• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan UAS Pak Handrisal METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan UAS Pak Handrisal METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

TRANSPARANSI

TRANSPARANSI

METODOLOGI ILMU

METODOLOGI ILMU

PEMERINTAHAN

PEMERINTAHAN

DIGUNAKAN DI :

DIGUNAKAN DI :

 PROGRAM MAPD - STPDNPROGRAM MAPD - STPDN

PROGRAM MIP - UNIVERSITAS SATYAGAMAPROGRAM MIP - UNIVERSITAS SATYAGAMAPROGRAM MIP - UNIVERSITAS ACHMAD YANIPROGRAM MIP - UNIVERSITAS ACHMAD YANI

OLEH

(2)

METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN

OLEH : DR. SADU WASISTIONO, MS

 PENGERTIAN ILMU :

Ilmu adalah seperangkat aturan dan bentuk guna penelitian yang diciptakan

oleh orang-orang yang menghendaki jawaban yang andal (hoover, 1998:4)

Ilmu adalah deskripsi data pengalaman secara lengkap dan dapat

dipertanggungjawabkan dalam rumus-rumus yang sederhana (Poedjawijatna, 1975:12)

 ILMU =========== PENGETAHUAN  PENGETAHUAN ===== ILMU

Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri : - mempunyai objek tertentu

- bersifat empiris

- memiliki metode tertentu - sistematis

- dapat ditransformasikan

(3)

MEMPUNYAI OBJEK TERTENTU

Objek materia : Objek yang disorot

Objek materia : Objek yang disorot Objek Ilmu

Objek forma : Sudut penyorotan Locus

Focus

BERSIFAT EMPIRIS

dapat ditangkap oleh panca inderaterukur

teramati

dapat diverifikasi

MEMILIKI METODE TERTENTU

metode bersifat umum

metode bersifat khusus, yang berkaitan dengan objek

(4)

.

.

SISTEMATIS

Ilmu tersusun seperti sebuah limas, terdiri dari konsep-konsep, proposisi-proposisi, teori-teori, dalil-dalil. Hubungan Antarunsur dalam suatu ilmu bersifat fungsional sehingga terbentuk sebuah kesatuan yang sistematis

Locus ilmu --- berkaitan dengan science tree

DAPAT DITRANSFORMASIKAN

Sebagai pengetahuan yang sistematis dan metodis, ilmu harus dapat ditransformasikan dari satu orang ke orang lain. melalui transformasi tersebut ilmu dapat berkembang secara meluas

BERSIFAT UNIVERSAL DAN BEBAS NILAI

Ilmu bersifat universal dalam arti :

bebas ruang

bebas waktu Bebas Nilai Positive

bebas nilai 2 Pandangan Tidak bebas nilai

(5)

PENGETAHUAN YANG DICARI MELALUI ILMU

========= PENGETAHUAN YANG BENAR

1) KOHERENSI TIGA KRITERIA

KEBENARAN ILMIAH 2) KORESPONDENSI

3) PRAGMATIS

ETOS DARI ILMU SOSIAL : ADALAH MENCARI KEBENARAN YANG OBJEKTIF (OBJECTIVE TRUTH)

(Gunnar Myrdal, 1969, Objectivity in Social Research)

1) Pengaruh warisan dari generasi lama;

- - Muncul bias 2) Pengaruh lingkungan politik pandangan karena : Sosial dan budaya;

(6)

1) Kepercayaan (belief)

Dua macam konsepsi Tentang kenyataan

3) Penilaian (Valuation)

PENILAIAN :

TERGANTUNG PADA KEPERCAYAAN

KEPERCAYAAN DAN PENILAIAN ---

MEMUNCULKAN

PENDAPAT (OPINION)

“Method without data is

empty, data without method is blind”

(John dewey)

Objektivitas memerlukan alasan-alasan yang benar, bukan alasan-alasan yang

(7)

B. METODOLOGI

Meta = dunia dibalik yang nyata Methodos

Hodos = jalan, cara Metodologi

Logos = diskursus, kajian, ilmu

Methodology : the systematic and criterical

study of methods and techniques

(8)

Menurut John dewey, metodologi adalah “Logic of inquiry”, yang didalamnya terkandung pengertian “the

operations of the human understanding in solving problem”.

Di dalam analisis kebijakan publik berkembang wawasan yang dinamakan “analycetric”, yakni suatu perspektif

analisis kebijakan publik yang secara eksekutif memecah masalah ke dalam bagian-bagian intinya, dan kemudian menandainya dengan nilai-nilai numerik dengan tujuan untuk memilih salah satu tindakan yang terbaik dalam

memecahkan masalah. Wawasan analisentrik menghindari atau membatasi aspek-aspek politik, sosial, dan administratif dari kebijakan publik.

Teknik

Metoda Metodologi

(Studi mendalam & kritis mengenai metoda dan

teknik)

(Prosedur yang lebih luas dan umum

(9)
(10)

2. ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI & AKSIOLOGI ILMU

Ontologi berbicara mengenai hakikat apa yang dikaji

Epistemologi membahas mengenai bagaimana caranya

memperoleh pengetahuan yang benar.

Aksiologi membahas mengenai mengapa ilmu itu ada serta

nilai kegunaannya bagi kehidupan manusia

Metodologi ilmu berkaitan erat dengan epistemologi

Cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan

(11)

3. HAKIKAT ILMU PEMERINTAHAN

a.

Ontologi Ilmu Pemerintahan

- Objek materia ilmu pemerintahan : NEGARA

- Objek forma ilmu pemerintahan :

“hubungan antara negara dengan rakyatnya dalam kaitan kewenangan dan pelayanan” (debatable) !

Ilmu-ilmu yang memiliki objek materi : NEGARA

- Ilmu politik, ilmu negara, ilmu hukum tata negara, ilmu administrasi negara dlsb = satu rumpun dengan ilmu

pemerintahan, sehingga :

Memiliki hubungan yang sangat eratSaling mempengaruhi

(12)

HAKEKAT ILMU PEMERINAHAN DILIHAT DARI DIMENSI FILSAFAT

(Intisari dari Tesis Franciscus Van Ylst)

Metode Filosofis

Metode Historis

Metode Eksperimen

Metode Deskriptif

4 metode dalam mempelajari ilmu

(13)

John

M.

