DAFTAR PUSTAKA
Kadir Abdul.2012.”Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontoler dan Pemograman Menggunakan Arduino”.Yogyakarta: Penerbit Andi.
Agfianto Eko Putra.2002. ”Teknik antar muka computer : konsep & aplikasi”. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Diakses pada : 15 Juli 2016 Pukul : 08.00 WIB
Diakses pada : 15 Juli 2016 Pukul : 08.15 WIB
Diakses pada : 16 Juli 2016
Pukul : 10.00 WIB
BAB III
PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN
3.1 Diagram Blok Rangkaian
AZCB q
Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem
Fungsi dari tiap blok :
1. Blok Sensor Suhu LM35 : Sebagai elemen yang diukur 2. Blok Sensor Asap MQ-2 : Sebagai input/data yang diukur
3. Blok Arduino Uno R3 : Sebagai pengkonversi data dari sensor 4. Blok Display LCD 16x2 : Sebagai penampil hasil pengukuran
5. Blok Buzzer : Sebagai indikator suara
6. Blok Led Indikator : Sebagai lampu tanda
7. Power Supply :Sebagai sumber energi atau tegangan semua rangkaian elektronika yang telah dibuat agar bekerja sesuai perancangan.
3.2 Perancangan I/O Sistem Minimum Arduino Uno ATMega328
Sistem minimum Arduino Uno memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin I/O analog. Pin-pin tersebut dapat digunakan sebagai masukan dari push button dan keluaran menuju rangkaian Relay.
Gambar 3.2. Skema Rangkaian Sistem Minimum Arduino 3.3 Perancangan Sensor Suhu LM35
Perancangan sensor Suhu dengan Pin Arduino dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini.
3.4 Perancangan Sensor Asap MQ-2
Sensor asap MQ2 merupakan sensor yang biasanya digunakan untuk mengetahui kualitas udara atau untuk mengetahui kandungan yang terjadi dalam udara. Sensor MQ2 tersebut terbuat dari bahan peka gas yaitu SnO2. Jika sensor tersebut mendeteksi keberadaan gas tersebut di udara dengan tingkat konsentrasi tertentu, maka sensor akan menganggap terdapat asap rokok di udara. Ketika sensor mendeteksi keberadaan gas-gas tersebut, maka re-sistansi elektrik sensor akan turun.
Gambar 3.4 Skematik Rangkaian Sensor Asap MQ-2
3.5 Rangkaian Skematik LCD (Liquid Crystal Display)
Gambar 3.5 Skematik Rangkaian LCD 16x2 Karakter
Pada gambar 3.4, pin 1 dihubungkan ke Vcc (5V), pin 2 dan 16 dihubungkan ke Gnd (Ground), pin 3 merupakan pengaturan tegangan Contrast dari LCD, pin 4 merupakan Register Select (RS), pin 5 merupakan R/W (Read/Write), pin 6 merupakan Enable, pin 11-14 merupakan data. Reset, Enable,
R/W dan data dihubungkan ke mikrokontroler ATmega328. Fungsi dari potensiometer (VR1) adalah untuk mengatur gelap/terangnya karakter yang
ditampilkan pada LCD.
3.7 Perancangan Skematik Buzzer
Rangkaian buzzer ini berfungsi sebagai indicator dengan mengeluarkan bunyi suara sebagai pertanda Sensor mendeteksi adanya potensi kebakaran yaitu nilai suhu dan asapnya tinggi. Rangkaian buzzer dapat dilihat pada gambar berikut:
Pada gambar 3.7 kaki negative pada buzzer dihubungkan ke ground dan kaki positif buzzer dihubungkan ke mikrokontroller. Maka untuk menghidupkan buzzer, port yang terhubung ke mikrokontroller cukup mengeluarkan logika 1
3.8 Flowchart Program
Gambar 3.8 Flowchart Sensor SISTEM AKTIF
INSTALASI SENSOR
PEMBACAAN SENSOR
AMBIL DATA
YA
TIDAK
BAB IV
ANALISIS DAN PENGUJIAN
Dalam Bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Program pengujian disimulasikan di suatu sistem yang sesuai. Pengujian ini dilaksanakan untuk mengetahui kehandalan dari sistem dan untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum. Pengujian pertama-tama dilakukan secara terpisah, dan kemudian ke dalam dilakukan ke dalam sistem yang telah terintegrasi.
Pengujian yang dilakukan pada bab ini antara lain:
1. Pengujian Rangkaian Led Indikator dengan Arduino 2. Pengujian Minimum Sistem Arduino Uno dengan LCD
3. Pengujian Sensor Suhu LM35 dan Sensor Asap MQ-2 dengan LCD 4. Pengujian Alat secara keseluruhan
4.1. Pengujian Rangkaian LED Indikator dengan Arduino
Rangkaian led indikator pada penelitian ini berfungsi sebagai lampu penanda kondisi sensor suhu dan asap yang dibaca oleh mikrokontroler. Untuk mengetahui apakah rangkaian led indikator yang telah dibuat dapat bekerja sesuai yang diinginkan maka dilakukan pengujian rangkaian led indikator yang dihubungkan dengan minimum sistem Arduino Uno R3.
Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pengujian ini yaitu : 1. Minimum Sistem Arduino Uno R3
Blok diagram pengujian rangkaian Led Indikator :
Gambar 4.1 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Led Indikator
Langkah-langkah melakukan pengujian rangkaian Led Indikator :
1. Buka aplikasi Arduino IDE
2. Selanjutnya akan muncul tampilan awal “sketch_xxxxxx” secara otomatis. Pada gambar 4.2. dimulai menuliskan progam sesuai yang diinginkan.
