L セ
__
セLNLNNセ@
614.4
Ind
a
ALGORITMA
DIAGNOSIS·, ·PENYAKIT DAN R,ESPO.N
.
SERTA FORMAT PENYELIDlKAN EPIDEMIOLOGI
N@
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
ALGORITMA
DIAGNOSIS PENYAKIT DAN RESPON
SERTA FORMAT PENYELIDlKAN EPIDEMIOLOGI
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BUKU AlGORITMA DIAGNOSIS PENYAKIT DAN RESPON
SERTA FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOlOGI
CETAKAN KE IIITAHUN 2014
Katalog Terbitan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012
ISBN No. 978-602-235-162-7Pembina
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama; Direktur Jenderal PP dan PL
Pengarah
Dr. Desak Made Wismarini, MKM ; Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra
Penulis
Dr. Ratna Budi Hap sari, MKM ; Kepala Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Rosliany, SKM, M.Sc.PH; Subdirektorat Surveilan s dan Respon KLB
Dr. A Muchtar Nasir; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Edy Purwanto, SKM, M .Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Indra Jaya, SKM, M .Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Abdurrahman, SKM, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Gunawan Wahyu Nugroho, SKM, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Kontributor
WHO Representative for Indonesia
CDC - Atlanta Representative for Indonesia
Dr. H. Andi Muhadir, MPH: Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang DR. Hari Santoso, SKM, M.Epid : Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan
Dr. Juzi Delianna, M .Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Rosmaniar, S.Kep, M .Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Dr. Soitawati, M .Epid ; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Eka Muhiriyah, SKM, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Dr. Mieke Vennyta ; Subdirektorat Surveilan s dan Respon KLB
Viviyanti Sidi, SKM ; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Lia Septiana, SKM ; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Fajrianto, SKM ; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Subdirektorat Pengendalian Zoonosis
Subdirektorat Pengendalian Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan Subdirektorat Pengendalian Malaria
Subdirektorat Pengendalian Arbovirosis Subdirektorat Infeksi Saluran Pernafasan
Editor
Dr. Ratna Budi Hapsari, MKM ; Kepala Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Edy Purwanto, SKM, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. A Muchtar Nasir; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat
dan petunjuk-I\lya sehingga buku "ALGORITMA DIAGNOSIS PEI\lYAKIT DAN
RESPON SERTA FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI" ini dapat diterbitkan
kembali setelah dilakukan beberapa revisi mengikuti perkembangan penyakit
menular di Indonesia.
Buku ini merupakan salah satu dari Trilogi tentang EWARS
(Early Warning Alert
and Respon System)
yang terdiri dari tiga seri buku yaitu:
1.
Buku IIPedoman Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon"
2. Buku IIAlgoritma Diagnosis Penyakit dan Respon serta Format Penyelidikan Epidemiologill
3. Buku IIPanduan Pengguna Piranti Lunak
(Software)
Peringatan Dini Penyakit Menular
ll
Buku kedua ini ditujukan bagi petugas surveilans di tingkat Propinsi, Kabupaten dan Puskesmas
sebagai pedoman dalam melakukan deteksi dini beberapa penyakit menular dengan cara
mengenali gejala dan sindrom penyakit tersebut serta teta p melakukan konfirmasi penegakan
diagnosis melalui dokter dan hasil laboratorium sederhana, dilanjutkan dengan melakuka n respon
cepat meliputi respon tata laksana kasus, respon pelaporan, dan respon kesehatan masyarakat.
Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan format acuan dalam melakukan penyelidikan
epidemiologi dan pembuatan laporan lengkap, sehingga dih arapkan hasil deteksi dini dan respon
cepat yang dilakukan dapat segera didiseminasikan kepada pihak yang berkepentingan.
Satu hal yang perlu disampaikan adalah bahwa tindakan respon KLB (terutama respon kesehatan
masyarakat) yang tertuang di dalam buku ini bersifat fleksibel, tidak kaku, dan sangat adaptif
bergantung kepada penyelidikan epidemiologi di lapangan yang akan menghasilkan sejumlah
rekomendasi dan kebijakan penanggulangan KLB yang aku rat dan spesifik. Sehingga kegiatan
penyelidikan epidemiologi adalah sangat penting dan harus dilakukan dalam seluruh rangkaian
algoritma respon KLB setiap penyakit.
Akhirnya disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam
penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat digunakan oleh seluruh propinsi dan
kabupaten hingga puskesmas di Indonesia sehingga Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon dapat
berjalan lebih optimal.
Jakarta, Februari 2014
Direktur SIMKAR-KESMA
dr. Desak Made Wismarini, MKM
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL
PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENrtEHATAN LINGKUNGAN
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat
dan petunjuk-Nya sehingga buku "ALGORITMA DIAGNOSIS PENYAKIT DAN
RESPON SERTA FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI " ini dapat terwujud.
Kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan salah satu anggota dari
organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang selalu mendukung kebijakan
dari organisasi tersebut apabila tidak bertentangan dengan kebijakan nasional
maupun
internasionalnya.
Indonesia
yang
telah
meratifikaskasi
IHR
(International Health Regulation) tahun 2005 mau tidak mau harus mengikuti
dan
menjalankan aturan tersebut. WHO telah
menyatakan
bahwa
IHR
2005
mulai
diimplementasikan pada 15 Juni 2007 tetapi kepada seluruh negara masih diberikan waktu selama
5 tahun hal ini sesuai dengan IHR, Bab II, Pasal 5, ayat 1 dinyatakan bahwa Suatu Negara harus
mengembangkan, memperkuat, dan memelihara kemampuan untuk mendeteksi, menilai, dan
melaporkan kejadian sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran 1 IHR (Kapasitas Inti Bidang
Surveilans Dan Respon Yang Harus Dipenuhi), sedini mungkin dan paling lambat lima tahun sejak
diberlakukannya IHR .
Disamping itu Indonesia juga merupakan negara yang selalu komit terhadap komitmen global
seperti eradikasi polio, eliminasi Tetanus Neonatorum (TN), reduksi maupun eliminasi campak,
eliminasi malaria, pengendalian HIVjAIDS maupun Tuberkulosis (TB) Paru . Untuk eradikasi polio,
Indonesia mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio tahun 2005 dengan jumlah sebanyak 349
kasus (termasuk 46 kasus VDVP tipe 1) dan dapat ditangani dengan baik untuk memutus mata
rantai penularan melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) sehingga sampai saat ini tidak ditemukan
kembali virus polio. Untuk menjaring kasus polio maka surveilans
Acute Flaccid Paralysis (AFP)
yang optimal juga sangat berperan penting.
Dalam era globalisasi ini mobilisasi manusia maupun barang sudah sangat tinggi dan sangat cepat .
Tetapi kondisi ini juga dapat dilihat sebagai sebuah ancaman misalnya transmisi penyakit menular
dari suatu negara ke negara lain . Salah satu contoh adalah Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di
Indonesia tahun 2005 terjadi karena ada import virus polio dari negara lain. Selain itu sa at ini
dunia telah mengalami perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global yang semakin
cepat. Kondisi ini juga akan mempengaruhi pola dan jenis penyakit potensial wabah secara
langsung maupun tidak langsung misalnya seperti malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD),
maupun penyakit
new emerging seperti flu burung.
Indonesia yang letaknya strategis secara geografis masih memiliki beberapa penyakit potensial KLB
seperti malaria , demam dengue, leptospirosis, diare, kolera, difteri , antraks, rabies, campak,
pertusis, maupun ancaman flu burung pada manusia . Penyakit-penyakit tersebut apabila tidak
dipantau dan dikendalikan maka akan mengancam kesehatan masyarakat Indonesia dan
menyebabkan KLB yang lebih besar atau bahkan dapat menyebar ke negara tetangga lainnya.
Dengan latar belakang itu semua maka sangat penting pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon ditingkatkan kembali di seluruh wilayah di Indonesia .
Kelebihan dari sistem yang dibangun ini, pada perangkat lunaknya adalah dapat menampilkan
sinyal
"alert"
adanya peningkatan kasus melebihi nilai ambang batas di suatu wilayah baik wilayah
kerja puskesmas, kabupaten maupun propinsi. Output yang dihasilkan dapat berupa tabel, grafik,
maupun peta, sehingga dapat dibuat analisis yang lebih tajam, respon lebih cepat, dan
penanggulangan yang lebih terarah dan akurat.
Semoga buku ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan Sistem Kewaspadaan
Dini dan Respon di Indonesia.
