ANALISIS FAKTOR
–
FAKTOR YANG MEMENGARUHI
KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG
TERCATAT DI BEI PERIODE 2006 - 2010
SKRIPSI
Oleh
Yolanda Ayu Ferda Putri 08610279
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ANALISIS FAKTOR
–
FAKTOR YANG MEMENGARUHI
KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG
TERCATAT DI BEI PERIODE 2006 - 2010
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis
Oleh
Yolanda Ayu Ferda Putri 08610279
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Yolanda Ayu Ferda Putri NIM : 08610279
Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Dengan ini menyatakan dengan sebenar – benarnya bahwa : 1. Tugas akhir dengan judul
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘allaikum. Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat
dan ridhonya lah, sehingga skripsi dengan judul Analisis Faktor – Faktor yang Memengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Semen yang Tercatat di
BEI Periode 2006 – 2010 ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna menyelesaikan
studi pada program strata satu Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen di
Universitas Muhammadiyah Malang.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dr. H. Nazaruddin Malik, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu peneliti dalam
pemberian ijin-ijin kegiatan akademik.
2. Dra. Aniek Rumijati, M.M., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu peneliti dalam
kegiatan akademik.
3. Dra. Erna Retna Rahadjeng, M.M. AFP, selaku dosen pembimbing I yang
iv
bimbingan yang amat bermanfaat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
4. Drs. Wiyono, M.M., selaku dosen pembimbing II yang juga telah
menyempatkan waktunya untuk memberikan arahan, masukan, bimbingan
yang amat bermanfaat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Dra. Uci Yuliati, M.M., selaku dosen wali kelas E angkatan 2008 yang telah
banyak membantu peneliti dalam program kegiatan akademik.
6. Segenap Ibu dan Bapak Dosen Fakultas Ekonomi khususnya program studi
Manajemen dan Staff Tata Usaha FE-UMM atas didikan dan bimbingannya
selama peneliti menempuh studi.
7. Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) UMM yang telah mengijinkan untuk
menyediakan data yang dibutuhkan demi kelancaran penelitian ini.
8. Bapak Ismanto dan Ibu Naning A selaku kedua orang tua tercinta. Terima
kasih telah memberikan kasih sayang, nasihat, motivasi, dan doa yang selalu
menyertai penulis dalam menempuh studi.
9. Teman-teman Kelas E angkatan 2008, sahabat Corat – Coret.com, teman –
teman se-part-time dengan saya, yang banyak memberikan inspirasi, dukungan moral dan spiritual. Thankssss so muchhhhh,,,,,,,,,,,,,,
10.Semua pihak yang turut memberikan kontribusi pada penulis secara langsung
maupun tidak langsung baik dalam kehidupan sehari-hari, masa perkuliahan
serta dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal baik bapak, ibu, dan saudara diterima Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
v
penulis memohon kepada semua pihak untuk memberi kritik dan saran untuk
kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
peneliti pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu ‘alaikum. Wr. Wb.
Malang, 28 Juli 2012
Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
ABSTRACT ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………1
B. Perumusan Masalah………..6
C. Batasan Penelitian……….7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……….7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu………..9
B. Tinjauan Teori……….10
C. Kerangka Pikir Penelitian ………...21
D. Hipotesis ………22
vii BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………23
B. Data dan Sumber Data………23
C. Teknik Pengumpulan Data……….24
D. Populasi………..24
E. Definisi Operasional Variabel………24
F. Teknik Analisis Data ………26
G. Uji Hipotesis………...28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Industri Semen………..31
B. Analisis Data………..32
C. Pembahasan Analisis Data……….38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………41
B. Saran………..42
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Penjualan Semen Tahun 2006 –2010 ………...2
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif………...32
Tabel 4.3 Model Summary………..………...34
Tabel 4.4 Hasil Uji F………...……...35
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Laporan Masing – Masing Nilai Variabel Perusahaan Semen Yang Tercatat di BEI 2006-2010
Lampiran 2 Perhitungan Growth Potential (GP) Perusahaan Semen Yang Tercatat di BEI 2006 - 2010
Lampiran 3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Perusahaan Semen Yang Tercatat di BEI 2006 - 2010 Menggunakan SPSS 17.0
Lampiran 4 Capital Directory Market Perusahaan Semen Yang Tercatat di BEI 2006 -2010
Lampiran 5 Neraca Perusahaan Semen Yang Tercatat di BEI 2006 -2010
Lampiran 6 Laporan Laba Rugi Perusahaan Semen Yang Tercatat di BEI 2006 -2010
43
Daftar Pustaka
Agus Sartono. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Cetakan Kedua.Edisi 4. BPFE. Jogjakarta.
Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatn Praktik. Edisi Revisi 2010. Cetakan Keempat Belas. PT. Reneka Cipta. Jakarta.
Asnawi, C.F., dan Wijaya, C. 2005. Riset Keuangan Pengujian – Pengujian Empiris. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Bambang Supomo dan Nur Indriantoro, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, Yogyakara; Penerbit BFEE UGM.
Brigham, E. F. dan Houston, J. F. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan. Buku 2. Erlangga.
Husnan Suad. 2003. Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. AMP YKPN. Jogjakarta.
Keown, A.J., Scott Jr., D.F., Martin, J.D., dan Petty, J.W. 2000. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. disi 1. Buku 2. Salemba Empat. Jakarta.
Handayani Dyah BS. 2010. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia Periode 2005 - 2007. Semarang.
Maria Andriyani. 2008. Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Insider Ownership, Investment Opportunity Set, dan Profitability Terhadap Kebijakan Dividen Studi Empiris pada perusahaan
Automotive di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2006.
Semarang.
Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Erlangga. Yogyakarta
Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. EKONISIA. Yogyakarta
Widayat dan Amrillah. 2002. Riset Bisnis. CV. Cahaya Press. Malang.
Zulkifli. 2008. Ratio Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar pada BEJ (2008). Medan
http://www.Bataviase.co.id/214515_files/node.css. Diunduh pada 15 Desember 2011.
44
http://www.bps.go.id/brs_file/pdb_banner1.pdf. Diunduh pada 15 Desember 2011.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5 % tahun ini, yang
awalnya hanya ditargetkan 6,4 % oleh pemerintah. Penunjang pertumbuhan
ekonomi tahun ini meliputi beberapa sektor, yaitu sektor industri pengolahan,
sektor pertanian, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Selain ditunjang
dari berbagai sektor tersebut, pertumbuhan ekonomi tahun ini juga didorong
oleh penguatan kinerja investasi, perdagangan internasional, konsumsi
pemerintah, maupun konsumsi masyarakat. (Sumber: bps.go.id)
Pertumbuhan infrastruktur juga ikut andil dalam pertumbuhan
ekonomi saat ini, sebab pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp126
triliun untuk menggenjot pembangunan proyek infrastruktur sepanjang tahun
ini. Infrastruktur menjadi pusat perhatian karena pemerintah berniat
menggenjot pertumbuhan ekonomi 7% per tahunnya. Diharapkan tahun
berikutnya dapat meningkat 7% seperti yang diharapkan pemerintah dari
tahun sekarang yang pertumbuhan ekonominya mencapai 6,5 %.
Real estate juga semakin meningkat tahun 2011 ini, hal itu dapat
dilihat dari meningkatnya pertumbuhan real estate sebesar 15% dibandingkan
pada tahun 2010 lalu. Tingginya pertumbuhan bisnis membuat industri
2
hingga 9%. Bisa dikatakan peran dan kontribusi sektor perumahan di
Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi cukup tinggi.
Di tengah fenomena pertumbuhan ekonomi yang terus bergerak naik,
disertai dukungan pemerintah terhadap perbaikan iklim investasi dan
pembangunan infrastruktur, nampaknya kinerja industri semen nasional pun
akan semakin cemerlang, sehingga membawa dampak positif bagi industri
semen, sebab ditengah pemulihan ekonomi, sejumlah proyek properti dan
infrastruktur kembali berjalan.
