu titik), yang biasa

digunakan untuk kromosom dengan representasi biner. Beberapa

operator penyilangan telah diperkenalkan untuk digunakan pada

permutation representation, seperti partial-mapped crossover(PMX),

order crossover (OX),cycle crossover(CX),position-based crossover,

order-based crossover, dan heuristic crossover (Gen dan Cheng,

1997).

Goldberg dan Lingle (1985) telah memperkenalkan teknik

(45)

merupakan kelanjutan perbaikan dari penyilangan dua titik (two-point

crossover) pada permutation representation. PMX digunakan untuk

memperbaiki prosedur adanya kromosom illegal dari penyilangan dua

titik. Prosedur PMX adalah sebagai berikut :

Langkah 1 :

Pilih dua buah posisi (string) secara acak pada dua kromosom induk

yang akan disilangkan. String-string yang berada di antara dua buah

posisi tersebut dinamakanmapping section.

Langkah 2 :

Pertukarkan dua buah mapping section antara dua kromosom induk

sehingga dihasilkan kromosom anak (offspring).

Langkah 3 :

Tentukan mapping relationship (hubungan pemetaan) di antara dua

buahmapping section.

Langkah 4 :

Legalkanoffspring(kromosom anak) hasilmapping relationship.

Contoh ilustrasi pengaplikasian prosedur PMX terdapat pada Gambar

(46)

Langkah 1 :

Pilihmapping section secara acak pada dua buah kromosom induk.

Langkah 2 :

Pertukarkanmapping section antara dua kromosom induk sehingga

menghasilkan dua kromosom anak.

Langkah 3 :

Tentukanmapping relationshipantara dua buahmapping section.

Langkah 4 :

Legalkanoffspring(kromosom anak) hasilmapping relationship.

Gambar 5.Ilustrasi prosedur PMX (Gen dan Cheng, 1997) 4

9

2 5

3

1 6

Parent1 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Parent2 5 4 6 9 2 1 7 8 3

Offspring2 5 4 3 4 5 6 7 8 3

Offspring1 1 2 6 9 2 1 7 8 9

3 4 5 6

6 9 2 1

Offspring2 2 9 3 4 5 6 7 8 1

(47)

c. Mutasi

Mutasi adalah operator pendukung dalam algoritma genetika

yang melakukan perubahan acak secara spontan pada struktur

kromosom. Mutasi akan menghasilkan kromosom anak dengan satu

atau lebih gen (string) yang berubah. Dalam algoritma genetika,

mutasi sangat berperan penting, diantaranya adalah (a) menempatkan

kembali kromosom-kromosom yang telah hilang dari populasi akibat

proses seleksi dan (b) memunculkan kromosom-kromosom yang

belum pernah ada pada populasi sebelumnya (Gen dan Cheng, 1997).

Peluang mutasi (Pm) didefinisikan sebagai persentase

kromosom yang akan mengalami mutasi terhadap total kromosom di

dalam populasi. Mutasi akan mencoba memunculkan kromosom baru

pada sebuah populasi. Jika peluang mutasi terlalu kecil maka banyak

kromosom yang memiliki potensi (nilaifitnessyang tinggi) tidak akan

pernah muncul. Akan tetapi, apabila peluang mutasi terlalu besar maka

akan banyak bermunculan kromosom yang kemungkinan tidak

memiliki potensi dalam pencapaian solusi optimum, kromosom anak

(offspring) akan kehilangan kemiripan dengan kromosom induk yang

memiliki potensi pada populasi sebelumnya dan algoritma genetika

akan kehilangan kemampuan untuk belajar dari proses pencarian yang

lalu (Gen dan Cheng, 1997).

NilaiPmyang digunakan biasanya sangat kecil (berkisar antara

0,001 – 0,2). Proses mutasi akan terjadi pada suatu gen, jika suatu

bilangan yang dibangkitkan secara acak r, 0 r 1, nilainya kurang

dari atau sama denganPm (Syarif dan Mitsuo, 2003).

Beberapa operator mutasi yang digunakan pada permutation

representation adalah inversion mutation (mutasi inversi), insertion

mutation (mutasi penyisipan), displacement mutation (mutasi

pemindahan), dan reciprocal exchange mutation (mutasi penukaran

balik). Ilustrasi proses mutasi dapat dilihat pada gambar-gambar di

(48)

Gambar 6. Ilustrasiinversion mutation(mutasi inversi) (Gen dan Cheng, 1997)

Gambar 7. Ilustrasiinsertion mutation(mutasi penyisipan) (Gen dan Cheng, 1997)

Gambar 8. Ilustrasidisplacement mutation(mutasi pemindahan) (Gen dan Cheng, 1997)

Gambar 9. Ilustrasireciprocal exchange mutation(mutasi penukaran balik) (Gen dan Cheng, 1997)

4. FungsiFitness

Fungsi fitness merupakan alat ukur yang digunakan untuk

mengevaluasi kromosom-kromosom pada setiap generasi. Kualitas sebuah

kromosom di dalam suatu populasi ditunjukkan oleh besarnya nilaifitness.