Jakarta, Agustus 2012
Direktur Jenderal PP dan PL
セセ@
proOd:Ti:ndra Yoga Aditama
DAFTAR lSI
KATA PENGANTAR ... ... ... .... ... ... .. ... .. ... .... ... .. .... .. .... ... ... .... ... ... .. ... ... ... 3
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PP DAN PL ... ... ... ... .. ... .. .. ... ... .... ... .... ... ... ... ... ... .. 4
DAFTAR lSI ... ... .. ... .. .. .. ... ... ... .. .... ... ... ... ... .. .... ... ... ... .. .... .. ... .. ... ... ... ... ... .... ... ... ... .... 7
DEFINISI OPERASIONAL KASUSjPENYAKIT ... ... ... ... ... .. ... ... .. ... ... ... .. 8
AlGORITMA DAN FORMAT PENYElIDiKAN EPIDEMIOlOGI SESUAI PENYAKIT
A. GASTROENTERITIS AKUT (Diare, Diare Berdarah, Tersangka Kolera , Tifoid) .. ... .... .... ... ... ... .. . 9B. CAMPAK .... .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... ... ... ... ... ... .... .. ... ... .. ... ... ... .... .. ... ... 17
C. SINDROM NEUROLOGI AKUT (AFP, Tersangka Tetanus Neonatorum, Tersangka Tetanus, MeningitisjEnsefalitis) ... .. ... ... ... ... .. .... ... ... ... .. ... ... ... ... ... .... .. 23
D. SII\lDROM INFEKSI SALURAN PERI\lAFASAN (Pneumonia, Pertusis, Difteri, Tersangka Flu Burung) ... 35
E. PENYAKIT DENGAN DEMAM (Malaria Konfirmasi, Tersangka Demam Dengue, Tersangka Demam Tifoid, Tersangka Chikungunya, Ill, Tersangka Flu Burung) ... ... .... ... ... .. ... 50
F. SINDROM JAUNDIS AKUT (Hepatitis, Leptospirosis, Demam Dengue, Malaria) .. .... .. .... ... ... ... .. 61
G. TERSANGKA LEPTOSPIROSIS ... .. ... .. .... ... .... ... ... ... ... .... .. ... .. ... ... ... .. .. ... ... ... ... ... ... 66
H. TERSANGKA ANTRAKS ... ... .. .. ... ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... ... .. .. ... ... 69
I. KASUS GIG ITAN H EWAN PEN ULAR RABI ES .. .... .. .. .. .. ... ... ... ... .. ... .... .... .... ... ... .. ... .. .. .. ... 73
J. TERSANGKA PENYAKIT TANGAN, KAKI, dan MULUT (HFMD) .... .. ... ... ... ... .. .. ... ... ... 76
K. KLASTER PENYAKIT YANG TIDAK LAZIM ... ... ... ... .... .. .... .. .. .. .. .. .. ... ... ... .. ... ... ... .. ... .... 78
lAMPIRAN-lAMPIRAN
LAMPI RAN 1 FOR MAT M I NGGUAN (W2) .. ... ... .. ... ... .. .. ... ... .... .. .. ... ... .. . ... ... . 80LAMPIRAN 2 FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI UMUM .. .. ... .. .... .. .. .... ... .. .... .. .. ... .. ... .... ... . 81
DEFINISI OPERASIONAL KASUSjPENYAKIT
KODEPENYAKIT DEFINISI
SMS
-A Diare Akut • Pada dewasa: BAB (defekasi) dengan tinja lembek ATAU setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari ATAU dapat berbentuk cair saja.
• Pad a anak: BAB yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair DAN berlangsung kurang dari 7 hari).
• Pada neonatus yang mendapat ASI: diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi lebih sering (biasanya 5-6 kali per hari) den ga n konsist e.nsi cairo
B Malaria Konfirmasi Penderita yang di dalam tubuhnya ada plasmodium atau parasit malaria DAN dibuktikan dengan RDT (Rapid Diagnostic Test) positif DAN/ATAU pemeriksaan Mikroskopis positif.
C Tersangka Demam Demam mendadak tanpa sebab yang jelas 2-7 hari, mual, muntah, sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata Dengue (nyeri retro orbital), nyeri sendi, dan adanya manifestasi perdarahan sekurang-kurangnya uj i torniquet positif. D Pneumonia Pada usia <5 thn ditandai dengan batuk DAN/ATAU tanda kesulitan bernapas (adanya nafas cepat, kadang
disertai tarikan dinding dada bagian bawah kedalam (TDDK) atau gambaran radiologi foto torak menunjukan infiltrat paru akut), frekuensi nafas berdasarkan usia penderita:
• <2 bulan: 60/menit • 2-12 bulan: 50/menit ·1-5 tahun: 40/menit
Pad a usia >5thn ditandai dengan demam セ@ 38°C, batuk DAN/ATAU kesulitan bernafas, dan nyeri dada saat menarik nafas
E Diare Berdarah ATAU Diare dengan darah disertai ATAU tidak disertai dengan lendir dalam tinja, dapat juga disertai dengan adanya Disentri tenesmus.
F Tersangka Demam Tifoid Dengan anamnesis pemeriksaan fi sik didapatkan geja la demam, gangguan saluran cerna dan tanda gangguan kesadaran.
G Sindrom Jaundice Akut Gejala penyakit yang timbul secara mendadak « 14 hari) ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik/kuning dan urine berwarna gelap
H Tersangka Chikungunya Demam mendadak diatas 38,5 derajat celcius dan nyeri sendi yang hebat dapat disertai adanya ruam. J Tersangka Flu Burung III dengan kontak unggas sakit atau mati mendadak, produk unggas ATAU leukopenia ATAU pneumonia.
pada Manusia
K Tersangka Campak Demam >38 °C selama 3 hari atau lebih disertai bercak kemerahan berbentuk makulopapular, disertai salah satu gejala batuk, pilek ATAU mata merah (konjungivitis)
L Tersangka Difteri Panas >38°C, sakit menelan, sesak napas disertai bunyi (stridor) dan ada tanda selaput putih keabu-abuan (pseudomembran ) di tenggorokan dan pembesaran kelenj ar leher.
M Tersangka Pertussis Batuk lebih dari 2 minggu disertai dengan batuk yang khas (terus-menerus/ paroxysmal), napas dengan bunyi "whoop" dan kadang muntah set el ah batuk .
N AFP (Lumpuh Layuh Kasus lumpuh layuh menda dak, BU KAN disebabkan oleh ruda paksa/ trauma pada anak < 15 tahun. Mendadak)
P Kasus Gigitan Hewan Kasus gigitan hewan (Anjing, Kucing, Tupai, Monyet, Kelelawar) yang dapat menularkan rabies pada manusia .
Penular Rabies ATAU
Kasus dengan gejala Stadium Prodromal (demam, mual, malaise/lemas), atau kasus dengan gejala Stadium Sensoris (rasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka, cemas dan reaksi berlebihan terhadap ransangan sensorik).
Q Tersangka Antraks (1). Antraks Kulit (CutaneusAnthrax); Papel pada inokulasi, rasa gata l tanpa disertai rasa sa kit, 2-3 han vesikel berisi cairan kemerahan, haemoragik menjadi jaringan nekrotik, ulsera ditutupi kerak hitam, kering, Eschar (patognomonikj, demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar limfe regional
(2). Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthrax); Rasa sa kit perut hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, konstipasi, gastroenteritis akut kadang disertai darah, hematemesis, pembesaran kelenjar limfe daerah inguinal, perut membesar dan keras, asites dan oedem scrotum, melena. (3). Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax); Gejala klinis antraks paru-paru sesuai dengan tanda-tanda bronchitis. Dalam waktu 2-4 hari gejala semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat, demam, sianosis, dispnue, stridor, keringat berlebihan, detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat. Kematian biasanya te rj adi 2-3 hari setelah gejala kllnis tim bul.
R Tersangka Leptospirosis Pasien dengan gej ala demam < 9 hari dengan suhu > 38 deraj at Celcius diserta i gejala khas conjunctival suffusion (radang pada konjungtiva), nyeri betis, jaundis/ikterik/kuning.
- -
-S Tersangka Kolera Pender ita menjadi dehidrasi berat karena diare akut cair secara tiba-tiba (b iasanya dlsertai muntah dan mual), tinjanya cair seperti air cucian beras.
T Klaster Penyakit yang Didapatkan tiga atau lebih kasus/kematian dengan gejala sama di dalam satu kelompok masyarakat/ desa tidak lazim dalam satu periode waktu yang sama (Iebih kurang 7 hari), yang tidak dapat dimasukan ke dalam definisi
kasus penyakit yang lain.
U Tersangka Panas> 38·C mendadak, sak it kepala, kaku kuduk, kadang disertai penurunan kesadaran dan muntah. Pada Meningitis/Ensefalit is anak < 1 tahun ubun-ubun besar cembung.
V Tersangka Tetanus Setiap bayi lahir hidup umur 3-28 hari sulit menyusu/menetek, dan mulut mencucu dan disertai dengan Neonatorum kejang rangsang.
W Tersangka Tetanus Ditandai dengan kontraksi dan kekejangan otot mendadak, dan sebelumnya ada riwayat luka. y III (Influenza Like Illness) Penderita dengan gejala Demam セ@ 38°C di sertai batuk ATAU sakit t enggor okan
Z Tersangka HFMD (Hand, Demam 38 - 39°C dalam 3-7 hari, nyeri lelan, nafsu makan turun, muncu l vesikel di rongga mulu! dan atau Foot, Mouth Disease) rua m di tela pak tangan, kaki dan bokong. Biasanya t erja di pa da ana k dibawah 10 tahun.
