• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan pada Kerajinan Kayu Desa Pulau Betung Provinsi Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan pada Kerajinan Kayu Desa Pulau Betung Provinsi Jambi"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN KEUNTUNGAN PADA

KERAJINAN KAYU DESA PULAU BETUNG

PROVINSI JAMBI

AYU ALHIDAYATI

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan pada Kerajinan Kayu Desa Pulau Betung Provinsi Jambi adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

AYU ALHIDAYATI. Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan pada Kerajinan Kayu Desa Pulau Betung Provinsi Jambi. Dibawah bimbingan DUDUNG DARUSMAN.

Desa Pulau Betung Provinsi Jambi memiliki industri pengolahan kayu skala kecil, dilakukan dengan mengolah kayu menjadi produk kerajinan. Hal ini dilatarbelakangi oleh tersedianya bahan baku yang dibutuhkan di hutan milik masyarakat. Jenis kayu yang digunakan adalah Gluta renghas, Fagraea fragrans serta Peronema canescens. Dalam satu tahun bahan baku kayu yang digunakan sebesar 160.313 m3. Kegiatan produksi dilakukan secara manual dengan menggunakan alat tradisional dan semi modern. Proses produksi terdiri dari tiga tahapan yaitu kegiatan pembuatan kasaran, penghalusan, dan finishing. Pengolahan yang dilakukan membutuhkan biaya-biaya yang biasa disebut dengan biaya produksi. Biaya produksi pada kerajinan kayu ini terdiri dari harga bahan baku, upah tenaga kerja, dan nilai input lain. Nilai input lain terdiri dari biaya penolong, biaya listrik, biaya pemeliharaan alat, dan biaya penyusutan. Selama satu tahun pengrajin dapat menghasilkan 21 jenis produk, masing-masing produk memiliki nilai tambah dan keuntungan. Nilai tambah terbesar terdapat pada produk kursi tamu motif naga dan burung sebesar Rp22 267 942/set atau setara dengan Rp9 728 240/m3 dan nilai tambah terkecil dari produk asbak batu sebesar Rp4 176/buah atau setara dengan Rp1 391 949/m3. Selang nilai tambah yang dihasilkan dari 21 produk ini berkisar antara 27.839% sampai 95.419%. Keuntungan terbesar terdapat pada kursi tamu motif naga dan burung sebesar Rp14 767 942/set atau setara dengan Rp6 451 700/m3 dan terendah pada produk ikan arwana kecil sebesar Rp-81 553/buah atau setara dengan Rp-3 262 123/m3. Selang keuntungan yang dihasilkan yaitu berkisar antara -81.553% sampai 76.228%.

Kata kunci: biaya, kerajinan kayu, keuntungan, nilai tambah.

ABSTRACT

AYU ALHIDAYATI. Woodcraft Added Value and Profit Analysis in Pulau Betung Village Jambi Province. Supervised by DUDUNG DARUSMAN.

Pulau Betung village Jambi Province has small scale wood processing industry, converting wood raw material into woodcraft products. The industry has been supported by the availability of raw material supplied by the private forest.

(5)

activities generate added value and profit. During one year woodcrafter has produced 21 kinds of products, which each product has it’s own added value and profit. The biggest added value to the raw material is gained by guest chair with dragon and bird pattern which is Rp22 267 942/unit or Rp9 728 240/m3 and the lowest added value to the raw material is gained by stone ashtray which is Rp4 176/unit or Rp1 391 949/m3. Those added value generated from these 21 products range from 27.839% to 95.419% . The biggest profit is gained by guest chair with dragon and bird pattern which is Rp14 767 942/unit or Rp6 451 700/m3 and the lowest profit is gained by the small arowana fish ornament which is Rp-81 553/unit or Rp-3 262 123/m3. Those generated profits range between -81.553% and 76.228%.

(6)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Manajemen Hutan

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN KEUNTUNGAN PADA

KERAJINAN KAYU DESA PULAU BETUNG

PROVINSI JAMBI

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013

(7)
(8)
(9)

Judul Skripsi : Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan pada Kerajinan Kayu Desa Pulau Betung Provinsi Jambi

Nama : Ayu Alhidayati NIM : E14090009

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Dudung Darusman, MA Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Didik Suharjito, MS Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya karya tulis yang berjudul Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan pada Kerajinan Kayu Desa Pulau Betung Provinsi Jambi berhasil diselesaikan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof Dr Ir Dudung Darusman, MA selaku dosen pembimbing atas arahan, bimbingan, saran, ilmu, dan nasihat dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pimpinan Toko Kerajinan Kayu Harapan Kita di Desa Pulau Betung Provinsi Jambi yaitu Bapak Sulaiman beserta keluarga yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan penelitian.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayah (Lukman, SPdi), ibu (Azra), dan adik-adik tercinta atas dukungan dan doa agar penulis dapat menempuh dan menyelesaikan studi dengan baik dan lancar. Kepada sahabat-sahabat tercinta Amalia Aldina Thoha, Annisa Sendikia Asri Lubis, Finitya Arlini Cita, Lina Mahrunnisa, Putri Juita Simarmata, Rizky Ramadhan Purnawati, Sisca Widiya Afianti, Susanti Afriani Maitimu, Tri Sulistyo Saputro, Vita Meilani, Yuliani Indrawati, dan seluruh teman-teman Manajemen Hutan angkatan 46 atas dukungan, semangat, dan kebersamaannya.

Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan wawasan dan manfaat kepada para pembaca.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Alat dan Bahan 2

Jenis Data 2

Metode Pengumpulan Data 2

Metode Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Gambaran Umum Kerajinan Kayu 4

Penggunaan Peralatan 6

Penerimaan dalam Satu Tahun 7

Penyediaan Bahan Baku 8

Proses Produksi 9

Pengklasifikasian Biaya Produksi Kerajinan Kayu 10 Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan Kerajinan Kayu 11

Balas Jasa Masing-Masing Faktor 16

SIMPULAN DAN SARAN 17

Simpulan 17

Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 17

LAMPIRAN 19

(12)

DAFTAR TABEL

1 Analisis perhitungan nilai tambah dan keuntungan Hayami 4 2 Penggunaan alat pada produksi kerajinan kayu Toko Harapan Kita 6

3 Penerimaan Toko Harapan Kita selama satu tahun 7

4 Volume bahan baku kerajinan kayu selama satu tahun 9 5 Biaya-biaya produksi kerajinan kayu setiap produk 11 6 Nilai tambah produk dari yang terbesar hingga terkecil 12 7 Total nilai tambah selama satu tahun pada produk 13 8 Keuntungan produk dari yang terbesar hingga terkecil 14 9 Total keuntungan selama satu tahun pada produk 15

10 Balas jasa masing-masing faktor 16

DAFTAR GAMBAR

1 Struktur organisasi Toko Harapan Kita 5

2 Jenis-jenis produk dengan nilai tambah terbesar: (a) kursi tamu motif

naga; (b) kursi tamu motif burung 12

3 Jenis produk dengan nilai tambah terkecil asbak batu 13 4 Jenis produk dengan keuntungan terbesar: (a) kursi tamu motif naga; (b)

kursi tamu motif burung 14

5 Jenis produk dengan keuntungan terkecil hiasan arwana kecil 15

DAFTAR LAMPIRAN

1Nilai input lain 19

2 Upah tenaga kerja 19

3 Ukuran bahan baku 20

4 Bahan penolong untuk kursi tamu 20

5 Bahan penolong untuk kursi santai 21

6 Bahan penolong untuk kursi taman 21

7 Bahan penolong untuk meja osin 21

8 Bahan penolong untuk hiasan arwana besar 22

9 Bahan penolong untuk hiasan arwana kecil dan baung 22

10 Bahan penolong untuk patung 22

11 Bahan penolong untuk asbak (per 30 unit) 23

(13)
(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hutan memiliki fungsi secara ekonomi, sosial, dan ekologi. Fungsi tersebut dapat diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Hutan secara langsung dapat menghasilkan kayu dan hasil hutan bukan kayu. Sementara itu, hasil hutan secara tidak langsung dapat berupa pengendalian terhadap banjir serta perlindungan terhadap angin. Kayu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku seperti bahan baku pulp, kayu gergajian, kayu lapis ataupun dimanfaatkan secara sederhana sebagai kayu bakar oleh masyarakat sekitar hutan. Ketersediaan kayu di alam yang cukup banyak dapat menjadi sebuah potensi untuk mengembangkan produk-produk usaha yang membutuhkan kayu sebagai bahan bakunya.

Desa Pulau Betung di Provinsi Jambi merupakan salah satu desa yang memanfaatkan kayu sebagai bahan baku kerajinan. Pemanfaatan yang dilakukan berupa mengolah bahan baku kayu menjadi berbagai macam produk kerajinan. Kegiatan pengolahan terjadi dikarenakan masyarakat melihat bahwa bahan baku berupa kayu yang mereka butuhkan banyak tersedia di alam dan sebelum adanya kegiatan pengolahan, kayu yang digunakan tidak pernah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Semakin hari jumlah kayu yang dibutuhkan semakin menipis maka masyarakat sekitar membutuhkan biaya untuk penyediaan bahan baku yang mereka butuhkan.

Pengolahan mengubah bahan baku kayu menjadi kerajinan akan menghasilkan nilai tambah dan keuntungan atas produk yang telah diolah. Nilai tambah merupakan nilai produk yang dikurangi dengan total biaya produksi kecuali upah tenaga kerja. Sementara itu, keuntungan merupakan pengurangan nilai produk dengan keseluruhan biaya produksi (Hayami et al. 1987 dalam Maimun 2009). Pengolahan untuk mengubah bahan baku kayu menjadi kerajinan membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan guna mencapai tujuan pengolahan. Biaya itu antara lain biaya penyediaan bahan baku, biaya bahan penolong, biaya alat, upah tenaga kerja, dan biaya lainnya yang mempengaruhi kegiatan pengolahan.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan analisis mengenai nilai tambah terhadap pengolahan bahan baku kayu dan keuntungan atas produk jika produk tersebut diolah menjadi kerajinan. Analisis juga diperlukan dalam mengetahui jenis biaya dan seberapa besar biaya tersebut dikeluarkan sehingga distribusi biaya untuk mengolah kerajinan kayu ini dapat optimal.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah :

1. Mengetahui cara pengolahan kayu menjadi kerajinan kayu

2. Mengetahui biaya produksi yang ditimbulkan oleh pengolahan kerajinan kayu

(15)

2

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah memberikan informasi kepada pengelola mengenai nilai tambah dan keuntungan dari setiap produk yang dihasilkan serta sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan terhadap pengembangan kerajinan kayu yang terdapat di daerah tersebut.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 di Toko Harapan Kita, Desa Pulau Betung, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain kalkulator, kuisioner, alat tulis, kamera, laptop dengan Microsoft word dan Microsoft excel.

