v
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya . Salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw . Akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Identifikasi Gen CYP2a6 pada Perokok di Kalangan Karyawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” .
Laporan penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Strata 1 sarjana kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terlaksananya penelitian ini berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. DR. (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp. And. sebagai dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hiadayatulah Jakarta
2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Ketua Program Studi Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh dosen di prodi ini yang selalu membimbing serta memberikan ilmu kepada saya selama menjalani masa pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Zeti Harriyati , M.Biomed dan Ibu Endah S.Si . M. Biomed sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
4. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung jawab modul Riset PSPD 2011 .
5. Kepada laboran yang terlibat, Bu Ai , Bu Suryani, Bu Lilis dan Bu Festy yang telah membantu saya dalam melaksanakan penelitian di laboratorium 6. Kedua orang tua penulis, dr. Taufik Widiyanto dan Insani Nurul Hayati,
vi
7. Adik-adik penulis, Lutfi Amalia Shaliha, Amoghasakti Abinawa, dan Gusti Landung Ar-Rantissy yang selalu menyemangati penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
8. Sahabat karib penulis, Lara Sofhy Wahyuni, Niken Nurul Paramesti, Vania Utami Putri, Debtia Rahmah, dan Raeiza Olyvia yang selalu menemani saya. Untuk teman penelitian saya , Nurohimah Fuad, Hanindyo Rizky, Nurhabiba Edriana , Rahman Mukti Aji dan Faisal Rachman yang sudah menemani dan membantu dalam melakukan penelitian di laboratorium. Teman-teman VLDL , Leyli Badriah, Tiara Putri Methas,Nadisha Refira, Herlina Rahmah, Madinatul Munawaroh, Hania Asmarani Rahmanita, Cut Neubi Getha dan Yofara Maulidia Muslihah terimakasih selalu menyemangati saya dalam penyelesaian penelitian ini .
9. Nurul Khafidz Subekti, terimakasih atas canda tawa dan motivasinya.. 10. Teman-teman seangkatan di Pendidikan Dokter , PSPD 2011.
11. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap agar Allah swt berkenan membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Jakarta, September 2014
vii
CYP2a6 pada Perokok di Kalangan Karyawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Gen CYP (enzim sitokrom P450) merupakan salah satu Xenobiotic Metabolizing Enzyme (XME), yaitu enzim yang berperan dalam metabolisme xenobitika. CYP2a6 adalah salah satu subfamili dari gen Cyp. CYP2a6 berperan dalam memetabolisme nikotin menjadi kotinin. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui adanya gen CYP2a6 pada perokok di kalangan karyawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode yang digunakan ialah dengan cara isolasi genom kemudian amplifikasi dengan PCR yang kemudian hasilnya dilihat menggunakan Gel Dock. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pita dari Gen CYP2a6 dengan ukuran 1500 bp.
Kata kunci : Gen CYP2a6, perokok, nikotin, PCR.
ABSTRACT
Muflikha Mayazi. Medical Education Study Program. Identification of Cyp2a6 Gene on the Smokers Bodies of the Employees of the Faculty of Medical and Health Science UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
CYP gene (citochrome P450 enzyme) is one of the Xenobiotic Metabolizing Enzyme (XME). It’s an enzyme which has in charge in xenobiotic metabolism. CYP2a6 is one of the subfamily of CYP gene. CYP2a6 has a role in metabolizing the nicotine into cotinine. The purpose of this research is to discover the existance of CYP2a6 gene on the smoker’s bodies of the employees of the faculty of medical and health science of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The method of used in this research is by isolating the genome which then we do the amplification by doing the the PCR then examine the result using Gel Dock. The result of this research has shown the existence of CYP2a6 gene ribbon which have size around 1500 bp.