Ziman

(1974)

mengemukakan 6 (enam) ciri pokok

ilmu yaitu :

1.

Sistematisasi pada pengetahuan

ilmiah;

2.

Generalitas;

3.

Rasionalitas;

4.

Objektivitas;

5.

Verifialilitas;

(14)

J ean Ladriere (1975) mengemukakan

bahwa ada 3 pengertian ilmu :

a)

sebagai proses : berupa aktivitas

penelitian;

b)

sebagai prosedur: berupa metode

ilmiah;

c)

sebagai produk : berupa

pengetahuan

sistematis.

Aristoteles :

(15)
[image:15.720.53.651.21.507.2]

Gambar : Isi Limas Ilmu

Sumber : C.A. Van Peursen, Susunan Ilmu

Pemerintahan, 1989

Teori

Hukum

Hipotesis

Definisi – definisi

Klasifikasi dan Pembentukan pengertian

(16)

Menurut Mac Iver, R.M. The Web

of Government, 1959

Bidang kajian utama pemerintah

adalah mengenai:

Tipe-tipe pemerintahan;

Hubungan antara pemerintah dan

yang diperintah dalam keadaan

sejarah yang berlainan

Cara-cara pemerintah

(17)

Menurut Franciscus (1998)

Objek forma atau focus of interest ilmu

pemerintahan

hanya

pada

kekuasaan

eksekutif saja.

G.A. Van Poelje (1953) mengemukakan

bahwa :

a. ajaran pemerintahan adalah ajaran tentang perbuatan pemerintahan

b. Ilmu pemerintahan mengajarkan

(18)

Menurut Mc. Iver (1980)

Materi

yang

dipelajari

ilmu

pemerintahan adalah:

Asal mula terjadinya

pemerintahan;

Bentuk-bentuk pemerintahan;

Hubungan antara pemerintah dan

yang diperintah;

Mekanisme pemerintahan;

(19)

Menurut Samuel Edward Finer (1974) istilah

Government

”, paling sedikit mempunyai 4

(empat) arti yaitu :

a)

menunjukkan

kegiatan

atau

proses

memerintah (

The Activity or the process of

governing

)

b)

Menunjukkan hal ihwal kegiatan atau proses

kenegaraan (

States Affairs

);

c)

Menunjukkan orang-orang yang dibebani

tugas-tugas untuk memerintah (

people

Charges with the duty of governing

)

(20)

Intisari

Pemerintah

dan

Yang

Diperintah

Pendapat D. Simons yang disadur

Ateng Syafrudin (1978)

(21)

2) 3 golongan yang diperintah :

a. sebagian besar masyarakat yang terdiri dari sekumpulan kelompok kecil yang mempunyai keyakinan penuh untuk taat pada pemerintah dari pemerintah sekalipun bilamana tidak ada sanksi-sanksi (h. 8)

b. kelompok masyarakat yang kepatuhan-nya terbawa-bawa tanpa mengingat/ memperhatikan hal-hal yang pasti dari permulaannya atau kemungkinan adanya sanksi-sanksi;

(22)

Makna Pemerintahan ditinjau

dari Etika dan Kepemimpinan (2000)

(

Pandangan Ryaas Rasyid

)

Dua

Pandangan

1. Dibatasi keterlibatan pemerintah

(23)

1. Menjamin keamanan negara dari segala kemungkinan serangan dari luar, dan menjaga agar tidak terjadi pemberontakan dari dalam yang

dapat menggulingkan pemerintahan yang sah melalui cara-cara

kekerasan;

2. Memelihara Ketertiban;

3. Menjamin diterapkannya perlakuan yang adil kepada setiap warga

negara;

4. Melakukan pekerjaan umum dan memberi pelayanan;

5. Meningkatkan kesejahteraan sosial; 6. Menerapkan kebijakan ekonomi

yang menguntungkan masyarakat luas;

7. Menerapkan kebijakan untuk

pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

Tugas-tugas Pokok

(24)

U. Rosental

(dalam Soewargono, 1995

)

Ilmu Pemerintahan adalah :

“ilmu yang secara otonom

mempelajari bekerjanya

struktur-struktur dari

proses-proses dari pemerintah negara,

baik secara internal maupun

(25)

Metode yang digunakan untu memahami

gejala pemerintahan

* )

Metodologi Fenomenologis

Metode

yang

digunakan

untuk

memahami ilmu pemerintahan terapan

Fraxeology

Impact Model

* ) Menentukan, Menguji, mengoreksi dan mengembangkan

diri sehingga terus menerus berfungsi (Freud. N. Kerlinger, 1973; 6-7)

(26)

I.

PENDAHULUAN

MERUPAKAN PROSES AKTIVITAS YANG BERKELANJUTAN DAN MERUPAKAN SUATU KONTINUM

MASA LALU MASA SEKARANG MASA DATANG

PEMERINTAHAN

KNOWLEDGE

(27)

III.

HAKIKAT ILMU PEMERINTAHAN

RINGKASAN DARI PIDATO

(28)

-

PENGARUH DARI PANDANGAN LEONARD D.

WHITE “

ADMINISTRATIVE BEGIN WHEN

POLITICS END”.