I X Total Kun j ungan Jum lah kunj ungan セ。ウ ゥ@ ・ョ@ yang dat ang berobat dan te rd aftar dl fasllit as kesehata n (puskesma s atau pustu)
ALGORITMA DIAGNOSIS KASUS GASTROENTERITIS AKUT
TERSANGKA KOLERA
DIARE
DIARE BERDARAH /
DISENTRI
Catat dan Kirim ke Dinkes Kabupaten/Kota
Kemungkinan Etiologi:
Viral Gastro, E. Coli,
Giardiasis,
Cryptosporidium, dll
Kemungkinan Etiologi :
Shigella, Salmonela,
Amuba, dll
Kemungkinan Etiologi :
Vibrio Kolera
Jika ada tanda peringatan
KLB, ambil spesimen
dengan media Carry-Blair
Jika hasil positif, Lakukan
RESPON KLB
Respons Tatal aksana
Respons Pelaporan dgn
Respons Kesehatan
Kasus: sesuai SOP
m enggunakan standar
Masyarakat
pel aporan KLB
*
Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (kotak warna merah)
ALGORITMA RESPON KLB KASUS GASTROENTERITIS AKUT
RESPON KLB KASUS GASTROENTERITIS (PENYAKIT DIARE, DIARE BERDARAH, TERSANGKA KOLERA, DEMAM T1FOID)
Respon Tatalaksana Kasus:
• Lakukan pengobatan
terhadap pasien berupa tatalaksana pencegahan dehidrasi dan pemberian antibiotika secara selektif sesuai dengan etiologi.
• Rujuk pasien ke RS
apabila diperlukan penanganan lebih lanjut untuk tersangka kolera , isolasi pasien di RS
• Spesimen:
Pengambilan sample t inj a (untuk kasus diare berdarah & tersangka kolera) & kirim ke lab Provinsi
Respon Pelaporan Register
Kirim laporan
Wl
keDinkes Kab/Kota .
Untuk suspek kolera : laporan langsung ke DinKes Kab/Kota dan
koordinasi dengan Dinkes Propinsi.
Respon Kesehatan Masyarakat:
• Lakukan Penyelidikan Epidemiologi.
• Surveilans Intensif • Menjamin tersedianya
•
sumber air bersih • Penyuluhan masyarakat
tentang PHBS meliputi : • Cuci tangan dengan
sabun sebelum dan sesudah makan . • Membersihkan bahan
makanan sebelum dimasak
• Memasak makanan dan minuman sampai I""l)iltang
• Memberikan
desinfektan (Kaporisasi) pada sumber air diduga tercemar
• Hanya makan makanan yang segar
Sisipan 1
REN C A NA TERAPI A
UNTUK T E RAP I DIARE T AN PA DEHIDRASI
M E N E RAN G KAN 5 LANG KAH TERAP I D IARE D I RUMAH
1 . B ERI CAIRAN LEBIH BANY A K DARI B IASANYA
• Teruskan A SI l ebi h sering dan lebih lama
• A nak yang mendapat ASI eksklusif, beri o ralit atau air ma
a
sebagai tambahan
• A na k yang t i dak mendapat AS I eksklusif, b eri susu yang
hi
diminum dan oralit atau cairan rumah t angga sebagai tamba
( k u ah sayu r, air tajin , air matang, dsb)
• Beri Oralit sampai diare berhenti. Bila mu ntah, tunggu 10m
dan di lanjut kan sedikit demi sedikit.
- Umur
<
1 tahun diberi 50- 1 00 m l setiap kali berak
- Umur
>
1 tah u n diberi 100-200 m l setiap ka l i berak.
• Anak h arus diberi 6 bungkus oralit (200 ml) di rumah bUa:
- Telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C.
- Tidak dapat k embali kepada petugas kesehatan jika
diare memburuk.
• A jari ibu cara mencampu r dan memberikan oralit .
2. B ERI OBAT ZINC
Beri Zinc 1 0 hari berturut-tu r ut w a l aupun diare suda h berhe
Oapat diberikan dengan cara dikunyah atau di l arutka n dalam
1 sendok air matang atau ASI.
- Umu r
<
6 bulan diberi 10 mg ( 1/2 tab l et) per hari
- Umur
>
6 bulan diberi 20 mg
( 1
tab let) p er h ari
3 . BERI ANAK MAKANAN UNTU K MENCE GAH KURAN G GIZI
• Beri m aka n sesu ai u m ur anak denga n men u yan g sama pad
waktu anak sehat
• Tambahkan 1-2 sendok teh miny ak sa y ur setiap porsi makan
• Beri maka n a n kaya Ka l i um seperti sari buah segar. pisang,
ai r kelapa hijau.
• Beri makan lebih sering dari biasany a dengan porsi l ebih k
(setiap 3-4 jam)
• Set elah d iare berhenti , beri ma k anan yang sama dan
ma k anan tambahan sela m a 2 mingg u
4. ANTI B IOTIK H ANYA DIBERIKAN SESUAI INDIKASI.
MISAL: DISE NTE RI, K OLERA dll
5. NASIHATI IBUI PENGASUH
Untuk m embawa a n ak k emba li ke petugas k esehatan bila :
• Berak cair lebih seri ng
• Muntah beru lang
• Sangat haus
• M a k an da n mi num sangat sed ikit
• T i mbul demam
• Ber ak berda r ah
• Tidak membaik da lam 3 h ari
B
RENCANA TERAPI B
UNTUK TERAPI DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
JUMLAH ORALI T YAN G DIB E RIKAN DALAM 3 JAM PE RTAMA DI
S ARAN A K ES EHATAN
ORALIT yang diberikan
=75 rnl x BERAT BADAN anak
• Bila B B tidak di k eta h ui diberikan oralit sesuai tabel di bawa h ini:
セ@ -. セNZNセセ@ , ' - • I
Ii Mセ@ • .;Ji
Jumlah Ora lit
• Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.
• Buju k ibu un t uk meneruskan ASI.
• U ntuk bayi <6 bu l an yang tidak mendapat ASI berikan
juga 100- 20 0 ml air masak se l ama masa ini.
• U ntuk ana k
>
6 bu l an, tunda pemberian makan selama 3 jam
kecuali AS I dan ora li t
• Be ri obat Zinc selama 10 hari berturut- turut
AMAT I ANA K D E NGAN SEKSAMA D AN
BANTU IBU MEMBERIKAN ORALlT:
• Tunjukka n j umlah cairan yang harus diberikan.
• Be rikan sedikit demi sedikit ta p i sering dari gelas.
• Peri ksa da ri waktu ke waktu b ila ada masalah.
• Bi l a k el o pak mata anak bengkak, hentikan pemberian o ra l it
da n berikan air masak atau AS!.
Beri o r alit ses u ai Rencana Terapi Abi l a pembengkakan telah
hila n g .
SETELAH 3 - 4 JAM , NILAI KE MBALI ANAK MENG GUN AKAN BAGAN
PENILAIAN , KEMUDIAN PILIH RENCANA T ERAPI A, B ATAU
C UNTUK M E LANJUTKAN TERAPJ
• Bila tidak a d a de h idrasi, ganti ke Re n cana Terapi A . Bi la deh id rasi
t elah hilang, anak biasanya ke n cing kernudian mengantu k dan
tid u r.
• Bil a t anda menunj u kkan deh i drasi ri nga n /sedang. ulang i
Re n cana Terap i B
• Anak mulai diberi makanan, susu da n sari buah .
• Bila t anda menunju k kan dehidrasi berat, ganti dengan Re n cana
Terapi C
BILA IBU HARUS PULAN G SEB E LUM SE L ESAI RE NCANA
TE RAPIB
• Tunj u kka n j uml ah oralit yang harus di h ab i skan dalam Te r api
3 j a m di ru mah.
• Berikan oralit 6 b u ngkus untu k persedi an di rurnah
• Je l as k a n 5 la ng kah Rencana Te r a pi A untuk rnengobati a n ak
di rumah
Sisipan 2
Form Penyelidikan KLB Diare
Formulir Wawancara Kasus Dirawat Untuk Penegakan Diagnosis
KLB Diare
Puskesmas/RS · ... ... ...
Kabupaten/Kota · .... ... ... . .... ... ... ...
Tanggal Wawancara · ... ... .... .... ... ... ....
