• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Perancangan Celana Berpembalut (Nalut)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses Perancangan Celana Berpembalut (Nalut)"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROCESS SCHEME OF BANDAGE ( NALUT)

TUGAS AKHIR

Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Industri

Oleh:

Yuda legawa

NIM. 103.03.066

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)
(4)

ii

Oleh:

Yuda Legawa NIM. 1.03.03.066

Seiring dengan perkembangan jaman suatu produk akan selalu mengalami inovasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Karena keberhasilan industri dalam menghadapi persaingan ditentukan oleh keberhasilan dalam merancang dan mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan kecepatan industri tersebut dalam beradaptasi atau merespon perubahan keinginan konsumennya. Celana berpembalut (Nalut) adalah salah satu contoh produk yang akan dirancang, celana dalam tersebut merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, jika tidak wanita yang sedang menstruasi merasa kurang nyaman dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Permasalahan yang harus dipecahkan adalah bagaimana melakukan perancangan dan bagaiamana proses perancangan tersebut dilakukan dan apakah produk yang dirancang efektif dan efesien, agar produk yang dihasilkan nantinya dapat sesuai dengan perancangan yang dilakukan.

Pengumpulan data diawali dengan cara wawancara dan observasi yang menggunakan alat ukur kuesioner. Setelah mengetahui voice of customer, dapat ditentukan aspek apa saja dari produk yang perlu mendapatkan perhatian selama melakukan perancangan produk. Kemudian dicari solusi terbaik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen.

Hasil yang diperoleh dari perancangan produk ini bahwa konsumen menginginkan kemudahan produk tersebut untuk digunakan, bahan yang digunakan lembut, cepat dalam menyerap cairan, warna dan motif yang sangat menarik, ukuran yang bervariasi, bentuk yang unik dan menarik, bentuk body yang sangat elastis, kuat dan tidak mudah robek, dan nyaman saat dipakai.

(5)

iii Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala petunjuk dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Judul Tugas Akhir ini adalah:

“Proses Perancangan Celana Berpembalut (Nalut)”

Tugas Akhir ini merupakan syarat kelulusan tingkat sarjana pada program studi Strata I (S-1) Teknik Industri di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Dalam penyusunan tugas akhir ini banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak I Made Aryatha A, MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Industri. 2. Ibu Julian Robecca, MT. selaku Pembingbing Tugas Akhir sekaligus sebagai

Kordinator TA yang banyak memberi masukan dan dukungan.

3. Bapak Agus Riyanto, MT. Sebagai dosen wali selama ini yang telah banyak

membantu.

4. Bapak Gabriel Sianturi, MT. penguji yang telah banyak memberikan masukan

yang begitu berarti dan sangat sabar dalam membimbing penulis.

5. Bapak Alam Santosa, MT. selaku penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir. 6. Seluruh Dosen dan Staf Teknik Industri.

(6)

iv

9. Rekan-rekan Mahasiswa Teknik Industri UNIKOM, terutama angkatan 2003

khususnya 03TI-2 yang telah memberikan dukungan kepada penulis. Ismi ,ST , Eko, ST , Hatur Nuhun Pisan……!!1

10. Dan untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, saya ucapkan banyak terima kasih.

Tidak banyak yang bisa penulis berikan atas balasan jasa yang saudara/i berikan kepada penulis, namun dari lubuk hati yang paling dalam penulis hanya bisa memanjatkan do’a kepada Allah SWT untuk bisa membalas amal dan ibadah bapak/ibu/saudara/i semua dengan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya yang setimpal.

Harapan penulis semoga bisa berguna dan dapat diambil hikmah dan manfaatnya bagi pembaca semua. Akhir kata, mohon maaf atas segala kesalahan dan

kekurangan yang menyangkut prakata maupun isi dari tugas akhir ini, karena penulis yakin laporan ini masih belum sempurna dan Yang Maha Sempurna datangnya hanya dari Allah SWT.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, Maret 2012

(7)

v 2.3 Proses Pengembangan Produk Baru ...BAB II – 8 2.4 Konsep Perancangan Produk ...BAB II – 9

BAB III USUSLAN PEMECAHAN MASALAH

(8)

vi

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data ...BABIV– 21 4.1.1 Wawancara ... ...BABIV– 21 4.1.2 Observasi ...BABIV– 21 4.1.3 Perancangan Kuisoner ...BABIV– 21 4.1.4 Penyebaran Koesioner Awal...BABIV– 22 4.1.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ...BABIV– 22 4.1.6 Penentuan Jumlah Sampel ...BABIV– 24 4.1.7 Penyebaran Koesioner Tahap Akhir...BABIV– 25 4.1.8 Data Mentah Hasil Penyebaran Kuisioner BABIV– 25

4.2 Pengolahan Data ...BABIV– 25 4.2.1 Data Umum Responden ...BABIV– 25 4.2.2 Perancanan Produk ...BABIV– 44 4.2.3 Desain Produk ...BABIV– 46

4.2.4 Gambar Desain Produk ...BABIV– 48 4.2.5 Spesifikasi Produk Nalut ...BABIV– 50

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

(9)

vii

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ...BABVI– 57 6.2 Saran ...BABVI– 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59 Lampiran

(10)

1

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam menggunakan suatu produk kita akan selalu mencari yang lebih praktis baik dalam penggunaan maupun dalam penyimpanan, karena hal ini akan sangat meringankan beban kita dalam menggunakannya. Seiring dengan perkembangan jaman suatu produk akan selalu mengalami inovasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Karena keberhasilan industri dalam menghadapi persaingan ditentukan oleh keberhasilan dalam merancang dan mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan kecepatan industri tersebut dalam beradaptasi/merespon perubahan keinginan konsumennya.

Manusia dalam kehidupan sehari-harinya akan banyak menggunakan

berbagai macam produk, mesin maupun peralatan lainnya. Salah satu contohnya adalah menggunakan celana dalam, hal tersebut merupakan kebutuhan pokok

yang harus dipenuhi, jika tidak maka manusia merasa kurang nyaman dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.

(11)

Oleh karena untuk membatu permasalahan yang diatas maka penulis ingin merancang suatu produk yang mungkin dapat digunakan oleh wanita bila saat datang bulan. Produk tersebut diharapkan dapat membantu meringankan rasa kekhwatiran yang dialami wanita saat menstruasi. Produk yang akan dirancang oleh penulis kali adalah produk berupa celana dalam yang langsung dilapisi oleh pembalut dan produk tersebut diberi nama Nalut (Celana Dalam Berpembalut). Maka dalam penulisan Tugas akhir ini penulis mengambil judul “Proses

Perancangan Celana Berpembalut (Nalut)”.

