• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap Petani Peserta Terhadap Program Community Development (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir PT. Toba Pulp Lestari, Tbk (Studi Kasus : Kecamatan Parmaksian dan Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sikap Petani Peserta Terhadap Program Community Development (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir PT. Toba Pulp Lestari, Tbk (Studi Kasus : Kecamatan Parmaksian dan Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir)"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

SIKAP PETANI TERHADAP PROGRAM

COMMUNITY

DEVELOPMENT (CD)

TERNAK SAPI SISTEM BERGULIR

PT. TOBA PULP LESTARI, TBK.

(Studi Kasus : Kecamatan Porsea Dan Kecamatan Parmaksian Kabupaten Tobasa)

SKRIPSI

OLEH :

BAGINDA SIREGAR

070309011

PKP

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

SIKAP PETANI TERHADAP PROGRAM

COMMUNITY

DEVELOPMENT (CD)

TERNAK SAPI SISTEM BERGULIR

PT. TOBA PULP LESTARI, TBK.

(Studi Kasus : Kecamatan Porsea Dan Kecamatan Parmaksian Kabupaten Tobasa)

SKRIPSI

OLEH :

BAGINDA SIREGAR

070309011

PKP

Skripsi Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumtera Utara, Medan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. Lily Fauzia, M.Si) (Emalisa, S.P, M.Si).

NIP. 19630822 198803 2 003 NIP. 19721118 199802 2 001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

BAGINDA SIREGAR (070309011) dengan judul skripsi “Sikap Petani Peserta Terhadap Program Community Development (CD) Ternak Sapi Sistem

Bergulir PT. Toba Pulp Lestari, Tbk (Studi Kasus : Kecamatan Parmaksian dan

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir)”. Penelitian ini dibimbing Oleh Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku ketua komisi pembimbing skripsi dan Ibu Emalisa, SP, M.Si selaku anggota komisi pembimbing skripsi. Penelitian

dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir di daerah penelitian, mengetahui

sikap petani terhadap program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir, mengetahui hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan sikap petani terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir, mengetahui apa saja masalah - masalah yang dihadapi petani dalam menjalankan program tersebut, mengetahui apa saja upaya-upaya yang dilakukan petani untuk mengatasi masalah - masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program tersebut. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara secara purposive (Sengaja) dan metode pengambilan sampel adalah stratified random sampling atas dasar daerah tersebut menjadi peserta Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir PT. TPL. Adapun sampel berjumlah 30 petani

(4)

dimana 22 orang (73,33 %) memiliki sikap positif terhadap program tersebut dan 8 orang (26,67 %) menyatakan sikap negatif terhadap program tersebut, kedua ada hubungan antara karakteristik sosial ekonomi petani yaitu jumlah tanggungan petani dengan sikap petani terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir, ketiga masalah - masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pilot project pertanian terpadu yaitu kurang modal petani dalam pembuatan kandang, sebagian kecil petani kesulitan dalam pembudidayaan ternak sapi, ketrsediaan pakan hijau, proses tahap perguliram yang kurang transparan dan kebiasaan petani yang masih tradisional.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Baginda Siregar, lahir di Perbaungan pada tanggal 31 Januari 1990, sebagai anak kedua dari empat bersaudara, anak dari Bapak Abdul Khalid Siregar dan Ibu Ida Junaida.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut : 1. Tahun 1995 masuk Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 104193 Tandam Hilir II

Hamparan Perak, dan lulus SD pada tahun 2001.

2. Tahun 2001 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri II Tandam Hilir II Hamparan Perak, dan lulus SLTP pada tahun 2004. 3. Tahun 2004 masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri I

Hamparan Perak, dan lulus SMA pada tahun 2007.

4. Tahun 2007, diterima di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, melalui jalur Panduan Minat dan Prestasi (PMP).

5. Selama perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP), Perhimpunan Organisasi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (POPMASEPI). Sejak tahun 2011 sampai dengan sekarang menjadi pengurus GAPOKTAN NAMORA Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak.

6. Tanggal 27 juni - 27 juli 2011 melaksanakan praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Bagan Baru Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara.

(6)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Adapun judul usulan penelitian ini adalah " Sikap Petani Peserta Terhadap Program Community Depelopment (CD) Ternak Sapi Sistem

Bergulir PT. Toba Pulp Lestari, Tbk.“ yang disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ayahanda Abdul Khalid Siregar dan Ibunda Ida Junaida tercinta, atas kesabaran, doa, cinta dan kasih sayang yang menjadi motivasi terbesar bagi penulis.

2. Dosen pembimbing yaitu Ibu Lily Fauzia, M.Si. selaku ketua dosen pembimbing dan Ibu Emalisa, S.P, M.Si sebagai anggota dosen pembimbing. 3. Maria Sartika Siregar, S.Pd, Khalidazia Siregar, Adellya Rosari Siregar selaku

kakak dan adik yang turrut memberi dukungan dan doa kepada penulis.

4. Seluruh staff pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

5. Kepada teman - teman seperjuangan, Rizki Rahmatullah Harahap SP, Irfandi Aritonang SP, Arpan Daulai SP, Arpan Dalimunthe SP, Irmayana SP, Jaka Rannez Manik SP, Bambang Saputra SP, Erwinsyah Putra SP, Xaverius Ginting, dan kawan - kawan atas bantuan, dukungan dan doanya selama ini. 6. Khalidah, yang selalu setia mendoakan dan memberikan motivasi kepada

(7)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan usulan penelitian ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2013

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ………….i

RIWAYAT HIDUP ... ……..…iii

KATA PENGANTAR. ... ………...iv

DAFTAR ISI. ... ...………vi

DAFTAR TABEL. ... ………viii

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. ... …………1

1.2 Identifikasi Masalah. ... …………4

1.3 Tujuan Penelitian. ... …………5

1.4 Kegunaan Penelitian. ... …………5

1.5 Hipotesis Penelitian. ... …………6

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka. ... …………7

2.2 Landasan Teori ... ………..12

2.3 Kerangka Pemikiran ... ………..15

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian. ... ………..18

3.2 Metode Penentuan Sampel. ... ………..19

3.3 Metode Pengumpulan Data. ... ………..19

3.4 Metode Analisis Data. ... ………..20

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional. ... ………..22

3.5.1 Defenisi... ………..22

3.5.2 Batasan Operasional. ... ………..23

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1 Kabupaten Toba Sanosir 4.1.1 Luas Daerah dan Letak Geografis………..25

4.1.2 Tata Guna Lahan……….25

4.1.3 Keadaan Penduduk……….26

4.1.4 Sarana dan Prasarana………..27

4.2 Kecamatan Parmaksian Kabupaten Toba Samosir………...28

4.3 Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir………...29

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Proses Pelaksanaan Program Community Development (CD)

Ternak Sapi Sistem Bergulir……….33 5.2 Sikap Petani Terhadap Program Community Development (CD)

Ternak Sapi Sistem Bergulir……….36 5.3 Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Responden

Dengan Sikap Petani Terhadap Program Community Development (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir………37 5.4 Masalah – masalah Yang Dihadapi Petani Dalam Proses

Pelaksanaan Program Community Development (CD) Ternak

Sapi Sistem Bergulir……….47 5.5 Upaya - Upaya Yang Dihadapi Dalam Menyelesaikan Masalah -

Masalah Yang Dihadapi Petani Dalam Proses Pelaksanaan

Program Community Development (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir..….50

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan………...51 6.2 Saran………....…..52

DAFTAR PUSTAKA

(10)

ABSTRAK

BAGINDA SIREGAR (070309011) dengan judul skripsi “Sikap Petani Peserta Terhadap Program Community Development (CD) Ternak Sapi Sistem

Bergulir PT. Toba Pulp Lestari, Tbk (Studi Kasus : Kecamatan Parmaksian dan

Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir)”. Penelitian ini dibimbing Oleh Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku ketua komisi pembimbing skripsi dan Ibu Emalisa, SP, M.Si selaku anggota komisi pembimbing skripsi. Penelitian

dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir di daerah penelitian, mengetahui

sikap petani terhadap program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir, mengetahui hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan sikap petani terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir, mengetahui apa saja masalah - masalah yang dihadapi petani dalam menjalankan program tersebut, mengetahui apa saja upaya-upaya yang dilakukan petani untuk mengatasi masalah - masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program tersebut. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara secara purposive (Sengaja) dan metode pengambilan sampel adalah stratified random sampling atas dasar daerah tersebut menjadi peserta Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir PT. TPL. Adapun sampel berjumlah 30 petani

(11)

dimana 22 orang (73,33 %) memiliki sikap positif terhadap program tersebut dan 8 orang (26,67 %) menyatakan sikap negatif terhadap program tersebut, kedua ada hubungan antara karakteristik sosial ekonomi petani yaitu jumlah tanggungan petani dengan sikap petani terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir, ketiga masalah - masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pilot project pertanian terpadu yaitu kurang modal petani dalam pembuatan kandang, sebagian kecil petani kesulitan dalam pembudidayaan ternak sapi, ketrsediaan pakan hijau, proses tahap perguliram yang kurang transparan dan kebiasaan petani yang masih tradisional.

