• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

65

Lampiran 1. Karakteristik Istri nelayan Sampel

Lampiran 5. Rincian Penjualan dan Total Pendapatan Usaha Warung dan Kedai Kopi Perbulan

1. Usaha Warung No.

sampel Jenis Pekerjaan

(2)

No.

Total Penerimaan 2.474.900

Total Biaya Jualan 1.701.945

Pendapatan 772.955

(3)

67

Total Penerimaan 3.943.900

Total Biaya Jualan 2.283.083

Pendapatan 1.660.817

(4)

Beras 40 Kg 11.000 440.000

Total Penerimaan 4.390.100

Total Biaya Jualan 2.482.083

Pendapatan 1.908.017

(5)

69

Total Penerimaan 1.524.920

Total Biaya Jualan 1.080.833

Pendapatan 444.087

No.

Total Penerimaan 1.156.640

Total Biaya Jualan 681.191

Pendapatan 475.449

2. Usaha Kedai Kopi No.

Total Penerimaan 5.670.000

Total Biaya Jualan 2.6354.587

Pendapatan 3.035.413

(6)

Teh 60 Gelas 3.000 180.000

Mie Goreng 100 Porsi 7.000 700.000

Indomie 40 Porsi 6.000 240.000

Kopi Sachet 20 Gelas 4.000 80.000

Total Penerimaan 2.100.000

Total Biaya Jualan 1.163.158

Pendapatan 936.842

Lampiran 6. Total Pendapatan Suami Perbulan

No.

Sampel Jenis Nelayan

(7)

71

(8)

20 ART 650.000 880.000 1.530.000 42.48

Total 19.033.580 30.037.500 49.071.080

Rata-Rata 634.453 1001.250 1.635.703 38.79

Lampiran 8. Kontribusi Pendapatan Istri Nelayan Yang berperan Ganda Terhadap Pendapatan Keluarga Perbulan Berdasarkan Jenis Pekerjaan

TOTAL 5.261.325 4.072.500 93.338.256 56.37

RATAAN 1.052.265 814.500 1.866.765 56.37

(9)

73

TOTAL 4.400.000 14.045.000 18.445.000 23.85

RATAAN 314.285 1.003.214 1.317.500 23.85

3. MEMBANTU JUALAN LONTONG

No.

4. PEMBANTU RUMAH TANGGA

No.

TOTAL 5.000.000 9.760.000 1.4760.000 33.88

RATAAN 714.285 1.394.285 2.108.571 33.88

(10)

(Rp/Bulan) (Rp/Bulan)

13 3.035.412 560.000 3.595.412 84.42

21 936.842 800.000 1.736.842 53.94

TOTAL 3.972.254 1.360.000 5.332.254 74.49

RATAAN 1.986.127 680.000 2.666.127 74.49

(11)

75

Lampiran 11. Total Skor Indikator Motivasi Istri Nelayan Untuk Berperan Ganda (Skala Interval)

(12)

27 1.00 1.00 2.07

28 3.87 3.31 2.07

29 1.88 2.79 3.01

30 1.00 1.00 1.00

Lampiran 12. Hasil Analisis Statistik Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Pendapatan Istri Nelayan

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Pendapatan 6.3445E5 5.93792E5 30

Kebutuhan Ekonomi 2.4960 .96011 30

Kebutuhan Sosial 2.4927 .97294 30

Kebutuhan Aktualisasi Diri 2.2503 .97996 30

Correlations

Kebutuhan Aktualisasi Diri .314 .284 .510 1.000

(13)

77

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Pendapatan

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Kebutuhan Aktualisasi Diri, Kebutuhan Ekonomi, Kebutuhan Sosial

b. Dependent Variable: Pendapatan

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.395E12 3 1.798E12 9.681 .000a Residual 4.830E12 26 1.858E11

Total 1.023E13 29

a. Predictors: (Constant), Kebutuhan Aktualisasi Diri, Kebutuhan Ekonomi, Kebutuhan Sosial

b. Dependent Variable: Pendapatan

(14)

Model a. Dependent Variable: Pendapatan

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

a. Dependent Variable: Pendapatan

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value -8.4761E4 1.5633E6 6.3445E5 4.31329E5 30 Std. Predicted Value -1.667 2.153 .000 1.000 30 Standard Error of Predicted

Value 9.478E4 2.393E5 1.530E5 37648.855 30 Adjusted Predicted Value -1.3238E5 1.6385E6 6.1185E5 4.20805E5 30 Residual -5.25519E5 1.47213E6 .00000 4.08097E5 30

Std. Residual -1.219 3.416 .000 .947 30

Stud. Residual -1.387 4.107 .024 1.084 30 Deleted Residual -7.01704E5 2.12842E6 2.25987E4 5.37576E5 30 Stud. Deleted Residual -1.413 6.795 .121 1.485 30 Mahal. Distance .436 7.975 2.900 1.962 30

Cook's Distance .000 1.880 .093 .344 30

(15)

79

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 4.08097425E5

Most Extreme Differences Absolute .191

Positive .191

Negative -.121

Kolmogorov-Smirnov Z 1.047

Asymp. Sig. (2-tailed) .223

(16)

Lampiran 2. Distribusi Penggunaan Waktu Perhari Pada Istri Nelayan Yang Beperan Ganda

No. Sampel

Jenis pekerjaan Diluar Rumah Tangga

(17)

81

Lampiran 3. Distribusi Penggunaan Waktu Perhari Pada Istri Nelayan Yang Beperan Ganda Berdasarkan Jenis pekerjaan

1. USAHA WARUNG

No. Sampel

Penggunaan Waktu Mengurus RT (Jam) Total Penggunaan Waktu Mengurus RT

(18)

7 2.5 1.5 1.25 2.5 7.75 5.5 13.25

3. BANTU JUALAN LONTONG

No. Sampel

Penggunaan Waktu Mengurus RT (Jam) Total Penggunaan Waktu Mengurus RT

(19)

83

5. USAHA KEDAI KOPI

No. Sampel

Penggunaan Waktu Mengurus RT (Jam) Total Penggunaan Waktu Mengurus RT

Lampiran 4. Rincian Total Biaya Usaha Warung dan Kedai Kopi Perbulan 1. USAHA WARUNG

(20)

Sampel (Rp/Bulan) (Rp/Bulan) (Rp/Bulan) (Rp/Bulan) (Rp/Bulan) (Rp/Bulan) (Rp/Bulan)

1 1.600.000 1.945 100.000 0 0 0 1.701.945

6 2.200.000 3.083 80.000 0 0 0 2.283.083

11 2.400.000 2.083 80.000 0 0 0 2.482.083

17 1.000.000 833 80.000 0 0 0 1.080.833

23 600.000 1.191 80.000 0 0 0 681.191

2. USAHA KEDAI KOPI No.

Sampel

Modal Belanja (Rp/Bulan)

Biaya Penyusutan (Rp/Bulan)

Biaya Transportasi (Rp/Bulan)

Biaya Air (Rp/Bulan)

Biaya Plastik (Rp/Bulan)

Biaya Gas (Rp/Bulan)

Total Biaya (Rp/Bulan)

13 2.400.000 21.087 80.000 30.000 13.500 90.000 2.634.587

(21)

85

Lampiran 9. Distribusi Skor Motivasi Berperan Ganda pada Istri Nelayan Per Indikator

No. Sampel

Faktor motivasi

TOTAL SKOR Kebutuhan Ekonomi (X1) Kebutuhan Sosial (X2) Kebutuhan Aktulisasi Diri (X3)

(22)

22 2 2 5 5 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 33

23 2 4 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23

24 2 2 4 5 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 29

25 2 4 2 2 3 2 1 1 1 1 2 1 2 2 3 29

26 2 5 4 4 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 30

27 2 4 5 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 24

28 2 4 5 5 2 2 1 1 4 1 1 1 1 2 1 33

29 2 5 4 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 30

30 2 4 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2008. Peran Strategis Wanita Nelayan. Diambil dari website http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/04/16/9 277/Peran%20-Strategis-Wanita-Nelayan. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2015.

Anonimous. 2011. Budaya Kerja Masyarakat Melayu. Diambil Dari Website

Anonimous. 2012. Menentukan Ukuran Sampel Menurut Para Ahli. Diambil dari

Webs

Januari 2016

Aryani, F. 1994. Analisis Curahan Kerja dan Kontribusi Penerimaan Keluarga

Nelayan dalam Kegiatan Ekonomi di Desa Pantai. Tesis Magister

Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor Badan Pusat Statistik. 2014. Serdang Berdagai Dalam Angka. Medan

Eliana, N. & Ratina ,R. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Curahan

Waktu Kerja Wanita. Jurnal. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.

Universitas Mulawarman. Samarinda

Erna, N.P. 2007. Peran Istri Nelayan Terhadap Pendapatan Rumah tangga Nelayan Di Kelurahan Karangsari Kecamatan Tuban Kabupaten

Tuban.Skripsi.Universitas Muhamadiyah Malang. Malang

Gilarso, T. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Penerbits Kanisius. Yogyakarta

(24)

Handayani, T. dan Sugiarti. 2008. Konsep Dan Teknik Penelitian Gender. UMM press. Malang.