A. VAN BRAAM (1977)

STUDI ILMU HUKUM

STUDI ILMU

STUDI ILMU

POLITIK

EKONOMI

(29)

PERKEMBANGAN PANDANGAN

PERKEMBANGAN PANDANGAN

TERHADAP ILMU

TERHADAP ILMU

PEMERINTAHAN

(30)

G.H. SCHOLTEN & A. VAN BRAAM

MENEKANKAN

PERLUNYA

BASIC

KEILMUAN BAGI ILMU PEMERINTAHAN

PANDANGAN MONODISIPLINEIR

PANDANGAN INTERDISIPLINEIR

(31)

PERGESERAN

KONSEP

‘NEGARA

PENJAGA MALAM’ (

NIGHTWATCH STATE

)

KE

ARAH

KONSEP

NEGARA

KESEJAHTERAAN

(

WELFARE

STATE

)

KONSEP NEGARA PENJAGA MALAM

KONSEP NEGARA KESEJAHTERAAN

RAKYAT

- PERAN & FUNGSI PEMERINTAH

SANGAT TERBATAS

- PERAN & FUNGSI PEMERINTAH

(32)

STUDI GEJALA

PEMERINTAH

TERBATAS

STUDI GEJALA-GEJALA PERISTIWA

PEMERINTAHAN MELUAS & KOMPREHENSIF

A. VAN BRAAM

SASARAN STUDI ILMU

PEMERINTAHAN

MUNCUL HUKUM ADOLP WAGNER

(33)

Menurut Soewargono (1995), dilihat dari sifatnya, ilmu

pemerintahan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam

yaitu:

(34)

Ilmu Pemerintahan Eklektis :

Sebagian besar bahannya berasal dari ilmu-ilmu pembantu seperti ilmu politik, sosiologi, ilmu hukum dlsb, kemudian disusun secara berdampingan dan berurutan menampilkan informasi2 yang bersifat paradigmatik konseptual, teoritis ataupun normatif.

Ilmu Pemerintahan Integratif :

(35)

Ilmu Pemerintahan Terapan:

Ilmu pemerintahan terapan berkaitan erat dengan praktek pemerintahan, dengan fungsi memperbaiki praktek-praktek penyelenggaraannya menuju pemerintahan yang baik. Ilmu pemerintahan terapan merupakan pengetahuan yang bersifat empiris, dengan memperhatikan aspek normatif. Ilmu pemerintahan terapan sangat terkait pada nilai-nilai setempat.

(36)

BERANGKT

DARI

TEORI

KONFLIK

CIRI-CIRI “NEGARA KESEJAHTERAAN & KEMAKMURAN”

A) FUNGSI YANG MENJADI TANGGUNG

JAWAB PEMERINTAH TIDAK HANYA

TERBATAS PADA BIDANG-BIDANG

KEAMANAN, KETERTIBAN DAN

HUBUNGAN LUAR NEGERI, SEPERTI

(37)

A) PEMERINTAH DARI SUATU NEGARA KESEJAHTERAAN DAN KEMAKMURAN AKAN MELAKUKAN PENGATURAN ATAS ANEKA BIDANG KEHIDUPAN MASYARAKAT, SEPERTI : PENDIDIKAN, KESEHATAN, MASYARAKAT, PERUMAHAN, TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI, PERLINDUNGAN TERHADAP BURUH, ASURANSI SOSIAL, PEMBERANTASAN KEMISKINAN, PENYEDIAAN ENERGI, PENGATURAN TATA RUANG, PENERAPAN TEKNOLOGI LAIN-LAIN.

B) FUNGSI PEMERINTAH TIDAK HANYA MELINDUNGI MASYARAKAT, AKAN TETAPI JUGA MENGATUR, MEMBERI STIMULASI, MENDORONG DAN MENGEMBANGKAN YANG MENJADI TUJUAN ADALAH TERCAPAINYA KESEJAHTERAAN DAN KEMAKMURAN HIDUP DAN WARGA.

(38)

“HUKUM TENTANG SEMAKIN MELUASNYA KEGIATAN-KEGIATAN YANG BERSIFAT PUBLIK DAN TERUTAMA AKTIVITAS-AKTIVITAS DARI NEGARA”.

BERANGKAT DARI TEORI KONFLIK

“KENAIKAN PAJAK DAN PENGELUARAN PEMERINTAH YANG DILAKUKAN DALAM SITUASI EKONOMI DAN SOSIAL YANG STABIL, BIASANYA AKAN MENDAPAT PENOLAKAN DARI RAKYAT. SEBAIKNYA DI DALAM SITUASI SITUASI PERANG ATAU SITUASI DI MANA TERDAPAT GANGGUAN EKONOMI ATAUPUN KEGAGALAN SOSIAL LAINNYA, MAKA RAKYAT BIASANYA AKAN MENERIMA KENAIKAN SEPERTI ITU. SETELAH PERANG ATAU GANGGUAN TERSEBUT SELESAI, MAKA PAJAK DAN PENGELUARAN PEMERINTAH BIASANYA AKAN MENGALAMI PENURUNAN, NAMUN TETAP BERADA PADA TINGKATAN YANG LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN DENGAN KEADAAN SEBELUM TERJADINYA GANGGUAN”

(39)

CIRI-CIRI PEMERINTAHAN INTERVENSI

A. INTERVENSI YG LUAS LINGKUPNYA DARI NEGARA ATAS KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL DAN KULTURAL;

(40)

SIFAT-SIFAT TINDAKAN NEGARA

A.PRIMAIR;

B.PREVENTIF, NEGARA BERUSAHA UNTUK MENCEGAH KEJAHATA DAN JUGA MENCIPTAKAN PERSYARATAN2 BAGI PERKEMBANGAN YANG BERMANFAAT, YANG DIINGINKAN ATAUPUN YANG DIPILIH OLEHNYA (ASAS PREVENSI). OLEH KARENA ITU SEBANYAK MUNGKIN NEGARA AKAN BERTINDAK.

C.SISTEMATIS; DIPERKECIL KEMUNGKINAN TERJADINYA TINDAKAN-TINDAKAN YANG SERAHKAN KEPADA FAKTPR KEBETULAN DAN OTOMATISME.OENYUSUNAN KEBIJAKAN DILANDASKAN KEPADA HASIL ANALISIS KEBIJAKAN DILANDASKAN KEPADA HASIL ANALISIS SECARA RASIONAL DAN DIARAHKAN KEPADA PENGUASAAN SECARA SISTEMATIS ATAS STRUKTUR 2 DAN PROSES2 PELAKANAAN PEMERINTAHAN;

D.PERENCANAAN DAN PROSPEKTIF, SECARA SISTEMATIS MENETAPKAN ARAH BAGI REALISASI MASA DEPAN YANG TELAH DIPILIH SECARA SADAR (AAS PROSPEKTIVITAS).

