• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGETAHUAN, PENERAPAN DAN PENGAWASAN K3 TERHADAP SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) DI PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGETAHUAN, PENERAPAN DAN PENGAWASAN K3 TERHADAP SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) DI PT"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS PENGETAHUAN, PENERAPAN DAN PENGAWASAN K3 TERHADAP SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) DI PT. MUJUR LESTARI LABUHAN BATU SELATAN. TESIS. OLEH HOTBONA NOVANDI TAMBUNAN 187007090. MAGISTER MANAJEMEN SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021.

(2) i.

(3) Telah diuji pada Tanggal : 05 Agustus 2021. PANITIA PENGUJI TESIS Ketua. : Dr.Ir. Nazruddin,M.T. Anggota. : 1. Prof.Dr.Isfenti Sadalia,M.E 2. Prof.Dr.Ir.Harmein Nasution,MSIE 3. Dr. Yeni Absah, S.E, M.Si. ii.

(4) iii.

(5) ABSTRAK Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu bertujuan sebagai suatu upaya dalam menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dan dapat berdampak meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Perlunya penerapan dan pengawasan terhadap Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT. Mujur Lestari haruslah memiliki budaya perusahaan yang baik serta mampu memberikan kontribusi bagi SMK3. Untuk itu PT. Mujur Lestari membuat adanya penerapan serta pengawasan untuk meminimalisir resiko terhadap kecelakaan kerja pada karyawan. Sampel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Mujur Lestari yang berjumlah 81 orang.Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner sedangkan metode analisis yang digunakan yaitu analisis multivariate.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pengetahuan terhadap Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada PT. Mujur Lestari dengan nilai thitung yang lebih besar dari ttabel, pengaruh penerapan terhadap Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dengan nilai thitung yang lebih besar dari ttabel, pengaruh pengawasan terhadap Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dengan nilai thitung yang lebih besar dari ttabel dan tidak terdapat hubungan antara penerapan dan pengawasan terhadap Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Kesimpulan menunjukan bahwa variabel pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), variabel penerapan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan variabel pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Kata Kunci: Variabel Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). iv.

(6) ABSTRACT Occupational Health and Safety (K3) is aimed as an effort to create a workplace that is safe, healthy, free from environmental pollution, so that it can reduce and or be free from work accidents and occupational diseases and can have an impact on increasing work efficiency and productivity. The need for implementation and supervision of the Occupational Health and Safety Management System at PT. Mujur Lestari must have a good corporate culture and be able to contribute to SMK3. For that PT. Mujur Lestari makes implementation and supervision to minimize the risk of work accidents for employees. The sample used in this study were employees of PT. Mujur Lestari, totaling 81 people. The data collection method used a questionnaire while the analytical method used was multivariate analysis. The results showed that there was an influence between knowledge on the Occupational Health and Safety Management System (SMK3) at PT. Mujur Lestari with a tcount greater than ttable, the effect of applying the Occupational Health and Safety Management System (SMK3) with a tcount greater than ttable, the effect of supervision on the Occupational Health and Safety Management System (SMK3) with a greater tcount from ttable and there is no relationship between the implementation and supervision of the Occupational Safety and Health Management System (SMK3). The conclusion shows that the knowledge variable has a positive and significant effect on the Occupational Safety and Health Management System (SMK3), the application variable has a positive and significant impact on the Occupational Safety and Health Management System (SMK3) and the supervision variable has a positive and significant effect on the Occupational Safety and Health Management System. (SMK3). Keywords: Occupational Health and Safety (K3), Occupational Health and Safety Management System (SMK3).

(7) KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena pada akhirnya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tesis ini dengan judul: ”Analisis Pengetahuan, Penerapan dan Pengawasan Terhadap Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) di PT. Mujur Lestari Labuhan Batu Selatan”. Tesis ini disusun dalam rangka untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Studi Magister Manajemen pada Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Prof. Ir. T. Sabrina, M.Agr.Sc., Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. 3. Prof. Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara dan sekaligus selaku Anggota Komisi Pembimbing. 4. Dr. Ir. Nazaruddin., M.T selaku Ketua Komisi Pembimbing. 5. Kepada keluarga penulis yang senantiasa menyemangati penulis selama penyusunan tesis ini.. vi.

(8) 6. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 7. Seluruh rekan-rekan Program Studi Magister Manajemen terkhusus Angkatan ke-45 Reguler, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan arahan, bimbingan dan do’a kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua. Amin. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan dan saran yang telah diberikan, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas segala budi baik bapak/Ibu dan teman-teman sekalian.. Medan, 05 Agustus 2021 Penulis,. Hotbona Novandi Tambunan 187007090.

(9) RIWAYAT HIDUP PENULIS. Nama. : Hotbona Novandi Tambunan. Tempat/ Tgl Lahir. : Medan, 9 November 1993. Jenis Kelamin. : Laki-Laki. Agama. : Kristen Protestan. Anak Kandung. : Indra Tambunan,S.E Ak. Donda Br. Hutabarat. (Ayah Kandung) (Ibu Kandung). Alamat. : Jln Teuku Umar No: 22 Binjai Utara. Email. : bonatbn911@gmail.com bonatambunan911@yahoo.com. No. HP. : 081265372385. Riwayat Pendidikan Tahun 1999-2005. : SD Methodist Binjai. Tahun 2005-2008. : SMP Methodist Binjai. Tahun 2008-2011. : SMA Negeri 2 Binjai. Tahun 2011-2017. : S1 Ilmu Sejarah, Universitas Sumatera Utara. Tahun 2019-2021. : S2 Magister Manajemen, Universitas Sumatera Utara. viii.

(10) DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... ABSTRAK ................................................................................................ KATA PENGANTAR .............................................................................. RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................. DAFTAR GAMBAR ................................................................................ DAFTAR TABEL..................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 1.4 Manfaat Penelitian .............................................................. 1.5 Ruang Lingkup dan Batasasn .............................................. BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. i iii iv vi viii ix xi xii 1 1 7 8 9 9 11. 2.1 Pengetahuan ......................................................................... 11. 2.1.1 Hal-hal yang Mempengaruhi Pengetahuan dalam K3 2.1.2 Dimensi dan Indikator Pengetahuan dalam K3 ....... 2.2 Penerapan ............................................................................ 2.2.1 Hal-hal yang Mempengaruhi Penerapan dalam K3 2.2.2 Dimensi dan Indikator Penerapan dalam K3........... 2.3 Pengawasan ......................................................................... 2.3.1 Hal-hal yang Mempengaruhi Pengawasan dalam K3 2.3.2 Dimensi dan Indikator Pengawasan dalam K3 ....... 2.4 Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja ...... 2.4.1 Dimensi dan Indikator Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ............................. 2.5 Penelitian Terdahulu ........................................................... 2.6 Kerangka Konseptual .......................................................... 2.7 Hipotesis Penelitian ............................................................. BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 3.1 Jenis Penelitian .................................................................... 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 3.3 Populasi dan Sampel ........................................................... 3.3.1 Populasi ................................................................... 3.3.2 Sampel ..................................................................... 3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................. 3.4.1 Instrumen Penelitian................................................ 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ...................................... 3.5 Definisi Operasional Variabel ............................................. 3.6 Skala Pengukuran Variabel ................................................. 3.7 Uji Instrumen .................................................................. ix. 11 12 13 14 14 16 17 18 20 20 21 24 25 26 26 26 26 26 27 28 28 29 29 32 32.

(11) 3.7.1 Uji Validitas ............................................................ 3.7.2 Uji Reliabilitas ........................................................ 3.8 Metode Analisis Data ........................................................... 32 33 33. 3.8.1 Uji Regresi Linier Berganda ................................... 3.8.2 Uji Asumsi Klasik ................................................... 3.8.3 Uji Hipotesis............................................................ BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 33 34 35 38. 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................... 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Mujur Lestari .......................... 4.1.2 Visi dan Misi PT. Mujur Lestari ............................. 4.1.3 Standar Keamanan di PT. Mujur Lestari ................. 4.2 Karakteristik Responden ..................................................... 4.3 Analisis Statistik Deskriptif ................................................ 4.3.1 Analisis Responden atas Variabel Pengetahuan ..... 4.3.2 Analisis Responden atas Variabel Penerapan ......... 4.3.3 Analisis Responden atas Variabel Pengawasan ..... 4.3.4 Analisis Responden atas Variabel Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja ...... 4.4 Uji Instrumen ...................................................................... 4.4.1 Uji Validitas ........................................................... 4.4.2 Uji Reliabilitas ....................................................... 4.5 Analisis Data ....................................................................... 4.5.1 Uji Regresi Linier Berganda ................................... 4.5.2 Uji Asumsi Klasik ................................................... 4.5.2.1 Uji Normalitas .......................................... 4.5.2.2 Uji Multikolinieritas ................................. 4.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ............................. 4.6 Uji Hipotesis........................................................................ 4.6.1 Uji F ....................................................................... 4.6.2 Uji T ....................................................................... 4.6.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) .............................. 4.7 Implikasi Manajerial ........................................................... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 38 38 38 39 40 43 43 45 47. 5.1 Kesimpulan ......................................................................... 5.2 Saran .................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 63 63 65. DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. 68. x. 48 49 49 51 51 51 53 53 56 56 57 57 58 60 61 63.

(12) DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3. Kerangka Konseptual ....................................................... Grafik Histogram .............................................................. Normal Probability Plot .................................................... Hasil Uji Heteroskedasitas ................................................ xi. 25 55 55 57.

