i
P EN IN G K A TA N H A SIL B ELA J A R B AH A SA IN D O N ESIA MENULIS PANTUN DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS)
P A D A S I S W A K E L A S I V M I T E G A L S A R I KEC. KARANGGEDE KAB. BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
SITI NUR CHASANAH
115-13-002
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
iii
P EN IN G K A TA N H A SIL B ELA J A R B AH A SA IN D O N ESIA MENULIS PANTUN DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS)
P A D A S I S W A K E L A S I V M I T E G A L S A R I KEC. KARANGGEDE KAB. BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
SITI NUR CHASANAH
115-13-002
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
viii
MOTTO
Sedikit lebih baik dari pada tidak sama sekali
( اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِاَف
٥
)
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua sosok terhebat yang telah merawat dan mendidikku dari kecil
hingga sekarang ini, ibuku Siti Bariah dan bapakku Suparno.
2. Dua laki-laki yang sudah mau aku repotkan dan mau mendengar keluh
kesahku serta mau membantuku, masku Eko Pujo Nurnanto dan adikku
Sabilla Abi Nur Ibrahim.
3. Keluarga besar PGMI 2013, terima kasih atas segala warna yang kalian
beri, kalian luar biasa.
4. Untuk teman-teman UKM Racana, Brigsus, JQH Al Furqon, dan HMJ
x
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلا الله مسب
Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Menulis Pantun Dengan Model Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas IV MI
Tegalsari Kec. Karanggede Kab Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017 ini sebagai
tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
kita, Nabi akhir zaman yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah
Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman
sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak.Suatu
kebanggaan tersendiri skripsi ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Bagi
penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis
menyadari banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi
ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya
skripsi ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih setulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuannya, khususnya kepada:
xi
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan saran yang membangun kepada
penulis.
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik
sekaligus dosen pembimbing yang telah memotivasi, memberikan arahan,
bimbingan serta keikhlasan untuk membantu sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Bapak Sri Guno Najib Caqoqo, S.Pd.I,. M.A selaku pembimbing akademik
dari semester awal yang telah memberikan arahan selama ini.
6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik, staf perpustakaan maupun keluarga besar civitas akademik IAIN
Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.
7. Bapak Maksudin, S.Pd.I selaku Kepala MI Tegalsari, Karanggede, Boyolali
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di
madrasah yang beliau pimpin.
8. Ibu Siti Mahmudah, S.Pd.I selaku wali kelas IV MI Tegalsari, Karanggede,
Boyolali yang berkenan menjadi kolaborator penelitian, serta seluruh siswa
yang telah berkenan untuk menjadi subjek penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
xii
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdoa
semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dan mendapat
xiii
ABSTRAK
Chasanah, Siti Nur. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Menulis Pantun Dengan Model Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas IV MI
Tegalsari Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun Pelajaran
2016/2017.Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Imam Mas Arum, M.Pd.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Think Pair Share, hasil belajar, pantun
Penelitian ini dilaksanakan karena rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia menulis pantun kelas IV MI Tegalsari, Karanggede, Boyolali yang diperoleh dari data observasi awal. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia menulis pantun pada siswa kelas IV MI Tegalsari, Karanggede, Boyolali tahun pelajaran 2016/2017. Dengan demikian dilakukan tindakan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Tegalsari yang berjumlah 21 siswa, 13 laki-laki dan 8 perempuan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara membandingkan pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model
xiv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vii
MOTTO ... viii
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5
xv
7. Faktor-faktor yang Mempenaruhi Hasil Belajar ... 27
B. Bahasa Indonesia ... 29
1. Pengertian Bahasa Indonesia ... ... 29
2. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar ... 29
3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 30
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 30
C. Materi Menulis Pantun ... 31
2. Manfaat dan Langkah-langkah Model Pembelajaran TPS.... 36
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perbatasan Wilayah MI Tegalsari ... 40
Tabel 3.2 Fasilitas dan Prasarana ... 40
Tabel 3.3 Daftar Guru dan Staff ... 41
Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas IV... 41
Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 47
Tabel 3.6 Lembar Observasi Siswa Siklus I...48
Tabel 3.7 Nilai Siklus I ... 49
Tabel 3.8 Lembar Observasi Guru Siklus II...56
Tabel 3.9 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 57
Tabel 3.10 Nilai Siklus II ... 58
Tabel 4.1 Nilai Pra-Siklus ... 61
Tabel 4.2 Nilai Siklus I ... 63
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 65
Tabel 4.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 67
Tabel 4.5 Nilai Siklus II ... 69
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 72
Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 73
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pendidikan masih menjadi masalah yang utama bagi
Indonesia. Pendidikan di Indonesia masih sangat tertinggal jauh di banding
negara-negara barat, bahkan dibandingkan dengan negara tetangga yang
dulunya memiliki kualitas dibawah Indonesia kini mulai naik meninggalkan
Indonesia. Menurut Triwiyanto (2014: 23) pendidikan merupakan
pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal,
nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung
seumur hidup yang bertujuan optimalisasi kemampuan-kemampuan individu,
agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
Lembaga pendidikan memiliki tugas mempersiapkan terbentuknya
individu-individu yang cerdas dan berakhlak mulia. Terbentuknya kedua
kriteria ini memungkinkan terwujudnya kehidupan sosial dan ideal yang
diwarnai semangat mengembangkan potensi diri, untuk mencapai
kebahagiaan lahir dan batin serta keselamatan dunia akhirat (Zuchdi, 2008:
141). Lembaga pendidikan sebagai wahana yang mempunyai tujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam kehidupan sehari-hari baik anak- anak maupun orang dewasa
tidak akan pernah lepas dengan berkomunikasi antara satu dengan yang
lainnya. Dalam masyarakat modern sekarang ini dikenal dua macam cara
2
tidak langsung. Komunikasi secara langsung seperti halnya kegiatan berbicara
dan mendengarkan (menyimak), sedangkan komunikasi tidak langsung
adalah kegiatan menulis dan membaca. Salah satu keterampilan berbahasa
adalah keterampilan menulis, yang memiliki peranan penting didalam
kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan
pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya.
