1.1. Latar Belakang Kerja Praktek
Perekonomian suatu negara memerlukan peraturan sumber ekonomi yang
tersedia agar dimanfaatkan secara terarah dan terpadu, peraturan tersebut
diperlukan lembaga keuangan yang akan menggerakkan semua potensi ekonomi
agar berhasil secara optimal. Dengan diterapkannya Kebijakan Umum Perkreditan
(KUP) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang merupakan pelaksanaan
tentang kewajiban penyusunan dan pelaksanaan kebijakan perkreditan bank.
Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) adalah salah satu segmen bisnis yang
ada di BRI yang merupakan suatu sistem perbankan yang dilaksanakan oleh BRI
Unit dalam menjalankan fungsinya sebagai financial intermediary untuk pembiayaan usaha mikro.
Asas-asas pengembangan bisnis BRI Unit yaitu kesederhanaan
(simplicity), keterbukaan (transparency), mudah dijangkau (accessibility), dan tidak disubsidi (non-subsidized), dapat menutup seluruh biaya (cost recovery), menguntungkan ( profitable), aktivitas usaha bekelanjutan (sustainable) serta struktur organisasi yang sederhana, sehingga sasaran bisnis dapat tercapai dengan
strategi yang ditetapkan tanpa meninggalkan prinsip kehati-hatian dan memenuhi
Perkreditan bukanlah masalah yang asing, baik dalam kehidupan kota
maupun dalam pedesaan. Kredit merupakan salah satu pembiayaan sebagian besar
dari kegiatan ekonomi. Perkreditan merupakan kegiatan yang penting bagi
perbankan, karena kredit juga merupakan salah satu sumber dana yang penting
untuk setiap jenis usaha. Sebelum dimulainya kegiatan pemberian kredit
diperlukan suatu analisis yang baik dan seksama terhadap semua aspek
perkreditan yang dapat menunjang proses pemberian kredit, guna mencegah
timbulnya suatu risiko kredit.
Beberapa perbankan nasional guna meningkatkan kinerja yang baik dengan
melakukan perencanaan yang baik dalam menentukan strategi penyaluran kredit.
Strategi yang dilakukan mereka yaitu dengan menerapkan tata kelola perusahaan
yang baik, selain itu dengan melakukan analisis kredit yang komprehensif dan
pengawasan kredit yang melekat serta sikap kehati-hatian.
Lembaga perkreditan baik formal maupun non formal keberadaanya saat ini
sangat membantu para industri kecil dalam memenuhi kekurangan modal untuk
usahanya. Pada umumnya suatu usaha memanfaatkan dana yang tidak kecil
jumlahnya dan manfaat dari usaha tersebut baru akan diterima pada masa yang
akan datang. Waktu yang akan datang penuh dengan ketidakpastian, sehingga
diperlukan suatu penilaian dalam suatu usaha, dimana seorang nasabah apakah
mampu dalam mengembalikan suatu pinjaman yang telah dipinjam untuk
Pihak bank dalam mengambil keputusan untuk memberikan kredit, terlebih
dahulu harus diperoleh data bahwa kredit yang diberikan mampu dikembalikan
oleh debitur sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Upaya yang dilakukan
oleh bank untuk memperoleh data tersebut antara lain dengan cara melakukan
analisis terhadap debitur. Analisis ini sangat perlu dilakukan karena hal ini
merupakan sebagai suatu bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan
pemberian kredit.
Pemberian kredit yang tidak memperhatikan kebijaksanaan dan prosedur
yang ada akan mengundang timbulnya penyimpangan-penyimpangan yang lain,
semakin jauh pemberian kredit dari pedoman yang telah disusun maka akan
semakin besar persentase kredit macet. Salah satu hal yang paling penting dalam
pemberian kredit yaitu dengan melakukan deteksi dini (evaluasi kembali) atas
kredit yang diduga akan bermasalah, sehingga kredit tersebut dapat diselamatkan
dan terhindar dari kemacetan.
Pada dasarnya prinsip yang dipakai dalam penilaian atau menganalisis calon
debitur, merupakan prinsip pemberian kredit yang sudah umum dikenal dengan
Analisis 5’C yaitu Character, Capacity, Capital, Conditon dan Collateral.