1.2Identifikasi Masalah

Dengan melihat permasalahan diatas maka identifikasi masalah yang didapat adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Proses perancangan tersebut dilakukan?

2. Apakah produk yang dirancang efektif dan efesien?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari hasil peneliatian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi keinginan konsumen.

2. Merancang proses pembuatan produk NALUT. 3. Menganalisis perancangan produk NALUT.

1.4 Pembatasan Masalah

Untuk mencegah meluasnya bidang pembahasan serta lebih mengarah pada pemecahan masalah pokok sasarannya, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut :

1. Produk yang dirancang untuk wanita yang sudah menstruasi saja. 2. Produk yang dirancang terbuat dari kain catoon dan bahan serat.

(12)

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian adalah sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan

Dalam bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan asumsi yang dilakukan dalam tugas akhir.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini berisi tentang teori yang menunjang penelitian dan metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah.

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

Dalam bab ini dijelaskan flowchart pemecahan masalah dan langkah-langkah pemecahan masalah dari penelitian yang dilakukan.

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dalam bab ini dikemukakan mengenai data-data yang didapat dari hasil penelitian, kemudian dilakukan pengolahan data dengan berpedoman pada

usulan pemecahan masalah.

Bab 5 Analisis

Mengenai analisis terhadap hasil pengolahan data yang dilakuakan

Bab 6 Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang diberikan penulis untuk perusahaan.

Daftar Pustaka

(13)

4

Salah satu karakteristik manusia adalah mereka selalu berusaha mencitakan sesuatu, baik alat atau benda lainnya untuk membantu kehidupan mereka. Untuk mewejudkan benda tersebut diperlukan suau rancangan atau desain. Hal itu tidak dilakukan oleh masyrakat tradisional, pada masa lalu, dapat dikatakan tidak ada kegiatan penggambaran ataupun pemodelan sebelum kegiatan suatu benda dilakukan. Pada saat sekarang , pada masyarakat industri khususnya, kegiatan merancang dan pembuatan benda merupakan kegiatan yang terpisah. Proses pembuatan tidak akan berjalan baik sebelum kegiatan perancangan diselesaikan. Dari hasil perancangan akan diketahui deskripsi dari benda yang akan dibuat. Hal ini akan sangat memudahkan proses pembuatannya, Maka dari

itu, kegiatan perancangan adalah hal yang penting dan mutlak dilakukan sebelum proses produksi suatu benda.

(14)

Keputusan tentang produk mempengaruhi keempat bidang pengambilan keputusan operasi, sehingga keputusan produk harus dikoordinasikan secara teliti dengan operasi untuk memastikan bahwa operasi diintegrasikan dengan desain produk. Melalui kerjasama yang teliti antara operasi dan pemasaran,strategi pasar dan produk dapat diintegrasikan dengan keputusan tentang proses, kapasitas, persediaan dan kualitas. Definisi produk adalah hasil dari pengembangan suatu strategi bisnis. Desain produk merupakan prasyarat untuk produksi bersama dengan prakiraan volume produksi. Hasil keputusandesain produk ditransmisikan ke operasi spesifikasi produk. Spesifikasi ini merumusan karakteristik produk danmemungkinkan pelaksanaan produksi.

2.1 Siklus Hidup Produk

Perancangan atau pengembangan produk dibutuhkan oleh produsen dalam

rangka mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar dengan cara mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan konsumen akan manfaat produk,

mendesainnya, sampai ke tingkat perencanaan pembuatan produk tersebut. Hal ini berkaitan erat pula dengan siklus hidup produk tersebut. Perancangan yang baik akan menghasilkan produk unggulan yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan customer. Karenanya perancangan yang baik membutuhkan input dari berbagai sisi dengan melibatkan berbagai disiplin imu. Hal ini berkaitan erat pula dengan Siklus Hidup Produk tersebut, seperti terlihat pada Gambar 3.1.

(15)

Tahap I adalah tahap pengenalan. Pada tahap ini suatu produk baru diperkenalkan kepada konsumen melalui uji coba pemasaran. Berbagai promosi dilakukan untuk memperkenalkan produk tersebut. Dengan demikian biaya yang dikeluarkan akan lebih besar dibandingkan pendapatan yang diperoleh.

Pada Tahap II, yang merupakan tahap pertumbuhan dengan percepatan, penjualan produk akan meningkat pesat. Hal ini disebabkan oleh respon konsumen terhadap produk tersebut sudah semakin positif. Pada tahap ini pendapatan yang diperoleh juga sangat besar.

Tahap III merupakan tahap pendewasaan. Pada tahap ini penjualan produk akan mencapai titik kejenuhan di mana penjualan produk hanya berkisar pada suatu titik tertentu. Umumnya cara-cara promosipun tidak akan bisa untuk mendongkrak tingkat penjualan.

Tahap IV merupakan tahap kemunduran dan akhir dari produk tersebut.

Jika produsen tidak berupaya melakukan inovasi maka produk tersebut akan mati begitu saja. Dari Siklus Hidup Produk tersebut terlihat bahwa perancangan produk

memang sangat diperlukan untuk menjaga agar produk tersebut tetap eksis di pasaran. Jika dilihat dari Siklus Hidup Produk tersebut maka perancangan produk harus dilakukan pada saat produk berada pada Tahap II, yaitu tahap pertumbuhan dengan percepatan, karena pada tahap ini produk akan mengalami tingkat penjualan yang pesat dan produsen akan memperoleh keuntungan yang sangat besar. Maka sebaiknya sebagian keuntungan tersebut dialokasikan untuk keperluan proses perancangan. Dengan demikian pada saat produk berada pada

(16)

Gambar 2.2. Siklus Hidup Produk dan Masa Perancangan Produk

2.2 Strategi Pengenalan Produk Baru

Terdapat tiga cara mencasar untuk meninjau proses pengenalan produk

baru, yaitu:

1. Menarik-pasar (Market Pull).

Menurut pandangan ini “anda harus membuat apa yang dapat dijual”. Dalam hal ini produk baru ditentukan oleh pasar dengan sedikit perhatian terhadap kebradaan teknologi dan proses operasi. Kebutuhan pelanggan merupakan dasar utama untuk pengenalan produk baru.

