• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( SMK3 ) DI PT. PATRA TRADING MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( SMK3 ) DI PT. PATRA TRADING MALANG"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA ( SMK3 ) DI PT. PATRA TRADING

MALANG

SKRIPSI

Disusun Oleh :

MUHAMMAD SYAUQI MARDIKO 06810009

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA ( SMK3 ) DI PT. PATRA TRADING

MALANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Sebagai Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S-1) Psikologi

Disusun Oleh :

Muhammad Syauqi Mardiko 06810009

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja ( SMK3 ) di PT. Patra Trading Malang.

Nama Peneliti : Muhammad Syauqi Mardiko

No.Induk Mahasiswa : 06810009

Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Waktu Penelitian : 15 Desember 2010 s/d 10 Januari 2010

Malang, 10 Februari 2011

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi telah diuji oleh Dewan Penguji

Tanggal : 5 Februari 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Drs. Tulus Winarsunu, M.Si _________________

Anggota Penguji : 1 M. Shohib, S.Psi, M.Si _________________

2 Zakarija Achmat, M.Si _________________

3 Trimuji Ingarianti, M.Psi _________________

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Syauqi Mardiko

Nim : 06810009

Fakultas/Jurusan : PSIKOLOGI/PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Menyatakan bahwa Skripsi / Karya Ilmiah :

Judul :

“Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3 ) di

PT. Patra Trading Malang”

1. Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun

keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah / skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan

Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi akademik

sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui, Malang, 10 Februari 2011

Ketua Program Studi Yang Menyatakan,

(6)

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

serta salam sejahtera bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW, atas rahmat,

kekuatan,karunia, taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul :

“PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA ( SMK3 ) SI PT. PATRA TRADING MALANG”

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulis

banyak melibatkan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tuaku yang tercinta yang tak pernah lelah memberikan do’a dan

semangat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi dan selaku

Dosen Pembimbing I atas waktu yang telah diberikan dan bimbingannya kepada

penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak M. Shohib, S.Psi, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang juga dengan

sabar memberikan bimbingan, arahan, dan masukan hingga terselesaikannya

skripsi ini.

4. Bapak Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si, selaku Dosen Wali yang telah banyak

memberikan dukungan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kakak dan adik-adikku yang selalu menjadi penghibur dan memberikan semangat

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-temanku yang selalu ada dan ngumpul di Tirto Utomo gang 4 no 15, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Thanks Guys…

7. Suluruh Mahasiswa Psikologi angkatan 2006 Universitas Muhammadiyah

Malang.

Semoga bantuan, dorongan serta motivasi yang diberikan mendapat ridho dari

Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, AMIN.

(7)

ii A.Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 10

1. Pengertian Sistem Manajemen K3 ... 10

2. Tujuan dan Sasaran Sistem Manajemen K3 ... 11

3. Penerapan SMK3 dalam Organisasi ... 11

B.Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 12

1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 12

2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 12

3. Upaya perlindungan Keselamatan Kerja ... 13

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 14

C.Penerapan Sistem Manajemen K3 ... 14

1. Kebijakan dan Komitmen ... 14

2. Tinjauan Awal Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 15

3. Perencanaan Sistem Manajemen K3 ... 16

4. Implementasi dan Operasional Sistem Manajemen K3... 17

(8)

iii

6. Tinjauan Manajemen ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A.Rancangan Penelitian ... 22

B.Batasan Istilah ... 22

C.Subjek Penelitian ... 23

D.Teknik Pengumpulan Data ... 23

E.Analisa Data ... 25

F. Keabsahan Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 27

B.Analisa Data ... 39

C.Pembahasan ... 42

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 48

B.Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(9)

iv

DAFTAR TABEL

(10)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Guide interview ... 54

Lampiran 2. Dokumentasi Foto ... 57

Lampiran 3. Organisasi Tanggap Darurat ... 63

Lampiran 4. Hasil Wawancara Subjek ( Verbatim ) ... 65

Lampiran 5. Kebijakan Mutu dan K3 PT. Patra Trading Malang... 83

Lampiran 6. Sertifikat Pelatihan K3 Operator PT. Patra Trading Malang ... 84

(11)

vi

Moleong, L.J. ( 2008 ). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muljono E.L, ( 1997). Peraturan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja. Harvarindo. Jakarta.

