• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MARKETING MIX DENGAN KEPUASAN PELANGGAN PADA TOKO MEUBEL MITRA SAKTI TIMIKA PAPUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN MARKETING MIX DENGAN KEPUASAN PELANGGAN PADA TOKO MEUBEL MITRA SAKTI TIMIKA PAPUA"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

v

HUBUNGAN MARKETING MIX DENGAN KEPUASAN

PELANGGAN PADA TOKO MEUBEL MITRA SAKTI

TIMIKA

PAPUA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh :

VIVIT VITHA HALIM 09610136

FAKULTAS EKONOMI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

xii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

AssalamuAlaikumWr.Wb

Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji atas kehadirat Allah SWT yang memiliki

kekuatan, menguasai seluruh alam semesta yang menggenggam setiap kejadian, dan

penyempurnaan setiap kebahagiaan. Shalawat dan salam penulis panjatkan kepada

Rasulullah SAW beserta seluruh keluarga-Nya, dan para sahabat-sahabat-Nya atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan sebuah rangkaian

kegiatan penulisan skripsi ini dengan judul Hubungan Marketing Mix Dengan

Kepuasan Pelanggan Pada Toko Meubel Mitra Sakti Timika - Papua sebagai salah

satu syarat dalam menyelesaikan study pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW

sebagai suri teladan dan argument (hujjah) bagi seluruh hamba.

Walaupun banyak kendala yang dihadapi penulis selama menyusun skripsi ini,

tetapi atas bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak sehinggas kripsi ini dapat

terselesaikan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan yang berbahagia ini dengan tulus

hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Dicky Wisnu Usdekriyanto, MM dan Ibu Dra. Sandra Irawati, MM sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan mulai pengembangan minat terhadap permasalahan penelitian ini, pelaksanaan penelitian, sampai pada

(9)

xiii

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga juga penulis sampaikan

kepada:

1. Bapak Dr. H. Nazaruddin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dra. Aniek Rumijati, MM selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak dan Ibu selaku Dewan Penguji I dan II

4. Kepada kedua orang tuaku yang tercinta Ayahanda Drs. H. Halim Chandra MM dan Ibunda Hj. Nursari, terima kasih telah memberi cinta, dukungan, doa restu dan memberikan kepercayaan selama ini.

5. Kepada Bapak Hasanuddin dan Ibu Sitti Marly terima kasih atas doa restu dan

kasih sayangnya, tunanganku Didi Kurniawan, SKM, M.Kes yang selalu

mendampingi, menasehati, dan memberikan kekuatan, Terima Kasih.

6. Saudara – saudaraku Didit Chandra Halim, Nurul Mukharam Halim dan si kecil

Dzaky Ramadhan Halim, serta kakak Muh.Hidjrah, SP dan Hikmawaty,

S.Kep.Ns, kemenakanku Muh.Najwan Attalah yang selalu kalian berikan

senyuman manis dan canda tawa.

7. Sepupu – sepupu Sitti Rahmawati S.Ked, Bekty Lestari S.Ked, Rahmat Purnama

dan teman seperjuangan Nonita Tira, dan Nur Fauziah AMK. yang selalu

memberikan dukungan dan suport.

8. Keluarga Venus 18 yang tidak dapat di sebut satu – persatu terima kasih

(10)

xiv

9. Sahabat – Sahabatku Kelas Manajemen C terima kasih selama ini atas bantuanya

selama ini.

10.Kepada semua orang yang tidak dapat disebutkan satu-satu terima kasih atas

bantuannya hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan ini terdapat banyak kekurangan,

namun tiada karya manusia yang sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan

hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sebuah karya

yang baik.

Malang, Juli 2013

(11)

xv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang

lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar

pustaka.

Malang,juli 27

Mahasiswa,

(12)

xvi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… i

LEMBAR PERSETUJUAN……… ii

LEMBAR PENGESAHAN………. iii

ABSTRAK….……….. iv

KATA PENGANTAR……….. v

DAFTAR ISI………. viii

DAFTAR TABEL………. xii

DAFTAR GAMBAR………. xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….. 1

B. Rumusan Masalah………. 6

C. Batasasn Masalah……….. 6

D. Tujuan Penelitian………... 6

E. Manfaat Penelitian………. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu...…....……… 8

B. TinjauanTeori...………... 9

(13)

xvii

2. Marketing Mix...………... 12

2.1Produk...……….. 13

2.2Harga...……….... 18

2.3Tempat/Distribusi...……… 20

2.4Promosi...……… 22

3. Perilaku Pelanggan...……… 26

3.1Tujuan Dan Fungsi Model Perilaku Pelanggan... 27

3.2Pengambilan Keputusan Pelanggan... 29

4. Kepuasan Pelanggan...……….. 31

5. Hubungan Marketing MixTerhadap Kepuasan Pelanggan... 36

C. Kerangka Konsep...……… 38

D. Hipotesis...……… 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi Dan Waktu Penelitian………. 40

B. Populasi DanSampel………. 40

1. Populasi...……… 40

2. Sampel...……… 41

C. Variabel Penelitian………... 42

D. Definisi Operasional Dan Indikator Variabel... 42

E. Sumber Data...………...………… 46

F. Metode Pengumpulan Data... 47

(14)

xviii

H. Metode Analisis Data... 48

I. Uji Instrumen... 51

1. Uji Validitas... 51

2. Uji Realibilitas... 52

J. Uji Hipotesis... 52

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………...…… 55

B. Karakteristik Responden………...……… 56

1. Jenis Kelamin Responden... 56

2. Responden Berdasarkan Umur... 56

3. Responden Berdasarkan Status Perkawinan... 57

C. Hasil Uji Instrumen... 58

1. Uji Validitas... 58

2. Uji Realibilitas... 61

D. Analisis Distribusi Jawaban responden... 62

1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk... 62

2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga... 66

3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Tempat... 69

4. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Promosi... 73

(15)

xix

E. Hasil Penelitian... 82

1. Product/Produk... 83

2. Price/Harga... 84

3. Place/Tempat... 84

4. Promotion/Promosi... 85

F. Pembahasan 1. Product/Produk... 86

2. Price/Harga... 88

3. Place/Tempat... 89

4. Promotion/Promosi... 92

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan………...……… 95

B. Saran………...………… 97

(16)

xx

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Pemasukan Toko Meubel Mitra Sakti...…….… 4

2.1 Penelitian Terdahulu……... 8

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 56

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 57

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan... 57

4.4 Hasil Uji Validitas Produk...……...…… 58

4.5 Hasil Uji Validitas Harga...…...………... 59

4.6 Hasil Uji Validitas Tempat...…………. 59

4.7 Hasil Uji Validitas Promosi...………...…… 60

4.8 Hasil Uji Validitas Kepuasan Pelanggan...………… 60

4.9 Hasil Uji Reliabilitas Marketing Mix...…...… 61

4.10 Variabel Produk... 61

4.11 Variabel Harga... 66

4.12 Variabel Tempat... 70

4.13 Variabel Promosi... 74

4.14 Variabel Kepuasan Pelanggan... 78

(17)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(18)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner

Lampiran 2. Master Tabel

Lampiran 3. Hasil Layout SPSS ver.17

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian Skripsi

Lampiran 5. Surat Izin Tempat Usaha Toko Meubel Mitra Sakti

Lampiran 6. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

(19)

xxiii

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, 2002, Perilaku Konsumen, Edisi Pertama, Penerbit Graha Ilmu.