Dampak dari pertumbuhan ekonomi tahun ini membuat perusahaan
semen semakin bagus prospeknya, hal ini didukung pada tahun ini semakin
maraknya pembagunan real estate serta pembangunan infrastruktur yang juga
semakin meningkat, sehingga semen adalah barang yang paling dicari untuk
merealisasikan semua proyek – proyek real estate dan pembangunan
infrastruktur.
Tabel 1.1
Penjualan Semen Tahun 2006 - 2010
Tahun Penjualan Semen
3
akhirnya dapat meningkatkan juga pertumbuhan perusahaan semen di
Indonesia.
Di Indonesia, pangsa pasar penjualan semen terbesar dikuasai oleh
Semen Gresik Group (SGG) yakni sekitar 45%. Sementara produsen lain yaitu
Indocement memiliki pangsa pasar penjualan sekitar 30% dan Holcim
Indonesia sekitar 15%. Sisanya produsen semen lainnya yang menguasai
sekitar 10% pangsa pasar secara total. (Sumber : Bataviase.co.id )
Jika diamati perkembangan angka penjualan semen per triwulan tahun
2011, sangatlah terlihat bahwa permintaan semen di dalam negeri sangat
tinggi karena rata-rata pada setiap triwulan mencapai angka diatas 10 juta ton
atau bahkan mendekati angka 12 juta ton. Angka tersebut lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya berada pada kisaran angka 8-9
juta ton setiap triwulannya. Apabila kondisi seperti ini berlangsung terus
hingga akhir tahun 2011, maka bisa diperkirakan bahwa hingga akhir tahun ini
penjualan semen akan mencapai angka pertumbuhan diatas 12% atau dengan
volume yang hampir mendekati 45 juta ton.
Semakin meningkatnya penjualan dari tahun ke tahun, menyebabkan
para produsen semen tetap akan mengembangkan sebagian investasinya
dengan mendirikan pabrik-pabrik baru, salah satunya adalah PT Semen Gresik
Tbk yang akan membangun dua pabrik baru dengan kapasitas 4,5 juta ton.
Pabrik dengan kapasitas 3 juta ton diharapkan beroperasi tahun 2011 dan yang
1,5 juta ton lainnya tahun 2013. Sumatra, Sulawesi, dan Jawa merupakan tiga
4
Berbeda dengan PT Indocement Tbk, dibandingkan Semen Gresik,
tingkat utilisasi pabrik Indocement jauh lebih rendah. Tahun ini produksinya
diperkirakan hanya 83% dari kapasitas yang tersedia (17 juta ton). Itu
sebabnya, di tengah geliat permintaan pasar saat ini, peluang bagi perseroan
untuk menjual produknya lebih besar amat terbuka. Sementara penjualannya
ditaksir bakal mencapai Rp 7,1 triliun. Diproyeksikan, net margin Indocement
akan tumbuh 12,4% ketimbang tahun lalu sebesar Rp 562,8 miliar.
PT. Holcim Indonesia Tbk, volume penjualan domestik yang
meningkat sebesar 4,6% hingga mencapai 6,24 juta ton dari 5,96 juta ton pada
2010. PT Holcim Indonesia Tbk juga akan meningkatkan kapasitasnya dari
8,3 juta ton per tahun menjadi 10 juta ton per tahun. Kapasitas ini terpenuhi
setelah pembangunan pabrik yang akan mulai beroperasi pada 2013.
Peningkatan kinerja industri semen di Indonesia, selain dari
permintaan konsumen akan semen, salah satunya juga di pengaruhi oleh para
investor yang menanam sahamnya di perusahaan semen tersebut. Adanya
partisipasi akan investor ini, dapat membantu perusahaan semen untuk
memperbaiki kinerja keuangannya.