viii
2.1.1 Penyakit yang ditimbulkan akibat kebiasaan merokok ...5
2.1.2 Substansi yang terkandung dalam rokok ...6.
2.1.3 Nikotin ...6
2.1.4 Gen CYP (Enzim sitokrom P450) ...9
2.1.5 Peran Enzim Sitokrom P4502A6 dalam metabolisme Nikotin dan Cotinin ...10
2.1.6 Metabolit dari Nikotin dan Cotinin ...11
2.1.7 Ketergantungan dan Ketagihan ...13
2.1.8 Farmakologi Nikotin...15
3.2 Waktu dan tempat penelitian...19
ix
3.4.3 Alat dan bahan ...20
3.4.3.1 Alat dan bahan Phlebotomi...20
3.4.3.2 Alat dan bahan Isolasi DNA ...20
3.4.3.3 Alat dan bahan PCR ...21
3.4.3.4 Alat dan bahan Elektroforesis...21
3.4.3.5 Alat dan bahan Pemotongan dengan enzim EcoR1...22
3.4.4 Cara kerja...22
3.4.4.1 Pengambilan sampel darah ...22
3.4.4.2 Isolasi DNA ...22
3.4.4.3 Amplifikasi dengan PCR ...23
3.4.4.4 Elektroforesis DNA ...23
3.4.4.5 Pemotongan dengan Enzim EcoR1 ...24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran gen CYP2a6...25
4.2 Data tambahan...28
4.2.1 Deskripsi perokok berdasarkan usia ...28
4.2.2 Deskripsi perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap per hari ...28
4.2.3 Deskripsi perokok berdasarkan lama merokok ...28
4.2.4 Deskripsi perokok dengan skor FTND ...29
4.2.5 Karakteristik subyek penelitian ...29
4.3 Mekanisme terjadinya ketergantungan fisik terhadap nikotin ...31
4.4 Peran gen CYP2a6 ...31
4.5 Keterbatasan penelitian ...32
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...33
5.2 Saran ...33
DAFTAR PUSTAKA...34
x
DAFTAR TABEL
xi
Gambar 2.1 Struktur kimia nikotin...7
Gambar 2.2 Metabolisme nikotin oleh CYP2a6...10
Gambar 2.3 Jalur metabolisme nikotin dan kotinin...11
Gambar 2.4 Sistem mesolimbik ...13
Gambar 2.5 Hasil pemotongan enzim EcoR1 ...16
Gambar 4.1 Foto hasil PCR sampel ...25
Gambar 4.2 Foto hasil PCR sampel dibandingkan dengan control normal ...26
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Persetujuan Etik...37
Lampiran 2 Lembar penjelasan kepada subyek penelitian ...38
Lampiran 3 Lembar persetujuan setelah penjelasan ...40
Lampiran 4 Data sekunder ...41
Lampiran 5 Kuesioner FTND ...42
Lampiran 6 Gambar penelitian Isolasi DNA ...44
Lampiran 7 Gambar penelitian PCR ...47
Lampiran 8 Gambar penelitian Elektroforesis ...49
Lampiran 9 Perhitungan ...51
xiii
No. Istilah Definisi
1. Nikotin Zat adiktif yang terkandung didalam daun
tembakau
2. Kotinin Bentuk penguraian nikotin
3. Brain Reward System Sistem yang dapat mengatur efek imbalan
sehingga seseorang cenderung mengulangi
perilakunya
4. Behavioral reinforcement Pengulangan perilaku
5. Sistem mesolimbik Sistem didalam otak yang mengatur perilaku
6. Polimorfisme Variasi sehingga menyebabkan aktivitas dan kapasitas suatu enzim dalam
menjalankan fungsinya
7. Delesi gen Hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung Gen
8. Duplikasi gen Patahnya sebagian segmen kromosom, lalu patahan tersebut tersambung pada
kromosom homolognya
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Merokok merupakan suatu penyebab kematian yang angkanya cukup tinggi pada populasi dunia. World Lung Foundation (WLF) mencatat kematian akibat merokok melonjak hampir tiga kali lipat dalam satu dekade terakhir. Di Indonesia,
Menurut laporan Lembaga Demografi Universitas Indonesia, jumlah perokok
mencapai 57 juta orang dan diperkirakan lebih dari separuh dari jumlah itu akan
mengalami kematian akibat berbagai macam penyakit yang ditimbulkannya dalam
jangka panjang, dengan rata-rata 427.948 kematian per tahun.1,2
Rokok merupakan suatu faktor risiko yang meningkatkan insidensi berbagai macam penyakit degeneratif pada beberapa sistem organ karena terdapat berbagai zat toksik, radikal bebas, dan iritan yang terkandung didalamnya. Berbagai zat dalam rokok tersebut dapat mengakibatkan cepatnya proses penuaan organ dengan cara akumulasi kerusakan – kerusakan organ yang kemudian menimbukan berbagai macam penyakit atau gangguan yang terkait dengan degenerasi fungsi beberapa sistem organ, yaitu organ pernapasan, kardiovaskular, kulit dan integumen, gastrointestinal, muskuloskeletal, syaraf dan imun.3
Dewasa ini, sekitar 70-80% perokok mengungkapkan keinginannya untuk berhenti merokok karena efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, namun dari angka tersebut hanya 35% orang yang berusaha untuk berhenti merokok, dan akhirnya hanya 5% yang berhasil berhenti merokok. Sulitnya seseorang berhenti merokok erat kaitannya dengan ketergantungan terhadap nikotin yang terkandung di dalam rokok. Efek nikotin terhadap otak sama dengan efek amfetamin, opiate dan kokain, begitu sampai di otak, nikotin berpengaruh terhadap nicotinic acethylcholine receptor dan dopamine yang berhubungan dengan rasa senang yang disebabkan ketagihan pada monoamine oxidase B, nitric oxide acethylcholine, dan gamma aminobutiryc acid. Akan tetapi, sulit berhenti merokok bukan hanya efek dari nikotin, melainkan karena multifaktorial.4,5
lingkungan terdiri dari tingkat pendidikan, pendapatan, pekerjaan, maupun pergaulan. Pada berbagai laporan penelitian diketahui bahwa faktor genetik memiliki andil sebesar 50-70% dalam mempengaruhi seseorang memiliki ketergantungan terhadap rokok.6
Salah satu gen yang berperan dalam ketergantungan fisik terhadap nikotin adalah gen CYP2A6, yaitu gen yang mengkode enzim sitokrom P450 2a6. Enzim ini bertanggung jawab terhadap 70-90% metabolisme nikotin dalam darah menjadi cotinine, dan dengan demikian menghilangkan atau menurunkan efek nikotin untuk memberikan stimulus pada brain reward system. Sehingga disimpulkan bahwa tidak adanya enzim yang memetabolisme nikotin akan mempertahankan kadar nikotin dalam darah tetap tinggi. Kadar nikotin yang tetap tinggi akan menurunkan gejala-gejala ketergantungan fisik perokok terhadap nikotin. Sebab kadar nikotin yang tinggi dalam darah akan dapat terus memberikan stimulusnya pada brain reward system dan menekan munculnya behavioral reinforcement.7,8,9
3
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan asumsi bahwa data yang didapat terdiri atas sampel yang heterogen.10,11,12,13,14
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat Gen CYP2a6 pada perokok di kalangan karyawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
1.3 Hipotesis
Terdapat gen CYP2a6 pada perokok di kalangan karyawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya gen CYP2a6 pada perokok dengan teknik PCR
1.4.2 Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya gen CYP2a6 pada perokok di kalangan karyawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Syarif Hidayatullah Jakarta terkait dengan lamanya merokok pada individu tersebut.