(12)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan menuju bangsa yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan bukan merupakan suatu proses yang mudah dilalui. Banyak tantangan dan agenda pembangunan yang mesti dijawab dan dituntaskan untuk mencapai kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan kesejahteraan masyarakat telah menumbuhkan aspirasi dan tuntutan baru dari masyarakat untuk mewujudkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Aspirasi dan tuntutan masyarakat itu lebih berperan dalam proses pembangunan yang telah berlangsung (Sumodiningrat, 1999 : 1).

Keberhasilan pembangunan nasional ditentukan oleh tingkat partisipasi masyarakat, baik yang menyumbangkan masukan (input) maupun dalam menikmati hasil - hasilnya. Perlu diingat bahwa 80 % masyarakat indonesia masih tinggal di pedesaan yang jauh dari pusat - pusat administrasi pembangunan yang umumnya berada di kota - kota, sehingga masih banyak rakyat yang belum cukup tersentuh kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, termasuk menikmati hasil pembangunan. Oleh karena itu, perlu kiranya dubuat usaha - usaha yang meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang mendekatkan kegiatan pembangunan pada tempat - tempat pemukiman masyarakat tersebut (Margono, S., 2003 : 7).

(13)

orang untuk hidup bermasyarakat, melaikan juga untuk membangun masyarakat, karena setiap satuan masyarakat mempunyai kekuatan sendiri (community power). Masyarakat bisa kehilangan kekuatannya jika masyarakat mengalami community disorganization, untuk mengatasi masalah itu Community Development (CD) atau

pembangunan masyarakat diarahkan (Ndraha, 1987 : 40).

Istilah asing untuk pembangunan desa, bukan hanya Rural Development (RD) melainkan juga Community Development (CD). CD merupakan pendekatan

pembangunan yang mengutamakan partisipasi aktif masyarakat dan berlaku baik di desa maupun diperkotaan, sedangkan RD dilain pihak hanya berlaku di

pedesaan, dan mengutamakan keserasian dengan lingkungan (Rahardjo, 1999 : 194 - 195).

Perkembangan Community Development (CD) dapat dilihat dalam kedudukannya sebagai suatu disiplin atau mata kajian ilmu pengetahuan dan dapat pula dilihat dalam kedudukannya sebagai sebuah strategi dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat (Soetomo, 2006 : 96).

(14)

daya alam dan sumber daya manusia). Oleh karena itu, dalam mengoptimalkan pembangunan yang akan dan sedang dilaksanakan, pengenalan akan hakekat manusia tentunya mempunyai sumbangan tersendiri, paling tidak akan dapat menambah wawasan ketika akan menerapakan suatu program pada masyarakat. (Adi, 2003 : 29).

Pengembangan masyarakat pada dasarnya adalah suatu profesi yang memperlakukan manusia sebagai makhluk yang dapat berkembang, sebagaimana ditunjukkan oleh kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin hari semakin baik. Oleh karena itu, lapangan profesi ini sangat berkepentingan terhadap masalah bagaimana seorang bergaul dengan orang lain atau masyarakat, sehingga pembangunan manusia secara maksimal dapat benar - benar terwujud (Moedzakir, 1986 : 2).

(15)

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Community Development PT. TPL. khususnya tentang perguliran ternak sapi, bagaimana dampaknya kepada masyarakat dan masalah – masalah yang dihadapi petani dan pihak PT. TPL dalam hal perguliran ternak sapi ini, maka perlu adanya suatu penelitian. Maka dari itu, saya selaku peneliti akan melakukan penelitian di kabupaten Toba Samosir.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pelaksanaan Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir PT. Toba Pulp Lestari di daerah penelitian?

2. Bagaimana sikap petani peserta terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir PT. Toba Pulp Lestari di daerah penelitian?

3. Bagaimana hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan sikap petani terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir PT. Toba Pulp Lestari di daerah penelitian?

4. Apa saja masalah - masalah yang dihadapi petani peserta dalam melaksanakan Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir PT. Toba Pulp Lestari di daerah penelitian?

5. Apa upaya - upaya yang dilakukan petani peserta untuk mengatasi masalah - masalah yang dihadapi dalam melaksanakan Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir PT. Toba Pulp Lestari di daerah

(16)

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Proses pelaksanaan Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir PT. Toba Pulp Lestari di daerah penelitian.

2. Sikap petani peserta terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir PT. Toba Pulp Lestari di daerah penelitian.

3. Hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan sikap petani terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir PT. Toba Pulp Lestari di daerah penelitian.

4. Masalah - masalah yang dihadapi petani peserta dalam melaksanakan Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir PT. Toba Pulp

Lestari di daerah penelitian.

5. Upaya – upaya yang dilakukan petani peserta untuk mengatasi masalah - masalah yang dihadapi dalam melaksanakan Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir PT. Toba Pulp Lestari di daerah

penelitian.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah maupun lembaga lainnya dalam mengambil kebijakan untuk menyusun program pertanian di masa mendatang. 2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak - pihak yang terkait dan

(17)

3. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terutama yang berhubungan dengan usaha ternak sapi.

1.5. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah diatas, maka hipotesis yang dapat di simpulkan yaitu :

1. Sikap petani terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir di daerah penelitian adalah positif.

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Definisi pembangunan masyarakat yang telah diterima secara luas adalah definisi yang telah ditetapkan oleh Peserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tahun 1956 yang berbunyi Community Development (CD) atau pembangunan masyarakat adalah suatu proses. Baik ikhtiar masyarakat yang bersangkutan yang diambil berdasarkan prakarsa sendiri, maupun kegiatan pemerintah dalam rangka memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan berbagai komunitas, mengintegrasikan berbagai komunitas itu kedalam kehidupan bangsa, dan memampukan mereka untuk meberikan sumbangan sepenuhnya demi kemajuan

bangsa dan negara, berjalan secara terpadu dalam proses terebut (Ndraha, 1987 : 73).

(19)

Pengembangan masyarakat di indonesia sering dipadankan dengan “pembangunan masyarakat desa” dengan mempertimbangkan desa dan keluhan pada tingkatan yang setara. Istilah “pengembangan masyarakat” (dalam arti luas) ataupun “pengembangan masyarakat” (dalam arti sempit) bila diterjemahkan ke dalam bahasa inggris seringkali digunakan dengan istilah yang sama yaitu “Community Development/CD”, ataupun sebaliknya (Adi, 2003 : 223).

Pengembangan masyarakat adalah suatu lapangan akademis dan terapan. Yang menjadi tujuan pokoknya adalah pengembangan manusianya. Pertanyaan “How” atau “Bagaimana” seorang bergerak dilapangan pengembangan masyarakat adalah merupakan suatu tinjauan segi praktis. Sedangkan pertanyaan “Why” atau “Mengapa” seorang bergerak dengan suatu cara tertentu adalah merupakan suatu tinjauan segi teoritis beserta segala prinsip - prinsipnya (Moedzakir, 1986 : 9).