Ihromi, T.O. 1995. Kajian Wanita Dalam Pembangunan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta

Ilahi, M. T. 2010. Kemiskinan Nelayan. Republika. Selasa, 06 April 2010

Juliana & Desrir M. 2009. Vol. VII. No 2. Desember. Peranan Perempuan dalam

Pemberdayaan Ekonomi Keluarga. Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial UIN Suska Riau. Marwah

Jume’edi. 2005. Peran Wanita Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga Nelayan Di Kelurahan Ujung Batu Kecamatan Jepara Kabupaten

Jepara.Tesis. Pasca Sarjana Magister Manajemen Sumber Daya

Pantai UNDIP. Semarang

Kartodirdjo, S. 1984. Pemberontakan Petani Banten 1888. Pustaka Jaya. Jakarta Kusnadi. 2006. Keberadaan Nelayan dan Dinamika Ekonomi Pesisir. Ar-Ruzz

Media.Yogyakarta

Lita S. 2014. Peran Perempuan di Sektor Domestik dan Sektor Publik ( Studi

Kasus di PT. Perkebunan Nusantara III Medan). Skripsi. Universitas

Sumatera Utara. Medan

Mardiana, D. 2004. Profil Wanita Pengolah Ikan Di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Jawa Barat. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. IPB.Bogor

Mardikanto, T. 1990. Wanita dan Keluarga. PT Tri Tunggal Tata Fajar. Surakarta

Martadiningrat, 2008. 90 Persen Nelayan Masih di Bawah Garis

Kemiskinan.Harian Antara. Perum LKBN Antara

(25)

63

Mutawali, H. Drs.1987. Pembangunan Desa Terpadu. STIALAN RI Kampus Bandung. Bandung

Noor, A. 2013. Peran Ganda, Curahan Waktu Kerja, Dan Kontribusi Ekonomi

Istri Pada Keluarga Petani .Skripsi.Institut Pertanian Bogor. Bogor

Notopuro, H. 1983. Peranan Wanita Dalam Masa Pembangunan Indonesia. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta

Purwandari E. K. 1995. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi Lembaga Pengembangan Sarana Penyuluhan dan Pendidikan

Psikologi. Fak. Psikologi UI. Jakarta

Ridwan. 2005. Budaya Melayu Menghadapi Globalisasi. Medan:USU Press Riyani D. P. 2016. Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan Pada Nelayan Dan

Petani (Studi Kasus:Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan

Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai). Skripsi. Universitas

Sumatera Utara. Medan

Roma, Y.F.H. 2012. Peranan Wanita Nelayan (Istri Nelayan) Jaring Insang Dalam Meningkatkan Pendaptan Keluarga Di Desa Bejalen Perairan

Rawa Pening Kecamata Amabarawa Kabupaten Semarang. Skripsi.

Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan UNDIP. Semarang Sajogyo. 1985. Peranan Wanita Dalam Pembangunan Masyarakat Desa.

Rajawali Press. Jakarta

Samadi, B. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta

Samuelson, P.A dan Nordhaus, W.D. 1995.Mikro Ekonomi. Penerbit Erlangga. Jakarta

Siagian, S. P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta Soetrisno, L. 1997. Kemiskinan, Perempuan dan Pemberdayaan. Penerbit

(26)

Soekanto, S. 2002. Pemerintah : Tugas dan Fungsi. Bumi Aksara. Jakarta

Subandiroso. 1987. Sosiologi antropologi I (Program pengetahuan budaya dan ilmu-ilmu sosial). PT Intan. Jakarta

Sujarwa. 2001. Polemik gender, antara realitas dan refleksi: Sebuah kajian

sosiologi seni fenomenologis. Pustaka Pelajar. Jakarta

Sukri, S. dan Ridin S. 2001. Perempuan dan Seksualitas dalam Tradisi Jawa. Gama Media. Yogyakarta

Supriana, T. 2008. Pengantar Ekonometrika. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan

Suratiah,dkk. 1999. Dilema Wanita Antara Industri Rumah Tangga dan Aktifitas

Domestik. Aditya Media. Yogyakarta

Suwondo, N. 1981. Kedudukan Wanita Indonesia dalam Hukum dan Masyarakat.

Ghalia Indonesia. Jakarta

Ummi, L.T. 2015. Partisipasi Istri Nelayan Pandega Sebagai Pengupas Ranjungan Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Keluarga Di

Kelurahan Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Thesis.

UNS. Semarang

Winardi, E. 1975. Pengantar Ilmu Ekonomi. Tarsito. Bandung

Winardi, Prof. Dr. J. 2011. Motivasi Pemotivasiaan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Wolfman, B.R. 1989. Peran Kaum Wanita. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

Yusuf, Y. 2006. Gaya Riau: Sentuhan Penemenologis Budaya Melayu di Tengah

Globalisasi. UNRI. Pekanbaru

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai. Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive dengan pertimbangan Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu daerah pesisir dengan jumlah nelayan yang tinggi dan diatas rata-rata. Kecamatan Tanjung Beringin merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Serdang Berdagai dengan jumlah nelayan terbesar dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Nelayan di Kabupaten Serdang Bedagai Berdasarkan Kecamatan, 2013

No. Kecamatan Waktu Penuh (Jiwa)

(28)

Pada Tabel 2. dapat dilihat bahwa jumlah nelayan terbesar di Kabupaten Serdang Bedagai berada pada Kecamatan Tanjung Beringin, dengan jumlah nelayan 5.183 jiwa. Salah satu desa di Kecamatan Tanjung Beringin yaitu Desa Pekan Tanjung Beringin, merupakan desa yang dekat dengan sungai. Mayoritas masyarakat di Desa Pekan Tanjung Beringin memilih untuk bekerja menjadi nelayan.

Seperti masalah pada keluarga nelayan lainnya, keluarga nelayan Desa Pekan Tanjung Beringin juga dihadapkan dengan pendapatan suami yang tidak tetap dan tergolong rendah, sehingga para istri di desa ini dituntut untuk bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.

3.2Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah istri nelayan yang berperan ganda di Desa Pekan Tanjung Beringin. Jumlah populasi istri nelayan yang berperan ganda tidak diketahui secara pasti, oleh karena itu digunakan metode purposive sampling

sebagai metode penentuan sampel penelitian ini. Metode purposive sampling

adalah metode pengambilan sampel yang dilakukan secara sengaja berdasarkan kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian.

(29)

27

Penelitian ini merupakan penelitian dengan tipologi penelitian berdasarkan metode deskriptif dan kausal perbandingan, oleh karena itu sesuai dengan pendapat Gay dan Diehl mengenai jumlah sampel pada penelitian kausal, maka sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 istri nelayan yang beperan ganda. Adapun pendapat Gay dan Diehl, adalah sebagai berikut:

1. Jika penelitiannya bersifat deskriptif, maka sampel minimumnya adalah 10% dari populasi

2. Jika penelitianya korelasional, sampel minimumnya adalah 30 subjek

3. Apabila penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek per group

4. Apabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15 subjek per group (Anonimous, 2012).

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan istri nelayan dan dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan terebih dahulu, sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga dan instansi yang terkait dengan penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

(30)

tangga dan penggunaan waktu bekerja/berusaha. Penggunaan waktu mengurus rumah tangga terdiri dari membersihkan rumah, memasak, mengasuh anak dan mengurus pakaian. Dari penjumlahan waktu urusan rumah tangga dan waktu bekerja/berusaha akan didapatkan total waktu produktif istri nelayan perhari.

Besar penggunaan waktu mengurus rumah tangga dan bekerja/berusaha akan dipersentasekan dengan membandingkan besar waktu setiap wilayah kegiatan dengan besar waktu produktif istri nelayan perhari. Persentase penggunaan waktu digunakan untuk menjelaskan pada wilayah kegiatan mana istri nelayan lebih dominan menggunakan waktunya perhari.