(13) DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1. Data Kecelakaan Kerja di PT. Mujur Lestari......................... 2. Tabel 1.2. Jumlah Insiden pada Tahun 2016-2019 di PT. Mujur Lestari. 3. Tabel 1.3. Upaya atas Insiden di PT. Mujur Lestari ............................... 5. Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel ............................................... 30. Tabel 3.2. Skala Likert Pernyataan Responden ...................................... 32. Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia ............... 40. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. 41. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Pernikahan ............................................................................. 41. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal .................................................................................... 42. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Bekerja. 42. Tabel 4.6. Kategori Skala ........................................................................ 43. Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Variabel Pengetahuan (X1) ................................................................... 44. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Variabel Penerapan (X2) ....................................................................... 45. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Variabel Pengawasan (X3) .................................................................... 47. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Variabel Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) (Y) ............................................................................ 48. Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas ................................................................. 50. Tabel 4.12. Hasil Uji Reliabilitas .............................................................. 51. Tabel 4.13. Uji Regresi LinierBerganda ................................................... 52. Tabel 4.14. One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test ................................. 54. Tabel 4.4. Tabel 4.8. Tabel 4.9. Tabel 4.10. xii.

(14) Tabel 4.15. Hasil Uji Multikolinearitas Model Regresi Pertama.............. 56. Tabel 4.16. Uji F ....................................................................................... 58. Tabel 4.17. Uji T ....................................................................................... 59. Tabel 4.18. Tabel Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................... 61. ..

(15) BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Karyawan adalah kumpulan SDM yang ada didalam organisasi yang memegang peranan dalam membuat perkembangan terhadap apa yang dimilikinya, sebelum memasuki suatu organisasi atau perusahaan seorang karyawan harus benar-benar memastikan serta mengetahui secara baik perusahaan yang diharapkan dan didapatkannya pada tempatnya bekerja. Seorang karyawan di suatu perusahaan dalam menjalankan peranannya harus melaksanakan pekerjaan atau tanggung jawab sesuai dengan yang diberikan kepadanya, demi kelangsungan perusahaan sebagai seorang karyawan juga harus bisa menciptakan susasana yang tertib dan selalu menjaga keamanan di perusahaan tempat bekerja, selalu bertanggung jawab pada pekerjaannya dan dalam perusahaan selalu menciptakan ketenangan bekerja(Soedarjadi, 2009). Seorang karyawan dalam menjalankan kewajibannya juga harus mendapatkan haknya didalam bekerja seperti perlindungan dalam melakukan pekerjaan, namun pada kenyataannya yang ada pada saat ini dunia pekerjaan perusahaan,karyawan dalam perlindungan dia bekerja tidak sesuai apa yang dicita-citakan, dapat dikatakan dalam bekerja karyawan sangat banyak didapatkan potensi bahaya kerja mengakibatkan kecelakaan yang dapat berbahaya ketika karyawan bekerja. Bersumber pada kasus diatas bisa dikatakan perlindungan karyawan yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi kecelakaan kerja diterapkanlah suatu sistem manajemen yang didalamnya terdapat suatu peraturan 1.

(16) 2. untuk karyawan dalam mengurangi accident kerja serta perusahaan dapat menghindar kerugian dalam bekerja. Adapun peraturan tersebut yakni sistem manajeman yang harus dilaksanakan disebuah perusahaan yakni Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3), (Rini, 2013). PT.Mujur Lestari sudah memakai Sistem SMK3 tersebut sekitar tahun 2015, sejalan dengan keharusan seluruh organisasi/perusahaan kelapa sawit menerapkan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang diatur dalam Permentan/11 thn 2015 yakni “Sistem Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia” atau “Indonesian Sustainable Palm Oil Certification System” (ISPO). Salah satu prinsip dalam ISPO adalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Melalui Permentan No. 11 tahun 2015 ini perusahaan menyusun kebijakan SMK3 secara menyeluruh, dimana panduannya adalah PP No. 50 tahun 2012. Perusahaan sudah mendapatkan sertifikat ISPO pada tahun 2019, sejatinya konsep SMK3 berjalan dengan baik di PT Mujur Lestari, namun kecelakaan kerja masih kerap terjadi. Adapun penjelasannya dipaparkan dibawah: Tabel 1.1 Data Kecelakaan Kerja di PT. Mujur Lestari Total Jam Kerja/ Tahun. Total Jam Kerja Yang Hilang/Tahun. Rasio Kekerapan Cidera. No.. Tahun. Jumlah Karyawan. 1.. 2016. 412 Orang. 2064 jam. 17 jam. 20,99%. 2.. 2017. 406 Orang. 2064 jam. 21 jam. 27,20%. 3.. 2018. 414 Orang. 2064 jam. 18 jam. 22,28%. 4.. 2019. 407 Orang. 2064 jam. 23 jam. 29,53%. Sumber: Data Internal PT Mujur Lestari 2019. Dalam tabel diatas, jumlah jam kerja yang hilang yakni total jam bekerja karyawan yang hilang akibat kecelakaan kerja dalam setahun. Kecelakaan kerja.

(17) 3. mulai dihitung dan dimulai ketika karyawan tersebut bekerja dan apabila dalam bekerja terjadi kecekaan kerja karyawan tersebut dirawat di klinik perusahaan. Adapun perhitungan total jumlah jam kerja karyawan setahun yakni total jam karyawan bekerja yang efektif yang telah ditentukan oleh tempat bekerja yakni sebesar 2.064 jam yang hasilnya didapat dari jumlah bekerja karyawan 40 jam seminggu x 4,3 hari dalam seminggu dan x 12 bulan). Adapun total dari rasio kekerapan cidera dihitung dari total jumlah jam bekerja yang hilang x satu juta kemudian dilakukan pembagian jumlah karyawan x dari total jumlah jam kerja per tahunnya. Perhitungan dari rasio kekerapan cidera yang baik harus nol atau nihil insiden, perusahaan harus dapat mempertahankannya minimal 3 (tiga) tahun atau satu juta jam bekerja agar perusahaan mendapatkan sebuah sertifikat Zero Accident dari Kementerian Tenaga Kerja bagian Dirjen Binawas yang diberikan melalui Pemda Kab./Kota setempat. Adapun jenis dan total Insiden di PT Mujur Lestari adalah: Tabel 1.2 Jumlah Insiden pada Tahun 2016-2019 di PT. Mujur Lestari Jenis Insiden (Pada Tahun 2016-2019) Tahun. Near Miss (Hampir Terjadi). Cidera Ringan (Tanpa Kehilangan Jam Kerja). Kecelakaan (Kehilangan Jam Kerja). 2016. 9. 12. 3. 2017. 7. 5. 4. 2018. 4. 7. 3. 2019. 6. 8. 4. Sumber: Data Internal PT. Mujur Lestari 2019. Adapun penjelasan jenis insiden yang terjadi di tabel atas yakni sebagai berikut:.

(18) 4. a. Nearmiss (Hampir Terjadi) adalah kejadian yang sudah terjadi tetapi tidak menimbulkan kecelakaan kerja. Beberapa contoh insiden nearmiss antara lain: terpeleset, tergelincir saat bekerja. b. Cidera ringan adalah kejadian yang sudah terjadi dan menimbulkan kecelakaan kerja namun konsekuensi yang terjadi masih dalam tahap yang ringan, dimana tidak sampai mengganggu pekerjaan ataupun menghentikannya bekerja. Beberapa contoh cidera ringan antara lain: benda jatuh yang menimpa anggota badan tetapi tidak berdampak apapun, luka kecil yang bisa diberikan alkohol dan plester. c. Kecelakaan (aksiden atau accident) adalah kejadian yang sudah terjadi dan menimbulkan kecelakaan kerja dengan konsekuensi sampai menghentikan karyawan bekerja untuk istirahat ataupun pemulihan. Beberapa contoh kehilangan jam kerja antara lain: karyawan merasa pusing, oyong sehingga butuh istirahat di klinik perusahaan, karyawan yang mengalami luka yang butuh perawatan khusus, karyawan yang tertimpa benda yang mengakibatkan butuh perawatan khusus. Apabila karyawan butuh perawatan hingga ke rumah sakit, maka kejadian ini harus segera di laporkan ke Dinas Tenaga Kerja setempat. Manajemen PT Mujur Lestari pada dasarnya sudah melakukan upaya atas pencegahan dan penanganan insiden seperti yang tertulis dalam prosedur K3 perusahaan Nomor “SOP-MJR-K3.005 tentang Mitigasi Kecelakaan dan Keselamatan Kerja” sebagaimana dipaparkan dibawah:.

(19) 5. Tabel 1.3. Upaya atas Insiden di PT. Mujur Lestari Jenis Tindakan Near Miss (Hampir Terjadi) Cidera Ringan (Tanpa Kehilangan Jam Kerja) Kecelakaan (Kehilangan Jam Kerja). Tindakan Segera. Tindakan Penanganan. Tindakan Lanjutan. Melaporkan ke Petugas K3. Kotak P3 untuk kecelakaan ringan. -. 1. Kotak P3K untuk kecelakaan ringan 2. Ke klinik perusahaan 1. Kotak P3K untuk kecelakaan ringan 2. Ke klinik perusahaan 3. Ke Rumah sakit rujukan. -. Melaporkan ke Petugas K3. 1. Melaporkan ke Manajemen K3 2. Melapor ke Disnaker. Sumber: Data Internal PT. Mujur Lestari 2019. Evaluasi Rapat bulanan K3. Rapat bulanan K3. 1. Jika dibutuhkan rujukan ke Rumah Sakit (RS), maka karyawan segera dirujuk ke RS 2. Melakukan evakuasi korban 3. Melakukan edukasi karyawan lain untuk tidak panik dan tetap bekerja serta menghimbau untuk menjaga prosedur K3. 4. Jika kepanikan tidak bisa dihentikan, maka atas persetujuan Ketua K3, kegiatan operasional perusahaan bisa dihentikan.. Rapat Tinjauan Manajemen.