Seperti yang telah diketahui bahwa konsep dasar Bahasa Indonesia
terdiri atas empat komponen yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Komponen tersebut saling berhubungan satu sama lainnya. Salah
satu komponen yang memiliki peran penting dalam pengajaran bahasa
Indonesia di sekolah dasar adalah kemampuan menulis. Kemampuan menulis
tidak secara otomatis dikuasai oleh siswa, tetapi melalui latihan dan praktek
yang teratur sehingga menghasilkan tulisan yang tersusun dengan baik. Jika
murid pandai menulis, dan kelak menjadi guru yang terus menulis, maka
iklim intelektual di negeri ini akan berkembang dengan pesat dan produktif,
bisa sejajar dengan bangsa lain yang sudah kuat tradisi kepenulisannya
(Asmani: 2012: 183).
Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa adalah sebagai subjek dan
objek dari kegiatan pengajaran. Sehingga inti dari proses pengajaran adalah
kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan. Tercapai atau tidaknya
tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa
setelah proses pembelajaran selesai. Hasil belajar merupakan salah satu
3
siswa dan tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses pembelajaran.
Menurut Nana Sudjana (2008: 147) dalam proses pembelajaran di sekolah,
guru hendaknya memilih dan menggunakan pendekatan, metode, strategi dan
teknik yang dapat melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental,
fisik, maupun sosial.
Berdasarkan hasil observasi di MI Tegalsari Kecamatan Karanggede
Kabupaten Boyolali menunjukkan pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran khususnya ketika mata pelajaran Bahasa Indonesia, daya
tangkap dan nalar siswa kurang. Selain itu minat belajar siswa juga sedikit,
dan perhatian siswa terhadap penjelasan guru juga kurang, sehingga siswa
kurang memahami materi yang disampaikan guru.
Keadaan tersebut menunjukkan kurangnya motivasi yang dimiliki
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga mengakibatkan pada
rendahnya kemampuan menulis siswa. KKM (kriteria ketuntasan minimal)
yang ditentukan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 70. Dari
jumlah 21 siswa, laki-laki berjumlah 13 dan perempuan berjumlah 8 di kelas
IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang nilainya sudah memenuhi
KKM hanya ada 6 siswa (29%). Jadi bisa dikatakan bahwa kemampuan
menulis siswa masih rendah.
Salah satu inovasi yang menarik untuk mengiringi perubahan
pembelajaran yang semua berpusat pada guru beralih berpusat pada siswa
adalah ditemukannya dan diterapkannya model-model pembelajaran kreatif
4
secara kongkrit dan mandiri dibidang akademik dan sosial, maka sangatlah
penting bagi para pendidik terutama guru untuk memahami materi, siswa dan
model pembelajaran dalam proses pembelajaran terutama terkait dalam
pemilihan model-model pembelajaran yang modern.
Dengan demikian penulis akan mencoba menggunakan model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) dalam pembelajaran bahasa Indonesia
menulis pantun. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) adalah gagasan
tentang waktu „tunggu atau berpikir‟ (wait or think time) pada elemen
interaksi pembelajaran kooperatif yang saat ini menjadi salah satu faktor
ampuh dalam meningkatkan respons siswa terhadap pertanyaan (Miftahul
Huda, 2014: 206).
Dari uraian di atas penulis tertarik utuk mengadakan penelitian dengan
judul “Peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia menulis pantun dengan
model Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas IV MI Tegalsari Kec.
Karanggede Kab. Boyolali tahun pelajaran 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah
dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: “Apakah dengan penggunaan
model Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia menulis pantun di MI Tegalsari
5
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui
meningkat atau tidaknya hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa
Indonesia menulis pantun dengan model Think Pair Share (TPS) pada siswa
kelas IV MI Tegalsari Kec. Karanggede Kab. Boyolali tahun ajaran
2016/2017.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan tentang tindakan yang
diduga dapat mengatasi permasalahan, Soehartono (2004: 36)
mengemukakan hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji
kebenarannya secara empirik. Hipotesis merupakan jawaban sementara
atas pertanyaan penelitian, yang kebenarannya akan diuji berdasarkan
data yang dikumpulkan.
Sesuai dengan paparan di atas, penulis dapat mengajukan hipotesis
dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu akan terjadi peningkatan hasil
belajar siswa kelas IV dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia
menulis pantun dengan model Think Pair Share (TPS) di MI Tegalsari
Kec. Karanggede Kab. Boyolali tahun ajaran 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan kompetensi dasar secara spesifik
6
hipotesis tindakan. Adapun indikatoor keberhasilan antara lain sebagai
berikut:
a. Secara Individu
Siswa telah melampaui batas minimal dari niali Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditentukan Madrasah yakni dengan nilai ≥
70.
b. Secara Klasikal
Indikator keberhasilan guru dalam mengajar adalah 85% dari jumlah
total siswa dalam satu kelas telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
E. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi
atau masukan kepada guru/pengajar dalam memberikan pelajaran-
pelajaran yang dinilai sulit dipahami oleh siswa dalam menerima
pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat.
2. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan
diharap memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru, sekolah
maupun penulis sendiri.
a. Manfaat Bagi Siswa
Memberikan semangat dan motivasi kepada siswa dalam
7
meningkatkan hasil belajar pelajaran Bahasa Indonesia khususnya
pada menulis pantun.
b. Manfaat Bagi Guru
Menambah pengetahuan kepada guru tentang pemanfaatan
model pembelajaran di kelas sehingga permasalahan yang
berhubungan dengan kegiatan pembelajar dapat teratasi. Di samping
itu juga menjadikan guru lebih termotivasi untuk menerapkan
model-model pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga materi
pelajaran lebih menarik peserta didik.
c. Manfaat Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan yang baik dan bermanfaat bagi
sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan kualitas pendidikan.
d. Manfaat Bagi Peneliti
Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang luas tentang
model pembelajaran serta memiliki ketrampilan untuk
menerapkannya khusus dalam kegiatan pembelajaran.