1.5 Manfaat penelitian
1.5.1 Manfaat bagi peneliti
1.5.2 Manfaat bagi Institusi
Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan penelitian lebih dalam bagi peneliti yang lain.
1.5.3 Manfaat bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa terdapat Gen Cyp2a6 pada perokok dimana gen tersebut dapat mempengaruhi tingkat ketergantungan seseorang terhadap nikotin.
1.5.4 Manfaat Klinis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Penyakit yang Ditimbulkan akibat Kebiasaan Merokok
Angka kematian dini akibat merokok mencapai 5,4 juta kematian setiap tahunnya pada tahun 2006. WHO memperkirakan angka tersebut masih akan terus naik dan mencapai 10 juta kematian per tahun pada tahun 2030. Menurut laporan Lembaga Demografi Universitas Indonesia, jumlah perokok di Indonesia
mencapai 57 juta orang .dan diperkirakan lebih dari separuh dari jumlah itu akan
mengalami kematian akibat berbagai macam penyakit yang ditimbulkannya dalam
jangka panjang, dengan rata-rata 427.948 kematian per tahun.2,14
Data penelitian menyatakan pada seseorang yang merokok terjadi
peningkatan risiko terkena penyakit jantung yang fatal sebesar 2 kali lipat
dibanding yang tidak merokok, 10 kali lipat risiko terkena kanker paru, beberapa
kali lipat risiko terkena kanker rongga mulut, esofagus, pankreas, ginjal, kandung
kemih, dan serviks; 2 sampai 3 kali lipat risiko terserang stroke dan ulkus
peptikum; 2 sampai 4 kali lipat risiko fraktur panggul, pergelangan tangan dan
vertebra, 4 kali lipat risiko terinfeksi pneumococcus; 2 kali lipat risiko terkena
katarak dan 2,5 kali terkena ARMD (Age Related Macular Degeneration).
Merokok juga dilaporkan meningkatkan risiko penyakit leukemia, kanker prostat
dan kolon, kanker payudara pada wanita post menopause, osteoporosis dan
penyakit Alzheimer. Pada umumnya seorang perokok meninggal 5-8 tahun lebih
cepat dibandingkan bukan perokok. Data penelitian lain menyebutkan, perokok
aktif ataupun perokok pasif akan mengalami destruksi komponen elastik dari
dinding aorta yang menyebabkan peningkatan risiko terbentuknya aneurisma aorta
Dengan demikian, penghentian kebiasaan merokok dapat menurunkan
seluruh peningkatan risiko terserang berbagai macam penyakit seperti yang
disebutkan di atas, namun hal ini sulit dilakukan megingat adanya faktor
ketergantungan. Dewasa ini, sekitar 70-80% perokok mengungkapkan keinginannya untuk berhenti merokok karena efek negatf yang ditimbulkan oleh rokok, namun dari angka tersebut hanya 35% orang yang berusaha untuk berhenti merokok, dan akhirnya hanya 5% yang berhasil berhenti merokok. Sulitnya seseorang berhenti merokok erat kaitannya dengan ketergantungan terhadap nikotin yang terkandung di dalam rokok. Efek nikotin terhadap otak sama dengan efek amfetamin, opiate dan kokain, begitu sampai di otak, nikotin berpengaruh terhadap nicotinic acethylcholine receptor dan dopamine yang berhubungan dengan rasa senang yang disebabkan ketagihan pada monoamine oxidase B, nitric oxide acethylcholine, dan gamma aminobutiryc acid. Akan tetapi, sulit berhenti merokok bukan hanya efek dari nikotin, melainkan karena multifaktorial.4,5,16
2.1.2 Substansi yang Terkandung dalam Rokok
Berikut adalah komponen mayor yang terkandung dalam rokok : Nikotin, Catechols, N-nitrosonornicotine, Fenol, Hidrokarbon Aromatik Polinuklear, Benzena, β-Napthylamine, Nikel (karbonil), Kadmium, Arsenik, Polonium-210 dan Radium-226, Karbon monoksida, Asetaldehid, Oksida Nitrogen, Hidrogen Sianida, Acrolein, Ammonia, Formaldehid, Urethane, Hydrazine, dan Nitrosamin.17
2.1.3 Nikotin
tubuh tetapi pada beberapa reaksi hidroksilasi dapat juga mengaktifkan obat dalam tubuh. Pada fase selanjutnya, senyawa terhidroksilasi diubah dengan enzim spesifik menjadi senyawa yang lebih polar melalui konjugasi dengan asam glukoronat sulfat, asetat, gluthation atau dengan beberapa asam amino tertentu. Tujuan utama dari serangkaian proses tersebut adalah meningkatkan kelarutan zat terkait dalam air atau meningkatkan polaritasnya dan memudahkan ekskresinya keluar tubuh.19
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan antar individu dalam metabolisme nikotin, yaitu:
1. Genetik
Adanya polimorfisme pada gen atau enzim yang memetabolisme nikotin akan memberikan perbedaan pada tiap individu dalam metabolism nikotin dala tubuhnya.19
2. Diet
Metabolisme nikotin sangat bergantung kepada aliran darah menuju ke hepar, karena hepar merupakan organ tempat metabolisme nikotin. Jadi, apabila ada faktor makanan atau obat yang sedang dikonsumsi yang akan mengganggu aliran darah menuju hepar akan mengganggu metabolisme nikotin .19