Dengan demikian, melalui Community Development sebagai proses untuk meningkatkan kondisi kehidupan yang meberikan fokus perhatian pada komunitas sebagai suatu kesatuan kehidupan bermasyarakat, guna merealisasikan tujuan tersebut cenderung lebih mengandalkan pada pemanfaatan dan pendayagunaan energi yang ada dalam kehidupan komunitas itu sendiri (Soetomo, 2006 : 86 - 86).

(20)

Adapun kontribusi yang diharapkan dari Program CD yaitu :

1. Menjadi lebih swadaya

Banyak kegiatan yang dinamakan CD dalam kenyataannya justru menumbuhkan ketergantungan masyarakat lokal terhadap aktor luas, apabila hal ini terjadi maka kegiatan yang dilaksanakan pada dasarnya buka CD karena CD pada dasarnya upaya menolong mereka agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, ringkasnya membuat masyarakat lebih swadaya.

2. Berkembang menjadi komunitas pembelajaran

Masyarakat yang swadaya menuntut masyarakat lokal untuk mampu belajar dari pengalamannya sendiri untuk menjawab tantangan yang akan muncul dikemudian hari dan juga mampu memberdayakan dirinya sendiri.

3. Berkurangnya kerentanan dan kemiskinan

Keberhasilan CD bukan sekedar bahwa kegiatan yang direncanakan telah dilaksanakan. Apapun kegiatan dan oleh siapa saja, CD hanya akan diangap bila mampu mengurangi kerentanan dan kemiskinan yang dihadapi masyarakat.

4. Terciptanya peluang ekonomi dan mata pencaharian yang berkelanjutan

Peluang ekonomi dan mata pencaharian yang berkelanjutan dalam sebagian kegiatan mengembangkan aktivitas ekonomi. CD dilaksanakan pertama - tama dengan menggunakanmodal sosial sebagai dasar dari kegiatan-kegiatan lainnya.

5. Tercapai keseimbangan tujuan sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan

(21)

perspektif keseimbangan yang ada dalam masyarakat lokal. CD adalah sasaran yang menjadi pondasi bagi pencapaian sasaran yang lebih jauh.

6. Menguatkan modal sosial

Komunitas masyarakat miskin yang tidak memiliki modal finansial, mosal sosial merupakan modal dasar yang memungkinkan masyarakat lokal bertahan hidup (Primahendra, 2006).

Sikap dapat sangat menentukan berhasil tidaknya suatu keinginan yang

kita inginkan. Sikap juga akan membantu memperkuat daya keinginan kita (Haryanto, 2000 : 113).

Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya: ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Perkembangan sikap dapat dipengaruhi oleh lingkungan, norma - norma atau grup. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang satu dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan terrbentuk tanpa interaksi manusia terhadap objek tertentu atau suatu objek (Ahmadi, 1999 : 171).

Masyarakat desa dalam berbagai hal memiliki berbagai ciri yang dapat dibedakan dengan komunitas lain terutama pada kebiasaan hidup bermasyarakat. Perbedaan ini membawa dampak pada proses perubahan apabila tidak dicermati. Ada dua sifat masyarakat desa terkait dengan program pembangunan yaitu sikap menghambat dan sikap mendukung. Sikap menghambat terdiri dari: sikap pasif, family sentries, apatis, orientasi pada masa lampau, dan menyerah pada takdir,

(22)

Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective) dan komponen konatif (conative). Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan komponen konaktif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang (Azwar, 1995 : 24)

(23)

diharapkan. Contoh yang lain seperti Program Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) yang diberikan kepada kelompok tani berupa ternak, rumah kompos beserta peralatan pendukung, yang tujuannya agar kelompok tani tersebut menjadi mandiri, dan dapat membangun perekonomian yang sifatnya merakyat.

2.2. Landasan Teori

Dalam usaha pertanian, produksi diperoleh melalui suatu proses yang cukup panjang dan penuh dengan resiko. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidak sama tergantung pada jenis komuditas yang diusahakan. Tidak hanya waktu, kecukupan faktor produksi pun ikut sebagai penentu pencapaian produksi. Pada subsektor usaha seperti pemeliharaan sapi, kambing, ayam, dan lain sebagainya juga membutuhkan variasi waktu (Daniel, 2002 : 49).

Ilmu usaha tani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu (Seokartawi, 1995 : 54).

Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usaha tani swasembada, khususnya faktor tenaga kerja petani dan para anggota keluarganya. Dalam usaha tani swasembada atau usaha tani keluarga, faktor tenaga kerja keluarga petani merupakan unsur penentu (Tohir, 1991 : 221).

(24)

pemimpin usaha tani yang mengatur organisasi produksi secara keseluruhan (Mubyarto, 1984 : 106).

Proses produksi baru bisa berjalan bila persyaratan yang dibutuhkan tanaman, ternak, ataupun ikan dapat dipenuhi. Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi (Daniel, 2002 : 50).

Menurut rogers (1983), banyak dilakukan penelitian tentang hubungan antara indeks adopsi dan ciri-ciri sosial individu. Adapun indeks adopsi individu terebut yaitu: pendidikan, baca tulis, status sosial yang lebih tinggi, unit ukuran besar, orientasi ekonomi komersial, sikap yang lebih berkenan terhadap kredit, sikap yang lebih berkenan terhadap perubahan, sikap yang lebih berkenan terhadap pendidikan, intelegensi, partisipasi sosial, kosmopolitalisme, kontak dengan agen perubahan, keterbukaan dengan media massa, pencarian informasi yang lebih aktif, pengetahuan tentang inovasi, dan pendapat tentang kepemimpinan. Variabel ini telah diteliti diberbagai wilayah pertanian yang berbeda, baik negara industri maupun negara yang sedang berkembang, yaitu pada pendidikan, kesehatan dan perilaku konsumen. Hasil penelitian yang mencolok ditemukan hampir disemua bidang (Van Den Ban dan Hawkins, 1999 : 126-127).

Latar belakang sosial ekonomi dan budaya ataupun politik sangat mempengaruhi cepat lambatnya suatu inovasi, sebagai berikut: umur, tingkat pendidikan, keberanian mengambil resiko, pola hubungan masyarakat dengan dunia luar dan sikap petani dengan perubahan (Mosher, 1987 : 45).

(25)

sedangkan seseorang yang berpendidikan tinggi tergolong lebih cepat dalam mengadopsi inovasi baru (Soekartawi, 2002 : 26).

Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau memihak pada objek tersebut (Azwar, 1995 : 5).

Pada dasarnya perilaku petani sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, kecakapan dan sikap mental petani itu sendiri. Dalam hal ini pada umumnya karena tingkat kesejahteraan hidupnya dan keadaan lingkungan dimana mereka tinggal dapat dikatakan masih menyedihkan. Sehingga menyebabkan pengetahuan dan kecakapannya tetap berada dalam tingkatan rendah dan keadaan seperti ini tentu akan menekan sikap mentalnya (Kartasapoetra, 1991).

Umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan usahatani, umur dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja bilamana dengan kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2006).

Petani yang berusia lanjut berumur sekitar 50 tahun biasanya fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian-pengertian yang dapat mengubah cara berpikir, cara bekerja, dan cara hidupnya. Mereka ini bersikap apatis terhadap adanya teknologi baru (Kartasapoetra, 1991 : 55).

(26)

berusahatani akan lebih mudah menerapkan anjuran penyuluhan demikian pula dengan penerapan teknologi (Soekartawi, 1999).

Lamanya berusahatani untuk setiap orang berbeda-beda, oleh karena itu lamanya berusahatani dapat dijadikan bahan pertimbangan agar tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga dapat melakukan hal-hal yang baik untuk waktu-waktu berikutnya (Hasyim, 2006).