Jenis Data

Data Primer

Data primer yang dibutuhkan terdiri dari jenis produk, produksi setiap jenis produk, harga produk, harga bahan baku, ukuran bahan baku, alat yang digunakan, harga alat yang digunakan, bahan penolong yang digunakan, harga bahan penolong yang digunakan, dan data lainnya dari pihak-pihak yang berkaitan dengan kerajinan kayu.

Data Sekunder

Data sekunder yang dibutuhkan terdiri dari gambaran umum kerajinan kayu tempat dilaksanakannya penelitian dan data lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Data didapatkan dari instansi-instansi terkait.

Metode Pengumpulan Data

Metode Pengambilan Responden

Pengambilan responden dilakukan di Toko Harapan Kita yang merupakan satu dari tiga toko yang kegiatan produksinya terlengkap dengan cara mengambil informasi dan data dari pemilik toko dan semua tenaga kerja tetap.

Wawancara dan Studi Literatur

(16)

3 studi literatur dengan cara mempelajari dan mengutip buku atau catatan-catatan yang berguna untuk melengkapi data dalam penelitian.

Metode Analisis Data

Biaya Penyusutan

Menurut Tarigan (2007) penyusutan berarti menurunnya nilai dari alat yang dipakai dalam proses produksi, terutama alat yang dimiliki sendiri. Adapun Biaya penyusutan didapat dari pengurangan harga aset dengan nilai sisa dan dibagi dengan umur ekonomis. Rumus nilai penyusutan menurut Nugroho (2004) adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Np = Nilai penyusutan (Rp/tahun) I = Harga aset (Rp)

N = Masa pakai (Tahun) S = Nilai sisa (Rp) Penerimaan

Dillon dan Hardaker (1986) menyebutkan bahwa penerimaan tunai usaha tani didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan produk usaha tani. Hal ini juga berlaku untuk penerimaan usaha kerajinan kayu. Oleh karena itu, penerimaan merupakan perkalian jumlah produk dengan harga produk yang dihasilkan dan dinyatakan dalam rumus :

I = N × P

Bahan baku dapat dihitung menggunakan rumus :

Biaya produksi dapat dihitung menggunakan rumus : Bp = Hbb + Utk + Nil Keterangan :

(17)

4

Utk = Upah tenaga kerja (Rp) Nil = Nilai input lain (Rp)

Perhitungan Nilai Tambah dan Keuntungan

Hayami et al. (1987) dalam Maimun (2009) menyatakan bahwa nilai tambah merupakan nilai produk yang dikurangi dengan total biaya produksi kecuali upah tenaga kerja. Sementara itu, keuntungan merupakan pengurangan nilai produk dengan keseluruhan biaya produksi. Perhitungan nilai tambah menurut Hayami dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Analisis perhitungan nilai tambah dan keuntungan Hayami

Variabel Keterangan

Output, Input, Harga

Output/ total produksi (Kg / periode) A : Jumlah output (produk)

Input bahan baku (Kg / periode) B : Jumlah input (bahan baku)

Input Tenaga Kerja (HOK / periode) C : Input tenaga kerja

Faktor konversi (1) / (2) D = A / B, D : Faktor konversi

Koefesien tenaga kerja (3) / (2) E = C / B, E : Koefisien tenaga kerja

Harga produk (Rp /kg) F : Harga produk

Upah rata-rata tenaga kerja per HOK (Rp / HOK) G : Upah tenaga kerja Pendapatan dan Keuntungan Balas Jasa untuk Faktor Produksi

Marjin (10) – (8) (Rp / Kg) Q = J – H, Q : Marjin

(18)

5 Toko kerajinan kayu Harapan Kita merupakan tiga diantara toko yang masih memproduksi produk kerajinan kayu. Toko didirikan oleh Bapak Sulaiman pada tahun 2000. Kegiatan produksi dilaksanakan oleh Bapak Sulaiman dan dibantu dengan enam tenaga kerja tetap serta beberapa tenaga kerja tidak tetap. Produksi toko ini antara lain kursi tamu, kursi santai, kursi taman, meja osin, hiasan berbentuk ikan, patung, dan asbak. Produk-produk didesain dengan berbagai macam motif yang terkenal sebagai ukiran khas Desa Pulau Betung Provinsi Jambi karena motifnya hanya terdapat di daerah ini. Produk-produk dipasarkan di toko dan dijual melalui pameran-pameran yang ada, baik di daerah maupun di ibukota.

Struktur Organisasi Kerajinan Kayu

Menurut Carter dan Usry (2006) organisasi merupakan pembentukan unit-unit kerja dimana unit-unit-unit-unit tersebut bertujuan untuk membagi kerja secara efektif. Pembagian kerja yang efektif merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan tertentu. Toko Harapan Kita dipimpin oleh Bapak Sulaiman yang mengelola manajemen toko kerajinan sepenuhnya serta berperan pula dalam mengatur keuangan dan memasarkan barang-barang yang dihasilkan. Pengaturan keuangan dan kegiatan pemasaran juga dibantu oleh istrinya. Kegiatan produksi diserahkan kepada tenaga kerja tetap yang sehari-hari bekerja di toko dan kegiatan produksi ini diawasi pula oleh Bapak Sulaiman dan istrinya. Adapun struktur organisasi toko dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Struktur organisasi Toko Harapan Kita

Tenaga kerja pada Toko Harapan Kita berjumlah enam orang dengan tahapan kegiatan produksi yang terdiri dari pembuatan kasaran, penghalusan, dan finishing. Dalam satu tahun, kegiatan produksi melibatkan beberapa orang tenaga kerja lainnya yang berstatus sebagai tenaga kerja tidak tetap. Tenaga kerja diberi upah bukan berdasarkan hari kerja tetapi berdasarkan produk yang mereka hasilkan. Adapun tugas dari masing-masing bagian dalam toko adalah sebagai berikut:

1. Pemimpin Toko

Pemimpin toko merupakan pemilik dari Toko Harapan Kita yang memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh dalam mengatur seluruh kegiatan toko.