3. Perbedaan kelamin
Penelitian oleh Benowits menyatakan bahwa clearance nikotin pada pria lebih tinggi daripada pada wanita, namun, penelitian lain menyatakan bahwaclearancenikotin pada wanita lebih tinggi daripada pria terutama pada wanita yang menggunaka kontrasepsi oral, walaupun hasil yang didapat dari kedua penelitian tersebut tidak signifikan.19
4. Farmakokinetik nikotin
9
5. Usia
Semakin meningkatnya umur maka clearance nikotin pun menurun. Hal ini disebabkan karena menurunnya aliran darah menuju hepar maupun penurunan aktivitas enzim yang memetabolisme nikotin.19 6. Kondisi patologis
Penyakit hepatitis A, penyakit liver akibat alkohol, dan infeksi parasit pada hepar dapat berpengaruh terhadap aktivitas enzim CYP2A6 sehingga dapat mempengaruhi metabolisme nikotin.19
2.1.4 Gen CYP (Enzim sitokrom P450)
Enzim CYP P450 banyak terdapat pada membran retikulum endoplasmik halus (Smooth Reticulum Endoplasmic) yang merupakan bagian dari fraksi mikrosom hepatosit. Seperti yang telah diuraikan diatas, CYP merupakan enzim yang berperan dalam metabolisme xenobiotika
Berikut adalah reaksi yang dikatalisis oleh enzm Sitokrom P450: RH + O2+ NADPH + H+ R–OH + H2O + NADP
Dimana RH dalam reaksi tersebut mewakili xenobiotika.
CYP adalah biokatalisator terbaik yang pernah diketahui. Reaksi hidroksilasi oleh CYP dalam hati disebut dengan sistem CYP, karena untuk dapat melakukan fungsi yang seutuhnya CYP bergantung dari kehadiran enzim lain dalam mikrosom sel-sel hepar, yaitu NADPH-sitokrom P450 reduktase. Kerja sama antar kedua macam enzim inilah yang membangkitkan sistem CYP dalam proses hidroksilasi substrat xenobiotik.20,21
dua enzim CYP memiliki tingkat kesamaan sekuens asam amino mencapai 55% atau lebih, mereka berada dalam satu subfamili. Angka yang tertera setelah huruf subfamili menunjukkan nomor anggota, sedangkan huruf terakhir setelah bintang mengacu pada nomor alel atau varian.21
Gen CYP2A terletak pada lengan pendek kromosom 19, tepatnya pada 19p13.2. Subfamili gen CYP2A ini terdiri dari tiga gen dan dua pseudogen, yaitu CYP2A6, CYP2A7, CYP2A13, CYP2A7P(T) dan CYP2A7P(C). Gen CYP2a6 terdiri dari 9 ekson dan 8 intron dengan ukuran sebesar 6kilobasepairs.21
2.1.5 Peran Enzim Sitokrom P450 2A6 dalam Metabolisme Nikotin dan
Cotinin
Setiap obat adiktif memiliki sasaran molecular spesifik yang menjalankan
mekanisme sel khusus untuk mengaktifkan system mesolimbik, maka
digolongkanlah kedalam tiga golongan obat, yaitu: obat yang berikatan dengan
reseptor terkopel G10,, obat yang berinteraksi dengan resepor ionotropik atau kanal
ion dan obat yang menjadikan transporter monoamine sebagai sasarannya. Obat
dalam kelompok G10 menghambat neuron melalui hiperpolarisasi pascasinaptik
dan pengaturan pembebasan transmitter pascasinaptik. Di ATV, obat-obat ini
diperkirakan bekerja pada neuron asam
ɣ
aminobutirat (GABA) yang berperansebagai interneuron inhibitoris setempat. Obat yang berikatan dengan reseptor
ionotropik dan kanal ion dapat memiliki efek kombinasi pada neuron dopamin
dan neuron GABA sehingga meningkatkan pembebasan dopamin. Akhirnya, obat
adiktif dapat menimbulkan penumpukan dopamin ekstrasel di struktur yang
menjadi sasaran.28
Tabel. 2.1. Klasifikasi mekanistik obat-obat pada system mesolimbik
Nama Obat Sasaran Molekular Utama
Obat yang mengaktifkan reseptor terkopel protein-G
Opioid µ-OR (G10)
Kanabinoid CB1R
Asamɣ - hidroksibutirat GABABR (G10)
LSD, mescaline, psilocybin 5HT2AR (G10)
Obat yag berikatan dengan reseptor Ionotropik dan Kanal ion
Nikotin nAChR(α2β2)
Alkohol GABAAR, 5HT3R, nAChR, NMDAR, kanal Kir3
Benzodiazepin GABAAR
Phencyclidine, ketamine NMDAR
Obat yang berikatan dengan transporter amin biogenic
Cocaine DAT, SERT, NET
Amphetamine DAT, NET, SERT,VMAT
Ecstasy DAT, SERT, NET
15
2.1.8 Farmakologi Nikotin
Nikotin adalah agonis selektif reseptor nikotinik asetilkolin (nAChR) yang
biasanya diaktifkan oleh asetilkolin. Efek imbalan dari nikotin melibatkan ATV,
tempat nAChR diekspresikan pada neuron dopamin. Ketika nikotin mengeksitasi
neuron proyeksi, dopamine dilepaskan di nukleus akumbens dan di korteks
prefrontal sehingga meenuhi persyaratan dopamin dari obat adiktif. Penelitian
terbaru telah mengidentifikasikan kanal yang mengandung α4β2 di ATV sebagai
nAChR yang diperlukan bagi nikotin untuk menimbulkan efek imbalannya.