Dengan adanya latar belakang yang telah terpaparkan diatas, maka menarik
penulis untuk mengevaluasi kelayakan pemberian kredit yang disalurkan oleh
bank untuk para nasabah yang membutuhkan tambahan modal dalam rangka
memajukan usahanya. Hal ini didasarkan pada perencanaan kredit yang baik akan
bagi pihak bank karena hal ini akan menunjukkan bahwa kelayakan pemberian
kredit oleh pihak bank yang diberikan kepada debiturnya dalam rangka untuk
memajukan usahanya.
Berdasarkan uraian di atas maka mendorong penulis untuk membahas ”
Penilaian Kelayakan Bisnis Calon Debitur Pada Kredit Umum Padesaan (Kupedes) PT BRI (PERSERO) Tbk Banjar Unit Cisaga”.
1.2. Tujuan Kerja Praktek
1. Untuk mengetahui dan memahami produk Kredit Umum Pedesaan
(Kupedes).
2. Untuk mengetahui analisis kelayakan bisnis.
3. Mengetahui peranan analisis kelayakan bisnis.
4. Menganalisis dan evaluasi Kupedes pada calon debitur.
1.3. Kegunaan Kerja Praktek
1. Bagi Pihak Bank Rakyat Indonesia
Sebagai salah satu masukan yang dapat dipertimbangkan dalam hal
mengevaluasi dan menyempurnakan kegiatan dalam penilaian kelayakan
pemohon kredit pada kredit umum pedesaan (Kupedes).
2. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai penilaian
kelayakan pemohon kredit pada kredit umum pedesaan (Kupedes),
melalui penerapan ilmu dan teori yang diperoleh dibangku perkuliahan
3. Bagi Nasabah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan wawasan dalam
mengambil pinjaman kredit.
4. Bagi Pembaca
Semoga dengan adanya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
referensi dan dapat memberikan kegunaan empiris bagi kepentingan
pengembangan ilmu manajemen khususnya dan ilmu pengetahuan
umumnya.
1.4. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
Kerja praktek ini dilaksanakan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Kantor Unit Cisaga yang berlokasi di Jln. Raya Rancah no.72, Cisaga Telp.
(0265) 742235
Adapun waktu kerja praktek selama 1 (satu) bulan yang di mulai pada
tanggal 13 Juli 2011 s/d 25 Juli 2011 dari hari Senin s/d Jum’at Jam 08.00 s.d
Tabel 1.1
Time Schedule Kerja Praktek
No. Keterangan Bulan
Juli Agustus Oktober
1 Kerja praktek
2 Observasi
3 Penyusunan
4 Bimbingan kerja
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Bank Rakyat Indonesia
Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa
Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember
1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pendiri Bank Rakyat Indonesia Raden Aria Wirjaatmadja Pada periode
setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946
Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di
Republik Indonesia. Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada
tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai
aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41
tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan
gabungan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij
(NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965,
BKTN diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia
Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 tahun 1965
tentang pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam
ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks
BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,
sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor
(Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang
Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang
Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank
Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor
dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan
Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21
tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No. 7 tahun 1992
dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% ditangan
Pemerintah.
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka
sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja yang berjumlah
4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor
Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang(Dalam Negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu,
Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193
P.POINT,3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.
2.1.1 Visi dan Misi Bank BRI
Visi : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan
nasabah.
Misi :
a) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang
peningkatan ekonomi masyarakat.
b) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang
tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional
dengan melaksanakan praktek good corporate governance.
c) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak - pihak
yang berkepentingan
2.2. Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Banjar Kantor Unit Cisaga
Bank merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang ekonomi.
Untuk mencapai tujuannya diperlukan struktur organisasi agar terjadi keterpaduan
atau koordinasi yang baik, dan memberikan kejelasan dalam memberikan tugas
Struktur organisasi dan manajemen perusahaan merupakan elemen penting
yang sangat menentukan dalam menjalankan aktivitas perusahaan untuk mencapai
tujuan dasar kerjasama yang mempunyai bentuk atau susunan yang jelas dalam
tiap-tiap tugasnya serta untuk menegaskan hubungan antara satu sama lain.
