• Tidak ada hasil yang ditemukan

Algoritma Diagnosis Penyakit dan Respon Serta Format Penyelidikan Epidemologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Algoritma Diagnosis Penyakit dan Respon Serta Format Penyelidikan Epidemologi"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

L セ

__

セLNLNNセ@

614.4

Ind

a

ALGORITMA

DIAGNOSIS·, ·PENYAKIT DAN R,ESPO.N

.

SERTA FORMAT PENYELIDlKAN EPIDEMIOLOGI

N@

KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

(2)

ALGORITMA

DIAGNOSIS PENYAKIT DAN RESPON

SERTA FORMAT PENYELIDlKAN EPIDEMIOLOGI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

(3)
(4)

BUKU AlGORITMA DIAGNOSIS PENYAKIT DAN RESPON

SERTA FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOlOGI

CETAKAN KE IIITAHUN 2014

Katalog Terbitan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012

ISBN No. 978-602-235-162-7

Pembina

Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama; Direktur Jenderal PP dan PL

Pengarah

Dr. Desak Made Wismarini, MKM ; Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra

Penulis

Dr. Ratna Budi Hap sari, MKM ; Kepala Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Rosliany, SKM, M.Sc.PH; Subdirektorat Surveilan s dan Respon KLB

Dr. A Muchtar Nasir; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Edy Purwanto, SKM, M .Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Indra Jaya, SKM, M .Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Abdurrahman, SKM, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB

Gunawan Wahyu Nugroho, SKM, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB

Kontributor

WHO Representative for Indonesia

CDC - Atlanta Representative for Indonesia

Dr. H. Andi Muhadir, MPH: Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang DR. Hari Santoso, SKM, M.Epid : Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan

Dr. Juzi Delianna, M .Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Rosmaniar, S.Kep, M .Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Dr. Soitawati, M .Epid ; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Eka Muhiriyah, SKM, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Dr. Mieke Vennyta ; Subdirektorat Surveilan s dan Respon KLB

Viviyanti Sidi, SKM ; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Lia Septiana, SKM ; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Fajrianto, SKM ; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Subdirektorat Pengendalian Zoonosis

Subdirektorat Pengendalian Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan Subdirektorat Pengendalian Malaria

Subdirektorat Pengendalian Arbovirosis Subdirektorat Infeksi Saluran Pernafasan

Editor

Dr. Ratna Budi Hapsari, MKM ; Kepala Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB Edy Purwanto, SKM, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB

Dr. A Muchtar Nasir; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB

(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat

dan petunjuk-I\lya sehingga buku "ALGORITMA DIAGNOSIS PEI\lYAKIT DAN

RESPON SERTA FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI" ini dapat diterbitkan

kembali setelah dilakukan beberapa revisi mengikuti perkembangan penyakit

menular di Indonesia.

Buku ini merupakan salah satu dari Trilogi tentang EWARS

(Early Warning Alert

and Respon System)

yang terdiri dari tiga seri buku yaitu:

1.

Buku IIPedoman Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon"

2. Buku IIAlgoritma Diagnosis Penyakit dan Respon serta Format Penyelidikan Epidemiologill

3. Buku IIPanduan Pengguna Piranti Lunak

(Software)

Peringatan Dini Penyakit Menular

ll

Buku kedua ini ditujukan bagi petugas surveilans di tingkat Propinsi, Kabupaten dan Puskesmas

sebagai pedoman dalam melakukan deteksi dini beberapa penyakit menular dengan cara

mengenali gejala dan sindrom penyakit tersebut serta teta p melakukan konfirmasi penegakan

diagnosis melalui dokter dan hasil laboratorium sederhana, dilanjutkan dengan melakuka n respon

cepat meliputi respon tata laksana kasus, respon pelaporan, dan respon kesehatan masyarakat.

Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan format acuan dalam melakukan penyelidikan

epidemiologi dan pembuatan laporan lengkap, sehingga dih arapkan hasil deteksi dini dan respon

cepat yang dilakukan dapat segera didiseminasikan kepada pihak yang berkepentingan.

Satu hal yang perlu disampaikan adalah bahwa tindakan respon KLB (terutama respon kesehatan

masyarakat) yang tertuang di dalam buku ini bersifat fleksibel, tidak kaku, dan sangat adaptif

bergantung kepada penyelidikan epidemiologi di lapangan yang akan menghasilkan sejumlah

rekomendasi dan kebijakan penanggulangan KLB yang aku rat dan spesifik. Sehingga kegiatan

penyelidikan epidemiologi adalah sangat penting dan harus dilakukan dalam seluruh rangkaian

algoritma respon KLB setiap penyakit.

Akhirnya disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam

penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat digunakan oleh seluruh propinsi dan

kabupaten hingga puskesmas di Indonesia sehingga Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon dapat

berjalan lebih optimal.

Jakarta, Februari 2014

Direktur SIMKAR-KESMA

dr. Desak Made Wismarini, MKM

(7)

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL

PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENrtEHATAN LINGKUNGAN

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat

dan petunjuk-Nya sehingga buku "ALGORITMA DIAGNOSIS PENYAKIT DAN

RESPON SERTA FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI " ini dapat terwujud.

Kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan salah satu anggota dari

organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang selalu mendukung kebijakan

dari organisasi tersebut apabila tidak bertentangan dengan kebijakan nasional

maupun

internasionalnya.

Indonesia

yang

telah

meratifikaskasi

IHR

(International Health Regulation) tahun 2005 mau tidak mau harus mengikuti

dan

menjalankan aturan tersebut. WHO telah

menyatakan

bahwa

IHR

2005

mulai

diimplementasikan pada 15 Juni 2007 tetapi kepada seluruh negara masih diberikan waktu selama

5 tahun hal ini sesuai dengan IHR, Bab II, Pasal 5, ayat 1 dinyatakan bahwa Suatu Negara harus

mengembangkan, memperkuat, dan memelihara kemampuan untuk mendeteksi, menilai, dan

melaporkan kejadian sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran 1 IHR (Kapasitas Inti Bidang

Surveilans Dan Respon Yang Harus Dipenuhi), sedini mungkin dan paling lambat lima tahun sejak

diberlakukannya IHR .

Disamping itu Indonesia juga merupakan negara yang selalu komit terhadap komitmen global

seperti eradikasi polio, eliminasi Tetanus Neonatorum (TN), reduksi maupun eliminasi campak,

eliminasi malaria, pengendalian HIVjAIDS maupun Tuberkulosis (TB) Paru . Untuk eradikasi polio,

Indonesia mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio tahun 2005 dengan jumlah sebanyak 349

kasus (termasuk 46 kasus VDVP tipe 1) dan dapat ditangani dengan baik untuk memutus mata

rantai penularan melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) sehingga sampai saat ini tidak ditemukan

kembali virus polio. Untuk menjaring kasus polio maka surveilans

Acute Flaccid Paralysis (AFP)

yang optimal juga sangat berperan penting.

Dalam era globalisasi ini mobilisasi manusia maupun barang sudah sangat tinggi dan sangat cepat .

Tetapi kondisi ini juga dapat dilihat sebagai sebuah ancaman misalnya transmisi penyakit menular

dari suatu negara ke negara lain . Salah satu contoh adalah Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di

Indonesia tahun 2005 terjadi karena ada import virus polio dari negara lain. Selain itu sa at ini

dunia telah mengalami perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global yang semakin

cepat. Kondisi ini juga akan mempengaruhi pola dan jenis penyakit potensial wabah secara

langsung maupun tidak langsung misalnya seperti malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD),

maupun penyakit

new emerging seperti flu burung.

Indonesia yang letaknya strategis secara geografis masih memiliki beberapa penyakit potensial KLB

seperti malaria , demam dengue, leptospirosis, diare, kolera, difteri , antraks, rabies, campak,

pertusis, maupun ancaman flu burung pada manusia . Penyakit-penyakit tersebut apabila tidak

dipantau dan dikendalikan maka akan mengancam kesehatan masyarakat Indonesia dan

menyebabkan KLB yang lebih besar atau bahkan dapat menyebar ke negara tetangga lainnya.

Dengan latar belakang itu semua maka sangat penting pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan

Respon ditingkatkan kembali di seluruh wilayah di Indonesia .

(8)

Kelebihan dari sistem yang dibangun ini, pada perangkat lunaknya adalah dapat menampilkan

sinyal

"alert"

adanya peningkatan kasus melebihi nilai ambang batas di suatu wilayah baik wilayah

kerja puskesmas, kabupaten maupun propinsi. Output yang dihasilkan dapat berupa tabel, grafik,

maupun peta, sehingga dapat dibuat analisis yang lebih tajam, respon lebih cepat, dan

penanggulangan yang lebih terarah dan akurat.

Semoga buku ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan Sistem Kewaspadaan

Dini dan Respon di Indonesia.