Penelitan elektrofisiologik menyatakan nAChR homomerik yang hanya tersusun
atas subunit α7 juga berperan pada efek penguatan dari nikotin. Reseptor –
reseptor ini diekspresikan di ujung sinaptik aferen eksitatoris yang berproyeksi
kedalam neuron dopamin. Mereka juga berperan pada pembebebasan dopamin
yang dipicu oleh nikotin dan pada perubahan jangka panjang yang dipicu oleh
obat-obat yang menimbulkan kecanduan.29
Gejala putus obat nikotin cenderung dapat dkatakan ringan, yakni
menyebabkan iritabilitas dan sulit tidur. Akan tetapi, nikotin termasuk salah satu
obat yang paling sering menimbulkan kecanduan dan sering terjadi relaps pasca
penghentian obat.30
2.1.9 Enzim EcoR1
Enzim nuklease merupakan enzim yang memotong DNA dengan
memutuskan ikatan fosfodiester antara nukeotida satu dengan nukleotida
berikutnya. Enzim nuklease terbagi menjadi dua yaitu: endonuklease dan
eksonuklease. Endonuklease merupakan nuklease yang memotong bagian internal
DNA tepat pada ikatan fosfodiester. Ada 3 macam tipe enzim endonuklease yaitu
tipe I,II dan III. Tipe II lebih sering digunakan karena dapat memotong tepat pada
sekuens yang diinginkan. Salah satu enzim endonuklease tipe II adalah enzim
EcoR1, yaitu enzim yang diisolasi dari Escherichia coli dan memotong molekul
17
2.3 Kerangka Konsep
2.4 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Cara Ukur Skala
1. Gen CYP2a6 Gen pengkode enzim
sitokrom P450 famili
nomor 2, subfamili a
nomor 6 yang terletak
pada kromosom 19p13.2
dan diekspresikan
di hepar, merupakan gen
yang mengoksidasi
nikotin menjadinikotin Δ 1 (5 )-iminium ion
Teridentifikasi
adanya pita
DNA melalui
elektroforesis
Kategorik
Gen CYP2A6
Ketergantungan terhadap rokok
DNA Gen CYP2A6
1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium biologi dan biokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Januari hingga Agustus 2014.
3.3 Sampel Penelitian
Sampel adalah karyawan di Universitas Islam Jakarta Syarif Hidayatullah Jakarta yang merokok.
3.3.1 Besar Sampel
Besar sampel pada penelitian ini adalah 10 orang dengan kontrol normal 10 orang.
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yaitu dengan teknikconsecutive 3.3.3 Kriteria Sampel
3.3.3.1 Kriteria Inklusi
Subyek penelitian merupakan seorang laki-laki yang merokok dengan rangeusia 20 -50 tahun.
3.3.3.2 Kriteria Eksklusi
3.4 Cara Kerja
3.4.1 Ijin Subjek Penelitian
Seluruh subyek penelitian akan mendapatkan tujuan, manfaat serta akibat sehubungan dengan penelitian. Bila menyetujui, subyek penelitian menandatangani formulir ijin penelitian.
3.4.2 Alur Peneliian
3.4.3 Alat dan Bahan
3.4.3.1 Phlebotomi
• Alat
Spuit, kapas alkohol, tali pembendung (tourniquet), plester, tabung vakutener, dan sarung tangan.
3.4.3.2 Isolasi DNA
• Alat
Tabung EDTA, mikrosentrifuge, mikropipet, tabung mikro, vortex, sarung tangan,water bath, dan pipet tetes.
DNA Gen CYP2A6 PCR Sampel darah
Isolasi darah
DNA genom
Elektroforesis
21
• Bahan
Darah sampel, isopropanol, larutan nuclei lisis, larutan rehidrasi DNA, antikoagulan, etanol 70 % ,dan larutanprotein precipitation.
3.4.3.3 PCR
• Alat
PCR verivy A-B, mikropipet, tabung mikro, tabung PCR, sentrifugator, rak tabung mikro, kotak es, danrefrigerator4°C.
• Bahan
Hasil isolasi DNA genom, Human PCR Toolbox, Oligonukeotida sintetik (primer) dari proligo Sigma dengan urutan primer sebagai berikut :
F :5‟- CAC CGA AGT GTT CCC TAT GCT G -3‟ R : 5‟- AAA ATG GGC ATG AAC GCC C -3‟
3.4.3.4 Metode deteksi DNA dengan Elektroforesis Gel Agarose 1 %
• Alat
Mikropipet, tabung mikro, sentrifugator, gelas kimia, gelas ukur,hot plate, Horizontal Agarose Gel Electrophoresis Apparatus ( Bio-Rad) , UV-transluminator, Power Pac Basic (Bio-Rad), timbangan digital, sarung tangan, spidol
• Bahan
3.4.3.5 Pemotongan dengan enzim EcoR1
• Alat
Mikropipet , tube
• Bahan
DNA template, Enzim EcoR1, 10xbufferEcoR1, dan ddH2O
3.4.4 Cara Kerja
3.4.4.1 Pengambilan sampel darah
Pengambilan sampel darah dilakukan dengan phlebotomy dengan jumlah 1 cc, kemudian sampel disimpan kedalam tabung vakutener dan disimpan di dalamrefrigeratordengan suhu 4° C.