(20) 6. Berdasarkan data yang didapatkan diatas, maka diperlukan adanya Kegiatan K3 yaitu bertujuan terciptanya area kerja nyaman, sehat serta leluasa dari pencemaran area yang dapat ataupun bisa mengurangi dari kecelakaan kerja, sehingga karyawan dalam bekerja bisa meningkatkan pendapatan dan hasil kerja. Kecelakaan kerja yang ditimbulkan bukan individu/kelompok dan materi untuk karyawan maupun pemilik industri, namun bisa mengusik proses produksi secara merata, mengganggu area serta bisa berakibat terhadap warga, (Lusia Salmawati, 2015). Agar pelaksanaan keselamatan kerja maka harus memiliki dan didukung dengan adanya suatu sistem peraturan yang harus dilakukan, karena apabila tidak dilakukan pencegahan atau peningkatan keselamatan dalam kerja pekerjaan yang dilakukaan tidak akan berjalan dengan normal sebagaimana mestinya. Akan tetapi dalam keselamatan kerja harus memiliki peraturan yang baik sehingga pada penerapannya juga meningkatkan kesadaran bagi pekerja tentang pentingnya peraturan keselamatan dalam bekerja. Pelaksanaan itu harus didukung pengetahuan mereka tentang sistem tersebut agar penerapan beserta pengawasan dapat berjalan dengan baik. Pengetahuan dalam kesehatan dan keselamatan kerja dini yang dipahami seluruh karyawan, karena karyawan harus mampu untuk dapat mengetahui serta melaksanakan informasi yang terdapat mengenai K3 itu sendiri, dihasilkan mulai indera penglihatan beserta indera pendengaran terhadap permasalahan yang ada ( Notoatmodjo S, 2010).. Penerapan dalam sebuah sistem K3 yang dilakukan sama organisasi perusahaan harus terbagi dari beberapa program untuk melindungi dan.

(21) 7. mensejahterakan para karyawannya dalam bekerja. Dalam kenyataannya dilapangan, penerapan sistem tersebut sulit untuk dilaksanakan. Tidak hanya perusahaan berperan penting dalam melaksanakan sistem tersebut, namun juga didukung oleh adanya kesadaran beserta kepedulian dari karyawan itu sendiri (Rini, 2013). Penerapan atau implementasi adalah suatu pelaksanaan terhadap sistem yang terjadi dengan melaksanakan program apabila ketika program itu dilaksanakan dan bisa melakukan perubahan keputusan agar terjadi pola operasional agar perubahan tersebut dapat dicapai ketika disahkan, dengan mengacu. kepada. pekerjaan. dalam. output. perusahaan. yang. telah. diputuskan.(Mulyadi, 2015). Selain penerapan, pengawasan juga sangat diperlukan karena pengawasan adalah sebuah hasil penglihatan dari semua organisasi bahwa kegiatan tersebut dilakukan tepat dengan rencana. terhadap rencana pengawasan agar melihat kelemahan ataupun kesalahan tersebut agar diperbaiki serta mencegahnya supaya tidak terjadi lagi. Pada dasarnya pengawasan terhadap SMK3 merupakan sub faktor pengawasan ketenagakerjaan ketika dilaksanakan pemerintah, pengawasan juga ada didalam auditor dan auditnya dapat dilaksanakan secara internal dan eksternal. Dalam internal audit dilakukan pengurus/pemilik perusahaan, secara eksternal, dilaksanakan pengauditan sama badan auditor minimal dilakukan 3 tahun sekali(Anita, 2015).. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan permasalahan yang ada dalam penelitian yakni:.

(22) 8. 1. Apakah pengetahuan berpengaruh signifikan dan positif terhadap Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan kerja di PT Mujur Lestari? 2. Apakah penerapan berpengaruh signifikan dan positif terhadap Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan kerja di PT Mujur Lestari? 3. Apakah pengawasan berpengaruh signifikan dan positif terhadap Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan kerja di PT Mujur Lestari? 4. Apakah Penerapan dan Pengawasan berpengaruh signifikan dan Positif terhadap Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan kerja di PT Mujur Lestari?. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Agar dapat mengetahui dan menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan kerja di PT Mujur Lestari. 2. Agar dapat mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan terhadap Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan kerja di PT Mujur Lestari. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengawasan terhadap Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan kerja di PT Mujur Lestari. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan dan pengawasan terhadap Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan kerja di PT Mujur Lestari..

(23) 9. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Perusahaan Perusahaan mendapatkan masukan dan pertimbangan dalam Menyusun program penerapan dan pengawasan terhadap SMK3 dalam upaya mencegah dan meminimalisir kasus insiden bekerja di perusahaan. 2. Untuk Peneliti Berguna untuk mendapatkan pengetahuan tambahan sehingga dapat dipraktekkan pengetahuan itu dilapangan mengenai penerapan dan pengawasan terhadap SMK3. 3. Penelitian kedepannya Untuk dijadikan sebagai bahan dasar referensi terhadap SMK3 dalam membuat pengembangan penelitian sama. 4. Bagi Mahasiswa dan Pembaca Penelitian ini bisa berguna dan bermanfaat dalam proses tentang perjalanan berkembang ilmu pengetahuan tentang Pengetahuan, Penerapan dan Pengawasan terhadap SMK3 itu.. 1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Pada penelitian tesis ini, peneliti ingin lebih mengarahkan permasalahan penelitian agar tepat sasaran pembahasannya serta agar terarah kepada apa ingin dituju. Adapun ruang lingkup dan batasan masalah yang ingin diteliti adalah: Peneliti ingin menggambarkan dan menjelaskan tentang pemahaman pengetahuan,penerapan dan pengawasan K3 yang dilakukan tingkatan manajemen perusahaan terhadap SMK3 itu sendiri, serta hal-hal apa saja dalam mempengaruhi/meminimalisir angka kecelakaan kerja di di PT Mujur Lestari..

(24) BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengetahuan K3 Pengetahuan dalam K3 merupakan output sebuah peristiwa yang dialami oleh pribadi ataupun kelompok yang dilakukan melalui indera manusia kepada suatu lokasi tertentu serta pemprosesan dapat terjadi dalam penginderaan terdapat dipanca inderamanusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa melalui kulit (Priyanti, 2011). Adapun pengetahuan dengan keahlian dan keterampilan merupakan sebuah pelaksanaan secara teknis yang terjadi terhadap sumber daya terbatas agar dapat mencapai sasaran beserta tujuan yang telah ditetapkan agar mendapat hasil yang optimal dalam hal kinerja, biaya, mutu, dan waktu serta keselamatan kerja merupakan penanganan dari semua jenis bentuk pekerjaaan (Milen, 2016). Dalam pemaparan terori diatas disimpulkan bahwa pengetahuan dalam K3 merupakan gabungan keseluruhan informasi yang dimiliki individu atau kelompok yang dihasilkan dari semua proses apapun seperti pendidikan yang didapat ataupun dicapai lewat pengalaman dalam bekerja. 2.1.1. Hal-hal yang Mempengaruhi Pengetahuan dalam K3 Pengetahuan dalam K3 merupakan proses hasil dari tahu yang terjadi. setelah Individu atau kelompok dalam membuat sebuah proses pengindraan terhadap objek yang diamatinya (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:. 10.

(25) 11. a. Mengetahui yakni kemampuan untuk mengingat materi yang dipelajari atau ada sebelumnya. b.. Memahami yakni sebuah pemikiran dari kemampuan untuk menjelaskan secara detail obejek yang diketahui dan dapat melaksanakan materi tersebut secara baik.. c. Mengaplikasikan yakni sebuah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. d. Menganalisis yakni suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis yakni suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Mengevaluasi yakni suatu kemampuan yang terikat untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek penelitian. 2.1.2 Dimensi dan Indikator Pengetahuan dalam K3 Pengetahuan dalam K3 langkah awal dalam prosedur penentuan kerja yang merupakan sebuah usaha untuk melakukan pencegahan awal akan bahaya K3 ketika pekerjaan dalam perusahaan (Robbins,2006). Adapun indiktor untuk mengukur Pengetahuan karyawan dalam K3, adalah: a. Kualitas kerja yakni pemikiran dan pengukuran karyawan akan cara mereka bekerja dan hasil yang didapat dalam sikap pekerja dalam bekerja. b.. Kuantitas kerja yakni hasil dari total dalam hasil yang terdiri dari jumlah aktivitas pekerjaan yang diselesaikan..

(26) 12. c. Tepat Waktu adalah awal sebuah kegiatan yang harus diselesaikan secepatnya dilihat dari kerjasama agar mendapatkan hasil dengan memaksimalkan waktu yang ada. d. Efektivitas adalah tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud kenaikan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. e. Kemandirian adalah tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya tanpa meminta bantuan, bimbingan dari orang lain atau pengawas. f. Komitmen kerja adalah suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.. 2.2 Penerapan K3 Penerapan sebuah pelaksanaan yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok, yang dilakukan dalam mendapatkan hasil yang telah dibuat dalam suatu. untuk mencapai suatu hal, cara atau hasil yang dilakukan untuk dapat mempraktekkannya (Zain, 2010). Penerapan adalah pelaksanaan yang dilaksanakan oleh seseorang ataupun kelompok bertujuan pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dalam kesepakatan berupa pelaksanaan atas pelaksanaan hasil kerja didapatkan melalui sebuah peristiwa atau kejadian agar dapat dilaksanakan kedalam lingkungan masyarakat (Wahab, 2008)..

