• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MENULIS PANTUN DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS IV MI TEGALSARI KEC. KARANGGEDE KAB. BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MENULIS PANTUN DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS IV MI TEGALSARI KEC. KARANGGEDE KAB. BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

i

P EN IN G K A TA N H A SIL B ELA J A R B AH A SA IN D O N ESIA MENULIS PANTUN DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS)

P A D A S I S W A K E L A S I V M I T E G A L S A R I KEC. KARANGGEDE KAB. BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

SITI NUR CHASANAH

115-13-002

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

iii

P EN IN G K A TA N H A SIL B ELA J A R B AH A SA IN D O N ESIA MENULIS PANTUN DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS)

P A D A S I S W A K E L A S I V M I T E G A L S A R I KEC. KARANGGEDE KAB. BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

SITI NUR CHASANAH

115-13-002

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

viii

MOTTO

Sedikit lebih baik dari pada tidak sama sekali

( اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِاَف

٥

)

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua sosok terhebat yang telah merawat dan mendidikku dari kecil

hingga sekarang ini, ibuku Siti Bariah dan bapakku Suparno.

2. Dua laki-laki yang sudah mau aku repotkan dan mau mendengar keluh

kesahku serta mau membantuku, masku Eko Pujo Nurnanto dan adikku

Sabilla Abi Nur Ibrahim.

3. Keluarga besar PGMI 2013, terima kasih atas segala warna yang kalian

beri, kalian luar biasa.

4. Untuk teman-teman UKM Racana, Brigsus, JQH Al Furqon, dan HMJ

(10)

x

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا الله مسب

Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Menulis Pantun Dengan Model Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas IV MI

Tegalsari Kec. Karanggede Kab Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017 ini sebagai

tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan

kita, Nabi akhir zaman yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah

Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman

sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak.Suatu

kebanggaan tersendiri skripsi ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Bagi

penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis

menyadari banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi

ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya

skripsi ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu

penulis dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan

ucapan terima kasih setulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuannya, khususnya kepada:

(11)

xi

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan saran yang membangun kepada

penulis.

4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik

sekaligus dosen pembimbing yang telah memotivasi, memberikan arahan,

bimbingan serta keikhlasan untuk membantu sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak Sri Guno Najib Caqoqo, S.Pd.I,. M.A selaku pembimbing akademik

dari semester awal yang telah memberikan arahan selama ini.

6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

akademik, staf perpustakaan maupun keluarga besar civitas akademik IAIN

Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

7. Bapak Maksudin, S.Pd.I selaku Kepala MI Tegalsari, Karanggede, Boyolali

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di

madrasah yang beliau pimpin.

8. Ibu Siti Mahmudah, S.Pd.I selaku wali kelas IV MI Tegalsari, Karanggede,

Boyolali yang berkenan menjadi kolaborator penelitian, serta seluruh siswa

yang telah berkenan untuk menjadi subjek penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

(12)

xii

Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdoa

semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dan mendapat

(13)

xiii

ABSTRAK

Chasanah, Siti Nur. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Menulis Pantun Dengan Model Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas IV MI

Tegalsari Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun Pelajaran

2016/2017.Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Imam Mas Arum, M.Pd.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Think Pair Share, hasil belajar, pantun

Penelitian ini dilaksanakan karena rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia menulis pantun kelas IV MI Tegalsari, Karanggede, Boyolali yang diperoleh dari data observasi awal. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia menulis pantun pada siswa kelas IV MI Tegalsari, Karanggede, Boyolali tahun pelajaran 2016/2017. Dengan demikian dilakukan tindakan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Tegalsari yang berjumlah 21 siswa, 13 laki-laki dan 8 perempuan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara membandingkan pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model

(14)

xiv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vii

MOTTO ... viii

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5

(15)

xv

7. Faktor-faktor yang Mempenaruhi Hasil Belajar ... 27

B. Bahasa Indonesia ... 29

1. Pengertian Bahasa Indonesia ... ... 29

2. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar ... 29

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 30

4. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 30

C. Materi Menulis Pantun ... 31

2. Manfaat dan Langkah-langkah Model Pembelajaran TPS.... 36

(16)
(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perbatasan Wilayah MI Tegalsari ... 40

Tabel 3.2 Fasilitas dan Prasarana ... 40

Tabel 3.3 Daftar Guru dan Staff ... 41

Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas IV... 41

Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 47

Tabel 3.6 Lembar Observasi Siswa Siklus I...48

Tabel 3.7 Nilai Siklus I ... 49

Tabel 3.8 Lembar Observasi Guru Siklus II...56

Tabel 3.9 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 57

Tabel 3.10 Nilai Siklus II ... 58

Tabel 4.1 Nilai Pra-Siklus ... 61

Tabel 4.2 Nilai Siklus I ... 63

Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 65

Tabel 4.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 67

Tabel 4.5 Nilai Siklus II ... 69

Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 72

Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 73

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pendidikan masih menjadi masalah yang utama bagi

Indonesia. Pendidikan di Indonesia masih sangat tertinggal jauh di banding

negara-negara barat, bahkan dibandingkan dengan negara tetangga yang

dulunya memiliki kualitas dibawah Indonesia kini mulai naik meninggalkan

Indonesia. Menurut Triwiyanto (2014: 23) pendidikan merupakan

pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal,

nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung

seumur hidup yang bertujuan optimalisasi kemampuan-kemampuan individu,

agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.

Lembaga pendidikan memiliki tugas mempersiapkan terbentuknya

individu-individu yang cerdas dan berakhlak mulia. Terbentuknya kedua

kriteria ini memungkinkan terwujudnya kehidupan sosial dan ideal yang

diwarnai semangat mengembangkan potensi diri, untuk mencapai

kebahagiaan lahir dan batin serta keselamatan dunia akhirat (Zuchdi, 2008:

141). Lembaga pendidikan sebagai wahana yang mempunyai tujuan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam kehidupan sehari-hari baik anak- anak maupun orang dewasa

tidak akan pernah lepas dengan berkomunikasi antara satu dengan yang

lainnya. Dalam masyarakat modern sekarang ini dikenal dua macam cara

(19)

2

tidak langsung. Komunikasi secara langsung seperti halnya kegiatan berbicara

dan mendengarkan (menyimak), sedangkan komunikasi tidak langsung

adalah kegiatan menulis dan membaca. Salah satu keterampilan berbahasa

adalah keterampilan menulis, yang memiliki peranan penting didalam

kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan

pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya.