2. Mendorong-teknologi (Technology-Push)

Pendekatan ini menyarankan bahwa “anda harus menjual apa yang anda dapat buat” Dengan demikian produk baru diperoleh dari teknologi produksi, dengan sedikt perhatian terhdap pasar. Ini merupakan pekerjaa pemasaran untuk menciptakan pasar dan ernjal produk yang dibuat.

3. Antarfungsional (Interfunctional in nature)

(17)

fungsi yang terkoordinasi. Hasilnya merupakan produk yangmemenuhi kebutuhan pelanggan dengan penggunaan teknologi yang memberikan keuntungan terbaik.

2.3. Proses Pengembangan Produk Baru

Langkah – langkah dalam mengembangkan produk baru antara lain, yaitu : 1. Pengembangan Ide

Dapat dikembangkan dari pasar atau dari teknologi. Ide pasar diperoleh dari kebutuhan pelanggan. Identifikasi dari kebutuhan pasar ini akan menghasilkan pengembangan teknologi dan produk baru untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pada sisi lain, ide dapat timbul dari teknologi yang ada atau yang baru. Pendayagunaan teknologi merupakan sumber yang kaya akan ide-ide untuk produk baru.

2. Desain Produk

Tahapan ini memperhatikan terhadap pisik produk baru. Proses disain

produk pada tahan ini berkaitan dengan pengembangan disain terbaik dari ide produk baru. Jika disain awal ini disetujui, dapat dibuat sebuah atau beberapa prototype untuk pengujian dan nalisis lebih lanjut. Dalam disain awal, banyak sekali dipertimbangkan akan tradeoff antara biaya, kualitas dan performansi produk. Hasilnya merupakan suatu rancangan produk yang memiliki daya saing dalam pasar dan dapat diproduksi.

3. Desain Prototype

(18)

memastikan performansi produk akhir. Selanjutnya pada penyelesaian spesifikasi disain sehingga produksi dapat dilaksanakan. Akan tetapi bagian penelitian dan pengembangan tidak hanya mengemnbangkan spesifikasi desain untuk operasi, tetapi jugaharus dapat memastikan bahwa produk memungkinkan untuk diproduksi. Informasi ini harus berisi rincian mengenai teknologi, data pengendalian kualitas, tata catra pengujian performansi produk dan sejenisnya. Gambar 2.3. merupakan model ideal dari proses pengembangan produk baru.

Gambar 2.3. Proses Pengembangan Produk Baru

2.4 Konsep Perancangan Produk

Perancangan produk (barang atau jasa) merupakan kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang keberadaanya sangat dibutuhkan oleh konsumen. Setelah perancangan selesai maka kegiatan yang menyusul adalah pembuatan produk. Kedua kegiatan tersebut dilakukan dua orang atau dua kelompok orang dengan keahlian masing-masing, yaitu perancangan dilakukan oleh tim perancang dan pembuatan produk oleh tim kelompok pembuat produk.

Esensi dari perancangan dan pembuatan suatu produk yaitu untuk memenuhi kebutuhan dari permintaan. Seiring dengan berkembangnya teknologi sekarang ini

(19)

terutama dalam mengerjakan pekerjaan yakni alat/mesin, hal ini yang mendorong manusia untuk merancang alat bantu dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam dunia industri khususnya industri manufaktur, adanya alat bantu yang representatif dan bermanfaat untuk mempermudah dan menghemat biaya sangat dibutuhkan, oleh karena itu penelitian-penelitian untuk menciptakan suatu alat bantu kerja saat ini perlu ditingkatkan. Selain dari pada itu adanya alat bantu yang mempermudah pekerjaan akan sangat berpengaruh kepada biaya produksi suatu produk yang dihasilkan terutama biaya overhead tenaga kerja langsung dan waktu produksi.

Sebagian orang menganggap bahwa perancangan suatu alat atau mesin yang dapat mempermudah pekerjaan merupakan bagian yang paling penting dalam suatu proses produksi. Karena dengan adanya alat atau mesin yang dapat

mempermudah pekerjaan akan berpengaruh relatif besar pada waktu penyelesaian suatu produk dan karena waktu bisa dihemat dengan adanya mesin maka biaya

overhead tenaga kerja langsung dan biaya penyimpanan inventori bisa lebih dihemat atau ditekan. Akan tetapi, tujuan dari proses perancanaan alat bantu itu sendiri adalah membantu pekerjaan manusia bukan untuk megerjakan segala aktifitas kerja manusia tersebut sehingga akan membuat lemah sumber daya manusia itu sendiri. Idealnya, perancangan alat bantu tidak mengesampingkan tugas manusia sebagai sumber daya yang harus didahulukan dalam bidang produksi, sehingga manusia dan mesin dapat bekerja secara terintegrasi untu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, efisien, efektif dan hemat biaya.

Dalam melakukan proses perancangan produk harus diingat tujuan dari pembuatan produk tersebut, yaitu:

1. Mampu mengidentifikasikan kebutuhan konsumen dan menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan terebut.

2. Produk secara ekonomi dapat menguntungkan (profitable).

(20)

Perancangan Produk terdiri dari beberapa kategori yakni: 1. Bidang Produk: mesin, elektronik, transportasi,dll. 2. Dari segi kompleksitas:

o Plant (pabrik).

o Equipment (peralatan) dan Machines (mesin). o Assamblies (modules) dan susunan elemen. o Single element (elemen tunggal).

3. Dari aspek volume produk:

o Produk yang dibuat dalam jumlah kecil. o Produk masal (mass product).

Sedangkan pengembangan produk yang bisa dinilai berhasil apabila perancangan atau pengembangan produk tersebut mempunyai aspek-aspek

sebagai berikut: Kualitas produk dapat dipertanggung jawabkan secara teknis maupun deskriptif.

 Ongkos operasional produk dapat meminimalkan ongkos lainya.

 Waktu pengembangan relatif singkat.

 Biaya pengembangan seminimal mungkin tanpa mengesampingkan kualitas.

 Kapabilitas pengembangan atau perancangan dapat menyelesaikan masalah

lain.

Kandungan originalitas dalam produk hasil perancangan terbagi dalam beberapa sifat, antara lain:

1) Produk Original (belum pernah ada sebelumnya) dapat terealisasi karena:  Terjadinya penemuan baru

(21)

 Kombinasi dari prinsip kerja atau teknologi yang ada sebelumnya yang

telah dikombinasikan.

2) Produk hasil inovasi

Perubahan-perubahan dalam bentuk dan ukuranya serta perubahan dalam fungsi sehingga menjadi produk dengan fungsi baru.