Di tengah koreksi yang terjadi pada sejumlah saham, masih ada
saham-saham yang berpotensi memberikan return besar. Salah satu yang patut
mendapat perhatian ekstra adalah saham semen. Sejumlah analis menilai,
prospek saham ini cukup baik. Secara fundamental kondisi masing-masing
5
Dilihat dari segi keuangan, tujuan para investor yang menanam
dananya ke dalam suatu perusahaan adalah untuk mencari pendapatan atau
tingkat pengembalian investasi berupa dividen. Investor yang memilih
dividen sebagai return, cenderung menginginkan pembagian dividen yang
relatif stabil, karena akan mengurangi ketidakpastian investor yang telah
menanamkan dananya pada perusahaan.
Pembagian dividen juga untuk menunjukkan likuiditas perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan pendapatan riil, serta
sebagai alat komunikasi antara manajer dan pemegang saham. Dividen yang
dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung kepada kebijakan masing
– masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius
dari manajemen perusahaan. Manajer keuangan di tuntut untuk bisa
menentukan kebijakan dividen yang optimal agar dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
Beberapa perusahaan memang beranggapan bahwa perusahaannya
seharusnya membagi deviden sebesar-besarnya. Akan tetapi ada juga yang
beranggapan untuk membagikan dividen sekecil-kecilnya, atau sebaiknya
tidak membagi dividen. Atau bisa juga perusahaan membagikan dividen
sebesar-besarnya maupun sekecil-kecilnya yang akibatnya bagi kemakmuran
pemilik saham sama saja. Keputusan dividen pada hakikatnya menentukan
berapa banyak bagian keuntungan yang akan dibagikan kepada para
6
Indikator untuk melihat mengenai kebijakan dividen dalam penelitian
kali ini peneliti menggunakan variabel Dividen Payout Ratio (DPR) yang
saling berkaitan hubungannya dengan kebijakan dividen dalam setiap
perusahaan. DPR merupakan komponen dasar dari keputusan kebijakan
dividen dalam suatu perusahaan, karena DPR menunjukkan jumlah dividen
yang dibayarkan kepada para pemegang saham.
Variable yang digunakan untuk melihat pengaruh kebijakan dividen
dalam penelitian ini yakni Curent Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),
dan Growth Potential (GP). Dasar pertimbangan yang digunakan dalam
penetapan ketiga variabel tersebut yaitu telah dapat mewakili mengenai
faktor-faktor untuk memutuskan pembagian dividen. Secara langsung variabel
tersebut akan dapat mempengaruhi harapan investor terhadap dividen yang
akan diterimanya.
Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini penulis
mengambil judul “Analisis Faktor – Faktor yang Memengaruhi Kebijakan
Dividen Pada Perusahaan Semen yang Tercatat di BEI Periode 2006 –
2010”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat di susun rumusan
masalah didalam penelitan ini yakni :
1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi Dividen Payout Ratio (DPR) ?
2. Faktor apa yang dominan berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio
7
C. Batasan Penelitian
Laporan keuangan perusahaan semen yang digunakan adalah laporan
yang sudah dipublikasikan dan terdaftar di BEI dari tahun 2006 – 2010.
Metode yang digunakan untuk melihat pengaruh DPR terhadap variabel
Curent Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Growth Potential (GP)
adalah metode regresi linier berganda.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian :
a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividen.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dominan terhadap kebijakan
dividen.
2. Kegunaan Penelitian :
a. Bagi Perusahaan Semen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif untuk
membantu dalam perencanaan yang tepat dan sebagai bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan kebijakan dalam
menentukan kebijakan dividen.
b. Bagi Investor dan Calon Investor
Memberikan tambahan informasi mengenai keputusan perusahaan
untuk menetapkan kebijakan dividen, sehingga dapat dipakai sebagai
8
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
peneliti lain yang mempunyai pandangan yang sama untuk
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Maria Andriyani tahun 2008 dalam
penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity
Ratio, Insider Ownership, Investment Opportunity Set, dan Profitability
Terhadap Kebijakan Dividen Studi Empiris pada perusahaan Automotive di
Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2006 menyimpulkan bahwa CR
dan IO menunjukkan berpengaruh signifikan terhadap DPR, IOS dan ROA
menunjukkan berpengaruh signifikan positif terhadap DPR, sedangkan DER
menunjukkan berpengaruh signifikan negative terhadap DPR.