Arikunto, S, 1998, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta.

Armstrong, Gery dan Philip Kotler, 2001, Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1. Edisi, Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Asnawi dan masyhuri, 2009, metodologi riset manajemen pemasaran, cetakan 1, uin – malang press.

Assauri, S, 2010, Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep dan Strategi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Assael, Henry, 1992, Consumer Behavior and Marketing Action. PWS -KENTPublishing Company.

Band, Oliver, 1991, Membangun Kepuasan Pelanggan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Cravens, David, 1996, Pemasaran Strategi , Edisi Keempat, Jilid 1, Penerbit Erlangga. Ginanda, Paramita, 2006, Pengaruh Aplikasi Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan

Pelanggan Toko Moderen.

Indriyono, Gitosudarmo, (1995), Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama,Yogyakarta , BPFE.

Indriantoro, Nur, Supomo, 1999, Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE:Yogyakarta.

Jandi dan Mitasari, 2010, Analisa kepuasan konsumen membeli barang online di forum jual beli.

Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Milinium, Jakarta, PT. Prehalindo.

Kotler, Philip, 2002, Manajamen Pemasaran di Indonesia. Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan pengendalian. Salemba empat, Jakarta.

(20)

xxiv

Kuncoro , Mudrajat, 2009, Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Edisi Tiga, Penerbit Erlangga.

Prasetijo dan Ihalauw, 2005, Perilaku Konsumen, Penerbit Andi Yogyakarta.

Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian. Yogyakarta : Andi Offset.

Sugiyono, 2004, Dalam Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol 1. No. 2. Oktober 2006: 65-73.

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Swastha dan Handoko, 1997, Manajemen Pemasaran, Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta, BPFE.

Swastha dan Handoko, 2000, Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta, BPFE.

Swastha dan Irawan, 2005, Manajemen Pemasaran Moderen , Cetakan Keempat , Liberty Offset , Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy, 1997, Manajemen Jasa. Yogkarta : Penerbit Andi Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy, 2001, Strategi Pemasaran, Analisis Perilaku Konsumen, Yogyakarta. Rajawali Pers.

William J, Stanton, 1996, Prinsip Pemasaran, Edisi Ketujuh Erlangga, jakarta.

Yusuf, M, 2007, Analisis kepuasan pelanggan terhadap bauran pemasaran, (studi kasus bancassurance AIG LIPPO cab. Bogor).

Zeithaml, V.A. and M.J. Bitner. 2001.Services Marketing : Integrating Customer Focus Across the Firm.International Edition. McGraw-Hill, United Statedof America.

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dalam

era globalisasi saat ini perkembangan dunia usaha di Indonesia juga semakin

meningkat. Dengan demikian perusahaan-perusahaan pada masa sekarang ini

menghadapi persaingan yang sangat ketat. Pada saat persaingan semakin

keras, maka pemasaran menjadi fungsi yang semakin penting di perusahaan

dan pada saat situasi persaingan sudah sangat keras tidak dapat diduga dan

kacau, pemasaran menjadi konsep bisnis yang menjiwai setiap orang dalam

perusahaan, berbagai cara dilakukan untuk menarik minat pelanggan dalam

membeli produk yang ditawarkan. Hanya perusahaan yang mampu

mengimbangi pasarlah yang mampu bertahan dan terus eksis di dunia bisnis

sekarang ini, perusahaan selalu berusaha agar produk yang dihasilkan dapat

mencapai tujuan yang diharapkan salah satunya adalah dengan melaksanakan

Marketing Mix dengan tepat.

Pemasaranan bermula dari kenyatan bahwa manusia adalah mahluk

yang memiliki kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan dan keinginan itu

menciptakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan dalam diri seseorang

yang harus di pecahkan melalui pemilihan produk untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan tersebut. Sedangkan suatu produk betapapun

bermanfaat, tapi jika tidak dikenal oleh pelanggan, maka produk tersebut

(22)

2

Konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian sasaran organisasi

tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan

penyampain kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien

dibanding pesaing (Kotler dan Armstrong ;2001).

Oleh karena itu untuk menarik pelanggan melakukan pembelian maka

perusahaan harus bisa menerapkan suatu strategi pemasaran yang tepat sesuai

dengan kondisi pasar yang dihadapi. perusahaan harus memiliki strategi

pemasaran yang baik keberhasilan strategi pemasaran dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu riset dan analisa pasar, keputusan tentang produk,

penetapan harga, promosi dan tempat/distribusi.

Setiap perusahaan selalu berusaha agar produk yang dihasilkan dapat

mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satunya adalah dengan

melaksanakan marketing mix dengan tepat. Hal ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengimbangi maupun mengadakan persaingan di dalam usaha agar

produk mampu menarik minat pelanggan untuk membeli produk yang

dihasilkan sehingga target penjualan dapat tercapai.

Marketing Mix sebenarnya merupakan variabel-variabel pemasaran

dan diawali dengan cara mendefinisikan atau mendeskripsikan fenomena

perdagangan. Moller pada tahun 1960 “Dari sudut pandang fungsi

manajemen markeing mix perhatiannya diperluas pada peranan strategi

pemasaran, aspek pemasaran jasa, dimensi politik, hubungan ekonomi,

interaksi jaringan industri, dan lain-lain” hal ini kemudian dianggap sebagai

(23)

3

pergantian paradigma. Keterlibatan pelanggan dan kepuasan pelanggan

menjadi sasaran kunci kesuksesan dalam pemasaran.

Guna memperoleh kemenangan dalam persaingan itu, maka

perusahaan harus mampu memberikan kepuasan terhadap para pelanggannya,

dengan strategi yang relevan sesuai dengan karakteristik produknya, melalui

berbagai cara, misalnya saja dengan memberikan produk yang mutunya lebih

baik, harganya lebih murah, pengantaran dan penyerahan produknya lebih

cepat, pelayanannya lebih baik, bila dibandingkan dengan apa yang diperbuat

oleh pesaingnya. Apabila hal itu terjadi sebaliknya, yaitu produk dengan mutu

yang jelek, harganya mahal, pengantaran produknya lambat, pelayanannya

seenaknya, maka keadaan ini pasti memberikan ketidak puasan bagi

pelanggan. .

Toko Meubel Mitra Sakti mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai

yaitu memberikan kepuasaan bagi pelanggan, dan untuk mencapai tujuan

tersebut harus di dasari dengan perencanaan marketing yang benar-benar

matang. Berdirinya Toko Meubel Mitra Sakti, mempunyai tujuan untuk

melayani kebutuhan masyarakat tersebut yang kotanya jauh dari jangkaun

industri meubel dan untuk mendapatkan keuntungan bagi pemilik toko

tersebut ataupun pelanggan. Oleh karena itu untuk menarik pelanggan

melakukan pembelian maka perusahaan harus bisa menerapkan suatu strategi

pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi pasar yang dihadapi, dengan

mengukur kepuasan pelanggan yaitu dengan Marketing Mix : Produk, harga,

(24)

4

Toko Meubel Mitra Sakti merupakan perusahaan yang menjual

produk meubel atau peralatan rumah, toko ini berada di Jl. Budi Utomo. No.