F. Definisi Operasional
Berikut ini penulis akan menguraikan mengenai beberapa istilah yang
ada dalam judul untuk menghindari adanya kesalah pahaman dalam
8
a.Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan gabungan dari kata hasil dan belajar.
Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia, hasil artinya sesuatu yang dapat
diraih dari jerih payah. Belajar menurut Morgan dalam bukunya
Purwanto (1990: 84) mengungkapkan bahwa belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
b.Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa melayu yang dijadikan sebagai
bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia juga merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di
sekolah dasar. Bahasa Indonesia merupakan ilmu yang mengarahkan
peserta didik meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi baik
secara lisan maupun tulisan (Zulela, 2012: 4).
c.Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
9
d.Think Pair Share (TPS)
Think Pair Share (TPS) adalah pembelajaran yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. Think (berpikir), Pair (berpasangan),
Share (berbagi).
G. Metode Penelitian
1.Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan
Kelas) yang dilakukan secara seksama antara peneliti dengan pihak yang
diteliti. Penelitian yang dilkasanakan adalah penelitian model Think Pair
Share (TPS) dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia menulis pantun di kelas IV MI Tegalsari Kec.
Karanggede Kab. Boyolali.
Dalam bukunya Arikunto (2008: 2) dijelaskan pengertian PTK
yaitu:
a. Penelitian
Kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi bermanfaatdalam meningkatkan mutu suatu hal
yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan
Suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan
10
c. Kelas
Tempat dimana terdapat sekelompok siswa yang dalam
waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru
yang sama pula.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah pencermatan dalam bentuk timdakan terhadap kegiatan belajar
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan.
2.Subjek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Penentuan subjek penelitian merupakan masalah pokok yang
perlu diperhatikan dalam sebuah penelitian, karena tingkat validitas
suatu penelitian sangat dipengaruhi oleh pengambilan subjek
penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah para siswa-siswi kelas IV MI
Tegalsari Kec. Karanggede Kab. Boyolali yang berjumlah 21 anak,
dengan jumlah siswa laki-laki 13 anak dan siswa perempuan 8 anak.
b. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Tegalsari Kec. Karanggede
Kab. Boyolali yang bertempat di Dusun Kerep RT 03/RW 04, Desa
11
3.Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah atau siklus yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Secara rinci berikut prosedur pelaksanaan PTK digambarkan.
Gambar 1.1. Skema Siklus Penelitian (Suyadi, 2010: 50)
Langkah-langkah atau siklus I yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi.
a. Perencanaan (planning)
Kegiatan yang disiapkan dalam pelaksanaan tindakan ini adalah:
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran/ skenario pembelajaran/
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
12
3) Menyiapkan soal yang akan digunakan untuk test.
4) Menyiapkan instrumen penelitian/alat pengumpulan data
penelitian.
5) Menyiapkan hadiah untuk stimulus.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap ini peneliti menyusun pembelajaran dengan tiga
tahap penelitian, yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir/
penutup. Kegiatan pembuka terdiri dari doa, absensi dan apersepsi
serta penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti terdiri dari
eksplorasi, elaporasi, dan konfirmasi. Di dalam eksplorasi guru
memberi penjelasan dan pengarahan secara umum sesuai dengan
materi yang akan diajarkan. Kemudian elaborasi, guru membagi
siswa kedalam kelompok. Ada dua kategori kelompok, yaitu
kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok ahli diberi materi oleh
guru dan kemudian didiskusikan bersama. Seteah selesai setiap anak
yang berada dikelompok ahli kembali ke kelompok asal. Di dalam
kelompok asal terdiri dari beberapa siswa yang memiliki materi yang
berbeda yang kemudian mendiskusikannya lagi secara bergantian
tentang materi masing- masing. Dan di konfirmasi siswa diberi
lembar kerja dengan posisi siswa tetap bersama kelompok ahli.
Kegiatan akhir atau penutup merupakan penguatan-penguatan
kembali yang diberikan oleh guru, mengevaluasi hal-hal yang terjadi
13
dengan doa. Selama pembelajaran berlangsung peneliti
menggunakan RPP yang telah disusun sebagai panduan. Kemudian
berkonsultasi kepada guru kelas untuk mendapatkan informasi.
c. Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilaksanakan selama proses kegiatan
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan
yang telah disiapkan oleh peneliti. Lembar pengamatan tersebut
digunakan untuk mengetahui jalannya pembelajaran dengan
penelitian model Think Pair Share (TPS).
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan dan mengidentifikasi
data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah
dilakukan, yaitu dari lembar pengamatan, hasil catatan lapangan
maupun dari wawancara atau diskusi yang dilakukan dengan guru
wali kelas yang bersangkutan. Diskusi sendiri dilakukan untuk
mengevaluasi hasil yang telah diperoleh, yaitu dengan cara
melakukan penilaian selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
mengamati masalah yang muncul dan hal lainnya yang berkaitan
dengan hal tersebut. Setelah itu peneliti merencanakan tindakan
selanjutnya yang akan dilakukan.
4.Instrumen Penelitian
Dalam instruktur penelitian berisikan alat yang digunakan untuk
14
a. Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan berupa lembar data yang digunakan
untuk mencatat kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan
lembar pengamatan dapat diketahui kendala-kendala dan kekurangan
yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.
b. Soal Test
Berupa sejumlah soal test yang digunakan untuk mengukur
prestasi belajar siswa. Selain itu juga digunakan untuk mengukur
sejauh mana kemampuan siswa mendalami materi yang dipelajari
dan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Soal test digunakan
saat pembelajaran yaitu dikerjakan secara individu.
c. Dokumentasi
Melalui dokumentasi peneliti dapat mengetahui data-data dan
informasi yang terkait dengan siswa sebagai pendukung penelitian.
Dokumentasi juga menggambarkan situasi saat pembelajaran
berlangsung.