Penelitian yang dilakukan oleh Handayani tahun 2010 berjudul Analisis
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan
Manufaktur di BEI (2005 – 2007). Dengan menggunakan variabel curremt
ratio (CR), return on assets (ROA), dan debt to equity ratio (DER)
menyimpulkan dari hasil analisis uji F, semua variabel ROA, DER, dan CR
berpengaruh signifikan secara bersama – sama terhadap variabel DPR,
sedangkan hasil uji t, hanya variabel ROA dan DER yang signifikan
berpengaruh kepada DPR, sedangkan variabel CR tidak berpengaruh
signifikan terhadap DPR.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli tahun 2008 berjudul
10
Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar pada BEJ (2008), dengan
cash position (CP), return on assets (ROA), debt to equity ratio (DER),
Growth Potential dan firm size dapat disimpulkan hasil dari uji serempak
(Uji-F) yang menunjukkan bahwa semua variabel berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen (dividend payout ratio). Sedangkan hasil uji t menunjukkan
hanya variabel CP, DER, dan ROA saja yang signifikan, variabel GP dan
Firm Size tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.
B. Tinjauan Teori
1. Kebijakan Dividen
Dividen merupakan balas jasa pada pemegang saham. Namun
demikian, pembagian dividen merupakan keputusan residual (sisa). Jika
perusahaan memperoleh laba, pertimbangan penggunaan laba adalah : laba
ditahan (retained earning/RE) sebagai tambahan modal, diinvestasikan
lagi, serta sebagian diberikan sebagai dividen. (Asnawi & Wijaya
2005:131)
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau
akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembayaran investasi di
masa datang. (Sartono 2008:281).
Salah satu dari komponen kebijakan dividen perusahaan adalah
rasio pembayaran dividen atau Dividen Payout Ratio (DPR). Rasio
pembayaran dividen menunjukkan jumlah dividen yang dibayarkan relatif
11
investasi perusahaan, rasio pembayaran dividen harus menurun. Dengan
kata lain, harus ada hubungan terbalik antara jumlah investasi dengan
tingkat pengembalian yang diharapkan yang melebihi biaya modal dan
dividen yang diberikan kepada investor. (Keown, 2000:620)
2. Teori Kebijakan Dividen
Ada tiga teori kebijakan dividen : (Brigham & Houston 2001:66)
a. Teori Ketidakrelevanan Dividen
Teori ketidakrelevenan dividen adalah teori yang menyatakan
bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh
terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Pendukung utama
teori ini adalah Merton Miller dan Franco Modigliani. Mereka
berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh
kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya.
Dengan perkataan lai, MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan
tergantung semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh
aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi di antara
dividen dan laba yang ditahan.
Dalam mengembangkan teori dividen mereka, MM membuat
sejumlah asumsi, khususnya tentang ketiadaan biaya pajak dan
pialang. Jelas biaya pajak dan pialang memang ada, jadi teori
ketidakrelevanan dari MM mungkin tidak benar. Akan tetapi MM
menyanggah (dengan benar) bahwa semua teori ekonomi didasarkan
12
keabsahan suatu teori harus dinilai berdasarkan pengujian empiris,
tidak berdasarkan realisme dari asumsi – asumsi tersebut.
b. Teori Bird In The Hand
Myron Gordon dan John Lintner berpendapat bahwa tingkat
keuntungan yang disyaratkan dengan atas ekuitas (ks) akan turun
apabila rasio pembagian dividen dinaikkan karena para investor kurang
yakin terhadap penerimaan keuntungan modal (capital gains) yang
akan dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan dengan
seandainya mereka menerima deviden. Gordon dan Lintner berkata
bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang
diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari
keuntungan modal.