3) Produk varian yaitu produk yang hanya berbeda dimensi dari produk yang sudah ada.

2.5 Metode Identifikasi Kebutuhan Konsumen

Metode Identifikasi Kebutuhan Konsumen yang ummumnya digunakan dalam suatu penelitian adalah:

1. Survai atau riset pasar

2. Wawancara secara grup

3. Wawancara satu per satu

4. Observasi

Metode-metode tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Survei atau riset pasar memiliki kelebihan yaitu, mampu mengumpulkan suara konsumen dalam jumlah yang besar dengan usaha yang relatif ringan, tetapi memiliki kekurangan bahwa data yang diperoleh tidak menggambarkan kebutuhan dan keinginan dari konsumen secara langsung, sebab para responden hanya diintruksikan untuk menjawab pertanyaan tas variabel-variabel yang telah disediakan oleh perancang sebelumnya.

(22)

kebutuhan konsumen hingga sekitar 90% bila wawancara dilakukan sebanyak 30 kali. Hal ini didasarkan pada penelitian produk picnic coolers oleh Griffin dan Heuser (Ulrich & Eppinger, 1995). Wawancara secara grup lebih diutamakan, karena kedinamisan grup akan membantu mengidentifikasi kebutuhan konsumen lebih banyak lagi.

Observasi merupakan metode yang sangat baik untuk digunakan mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang tidak terkatakan. Metode ini juga membantu untuk mengetahui motivasi dari konsumen dibalik pernyataan kebutuhannya.

2.6Pengujian Statistik Alat Ukur

2.6.1 Metode pengujian kuesioner

Kuesioner yang telah selesai disusun kemuadian disebarkan untuk

melakukan uji awal kuesioner. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat perlu direvisi atau tidak, sehingga kuesioner yang

digunakan sebagai sumber data nantinya akan memiliki reabilitas dan validitas yang baik. Bila setelah mengalami pengujian awal kuesioner masih belum memiliki reabilitas dan validitas yang baik, maka kuesioner harus direvisi. Tetapi bila setelah mengalami pengujian awal kuesioner telah memiliki reabilitas dan validitas yang baik, maka kuesioner dapat langsung dilanjutkan untuk melakukan uji kecukupan data.

2.6.2 Korelasi Item

(23)

tidak hanya akan menurunkan kualitas dari fungsi alat ukur, tetapi juga akan memberikan informasi hasil pengukuran yang menyesatkan.

Langkah pertama guna menciptakan alat ukur yang baik yang berisi item-item berkualitas tinggi yaitu dengan melakukan penyusunan alat ukur berdasarkan pada suatu spesifikasi yang jelas, dengan penulisan item menggunakan kaidah dan petunjuk penilisan yang telah digariskan, dan dengan latihan yang disertai kreativitas serta pengalaman yang baik. Alat ukur yang disusun dengan cara demikian itulah yang disebut sebagai alat ukur yang theoretical sounds, yaitu alat ukur yang secara teoritis adalah baik.

Disisi lain, sesuatu yang telah direncanakan dengan cermat dan baik berdasarkan teori, masih harus diuji kebenarannya secara tepat. Diuji dalam hal ini adalah melalui data dari suatu hasil uji coba alat ukur yang sesungguhnya. Dari data hasil uji coba alat ukur inilah diharapkan diperoleh bukti mengenai kualitas

item-item alat ukur yang bersangkutan. Dan dari hasil analisis mengenai data empiris inilah dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Salah satu

cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui korelasi item adalah dengan melihat daya pembeda item, yaitu konsistensi antara sekor item dengan skor keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor keseluruhan, dengan persamaan Pearson sebagai berikut :

 

Setelah koefisien korelasi untuk setiap item telah dihitung, perlu

ditentukan angka terkecil yang dapat dianggap cukup tinggi sebagai indikator adanya konsistensi antara skor item dan skor keseluruhan. Dalam hal ini tidak ada

(24)

Menurut Kaplan dan Saccuzzo (1993), item yang baik adalah item yang biasanya mempunyai nilai koefisien korelasi antara 0,30-0,70. Disamping itu besarnya koefisien korelasi yang diperoleh dapat ditentukan pula berdasarkan kriteria Guilford (1956) dalam Marlon (2004) pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Kriteria Penentuan Tingkat Korelasi Item Menurut Guilford.

Koefisien-Korelasi Ketentuan

Kurang dari 0,20 Tidak ada korelasi

0,20 - 0,39 Korelasi Rendah

0,40 - 0,69 Korelasi Sedang

0,70 - 0,89 Korelasi Tinggi

0,90 – 0,99 Korelasi Tinggi Sekali

1,00 Korelasi Sempurna

Berdasarkan kriteria Guilford diatas terlihat bahwa item yang baik adalah

yang mempunyai item koefisien korelasi diatas 2,0.

2.6.3 Uji Reliabilitas (Keandalan Alat Ukur)

Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran, yang mengindikasikan stabilitas dan kekonsistennan alat ukur. Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi mempunyai arti bahwa pengukuran mampu memberikan hasil ukur yang konsisten (reliable) dan dapat memberikan hasil yang relatif sama jika pengukuran dilakukan lebih dari satu kali pada waktu yang berbeda.

Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Reliabilitas memberikan gambaran sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya, dalam arti sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari kesalahan pengukuran (measurement error).

(25)
(26)

17

3.1 Flowchart Pemecahan Masalah

Suatu penelitian merupakan rangkaian proses yang panjang dan terkait secara sistematis. Setiap tahap merupakan penentuan tahap berikutnya, sehingga setiap tahap dilaksanakan dengan cermat. Langkah-langkah pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(27)

3.2 Tinjauan Pustaka

Tahap ini dilakukan untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mendapatkan masukan-masukan, sehingga masalah yang akan diteliti dapat dipahami lebih baik dan dilaksanakan dengan terarah sesuai teori yang ada dan berhubungan langsung dengan permasalahan dalam penelitian ini.

3.3 Identifikasi Masalah

Langkah selanjutnya yaitu Identifikasi masalah, mengidentifikasi masalah apa yang terjadi pada produk yang akan dikembangkan dan dibuat nantinya. Identifikasi masalah dalam penelitian ini, adalah:

 Bagaimana proses perancangan tersebut dilakukan?  Apakah produk yang dirancang efektif dan efesien?

3.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jawaban dari identifikasi masalah yang didapat, yaitu untuk mengetahui langkah apa saja yang harus dilakukan dalam proses perancangan dan pengembangan produk yang dibuat.