..., ro .D 0 ... (J) c::l ....: ro QI) OIl c ro f-ro ..., '':::: (J) "D c (J) 0-ro
E
ro Z ro u (J) ::.:: ro' V) (J) 0 ..., cro v)'
E
ro ..., ro ro .Y. ro <! - ' 0E
... :::l
E
::::> x (J) Vl .-ro :::l セ@-
ro QI) OIl c ro f-Gejala .D セ@ 'Vi ro I ..., ro 3 ro ... V) :::l ... ro V; Obat QI) c セ@ :::l 0.. V) :::l ... ro ... Vl (J) ... ro "D... ..c (J)
セ
u
c ro
(J) "D
"D "D
... "D c (J) "D
E
roE
(J) "D ..c ro ..., c :::lE
V) セ@ :::lE
'Vi セ@ "D ..c (J) "D1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Catatan :
a. Setidaknya ditanyakan pada 25 penderita rawat jalan, rawat inap atau ke rumah di lokasi KLB diare .
Apabila terdapat keragu-raguan dapat ditanyakan pada beberapa lokasi dan ditambahkan beberapa
gejala lain yang diperlukan.
b. Kolom 14 diisi sesuai dengan derajat dehidrasinya
Tanpa Dehidrasi = TD
Dehidrasi Ringan-Sedang
=
DRSDehidrasi Berat
=
DBFormulir Sanitasi dan Pelayanan Kesehatan
KLB Diare
Puskesmas ... . .... ... ... ...
Kabupaten/Kota .. ... ... .. ... ... ...
Tanggal Pendataan ... . .... ... ... ...
Desai
Kelurahan
I
LokasiJumlah Penduduk
Menurut Umur Sarana Air Bersih
Jamban Keluarga Warung, Kantin dsb. PKM, PKM-P Klinik, PosKes Curah Hujan '<t
6
'<t...
J, '<t...
/\ セ@ ro..
-'" ro - ' c ro :::l 0.. E セ@ (J) 0.. f- 0-Vl6
Vl I <t 0-c ro ro 0..'2-(J) 0-c ro 0.. :::l .Y. ro U ..c N@ セ@ (J) c::l ...
*
<i:
..c roE
:::l セ@ c ro 0.. :::l -'" セ ro USisipan 3
Format Laporan Penyelidikan KLB Diare
1. Tim Penyelidkan : Nama, gelar dan tempat tugas
2. Lokasi dan Tanggal penyelidikan KLB 3. Penegakan diagnosis etiologi KLB diare
• Gambaran klinis penderita
• Distribusi gejala dan tanda kasus
• Gambaran epidemiologi
• Hasil pemeriksaan laboratorium
4. Data Epidemiologi
• Kurva epidemi harian atau mingguan
• Tabel, grafik dan peta distribusi kasus menurut lokasi, umur dan jenis kelamin
• Tabel dan peta data sanitasi
• Analisis epidemiologi ten tang kecenderungan peningkatan KLB, penyebaran lokasi KLB, kelompok rentan KLB (menurut lokasi, umur, jenis kelamin, sanit asi) dan risiko beratnya KLB (dehidrasi dan kematian)
5. Upaya penanggulangan :
• rencana penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pencegahan,
• rencana surveilans
• rencana penyelidikan lanjutan apabila diperlukan
6. Evaluasi terhadap upaya penanggulangan yang sudah dijalankan .
Sisipan 4
Surveilans Ketat pada KLB Diare
Laporan Surveilans Ketat pada KLB Diare
Harian dan Mingguan
Dinas Kesehatan Kab/Kota : .... .. .... .. . . .. .
.
. . . ... . . . , .., .Tanggal Laporan . ... , ... . . . " ..
Unit Pelayanan
I
I
Minggu Ke ... Minggu Ke ... Minggu Ke ... Minggu Ke ...
Puskesmas A .... ::l E ::J VI ::l VI ra :..: ... セ@ OJ co 'v; ra
....
"U ..c OJa
-
ra bD bD c .-c OJ セ@....
::l E ::J VI ::l VI ra :..:...
セ@ OJ co VI セ@ "U ..c OJa
ro
bD bD c C OJ セ@....
::l E ::J VI ::l VI ttl :..:i
...
ttl
....
OJ co 'v; ra .... セ@ ..c OJa
-
ttl bD bD c C OJ セ@ .... ::l E ::J VI ::l Vl ra :..:... ra
....
OJ co .-VI ra....
"U ..c OJa
-ra bD bD c .-C OJ セ@0-4
0-4
0-4
0-4
5-14
5-14
5-14
5-14
>14
>14
>14
>14
Total Total Total Total
Puskesmas B
.... ::l E ::J Vl ::l VI ttl :..:
...
ttl....
OJ co 'v; ttl .... セ@ ..c <Iia
ro
bD bD c .-C OJ セ@ .... ::l E ::J Vl ::l VI ra :..: ... セ@ OJ co .-VI ra....
"U ..c <Iia
-ra bD bD c .-C OJ セ@....
::l E ::J Vl ::l VI ttl :..: ... ttl .... OJ co 'v; ttl .... セ@ ..c <Iia
ro
bD bD c c <Ii セ@....
::l E ::J VI ::l VI ra :..:...
セ@ OJ co 'v; セ@ "U ..c <Iia
-ttl bD bD c C <Ii セ@0-4
0-4
0-4
0-4
5-14
5-14
5-14
5-14
>14
>14
>14
>14
Total Total Total Total
RS X
....
::l E ::J VI ::l Vl ttl :..:...
ra....
<Ii co 'v; ttl....
セ@ ..c OJa
ro
bD bD .S c OJ セ@ .... ::l E ::J VI ::l VI ttl :..:...
セ@ OJ co 'v; セ@ "U ..c OJa
-
ra bD bD c c OJ セ@....
::l E ::J Vl ::l VI ttl :..: ... ttl....
<Ii co 'v; ttl .... セ@ ..c OJa
iii bD bD c c OJ I セ@ I ! .... ::l E ::J VI ::l VI ttl :..:...
ra....
OJ co 'v; セ@ "U ..c OJa
-ra bD bD c .-c OJ セ@0-4
0-4
0-4
0-4
5-14
5-14
5-14
5-14
>14
>14
>14
>14
Total Total Total Tot al
Catatan: Data ini kemungkinan didistribusikan setiap hari, tetapi data epidemiologi tetap dibuat menurut
mingguan berobat, bukan mingguan pelaporan.
ALGORITMA DIAGNOSIS CAMPAK
Catat dan Kirim ke DIf\lKES KABUPATEN/KOTA
Ambil Spesimen serum darah sesuai SOP dan kirim ke laboratorium rujukan (Litbangkes Jakarta, BLK Surabaya,
Biofarma Bandung, BLK Yogyakarta)
Jika hasil positif, Lakukan Respon KLB
Respon Tatalaksana Respon Pelaporan dgn Respon Kesehatan
Kasus menggunakan standar Masyarakat
pelaporan KLB
ALGORITMA RESPON KLB CAMPAK
RESPON KLB PENYAKIT CAMPAK
Respon tatalaksana kasus:
• Lakukan pengobatan simptomatis dan untuk mengatasi komplikasi yang muncul seperti bronchopneumonia dan konjungtivitis
• Lakukan pemberian vitamin A dosis tinggi pada kasus sesuai dengan usia dan populasi balita beresiko sekitar lokasi KLB
/
'\Respon sistem pelaporan:
•
WI
• CKLB
• Hasil pemeriksaan
penunjang/ laboratorium
. /
Respon Kesehatan Masyarakat:
• Lakukan Penyelidikan Epidemiologi
• Lakukan Surveilans Intensif
• Lakukan pemberian vaksinasi pada anak-anak beresiko tinggi (Belum Vaksinasi campak) di lokasi sekitar KLB
• Lakukan surveilans intensif.
• Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi dan GIZI pada bayi • Pemberian makanan
tambahan
OJ
FORMAT: C-l (Rutin atau KLB)I
VII--' セZ@
"C
III
to
o
LAPORAN KASUS CAMPAK
::Jセ@
1-'-
""'
rt
BULAN: /200 __
3
OJ
Puskesmas Kabupaten
0-1-'- k・cゥゥセMG@ atan Pmpin5i
OJ
to
::J
o
Ul 1-'-Ul
'"d
(])
::J '<
OJ
x-
I-'-rt
0-OJ
::J
セ@
(])
Ul
'"d
o
::J
No Epid
Kasus!KLB r'.c\r1a Anak
I)rn 1.11"., S e '( Hasil Spl?siml?n ':lasifl!.asi Final '
セN。GMQ。@ O(g lua
( Desa/RT!Rl'i)
Dlb,,'i ,,,adMn
Aia:'1at Lengkap f---,, - --j---=-'r---t -- -, -- - t- - - , - -t -- ---,-- - - j ',.-it セ@ セ ォィゥイ@ r - - - -- - - ,, -- --,-- --j
'( T '- H,!',Y B'_il,an
Brp
,ali
:c'
IJrln ' ," Camp
セ@5
Lab "ub
:-:
Periode KLB : Tgl "",,,,,,,,, sid T91,
p・ョセ・ ャ 。ウ。ョ@ : ,o10111 16 : H = h ゥ、オ セ@ 1,1 = 1',lotl BG セ ー 。ャ 。@ f ャiセl セ G ZZ ュ 。 ウ@ .