Struktur Organisasi yang digunakan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk. Banjar Kantor Unit Cisaga adalah Struktur Organisasi Lini yaitu dimana asas
kesatuan komando tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung
secara vertikal dari pimpinan ke bawahannya yang bertugas hanya untuk
memberikan bantuan, pemikiran, saran-saran, data informasi dan pelayanan
kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan
kebijakannya.
Adapun bentuk struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk. Banjar Kantor Unit Cisaga adalah sebagai berikut :
1. Kepala Unit (Ka. Unit)
2. Mantri (Analis Kredit)
3. Teller
Struktur org
rganisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Perser Banjar Kantor Unit Cisaga
atan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero
s perusahaan dari struktur organisasi adalah:
I Unit
anggungjawab:
gungjawab atas semua opersional di BRI Unit.
i pengawas penuh terhadap operasional BRI Un
d. Memegang wewenang putusan pinjaman dan simpanan sesuai dengan
SK ketetapan dari kantor cabang.
e. Bertanggungjawab atas proses data di BRI Unit.
f. Bertanggungjawab atas pekerja BRI Unit itu sendiri.
g. Memeriksa kebenaran pengisian formulir-formulir permohonan
Kupedes (Kredit Umum Pedesaan).
h. Mendisposisi berkas permohonan Kupedes untuk di periksa oleh
Mantri.
i. Meneliti hasil pemeriksaan permohonan Kupedes oleh Mantri.
j. Melakukan analisa kelayakan usaha.
k. Memastikan masa proses penyelesaian permohonan sesuai ketentuan
dan memutuskan permohonan Kupedes sebagai pemeriksaan maupun
pemutus sesuai batas kewenangannya.
l. Menerima, memeriksa dan menandatangani kwitansi pencairan
Kupedes.
m. Melakukan verifikasi akhir kwitansi pencairan Kupedes yang telah di
verifikasi awal oleh Deskman.
2. Mantri
Tugas dan tanggungjawab:
a. Memproses / pemerkasa pinjaman.
b. Sebagai tenaga marketing produk-produk BRI Unit. c. Bertanggungjawab terhadap proses pinjaman.
e. Bertanggungjawab terhadap tunggakan-tunggakan yang terjadi akibat
keterlambatan nasabah membayar pinjaman.
f. Bertanggungjawab terhadap proses keaslian pinjaman dan pengecekan
jaminan.
g. Melakukan pemeriksaan usaha debitur dan agunan Kupedes.
h. Membuat analisa kelayakan usaha, mengusulkan putusan Kupedes.
i. Menyerahkan permohonan Kupedes kepada Deskman.
j. Menyampaikan pemberitahuan kepada calon debitur atas penolakan
atau putusan permohonan Kupedes yang bersangkutan setelah di
setujui oleh Mantri.
3. Customer Service/Deskman
Tugas dan tanggungjawab:
a. Memberikan informasi kepada nasabah / calon nasabah mengenai
produk BRI guna menunjang pemasaran produk BRI.
b. Memberikan informasi saldo pinjaman, transfer maupun pinjaman bagi nasabah yang memerlukan guna memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada nasabah.
c. Melayani permintaan salinan Rekening Koran bagi nasabah yang
memerlukan (diluar pengiriman secara rutin setiap awal bulan) guna
memberikan pelayana yang memuaskan nasbah.
d. Memberikan pelayanan khusus kepada nasabah inti yang memerlukan
(seperti mengantarkan atau menjemput uang ke tempat tinggal / usaha
e. Membantu nasabah yang memerlukan pengisian aplikasi dana maupun
jasa BRI guna memberikan pelayanan yang memuaskan nasabah.
f. Menerima dan meninventarisasi keluhan-keluhan nasabah untuk
diteruskan kepada pejabat yang berwenag guna memberikan pelayanan
yang memuaskan nasabah.
g. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan
dalam rangka menunjang kepentingan bisnis dan operasional BRI
Unit.
h. Menginformasikan kepada debitur segala hal yang bersangkutan
dengan persyaratan dan ketentuan-ketentuan umum kupedes.
i. Memastikan bahwa calon debitur tidak termasuk dalam daftar hitam
Kupedes dan bukan nasabah unit kerja lain.
j. Menyerahkan atau menerima berkas permohonan Kupedes kepada
Kaunit dan atau Mantri.
k. Menyiapkan dokumen dan formulir-formulir untuk di ajukan kepada
Mantri dan Kaunit.