100. Timika–Papua. Toko meubel ini berdiri pada tahun 2001 produk yang

dijual ditoko ini terdiri dari beragam produk yang dapat dipasarkan, seperti meja,

kursi, bangku, almari, sofa, meja makan dan sebagainya. Pelanggan ditoko

tersebut bisa memakai sistem pemesanan barang yaitu dengan melihat katalog

yang ada di toko tersebut produksi perusahaan terdiri dari 2 macam, yaitu

produk yang ada ditoko dan pelanggan yang memesan produk. Memiliki

tempat penjualan yang strategis dari lingkungan yang ada, penjualan barang

yang baru atau update, dan perkembangan perusahaan meubel ini sudah

berkembang di kota tersebut sampai saat ini, walaupun demikian hasil

penjualan tahun ini Pada toko meubel mitra sakti ini mengalami naik –

turunya hasil penjualan, Berikut adalah data hasil penjualan toko meubel

mitra sakti timika – papua yaitu tahun 2012 :

Tabel 1.1

Hasil Penjualan Toko Meubel Mitra Sakti Tahun 2012

Bulan Hasil Penjualan

Januari Rp. 276.000.000 Februari Rp. 281.000.000

Maret Rp. 269.000.000

September Rp. 317.000.000 Oktober Rp. 277.000.000 November Rp. 289.000.000 Desember Rp. 422.000.000

(25)

5

Tabel 1.1 Menunjukan tidak stabilnya omset hasil penjualan tiap bulan

terindikasi bahwa tidak adanya strategi marketing mix pada toko meubel mitra

sakti, dalam hal ini melihat banyaknya tingkat kebutuhan dan permintaan

konsumen yang harus segera dipenuhi oleh perusahaan. Penentuan

strategi-strategi pemasaran yang akan diterapkan yaitu marketing mix agar produk dari

penjualan dapat diterima dan diminati oeh pasar konsumen yang berpengaruh

positif pada meningkatnya konsumen yang berarti berhubungan langsung terhadap

kepuasan pelanggan.

Alasan diatas maka kami mencoba melihat peluang strategi melalui input

mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar dalam mempersiapkan strategi

marketing selanjutnya, kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari

sudut unik dan cara yang berbeda dan kemudian kami mencoba bagaimana cara

memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter

pelanggan.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas dan melihat banyaknya daya

saing dan keinginan untuk mencapai peningkatan ketertarikan pelanggan, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian ditoko tersebut dengan mengambil

(26)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian

ini adalah :

1. Bagaimana Marketing Mix yang terdiri dari Produk, Harga, Tempat dan

Promosi Pada Toko Meubel Mitra Sakti.

2. Bagaimana kepuasan pelanggan Pada Toko Meubel Mitra Sakti.

3. Apakah Marketing Mix yang terdiri dari Produk, Harga, Tempat dan

Promosi memiliki hubungan signifikan dengan kepuasan pelanggan Pada

Toko Meubel Mitra Sakti.

4. Diantara Produk, Harga, Tempat dan Promosi Variabel manakah yang

memiliki hubugan paling kuat dengan kepuasan pelanggan pada Toko

Meubel Mitra Sakti.

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan semakin luas, maka peneliti perlu

memberikan batasan masalah, yaitu dibatasi pada variabel – variabel

marketing mix yaitu Produk, Harga, Tempat dan Promosi dengan kepuasaan

pelanggan.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mendeskripsikan Marketing Mix yang terdiri dari Produk, Harga,

(27)

7

2. Untuk Mendeskripsikan Kepuasan Pelanggan Pada Toko Meubel Mitra

Sakti.

3. Untuk Mengetahui hubungan Marketing Mix yang terdiri dari Produk,

Harga, Tempat dan Promosi dengan kepuasan pelanggan Pada Toko

Meubel Mitra Sakti

4. Untuk mengetahui diantara Marketing Mix yang terdiri dari Produk,

Harga, Tempat dan Promosi yang memiliki hubungan paling kuat dengan

kepuasan pelanggan Pada Toko Meubel Mitra Sakti.

E. Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan, sehingga

mampu memahami dan mengetahui hubungan Marketing Mix dengan

tingkat kepuasan pelanggan.

2. Hasil penelitihan ini juga dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan

untuk menambah pengetahuan serta bahan referensi tambahan bagi

peneliti selanjutnya, khususnya bagi pihak-pihak yang tertarik pada

(28)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Untuk dapat mengembangkan sebuah model penelitian ini, selain

melakukan tinjauan pustaka juga digunakan beberapa hasil penelitian

terdahulu. Adapun hasil review terhadap beberapa hasil penelitian terdahulu

yang digunakan dalam penelitian ini, disajikan dalam Tabel 2.1 berikut ini.

NO Judul Peneliti Tujuan Peneliti Metode Peneliti Hasil Peneliti

1 Pengaruh aplikasi retail price consideration, dan visual merchandising berpengaruh positif Cabang Bogor adalah 70%. Angka ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan nasabah AIG LIPPO Cabang Bogor secara

umum atau keseluruhan berada pada kategori puas. Oleh karena itu kinerja yang dengan kepuiasan pelanggan. Dan dari variabel marketing mix memiliki hubungan paling kuat yaitu variabel promosi.

(29)

9

Dari tabel 2.1 perbedaan penelitian sekarang dengan peneliti

terdahulu adalah obyek peneliti, obyek yang dilakukan peneliti sekarang

adalah Marketing Mix dengan kepuasan pelanggan pada toko meubel mitra sakti dan persamaan salah satu peneliti terdahulu adalah metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Skala likert, Uji Beda T-Paired

namun dari satu perbedaan penelitian lainya menggunakan metode penelitian

importance performance analysis (IPA).

B. Tinjauan Teori 1. Pemasaran

The American Marketing Association mendefinisikan Marketing (management) sebaga Proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi,

penetapan harga, promosi, dan pendistribusian gagasan, barang dan jasa

untuk menciptakan pertukaran yang mampu memenuhi tujuan individu dan

organisasi. Pertukaran dalam konteks ini dimaksudkan sebagai sebuah

proses dimana dua atau lebih pihak saling mempertukarkan sesuatu yang

memiliki nilai sehingga pada akhirnya mereka merasa lebih baik setelah

melakukan proses ini.

MAAMZ (Marketing Assosiation Of Auatralia And New Zealand)

Pemasaran adalah aktifitas yang memfalisitaskan dan memperlancar suatu

hubungan pertukaran yang saling memuaskan melalui penciptaan,

pendistribusian, promosi dan penentuan harga dari barang, jasa dan ide.

(30)

10

menciptakan, dan menyampaikan nilai-nilai untuk memuaskan kebutuhan

pasar sasaran demi laba. Pemasaran mencari tahu semua kebutuhan dan

keinginan yang belum terpenuhi. Pemasaran menunjukkan dengan tepat

segmen pasar yang dapat dilayani dengan sangat baik oleh perusahaan.

Pemasaran juga merancang dan meningkatkan produk serta jasa yang

tepat.

Pemasaran sering dilakukan oleh satu departemen dalam

perusahaan yang dapat berdampak baik sekaligus buruk. Dikatakan baik

karena menyatukan sekelompok orang terlatih untuk berfokus pada tugas

pemasaran. Dikatakan buruk karena kegiatan pemasaran tidak boleh

dikerjakan oleh satu departemen, tapi harus terlaksana dalam seluruh

kegiatan perusahaan.