(41)

JENIS-JENIS INSTRUMEN

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

1.PERUNDANG-UNDANGAN, PENGAWASAN, SANKSI-SANKSI NEGATIVE, JUGA PERUNDANG-UNDANGAN SEMU;

2.INFRASTRUKTURASI: MENCIPTAKAN

PERSYARATAN2 DASAR BERSIFAT STRUKTURAL-MATERIAL BAGI PERKEMBANGAN2 YANG

DIKEHENDAKI (PEMBANGUAN PELABUHAN, JALAN RAYA, BENDUNGAN DLSB)

3.PEMBERIAN SUBSIDI: MENCIPTAKAN

PERSYARATAN2 YANG BERSIFAT FINANSIAL DAN FISKAL BAGI PERKEMBANGAN YANG

(42)

4.

PEMBERIAN

ANEKA

PELAYANAN:

PEMBERIAN ANEKA BARANG DAN JASA

OLEH LEMBAGA PEMERINTAH GUNA

MENJAMIN TERPENUHINYA KEBUTUHAN

YANG

DIKEHENDAKI,

PENCAPAIAN

TINGKAT KEHIDUPAN DAN TINGKAT

PERKEMBANGAN TERTENTU;

5.

PEMBERIAN

INFORMASI

UNTUK

MENJAMIN

ATAU

MEMAJUKAN

PERKEMBANGAN

YANG

DIINGINKAN

ATAUPUN

UNTUK

MEMPERMUDAH

TERCAPAINYA

TINGKAT

PEMENUHAN

KEBUTUHAN TERTENTU.

(43)

b.

Aksiologi Ilmu Pemerintahan

Aksiologi ilmu adalah nilai kegunaan

suatu ilmu bagi kehidupan umat

manusia maupun bagi pengembangan

ilmu itu.

(44)

1) mendeskripsikan (descibe)

2) menjelaskan (explanation)

Fungsi Ilmu

3) memverifikasi (verification)

4) memprediksi (prediction)

(45)

Fungsi ilmu yang pertama samapai ke empat berkaitan dengan gejala alam dan atau gejala sosial. Sedangkan fungsi kelima berkaitan dengan ilmu itu sendiri dalam rangka pengembangan dan upaya mempertahankan diri.

Semakin mampu menjalankan kelima fungsi di atas secara

simultan, sebuah ilmu menjadi semakin fungsional

Akan semakin banyak pendukungnya

Akan semakin banyak yang mengkaji dan mengeluarkan

teori-teori baru

(46)

BAGAIMANAAKSIOLOGI ILMU

PEMERINTAHAN ?

(47)

MENGAPA ?

Kekurangan konsep dan teori sebagai alat analisis.

Kekurangan pendukung dan peminat yang memiliki

kepedulian untuk mengembangkan ilmu dan kemahiran pemerintahan, sebab sebagian besar pendukungnya berada di lingkungan birokrasi yang terbelenggu oleh kultur yang tidak dinamis.

Tidak/belum meluasnya tradsi menulis bagi birokrasi

sebagai pengguna ilmu pemerintahan, sehingga berbagai fakta empirik menjadi tidak bermakna.

Terdapat hambatan psikologis dan politis dalam mengembangkan ilmu pemerintahan.

(48)

BAGAIMANA CARA

MENGEMBANGKANNYA ?

Membentuk asosiasi yang bergerak di bidang ilmu

dan kemahiran pemerintahan yang berwibawa.

Menerbitkan jurnal ilmiah secara periodik

Mengadakan penelitian

Mengadakan seminar secara berkala dan merata

Memberikan bantuan biaya bagi pengembangan

(49)

C.

EPISTEMOLOGI ILMU

PEMERINTAHAN

Berkaitan dengan metodologi ilmu

pemerintahan

Berkaitan dengan ciri khas ilmu

(50)

Ciri khas ilmu pemerintahan

1)

Berkaitan

dengan

kekuasaan

yang

sah

(kewenangan);

2)

Melingkupi

kepentingan

orang

banyak/masyarakat luas;

3)

Berkaitan dengan pemberian pelayanan pada

masyarakat luas;

4)

Sarat dengan nilai-nilai;

(51)

Pandangan Karl R. Popper

tentang Epistemologi:

Epistemologi

Cabang filsafat yang berurusan

dengan

hakikat

dan

lingkup

pengetahuan,

dasar

dan

(52)

1) Skeptisisme

Meragukan kemungkinan menemukan sesuatu yang sunguh2 benar

Didukung oleh kaum Sophis

Karya Ilmiah Sintesis pengetahuan manusia”.

2) Rasionalisme

Dengan menggunakan prosedur tertentu dari akal manusia, dengan ditemukan pengetahuan yang dalam keadaan apapun tidak mungkin salah dicari dalam alam pikiran

(Plato, Descartes dlsb)

3) Empirisme (Locke Berkeley, Hune)

Semua basis pengetahuan manusia adalah pengalaman inderawi

4) Perpaduan antara Rasionalisme dan Empirisme

Berangkat dari alam pikiran diakhiri dengan

pengalaman inderawi

Berangkat dari pengalaman inderawi, diperkuat dengan alam pikiran.

(Popper, Immanuel Kant, John Stuart Mill)

(53)

Problem Epistemologi menurut Karl R. Popper :

a.apa berbedaan antara pengetahuan dan opini yang benar?

b.Bagaimana mencari pembenaran (justification) atas pernyataan bahwa kita mengetahui sesuatu ?

c.Haruskah kita mengatakan bahwa seluruh apa yang kita ketahui, pada suatu waktu tertentu, merupakan semacam “struktur”

yang mempunyai dasar apa yang kebetulan “eviden” secara langsung pada waktu itu ?

d.Ada yang kitaketahui dan seberapa jauh rentangan pengetahuai kita? Bagaimana kita memutuskan dalam suatu kasus partikular apakah kita mengetahui dan apa kriteria pengetahuan kita?

e.Apa yang disebut sebagai “kebenaran akal” (truths of reason) f. Prblematika metafisis

g.“Problema kebenaran”

(54)

Popper

mengembangkan

pandangan

empirisme kritis :

“Suatu teori tidak dapat ditentukan (diverfikasikan)

secara

positif,

melainkan

dapat

disangkal

(diklasifikasikan). Penolakan yang gagal merupakan

penguatan (koroborasi) terhadap teori yang dicoba

dtolak (refutasi)”.