Gambar 4.2 Tampilan Skecth Arduino IDE untuk Menuliskan Program
3. Mengetikkan listing program untuk pengujian rangkaian Led Indikator seperti pada gambar 4.3.
Laptop Kabel Data Arduino Arduino Uno
Gambar 4.3. Listing Program
4. Klik Sketch Verify. Kemudian akan muncul kotak dialog untuk menyimpan file project yang baru dibuat. Dapat dilihat pada gambar
Gambar 4.4. Kotak Dialog menyimpan Program
5. Kalau sudah tidak ada error, maka klik ikon Upload atau Ctrl + U. Dapat dilihat pada gambar 4.5 di bawah ;
Hasil dan Analisa :
Pada pengujian rangkaian led indikator ini programnya cukup sederhana, yaitu dengan melakukan pengaturan output pada pin arduino yang terhubung dengan rangkaian led indikator. Rangkaian led indikator ini terhubung dengan pin 4, 5 dan 6 pada arduino. Untuk mengatur menjadi output yaitu dengan mengetikkan perintah “digitalWrite(4,OUTPUT);” yang artinya mengatur pin 4 pada arduino menjadi output. Selanjutnya untuk menyalakan dan mematikan lampu led yaitu dengan mengetikkan program “digitalWrite(4,HIGH);” untuk menyalakan lampu led, dan “digitalWrite(4,LOW);” untuk mematikan lampu led. Sedangkan “delay(1000);” artinya memberikan waktu tunda selama 1000 milisekon atau 1 detik.
Gambar 4.6 Foto Hasil Pengujian
4.2. Pengujian Minimum Sistem Arduino Uno dengan LCD
Rangkaian led indikator pada penelitian ini berfungsi untuk menampilkan informasi berupa tulisan dan data sensor suhu dan asap yang dibaca oleh mikrokontroler. Untuk mengetahui apakah rangkaian LCD yang telah dibuat dapat bekerja sesuai yang diinginkan maka dilakukan pengujian rangkaian LCD yang dihubungkan dengan minimum sistem Arduino Uno R3.
Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pengujian ini yaitu : 1. Minimum Sistem Arduino Uno R3
4. Software Arduino IDE
Blok diagram pengujian rangkaian LCD dengan Arduino :
Gambar 4.7 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Led Indikator
Langkah-langkah melakukan pengujian rangkaian Led Indikator :
1. Buka aplikasi Arduino IDE
2. Selanjutnya akan muncul tampilan awal “sketch_xxxxxx” secara otomatis seperti pada langkah sebelumnya.
3. Mengetikkan listing program untuk pengujian rangkaian LCD seperti pada gambar 4.8.
Gambar 4.8 Listing Program
4. Klik Sketch Verify. Kemudian akan muncul kotak dialog untuk menyimpan file project yang baru dibuat. Dapat dilihat pada gambar
Laptop Kabel Data Arduino Arduino Uno
Gambar 4.9 Kotak Dialog menyimpan Program
5. Kalau sudah tidak ada error, maka klik ikon Upload atau Ctrl + U. Dapat dilihat pada gambar 4.10 di bawah ;
Gambar 4.10 Proses Uploading Program Dari Komputer Ke Arduino
Hasil dan Analisa :
4.3. Pengujian Sensor Suhu LM35 dan Sensor Asap MQ-2 dengan LCD Sensor suhu LM35 dan Sensor Asap MQ-2 merupakan komponen utama pada pembuatan alat pendeteksi kebakaran ini. Masing-masing sensor mempunyai fungsi untuk mengukur data suhu dan asap di dalam ruangan/rumah/di sekitar sensor. Untuk mengetahui nilai dari data sensor tersebut, dibutuhkan LCD sebagai media untuk menampilkan data sensor dalam bentuk huruf dan angka. Untuk mengetahui apakah rangkaian sensor Suhu LM35 dan Sensor Asap MQ-2 ini sudah bekerja dengan baik atau belum, maka perlu dilakukan pengujian pada tahap ini.
Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pengujian ini yaitu : 1. Minimum Sistem Arduino Uno R3
2. Kabel data Arduino Uno R3 3. Rangkaian Sensor Suhu LM35 4. Rangkaian Sensor Asap MQ-2 5. Software Arduino IDE
Blok diagram pengujian rangkaian Sensor Suhu LM35 dan Sensor Asap MQ-2 dengan Arduino :
Gambar 4.12 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Led Indikator
Langkah-langkah melakukan pengujian rangkaian Led Indikator :
1. Buka aplikasi Arduino IDE
2. Selanjutnya akan muncul tampilan awal “sketch_xxxxxx” secara otomatis seperti pada langkah sebelumnya.
Laptop Kabel Data Arduino Arduino Uno
LCD 16 x 2
Gambar 4.14 Pengujian Program
3. Klik Sketch Verify. Kemudian akan muncul kotak dialog untuk menyimpan file project yang baru dibuat. Dapat dilihat pada gambar
4. Kalau sudah tidak ada error, maka klik ikon Upload atau Ctrl + U. Dapat dilihat pada gambar 4.15 di bawah ;
Gambar 4.16 Proses Uploading Program Dari Komputer Ke Arduino Library tersebut digunakan untuk akses sensor suhu karena menggunakan komunikasi 1 wire. Jadi 1 kabel data bisa akses beberapa sensor suhu. Sedangkan untuk sensor Asap MQ-2 cukup menggunakan perintah analogRead(A5); untuk membaca data tegangan analog dari sensor yang nantinya akan diproses oleh arduino untuk dirubah menjadi data digital.
Pada percobaan ini dilakukan pengujian ketika sensor diberikan asap dan suhu normal, kemudian diberikan asap dan suhu tinggi. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4.xx berikut ini.