Definisi yang lebih luas yang dapat menerangkan secara jelas arti

pentingnya pemasaran dikemukakan bahwa Pemasaran adalah suatu

sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan

barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli

yang ada maupun pembeli potensial (Swastha dan Handoko, 2000:4).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran sebagai

suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sehingga

pelanggan mendapatkan kebutuhan dan keinginan serta kepuasan. Dalam

melakukan kegiatan-kegiatan pemasaran yang efektif dan efisien serta

(31)

11

Empat (4) filosofi pemasaran yang mendasari cara organisasi

melakukan kegiatan-kegiatan pemasarannya (Kotler, 2002) yaitu :

1. Konsep berwawasan produksi. Konsep berwawasan produksi

berpendapat bahwa pelanggan akan memilih produk yang mudah

didapat dan murah harganya.

2. Konsep berwawasan produk. Konsep berwawasan produk berpendapat

bahwa pelanggan akan memilih produk yang menawarkan mutu,

kinerja terbaik, atau hal-hal lainnya.

3. Konsep berwawasan menjual. Konsep berwawasan menjual

berpendapat bahwa bila pelanggan dibiarkan saja, pelanggan tidak

akan membeli produk organisasi dalam jumlah cukup, artinya

pelanggan enggan membeli dan harus didorong supaya membeli serta

perusahaan mempunyai banyak cara promosi dan penjualan yang

efektif untuk merangsang pembeli.

4. Konsep berwawasan pemasaran. Konsep berwawasan pemasaran

berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri

dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta

memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien

dari pada saingannya.

Pentingnya pemasaran dalam masyarakat tercermin pula pada

setiap kehidupan dalam masyarakat yang tidak terlepas dari kegiatan

pemasaran. Media periklanan yang digunakan untuk mempresentasikan

(32)

12

pemasaran. Selain itu, pemasaran selalu menuntut untuk dilakukannya

penelitian dan inovasi sehingga mendorong terciptanya produk-produk

baru. Hal ini dikarenakan pemasaran selalu berusaha menarik minat para

pelanggan.

2. Marketing Mix (Product, Price, Place, dan Promotion)

Konsep "Marketing Mix" menjadi populer setelah Borden menerbitkan1.964artikelnya, The Concep to of Marketing Mix. Borden

mulai menggunakan istilah dalam pengajaran ditahun 1940-an setelah

James Culliton telah dijelaskan manajer pemasaran sebagai "mixer bahan".

Bahan dalam Marketing Mix borden termasuk perencanaan produk, harga,

merek, saluran distribusi, personal selling, periklanan, promosi, kemasan,

display, pelayanan, penanganan fisik, dan temuan fakta dan analisis.

Kemudian dikelompokkan bahan-bahan ke dalam empat kategori yang

saat ini dikenal sebagai 4P pemasaran.

Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan tool atau alat bagi

marketer yang terdiri dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang

perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan

positioning yang dapat berjalan sukses (Lupiyoadi 2004:58). Marketing mix terdiri dari empat variabel yaitu Product, Price, Promotion Dan Place (distribusi).

Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk,

(33)

13

Irawan, 2005:42), dan Marketing Mix adalah perpaduan antar produk, harga, promosi dan distribusi yang digunakan oleh pengusaha untuk

memasarkan produknya atau melayani pelanggannya, juga digunakan

untuk mempengaruhi pelanggannya (Indriyono, 1995:110).

Dari kedua definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

Marketing Mix merupakan inti pemasaran. Setiap unsur yang terdapat dalam kombinasi tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

Dari keempat variabel yang terdapat dalam kedua definisi tersebut dalam

kedua definisi tersebut perlu dikombinasikan dengan baik agar kegiatan

pemasaran dapat bekerja secara efektifdan efisien.

2.1 Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke

pasar untuk memperoleh perhatian, permintaan, pemakaian atau

konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan, meliputi

benda fisik, jasa, orang, organisasi, ide atau gagasan. Dalam

kebijaksanaan produk, termasuk perencanaan dan pengembangan

produk, perlu adanya suatu pedoman untuk mengubah produk yang

ada (produk yang sama jenisnya dengan model baru), membuat

produk baru (yang benar-benar baru), atau produk tiruan yang baru

bagi perusahaan tetapi baru bagi pasar. Selain itu keputusan juga perlu

diambil menyangkut masalah pemberian merk, pembungkusan, warna

(34)

14

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat di tawarkan

produsen untuk di perhatikan, di minta, di cari, di beli, di gunakan,

atau di konsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan

pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 1997;95).

Alat bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk

yang mencakup kualitas, rancangan bentuk, merek, kemasan produk,

garansi dan servis sesudah penjualan. Perusahaan di pandu oleh

konsep produk yang menegaskan bahwa, pelanggan akan menyukai

produk yang menawarkan ciri diferensiasi, paling bermutu, berkinerja

dan bervariatif. Diferensiasi adalah tindakan merancang serangkaian

perbedaan, untuk membedakan tawaran perusahaan dengan pesaing

yang mencakup bentuk keistimewaan (feature), kinerja, kesesuaian,

daya tahan, keandalan serta gaya dan rancangan. Setelah produk di

tentukan maka keputusan-keputusan tentang harga, distribusi dan

promosi dapat di ambil.

Produk juga adalah “sesuatu yang dapat diberikan kepada seseorang guna memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan”.

Keputusan mengenai produk ini mencakup penentuan bentuk

penawaran secara fisik, merek pembungkus, ukuran dan jaminan

(Kotler, 2000:448). Menurut Swastha dan Handoko (1997:94) produk

adalah suatu sifat yang kompleks, baik dapat diraba maupun tidak

(35)

15

dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang di terima

olehpembeli untuk keinginan dan kebutuhannya.

Berdasarkan beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan

bahwa yang di maksud dengan suatu produk adalah bukan hanya

sekedar perangkat atribut berwujud saja. Pengertian mengenai suatu

produk mengandung makna yang lebih luas, yang meliputi barang

secara fisik, jasa, organisasi, gagasan atau buah pikiran yang

seluruhnya dapat di tawarkan kepada pasar untuk mendapatkan

perhatian, dimiliki, digunakan atau di konsumsi serta dapat

memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

Dalam merencanakan penawaran produk kepada pelanggan,

pemasar perlu mengetahui tingkatan dari produk. (Tjiptono, 2001:97)

ada lima tingkatan produk, yaitu:

a. Produk utama (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya di butuhkan dan akan di konsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

b. Produk generik (generic product), yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk

minimal agar dapat berfungsi)

c. Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang di tawarkan dengan berbagai atribut dengan kondisinya secara

normal (diharapkan dan disepakati untuk di beli).

d. Produk perlengkapan (angmented product), yaitu berbagai atribut

(36)

16

layanan sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa

di bedakan dengan produk pesaing.

e. Produk potensial (potencial product), yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin di kembangkan untuk

suatu produk di masa mendatang.

Delapan dimensi produk untuk kerangka perencanaan strategis

dan analisis yaitu (Sviokla dalam Lupiyoadi, 2000:146) menyatakan:

a. Kinerja (performance). Kinerja ini menunjukkan pada karakter produk inti yang meliputi merek, atribut-atribut yang dapat di

ukur, dan aspek-aspek kinerja individu.

b. Keragaman produk (features). Dapat berbentuk produk tambahan dari suatu produk inti yang dapat menambah nilai suatu produk.