(27) 13. Kesimpulan dari beberapa pengertian diatas penerapan dalam K3 yakni sebuah perilaku yang dilakukan dalam bekerja karyawan memiliki tujuan dapat tercapai hal yang dipelajari dan kemudian dapat dipraktekkan ke dalam lingkungan masyarakat sesuai dengan apa yang sudah dirumuskan. 2.2.1. Hal-hal yang Mempengaruhi Penerapan dalam K3 Didalam sebuah Aturan RI 50/2012 berisi pelaksanaan sebuah Sistem. SMK3 menjelaskan sistem ini merupakan sebuah manajemen sistem industri totalitas yang diawali dari pengendalian risiko, yang erat kaitannya dengan aktivitas kerja serta bermanfaat buat melahirkan tempat kerja yang nyaman, efektif serta produktif. Pelaksanaan ini dilakukan kepada karyawan agar mereka dapat terjamin atau merasa aman ketika kerja serta pula upaya penangkalan penyakit/kecelakaan kerja dalam bekerja di perusahaan. Dalam pelaksanaan kebijakan SMK3 secara efisien yaitu dapat dilakukan dengan metode meningkatkan keahlian serta peraturan pendukung yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam keputusan, target dan tujuan K3 dalam mempraktikkan kebijakan K3 suatu perusahaan haruslah bisa mensinkronkan Sistem Manajemen industri yang telah terdapat. Keberhasilan pelaksanaan SMK3 harus diperlukan pemikiran beserta pelaksanaan. terukur/efisien. agar. mendapatkan. hasil. yang. terbaik. dan. dipertanggungjawabkan. 2.2.2. Dimensi dan Indikator Penerapan dalam K3 Perusahaan harus memperhatikan pelaksanaan penerapan K3 dalam. bekerja, dapat minimalisir hal yang tidak diinginkan mengenai resiko kecelakaan.

(28) 14. kerja yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) yang didalamnya terdapat Aturan Kemenaker 5/1996 tentang SMK3, bahwa pada pasal tersebut dijelaskan hal yang harus dilakukan perusahaan yakni: 1. Perusahaan harus menetapkan kebijakan pelaksanaan K3 dan karyawan harus dilatih agar terjadinya komitmen dalam penerapan SMK3. 2. Perusahaan merencang dalam membuat peraturan, sasaran serta misi yang efektif pelaksanaan K3. 3. Pelaksanaan. SMK3. perusahaan. ketika,. kebijakan. K3. harus. dilaksanakan secara efektif dengan meningkatkan kesanggupan ataupun peraturan tambahan yang diperlukan perusahaan dalam menggapai kebijakan, sasaran serta tujuan keselamatan dan kesehatan kerja; 4. Perusahaan. dalam. pelaksanaan. K3. harus. tetap. melakukan. pengukuran,pemantauan dan selalu mengevaluasi pelaksanaan K3 dan melaksankan aksi revisi serta penangkalan kecelakaan kerja. 5. K3 dalam perusahaan harus ditinjau secara terukur agar selalu meningkatkan pelaksanaan SMK3 di dalam Lingkungan Perusahaan. Kebijakan terhadap penerapan SMK3 haruslah dibuat, disahkan dan ditandatangani oleh pemilik perusahaan yang didalamnya harus terdapat dengan jelas didalamnya tujuan dan sasaran,disosialisasikan kepada para pekerja dan diarsipkan dengan baik serta selalu ditinjau secara berkala. Terhadap ketentuan Pasal 5 dijelaskan kalau setiap perusahaan wajib melaksanakan/menerapkan.

(29) 15. SMK3 dalam perusahaan apabila pekerja dalam perusahaan itu berjumlah 100 orang pekerja serta pekerjaan tersebut mempunyai resiko membahayakan. 2.3 Pengawasan K3 Pengawasan K3 merupakan adalah sebuah pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang harus diawasi terhadap pelaksanaan yang seharusnya terjadi agar pekerjaan tersebut sesuai atau tidak dilaksanakan dalam lapangan pekerjaan (Anggraini,2012). Menurut (Murhaini, 2014) dapat dikatakan bahwa pengawasan terdiri dari penilaian terhadap suatu pemprosesan yang dapat diukur agar dapat terverifikasi secara valid yang sifatnya secara langsung. Pengawasan adalah praktek dalam bekerja agar visi dan misi perusahaan dan manajemen perusahaan tercapai. Maksudnya yakni berkenaan dengan pemikiran dan pembuatan program kegiatan yang sudah direncanakan. Perencanaan dan praktek pengawasan memiliki keterkaitan yang sejalan didalam mencapai tujuan organisasi (Yahya, 2006). Berdasarkan pengertian tersebut diatas kesimpulan yang didapat mengenai pengawasan K3 adalah dalam pekerjaan yang dilakukan untuk kegiatan manajerial dapat terjamin pelaksanaan K3 agar dapat terlaksana rencana perusahaan yang dahulu sudah ditetapkan agar dalam pengambilan tindakan perbaikan apabila perlu dilakukan yaitu untuk menyesuaikan standar dari hasil pekerjaan yang ditetapkan didalam perusahaan, dalam kebutuhan perusahaan harus melihat waktu dan proses supaya apa yang diharapkan perusahaan dapat terwujud disebabkan pada pembuatan laporan ini sangat penting untuk mengetahui situasi yang terjadi secara tepat. Ketika perjalanan ada ditemukan penyimpangan pada proses maka,.

(30) 16. harus sesegera mungkin perbaikan dapat dilakukan, untuk meminalisir resiko dan kerugian pada perusahaan. 2.3.1. Hal-hal yang Mempengaruhi Pengawasan dalam K3 Berdasarkan ketentuan UU 13 Pasal 87/2003 membahas ketenagakerjaan,. bahwa perusahaan wajib ataupun harus dalam kebijakan penerapan SMK3 berbanding lurus dengan kegiatan manajemen perusahaan.Berdasarkan ketentuan UU didalam tidak ada disebutkan bagaimana pasal tesebut dilaksanakan dan pengawasan. dan. hanya. menjelaskan. mengenai. penerapan. SMK3. di. lingkungannya kerja. Untuk dapat diketahui perusahaan sudah melakukan sistem manajemen K3 yang sesuai maka, jika diadakan ataupun dilakukan pengawasan sama pihak atau institusi terkait mengenai K3. Adapun cara yang dilakukan pada sistem ini yaitu lembaga yang legal dari pemerintah selalu melakukan pemeriksaan atau audit pelaksanaan SMK3. Fungsi pengawasan yang terpenting disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan oleh karyawan supaya pelaksanaanya sesuai harapan dan keinginan perusahaan dalam misi perusahaan berjalan lancar dan sesuai keinginan. Adapun pengawasan yang dilakukan pada SMK3 adalah dilakukan bagi semua stakeholder yang ada dipihak eksternal serta internal perusahaan. Tahapan dalam SMK3 dilakukan mulai terhadap perusahaan,para pekerja,peralatan dalam bekerja ataupun alat produksi yang dipakai dalam prosuksi pekerjaan. Hasil audit SMK3 bertujuan untuk dapat menggambarkan tingkat penerapan SMK3 yang terdapat didalam organisasi atau perusahaan untuk digunakan yang tebagi dari beberapa pengawasan dan pembinaan untuk memberikan reward kepada organisasi yang melaksanakan dengan baik K3. Pergerakan sebuah perusahaan yang terorganisasi secara universal didalamnya,.

(31) 17. diharuskan atas penhargaan perusahaan dalam kinerja K3 tersebut haruslah didapatkan dalam sertifikasi universal yang ada mengenai kinerja K3 perusahaan yang ada didalam OHSAS 18001 tersebut. 2.3.2 Dimensi dan Indikator Pengawasan dalam K3 Pengawasan memiliki tujuan untuk mengetahui serta menilai apa yang terjadi sebenarnya atas tugas dan pekerjaan yang sedang dilakukan. menurut (Yanti, 2004) pengawasan dalam K3 yakni: . Perusahaan harus menjamin adanya ketetapan terhadap praktek tugas sehingga pekerja dapat melaksanakan rencana,kebijaksanaan beserta perintah tersebut.. . Kegiatan yang dilakukan harus dilakukan koordinasi agar tertib.. . Penyelewengan dan pemborosan harus dicegah atas tanggung jawab.. . Menjamin agar dapat diterima dan dipakai oleh masyarakat supaya masyarakat puas atas barang ataupun jasa yang dibuat.. . Dapat mengajari dan memupuk adanya pemimpin organisasi yang dapat dipercaya.. Pengawasan pada Sistem Manajamen Kesehatan dan Keselamatan Kerja harus dilakukan dengan empat tahapan, yaitu:  Membuat dan menyusun terhadap perencanaan bekerja.  Melakukan pemeriksaan di perusahaan atau lingkungan kerja.  Melakukan penindakan korektif baik secara preventif maupun secara represif..