MM tidak setuju. Mereka berpendapat ks tidak tergantung pada
kebijakan dividen, yang menyiratkan bahwa investor tidak peduli
antara dividen dengan keuntungan modal. Mereka menanamkan
pendapat Gordon – Lintner sebagai kekeliruan bird-in-the-hand karena
menurut pandangan MM, kebanyakan investor merencanakan untuk
menginvestasikan kembali dividen mereka dalam saham dari
perusahaan bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan dalam banyak
kasus, tingkat risiko dari arus kas perusahaan bagi investor dalam
jangka panjang hanya ditentukan oleh tingkat risiko arus kas
13
c. Teori Preferensi Pajak
Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk
beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian
dividen yang rendah daripada yang tinggi : (1) investor yang kaya
(yang memiliki sebagian besar saham dan menerima sebagian besar
dividen yang dibayarkan) mungkin lebih suka perusahaan menahan
dan menanamkan kembali laba ke dalam perusahaan. Pertumbuhan
laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan
keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen
yang pajaknya lebih tinggi. (2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan
smapai saham terjual. Karena adanya efek nilai waktu, satu dolar pajak
yang dibayarkan di masa mendatang mempunyai biaya efektif yang
lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan hari ini. (3) Jika
selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama
sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang-ahli waris yang
menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada hari
kematian sebagai dasar biaya mereka, dengan demikian mereka
terhindar dari pajak keuntungan modal.
Karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini, para
investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagaian besar laba
perusahaan. Jika demikian, para investor akan mau membayar lebih
tinggi untuk perusahaan yang pembagian dividennya rendah daripada
14
3. Aspek Kebijakan Dividen
Beberapa aspek kebijakan dividen adalah sebagai berikut : (Sudana,
2011:171)
a. Stabilitas Dividen
Perusahaan yang membayar dividen secara stabil dari waktu ke
waktu kemungkinan dinilai lebih baik daripada perusahaan yang
membayar dividen secara berfluktuasi. Hal ini karena perusahaan yang
membayar dividen secara stabil mencerminkan kondisi keuangan
perusahaan yang kurang baik.
Pada perusahaan yang menerapkan kebijakan dividen tidak
stabil, besar kecilnya dividen akan berfluktuasi sejalan dengan
fluktuasi Earning Per Share (EPS). Penerapan kebijakan dividen
stabil dilakukan melalui penetapan dividen absolut yang tetap,
meskipun besarnya EPS berfluktuasi dari waktu ke waktu, besarnya
dividen tidak berubah.
Perubahan besarnya dividen baru dilakukan jika terjadi
kenaikan atau penurunan Earning Per Share (EPS) yang cukup berarti
dan diperkirakan akan berlangsung lama. Dengan demikian penerapak
kebijakan dividen yang stabil akan mengakibatkan dividend payout
ratio yang berfluktuasi.
b. Target Payout Ratio
Sejumlah perusahaan mengikuti kebijakan target dividend
15
jumlah dividen yang dibayarkan berfluktuasi atau dividennya tidak
stabil. Perusahaan hanya akan meningkatkan dividend payout ratio,
jika pendapatan perusahaan meningkat dan perusahaan merasa mampu
mempertahankan kenaikan pendapatan tersebut dalam jangka panjang.
c. Dividen Reguler dan Dividen Ekstra
Salah satu cara perusahaan meningkatkan dividen kas adalah
dengan memberikan dividen ekstra di samping dividen regular. Hal ini
biasanya dilakukan jika pendapatan perusahaan meningkat cukup
besar, tetapi sifatnya sementara. Apabila tidak terjadi peningkatan
perusahaan, dividen yang dibagikan hanya dividen regular.