Seperti yang telah diketahui bahwa konsep dasar Bahasa Indonesia

terdiri atas empat komponen yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis. Komponen tersebut saling berhubungan satu sama lainnya. Salah

satu komponen yang memiliki peran penting dalam pengajaran bahasa

Indonesia di sekolah dasar adalah kemampuan menulis. Kemampuan menulis

tidak secara otomatis dikuasai oleh siswa, tetapi melalui latihan dan praktek

yang teratur sehingga menghasilkan tulisan yang tersusun dengan baik. Jika

murid pandai menulis, dan kelak menjadi guru yang terus menulis, maka

iklim intelektual di negeri ini akan berkembang dengan pesat dan produktif,

bisa sejajar dengan bangsa lain yang sudah kuat tradisi kepenulisannya

(Asmani: 2012: 183).

Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa adalah sebagai subjek dan

objek dari kegiatan pengajaran. Sehingga inti dari proses pengajaran adalah

kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan. Tercapai atau tidaknya

tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa

setelah proses pembelajaran selesai. Hasil belajar merupakan salah satu

(20)

3

siswa dan tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses pembelajaran.

Menurut Nana Sudjana (2008: 147) dalam proses pembelajaran di sekolah,

guru hendaknya memilih dan menggunakan pendekatan, metode, strategi dan

teknik yang dapat melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental,

fisik, maupun sosial.

Berdasarkan hasil observasi di MI Tegalsari Kecamatan Karanggede

Kabupaten Boyolali menunjukkan pada saat berlangsungnya proses

pembelajaran khususnya ketika mata pelajaran Bahasa Indonesia, daya

tangkap dan nalar siswa kurang. Selain itu minat belajar siswa juga sedikit,

dan perhatian siswa terhadap penjelasan guru juga kurang, sehingga siswa

kurang memahami materi yang disampaikan guru.

Keadaan tersebut menunjukkan kurangnya motivasi yang dimiliki

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga mengakibatkan pada

rendahnya kemampuan menulis siswa. KKM (kriteria ketuntasan minimal)

yang ditentukan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 70. Dari

jumlah 21 siswa, laki-laki berjumlah 13 dan perempuan berjumlah 8 di kelas

IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang nilainya sudah memenuhi

KKM hanya ada 6 siswa (29%). Jadi bisa dikatakan bahwa kemampuan

menulis siswa masih rendah.

Salah satu inovasi yang menarik untuk mengiringi perubahan

pembelajaran yang semua berpusat pada guru beralih berpusat pada siswa

adalah ditemukannya dan diterapkannya model-model pembelajaran kreatif

(21)

4

secara kongkrit dan mandiri dibidang akademik dan sosial, maka sangatlah

penting bagi para pendidik terutama guru untuk memahami materi, siswa dan

model pembelajaran dalam proses pembelajaran terutama terkait dalam

pemilihan model-model pembelajaran yang modern.

Dengan demikian penulis akan mencoba menggunakan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) dalam pembelajaran bahasa Indonesia

menulis pantun. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) adalah gagasan

tentang waktu „tunggu atau berpikir‟ (wait or think time) pada elemen

interaksi pembelajaran kooperatif yang saat ini menjadi salah satu faktor

ampuh dalam meningkatkan respons siswa terhadap pertanyaan (Miftahul

Huda, 2014: 206).

Dari uraian di atas penulis tertarik utuk mengadakan penelitian dengan

judul “Peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia menulis pantun dengan

model Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas IV MI Tegalsari Kec.

Karanggede Kab. Boyolali tahun pelajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah

dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: “Apakah dengan penggunaan

model Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas

IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia menulis pantun di MI Tegalsari

(22)

5

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui

meningkat atau tidaknya hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa

Indonesia menulis pantun dengan model Think Pair Share (TPS) pada siswa

kelas IV MI Tegalsari Kec. Karanggede Kab. Boyolali tahun ajaran

2016/2017.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan tentang tindakan yang

diduga dapat mengatasi permasalahan, Soehartono (2004: 36)

mengemukakan hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji

kebenarannya secara empirik. Hipotesis merupakan jawaban sementara

atas pertanyaan penelitian, yang kebenarannya akan diuji berdasarkan

data yang dikumpulkan.

Sesuai dengan paparan di atas, penulis dapat mengajukan hipotesis

dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu akan terjadi peningkatan hasil

belajar siswa kelas IV dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia

menulis pantun dengan model Think Pair Share (TPS) di MI Tegalsari

Kec. Karanggede Kab. Boyolali tahun ajaran 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan merupakan kompetensi dasar secara spesifik

(23)

6

hipotesis tindakan. Adapun indikatoor keberhasilan antara lain sebagai

berikut:

a. Secara Individu

Siswa telah melampaui batas minimal dari niali Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang telah ditentukan Madrasah yakni dengan nilai ≥

70.

b. Secara Klasikal

Indikator keberhasilan guru dalam mengajar adalah 85% dari jumlah

total siswa dalam satu kelas telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM).

E. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi

atau masukan kepada guru/pengajar dalam memberikan pelajaran-

pelajaran yang dinilai sulit dipahami oleh siswa dalam menerima

pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat.

2. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan

diharap memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru, sekolah

maupun penulis sendiri.

a. Manfaat Bagi Siswa

Memberikan semangat dan motivasi kepada siswa dalam

(24)

7

meningkatkan hasil belajar pelajaran Bahasa Indonesia khususnya

pada menulis pantun.

b. Manfaat Bagi Guru

Menambah pengetahuan kepada guru tentang pemanfaatan

model pembelajaran di kelas sehingga permasalahan yang

berhubungan dengan kegiatan pembelajar dapat teratasi. Di samping

itu juga menjadikan guru lebih termotivasi untuk menerapkan

model-model pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga materi

pelajaran lebih menarik peserta didik.

c. Manfaat Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan yang baik dan bermanfaat bagi

sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan kualitas pendidikan.

d. Manfaat Bagi Peneliti

Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang luas tentang

model pembelajaran serta memiliki ketrampilan untuk

menerapkannya khusus dalam kegiatan pembelajaran.

F. Definisi Operasional

Berikut ini penulis akan menguraikan mengenai beberapa istilah yang

ada dalam judul untuk menghindari adanya kesalah pahaman dalam

(25)

8

a.Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan gabungan dari kata hasil dan belajar.

Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia, hasil artinya sesuatu yang dapat

diraih dari jerih payah. Belajar menurut Morgan dalam bukunya

Purwanto (1990: 84) mengungkapkan bahwa belajar adalah setiap

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai

suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

b.Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa melayu yang dijadikan sebagai

bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.