Jakarta, Agustus 2012

Direktur Jenderal PP dan PL

セセ@

proOd:Ti:ndra Yoga Aditama

(9)
(10)

DAFTAR lSI

KATA PENGANTAR ... ... ... .... ... ... .. ... .. ... .... ... .. .... .. .... ... ... .... ... ... .. ... ... ... 3

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PP DAN PL ... ... ... ... .. ... .. .. ... ... .... ... .... ... ... ... ... ... .. 4

DAFTAR lSI ... ... .. ... .. .. .. ... ... ... .. .... ... ... ... ... .. .... ... ... ... .. .... .. ... .. ... ... ... ... ... .... ... ... ... .... 7

DEFINISI OPERASIONAL KASUSjPENYAKIT ... ... ... ... ... .. ... ... .. ... ... ... .. 8

AlGORITMA DAN FORMAT PENYElIDiKAN EPIDEMIOlOGI SESUAI PENYAKIT

A. GASTROENTERITIS AKUT (Diare, Diare Berdarah, Tersangka Kolera , Tifoid) .. ... .... .... ... ... ... .. . 9

B. CAMPAK .... .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... ... ... ... ... ... .... .. ... ... .. ... ... ... .... .. ... ... 17

C. SINDROM NEUROLOGI AKUT (AFP, Tersangka Tetanus Neonatorum, Tersangka Tetanus, MeningitisjEnsefalitis) ... .. ... ... ... ... .. .... ... ... ... .. ... ... ... ... ... .... .. 23

D. SII\lDROM INFEKSI SALURAN PERI\lAFASAN (Pneumonia, Pertusis, Difteri, Tersangka Flu Burung) ... 35

E. PENYAKIT DENGAN DEMAM (Malaria Konfirmasi, Tersangka Demam Dengue, Tersangka Demam Tifoid, Tersangka Chikungunya, Ill, Tersangka Flu Burung) ... ... .... ... ... .. ... 50

F. SINDROM JAUNDIS AKUT (Hepatitis, Leptospirosis, Demam Dengue, Malaria) .. .... .. .... ... ... ... .. 61

G. TERSANGKA LEPTOSPIROSIS ... .. ... .. .... ... .... ... ... ... ... .... .. ... .. ... ... ... .. .. ... ... ... ... ... ... 66

H. TERSANGKA ANTRAKS ... ... .. .. ... ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... ... .. .. ... ... 69

I. KASUS GIG ITAN H EWAN PEN ULAR RABI ES .. .... .. .. .. .. ... ... ... ... .. ... .... .... .... ... ... .. ... .. .. .. ... 73

J. TERSANGKA PENYAKIT TANGAN, KAKI, dan MULUT (HFMD) .... .. ... ... ... ... .. .. ... ... ... 76

K. KLASTER PENYAKIT YANG TIDAK LAZIM ... ... ... ... .... .. .... .. .. .. .. .. .. ... ... ... .. ... ... ... .. ... .... 78

lAMPIRAN-lAMPIRAN

LAMPI RAN 1 FOR MAT M I NGGUAN (W2) .. ... ... .. ... ... .. .. ... ... .... .. .. ... ... .. . ... ... . 80

LAMPIRAN 2 FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI UMUM .. .. ... .. .... .. .. .... ... .. .... .. .. ... .. ... .... ... . 81

(11)

DEFINISI OPERASIONAL KASUSjPENYAKIT

KODE

PENYAKIT DEFINISI

SMS

-A Diare Akut • Pada dewasa: BAB (defekasi) dengan tinja lembek ATAU setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari ATAU dapat berbentuk cair saja.

• Pad a anak: BAB yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair DAN berlangsung kurang dari 7 hari).

• Pada neonatus yang mendapat ASI: diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi lebih sering (biasanya 5-6 kali per hari) den ga n konsist e.nsi cairo

B Malaria Konfirmasi Penderita yang di dalam tubuhnya ada plasmodium atau parasit malaria DAN dibuktikan dengan RDT (Rapid Diagnostic Test) positif DAN/ATAU pemeriksaan Mikroskopis positif.

C Tersangka Demam Demam mendadak tanpa sebab yang jelas 2-7 hari, mual, muntah, sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata Dengue (nyeri retro orbital), nyeri sendi, dan adanya manifestasi perdarahan sekurang-kurangnya uj i torniquet positif. D Pneumonia Pada usia <5 thn ditandai dengan batuk DAN/ATAU tanda kesulitan bernapas (adanya nafas cepat, kadang

disertai tarikan dinding dada bagian bawah kedalam (TDDK) atau gambaran radiologi foto torak menunjukan infiltrat paru akut), frekuensi nafas berdasarkan usia penderita:

• <2 bulan: 60/menit • 2-12 bulan: 50/menit ·1-5 tahun: 40/menit

Pad a usia >5thn ditandai dengan demam セ@ 38°C, batuk DAN/ATAU kesulitan bernafas, dan nyeri dada saat menarik nafas

E Diare Berdarah ATAU Diare dengan darah disertai ATAU tidak disertai dengan lendir dalam tinja, dapat juga disertai dengan adanya Disentri tenesmus.

F Tersangka Demam Tifoid Dengan anamnesis pemeriksaan fi sik didapatkan geja la demam, gangguan saluran cerna dan tanda gangguan kesadaran.

G Sindrom Jaundice Akut Gejala penyakit yang timbul secara mendadak « 14 hari) ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik/kuning dan urine berwarna gelap

H Tersangka Chikungunya Demam mendadak diatas 38,5 derajat celcius dan nyeri sendi yang hebat dapat disertai adanya ruam. J Tersangka Flu Burung III dengan kontak unggas sakit atau mati mendadak, produk unggas ATAU leukopenia ATAU pneumonia.

pada Manusia

K Tersangka Campak Demam >38 °C selama 3 hari atau lebih disertai bercak kemerahan berbentuk makulopapular, disertai salah satu gejala batuk, pilek ATAU mata merah (konjungivitis)

L Tersangka Difteri Panas >38°C, sakit menelan, sesak napas disertai bunyi (stridor) dan ada tanda selaput putih keabu-abuan (pseudomembran ) di tenggorokan dan pembesaran kelenj ar leher.

M Tersangka Pertussis Batuk lebih dari 2 minggu disertai dengan batuk yang khas (terus-menerus/ paroxysmal), napas dengan bunyi "whoop" dan kadang muntah set el ah batuk .

N AFP (Lumpuh Layuh Kasus lumpuh layuh menda dak, BU KAN disebabkan oleh ruda paksa/ trauma pada anak < 15 tahun. Mendadak)

P Kasus Gigitan Hewan Kasus gigitan hewan (Anjing, Kucing, Tupai, Monyet, Kelelawar) yang dapat menularkan rabies pada manusia .

Penular Rabies ATAU

Kasus dengan gejala Stadium Prodromal (demam, mual, malaise/lemas), atau kasus dengan gejala Stadium Sensoris (rasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka, cemas dan reaksi berlebihan terhadap ransangan sensorik).

Q Tersangka Antraks (1). Antraks Kulit (CutaneusAnthrax); Papel pada inokulasi, rasa gata l tanpa disertai rasa sa kit, 2-3 han vesikel berisi cairan kemerahan, haemoragik menjadi jaringan nekrotik, ulsera ditutupi kerak hitam, kering, Eschar (patognomonikj, demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar limfe regional

(2). Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthrax); Rasa sa kit perut hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, konstipasi, gastroenteritis akut kadang disertai darah, hematemesis, pembesaran kelenjar limfe daerah inguinal, perut membesar dan keras, asites dan oedem scrotum, melena. (3). Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax); Gejala klinis antraks paru-paru sesuai dengan tanda-tanda bronchitis. Dalam waktu 2-4 hari gejala semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat, demam, sianosis, dispnue, stridor, keringat berlebihan, detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat. Kematian biasanya te rj adi 2-3 hari setelah gejala kllnis tim bul.

R Tersangka Leptospirosis Pasien dengan gej ala demam < 9 hari dengan suhu > 38 deraj at Celcius diserta i gejala khas conjunctival suffusion (radang pada konjungtiva), nyeri betis, jaundis/ikterik/kuning.

- -

-S Tersangka Kolera Pender ita menjadi dehidrasi berat karena diare akut cair secara tiba-tiba (b iasanya dlsertai muntah dan mual), tinjanya cair seperti air cucian beras.

T Klaster Penyakit yang Didapatkan tiga atau lebih kasus/kematian dengan gejala sama di dalam satu kelompok masyarakat/ desa tidak lazim dalam satu periode waktu yang sama (Iebih kurang 7 hari), yang tidak dapat dimasukan ke dalam definisi

kasus penyakit yang lain.

U Tersangka Panas> 38·C mendadak, sak it kepala, kaku kuduk, kadang disertai penurunan kesadaran dan muntah. Pada Meningitis/Ensefalit is anak < 1 tahun ubun-ubun besar cembung.

V Tersangka Tetanus Setiap bayi lahir hidup umur 3-28 hari sulit menyusu/menetek, dan mulut mencucu dan disertai dengan Neonatorum kejang rangsang.

W Tersangka Tetanus Ditandai dengan kontraksi dan kekejangan otot mendadak, dan sebelumnya ada riwayat luka. y III (Influenza Like Illness) Penderita dengan gejala Demam セ@ 38°C di sertai batuk ATAU sakit t enggor okan

Z Tersangka HFMD (Hand, Demam 38 - 39°C dalam 3-7 hari, nyeri lelan, nafsu makan turun, muncu l vesikel di rongga mulu! dan atau Foot, Mouth Disease) rua m di tela pak tangan, kaki dan bokong. Biasanya t erja di pa da ana k dibawah 10 tahun.