5.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu faktor penting
dalam suatu penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengumpulkan data yang dilihat dari lembar pengamatan, wawancara,
15
6.Analisis Data
Dalam proses analisis data ini dimulai dari menelaah data
keseluruhan yang telah tersedia dari berbagai macam sumber, baik dari
pengamatan, tes dan sebagainya. Analisis data sendiri digunakan untuk
membandingkan prestasi belajar sebelum dan sesudah penerapan model
Think Pair Share (TPS).
Dalam penelitian ini peneliti menganalisis data siswa secara
individu dan klasikal, dengan rumusan sebagai berikut:
a. Ketuntasan Individu
Siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan yaitu ≥ 70. Untuk
mengetahui masing-masing siswa mencapai kategori tuntas atau
belum tuntas, peneliti menggunakan analisis data dengan rumus
sebagai berikut:
Nilai =
b. Ketuntasan Klasikal
Indikator keberhasilan guru apabila siswa yang tuntas
mencapai 85 % dari jumlah total siswa dalam satu kelas memperoleh
nilai ≥ 70. Adapun rumus untuk menganalisis data secara klasikal
dalam satu kelas adalah sebagai berikut:
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal
16
P =
Keterangan:
P : Jumlah nilai dalam presentase
F : Jumlah siswa yang telah tuntas belajar
N : Jumlah seluruh siswa
(Djamarah, 2000: 226)
Pengolahan hasil setiap masing-masing siklus dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan rata-rata
untuk mengetahui perubahan rata-rata dari pra siklus, siklus I sampai
pada siklus II. Perhitungan rata-rata dapat dirumusan sebagai
berikut:
M =
Keterangan:
M : Mean (nilai rata-rata)
ƩX : Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil
penjumlahan nilai setiap siswa
N : Jumlah/banyaknya siswa
(Djamarah, 2000: 264).
Dengan analisa tersebut peneliti dapat mengetahui seberapa besar
peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia
17
H. Sistematika Penulisan
Secara garis besar sistematika penulisan penelitian tindakan kelas
adalah sebagai berikut:
1.Bagian awal yang terdiri dari: Halaman Sampul, Lembar Logo, Halaman
Judul, Lembar Persetujuan Pembimbing, Pernyataan Keaslian Tulisan,
Moto dan Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Daftar
Tabel, dan Daftar Lampiran.
2.Bagian inti terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Hipotesis Penelitian
5. Manfaat Penelitian
6. Definisi Opeasional
7. Metode Penelitian
8. Sistematika Penulisan
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
B. Konsep Bahasa Indonesia
C. Materi Menulis Pantun
18
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Tegalsari Kec. Karanggede Kab.
Boyolali
B. Pelaksanaan Penelitian
C. Penelitian yang Relevan
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Hasil Observasi pada Tahap Pra siklus
B. Diskripsi per Siklus
C. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Istilah belajar sudah dikenal luas di berbagai kalangan walaupun
sering disalahartikan atau diartikan secara common sense atau pendapat
umum saja. Misalnya seorang ibu meminta anaknya “ kau belajar dulu
sebelum tidur, nak”, maksudnya mungkin membaca dulu buku pelajaran
sebelum tidur. atau seorang ayah menasihati anaknya yang baru terjatuh
dari sepeda motor karena kelalaiannya, dengan mengatakan “ Lain kali
kamu harus belajar dari pengalaman”, yang maksudnya jangan
mengulangi kesalahan serupa pada masa mendatang. Dengan kedua
contoh tersebut, kita dapat menangkap makna konkret dan praktis dari
belajar.
Dalam Udin.S. W, dkk (2012: 1.5) pengertian belajar yang
komprehensif diberikan oleh Bell- Gredler (1986: 1) yang menyatakan
bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk
mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes.
Kemampuan (competencies), Keterampilan (skills), dan sikap (attitudes)
tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi
sampai masa tua memalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam bentuk keterlibatannya
20
adan atau pendidikan nonformal. Kemampuan belajar inilah yang
membedakan manusia dari makhluk lain.
Menurut Lilik Sriyanti (2011: 16-17) para ahli belum seragam
dalam memberikan definisi belajar. Berikut akan diuraikan berbagai
definisi belajar:
a. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, belajar berarti berusaha
memperoleh kepandaian ilmu (Baharuddin & Esa N.W, 2007).
b. Crow and Crow dalam Educational Psychology (1984), belajar
adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan,
dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan
sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan
situasi baru.
c. Syah (2003) menyimpulkan, belajar adalah tahapan perubahan
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
2. Ciri- ciri Belajar
Dari semua pengertian tentang belajar, sangat jelas pada kita
bahwa belajar tidak hanya berkenaan dengan jumlah pengetahuan tetapi
juga meliputi seluruh kemampuan individu.
Pertama, belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan
perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanaya pada aspek
pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai
21
Kedua, perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman.
Perubahan perilaku yang terjadi pada diri individu karena adanya interaksi
antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi
fisik. Di samping melalui interaksi fisik, perubahan kemampuan tersebut
dapat diperoleh melalui interaksi psikis. Perubahan kemampuan tersebut
terbentuk karena adanya interaksi individu dengan lingkungan.
Ketiga, perubahan tersebut relatif menetap. Perubahan perilaku
akibat obat-obatan, minuman keras, dan yang lainnya tidak dapat
dikategorikan sebagai perilaku hasil belajar. Seorang atlet yang dapat
melakukan lompat galah melebihi rekor orang lain karena minum obat
tidak dapat dikategorikan sebagai hasil belajar. Perubahan tersebut tidak
bersifat menetap. Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup
permanen (Udin. S. W, dkk: 2012: 1.9).
3. Bentuk-bentuk Belajar
Menurut Ratna Wilis. D (2011: 4-5) bentuk-bentuk secara umum
terdapat 5 bentuk, yaitu:
a. Belajar Responden
Salah satu bentuk belajar disebut belajar responden. Dalam belajar
semacam ini, suatu respons dikeluarkan oleh suatu stimulus yang telah
dikenal. Contoh belajar responden adalah hasil-hasil penelitian yang
22
b. Belajar Kontiguitas
Asosiasi dekan (contiguos) sederhana antara suatu stimulus dan suatu
respons dapat menghasilkan suatu perubahan dalam perilaku.