3.5 Pengumpulan Data

Mengumpulkan data yang diperlukan peneliti, data yang dikumpulkan berupa hasil kuesioner konsumen berdasarkan tingkat kepentingan dan kepuasan.

3.6 Perancangan Koesioner

Perancangan koesioner digunakan untuk mengetahui apa saja yang diinginkan konsumen terhadap produk yang dirancang. Koesioner sangat mudah digunakan untuk pengumpulan data yang dibutuhkan dan berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai produk yang dirancang.

3.7 Penyebaran Kuisioner Tahap Awal

(28)

variabel-variabel pernyataan kuisioner dapat dimengerti oleh responden dan keandalan kuisioner sebagai alat ukur apabila disebarkan dua kali atau lebih hasilnya konsisten. Sehingga hasilnya dapat menjadi acuan apakah kuisioner yang telah dirancang layak atau tidak untuk disebarkan pada tahap selanjutnya, hanya 30 kuisioner yg di bagikan. Responden yang digunakan pada penyebaran kuisioner pendahuluan ini adalah konsumen yang sedang mengalami masa mentruasi (Haid) pada wanita.

3.8 Penentuan Jumlah Sampel

Penentuan jumlah sampel merupakan suatu langkah awal sebelum melakukan penyebaran kuesioner yang mana penentuan jumlah sampel ini untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah mewakili populasi atau belum. Oleh sebab itu untuk mengetahui penentuan jumlah sampel penelitian ini, peneliti menggunakan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu, (Sugiyono,2004) dengan tingkat kesalahan 5% dari populasi jumlah konsumen yang sedang menggunakan pembalut pada saat mentruasi.

3.9 Penyebaran Kuisioner Tahap Akhir

Setelah diketahui berapa jumlah kuisioner yang akan disebarkan, kemudian dilakukan penyebaran kuisioner. Proses penyebaran kuisioner tahap ini

hampir sama dengan penyebaran kuisioner sebelumnya yang berbeda jumlah sampelnya.

3.10 Pengolahan Data

(29)

Langkah selanjutnya adalah memulai proses perancangan alat atau produk yang akan dirancang, dan mengetahui corak, motif yang disukai wanita pada umumnya. Tujuannya agar produk terlihat menarik dan konsumen merasa tertarik terhadap produk yang dibuat.

3.11 Analisis

Analisis pada penelitian ini merupakan analisis dari pengolahan data, dan perancangan dan pengembangan produk yang akan dibuat.

3.12 Kesimpulan dan Saran

Tahap akhir dari penelitian ini adalah membuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan intisari dari yang telah dilakukan. Sedangkan saran merupakan masukan bagi perusahaan berkaitan dengan penelitian yang telah

dilakukan. Kesimpulan dan saran yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peningkatan kualitas produk yang akan dirancang

(30)

21

4.1. Pengumpulan Data

4.1.1. Wawancara

Wawancara merupakan tahap awal dalam yang dilakukan untuk pengumpulan data karena metoda wawancara ini paling sering digunakan dan sangat efektif dalam penelitian (survey). Dengan melakukan wawancara ke beberapa orang dapat diketahui kebutuhan serta keinginan konsumen secara langsung berdasarkan suara pelanggan (Voice of Customer) dan juga karakteristik teknik perusahaan berdasarkan suara pengembang (voice of developer).

4.1.2. Observasi

Melakukan pengamatan secara langsung dengan terjun ke lapangan dengan

melakukan penyebaran kuisioner agar dapat mengetahui keinginan konsumen. Hasilnya dijadikan sebagai bahan dalam melakukan pengumpulan data dan penyusunan kuisioner.

4.1.3 Perancangan Koesioner

Perancangan koesioner digunakan untuk mengetahui apa saja yang diinginkan konsumen terhadap produk yang dirancang. Koesioner sangat mudah digunakan untuk pengumpulan data yang dibutuhkan dan berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai produk yang dirancang. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang dirancang sesui dengan daftar pertanyaan mengenai produk terhadap konsumen.

4.1.4. Penyebaran Koesioner Awal

(31)

adalah 30 orang yang digunakan pada penyebaran kuisioner pendahuluan ini adalah konsumen yang sedang mengalami masa mentruasi (Haid) pada wanita.

4.1.5. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas dan reliabilitas diolah dengan menggunakan SPSS 12.0 for Windows. Uji validitas dilakukan dengan melihat adanya pembeda item (item discriminaty) yaitu menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi “product moment” sebagai berikut:

Y = Skor total dikurangi item tersebut

n= Ukuran sampel

Angka korelasi product moment yang diperoleh dan dibandingkan dengan angka r kritis yang diperoleh dari tabel angka kritis (lampiran). Dengan jumlah responden 30 orang, dan tingkat ketelitian 5% diperoleh nilai r kritis = 0.361. Hasil uji validitas dan reliabilitas ditampilkan pada tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1 Uji Validitas pertanyaan konsumen terhadap produk Nalut

No. Kebutuhan dan keinginan konsumen r hitung r tabel KET.

1. Anda termasuk dalam golongan 0,421 0,361 VALID

2. Berapakah usia anda 0,404 0,361 VALID

3. Apa status anda sekarang 0,695 0,361 VALID

4. Apa status anda sekarang 0,416 0,361 VALID

5. Dalam sebulan berapa lama anda menstruasi 0,430 0,361 VALID

6. Apakah anda mengetahui produk Nalut 0,376 0,361 VALID

7. Jenis Nalut yang anda inginkan 0,409 0,361 VALID

8. Bahan yang anda inginkan dari Nalut 0,438 0,361 VALID

(32)

No. Kebutuhan dan keinginan konsumen r hitung r tabel KET.

10. Produk Nalut yang ingin dipakai mudah

untuk digunakan 0,473 0,361 VALID

11. Bahan yang diinginkan agar produk Nalut

lembut 0,557 0,361 VALID

12. Apakah Nalut yang diinginkan mudah

menyerap cairan 0,430 0,361 VALID

13. Warna apa yang anda inginkan dari produk

Nalut

0,518

0,361 VALID

14.

Apakah anda setuju apabila produk nalut ditambahkan dengan berbagai macam variasi seperti, pita, bunga-buga, mute dan lain sebagainya

Berdasarkan hasil pengujian di atas, diperoleh seluruh angka korelasi product moment (r) lebih besardari r kritis (r hitung > r kritis). Dengan demikian semua pertanyaan dalam kuisioner tersebut dinyatakan valid.