4.4 Pengujian Alat Secara Keseluruhan Pada pengujian alat secara keseluruhan .
Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pengujian ini yaitu : 1. Minimum Sistem Arduino Uno R3
2. Kabel data Arduino Uno R3 3. Rangkaian Led Indikator 4. Rangkaian Sensor Suhu LM35 5. Rangkaian Sensor Asap MQ-2 6. Buzzer
7. Software Arduino IDE
Blok diagram pengujian rangkaian Sensor Suhu LM35 dan Sensor Asap MQ-2 dengan Arduino :
Gambar 4.18 Blok Diagram Pengujian Rangkaian Keseluruhan
Langkah-langkah melakukan pengujian rangkaian Led Indikator :
1. Buka aplikasi Arduino IDE
2. Selanjutnya akan muncul tampilan awal “sketch_xxxxxx” secara otomatis seperti pada langkah sebelumnya.
3. Mengetikkan listing program untuk pengujian rangkaian Keseluruhan seperti pada gambar 4.19
Laptop Kabel Data Arduino Arduino Uno
Sensor Asap Sensor Suhu
4. Klik Sketch Verify. Kemudian akan muncul kotak dialog untuk menyimpan file project yang baru dibuat. Dapat dilihat pada gambar
Gambar 4.21 Kotak Dialog menyimpan Program
5. Kalau sudah tidak ada error, maka klik ikon Upload atau Ctrl + U. Dapat dilihat pada gambar IV.16 di bawah ;
Gambar 4.22 Proses Uploading Program Dari Komputer Ke Arduino
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1KesimpulanDari uraian teori dan pengujian yang telah dilakukan, maka dengan ini dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. Alat yang dirancang dapat menampilkan data informasi suhu dan asap dengan baik,dengan menggunakan perbedaan warna pada tampilan lampu LED.
2. Alat yang di rancang apabila terjadi gejala kenaikan suhu dan asap,maka buzzer akan berbunyi.
3. Arduino Uno R3 memiliki kemampuan yang memenuhi syarat untuk melakukan proses pengolahan data dalam pembuatan alat pendeteksi kebakaran.
4. Sensor suhu LM35 ini dapat bekerja dengan baik membaca suhu dan mendeteksinya.
5. Sensor asap MQ-2 ini dapat bekerja dengan baik membaca suhu dan mendeteksinya.
6. Perpaduan Arduino Uno R3 dengan sensor suhu LM35 dan sensor asap MQ-2 membuat rangkaian lebih sederhana,karena adanya Arduino Uno R3.
7. Tampilan LCD membuat alat ini lebih menarik dan teks terbaca cukup jelas.
5.2 Saran
Beberapa tambahan yang diperlukan dalam meningkatkan kemampuan alat ini adalah:
1.
Supaya rangkaian yang digunakan tidak terganggu, sebaiknya alat ini dikemas dalam bentuk yang lebih aman dan terlindungi, sehingga penggunaannya lebih efektif.3.
Alat yang telah dibuat sebaiknya pada ruangan yang terang, tidak disarankan pada ruangan yang gelap, agar lebih jelas.4.
Diharapkan kedepannya alat ini dapat di kembangkan dengan melalui SMS.5.
Diharapkan kedepannya desain alat pendeteksi kebakaran ini lebih praktis dan mudah untuk dibawa-bawa.BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sensor
variasi gerak, panas, cahaya atau sinar, magnetis, dan kimia menjadi tegangan serta arus listrik. peralatan. Sensor juga berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi dan juga untuk mengetahui magnitude. Transduser sendiri memiliki arti mengubah, resapan dari bahasa latin traducere Bentuk perubahan yang dimaksud adalah kemampuan merubah suatu energi kedalam bentuk energi lain. Energi yang diolah bertujuan untuk menunjang daripada kinerja piranti yang menggunakan sensor itu sendiri. Sensor sendiri sering digunakan dalam proses pendeteksi untuk proses pengukuran. Sensor yang sering menjadi digunakan dalam berbagai rangkaian elektronik antara lain
Dari tersebut menjadi alat yang banyak diminati oleh berbagai pabrikan elektronik. Salah satu pabrikan yang tengah gencar menggunakan sensor pada produk mereka adalah pabrikan handphone dengan model touch screen. Sensor tekanan pada berbagai handphone sekarang ini membutuhkan adanya dukungan dari sensor tekanan. Selain pada gadget dengan teknologi canggih tersebut, sensor tekanan juga biasa diaplikasikan kepada berbagai alat elektronik lain seperti kalkulator serta remot. Adanya tekanan pada tombol-tombol pada kalkulator ataupun remot bekerja dengan mengubah daya tekan tersebut menjadi daya atau sinyal listrik.
stabilitas, kelinearan, reproduktifitas, serta stabilitas. Termistor merupakan resistor yang tahan terhadap panas, serta IC sensor sensor suhu dengan rangkaian yang menggunakan chipsilikon guna mendeteksi tingkat suhu yang terdapat pada objek.
2.2 Sensor Suhu LM35
LM35 adalah komponen sensor suhu berukuran kecil seperti transistor (TO-92). Komponen yang sangat mudah digunakan ini mampu mengukur suhu hingga 100° Celcius. Dengan tegangan keluaran yang terskala linear dengan suhu terukur, yakni 10 milivolt per 1 derajad Celcius, maka komponen ini sangat cocok untuk digunakan sebagai teman eksperimen kita, atau bahkan untuk aplikasi-aplikasi seperti termometer digital, kontrol suhu mesin pasteurisasi, kontrol suhu mesin penetas telur atau kontrol fan radiator mobil.
Untuk lebih detil mengenai karakteristik sensor suhu LM35, maka Anda bisa download datasheet menggunakan link berikut ini.