Kekuatan belajar kontiguitas sederhana dapat dilihat bila seseorang
memberikan respons terhadap pertanyaan-pertanyaan yang belum
lengkap.
c. Belajar Operant
Belajar sebagai akibat penguatan merupakan bentuk belajar lain yang
banyak diterapkan dalam teknologi modifikasi perilaku. Bentuk
belajar ini disebut terkondisi operant sebab perilaku yang diinginkan
timbul secara spontan, tanpa dikeluarkan secara naluriah oleh stimulus
apa pun, saat organisme “beroperasi” terhadap lingkungan.
d. Belajar Observasional
Bentuk belajar ini banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Bila kita untuk pertama kalinya belajar mengendarai mobil, kita akan
mengamati seorang instruktur untuk mengetahui urutan
tindakan-tindakan yang dibutuhkan misalnya menghidupkan, kemudian
menjalankan mobil. Konsep belajar observasional memperlihatkan
bahwa orang dapat belajar dengan mengamati orang lain melakukan
hal yang akan dipelajari.
e. Belajar Kognitif
Beberapa ahli psikologi dan pendidikan berpendapat bahwa pada
23
yang mempersoalkan proses kognitif yang terjadi selama belajar.
Proses semacam itu menyangkut antara lain berpikir menggunakan
logika deduktif dan induktif.
4. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Dimyati (2002: 42) prinsip-prinsip belajar adalah sebagai
berikut:
a. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Dari
kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa
adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Di samping perhatian,
motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.
Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan
aktivitas seseorang.
b. Keaktifan
Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah
makhluk yang aktif.
c. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah
megalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain.
d. Pergaulan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barangkali
yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya.
24
manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat,
mengkhayal, merasakan, berpikir dan sebagainya.
e. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin
dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan
belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu
dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
f. Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama
ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F.Skinner.
Kunci dari teori belajar ini adalah law of effect-nya Thorndike.
g. Perbedaan Individual
Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar
siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru
dalam upaya pembelajaran.
5. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Bloom dalam (Daryanto, 2012: 27) menemukakan tiga
ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk aspek
kognitif, Bloom menyebutkan enam tingkatan yaitu: pengetahuan;
pemahaman; pengertian;aplikasi;analisa;sintesa dan evaluasi.
Proses perubahan dapat terjaddi dari yang paling sederhana sampai
pada yang paling kompleks yang bersifat pemecahan masalah, dan
25
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang diperoleh telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Salah
satu tugas guru adalah menevaluasi taraf keberhasilan rencana dan
pelaksaan belajar peserta didik.
6. Wujud Hasil Belajar
Ada beberapa perilaku yang muncul bukan karena proses belajar,
yakni gerakan reflek dan instink. Dengan demikian ada perilaku yang
tidak harus dipelajari dan ada pula perilaku yang harus dipelajari.
Walaupun ada beberapa yang gtanpa dipelajari sudah menjadi bagian dari
diri individu.
Menurut Syah dalam (Lilik Sriyanti, 2011: 21-22) wujud hasil
belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan, yaitu:
a. Kebiasaan
Salah hatu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan
kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan
mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan.
Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang berperilaku positif
yang relatif menetap dan positif.
b. Keterampilan
Ketrampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat
syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini membutuhkan
26
Oleh sebab itu hasil belajar dapat dilihat tingkat ketrampilan yang
ada dalam diri individu.
c. Pengamatan
Pengamanan dapat diartikan proses menerima, menafsirkan
dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra,
terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan
menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar.
d. Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat
Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu
berpikir asosiatif dan meningkatkan daya ingat. Berpikir asosiatif
maksudnya berpikir untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu
lainnya. Orang yang belajar akan mudah melakukan berpikir
asosiatif tersebut.
e. Berpikir Rasional dan Kritis
Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir
rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan
logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis,
menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.
f. Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk
mereaksi terhadap suatu hal. Hasil belajar akan ditandai muncul
kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu
27
g. Inhibisi
Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan
individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak
perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih
biak. Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu dalam
melakukan sesuatu secara baik.
h. Apresiasi
Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri
individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk
menilai dan menghargai terhadap sesuatu objek tertentu.
i. Tingkah Laku Efektif
Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif.
Tingkah laku efektif ini dapat dilihat sebagai wujud dari hasil
belajar. Maksudnya seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang
tersebut memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu tingkah laku yang
memiliki manfaat.
7. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Suryabrata dalam (Lilik Sriyanti, 2011: 23-24) faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar
diri individu. Faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor
28
1) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu
yang berupa kondisi fisik yang ada dilingkungan belajar.
Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa manusia. Faktor eksternal yang berupa sifat sosial, dapat
dipilah menjadi faktor yang berasal keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan keluarga termasuk teman pergaulan
anak.
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang terdapat di dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis, dan faktor psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat
dalam diri individu.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang terdapat
29
B. Bahasa Indonesia
1. Pengertian Bahasa Indonesia
Menurut Dewi dkk, (2013: 13) menyatakan bahwa bahasa
merupakan alat komunikasi yang efektif antarmanusia. Dalam berbagai
macam situasi, bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan
pembicara kepada pendengar atau penulis kepada pembaca. Masyarakat
tidak akan berjalan tanpa komunikasi. Komunikasi, dalam hal ini dengan
“mempergunakan bahasa”, adalah alat vital bagi masyarakat manusia.
Dalam Undang-undang Dasar 1945 Bab XV, pasal 36 dan
penjelasannya, dinyatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa negara,
dan bahasa daerah yang dipakai sebagai alat perhubungan dan dipelihara
oleh masyarakat pemakaiannya, di pelihara juga oleh negara sebagai
bagian kebudayaan nasional yang hidup (Yus Badudu, 1979: 7).
2. Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang
digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya,
dalam situasi santai dan akrab seperti di warung kopi, di pasar dan di
tempat arisan, digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab pula.
Dalam situasi resmi dan formal seperti dalam kuliah, seminar dan dalam
pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan
formal yang selalu memperhatikan norma bahasa. Bahasa Indonesia yang
baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan
30
itu meliputi kaidah ejaan, pembentukan kata, penyusunan paragraf, dan
penataan penalaran Arifin dan Hadi (dalam Dewi dkk, 2013: 17-18).
3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang
diajarkan di sekolah dasar, karena bahasa Indonesia mempunyai
kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia sebagaimana dinyatakan oleh
(Akhadiah dkk. 1991: 1) adalah agar siswa ”memiliki kemampuan
berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa
dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta
tingkat pengalaman siswa sekolah dasar”.
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menurut Zulela (2012: 5) sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) saat ini pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang
SD/MI, mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan
bersastra meliputi 4 aspek:
a. Mendengarkan (menyimak)
b. Berbicara
c. Membaca
d. Menulis
Kemampuan bersastra untuk sekolah dasar bersifat apresiatif. Karena
dengan sastra dapat menanamkan rasa peka terhadap kehidupan,
31
dan belajar bagaimana menghadapi berbagai persoalan. Selain sebagai
hiburan dan kesenangan juga siswa dapat belajar mempertimbangkan
makna yang terkandung di dalamnya.
C. Materi Menulis Pantun 1. Pengertian Sastra
Pantun adalah salah satu pembagian dari sastra, sastra itu sendiri
merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta, sastra, yang berarti “teks
yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar sas yang
berarti “instruksi” atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa
digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan
yang memiliki arti atau keindahan tertentu (Editorial Padi, 2013: 1).
2. Pengertian Pantun
Menurut Editorial Padi (2013: 13) Pantun merupakan salah satu
jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara.
Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan dan dalam bahasa
Sunda dikenal sebagai paparikan. Lazimnya pantun terdiri atas empat
larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b
(tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya
merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran
adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan
budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya
32
mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang
merupakan tujuan dari pantun tersebut.
3. Ciri- ciri Pantun
Untuk bisa menulis pantun secara baik sekaligus menghasilkan
pantun yang indah, terlebih dahulu kita mesti tahu ciri-ciri sebuah pantun.
Ciri- ciri inilah yang akan kita gunakan sebagai pedoman sekaligus tolok
ukur apakah pantun kita nanti sudah memenuhi syarat sebagai sebuah
pantun. Eko Sugiarto (2013: 8) mengemukakan ciri-ciri pantun sebagai
berikut:
a. Setiap untai (bait) terdiri atas empat larik (baris).
b. Banyaknya suku kata tiap larik sama atau hampir sama (biasanya 8-12
suku kata).
c. Bersajak a-b-a-b.
d. Larik pertama dan kedua disebut sampiran, sedangkan larik ketiga dan
keempat disebut isi pantun (makna, tujuan, dan tema pantun). Larik
sampiran ini mengandung tenaga pengimbauan bagi pendengar atau
pembaca untuk segera mendengar atau membaca larik ketiga dan
keempat.
4. Jenis-jenis Pantun
a. Pantun Anak-anak
Pantun yang menggambarkan perasaan yang dialami anak-anak,
seperti suka dan duka.
33
2) Pantun berdukacita
b. Pantun Remaja atau Dewasa
Pantun remaja adalah apantun yang menggambarkan kehidupan
seorang remaja dan dewasa, biasanya bertema tentang cinta dan
perjuangan mencari nafkah.
1) Pantun perkenalan
2) Pantun kasih-kasihan
3) Pantun perpisahan
4) Pantun dagang
c. Pantun Orang Tua
d. Pantun Teka-Teki
e. Pantun Jenaka
5. Langkah-langkah dalam menulis pantun
a. Menentukan Tema
Dalam menulis pantun, hal pertama yang harus kita lakukan adalah
menentukan tema. Tema pantun ini akan berkaitan dengan jenis
pantun yang akan kita tulis. Oleh karena itu, kita mesti ingat
pengelompokan pantun berdasarkan maksud/isi/temanya.
b. Mengumpulkan kosa kata
Disadari atau tidak, setiap jenis dan tema tertentu dalam sebuah
pantun tentu akan punya kecenderungan memakai kata-kata tertentu.
Kata-kata yang digunakan dalam pantun agama (pantun orang tua),
34
pantun percintaan (pantun remaja) maupun pantun bersukacita (pantun
anak-anak).
c. Teknis Penulisan
Setelah menentukan tema dan mengumpulkan kosakata yang
berkaitan dengan tema yang telah kita tentukan, tiba saatnya kita
masuk ke tahap berikutnya, yaitu teknis penulisan pantun. Berikut
teknis penulisan pantun langkah demi langkah.
Pertama, cari kata terakhir isi (baris 3 dan 4) dan sesuaikan dengan
tema. Meskipun ada pantun yang bersajak aa-aa, akan lebih baik jika
persajakan pantun ab-ab.
... (baris 1)
... (baris 2)
...elok (baris 3)
...belajar (baris 4)
Kedua, buat kalimat dengan kata-kata tersebut. Lakukan seperti
menyusun kalimat biasa. Namun, kali ini harus memperhatikan syarat
pantun (terdiri dari 8-12 suku kata).
... (baris 1)
... (baris 2)
Pantun ini memang tak elok (baris 3)
Lantaran saya masih belajar (baris 4)
Ketiga, cari kata terakhir sampiran (baris 1 dan 2). Kata tersebut
35
syarat persajakan sebuah pantun (ab-ab), syarat mutlak untuk kedua
kata tersebut adalah harus sesuai persajakannya dengan kata terakhir
baris 3 dan 4.