Sisipan 5
FORM PENYELIDIKAN KlB CAMPAK
Propinsi Kab./Kota
Kecamatan Puskesmas
Desa Dusun/RT
I. IDENTITAS
Nama Umur Sex:
Alamat
II. IDENTIFIKASI PENYAKIT
1. Gejala umum yang dirasakan/teramati
a. Demam b. Batuk c. Pilek d. Rash
2. Tanggal mulai sakit/timbul gejala
3. Apakah ada komplikasi yang menyertai : Va
I
Tidak,Jika ya, sebutkan ... .
III. RIWAYAT PENGOBATAN
1. Kapan mendapatkan pengobatan pertama kali : ... "" ... .
2. Dimana mendapatkan pengobatan pertama kali : ... ,
3. Obat yang sudah diberikan ... ..
IV. RIWAYAT KONTAK
1. Apakah di rumah ada yang sakit seperti yang dialami sekarang ? Va
I
Tidak, Kapan ... ... ... .2. Apakah di sekolah anak ada yang sakit seperti yang dialami sekarang ? Va ITidak,
Kapan ... """'"''''''
3. Apakah penderita menunjukan keadaan kekurangan gizi ? Val Tidak (BB/U)
4. Apakah imunisasi campak sudah diberikan pada penderita : Va
I
Tidak,Pad a usia berapa imunisasi campak terakhir diberikan : ... ..
V. PEMERIKSAAN SPESIMEN
Sediaan yang diambil : darah vena, Hasil Lab: +
I
-Tanggal Penyelidikan :
Pelaksana
Sisipan 6
Surveilans Ketat pada KLB Campak (C-1) (contoh data)
Pengamatan Harian Penderita & Kematian Campak
Lokasi 1 2 3
P M P M P M
RT A 1 0 3 1 3 0
RT B 2 0 4 0 2 0
RTC 5 1 8 0 3 0
RT D 4 0 1 0 1 0
Sisipan 7 (Format C-2)
C2
Standard Informasi Minimal Faktor Risiko
Pada Penve!idikan Klb Campak
Populasi ta"esiko di daerah KLB dan sekitarnya
Umur
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
<
1 th
1- 4 th
4-9th
10 - 14 th
>15 th
Cakupan I munisas
iCampak di DESA KLB dan seki1arnya 3 5 th terakhr-
(0/0)
Tahun
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Cakupan imun isas i d i PUSKESMAS KLB 3 5 tahun ta"akhr
(0/0)
Th.
L
Th.
L
Th.
I
Th.
I
Th.
I
I
I
I
Apakah ada WM(vaksin vial monitor) vaksin
campak
pada kondisi C atau D ? (lakukan
observasi dan lhat buku catatan stok dan
kondisi vaksin)
Ya , berapa vial 7 :
Tidak
Bagaimana kondisi chold chain 7 (lihat kondisi
cold
chain
tersama
petugas
irrunisasi
puskesmas)
_
Apakah cesa
terj'9<.
mudah dijangkau dar i
fasilitas p3layanar
:e:
'latan 7, .:elaskan
Apakah p3nduduknya
セ。エ_@Apakah vaksin dan Ioyistik lahnya ta"sedia ?,
sebutkan logistik yang tidak tersedia dan
sebutkan se jak kapan ?
Ya/t idak
Apakah ada tenag3 irrun isas i 7 (Je laskan)
Identitikas i
faktor
sosial
lainnya
yang
「・イーSョセ。イオィ@
terhadap pelaksanaan lmunisasi.
Bagaimana kondisi
gizi masyarakat secara
umum?
Sisipan 8
Formulir Permintaan Pemeriksaan Spesimen
Yth. Laboratorium
Be rs am a in i ka mi k ir im ka n spe simen pe nd erita Campak d a ri Desa: _______________ Puskes m as : Kabupaten : セ ___________ Provinsi KLB minggu ke : No EPID KLB : __________
Tgi Tgllmun Tgispesimen
Nama campak
No Epid Panas Rash Darah Urine
terakhir
Tanggal pengiriman spesimen ke propinsi:
Tanggal pengiriman spesim en ke laboratorium:
Kondisi spesimen wakt u di terima di provinsi: .J BAlK
I
Volume kurang Tidak dingin Cat at a n : Form uli r C 1 t er la mpi r _______. t a ngga l
Pengi r im
Tembusan Kasubd it Su rv e il a ns d a n Respo n KLB (. .. . . ... )
ALGORITMA DIAGNOSIS SINDROM NEUROLOGI AKUT
SINDROM NEUROlOGI AKUT
Tersangka Tetanus:
ditandai dgn
kontraksi dan
kekejangan otot
mendadak, dan
sebelumnya ada
riwayat luka
Catat dan Kirim ke DINKES KABUPATEN/KOTA
Lakukan rujukan pemeriksaan
MeningitisjEncefalitis:
Pemeriksaan dengan ROT, Serum darah, Cairan serebro spinal
AFP:
Pemeriksaan Tinja
Lakukan Respon KLB
Respon Tatalaksana
Respon Pelaporan dgn
Respon Kesehatan
Kasus: sesuai SOP
menggunakan standar
Masyarakat
pelaporan KLB
*
Segera lapor ke Dinas Kesehatan KabupatenjKota bila ditemukan kasus (dalam kotak warna merah)
ALGORITMA RESPON KLB AFP /POLIO
RESPON KLB
AFP (LUMPUH LAYUH MENDADAK)
Respon tatalaksana kasus:
•
Pengawasan ketat
penderita
•
Lakukan kunjungan
ulang 60 hari.
セGMMMMMMMMMMMMMMMMMM
Respon sistem pelaporan:
•
Wl
•
FPl
•
FPS
•
Hasil pemeriksaan
laboratorium
セGMMMMMMMMMMMMMMMMMセ@
Respon Kesehatan Masyarakat:
•
Lakukan Penyelidikan
Epidemiologi .
•
Surveilans Intensif
•
Perlindungan terhadap
kontak
•
Pengambilan spesimen
untuk diperiksa di
Laboratorium rujukan
nasional
•
KIE kepada masyarakat
agar segera melaporkan
kasus AFP ke tempat
pelayanan kesehatan
•
KIE kepada masyarakat
tentang pentingnya
imunisasi polio
•
Pemberian Imunisasi
Polio Tambahan
Mopping Up
Polio
apabila hasil
laboratorium positif
polio
Sisipan 9
Formulir Pelacakan Kasus AFP (FP1)
Kabupaten/kota:
I
Propinsi:
I
Nomor EPID:
Laporan dari : 1. RS : .. ... .... ... .... ... .
3 . Dokter praktek : ... .. . ... ... .. . ... .
2. Puskesmas : .... ... ... ... .
4.
Lainnya
Tanggallaporan diterima :
Tanggal pelacakan :
I. Identitas Penderita
Nama penderita :
I
Jenis kelamin:
0
L
P
M。セ。ャ@
lahir:
I
Umur: .... .... tahun; ... ... .. bulan; ... ... hari
Alamat:
I
RT:
RW :
Kelurahan/desa:
I
Kecamatan :
Nama orang tua:
II. Riwayat Sakit
Tanggal mulai sakit:
I
Tanggal mulai lumpuh:
Tanggal meninggal (bila penderita meninggal):
Sebelum dilaporkan
Apakah penderita
berobat ke unit
pelayanan lain?
_ Ya
Nama unit pelayanan :
Tanggal berobat
Dia\2nosis :No. rekam medik:
Apakah kelumpuhan sifatnya akut (1-14 hari)?
Apakah kelumpuhan sifatnya layuh
(flaccid)?
AnRkah kelumpuhan disebabkan ruda
Ya
[i
Ya
I
Ya
Tidak
- I -
Tidak
Tidak Jelas
-
1- )Tidak
]Tidak Jelas
EmI
o
Tidak
-:: Tidak Jelas
Bila kelumpuhan akut, layuh, tidak disebabkan rudapaksa, lanjutkan pelacakan, beri nomor EPID
m.
Gejala/Tanda
AnRkah Renderita demam sebelum lu_mtJuh?
e Ya
セ ャ@Tidak
Anggota gerak
Kelumpuhan
Gangguanrasaraba
.Tungkai kanan
r Ya
C
Tidak
Tidak
.Tungkai kiri
セ@ y。@ I'Tidak
IJYa
=
Tidak
.Lengan kanan
LIYa
n
Tidak
r Ya
Tidak
.Lengan kiri
_ Ya
_ Tidak
Ya
Tidak
.Lain-Iain, sebutkan: Muka, leher, ... ... ... ... ... .. '" ... .. ... ... ... ... ... ... .. .
IV. Riwayat Kontak
NO. EPIC:
Da lam satu bulan te ra khir sebelu m sakit,
apakah penderita perna h bepergi an?