Gambar 2.1 Pin LM35
Celcius. Dan jika Vout = 320mV, maka suhu terukur adalah 32 derajad Celcius. Tegangan keluaran ini bisa langsung diumpankan sebagai masukan ke rangkaian pengkondisi sinyal seperti rangkaian penguat operasional dan rangkaian filter, atau rangkaian lain seperti rangkaian pembanding tegangan dan rangkaian Analog-to-Digital Converter.
Rangkaian dasar tersebut cukup untuk sekedar bereksperimen atau untuk aplikasi yang tidak memerlukan akurasi pengukuran yang sempurna. Akan tetapi tidak untuk aplikasi yang sesungguhnya. Terbukti dari eksperimen yang telah saya lakukan, tegangan keluaran sensor belumlah stabil. Pada kondisi suhu yang relatif sama, jika tegangan suplai saya ubah-ubah (saya naikkan atau turunkan), maka Vout juga ikut berubah. Memang secara logika hal ini sepertinya benar, tapi untuk instrumentasi hal ini tidaklah diperkenankan. Dibandingkan dengan tingkat kepresisian, maka tingkat akurasi alat ukur lebih utama karena alat ukur seyogyanya dapat dijadikan patokan bagi penggunanya. Jika nilainya berubah-ubah untuk kondisi yang relatif tidak ada perberubah-ubahan, maka alat ukur yang demikian ini tidak dapat digunakan.
Untuk memperbaiki kinerja rangkaian dasar di atas, maka ditambahkan beberapa komponen pasif dan penguat seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Dua buah resistor 150K yang diparalel membentuk resistor 75K dan diseri dengan kapasitor 1uF merupakan rangkaian RC-Seri rekomendasi dari pabrik pembuat LM35. Sedangkan resistor 1K5 dan kapasitor 1nF membentuk rangkaian passive low-pass filter dengan frekuensi 1 kHz. Tegangan keluaran filter kemudian diumpankan ke penguat tegangan tak-membalik dengan faktor penguatan yang dapat diatur menggunakan resistor variabel.
Sensor suhu LM35 merupakan komponen elektronik dalam bentuk chip IC dengan 3 kaki (3 pin) yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis, berupa suhu atau temperature sekita sensor suhu LM35.
besaran elektris dalam bentuk perubahan tegangan. Sensor suhu LM35 memiliki parameter bahwa setiap kenaikan 1 ºC tegangan keluarannya naik sebesar 10 mV dengan batas maksimal keluaran sensor adalah 1,5 V pada suhu 150 °C. Misalnya pada perancangan menggunakan sensor suhu LM35 kita tentukan keluaran adc mencapai full scale pada saat suhu 100 °C, sehingga saat suhu 100 °C tegangan keluar
2.3 Bentuk Fisik sensor Suhu LM35
Meskipun tegangan sensor suhu LM35 ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .
• Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
• Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .
• Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
• Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
• Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
• Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
• Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
Sensor suhu IC LM 35 merupkan chip IC produksi Natioanal Semiconductor yang berfungsi untuk mengetahui temperature suatu objek atau ruangan dalam bentuk besaran elektrik, atau dapat juga di definisikan sebagai komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah perubahan temperature yang diterima dalam perubahan besaran elektrik. Sensor suhu IC LM35 dapat mengubah perubahan temperature menjadi perubahan tegangan pada bagian outputnya. Sensor suhu IC LM35 membutuhkan sumber tegangan DC +5 volt dan konsumsi arus DC sebesar 60 µA dalam beroperasi.
2.3 Sensor Asap MQ-2
(Datasheet Sensor Gas Dan Asap MQ-2). Sensor gas asap MQ-2 ini mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta asap dan output membaca sebagai tegangan analog. Secara umum sensor didefenisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal elektrik baik arus listrik ataupun tegangan.
Sensor asap MQ2 merupakan sensor yang biasanya digunakan untuk mengetahui kualitas udara atau untuk mengetahui kandungan yang terjadi dalam udara. Sensor MQ2 tersebut terbuat dari bahan peka gas yaitu SnO2. Jika sensor tersebut mendeteksi keberadaan gas tersebut di udara dengan tingkat konsentrasi tertentu, maka sensor akan menganggap terdapat asap rokok di udara. Ketika sensor mendeteksi keberadaan gas-gas tersebut, maka re-sistansi elektrik sensor akan turun.
Gambar 2.2 sensor asap MQ2
2.4 Arduino Uno R3
Arduino merupakan mikrokontroler yang memang dirancang untuk bisa digunakan dengan mudah oleh para seniman dan desainer. Dengan demikian, tanpa mengetahui bahasa pemograman, Arduino bisa digunakan untuk menghasilkan karya yang canggih. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Mike Schmidt.Menurud Massimo Banzi, salah satu pendiri atau pembuat Arduino, Arduino merupakan sebuah platform hardware open source yang mempunyai input/output (I/O) yang sederhana. Menggunakan Arduino sangatlah membantu dalam membuat suatu prototyping ataupun untuk melakukan pembuatan proyek. Arduino memberikan I/O yang sudah lengkap dan bisa digunakan dengan mudah. Arduino dapat digabungkan dengan modul elektro yang lain sehingga proses perakitan jauh lebih efisien.
Arduino merupakan salah satu pengembang yang banyak digunakan. Keistimewaan Arduino adalah hardware yang Open Source. Hal ini sangatlah memberi keleluasaan bagi orang untuk bereksprimen secara bebas dan gratis. Secara umum, Arduino terdiri atas dua bagian utama, yaitu:
1. Bagian Hardware
Gambar 2.3 Board Arduino 2. Bagian Software
Berupa Sofware Arduino yang meliputi Integrated Depelopment Enviroment (IDE) untuk menulis program. Arduino memerlukan instlasi
driver untuk menghubungkan dengan komputer. Pada IDE terdapat contoh program dan library untuk pengembangan program. IDE software Arduino yang digunakan diberi nama Sketch. Seperti Gambar 2.4 dibawah ini
Gambar 2.4 IDE Arduino Versi 1.6.5
2.5 Mikrokontroler
2.5.1 Gambaran Mikrokontroler
pengolah angka dan lain sebagainya), Mikrokontroller hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar dan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artiRAM-nya program kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroller yang bersangkutan ATMEGA32.