3.4.4.2 Isolasi DNA genom
23
protein precipitation dan sentrifugasi. Supernatant dipindahkan ke dalam tabung microcentrifuge bersih yang sudah berisi 1 ml isopropanol. Tabung dibolak-balik secara perlahan sampai terlihat benang – benang putih halus (DNA). Untuk optimalisasi, sampel yang berupa supernatan disimpan pada suhu -20° C overnight. Besoknya sampel disentrifugasi pada kecepatan 13.000 rpm pada suhu ruang selama 2 menit, akan terlihat pellet putih. Buang supernatant, pellet dicuci dengan 1000 ul alkohol 70%. Kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 13.000 rpm pada suhu ruang, sampai pellet menjadi putih. Supernatant dibuang, kemudian pellet dikering anginkan pada suhu ruang. DNA dilarutkan dengan 100 ul rehydration DNA. Rehidrasi DNA pada suhu 65°C selama 1 jam atau pada suhu 4° C overnight.Setelah itu,DNA di simpan pada suhu -20° C.
3.4.4.3 Amplifikasi dengan menggunakan PCR
Dalam penelitian ini menggunakan master mix dari Kappa. Campuran Master Mix dimasukkan kedalam tube PCR sebanyak 20 uL, dan ditambah DNA template sebanyak 5 uL. Setelah itu, tabung PCR dimasukkan kedalam mesin PCR yang telah diprogram, yaitu denaturasi awal pada suhu 94°C selama 5 menit, 35 siklus: fase denaturasi (94°C selama 20 detik ), fase annealing (55°C selama 30 detik) dan fase extension (72°C selama 3 menit ). setelah selesai tabung mikro diangkat dari mesin PCR , simpan pada suhu 4°C
3.4.4.4. Elektoforesis DNA
Larutan loading buffer + DNA dimasukkan ke dalam sumur yang telah terbentuk dari sisir yang telah diangkat secara hati-hati dan perlahan. Alat elektroforesis dihubungkan dengan power supply yang telah diatur dengan voltase 90 volt selama 1 jam. Kemudian, pita DNA diamati menggunakan UV illuminator dan Gel Dock.
3.4.4.5 Pemotongan dengan enzim restriksi
5 Jumlah perokok
eksklusi dalam penelitia diuraikan analisis deskrip
4.1 Gambaran Gen CY
1 2 3
Keterangan : = Pit Gambar 4.1 merupa sampel yang memperliha hampir sama dengan pa mendapatkan pita sep memperlihatkan segmen
okok yang berhasil dikumpulkan dan sesuai kriteri itian ini adalah sebanyak 10 orang perokok. Diba kriptif mengenai subyek tersebut.
CYP2a6
Sampel M
4 5 6 7 8 9 10
Gambar 4.1 Foto hasil PCR sampel Pita gen CYP2a6
erupakan foto hasil amplifikasi dengan teknik PC lihatkan adanya segmen dari gen CYP2a6 sepanj panjang pita yang diperoleh pada penelitian dr. W
epanjang 1338 bp, sedangkan 6 sampel l en gen CYP2a6.
Marker
Gambar 4.2 Foto ha Keterangan : = P
= P
Telah dibahas pa enzim yang memetabol nikotin dalam darah dim mesolimbik sehingga me sering lagi , atau biasa di
Tidak munculny misal pasien mengonsum P450seperti rifampicin da gen penyandi enzim ters menggunakan enzim rest Untuk membukti tidak muncul gambara pemotongan dengan enz
r Sampel
1 2 3 4
oto hasil PCR sampel dibandingkan dengan kontrol nor = Pita Gen CYP2A6 Sampel
= Pita Gen CYP2A6 Kontrol Normal
pada bab sebelumnya bahwa gen CYP2a6 berf bolisme nikotin menjadi kotinin sehingga menur
dimana hal tersebut dapat menurunkan stimulus menyebabkan seorang perokok akan mengonsums disebut dengan toleransi.
nya segmen gen CYP2a6 dapat terjadi karena onsumsi obat-obatan yang menjadi inhibitor dari enz
n dan deksametason, dan dapat juga terjadi karena ersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitia estriksi agar diperoleh polimorfisme yang terjadi p buktikan adanya polimorfisme yang terjadi pada
aran pita pada foto hasil elektroforesis dilakuk enzim restriksi. Enzim restriksi yang peneliti gun
7
enzim Eco R1. Gambar 4.3 control normal yang dipo
Gambar 4.3 Keterangan :
Tidak terdapat pe perokok dengan control DNA gen target, hal in memotong pada gen targe
7
bar 4.3 berikut memperlihatkan hasil digesti beberapa dipotong dengan enzim restriksi .