Penghitungan nilaifitnessberdasarkan masalah yang akan diselesaikan.

Fungsi fitness digunakan untuk memberikan ciri dan mengukur

seberapa baik sebuah solusi. Fungsi fitness adalah fungsi yang akan

mengukur tingkat kebugaran suatu kromosom dalam populasi. Semakin

Kromosom

Kromosom ($)

7 8 9

1 2 3 4 5 6

7 8 9

1 2 6 5 4 3

Kromosom 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kromosom ($) 1 2 6 3 4 5 7 8 9

Kromosom 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kromosom ($) 1 2 3 7 8 4 5 6 9

Kromosom 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(49)

besar nilaifitness, semakin bugar pula kromosom dalam populasi sehingga

semakin besar kemungkinan kromosom tersebut dapat tetap bertahan pada

generasi berikutnya (Chen, Ian dan Cao, 2003).

Pada masalah maksimasi, semakin tinggi nilai fitness sebuah

kromosom maka besar kemungkinan untuk tetap bertahan di generasi

berikutnya. Sebaliknya, pada masalah minimasi, semakin rendah nilai

fitness sebuah kromosom maka besar kemungkinan untuk tetap bertahan di

generasi berikutnya.

5. Bilangan Acak

Bilangan acak merupakan suatu bilangan (r), 0 r 1, yang harus

diinput pada komputer untuk dibangkitkan secara acak. Bilangan acak

tersebut dibangkitkan setiap kali akan menyilangkan sepasang kromosom,

melakukan mutasi, serta memunculkan kromosom-kromosom pada

populasi awal. Bilangan acak pada komputer tidak sama dengan bilangan

acak yang terjadi pada alam. Alam memiliki bilangan acak yang

sempurna, sedangkan komputer memiliki pola pengacakan tersendiri untuk

masing-masing bilangan yang berbeda.

6. Kriteria Penghentian

Proses pencarian algoritma genetika akan terus berjalan hingga

kriteria penghentian terpenuhi. Kriteria penghentian merupakan

penghentian eksekusi program algoritma genetika, yaitu menentukan

jumlah generasi maksimum, menentukan selisih nilai fitness rata-rata

tertentu antara suatu generasi dengan generasi sebelumnya, atau

menentukan batas tingkat keragaman struktur kromosom. Kriteria

penghentian yang paling sering dipakai adalah penentuan jumlah generasi

maksimum karena penggunaannya yang mudah pada implementasi

Gambar

Gambar 2. Prosedur umum algoritma genetika (Hopgood, 2001)
Gambar 5. Ilustrasi prosedur PMX (Gen dan Cheng, 1997)
Gambar 9. Ilustrasi reciprocal exchange mutation (mutasi penukaranbalik) (Gen dan Cheng, 1997)
Gambar 10. Diagram alir metode ilmiah (Taylor, 2002)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil simulasi memperlihatkan, dengan menggunakan optimisasi algoritma genetika kinerja pengendali meningkat, yaitu mengecilnya settling time dan galat keadaan tunak dari

Saliva adalah cairan yang tidak berwarna dengan konsistensi seperti lendir. Saliva merupakan sekresi yang berkaitan dengan mulut dan diproduksi oleh tiga pasang

Analisis ini digunakan untuk menguji hubungan motivasi berprestasi dan kepercayaan diri dengan kemandirian belajar siswa (Hipotesis 3). Dengan analisis ini dapat diketahui

Penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah Penelitian Danari, dkk (2013) yang berjudul “Hubungan Aktifitas Fisik dengan Kejadian Obesitas di Kota

Penjaminan yang diberikan PT PII secara khusus disiapkan untuk mendukung komitmen terkait kewajiban finansial dari Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) dalam

Berdasarkan pada Tabel 2 bahwa sebanyak 6 orang siswi yang mengalami dismenorea (11,8%) berada di skala nyeri ringan, sebanyak 38 orang siswi yang mengalami dismenorea

Input atau biaya antara adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses industry yang berupa bahan baku, bahan bakar, barang lainnya diluar bahan baku/bahan penolong, jasa

Sementara itu untuk uji kemaknaan hubungan antara Rasio Lingkar Pinggang Pinggul dengan kadar HDL nilai -value adalah 0.734 ( > α) yang berarti bahwa tidak