Luas lahan akan mempengaruhi skala usaha. Makin luas lahan yang dipakai petani dalam usaha pertaniannya, maka lahan semakin tidak efisien. Hal ini disebabkan pada pemikiran bahwa luasnya lahan mengakibatkan upaya melakukan tindakan yang mengarah pada segi efisisen akan berkurang. Sebaliknya pada lahan yang sempit upaya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi semakin baik, sehingga usaha pertanian seperti ini lebih efisien. Meskipun demikian lahan yang terlalu kecil cenderung mengahasilkan usaha yang tidak efisien pula ( Soekartawi, 1999 : 23).

Jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya (Hasyim, 2006).

2.3. Kerangka Pemikiran

(27)

petani peserta. Setelah mempunyai anak pertama berumur 6 bulan, makan anak sapi tersebut dikembalikan kepada pihak perusahaaan untuk digulirkan kembali kepada petani yang lain.

Dalam pelaksanaan perguliran sapi ini terdapat masalah - masalah yang dihadapi petani. Oleh karena itu, perlu diadakan suatu upaya untuk mengatasi masalah tersebut.

(28)

SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN

Keterangan :

: Proses :Pengaruh

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Sikap Petani Peserta Program Community Development (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir PT. Toba Pulp Lestari, Tbk di Kabupaten Toba Samosir.

Petani Peserta

Masalah

Upaya Sikap

Negatif Positif

PT. TPL

Faktor Sosial Ekonomi

1. Umur 2. Pendidikan

3. Lama berusahatani 4. Frekuensi mengikuti

penyuluhan 5. Luas lahan

6. Jumlah tanggungan Program Community Development (CD)

(29)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Parmaksian dan Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir. Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan cara purposive yaitu sengaja. Daerah ini diangkat menjadi daerah penelitian dengan

pertimbangan bahwa PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. bergerak di wilayah tersebut sejak tahun 2003 dan telah melaksanakan Program Community Development (CD) berupa perguliran ternak sapi.

Tabel 1. Daftar Jumlah Populasi Berdasarkan Kecamatan

No Kecamatan

Jumlah Petani Peserta

Jlh

(30)

3.2. Metode Penentuan Subjek Penelitian

Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode “Simple Random Sampling”, sampel dalam penelitian ini ialah masyarakat di Kecamatan Parmaksian dan Kecamatan Porsea yang mendapat Program Community Development (CD) PT. Toba Pulp Lestari dalam perguliran ternak sapi. Adapun

jumlah keseluruhan reseponden yang mendapat program ini adalah 67 orang yang tersebar di Kecamatan Parmaksian dan Kecamatan Porsea, dengan metode sampling yang ada maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang/petani. Ini dilakukan karena populasinya dianggap homogen.

Tabel 2. Distribusi Populasi dan Sampel Berdasarkan Jumlah Petani Penerima Program Community Development (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir PT. Toba Pulp Lestari.

No Kecamatan Jumlah Peserta

(Orang) Sampel

1. Porsea 15 7

2. Parmaksian 52 23

Jumlah 67 30

Sumber : Diolah dari tabel 1

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden. Melihat langsung keadaan/kondisi program yang dilaksanakan petani dilapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait seperti kantor Kecamata Parmaksian dan Kecamatan Porsea, Koordinator Program Community Development (CD) PT. TPL, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

(31)

3.4.Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah 1, dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan Program Community Development (CD) ternak sapi dengan sistem bergulir PT. Toba Pulp Lestari di daerah penelitian.

Untuk identifikasi masalah 2, dianalisis dengan menggunakan metode analisis dengan teknik penskalaan likert yaitu dengan pemberian skor pada setiap pilihan jawaban. Untuk pernyataan positif : Sangat Setuju (SS) bernilai 5, Setuju (S) bernilai 4, Ragu – ragu (R) bernilai 3, Tidak Setuju (TS) bernilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 1. Untuk pernyataan negatif : Sangat Setuju (SS) bernilai 1, Setuju (S) bernilai 2, Ragu – ragu (R) bernilai 3, Tidak Setuju (TS) bernilai 4, dan Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 5 (Nazir, 1983).

Mengukur sikap digunakan dengan skala Likert dengan rumus :

T = 50 + 10 X - X

S

Keterangan :

T = Skor standar X = Skor responden

X = Rata- rata skor kelompok S = Deviasi Standar Kelompok Kriteria uji, apabila :

(32)

Untuk identifikasi masalah 3 dianalisis dengan koefisien Rank Spearman.

rs =

� −

�∑� �� �

�=� � �– �

th = rs � �−�

� − ��

t = α : db

Keterangan :

rs = Koefisien korelasi Rank Spearman

di = Selisih antara peringkat factor sosial ekonomi dengan sikap n = Jumlah Sampel

α = Derajat Nyata db = Derajat Bebas

Berdasarkan perhitungan nilai rs yang nantinya didapat melalui analisis di

atas, maka akan diperkirakan kekuatan hubungan korelasinya. Berikut adalah tabel interpretasi terhadap nilai r hasil analisis korelasi :

Tabel 3. Interpretasi Terhadap Nilai r Hasil analisis Korelasi

Interval Nilai r* Interpretasi

0,001 - 0,200 Korelasi Sangat Lemah

0,201 - 0,400 Korelasi Lemah

0,401 - 0,600 Korelasi Cukup Kuat

0,601 - 0,800 Korelasi Kuat

0,801 - 1,000 Korelasi Sangat Kuat

*) Interpretasi berlaku untuk nilai r positif maupun negatif

(33)

Kriteria uji hipotesis adalah : Pada uji dua arah (Sig. 2 - tailed).

-

t

tabel <

t

hitung <

t

tabel ……….H0 diterima (Siegel, 1992 : 225).

Atau dengan alat bantu SPSS (Statistical Product and Service Solution) : Dengan keriteria uji sebagai berikut :

Sig < α (0.05)………..H0 ditolak

Sig > α (0.05)………..H0 diterima

(Triton, 2006). Dimana :

H0 : Tidak ada hubungan karakteristik sosial ekonomi dengan sikap petani pada program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir.

H1 : Ada hubungan karakteristik sosial ekonomi dengan sikap petani pada program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir.

Untuk identifikasi masalah 4, dianalisis dengan mengunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengamati masalah - masalah yang dihadapi petani peserta dalam pelaksanaan Program Community Development tersebut.

(34)

Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan beberapa definisi dan batasan operasional.

Definisi

1. Petani sampel adalah orang yg menjadi peserta sistem perguliran ternak sapi Program Community P.T. Toba Pulp Lestari.

2. Faktor sosisal ekonomi yang dianalisis di daerah penelitian ialah (umur, pendidikan, lamanya berusahatani, luas lahan, dan jumlah tanggungan).

3. Sikap petani adalah pencerminan dorongan - dorongan yang datang dari dalam diri petani dan reaksi terhadap stimulus yang menghasilkan pengaruh atau penolakan, penilaian suka atau tidak suka, kepositifan atau kenegatifan terhadap suatu objek, dalam penelitian ini adalah Program CD.

4. Sikap adalah pencerminan dorongan - dorongan yang datang dari dalam diri yang menghasilkan pengaruh atau penolakan , penilaian suka atau tidak suka, kepositifan atau kenegatifan terhadap suatu objek.

5. Sikap positif adalah sikap yang cenderung menyukai, mendekati, menerima bahkan mengharapkan kejadian obejek tertentu.

6. Sikap negatif adalah sikap yang cenderung menjauhi, membenci, menghindar ataupun tidak menyukai keberadaan suatu objek tertentu.

7. Umur sampel adalah usia petani pada saat penelitian dilaksanakan yang dinyatakan dalam tahun.

(35)

9. Jumlah tanggungan petani adalah jumlah jiwa yang berada dalam 1 rumah petani yang ikut makan bersama sehari - hari.

Batasan Operasional

1. Sampel merupakan responden yang mendapatkan program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir PT. Toba Pulp Lestari, Tbk.