I X Total Kun j ungan Jum lah kunj ungan セ。ウ ゥ@ ・ョ@ yang dat ang berobat dan te rd aftar dl fasllit as kesehata n (puskesma s atau pustu)

(12)

ALGORITMA DIAGNOSIS KASUS GASTROENTERITIS AKUT

TERSANGKA KOLERA

DIARE

DIARE BERDARAH /

DISENTRI

Catat dan Kirim ke Dinkes Kabupaten/Kota

Kemungkinan Etiologi:

Viral Gastro, E. Coli,

Giardiasis,

Cryptosporidium, dll

Kemungkinan Etiologi :

Shigella, Salmonela,

Amuba, dll

Kemungkinan Etiologi :

Vibrio Kolera

Jika ada tanda peringatan

KLB, ambil spesimen

dengan media Carry-Blair

Jika hasil positif, Lakukan

RESPON KLB

Respons Tatal aksana

Respons Pelaporan dgn

Respons Kesehatan

Kasus: sesuai SOP

m enggunakan standar

Masyarakat

pel aporan KLB

*

Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (kotak warna merah)

(13)

ALGORITMA RESPON KLB KASUS GASTROENTERITIS AKUT

RESPON KLB KASUS GASTROENTERITIS (PENYAKIT DIARE, DIARE BERDARAH, TERSANGKA KOLERA, DEMAM T1FOID)

Respon Tatalaksana Kasus:

• Lakukan pengobatan

terhadap pasien berupa tatalaksana pencegahan dehidrasi dan pemberian antibiotika secara selektif sesuai dengan etiologi.

• Rujuk pasien ke RS

apabila diperlukan penanganan lebih lanjut untuk tersangka kolera , isolasi pasien di RS

• Spesimen:

Pengambilan sample t inj a (untuk kasus diare berdarah & tersangka kolera) & kirim ke lab Provinsi

Respon Pelaporan Register

Kirim laporan

Wl

ke

Dinkes Kab/Kota .

Untuk suspek kolera : laporan langsung ke DinKes Kab/Kota dan

koordinasi dengan Dinkes Propinsi.

Respon Kesehatan Masyarakat:

• Lakukan Penyelidikan Epidemiologi.

• Surveilans Intensif • Menjamin tersedianya

sumber air bersih • Penyuluhan masyarakat

tentang PHBS meliputi : • Cuci tangan dengan

sabun sebelum dan sesudah makan . • Membersihkan bahan

makanan sebelum dimasak

• Memasak makanan dan minuman sampai I""l)iltang

• Memberikan

desinfektan (Kaporisasi) pada sumber air diduga tercemar

• Hanya makan makanan yang segar

(14)

Sisipan 1

REN C A NA TERAPI A

UNTUK T E RAP I DIARE T AN PA DEHIDRASI

M E N E RAN G KAN 5 LANG KAH TERAP I D IARE D I RUMAH

1 . B ERI CAIRAN LEBIH BANY A K DARI B IASANYA

• Teruskan A SI l ebi h sering dan lebih lama

• A nak yang mendapat ASI eksklusif, beri o ralit atau air ma

a

sebagai tambahan

• A na k yang t i dak mendapat AS I eksklusif, b eri susu yang

hi

diminum dan oralit atau cairan rumah t angga sebagai tamba

( k u ah sayu r, air tajin , air matang, dsb)

• Beri Oralit sampai diare berhenti. Bila mu ntah, tunggu 10m

dan di lanjut kan sedikit demi sedikit.

- Umur

<

1 tahun diberi 50- 1 00 m l setiap kali berak

- Umur

>

1 tah u n diberi 100-200 m l setiap ka l i berak.

• Anak h arus diberi 6 bungkus oralit (200 ml) di rumah bUa:

- Telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C.

- Tidak dapat k embali kepada petugas kesehatan jika

diare memburuk.

• A jari ibu cara mencampu r dan memberikan oralit .

2. B ERI OBAT ZINC

Beri Zinc 1 0 hari berturut-tu r ut w a l aupun diare suda h berhe

Oapat diberikan dengan cara dikunyah atau di l arutka n dalam

1 sendok air matang atau ASI.

- Umu r

<

6 bulan diberi 10 mg ( 1/2 tab l et) per hari

- Umur

>

6 bulan diberi 20 mg

( 1

tab let) p er h ari

3 . BERI ANAK MAKANAN UNTU K MENCE GAH KURAN G GIZI

• Beri m aka n sesu ai u m ur anak denga n men u yan g sama pad

waktu anak sehat

• Tambahkan 1-2 sendok teh miny ak sa y ur setiap porsi makan

• Beri maka n a n kaya Ka l i um seperti sari buah segar. pisang,

ai r kelapa hijau.

• Beri makan lebih sering dari biasany a dengan porsi l ebih k

(setiap 3-4 jam)

• Set elah d iare berhenti , beri ma k anan yang sama dan

ma k anan tambahan sela m a 2 mingg u

4. ANTI B IOTIK H ANYA DIBERIKAN SESUAI INDIKASI.

MISAL: DISE NTE RI, K OLERA dll

5. NASIHATI IBUI PENGASUH

Untuk m embawa a n ak k emba li ke petugas k esehatan bila :

• Berak cair lebih seri ng

• Muntah beru lang

• Sangat haus

• M a k an da n mi num sangat sed ikit

• T i mbul demam

• Ber ak berda r ah

• Tidak membaik da lam 3 h ari

(15)

B

RENCANA TERAPI B

UNTUK TERAPI DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG

JUMLAH ORALI T YAN G DIB E RIKAN DALAM 3 JAM PE RTAMA DI

S ARAN A K ES EHATAN

ORALIT yang diberikan

=

75 rnl x BERAT BADAN anak

• Bila B B tidak di k eta h ui diberikan oralit sesuai tabel di bawa h ini:

セ@ -. セNZNセセ@ , ' - • I

Ii Mセ@ • .;Ji

Jumlah Ora lit

• Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.

• Buju k ibu un t uk meneruskan ASI.

• U ntuk bayi <6 bu l an yang tidak mendapat ASI berikan

juga 100- 20 0 ml air masak se l ama masa ini.

• U ntuk ana k

>

6 bu l an, tunda pemberian makan selama 3 jam

kecuali AS I dan ora li t

• Be ri obat Zinc selama 10 hari berturut- turut

AMAT I ANA K D E NGAN SEKSAMA D AN

BANTU IBU MEMBERIKAN ORALlT:

• Tunjukka n j umlah cairan yang harus diberikan.

• Be rikan sedikit demi sedikit ta p i sering dari gelas.

• Peri ksa da ri waktu ke waktu b ila ada masalah.

• Bi l a k el o pak mata anak bengkak, hentikan pemberian o ra l it

da n berikan air masak atau AS!.

Beri o r alit ses u ai Rencana Terapi Abi l a pembengkakan telah

hila n g .

SETELAH 3 - 4 JAM , NILAI KE MBALI ANAK MENG GUN AKAN BAGAN

PENILAIAN , KEMUDIAN PILIH RENCANA T ERAPI A, B ATAU

C UNTUK M E LANJUTKAN TERAPJ

• Bila tidak a d a de h idrasi, ganti ke Re n cana Terapi A . Bi la deh id rasi

t elah hilang, anak biasanya ke n cing kernudian mengantu k dan

tid u r.

• Bil a t anda menunj u kkan deh i drasi ri nga n /sedang. ulang i

Re n cana Terap i B

• Anak mulai diberi makanan, susu da n sari buah .

• Bila t anda menunju k kan dehidrasi berat, ganti dengan Re n cana

Terapi C

BILA IBU HARUS PULAN G SEB E LUM SE L ESAI RE NCANA

TE RAPIB

• Tunj u kka n j uml ah oralit yang harus di h ab i skan dalam Te r api

3 j a m di ru mah.

• Berikan oralit 6 b u ngkus untu k persedi an di rurnah

• Je l as k a n 5 la ng kah Rencana Te r a pi A untuk rnengobati a n ak

di rumah

(16)
(17)

Sisipan 2

Form Penyelidikan KLB Diare

Formulir Wawancara Kasus Dirawat Untuk Penegakan Diagnosis

KLB Diare

Puskesmas/RS · ... ... ...

Kabupaten/Kota · .... ... ... . .... ... ... ...

Tanggal Wawancara · ... ... .... .... ... ... ....

..., ro .D 0 ... (J) c::l ....: ro QI) OIl c ro f-ro ..., '':::: (J) "D c (J) 0-ro

E

ro Z ro u (J) ::.:: ro' V) (J) 0 ..., c

ro v)'

E

ro ..., ro ro .Y. ro <! - ' 0

E

... :::l

E

::::> x (J) Vl .-ro :::l セ@

-

ro QI) OIl c ro f-Gejala .D セ@ 'Vi ro I ..., ro 3 ro ... V) :::l ... ro V; Obat QI) c セ@ :::l 0.. V) :::l ... ro ... Vl (J) ... ro "D

... ..c (J)

u

c ro

(J) "D

"D "D

... "D c (J) "D

E

ro

E

(J) "D ..c ro ..., c :::l

E

V) セ@ :::l

E

'Vi セ@ "D ..c (J) "D

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Catatan :

a. Setidaknya ditanyakan pada 25 penderita rawat jalan, rawat inap atau ke rumah di lokasi KLB diare .