Ciri-ciri pokok epistemologi Popper :

a.

Pendekatan objektivis;

(55)

4.

Hubungan Metodologi Keilmuan dengan Metodologi Penelitian

Meta = dunia dibalik yang nyata Methodos

Hodos = jalan, cara Metodologi

Logos = diskursus, kajian, ilmu

(56)
[image:56.720.65.648.39.503.2]

Gambaran

hubungan

antara

keduanya dapat disederhanakan dalam

bentuk bagan sebagai berikut :

Masalah

Penelitian Temuan& Teori

Metodologi Ilmu

(57)
(58)

Empat Metode untuk memahami Sesuatu

(Methods of Knowing) menurut Pierce (dalam

Kerlinger, 1973) yaitu :

1)

The method of tenacity (wahyu);

2)

The method of authority (otorita);

3)

The a priory method (intuisi);

4)

The method of science (metode ilmiah).

(59)

Menurut

Ndraha

(1997),

metodologi

penelitian adalah metodologi yang digunakan

untuk program dan kegiatan penelitian.

Sedangkan metodologi ilmu secara formal

terkait

di

dalam

definisi

ilmu

yang

(60)

Aksioma adalah proposisi yang telah diterima sebagai

sebuah kebenaran

Anggapan dasar adalah proposisi yang sifatnya

“self-evidence” yang tidak perlu dibuktikan kebenarannya.

Pendekatan adalah cara memandang atau melihat sesuatu

hal

Model analisis adalah penyederhanaan suatu kompleksitas

permasalahan yang digunakan untuk memudahkan pembahasan.

Konsep adalah hasil akhir proses pembentukan pengertian,

mencakup baik nama, kata dan perangkat peristiwa maupun ide kompleks yang membentuk keseluruhan pengertian sebagaimana dimaksud dengan kata/kalimat tersebut

Konstruk adalah konsep yang memiliki acuan empiris

Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang

terdapat diantara dua term.

Teori adalah sekumpulan proposisi yang saling berkaitan

(61)

1.

GEJ ALA-GEJ ALA

PEMERINTAHAN

a.

Pemerintah sebagai sebuah sistem

sosial;

b.

Pemerintah sebagai sistem kekuasaan;

(62)

Ada dua macam analisis terhadap suatu sistem

sosial yaitu :

A.

Idiographic analysis : deals

with

the

uniqueness of the single case in all its

individual glory – the problem of

clinician or humanist.

B.

Nomothetic analysis : deals with the

characteristics that differentcases have

in common; it abstracts from reality the

traits of multiple instances.

(63)

Gejala pemerintahan sebagai suatu sistem sosial dapat dilihat secara idiologis nomotetis. Analisis idiografis berkaitan dengan kasus tunggal yang bersfat unik berkaitan dengan kecemerlangan individual. Analisis idiografis ini memiliki kaitan erat dengan metode penelitian kualitatif ataupun studi kasus.

Analisis nomotetis berkaitan dengan

karaktertistik-karakteristikdimana kasus-kasus berbeda memiliki

persamaan analisis nomotetos diabstrasikan dari realitas sifat-sfat dari rangkaian kejadian-kejadian.

Analisis idiografis maupun nomotetis dapat dilakukan melalui pendekatan longitudinal maupun cross –sectional

(64)

Di dalam analisis nomotetis, proposisi

menjadi berkurang positifnya dan menjadi

bersifat probabilistik, semakin berkurang

ketepatannya,

dan

semakin

bertambah

ketidakpastiannya.

Analisis

nomotetis

menggunakan proposisi yang disarikan dari

waktu dan tempat.

(65)

Di

dalam

menarik

kesimpulan

pengamatan gejala sosial, ada dua

pendekatan yang dapat digunakan yaitu:

a.

Pendekatan a-priori

(66)

Pendekatan a-priori artinya mengambil kesimpulan

sebelum tersedia cukup bukti =

lebih didasarkan

pada akal sehat (common sense dan pandangan otoritas.

Pendekatan a-posteriori artinya menarik kesimpulan

setelah memperoleh cukup fakta, data dan informasi.

Untuk gejala-gejala sosial yang bersifat sederhana

dapat digunakan cara penarikan kesimpulan dengan

pendekatan a-priori.

Sedangkan untuk gejala-gejala sosial yang bersfat

kompleks dan multidimensional, di dalam menarik

kesimpulan perlu digunakan pendekatan a-posteriori.

Dalam hal ini, diperlukan dukungan fakta, data dan

informasi yang akurat dan aktual.

HINDARI G – I – G – O

(67)

Dari ruang lingkup kajian terhadap gejala sosial,

dapat dibedakanantara :

a.

Pendekatan reduksionistik

b.

Pendekatan teleogis

Pendekatan reduksionis adalah sebuah pendekatan

yang melihat gejala sosial dari sudut yang lebih

sempit tetapi mendalam. Sebaliknya pendekatan

teleogis, melihat gejala sosial dari sudut pandang

yang luas dan jangka panjang.

(68)

*) Gejala pemerintahan berkaitan dengan sistem

kekuasaan.

Kekuaaan yang dibahas di sini adalah kekuasaan

yang sah atau kewenangan (otoritas/athority).