(32) 18.  Membuat laporan dari pekerjaan yang telah dilakukan. Teknik yang dilakukan pada proses terhadap pengawasan yakni dalam pelaksanaanya perusahaan harus membagi tempat vital dalam bekerja agar keseluruhan keadaan dapat kondusif. Tekhnik pengawasan (Angga Sony, 2018) adalah : a. Teknik bersifat pribadi Kegiatan. diilakukan. yang. dalam. pelaksanaanya. secara. individu. dilaksanakan untuk melihat secara langsung pekerjaanya. b. Teknik melalui laporan lisan Teknik pada jenis laporan lisan melakukan pengumpulan terhadap fakta yang ada di lapangan dilaporkan secara lisan oleh bawahan atau pihak-pihak yang dapat percaya atau pihak yang ada pada peristiwa itu terjadi, dilakukan dengan melalui wawancara kepada yang bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai kejadian pelaksanaan agar tercapainya pekerjaan tersebut oleh bawahan. c. Teknik melalui laporan tertulis Pengawasan jenis ini adalah sesuatu pertanggungjawaban dari para pelaksana pekerjaan kepada manajemen perusahaan dalam pelaksanaan pekerjaan, apakah berbanding lurus dengan arahan ataupun pekerjaan yang diberikan. d.. Teknik yang bersifat khusus Pengawasan jenis ini dilakukan berdasarkan tanpa control by exeption atau yanpa pengecualian. Pengawasan jenis ini yang dilakukan apabila ada didalamnya terdapat laporan dan fakta terhadapat peristiwa istimewa..

(33) 19. 2.4 Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) Pengertian sistem ini merupakan suatu peraturan/sistem didalamnya terdiri dari struktur,perencanaan,tanggungjawab pelaksanaan,prosedural ataupun proses SDM ketika didalamnya digunakan untuk pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan dalam rangka pengendalian K3 itu sendiri/kecelakaan bekerja. yang berhubungan untuk berguna. terjadinya. lokasi/tempat kerja yang aman, efisien dan produktif dalam bekerja. Menurut (Setyoko, 2017) dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja merupakan sistem bagian yang didalamnya meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Berdasarkan. pengertian. tersebut. dapat. ditarik. kesimpulan. yang. menjelaskan bahwa SMK3 adalah suatu sistem yang membantu dan mewujudkan dalam bekerja terhadap pekerjaaan yang lancar, tempat kerja yang aman, jenis pekerjaan yang efektif dan produktif, situasi ataupun tempat saling berhubungan untuk pencegahan beserta pengurangan angka accident bekerja yang ditimbulkan ketika bekerja, dapat mengurangi terjadinya penghambat K3 dan perusahaan tidak mengalami kerugian secara menyeluruh. 2.4.1. Dimensi dan Indikator dalam Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) Dimensi/indikator ini sebagai usaha dalam mencegah kemungkinan atau. meminimalisir bahkan menghilangkan potensi bahaya atau resiko akibat terjadinya kecelakaan dan penyakit bekerja dilingkungan mengakibatkan.

(34) 20. kesakitan bahkan kerugian terhadap apa yang terjadi. menurut (Irvan Suryadi, 2019) tujuan dalam pelaksanaan SMK3 adalah: 1. Dapat membuat peningkatan tentang perlindungan K3 yang efektif dalam bekerja yang terstruktur, terencana, terukur ataupun terpadu. 2. Keterlibatan pengurus, pekerja/buruh, dan serikat pekerja/serikat buruh, dapat meminimalisir ataupun membatasi terjadinya insiden dalam bekerja. 3. Dapat menghasilkan lokasi pekerjaan produktif yang aman, nyaman, dan efisien. 2.5 Penelitian Terdahulu Pada dasarnya terdapat jenis dari penelitian dari penelitian sebelumnya dijadikan. rujukan. oleh. peneliti. untuk. melakukan. penelitian. mengenai. pengetahuan, penerapan dan pengawasan K3 terhadap Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan(SMK3) di PT. Mujur Lestari Labuhan batu selatan yang metode digunakan berbentuk korelasional dalam mengetahui sejauh mana adanya hubungan maupun keterkaitan antar setiap variable yakni: 1. Pangkey dan Malingkas (2012) penelitian yang berjudul “Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek Konstruksi di Indonesia (Studi Kasus: Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado)”. Berdasarkan temuan penelitian, dapat dinyatakan bahwa menggunakan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan kerja untuk melaksanakan proyek adalah ide yang baik. Jumlah tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja masih tergolong rendah, sehingga tidak menyebabkan terganggunya pelaksanaan pembangunan..

(35) 21. 2. Tawiah dan Mensah (2016) berjudul K3 Kerja dan Komitmen Organisasi: Bukti dari Industri Pertambangan Ghana. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesehatan kerja dan manajemen keselamatan dan komitmen afektif. Kesehatan dan keselamatan kerja juga berdampak. signifikan. terhadap. komitmen. afektif,. normatif,. dan. keberlanjutan. 3. Lala (2018) berjudul Pengawasan Kesehatan Tenaga Kerja Menurut PP Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa terhadap penerapan SMK3 dilakukan pengawasan oleh pemerintah yaitu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan dengan Unit Pengawasan Ketenagakerjaan, akan tetapi pengawasan terhadap penerapan SMK3 yang dilakukan belumlah berjalan dengan efektif. 4. Asih dan Latief (2020) berjudul Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berdasarkan Peraturan Pemerintah Indonesia No.50 Tahun 2012 dan ISO 45001:2018 (Studi Kasus: Perusahaan X). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa melakukan evaluasi atau penilaian terhadap tingkat kepatuhan terhadap sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di Perusahaan X yaitu dengan menggunakan Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Standar yang digunakan adalah ISO.

(36) 22. 45001:2018 berisi K3 yaitu bertujuan didalamnya perlindungan pekerja dari adanya risiko kecelakaan kerja. 5. Mohammadfam, Kamalinia,Momeni dkk (2016) berjudul Pengembangan Pendekatan Dalam Mengambil Keputusan Yang Terintegrasi Untuk Menilai dan Mempromosikan Efektivitas Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa peneliti ingin mengembangkan dalam menilai serta meningkakan efektivitas dari Sistem manajemen kesehatan dan. keselamatan. kerja. dan. mengidentifikasi. faktor-faktor. yang. mempengaruhi efektivitas SMK3. Kriteria yang digunakan pada penelitiannya memiliki kontribusi yang besar dalam meningkatkan efektivitas standar OHSAS 18001. Penentuan nilai kriteria menghasilkan pengetahuan yang berguna tentang status SMK3 dan memfasilitasi interpretasi efektivitas SMK3. 6. Setyowati, Pratiwi dan Sultan (2018) berjudul Hubungan Pengetahuan, Sikap, Pelatihan, Pengawasan Dengan Persepsi Tentang Penerapan SMK3 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa peneliti pengetahuan, sikap, pelatihan K3 merupakan faktor yang berhubungan dengan persepsi tenaga kerja tentang SMK3. Pengetahuan menjadi faktor yang paling berpengaruh pada persepsi tenaga kerja tentang SMK3, masukan dalam penelitian ini adalah perusahaan agar mengadakan sosialisasi tentang SMK3 baik manfaat bagi perusahaan dan karyawan, peran serta dalam SMK3 hingga update peraturan dan pedoman pelaksanaan secara rutin dan terjadwal kepada seluruh karyawan..

(37) 23. 7. Sidauruk, Sutomo dan Budiyono (2014) berjudul Komitmen Manajemen, Pengetahuan K3 dan Sikap K3 dengan Penerapan SMK3 kepada Pekerja. Adapun kesimpulan penelitiannya menjelaskan terdapat hubungan positif serta pengaruh yang signifikan antara komitmen manajemen, pengetahuan K3, dan sikap K3 dengan penerapan SMK3 pada tenaga kerja di PT. X kota Batam, ada hubungan positif serta pengaruh yang signifikan antara komitmen K3 dengan penerapan SMK3 pada tenaga kerja di PT. X kota Batam, ada hubungan posittif serta pengaruh yang signifikan antara pengetahuan K3 dengan penerapan SMK3 pada tenaga kerja di PT. X kota Batam dan ada hubungan positif serta pengaruh yang signifikan antara sikap K3 dengan penerapan SMK3 pada tenaga kerja di PT. X kota Batam.. 2.6 Kerangka Konseptual Penyusunan kerangka konsep dilihat dari latar belakang masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan penelitian sebelumnya kerangka konseptual digunakan untuk penjelasan secara teori hubungan keterikatan variabel penelitian (Sugiyono, 2017). Kerangka konseptual dihasilkan dari perpaduan antar beberapa variabel diperoleh yang dapat ditarik kesimpulan untuk merumuskan hipotesis. Berdasarkan penjelasannya, maka dapat dibuat suatu kerangka konseptual dibawah ini:.

(38) 24. Pengetahuan K3 (X1). Penerapan K3 (X2). H1. H2 H3 H4. Pengawasan K3 (X3) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Y).

(39) 25. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Menurut (Arikunto,2013) dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yang melibatkan penggunaan sejumlah besar angka selama proses, mulai dari pengumpulan data hingga interpretasi data dan tampilan data. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk menguji teori, menetapkan fakta, menunjukkan korelasi antar variabel, memberikan deskripsi statistik, dan memperkirakan dan memprediksi hasil. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Pelaksanakan penelitiannya dilakukan di PT Mujur Lestari berada di Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Dalam penelitian populasi adalah sebuah penelitian yang didalamnya. terdapat objek dan subjek yang didalamnya terdapat kualitas atau karakteristik yang dipelajari peneliti untuk dapat ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2017). Populasi menjadi objek penelitian yakni para pekerja perusahaan PT. Mujur Lestari yang totalnya sebanyak 407 orang tersebar dari beberapa divisi dan merupakan database karyawan terbaru dari penelitian. Penentuan jumlah sampel yang bener harus menggunakan dalam penentuan jumlah sampel dari. total populasi.Strategi penelitian dalam 25.