Bahasa Indonesia juga merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di

sekolah dasar. Bahasa Indonesia merupakan ilmu yang mengarahkan

peserta didik meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi baik

secara lisan maupun tulisan (Zulela, 2012: 4).

c.Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di

kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan

perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,

(26)

9

d.Think Pair Share (TPS)

Think Pair Share (TPS) adalah pembelajaran yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. Think (berpikir), Pair (berpasangan),

Share (berbagi).

G. Metode Penelitian

1.Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan

Kelas) yang dilakukan secara seksama antara peneliti dengan pihak yang

diteliti. Penelitian yang dilkasanakan adalah penelitian model Think Pair

Share (TPS) dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia menulis pantun di kelas IV MI Tegalsari Kec.

Karanggede Kab. Boyolali.

Dalam bukunya Arikunto (2008: 2) dijelaskan pengertian PTK

yaitu:

a. Penelitian

Kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan

cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi bermanfaatdalam meningkatkan mutu suatu hal

yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan

Suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan

(27)

10

c. Kelas

Tempat dimana terdapat sekelompok siswa yang dalam

waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru

yang sama pula.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

adalah pencermatan dalam bentuk timdakan terhadap kegiatan belajar

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersamaan.

2.Subjek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Penentuan subjek penelitian merupakan masalah pokok yang

perlu diperhatikan dalam sebuah penelitian, karena tingkat validitas

suatu penelitian sangat dipengaruhi oleh pengambilan subjek

penelitian.

Subjek dalam penelitian ini adalah para siswa-siswi kelas IV MI

Tegalsari Kec. Karanggede Kab. Boyolali yang berjumlah 21 anak,

dengan jumlah siswa laki-laki 13 anak dan siswa perempuan 8 anak.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Tegalsari Kec. Karanggede

Kab. Boyolali yang bertempat di Dusun Kerep RT 03/RW 04, Desa

(28)

11

3.Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah atau siklus yang digunakan dalam penelitian

tindakan kelas ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

refleksi. Secara rinci berikut prosedur pelaksanaan PTK digambarkan.

Gambar 1.1. Skema Siklus Penelitian (Suyadi, 2010: 50)

Langkah-langkah atau siklus I yang digunakan dalam penelitian

tindakan kelas ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

refleksi.

a. Perencanaan (planning)

Kegiatan yang disiapkan dalam pelaksanaan tindakan ini adalah:

1) Menyiapkan perangkat pembelajaran/ skenario pembelajaran/

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

(29)

12

3) Menyiapkan soal yang akan digunakan untuk test.

4) Menyiapkan instrumen penelitian/alat pengumpulan data

penelitian.

5) Menyiapkan hadiah untuk stimulus.

b. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap ini peneliti menyusun pembelajaran dengan tiga

tahap penelitian, yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir/

penutup. Kegiatan pembuka terdiri dari doa, absensi dan apersepsi

serta penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti terdiri dari

eksplorasi, elaporasi, dan konfirmasi. Di dalam eksplorasi guru

memberi penjelasan dan pengarahan secara umum sesuai dengan

materi yang akan diajarkan. Kemudian elaborasi, guru membagi

siswa kedalam kelompok. Ada dua kategori kelompok, yaitu

kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok ahli diberi materi oleh

guru dan kemudian didiskusikan bersama. Seteah selesai setiap anak

yang berada dikelompok ahli kembali ke kelompok asal. Di dalam

kelompok asal terdiri dari beberapa siswa yang memiliki materi yang

berbeda yang kemudian mendiskusikannya lagi secara bergantian

tentang materi masing- masing. Dan di konfirmasi siswa diberi

lembar kerja dengan posisi siswa tetap bersama kelompok ahli.

Kegiatan akhir atau penutup merupakan penguatan-penguatan

kembali yang diberikan oleh guru, mengevaluasi hal-hal yang terjadi

(30)

13

dengan doa. Selama pembelajaran berlangsung peneliti

menggunakan RPP yang telah disusun sebagai panduan. Kemudian

berkonsultasi kepada guru kelas untuk mendapatkan informasi.

c. Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilaksanakan selama proses kegiatan

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan

yang telah disiapkan oleh peneliti. Lembar pengamatan tersebut

digunakan untuk mengetahui jalannya pembelajaran dengan

penelitian model Think Pair Share (TPS).

d. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan dan mengidentifikasi

data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah

dilakukan, yaitu dari lembar pengamatan, hasil catatan lapangan

maupun dari wawancara atau diskusi yang dilakukan dengan guru

wali kelas yang bersangkutan. Diskusi sendiri dilakukan untuk

mengevaluasi hasil yang telah diperoleh, yaitu dengan cara

melakukan penilaian selama kegiatan pembelajaran berlangsung,

mengamati masalah yang muncul dan hal lainnya yang berkaitan

dengan hal tersebut. Setelah itu peneliti merencanakan tindakan

selanjutnya yang akan dilakukan.

4.Instrumen Penelitian

Dalam instruktur penelitian berisikan alat yang digunakan untuk

(31)

14

a. Lembar Pengamatan

Lembar pengamatan berupa lembar data yang digunakan

untuk mencatat kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan

lembar pengamatan dapat diketahui kendala-kendala dan kekurangan

yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.

b. Soal Test

Berupa sejumlah soal test yang digunakan untuk mengukur

prestasi belajar siswa. Selain itu juga digunakan untuk mengukur

sejauh mana kemampuan siswa mendalami materi yang dipelajari

dan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Soal test digunakan

saat pembelajaran yaitu dikerjakan secara individu.

c. Dokumentasi

Melalui dokumentasi peneliti dapat mengetahui data-data dan

informasi yang terkait dengan siswa sebagai pendukung penelitian.

Dokumentasi juga menggambarkan situasi saat pembelajaran

berlangsung.

5.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu faktor penting

dalam suatu penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara

mengumpulkan data yang dilihat dari lembar pengamatan, wawancara,

(32)

15

6.Analisis Data

Dalam proses analisis data ini dimulai dari menelaah data

keseluruhan yang telah tersedia dari berbagai macam sumber, baik dari

pengamatan, tes dan sebagainya. Analisis data sendiri digunakan untuk

membandingkan prestasi belajar sebelum dan sesudah penerapan model

Think Pair Share (TPS).