Rahimah ( 2008 ) Penerapan SMK3 oleh P2K3 untuk meminimalkan kecelakaan

kerja di PT. Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008. Skripsi FKM

Universitas Sumatera Utara Medan. Tidak diterbitkan.

Ramli S, (2009). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penerbit PT. Dian Rakyat, Jakarta.

Silalahi B.N.B ( 1991 ). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. PT. Putaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Sugiyono. ( 2008 ). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Wahyu R.S ( 2006 ). Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Cv. Sahabat Di Klaten.

Skripsi STAIN Surakarta. Tidak diterbitkan.

Winarsunu T, ( 2008 ). Psikologi Keselamatan Kerja, UMM Press.

Unit Diklat PTKL, 2000, Studi evaluasi perencanaan Pengelolaan Lingkungan

Melalui Pendekatan Eko-Efisiensi. .Probolinggo. Tidak diterbitkan

(12)

vii

(http://penyihir.multiply.com/journal/item/9). Penerapan TQM ( Total Quality Mangjement). Diakses tanggal 8 agustus 2010.

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Era Globalisasi sekarang ini, dunia industri tumbuh berkembang

dengan sangat pesat. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arus globalisasi tersebut

membawa pengaruh besar bagi dunia industri. Namun pemanfaatan teknologi dalam

proses industri mengandung berbagai resiko. Dampak negative akibat kemajuan

tekhnologi yang dirasakan oleh orang amerika ( Brauer, 1990 ) antara lain berupa

semakin meningkatnya kejadian-kejadian kecelakaan, baik yang terjadi ditempat

kerja, jalan raya atau dirumah. Setiap tahun terdapat lebih dari 100.000 kecelakaan

yang menyebabkan kematian dan hampir 11 juta orang menjadi cacat. ( Winarsunu,

2008:2 )

Sebuah Organisasi baik perusahaan maupun instansi dalam melakukan

aktivitasnya sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang mendukung usaha

pencapaian tujuan yang telah di tetapkan oleh perusahaan atau organisasi.

Bagaimanapun lengkap dan canggihnya sumber-sumber daya non manusia yang

dimiliki oleh suatu perusahaan, tidaklah menjadi jaminan bagi perusahaan tersebut

untuk mencapai suatu keberhasilan. Jaminan untuk dapat berhasil, lebih banyak

ditentukan oleh sumberdaya yang mengelola, mengendalikan dan mendayagunakan

sumberdaya non-manusia yang dimiliki, oleh karena itu masalah karyawan

merupakan masalah yang besar yang harus mendapat perhatian bagi perusahaan, jadi

mempertahankan kondisi karyawan merupakan hal yang penting dilakukan oleh

setiap perusahaan. Dalam operasional kerja suatu industri, khususnya industri berat,

tentunya mengandung potensi bahaya yang sangat tinggi (hazard). Kecelakaan,

penyakit dan cedera dapat menggangu jalannya suatu pekerjaan, mengganggu

rutinitas dan pada akhirnya akan menimbulkan biaya tambahan dan kerugian lainnya.

Suma’mur dalam Wahyu R.S ( 2006 ) Menyatakan bahwa Program kesehatan

kerja tidak terlepas dari program keselamatan kerja, karena dua program tersebut

tercakup dalam pemeliharaan terhadap karyawan. Keselamatan kerja merupakan

keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses

(14)

2

pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja, baik di darat, di dalam

tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara. “Keselamatan kerja

merupakan sarana untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat

kecelakaan kerja”. Soeprihanto dalam Wahyu R.S ( 2006 ) Menyatakan bahwa Teori

Penyebab kecelakaan kerja ada empat faktor diantaranya adalah faktor nasib dari

para karyawan, faktor lingkungan fisik pada karyawan, seperti mesin, gedung,

ruangan, peralatan. Faktor kelalaian manusia dan faktor ketidakserasian kombinasi

faktor-faktor produksi yang dikelola dalam perusahaan. Keselamatan kerja erat

bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Dengan tingkat

keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit,

cacat dan kematian dapat ditekan sekecil-kecilnya. Tingkat keselamatan yang tinggi

sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang

produktif dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang

tinggi.

Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) dalam

Permenaker 05/Men/1996 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan

yang meliputi stuktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,

prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,

pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja

dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna

terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Asfahl dalam Winarsunu (2008 : 92) menyatakan bahwa meskipun sikap

pekerja terhadap keselamatan kerja merupakan hal penting, akan tetapi akan menjadi

tidak efektif jika komitmen tentang keselamatan kerja manajemen tidak ada. Wexley

& Yulk dalam Winarsusnu ( 2008 : 92 ) juga menegaskan bahwa faktor tunggal yang

paling penting dalam menentukan efektivitas program keselamatan kerja adalah

keterlibatan dan komitmen top-level management.

Telkom Divre-I Sumatra adalah contoh perusahaan ya ng menerima 11

(sebelas) penghargaan Zero Accident Award dan SMK3 (Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Award dari pemerintah RI. Sebab hal itu

mencerminkan bahwa Telkom menjadi salah satu perusahaan yang berhasil dan

(15)

3

(SMK3) secara baik, sehingga selanjutnya diharapkan bisa meningkatkan layanannya

kepada masyarakat. Kepada seluruh jajaran Manajemen Telkom Sumatra,

Muhammad Awaluddin berharap, penghargaan yang diberikan pemerintah ini dapat

menjadi spirit dan motivasi untuk lebih peduli pada keselamatan kerja. Seperti

diketahui, dalam upaya menerapkan meningkatkan Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja pihak Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi secara rutin

memberikan penghargaan kepada berbagai institusi/BUMN pemerintah dan swasta

dengan jangka waktu berbeda. Bagi badan usaha yang memiliki pekerja lebih dari

100 orang seperti halnya Telkom, periode penilaiannya dilakukan 3 (tiga) tahunan

dengan kategori penilaian meliputi waktu dan jam kerja. Bila selama 3 (tiga) tahun

berturut-turut tidak terjadi kecelakaan kerja (yang mengakibatkan karyawan tidak

bekerja selama 2 (dua) hari atau mencapai 4, 8 juta jam tanpa kecelakaan, maka

perusahaan tersebut bisa diusulkan untuk menerima penghargaan dari pemerintah.

Penghargaan serupa juga didapatkan oleh PT. Honda Prospect Motor (HPM), atpm

mobil Honda, menerima penghargaan Kecelakaan Nihil atau Zero Accident Award

dari pemerintah Republik Indonesia hari Rabu (14/10) di Jakarta. HPM berhasil

menerima Zero Accident Award karena mampu mengumpulkan jam kerja tanpa

kecelakaan sebanyak 17.500.090 jam kerja. Berdasarkan syarat yang diajukan

pemerintah, sebuah perusahaan layak menerima penghargaan ini setelah

mengumpulkan 6.000.000 jam kerja tanpa kecelakaan atau tidak kehilangan jam

kerja selama 3 tahun berturut-turut. Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan

kerja di lingkungannya, PT HPM membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (P2K3) yang bertugas memastikan setiap proses pekerjaan berjalan

sesuai dengan standar keselamatan yang telah ditentukan. Tugas panitia ini antara

lain menjamin ketersediaan perangkat keselamatan seperti Alat Pelindung Diri

(APD) yang sesuai standar untuk beragam lini produksi, sistem proteksi kebakaran,

mobil emergency, dan sebagainya. Berbagai pelatihan dan seminar keselamatan dan

kesehatan kerja juga dilakukan secara berkala untuk memberikan pengetahuan

kepada karyawan mengenai identifikasi potensi bahaya yang ada di tempat kerja

sehingga dapat menghindari timbulnya kecelakaan di tempat kerja.

(16)

4

Hal ini menunjukan bahwa penerapan SMK3 atau keterlibatan dan komitmen

perusahaan terhadap penerapan K3 dalam perusahaan merupakan faktor penting

untuk berjalannya suatu industri yang kompetitif, aman, dan Efisien dalam

menghadapi pasar terbuka.

Dari hasil penelitian Junita (2005 : 1) diperoleh bahwa secara umum persepsi

tenaga kerja terhadap SMK3 kurang baik oleh sebab itu perlu dilaksanakan

sosialisasi untk menginformasikan berbagai hal tentang K3, serta perlu dibuat

pelatihan tentang SMK3 secara kontiniu dan harus dipastikan bahwa tenaga kerja

dapat mengerti dengan baik materi pelatihan tersebut, dan yang tidak kalah

pentingnya sangat diperlukan pengawasan dan pemantauan pihak manajamen

perusahaan dalam melaksanakan SMK3 ditempat kerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahimah (2008 : 1) tentang penerapan SMK3