Wewenang :
Memberikan informasi saldo simpanan maupun pinjaman bagi nasabah
4. Teller
Tugas dan tanggungjawab:
a. Melakukan tambahan kas agar kelancaran pelayanan kepada nasabah
dapat berjalan dengan baik dan memuaskan.
b. Menerima uang setoran dari nasabah dan mencocokkan dengan tanda
setoran guna memastikan kebenaran transaksi dan keaslian uang yang
diterima.
c. Memastikan membayar uang kepada nasabah yang berhak untuk
menghindari kesalahan yang merugikan.
d. Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima guna memastikan
kebenaran keamanan transaksi.
e. Mengelola dan menyetorkan fisik kas kepada Supervisior / AMO baik selama jam pelayanan kas maupun akhir hari agar keamanan kas dapat
terjaga.
f. Melakukan pergeseran kas antar kas Teller yang memerlukan demi kelancaran pelayanan.
g. Membayar biaya-biaya utang, realisasi kredit dan transaksi lainya,
yang kuitansinya telah disahkan oleh pejabat yang berwenang guna
kelancaran operasional.
h. Melakukan tugas-tugas kedinasan lain sesuai dengan instruksi dari
atasan dalam rangka menunjang kepentingan bisnis dan perasional.
j. Menerima kwitansi pencairan kupedes dari kaunit dan meminta
identitas kepada debitur.
k. Menjelaskan kepada debitur tentang Kupedes yang akan di realisasi.
l. Mengesahkan dan memuludasi kwitansi pencairan Kupedes.
m. Meminta debitur untuk menandatangani kwitansi pencairan dan
menghitung dana atau uang untuk di serahkan kepada debitur yang
bersangktuan.
Wewenang :
a. Melaksanakan fungsi Checker atas transaksi diatas kewenangannya.
b. Mengesahkan dalam sistem dan menadatangani bukti kas atas transaksi
pembayaran tunai yang ada dalam batas wewenangnya.
c. Melakukan entry pembukuan Open Branch kedalam sistem.
d. Memelihara sarana/prasarana yang berkaitan dengan bidang tugasnya.
2.4. Aspek Kegiatan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Banjar Kantor Unit Cisaga
BRI unit adalah yang melaksanakan fungsi menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak, yang bertanggungjawab kepada Kantor BRI Unit yang
bersangkutan dengan alamat tempat usaha yang jelas dimana Kantor Unit tersebut
melakukan tugasnya. Dalam menjalankan usahanya, unit kerja BRI berada
Adapun kegiatan yang dilakukan BRI Unit adalah:
a. Melayani produk dana dan jasa BRI seperti Giro, Deposito, Tabungan,
Transfer dan jasa lainnya yang sesuai dengan ketentuan yang berlakau.
b. Melayani pinjaman sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Melayani permohonan dan memutus pinjaman sesuai wewenang
(pendelegasian wewenang untuk memutus kredit) yang diberikan.
d. Melakukan kegiatan administrasi lainnya termasuk pembukuan, nota
pembukuan, bukti pembukuan dan pelaporan unit kerja.
e. Melakukan kegiatan pengimputan data nasabah secara on-line melalui sistem BRINETS, agar data nasabah dapat diakses secara langsung dan ditransit ke
host (kantor pusat).
f. Melakukan taransaksi tunai, pemindahbukauan, dan kliring.
Adapun produk dan jasa BRI merupakan sumber-sumber dana BRI.
Dimana pengertian sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam
menghimpun dana dan untuk membiayai operasinya, dan hal itu sesuai dengan
fungsi bank. Produk dan jasa BRI Unit adalah giro, deposito, tabungan, transfer.
Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek (surat perintah
tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah
dalamnya atau kepada pemegang cek), biliyet giro (surat perintah dari nasabah
kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk
memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak
penerima yang disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank lainnya),
sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan
deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan bank.