Apabila terdapat keragu-raguan dapat ditanyakan pada beberapa lokasi dan ditambahkan beberapa

gejala lain yang diperlukan.

b. Kolom 14 diisi sesuai dengan derajat dehidrasinya

Tanpa Dehidrasi = TD

Dehidrasi Ringan-Sedang

=

DRS

Dehidrasi Berat

=

DB

Formulir Sanitasi dan Pelayanan Kesehatan

KLB Diare

Puskesmas ... . .... ... ... ...

Kabupaten/Kota .. ... ... .. ... ... ...

Tanggal Pendataan ... . .... ... ... ...

Desai

Kelurahan

I

Lokasi

Jumlah Penduduk

Menurut Umur Sarana Air Bersih

Jamban Keluarga Warung, Kantin dsb. PKM, PKM-P Klinik, PosKes Curah Hujan '<t

6

'<t

...

J, '<t

...

/\ セ@ ro

..

-'" ro - ' c ro :::l 0.. E セ@ (J) 0.. f- 0-Vl

6

Vl I <t 0-c ro ro 0..

'2-(J) 0-c ro 0.. :::l .Y. ro U ..c N@ セ@ (J) c::l ...

*

<i:

..c ro

E

:::l セ@ c ro 0.. :::l -'" セ ro U
(18)

Sisipan 3

Format Laporan Penyelidikan KLB Diare

1. Tim Penyelidkan : Nama, gelar dan tempat tugas

2. Lokasi dan Tanggal penyelidikan KLB 3. Penegakan diagnosis etiologi KLB diare

• Gambaran klinis penderita

• Distribusi gejala dan tanda kasus

• Gambaran epidemiologi

• Hasil pemeriksaan laboratorium

4. Data Epidemiologi

• Kurva epidemi harian atau mingguan

• Tabel, grafik dan peta distribusi kasus menurut lokasi, umur dan jenis kelamin

• Tabel dan peta data sanitasi

• Analisis epidemiologi ten tang kecenderungan peningkatan KLB, penyebaran lokasi KLB, kelompok rentan KLB (menurut lokasi, umur, jenis kelamin, sanit asi) dan risiko beratnya KLB (dehidrasi dan kematian)

5. Upaya penanggulangan :

• rencana penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pencegahan,

• rencana surveilans

• rencana penyelidikan lanjutan apabila diperlukan

6. Evaluasi terhadap upaya penanggulangan yang sudah dijalankan .

(19)

Sisipan 4

Surveilans Ketat pada KLB Diare

Laporan Surveilans Ketat pada KLB Diare

Harian dan Mingguan

Dinas Kesehatan Kab/Kota : .... .. .... .. . . .. .

.

. . . ... . . . , .., .

Tanggal Laporan . ... , ... . . . " ..

Unit Pelayanan

I

I

Minggu Ke ... Minggu Ke ... Minggu Ke ... Minggu Ke ...

Puskesmas A .... ::l E ::J VI ::l VI ra :..: ... セ@ OJ co 'v; ra

....

"U ..c OJ

a

-

ra bD bD c .-c OJ セ@

....

::l E ::J VI ::l VI ra :..:

...

セ@ OJ co VI セ@ "U ..c OJ

a

ro

bD bD c C OJ セ@

....

::l E ::J VI ::l VI ttl :..:

i

...

ttl

....

OJ co 'v; ra .... セ@ ..c OJ

a

-

ttl bD bD c C OJ セ@ .... ::l E ::J VI ::l Vl ra :..:

... ra

....

OJ co .-VI ra

....

"U ..c OJ

a

-ra bD bD c

.-C OJ セ@

0-4

0-4

0-4

0-4

5-14

5-14

5-14

5-14

>14

>14

>14

>14

Total Total Total Total

Puskesmas B

.... ::l E ::J Vl ::l VI ttl :..:

...

ttl

....

OJ co 'v; ttl .... セ@ ..c <Ii

a

ro

bD bD c .-C OJ セ@ .... ::l E ::J Vl ::l VI ra :..: ... セ@ OJ co .-VI ra

....

"U ..c <Ii

a

-ra bD bD c .-C OJ セ@

....

::l E ::J Vl ::l VI ttl :..: ... ttl .... OJ co 'v; ttl .... セ@ ..c <Ii

a

ro

bD bD c c <Ii セ@

....

::l E ::J VI ::l VI ra :..:

...

セ@ OJ co 'v; セ@ "U ..c <Ii

a

-ttl bD bD c C <Ii セ@

0-4

0-4

0-4

0-4

5-14

5-14

5-14

5-14

>14

>14

>14

>14

Total Total Total Total

RS X

....

::l E ::J VI ::l Vl ttl :..:

...

ra

....

<Ii co 'v; ttl

....

セ@ ..c OJ

a

ro

bD bD .S c OJ セ@ .... ::l E ::J VI ::l VI ttl :..:

...

セ@ OJ co 'v; セ@ "U ..c OJ

a

-

ra bD bD c c OJ セ@

....

::l E ::J Vl ::l VI ttl :..: ... ttl

....

<Ii co 'v; ttl .... セ@ ..c OJ

a

iii bD bD c c OJ I セ@ I ! .... ::l E ::J VI ::l VI ttl :..:

...

ra

....

OJ co 'v; セ@ "U ..c OJ

a

-ra bD bD c .-c OJ セ@

0-4

0-4

0-4

0-4

5-14

5-14

5-14

5-14

>14

>14

>14

>14

Total Total Total Tot al

Catatan: Data ini kemungkinan didistribusikan setiap hari, tetapi data epidemiologi tetap dibuat menurut

mingguan berobat, bukan mingguan pelaporan.

(20)

ALGORITMA DIAGNOSIS CAMPAK

Catat dan Kirim ke DIf\lKES KABUPATEN/KOTA

Ambil Spesimen serum darah sesuai SOP dan kirim ke laboratorium rujukan (Litbangkes Jakarta, BLK Surabaya,

Biofarma Bandung, BLK Yogyakarta)

Jika hasil positif, Lakukan Respon KLB

Respon Tatalaksana Respon Pelaporan dgn Respon Kesehatan

Kasus menggunakan standar Masyarakat

pelaporan KLB

(21)

ALGORITMA RESPON KLB CAMPAK

RESPON KLB PENYAKIT CAMPAK

Respon tatalaksana kasus:

• Lakukan pengobatan simptomatis dan untuk mengatasi komplikasi yang muncul seperti bronchopneumonia dan konjungtivitis

• Lakukan pemberian vitamin A dosis tinggi pada kasus sesuai dengan usia dan populasi balita beresiko sekitar lokasi KLB

/

'\

Respon sistem pelaporan:

WI

• CKLB

• Hasil pemeriksaan

penunjang/ laboratorium

. /

Respon Kesehatan Masyarakat:

• Lakukan Penyelidikan Epidemiologi

• Lakukan Surveilans Intensif

• Lakukan pemberian vaksinasi pada anak-anak beresiko tinggi  (Belum  Vaksinasi  campak)  di  lokasi  sekitar KLB 

•  Lakukan  surveilans  intensif. 

•  Penyuluhan tentang  pentingnya  imunisasi  dan GIZI  pada  bayi  •  Pemberian  makanan 

tambahan 

(22)

OJ

FORMAT: C-l (Rutin atau KLB)I

VI

I--' セZ@

"C

III

to

o

LAPORAN KASUS CAMPAK

::J

セ@

1-'-

""'

rt

BULAN: /200 __

3

OJ

Puskesmas Kabupaten

0-1-'- k・cゥゥセMG@ atan Pmpin5i

OJ

to

::J

o

Ul 1-'-Ul

'"d

(])

::J '<

OJ

x-

I-'-rt

0-OJ

::J

セ@

(])

Ul

'"d

o

::J

No Epid

Kasus!KLB r'.c\r1a Anak

I)rn 1.11"., S e '( Hasil Spl?siml?n ':lasifl!.asi Final '

セN。GMQ。@ O(g lua

( Desa/RT!Rl'i)

Dlb,,'i ,,,adMn

Aia:'1at Lengkap f---,, - --j---=-'r---t -- -, -- - t- - - , - -t -- ---,-- - - j ',.-it セ@ セ ォィゥイ@ r - - - -- - - ,, -- --,-- --j

'( T '- H,!',Y B'_il,an

Brp

,ali

:c'

IJrln ' ," Camp

セ@5

Lab "ub

:-:

Periode KLB : Tgl "",,,,,,,,, sid T91,

p・ョセ・ ャ 。ウ。ョ@ : ,o10111 16 : H = h ゥ、オ セ@ 1,1 = 1',lotl BG セ ー 。ャ 。@ f ャiセl セ G ZZ ュ 。 ウ@ .

(23)

Sisipan 5

FORM PENYELIDIKAN KlB CAMPAK

Propinsi Kab./Kota

Kecamatan Puskesmas

Desa Dusun/RT

I. IDENTITAS

Nama Umur Sex:

Alamat

II. IDENTIFIKASI PENYAKIT

1. Gejala umum yang dirasakan/teramati

a. Demam b. Batuk c. Pilek d. Rash

2. Tanggal mulai sakit/timbul gejala

3. Apakah ada komplikasi yang menyertai : Va

I

Tidak,

Jika ya, sebutkan ... .