Dalam penelitian ini peneliti menganalisis data siswa secara

individu dan klasikal, dengan rumusan sebagai berikut:

a. Ketuntasan Individu

Siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan yaitu ≥ 70. Untuk

mengetahui masing-masing siswa mencapai kategori tuntas atau

belum tuntas, peneliti menggunakan analisis data dengan rumus

sebagai berikut:

Nilai =

b. Ketuntasan Klasikal

Indikator keberhasilan guru apabila siswa yang tuntas

mencapai 85 % dari jumlah total siswa dalam satu kelas memperoleh

nilai ≥ 70. Adapun rumus untuk menganalisis data secara klasikal

dalam satu kelas adalah sebagai berikut:

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal

(33)

16

P =

Keterangan:

P : Jumlah nilai dalam presentase

F : Jumlah siswa yang telah tuntas belajar

N : Jumlah seluruh siswa

(Djamarah, 2000: 226)

Pengolahan hasil setiap masing-masing siklus dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan rata-rata

untuk mengetahui perubahan rata-rata dari pra siklus, siklus I sampai

pada siklus II. Perhitungan rata-rata dapat dirumusan sebagai

berikut:

M =

Keterangan:

M : Mean (nilai rata-rata)

ƩX : Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil

penjumlahan nilai setiap siswa

N : Jumlah/banyaknya siswa

(Djamarah, 2000: 264).

Dengan analisa tersebut peneliti dapat mengetahui seberapa besar

peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia

(34)

17

H. Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan penelitian tindakan kelas

adalah sebagai berikut:

1.Bagian awal yang terdiri dari: Halaman Sampul, Lembar Logo, Halaman

Judul, Lembar Persetujuan Pembimbing, Pernyataan Keaslian Tulisan,

Moto dan Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Daftar

Tabel, dan Daftar Lampiran.

2.Bagian inti terdiri dari:

BAB I : PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan Penelitian

4. Hipotesis Penelitian

5. Manfaat Penelitian

6. Definisi Opeasional

7. Metode Penelitian

8. Sistematika Penulisan

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar

B. Konsep Bahasa Indonesia

C. Materi Menulis Pantun

(35)

18

BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Tegalsari Kec. Karanggede Kab.

Boyolali

B. Pelaksanaan Penelitian

C. Penelitian yang Relevan

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Hasil Observasi pada Tahap Pra siklus

B. Diskripsi per Siklus

C. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

(36)

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Istilah belajar sudah dikenal luas di berbagai kalangan walaupun

sering disalahartikan atau diartikan secara common sense atau pendapat

umum saja. Misalnya seorang ibu meminta anaknya “ kau belajar dulu

sebelum tidur, nak”, maksudnya mungkin membaca dulu buku pelajaran

sebelum tidur. atau seorang ayah menasihati anaknya yang baru terjatuh

dari sepeda motor karena kelalaiannya, dengan mengatakan “ Lain kali

kamu harus belajar dari pengalaman”, yang maksudnya jangan

mengulangi kesalahan serupa pada masa mendatang. Dengan kedua

contoh tersebut, kita dapat menangkap makna konkret dan praktis dari

belajar.

Dalam Udin.S. W, dkk (2012: 1.5) pengertian belajar yang

komprehensif diberikan oleh Bell- Gredler (1986: 1) yang menyatakan

bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk

mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes.

Kemampuan (competencies), Keterampilan (skills), dan sikap (attitudes)

tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi

sampai masa tua memalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam bentuk keterlibatannya

(37)

20

adan atau pendidikan nonformal. Kemampuan belajar inilah yang

membedakan manusia dari makhluk lain.

Menurut Lilik Sriyanti (2011: 16-17) para ahli belum seragam

dalam memberikan definisi belajar. Berikut akan diuraikan berbagai

definisi belajar:

a. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, belajar berarti berusaha

memperoleh kepandaian ilmu (Baharuddin & Esa N.W, 2007).

b. Crow and Crow dalam Educational Psychology (1984), belajar

adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan,

dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan

sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan

situasi baru.

c. Syah (2003) menyimpulkan, belajar adalah tahapan perubahan

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman

dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

2. Ciri- ciri Belajar

Dari semua pengertian tentang belajar, sangat jelas pada kita

bahwa belajar tidak hanya berkenaan dengan jumlah pengetahuan tetapi

juga meliputi seluruh kemampuan individu.

Pertama, belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan

perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanaya pada aspek

pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai

(38)

21

Kedua, perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman.

Perubahan perilaku yang terjadi pada diri individu karena adanya interaksi

antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi

fisik. Di samping melalui interaksi fisik, perubahan kemampuan tersebut

dapat diperoleh melalui interaksi psikis. Perubahan kemampuan tersebut

terbentuk karena adanya interaksi individu dengan lingkungan.

Ketiga, perubahan tersebut relatif menetap. Perubahan perilaku

akibat obat-obatan, minuman keras, dan yang lainnya tidak dapat

dikategorikan sebagai perilaku hasil belajar. Seorang atlet yang dapat

melakukan lompat galah melebihi rekor orang lain karena minum obat

tidak dapat dikategorikan sebagai hasil belajar. Perubahan tersebut tidak

bersifat menetap. Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup

permanen (Udin. S. W, dkk: 2012: 1.9).

3. Bentuk-bentuk Belajar

Menurut Ratna Wilis. D (2011: 4-5) bentuk-bentuk secara umum

terdapat 5 bentuk, yaitu:

a. Belajar Responden

Salah satu bentuk belajar disebut belajar responden. Dalam belajar

semacam ini, suatu respons dikeluarkan oleh suatu stimulus yang telah

dikenal. Contoh belajar responden adalah hasil-hasil penelitian yang

(39)

22

b. Belajar Kontiguitas

Asosiasi dekan (contiguos) sederhana antara suatu stimulus dan suatu

respons dapat menghasilkan suatu perubahan dalam perilaku.

Kekuatan belajar kontiguitas sederhana dapat dilihat bila seseorang

memberikan respons terhadap pertanyaan-pertanyaan yang belum

lengkap.

c. Belajar Operant

Belajar sebagai akibat penguatan merupakan bentuk belajar lain yang

banyak diterapkan dalam teknologi modifikasi perilaku. Bentuk

belajar ini disebut terkondisi operant sebab perilaku yang diinginkan

timbul secara spontan, tanpa dikeluarkan secara naluriah oleh stimulus

apa pun, saat organisme “beroperasi” terhadap lingkungan.

d. Belajar Observasional

Bentuk belajar ini banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Bila kita untuk pertama kalinya belajar mengendarai mobil, kita akan

mengamati seorang instruktur untuk mengetahui urutan

tindakan-tindakan yang dibutuhkan misalnya menghidupkan, kemudian

menjalankan mobil. Konsep belajar observasional memperlihatkan

bahwa orang dapat belajar dengan mengamati orang lain melakukan

hal yang akan dipelajari.

e. Belajar Kognitif

Beberapa ahli psikologi dan pendidikan berpendapat bahwa pada

(40)

23

yang mempersoalkan proses kognitif yang terjadi selama belajar.