Pengertian tabungan menurut Undang-undang Perbankan No. 10 tahun
1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, biliyet giro
dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Pengertian transfer atau pengiriman uang menurut Indra Bastian dan Suhardjono dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Perbankan adalah kegiatan
penyelesaian permohonan pemindahan uang/dana dari satu kantor cabang bank ke
kantor cabang lainnya atau bank korespondennya di luar negeri yang dilakukan
melalui sarana komunikasi yang telah dilengkapi dengan berbagai alat pengaman,
diawali dengan permohonan transfer dari nasabah, diteruskan bank dengan instruksi untuk membayar sejumlah tertentu kepada orang yang disebutkan
3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja praktek berlangsung di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Banjar Kantor Unit Cisaga, penulis ditempatkan dibagian Customer Service
(Pelayanan Nasabah) pada BRI Unit, yang bertugas memberikan pelayanan
kepada nasabah.
Selama pelaksanaan kerja praktek, penulis mendapat bimbingan dari
Kepala Unit yang merupakan pembimbing lapangan dari pelaksanaan kerja
praktek. Adapun tugas dalam pelaksanaan kerja praktek tersebut adalah
membantu tugas harian di bagian staf customer service.
3.2.Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Adapun teknis pelaksanaan kerja praktek pada bagian Customer Service
(Pelayanan Nasabah) pada BRI Unit adalah penulis terlebih dahulu diberi
pengarahan oleh pihak bank pada bagian Customer Service (Pelayanan Nasabah) mengenai tugas-tugas yang harus penulis laksanakan selama kerja praktek yaitu :
1. Membantu pekerjaan harian karyawan yang ada di bagian customer service.
2. Membantu nasabah dalam proses pembukaan rekening tabungan.
3. Memberikan informasi kepada nasabah / calon nasabah mengenai produk
4. Memberikan informasi saldo pinjaman, transfer maupun pinjaman kepada nasabah.
5. Mengisi dokumen dan formulir-formulir permohonan Kupedes.
6. Melakukan pengarsipan dokumen-dokumen debitur.
3.3. Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
3.3.1. Pengertian Kredit Umum Pedesaan (Kupedes)
Kredit Umum Pedesaan selanjutnya disingkat Kupedes adalah suatu
fasilitas kredit yang disediakan oleh BRI Unit untuk mengembangkan atau
meningkatkan usaha kecil yang layak. Kupedes diutamakan untuk membiayai
usaha kecil dimasyarakat namun demikian dapat pula diberikan kepada golongan
berpenghasilan tetap.
Kupedes diberikan kepada perorangan (individu) yang usahanya dinilai
layak untuk dibiayai dengan Kupedes. Keputusan akhir atas permohonan kredit
ditentukan oleh bank sesuai dengan pertimbangan bank teknis (sound banking consiredation).
Suku bunga kredit yang diberikan ditetapkan sedemikian rupa dengan
dasar pertimbangan untuk dapat menutup seluruh pembiayaan termasuk biaya
dana yang tidak subsidi, biaya operasional dan biaya risiko kredit serta
menghasilkan keuntungan yang cukup menjaga kelangsungan dan pengembangan
kegiatan BRI Unit. Suku bunga Kupedes dihitung dari besarnya maksimum kredit
3.3.2. Pengertian Analisis Kelayakan Bisnis
Analisis kelayakan bisnis adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana
manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu bisnis usaha. Dan juga
merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah
menerima atau menolak dari suatu gagasan bisnis yang direncanakan. Pengertian
layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan bisnis yang akan
dilaksanakan memberikan manfaat atau benefit. Aspek-aspek yang dipertimbangkan dan dinilai dalam menyusun analisis kelayakan bisnis aspek
marketing, aspek teknis produksi, aspek manajemen, aspek lingkungan, dan aspek keuangan. Dengan demikian apabila gagasan bisnis yang telah dinyatakan layak
dari segi ekonomi biasanya dalam pelaksanaannya jarang mengalami kegagalan
kecuali disebabkan oleh faktor-faktor uncontrollable & force majeur seperti banjir, kebakaran, dan bencana alam lainnya serta krisis ekonomi global yang di
luar jangkauan manusia.
Analisis kelayakan bisnis yang disusun merupakan pedoman kerja, baik
dalam penanaman investasi, pengeluaran biaya, cara produksi, cara memasarkan,
dan cara dalam menentukan jumlah tenaga kerja yang diperlukan.