2. Penelitian dilakukan di kabupaten Toba Samosir, tepatnya di Kecamatan Porsea dan Kecamatan Parmaksian.

(36)

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Deskripsi Daerah Penelitian

1. Kabupaten Toba Samosir

a. Luas Daerah dan Letak Geografis Kabupaten Toba Samosir

Kabupaten Toba Samosir Terletak di provinsi Sumatera Utara antara 20 C 03’ - 20 C 40’ Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Toba Samosir adalah 2.021,80 Km2

 Sebelah Utara : Kabupaten Simalungun

. Kabupaten Toba Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 300 - 2.200 meter di atas permukaan laut, dengan tofografi dan kontur tanah yang beraneka ragam, yaitu datar, landai, miring dan terjal. Struktur tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik. Adapun batas - batas daerah yang berdampingan dengan kabupaten Toba Samosir yaitu sebagai berikut :

 Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Utara

 Sebelah Timur : Kabupaten Labuhan Batu

 Sebelah Barat : Danau Toba dan Kabupaten Samosir

Ibukota Kabupaten Toba Samosir adalah Kecamatan Balige. Jarak antara ibukota Kabupaten Toba Samosir dengan Perusahaan PT. TPL yaitu sekitar 24 Km, jarak Ibukota dengan Kecamatan Parmaksian yaitu 23 Km, dan Kecamatan Porsea yaitu 19 Km (BPS Sumatera Utara, 2010).

b. Tata Guna Lahan

(37)

Tabel 4. Tata Guna Lahan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1. Pertanian 91.115 45,09

2. Non Pertanian 111.025 54,91

Jumlah 202.180 100

Sumber : BPS Sumatera Utara, Kabupaten Toba Samosir Dalam Angka, 2011

Dari Tabel 4 dapat dikemukakan bahwa 45,09 % lahan di daerah penelitian digunakan untuk lahan pertanian, sedangkan 54,91 % lahan digunakan untuk lahan non pertanian.

c. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2010 adalah 171.375 Jiwa dengan jumlah Rumah Tangga (RT) 37.581 RT. Dimana pria berjumlah 84.492 jiwa dan wanita berjumlah 86.883 jiwa.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2010.

No Kelompok Umur Total (Pria + Wanita) Presentase (%)

1. 0 – 4 17.773 10,37

2. 5 – 9 20.324 11,86

3. 10 – 14 23.478 13,70

4. 15 – 19 23.580 13,76

5. 20 – 24 10.658 6,22

6. 25 – 29 9.167 5,35

7. 30 – 34 8.713 5,08

8. 35 – 39 8.484 4,95

9. 40 – 44 9.343 5,45

10. 45 – 49 9.029 5,27

11. 50 – 54 9.386 5,48

12. 55 – 59 5.907 3,45

13. 60 – 64 5.732 3,35

14. 65 + 9.801 6,71

Jumlah 171.373 100

(38)

Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak terdapat pada kelompok umur 15 - 19 tahun yaitu sebanyak 23.580 jiwa dengan persentase sebesar 13,76 % dan yang terkecil adalah kelompok umur 60 - 64 tahun yakni sebanyak 5.732 jiwa dengan persentase 3,35 %. Dan dari data yang ada dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar di Kabupaten Toba Samosir berada pada usia produktif.

d. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini :

Tabel 6. Sarana dan Prasarana Yang Tersedia di Kabupaten Toba Samosir Pada Tahun 2010.

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1. Pendidikan Formal

SD/MI/SLB 221

SLTP/MT 39

SMA 15

SMK 18

2. Sarana Kesehatan

Rumah Sakit 3

Puskesmas 50

Polindes 160

Posyandu 245

3. Sarana Ibadah

Mesjid 35

Mushollah 10

Gereja Protestan 290

Gereja Katolok 63

Sumber : BPS Sumatera Utara, Kabupaten Toba Samosir Dalam Angka, 2011

(39)

2. Kecamatan Parmaksian

Letak Geografis Kecamatan Parmaksian : 1. Terletak antara :

Lintang Utara : 2024’00” - 020

Bujur Timur : 99

37’00”

0

03’00” - 990 2. Letak di atas Permukaan Laut : 905 – 1500 Meter

16’00”

3. Luas Wilayah Kecamatan Porsea : 46,43 Km 4. Wilayah Administrasi

2

Jumlah Desa : 11 Desa

Jumlah Dusun : 30 Dusun

5. Berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kecamatan Bonatua Lunasi Sebelah Selatan : Kecamatan Siantar Narumonda Sebelah Barat : Kecamatan Porsea

Sebelah Timur : Kec. Pintu Pohan Meranti 6. Jarak Kantor Camat Ke Kantor Ibukota Toba Samosir : 23 Km 7. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Jenis Kelamin dan Desa/Kelurahan

Kecamatan Parmaksian Tahun 2010.

Tabel 7. Penduduk Dirinci Menurut Jenis Kelamin dan Desa/Kelurahan Kecamatan Parmaksian Tahun 2010.

No Desa/Kelurahan Jenis Kelamin Sex Rasio

Laki - laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Siantar Utara 356 325 109,54

2. Dolok Nauli 270 311 86,82

3. Jonggi Manulur 208 207 100,48

4. Banjar Ganjang 386 443 87,13

(40)

7. Bius Gu Barat 407 439 92,71

8. Lumban Huala 444 440 100,91

9. Tangga Batu II 231 228 101,32

10. Tangga Batu I 654 660 99,09

11. Lumban Manurung 258 239 107,95

Jumlah 5.187 5.179 100,00

(Sumber : BPS Sumatera Utara, Kecamatan Parmaksian Dalam Angka, 2011)

8. Daftar Rumah Ibadah Menurut Jenis dan Desa/Kelurahan Kecamatan Parmaksian Tahun 2010.

Tabel 8. Data Rumah Ibadah Menurut Jenis dan Desa/Kelurahan Kecamatan Parmaksian Tahun 2010.

No Desa/

Kelurahan

Jenis Rumah Ibadah

Jumlah Masjid Musolah Gereja Kuil Wihara

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Siantar Utara - - 2 - - 2

2. Dolok Nauli - - 1 - - 1

3. Jonggi Manulur 1 - 1 - - 2

4. Banjar Ganjang - - 2 - - 2

5. Pangombusan 2 1 3 - - 6

6. Lumban Sitorus 1 - 1 - - 2

7. Bius Gu Barat - - - 0

8. Lumban Huala - - 2 - - 2

9. Tangga Batu II - - 1 - - 1

10. Tangga Batu I - - 1 - - 1

11. Lbn Manurung - - 1 - - 1

Jumlah 4 1 15 0 0 39

(Sumber : BPS Sumatera Utara, Kecamatan Parmaksian Dalam Angka, 2011)

3. Kecamatan Porsea

Letak Geografis Kecamatan Porsea : 1) Terletak antara :

Lintang Utara : 02024’ - 020

Bujur Timur : 99

48’

0

04’ – 990 2) Letak di atas Permukaan Laut : 905 – 1200 Meter

16’

3) Luas Wilayah Kecamatan Porsea : 3.788 Ha atau 37,88 Km 4) Berbatasan dengan :

2

(41)

Sebelah Selatan : Kecamatan Siantar Narumonda Sebelah Barat : Kecamatan Uluan

Sebelah Timur : Kecamatan Parmaksian 5) Jarak Kantor Camat Ke Kantor Ibukota Toba Samosir : 19 Km 6) Data Populasi Ternak Kecamatan Porsea Tahun 2010.

Tabel 9. Data Populasi Ternak Kecamatan Porsea Tahun 2010.

No Desa/Kelurahan Jenis Ternak

Sapi Kerbau Kuda Kambing Babi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Parparean I - 30 - - 50

2. Parparean II - 25 - - 100

3. Parparean III 2 23 - - 50

4. Perparean IV 2 43 - - 60

5. GG - Pangkailan 16 57 - 3 50

6. Pasar Porsea 3 - - - -

7. Patane III - 10 - 5 50

8. Patane IV 6 27 - - 20

9. Patane II - 38 - 5 70

10. Patane I 5 15 - 13 40

11. Amborgang - 110 - - 100

12. Nalela 4 76 - - 50

13. Silamosik I 16 57 - 10 100

14. Lumban Gurning 12 32 - 12 30

15. Patane V 1 21 - - 20

16. Raut Bosi 2 23 - - 50

17. Simpang Siguragura 6 15 - 10 20

Jumlah 75 602 - 58 860

(Sumber : BPS Sumatera Utara, Kecamatan Porsea Dalam Angka, 2011)

7) Daftar Rumah Ibadah Menurut Jenis dan Desa/Kelurahan Kecamatan Porsea Tahun 2010.

