RESILIENSI PADA ANAK-ANAK KORBANBENCANA GEMPA BUMI DAN
TSUNAMI(Studi Deskripsi Di Nanggroe Aceh Darussalam)
Oleh: SHINTA INDAH POERNAMA ( 01810151 ) Psychology
Dibuat: 2006-04-29 , dengan 3 file(s).
Keywords: Resiliensi, anak, korban gempa bumi dan tsunami
Gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam setahun yang lalu menyisakan penderitaan dan gangguan psikologis pada korbannya, terutama bagi anak-anak. Sebagian anak-anak mampu menyesuaikan diri dan kembali seperti sediakala, mereka inilah yang memiliki resiliensi dalam dirinya. Namun, tidak sedikit dari mereka yang tidak resilien. Resiliensi pada anak-anak sangat diperlukan agar mereka kuat dalam menghadapi dan melalui suatu peristiwa traumatik. Apabila anak-anak korban gempa dan tsunami tidak memiliki
resiliensi pada dirinya, akan mendatangkan banyak masalah pada dirinya sendiri maupun orang disekitarnya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah dua orang anak yang berusia antara 2 – 13 tahun dan merupakan korban gempa dan tsunami yang selamat. Penelitian dilakukan di Nanggroe Aceh Darussalam selama 20 hari, sejak tanggal 1 Desember 2005 – 20 Desember 2005. adapun pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode wawancara. Analisa data pada penelitian ini melalui tahap-tahap yaitu reduksi data, display data, mengambil keputusan dan verifikasi.
Setelah musibah gempa dan tsunami kedua subyek penelitian mengalami stres pasca trauma, yang banyak membuat perubahan-perubahan lingkungan subyek sehingga berdampak pada diri subyek. Penelitian ini menggambarkan resiliensi subyek kertika menghadapi
perubahan-perubahan dan traumanya akibat gempa dan tsunami. Kedua subyek penelitian ini sama-sama mengalami terombang-ambing dalam air saat tsunami menerjang, sama-sama mampu
menghadapi stres dan traumanya dalam waktu satu bulan dengan berusaha sabar, tabah, sama-sama mendapatkan pengertian dan dukungan dari keluarga, hanya saja kapasitasnya saja yang berbeda. Namun dari kedua subyek penelitian hanya satu orang subyek yang resilien. Adapun yang membuat subyek menjadi resilien adalah subyek memiliki sebagian besar ciri-ciri resiliensi. Selain itu faktor yang mempengaruhi subyek resilien adalah adanya perhatian, kasih sayang dan dukungan dari orang tua.
Abstract
The earthquake and tsunami in Nanggroe Aceh Darussalam year ago leaving the suffering and psychological disturbance at the victim, especially for children. Some children are able to adjust itself and go back to normal, these are to have resilience in her. However, not a few of them are not resilient. Resilience in children is needed, so they are strong in the face and through a traumatic event. If the child victims of the earthquake and tsunami did not have the resilience to him, will bring many problems to himself and people around him.
was conducted in Nanggroe Aceh Darussalam for 20 days, as of 1 December 2005 - December 20, 2005. As for data collection in this research is method of interview. Analysis of the data in this study through the stages of data reduction, data display, make decisions and verification. After the second earthquake and tsunami research subjects experiencing post traumatic stress, which many make the subject of environmental changes which impacted on the subjects themselves. This study describes the subject kertika resilience to face the changes and trauma caused by the earthquake and tsunami. Both these subjects are equally experienced adrift in the water when the tsunami hit, are equally capable of coping with stress and trauma within a month with trying to be patient, steadfast, equally gain understanding and support from family, it's just that its capacity different. However, from both research subjects only one subject that resilient people. As for who makes the subject to be resilient are the subject has most of the