2.5.2 Mikrokontroler Arduino Uno ATMega328
Arduino Uno adalah salah satu produk berlabel arduino yang sebenarnya adalah suatu papan elektronik yang mengandung mikrokontroler ATMega328 (sebuah keping yang secara fungsional bertindak seperti sebuah komputer). Peranti ini dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan rangkaian elektronik dari yang sederhana hingga yang kompleks.
Pengendalian LED hingga pengontrolan robot dapat di implementasikan dengan menggunakan papan yang berukuran relatif kecil ini. Arduino uno mengandung mikroprosesor (berupa atmel AVR) dan dilengkapi dengan oscillator 16 MHZ (yang memungkinkan operasi berbasis waktu dilaksanakan dengan tepat), dan regulator (pembangkit tegangan) 5 volt. Sejumlah pin tersedia di papan. Pin 0 hingga 13 digunakan untuk isyarat digital, yang hanya bernilai 0 atau 1. Pin A0-A5 digunakan untuk isyarat analog. Arduino Uno dilengkapi dengan static random acces memory (SRAM) berukuran 1 KB untuk memegang data,
flash memory berukuran 32KB, dan erasable programmable read-only memory
(EEPROM) untuk menyimpan perintah. 2.5.3. Arsitektur ATMega 328
Gambar 2.5 Arsitektur ATMega 328 Keterangan Gambar 2.5 diatas sebagai berikut:
1. Universal Asynchronous Receiver/Transmitter (UART) adalah antar muka yang digunakan untuk komunikasi serial seperti pada RS-232, RS-422 dan RS-485.
2. 2KB RAM pada memory kerja bersifat volatile (hilang saat daya dimatikan), digunakan oleh variable-variabel di dalam program.
3. 32KB RAM flash memory bersifat non-volatile, digunakan untuk menyimpan program yang dimuat dari komputer. Selain program, flash memory juga menyimpan bootloader.
4. Bootloader adalah program inisiasi yang ukurannya kecil, dijalankan oleh CPU saat daya dihidupkan. Setelah boatloader selesai dijalankan, berikutnya program ini akan dijalankan di dalam RAM akan dieksekusi. 5. 1KB EEPROM bersifat non-volatile, digunakan untuk menyimpan data
yang tidak boleh hilang saat daya dimatikan. Tidak digunakan pada papan Arduino.
6. Central Processing Unit (CPU), bagian dari mikrokontroler untuk menjalankan setiap instruksi dari program.
7. Port input/output, pin-pin untuk menerima data (input) digital atau analog, dan mengeluarkan data (output) digital atau analog.
2.6 Bahasa C
Bahasa C adalah bahasa pemrograman yang dapat dikatakan berada antara bahasa tingkat rendah (bahasa yang berorientasi pada mesin) dan bahasa tingkat
UART (antar muka serial)
tinggi (bahasa yang berorientasi pada manusia). Seperti yang diketahui, bahasa tingkat tinggi mempunyai kompatibilitas antara platform. Karena itu, amat mudah untuk membuat program pada berbagai mesin. Berbeda halnya dengan menggunakan bahasa mesin, sebab setiap perintahnya sangat bergantung pada jenis mesin.
Pembuat bahasa C adalah Brian W. Kernighan dan Dennis M. Ritchie pada tahun 1972. C adalah bahasa pemrograman terstruktur, yang membagi program dalam bentuk blok. Tujuannya untuk memudahkan dalam pembuatan dan pengembangan program. Program yang ditulis dengan bahasa C mudah sekali dipindahkan dari satu jenis program ke bahasa program lain. Hal ini karena adanya standarisasi bahasa C yaitu berupa standar ANSI (American National Standar Institut) yang dijadikan acuan oleh para pembuat kompiler.jenis mesin. Pembuat bahasa C adalah Brian W. Kernighan dan Dennis M. Ritchie pada tahun 1972. C adalah bahasa pemrograman terstruktur, yang membagi program dalam bentuk blok. Tujuannya untuk memudahkan dalam pembuatan dan pengembangan program.
Program yang ditulis dengan bahasa C mudah sekali dipindahkan dari satu jenis program ke bahasa program lain. Hal ini karena adanya standarisasi bahasa C yaitu berupa standar ANSI ( American National Standar Institut) yang dijadikan acuan oleh para pembuat kompiler.
Kelebihan Bahasa C:
- Bahasa C tersedia hampir di semua jenis computer.
- Kode bahasa C sifatnya adalah portable dan fleksibel untuk semua jenis computer.
- Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci. hanya terdapat 32 kata kunci.
- Proses executable program bahasa C lebih cepat - Dukungan pustaka yang banyak.
- C adalah bahasa yang terstruktur
Penempatan ini hanya menegaskan bahwa c bukan bahasa pemrograman yang berorientasi pada mesin. yang merupakan ciri bahasa tingkat rendah. melainkan berorientasi pada obyek tetapi dapat dinterprestasikan oleh mesin dengan cepat. secepat bahasa mesin. inilah salah satu kelebihan c yaitu memiliki kemudahan dalam menyusun programnya semudah bahasa tingkat tinggi namun dalam mengesekusi program secepat bahasa tingkat rendah.
Kekurangan Bahasa C:
- Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program kadang-kadang membingungkan pemakai.
- Bagi pemula pada umumnya akan kesulitan menggunakan pointer.