III. RIWAYAT PENGOBATAN

1. Kapan mendapatkan pengobatan pertama kali : ... "" ... .

2. Dimana mendapatkan pengobatan pertama kali : ... ,

3. Obat yang sudah diberikan ... ..

IV. RIWAYAT KONTAK

1. Apakah di rumah ada yang sakit seperti yang dialami sekarang ? Va

I

Tidak, Kapan ... ... ... .

2. Apakah di sekolah anak ada yang sakit seperti yang dialami sekarang ? Va ITidak,

Kapan ... """'"''''''

3. Apakah penderita menunjukan keadaan kekurangan gizi ? Val Tidak (BB/U)

4. Apakah imunisasi campak sudah diberikan pada penderita : Va

I

Tidak,

Pad a usia berapa imunisasi campak terakhir diberikan : ... ..

V. PEMERIKSAAN SPESIMEN

Sediaan yang diambil : darah vena, Hasil Lab: +

I

-Tanggal Penyelidikan :

Pelaksana

(24)

Sisipan 6

Surveilans Ketat pada KLB Campak (C-1) (contoh data)

Pengamatan Harian Penderita & Kematian Campak

Lokasi 1 2 3

P M P M P M

RT A 1 0 3 1 3 0

RT B 2 0 4 0 2 0

RTC 5 1 8 0 3 0

RT D 4 0 1 0 1 0

Sisipan 7 (Format C-2)

C2

Standard Informasi Minimal Faktor Risiko

Pada Penve!idikan Klb Campak

Populasi ta"esiko di daerah KLB dan sekitarnya

Umur

Desa

Desa

Desa

Desa

Desa

<

1 th

1- 4 th

4-9th

10 - 14 th 

>15 th 

Cakupan I munisas

Campak di DESA KLB  dan seki1arnya 3  ­ 5  th terakhr-

(0/0)

Tahun 

Desa 

Desa 

Desa 

Desa 

Desa 

Cakupan imun isas i d i  PUSKESMAS  KLB  3  ­ 5  tahun ta"akhr­

(0/0)

Th. 

L

Th. 

L

Th. 

Th. 

I

Th. 

Apakah  ada  WM(vaksin  vial  monitor)  vaksin 

campak 

pada  kondisi  C  atau  D  ?  (lakukan 

observasi  dan  lhat  buku  catatan  stok  dan 

kondisi vaksin) 

Ya  ,  berapa vial 7  : 

Tidak 

Bagaimana  kondisi  chold  chain  7  (lihat kondisi 

cold 

chain 

tersama 

petugas

irrunisasi 

puskesmas) 

Apakah  cesa 

terj 

'9<. 

mudah  dijangkau  dar i 

fasilitas p3layanar 

:e:

'latan 7,  .:elaskan 

Apakah p3nduduknya 

セ。エ_@

Apakah  vaksin  dan  Ioyistik  lahnya  ta"sedia  ?, 

sebutkan  logistik  yang  tidak  tersedia  dan 

sebutkan se jak kapan ? 

Ya/t idak 

Apakah ada tenag3  irrun isas i 7 (Je laskan) 

Identitikas i 

faktor 

sosial 

lainnya 

yang 

「・イーSョセ。イオィ@

terhadap pelaksanaan lmunisasi. 

Bagaimana  kondisi 

gizi  masyarakat  secara 

umum? 

(25)

Sisipan 8

Formulir Permintaan Pemeriksaan Spesimen

Yth. Laboratorium

Be rs am a in i ka mi k ir im ka n spe simen pe nd erita Campak d a ri Desa: _______________ Puskes m as : Kabupaten : セ ___________ Provinsi KLB minggu ke : No EPID KLB : __________

Tgi Tgllmun Tgispesimen

Nama campak

No Epid Panas Rash Darah Urine

terakhir

Tanggal pengiriman spesimen ke propinsi:

Tanggal pengiriman spesim en ke laboratorium:

Kondisi spesimen wakt u di terima di provinsi: .J BAlK

I

Volume kurang Tidak dingin Cat at a n : Form uli r C 1 t er la mpi r _______. t a ngga l

Pengi r im

Tembusan Kasubd it Su rv e il a ns d a n Respo n KLB (. .. . . ... )

(26)

ALGORITMA DIAGNOSIS SINDROM NEUROLOGI AKUT

SINDROM NEUROlOGI AKUT

Tersangka Tetanus:

ditandai dgn

kontraksi dan

kekejangan otot

mendadak, dan

sebelumnya ada

riwayat luka

Catat dan Kirim ke DINKES KABUPATEN/KOTA

Lakukan rujukan pemeriksaan

MeningitisjEncefalitis:

Pemeriksaan dengan ROT, Serum darah, Cairan serebro spinal

AFP:

Pemeriksaan Tinja

Lakukan Respon KLB

Respon Tatalaksana

Respon Pelaporan dgn

Respon Kesehatan

Kasus: sesuai SOP

menggunakan standar

Masyarakat

pelaporan KLB

*

Segera lapor ke Dinas Kesehatan KabupatenjKota bila ditemukan kasus (dalam kotak warna merah)

(27)

ALGORITMA RESPON KLB AFP /POLIO

RESPON KLB

AFP (LUMPUH LAYUH MENDADAK)

Respon tatalaksana kasus:

Pengawasan ketat

penderita

Lakukan kunjungan

ulang 60 hari.

セGMMMMMMMMMMMMMMMMMM

Respon sistem pelaporan:

Wl

FPl

FPS

Hasil pemeriksaan

laboratorium

セGMMMMMMMMMMMMMMMMMセ@

Respon Kesehatan Masyarakat:

Lakukan Penyelidikan

Epidemiologi .

Surveilans Intensif

Perlindungan terhadap

kontak

Pengambilan spesimen

untuk diperiksa di

Laboratorium rujukan

nasional

KIE kepada masyarakat

agar segera melaporkan

kasus AFP ke tempat

pelayanan kesehatan

KIE kepada masyarakat

tentang pentingnya

imunisasi polio

Pemberian Imunisasi

Polio Tambahan

Mopping Up

Polio

apabila hasil

laboratorium positif

polio

(28)

Sisipan 9

Formulir Pelacakan Kasus AFP (FP1)

Kabupaten/kota:

I

Propinsi:

I

Nomor EPID:

Laporan dari : 1. RS : .. ... .... ... .... ... .

3 . Dokter praktek : ... .. . ... ... .. . ... .

2. Puskesmas : .... ... ... ... .

4.

Lainnya

Tanggallaporan diterima :

Tanggal pelacakan :

I. Identitas Penderita

Nama penderita :

I

Jenis kelamin:

0

L

P

M。セ。ャ@

lahir:

I

Umur: .... .... tahun; ... ... .. bulan; ... ... hari

Alamat:

I

RT:

RW :

Kelurahan/desa:

I

Kecamatan :

Nama orang tua:

II. Riwayat Sakit

Tanggal mulai sakit:

I

Tanggal mulai lumpuh:

Tanggal meninggal (bila penderita meninggal):

Sebelum dilaporkan

Apakah penderita

berobat ke unit

pelayanan lain?

_ Ya

Nama unit pelayanan :

Tanggal berobat

Dia\2nosis :No. rekam medik:

Apakah kelumpuhan sifatnya akut (1-14 hari)?

Apakah kelumpuhan sifatnya layuh

(flaccid)?

AnRkah kelumpuhan disebabkan ruda

Ya

[i

Ya

I

Ya

Tidak

- I -

Tidak

Tidak Jelas

-

1- )

Tidak

]

Tidak Jelas

EmI

o

Tidak

-:: Tidak Jelas

Bila kelumpuhan akut, layuh, tidak disebabkan rudapaksa, lanjutkan pelacakan, beri nomor EPID

m.

Gejala/Tanda

AnRkah Renderita demam sebelum lu_mtJuh?

e Ya

セ ャ@

Tidak

Anggota gerak

Kelumpuhan

Gangguanrasaraba

.Tungkai kanan

r Ya

C

Tidak

Tidak

.Tungkai kiri

セ@ y。@ I'

Tidak

IJ

Ya

=

Tidak

.Lengan kanan

LI

Ya

n

Tidak

r Ya

Tidak

.Lengan kiri

_ Ya

_ Tidak

Ya

Tidak

.Lain-Iain, sebutkan: Muka, leher, ... ... ... ... ... .. '" ... .. ... ... ... ... ... ... .. .

(29)

IV. Riwayat Kontak

NO. EPIC:

Da lam satu bulan te ra khir sebelu m sakit,

apakah penderita perna h bepergi an?

Ya

Lokasi:

Tanggal pergi :

Tidak

.1 Tidak tahu

Dalam satu bulan te rak hir sebelum sa kit,

apakah penderita perna h berkunj ung ke

rumah anak ya ng baru mendapa t imun isa si

polio?

Ya

-; Tidak

Tidak tahu

V. Status Imunisasi pol io

Imunisasi

rutin

Jum lah dosis

. 1 x

2x

!

3x

セ@

4x

_ Belum pernah

Tak Tahu

Sum ber

inform asi

KM S/catatan Jurim

! .