Untuk menganalisis masalah (2) menjelaskan besar kontribusi pendapatan istri nelayan yang berperan ganda terhadap pendapatan keluarga dilakukan dengan menghitung pendapatan istri nelayan, pendapatan anggota keluarga dan total pendaptan keluarga perbulan. Perhitungan pendapatan keluarga dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

PKN = PIN + PSN

Dimana:

PKN = Jumlah pendapatan keluarga nelayan (Rp/bulan) PIN = Jumlah pendapatan dari istri nelayan (Rp/bulan)

PSN = Jumlah pendapatan dari suami sebagai nelayan (Rp/bulan)

(31)

29

berperan ganda terhadap pendapatan keluarga. Untuk mengetahui besar kontribusi dihitung dengan menggunakan rumus:

���������� = ����������������������

����������������������� ����%

Menurut Samadi (2001), untuk menetapkan besar kecilnya kontribusi pendapatan istri nelayan terhadap pendapatan keluarga, ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :

Jika kontribusinya < 50%, maka istri nelayan yang beperan ganda memberikan kontribusi kecil terhadap pendapatan keluarga

Jika kontribusinya = 50%, maka istri nelayan yang berperan ganda memberikan kontrubusi sedang terhadap pendapatan keluarga

Jika kontribusinya > 50%, maka istri nelayan yang beperan ganda memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan keluarga

Untuk menganalisis masalah (3) menganalisis pengaruh faktor-faktor motivasi istri nelayan untuk berperan ganda terhadap pendapatan istri nelayan di Desa Pekan Tanjung Beringin dilakukan dengan menggunakan metode OLS (Ordinary

Least Square) model Linear Berganda dengan menggunakan alat bantu SPSS

(Statistical Product and Servive Solution) versi 21. Untuk mendapatkan data

faktor-faktor motivasi akan digunakan daftar pertanyaan skala likert yang disusun berdasarkan indikator sebagai berikut :

(32)

- Kebutuhan Pendidikan Anak (X14) - Kebutuhan Kesehatan (X15) 2. Kebutuhan Sosial (X2)

- Kebutuhan Ikut Serta (X21) - Kebutuhan Identitas (X22)

- Kebutuhan Menambah Relasi/teman (X23) - Kebutuhan Berinteraksi (X24)

- Kebutuhan Penerimaan(X25) 3. Kebutuhan Aktualisasi Diri

- Kebutuhan Mengaplikasikan Keterampilan (X31) - Kebutuhan Berkarya (X32)

- Kebutuhan Mengembangkan Keterampilan (X33) - Kebutuhan Membagikan Keterampilan (X34) - Kebutuhan Penghargaan (X35)

Setiap indikator akan diberikan skor dengan pilihan jawaban sebagai berikut : Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Ragu-ragu = 3 Tidak setuju = 2 Sangat Tidak Setuju = 1

(33)

31

menjadi data interval dengan menggunakan metode MSI (Methode Successive Interval).

Penyusunan rumus model linear berganda adalah sebagai berikut: � =�+�+�+�

Keterangan:

Y = Pendapatan istri nelayan (Rp/bulan) a1,a2,a3, = Koefisien Regresi

a0 = Konstanta

X1 = Kebutuhan ekonomi X2 = Kebutuhan sosial

X3 = Kebutuhan aktualisasi diri

Untuk menguji pengaruh faktor-faktor motivasi berperan ganda (kebutuhan ekonomi, kebutuhan sosial, dan kebutuhan aktualisasi diri) terhadap pendapatan istri nelayan secara simultan, diuji dengan F statistik. Adapun kriteria uji F adalah sebagai berikut:

- Jika probalitasnya (nilai sig) > α0,05 , maka H0 diterima H1 ditolak - Jika probalitasnya (nilai sig) ≤ α0,05 , maka H0 ditolak H1 diterima

(34)

H1= variasi variabel bebas (kebutuhan ekonomi, kebutuhan sosial, dan kebutuhan aktualisasi diri) berpengaruh nyata secara serempak terhadap variasi variabel terikat (pendapatan istri nelayan).

Untuk menguji pengaruh faktor yang memotivasi istri nelayan berperan ganda (kebutuhan ekonomi, kebutuhan sosial, dan kebutuhan aktualisasi diri) terhadap pendapatan istri nelayan yang beperan ganda secara parsial diuji dengan uji-t statistik. Adapun kriteria uji-t adalah sebagai berikut:

- Jika probalitasnya (nilai sig) > α0,05 , maka H0 diterima H1 ditolak - Jika probalitasnya (nilai sig) ≤ α0,05 , maka H0 ditolak H1 diterima

H0 = variasi variabel bebas (kebutuhan ekonomi, kebutuhan sosial, dan kebutuhan aktualisasi diri) tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap variasi variabel terikat (pendapatan istri nelayan).

H1= variasi variabel bebas (kebutuhan ekonomi, kebutuhan sosial, dan kebutuhan aktualisasi diri) berpengaruh nyata secara parsial terhadap variasi variabel terikat (pendapatan istri nelayan).

Untuk melihat sejauh mana variabel bebas (kebutuhan ekonomi, kebutuhan sosial, dan kebutuhan aktualisasi diri) mempengaruhi variabel terikat (pendapatan istri nelayan) digunakan uji statistik koefisien determinasi (R2). Uji statistik koefisien determinansi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat (pendapatan istri nelayan).

(35)

33

sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas (kebutuhan ekonomi, kebutuhan sosial, dan kebutuhan aktualisasi diri) memberikan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksikan variabel-variabel terikat (pendapatan istri nelayan) (Supriana, 2008).

3.5 Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Definisi

1. Istri nelayan adalah seorang wanita yang telah menikah dan masih memiliki suami dengan mata pencaharian sebagai nelayan pada saat penelitian, serta melakukan peran ganda mengurus rumah tangga dan bekerja atau berusaha. 2. Peran ganda istri nelayan adalah peran yang dilakukan oleh istri nelayan

sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai pekerja atau berusaha secara mandiri .

3. Penggunaan waktu mengurus rumah tangga adalah besar waktu yang digunakan istri nelayan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, memasak, mengasuh anak, dan mengurus pakaian (jam/hari).

4. Penggunaan waktu bekerja adalah besar waktu yang digunakan istri nelayan untuk melakukan kegiatan yang bernilai ekonomi (sebagai asisiten rumah tangga, buruh cuci, membantu berjulan, membuka usaha kedai kopi dan membuka warung) yang dapat menghasilkan pendapatan berupa uang (jam/hari).

(36)

membantu berjualan, membuka kedai kopi dan membuka warung (Rupiah/bulan).

6. Pendaptan suami adalah pendapatan berupa uang yang didapatkan suami dari bekerja sebagai nelayan.

7. Pendapatan rumah tangga nelayan adalah jumlah keseluruhan dari pendapatan istri nelayan dan pendapatan suami sebagai nelayan, (Rupiah/bulan).

8. Kontribusi pendapatan adalah besarnya sumbangan pendapatan istri nelayan yang melakukan peran ganda terhadap total pendapatan keluarga (%).

9. Faktor-Faktor motivasi berperan ganda adalah faktor-faktor berupa kebutuhan yang mendorong istri nelayan untuk melakukan peran ganda seperti kebutuhan ekonomi, kebutuhan sosial, dan kebutuhan aktualisasi diri

10.Kebutuhan ekonomi adalah kebutuhanyang diperlukan oleh seluruh anggota keluarga berupa sandang, pagan, papan, pendidikan anak dan kesehatan.

11.Bersosialisasi adalah kebutuhan istri nelayan untuk melakukan interaksi dengan teman ataupun orang-orang di lingkungan bekerja.

12.Aktualisasi diri adalah kebutuhan istri nelayan untuk menunjukkan dan mengembangkan potensi atau keterampilan yang dimiliki oleh istri.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016.

2. Sampel penelitian adalah istri nelayan yang melakukan peran ganda bekerja atau memiliki usaha mandiri dan masih memiliki suami (tidak janda).

(37)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Letak Geografis, Batas, dan Luas Wilayah

Desa Pekan Tanjung Beringin merupakan salah satu dari delapan desa yang terdapat di Kecamatan Tanjung Beringin. Jarak dari desa Pekan Tanjung Beringin menuju ke Ibu Kota Propinsi Sumatera Utara (Medan) kurang lebih 75 km, ke Ibu Kota Serdang Bedagai kurang lebih 8 km dan ke Ibu Kota Kecamatan kurang lebih 300 km.

Luas wilayah desa Pekan Tanjung Beringin adalah 330 ha atau 600 km2 yang terbagi dalam lima belas dusun. Berikut ini adalah batasan geografis desa Pekan Tanjung Beringin :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Bedagai

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pematang Cermai - Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Tebing Tinggi - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sei Rampah

(38)

4.1.2 Kependudukan

Jumlah penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin pada tahun 2015 adalah 13.080 jiwa, yang terdiri dari 6.624 jiwa laki laki dan 6.456 jiwa perempuan. Jumlah kepala keluarga di Desa Pekan Tanjung Beringin sebanyak 3.223 KK.

Komposisi jumlah penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3. Komposisi Penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut Mata Pencaharian Tahun 2015

No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Nelayan 4.227 58,18

Sumber : Profil Desa Pekan Tanjung Beringin, 2015

Berdasarkan data pada Tabel 3. dapat diketahui bahwa mata pencaharian yang paling dominan ditekuni oleh masyarakat Desa Pekan Tanjung Beringin adalah nelayan dengan persentase 58,18% atau 4.227 jiwa.

Komposisi jumlah penduduk menurut pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4. Komposisi Penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut Pendidikan Tahun 2015

No Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1. Belum Sekolah 4.598 37,17

(39)

37

Berdasarkan data pada Tabel 4 diketahui bahwa tingkat pendidikan di Desa Pekan Tanjung Beringin didominasi oleh kategori belum sekolah. Dalam kategori tersebut juga termasuk penduduk yang tidak/tidak tamat bersekolah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Pekan Tanjung Beringin masih rendah.