Setelah dilakukan pengujian validitas, selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas

(33)

Tabel 4.2. Hasil perhitungan reliabilitas kuisioner

Jenis Kuisioner Nilai Alpha

Cronbach

Tingkat Kepentingan Kebutuhan dan Keinginan konsumen 0.743

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh American Psychological Association

(1985) serta Kaplan dan Sccuzo (1993), besarnya koefisien reliabilitas yang harus dipenuhi oleh suatu alat ukur adalah 0,7 (Kusuma Wardana, 2000). Dengan

demikian, kuisioner tersebut dinyatakan reliabel dan bisa disebarkan kepada responden sesungguhnya yang hasilnya akan menjadi input untuk perancangan produk.

4.1.6 Penentuan Jumlah Sampel

Penentuan jumlah sampel merupakan suatu langkah awal sebelum melakukan penyebaran kuesioner yang mana penentuan jumlah sampel ini untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah mewakili populasi atau belum. Oleh sebab itu untuk mengetahui penentuan jumlah sampel penelitian ini, peneliti menggunakan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu, (Sugiyono,2004) dengan tingkat kesalahan 5% dari jumlah wanita produktif yang berada di RT. 01 RW. 02 Syeh Quro karawang dengan jumlah 100 sampel populasi yang sedang menggunakan pembalut pada saat mentruasi.

4.1.7 Penyebaran Koesioner Tahap Akhir

Setelah diketahui berapa jumlah kuisioner yang akan disebarkan, kemudian

dilakukan penyebaran kuisioner. Proses penyebaran kuisioner tahap ini hampir sama dengan penyebaran kuisioner sebelumnya yang berbeda jumlah sampelnya.

4.1.8 Data Mentah Hasil Penyebaran Kuisioner

(34)

pertanyaan lebih dari satu pilihan. Dengan demikian, jumlah kuisioner yang akan digunakan untuk pengolahan data selanjutnya sebanyak 97 buah

4.2. Pengolahan Data

4.2.1. Data Umum Responden

Data umum responden yang diperoleh dari identitas konsumen dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada konsumen sebanyak 97 responden adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Item Pertanyaan Konsumen

RESP ITEM PERTANYAAN

K 1 Anda termasuk dalam golongan

K 2 Berapakah usia anda

K 3 Apa status anda sekarang

K 4 Apa status anda sekarang

K 5 Dalam sebulan berapa lama anda menstruasi

K 6 Apakah anda mengetahui produk Nalut

K 7 Jenis Nalut yang anda inginkan

K 8 Bahan yang anda inginkan dari Nalut

K 9 Karakteristik produk Nalut yang anda inginkan

K 10 Produk Nalut yang ingin dipakai mudah untuk digunakan

K 11 Bahan yang diinginkan agar produk Nalut lembut

K 12 Apakah Nalut yang diinginkan mudah menyerap cairan

K 13 Warna apa yang anda inginkan dari produk Nalut

K 14 Apakah anda setuju apabila produk nalut ditambahkan dengan berbagai

macam variasi seperti, pita, bunga-buga, mute dan lain sebagainya

K 15 Motif celana dalam apa yang anda suka

K 16 Apakah anda menginginkan bentuk body dan bahan yang elastis

(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)

Tidak Kuat 0

4.2.2. Perancangan Produk

Perancangan produk NALUT yang dilakukan dalam penilitian ini adalah sebagai beikut :

1. Mempersiapkan Material ( Bahan Baku)

Bahan baku utama yang digunakan dalam perancangan produk NALUT adalah Kain Cotton , Kapas khusus pembalut, Karet Elastis dan benang. Pemilihan material tersebut dilakukan oleh perancang karena bahan tersebut banyak

digunakan dan materialnyapun mudah didapat. Berikut ini adalah bahan utama produk NALUT:

Kain Cotton Kapas Pembalut

(54)

2. Penentuan Pola

Proses selanjutnya yang dilakukan dalam pembuatan Nalut tersebut adalah penentuan pola, dimana pola yang sudah didapat dipotong sesuai dengan ukuran pola yang ditentukan yaitu, diameter 17.5 cm untuk ukuran S , 20.5 cm untuk ukuran M dan 25 cm untuk ukuran XL, berikut ini adalah gambar pola dari produk Nalut:

Diameter alas Celana Dalam

Tampak Depan Tampak Belakang

Pembalut

Gambar 4.2 Perancangan Pola

3. Proses Penjahitan/ penyatuan pola

Dari material yang sudah ditentukan polanya dan dipotong sesui dengan ukuran pola yang ditentukan langkah selanjutnya adalah proses penjahitan yaitu menyatukan pola seperti gambar berikut :

(55)

Gambar 4.3 Penjahitan pola

Setelah proses penjahitan selesai maka produkpun di sortis berdasarkan ukuran masing-masing yaitu, S, M dan XL.

4.2.3. Desain Produk

Konsep produk merupakan gambaran secara ringkas bagaimana produk yang di buat dapat memuaskan akan kebutuhan yang diharapkan oleh pelanggan . Sehingga konsep produk dapat diartikan sebagai perkiraan prinsip kerja dan bentuk produk. Dalam suatu konsep biasanya ditampilkan dalam bentuk template gambar atau sebuah sketsa gambar beserta keterangan secara ringkas .Dari analisis kebutuhan pelanggan dapat disimpulkan point kriteria produk yang diinginkan konsumen. Adapun criteria tersebut adalah sebagai berikut :

a. Alat dapat digunakan dengan mudah.

b. Bahan yang digunakan lembut. c. Cepat dalam menyerap cairan.

d. Warna dan motif sangat menarik. e. Ukuran bervariasi.

(56)

Dari produk Nalut yang buat mempunyai beberapa komponen dan dari komponen tersebut mempunyai fungsi sendiri sendiri . Adapun komponen Nalut tersebut terdiri dari :

1. Fungsi Bahan Dasar Produk Nalut

Gambar 4.4 Fungsi Bahan Dasar Produk Nalut

(57)

2.Fungsi komponen bahan

Gambar 4.5 Fungsi Komponen Bahan

Fungsi komponen diatas adalah bahan utama yang digunakan terbuat dari kain cotton yang lembut, gunanya agar konsumen merasa nyaman saat dipakai nantinya.