Tabel 10. Data Rumah Ibadah Menurut Jenis dan Desa/Kelurahan Kecamatan Porsea Tahun 2010.

No Desa/

Kelurahan

Jenis Rumah Ibadah

Jumlah Masjid Musolah Gereja Kuil Wihara

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Parparean I - - 1 - - 1

2. Parparean II - - 3 - - 3

3. Parparean III - 2 2 - - 4

4. Perparean IV - - - -

5. GG - Pangkailan - - - -

6. Pasar Porsea - - - -

(42)

9. Patane II - - - -

10. Patane I - - 1 - - 1

11. Amborgang - - 4 - - 4

12. Nalela - - 2 - - 2

13. Silamosik I - - 2 - - 2

14. Lumban Girning 1 - 1 - - 2

15. Patane V - - 2 - - 2

16. aut Bosi - - 3 - - 3

17. Spg. Siguragura 1 - 2 - - 3

Jumlah 3 3 33 0 0 39

(Sumber : BPS Sumatera Utara, Kecamatan Porsea Dalam Angka, 2011)

4. Profil PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk (PT. TPL) yang dulunya bernama PT. Inti Indorayon Utama (IIU) didirikan sejak tahun 1983 berdasarkan akta pendirian No. 329 yang telah dibuat di hadapan notaris Misarardi Wilamarta, SH di Jakarta pada tanggal 26 april 1983. Pengesahan dari menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat keputusan No. C2 - 5130 - HT01 - 01 - TH.83 tertanggal 26 Juli 1983. Pada tanggal 2 November 1983 didaftarkan di pengadilan tinggi Kelas IA Medan dengan No. 279/PT/1983 dan telah diumumkan dalam berita NegaraRepublik Indonesia pada tanggal 4 desember 1984 dengan No. 97, tambahan Berita Negara No. 1176.

(43)

Maksud dan Tujuan Perusahaan

Berdasarkan Akta perbaikan No. 111 tertanggal 12 mei 1990 yang dibuat di depan notaris Rachmat Santoso, SH, adapun maksud dan tujuan pokok perusahaan adalah untuk menjalankan industri pulp dan viscose rayon. Namun, sesuai dengan penegasan Pemerintah Republik Indonesia melalui surat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I No. 72.HK.03.03.2003 tanggal 29 januari 2003 usaha perseroan berubah menjadi industri pulp.

Alamat Perusahaan

PT. Toba Pulp Lestari, Uniplaza East Tower 7st

Situasi dan Prospek Perusahaan

floor, Jl. Letjen MT Haryono No A-1 Medan 20231, Sumatera Utara, Indonesia. Untuk alamat pabrik PT. Toba Pulp Lestari terletak di Desa Sosor Ladang, Kecamatan Parmaksian Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara, Indonesia.

(44)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan terhadap petani penerima bantuan sapi bergulir jenis Sapi Bali (Bos Sondaicus) di Kabupaten Toba Samosir pada Kecamatan Porsea dan kecamatan Parmaksian. Bantuan ini diberikan oleh PT. Toba Pulp Lestari (PT TPL), Tbk melalui program Community Development (CD) dalam bentuk bantuan ternak sapi jenis Sapi Bali (Bos Sondaicus) dengan sistem bergulir. Program ini merupakan komitmen perusahan untuk membantu mensejahterakan kehidupan petani/warga Kabupaten Toba Samosir. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur bagaimana sikap petani terhadap program Community Development (CD) ternak sapi dengan sistem bergulir.

5.1. Proses Pelaksanaan

Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir pertama kali dilaksanakan di daerah penelitian pada tahun 2003. Program ini dibuat oleh PT. TPL sebagai wujud tanggung jawab perusahaan untuk mensejahterakan petani/masyarakat yang berada di wilayah perusahaan PT. TPL. Terhitung sejak tahun 2003 - 2010, petani binaan program ini sebanyak 136 orang yang tersebar di 10 Kecamatan yang ada di Kabupaten Toba Samosir.

(45)

Bantuan yang diberikan kepada petani yaitu 3 ekor ternak sapi dmana 1 ekor sapi jantan dan 2 ekor sapi betina (gadis). Petani yang telah mendapatkan bantuan ternak sapi selanjutnya diwajibkan untuk membuat kandang yang sesuai dengan standard kelayakan secara swadaya (dana sendiri). Tujuan dari pembuatan kandang ini yaitu agar ternak sapi dapat dipeliharan secara intensif, dan dapat berkembang biak secara baik. Petani juga harus menyediakan lahan untuk penanaman rumput gajah yang tujuannya yaitu untuk persediaan pakan ternak sapi dikemudian hari.

Program ternak sapi ini dilaksanaka dengan sistem perguliran. Adapun sistem perguliran dilakukan dengan cara - cara sebagai berikut :

a) Pihak pertama harus mengembalikan 2 (dua) ekor anak sapi yang telah berumur kira - kira 1 (satu) tahun dengan tinggi kira - kira 103 (seratus tiga) cm kepada pihak pertama setelah pihak kedua memelihara sapi yang berasal dari pihak pertama tersebut selama jangka waktu 2 (dua) tahun. Setelah pihak kedua mengembalikan 2 (dua) ekor anak sapi yang telah berumur kira - kira 1 (satu) tahun dengan tinggi kira - kira103 (seratus tiga) cm kepada pihak pertama maka 3 (tiga) ekor sapi yang berasal dari pihak pertama menjadi pihak hak milik pihak kedua.

(46)

c) Pihak kedua harus mengembalikan 1 (satu) ekor anak sapi yang telah berumur kira-kira 1 ((satu) tahun dengan tinggi kira - kira 103 (seratus tiga) cm kepada pihak pertama setelah pihak kedua memelihara sapi berasal dari pihak pertama tersebut selama jangka waktu 2 (dua) tahun, apabila selama memelihara salah satu sapi betina yang berasal dari pihak pertama mati. Setelah pihak kedua mengembalikan 1 (satu) ekor anak sapi yang telah berumur kira - kira 1(satu) tahun dengan tinggi kira - kira 103 (seratus tiga) cm kepada pihak pertama maka 2 (dua) ekor sapi yang berasal dari pihak pertama menjadi hak milik pihak kedua .

d) Apabila selama memelihara sapi jantan yang berasal dari pihak pertama mati, maka pihak kedua harus mengupayakan sendiri dan dengan biaya dan tanggungan sendiri untuk mengawinkan sapi betinanya, dan tetap harus mengembalikan 2 (ekor) anak sapi yang berumur kira - kira 1(satu) tahun dengan tinggi kira - kira 100 (seratus) cm kepada pihak pertama setelah pihak kedua memelihara sapi yang berasal dari pihak pertama tersebut selama jangka waktu 2 (dua) tahun. Setelah pihak kedua mengembalikan 2 (dua) ekor anak sapi yang telah berumur kira - kira 1 (satu) tahun dengan tinggi kira - kira 103 (seratus tiga) cm kepada pihak pertama maka 3 (tiga) ekor sapi yang berasal dari pihak pertama menjadi hak pihak kedua. Sapi yang dikembalikan dari pihak kedua akan digulirkan kepada peserta Program Sistem Pertanian Terpadu berikutnya.

(47)

Tujuan dibuatnya MoU ini yaitu agar program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir ini dapat berjalan dengan baik. (Isi MoU dapat dilihat pada lampiran 10).