Komposisi jumlah penduduk menurut agama dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5. Komposisi Penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut

Agama Tahun 2015

Sumber : Profil Desa Pekan Tanjung Beringin, 2015

Berdasarkan data pada Tabel 5. dapat diketahui bahwa agama islam merupakan agama yang paling dominan dianut oleh penduduk di desa Pekan Tanjung Beringin dengan persentase sebesar 94,76 % atau sebanyak 12.395 jiwa.

Tabel 6. Komposisi Penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut Suku Tahun 2015

Sumber : Profil Desa Pekan Tanjung Beringin, 2015

(40)

4.2. Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah istri nelayan yang melakukan peran ganda. Adapun karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, jumlah tanggungan dan jenis pekerjaan.Berikut adalah karateristikistri nelayan sampel: 1. Umur Istri Nelayan Sampel

Tabel 7. Distribusi Istri Nelayan Sampel Berdasarkan Kelompok Umur No. Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

Sumber : Diolah dari Lampiran 1

Berdasarkan data pada Tabel 7. jumlah istri nelayan sampel yang terbesar berada pada kelompok umur 41-45 tahun dengan persentase sebesar 26,67% atau sebanyak 8 orang.

2. Jumlah Tanggungan

Tabel 8. Distribusi Istri Nelayan Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan No. Jumlah Tanggungan (Jiwa) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 0 – 2 16 53,33

2 3 – 4 13 43,33

3 5 – 6 1 3,33

JUMLAH 30 100

Sumber : Diolah dari Lampiran 1

(41)

39

3. Pendidikan Istri Nelayan

Tabel 9. Distribusi Istri Nelayan Sampel Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Terakhir Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 SD 14 46,67

2 SMP 14 46,67

3 SMA 2 6,67

JUMLAH 30 100

Sumber : Diolah dari Lampiran 1

Berdasarkan data pada Tabel 9. jumlah istri nelayan sampel yang paling banyak berada pada tingkat pendidikan SD dan SMP dengan persentase sebesar 46,7% atau masing-masing sebanyak 14 orang.

4. Jenis Pekerjaan

Tabel 10. Distribusi Istri nelayan Sampel Berdasarkan Jenis Pekerjaan No. Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Warung 5 16,67

2 Buruh Cuci 14 46,67

3 Bantu Jualan 1 3,33

4 ART 8 26,67

5 Kedai Kopi 2 6,67

JUMLAH 30 100

Sumber : Diolah dari Lampiran 1

(42)

Peran ganda istri adalah suatu keadaan dimana istri memiliki dua peran yatu peran domestik (mengurus rumah tangga) dan peran publik (bekerja/berusaha). Dalam melakukan peran ganda istri nelayan memberikan kontribusi berupa kontribusi waktu dan kontribusi pendapatan. Kontribusi waktu dan pendapatan yang diberikan istri nelayan bebeda-beda tergantung pada jenis pekerjaan yang ditekuni.

5.1 Penggunaan Waktu Istri Nelayan Yang Berperan Ganda

Istri nelayan yang berperan ganda harus mampu membagi waktunya untuk mengurus rumah tangga dan untuk bekerja/berusaha. Meskipun istri nelayan diperbolehkan untuk bekerja, namun kewajibannya untuk mengurus rumah tangga tidak boleh ditinggalkan. Pembagian waktu istri nelayan untuk mengurus rumah tangga dan bekerja harus dilakukan seoptimal mungkin agar kedua peran dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun pembagian waktu istri nelayan perhari dijelaskan sebagai berikut.

5.1.1 Penggunaan Waktu Istri Nelayan Dalam Urusan Rumah Tangga

(43)

41

yang belum selesai dikerjakan akan dilanjutkan ketika istri nelayan pulang dari bekerja. Rata-rata penggunaan waktu istri nelayan dalam mengerjakan urusan rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Rata-Rata Penggunaan Waktu Istri Nelayan Dalam Urusan Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan / usaha

Rata-Rata Penggunaan Waktu Urusan RT (Jam)

Sumber: Diolah Dari Lampiran 2&3

Berdasarkan data pada Tabel 11. dapat dilihat bahwa rata-rata istri nelayan yang berperan ganda di Desa Pekan Tanjung Beringin menggunakan waktunya sebesar 5,65 jam/hari untuk mengerjakan urusan rumah tangga dengan rincian, rata- rata penggunaan waktu untuk mengurus rumah adalah 1,45 jam/hari, untuk memasak 1,26 jam/ hari, untuk mengasuh anak 0,55 jam/hari dan untuk mengurus pakaian 2,39 jam/hari.

(44)

Istri nelayan yang memiliki anak perempuan, dibantu oleh anak perempuannya untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, belanja dan menjaga adiknya yang masih balita. Dengan adanya bantuan dari anak perempuan, beban kerja istri nelayan untuk mengerjakan urusan rumah tangga menjadi lebih ringan dan waktu yang digunakan juga menjadi berkurang. Namun bagi istri nelayan yang tidak memiliki anak perempuan, seluruh kewajiban mengerjakan urusan rumah tangga ditanggung sendiri oleh istri nelayan, sehingga beberapa pekerjaan rumah tangga tidak dapat dikerjakan secara maksimal karena keterbatasan waktu dan tenaga.

Istri nelayan yang bekerja membuka kedai kopi memiliki rata-rata penggunaan waktu terbesar untuk urusan rumah tangga dibandingkan istri nelayan lainnya. Dapat dilihat pada Tabel 11. rata-rata penggunaan waktu istri nelayan yang membuka kedai kopi untuk urusan rumah tangga adalah sebesar 7,75 jam/hari. Hal ini dikarenakan istri nelayan yang berusaha tidak harus keluar rumah untuk bekerja sehingga pekerjaan rumah tangga dapat dikerjakan selagi berjualan dan dapat dikerjakan dengan tidak terburu-buru. Selain itu istri nelayan yang berusaha rata-rata memiliki anak balita sehingga waktu yang digunakan untuk mengurus rumah tangga menjadi lebih besar karena adanya kewajiban untuk mengasuh anak.

(45)

43

pagi dan pulang pukul sepuluh pagi, lalu akan kembali pergi bekerja sekitar pukul satu siang untuk membantu membantu menyiapkan sayur-sayuran untuk berjualan besok hari. Istri nelayan yang membantu jualan lontong pergi bekerja di pagi hari sehingga istri nelayan ini hanya memiliki sedikit waktu untuk mengerjakan urusan rumah tangga.

5.1.2 Penggunaan Waktu Istri Nelayan Dalam Urusan Bekerja dan Berusaha Istri nelayan yang beperan ganda di Desa Pekan Tanjung Beringin memilih untuk berusaha warung, menjadi buruh cuci, membantu jualan lontong, menjadi ART, dan berusaha kedai kopi untuk menambah pendapatan keluarga. Istri nelayan yang membuka usaha warung dan kedai kopi membuka usahanya dengan modal sendiri ataupun meneruskan usaha milik keluarga, sedangankan istri nelayan yang tidak memiliki modal dan keterampilan memilih untuk bekerja sebagai buruh cuci, membantu berjualan lontong dan asisten rumah tangga (ART).

Penggunaan waktu bekerja atau berusaha adalah besarnya waktu yang digunakan istri nelayan perhari untuk melakukan kegiatan yang bernilai ekonomi dan dapat menghasilkan pendapatan. Adapun besar penggunaan waktu bekerja istri nelayan dapat dilihat pada Tabel 12. berikut

Tabel 12. Rata-Rata Penggunaan Waktu Istri Nelayan Dalam Urusan Bekerja / Berusaha Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan / Usaha Rata-Rata Penggunaan Waktu Bekerja (Jam)

1 Warung (5 sampel) 6.65

2 Buruh Cuci (14 sampel) 4.29

3 Bantu Jualan (1 sampel) 5

4 ART (8 sampel) 5.44

5 Kedai Kopi (2 sampel) 7.50

Rataan Kumulatif (30 sampel) 5.23

(46)

Berdasarkan data pada Tabel 12. rata-rata istri nelayan yang berperan ganda di Desa Pekan Tanjung Beringin menggunakan waktunya sebesar 5,23 jam/hari untuk bekerja baik itu untuk berusaha ataupun bekerja sebagai buruh. Namun jika dilihat berdasarkan jenis pekerjaan yang ditekuni rata-rata penggunaan waktu untuk bekerja/berusaha pada istri nelayan akan berbeda-beda tergantung pada jenis pekerjaannya.

Istri nelayan yang berusaha warung rata-rata menggunakan waktunya sebesar 6,65 jam/hari untuk bekerja. Istri nelayan yang membuka warung biasanya mulai berjualan pukul delapan pagi sampai dengan pukul Sembilan malam. Walaupun istri nelayan yang membuka warung berjualan hampir 12 jam/hari, namun waktu yang digunakan untuk bekerja hanya 6,65 jam/hari. Hal ini dikarenakan disela-sela waktu bekerja istri nelayan yang membuka warung ini juga mengerjakan beberapa pekerjaan rumah tangga yang belum selesai dikerjakan seperti membersihkan rumah, mengurus pakaian, memasak, dan mengurus anak yang masih balita.