Features suatu produk biasanya diukur secara subyektif oleh

masing – masing individu yang menunjukkan adanya perbedaan

kualitas suatu produk atau jasa.

c. Keandalan (reliability). Dimensi ini berkaitan dengan timbulnya kemungkinan suatu produk mengalami keadaan tidak berfungsi

(malfuncion) pada suatu periode. Keandalan suatu produk yang menandakan suatu tingkat kualitas sangat berarti bagi pelanggan

dalam memilih produk.

d. Kesesuaian (corfonmance). Dimensi lain yang berhubungan dengan kualitas suatu barang adalah kesesuain produk dengan

(37)

17

industri jasa di ukur dari tingkat akurasi dan waktu penyelesaian

termasuk juga dengan perhitungan kesalahan yang terjadi,

keterlambatan yuang tidak dapat di antisipasi dalam beberapa

kesalahan lainnya.

e. Daya tahan atau ketahanan (durability) ukuran ketahanan suatu produk meliputi segi ekonomis maupun teknis. Secara teknis,

ketahanan suatu produk didevenisikan sebagai sejumlah kegunaan

yang di peroleh oleh seseorang sebelum mengalami penurunan

cara ekonomis, ketahanan di artikan sebagai usia ekonomis suatu

produk di lihat melalui kegunaan yang diperoleh sebelum terjadi

kerusakan dan keputusan untuk mengganti produk.

f. Kemampuan pelayanan (serviceability). Kemampuan pelayanan

bisa juga di sebut dengan kecepatan, kompetensi, kegunaan, dan

kemudahan produk untuk di perbaiki. Dimensi ini menunjukkan

bahwa pelanggan tidak hanya memperhatikan adanya penurunan

kualitas produk tetapi juga waktu sebelum produk di simpan,

penjadualan pelayanan, proses komunikasi dengan staff, frekuensi

pelayanan perbaikan akan kerusakan produk dan pelayanan

lainnya.

g. Estetika (aesthetics) merupakan dimensi pengukuran paling subyektif. estetika suatu produk dilihat melalui bagaimana suatu

(38)

18

produk, rasa maupun bau. Jadi estetika jelas merupakan penilaian

dan refleksi yang di lakukan oleh pelanggan.

h. Kualitas yang di persepsikan (perceived quality). Pelanggan tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut-atribut

produk dan jasa. Namun demikian biasanya pelanggan memiliki

informasi tentang produk tidak langsung, misalnya merek, nama

dan negara produsen.

2.2 Harga (Price)

Dalam kebijaksanaan harga, manajemen harus

menentukan harga dasar dari produknya, kemudian kebijaksanaan

menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos kirim, persaingan

harga dan strategi harga. Menurut Tjiptono (2001:151), “harga

merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan

pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga

unsur lainnya (product, place, promotion) menyebabkan timbulnya biaya”.

Dalam kebijakan harga, harga perlu di tentukan terlebih

dahulu agar tujuan perusahaan bisa tercapai.

Tujuan penetapan harga sebagai berikut:

a. Tujuan berorientasi pada laba yaitu setiap perusahaan selalu

(39)

19

b. Tujuan berorientasi pada volume yaitu harga di tetapkan

sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan

atau pangsa pasar.

c. Tujuan berorientasi pada citra yaitu penetapan tinggi rendahnya

harga di sesuaikan dengan tujuan untuk membentuk atau

mempertahankan citra yang baik.

d. Tujuan-tujuan lainnya yaitu harga dapat pula bertujuan untuk

mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas

pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari

campuran tangan pemerintah.

Menurut Nitisemito (1994) dalam Isnaini (2005:87), “harga

adalah suatu nilai barang atau jasa yang di ukur dengan sejumlah uang

di mana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia

melepaskan barang atau jasa yang di miliki oleh pihak lain”.

Dari definisi di atas disimpulkan bahwa harga merupakan cara

untuk mengukur suatu barang atau jasa yang di nilai dengan uang

guna memperoleh barang atau jasa tersebut. Pada dasarnya harga

merupakan persoalan penting yang dapat mempengaruhi tingkat

penjualan dan tingkat keuntungan yang akan dicapai oleh suatu

perusahaan dengan asumsi, apabila harga yang ditetapkan tinggi,

maka akan terbentuk image atau pikiran bahwa barang tersebut barang

yang bagus dan berkualitas tinggi, dan apabila harga yang diterapkan

(40)

20

barang tersebut barang yang kurang bagus. Oleh sebab itu perusahaan

harus berusaha untuk menerapkan harga yang tetap bagi setiap

produknya.

2.3 Tempat/Distribusi

Meliputi masalah pemilihan yang akan digunakan untuk

menyalurkan produknya, serta mengembangkan sistem distribusi yang

secara fisik menangani dan menyangkut produk melalui saluran

tersebut. Ini dimaksudkan agar produk dapat mencapai pasar yang

ingin maju dituju dengan lebih efektif dan efisien.

Tempat (place) merupakan gabungan antara lokasi dan saluran

distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara

menyampaikan produk kepada pelanggan dan di mana tempat

strategis, yang mana lokasi berhubungan dengan tempat perusahaan

berproduksi dan melakukan operasi.

Saluran distribusi adalah lembaga-lembaga yang memasarkan

produk yang berupa barang/jasa dari produsen sampai ke pelanggan

(Assauri, 2010:235), dalam memilih tempat atau lokasi memerlukan

pertimbangan yang cermat terhadap faktor-faktor sebagai berikut

(Tjiptono, 2001:42):

Faktor-faktor lokasi :

a. Akses, misalnya lokasi yang di lalui atau mudah di jangkau

(41)

21

b. Lalu lintas (traffic), di mana ada dua hal yang perlu di pertimbangkan, yaitu kepadatan penduduk dan banyaknya

orang yang lalu lalang.

c. Tempat parkir yang luas dan aman.

d. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat di lihat jelas dari tepi

jalan.

e. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang sangat luas untuk

perluasan usaha di kemudian hari

f. Lingkungan yaitu daerah sekitar yang mendukung.

g. Persaingan yaitu lokasi pesaing. Misalnya dalam dalam

menentukan counter perlu di pertimbangkan apakah jalan atau

daerah yang sama banyak terdapat wartel lainnya.

Banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan dalam

mendistribusikan barang atau jasa kepada pelanggan. Sebuah

perusahaan mungkin mendistribusikan barangnya langsung kepada

pelanggannya meskipun jumlah barang cukup besar sedangkan

perusahaan lain mendistribusikan barangnya melalui jasa perantara.

Kombinasi saluran distribusi dapat dilakukan oleh suatu

perusahaan untuk mencapai segmen pasar yang berbeda. Seperti

yang dikemukakan oleh Nitisemito (1986) dalam Isnaini (2005:54)

mendefinisikan bahwa saluran distribusi adalah “ lembaga-lembaga

(42)

22

menyalurkan atau menyampaikan barang dan jasa dari produsen ke

pelanggan.

2.4 Promosi

Promosi adalah unsur yang didayagunakan untuk

memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk baru

perusahaan. Iklan, penjualan perorangan dan promosi penjualan

merupakan kegiatan utama promosi (William, 1996:47). Promosi

merupakan kegiatan yang di lakukan untuk memperkenalkan produk.

Produk bermanfaat, akan tetapi jika tidak di kenal pelanggan maka

produk tersebut tidak akan di ketahui kemanfaatannya dan mungkin

tidak akan di beli (Tjiptono, 1997:219).