Proses semacam itu menyangkut antara lain berpikir menggunakan

logika deduktif dan induktif.

4. Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Dimyati (2002: 42) prinsip-prinsip belajar adalah sebagai

berikut:

a. Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Dari

kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa

adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Di samping perhatian,

motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.

Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan

aktivitas seseorang.

b. Keaktifan

Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah

makhluk yang aktif.

c. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman

Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah

megalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain.

d. Pergaulan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barangkali

yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya.

(41)

24

manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat,

mengkhayal, merasakan, berpikir dan sebagainya.

e. Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin

dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan

belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu

dengan mempelajari bahan belajar tersebut.

f. Balikan dan Penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama

ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F.Skinner.

Kunci dari teori belajar ini adalah law of effect-nya Thorndike.

g. Perbedaan Individual

Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar

siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru

dalam upaya pembelajaran.

5. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom dalam (Daryanto, 2012: 27) menemukakan tiga

ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk aspek

kognitif, Bloom menyebutkan enam tingkatan yaitu: pengetahuan;

pemahaman; pengertian;aplikasi;analisa;sintesa dan evaluasi.

Proses perubahan dapat terjaddi dari yang paling sederhana sampai

pada yang paling kompleks yang bersifat pemecahan masalah, dan

(42)

25

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang diperoleh telah sesuai

dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Salah

satu tugas guru adalah menevaluasi taraf keberhasilan rencana dan

pelaksaan belajar peserta didik.

6. Wujud Hasil Belajar

Ada beberapa perilaku yang muncul bukan karena proses belajar,

yakni gerakan reflek dan instink. Dengan demikian ada perilaku yang

tidak harus dipelajari dan ada pula perilaku yang harus dipelajari.

Walaupun ada beberapa yang gtanpa dipelajari sudah menjadi bagian dari

diri individu.

Menurut Syah dalam (Lilik Sriyanti, 2011: 21-22) wujud hasil

belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan, yaitu:

a. Kebiasaan

Salah hatu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan

kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan

mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan.

Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang berperilaku positif

yang relatif menetap dan positif.

b. Keterampilan

Ketrampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat

syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini membutuhkan

(43)

26

Oleh sebab itu hasil belajar dapat dilihat tingkat ketrampilan yang

ada dalam diri individu.

c. Pengamatan

Pengamanan dapat diartikan proses menerima, menafsirkan

dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra,

terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan

menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar.

d. Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat

Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu

berpikir asosiatif dan meningkatkan daya ingat. Berpikir asosiatif

maksudnya berpikir untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu

lainnya. Orang yang belajar akan mudah melakukan berpikir

asosiatif tersebut.

e. Berpikir Rasional dan Kritis

Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir

rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan

logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis,

menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.

f. Sikap

Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk

mereaksi terhadap suatu hal. Hasil belajar akan ditandai muncul

kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu

(44)

27

g. Inhibisi

Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan

individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak

perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih

biak. Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu dalam

melakukan sesuatu secara baik.

h. Apresiasi

Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri

individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk

menilai dan menghargai terhadap sesuatu objek tertentu.

i. Tingkah Laku Efektif

Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif.

Tingkah laku efektif ini dapat dilihat sebagai wujud dari hasil

belajar. Maksudnya seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang

tersebut memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu tingkah laku yang

memiliki manfaat.

7. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Suryabrata dalam (Lilik Sriyanti, 2011: 23-24) faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar

diri individu. Faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor

(45)

28

1) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu

yang berupa kondisi fisik yang ada dilingkungan belajar.

Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.

2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang

berupa manusia. Faktor eksternal yang berupa sifat sosial, dapat

dipilah menjadi faktor yang berasal keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan keluarga termasuk teman pergaulan

anak.

b. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang terdapat di dalam diri

individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor

fisiologis, dan faktor psikologis.

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat

dalam diri individu.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang terdapat

(46)

29

B. Bahasa Indonesia

1. Pengertian Bahasa Indonesia

Menurut Dewi dkk, (2013: 13) menyatakan bahwa bahasa

merupakan alat komunikasi yang efektif antarmanusia. Dalam berbagai

macam situasi, bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan

pembicara kepada pendengar atau penulis kepada pembaca. Masyarakat

tidak akan berjalan tanpa komunikasi. Komunikasi, dalam hal ini dengan

“mempergunakan bahasa”, adalah alat vital bagi masyarakat manusia.

Dalam Undang-undang Dasar 1945 Bab XV, pasal 36 dan

penjelasannya, dinyatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa negara,

dan bahasa daerah yang dipakai sebagai alat perhubungan dan dipelihara

oleh masyarakat pemakaiannya, di pelihara juga oleh negara sebagai

bagian kebudayaan nasional yang hidup (Yus Badudu, 1979: 7).

2. Bahasa Indonesia yang baik dan benar

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang

digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya,

dalam situasi santai dan akrab seperti di warung kopi, di pasar dan di

tempat arisan, digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab pula.

Dalam situasi resmi dan formal seperti dalam kuliah, seminar dan dalam

pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan

formal yang selalu memperhatikan norma bahasa. Bahasa Indonesia yang

baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan

(47)

30

itu meliputi kaidah ejaan, pembentukan kata, penyusunan paragraf, dan

penataan penalaran Arifin dan Hadi (dalam Dewi dkk, 2013: 17-18).

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang

diajarkan di sekolah dasar, karena bahasa Indonesia mempunyai

kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari.

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia sebagaimana dinyatakan oleh

(Akhadiah dkk. 1991: 1) adalah agar siswa ”memiliki kemampuan

berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa

dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta

tingkat pengalaman siswa sekolah dasar”.

4. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia

Menurut Zulela (2012: 5) sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) saat ini pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang

SD/MI, mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan

bersastra meliputi 4 aspek:

a. Mendengarkan (menyimak)

b. Berbicara

c. Membaca

d. Menulis

Kemampuan bersastra untuk sekolah dasar bersifat apresiatif. Karena

dengan sastra dapat menanamkan rasa peka terhadap kehidupan,

(48)

31

dan belajar bagaimana menghadapi berbagai persoalan. Selain sebagai

hiburan dan kesenangan juga siswa dapat belajar mempertimbangkan

makna yang terkandung di dalamnya.