Istri nelayan yang bekerja sebagai buruh cuci rata-rata menggunakan waktunya sebesar 4,29 jam/hari untuk bekerja. Biasanya istri nelayan yang bekerja sebagai buruh cuci berangkat bekerja pukul delapan pagi dan pulang kerumah pukul sebelas atau dua belas siang. Namun beberapa istri nelayan ada yang memilih untuk menjadi buruh cuci di dua rumah sehingga waktu yang digunakannnya untuk bekerja menjadi lebih besar.

(47)

45

ART ini pergi bekerja pukul tujuh pagi dan pulang kerumah pukul dua belas atau satu siang.

Istri nelayan yang bekerja membantu jualan lontong menggunakan waktunya sebesar 5 jam/hari untuk bekerja. Istri nelayan yang bekerja membantu berjualan lontongakan mulai bekerja membantu berjualan pukul enam pagi sampai dengan pukul sepuluh. Sekitar pukul satu siang istri nelayan ini akan kembali bekerja membantu pemilik usaha lontong menyiapkan sayuran untuk berjualan besok hari.

Istri nelayan yang membuka kedai kopi memiliki penggunaan waktu bekerja terbesar dibandingkan istri nelayan lainnya. Setiap harinya istri nelayan yang membuka kedai kopi akan mulai membuka warungnya pukul satu siang dan tutup pukul sebelas malam. Walaupun warung buka selama kurang lebih sepuluh jam namun dapat dilihat pada Tabel 12, besar penggunaan waktu untuk bekerja pada istri nelayan ini hanya sebesar 7,50 jam/hari, karenasama seperti istri nelayan yang bekerja membuka warung, istri nelayan yang membuka kedai kopi juga melakukan beberapa pekerjaan rumah yang masih belum selesai dikerjakan di sela-sela waktu bekerjanya.

5.1.3 Perbandingan Penggunaan Waktu Istri Nelayan Dalam Urusan Rumah Tangga dan Bekerja/Berusaha

(48)

Tabel 13. Persentase Waktu Urusan Rumah Tangga dan Waktu Bekerja Istri Nelayan Yang Berperan Ganda Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan / Usaha

Persentase Kumulatif 51.95 48.05 RT > Bekerja

Sumber : diolah dari Lampiran 2&3

Pada Tabel 13. dapat dilihat bahwa secara umum persentase penggunaan waktu untuk urusan rumah tangga pada istri nelayan sebesar 51,95% dan untuk bekerja sebesar 48,05%. Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata istri nelayan yang berperan ganda di Desa Pekan Tanjung Beringin lebih dominan menggunakan waktunya untuk mengerjakan urusan rumah tangga dibandingkan untuk bekerja. Istri nelayan memiliki pekerjaan utama yaitu sebagai ibu rumah tangga harus mengurus keluarganya sehingga walaupun istri nelayan juga bekerja untuk menambah pendapatan keluarga, kewajiban istri nelayan sebagai ibu rumah tangga tidak dapat ditinggalkan.

Pada masyarakat melayu, peran wanita ditempatkan untuk kegiatan domestik. Menurut adat istiadat melayu, dalam suatu kegiatan produktif wanita hanya sekedar membantu suami. Seberat apapun tugas dan kewajiban yang diemban dalam suatu pekerjaan, wanita melayu harus tetap mengutamakan fungsinya sebagai istri dan ibu rumah tangga (Ridwan, 2005).

(49)

47

rumah tangga dibandingkan untuk bekerja. Istri nelayan yang berusaha warung menggunakan 51,10% dari waktu produktifnya perhari untuk mengerjakan urusan rumah tangga dan 48,90% dari waktu produktifnya perhari untuk bekerja dan istri nelayan yang membuka kedai kopi menggunakan 50,82% dari waktu produktifnya perhari untuk mengerjakan urusan rumah tangga dan 49,18% dari waktu produktifnya perhari untuk bekerja.

Istri nelayan yang bekerja sebagai pekerja (membantu jualan lontong dan ART) lebih dominan menggunakan waktunya untuk bekerja dibandingkan untuk mengerjakan urusan rumah tangga. Istri nelayan yang bekerja membantu berjualan lontong menggunakan 39,39% dari waktu produktifnya perhari untuk mengerjakan urusan rumah tangga dan 60,61% dari waktu produktifnya perhari untuk bekerja. Istri nelayan yang bekerja sebagai ART menggunakan 47,27% dari waktu produktifnya perhari untuk mengerjakan urusan rumah tangga dan 52,73% dari waktu produktifnya perhari untuk bekerja.

Namun lain halnya dengan istri nelayan yang bekerja sebagi buruh cuci. Walaupun istri nelayan yang bekerja sebagi buruh cuci juga digolongkan kedalam istri yang bekerja sebagai pekerja, istri nelayan ini lebih dominan menggunakan waktunya untuk mengerjakan urusan rumah tangga dibandingkan untuk bekerja. Dapat dilihat pada Tabel 13, istri nelayan yang bekerja sebagai buruh cuci menggunakan 56,20% dari waktu produktifnya perhari untuk mengerjakan urusan rumah tangga dan 43,80% dari waktu produktifnya perhari untuk bekerja.

(50)

rumah tangga lebih dominan dibandingkan penggunaan waktu untuk bekerja diterima.

5.2 Kontribusi Pendapatan Istri Nelayan Yang Berperan Ganda Terhadap Pendapatan Keluarga

Untuk menjelaskan besar sumbangan pendapatan istri nelayan yang berperan

ganda terhadap pendapatan keluarga dapat dilihat melalui rata-rata pendapatan

istri nelayan dan total pendapatan keluarga. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 14.

berikut

Tabel 14. Kontribusi Pendapatan Istri Nelayan Yang Berperan Ganda Berdasarkan Jenis Pekerjaannya

Rataan Kumulatif 634.453 1.001.250 1.635.703 38.79

Sumber : Diolah Dari Lampiran 7&8

Berdasarkan data pada Tabel 14. istri nelayan yang berperan ganda di Desa Pekan

Tanjung Beringin rata-rata memberikan kontribusi pendapatan sebesar 38,79%

terhadap pendapatan keluarga. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa istri

nelayan di Desa Pekan Tanjung Beringin memberikan kontribusi pendapatan yang

tergolong kecil terhadap pendapatan keluarga.

Jika dilihat berdasarkan jenis pekerjaan, istri nelayan yang membuka usaha

mandiri seperti warung dan kedai kopi memberikan kontribusi yang besar (>50%)

(51)

49

dari istri nelayan yang bekerja membuka warung. Istri nelayan yang membuka

kedai kopi juga memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan keluarga.

Istri nelayan yang membuka kedai kopi memberikan kontribusi sebesar 74,49%

yang artinya bahwa sebagian besar pendapatan keluarga berasal dari pendapatan

istri nelayan yang membuka kedai kopi.

Berbeda dengan istri nelayan yang berusaha, istri nelayan yang bekerja sebagai

buruh cuci, asisten Rumah Tangga (ART), dan membantu berjualan lontong

berkontribusi kecil (<50%) terhadap pendapatan keluarga. Dapat dilihat pada

Tabel 14. istri nelayan yang bekerja sebagai buruh cuci memberikan kontribusi

sebesar 23,85% terhadap pendapatan keluarga, istri nelayan yang bekerja

membantu jualan lontong memberikan kontribusi sebesar 36% terhadap

pendaptan keluarga dan istri nelayan yang bekerja sebagai ART memberikan

kontribusi sebesar 33,88% terhadap pendapatan keluarga.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan

pendapatan istri nelayan dari hasil bekerja/berusaha berkontribusi kecil terhadap

pendapatan istri nelayan diterima.

5.3 Faktor-Faktor Motivasi Berperan Ganda dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Istri Nelayan

Motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong seseorang untuk

bekerja. Motivasi adalah proses untuk pengaktualisasian motif menjadi perbuatan

atau tingkah laku demi mencapai suatu tujuan. Dalam menjalani peran ganda isri

nelayan termotivasi oleh faktor-faktor atau motif tertentu. Menurut Juliana (2009),

yang mendorong wanita untuk bekerja di antaranya adalah kebutuhan ekonomi,

(52)

faktor-faktor motivasi pada istri nelayan di Desa Pekan Tanjung beringin serta

pengaruhnya terhadap pendapatan istri dijelaskan sebagai berikut:

5.3.1 Motif Istri Nelayan Berperan Ganda

Motif istri nelayan untuk berperan ganda terbagi atas tiga yaitu kebutuhan ekonomi, kebutuhan sosial, dan kebutuhan aktualisasi diri yang dimana masing-masing motif terdiri atas lima indikator. Untuk menjelaskan bagaimana motif istri nelayan untuk berperan ganda diuraikan sebagai berikut

Tabel 15. Skor Motif Istri Nelayan Untuk Berperan Ganda Pada Faktor Kebutuhan Ekonomi

No. Indikator Kebutuhan Ekonomi Skor

1 Kebutuhan Sandang 65

2 Kebutuhan Pangan 131

3 Kebutuhan Papan 114

4 Kebutuhan Pendidikan Anak 93

5 Kebutuhan Kesehatan 57

Sumber : diolah dari lampiran 9&10

Pada Tabel 15. dapat dilihat bahwa motif yang paling utama mendorong istri nelayan untuk berperan ganda dalam faktor ekonomi adalah kebutuhan pangan dengan skor indikator sebesar 131. Kebutuhan pangan dalam hal ini adalah untuk memenuhi kebutuhan makan berupa beras serta lauk pauk dan kebutuhan minum keluarga nelayan sehari-hari.