Ilmu pemerintahan tidak berbicara bagaimana

memperoleh kekuasaan, melainkan bagaimana

menjalankan kekuasaan yang sah

Di dalam menjalankan kekuasaan yang sah,

pemerintah dibatasi oleh :

a.

aturan hukum;

b.

norma-norma;

c.

keputusan;

(69)
(70)

Metodologi untuk mempelajari

Ilmu pemerintahan

1)

Tahap pertama,

Tahap pengamatan, dengan menggunakan

pendekatan yang bersifat

heuristic

*)

2)

Tahap kedua,

Tahap pengalihan gejala-gejala yang

dipandang sebagai kenyataan-kenyataan

pemerintahan melalui angket, wawancara

dsb;

3)

Tahap ketiga,

(71)

Metode yang digunakan untu memahami

gejala pemerintahan

* )

Metodologi Fenomenologis

Metode

yang

digunakan

untuk

memahami ilmu pemerintahan terapan

Fraxeology

Impact Model

* ) Menentukan, Menguji, mengoreksi dan mengembangkan

diri sehingga terus menerus berfungsi (Freud. N. Kerlinger, 1973; 6-7)

(72)

Pandangan

Taliziduhu Ndraha

tentang Metodologi Ilmu Pemerintahan

MIP

Ke dalam

Ke luar

1) Sasaran heuristik 2) Kaitan antar ilmu

3) Model-model penerapan

Bangsa & negara

(73)

Hubungan Antara MIP dengan

Metodologi Penelitian (MP)

(Mentodologi Angka

8)

MP IP

OP

S

MI T

(74)

Metodologi Mempelajari

lmu Pemerintahan

Menurut Prof. Soewargono

Memerintah Suatu Negara

1. Menetapkan arah

2. Memberi bentuk

3. Memimpin

kekuatan masyarakat

Menuju tujuan yang telah

(75)

A.

Van Braam mengertikan fungsi

memerintah dilihat dari 3 (tiga) segi :

1)

dari segi materiil,

memerintah berarti menetapkan

kebijakan-kebijakan;

2)

dari segi formal,

memerintah berarti membuat

keputusan-keputusan yang mengikat;

3)

dari segi politik,

(76)

BEBERAPA METODE DI DALAM

MEMPELAJ ARI ILMU PEMERINTAHAN

1.

STUDI KASUS

2.

STUDI SEJ ARAH

3.

STUDI BANDING

4.

PENDEKATAN LEGALISTIK

5.

PENDEKATAN SISTEM

6.

PENDEKATAN PARADIGMATIK

Metode Pendekatan

Legalistik

Pendekatan Sistem

Pendekatan Paradigmatik

Studi Kasus   

Studi Sejarah   

(77)

A.

STUDI KASUS

LIHAT BUKU ROBERT K.Yin, 1996. Studi

Kasus – desain dan Metode. Penerbit PT.

Rajagrafindo Persada, Jakarta.

(78)

Pengertian :

Studi kasus adalah strategi penelitian sosial atau suatu metode penelitian yang mempelajari kejadian-kejadian (cases) pada fenomena kontemporer di dalam kehidupan nyata.

( Kasus = sesuatu yang telah terjadi

Jenis-jenis Studi Kasus

Menurut Yin (1996) Ada 3 tipe studi kasus

1) Studi kasus ekspanatoris

2) Studi kasus eksploratoris

(79)

STUDI KASUS MENJAWAB PERTANYAAN

-

HOW (BAGAIMANA ) ?

-

WHY (MENGAPA) ?

-

WHAT (APA) ?

DILIHAT OBYEKNYA, DIBEDAKAN ANTARA :

-

STUDI KASUS TUNGGAL;

(Kasus berdiri sendiri, dalam ruang lingkup yang

terbatas)

Contoh: Pengunduran diri seorang PNS

-

STUDI KASUS

BERGANDA;

(Kasus berkaitan satu dengan lainnya, sehingga

menjadi sangat rumit)

(80)

A.1. Studi Kasus Ekplanatoris

-

Bersifat menjelaskan gejala atau kasus yang diamati;

-

Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah :

* MENGAPA ………..?

* BAGAIMANA……..?

A.2. Studi Kasus Ekploratoris

-

Bersifat menggali informasi yang melatarbelakangi

terjadinya suatu kasus;

-

Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah :

* BERAPA BANYAKAH………..?

* SIAPAKAH………..?

A.3. Studi Kasus Deskriptif :

-

Bersifat menggambarkan sesuatu kasus

-

Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah :

* APAKAH………..?

(81)

Untuk studi kasus, ada lima komponen desain

penelitian yang penting yaitu :

1)

pertanyaan-pertanyaan penelitian;

2)

proposisinya, jika ada;

3)

unit-unit analisisnya;

4)

logika yang mengitkan data dengan proposisi tersebut;

5)

kriteria untuk menginterpretasi temuan.

Tipe-tipe Dasar Desain Studi Kasus

Desain kaus

tunggal

Desain multikasus

Holistik

(unit analisis

tunggal)

Tipe –1

Tipe –2

Terpanang

(unit multianalisis)

(82)

Enam sumber bukti untuk studi

kasus

1)

Dokumen;

2)

Rekaman Arsip;

3)

Wawancara

(83)

Bentuk-bentuk analisis studi kasus yang dominan :

1)

Penjodohan pola, terbagi atas :

a.

variabel-variabel non-equivalen sebagai pola

b.

penjelasa tandingan sebagai pola;

c.

pola-pola yang lebih sederhana.

2)

Pembuatan penjelasan, yang meliputi :

a.

Unsur-unsur penjelasan;

b.

Hakikat

perulangan

dalam

pembuatan

penjelasan;

c.

Persoalan potensial di dalam pengembangan

penjelasan.

3)

Analisis deret waktu, terdiri dari :

a.

deret waktu sederhana;

(84)

c. Kronologis

Beberapa periwtiwa harus selalu terjadi sebelum

peristiwa yang lain, dimana aturan kebalikannnya

tidak mungkin terjadi.

Beberapa kejadian harus selalu diikuti oleh kejadian

yg lain atas dasar kontingensi;

Beberapa peristiwa hanya dapat mengikuti peristiwa

lain setelah suatu lintasan waktu yang diprediksi;

Periode-periode waktu tertentu dalam suatu studi

kasus mungkin diatandai oleh beberapa kelompok

kejadian yang berbeda secara substansial dari

kejadian pada periode waktu lainnya.