Ingatan responden

PIN, Mop-up, ORI,

BIAS Polio

Jumlah dosis

1x

2x

L

3x

4x

5x

i

6x

Belum pernah

1

Tak Tahu

Su mber

informa si

Catatan

Ingatan responden

Tanggal imun isa si polio ya ng paling akhir:

Tid ak tahu

I

VI. Pengumpula n spesi men

Ka bupaten/kota

Propinsi

Spesimen I

Tanggal ambil:

Tan ggal kirim :

Tanggal kirim :

Spes imen II

Tangg al ambil:

Tanggal kirim :

Tanggal kirim:

' -

Tak diambil spesimen . alasan :

Petugas pelacak:

Hasil Pemeriksaan:

Nama :

Diag nosis:

Tanda tangan :

Na ma DSA

I DSS/DRMI Dr

IPem eriksa lain :

No. TeipJ HP:

Tan da tangan :

(30)

ALGORITMA RESPON KLB TETANUS NEONATORUM

RESPON KLB

TETANUS NEONATORUM

Respon sistem pelaporan:

Respon tatalaksana

WI

kasus:

• T2

• Dirawat di Rumah

Sakit

Respon Kesehatan Masyarakat:

• Lakukan Penyelidikan

Epidemiologi

• KIE oleh Puskesmas

bertujuan agar mayarakat membantu dalam menemukan dan melaporkan kesakitan dan kematian bayi umur

セ@ 28 hari.

• KIE untuk peningkatan

cakupan ANC dan persalinan nakes.

(31)

9 Sisipan 10

FORMULI R PELACAKAN KESAKITAN/KEMATIAN

TERSAN GKA KASUS TETANUS NEONATORUM (T2)

Pusk : Kab: Prop: No. Epid : ... ... ... ..

Su mber laporan pe rtam a : a. Rumah sakit b. Pu skesmas c. Masyarakat

Tangg al La pora n diterima : _ _ _ _ _ _ __ _ Tanggal Pelacakan : _ _ _ _ _ _ _ __

I. IDENTITAS BAYI

1. Nama bayi :_ __ __ __ _ _ _ __ _ .Laki-laki/ Perempuan Anak ke : _ _ _ _ __

2 . Nama Ayah _ __ _ __ Umur : Th Pendidikan: _ _ _ Pekerjaan

3. Nama Ibu Umur . Th Pendidikan: _ _ _ Pekerjaan

4 . Alamat JI._ __ _ _ __ _ _ _ _ _ __ __ _ _ _ _ _ _ _ Rt. Rw. No .

Dusun Kelurahan lDesa

Ke camata n : _ _ _ _ _ _ _ __ Kabupaten

II. INFORMASI RIWAYAT KESAKITAN/KEM ATIAN BAYI 3-28 HARI

Nama yang diwawancarai : _ __ ___ Hubungan keluarga dengan bayi: _ _ _ _ __

1. Bayi lahir hidu p : a. Ya b. Tidak

-+

bila tidak ,

stop pelacakan I!!

2 . Tanggallahir bayi : _ _ __ Tanggal mulai sakit : _ _ _ __ _ __

3 . Bila bayi meni nggal, tanggal meninggal : _ _ _ _ _ Umur meninggal : _ _ _ _hari

4. Waktu lahi r apakah bayi menangis : a. Ya b. Tidak c. Tidak Tahu

5. Bila Jawaban no 4 tidak tahu , maka tanyakan apakah terlihat tanda-tanda kehidupan lain dari bayi

(mis. sedik it gerakan) : a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

6. Setel ah lahir apakah bayi bisa menetek atau mengisap susu boto l dengan baik

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

-+

bila tidak ,

stop pelacakan !ll

7. Ap aka h 3 hari ke mudian tiba-tiba mulut bayi mencucu dan tidak bisa menetek :

a. Ya b . Tidak c . Tidak tahu ,

stop pelacakan III

8. Apa ka h bayi mudah kejan g jika disentuh/terkena sinar atau bunyi:

a. Ya b. Tidak c . Tidak tahu

Ap akah bayi di rawat : a. Ya b. Tidak

Bila ya , dimana : RS /Pus kesma s : _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ Tanggal. Mulai dirawat_ _ _ __

10. Keadaan bay i setelah diraw at :

a. Sembuh b. Belum sembuh c. Meninggal

III. RIWAYAT KEHAMILAN

No

Profesi

Nama Pemeriksa

Alamat

Frekuensi

セ@

2

3

(32)

- - -

-1. Apakah ibu pernah mendapat Imunisasi TT pada waktu hamil bayi ini: a . Ya b. tidak

2. Sumber informasi Imunisasi TT : a. Ingatan b. Buku catatan

3. Berapa kali mendapat imunisasi TT pad a saat kehamilan bayi tersebut :

a. Pertama kali, pad a kehamilan : bulan, tanggal. Imunisasi : _ _ _ _ _ __

b. Kedua kali , pad a kehamilan : bulan, tanggal. Imunisasi: _ _ _ _ _ __

4. Pernahkah ibu mendapat imunisasi TT pad a kehamilan sebelumnya: a. Ya b. Tidak

Bila "Ya": kapan mendapat suntikan : a. Pertama thn : b. Kedua thn : _ _ _

Bila "Tidak" : pernahkah ibu mendapat suntikan TT calon pengantin: a. ya b. Tidak

Bila "Ya" kapan mendapat suntikan: a. Pertama thn: b. Kedua thn :

5. Tentukan status TT ibu pada saat kehamilan bayi tersebut berdasarkan jawaban no 3 dan 4 dengan mempertimbangkan interval waktu pemberian TT :

a. TT1 b. TT2 c. TT3 d. TT4 e.TT5

IV. RIWAYAT PERSAll NAN

No

Profesi

Nama

Alamat

Tempat Persalinan

1

2

1. Tali pusat dipotong dengan :

a. Gunting b. Silet c. Pisau d. Sembilu e. Tidak tahu f. Lain-Iain : _ _ _ _ _ __

2. Setelah tali pusat dipotong obat apa saja yang dibubuhkan di tali pusat .

a. Alkohol b. Betadin IYodium c. Ramuan tradisional : _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

3. Siapa yang merawat tali pusat sejak lahir sampa i tali pusat puput.

a . Tenaga kesehatan b. Bukan Tenaga kesehatan

4 . ObaUramuan apa yang dibubuhkan selama merawat tali pusat : _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

Kesimpulan Diagnosis: a. Konfirm TN

b. Tersa ngka TN

c. Bukan TN

I. Cakupan Imunisasi TT di desa kasus TN

a. TT1 = % b. TT2= _ _ _ _ _ _

%

c. TT3=

°h

d . TT4 =_ _ _ _ _

%

e. TT5=

%

II. Cakupan Persalinan T enaga Kesehatan = _ _ _ _ _

%

III. Cakupan Kunjungan Neonatus

a. KN1= _ _ _ _ _

%

b. KN2= _ _ _ _ _

%

Tim Pelacak .

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1

2

3

(33)

ALGORITMA RESPON KLB TETANUS

RESPON KLB TETANUS

Respon tatalaksana Respon sistem pelaporan:

untuk kasus:

WI

• Pembersihan luka

dan pemberian TI

• Pemberian anti

tetanus serum sesuai dosis

Respon Kesehatan Masyarakat:

• Lakukan

Penyelidikan Epidemiologi (dengan format PE Umum)

• Penyuluhan tentang

pentingnya

imunisasi DT,TI,DPT.

• Penyuluhan tentang

Hyangiene perseorangan terutama luka luar

• Respon tatalaksana

untuk penderita luka tetapi belum

menunjukan gejala : Pembersihan luka dan vaksinasi

(34)

ALGORITMA RESPON KLB MENINGITIS / ENSEFALITIS

RESPON KLB

MENINGITIS / ENSEFALITIS

Respon tatalaksana kasus:

• Pengobatan harus

segera diberikan bila diagnosis terhadap tersangka telah ditegakkan, bahkan sebelum bakteri diidentifikasi.

Pemberian Antibiotik sesuai dengan dosis.

• Segera rujuk ke

Rumah Sakit

Respon sistem pelaporan:

Wi

• Hasil pemeriksaan

laboratorium

セ@

Respon Kesehatan Masyarakat:

Lakukan Penyelidikan

Epidemiologi untuk mencari kasus kontak terutama pada kelompok rentan

Surveilans Intensif

terutama pad a kasus kontak, anggota keluarga

Pemberian

pengobatan profilaksis pada kasus kontak

Pencegahan dengan

pemberian vaksin pada semua kelompok umur yang terkena

Pisahkan orang-orang

yang pernah terpajan

dengan penderita

Perbaikan hygeine,

sanitasi dan ventilasi

terhadap tempat

tinggal dan ruang tidur

bagi masyarakat

terutama kelompok

terpajan

Pengendalian vektor

dan reservoir (untuk

Japanese encephalitis)

bekerjasama dengan

Dinas peternakan

setempat

(35)

Sisipan 11

FORMULIR PENYELIDIKAN EPIDEMIOlOGI MENINGITIS / ENCEFALITIS

I. Identitas Pelapor

1. Nama

2. Nama Kantor & Jabatan

3. Kabupaten/Kota

4. Propinsi

5. Tanggal Laporan Z セセRP⦅@

II . Identitas Penderita

1. No . Epid :

DDDDDDDDDD

2. Nama :

3. Nama Orang Tua/KK :

4 . Jenis Kelamin : [1] Laki-Iaki [2]. Peremp, Tanggal. Lahir :

---.1---.1----.J

Umur: th, bl

5. Tempat Tinggal Sa at ini :

Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :

Desa/Kelurahan : , Puskesmas:

Kecamatan : , Kabupaten/Kota :

Propinsi: Tel/HP :