2.7 Software Arduino IDE
IDE (Integrated Development Environment) Arduino merupakan aplikasi
yang mencakup editor, compiler, dan uploader dapat menggunakan semua seri modul keluarga arduino, seperti Arduino Duemilanove, Uno, Bluetooth, Mega. Kecuali beberapa tipe board produksi arduino yang memakai mikrokontroler diluar seri AVR, seperti mikroprosesor ARM. Editor sketch pada IDE arduino juga mendukung fungsi penomoran baris, mendukung fungsi penomoran baris, syntax highlighthing, yaitu pengecekan sintaksis kode sketch. Arduino yang di
pakai adalah arduino versi 1.6.5 yang terlihat pada gambar 2.4.
2.8 LCD (Liquid Crystal Display)
Liquid Crystal Display (LCD) adalah komponen yang dapat menampilkan tulisan. Salah satu jenisnya memiliki dua baris dengan setiap baris terdiri atas enam belas karakter. LCD seperti itu biasa disebut LCD 16x2. [11]
LCD memiliki 16 pin dengan fungsi pin masing-masing seperti yang terlihat pada table II.1 dibawah.
Tabel 2.1. pin-pin LCD
No.Pin Nama Pin I/O Keterangan
1 VSS Power Catu daya, ground (0v)
2 VDD Power Catu daya positif
3
V0 Power
Pengatur kontras, menurut datasheet, pin iniperlu dihubungkan dengan pin vss melalui resistor 5kΩ. namun, dalam praktik, resistor yang digunakan sekitar2,2kΩ
Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah “0”.Bus data terdiri dari 4bit atau 8 bit. Jika jalur data 4 bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7. Sebagaimana terlihat pada table deskripsi, interface LCD merupakan sebuah parallel bus, dalam hal ini sangat memudahkan dan sangat cepat dalam pembacaan dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang ditampilkan sepanjang 8bit dikirim ke LCD secara 4bit atau 8bit pada satu waktu
control lainnya (RS dan R/W) atau juga mengirimkan data ke jalur data bus. Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke “0” dan tunggu beberapa saat, dan set EN kembali ke high “1”. Ketika jalur RS berada dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke LCD dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi high atau “1”, data yang dikirimkan adalah data ASCII yang akan ditampilkan dilayar. Misal, untuk menampilkan huruf “A” pada layar maka RS harus diset ke “1”. Jalur control R/W harus berada dalam kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD. Apabila R/W berada dalam kondisi high “1”, maka program akan melakukan query data dari LCD
Instruksi pembacaan hanya satu, yaitu Get LCD status, lainnya merupakan instruksi penulisan, Jadi hamper setiap aplikasi yang menggunakan LCD, R/W selalu di set ke “0”. Jalur data dapat terdiri 4 atau 8 jalur.Mengirimkan data secara parallel baik 4bit atau 8bit merupakan 2 mode operasi primer. Untuk membuat sebuah aplikasi interface LCD, menentukan mode operasi merupakan hal yang paling penting
Mode 8bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/0 (3pin untuk control, 8pin untuk data).Sedangkan mode 4bit minimal hanya membutuhkan 7bit (3pin untuk control, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroler dan LCD. Jika bit ini diset (RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis. Jika bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status eksekusi dari instruksi terakhir yang dibaca
2.9 LED (Light Emiting Dioda)
Led yang umum dipakai berkaki dua. Salah satu kaki berkutub + (disebut anoda) dan yang lain adalah – (disebut katoda). Namun, tidak tanda + atau – secara eksplisit. Pembedanya, led mempunyai kaki dengan panjang berbeda. Kaki yang panjang adalah anoda dan yang pendek adalah katoda.Sekiranya anda menemukan kaki led yang sudah terpotong sehingga kedua panjang kaki tidak bias dibedakan, indikasi yang menyatakan anoda atau katoda masih bias dilakukan. Perhatikan gambar dibawah, bagian dasar led (yang menghubungkan kedua kaki) tidak seluruhnya membulat, tetapi ada yang datar. Nah, kaki yang dekat area yang datar tersebut adalah katoda.
Gambar 2.7 Bentuk Fisik LED
2.10 Buzzer
Buzzer berfungsi sebagai detector adanya kebocoran gas. Pada saat status normal buzzer tidak akan menyala namun pada saat status berbahaya buzzer akan menyala sebagai indikasi bahwa ada kebocoran.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebakaran merupakan suatu peristiwa yang tidak dikehendaki oleh setiap manusia. Kebakaran dapat mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit, baik kerugian material maupun kerugian jiwa yang ditimbulkan. Setiap proses kebakaran selalu menimbulkan asap dan panas dan menyebabkan kenaikan temperatur pada suatu tempat atau ruangan yang terjadi kebakaran. Sedangkan hasil proses perubahan material suatu kebakaran adalah adanya asap gas yang berupa partikel - partikel kecil. Kemajuan teknologi elektronika sangat cocok untuk tugas penyediaan sistem alarm yang peka dan efektif.