(40) 26. pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan sampel secara acak atau dapat dikatakan dengan simple random sampling. 3.3.2. Sampel Sampel terdiri dari bagian - bagian yang populasinya memiliki jumlah dan. karakteristik (Sugiyono, 2017). Metode perhitungan Slovin yang merupakan metode yang digunakan untuk alat ukur dalam menghitung keseluruhan sampel dalam penelitian ini. Ada total lebih dari 100 responden serta 407 karyawan di PT.Mujur Lestari. Untuk lebih jelas rumus Slovin yaitu:.

(41) 27. 3.4. Metode Pengumpulan Data. 3.4.1. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrumen dalam penelitian adalah alat untuk. mengumpulkan data, Alat yang digunakan yakni lembar checklist, selebaran kuesioner (angket terbuka/tertutup), tata cara melakukan wawancara dan kamera untuk mendapatkan foto dokumentasi. Dalam penelitian (Sugiyono, 2017) dalam mengumpulkan data penelitian terdiri dari: 1. Kuesioner/Angket Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. 2. Observasi Observasi dilaksanakan guna memperkuat penelitian, baik sebelum maupun sesudah penelitian. Observasi yang dilakukan oleh peneliti memiliki tujuan untuk dapat memilih hal-hal yang diamati kemudian mencatat hal-hal yang penting berkaitan dengan variabel yang diteliti. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. peneliti mengumpulkan data dari dokumen yang sudah ada, sehingga penulis dapat memperoleh catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian..

(42) 28. 3.4.2. Teknik Pengumpulan Data Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan untuk mengumpulkan. data penelitian: 1. Data primer adalah informasi yang dikumpulkan langsung dari informan, yang selanjutnya diteliti dan ditulis oleh peneliti. Peneliti mengumpulkan data primer melalui survei, yang terdiri dari memberikan responden serangkaian pernyataan tertulis untuk diisi dan dijawab. Data utama dari survei untuk data kuantitatif adalah persepsi karyawan tentang pengetahuan, penerapan, dan pengawasan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja PT. Mujur Lestari. 2. Data sekunder penelitian didapatkan berasal dari PT Mujur Lestari terdiri dari bukti,catatan dan laporan historis yang ada didalam arsip perusahaan atau dokumentasi mengenai pengetahuan, penerapan dan pengawasan K3 terhadap SMK3 PT Mujur Lestari Labuhanbatu selatan. 3. Data tesier merupakan beberapa jurnal atau laporan penelitian yang datanya ataupun riset tersebut sudah dipublikasikan secara resmi bersifat nasional atau global.. 3.5 Definisi Operasional Variabel Menurut dari (Sugiyono, 2018) dikatakan bahwa Variabel independen/ bebas (X) bersifat untuk menjadi pengaruh terkait dengan variabel terikat (dependen), Sedangkan variabel dependen/ terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau merupakan hasil dari variabel bebas (X)..

(43) 29. Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel No.. 1.. 2.. Variabel. Pengetahuan K3. Penerapan K3. Defenisi. pengetahuan merupakan kumpulan informasi yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang dihasilkan dari semua proses apapun seperti lahir dari bawaan,pendidikan yang didapat ataupun dicapai lewat pengalaman dalam bekerja.. Penerapan adalah tindakan yang dilakukan, baik secara individu maupun kelompok, yang dilakukan dengan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan untuk mencapai suatu hal, cara atau hasil yang dilakukan untuk dapat mempraktekkannya. Dimensi 1. Kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi kan materi tersebut secara benar. Indikator Variabel. Skala Penguk uran. 1. Kualitas dalam Bekerja 2. Kuantitas Individu atau kelompok. 2. Kemampuan untuk menggunakan materi K3 yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. 1. Ketepatan Waktu 2. Efektivitas bekerja. 3. Kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu objek 1. Tanggungjawab dan komitmen perusahaan. 1. Kemandirian pekerjaan 2. Komitmen kerja. 2. Kebijakan dan disiplin K3. 1. Peraturan K3 Standart Operation Prosedure (SOP) 2. Pemeriksaan kesehatan 3. Pemeliharaan mesin/peralatan kerja 4. Disiplin K3. Skala Likert. 1. Tindakan konkrit dari perusahaan 2. Koordinasi dari tingkat manajemen yang lebih tinggi. Skala Likert 3. Komunikasi dan pelatihan K3. 1. Adanya sosialisasi 2. Adanya pelatihan 3. Rambu-rambu K3. 4. Inspeksi dan penyelidikan kecelakaan kerja. 1. Adanya inspeksi ke lokasi proyek 2. Adanya penyelidikan kecelakaan kerja 3. Adanya SOP keadaan darurat. 5. Evaluasi. Audit K3.

(44) 30. No.. Variabel. Defenisi. Dimensi 1. Menentukan ukuran atau standar. 3.. Pengawasan K3. Pengawasan adalah penilaian terhadap suatu proses pengukuran dan verifikasi dari serangkaian proses yang telah diselenggarakan yang sifatnya secara berkelanjutan. 2. Mengadakan penilaian terhadap pekerjaan yang sudah dilaksanakan. 3. Membandingkan pelaksanaan dengan standar yang berlaku. 4. Melakukan perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi. 4.. Sistem Manajemen Keslamatan dan Kesehatan kerja (SMK3). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelak sanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,pencapai an, pengkajian dan pemeliharaan keselamatan dan k. 1. Adanya pengukuran dan pengawasan. 2. Adanya pencegahan kecelakaan 3. Adanya pencegahan penyakit. 4. Manajemen tekanan. Indikator Variabel 1. Pengawasan atas pelaksanaan peraturan K3 yang terdapat dalam Sistem Manajemen K3 2. Pengawasan atas prosedur terkait peraturan K3 yang dimiliki perusahaan 1. Melakukan pengawasan kepada perusahaan terkait 2. Melakukan pemeriksaan pelaksanaan K3 berdasarkan laporan perusahaan terkait 1. Membandingkan realisasi pelaksanaan Sistem Manajemen K3 dari perusahaan dengan peraturan Sistem Manajemen K3 yang berlaku 2. Membandingkan realisasi pelaksanaan prosedur terkait peraturan K3 pada perusahaan terkait 1. Memberikan tindakan atas pelanggaran K3 2. Memberikan usulan perbaikan atas prosedur terkait peraturan K3 pada perusahaan terkait Mengukur dan mengidentifikasi bahaya atau risiko yang muncul dalam lingkungan kerja Merancang lingkungan kerja dengan baik Mengembangkan strategi untuk mengurangi tingkat kejadian penyakit Program yang dirancang untuk membantu pegawai dalam menghadapi tekanan terkait dengan pekerjaan. Skala Penguk uran. Skala Likert. Skala Likert.

(45) 31. No.. Variabel. Defenisi. Indikator Variabel. Dimensi. 5. Adanya program kesehatan. Skala Penguk uran. Fokus untuk menjaga pegawainya tetap sehat.. Sumber: Peneliti (2021). 3.6 Skala Pengukuran Variabel Metode pengumpulan data dalam penelitian kuesioner adalah dengan menjalankan sistem pengumpulan data dimana responden ditanyai serangkaian pertanyaan yang disusun sesuai dengan kesulitan penelitian. Kemudian dalam pertanyaan tersebut juga diberikan pilihan jawaban kepada responden. Menurut Sugiyono (2017), hasil pertanyaan responden kemudian diukur dengan menggunakan skala likert, yang digunakan untuk mengukur sikap, pandangan, dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap fenomena sosial. Adapun penjelasan skala likert terdapat dalam Tabel berikut ini: Tabel 3.2. Skala Likert Pernyataan Responden Simbol. Keterangan. Skor. SS. Sangat Setuju. 5. S. Setuju. 4. N. Netral. 3. TS. Tidak Setuju. 2. STS Sangat Tidak Setuju Sumber: Sugiyono (2012). 1. 3.7 Uji Instrumen 3.7.1. Uji Validitas. Uji yang digunakan sebagai tolak ukur yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang dibutuhkan penelitian dan valid(Janti, 2014). Dalam pelaksanaan uji validitas terhadap Pearson Coorelation yang berbentuk kuesioner.

(46) 32. dilakukan dengan pengujian nilai signifikan lebih besar dari 0,005 dan semua pertanyaan diuji, dan nilai tersebut cukup signifikan untuk dinyatakan valid. Rumus Cronbach Alpha akan digunakan untuk menguji reliabilitas semua item/pertanyaan yang termasuk dalam penelitian ini, yang biasanya dianggap realibel jika nilai Cronbach Alpha adalah 0,6 sebagai variabel laten pada tingkat ketergantungan. 3.7.2. Uji Reliabilitas Uji Reabilitas dalam (Sugiyono,2017) menjelaskan bahwa, pencapaian. pengukuran penelitian terhadap obejek yg sama untuk mendapatkan data yang sama. Uji ini digunakan dalam penelitian sebagai angket untuk menunjukkan tingkat keakuratan,ketepatan dan konsistensi dalam masalah penelitian agar kuesioner ini dapat digunakan pada penelitian selanjutnya. Pemakaian sebuah alat ukur yang telah dilakukan secara berulang kali tetap mendapatkan hasil yang relatif konsisten, dapat dikatakan alat ukurnya dianggap reliabel (handal). Uji validitas dan reabilitas yang ada di SPSS 26 menggunakan confirmatory analysis dalam penelitian ini. Reabilitas data dapat dilihat dari nilai cronbach’s alpha, yaitu: 1. Ketika. nilai. cronbach’s. total. alpha. lebih. dari. 0,60. dikatakan. kurang. dari. 0,60. dikatakan. indikator/kuesioner dianggap reliabel. 2. Ketika. nilai. total. cronbach’s. alpha. indikator/kuesioner dianggap tidak reliabel. 3.8 Metode Analisis Data 3.8.1. Uji Regresi Linier Berganda Pengujian analisis data menggunakan uji regresi linier berganda yang. menjelaskan seberapa besar pengaruh dari pengetahuan, penerapan dan.