6. Pekerjaan:

7. Alamat Tempat Kerja :

8. Orang tua/ Saudara dekat yang dapat dihubungi :

Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :

Desa/Kelurahan : , Kecamatan :

Kabupaten/Kota : , Propinsi : Tel/HP :

III. Riwayat Sakit

1. Tanggal mulai sakit (demam) :

2. Keluhan Utama yang mendorong untuk berobat:

3. Gejala dan Tanda Sakit

Demam

D

Tanggal : ---.1---.120_

Nyeri kepala

D

Tanggal : ---.1---.120_

Kaku kuduk

D

Tanggal : ---.1---.120_

Mual muntah

D

Tanggal : ---.1---.120_

Ruam

D

Tanggal : ---.1---.120_

Gejala lain, sebutkan _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ __

4. Status imunisasi Meningitis:

a. Belum Pernah b. Sudah, berapa kali: tahun: c. Tidak Tahu

5. Jenis Spesimen yang diambil:

a. LCS b. Darah c. Keduanya

6. Tanggal pengambilan spesimen: セセ _ _ No. Kode Spesimen:

IV. Riwayat Pengobatan

Penderita berobat ke:

A. Rumah Sa kit Dirawat V/T

B. Puskesmas Dirawat V/T

C. Dokter Praktek Swasta D. Perawat/ mantri/B idan

E. Tidak Berobat

(36)

Antibiotik:

Obat lain :

Kondisi Kasus saat ini:

a. Masih Sa kit b. sembuh c. Meninggal

V. Riwayat Kontak

1. Dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah bepergian [1) Pernah [2) Tidak pernah [3) Tidak jelas

Jika Pernah, kemana:

2. Dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah berkunjung ke rumah teman/saudara yang

sakit/meninggal dengan gejala yang sama :

[1) Pernah [2) Tidak pernah [3) Tidak jela s

Jika Pernah, kemana:

3. Dalam 1 bulan terakhir apakah pernah menerima tamu dengan sakit dengan gejala yang sama : [1) Pernah [2) Tidak pernah [3) Tidak jelas

Jika Pernah, dari mana:

4. Dalam 1 bulan terakhir sebelum sakit apakah pernah berkunjung ke daerah peternakan hewan babi atau

menetap di daerah tersebut

[1) Pernah [2) Tidak pernah [3) Tidak jelas

Jika Pernah, kemana:

VI. Kontak kasus

NAMA/UMUR HUB DENGAN KASUS

STATUS

IMUNISASI HASIL LAB PROFILAKSIS

1. 2.

3.

4.

5.

6.

7. 8.

9.

10.

(37)

-Sisipan 12

Format laporan Penyelidikan KlB Meningitis / Encefalitis

1. Tim Penyelidikan Epidemiologi: Nama, gelar, dan tempat tuga s 2. Lokasi dan tanggal penyelidikan KLB

3. Penegakan diagnosis KLB

o Gambaran klinis penderita o Distribu si gej ala dan ka sus

o Gambaran epidemiologi o HasH pemeriksaan laboratorium

4. Data Epidemiologi

o Kurva epidemi harian dan mingguan

o Tabel, grafik dan peta di stribu si kasus menurut lokasi, umur dan jeni s kelamin

o Tabel dan peta data cakupan imunisasi dan kasus beberapa tahun

o Analisis epide m iologi tentang kecenderungan peningkatan KLB, penyebaran lokasi KLB dari satu daerah ke daerah la in, kelompok rentan KLB (menurut lokasi, umur, jenis kelamin, status imunisasi) dan risiko beratnya KLB (syok dan kematian)

o Faktor risiko (berkunjung ke daerah endemis atau daerah peternakan babi)

S. Upaya penanggulangan:

o Rencana penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pencegahan

o Rencana surveillan s

o Rencana penyelidikan lanjutan apabila diperlukan 6. Evaluasi terhadap upaya penanggulangan yang sudah dilakukan

Sisipan 13

SURVEllANS KETAT PADA KlB MENINGITIS / ENCEFALITIS

Laporan Surveilans Ketat pada KLB Meningiti s/ Encefaliti s

Po s/ Pu skesmas/Rumah Sakit . ... .. .... .... .... ... ... .... .. ... .. .... ...

Kabupaten / Kota . .. ." . .. .. ... .. .. ... ... ... ... ... ...

Lapo ran Tanggal . ... . .. .... .. .... .. ...

+-'

ro ro OD .D

OD 0

C

'-ro Q)

t- a:l 

ro

+-'

·c

ro Q)

E

"C

C

ro Q)

Z  0...

ro c

Vl  ro

Q) +-'

a

ro

+-'

...

ro Vl 

E

E

ro ro

..>£ U ro

« 

0 Q)

­ '  セ@ ' -:::J

E

x

Q)

:::J Vl 

+-'

:;;;

ro

-

ro Vl  OD  .

-odセ@

C :::J

ro セ t-+-' +-' :;;; ro >- ro ro

>-N@ セ@ C

Q)

c:::: 0... ro

"C C

ro

1::::.

ro ro

E

ro

'Q) ro

+-'

(!) :::J

[image:37.595.55.533.283.677.2] [image:37.595.58.537.474.692.2]

..>£ ro +-' C 0 セ@ Vl  Vl  0 C OD  ro Ci  ..>£ ro "C C f= 

...

+-' ro .D  C

0 ro

+-' ro セ@ セ@ セ@ Vl  OD  C ro :::J C. セ@ Vl  c C :::J ro OD 

E

c

ro Vl

'- :::J

Q) +-' +-' ro Q) +-'

セ@ Vl 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13  14

M  /  E 

M  /  E 

Catatan  : laporan surveilans epidemiolog i berupa  laporan perorangan kasus, baik  Kab/ kota , maupun  Propin si. 

(38)

ALGORITMA DIAGNOSIS SINDROM INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

SINDROM INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

paru akut), frekuensi nafas keabu -abuan produk unggas

berda sarkan usia penderita: (pseudomembran) di

ATAU

leukopen ia

• <2 bulan : 60/menit

tenggorokan dan

ATAU

pneumonia .

• 2-12 bulan: 50/menit

pembesaran kelenjar • 1-5 tahun : 40/menit

leher. Pada usia >5 thn ditandai dgn

demam セ@ 38°(, batuk OAN/ATAU

kesulitan bernafas, dan nyeri dada saat menarik nafas Pneumonia:

Pada usia <5 thn ditandai dengan batuk DAN/ ATAU tanda kesulitan bernapas (adanya nafas cepat, kad ilng disertai tarikan dinding dada bag ian bawah keda!.am . (TOOK) atau gambaran radiologi foto torak menunjukan infiltrat

Pertusis :

batuk lebih dari 2 minggu disertai dgn batuk yang khas (terus-meneru s/ paroxysmal), napas dgn bunyi "whoop" dan kadang muntah setelah batuk .

Difteri * :

panas

>38°( ,

sakit men elan, 5esak

napas d isertai bunyi

(stridor) dan ada

tanda selaput putih

Tersangka Fl u

Burung* :

III dengan kontak

unggas sakit atau

mat i mendadak,

Catat dan Kirim ke DINKES KABUPATENjKOTA

Lakukan rujukan pemeriksaan

Pneumonia:

rangent dada

Difteri:

- Usap tenggorok,

hidung, kulit - Serum utk antibodi

Avian Influenza : - Rongent dada - usap dari nasofarings

Jika hasil positif:

Lakukan Respon KLB

Respon Tatalaksana

Respon Pelaporan dgn

Respon Kesehatan

Kasus

menggunakan standar

Masyarakat

pelaporan KLB

*

Segera lapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bila ditemukan kasus (dalam kotak warna merah )
(39)

ALGORITMA RESPON KLB PERTUSIS

RESPON KLB

PENYAKIT PERTUSIS

Respon tatalaksana

kasus:

• Lakukan pengobatan

spesifik dengan

antibiotika eritromicin

terhadap penderita

dan kontak dekat

selama 5-14 hari

• Lakukan desinfeksi

serentak terhadap

discharge

(cairan)

hidung dan tenggorok

serta barang yang

dipakai penderita.

Respon sistem

pelaporan:

• Wi

• Hasil

pemeriksaan

penunjang/lab

セGMMMMMMMMMMMMMMMセ@

-Respon Kesehatan

Masyarakat:

• Penyelidikan

epidemiologi

(format PE Umum)

dan mencari kasus

kontak

• Lakukan karantina

terhadap kontak

yang tidak

mendapatkan

imunisasi OPT

selama 21 hari

dengan usia

<

12

bulan.