C. Materi Menulis Pantun 1. Pengertian Sastra

Pantun adalah salah satu pembagian dari sastra, sastra itu sendiri

merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta, sastra, yang berarti “teks

yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar sas yang

berarti “instruksi” atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa

digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan

yang memiliki arti atau keindahan tertentu (Editorial Padi, 2013: 1).

2. Pengertian Pantun

Menurut Editorial Padi (2013: 13) Pantun merupakan salah satu

jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara.

Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan dan dalam bahasa

Sunda dikenal sebagai paparikan. Lazimnya pantun terdiri atas empat

larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b

(tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya

merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun tertulis.

Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran

adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan

budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya

(49)

32

mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang

merupakan tujuan dari pantun tersebut.

3. Ciri- ciri Pantun

Untuk bisa menulis pantun secara baik sekaligus menghasilkan

pantun yang indah, terlebih dahulu kita mesti tahu ciri-ciri sebuah pantun.

Ciri- ciri inilah yang akan kita gunakan sebagai pedoman sekaligus tolok

ukur apakah pantun kita nanti sudah memenuhi syarat sebagai sebuah

pantun. Eko Sugiarto (2013: 8) mengemukakan ciri-ciri pantun sebagai

berikut:

a. Setiap untai (bait) terdiri atas empat larik (baris).

b. Banyaknya suku kata tiap larik sama atau hampir sama (biasanya 8-12

suku kata).

c. Bersajak a-b-a-b.

d. Larik pertama dan kedua disebut sampiran, sedangkan larik ketiga dan

keempat disebut isi pantun (makna, tujuan, dan tema pantun). Larik

sampiran ini mengandung tenaga pengimbauan bagi pendengar atau

pembaca untuk segera mendengar atau membaca larik ketiga dan

keempat.

4. Jenis-jenis Pantun

a. Pantun Anak-anak

Pantun yang menggambarkan perasaan yang dialami anak-anak,

seperti suka dan duka.

(50)

33

2) Pantun berdukacita

b. Pantun Remaja atau Dewasa

Pantun remaja adalah apantun yang menggambarkan kehidupan

seorang remaja dan dewasa, biasanya bertema tentang cinta dan

perjuangan mencari nafkah.

1) Pantun perkenalan

2) Pantun kasih-kasihan

3) Pantun perpisahan

4) Pantun dagang

c. Pantun Orang Tua

d. Pantun Teka-Teki

e. Pantun Jenaka

5. Langkah-langkah dalam menulis pantun

a. Menentukan Tema

Dalam menulis pantun, hal pertama yang harus kita lakukan adalah

menentukan tema. Tema pantun ini akan berkaitan dengan jenis

pantun yang akan kita tulis. Oleh karena itu, kita mesti ingat

pengelompokan pantun berdasarkan maksud/isi/temanya.

b. Mengumpulkan kosa kata

Disadari atau tidak, setiap jenis dan tema tertentu dalam sebuah

pantun tentu akan punya kecenderungan memakai kata-kata tertentu.

Kata-kata yang digunakan dalam pantun agama (pantun orang tua),

(51)

34

pantun percintaan (pantun remaja) maupun pantun bersukacita (pantun

anak-anak).

c. Teknis Penulisan

Setelah menentukan tema dan mengumpulkan kosakata yang

berkaitan dengan tema yang telah kita tentukan, tiba saatnya kita

masuk ke tahap berikutnya, yaitu teknis penulisan pantun. Berikut

teknis penulisan pantun langkah demi langkah.

Pertama, cari kata terakhir isi (baris 3 dan 4) dan sesuaikan dengan

tema. Meskipun ada pantun yang bersajak aa-aa, akan lebih baik jika

persajakan pantun ab-ab.

... (baris 1)

... (baris 2)

...elok (baris 3)

...belajar (baris 4)

Kedua, buat kalimat dengan kata-kata tersebut. Lakukan seperti

menyusun kalimat biasa. Namun, kali ini harus memperhatikan syarat

pantun (terdiri dari 8-12 suku kata).

... (baris 1)

... (baris 2)

Pantun ini memang tak elok (baris 3)

Lantaran saya masih belajar (baris 4)

Ketiga, cari kata terakhir sampiran (baris 1 dan 2). Kata tersebut

(52)

35

syarat persajakan sebuah pantun (ab-ab), syarat mutlak untuk kedua

kata tersebut adalah harus sesuai persajakannya dengan kata terakhir

baris 3 dan 4.

...songkok (baris 1)

...ujar (baris 2)

Pantun ini memang tak elok (baris 3)

Lantaran saya masih belajar (baris 4)

Keempat, buat kalimat dengan kata-kata tersebut (songkok dan

ujar). dengan demikian, jadilah pantun seperti berikut ini:

Pergi ke surau pakailahsongkok (baris 1)

Begitu uztaz slaluujar (baris 2)

Pantun ini memang tak elok (baris 3)

Lantaran saya masih belajar (baris 4)

Kelima, periksa kembali pantun yang sudah dibuat. Sudahkah

memenuhi syarat sebagai sebuah pantun atau belum (Eko Sugiarto,

2013: 12-15).

D. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

1. Pengertian Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Think Pair Share (TPS) atau Berpikir-Berpasangan-Berbagi

dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya dari Universitas

Maryland. Model pembelajaran ini dimaksudkan sebagai alternatif

terhadap model tradisional yang diterapkan di kelas, seperti ceramah,

(53)

36

yang efektif untuk mengganti suasana pola diskusi di kelas. Pola diskusi

yang baik membutuhkan pengendalian kelas dan prosedur uang tepat

pula. Siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil yang

beranggotakan 2-6 orang yang bersifat heterogen. Selain itu, siswa debri

kesempatan lebih banyak waktu untuk berfikir, merespon dan bekerja

secara mandiri serta membantu teman lain secara positif untuk

menyelesaikan tugas (Thobroni, 2016: 245).