5.2 Sikap Petani Terhadap Program Community Development (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir.

Sikap petani terhadap bantuan Program Community Development (CD) ternak sapi dengan sistem bergulir diketahui dengan menilai jawaban - jawaban petani responden terhadap kuisioner yang berisi pernyataan - pernyataan yang diberikan. Pernyataan ini dibagi kedalam 15 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif. Sikap dalam hal ini merupakan suatu respon dalam wujud suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap petani bisa berupa positif atau negatif. Untuk pernyataan positif, jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5, Setuju (S) diberi nilai 4, Ragu - ragu (R) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. Demikian sebaliknya dengan pernyataan negatif, jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1, Setuju (S) diberi nilai 2, Ragu - ragu (R) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 4 dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 5. Dari jawaban setiap pernyataan akan diperoleh distribusi frekuensi responden bagi setiap katagori, kemudian secara kumulatif dilihat deviasinya menurut deviasi normal, sehingga diperoleh skor (nilai skala untuk masing - masing katagori jawaban), kemudian skor terhadap masing - masing pernyataan dijumlahkan.

(48)

menjadi skor T menyebabkan skor ini mengikuti distribusi skor yang mempunyai mean sebesar T = 50 dan Standart Deviasi S = 17,06 sehingga apabila skor standart > 50, berarti mempunyai sikap yang positif. Jika skor standart ≤ 50, berati mempunyai sikap negatif. Sikap petani responden penerima bantuan program Community Development (CD) ternak sapi dengan sistem bergulir di Kabupaten

Toba Samosir dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 11. Sikap petani responden penerima bantuan CD ternak sapi dengan sistem bergulir di Kabupaten Toba Samosir.

No Katagori Jumlah

(Orang)

Persentase (%)

1. Positif 22 73,33

2. Negatif 8 26,67

Jumlah Total 30 100

Berdasarkan Tabel 11, dapat diperoleh dari 30 responden terdapat 22 orang (73,33 %) responden bersifat positif dan sisanya yaitu 8 orang (26,67 %) responden bersifat negatif terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi dengan sistem bergulir yang diberikan PT. TPL di kecamatan Parmaksian dan Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir.

5.3 Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Responden Dengan Sikap Petani Pada Program Community Development (CD) Ternak Sapi Dengan Sistem Bergulir.

(49)

dengan menggunakan analisis koefisien korelasi Rank Spearman dengan nilai α =

0,05 dan n = 30.

5.3.1 Hubungan Umur Petani Dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir.

Umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan usahatani. Umur dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam melihat produktivitas seseorang dalam bekerja dimana dengan kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal.

Tabel 12. Hubungan Umur Petani Dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir.

No Umur

(Tahun)

Sikap Petani Responden

Total

Positif Negatif

1. 35 – 64 19 (63,33 %) 7 (23,34 %) 26 (86,67 %)

2. > 64 3 (10 %) 1 (3,33 %) 4 (13,33 %)

Jumlah Total 22 (73,33 %) 8 (26,67 %) 30 (100 %)

Berdasarkan Tabel 12, menunjukkan bahwa pada kelompok umur produktif 26 - 64 tahun, terdapat 26 orang (86,67 %) dimana 19 orang (63,33 %) bersikap positif dan 7 orang (23,34 %) bersikap negatif. Pada kelompok umur non - produktif (> 64 tahun) terdapat 4 orang (13,33 %), dimana 3 orang (10%) bersikap positif dan 1 orang (3,33 %) bersikap negatif.

(50)

Tabel 13. Hasil Ranks Spearman Hubungan Umur Petani Dengan Sikapnya Pada Program Community Development (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir.

Uraian Nilai Hasil

rs -0,062

t – table 2,048

t – hitung 0,329

Sig. (2 - tailed) 0,745

(Sumber : Data diolah dari lampiran 8)

Pada Tabel 13 dinyatakan bahwa hasil analisis nilai rs = -0,062 dan thitung =

0,329serta ttabel = 2,048. Data ini menunjukkan bahwa thitung <ttabel. Dimana dari

hasil analisis juga didapat bahwa nilai signifikan sebesar 0,329. Data ini menunjukkan bahwa Sig > α (0,05). Dari seluruh uji statistik ini berarti dapat

dinyatakan H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak ada hubungan antara umur

petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir, dengan interpretasi korelasi lemah. Maka Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa ada hubungan umur petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir adalah ditolak.

(51)

5.3.2 Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Petani Responden dengan Sikapnya Pada Program Community Develompent (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir.

Cara berpikir seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal yang dimilikinya dalam melakukan suatu aktivitas dalam kehidupan sehari - hari. Demikian juga dengan petani penerima bantuan Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir, ternyata 20 % berpendidikan SD,

40,01 % berpendidikan SMP, 30 % berpendidikan SMA, 3,33 % berpendidikan D3 dan 6,66 % berpendidikan S1.

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan sikap petani pada Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir yang diberikan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk maka dapat dilihat tabel di bawah ini.

Tabel 14. Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Petani Responden dengan Sikapnya Pada Program Community Develompent (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir.

No Tingkat Pendidikan

Formal

Sikap Petani Responden

Total

Positif Negatif

1. SD 5 (16,67 %) 1 (3,33%) 6 (20 %)

2. SMP 9 (30,01 %) 3 (10 %) 12 (40,01 %)

3. SMA 6 (20 %) 3 (10 %) 9 (30 %)

4. D3 1 (3,33 %) 0 (0 %) 1 (3,33 %)

5. S1 1 (3,33 %) 1 (3,33 %) 2 (6,66 %)

Jumlah Total 22 (73,34 %) 8 (26,66 %) (100 %)

(52)

tingkat pendidikan formal sampai SMA (12 tahun) terdapat 9 orang (30 %) dimana 6 orang (20 %) yang bersikap positif dan 3 orang (10 %) bersikap negatif. Untuk petani sampel yang tingkat pendidikan formal sampai D3 (15 tahun) sebanyak 1 orang (3.33 %), dimana 1 orang tersebut bersikap positif. Sementara petani yang memiliki tingkat pendidikan formal sampai S1 (16 tahun) sebanyak 2 orang (6,66 %) dimana 1 orang (3,33 %) bersikap positif dan 1 orang (3,33 %) bersikap negatif terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi dengan sistem bergulir dari PT. TOba Pulp Lestari, Tbk.

Untuk mengetahui erat tidaknya hubungan tingkat pendidikan formal dengan sikapnya pada program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir yang diberikan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 15. Hasil Analisis Rank Spearman Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Petani Responden dengan Sikapnya Pada Program Community Develompent (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir.

Uraian Nilai Hasil

rs -0,162

t – table 2,048

t – hitung 0,868

Sig. (2 - tailed) 0,393

Pada Tabel 15 dinyatakan bahwa hasil analisis nilai rs = -0,162 dan thitung =

0,868 serta ttabel = 2,048. Data ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel. Dimana dari

hasil analisis ini juga didapat bahwa nilai signifikan sebesar 0,393. Data ini menunjukkan bahwa Sig > α (0,05). Dari seluruh uji statistik ini berarti dapat

dinyatakan H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan antara tingkat

(53)

Development (CD) ternak sapi sistem bergulir, dengan interpretasi korelasi

lemah. Maka Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa ada hubungan tingkat pendidikan formal petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir adalah ditolak.

Masih banyak sebagian besar masyarakat (sampel) yang berpendidikan tinggi tidak begitu mendukung program yang telah diterima. Tetapi cenderung lebih banyak masyarakat (sampel) yang berpendidikan rendah yang sangat antusias mendukung program Community Develompment (CD) ternak sapi sistem bergulir.

5.3.3 Hubungan Luas Lahan Petani Responden Dengan Sikapnya Pada Program Community Develompent (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir.

Luas lahan yang digunakan petani mempunyai hubungan dengan sikap petani pada Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir yang diberikan PT. Toba Pilp Lestari, Tbk. Untuk mengetahui lebih jelas hubungan luas lahan petani dengan sikap petani pada Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir, dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 16. Hubungan Luas Lahan Petani Responden Dengan Sikapnya Pada Program Community Develompent (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir.