di PT Wijaya Karya Beton Medan menunjukan bahwa penerapan SMK3 yang

dilakukan oleh PT Wijaya Karya Beton telah dilakukan dengan baik dan juga

perusahaan mulai membangun komitmen dan kebijakan K3 berdasarkan pada

identifikasi bahaya dan penilaian resiko, serta melakukan K3 dengan baik dengan

pengukuran dan evaluasi serta tinjauan ulang oleh pihak manajemen. Dalam

perusahaan ini telah menerapkan ketentuan-ketentuan pelaksanakan SMK3,

diantaranya perusahaan ini telah melakukan perencanaan SMK3. Menurut Permnaker

No.05/MEN/1996 Lampiran 1 perusahaan harus menjelaskan tentang perencanaan,

tujuan dan sasaran serta kebijakan K3 perusahaan kepada seluruh tenaga kerja

khususnya anggota P2K3. Ditahun 1999, perusahaan sudah mulai membangun

komitmen K3 dengan melibatkan seluruh karyawan, staf serta pihak manajemen.

Komitmen yang dilakukan manajemen cukup tinggi yaitu dengan disusunnya

kebijakan K3 mulai dari tingkat koorporasi sampai ke anak perusahaan. Kebijakan

yang dilakukan oleh perusahaan ini salah satunya adalah selalu mengutamakan

Keselamatan dan Kesehatan dalam Melaksanakan setiap tahapan operasi perusahaan

sesuai dengan prinsip-prinsip K3, hal ini didukung dengan pembentukan P2K3

(Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Perusahaan juga melakukan

training tentang K3 secara berkala kepada seluruh karyawan.

Dalam studi evaluasi perencanaan penegelolaan lingkungan melalui

(17)

5

PROBOLINGGO) Dalam seluruh kegiatan perusahaan, selalu menerapkan system

manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta berusaha semaksimal mungkin

mencapai efisiensi dan produktifitas melalui perbaikan teknologi, sistem organisasi

dan manajemen yang berkesinambungan serta mematuhi pelaksanaan peraturan/

Undang- Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berlaku. Merencanakan,

melaksanakan, memonitor dan menyempurnakan manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja untuk tercapainya peningkatan kesejahteraan, keselamatan dan

kesehatan kerja bagi seluruh karyawan serta pencegahan terhadap kejadian yang

dapat menimbulkan kerugian baik menyangkut manusia maupun harta milik

perusahaan sebagai akibat suatu kecelakaan. Seluruh karyawan PT. Kertas Leces

(persero), karyawan anak perusahaan dan karyawan yayasan perusahaan yang berada

di bawah naungan PT. Kertas Leces, wajib memahami, menghayati dan menerapkan

ketetapan tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam kegiatan sehari- hari di

unit kerja masing- masing serta berkewajiban memelihara dan menciptakan

lingkungan kerja yang ringkas, rapi, resik, rawat, rajin (5R). Seluruh karyawan PT.

Kertas Leces (persero), karyawan anak perusahaan dan karyawan yayasan

perusahaan yang berada di bawah naungan PT. Kertas Leces, wajib mengikuti

pelatihan dan penyegaran – penyegaran mengenai keselamatan dan kesehatan kerja

serta pelatihan penanggulangan keadaan darurat dan bencana pabrik secara teratur

dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh perusahaan. Pengawasan dan

pembinaan pelaksanaan penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja dilakukan oleh suatu panitia Pembina keselamatan dan kesehatan kerja PT.

Kertas Leces (persero) dengan dibantu oleh para pejabat fungsional Dinas

Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja ini

merupakan komitmen seluruh karyawan dan manajemen PT. Kertas Leces (persero).

Penerapan K3 di perusahaan sesungguhnya merupakan suatu kebutuhan, baik

dalam rangka pertimbangan ekonomi maupun kepatuhan terhadap peraturan yang

berlaku dalam rangka mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan. Salah satu

bentuk penerapan K3 yang dilakukan oleh suatu perusahaan adalah program untuk

lebih meminimalisasi angka kecelakaan dalam sebuah proyek konstruksi bangunan

gedung, adalah sebuah sistem kontrol pada manajemen dan kualitas proyek secara

(18)

6

pemilik proyek sampai pada manajemen dan pelaksana proyek, melaksanakan

kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja secara menyeluruh. Contoh dari

penerapan TQM yaitu setiap pelanggaran yang berhubungan dengan K3 yang

dilakukan oleh semua pihak terkait, baik itu para pekerja ataupun dari pihak

manajemen harus ditentukan sanksinya dengan tegas, misalnya melakukan

Pelanggaran seperti tidak memakai helm pengaman, tidak memakai sepatu boot,

merokok pada waktu bekerja dan bentuk pelanggaran terhadap larangan-larangan

yang lain (yang tentunya, larangan-larangan tersebut sudah disepakati bersama

sebelum proyek dilaksanakan), direkam dengan menggunakan kamera tersebut.