Sampel Marker Sampel
1 2
4.3 Foto Hasil digesti sampel dengan enzim restriks = Pita Gen CYP2A6 Kontrol Normal
= Pita Gen CYP2A6 Sampel
4.2 Data Tambahan
4.2.1 Deskripsi perokok berdasarkan usia
Data deskripsi 10 orang perokok berdasarkan usia meliputi rentang usia 20 sampai 50 tahun , sesuai dengan kriteria inklusi. Dengan rerata usia 32,4 tahun. Data tersebut dapat dilihat dari tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1. Frekuensi perokok berdasarkan usia
Usia Frekuensi
≤32,4 5 orang (50%)
>32,4 5 orang (50%)
Total !0 orang (100%)
4.2.2 Deskripsi perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap per hari
Rata- rata dalam sehari subyek dalam penelitian ini menghisap rokok sebanyak 12,6 batang. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini
Tabel 4.2. Frekuensi perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap perhari Jumlah Rokok per Hari (batang) Frekuensi
≤12,6 9 orang (90%)
>12,6 1 orang (10%)
Total !0 orang (100%)
4.2.3 Deskripsi perokok berdasarkan lama kebiasaan merokok
9
Tabel 4.3 Frekuensi perokok berdasarkan lama kebiasaan merokok Lama Kebiasaan Merokok
(tahun) Frekuensi
≤14,4 6 orang (60%)
>14,4 4 orang (40%)
Total !0 orang (100%)
4.2.4 Deskripsi perokok berdasarkan skor FTND (Fagerstrröm Test for Nicotine Dependence)
Berikut merupakan deskripsi perokok berdasarkan skor FTND: Tabel 4.4 Frekuensi perokok berdasarkan skor FTND
Skor FTND Frekuensi
0-2 sangat rendah 1 (10%) 3-4 rendah 2 (20%) 5 sedang 4 (40%) 6-7 tinggi 3 (30%)
8-10 sangat tinggi 0 (0%)
4.2.5 Karakteristik subyek penelitian
Sebagian perokok, yaitu sebanyak 6 orang (60% dari sampel) telah memiliki kebiasaan merokok selama kurang dari sama dengan 14,4 tahun, sedangkan 4 orang lainnya yaitu sebanyak 4 orang (40% dari sampel) telah memiliki kebiasaan merokok selama lebih dari 14,4 tahun dengan jumlah rata-rata rokok yang dikonsumsi perhari pada 10 sampel tersebut adalah 12,6 batang.
Data mengenai karakteristik penelitian tersebut data dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.
Tabel 4.5 Karakteristik subyek penelitian
no Sampel jumlah rokok
4.3 Mekanisme terjadinya ketergantungan fisik terhadap nikotin
Terdapat faktor genetik dan lingkungan yang menyebabkan seseorag mengalami ketergantungan terhadap nikotin. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi. Menurut penelitian yang dilakukan O’ Brian sifat nikotin yang menimbulkan ketergantungan sebanding dengan waktu dan dosis konsumsi rokok. Berdasar teori tersebut, terdapat pergeseran proses fisiologis tubuh apabila terjadi akumulasi nikotin dalam tubuh, karena akumulasi nikotin yang cukup tinggi dapat menimbulkan downregulation pada beberapa reseptor dan juga dapat menimbulkan upregulationdari beberapa reseptor lainnya.
Merujuk dari penelitian dr. Hendy Wijaya tentang gen CYP2a6 dapat meningkatkan tingkat ketergantungan seseorang terhadap nikotin serta teori O’Brian mengenai ketergantungan dapat tejadi karena akumulasi nikotin dalam tubuh dimana dosis dan lama konsumsi rokok berpengaruh didalamnya, maka proses toleransi yang telah terjadi dapat dijadikan patokan telah terjadi ketergantungan fisik terhadap nikotin, proses ini dapat diukur dengan menggunakan kuesioner FTND.
4.4 Peran gen CYP2a6
Salah satu faktor risiko yang dapat menimbulkan ketergantungan fisik terhadap nikotin adalah tingginya jumlah rokok dengan kadar yang tinggi yang dihisap perharinya, dengan demikian dapat menyebabkan kadar enzim yang memetabolisme nikotin, CYP2a6, meningkat. Ketika kadar gen CYP2a6 meningkat maka kadar nikotin dalam darah perokok akan turun dibawah batas rangsang, jadi stimulus pada sistem mesolimbik dan area lain akan menurun, sehingga perokok akan mengalami proses toleransi dengan cara semakin sering merokok, dimana gejala tersebut merupakan gejala ketergantungan.
Selama penelitian berlangsung, banyak hambatan yang didapat antara lain: 1. Kurangnya waktu yang diberikan untuk penelitian, sehingga peneliti harus
mengambil waktu kuliah dalam melakukan penelitian
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Setelah dilakukan isolasi DNA genom dan dilanjutkan dengan amplifikasi menggunakan teknik PC didapatkan pita DNA dengan ukuran 1500 bp pada 4 sampel perokok dan 2 kontrol normal,
2. Tidak terdapat pita DNA pada 6 sampel perokok yang diperiksa, hal ini kemungkinan terjadi karena konsentrasi DNAtemplateterlalu kecil.
5.2 Saran
Adapun hal yang dapat disarankan untuk peneliti selanjutnya adalah: 1. Perlu dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan enzim restriksi
untuk mengetahui adanya polimorfisme yang terjadi pada gen tersebut. 2. Perlu dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih banyak . 3. Perlu dilakukan penelitian dengan desain analitik untuk meganalisis
DAFTAR PUSTAKA
1. World Lung Foundation (WLF). Angka Kematian akibat rokok dalam tiga decade terakhir. New York, 2008. p 34
2. Barber S, Adioetomo SM, Ahsan A, dan Setyonaluri D. Ekonomi Tembakau di Indonesia. Laporan Penelitian. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta, 2008. p 26.
3. Tyndale RF, Sellers E. Variable CYP2A6-Mediated Nicotine Metabolism Alters Smoking Behavior and Risk. The American Society for Pharmacology and Experimental Therapeutics. 2005 . Vol. 29, No. 4. p 11.