Motif kedua dalam faktor ekonomi yang memotivasi istri nelayan untuk berperan ganda adalah kebutuhan papan dengan total skor indikator sebesar 114. Kebutuhan papan dalam hal ini adalah untuk memenuhi kebutuhan berupa biaya sewa rumah, biaya listrik dan biaya air bersih keluarga.

(53)

51

Kebutuhan pendidikan anak dalam hal ini adalah untuk memenuhi kebutuhan berupa biaya SPP, transportasi, jajan dan perlengkapan sekolah anak.

Motif keempat dalam faktor ekonomi yang memotivasi istri nelayan untuk berperan ganda adalah kebutuhan sandang dengan total skor indikator sebesar 65. Kebutuhan sandang dalam hal ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pakaian yang layak pakai bagi seluruh anggota keluarga untuk digunakan sehari-hari.

Motif terakhir dalam faktor ekonomi yang memotivasi istri nelayan untuk berperan ganda adalah kebutuhan kesehatan dengan total skor indikator sebesar 57. Kebutuhan kesehatan dalam hal ini kebutuhan untuk memenuhi biaya berobat dan biaya obat-obatan jika ada anggota keluarga yang sakit.

Tabel 16. Skor Motif Istri Nelayan Untuk Berperan Ganda Pada Faktor Kebutuhan Sosial

No. Indikator Kebutuhan sosial Skor

1 Kebutuhan Ikut Serta 51

2 Kebutuhan Identitas Sosial 39

3 Kebutuhan Menambah Relasi 46

4 Kebutuhan Berinteraksi 59

5 Kebutuhan Penerimaan 34

Sumber : diolah dari lampiran 9

Pada Tabel 16. dapat dilihat bahwa motif paling utama yang mendorong istri nelayan untuk berperan ganda dalam faktor sosial adalah kebutuhan berinteraksi dengan total skor indikator sebesar 59. Kebutuhan berinteraksi dalam hal ini adalah kebutuhan istri nelayan untuk dapat bertemu dan mengobrol dengan teman-teman di lingkungan tempat bekerja.

(54)

dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan tempat tinggal seperti arisan, wirid dan lain-lain. Dengan bekerja istri nelayan dapat membayar biaya untuk ikut kegiatan-kegaiatan tersebut.

Motif ketiga yang mendorong istri nelayan untuk berperan ganda dalam faktor sosial adalah kebutuhan untuk menambah relasi dengan total skor indikator sebesar 46. Kebutuhan menambah relasi dalam hal ini adalah dimana dengan bekerja istri nelayan bisa mendapatkan teman baru dari lingkungan pekerjaan.

Motif keempat yang mendorong istri nelayan untuk berperan ganda dalam faktor sosial adalah kebutuhan akan identitas dengan total skor indikator sebesar 39. Kebutuhan identitas dalam hal ini adalah kebutuhan istri nelayan untuk mendapatkan suatu identitas dari pekerjaan yang ditekuni sehigga dapat dikenal oleh orang-orang di lingkungan tempat tinggal.

Motif terakhir yang mendorong istri nelayan untuk berperan ganda dalam faktor sosial adalah kebutuhan penerimaan dengan total skor indikator sebesar 34. Kebutuhan penerimaan ini adalah kebutuhan istri nelayan untuk diterima dan dihormati di lingkungan tempat tinggal karena pekerjaan yang ditekuni.

Tabel 17. Skor Motif Istri Nelayan Untuk Berperan Ganda Pada Faktor Kebutuhan Aktualisasi Diri

No. Indikator Kebutuhan Aktualisasi Diri Skor 1 Kebutuhan Mengaplikasikan Keterampilan 53

2 Kebutuhan Berkarya 31

3 Kebutuhan Mengembangkan Diri 37 4 Kebutuhan Membagikan Keterampilan 39

5 Kebutuhan Penghargaan 43

(55)

53

Pada Tabel 17. dapat dilihat motif paling utama yang mendorong istri nelayan untuk berperan ganda dalam faktor aktualisasi diri adalah kebutuhan mengaplikasikan keterampilan dengan total skor indikator sebesar 53. Kebutuhan mengaplikasikan keterampilan dalam hal ini adalah dimana dengan bekerja istri nelayan dapat menggunakan keterampilan yang dimilikinya.

Motif kedua yang mendorong istri nelayan untuk berperan ganda dalam faktor aktualisasi diri adalah kebutuhan penghargaan dengan total skor indikator sebesar 43. Kebutuhan penghargaan dalam hal ini dimana istri nelayan bekerja untuk menunjukkan bahwa wanita juga dapat bekerja, sehingga wanita dapat lebih dihargai.

Motif ketiga yang mendorong istri nelayan untuk berperan ganda dalam faktor aktualisasi diri adalah kebutuhan membagikan keterampilan dengan total skor sebesar 39. Kebutuhan membagikan keterampilan dalam hal ini dimana istri nelayan bekerja/berusaha untuk membagikan keterampilan yang dimilikinya kepada orang lain.

Motif keempat yang mendorong istri nelayan untuk berperan ganda dalam faktor aktualisasi diri adalah kebutuhan mengembangkan diri dengan total skor sebesar 37. Kebutuhan mengembangkan diri dalam hal ini adalah dimana istri nelayan bekerja untuk mengembagkan kembali keterampilan yang dimilikinya. Dengan bekerja keterampilan yang dimiliki oleh istri nelayan dapat berkembang dan menghasilkan hal-hal yang baru.

(56)

kebutuhan berkarya dalam hal ini adalah dimana istrinelayan beerja agar dapat menghasilkan sesuatu dengan keterampilan yang dimilikinya.

5.3.2 Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Pendapatan Istri Nelayan Pendapatan istri nelayan yang beperan ganda merupakan variabel terikat (Y) sedangkan faktor-faktor motivasi berperan ganda merupakan variabel bebas yang terdiri dari tiga variabel yaitu kebutuhan ekonomi (X1), kebutuhan sosial (X2) dan kebutuhan aktualisasi diri (X3).

Sebelum diuji dengan SPSS, data faktor-faktor motivasi yang bebentuk data ordinal diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan MSI

(Methode Successive Interval). Data yang telah diubah menjadi data interval,

diuji dengan menggunakan uji asumsi klasik untuk menguji normalitas, heterokedastisitas, autokorelasi dan multikolinearitas model. Adapun hasil uji asumsi klasik telah dilampirakan di lampiran 12.

Untuk menguji pengaruh fakor-faktor motivasi beperan ganda terhadap pendapatan istri nelayan diuji dengan menggunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda. Adapun hasil dari uji regresi dijelaskan sebagai berikut

Tabel 18. Analisis Regresi Linear Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Pendapatan Istri Nelayan Yang Beperan Ganda

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Kebutuhan Aktualisasi Diri, Kebutuhan Ekonomi, Kebutuhan Sosial

(57)

55

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai Nilai R2 (koefisien determinansi) sebesar 0,528. Koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa sebesar 52,8% pendapatan istri nelayan yang berperan ganda dapat dijelaskan oleh variabel kebutuhan ekonomi, kebutuhan sosial dan kebutuhan aktualisasi diri sedangkan sisanya 47,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Tabel 19. Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Pendapatan Istri Nelayan Yang Berperan Ganda Secara Simultan

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 5.395E12 3 1.798E12 9.681 .000a

Residual 4.830E12 26 1.858E11

Total 1.023E13 29

a. Predictors: (Constant), Kebutuhan Aktualisasi Diri, Kebutuhan Ekonomi, Kebutuhan Sosial

b. Dependent Variable: Pendapatan

(58)

Tabel 20. Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Pendapatan Istri Nelayan Yang Beperan Ganda Secara Parsial

Aktualisasi Diri 31475.986 97708.463 .052 .322 .750

a. Dependent Variable: Pendapatan

Dari hasil uji-t diperolah nilai signifikansi variabel kebutuhan ekonomi (X1) sebesar t0,036 ≤

α

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 di tolak dan H1 diterima. Artinya, variabel kebutuhan ekonomi berpengaruh nyata terhadap pendapatan istri nelayan.