No Luas Lahan (Ha) Sikap Petani Responden Total

Positif Negatif

1. 0,2 – 0,6 11 (36,66 %) 5 (16,67 %) 16 (53,33 %) 2. > 0,6 11 (36,67 %) 3 (10 %) 14 (46,67 %)

Jumlah Total 22 (73,33 %) 8 (26,67) %) 30 (100 %)

(54)

11 orang (36,66 %) bersikap positif dan terdapat 5 orang (16,67 %) yang bersikap negatif. Pada kelompok luas lahan di atas rata - rata yakni > 0,6 Ha, dari 14 orang (%) terdapat 11 orang (36,67 %) yang bersikap positif dan 3 orang (10 %) yang bersikap negatif.

Untuk melihat erat tidaknya hubungan luas lahan dengan sikap petani pada Program Community Development (CD) yang diberikan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 17.Hasil Analisis Rank Spearman

Uraian Nilai Hasil

rs 0,005

t – table 2,048

t – hitung 0,026

Sig. (2 - tailed) 0,979

Pada Tabel 17 dinyatakan bahwa hasil analisis nilai rs = 0,005 dan thitung =

0,026 serta ttabel = 2,048. Data ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel. Dimana dari

hasil analisis ini juga didapat bahwa nilai signifikan sebesar 0,979. Data ini menunjukkan bahwa Sig > α (0,05). Dari seluruh uji statistik ini berarti dapat

dinyatakan H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan antara luas

lahan petani dengan sikapnya pada Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir, dengan interpretasi korelasi sangat kuat. Maka

(55)

5.3.4 Hubungan Lama Berusahatani Petani Responden Dengan Sikapnya Pada Program Community Develompent (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir.

Hubungan lama berusahatani petani dengan sikapnya terhadap Program Community Development (CD) adalah salah satu karakteristik sosial ekonomi

yang perlu diperhatikan dalam penentuan sikap petani terhadap Program tersebut. Untuk lebih jelasnya dapa dilihat pada tabel berikut :

Tabel 18. Hubungan Lama Berusahatani Petani Responden Dengan Sikapnya Pada Program Community Develompent (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir.

No Lama Berusahatani (Tahun)

Sikap Petani Responden

Total

Positif Negatif

1 9 – 45 tahun 21 (70 %) 8 (26,67 %) 29 (96.67%) 2 > 45 tahun 1 (3,33 %) 0 (3,33 %) 1 (3,33 %)

Jumlah Total 22 (73,33 %) 8 (26,67) 30 (100%)

Berdasarkan Tabel 18 menunjukkan 29 orang (96,67 %) petani sampel yang memiliki pengalaman bertani atau lama berusahatani dari 9 - 45 tahun terdapat 21 orang (70 %) yang bersikap positif dan 8 orang (26,67 %) yang bersikap negatif. Untuk petani yang memiliki pengalaman bertani atau lama berusahatani lebih dari 45 tahun terdapat 1 orang (3,33 %) bersikap positif terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir.

Untuk melihat erat atau tidaknya hubungan lama berusahatani atau pengalaman petani dengan sikapnya terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi

(56)

Tabel 19. Hasil Analisis Rank Spearman

Uraian Nilai Hasil

rs -0,011

t – table 2,048

t – hitung 0,058

Sig. (2 - tailed) 0,956

Pada tabel 19 dinyatakan bahwa hasil analisis nilai. rs = -0,011 dan thitung =

0,058 serta ttabel = 2,048. Data ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel. Dimana dari

hasil analisis ini juga didapat bahwa nilai signifikan sebesar 0,956. Data ini menunjukkan bahwa Sig > α (0,05). Dari seluruh hasil uji statistika ini berarti

dapat dinyatakan H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan antara

lama berusahatani atau pengalaman petani dengan sikapnya terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir dengan interpretasi

korelasi sangat kuat. Maka Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara lama berusahatani atau pengalaman petani dengan sikapnya terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir adalah ditolak.

(57)

Walaupun pengalaman masyarakat (sampel) tergolong belum lama dalam berusaha tani dan beternak, melalui pembinaan yang dilakukan pihak TPL sangat membantu.

5.3.5 Hubungan Jumlah Tanggungan Petani Responden Dengan Sikapnya Pada Program Community Develompent (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir.

Jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya (Hasyim, 2006).

Tabel 20. Hubungan Jumlah Tanggungan Petani Responden Dengan Sikapnya Pada Program Community Develompent (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir.

No Jumlah Tanggungan

(Orang)

Sikap Petani Responden

Total Positif Negatif

1. 0 – 3 7 (23,33 %) 4 (13,33 %) 11 (36,66 %) 2. > 3 15 (50 %) 4 (13,34 %) 19 (63,34 %)

Jumlah Total 22 (73,33 %) 8 (26,67 %) 30 (100 %)

Dari Tabel 20 diperoleh petani yang memiliki jumlah tanggungan 0 - 3 berjumlah 11 orang (36,66 %) dimana 7 orang (23,33 %) bersikap positif dan 4 orang (13,33%) bersifat negatif. Sedangkan petani yang memiliki jumlah tanggungan lebih dari 3 orang berjumlah 19 orang (63,34 %) dimana 15 orang (50%) bersikap positif dan 4 orang (13,34 %) bersikap negatif.

(58)

sistem bergulir maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 21. Hasil Analisis Rank Spearman

Uraian Nilai Hasil

rs 0,412

t – table 2,048

t – hitung 2,39

Sig. (2 - tailed) 0,024

Pada Tabel 21 dinyatakan bahwa hasil analisis nilai. rs = 0,412 dan thitung =

2,39 serta ttabel = 2,048. Data ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel. Dimana dari

hasil analisis ini juga didapat bahwa nilai signifikan sebesar 0,024. Data ini menunjukkan bahwa Sig < α (0,05). Dari seluruh hasil uji statistika ini berarti dapat dinyatakan H0 ditolsk dan H1 diterima, artinya ada hubungan antara jumlah

tanggungan dengan sikapnya terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir dengan interpretasi korelasi Sangat Lemah. Maka

Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara jumlah tanggungan petani dengan sikapnya terhadap Program Community Development (CD) ternak sapi sistem bergulir adalah diterima.

5.4 Masalah - masalah yang dihadapi dalam pengembangan program Community Development (CD) sapi sistem bergulir.

Modal

(59)

berbeda - beda antara petani satu dangan petani yang lain. Ada petani yang membangun kandang ternak sapi yan permanen menggunakan batu bata, semen, dan bahan lain. Tetapi banyak juga petani yang membangun kandang ternak sapi mereka dengan bahan - bahan yang sederhana yang tidak sesuai standard kelayakan yaitu seperti dari bambu dan batang pinang, sedangkan lantainya tidak disemen. Kandang yang layak akan mempengaruhi perkembangan ternak sapi..

Budidaya

Beberapa petani mengalami kesulitan untuk membudidayakan ternak sapi bali mereka. Ini dibuktikan dengan setelah bertahun - tahun memelihara ternak sapi bali mereka tidak juga berkembang (Beranak). Ada beberapa faktor yang menyebabkan masalah ini muncul, yaitu :

1) Kurangnya pengalaman petani yang menerima bantuan dalam memelihara ternak khususnya ternak sapi bali.

2) Penyediaan pakan yang tidak cukup, petani hanya mengandalkan sistem tradisional yaitu mengembalakan ternak sapi secara liat dan tidak mau mengaritkan pakannya.

3) Tidak tepatnya waktu pengawinan ternak sapi, sehingga ternak tersebut tidak beranak.

4) Keadaan kandang yang tidak bersih dan tidak sesuai dengan standard kelayakan.

Ketersediaan Pakan Hijau

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Sikap Petani Peserta Program Community Development (CD) Ternak Sapi Sistem Bergulir PT
Tabel 1. Daftar Jumlah Populasi Berdasarkan Kecamatan
Tabel 2. Distribusi Populasi dan Sampel Berdasarkan Jumlah Petani
Tabel 3. Interpretasi Terhadap Nilai r Hasil analisis Korelasi
+7

Referensi

Dokumen terkait