(19)

6

2. Keuangan

Merupakan bagian yang mengurusi keuangan toko, baik untuk membeli bahan baku, bahan penolong, biaya peralatan alat, dan segala sesuatu dalam hubungannya untuk memproduksi berbagai macam produk kerajinan kayu ini. Bagian keuangan dipegang oleh pemilik toko dan dibantu dengan istrinya. 3. Produksi

Merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan produksi. Tenaga kerja memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam masing-masing bagian kegiatan produksi. Kegiatan produksi dilakukan oleh enam tenaga kerja tetap dan dibantu dengan beberapa tenaga kerja tidak tetap lainnya.

4. Pemasaran

Merupakan bagian yang bertugas untuk memasarkan hasil produksi. Kegiatan pemasaran dilakukan di toko dan dibeberapa acara pameran baik dalam skala provinsi maupun nasional. Kegiatan ini juga dipegang oleh pemilik toko dan dibantu dengan istrinya.

Penggunaan Peralatan

Penggunaan alat dalam memproduksi kerajinan kayu merupakan bagian yang sangat penting dalam kelancaran kegiatan produksi. Pemanfaatan alat yang dilakukan secara optimal dapat menghasilkan produk yang optimal pula. Alat yang digunakan pada toko ini terdiri atas alat tradisional yang digerakkan dengan menggunakan tenaga manusia dan alat semi modern yang alatnya digerakkan dengan menggunakan tenaga manusia dan tenaga listrik. Adapun alat-alat yang digunakan dalam kegiatan produksi kerajinan kayu dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Penggunaan alat pada produksi kerajinan kayu Toko Harapan Kita

Jenis alat Jumlah

Total Penyusutan 1 487 000

(20)

7 selama 4 bulan. Setiap alat yang digunakan mengalami penyusutan. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya biaya yang biasanya disebut dengan biaya penyusutan. Biaya penyusutan terbesar terdapat pada kompor api yaitu Rp500 000/tahun. Hal ini dikarenakan kompor api memiliki umur ekonomis yang relatif singkat yaitu selama 4 bulan. Nilai penyusutan terkecil terdapat pada pahat biasa sebesar Rp15 000/tahun. Hal ini dikarenakan harga per unit pahat biasa relatif murah. Total nilai penyusutan alat sebesar Rp1 487 000/tahun.

Penerimaan dalam Satu Tahun

Toko kerajinan kayu Harapan Kita memproduksi berbagai macam jenis produk dengan berbagai motif khas Desa Pulau Betung. Total jenis produk yang dihasilkan terdiri dari 21 produk kerajinan kayu. Jenis produk yang dapat dihasilkan selama satu tahun antara lain kursi tamu motif akar, kursi tamu motif naga, kursi tamu motif kol, kursi tamu motif burung, kursi santai motif akar, kursi santai motif naga, kursi santai motif kol, kursi santai motif burung, kursi santai motif ikan, kursi taman motif ikan, kursi taman motif kol, kursi taman motif akar, meja osin motif akar, meja osin motif kol, hiasan arwana besar, hiasan arwana kecil, hiasan ikan baung, patung naga, patung burung, asbak batu, dan asbak burung. Penerimaan Toko Harapan Kita dalam satu tahun dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Penerimaan Toko Harapan Kita selama satu tahun

Jenis produk Satuan Produksi

(unit/tahun)

Total penerimaan 1 141 000 000

(21)

8

dan asbak burung. Harga produk terbesar terdapat pada kursi tamu motif naga dan kursi tamu motif burung sebesar Rp25 000 000/set sedangkan produk dengan harga terkecil yaitu asbak batu sebesar Rp15 000/buah. Dillon dan Hardaker (1986) menyebutkan bahwa penerimaan tunai usaha tani didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan produk usaha tani. Hal ini juga berlaku untuk penerimaan usaha kerajinan kayu. Oleh karena itu, penerimaan merupakan perkalian jumlah produk dengan harga produk yang dihasilkan. Penerimaan terbesar terdapat pada produk hiasan arwana besar dengan total penerimaan Rp250 000 000/tahun dan produk dengan penerimaan terendah adalah hiasan ikan baung dengan total penerimaan Rp2 000 000/tahun. Penerimaan total dari keseluruhan produksi sebesar Rp1 141 000 000/tahun. Satu set kursi terdiri dari 4 kursi dan satu meja.