...songkok (baris 1)
...ujar (baris 2)
Pantun ini memang tak elok (baris 3)
Lantaran saya masih belajar (baris 4)
Keempat, buat kalimat dengan kata-kata tersebut (songkok dan
ujar). dengan demikian, jadilah pantun seperti berikut ini:
Pergi ke surau pakailahsongkok (baris 1)
Begitu uztaz slaluujar (baris 2)
Pantun ini memang tak elok (baris 3)
Lantaran saya masih belajar (baris 4)
Kelima, periksa kembali pantun yang sudah dibuat. Sudahkah
memenuhi syarat sebagai sebuah pantun atau belum (Eko Sugiarto,
2013: 12-15).
D. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
1. Pengertian Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Think Pair Share (TPS) atau Berpikir-Berpasangan-Berbagi
dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya dari Universitas
Maryland. Model pembelajaran ini dimaksudkan sebagai alternatif
terhadap model tradisional yang diterapkan di kelas, seperti ceramah,
36
yang efektif untuk mengganti suasana pola diskusi di kelas. Pola diskusi
yang baik membutuhkan pengendalian kelas dan prosedur uang tepat
pula. Siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil yang
beranggotakan 2-6 orang yang bersifat heterogen. Selain itu, siswa debri
kesempatan lebih banyak waktu untuk berfikir, merespon dan bekerja
secara mandiri serta membantu teman lain secara positif untuk
menyelesaikan tugas (Thobroni, 2016: 245).
2. Manfaat dan Langkah- langkah Model Pembelajaran Thin Pair Share (TPS)
Menurut Miftahul Huda (2014: 206) manfaat TPS antara lain
adalah: 1) memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama
dengan orang lain; 2) mengoptimalkan partisipasi siswa; 3) memberi
kesempata kepada siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka kepada
orang lain. Skill- skill yang umumnya dibutuhkan dalam strategi ini
adalah sharing informasi, bertanya, meringkas gagasan orang lain, dan
paraphrasing.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran Think Pair Share
(TPS) menurut (Zainal Aqib, 24: 2015) adalah sebagai berikut:
a. Guru manyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi atau permasalahan yang
disampaikan guru.
c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2
37
d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan
hasil diskusinya.
e. Berawal dari kegiatan tersebut, mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para
siswa.
f. Guru memberi kesimpulan.
g. Penutup.
3. Keuntungan dan Kelemahan TPS
Setiap jenis pembelajaran mempunyai ciri tersendiri dan
mempunyai keuntungan dan kelemahan, adapun keuntungan TPS adalah
sebagai berikut:
a. Melibatkan semua siswa secara langsung dalam KBM.
b. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan
pelajarannya masing-masing.
c. Dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap
ilmiah.
d. Dapat meningkatkan kepercayaan diri.
e. Dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap
demokratis para siswa.
Menurut M. Thobroni (248: 2016) TPS memiliki kelemahan
sebagai berikut:
a. Membutuhkan koordinasi secara bersama dari berbagai aktivitas.
38
c. Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu
pengajaran yang berharga. Untuk itu, guru harus dapat membuat
perencanaan yang saksama sehingga dapat meminimalkan jumlah
waktu yang terbuang.
E. Penelitian yang Relevan
Berikut adalah penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti
lakukan:
1. Rumilah (2012) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair
Share Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Pokok Bahasan Teks Cerita
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Kristen Satya Wacana Salatiga
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012” dari Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga, telah membuktikan bahwa menggunakan model
pembelajaran Think Pair share (TPS) mendapatkan perbedaan yang nyata
terhadap hasil belajar siswa dari pada pembelajaran konvensional.
Penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dalam
pembelajaran berpengaruh signifikan pada pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Mulyani, Tri (2014) “Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV Semester 2 SDN
Gondangmanis Tahun Pelajaran 2013/2014” dari Universitas Muria
Kudus, terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
Kebudukan Indonesia (PKn) dengan presentase ketuntasan75 % (baik)
pada siklus I menjadi 81,25 % (baik) pada siklus II. Jadi hasil belajar
39
Berdasarkan dari dua penelitian yang relevan terdapat persamaan dengan
penelitian yang peneliti lakukan, yaitu peningkatan hasil belajar siswa pada
Sekolah Dasar. Namun disamping itu juga terdapat beberapa perbedaannya,
40
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Tegalsari
Penelitian ini dilakukan di MI Tegalsari, Kecamatan Karanggede,
Kabupaten Boyolali. Berikut adalah tabel perbatasan MI Tegalsari
Karanggede:
No Arah Batas
1. Sebelah Selatan Jalan utama ke jalan raya Sruwen-Karanggede
2. Sebelah Barat Rumah Warga
3. Sebelah Timur Sawah
4. Sebelah Utara Rumah Warga
Tabel 3.1 Perbatasan MI Tegalsari Karanggede
MI Tegalsari Karanggede ini berdiri di atas tanah yang luasnya
2672M2 dengan luas bangunan 464 M2 yang didirikan pada 15 Januari 1986.
Tanah ini milik yayasan yang sudah memiliki sertifikat akte yang sah.
B. Fasilitas Sarana dan Prasarana
No. Nama Jumlah Kondisi
Tabel 3.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Tegalsari Karanggede
C. Guru dan Staf
DATA GURU DAN STAF MI TEGALSARI
41
TAHUN AJARAN 2016/2017
No. Nama Pendidikan Jabatan
1. Maksudin, S.PdI S1/PBA Kepala Sekolah
2. Jariyah, S.PdI S1/PAI Guru Kelas
D. Subjek Penelitian dan Karakteristik Obyek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Tegalsari yang berjumlah 21 siswa, terdiri dari 13 laki-laki dan 8 perempuan
yang pada tahun pelajaran 2016/2017 tercatat sebagai siswa IV MI Tegalsari
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.
DAFTAR NAMA SISWA KELAS IV MI TEGALSARI KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI
42
14. 1018 Meysa Nur alifa Pi
15. 1020 M. Fajar Mulyanto Pa
16. 1023 Nusa Septa akbari Pa
17. 1024 Raysa andri Putra Pa
18. 1025 Rasyad ahmad Pa
19. 1027 Sifa Rahma Fauziyah Pi
20. 1028 Wulan sri Lestari Pi
21. 1013 Feiza Peptia Danti Pi
Tabel 3.4 siswa kelas IV MI Tegalsari Karanggede
Karakteristik siswa sebagai subjek penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut:
1.Usia rata-rata siswa adalah 9 tahun.