Dalam tugas akhir satu ini direalisasikan alat pendeteksi kebakaran melalui suhu dan asap berbasis Arduino Uno yang memberikan kemudahan dalam mendeteksi adanya kebakaran. Alat itu dibuat dengan memiliki beberapa fungsi yaitu mendeteksi perubahan suhu, kepekatan asap, dan timbulnya api yang ada pada suatu ruangan, memberikan peringatan dengan buzzer. Sistem alarm kebakaran merupakan topik yang selalu menarik untuk dicoba. Hal ini karena melibatkan Arduino Uno, sensor suhu dan asap dan program penampil di LCD.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk memfokuskan pembahasan tugas akhir ini, maka pembahasan masalah dirumuskan pada hal-hal sebagai berikut :
1. Bagaimana cara merancang alat pendeteksi kebakaran memalui suhu dan asap dengan menggunakan Arduino Uno R3
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam merancang alat pendeteksi kebakaran
3. Menganalisa rangkain alat pendeteksi kebakaran berdasarkan skematik yang ada di Arduino Uno R3
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk :
1. Merancang suatu alat pendeteksi kebakaran dan kemudian ditampilkan pada LCD dengan menggunakan Arduino Uno
2. Penulis ingin memberikan penjelasan tentang penggunaan dan cara kerja alat pendeteksi kebakaran melalui suhu dan asap menggunakan sensor suhu LM35 dan sensor asapMQ-2 berbasis Arduino Uno
1.4 Batasan Masalah
Mengacu pada hal diatas, dibuat suatu batasan-batasan dengan maksud memudahkan analisis yang dibutuhkan dalam rangka pemecahan masalah. Adapun batasannya yaitu sebagai berikut :
1. Menjelaskann bagaimana prinsip kerja Sensor Suhu LM35 2. Menjelaskann bagaimana prinsip kerja Sensor Asap MQ-2 3. Menjelaskan Prinsip dan perangkat dari board Arduino Uno R3 4. Pengujian dilakukan didalam ruangan tertutup
1.5 Metodologi Pembahasan
Untuk dapat mengimplementasikan sistem di atas, maka secara garis besar digunakan beberapa metode sebagai berikut:
1. Studi Literatur, dengan cara mempelajari buku-buku acuan dan literatur yang berhubungan dengan materi dalam penulisan projek.
2. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan informasi dan mempelajari tentang sistem cara kerja alat dan penggunaan Arduino, Sensor Suhu LM35, Sensor Asap MQ-2, LCD , Buzzer dan komponen pendukung lainnya.
3. Analisa permasalahan, untuk mengetahui dan menentukan batasan-batasan sistem sehingga dapat menentukan cara yang paling efektif dalam penyelesaian permasalahan.
5. Implementasi alat, membuat alat berdasarkan rancangan alat yang telah dibuat sesuai dengan data yang ada.
6. Uji coba alat, menguji alat yang telah dibuat, untuk mengetahui apakah alat sudah bekerja sesuai dengan prosedur, serta melacak kesalahan dan memperbaikinya.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, pembahasan mengenai system alat yang dibuat dibagi menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang permasalahan, batasan masalah, tujuan penulisan, metodologi pembahasan, sistematika penulisan dan relevansi dari penulisan laporan ini
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari Arduino Uno R3 teori pendukung itu antara lain tentang sensor suhu LM35, sensor asap MQ-2, Buzzer dan prinsip kerjanya, software pendukung dan bahasa program yang digunakan
BAB III : PERANCANGAN SISTEM
Membahas tentang perencanaan dan pembuatan system secara keseluruhan
BAB IV : ANALISIS DAN PENGUJIAN
Membahas tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan spesifikasi alat dan lain-lain
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
2 ini dan saran-saran untuk pengembangannya
DAFTAR PUSTAKA
PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KEBAKARAN BERDASARKAN SUHU DAN ASAP BERBASIS ARDUINO UNO
ABSTRAK
Pada Projek 1 ini telah dibuat alat pendeteksi kebakaran yang dilengkapi dengan unit
mikrokontroler Arduino Uno R3 sebagai sarana untuk menyimpan program, DS18B20
sebagai sensor suhu, MQ-2 sebagai sensor asap. Alat ini juga mempunyai buzzer (alarm)
peringatan sebagai tanda terdeteksinya kebakaran. Alat ini dirancang untuk meningkatkan
fasilitas deteksi dan pencegahan kebakaran ruangan dan sebagai sarana untuk mendeteksi
adanya kebakaran sehingga dengan ini akan lebih mudah dalam memantau kondisi
ruangan.
Kata Kunci : Arduino Uno R3, Sensor Suhu DS18B20, Sensor Asap MQ-2, Buzzer,
DESIGN TOOLS FIRE DETECTION BASED ON
TEMPERATURE AND SMOKE ARDUINO UNO
ABSTRACT
At first this project has been made flame detectors equipped with a microcontroller
Arduino Uno R3 as a means to save the program, DS18B20 as a temperature sensor,
MQ-2 as a smoke sensor. The tool also has a buzzer (alarm) as a sign of warning fire
detection. This tool is designed to improve the detection and fire prevention facilities of
the room and as a means to detect the presence of fire so that it will be easier to monitor
the condition of the room.
Keywords: Arduino Uno R3, DS18B20 Temperature Sensor, Smoke Sensor MQ-2,
PROJEK AKHIR II
PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KEBAKARAN
BERDASARKAN SUHU DAN ASAP BERBASIS ARDUINO
TUGAS AKHIR
ISRAYUDI REZA
132411020
PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROJEK AKHIR II
PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KEBAKARAN
BERDASARKAN SUHU DAN ASAP BERBASIS ARDUINO
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
ISRAYUDI REZA
132411020
PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KEBAKARAN
BERDASARKAN SUHU DAN ASAP BERBASIS ARDUINO
Kategori : Tugas Akhir II
Nama : Israyudi Reza
NIM : 132411020
Program Studi : D-3 Metrologi Dan Instrumentasi
Departemen : Fisika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)
Universitas Sumatera Utara
Medan, Juli 2016
Mengetahui Menyetujui
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
D3 Metrologi Dan Instrumentasi
Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc Junedi Ginting,S.Si, MSi
PERNYATAAN
PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KEBAKARAN
BERDASARKAN SUHU DAN ASAP BERBASIS ARDUINO
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2016
ISRAYUDI REZA
PENGHARGAAN
Alhamdulillahirobbil’alamin,
Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahuwata’ala yang telah melimpahkan
barokah, rahmat, hidayah-Nya dan menganugerahkan kemudahan serta kelancaran sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini sesuai waktu yang telah ditetapkan
yang merupakan salah satu syarat dalam mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi
D-III Metrologi Dan instrumentasi. Tak lupa juga sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah Sallallahu’alaihiwassalam sang pembawa petunjuk dan selalu
menjadi inspirasi dan teladan bagi penulis.