Selain itu promosi adalah sebagai arus informasi atau persuasi

satu arah yang di buat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi

kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

Kotler berpandangan bahwa, promosi penjualan sering di gunakan

untuk menarik para pengganti merek karena para pengganti merek dan

kategori lainnya tidak selalu memperhatikan atau bertindak

berdasarkan promosi, para pengganti merek senantiasa mencari harga

murah, nilai, mutu yang baik atau premi promosi penjualan tidak

mungkin merubah mereka sebagai pemakai merek yang setia (Swastha

(43)

23

Sebagai perbandingan merek di atas Farris dan Quelch, dua

orang yang ahli di bidang pemasaran atau promosi yang di tulis oleh

Kotler mengungkapkan penilaiannya yang lebih luas yaitu:

1. Promosi penjualan memungkinkan produsen menyusun variasi

penawaran dan permintaan jangka pendek.

2. Promosi penjualan memungkinkan produsen menaikkan daftar

harga yang lebih tinggi untuk menguji seberapa tinggi naiknya

harga barang yang di jual.

3. Promosi penjualan mendorong pelanggan untuk mencoba

produk baru.

4. Promosi penjualan mendorong format eceran yang lebih

bervariasi.

5. Promosi penjualan menyadarkan pelanggan terhadap harga

yang lebih besar memberi banyak pilihan bagi pelanggan.

6. Promosi penjualan memungkinkan produsen menjual lebih

banyak dari biasanya dengan harga normal dan sejauh terdapat

sekala ekonomis yang mempengaruhi biaya perunit.

7. Promosi penjualan memungkinkan produsen menyusun

program untuk segmen pelanggan yang berbeda.

Menurut Tjiptono (1997:221), “Promosi adalah

menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta

(44)

24

pemasarannya”, secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat di

jabarkan sebagai berikut:

1. Menginformasikan dapat berupa:

a. Menginformasikan pasar mengenai produk baru

b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu

produk

c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar

d. Menjelaskan cara kerja produk

e. Menginformasikan jasa-jasa yang telah disediakan

f. Meluruskan kesan yang salah

g. Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli

h. Membangun citra perusahaan

2. Membujuk pelanggan sasaran untuk:

a. Membentuk pilihan pilihan merek

b. Mengalihkan pilihan ke merek lain

c. Mengubah persepsi pelanggan

d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga

e. Mendorong pembeli untuk,menerima kunjungan salesmen

3. Mengingatkan dapat terdiri atas:

a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan

butuhkan

b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual

(45)

25

c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak kampanye

iklan

d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk

perusahaan.

Secara umum media yang tersedia dalam promosi dapat di

kelompokkan menjadi media cetak, media elektronik, media luar

ruangandan media lini bawah (Tjiptono, 1997:243):

1. Media cetak, yaitu media statisdan mengutamakan pesan-pesan

dengan sejumlah kata, gambar atau foto baik dalam tata warna

maupun hitam putih. Jenis-jenis media cetak meliputi surat kabar,

majalah.

2. Media elektronik, yaitu media dengan teknologielektronik dan

hanya bisa di gunakan bila jasa transmisi siaran. Bentuk-bentuk

dalam media elektronik biasanya berupa sponsorship, iklan

partisipasi dan jenis – jenisnya meliputi televisi, radio.

3. Media luar ruangan, yaitu media iklan (biasanya berukuran besar)

yang di pasang di tempat-tempat khusus lainya seperti di dalam bis

kota, gedung, pagar, tembok dan sebagainya. Jenis-jenisnya meliputi

billboard, baleho, poster, spanduk, umbul-umbul, transit dll.

4. Media lini bawah, yaitu media-media minor yang di gunakan untuk

mengiklankan produk. Bentuk-bentuknya biasanya berupa pameran,

(46)

26

3. Perilaku Pelanggan

Para ahlitelah banyak memberikan pandangan dan merumuskan definisi perilaku pelanggan. Perilaku pelanggan (behavior)pada hakikatnya merupakan tindakan nyata pelanggan yang dapat diobservasi

secara langsung. Perilaku pelanggan adalah sejumlah tindakan –

tindakan nyata individu (pelanggan) yang dipengaruhi oleh faktor

kejiwaan (psikologis) dan faktor luar lainnya (eksternal) yang

mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang –

barang yang diinginkanya (Amirullah, 2002;3).

Perilaku pelanggan adalah proses dan aktivitas ketika seseorang

berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan,

serta pengevaluasianproduk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan

keinginan. Perilaku pelanggan merupakan hal-hal yang mendasari

pelanggan untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga

jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi ( high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan

pertimbangan yang matang (http://id.wikipedia.org/wiki/perilaku_ pelanggan).

Perilaku pelanggan adalah suatu studi yang dalam prosesnya

melibatkan pemilihan individu atau grup service jasa – jasa,ide,

pengalaman – pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan hasrat

(47)

27

perilaku pelanggan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana, individu,

kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai serta

memanfaatkan barang, jasa gagasan atau pengalaman memuaskan

kebutuhan. Dan dari definisi – definisi diatas disimpulkan bahwa

perilaku pelanggan merupakan pengambilan keputusan dengan

pertimbangan yang matang dalam pembelian, pemilihan, pencarian, dan

penggunaan kebutuhan barang atau jasa yang dapat dipengaruhi oleh

lingkungan.

3.1 Tujuan Dan Fungsi Model Perilaku pelanggan

Model dikembangkan untuk berbagai macam penggunaan, tetapi tujuan utama dari pengembangan model perilaku pelanggan adalah :

membantu kita untuk mengembangkan teori yang mengarahkan

penelitian perilaku pelanggan dan sebagai bahan dasar untuk

mempelajari pengetahuan yang terus berkembang tentang perilaku

pelanggan (Swastha dan Handoko 2000;39).

Beberapa model – model perilaku pelanggan yang terkenal menurut (Swastha dan Handoko, 2000;40) :

a. Model Howard – Sheth : model tersebut dapat di pakai untuk

membantu dalam menerangkan dan memahami perilaku pelanggan

meskipun tidak dapat meramalkannya secara tepat.

b. Model Engel, Kollat dan Blackwell : telah mengembangkan modal

(48)

28

pelanggan yang menyebabkan terjadinya keputusan pembelian.