4. Prosedur Pembayaran Dividen
Prosedur pembayaran dividen yang sebenarnya adalah sebagai
berikut : (Brigham & Houston, 2001:66)
a. Tanggal pengumuman. Dimana pada tanggal pengumuman
(declaration date) adalah tanggal pada saat direksi perusahaan
mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian dividen.
b. Tanggal pencatatan pemegang saham. Jika perusahaan mencatat
sebagai pemilik pada tanggal ini, pemegang saham tersebut berhak
menerima dividen.
c. Tanggal ex-dividen. Tanggal pada saat hak atas dividen periode
berjalan tidak lagi menyertai saham tersebut, biasanya jangka
16
d. Tanggal pembayaran. Tanggal pada saat perusahaan benar-benar
mengirimkan cek dividen.
5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen
yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham antara
lain : (Sutrisno , 2001:304)
a. Posisi solvabilitas perusahaan. Apabila perusahaan dalam kondisi
insolvensi atau solvabilitasnya kurang menguntungkan, biasanya
perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang
diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki posisi struktur
modalnya.
b. Posisi likuiditas perusahaan. Cash dividend merupakan arus kas keluar
bagi perusahaan, oleh karena itu bila perusahaan membayarkan
dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas yang cukup banyak
dan ini aakan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Bagi
perusahaan yang kondisi likuiditasnya kurang baik, biasanya dividend
payot rationya kecil, sebab sebagian besar laba digunakna untuk
menambah likuiditas. Namun perusahaan yang sudah mapan dengan
likuiditas yang baik cenderung memberikan dividen lebih besar.
c. Kebutuhan untuk melunasi hutang. Salah satu sumber dana perusahaan
adalah dari kreditor berupa hutang baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Hutang ini harus segera dibayar pada saat jatuh tempo, dan
17
Semakin bnayak hutang yang harus dibayar semakin besar dana yang
harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan
dibayarkan.
d. Rencana perluasan. Perusahaan yang berkembang ditandai dengan
semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari
perluasan yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin pesat
pertumbuhan perusahaan, juga semakin pesat perluasan yang
dilakukan. Konsekuensinya semakin besar juga kebutuhan dana untuk
membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dana dalam rangka ekspansi
tersebut bisa dipenuhi baik dari hutang, menambah modal sendiri yang
berasal dari pemilik, dan salah satunya juga bida diperoleh dari
internal resources berupa memperbesar laba yang ditahan. Dengan
demikian semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan semakin
kecil dividend payout ratio nya.
e. Kesempatan investasi. Kesempatan investasi juga merupakan faktor
yang mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagi. Semakin
terbuka kesempatan investasi semakin kecil dividen yang dibayarkan
sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan invesatasi.
Namun bila kesempatan investasi kurang baik, maka dananya lebih
banyak akan digunakan untuk membayar dividen.
f. Stabilitas pendapatan. Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil,
dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar
18
Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu meneyediakan kas
yang banyak untuk berjaga – jaga, sedangkan perusahaan yang
pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup
besar untuk berjaga – jaga.
g. Pengawasan terhadap perusahaan. Kadang – kadang pemilik tidak mau
kehilangan kendali terhadap perusahaan. Apabila perusahaan mencari
sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan masuk investor
baru dan ini tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam
mengendalikan perusahaan. Jika dibelanjai dari hutang risikonya
cukup besar. Oleh karena itu perusahaan cenderung tidak membagi
dividennya agar pengendalian tetap berada ditangannya.
Faktor – faktor lain yang perlu di pertimbangkan dalam pengambilan
kebijakan dividen adalah : (Sudana, 2011 : 170)
a. Dana yang dibutuhkan perusahaan. Apabila di masa yang akan dating
perusahaan berencana melakukan investasi yang membutuhkan dana
yang besar, maka perusahaan dapat memperolehnya melalui
penyisihan laba ditahan. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang
akan datang, semakin besar pula bagian laba yang ditahan di
perusahaan atau semakin kecil dividen yang akan dibagikan kepada
pemegang saham.
b. Likuiditas. Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai atau
dividen saham. Perusahaan hanya mampu membayar dividen tunai jika
19
tingkat likuiditas perusahaan, semakin besar dividen tunai yang
mampu dibayar perusahaan kepada pemegang saham, dan sebaliknya.