Demi kelancaran dalam penyelasaian laporan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak terutama kepada Ayahanda Darmansyah dan Ibunda Dra. Cut Rohana
beserta saudara kandung penulis Adinda Putri Adelina dan Dinda Salsabila yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil, semangat dan do’a yang begitu besar kepada
penulis.
Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar Ahli
Madya pada Program Studi Diploma Tiga (III) Metrologi Dan Instrumentasi Departemen
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah
PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KEBAKARAN
BERDASARKAN SUHU DAN ASAP BERBASIS ARDUINO
Penulis menyadari bahwa tersusunnya Tugas Akhir ini dari Do’a, perhatian,
bimbingan, motivasi dan dukungan berbagai pihak, sehingga dengan keikhlasan dan
kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Kerista Sebayang M.si, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
2. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang,selaku Ketua Departemen Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Diana Alemin Barus M.sc,selaku Ketua Program Studi D-III Metrologi
dan Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Junedi Ginting M.si,selaku Sekretaris Program Studi D-III Metrologi Dan
Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara.
5. Bapak Junedi Ginting M.si, selaku dosen pembimbing, yang telah banyak
membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi Diploma Tiga (III) Metrologi Dan
Instrumentasi Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh teman-teman D3 Metrologi dan Instrumentasi yang telah mendukung dan
membantu penulis menyelesaikan tugas akhir.
8. Sahabat-sahabat saya Sri, Bella, Fadia, Dyah, Ridho, Syaiful, Dara yang telah
member semangat dan dukungan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Juliani dan Juliana beserta pengurusanggota UKM Robotik SIKONEK
Universitas Sumatera Utara.
10. Dan semua pihak yang telah membantu penulis namun tidak dapat disebutkan
satuper satu.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Tugas Akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
Semoga laporan ini menjadi ibadah yang baik bagi penulis dan menjadi ilmu
yang bermanfaat bagi pembaca.
Amin Yaa Rabbal’alamin
Medan, Juli 2016
Hormat Saya,
PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KEBAKARAN BERDASARKAN SUHU DAN ASAP BERBASIS ARDUINO UNO
ABSTRAK
Pada Projek 1 ini telah dibuat alat pendeteksi kebakaran yang dilengkapi dengan unit
mikrokontroler Arduino Uno R3 sebagai sarana untuk menyimpan program, DS18B20
sebagai sensor suhu, MQ-2 sebagai sensor asap. Alat ini juga mempunyai buzzer (alarm)
peringatan sebagai tanda terdeteksinya kebakaran. Alat ini dirancang untuk meningkatkan
fasilitas deteksi dan pencegahan kebakaran ruangan dan sebagai sarana untuk mendeteksi
adanya kebakaran sehingga dengan ini akan lebih mudah dalam memantau kondisi
ruangan.
Kata Kunci : Arduino Uno R3, Sensor Suhu DS18B20, Sensor Asap MQ-2, Buzzer,
DESIGN TOOLS FIRE DETECTION BASED ON
TEMPERATURE AND SMOKE ARDUINO UNO
ABSTRACT
At first this project has been made flame detectors equipped with a microcontroller
Arduino Uno R3 as a means to save the program, DS18B20 as a temperature sensor,
MQ-2 as a smoke sensor. The tool also has a buzzer (alarm) as a sign of warning fire
detection. This tool is designed to improve the detection and fire prevention facilities of
the room and as a means to detect the presence of fire so that it will be easier to monitor
the condition of the room.
Keywords: Arduino Uno R3, DS18B20 Temperature Sensor, Smoke Sensor MQ-2,
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
1.4 Metodologi Pembahasan ... 2
1.5 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hujan ... 4
2.2 Sensor Waterflow YF-S201 ... 4
2.3 Spesifikasi Sensor YF-S201... 5
2.4. Mikrokontroller ... 6
2.4.1. Arduino ... 8
2.4.2. Pengenalan ... 8
2.4.3. Sejarah ... 9
2.4.5. Softwere Arduino ... 12
2.4.6. Melakukan penginstalan arduino ke komputer ... 13
2.4.7. Melakukan penginstalan driver ... 13
2.5 LCD (Liquid Crystal Display) ... 18
2.5.1 Cara Kerja LCD ... 19
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Block ... 21
3.2 Perancangan sensor ... 21
3.3 Pengaplikasian LCD ... 22
3.4 Flowchart Sensor ... 23
3.5 Flowchart program ... 24
3.6 Cara kerja alat ... 26
BAB IV ANALISI DAN PENGUJIAN 4.1 Pengujian Rangkaian mikrokontroler Arduino Uno ... 27
4.2 Pengujian dan Kalibrasi ... 28
4.3 Pengujian rangkaian LCD ... 29
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... .30
5.2 Saran ... 30
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Deskripsi pin pada LCD ... 40
Tabel 4.2 Data Kalibrasi ... 28
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Koneksi pengkabelan Sensor ... 4
Gambar 2.2 Sensor Water flow YF-S201 ... 5
Gambar 2.3 Data Sheet sensor ... 6
Gambar 2.4bagianh Mikrokontroler ... 7
Gambar 2.4. Hardwere Arduino ... 10
Gambar 2.5 LCD ... 18
Gambar 3.1 Diagram Block ... 21
Gambar 3.2 Rangkaian arduino dengan Sensor ... 21
Gambar 3.3 Rangkaian scematik LCD ... 22
Gambar 3.4 Rangkaian scematik konektor lcd ... 22
Gambar 3.5 Flowchar sensor ... 23
Gambar 3.7 flow chart program ... 24