Memberikan

penyuluhan

tentang

pentingnya

imunisasi OPT

(40)

Sisipan 14

Formulir Penyelidikan Epidemiologi Pertussis

I. Identitas Pelapor

1. Nama

2. Nama Kantor & Jabatan

3. Kabupaten/Kota 4. Propinsi

5. Tanggal laporan

II. Identitas Penderita

1. No. Epid :

DDDDDDDDDD

2. Nama:

3. Nama Orang Tua/KK :

4. Jenis Kelamin : [l]laki-laki [2]. Peremp, Tanggal. lahir : セ@ セ@ - - ' Umur :_ th, _ bl

5. Tempat Tinggal Saat ini :

Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :

Desa/Kelurahan , Puskesmas :

Kecamatan

Kabupaten/Kota , Propinsi:

Tel/HP:

6. Pekerjaan

7. Alamat Tempat Kerja :

8. Orang tua/ Saudara dekat yang dapat dihubungi :

9. Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) : Desa/Kelurahan : , Kecamatan :

Kabupaten/Kota : , Propinsi : Tel/HP :

III. Riwayat Sa kit

Tanggal mulai sakit (demam) :

Keluhan Utama yang mendorong untuk berobat:

Gejala dan Tanda Sa kit

1. Batuk

D

Tanggal : セ セRP⦅@

2. Batuk disertai pengeluaran lendir

D

Tanggal: セ セRP⦅@ 3. Batuk disertai tarikan nafas

D

Tanggal: セ セRP⦅@

4. Muntah

D

Tanggal: セセRP⦅@

5. Gejala lain, sebutkan _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

6. Status imunisasi Pertussis :

a. Belum Pernah b. Sudah, berapa kali : tahun: c. Tidak Tahu 7. Jenis Spesimen yang diambil:

a. Tenggorokan b. Hidung c. Keduanya

8. Tanggal pengambilan spesimen:-"- " _ _ No. Kode Spesimen:

(41)

IV. Riwayat Pengobatan

Penderita berobat ke:

A. Rumah Sakit Dirawat Y /T

B. Puskesmas Dirawat Y/T C. Dokter Praktek Swasta

D. Perawat/mantri/Bidan E. Tidak Berobat

Antibiotik:

Obat lain:

Kondisi Kasus saat ini:

a. Masih Sakit b. Sembuh c. Meninggal

V. Riwayat Kontak

1. Dalam 2 minggu terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah bepergian

(1) Pernah (2) Tidak pernah (3) Tidak jelas

Jika Pernah , kemana:

2. Dalam 2 minggu terakhir sebelum sa kit apakah penderita pernah berkunjung ke rumah teman/saudara

yang sakit/meninggal dengan gejala yang sama :

(1) Pernah (2) Tidak pernah (3) Tidak jelas

Jika Pernah , kemana:

3. Dalam 2 minggu terakhir apakah pernah menerima tamu dengan sakit dengan gejala yang sama:

(1) Pernah (2) Tidak pernah (3) Tidak jelas

Jlka Pernah , dari mana:

VI. Kontak kasus

NAMA/UMUR HUB DENGAN

KASUS

STATUS

IMUNISASI HASIL LAB PROFILAKSIS

1. 2. 3. 4. 5. 6 .

7.

8.

9. 10.

(42)

Sisipan 15

laporan Penyelidikan KlB Pertussis

1. Tim Penyelidkan : Nama, gelar dan tempat tugas 2. Lokasi dan Tanggal penyelidikan KLB

3. Penegakan diagnosis etiologi KLB Pertusis

• Gambaran klinis penderita

• Distribusi gejala dan tanda kasus

• Gambaran epidemiologi

• Hasil pemeriksaan laboratorium 4. Data Epidemiologi

• Kurva epidemi harian atau mingguan

• Tabel, grafik dan peta distribusi kasus menurut lokasi, umur dan jenis kelamin

• Tabel dan peta data cakupan imunisasi dan kasus beberapa tahun

• Analisis epidemiologi tentang kecenderungan peningkatan KLB, penyebaran lokasi KLB dari satu

daerah ke daerah lain, kelompok rentan KLB (menu rut lokasi, umur, jenis kelamin, status imunisasi) dan risiko beratnya KLB

5. Upaya penanggulangan :

• rencana penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pencegahan

• rencana surveilans

• rencana penyelidikan lanjutan apabila diperlukan

6. Evaluasi terhadap upaya penanggulangan yang sudah dijalankan.

Sisipan 16

Surveilans Ketat pada KlB Pertussis

Laporan Surveilans Ketat pada KLB Pertussis

Pos/Puskesmas/Rumah Sakit . ... ... ... .. ... .. .... ... ... . ..

Kabupaten/Kota . .. . .... .... .. ... ... ... ... . ..

Laporan Tanggal ... ... ...

...,

rc rc bD ..0 bD

e

c

rc ClJ

I- eo rc

..., 

''::::  ClJ -0 c ClJ Cl..  rc  E  rc Z  rc u  ClJ :..::  rc VI  ClJ 0

..., 

...  c

rc V\

E  rc

..., 

rc

rc .>0< rc

«

0 E

- ' ....  :J E  ::;,  x ClJ V)  .-rc :J セ@ ­rc bD  bD 

..., 

c 32 rc rc

l ­ V) 

...,

..., 32 rc >- rc rc

>-N@ セ@ c

ClJ a::  Cl..  rc -0 c rc I-...  rc セ@

rc E

[image:42.595.47.525.458.671.2]

'w 

..., 

rc l!J  :J .>0< セ@ c 0 :..::  V\ 'Vi  0 c bD  rc 

0

c rc .>0< rc -0 c l=

...

..., 

rc ..0  0 ..., rc セ@ セ@ V\ :J

..., 

rc

..., 

V)  tlD C rc :J 0.  V\ :J ..., rc

..., 

V)  c rc bD  C rc ....  ClJ

a:; 

:..::  c :J E

-

V\ :J ..., セ@ V) 

2

3

4

5 6 7 8 9 

10

11

12

13

14

Pertusis 

Pertusis 

Catatan  : laporan surveilans epidemiologi berupa  laporan  perorangan kasus,  baik Kab/kota,  maupun Propinsi. 

(43)

ALGORITMA RESPON KLB DIFTERI

RESPON KlB PENYAKIT DIFTERI

Respon tatalaksana kasus:

• Isolasi penderita

Terapi serum

antitoksin difteri

Terapi antibiotik

Imunisasi aktif (Td)

pada fase konvalesen

Memutus rantai

penularan

Lakukan tata laksana

untuk kontak kasus

Respon sistem pelaporan:

• Wl

• Hasil pemeriksaan

penunjang/lab: o Serum Antibodi o Usap Tenggorok,

hidung, kulit

• Form pemantauan

harian minum obat pada kontak kasus

Respon Kesehatan Masyarakat: • Penyelidikan

epidemiologi

• Identifikasi kontak erat

• Penatalaksanaan Kontak untuk pengambilan usap nasofarings dan profilaksis

• Hindari kontak erat kasus dengan individu terimunisasi tidak lengkap

• KIE (Komunikasi, I nformasi, Ed u kasi) ke masyafakat

• Upaya peningkatan cakupan imunisasi «7 tahun DT dan >7 tahun dT) melalui sweeping

• Meningkatkan imunisasi DPT rutin.

• Lakukan pemantauan harian kepada kontak untuk memastikan obat profilaksis diminum dengan teratur

(44)

Sisipan 17

Formulir Penyelidikan Epidemiologi Difteri

I. Identitas Pelapor

1. Nama

2. Nama Kantor & Jabatan

3. Kabupaten/Kota 4. Propinsi

5. Tanggal Laporan

II. Identitas Penderita

1. No. Epid :

DDCIDDDDDDDD

2. Nama:

3. Nama Orang Tua/KK :

4. Jenis Kelamin : [1] Laki-Iaki [2] . Peremp, Tanggal. Lahir : -1-1---, 5. Umur:_ th, _ bl

6. Tempat Tinggal Sa at ini :

7. Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) :

8. Desa/Kelurahan , Puskesmas :

9. Kecamatan

10. Kabupaten/Kota , Propinsi :

11. Tel/HP:

12. Pekerjaan

13. Alamat Tempat Kerja :

14. Orang tua/ Saudara dekat yang dapat dihubungi :

15. Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) : 16.

Gambar

Tabel dan peta data cakupan imunisasi dan kasus beberapa tahun
Tabel dan peta data cakupan imunisasi dan kasus beberapa tahun
Tabel dan peta data cakupan imunisasi dan kasus beberapa tahun
Gambaran Epidemiologi Menurut Lokasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian, setelah dilakukan studi literatur dari buku dan jurnal, ditemukan bahwa salah satu cara yang dapat membantu mengklasifikasikan diagnosis penyakit

Puskesmas Siko ternate merupakan salah satu pusat layanan kesehatan untuk masyarakat yang berada disekitar daerah tersebut, dalam menyediakan informasi gejala-gejala penyakit

Pengujian dengan menggunakan satu kasus baru untuk masing-masing rentang usia yang memiliki gejala yang sama dengan salah satu kasus lama yang terdapat dalam

Selain pada manusia, gejala ensefalitis juga terjadi pada babi, sehingga kasus ensefalitis ini sangat erat hubungannya dengan penyakit babi yang termasuk salah satu

Selain pada manusia, gejala ensefalitis juga terjadi pada babi, sehingga kasus ensefalitis ini sangat erat hubungannya dengan penyakit babi yang termasuk salah satu

jumlah kasus baru dengan cacat tingkat 2 dalam periode satu tah un jumlah kasus baru yang ditemukan dalam periode yang sama x 100 Proporsi cacat tingkat 2 pada kasus kusta di

Pada kasus penyakit kronis dan terminal, gejala-gejala kedukaan dapat dialami sebelum kematian datang, dalam bentuk antisipasi atau yang sering disebut dengan anticipatory

Pada pengujian dengan satu metode diagnosa, akan dibandingkan hasil penyakit dan nilai CF dari tiga masukan gejala untuk masing-masing metode diagnosa.