(85)

Bentuk-bentuk Analisis yang tidak

Dominan :

Analisis unit-unit terpancang;

Observasi ulang;

(86)

B. Metode Komparasi (Perbandingan)

Menurut Ridleya dalam “The Study of

Government” (1975),

Fokus studi pemerintahan : institusional

Metodenya

: perbandingan

(comvarative)

(87)

Metode perbandingan yang dimnaksud di sini adalah

membandingakan suatu institusi lainnya yang

sejenis. Di dalam pengertian perbandingan,

terkandung adanya unsur yang sama dan adanya

unsur yang berbeda.

(88)

Perbandingan kelembagaan pemerintah dapat

dilakukan dengan melihat aspek-aspek :

-

Kedudukan & kewenangannya;

-

Organisasinya;

-

Kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur;

(89)

C. Pendekatan Legalistik:

Pemerintahan adalah gejala kekuasaan yang sah

(kewenangan). Jadi kegiatan pemerintah selalu

berkaitan dengan peraturan perundang yang

berlaku. Gejala semacam itu dapat dipahami

dengan pendekatan logistik formal, dalam arti

menggunakan rujukan berbagai peraturan yang

digunakan pemerintah pada saat :

Membuat kebijakan

Memberikan pelayanan kepada masyarakat

Menegakkan aturan

(90)

D. Studi Sejarah (Historis)

Gejala pemerintahan adalah aktivitas sosial

yang

berkelanjutan

dan

terus-menerus

mengalami perubahan – baik secara evolutif,

evolutif dipercepat ataupun revolutuf.

Perubahan gejala pemerintahan dapat

mengikuti tiga kecenderungan sebagai berikut :

Linier

Siklus

(91)

Untuk memahami pemerintahan semacam itu, dapat pula digunakan studi gejala (historis). Secara umum, sistem sosial dapat pula dipahami melalui dua model yakni :

a. model sinkronis; b. model diakronis.

Model sinkronis menggambarkan masyarakat sebagai sebuah sistem yang terdiri dari struktur dan bagiannya. Pendekatan struktural dan fungsional dalam ilmu sosial merujuk pada model sinkronis. (ilmu politik, sosiologi, ekonomi, antropologi).

Model diakronis lebih mengutamakan memanjangnya lukisan berdimensi waktu, dengan sedikit saja luasan ruangan. (Ilmu sejarah).

(92)

Gambar : Hubungan Ilmu Sosial Sinkronis dan

Diakronis

[image:92.720.35.687.64.501.2]
(93)

Menurut Kuntowijoyo (1994), sejarah sosial

dapat dipahami melalui 6 (enam) model yaitu

sebagai berikut :

-

Model evolusi

-

Model lingkaran sentral

-

Model interval

-

Model tingkat perkembangan

-

Model jangka panjang, menengah, pendek

(94)
[image:94.720.32.606.32.486.2]

-

Model Evolusi

Gambar: Model Evolusi

A

A’

B’

ruang

sosial

(95)

-

Model Lingkaran Sentral

Waktu

Ruang sosial

F

E

D

C

(96)

-

Model Interval

Waktu

Ruang sosial A’’’’ B’’’’ C’’’’

A’’’ B’’’ C’’’

A’’ B’’ C’’

(97)

-

Model Tingkat Perkembangan

Waktu

Ruang sosial N

IV III II

(98)

-

Model Jangka Panjang, Menengah, Pendek

Waktu

(99)

-

Model Sistematis

Waktu

Ruang sosial A’’ B’’ C’’

A’’

A’

B’’

B’

C’’

C’

(100)

7. MEMAHAMI GEJ ALA PEMERINTAHAN MELALUI PARADIGMA

Selain keempat metodologi sebagaimana dikemukakan di atas, dewasa ini berkembang pendekatan “baru” untuk memahami gejala pemerintahan, yakni menggunakan PARADIGMA.

Istilah paradigma mula-mula dikembangkan oleh sosiolog Robert K. Merton. Paradigma secara umum diartikan sebagai MODEL atau SKEMA.

A paradigm is a compact outline of the major concepts,

assumption, procedures, propositions, and problems of subtantive area or a theorical approach in sociological analisys”,

(Thedorson, George A and Achilles G. Theodorson, 1969, A Modern Dictionary of Sociology, A Barnes & Noble Reference Book, USA)

(101)

Beberapa buku yang menggunakan paradigma

sebagai pendekatan teoritis berkaitan dengan gejala

pemerintahan, misalnya :

1) Osborne, David and Ted Gaebler, 1992, Reinvernting Government-How the Entrepreneurial Spirit is Transforming

the Public Sector. A Willam Patrick Book. USA.

2) Barzelay, Michael, 1992, Breaking Through Bureaucracy – A

New Vision for Managing in Government. University

California Press. USA.

3) Ingraham. Patricia W; Barbara S. Romzek and Associates. 1994. New Paradigma for Government – Issues for the

Changing Public Service. Jossey-Bass Publisher. San

Fransisco.

4) Garton, Neil, Editor, 1993. Bureaucracy: Three Paradigma.

(102)
(103)

Barzelay (1992) bekerjasama dengan Babrak

Armani

menawarkan

paradigma

(104)

Ingraham dan Romzek dkk (1994) menawarkan konsep pengelolaan pemerintahan baru yang disebutnya paradigma HOLLO-STATE, dimana pekerjaan pemerintah akan lebih banyak dikontrakkan keluar (contracting out). Aparat pemerintah hanya menangani urusan yang benar-benar bersifat esensial.

Ciri lainnya dari para digma “hollow-state” adalah : 1) looking to the private sector for models of success;

2) the management environment of public organizations; 3) changing became the lerning organization :

a. the end of hierarchy;

b. govermental reliance on external expertise; c. the decline of confidence in science;

(105)

Garston (1993) mengemukakan tiga paradigma birokrasi

yaitu :

1)

Neoklasikal;

2)

Marxis;

3)

Institusionalis.