4.2.4. Gambar Desain Produk Nalut

a. Tampak Samping

Gambar 4.6 Tampak Samping

(58)

b. Tampak Bawah

Gambar 4.7 Tampak Bawah

Pada gambar diatas dapat dilihat bentuk dari produk nalut dari bawah, gambar

tersebut dirancang elastic agar pengguna nantinya dapat merasa nyaman saat beraktifitas.

c. Tampak Atas

(59)

Gambar diatas menunjukkan gambar dari produk Nalut dilihat dari atas, produk ini dirancang sesuai dengan keinginan konsumen.

4.2.5. Spesifikasi Produk Nalut

1. Produk dibuat dari bahan dasar kain Cotton dan kapas.

2. Produk Nalut berisikan pembalut yang dapat menyerap cairan secara cepat dan tidak mudah tembus.

3. Produk nalut terdiri dari berbagai macam ukurun yaitu, S, M, dan XL. 4. Motif yang ada dalam produk nalut bervasiari mengikuti perkembangan

trend mode sekarang.

5. Produk Nalut mempunyai daya serap yang tinggi sehingga konsumen tidak perlu merasa cemas.

6. Memiliki sifat hypoallergenic (tidak menimbulkan alergi) dan

antibacterial.

(60)

51

Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data. Peneliti menganalisis pengumpulan data dan pengolahn data sehingga produk yang sudah

dirancang dan dibuat dapat menarik konsumen.

5.1. Analisis Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas

Pengujian validitas dan reliabilitas ini diolah dengan menggunakan SPSS 12.0 for windows. Uji validitas data bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Untuk mengukur validitas setiap item pertanyaan pada kuisoner dilakukan dengan melihat daya pembeda item (item discriminality), yaitu konsistensi antara skor item dengan skor keseluruhan yang didapat dari besarnya korelasi antara skor item dengan skor keseluruhan. Angka korelasi product moment yang diperoleh dibandingkan dengan angka r kritis yang didapat dari tabel angka kritis. Dengan jumlah responden 96 orang, dan tingkat ketelitian 5% maka nilai r kritis = 0,361. Berdasarkan hasil pengujian validitas, diperoleh seluruh angka korelasi product moment (r) lebih besar dari angka r kritis (r hitung > r kritis). Dengan demikian semua pertanyaan dalam kuisioner dinyatakan valid.

(61)

Tabel 5.1 Hasil perhitungan reliabilitas kuisioner

Jenis Kuisioner Nilai Alpha

Cronbach

Tingkat Kebutuhan dan Keinginan Konsumen 0,743

Diharapkan produk yang dibuat mudah digunakan bagi konsumen, untuk membuat produk tersebut layak pakai maka sebelumnya kita harus memperhatikan bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam produk tersebut. Selain itu juga produk tersebut harus memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk lainnya. Warna dan motif

dari produk tersebut dapat menarik perhatian konsumen, sehingga konsumen merasa penasaran dan ingin mencoba produk tersebut, jika haril yang didapat memuaskan

maka tidak menutup kemungkinan konsumen akan memlih produk yang kita buat. Hal lain yang perlu diperhatikan dari segi bahan, warna dan motif adalah bentuk yang elastis sehingga apabila digunakan dapat disesuaikan dengan ukuran body konsumen. Keunggulan lain dari produk yang kita buat adalah daya tahan produk yaitu tidak modah robek saat digunakan dan tidak tembus cairan.

5.2. Data Pertanyaan Konsumen

Tabel 5.2 Daftar Pertanyaan Konsumen

RESP ITEM PERTANYAAN

K 1 Anda termasuk dalam golongan

K 2 Berapakah usia anda

K 3 Apa status anda sekarang

K 4 Apa status anda sekarang

K 5 Dalam sebulan berapa lama anda menstruasi

(62)

K 7 Jenis Nalut yang anda inginkan

K 8 Bahan yang anda inginkan dari Nalut

K 9 Karakteristik produk Nalut yang anda inginkan

K 10 Produk Nalut yang ingin dipakai mudah untuk digunakan

K 11 Bahan yang diinginkan agar produk Nalut lembut

K 12 Apakah Nalut yang diinginkan mudah menyerap cairan

K 13 Warna apa yang anda inginkan dari produk Nalut

K 14 Apakah anda setuju apabila produk nalut ditambahkan dengan berbagai macam

variasi seperti, pita, bunga-buga, mute dan lain sebagainya

K 15 Motif celana dalam apa yang anda suka

K 16 Apakah anda menginginkan bentuk body dan bahan yang elastis

K 17 Bagimana ketahanan dari produk Nalut yang anda inginkan

Dari hasil penyebaran kuisioner didapat beberapa item pertanyaan yang ditujuan kepada responden menenganai produk yang dirancang tersebut. Bahwasannya konsumen lebih menginginkan produk tersebut mudah dalam penggunaannya, nyaman saat digunakan, bentuk dan ukuran yang bervasiari, cepat dalam menyerap cairan. Kebanyakan konsumen yang memilih produk tersebut adalah kalangan remaja dan mahasiswi, dikarenakan mereka ingin cara yang praktis dalam penggunaannya dan tidak perlu repot lagi saat mereka menghadapi mestruasi. Selain itu juga tidak sedikit juga para wanita karir / pekerja yang mau menggunakan produk tersebut. Pada umumnya konsumen setuju jika produk tersebut ditambahakan

(63)

5.3. Data Umum Responden sisanya mereka memilih jenis Ghistring dan jenis Bikini.

Dari hasil pertanyaan pada tabel 4.3 bahwa 46 remaja dan 36 dewasa menginginkan bahan produk Nalut terbuat dari kapas karena apat menyerap cairan secara cepat dan tidak mudah tembus dan sisanya memilih bahan dari jerami dan rumput laut.

Dari hasil pertanyaan pada tabel 4.3 bahwa 54 remaja dan 41 dewasa memilih karakteristik dari produk Nalut tersebut mengnginkan bentuk yang menarik karena lebih bervariasi sisanya memilih tidak menarik.

Dari hasil pertanyaan pada tabel 4.3 bahwa 55 remaja dan 41 dewasa mengatakan produk Nalut tersebut mudah dipakai dan sisanya mengatakan tidak mudah dipakai

Dari hasil pertanyaan pada tabel 4.3 bahwa rata-rata 49 remaja dan 38 dewasa menginginkan produk Nalut tersebut terbuat dari bahan Cottoon agar produk Nalut bisa nyaman saat dipakai, dan sisanya memilih dari bahan Combed, dan Cardet.

Dari hasil pertanyaan pada tabel 4.3 bahwa 53 remaja dan 39 mengatakan ya

karena produk Nalut tersebut dapat menyerap cairan dengan cepat sisanya mengatakan tidak.