(47) 33. pengawasan terhadap Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) di PT. Mujur Lestari Labuhanbatu Selatan yang diambil oleh (Sugiyono,2006) dalam pemakaian rumus linear berganda dibawah yaitu: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e Keterangan: Y = Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) a. = Konstanta. b. = Koefisien regresi. X1 = Pengetahuan X2 = Penerapan X3 = Pengawasan e. 3.8.2. = Error (kesalahan). Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Apakah data terdistribusi secara lengkap atau teratur, pengujian ini bermanfaat (Sugiyono,2017). Uji normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov yang menyatakan, jika taraf signifikan 5% maka Asymp.sig. (2-tailed) nilai lebih besar signifikan 5%, menunjukkan nilai sisa berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Uji ini dipakai dalam model regresi agar ditemukan atau tidak Multikolinearitas dan dilihat melalui nilai toleransi atau variance inflation factor (VIF). Toleransi dalam menentukan variabilitas variabel independen yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Kesimpulannya adalah ketika nilai toleransi yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi, hal ini disebabkan karena.

(48) 34. VIF = 1/toleransi, menunjukkan kolinearitas yang signifikan. Nilai toleransi 0,10 atau nilai VIF lebih besar dari 10 digunakan sebagai ambang batas. c. Uji Heteroskedasitas Dengan menggunakan uji Glejser, uji ini dapat mendeteksi ada tidaknya Heteroskedasitas. Pada Uji Glejser, nilai absolut dari residual diregresikan pada variabel independen. Ketika nilai signifikan melebihi ambang batas kepercayaan 5% hasil probabilitas dianggap singnifikan/berpengaruh (Ghozali,2013). 3.8.3. Uji Hipotesis Dalam uji tersebut dapat dijelaskan bahwa hipotesis merupakan dugaan. awal sementara dalam penelitian mulai perumusan masalah yang belum diterima dan masih akan diuji lagi kebenarannya. Sebelum melalukan tahap awal pengujian hipotesis harus dilakukan asumsi klasik. Macam-macam dari uji asumsi klasik ini yakni uji normalitas,uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas sedangkan dalam pengujian hipotesis terdiri dari analisis Uji F, Uji T dan Uji Koefisien Determinasi (R2). Jika hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan data dalam sampel, itu masih mencirikan keadaan populasi. Studi hipotesis dapat diringkas sebagai berikut : a). Uji F Pada penelitian ini dibuat untuk diketahui model regresi yang dibuat bisa. dipakai dalam memprediksi variabel terikat. Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh pengetahuan, penerapan dan pengawasan terhadap Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) secara simultan dan parsial. Hasil uji F dibandingkan dengan F. tabel.

(49) 35. yang diturunkan dengan menggunakan tingkat resiko atau taraf signifikan 5% (0,05) atau derajat kebebasan = k (n-k-1) dengan kriteria berikut: 1. Jika Fhitung > atau nilai sig < α = maka H0 ditolak 2. Jika Fhitung < atau nilai sig > α = maka H0 diterima Jika H0 diterima berarti model regresi berganda yang diperoleh tidak berpengaruh signifikan, artinya variabel bebas Pengetahuan (X1), Penerapan (X2), dan Pengawasan (X3)) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Sistem Manajemen). Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) (Y). Adapun yang menjadi H0 dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. H0 : β1= β2= β3= 0 : tidak berpengaruh signifikan 2. Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 : terdapat pengaruh yang signifikan b). Uji T Uji ini menentukan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. 1. Ho : bi = 0, dijelaskan bahwa variabel bebas (X1, X2, dan X3) secara parsial yaitu variabel penerapan dan pemantauan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), tidak berpengaruh positif dan signifikan ( Y). 2. Ha : b1 ≠ 0 menunjukkan bahwa variabel bebas (X1, X2, dan X3) berpengaruh agak positif dan signifikan terhadap variabel Penerapan dan Pengawasan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) (Y). Berikut ini adalah syarat untuk mengambil keputusan: 1. jika Thitung < Ttabel pada α = 5% maka Ho dapat diterima 2. jika Thitung > Ttabel pada α = 5% maka Ha dapat diterima.

(50) 36. c) Uji Koefisien Determinasi (R2) Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian/kebenaran nilai taksiran dan sampel data garis regresi, serta pengaruh variabel X terhadap variabel Y, dan untuk menentukan besar kecilnya persentase. Setelah Anda menghitung koefisien korelasi, Anda harus mengkuadratkannya untuk mendapatkan koefisien determinasi. Besarnya koefisien determinasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut::. Keterangan:. Kd. = r2 x 100%. Kd = Koefisien determinasi r2 = Korelasi Syarat dalam Kriteria menganalisis koefisien determinasi yakni apabila KD mendeteksi nol (0), maka pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent lemah. apabila ada satu (1) maka kuat..

(51) 37. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat PT. Mujur Lestari Perusahaan ini khusus bergerak di bidang Perkebunan Kelapa Sawit. berdiri pada tanggal 5 Januari 2005 yang berkantor pusat di kota Medan, akan tetapi Area Perkebunan beserta Pabrik Pengolahan ataupun kantor lapangan terletak di Kabupaten Labuhan Batu Selatan-Sumatera Utara yang memiliki lahan Perkebunan Kelapa Sawit sekitar 30 Hektare. 4.1.2. Visi dan Misi PT. Mujur Lestari 1. Visi PT. Mujur Lestari Menjadi salah satu perusahaan berwawasan nasional dan senantiasa membangun Indonesia sebagai penyediaan lapangan kerja yang berdampak pada peningkatan taraf hidup bagi pekerja untuk hebat dan sukses dalam mengelola kelapa sawit yang bereputasi, berkontribusi dan terintegrasi. 2. Misi PT. Mujur Lestari a. Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terbaik di Indonesia yang ramah lingkungan b. Menyediakan produk kelapa sawit dengan kualitas terbaik c. Menjalankan usaha bersama seluruh karyawan serta pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan prinsip usaha terbaik, inovatif, handal, profesional dan berdaya saing tinggi.. 37.

(52) 38. 4.1.3. Standar Keamanan di PT. Mujur Lestari 1. Perusahaan di PT. Mujur Lestari dan penanggungjawab perusahaan yakni manajemen harus bertanggung jawab dalam pelaksana K3 para pekerja adalah kewajiban yang harus ada didalam produksi, disebabkan keselamatan dan Kesehatan kerja karyawan harus menjadi perhatian dari perusahaan. 2. PT. Mujur Lestari memiliki komitmen untuk tetap melaksanakan dan semua peraturan tentang keselamatan, kesehatan ataupun peraturan perlindungan lingkungan dalam bekerja agar sesuai dengan syarat yang ada di dalam kontrak 3. Tingkat kecelakaan kerja pada PT. Mujur Lestari, ditargetkan zero accident atau kecelakaan nihil, sehingga dapat mencerminkan kebijakan dan aturan dapat dikenali dengan tetap selalu menjalankan program pendisiplin. 4. PT. Mujur Lestari harus memiliki pengurus dan manajemen yang anggotanya harus saling berkoordinasi dan mentaati terhadap kebijakan perusahaan. 5. Kebijakan PT. Mujur Lestari dalam upaya dan instruksi untuk meningkatkan kesadaran para pekerja terhadap K3 agar dapat melakukan pekerjaan yang sesuai dengan menerapkan SMK3 dalam perusahaan..

(53) 39. 6. Selalu melakukan pengawasan atau mendengarkan penilaian dari karyawan dalam melakukan peninjauan ulang untuk memperbaiki pengaturan yang ada. 7. Para karyawan kontrak atau karyawan baru harus dipraktekkan cara kerja aman dengan dilatih mengenai aturan-aturan safety dan tanggap darurat apabila terjadi accident. 4.2 Karakteristik Responden Karakteristik ini didapatkan dari data diri/identitas subjek yang ada pada perhitungan menggunakan rumus slovin dan terkumpul pada penelitian ini dengan 81 (delapanpuluh satu) partisipan. Data diri ini yakni usia,jenis kelamin,status pernikahan,pendidikan formal dan lama bekerja karyawan di PT. Mujur Lestari. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Usia. Orang. Persen. 20-30 Tahun. 45 Orang. 55%. 31-40 Tahun. 26 Orang. 30%. 41-50 Tahun. 7 Orang. 11%. 51-60 Tahun. 3 Orang. 4%. Total. 81 Orang. 100%. Sumber: Hasil Olah Data 2021. Berdasarkan Tabel 4.1., tanggapan dari PT. Pegawai Mujur Lestari usia 20-30 tahun sebanyak 45 orang, dengan persentase total 55 persen, 31-40 tahun sebanyak 26 orang, dengan persentase 30 persen, 41-50 tahun sebanyak 7 orang, dengan persentase sebesar 11 persen dan Usia 51-60 tahun sebanyak 3 orang. Hal.