2. Manfaat dan Langkah- langkah Model Pembelajaran Thin Pair Share (TPS)

Menurut Miftahul Huda (2014: 206) manfaat TPS antara lain

adalah: 1) memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama

dengan orang lain; 2) mengoptimalkan partisipasi siswa; 3) memberi

kesempata kepada siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka kepada

orang lain. Skill- skill yang umumnya dibutuhkan dalam strategi ini

adalah sharing informasi, bertanya, meringkas gagasan orang lain, dan

paraphrasing.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Think Pair Share

(TPS) menurut (Zainal Aqib, 24: 2015) adalah sebagai berikut:

a. Guru manyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi atau permasalahan yang

disampaikan guru.

c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2

(54)

37

d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan

hasil diskusinya.

e. Berawal dari kegiatan tersebut, mengarahkan pembicaraan pada pokok

permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para

siswa.

f. Guru memberi kesimpulan.

g. Penutup.

3. Keuntungan dan Kelemahan TPS

Setiap jenis pembelajaran mempunyai ciri tersendiri dan

mempunyai keuntungan dan kelemahan, adapun keuntungan TPS adalah

sebagai berikut:

a. Melibatkan semua siswa secara langsung dalam KBM.

b. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan

pelajarannya masing-masing.

c. Dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap

ilmiah.

d. Dapat meningkatkan kepercayaan diri.

e. Dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap

demokratis para siswa.

Menurut M. Thobroni (248: 2016) TPS memiliki kelemahan

sebagai berikut:

a. Membutuhkan koordinasi secara bersama dari berbagai aktivitas.

(55)

38

c. Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu

pengajaran yang berharga. Untuk itu, guru harus dapat membuat

perencanaan yang saksama sehingga dapat meminimalkan jumlah

waktu yang terbuang.

E. Penelitian yang Relevan

Berikut adalah penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti

lakukan:

1. Rumilah (2012) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair

Share Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Pokok Bahasan Teks Cerita

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Kristen Satya Wacana Salatiga

Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012” dari Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga, telah membuktikan bahwa menggunakan model

pembelajaran Think Pair share (TPS) mendapatkan perbedaan yang nyata

terhadap hasil belajar siswa dari pada pembelajaran konvensional.

Penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dalam

pembelajaran berpengaruh signifikan pada pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Mulyani, Tri (2014) “Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV Semester 2 SDN

Gondangmanis Tahun Pelajaran 2013/2014” dari Universitas Muria

Kudus, terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

Kebudukan Indonesia (PKn) dengan presentase ketuntasan75 % (baik)

pada siklus I menjadi 81,25 % (baik) pada siklus II. Jadi hasil belajar

(56)

39

Berdasarkan dari dua penelitian yang relevan terdapat persamaan dengan

penelitian yang peneliti lakukan, yaitu peningkatan hasil belajar siswa pada

Sekolah Dasar. Namun disamping itu juga terdapat beberapa perbedaannya,

(57)

40

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Tegalsari

Penelitian ini dilakukan di MI Tegalsari, Kecamatan Karanggede,

Kabupaten Boyolali. Berikut adalah tabel perbatasan MI Tegalsari

Karanggede:

No Arah Batas

1. Sebelah Selatan Jalan utama ke jalan raya Sruwen-Karanggede

2. Sebelah Barat Rumah Warga

3. Sebelah Timur Sawah

4. Sebelah Utara Rumah Warga

Tabel 3.1 Perbatasan MI Tegalsari Karanggede

MI Tegalsari Karanggede ini berdiri di atas tanah yang luasnya

2672M2 dengan luas bangunan 464 M2 yang didirikan pada 15 Januari 1986.

Tanah ini milik yayasan yang sudah memiliki sertifikat akte yang sah.

B. Fasilitas Sarana dan Prasarana

No. Nama Jumlah Kondisi

Tabel 3.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Tegalsari Karanggede

C. Guru dan Staf

DATA GURU DAN STAF MI TEGALSARI

(58)

41

TAHUN AJARAN 2016/2017

No. Nama Pendidikan Jabatan

1. Maksudin, S.PdI S1/PBA Kepala Sekolah

2. Jariyah, S.PdI S1/PAI Guru Kelas

D. Subjek Penelitian dan Karakteristik Obyek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah

Tegalsari yang berjumlah 21 siswa, terdiri dari 13 laki-laki dan 8 perempuan

yang pada tahun pelajaran 2016/2017 tercatat sebagai siswa IV MI Tegalsari

Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.

DAFTAR NAMA SISWA KELAS IV MI TEGALSARI KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI

(59)

42

14. 1018 Meysa Nur alifa Pi

15. 1020 M. Fajar Mulyanto Pa

16. 1023 Nusa Septa akbari Pa

17. 1024 Raysa andri Putra Pa

18. 1025 Rasyad ahmad Pa

19. 1027 Sifa Rahma Fauziyah Pi

20. 1028 Wulan sri Lestari Pi

21. 1013 Feiza Peptia Danti Pi

Tabel 3.4 siswa kelas IV MI Tegalsari Karanggede

Karakteristik siswa sebagai subjek penelitian dapat digambarkan

sebagai berikut:

1.Usia rata-rata siswa adalah 9 tahun.

2.Kemampuan siswa rata-rata sedang.

3.Siswa terhitung banyak yang aktif dan ada juga yang kurang percaa diri.

4.Semua siswa barasal dari desa setempat.

5.Latar belakang pendidikan orang tua siswa sebagian besar berpendidikan

rendah.

E. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2017 dengan rincian sebagai

berikut

1.Observasi, 13 Maret 2017

2.Kegiatan Siklus I, Senin, 22 Mei 2017

(60)

43

F. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Siklus I

Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Siklus

pertama dilaksanakan pada hari Senin, 22 Mei 2017.Adapun

langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu

membuat RPP. Peneliti menggunakan model pembelajaran Think Pair

Share. Adapun tahap perencanaan meliputi:

1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Think Pair Share pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV.

2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari senin,

22 Mei 2017.

3) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I.

4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.

5) Membuat instrumen penelitian yaitu:

a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang

perilaku siswa selama proses pembelajaran. Lembar

observasi digunakan sebagai instrumen, karena hasil belajar

bisa dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses

(61)

44

b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia Materi pantun.

b. Pelaksanakan Tindakan

1)Menyiapkan RPP.

a) Kegiatan Pendahuluan

(1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa

bersama dipimpin oleh salah satu peserta didik dengan

penuh khidmat.

(2) Guru bertanya: “Apa kabar anak-anak?”

(3) Guru mengabsen siswa kemudian memeriksa pakaian dan

merapikan tempat duduk.

(4) Guru mempersilahkan siswa mengeluarkan LKS/buku dan

alat tulis.