Konsekuensi dari pelanggaran ketentuan keselamatan kerja adalah berupa denda.

(http://penyihir.multiply.com/journal/item/9)

PT. Patra Trading merupakan perusahaan jasa tingkat nasional khususnya di

bidang industri migas yang merupakan anak perusahaan dari Pertamina ( A

SUBSIDIARY OF PERTAMINA PT. PATRA TRADING ). Perusahaan ini

didukung dengan empat unit bisnis, antara lain LPG SERVICES, LPG-RELATED

SERVICES, OTHER SERVICES, TRADING. Dari paparan tersebut agar lebih

spesifik pembahasannya, maka penulis mengarah ke satu sektor untuk penelitiannya

dari ke empat sektor di atas yaitu pada sektor “ LPG SERVICES “, yang mana

sector tersebut berfokus dalam bidang pelayanan jasa pengisian LPG (Liquified

Petroleum Gas) yang operasinya biasa kita kenal dengan sebutan SPBE (Stasiun

shiftnya bekerja selama 8 jam kerja di shift dengan pengaturan jam kerja yaitu shift

pertama mulai kerja jam 06.00 pagi s/d jam 14.00 siang, shift kedua mulai kerja jam

14.00 s/d jam 22.00 malam. Perusahaan ini termasuk dalam perusahaan dengan

tingkat resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Hal ini terlihat dari proses produksinya

yang menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi sehingga menimbulkan potensi

bahaya yang cukup tinggi dan sangat berpotensi besar atau beresiko terhadap

(19)

7

sangat mudah terbakar hal tesebut dapat dipicu oleh panas, bunga api atau api karena

uap dapat bergerak menuju sumber panas atau kebalikannya. Kemasan LPG juga

dapat meledak. Bahaya Kesehatan yang dapat ditimbulkan yaitu Uap LPG dapat

menyebabkan pusing kepala atau sesak napas, Sentuhan dengan LPG akan

mengakibatkan kebekuan yang parah, asap dari LPG yang terbakar mengandung gas

yang mengganggu kesehatan dan beracun. Apabila LPG bersentuhan dengan kulit,

akan menimbulkan luka bakar dingin yang serius uap LPG tidak boleh dihirup.

Konsentrasi uap yang tinggi akan menyebabkan pusing kepala dan sesak nafas

karena kekurangan oksigen. Dalam perusahaan ini telah diterapakan SMK3 dan

ketentuan K3LL (Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lindungan Lingkungan)

yang harus dipatuhi dan dipahami oleh semua staff, pimpinan, pekerja dan seluruh

personil yang terlibat dalam penanganan dan perawatan mesin-mesin yang digunakan

dalam pengisian tabung LPG. Semua staff, karyawan maupun pimpinan mempunyai

tanggung jawab sendiri-sendiri dalam penerapan keselamatan kerja atau aspek-aspek

K3 dalam kendali mereka, termasuk kepatuhan pada persyaratan K3 di perusahaan.

Penerapan keselamatan kerja yang dilakukan oleh perusahaan ini sangatlah ketat, hal

ini terlihat dari awal memasuki area kantor dan tempat pengisian LPG, terdapat

tanda-tanda peringatan dan rambu-rambu yang berisi larangan membawa Handphone

(HP), korek api, dan kamera foto untuk memasuki area perusahaan, tanda-tanda dan

rambu-rambu peringatan telihat jelas dan mudah dipahami oleh setiap orang yang

berada diarea SPBE. Setiap karyawan, staff maupun pimpinan, semua memakai APD

apabila memasuki area SPBE, budaya atau kepatuhan terhadap peraturan tentang

keselamatan kerja dalam perusahaan ini di lakukan oleh semua staff dan karyawan

tidak terkecuali pimpinan atau kepala Plant di perusahaan ini.