c. Kemampuan perusahaan untuk meminjam. Salah satu sumber dana
perusahaan adalah berasal dari pinjaman. Perusahaan dimungkinkan
untuk membayar dividen yang besar, karena perusahaan masih
memiliki perluang atau kemampuan untuk memperoleh dana dari
pinjaman guna memenuhi kebutuhan dana yang diperlukan
perusahaan. Dengan demikian , semakin besar kemampuan perusahaan
untuk meminjam semakin besar dividen yang dibayarkan kepada
pemegang saham.
d. Nilai informasi dividen. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
harga pasar saham perusahaan meningkat ketika perusahaan
mengumumkan dividen, dan harga pasar saham perusahaan turun
ketika perusahaan mengumumkan penurunan dividen. Salah satu
alasan dari reaksi pasar terhadap informasi pengumuman dividen
tersebut adalah karena pemegang saham lebih menyukai pendapatan
sekarang, sehingga dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar
saham. Selain itu, dividen yang meningkat dianggap memberikan
sinyal bahwa kondisi keuangan perusahaan baik, dan sebaliknya
dividen turun memberikan sinyal kondisi keuangan perusahaan yang
memburuk.
e. Pengendalian perusahaan. Jika perusahaan membayar dividen yang
20
saham baru untuk membiayai peluang investasi yang dinilai
menguntungkan. Dalam kondisi demikian kendali pemegang saham
lama atas perusahaan kemungkinan akan berkurang, jika pemegang
saham lama tidak berjanji untuk membeli tambahan saham baru yang
diterbitkan perusahaan. Pemegang saham mungkin lebih suka
membayar dividen yang rendah dan membiayai kebutuhan dana untuk
investasi dengan laba ditahan, sehingga tidak menurunkan kendali
pemegang saham atas perusahaan.
f. Pembatasan yang diatur dalam perjanjian pinjaman dengan pihak
kreditor. Ketika perusahaan memperoleh pinjaman dari pihak kreditor,
perjanjian pinjaman tersebut sering disertai dengan persyaratan –
persyaratan tertentu. Salah satu bentuk persyratan di antaranya adalah
pembatasan pembayaran dividen yang tidak boleh melampaui jumlah
tertentu yang disepakati. Tujuannya adalah melindungi kepentingan
pihak kreditor, yaitu kelancaran pelunasan pokok pinjaman dan
bunganya.
g. Inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin turun daya beli mata
uang. Hal ini berarti perusahaan harus mampu menyediakan dana yang
lebih besar untuk membiayai operasi maupun investasi perusahaan
pada masa yang akan datang. Apabila peluang untuk mendapatkan
dana yang berasal dari luar perusahaan terbatas, salah satu cara untuk
21
internal, yaitu laba ditahan. Dengan demikian, jika inflasi meningkat,
dividen yang dibayarkan akan berkurang, dan sebaliknya.
C. Kerangka Pikir
Gambar 2.1
Kerangka Pikir Penelitian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Dengan menggunakan beberapa variabel yang telah dikemukakan di
atas, dan menganalisis variabel tersebut dengan menggunakan metode analisis
regresi linier berganda, maka akan diketahui faktor yang berpengaruh dan
dominan berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
D. Hipotesis
Dari rumusan masalah dan dari hasil penelitian terdahulu yang telah
dikemukakan diatas, maka diperoleh sebuah hipotesis :
Perusahaan Semen di BEI
(Semen Gresik, Holcim Indonesia, Indocement Tunggal Prakarsa)
Laporan Keuangan (L/R, Neraca)
Menganalisis Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap DPR Curent Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Growth Potential dengan menggunakan Metode Analisis Regresi
Berganda
22
1. Diduga faktor-faktor yang mempengaruhi DPR adalah Curent Ratio (CR),
Debt to Equity Ratio (DER), dan Growth Potential (GP).
2. Diduga faktor yang paling dominan mempengaruhi kebijakan dividen