3.3.3. Peranan Analisis Kelayakan Bisnis
Dilihat dari segi perbankan dan lembaga keuangan lainnya, peranan
analisis kelayakan bisnis menjadi lebih penting lagi untuk mengadakan penilaian
terhadap gagasan bisnis yang mempunyai sumber dana dari lembaga tersebut.
Dengan adanya analisis kelayakan bisnis dalam berbagai kegiatan bisnis dapat
menutupi segala kewajiban-kewajibannya serta prospeknya di masa yang akan
datang. Berdasarkan pada hasil penilaian ini pula, para pihak perbankan akan
menyetujui atau tidak terhadap permintaan kredit dari bisnis yang diusulkan.
Penentuan kredit bukan hanya tergantung pada analisis kelayakan bisnis yang
diajukan, tapi juga tergantung pada jaminan kredit, referensi dan hubungan antara
pihak pengusaha dengan pihak perbankan serta tingkat bonafiditas pengusaha tersebut, namun demikian peranan analisis kelayakan bisnis mempunyai andil
yang cukup besar dalam mendapatkan kredit.
Dalam kegiatan kemasyarakatan, analisis kelayakan bisnis mulai dikenal
dan dapat perhatian dari beberapa kalangan masyarakat, terutama yang
menyangkut usaha-usaha dalam mencari dana dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Adanya usaha-usaha pencarian dana dan kegiatan-kegiatan telah menuntut perlu
adanya analisis kelayakan bisnis sebagai gambaran tentang kegiatan yang akan
dikerjakannya. Analisis kelayakan bisnis sebenarnya merupakan gambaran
tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan disusun secara terperinci dan teratur
serta kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan manfaat, di samping dapat
dipertanggungjawabkan baik dari segi teknis maupun operasionalnya.
Untuk menyusun analisis kelayakan bisnis diperlukan penilaian dari
berbagai aspek, antara lain aspek teknis dan teknologi, aspek marketing, aspek organisasi dan manajemen, aspek ekonomi dan keuangan, dan aspek lingkungan.
• Penilaian yang dilakukan dalam aspek teknis dan teknologi bertujuan
untuk menilai sejauh mana gagasan bisnis yang direncanakan layak untuk
• Aspek marketing dilakukan untuk menguji serta menilai sejauh mana pemasaran dari produk yang dihasilkan dapat mendukung perkembangan
bisnis yang akan dilaksankan.
• Aspek organisasi dan manajemen menyangkut stuktur organisasi, jumlah
karyawan, skill yang diperlukan, dan jumlah upah/gaji dari para karyawan.
Tujuannya untuk menilai dan menentukan tentang kebijaksanaan personal
yang perlu dilakukan.
• Aspek ekonomi dan keuangan, aspek ini menentukan kelayakan usaha
dilihat dari segi ekonomi dan keuangan. Dilakukan dalam bidang
keuangan sebagai ukuran tentang layak tidakya kegiatan usaha/proyek
dilihat dari segi keuangan. Dan untuk mengetahui posisi keuangan dari
bisnis yang akan dilaksanakan.
3.3.4. Penilaian/Analisis dan Evaluasi Kupedes pada calon debitur
Yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan lapangan keadaan calon debitur.
a. Aspek pemeriksaan kredit
Pada dasarnya prinsip yang dipakai dalam penilaian atau menganalisis calon
debitur, merupakan prinsip pemberian kredit yang sudah umum dikenal
dengan Analisis 5’C yaitu Character, Capacity, Capital, Conditon dan
Collateral, yang secara singkat dijelaskan sebagai berikut :
i. Character
Adalah keadaan watak dan sifat dari calon debitur, baik dalam kehidupan
merupakan penilaian terhadap kejujuran, ketulusan, kepatuhan akan janji,
serta kemauan untuk membayar kembai hutang-hutangnya.
ii. Capacity
Adalah kemampuan yang dimiliki calon debitur untuk membuat rencana
dan mewujudkan rencana dan mewujudkan rencana tersebut menjadi
kenyataan, termasuk dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba
yang diharapkan.
iii. Capital
Adalah dana yang dimiliki calon debitur untuk menjalankan dan
memelihara kelangsungan usahanya. Adapun penilaian terhadap capital
adalah untuk mengetahui keadaan permodalan, sumber-sumber dana dan
penggunaannya.