Dari hasil pertanyaan pada tabel 4.3 bahwa 48 remaja dan 34 dewasa menginginkan produk Nalut tersebut berwarna hitam sisanya meilih warna merah, putih, kuning.

(64)

vareasi seperti pita, bunga-bunga, mute dan lain – lain supaya bervariasi dan sisanya memilih tidak karena produk Nalut juga sudah bervareasi.

Dari hasil pertanyaan pada tabel 4.3 bahwa 39 remaja dan 29 dewasa memilih polos karena supaya tidak terlalu bervareasi dan sisanya lebih memilih plos berwarna, bermotif, dan berenda.

Dari hasil pertanyaan pada tabel 4.3 bahwa 54 remaja dan 40 dewasa

mengatakan ya karena karena bahan yang sangat elastis dan sisanya memilih tidak. Dari hasil pertanyaan pada tabel 4.3 bahwa 54 remaja dan 40 dewasa mengatakan produk Nalut tersebut kuat karena dapat bertahan lama sisanya mengatakan tidak.

5.4. Perancangan Produk Nalut

Dalam proses perancangan Produk Nalut, bahan baku utama yang digunakan adalah kain cotton dimana kain tersebut banyak digunakan dan kapas yang gunanya dapat menyerap dan menyimpan cairan agar tidak mudah tembus. Setelah kita mempersiapkan material yang digunakan, langkah selanjutnya adalah mementukan pola dan membetuk pola tersebut pada kain cooton melalui proses pengukuran sesuai dengan kebutuhan yaitu S, M , dan XL. Kemudian setelah pola dibentuk sesuai dengan ukurannya masing – masing selanjutnya adalah merakit bentuk pola tersebut menjadi bahan yang siap pakai melalui proses penjahitan bahan baku tersebut. Setelah itu, maka produk disortir berdasarkan ukurannya masing-masing dan siap

(65)

5.5. Desain Produk Nalut

Dalam pemilihan konsep perancangan yang dilakukan sehingga didapat suatu konsep produk yang nantinya dipilih untuk merancang produk Nalut tersebut. Material yang digunakan dalam pembuatan produk Nalut ini menggunakan material yang terbuat dari bahan dasar kapas dan bahan cotton yang dibuat dan dirancang sehingga menghasilkan produk yang siap pakai, dengan harapan produk tersebut

(66)

57

Tahap akhir dari penelitian ini adalah membuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan intisari dari apa yang telah dilakukan, sedangkan saran merupakan masukan bagi perusahaan berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan dan saran yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam peningkatan kualitas produk yang telah dikembangkan.

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari penyebaran koesioner yang dilakukan dapat dijadikan alat bantu dalam mengidentifikasi pertanyaan konsumen terhadap produk yang

dirancang.

1. Dari data hasil penyebaran koesioner yang dilakukan bahwa konsumen menginginkan produk tersebut dapat digunakan secara efektif dan efisien yaitu, tujuan dan maanfaat dari produk tersebut harus sesuai dengan produk yang dirancang. Baik dari segi bentuk, ukuran dan varians.

2. Perancangan produk Nalut tersebut melalui beberapa tahapan proses hingga menghasilkan produk yang siap pakai atau layak untuk digunakan. Proses perancangan tersebut dilakukan sesuai dengan kondisi produk yang akan dipasarkan berdasarkan kebutuhan konsumen.

(67)

58

6.2. Saran

1. Untuk pembuatan suatu produk maka usaha peningkatan kualitas produk lebih difokuskan pada suara pelanggan. Misalnya dengan sering memberikan kuisioner kepada konsumen secara langsung. Kemudian melalui persentasi dari produk yang dihasilkan.

(68)

59

1. Harsokoesoemo, H. Darmawan, (2004), Pengantar Perancangan Teknik (Perancangan Produk), Edisi II, ITB, Bandung.

2. Walpole, Ronald E. (1986), Ilmu Peluang dan Statistika Untuk Insinyur dan Ilmuwan, Edisi ke-4, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

(69)

DAFTAR PRIBADI

Nama : Yuda Legawa, ST

Jenis Kelamin : Pria

Agama : Islam

Tempat & Tanggal lahir : Garut, 05 Oktober 1985

Alamat : Kp. Pasar Leuwigoong Ds. Sindang Sari Kec. Leuwigoong Garut

Status : Belum Kawin

No Telepon : 085222999440

Email : yuda.legawa@yahoo.com

Anak ke - : 5 dari 6 bersaudara

Pendidikan Kota Tahun

SD 1 Leuwigoong Garut 1992 – 1997

SMPN 1 Leuwigoong Garut 1996 – 2000

SMAN 1 Leuwigooong Garut 2000 – 2003

UNIKOM

Program Studi Teknik Industri

Gambar

Gambar 2.1. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
Gambar 2.2. Siklus Hidup Produk dan Masa Perancangan Produk
Gambar 2.3. merupakan model ideal dari proses pengembangan produk baru.
Tabel 2.2 Kriteria Penentuan Tingkat Korelasi Item Menurut Guilford.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Kelloway, Turner, Barling dan Loughlin (2012) yang membuat penyelidikan tentang hubungan antara persepsi pekerja terhadap gaya

Jika dilihat menurut kaca mata konsep AIDA, maka kegiatan promosi Telkom DBS ini menginginkan adanya penyampaian pesan-pesan dari perusahaan kepada pelanggan agar

4< ◆ ◆ Kagcbkbtj ugtuh Kagcbkbtj ugtuh kagcjlagtjejhbsj lbg kagcjlagtjejhbsj lbg karukushbg kbsbibo karukushbg kbsbibo tagtbgc fdyah 0 ljkagsj tagtbgc fdyah 0 ljkagsj ◆

Sewa adalah pemanfaatan aset tetap oleh mitra dalam jangka waktu tertentu. dan menerima imbalan

Sementara untuk nilai koefisien tertinggi pada variabel independen persepsi terdapat pada indikator layanan aplikasi mobile banking BNI memberikan respon yang

Lewis menyebutkan bahwa kelebihan pekerja bukan merupakan suatu masalah, melainkan suatu kesempatan. Kelebihan pekerja pada suatu sektor akan memberi andil terhadap

dalam kondisi yang damai dan dengan menghormati TUHAN, Allah Israel dan Daud juga bersyukur dapat menyelesaikan dengan baik dan menyaksikan raja yang meneruskan.

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta di bagian perawatan Lantai VA, Lantai VC, Lantai IVA, Lantai IVC dan Emergency dilakukan pada bulan