Penyediaan Bahan Baku

Bahan baku untuk 21 produk kerajinan kayu berasal dari pohon-pohon yang berada di kebun milik masyarakat Desa Pulau Betung. Pohon-pohon tersebut ditebang dan dibagi perbatangnya sesuai kebutuhan bahan baku kerajinan kayu. Adapun pohon kehutanan yang biasanya digunakan sebagai bahan baku kerajinan kayu ini antara lain :

1. Gluta renghas

Menurut Krisdianto dan Dewi (2012) penyebaran Gluta renghas atau terkenal dengan nama dagang rengas dan nama botani Gluta renghas L. di dunia terdapat di Indonesia, India, Myanmar, Filipina, dan Thailand. Sementara itu, penyebarannya di Indonesia terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi. Kayu biasa digunakan sebagai mebel untuk ruang tamu, bubutan, dan ukiran. Berat jenis Gluta rengas 0.74 termasuk ke dalam kelas kuat II dan kelas awet II. 2. Fagraea fragrans

Menurut Krisdianto dan Dewi (2012) penyebaran Fagraea fragrans atau terkenal dengan nama dagang Anan dan nama botani Fagraea fragrans Roxb. Di dunia terdapat di Brunei, Myanmar, Kamboja, Fiji, Indonesia, Malaysia, Filipina, Srilanka, Thailand, dan Vietnam. Sementara itu, penyebarannya di Indonesia terdapat di Kalimantan Barat, Palembang, Jawa Barat, Sulawesi, dan Lampung. Kayu biasa digunakan sebagai mebel untuk ruang tamu, ukiran, dan bubutan. Berat jenis Fagraea fragrans 0.80 termasuk ke dalam kelas kuat II dan kelas awet I.

3. Peronema canescens

Menurut Krisdianto dan Dewi (2012) penyebaran Peronema canescens atau biasa dikenal dengan nama dagang Cherek dan nama botani Peronema canescens Jack. Di dunia terdapat di Indonesia dan Malaysia. Sementara itu, penyebarannya di Indonesia terdapat di Sumatra. Kayu biasa digunakan sebagai mebel untuk ruang tamu dan ukiran. Berat jenis Peronema canescens 0.63 termasuk ke dalam kelas kuat II dan kelas awet III.

(22)

9 Tabel 4 Volume bahan baku kerajinan kayu selama satu tahun

Jenis produk Produksi pada asbak batu dan asbak burung sebesar 0.003 m3/buah. Total volume terbesar terdapat pada kursi tamu motif akar dan kol sebesar 22.887 m3/tahunsedangkan total volume terkecil yaitu terdapat pada hiasan ikan baung sebesar 0.251 m3/tahun. Banyaknya penggunaan bahan baku selama satu tahun dipengaruhi oleh produksi setiap jenis produk.

Proses Produksi

Proses produksi merupakan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap dipasarkan. Proses produksi kerajinan kayu pada Toko Harapan Kita dilakukan secara manual dengan tahapan sebagai berikut:

1. Proses pembuatan kasaran

(23)

10

2. Proses penghalusan

Proses penghalusan menggunakan bahan penolong seperti amplas dan sanding. Kegiatan terdiri dari pengamplasan, pembakaran pori-pori kayu, dan pemberian sanding. Hal ini berguna untuk menghaluskan permukaan dan menutup pori-pori pada kayu.

3. Finishing

Kegiatan finishing yaitu terdiri dari kegiatan pengamplasan, pemberian nivon, dan pemberian pewarna pada kayu. Kegiatan ini bertujuan untuk memperhalus dan mempercantik permukaan kayu.

Pengklasifikasian Biaya Produksi Kerajinan Kayu

Biaya (cost) adalah segala pengeluaran yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan di masa yang akan datang (Putong 2003). Pengertian biaya menurut Committee on Terminology dalam Harahap (2008) adalah semua biaya yang telah dikenakan dan dapat dikurangi pada penghasilan. Pengertian biaya menurut Sudarsono (1995) yang dimaksudkan dengan biaya dalam pengertian ekonomi adalah semua beban yang harus ditanggung untuk menyediakan barang agar siap dipakai konsumen. Biaya yang digunakan dalam memproduksi kerajinan kayu yang dipisahkan menurut metode Hayami antara lain:

1. Harga bahan baku

Harga bahan baku termasuk ke dalam biaya variabel. Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas (Carter dan Usry 2006). Nilai harga bahan baku akan meningkat atau menurun sesuai dengan jumlah produk yang dibuat.

2. Upah tenaga kerja

Upah tenaga kerja merupakan imbalan balas jasa yang diberikan kepada tenaga kerja karena telah membantu mengubah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dipasarkan. Upah tenaga kerja diberikan berdasarkan banyaknya produk yang dihasilkan. Sehingga upah tenaga kerja merupakan bagian dari biaya variabel.

3. Nilai input lain

(24)

11 Tabel 5 Biaya-biaya produksi kerajinan kayu setiap produk

Jenis produk Harga semua jenis kursi tamu sebesar Rp1 500 000/set sedangkan yang terkecil terdapat pada produk asbak sebesar Rp1 000/buah. Upah tenaga kerja terbesar terdapat pada kursi tamu motif naga dan kursi tamu motif burung sebesar Rp7 500 000/set dan terkecil pada asbak batu dan asbak burung sebesar Rp10 000/buah. Nilai input lain terbesar terdapat pada kursi tamu yaitu Rp1 232 058/set sedangkan nilai input lain terkecil terdapat pada asbak batu dan asbak burung sebesar Rp9 824/buah. Biaya produksi terbesar terdapat pada kursi tamu motif naga dan burung sebesar Rp10 232 058/set sedangkan biaya produksi terkecil yaitu asbak batu dan asbak burung sebesar Rp20 824/buah.

Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan Kerajinan Kayu

(25)

12

Tabel 6 Nilai tambah produk dari yang terbesar hingga terkecil

Jenis produk Harga

Tabel 6 menjelaskan bahwa nilai tambah terbesar terdapat pada kursi tamu motif naga dan burung yaitu Rp22 267 942/set atau setara dengan Rp9 728 240/m3 dengan persentase nilai tambah sebesar 89.072%. Hal tersebut berarti dari harga output yang dihasilkan maka sebesar 89.072% merupakan nilai tambah yang diperoleh. Produk dengan nilai tambah terbesar terdapat pada Gambar 2.

(a) (b)

Gambar 2 Jenis-jenis produk dengan nilai tambah terbesar: (a) Kursi tamu motif naga; (b) kursi tamu motif burung

(26)

13

Gambar 3 Jenis produk dengan nilai tambah terkecil asbak batu

Total nilai tambah dalam satu tahun dipengaruhi oleh produksi masing-masing produk. Total nilai tambah dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Total nilai tambah selama satu tahun Toko Harapan Kita

Jenis produk Produksi

Total nilai tambah 941 368 014

(27)

14

Tabel 8 Keuntungan produk dari yang terbesar hingga terkecil

Jenis produk Nilai tambah

(Rp/unit)

Proses pengolahan yang dilakukan selain dapat menimbulkan nilai tambah juga dapat menimbulkan keuntungan. Tabel 8 menggambarkan keuntungan dari yang terbesar hingga terkecil. Kursi tamu motif naga dan burung mendapatkan keuntungan terbesar yaitu Rp14 767 942/set atau setara dengan Rp6 451 700/m3 dengan persentase sebesar 59.072%. Hal ini berarti dari harga output maka sebesar 59.072% merupakan keuntungan dari produk. Produk dengan keuntungan terbesar terdapat pada Gambar 4.

(a) (b)

Gambar 4 Jenis-jenis produk dengan keuntungan terbesar: (a) Kursi tamu motif naga; (b) kursi tamu motif burung.

(28)

15

Gambar 5 Jenis produk dengan keuntungan terkecil hiasan arwana kecil Nilai keuntungan dan rasio persentase bernilai negatif dikarenakan besarnya upah tenaga kerja lebih tinggi daripada nilai tambah yang dihasilkan. Selang keuntungan yang diperoleh yaitu berkisar antara -81.535% sampai dengan 76.288%. Total keuntungan selama satu tahun dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Total keuntungan selama satu tahun Toko Harapan Kita dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Total keuntungan selama satu tahun Toko Harapan Kita

Jenis produk Produksi

Total keuntungan 604 768 014

(29)

16

Balas Jasa Masing-Masing Faktor

Kegiatan pengolahan yang dilakukan melibatkan banyak faktor yaitu adanya tenaga kerja, bahan penolong, dan keuntungan yang diperoleh atas kegiatan pengolahan itu sendiri. Adapun besaran persentase yang didapat oleh setiap faktor dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Balas jasa masing-masing faktor

Jenis produk Upah tenaga kerja

(%)

Nilai input lain (%)

Keuntungan (%)

Kursi santai motif naga 14.655 6.488 78.856

Kursi santai motif burung 14.655 6.488 78.856

Patung naga 20.755 3.437 75.809

Patung burung 20.755 3.437 75.809

Kursi santai motif ikan 16.071 13.440 70.488

Kursi santai motif kol 19.565 16.362 64.073

Kursi tamu motif naga 31.915 5.243 62.842

Kursi tamu motif burung 31.915 5.243 62.842

Hiasan arwana besar 34.694 2.634 62.672

Kursi santai motif akar 21.739 16.362 61.899

Kursi tamu motif akar 38.095 11.734 50.171

Kursi tamu motif kol 38.095 11.734 50.171

Asbak burung 29.412 28.895 41.694

Kursi taman motif ikan 27.692 40.924 31.384

Kursi taman motif kol 27.692 40.924 31.384

Kursi taman motif akar 27.692 40.924 31.384

Hiasan ikan baung 76.923 13.617 9.460

Meja osin motif akar 57.500 45.985 -3.485

Meja osin motif kol 57.500 45.985 -3.485

Asbak batu 71.429 70.173 -41.601

Hiasan arwana kecil 157.895 27.951 -85.845

(30)

17

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pengolahan kerajinan kayu di Desa Pulau Betung khususnya Toko Harapan Kita dengan memanfaatkan kayu dari jenis Gluta renghas, Fagraea fragrans, dan Peronema canescens. Proses produksi dilakukan secara manual dengan menggunakan alat tradisional dan semi modern. Kegiatan produksi yang dilakukan terdiri dari kegiatan pembuatan kasaran, kegiatan penghalusan, dan finishing. Biaya produksi terbesar yaitu dengan produk kursi tamu motif naga dan burung sebesar Rp10 232 058/set. Sedangkan biaya produksi terkecil yaitu asbak batu dan asbak burung yaitu sebesar Rp20 824/buah.