iv. Condition
Adalah keadaan sosial ekonomi suatu saat yang mungkin dapat
mempengaruhi maju mundurnya usaha debitur. Penilaian terhadap kondisi
dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana kondisi ekonomi itu
berpengaruh terhadap kegiatan usaha calon debitur dan bagaimana debitur
tersebut mengatasi atau mengantisipasinya, sehingga usahanya tetap hidup
dan berkembang.
v. Collateral
Adalah barang-barang yang diserahkan calon debitur sebagai agunan
kredit yang akan diterimanya. Tujuan penilaian collateral adalah untuk
finansil kepada BRI Unit data ditutup oleh nilai agunan yang diserahkan
calon debitur. Penilaian terhadap barang agunan ini meliputi jenis atau
macam barang, nilainya, lokasinya, bukti pemilikan tidak dipenuhinya
kewajiban finansil kepada BRI Unit dapat ditutup oleh nilai agunan yang
diserahkan calon debitur. Penilaian terhadap barang agunan ini meliputi
jenis atau macam barang, nilainya, lokasinya, bukti pemilikan dan status
hukumnya.
b. Pemeriksaan terhadap aspek usaha calon debitur.
Pemeriksaan terhadap aspek usaha calon debitur dilakukan pemeriksaan di
tempat usahanya, prospek usahanya.
i. Pemeriksaan di tempat usaha yaitu untuk mengetahui, menilai, dan
meyakini :
i.1 Bahwa domisili sesuai dengan keterangan.
i.2 Bahwa calon debitur mempunyai character yang baik
i.3 Bahwa usahanya telah sesuai serta memiliki prospek usaha yang baik
i.4 Kebenaran barang agunan dan melakukan penaksiran atas nilai barang
agunan tersebut.
ii. Prospek usaha, mencakup :
ii.1.a. Aspek produksi
• Lokasi usaha, strategis atau tidak.
• Untuk usaha industri
Alat produksi yang dipakai serta kondisinya memadai atau tidak,
kelonggaran kapasitas jenis dan volume produksi saat ini dan yang
direncanakan untuk masa yang akan datang.
• Untuk perdagangan/jasa lainnya
Omzet perdagangan atau jasa lainnya saat ini dan rencana yang
akan datang.
• Untuk pertanian/bercocok tanam
Luas lahan, jenis produksi, volume produsi per musim.
• Tersedianya bahan baku yang meliputi kualitas dan kontinuitasnya.
• Tersedianya tenaga kerja, baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
ii.1.b. Aspek Pemasaran
• Meliputi keadaan yang lalu, saat ini, yang direncanakan, serta
faktor-faktor pendukung pengembangan pemasaran.
• Daerah pemasaran (lokal atau keluar daerah).
• Jumlah usaha sejenis yang ada diwilayahnya
• Penguasaan pasar calon debitur dibanding usaha sejenis yang
sudah ada (market share).
• Prospek dari usaha sejenisnya, secara umum untuk wilayah
usahanya.
• Jaringan distribusi pemasaran.
ii.1.c. Aspek Manajemen
• Pengalaman calon debitur
• Tersedianya catatan-catatan dari usahanya. Mengenai
hutang-piutang, catatan pembelian barang, catatan persediaan barang,
perhitungan harga pokok penjualan, dan catatan lainnya.
ii.1.d. Aspek Keuangan
Kebutuhan modal, antara lain :
• Rencana penggunaan kredit.
• Keadaan permodalan sekarang dan perkiraan setelah menerima
Kupedes, meliputi taksiran nilai persediaan barang (termasuk kas),
jumlah piutang atau tagihan, jumlah hutang-hutang yang ada, lama
perputaran meliputi proses pengadaan, pembeliaan barang menjadi
uang serta kebutuhan tambahan modal.
ii.1.e. Besarnya permohonan Kupedes
ii.1.f. Kemampuan membayar kembali (repayment capacity) • Perhitungan laba/rugi dari usaha yang ada saat ini.
• Perhitungan kemampuan membayar kembali Kupedes.