Ya
Lokasi:
Tanggal pergi :
Tidak
.1 Tidak tahu
Dalam satu bulan te rak hir sebelum sa kit,
apakah penderita perna h berkunj ung ke
rumah anak ya ng baru mendapa t imun isa si
polio?
Ya
-; Tidak
Tidak tahu
V. Status Imunisasi pol io
Imunisasi
rutin
Jum lah dosis
. 1 x
2x
!3x
セ@4x
_ Belum pernah
Tak Tahu
Sum ber
inform asi
KM S/catatan Jurim
! .Ingatan responden
PIN, Mop-up, ORI,
BIAS Polio
Jumlah dosis
1x
2x
L3x
4x
5x
i6x
Belum pernah
1
Tak Tahu
Su mber
informa si
Catatan
Ingatan responden
Tanggal imun isa si polio ya ng paling akhir:
Tid ak tahu
I
VI. Pengumpula n spesi men
Ka bupaten/kota
Propinsi
Spesimen I
Tanggal ambil:
Tan ggal kirim :
Tanggal kirim :
Spes imen II
Tangg al ambil:
Tanggal kirim :
Tanggal kirim:
' -
Tak diambil spesimen . alasan :
Petugas pelacak:
Hasil Pemeriksaan:
Nama :
Diag nosis:
Tanda tangan :
Na ma DSA
I DSS/DRMI Dr
IPem eriksa lain :
No. TeipJ HP:
Tan da tangan :
ALGORITMA RESPON KLB TETANUS NEONATORUM
RESPON KLB
TETANUS NEONATORUM
Respon sistem pelaporan:
Respon tatalaksana
•
WI
kasus:
• T2
• Dirawat di Rumah
Sakit
Respon Kesehatan Masyarakat:
• Lakukan Penyelidikan
Epidemiologi
• KIE oleh Puskesmas
bertujuan agar mayarakat membantu dalam menemukan dan melaporkan kesakitan dan kematian bayi umur
セ@ 28 hari.
• KIE untuk peningkatan
cakupan ANC dan persalinan nakes.
9 Sisipan 10
FORMULI R PELACAKAN KESAKITAN/KEMATIAN
TERSAN GKA KASUS TETANUS NEONATORUM (T2)
Pusk : Kab: Prop: No. Epid : ... ... ... ..
Su mber laporan pe rtam a : a. Rumah sakit b. Pu skesmas c. Masyarakat
Tangg al La pora n diterima : _ _ _ _ _ _ __ _ Tanggal Pelacakan : _ _ _ _ _ _ _ __
I. IDENTITAS BAYI
1. Nama bayi :_ __ __ __ _ _ _ __ _ .Laki-laki/ Perempuan Anak ke : _ _ _ _ __
2 . Nama Ayah _ __ _ __ Umur : Th Pendidikan: _ _ _ Pekerjaan
3. Nama Ibu Umur . Th Pendidikan: _ _ _ Pekerjaan
4 . Alamat JI._ __ _ _ __ _ _ _ _ _ __ __ _ _ _ _ _ _ _ Rt. Rw. No .
Dusun Kelurahan lDesa
Ke camata n : _ _ _ _ _ _ _ __ Kabupaten
II. INFORMASI RIWAYAT KESAKITAN/KEM ATIAN BAYI 3-28 HARI
Nama yang diwawancarai : _ __ ___ Hubungan keluarga dengan bayi: _ _ _ _ __
1. Bayi lahir hidu p : a. Ya b. Tidak
-+
bila tidak ,stop pelacakan I!!
2 . Tanggallahir bayi : _ _ __ Tanggal mulai sakit : _ _ _ __ _ __
3 . Bila bayi meni nggal, tanggal meninggal : _ _ _ _ _ Umur meninggal : _ _ _ _hari
4. Waktu lahi r apakah bayi menangis : a. Ya b. Tidak c. Tidak Tahu
5. Bila Jawaban no 4 tidak tahu , maka tanyakan apakah terlihat tanda-tanda kehidupan lain dari bayi
(mis. sedik it gerakan) : a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
6. Setel ah lahir apakah bayi bisa menetek atau mengisap susu boto l dengan baik
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
-+
bila tidak ,stop pelacakan !ll
7. Ap aka h 3 hari ke mudian tiba-tiba mulut bayi mencucu dan tidak bisa menetek :
a. Ya b . Tidak c . Tidak tahu ,
stop pelacakan III
8. Apa ka h bayi mudah kejan g jika disentuh/terkena sinar atau bunyi:
a. Ya b. Tidak c . Tidak tahu
Ap akah bayi di rawat : a. Ya b. Tidak
Bila ya , dimana : RS /Pus kesma s : _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ Tanggal. Mulai dirawat_ _ _ __
10. Keadaan bay i setelah diraw at :
a. Sembuh b. Belum sembuh c. Meninggal
III. RIWAYAT KEHAMILAN
No
Profesi
Nama Pemeriksa
Alamat
Frekuensi
セ@
2
3
- - -
-1. Apakah ibu pernah mendapat Imunisasi TT pada waktu hamil bayi ini: a . Ya b. tidak
2. Sumber informasi Imunisasi TT : a. Ingatan b. Buku catatan
3. Berapa kali mendapat imunisasi TT pad a saat kehamilan bayi tersebut :
a. Pertama kali, pad a kehamilan : bulan, tanggal. Imunisasi : _ _ _ _ _ __
b. Kedua kali , pad a kehamilan : bulan, tanggal. Imunisasi: _ _ _ _ _ __
4. Pernahkah ibu mendapat imunisasi TT pad a kehamilan sebelumnya: a. Ya b. Tidak
Bila "Ya": kapan mendapat suntikan : a. Pertama thn : b. Kedua thn : _ _ _
Bila "Tidak" : pernahkah ibu mendapat suntikan TT calon pengantin: a. ya b. Tidak
Bila "Ya" kapan mendapat suntikan: a. Pertama thn: b. Kedua thn :
5. Tentukan status TT ibu pada saat kehamilan bayi tersebut berdasarkan jawaban no 3 dan 4 dengan mempertimbangkan interval waktu pemberian TT :
a. TT1 b. TT2 c. TT3 d. TT4 e.TT5
IV. RIWAYAT PERSAll NAN
No
Profesi
Nama
Alamat
Tempat Persalinan
1
2
1. Tali pusat dipotong dengan :
a. Gunting b. Silet c. Pisau d. Sembilu e. Tidak tahu f. Lain-Iain : _ _ _ _ _ __
2. Setelah tali pusat dipotong obat apa saja yang dibubuhkan di tali pusat .
a. Alkohol b. Betadin IYodium c. Ramuan tradisional : _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
3. Siapa yang merawat tali pusat sejak lahir sampa i tali pusat puput.
a . Tenaga kesehatan b. Bukan Tenaga kesehatan
4 . ObaUramuan apa yang dibubuhkan selama merawat tali pusat : _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
Kesimpulan Diagnosis: a. Konfirm TN
b. Tersa ngka TN
c. Bukan TN
I. Cakupan Imunisasi TT di desa kasus TN
a. TT1 = % b. TT2= _ _ _ _ _ _
%
c. TT3=°h
d . TT4 =_ _ _ _ _
%
e. TT5=%
II. Cakupan Persalinan T enaga Kesehatan = _ _ _ _ _
%
III. Cakupan Kunjungan Neonatus
a. KN1= _ _ _ _ _
%
b. KN2= _ _ _ _ _%
Tim Pelacak .
No Nama Jabatan Tanda Tangan
1
2
3
ALGORITMA RESPON KLB TETANUS
RESPON KLB TETANUS
Respon tatalaksana Respon sistem pelaporan:
untuk kasus:
•
WI
• Pembersihan luka
dan pemberian TI
• Pemberian anti
tetanus serum sesuai dosis
Respon Kesehatan Masyarakat:
• Lakukan
Penyelidikan Epidemiologi (dengan format PE Umum)
• Penyuluhan tentang
pentingnya
imunisasi DT,TI,DPT.
• Penyuluhan tentang
Hyangiene perseorangan terutama luka luar
• Respon tatalaksana
untuk penderita luka tetapi belum
menunjukan gejala : Pembersihan luka dan vaksinasi
ALGORITMA RESPON KLB MENINGITIS / ENSEFALITIS
RESPON KLB
MENINGITIS / ENSEFALITIS
Respon tatalaksana kasus:
• Pengobatan harus
segera diberikan bila diagnosis terhadap tersangka telah ditegakkan, bahkan sebelum bakteri diidentifikasi.
Pemberian Antibiotik sesuai dengan dosis.