Kegiatan pengolahan dapat menimbulkan nilai tambah pada poduk yang dihasilkan. Produk dengan nilai tambah terbesar yaitu produk kursi tamu motif naga dan burung dengan nilai tambah sebesar Rp22 267 942/set atau setara dengan Rp9 728 240/m3 sedangkan nilai tambah yang terkecil terdapat pada produk asbak batu dengan nilai tambah sebesar Rp4 176/buah atau setara dengan Rp1 391 949/m3. Total nilai tambah yang dihasilkan selama satu tahun dalam kegiatan pengolahan kerajinan kayu sebesar Rp941 368 014/tahun. Selang nilai tambah yang dihasilkan dari 21 produk yaitu berkisar antara 27.839% sampai dengan 95.419%. Keuntungan terbesar terdapat pada kursi tamu motif naga dan burung sebesar Rp14 767 942/set atau setara dengan Rp6 451 700/m3 dan terendah pada produk hiasan arwana kecil sebesar Rp-81 553/buah atau setara dengan Rp-3 262 123/m3. Selang keuntungan yang dihasilkan yaitu berkisar antara -81.553% sampai dengan 76.228%. Total keuntungan yang didapat selama satu tahun yaitu sebesar Rp604 768 014/tahun. Produk yang memiliki keuntungan bernilai negatif seperti meja osin motif akar dan kol, hiasan arwana kecil serta asbak batu tetap diproduksi dikarenakan permintaan terhadap produk-produk tersebut tetap ada. Hal ini merupakan salah satu strategi dari toko untuk mempertahankan konsumennya.

Saran

Perlu dilakukan pengoptimalan biaya produksi pada setiap produk yang dihasilkan sehingga dapat memperkecil keuntungan yang bernilai negatif. Bagi pemerintah perlu adanya pembinaan lebih lanjut kepada masyarakat penyedia bahan baku terhadap upaya mempertahankan kelangsungan tersedianya bahan baku.

DAFTAR PUSTAKA

(31)

18

Dillon JL, Hardaker JB. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Perkembangan Petani Kecil. Soekartawi, Soeharjo A, penerjemah. Jakarta (ID): UI Pr. Terjemahan dari: Farm Management Research for Small Development.

Harahap SS. 2008. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada.

Krisdianto, Dewi LM. 2012. Jenis Kayu untuk Mebel. Bogor (ID): PUSTEKOLAH.

Maimun. 2009. Analisis pendapatan usaha tani, nilai tambah dan saluran pemasaran kopi arabika organik dan non oganik Aceh Tengah – kasus pengolahan bubuk kopi ulee kareng di Banda Aceh. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nugroho B. 2004. Ekonomi Keteknikan (Engineering Economic) Analisis Finansial Investasi Kehutanan & Pertanian. Bogor (ID): IPB Pr.

Putong I. 2003. Ekonomi Mikro dan Makro. Edisi ke-2. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.

Sudarsono. 1995. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi Revisi. Jakarta (ID): LP3ES. Tarigan R. 2007. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Jakarta

(32)

19 Lampiran 1 Nilai input lain

Jenis produk

Lampiran 2 Upah tenaga kerja

Jenis produk Pembagian kerja (Rp/unit) Total

(33)

20

Lampiran 3 Ukuran bahan baku

Jenis produk Satuan Ukuran kursi (m3/satuan) Ukuran meja

(m3/satuan)

Kursi tamu motif akar set 0.8×0.7×1 1.2×1×0.55

Kursi tamu motif naga set 0.8×0.7×1 1.2×1×0.55

Kursi tamu motif kol set 0.8×0.7×1 1.2×1×0.55

Kursi tamu motif burung set 0.8×0.7×1 1.2×1×0.55

Kursi santai motif akar set 0.55×0.45×1 0.8×0.7×0.5

Kursi santai motif naga set 0.55×0.45×1 0.8×0.7×0.5

Kursi santai motif kol set 0.55×0.45×1 0.8×0.7×0.5

Kursi santai motif burung set 0.55×0.45×1 0.8×0.7×0.5

Kursi santai motif ikan set 0.55×0.45×1 0.8×0.7×0.5

Kursi taman motif ikan set 0.45×0.4×0.45 0.45×0.4×0.45

Kursi taman motif kol set 0.45×0.4×0.45 0.45×0.4×0.45

Kursi taman motif akar set 0.45×0.4×0.45 0.45×0.4×0.45

Meja osin motif akar buah 0.8×0.35×1.2

Meja osin motif kol buah 0.8×0.35×1.2

Hiasan ikan arwana besar buah 2×0.4×1

Hiasan arwana kecil buah 0.4×0.2×0.15

Hiasan ikan baung buah 0.4×0.2×0.15

Patung naga buah 0.8×0.5×0.5

Patung burung buah 0.8×0.5×0.5

Asbak batu buah 0.15×0.15×0.15

Asbak burung buah 0.15×0.15×0.15

Lampiran 4 Bahan penolong untuk kursi tamu

Jenis Jumlah Satuan Harga (Rp/satuan)

Amplas kasar pembakaran 1.0 meter 100 000

Amplas kasar plitur 20.0 keping 4 000

Amplas halus pembakaran 1.5 meter 100 000

(34)

21 Lampiran 5 Bahan penolong untuk kursi santai

Jenis Jumlah Satuan Harga (Rp/satuan)

Amplas kasar pembakaran 0.5 meter 100 000

Amplas kasar plitur 10.0 keping 4 000

Amplas halus pembakaran 0.5 meter 100 000

Amplas halus plitur 10.0 keping 4 000

Lampiran 6 Bahan penolong untuk kursi taman

Jenis Jumlah Satuan Harga (Rp/satuan)

Amplas kasar pembakaran 0.5 meter 100 000

Amplas kasar plitur 10.0 keping 4 000

Amplas halus pembakaran 0.5 meter 100 000

Amplas halus plitur 10.0 keping 4 000

Lampiran 7 Bahan penolong untuk meja osin

Jenis Jumlah Satuan Harga (Rp/satuan)