• Besarnya usul Kupedes adalah, maksimum kebutuhan Kupedes
sesuai hasil analisis dikurangi engan kemampuan peminjam
menyediakan dana sendiri.
c. Peniaian Agunan
Aguanan yang diserahkan oleh calon debitur, merupakan second way out bagi BRI Unit apabila pada saat jatuh tempo ternyata debitur tidak dapat melunasi
Kupedesnya, maka BRI Unit dapat mencairkan agunan tersebut untuk
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kerja praktek yang telah dilakukan penulis
terhadap Penilaian Kelayakan Bisnis Calon Debitur pada Kredit Umum Pedesaan
(Kupedes) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Unit Cisaga,
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kredit umum pedesaan (Kupedes) adalah suatu fasilitas kredit yang
disediakan oleh BRI Unit untuk mengembangkan atau meningkatkan usaha
kecil yang layak.
2. Analisis kelayakan bisnis adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat
yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu bisnis usaha.
3. Untuk menyusun analisis kelayakan bisnis diperlukan penilaian dari berbagai
aspek, antara lain aspek teknis dan teknologi, aspek marketing, aspek organisasi dan manajemen, aspek ekonomi dan keuangan, dan aspek
lingkungan.
4. Prinsip yang dipakai dalam penilaian atau menganalisis calon debitur,
merupakan prinsip pemberian kredit yang sudah umum dikenal dengan
4.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan kerja praktek yang telah diuraikan diatas, maka
penulis akan memberikan saran bagi pihak bank agar dalam menjalankan kegiatan
berjalan dengan lancar, antara lain :
1. Masih banyak dana kredit yang tidak digunakan dengan sebenarnya dari
maksud dan tujuan semula dalam mengajukan kredit, dengan maksud agar
kredit yang diajukan dapat dicairkan. Oleh karena itu diperlukan tindakan
yang selektif dan penuh kehati-hatian serta menilai kelayakan bisnis adalah
hal yang penting dalam memberikan kredit kepada debitur.
2. Bagi debitur agar dalam pengajuan kredit terhadap kreditur disesuaikan
dengan kemampuan membayar kembali pinjamannya.
3. Pelaksanaan kredit lebih ditingkatkan dengan diimbangi perhitungan yang
matang agar persediaan dana bank tetap terpenuhi dan kondisi bank tetap
Diaju
PRO
UNIVER
Laporan Kerja Praktek
ajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Dalam menempuh Jenjang S1
Program Studi Manajemen Bisnis
Oleh :
NAMA : ERIS FITRIANI
NIM
: 21208039
OGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
ERSITAS KOMPUTER INDONE
2011
rat
N
Segala Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul
“Penilaian Kelayakan Bisnis Calon Debitur Pada Kredit Umum Padesaan (KUPEDES) PT BRI (PERSERO) Tbk Banjar Unit Cisaga”. Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis tujukan kepada Nabi Besar Rasulullah Muhammad
SAW yang telah berjuang membawa umat manusia kepada fitrah yang benar dan
jalan yang lurus.
Laporan kerja praktek sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kerja Praktek pada jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Komputer Indonesia dan sekaligus Dosen Pembimbing kerja praktek.
4. Bapak Agus Toberiharto, selaku Pemimpin Cabang PT BRI (PERSERO) Tbk
Banjar Cabang Banjar yang telah memberikan izin untuk melaksanakan kerja
6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna
serta memperhatikan keterbatasan penguasaan ilmu, segala ketidaktelitian dan
kesalahan dalam penulisan laporan kerja praktek. Untuk itu Penulis
mengharapkan koreksi, masukan atau saran serta tanggapan dari semua pihak.
Penulis berharap semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis sebagai pengalaman dan bagi pembaca.
Bandung, Oktober 2011
Penulis
Eris Fitriani
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Eris Fitriani
Tempat, Tanggal Lahir : Ciamis, 05 Mei 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Alamat : Jln Raya Ciamis- Banjar no 285, RT 001 RW 008
Kec. Cisaga Kab. Ciamis 46386
Telepon : 085722777434
2. PENDIDIKAN FORMAL
Tahun Sekolah
1994 s.d 1996 TK SEJAHTERA
1996 s.d 2002 SDN 1 Cisaga
2002 s.d 2005 SLTPN 1 Banjar
2005 s.d 2008 SMAN 1 Banjar
2008 s.d sekarang
Masih tercatat sebagai Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Fakultas