(5) Guru menyampaikan materi yan akan diajarkan hari ini.

b) Kegiatan Inti Eksplorasi

(1) Guru membacakan pantun anak dengan suara yang jelas.

(2) Guru meminta ssiswa untuk menirukan pembacaan pantun

tersebut dengan suara yang lantang dan intonasi yang

benar.

(3) Guru menjelaskan apa itu pantun beserta ciri-cirinya dan

(62)

45

Elaborasi

(1) Siswa menirukan guru membacakan tiga buah pantun

yang beda jenisnya.

(2) Siswa melakukan simulasi pembelajaran menggunakan

model Think Pair Share (TPS).

(3) Guru memandu jalannya simulasi tersebut.

(4) Setiap siswa diminta untuk berpikir tentang materi yang

disampaikan guru.

(5) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap

kelompok 3 orang.

(6) Guru meminta siswa untuk bergabung pada kelompoknya

dan berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing serta

mengemukakan pemikiran dari individu.

(7) Guru meminta siswa mulai mengshare dengan setiap

kelompok mewakilkan satu orang untuk mengemukakan

dan boleh dibantu oleh anggotanya.

(8) Setelah selesai, guru meminta siswa untuk kembali ke

tempat duduk masing-masing dan guru membagi Lembar

Kerja Siswa secara individu.

(9) Guru menginstruksi kepada siswa untuk mengisi Lembar

Kerja Tersebut.

(10) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan Lembar kerja

(63)

46

Konfirmasi

(1) Guru memberikan apresiasi kepada kelompok terbaik.

(2) Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman

mengenai materi yang telah dipelajari.

c) Kegiatan Penutup

Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses belajar

mengajar.

(1) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses

belajar mengajar.

(2) Guru menginformasikan materi pelajaran untuk

pertemuan berikutnya.

(3) Guru memotivasi siswa agar tetap rajin belajar dan selalu

menjaga kebersihan.

(4) Guru menutup pertemuan dengan doa.

c. Pengamatan atau Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap

pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Peneliti dan guru sejawat,

yaitu ibu Jariyah, S.Pd.I secara langsung melakukan pengamatan

terhadap keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan model Think Pair Share dan perilaku peserta didik saat

proses pembelajaran sedang berlangsung. Aspek- aspek yang diamati

(64)

47

1) Lembar Observasi Guru

No Aspek yang diamati Skor

A B C D Kemampuan guru membuka pelajaran

1. Menarik perhatian siswa √

2. Memberikan motovasi awal √

3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi)

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √

5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari

Sikap guru dalam proses pembelajaran

6. Kejelasan artikulasi suara √

7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu siswa √

8. Antusiasme dalam penampilan √

9. Mobilitas posisi belajar √

Penguasaan bahan belajar

10. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang dibuat dalam RPP

11. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √ 12. Memiliki wawasan yang luas dalam

menyampaikan bahan ajar

Kegiatan belajar mengajar

13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah diteteapkan

14. Memiliki keterampilan dalam merespon dan menanggapi pertanyaan siswa

15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √

Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran/alat peraga

16. Menggunakan media/alat peraga secara efektifdan efisien

17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/alat peraga

Evaluasi pembelajaran

18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan

19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √

Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran

20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan √ 21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan

menjawab pertanyaan

(65)

48

Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus I

Keterangan:

Kategori total kinerja guru 76-100 = baik

51-75 = sedang 25-50 = kurang

2) Lembar Observasi Siswa

No Kriteria Penilaian terhadap siswa

Skor

A B C D

1 Merespon apersepsi yang diberikan oleh guru

2 Aktif dan semangat selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia menulis pantun

3 Berani bertanya dan menjawab pertanyaan tentang pantun

4 Berani mengungkapkan pendapat saat mengshare hasil diskusi

5 Bertanggung jawab terhadap tugas yang

22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √

Tindak lanjut/follow up

23. Memberikan tugas kepada siswa √

24. Menginformasikan materi, bahan ajar yang akan dipelajari berikutnya

25. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √

Jumlah 12 39 14 2

Total 67

(66)

49

diberikan guru 6 Perhatian siswa saat

pembelajaran Bahasa Indonesia menulis pantun

7 Keterlibatan siswa saat pembelajaran Bahasa Indonesia menulis pantun

8 Keaktifan partisipasi dalam penggunaan alat peraga

9 Kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok tentang materi pantun

10 Menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari bersama dari hasil pengeshare –an setiap kelompok

Tabel 3.6 Lembar Observasi Siswa Siklus I

Keterangan:

Putra Ardiansyah 60

Toni Kurniawan 40

Andika Wisnu Zulfahmi 80

Ari Prakoso 80

Awalul Sukri Romadhon 80

Gambar

Gambar 1.1. Skema Siklus Penelitian (Suyadi, 2010: 50)
Tabel 3.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Tegalsari Karanggede
Tabel 3.4 siswa kelas IV MI Tegalsari Karanggede
Tabel 3.6 Lembar Observasi Siswa Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perlu  lebih  banyak  sosiaslisasi  dengan  melibatkan  pemangku  kepentingan Perlu  pendampingan  dengan  melibatkan  pemangku kepentingan. Prinsip  efisiensi 

Suwarno , 2003 melakukan penelitian Bahaya dan Resiko Longsor Lahan Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, PropinsiJawa Tengah. Penelitian ini dilakukan dengan

Tahun 2019 yang akan datang, Gereja KAJ mengangkat tema "Amalkan Pancasila: Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat." Pemaparan historis, filosofis, politik

Untuk menduduki peperiksaan kategori yang lebih tinggi, calon-calon mestilah memegang perakuan kekompetenan terkini sekurang- kurangnya 1 tahun dengan sekurang-kurangnya 1

 Menyampaikan kisah singkat tentang peristiwa penting dan sikap terpuji Nabi Sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw secara individu maupun perwakilan kelompok.  Menyampaikan hasil

Sesuai surat Kepala BKN nomor K.26-30N.131-9/74 tanggal 30 Oktober 2017 tentang Penyampaian Hasil SKD CPNS BPKP, peserta SKD CPNS BPKP yang memenuhi nilai ambang batas dapat

Berbagai pandangan yang dipahami bersama bahwa ekonomi politik sangat mempengaruhi seluk beluk kehidupan pasar dan alur kerja perekonomian tidak bisa dipisahakan, dalam

Perubahan-perubahan penting dalam bidang produksi dan ekonomi di Eropa Barat pada abad ke 19 M telah mendorong seluruh dunia berada di bawah pengaruh industri mekanis