Amplas kasar pembakaran 1.0 keping 10 000

Amplas kasar plitur 5.0 keping 4 000

Amplas halus pembakaran 1.0 keping 10 000

(35)

22

Lampiran 8 Bahan penolong untuk hiasan arwana besar

Jenis Jumlah Satuan Harga (Rp/satuan)

Amplas kasar pembakaran 1.0 keping 10 000

Amplas kasar plitur 5.0 keping 4 000

Amplas halus pembakaran 1.0 keping 10 000

Amplas halus plitur 5.0 keping 4 000

Lampiran 9 Bahan penolong untuk hiasan arwana kecil dan baung

Jenis Jumlah Satuan Harga (Rp/satuan)

Amplas kasar pembakaran 1.00 keping 10 000

Amplas kasar plitur 1.00 keping 4 000

Amplas halus pembakaran 1.00 keping 10 000

Amplas halus plitur 1.00 keping 4 000

Lampiran 10 Bahan penolong untuk patung

Jenis Jumlah Satuan Harga (Rp/satuan)

Amplas kasar pembakaran 1.00 keping 10 000

Amplas kasar plitur 1.00 keping 4 000

Amplas halus pembakaran 1.00 keping 10 000

(36)

23 Lampiran 11 Bahan penolong untuk asbak/30 buah

Jenis Jumlah Satuan Harga

(Rp/satuan)

Amplas kasar pembakaran 6.00 keping 10 000

Amplas kasar plitur 6.00 keping 4 000

Amplas halus pembakaran 6.00 keping 10 000

Amplas halus plitur 6.00 keping 4 000

Sanding 1.00 kaleng 45 000

Nivon 0.25 kaleng 45 000

Tiner 2.00 liter 10 000

Pewarna 1.00 bungkus 1 000

Melamik wood 0.25 kaleng 25 000

Kuas 2.00 buah 5 000

Minyak tanah 2.00 liter 10 000

Bensin 2.00 liter 4 500

(37)

24

Lampiran 12 Kuisioner

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

1. Jenis produk apa sajakah yang di produksi dalam satu tahun ?

No. Jenis produk Satuan Produksi dalam

1 tahun

Harga (Rp)

1

2

2. Jenis kayu apa sajakah yang digunakan sebagai bahan baku ? 3. Bagaimanah ukuran dan harga bahan baku setiap produk ?

No. Jenis produk Ukuran bahan baku

(m3)

Harga bahan baku (Rp)

1

2

4. Alat-alat apa sajakah yang digunakan dalam kegiatan produksi ?

No. Jenis peralatan Jumlah Satuan Harga (Rp) Umur

ekonomis (Thn)

1

2

5. Bahan penolong apa sajakah yang digunakan dalam proses produksi ?

No. Jenis Jumlah Satuan Harga (Rp)

1

2

6. Adakah biaya lain yang dikeluarkan dalam proses produksi ?

No. Jenis biaya (Rp) Jumlah (Rp)

1

2

7. Bagaimanakah kegiatan produksinya ? 8. Berapa besarkah upah tenaga kerja ?

No. Jenis produk Upah tenaga kerja

1

(38)

25

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jambi pada tanggal 10 November 1990 dari ayah Lukman, SPdi dan ibu Azra. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Batanghari pada tahun 2009 dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan. Penulis mengikuti kegiatan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Cikeong dan Tangkuban Perahu pada tahun 2011 serta mengikuti kegiatan Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi pada tahun 2012. Tahun 2013 penulis mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Arfak Indra Papua Barat. Penulis juga aktif pada organisasi kemahasiswaan Forest Management Student Club (FMSC) IPB, anggota Kelompok Studi Sosial Ekonomi dan Kebijakan serta mengikuti kepanitiaan dalam kegiatan-kegiatan di Fakultas Kehutanan IPB.

Gambar

Tabel 2  Penggunaan alat pada produksi kerajinan kayu Toko Harapan Kita
Tabel 3  Penerimaan Toko Harapan Kita selama satu tahun
Tabel 4  Volume bahan baku kerajinan kayu selama satu tahun
Tabel 5  Biaya-biaya produksi kerajinan kayu setiap produk
+6

Referensi

Dokumen terkait

) merupakan jenis primata dari Marga Presbytis yang dikatagorikan dengan status langka, merupakan satwa endemik yang tersebar hanya dibagian Utara Danau Toba, di

Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik pisik maupun non pisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan

Seperti paparan di atas maka media pembelajaran berbasis metode Montessori sangat cocok digunakan karena berdasarkan hasil dari sumber yang peneliti dapat dari hasil wawancara

Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Daerah perlumenyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasamapemerintah

Sasaran strategis untuk tingkat keuntungan, tingkat pendapatan, tingkat pemenuhan kewajiban jangka pendek dan tingkat produktivitas (perspektif keuangan) belum mencapai target

Tujuan S trategis, Lag & Lead Indicator Perspektif Proses Bisnis Internal Pada perspektif proses bisnis internal, tujuan strategis yang ingin dicapai perusahaan

dilakukan oleh penyelenggara kesehatan melalui program pengendalian malaria yang sudah berjalan namun terdapat kesenjangan kebutuhan masyarakat dengan ketersediaan

Kecerdasan adversitas yang tinggi ditambah dengan konsistensi diri dalam belajar dan bersikap akan mempengaruhi prestasi belajar matematika secara bersama-sama, Peserta didik