Modal ini menggambarkan dengan jelas dari mulai timbulnya

kebutuhan sampai tahap akhir suatu pembelian, yaitu penilaian

setelah pembelian pendekatan berikutnya didasarkan pada proses

pengembalian keputusan pelanggan.

c. Model Nicosia : anggapan dari model ini yaitu pelanggan belum

mempunyai perjalanan langsung tentang produk tertentu atau merek

tertentu. Jadi, dimulai dari sebelum terjadinya suatu pembelian.

d. Model Andreasen : model ini menjelaskan seluruh proses dari

rangsangan – rangsangan samapi dengan hasilnya yang berupa

perilaku, dan semuanya terkandung dalam siklus pemrosesan

informasi yang terdiri dari empat tahap yaitu input berupa

rangsanagan (stimuli), pengamatan (perception), dan penyaringan, perubahan – perubahan sifat, serta macam hasil yang mungkin

terjadi

e. Model Clawson : model ini lebih menitikberatkan pentingnya

perilaku proses pengambilan keputusan untuk membeli dari

keseluruhan perilaku pelanggan.

f. Model hirarki kebutuhan dari Maslow : telah mengembangkan suatu

konsep hirarki yang menunjukan adanya lima tingkatan keinginan

dan kebutuhan, konsepnya menekankan adanya suatu hirarki dari

kebutuhan dimana kebutuhan yang lebih tinggi akan mendorong

(49)

29

setelah kebutuhan lebih rendah dipuaskan, lima kebutuhan yaitu,

fisiologis, keselamatan, cinta, penghargaan, dan aktualisasi diri.

g. Model Markov : model ini meneliti perilaku pemilihan merek suatu

produk, model ini menyebutkan bahwa hanya pemilihan merek pada

pembelian terakhir yang mempengaruhi pemilihan merek pembelian

sekarang.

h. Model perilaku pembelian industri : adalah jauh lebih kompleks dari

pada keputusan pembelian yang di buat oleh pelanggan biasanya

terdapat sejumlah individu dalam perusahaan yang ikut mengambil

bagian untuk menentukan keputusan pembelian.

Motif utama pembuatan model perilaku pembelian pelanggan

maupun industri adalah memahami proses keputusan tersebut manajer

harus mempunyai posisi yang baik untuk memberikan informasi yang

tepat. Model – model tersebut sangat membantu untuk mengarahkan

kegiatan pemasaran agar dapat melayani kosumen maupun pembeli

industri secara lebih baik.

3.2 Pengambilan Keputusan Pelanggan

Pemasar sangat tertarik untuk mengetahui dan memahami proses pengambilaan keputusan pelanggan dalam konteks pemilihan alternatif –

alternatif konsumsi untuk memenuhi kebutuhannaya pemasar dianggap

berhasil kalau pengaruh – pengaruh yang diberikanya menghasilkan

(50)

30

Ditinjau dari alternatif yang harus dicari dalam proses pengambilan keputusan pelanggan harus melakukan pemecahan

masalah, pemecahan masalah ini menurut beberapa penulis memiliki

tiga tingkatan menurut (Prasetijo dan Ihalauw, 2005;226) :

a. Pemecahan masalah masyarakat respon yang rutin, keputusan yang

diambil tidak disertai dengan usaha yang cukup untuk mencari

informasi dan menentukan alternatif, kebiasaan berjalan secara

otomatis perilaku seorang merupakan resspon terhadap rutinitas dan

berulang – ulang dilakukan. Keputusan pelanggan ini kerangka

acuan yang ada dalam dirinya sebagai hasil sosialisasi pelanggan.

b. Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit – belit, yang

menggunakan kriteria yang kurang lebih sudah terbentuk untuk

mengevaluasi katagori produk dan merek – merek dalam katagori

tersebut. Dan bila ada informasi hanya untuk membedakan merek

satu dengan yang lain.

c. Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih berhati

– hati dan penuh pertimbangan, dalam tingkatan ini pelanggan

memerlikan informasi yang relatif lengkap untuk membentuk kriteria

evaluasi atau mencari informasi, mengembangkan alternatif,

memilih satu dari alternatif – alternatif yang ada dan memutuskan

membeli.

Sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan

(51)

31

a. Pertama sudut ekonomis : yaitu pelanggan sebagai orang yang

membuat keputusan secara rasional, bahwa pelanggan harus

mengetahui semua alternatif produk, mampu dilihat dari kegunaan

dan kerugianya serta mempunyai alternatif terbaik.

b. Kedua sudut pandang pasif : berlawana dengan sudut pandang

ekonomis pelanggan pasrah kepada kepentingan sendiri dan

menerima secara pasif usaha – usaha promosi dari para pemasar.

c. Ketiga sudut pandang kognitif : pelanggan merupakan pengelolah

informasi yang senantiasa mencari mengevaluasi informasi tentang

produk, pengelola informasi selalu berujung pada pembentukan

pilihan untuk membeli atau menolak produk.

d. Keempat Sudut pandang emosional : pandangan ini menekankan

emosi sebagai pendorong utama sehingga pelanggan membeli

produk, favoritisme merupakan salah satu bukti bahwa seseorang

berusaha mendapatkan produk favoritnya.

4. Kepuasan Pelanggan

Di dalam suatu proses keputusan, pelanggan tidak hanya berhenti

hanya sampai proses konsumsi. Pelanggan akan melakukan proses

konsumsi. Pelanggan akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi

yang telah di lakukannya. Hasil dari proses evaluasi terhadap konsumsi

yang telah di lakukannya adalah pelanggan akan puas atau tidak puas

(52)

32

mengkomsumsi suatu produk atau jasa,pelanggan akan memiliki perasaan

puas atau tidak puas terhadap produk atau jasa yang di konsumsinya.

Kepuasan akan mendorong pelanggan membeli dan mengkomsumsi ulang

produk atau jasa tersebut (Sumarwan, dikutip oleh Dinarty SH Manurung,

2009).

Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin ”satis” (artinya cukup baik, memadai) dan ”facio” (melakukan atau membuat).

Kepuasaan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau

membuat sesuatu memadai. Oxford Advanced Learner’s Dictionary Tjiptono 2005. Pelanggan memberikan respon tertentu sebagai hasil

evaluasinya terhadap kesenjangan antara harapannya dengan kinerja

produk Giesel dan & Cote (dikutip oleh Dinarty SH Manurung, 2009).

Kepuasan pelanggan merupakan keseluruhan sikap yang

ditunjukkan pelanggan atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh

dan menggunakannya. Ini merupakan penilaian evaluatif pasca pemilihan

yang disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman

menggunakan barang atau jasa tersebut. Berdasarkan definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan sikap, penilaian dan

respon emotional yang ditunjukkan oleh pelanggan setelah proses

pembelian/konsumsi yang berasal dari perbandingan kesannya terhadap

kinerja aktual terhadap suatu produk dan harapanya dan evaluasi terhadap

pengalaman mengkonsumsi suatu produk atau jasa (Mowen &Minor

(53)

33

Kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan

keinginan dan harapan dari pelanggan dapat terpenuhi yang akan

mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut

(Band, 1991). Pemuasan pelanggan harus di sertai dengan pemantauan

terhadap kebutuhan dan keinginan mereka. Mengidentifikasi atribut

produk dan dukungan pelayanan yang dianggap penting oleh para pembeli

pada saat mereka membeli dan menggunakan produk tersebut merupakan

tujuan manajemen. Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh sistem

pengiriman produk, performa produk atau jasa, citra perusahaan

/produk/merek, nilai harga yang dihubungkan dengan nilai yang diterima

pelanggan, prestasi para karyawan, keunggulan dan kelemahan para

pesaing (Cravens, 1996:9).

kepuasan pelanggan dibagi kedalam lima elemen, yaitu (Wilkie

dikutip oleh Dinarty SH Manurung, 2009):

1. Expectations

Pemahaman mengenai kepuasan pelanggan dibangun selama fase

prapembelian melalui proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh

pelanggan. Sebelum melakukan pembelian, pelanggan mengembangkan

expectation (pengharapan) atau keyakinan mengenai apa yang mereka

harapkan dari suatu produk ketika mereka menggunakan suatu produk

tersebut. Pengharapan ini akan dilanjutkan kepada fase pascapembelian,

(54)

34

2. Performance

Selama mengkonsumsi suatu produk, pelanggan menyadari

kegunaan produk aktual dan menerima kinerja produk tersebut sebagai

dimensi yang penting bagi pelanggan.