(106)

MODEL PERUBAHAN PARADIGMA

Sumber : Thomas. S. Kuhn, 1970. The Structure

of Scientific Revolutions, dimodifikasi

Paradigma

I

Pengetahuan

(107)

PERUBAHAN PARADIGMA

DI BIDANG PEMERINTAHAN

1. Birokrasi (max Weber)

2. Sentralistik

Reinventing Government (Osborne & Gaebler)

Pasca birokrasi (Barzelay)

Desentralistik

3. Government Governance

4. Serbanegara Mekanisme Pasar

5. Demokrasi

Perwakilan Demokrasi Langsung

(108)

SEPULUH PRINSIP REINVENTING GOVERNMENT

1.

Pemerintahan Katalis : Lebih baik

mengendalikan daripada mengerjakan

sendiri

2.

Pemerintahan

yang

dimiliki

oleh

masyarakat: Memberdayakan daripada

memberikan pelayanan

3.

Pemerintahan Kompetitif : Memasukkan

semangat

kompetisi

ke

dalam

pemberian pelayanan

4.

Pemerintahan yang didorong oleh misi :

Mentransformasi

organisasi

yang

didorong oleh peraturan

(109)

6. Pemerintahan yang didorong oleh Pelanggan : mempertemukan kebutuhan pelanggan, bukan kebutuhan birokrasi.

7. Pemerintahan yang bersifat Aktif : menghasilkan daripada hanya menghabiskan anggaran.

8. Pemerintahan yang bersifat antisipatif : mencegah daripada mengobati

9. Pemerintahan yang terdesentralisasi : dari hirarkhi ke partisipasi dan tim kerja

10. Pemerintahan yang berorientasi pada pasar : mengungkit perubahan melalui pasar.

(110)
[image:110.720.28.693.47.505.2]

TABEL PERBANDINGAN PARADIGMA

Nomor PARADIGMA

BIROKRASI

PARADIGMA PASCABIROKRASI

1. Keinginan Publik Hasil-hasil nilai warganegara

2. Efisiensi Kualitas dan nilai

3. Administrasi Produksi

4. Pengendalian Mendorong ketaatan pada

norma

5. Fungsi,

kewenangan dan struktur spesifik

Mengidentifikasi misi,

pelayanan, pelanggan, dan nilai guna

6. Membenarkan

pembiayaan-pembiayaan

Memindahkan nilai

7. Menekankan pada

tanggung jawab

Membangun akuntabilitas

(111)

8. Mengikuti aturan dan prosedur Memahami dan menerapkan norma Mengidentifikasi dan memecahkan masalah Terus menerus meningkatkan proses 9. Menjalankan sistem

administrasi Memisahkan pelayanan dari pengendalian Membangun dukungan berdasarkan norma Memperluas pilihan konsumen Mendorong tindakan kolektif Memberikan insentif Mengukur dan menganalisis hasil

(112)

CATEGORY OF SOCIAL CHANGE

Level of Society

Time Dimension Micro (Individual) Intermediate (Group)

Macro (Society)

Type 1 Type 2 Type 3

Short Term (1) Attitude Change (1) Normative change (1) Invention-inovation (2) Behaviour change (2) Administrativ e change (2) Revolution

Type 2 Type 4 Type 6

Long Term Life-cycle change

Organizational change

Sociocultural change

(113)
[image:113.720.34.711.52.517.2]

Gambar : Model Transformasi semangat Kewirausahaan bagi Sektor Publik.

Disusun oleh : Sadu Wasistiono

1.Catalytic Government

2.Community Owned

Government

3.Competitive Government 4.Mission – Driven Government 5.Result – Oriented Government 6.Customer – Driven Government 7.Enterprising Government

8.Anticipatory Government 9.Decentralized Government

10.Market – Oriented Government

Sektor Publik dgn

Paradigma lama Sektor Publik dgnParadigma baru

Good Governa

nce

People become more

- Welfare - Democrate

Work better & Costs Less (Common sense Government) Transformer (4) Control Strategy (5) Culture Strategy (2) Consequences Strategy

THE FIVE S’s STRATEGY

(1)

(114)

Alasan kita membutuhkan

berpikir sistem :

Meningkatnya kompleksitas di dalam

kehidupan kita

Tumbuhnya saling ketergantungan di

dunia

Terjadinya revolusi di dalam teori dan

praktek manajemen

Meningkatnya “kesadaran global” dan

“lokal” di dalam pengambilan keputusan

Meningkatnya pengakuan pembelajaran

(115)

Apa yang dimaksud dengan

berpikir sistem ?

Berpikir sistem adalah sebuah disiplin yang

sedang berkembang untuk memahami

kompleksitas dan perubahan

Berpikir Sistem Memiliki Tiga Dimensi yaitu :

Paradigma;

Bahasa;

Gambar

Gambar  : Isi Limas Ilmu
Gambaran hubungan
Gambar : Hubungan
Gambar: Model Evolusi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana; batas-batas antara fenomena dan konteks tidak tampak

Pendapat serupa di sampai kan oleh Bimo Walgito 11 studi kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari suatu kejadian mengenai perseorangan (riwayat

Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. 1), studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok digunakan apabila pertanyaan utama didasari dengan bagaimana dan

Menurut Yin (2013 ), studi kasus dapat diartikan sebagai metode atau strategi penelitian dan sekaligus hasil suatu penelitian pada kasus tertentu. Biasanya

studi kasus pertanyaan penelitian yang utama adalah “bagaimana” dan “mengapa’. Menurutnya, studi kasus digunakan untuk menyelidiki fenomena atau kasus dalam

penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti fenomena kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya, dengan menggunakan berbagai

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dalam mengumpulkan data dan analisis datanya. Metode studi kasus peneliti gunakan untuk mengkaji peristiwa kontemporer yang

Dimana penelitian studi kasus menyangkut penelitian berdasarkan kasus yang terjadi dalam kehidupan nyata atau keadaan sekarang.49 Sehingga dapat dikatakan bahwa studi kasus adalah