(54) 40. ini menunjukkan mayoritas responden pada penelitian ini berusia 20-30 tahun yang ada di PT.Mujur Lestari. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin. Orang. Persen. Laki-Laki. 64 Orang. 79%. Perempuan. 17 Orang. 21%. Total. 81 Orang. 100 %. Sumber: Hasil Olah Data 2021. Berdasarkan Tabel 4.2, ada 81 orang yang menjawab berdasarkan jenis kelamin, dengan 64 laki-laki menjawab 79 persen tepat waktu dan 17 perempuan menjawab 21 persen tepat waktu. Akibatnya, mayoritas PT. Karyawan Mujur Lestari adalah laki-laki. 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Pernikahan Status Pernikahan. Orang. Persen. Belum Menikah. 25 Orang. 32%. Sudah Menikah. 56 Orang. 68%. Total. 81 Orang. 100%. Sumber: Hasil Olah Data 2021. Berdasarkan Tabel 4.3, ada 25 karyawan yang belum menikah (32%) dan 56 karyawan yang sudah menikah (68%) di antara PT. personel Mujur Lestari. Hal ini menunjukkan bahwa partisipan dalam penelitian ini adalah PT. Untungnya, sebagian besar Lestari sudah berkeluarga. 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Formal.

(55) 41. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal Pendidikan Formal. Orang. Persen. SD. 5 Orang. 6%. SMP. 9 Orang. 11%. SMA/SMK. 50 Orang. 62%. Perguruan Tinggi. 17 Orang. 21%. Total Sumber: Hasil Olah Data 2021. 81 Orang. 100%. Menurut Tabel 4.4. diatas, responden dari PT. Mujur Lestari yang berpendidikan formal SD sebanyak 5 orang dengan persentase 6%, pendidikan formal SMP sebanyak 9 orang dengan total persentase 11%, pendidikan formal SMA/SMK sebanyak 50 orang dengan total persentase 62 persen, dan berpendidikan formal sebanyak 50 orang dengan persentase total 62 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam survei ini, yaitu pegawai SMA/SMK di PT.Mujur Lestari, memiliki pendidikan formal. 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Orang 0-4 Tahun 12 Orang 5-8 Tahun 40 Orang 9-12 Tahun 24 Orang 13-16 Tahun 5 Orang Total 81 Orang Sumber: Hasil Olah Data 2021. Persen 16% 48% 31% 5% 100%. Berdasarkan Tabel 4.5, terdapat 12 pegawai dengan masa kerja 0-4 tahun, terhitung 16 persen dari total, 40 pegawai dengan masa kerja 5-8 tahun, terhitung 48 persen, 24 pegawai dengan masa kerja 9-12 tahun, terhitung 31 persen, dan 5 karyawan dengan masa kerja 13 tahun, terhitung 5 persen. Hal ini menunjukkan.

(56) 42. bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah PT. Personil Mujur Lestari dengan pengalaman 5-8 tahun.. 4.3 Analisis Statistik Deskriptif Pada bagian analisis statistik deskriptif terdapat distribusi frekuensi dan persentase dari Variabel pengetahuan, penerapan, pengawasan dan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3). Adapun kategori skala dapat dijelaskan pada dibawah sebagai berikut: Tabel 4.6 Kategori Skala Skala. Kategori. 1,00-1,80. Sangat Rendah. 1,81-2,60. Rendah. 2,61-3,40. Sedang. 3,41-4,20. Tinggi. 4,21-5,00. Sangat Tinggi. Sumber: Arikunto (2005). Penelitian ini menjelaskan secara deskriptif hasil dari pengetahuan, penerapan dan pengawasan terhadap sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). Kuesioner ini diisi oleh sebanyak 81 orang karyawan di PT. Mujur Lestari dengan tanggapan sebagai berikut: 4.3.1. Analisis Responden atas Variabel Pengetahuan Pada kuisioner penelitian variabel pengetahuan (X1) terdapat 6 pertanyaan. yang mewakili dan menunjukkan indikator dari variabel tersebut. Adapun persentase tanggapan yang diperoleh melalui kuisioner menggunakan rumus.

(57) 43. Slovin yakni sebanyak 81 orang responden karyawan PT.Mujur Lestari dan dapat dilihat dibawah ini: Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Variabel Pengetahuan (X 1) Kriteria Jawaban No. Pernyataan. STS. TS. N. S. SS. F. %. F. %. F. %. F. %. F. %. Total F %. 1.. Item 1. -. -. -. -. 4. 4,9. 48. 59,3. 29. 35,8. 81. 100%. 2.. Item 2. -. -. 3. 3,7. 13. 16,0. 47. 58,0. 18. 22,2. 81. 100%. 3.. Item 3. -. -. 2. 2,5. 9. 11,1. 36. 44,4. 34. 42,0. 81. 100%. 4.. Item 4. -. -. 2. 2,5. 8. 9,9. 31. 38,3. 40. 49,4. 81. 100%. 5.. Item 5. -. -. -. -. 2. 2,5. 49. 60,5. 30. 37,0. 81. 100%. 6.. Item 6. -. -. 3. 3,7. 7. 8,6. 41. 50,6. 30. 37,0. 81. 100%. Rata-Rata. RataRata 4,31 3,99 4,26 4,35 4,32 4,21 4,24. Sumber: Hasil Olah Data 2021. Berdasarkan Tabel 4.7 mengenai variabel pengetahuan, dapat dilihat pada pernyataan no 1. bahwa responden lebih banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 48 responden (59,3%), pernyataan no 2. bahwa responden lebih banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 47 responden (58,0%), pernyataan no 3. bahwa responden banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 36 responden (44,4%), pernyataan no 4. bahwa responden banyak menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 40 responden (49,4%), pernyataan no 5. bahwa responden banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 49 responden (60,5%), pernyataan no 6. bahwa responden banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 41 responden (50,6%). Kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian diatas menunjukkan dan menjelaskan bahwa pengetahuan K3 pada PT.Mujur Lestari masuk dalam kategori sangat tinggi (cukup baik) dapat terlihat dari rata – rata skornya. 4,24 %.. Hasil dari Analis kepada Kuisioner masih harus dibenahi secara terus menerus mengenai tingkat pemahaman dan kesadaran karyawan terhadap K3..

(58) 44. 4.3.2. Analisis Responden atas Variabel Penerapan Pada kuisioner penelitian variabel penerapan (X2) terdapat 13 pertanyaan. yang mewakili dan menunjukkan indikator dari variabel tersebut.Adapun persentase tanggapan yang diperoleh melalui kuisioner menggunakan rumus slovin yakni sebanyak 81 orang responden karyawan PT.Mujur Lestari dan dapat dilihat: Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Variabel Penerapan (X2) Kriteria Jawaban No. Pernyataan. STS. TS. N. S. SS. 1.. Item 1. -. -. -. -. 3. 3,7. RataRata 43 53,1 35 43,2 81 100% 4,38. 2.. Item 2. -. -. 3. 3,7. 10. 12,3. 46. 56,8. 22. 27,2. 81. 100%. 4,07. 3.. Item 3. -. -. 1. 1,2. 11. 13,6. 38. 46,9. 31. 38,3. 81. 100%. 4,22. 4.. Item 4. -. -. 1. 1,2. 7. 8,6. 31. 38,3. 42. 51,9. 81. 100%. 4,41. 5.. Item 5. -. -. -. -. 3. 3,7. 44. 54,3. 34. 42,0. 81. 100%. 4,37. 6.. Item 6. -. -. 3. 3,7. 6. 7,4. 43. 53,1. 29. 35,8. 81. 100%. 4,21. 7.. Item 7. -. -. 1. 1,2. 5. 6,2. 39. 48,1. 36. 44,4. 81. 100%. 4,36. 8.. Item 8. -. -. -. -. 8. 9,9. 41. 50,6. 32. 39,5. 81. 100%. 4,30. 9. Item 9. -. -. -. -. 6. 7,4. 44. 54,3. 31. 38,3. 81. 100%. 4,31. 10.. Item 10. -. -. 2. 2,5. 6. 7,4. 47. 58,0. 26. 32,1. 81. 100%. 4,20. 11.. Item 11. -. -. 2. 2,5. 6. 7,4. 40. 49,4. 33. 40,7. 81. 100%. 4,28. 12. Item 12. -. -. -. -. 9. 11,1. 38. 46,9. 34. 42,0. 81. 100%. 4,31. 13.. Item 13. -. -. -. -. 6. 7,4. 41. 50,6. 34. 42,0. 81. 100%. 4,35. F. %. F. %. F. %. Rata-Rata. F. %. F. %. F. Total %. 4,29. Sumber: Hasil Olah Data 2021. Berdasarkan Tabel 4.8 mengenai variabel pengawasan dapat dilihat pada pernyataan no 1. bahwa responden lebih banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 43 responden (53,1%), pernyataan no 2. bahwa responden lebih banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 46 responden (56,8%), pernyataan no 3. bahwa responden banyak menjawab setuju yaitu sebanyak 38 responden (46,9%), pernyataan no 4..

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Akhir ini menjelaskan mengenai Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Karyawan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karyawan

13 tahun 2003 pasal 87 ayat 1 tentang ketenagakerjaan yang berisi bahwa “Setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Angka ini memberikan arti bahwa secara umum responden memandang sistem manajemen keselamatan kerja (SMK3) penting untuk menghindari kecelakaan kerja pada sebuah

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT Amal Tani Tanjung Putri Kabupaten Langkat Tahun 2011.. Skripsi

PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI BUNUT RUBBER

Penelitian ini menghasilkan hasil evaluasi untuk nilai tingkat keberhasilan penerapan SMK3 di proyek pembangunan gedung Siloam Hospital dengan perincian; Kebijakan K3

Tinjauan Umum Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja SMK3.... Standar Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja SMK3

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SMK3 UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN Studi Kasus: PT INDUSTRI KAPAL INDONESIA PT IKI Persero.. Meningkatkan Keselamatan dan