• Segera rujuk ke
Rumah Sakit
Respon sistem pelaporan:
•
Wi
• Hasil pemeriksaan
laboratorium
セ@
Respon Kesehatan Masyarakat:
•
Lakukan PenyelidikanEpidemiologi untuk mencari kasus kontak terutama pada kelompok rentan
•
Surveilans Intensifterutama pad a kasus kontak, anggota keluarga
•
Pemberianpengobatan profilaksis pada kasus kontak
•
Pencegahan denganpemberian vaksin pada semua kelompok umur yang terkena
•
Pisahkan orang-orangyang pernah terpajan
dengan penderita
•
Perbaikan hygeine,sanitasi dan ventilasi
terhadap tempat
tinggal dan ruang tidur
bagi masyarakat
terutama kelompok
terpajan
•
Pengendalian vektordan reservoir (untuk
Japanese encephalitis)
bekerjasama dengan
Dinas peternakan
setempat
Sisipan 11
FORMULIR PENYELIDIKAN EPIDEMIOlOGI MENINGITIS / ENCEFALITIS
I. Identitas Pelapor
1. Nama
2. Nama Kantor & Jabatan
3. Kabupaten/Kota
4. Propinsi
5. Tanggal Laporan Z セセRP⦅@
II . Identitas Penderita
1. No . Epid :
DDDDDDDDDD
2. Nama :
3. Nama Orang Tua/KK :
4 . Jenis Kelamin : [1] Laki-Iaki [2]. Peremp, Tanggal. Lahir :
---.1---.1----.J
Umur: th, bl5. Tempat Tinggal Sa at ini :
Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :
Desa/Kelurahan : , Puskesmas:
Kecamatan : , Kabupaten/Kota :
Propinsi: Tel/HP :
6. Pekerjaan:
7. Alamat Tempat Kerja :
8. Orang tua/ Saudara dekat yang dapat dihubungi :
Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :
Desa/Kelurahan : , Kecamatan :
Kabupaten/Kota : , Propinsi : Tel/HP :
III. Riwayat Sakit
1. Tanggal mulai sakit (demam) :
2. Keluhan Utama yang mendorong untuk berobat:
3. Gejala dan Tanda Sakit
Demam
D
Tanggal : ---.1---.120_Nyeri kepala
D
Tanggal : ---.1---.120_Kaku kuduk
D
Tanggal : ---.1---.120_Mual muntah
D
Tanggal : ---.1---.120_Ruam
D
Tanggal : ---.1---.120_Gejala lain, sebutkan _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ __
4. Status imunisasi Meningitis:
a. Belum Pernah b. Sudah, berapa kali: tahun: c. Tidak Tahu
5. Jenis Spesimen yang diambil:
a. LCS b. Darah c. Keduanya
6. Tanggal pengambilan spesimen: セセ _ _ No. Kode Spesimen:
IV. Riwayat Pengobatan
Penderita berobat ke:
A. Rumah Sa kit Dirawat V/T
B. Puskesmas Dirawat V/T
C. Dokter Praktek Swasta D. Perawat/ mantri/B idan
E. Tidak Berobat
Antibiotik:
Obat lain :
Kondisi Kasus saat ini:
a. Masih Sa kit b. sembuh c. Meninggal
V. Riwayat Kontak
1. Dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah bepergian [1) Pernah [2) Tidak pernah [3) Tidak jelas
Jika Pernah, kemana:
2. Dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah berkunjung ke rumah teman/saudara yang
sakit/meninggal dengan gejala yang sama :
[1) Pernah [2) Tidak pernah [3) Tidak jela s
Jika Pernah, kemana:
3. Dalam 1 bulan terakhir apakah pernah menerima tamu dengan sakit dengan gejala yang sama : [1) Pernah [2) Tidak pernah [3) Tidak jelas
Jika Pernah, dari mana:
4. Dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit apakah pernah berkunjung ke daerah peternakan hewan babi atau
menetap di daerah tersebut
[1) Pernah [2) Tidak pernah [3) Tidak jelas
Jika Pernah, kemana:
VI. Kontak kasus
NAMA/UMUR HUB DENGAN KASUS
STATUS
IMUNISASI HASIL LAB PROFILAKSIS
1. 2.
3.
4.
5.
6.
7. 8.
9.
10.
-Sisipan 12
Format laporan Penyelidikan KlB Meningitis / Encefalitis
1. Tim Penyelidikan Epidemiologi: Nama, gelar, dan tempat tuga s 2. Lokasi dan tanggal penyelidikan KLB
3. Penegakan diagnosis KLB
o Gambaran klinis penderita o Distribu si gej ala dan ka sus
o Gambaran epidemiologi o HasH pemeriksaan laboratorium
4. Data Epidemiologi
o Kurva epidemi harian dan mingguan
o Tabel, grafik dan peta di stribu si kasus menurut lokasi, umur dan jeni s kelamin
o Tabel dan peta data cakupan imunisasi dan kasus beberapa tahun
o Analisis epide m iologi tentang kecenderungan peningkatan KLB, penyebaran lokasi KLB dari satu daerah ke daerah la in, kelompok rentan KLB (menurut lokasi, umur, jenis kelamin, status imunisasi) dan risiko beratnya KLB (syok dan kematian)
o Faktor risiko (berkunjung ke daerah endemis atau daerah peternakan babi)
S. Upaya penanggulangan:
o Rencana penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pencegahan
o Rencana surveillan s
o Rencana penyelidikan lanjutan apabila diperlukan 6. Evaluasi terhadap upaya penanggulangan yang sudah dilakukan
Sisipan 13
SURVEllANS KETAT PADA KlB MENINGITIS / ENCEFALITIS
Laporan Surveilans Ketat pada KLB Meningiti s/ Encefaliti s
Po s/ Pu skesmas/Rumah Sakit . ... .. .... .... .... ... ... .... .. ... .. .... ...
Kabupaten / Kota . .. ." . .. .. ... .. .. ... ... ... ... ... ...
Lapo ran Tanggal . ... . .. .... .. .... .. ...
+-'
ro ro OD .D
OD 0
C
'-ro Q)
t- a:l
ro
+-'
·c
ro Q)
E
"CC
ro Q)
Z 0...
ro c
Vl ro
Q) +-'
a
ro+-'
...
ro Vl
E
E
ro ro..>£ U ro
«
0 Q) ' セ@ ' -:::J
E
xQ)
:::J Vl
+-'
:;;;
ro
-
ro Vl OD .-odセ@
C :::J
ro セ t-+-' +-' :;;; ro >- ro ro
>-N@ セ@ C
Q)
c:::: 0... ro
"C C
ro
1::::.
ro roE
ro
'Q) ro
+-'
(!) :::J
[image:37.595.55.533.283.677.2] [image:37.595.58.537.474.692.2]..>£ ro +-' C 0 セ@ Vl Vl 0 C OD ro Ci ..>£ ro "C C f=
...
+-' ro .D C0 ro
+-' ro セ@ セ@ セ@ Vl OD C ro :::J C. セ@ Vl c C :::J ro OD
E
cro Vl
'- :::J
Q) +-' +-' ro Q) +-'
セ@ Vl
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
M / E
M / E
Catatan : laporan surveilans epidemiolog i berupa laporan perorangan kasus, baik Kab/ kota , maupun Propin si.
ALGORITMA DIAGNOSIS SINDROM INFEKSI SALURAN PERNAPASAN
SINDROM INFEKSI SALURAN PERNAPASAN
paru akut), frekuensi nafas keabu -abuan produk unggas
berda sarkan usia penderita: (pseudomembran) di
ATAU
leukopen ia• <2 bulan : 60/menit
tenggorokan dan
ATAU
pneumonia .• 2-12 bulan: 50/menit
pembesaran kelenjar • 1-5 tahun : 40/menit
leher. Pada usia >5 thn ditandai dgn
demam セ@ 38°(, batuk OAN/ATAU
kesulitan bernafas, dan nyeri dada saat menarik nafas Pneumonia:
Pada usia <5 thn ditandai dengan batuk DAN/ ATAU tanda kesulitan bernapas (adanya nafas cepat, kad ilng disertai tarikan dinding dada bag ian bawah keda!.am . (TOOK) atau gambaran radiologi foto torak menunjukan infiltrat
Pertusis :
batuk lebih dari 2 minggu disertai dgn batuk yang khas (terus-meneru s/ paroxysmal), napas dgn bunyi "whoop" dan kadang muntah setelah batuk .
Difteri * :
panas
>38°( ,
sakit men elan, 5esaknapas d isertai bunyi
(stridor) dan ada
tanda selaput putih
Tersangka Fl u
Burung* :
III dengan kontak
unggas sakit atau
mat i mendadak,
Catat dan Kirim ke DINKES KABUPATENjKOTA
Lakukan rujukan pemeriksaan
Pneumonia:
rangent dada
Difteri:
- Usap tenggorok,
hidung, kulit - Serum utk antibodi
Avian Influenza : - Rongent dada - usap dari nasofarings
Jika hasil positif:
Lakukan Respon KLB
Respon Tatalaksana
Respon Pelaporan dgn
Respon Kesehatan
Kasus
menggunakan standar
Masyarakat
pelaporan KLB
*
Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (dalam kotak warna merah )ALGORITMA RESPON KLB PERTUSIS
RESPON KLB
PENYAKIT PERTUSIS
Respon tatalaksana
kasus:
• Lakukan pengobatan
spesifik dengan
antibiotika eritromicin
terhadap penderita
dan kontak dekat
selama 5-14 hari
• Lakukan desinfeksi
serentak terhadap
discharge
(cairan)
hidung dan tenggorok
serta barang yang
dipakai penderita.