Variabel kebutuhan sosial (X2) memiliki signifikansi sebesar t0,378>

α

0,05 . Hal ini menunjukkan bahwa H0 di terima H1 ditolak. Artinya kebutuhan sosial tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan istri nelayan.

Variabel kebutuhan aktualisasi diri (X3) memiliki signifikansi sebesar t0,750>

α

0,05. Hhal ini menunjukkan bahwa H0 di terima H1 ditolak. Artinya kebutuhan aktulisasi diri tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan istri nelayan.

(59)

57

ganda di Desa Pekan Tanjung Beringin, pada dasarnya para istri nelayan ini bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga bukan untuk hal-hal lainnya. Semakin istri nelayan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya maka istri nelayan akan berusaha untuk meningkatkan pendapatannya.

Sejalan dengan pendapat Suratiah (1999) wanita masuk dalam dunia kerja secara umum biasanya terdorong untuk mencari nafkah karena tuntutan ekonomi keluarga yang terus meningkat. Hal ini banyak terjadi pada lapisan masyarakat ekonomi rendah. Dapat dilihat bahwa kontribusi wanita terhadap pendapatan keluarga dalam lapisan ekonomi menegah kebawah tergolong tinggi, hal ini juga diperkuat oleh pendapat Ware bahwa wanita pada kondisi ekonomi rumah tangga yang rendah cenderung bekerja untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

Menurut Wolfman (1989), bahwa kebanyakan wanita bekerja untuk menambah gaji suami atau untuk menopang keuangan keluarga. Istri bekerja hanya untuk bertahan hidup, bukan untuk mendapatkan jabatan ataupun pengakuan.

(60)
(61)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Istri nelayan yang berperan ganda di Desa Pekan Tanjung Beringin secara umum lebih dominan menggunakan waktunya untuk mengerjakan urusan rumah tangga.

2. Pendapatan istri nelayan yang beperan ganda di Desa Pekan Tanjung Beringin secara umum memberikan kontribusi yang kecil (<50%) terhadap pendapatan keluarga.

3. Berdasarkan jenis pekerjaan pendapatan istri nelayan yang membuka usahawarung dan kedai kopi memberikan kontribusi besar (>50%) terhadap pendapatan keluarga, sedangkan sebagai ART, buruh cuci, dan membantu berjualan lontong memberikan kontribusi kecil (<50%)

4. Faktor-faktor motivasi (kebutuhan ekonomi, kebutuhan sosial dan kebutuhan aktualisasi diri) secara simultan berpengaruh nyata terhadap pendapatan istri nelayan, namunsecara parsial hanya faktor kebutuhan ekonomi yang berpengaruh nyata.

6.2 Saran

1. Saran Bagi Istri Nelayan

(62)

membuka usaha memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan keluarga tanpa meninggalkan kewajibannya mengurus rumah tangga.

2. Kepada Pemerintah

Kepada pemerintah disarankan agar memberikan bantuan modal dan pelatihan keterampilan kepada istri nelayan dan pemberian pendampingan kepada istri nelayan untuk kegiatan yang bersifat produktif. Pemberian modal dan pelatihan keterampilan ini dimaksudkan agar istri nelayan yang masih bekerja sebagai ART, buruh cuci dan membantu berjualan dapat mencoba membuka usaha yang dimana memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan keluarga dan tidak menggangu kewajiban istri nelayan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

(63)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,

DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Peran Istri

Kata peran diambil dari istilah teater dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kelompok-kelompok masyarakat. Peran adalah bagian yang dimainkan pada setiap keadaan, dan cara bertingkah laku untuk menyelaraskan diri dengan keadaan (Wolfman, 1989).

Adapun deksripsi mengenai peranan menurut Subandiroso (1987) adalah tingkah laku yang diharapkan diperbuat seseorang sesuai dengan status yang tergantung pada kedudukan yang dimilikinya. Peranan erat kaitannya dengan pelaksanaan fungsi dan penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat sesuai dengan kedudukannya.

Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi atau tempatnya dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat merupakan unsur yang statis yang menunjukkan tempat individu dalam organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi penyesuaian diri dan sebagai suatu proses, jadi tepatnya adalah seseorang menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan (Soekanto, 2002).

(64)

sebagai anggota masyarakat, dan akan berbeda pula dengan peran dirinya sebagai individu. Meskipun demikian masing-masing unsur tersebut tidak boleh saling bertentangan (Sujarwa, 2001).

Peran wanita setelah perkawinan adalah melahirkan, dimana peran ini dinamakan peran reproduktif. Peran ini memang tidak bisa diganti oleh laki-laki karena memang sifatnya kodrati, dan tidak bisa dihindari. Disamping melahirkan, wanita secara tradisional harus melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah, menjaga rumah, mengasuh anak, dan mempersiapkan keperluan keluarga sehari-hari (Handayani, 2008).

Menurut Suwondo (1981), ada lima tugas utama wanita yang disebut panca tugas wanita. Kelima panca tugas wanita itu adalah:

1. Sebagai istri supaya dapat mendampingi suami, sebagai kekasih dan sahabat bersama-sama membina keluarga yang bahagia

2. Sebagai ibu pendidik dan pembina generasi muda supaya anak-anak dibekali kekuatan rohani dan jasmani dalam menghadapi segala tantangan zaman dan menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa

3. Sebagai ibu pengatur rumah tangga supaya rumah merupakan tempat aman dan teratur bagi seluruh anggota keluarga

(65)

9

5. Sebagai anggota organisasi masyarakat terutama organisasi wanita, badan-badan sosial, dan sebagainya untuk menyumbangkan tenaga kepada masyarakat.

Ibu memiliki areal pekerja domestik yang dapat diartikan oleh sebagian masyarakat yang menyatakan secara sinis bahwa seorang ibu hanya sekedar wanita yang memiliki tiga fungsi yaitu memasak, melahirkan anak, berhias, atau hanya memiliki tugas dapur, sumur, dan kasur (Notopuro, 1983).

Menurut Sukri (2001) dalam budaya Jawa peran dan kedudukan wanita adalah sebagai istri, pendamping suami dan sebagai ibu rumah tangga yang melahirkan, menjaga, dan memelihara anak. Dalam Serat Candrarini dilukiskan wanita harus bisa macak, manak, dan masak.

1. Macak

Yang berarti seorang perempuan harus bisa merias diri, berdandan, ataupun berbusana yang sebaik-baiknya agar senantiasa tampak cantik, menarik dan mempesona. Hal ini merupakan kewajiban pokok yang harus dijaga sebagai bentuk perwujudan bekti dalam melayani suami. Dengan demikian, jika perempuan selalu tampak menarik, ia akan membuat suami betah tinggal dirumah.

2. Manak

(66)

3. Masak

Mengurusi dapur, karena mengurusi dapur perempuan sering disebut dengan istilah kanca wingking. Namun, kepandaian memasak tidak hanya mengolah dan menyediakan makan dan minum, tetapi juga mengatur anggaran belanja dengan sebaik-baiknya. Sebagai wujud dari sikap bekti terhadap suami, dalam urusan masak-memasak dan segala sesuatu yang berhubungan makan dan minum, istri juga harus memperhatikan selera dan kesenangan suami

Menurut Kartodirdjo (1984), dalam lingkungan keluarga di suku Jawa, pria berperan sebagai kepala keluarga, mempunyai kekuasaan sebagai pemberi keputusan, menjadi pencari nafkah, menentukan status keluarga, dan memimpin kerabat. Sedangkan, peranan wanita terbatas sebagai ibu terutama pendidikan anak-anak dan pengaturan rumah tangga, sehingga ada istilah kanca wingking (teman belakang) yang dipakai suami terhadap istri.

2.1.2 Peran Ganda Istri

Wanita yang bekerja dan sudah menikah berarti memiliki peran yang lebih dari satu, yaitu di rumah dan di tempat kerja. Peran wanita yang lebih dari satu sebagai ibu, istri, dan pekerja inilah yang disebut sebagai peran ganda (Gunarsa, 2000).

Menurut Mutawali (1987), peran seorang istri dapat dikembangkan dan dijabarkan sesuai dengan fungsi serta perilakunya sebagai pengelola rumah tangga, sebagai pencari nafkah tambahan, dan sebagai warga masyarakat.

1. Sebagai Pengelola Rumah Tangga

(67)

11

c. Pandai mengatur dan memanfaatkan waktu secara efisien d. Mengatur kerapian letak perabotan rumah

e. Menyiapkan makanan sesuai dengan selera dan bergizi f. Pandai berhemat, hidup sederhana, dan dapat menabung 2. Sebagai Pencari Nafkah Tambahan

a. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan agar dapat memberi penghasilan tambahan untuk keluarga sesuai dengan kemampuannya

b. Mengembangkan potensi berwiraswasta dengan usaha-usaha ekonomi produktif

c. Menggali, mengelola, dan mendayagunakan sumber-sumber yang ada 3. Sebagai Warga Masyarakat

a. Sadar akan hak dan kewajibannya dan ikut berperan dalam pembangunan b. Memelihara pergaulan hidup dan menjaga kerukunan bertetangga

c. Melestarikan asas-asas yang baik dan tumbuh dalam masyarakat

Menurut Lita (2014), peran istri menurut tujuannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

(68)

2. Peran domestik, yaitu aktivitas yang dilakukan di dalam rumah dan biasanya tidak dimaksudkan untuk mendatangkan penghasilan, melainkan untuk melakukan kegiatan kerumahtanggaan.