2.Kemampuan siswa rata-rata sedang.
3.Siswa terhitung banyak yang aktif dan ada juga yang kurang percaa diri.
4.Semua siswa barasal dari desa setempat.
5.Latar belakang pendidikan orang tua siswa sebagian besar berpendidikan
rendah.
E. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2017 dengan rincian sebagai
berikut
1.Observasi, 13 Maret 2017
2.Kegiatan Siklus I, Senin, 22 Mei 2017
43
F. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Siklus I
Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Siklus
pertama dilaksanakan pada hari Senin, 22 Mei 2017.Adapun
langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu
membuat RPP. Peneliti menggunakan model pembelajaran Think Pair
Share. Adapun tahap perencanaan meliputi:
1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Think Pair Share pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV.
2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari senin,
22 Mei 2017.
3) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I.
4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
5) Membuat instrumen penelitian yaitu:
a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang
perilaku siswa selama proses pembelajaran. Lembar
observasi digunakan sebagai instrumen, karena hasil belajar
bisa dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses
44
b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia Materi pantun.
b. Pelaksanakan Tindakan
1)Menyiapkan RPP.
a) Kegiatan Pendahuluan
(1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa
bersama dipimpin oleh salah satu peserta didik dengan
penuh khidmat.
(2) Guru bertanya: “Apa kabar anak-anak?”
(3) Guru mengabsen siswa kemudian memeriksa pakaian dan
merapikan tempat duduk.
(4) Guru mempersilahkan siswa mengeluarkan LKS/buku dan
alat tulis.
(5) Guru menyampaikan materi yan akan diajarkan hari ini.
b) Kegiatan Inti Eksplorasi
(1) Guru membacakan pantun anak dengan suara yang jelas.
(2) Guru meminta ssiswa untuk menirukan pembacaan pantun
tersebut dengan suara yang lantang dan intonasi yang
benar.
(3) Guru menjelaskan apa itu pantun beserta ciri-cirinya dan
45
Elaborasi
(1) Siswa menirukan guru membacakan tiga buah pantun
yang beda jenisnya.
(2) Siswa melakukan simulasi pembelajaran menggunakan
model Think Pair Share (TPS).
(3) Guru memandu jalannya simulasi tersebut.
(4) Setiap siswa diminta untuk berpikir tentang materi yang
disampaikan guru.
(5) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok 3 orang.
(6) Guru meminta siswa untuk bergabung pada kelompoknya
dan berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing serta
mengemukakan pemikiran dari individu.
(7) Guru meminta siswa mulai mengshare dengan setiap
kelompok mewakilkan satu orang untuk mengemukakan
dan boleh dibantu oleh anggotanya.
(8) Setelah selesai, guru meminta siswa untuk kembali ke
tempat duduk masing-masing dan guru membagi Lembar
Kerja Siswa secara individu.
(9) Guru menginstruksi kepada siswa untuk mengisi Lembar
Kerja Tersebut.
(10) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan Lembar kerja
46
Konfirmasi
(1) Guru memberikan apresiasi kepada kelompok terbaik.
(2) Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman
mengenai materi yang telah dipelajari.
c) Kegiatan Penutup
Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses belajar
mengajar.
(1) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses
belajar mengajar.
(2) Guru menginformasikan materi pelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
(3) Guru memotivasi siswa agar tetap rajin belajar dan selalu
menjaga kebersihan.
(4) Guru menutup pertemuan dengan doa.
c. Pengamatan atau Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Peneliti dan guru sejawat,
yaitu ibu Jariyah, S.Pd.I secara langsung melakukan pengamatan
terhadap keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model Think Pair Share dan perilaku peserta didik saat
proses pembelajaran sedang berlangsung. Aspek- aspek yang diamati
47
1) Lembar Observasi Guru
No Aspek yang diamati Skor
A B C D Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Menarik perhatian siswa √
2. Memberikan motovasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi)
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari
√
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu siswa √
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Mobilitas posisi belajar √
Penguasaan bahan belajar
10. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
√
11. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √ 12. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan belajar mengajar
13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah diteteapkan
√
14. Memiliki keterampilan dalam merespon dan menanggapi pertanyaan siswa
√
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran/alat peraga
16. Menggunakan media/alat peraga secara efektifdan efisien
√
17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/alat peraga
√
Evaluasi pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
√
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan √ 21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
48
Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus I
Keterangan:
Kategori total kinerja guru 76-100 = baik
51-75 = sedang 25-50 = kurang
2) Lembar Observasi Siswa
No Kriteria Penilaian terhadap siswa
Skor
A B C D
1 Merespon apersepsi yang diberikan oleh guru
√
2 Aktif dan semangat selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia menulis pantun
√
3 Berani bertanya dan menjawab pertanyaan tentang pantun
√
4 Berani mengungkapkan pendapat saat mengshare hasil diskusi
√
5 Bertanggung jawab terhadap tugas yang
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
Tindak lanjut/follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa √
24. Menginformasikan materi, bahan ajar yang akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √
Jumlah 12 39 14 2
Total 67
49
diberikan guru 6 Perhatian siswa saat
pembelajaran Bahasa Indonesia menulis pantun
√
7 Keterlibatan siswa saat pembelajaran Bahasa Indonesia menulis pantun
√
8 Keaktifan partisipasi dalam penggunaan alat peraga
√
9 Kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok tentang materi pantun
√
10 Menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari bersama dari hasil pengeshare –an setiap kelompok
√
Tabel 3.6 Lembar Observasi Siswa Siklus I
Keterangan:
Putra Ardiansyah 60
Toni Kurniawan 40
Andika Wisnu Zulfahmi 80
Ari Prakoso 80
Awalul Sukri Romadhon 80