Hal ini dilakukan dalam rangka menjamin perlindungan kerja terhadap

seluruh kegiatan dilingkungan kerja. Upaya manajemen dilakukan terus menerus

untuk menekankan kepada setiap karyawan bahwa perusahaan yang memiliki sistem

K3 yang baik agar karyawan mampu memberikan performa atau kinerjanya yang

baik pula. PT Patra Trading telah memperoleh penghargaan OHSAS 18001 serta

beberapa sertifikasi yang terkait dengan sistem manajemen keselamatan kerja

(SMK3). Penghargaan OHSAS 18001 tersebut melengkapi penghargaan yang pernah

(20)

8

lingkungan. Beberapa perusahaan lain yang memperoleh penghargaan tersebut antara

lain PT Pertamina (Persero), PT E&P Total Indonesia, Medco Energy, Petrochina,

Chevron Indonesia Company dan British Petroleum.

Hal ini merupakan hasil dari kerja keras perusahaan untuk menerapkan sistem

manajemen keselamatan kerja ( SMK3 ) di perusahaan ini, keberhasilan dalam

sistem keselamatan kerja tidak hanya disebabkan oleh manajemen yang baik saja,

namun bagaimana cara penerapannya dan selalu memberikan pemahaman tentang

kesadaran karyawan untuk melakukan perilaku aman sehingga akan meningkatkan

budaya aman ( safety ) dalam perusahaan tersebut. Dari hasil wawancara dan

observasi awal yang dilakukan langsung oleh peneliti, diketahui bahwa setiap

karyawan atau operator sebelum bekerja selalu melakukan breifing dengan kepala

regu atau pengawas Teknik dan LK3 serta pengecekan APD ( Alat Pelindung Diri )

yang terdiri dari seragam, helm, sepatu, sarung tangan panjang, dan masker. Hal ini

dilakukan setiap hari sebelum para operator memulai pekerjaan, yang tujuannya

adalah untuk kenyamanan dan keamanan operator atau karyawan dalam bekerja.

Semua pekerja atau operator haruas mengenakan Alat Pelindung Diri sesuai dengan

analisa resiko dan dampak kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan uraian diatas

tentang keberhasilan Manajemen dalam menerapakan sistem keselamatan kerja yang

baik serta memperoleh beberapa penghargaan ber skala internasional dan juga upaya

perusahaan dalam meminimalisir angka kecelakaan dalam beberapa tahun

belakangan, maka dari itu penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran

dan cara penerapan SMK3 secara umum pada perusahaan Patra Trading Malang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana penerapan sistem manajemen K3 yang telah dilakukan di PT.

Patra Trading Malang.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui penerapan sistem

(21)

9

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti

bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi khususnya

psikologi industri, yang berkaitan langsung dengan Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terhadap karyawan.

2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang berguna dalam bidang

industri bagi pihak perusahaan, baik pimpinan maupun karyawan terutama

tentang bagaimana mempersepsikan Penerapan Sitem Manajemen Keselamatan

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen dimaksud adalah untuk mengungkap biaya yang diperlukan untuk penyelenggaran pendidikan yang meliputi (l) biaya investasi, terdiri dari biaya investasi lahan

sediaan berakhir didapatkan satu dari empat ampul yang kami buat bocor pada ujung atasnya hal tersebut mungkin dikarenakan proses pembakaran tutup ampul yang kurang baik dan

gPROMS, ditargetkan untuk pemodelan dan simulasi sistem kontinu, didisain baik untuk lingkungan simulasi fledged penuh maupun sebagai engine simulasi yang dapat dimasukkan

Tambahkan variable dengan nama nilai3 yang bertipe data integer dan diberi nilai awal 100 kemudian lakukan pembagian yang disimpan pada variable hasil

Namun hingga saat ini, dasar pemikiran oleh Boothroyd – Dewhurst mengenai cara meminimasi jumlah komponen yang digunakan, adalah konsep terbaik untuk digunakan

Pengembangan desain pada fasilitas pelelangan ikan di Sendangbiru berdasarkan GBCI mendapatkan 43 poin dari 77 poin atau setara dengan penghargaan bronze yang meliputi : aspek

Hasil perhitungan nilai LOS pada fasilitas passport control area untuk terminal penumpang keberangkatan dan kedatangan di Bandara New Yogyakarta International Airport

Penelitian ini bertujuan: (1) mengidentifikasi corak peranan yng ditampilkan pemimpin informal, (2) menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan peranan