3. Comparison

Setelah mengkonsumsi, terdapat adanya harapan prapembelian dan

persepsi kinerja aktual yang pada akhirnya pelanggan akan

membandingkan keduanya.

4. Confirmation/disconfirmation

Hasil dari perbandingan tersebut akan menghasilkan confirmation of expectation, yaitu ketika harapan dan kinerja berada pada level yang sama atau akan menghasilkan disconfirmation of expectation, yaitu jika

kinerja aktual lebih baik atau kurang dari level yang diharapkan.

5. Discrepancy

Apabila level kinerja tidak sama, discrepancy mengindikasikan bagaimana perbedaan antara level kinerja dengan harapan. Untuk negative disconfirmations, yaitu ketika kinerja aktual berada dibawah level harapan,

kesenjangan yang lebih luas lagi akan mengakibatkan tingginya level

ketidakpuasan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa

terdapat lima elemen kepuasan pelanggan, yaitu expectations, performance, comparison, confirmation/disconfirmation dan disrepancy.

Tipe-tipe kepuasan pelanggan dinyatakan bahwa terdiri dari

(55)

35

1. Kepuasan sebagai contentment

Contentment merupakan respon yang pasif. Pada tipe ini, ketika

pelanggan ditanya seberapa puas mereka terhadap suatu produk atau

jasa, mereka biasanya tidak begitu memikirkannya atau mereka tidak

begitu terlibat didalamnya. Respon kepuasan dapat juga dihubungkan

dengan keterlibatan yang lebih tinggi pada suatu produk atau jasa

yang selalu stabil disetiap waktu.

2. Kepuasan sebagai pleasure

Pada tipe ini pelanggan terlibat secara aktif dalam proses penampilan

barang atau jasa, dimana tipe ini berlawanan dengan tipe contentment. 3. Kepuasan sebagai delight

Terkadang, penampilan produk atau jasa menyebabkan timbulnya

kesenangan dan kejutan yang disebut dengan delight. Pada tipe ini, delight respon merupakan respon positif dari suatu kejadian atau hasil

dimana pelanggan tidak mengharapkannya.

4. Kepuasan sebagai Ambivalence

Pada tipe ini merupakan respon untuk menunjukkan, menolong

pelanggan menginterpretasikan harapan dan hasil dan mengatur

asimilasi dan efek yang berlawanan menjadi hal yang penting.

Ada enam konsep inti yang memiliki kesamaan di antara

beragamnya cara mengukur kepuasan pelanggan, yaitu (Tjiptono dikutip

(56)

36

1. Kepuasan pelanggankeseluruhan

Yaitu menyangkut seberapa puas mereka dengan produk perusahaan.

2. Dimensi kepuasan pelanggan

Yaitu memilah kepuasan pelanggan ke dalam komponen komponennya.

3. Konfirmasi harapan

Yaitu kesesuaian atau ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan

kinerja aktual produk perusahaan.

4. Minat pembelian

Yaitu apakah pelanggan akan membeli produk perusahaan kembali.

5. Kesediaan untuk merekomendasi

Yaitu kesediaan untuk merekomendasikan produk kepada teman atau

keluarganya menjadi ukuran yang penting untuk dianalisis dan di tindak

lanjuti.

6. Ketidak puasan pelanggan

Yaitu menelaah aspek-aspek yang digunakan untuk mengetahui

ketidakpuasan pelanggan, yaitu komplain, pengembalian produk, biaya

garansi, word of mouth yang negatif, dan hal-hal yang lain.

5. Hubungan Marketing Mix Terhadap Kepuasan Pelanggan

Pemasaran suatu produk membutuhkan adanya strategi pemasaran

yang efektif agar tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemsaran

melalui kepuasan pelanggan dapat dicapai. Startegi pemasaran secara

(57)

37

kebijakan produk, tempet/penyaluran, harga, dan promosi (Assauri,

2010:292). Kebijakan tersebut harus menyatu dan terarah kepada

dicapainya kepuasan pelanggan dari sasaran pasar yang dituju.

Zeitaml dan bitnar (2001) mengemukakan hubungan

bauran pemasaran dan kepuasan pelanggan sebagai berikut: Marketing mix defined as the elements anorganizations controls that can be used to satisfy or communicate with customer” atau Bauran pemasaran

didefinisikan sebagai elemen anorganizations kontrol yang dapat digunakan untuk memuaskan atau berkomunikasi dengan pelanggan.

Menurut Assael, (1992) Salah satu bentuk stimuli yang dapat

mempengaruhi pelanggan dalam memuaskan pelanggan dan merupakan

faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan adalah stimuli pemasaran

yaitu melalui unsur unsur strategi marketing mix.

Dari teori – teori yang diatas bahwa hubungan antar marketing mix

dan kepuasan pelanggan sangat berpengaruh karna marketing mix adalah faktor atau elemen – elemen pasar yang digunakan untuk memuaskan

(58)

38

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Data yang digunakan untuk mengetahui kepuasan pelanggan

terhadap marketing mix yang ada pada toko meubel mitra sakti berdasarkan Gambar 2.2 di atas yaitu (1) produk; produk,2) harga; price,

(3)tempat/distribusi; place, (4) promosi; promotion dan (5) kepuasan pelanggan.

Product

Harga

Tempat

Promosi

(59)

39

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu masalah yang di

hadapi dan perlu di uji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan

menunjang.

Berdasarkan latar belakang, permasalahan, dan kerangka pemikiran

yang sudah di uraikan sebelumnya maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah :

1. Adanya hubungan signifikan Marketing Mix yang terdiri dari Produk,

Harga, Tempat dan Promosi dengan kepuasan pelanggan Pada Toko

Meubel Mitra sakti.

2. Di antara Marketing Mixyang terdiri dari Produk, Harga, Tempat dan

Promosi Variabel manakah yang memiliki hubungan paling kuat

Gambar

Tabel
Tabel 1.1 Hasil Penjualan Toko Meubel Mitra Sakti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Undang,Undang Repubtik ndonesia Nomor 12 Tahun 2OO5 lentang pengesahan. tnlenanandl Cavethnr Qn Ctvit .nd potirrcal Rrghts (Kovenan tnernaaofat

Penulisan ilmiah ini berisi tentang pembuatan animasi bahasa Mandarin dengan menggunakan Macromedia Flash MX yang menampilkan animasi gambar yang disertai musik dan efek suara

Hasil analisis pengaruh daya gabung menunjukkan bahwa genotipe tetua Jatiluhur memiliki pengaruh daya gabung umum yang nyata untuk karakter bobot biji per

Perkembangan Bank syariah yang sangat pesat sudah terlihat dari data statistik Bank Indonesia dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2013 yang sangat singnifikan, jika pada

Syukur Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Semangat Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Pada Karyawan bagian

Berdasarkan analisis perhitungan yang ada, dapat ditarik beberapa evaluasi kinerja perencanaan perencanaan lampu lalu lintas pada tahun 2016 sebagai berikut :  Dengan

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif-analitik-eksploratif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ilmu

Dengan tujuan agar mahasiswa dapat memahami dan menerapkan prinsip Hak Asasi Manusia yang membahas , sejarah perkembangan HAM,Hak-hak Politik dan Sipil, HAM Internasional, PBB dan