Respon sistem
pelaporan:
• Wi
• Hasil
pemeriksaan
penunjang/lab
セGMMMMMMMMMMMMMMMセ@
-Respon Kesehatan
Masyarakat:
• Penyelidikan
epidemiologi
(format PE Umum)
dan mencari kasus
kontak
• Lakukan karantina
terhadap kontak
yang tidak
mendapatkan
imunisasi OPT
selama 21 hari
dengan usia
<
12
bulan.
•
Memberikan
penyuluhan
tentang
pentingnya
imunisasi OPT
Sisipan 14
Formulir Penyelidikan Epidemiologi Pertussis
I. Identitas Pelapor
1. Nama
2. Nama Kantor & Jabatan
3. Kabupaten/Kota 4. Propinsi
5. Tanggal laporan
II. Identitas Penderita
1. No. Epid :
DDDDDDDDDD
2. Nama:
3. Nama Orang Tua/KK :
4. Jenis Kelamin : [l]laki-laki [2]. Peremp, Tanggal. lahir : セ@ セ@ - - ' Umur :_ th, _ bl
5. Tempat Tinggal Saat ini :
Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :
Desa/Kelurahan , Puskesmas :
Kecamatan
Kabupaten/Kota , Propinsi:
Tel/HP:
6. Pekerjaan
7. Alamat Tempat Kerja :
8. Orang tua/ Saudara dekat yang dapat dihubungi :
9. Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) : Desa/Kelurahan : , Kecamatan :
Kabupaten/Kota : , Propinsi : Tel/HP :
III. Riwayat Sa kit
Tanggal mulai sakit (demam) :
Keluhan Utama yang mendorong untuk berobat:
Gejala dan Tanda Sa kit
1. Batuk
D
Tanggal : セ セRP⦅@2. Batuk disertai pengeluaran lendir
D
Tanggal: セ セRP⦅@ 3. Batuk disertai tarikan nafasD
Tanggal: セ セRP⦅@4. Muntah
D
Tanggal: セセRP⦅@5. Gejala lain, sebutkan _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
6. Status imunisasi Pertussis :
a. Belum Pernah b. Sudah, berapa kali : tahun: c. Tidak Tahu 7. Jenis Spesimen yang diambil:
a. Tenggorokan b. Hidung c. Keduanya
8. Tanggal pengambilan spesimen:-"- " _ _ No. Kode Spesimen:
IV. Riwayat Pengobatan
Penderita berobat ke:
A. Rumah Sakit Dirawat Y /T
B. Puskesmas Dirawat Y/T C. Dokter Praktek Swasta
D. Perawat/mantri/Bidan E. Tidak Berobat
Antibiotik:
Obat lain:
Kondisi Kasus saat ini:
a. Masih Sakit b. Sembuh c. Meninggal
V. Riwayat Kontak
1. Dalam 2 minggu terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah bepergian
(1) Pernah (2) Tidak pernah (3) Tidak jelas
Jika Pernah , kemana:
2. Dalam 2 minggu terakhir sebelum sa kit apakah penderita pernah berkunjung ke rumah teman/saudara
yang sakit/meninggal dengan gejala yang sama :
(1) Pernah (2) Tidak pernah (3) Tidak jelas
Jika Pernah , kemana:
3. Dalam 2 minggu terakhir apakah pernah menerima tamu dengan sakit dengan gejala yang sama:
(1) Pernah (2) Tidak pernah (3) Tidak jelas
Jlka Pernah , dari mana:
VI. Kontak kasus
NAMA/UMUR HUB DENGAN
KASUS
STATUS
IMUNISASI HASIL LAB PROFILAKSIS
1. 2. 3. 4. 5. 6 .
7.
8.
9. 10.
Sisipan 15
laporan Penyelidikan KlB Pertussis
1. Tim Penyelidkan : Nama, gelar dan tempat tugas 2. Lokasi dan Tanggal penyelidikan KLB
3. Penegakan diagnosis etiologi KLB Pertusis
• Gambaran klinis penderita
• Distribusi gejala dan tanda kasus
• Gambaran epidemiologi
• Hasil pemeriksaan laboratorium 4. Data Epidemiologi
• Kurva epidemi harian atau mingguan
• Tabel, grafik dan peta distribusi kasus menurut lokasi, umur dan jenis kelamin
• Tabel dan peta data cakupan imunisasi dan kasus beberapa tahun
• Analisis epidemiologi tentang kecenderungan peningkatan KLB, penyebaran lokasi KLB dari satu
daerah ke daerah lain, kelompok rentan KLB (menu rut lokasi, umur, jenis kelamin, status imunisasi) dan risiko beratnya KLB
5. Upaya penanggulangan :
• rencana penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pencegahan
• rencana surveilans
• rencana penyelidikan lanjutan apabila diperlukan
6. Evaluasi terhadap upaya penanggulangan yang sudah dijalankan.
Sisipan 16
Surveilans Ketat pada KlB Pertussis
Laporan Surveilans Ketat pada KLB Pertussis
Pos/Puskesmas/Rumah Sakit . ... ... ... .. ... .. .... ... ... . ..
Kabupaten/Kota . .. . .... .... .. ... ... ... ... . ..
Laporan Tanggal ... ... ...
...,
rc rc bD ..0 bD
e
c
rc ClJ
I- eo rc
...,
'':::: ClJ -0 c ClJ Cl.. rc E rc Z rc u ClJ :..:: rc VI ClJ 0...,
... crc V\
E rc
...,
rcrc .>0< rc
«
0 E- ' .... :J E ::;, x ClJ V) .-rc :J セ@ rc bD bD
...,
c 32 rc rc
l V)
...,
..., 32 rc >- rc rc
>-N@ セ@ c
ClJ a:: Cl.. rc -0 c rc I-... rc セ@
rc E
[image:42.595.47.525.458.671.2]'w
...,
rc l!J :J .>0< セ@ c 0 :..:: V\ 'Vi 0 c bD rc0
c rc .>0< rc -0 c l=...
...,
rc ..0 0 ..., rc セ@ セ@ V\ :J...,
rc...,
V) tlD C rc :J 0. V\ :J ..., rc...,
V) c rc bD C rc .... ClJa:;
:..:: c :J E-
V\ :J ..., セ@ V)2
34
5 6 7 8 910
1112
1314
Pertusis
Pertusis
Catatan : laporan surveilans epidemiologi berupa laporan perorangan kasus, baik Kab/kota, maupun Propinsi.
ALGORITMA RESPON KLB DIFTERI
RESPON KlB PENYAKIT DIFTERI
Respon tatalaksana kasus:
• Isolasi penderita
•
Terapi serumantitoksin difteri
•
Terapi antibiotik•
Imunisasi aktif (Td)pada fase konvalesen
•
Memutus rantaipenularan
•
Lakukan tata laksanauntuk kontak kasus
Respon sistem pelaporan:
• Wl
• Hasil pemeriksaan
penunjang/lab: o Serum Antibodi o Usap Tenggorok,
hidung, kulit
• Form pemantauan
harian minum obat pada kontak kasus
Respon Kesehatan Masyarakat: • Penyelidikan
epidemiologi
• Identifikasi kontak erat
• Penatalaksanaan Kontak untuk pengambilan usap nasofarings dan profilaksis
• Hindari kontak erat kasus dengan individu terimunisasi tidak lengkap
• KIE (Komunikasi, I nformasi, Ed u kasi) ke masyafakat
• Upaya peningkatan cakupan imunisasi «7 tahun DT dan >7 tahun dT) melalui sweeping
• Meningkatkan imunisasi DPT rutin.
• Lakukan pemantauan harian kepada kontak untuk memastikan obat profilaksis diminum dengan teratur
Sisipan 17
Formulir Penyelidikan Epidemiologi Difteri
I. Identitas Pelapor
1. Nama
2. Nama Kantor & Jabatan
3. Kabupaten/Kota 4. Propinsi
5. Tanggal Laporan
II. Identitas Penderita
1. No. Epid :
DDCIDDDDDDDD
2. Nama:
3. Nama Orang Tua/KK :
4. Jenis Kelamin : [1] Laki-Iaki [2] . Peremp, Tanggal. Lahir : -1-1---, 5. Umur:_ th, _ bl
6. Tempat Tinggal Sa at ini :
7. Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :
8. Desa/Kelurahan , Puskesmas :
9. Kecamatan
10. Kabupaten/Kota , Propinsi :
11. Tel/HP:
12. Pekerjaan
13. Alamat Tempat Kerja :
14. Orang tua/ Saudara dekat yang dapat dihubungi :
15. Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) : 16.