Pada dasarnya bagi wanita Indonesia, khususnya yang tinggal di daerah tertinggal dan berekonomi miskin peran ganda bukanlah sesuatu yang baru. Bagi wanita golongan ini peran ganda telah ditanamkan oleh para orang tua sejak masih berusia muda, para remaja putri tidak dapat bermain secara bebas seperti layaknya remaja lainnya karena terbebani kewajiban bekerja untuk membantu perekonomian keluarga (Soetrisno, 1997).

Hamid dalam Aryani (1994) menyatakan bahwa pada lapisan ekonomi rumah tangga yang miskin, ada kecenderungan peran wanita sebagai pencari nafkah semikin tinggi. Peran ini bukan untuk meningkatkan karir tetapi semata-mata untuk kelangsungan hidup keluarga. Karena ada kecenderungan jika pendapatan suami meningkat atau besar, maka curahan kerja istri untuk mencari nafkah menurun. Adakalanya dalam rumah tangga keharusan istri bekerja di luar rumah terhalang oleh tugas-tugas rumah tangga seperti mengasuh anak dan lain sebagainya.

(69)

13

Jika dilihat berdasarkan budaya suku melayu, wanita suku melayu yang bekerja saat ini, tidak terlalu dipermasalahkan karena perkembangan zaman serta kondisi perekonomian yang menuntut, tetapi hal mendasar yang harus dimiliki wanita melayu adalah mereka tetap tidak dapat melupakan kodratnya sebagai wanita dan tetap menghormati pria sebagai pemimpin serta tidak melupakan tugas-tugasnya sebagai seorang wanita dan ibu rumah tangga (Yusuf,2006).

Bagi masyarakat melayu pekerjaan dapat mengangkat status sosial seseorang. Seseorang yang memiliki pekerjaan akan di hormati oleh masyrakatnya, dan di jadikan tauladan. Sebaliknya, apabila orang yang malas bekerja, atau bekerja asal jadi, tentu akan dilecehkan. Orang yang bekerja dengan keahliannya, bekerja dengan cermat dan pengetahuan yang memadai, maka akan mendapatkan kedudukan yang terhormat dalam masyarakat Melayu (Anonimous, 2011)

2.1.3 Pendapatan Keluarga

Pendapatan adalah sama dengan pengeluaran. Pendapatan yang dicapai oleh jangka waktu tertentu senantiasa sama dengan pengeluaran jangka waktu tersebut. Pendapatan senantiasa harus sama dengan pengeluaran karena kedua istilah ini menunjukan hal yang sama hanya dipandang dari sudut pandang yang berbeda (Winardi, 1975).

(70)

dengan menggunakan konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (Samuelson, 1995).

Pendapatan keluarga berasal dari tiga sumber yaitu berasal dari suami, istri dan sumber lainnya. Menurut Mardiana (2004) pendapatan keluarga dapat dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan istri, pendapatan suami dan pendapatan anggota keluarga lainnya.

Pendapatan keluarga dapat juga diartikan sebagai jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga. Pendapatan keluarga merupakan balas karya atau jasa atau imbalan yang diperoleh karena sumbangan yang diberikan dalam kegiatan produksi. Pada umumnya pendapatan manusia terdiri dari pendapatan nominal berupa uang dan pendapatan riil berupa barang Secara konkritnya pendapatan keluarga berasal dari :

1. Usaha itu sendiri misalnya berdagang, bertani, membuka usaha sebagai wiraswastawan

2. Bekerja pada orang lain misalnya sebagai pegawai negeri atau karyawan 3. Hasil dari pemilihan misalnya tanah yang disewakan dan lain-lain. Pendapatan

bisa berupa uang maupun barang misal berupa santunan baik berupa beras, fasilitas perumahan dan lain-lain (Gilarso, 2008).

(71)

15

konsumsi. Penelitian empirik menunjukkan bahwa orang kaya menabung lebih banyak daripada orang miskin. Pengertian lebih banyak di sini bukan hanya dalam jumlah nominal, tetapi juga dalam bentuk persentase dari seluruh pendapatannya. Orang yang sangat miskin sangat jelas tidak akan mampu menabung sama sekali dan mungkin akan membelanjakan uang yang lebih banyak daripada pendapatannya. Untuk menutupi seluruh kebutuhan hidupnya mereka akan menggunakan tabungan yang sudah ada sebelumnya atau mengutang.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Motivasi

Motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan sumber daya yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang untuk berbuat, karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong seseorang untuk bekerja (Winardi, 2011).

(72)

1. Physiology Needs (kebutuhan fisik dan biologis)

Merupakan kebutuhan yang paling utama yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup seperti makan, minum, tempat tinggal dan bebas dari penyakit. Selama kebutuhan ini belum terpenuhi maka manusia tidak akan tenang dan dia akan berusaha untuk memenuhinya.

2. Safety and Security Needs (kebutuhan keselamatan dan keamanan)

Merupakan kebutuhan akan kebebasan dari ancaman jiwa dan harta, baik di lingkungan tempat tinggal mapun tempat kerja. Kebutuhan ini merupakan tangga kedua dalam susunan kebutuhan.

3. Affiliation or Acceptance Needs (kebutuhan sosial)

Merupakan kebutuhan akan perasaan untuk diterima oleh orang lain di lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja, kebutuhan akan dihormati, kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal, dan kebutuhan akan ikut serta.

4. Esteem or Status Needs (kebutuhan akan penghargaan)

Merupakan kebutuhan akan penghargaan diri atau penghargaan prestise dari orang lain.

5. Self Actualization Needs (kebutuhan aktualisasi diri)

Merupakan realisasi lengkap potensi seorang secara penuh. Untuk pemenuhan kebutuhan ini biasanya seorang bertindak bukan atas dorongan orang lain, tetapi atas kesadaran dan keinginan diri sendiri.

2.2.2 Motivasi Berperan Ganda

(73)

17

tanggungannya dengan penghasilannya sendiri, adanya kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan keluarga disamping penghasilan suami, dan untuk meningkatkan penghasilan keluarga (Sajogyo, 1985).

Menurut Mardikanto (1990) alasan mengapa wanita mengalokasikan waktunya untuk bekerja, yaitu :

1. Untuk menambah pendapatan keluarga (family income), terutama jika pendapatan suami atau keluarga relatif kecil.

2. Memiliki berbagai keunggulan (pendidikan, keterampulan, model relasi, dan lain-lain), sehingga merasa lebih efisien untuk meniti karir dibanding jika hanya melakukan pekerjaan rumah tangga.

3. Untuk menunjukkan eksistensinya sebagai manusia (aktualisasi diri) bahwa perempuan mampu berprestasi

4. Untuk memperoleh status atau kekuasaan lebih besar di dalam kehidupan rumah tangganya.

Adapun menurut Juliana (2009) motif yang melandasi tingginya tingkat keterlibatan wanita dalam bekerja di antaranya adalah:

1. Kebutuhan finansial/ekonomi

Gambar

Tabel 2. Jumlah Nelayan di Kabupaten Serdang Bedagai Berdasarkan
Tabel 4. Komposisi Penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut Pendidikan Tahun 2015
Tabel 5. Komposisi Penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut Agama Tahun 2015
Tabel 8. Distribusi Istri Nelayan Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem prosedural Skripsi pada Kampus STMIK Mercusuar saat ini sudah berjalan dengan baik dan sudah tersistem, namun belum sepenuhnya terkontrol dalam satu sistem yang

Fakultas Ilmu Budaya USU, yang telah membantu penulis selama. dalam

[r]

Penilaian yang dilakukan terhadap dosen di UNISSULA dilaksanakan dengan berbasis pada pengawasan, artinya penilaian yang dilakukan terhadap dosen tidak saja

ARTIKEL TEMA TEMA HITAM DALAM LIMA KARYA SASTRA ANAK BERBAHASA INGGRIS BUKU CERITA BERGAMBAR DALAM TANTANGAN ZAMAN DI INDONESIA. REV SUDUT PANDANG DALAM ISLAND OF

Sikap sosial yang diamati meliputi 5 aspek yang dikembangkan dari 4 indikator dasar yaitu disiplin, kerja sama, tanggung jawab, dan percaya diri.Adapun ke-5

Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabel disiplin kerja pegawai di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Bayongbong Kabupaten Garut yang dilakukan kurang

Jawab soalan objektif dalam kertas jawapan objektif dan soalan subjektif di ruang yang disediakan.. Rajah yang mengiringi soalan tidak dilukiskan mengikut skala