4. Burns DM. Nicotine Addiction. In DL. Kasper, E. Braunwalds, AS. Fauci, SL Hauser, DL Longo, dan JL. Jameson (Eds), Harrison’s Principles of Internal Medicine, 16th Edition, New York, McGraw-Hill. 2005. p 2573-2577
5. O Brian CP. Drug Addiction and Drug Abuse. In L.L. Brunton, JS. Lazo, & KL. Parker (Eds), Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics, 11th Edition, New York, McGraw-Hill. 2006. p 203-206 6. Caron L, Karkazis K, Raffin TA, Swan G dan Koenig BA. Nicotine addiction
through a neurogenomic prism: Ethics, public health, and smoking. Nicotine TobRes .Vol. 7, No. 2. 2005. p 11-17.
7. Gullstén, H. Significance of Polymorphism in CYP2A6 Gene. Disertation. Department of Pharmacology and Toxicology University of Oulu. Oulu,2000. p 56.
8. Yoshida R, Nakajima N, Watanabe Y, Kwon J. dan Yokoi T. Genetic Polymorphisms in Human CYP2A6 Gene Causing Impaired Nicotine Metabolism. Journal Of Clinical Pharmacology .Vol. 54, Oulu, 2002. p 511-517.
9. Munafö MR, Clark TG, Johnstone EC, Murphy MFG dan Walton RT. The Genetic Basis for Smoking Behavior: A Systematic Review and Meta-Analysis.Nicotine and Tobaco Research. Vol. 6, No. 4. 2003. p 231
11. Nussbaum RL, McInnes RR dan Willard HF. Genetic Variation in Individuals and Population: Mutation and Polymorphism. In R.L. Nussbaum, R.R. McInnes & H.F. Willard (Eds), Thompson and Thompson Genetics in Medicine, 7th Edition. Saunders Elsevier, Philadelphia, 2007. p 175-199. 12. Davies GE , Soundy TJ. The Genetics of Smoking and Nicotine Addiction,
2009: South Dakota Medicine. (Online), (Available from www.sdsma.org/
documents /Davies.pdf, diakses pada December ,2013).
13. Fukami T, Nakajima M, Yamanaka, H Fukushima, McLeod HL dan Yokoi T. A Novel Duplication Type of CYP2A6 Gene in African- American Population. The American Society for Pharmacology and Experimental Therapeutics. Vol. 35, No. 4. 2007. p 186.
14. Wijaya H. Gen CYP2A6 Meningkatkan Ketergantungan Fisik Perokok terhadap Nikotin . 2010. (Diakses pada September, 2013)
15. McPhee SJ, Pignone M. Disease Prevention and Health Promotion. In SJ. McPhee, MA Papadakis, dan LM Tierney Jr (Eds), Current Medical Diagnosis and Treatment, 47th Edition, New York: McGraw- Hill. 2007. p 1-16
16. Arking R. The Biology Of Aging, 3rd Edition. Oxford University Press. New York, 2005. p 9-11.
17. Benowitz NL. Cotinine as Biomarker of Environmental Tobacco Smoke Exposure. The Johns Hopkins University School of Hygiene and Public Health. Vol. 18, No. 2. 1996 . p 14.
18. Hoffman D, Hoffman I. Chemistry and Toxicology, 1999: Smoking and Tobacco Control Monograph. (Online), (diunduh dari :
http://dccps.ncbi.nih.gov /TCRB/monographs/9/m9_3.PDF, diakses pada 23 januari 2014).
19. Hukkanen J, Jacob III P, dan Benowitz NL. Metabolism and Disposition Kinetics of Nicotine. The American Society for Pharmacology and Experimental Therapeutics. Vol. 57, 2005 . p 80.
21. Kennely PJ, Rodwell VW. Proteins: Myoglobin and Hemoglobin. In RK Murray, DK Granner, dan VW Rodwell (Eds), Harper’s Illustrated Biochemistry, 27th Edition, Mc Graw Hill, New York,2006. p 41- 48.
22. Murray RK. Metabolism of Xenobiotics. In RK Murray, DK Granner, dan VW Rodwell (Eds), Harper’s Illustrated Biochemistry, 27th Edition, Mc Graw Hill, New York,2006. p 633-640.
23. Oscarson M. Genetic Polymorphism in The Cytochrome P4502A6 (CYP2A6) Gene: Implication for Interindividual Differences in Nicotine Metabolism. The Journal Of Pharmacology and Experimental Therapeutics. Vol. 29, No. 2. 2001 . p 58.
24. Nakajima M, Kwon JT, Tanaka N, Zenta T, Yamamoto Y, Yamamoto H, Yamazaki H, Yamamoto T, Kuroiwa, Y dan Yokoi T. Relationship Between Interindividual Differences in Nicotine Metabolism and CYP2A6 Genetic Polymorphism in Humans. Clinical Pharmacology and Therapeutics. Vol. 69. No. 1. 2001. p 231-232.
25. Bertram G, Katzung. Farmakologi dasar dan klinik, Edisi 10. Jakarta : EGC . 2010. p 674.
26. Robinson TE, Berridge KL . Addiction . Annu Rev Psychol, New York, 2003. p 32.
27. Ungless MA. Dopamine : The Salient Issue . Trends Neurosci, New York, 2004. P 481.
28. L. Usher C., Ungless MA. The Mechanistic Classification of Addictive Drugs. PloS Med , New York. 2006. Dalam Bertram G, Katzung. Farmakologi dasar dan klinik, Edisi 10. Jakarta : EGC . 2010. p 674.
29. Maskos U, et al. Niicotine reinforcement and cognition restored by targeted expression of nicotinic receptor s. Nature, New York, 2005. Dalam Bertram G, Katzung. Farmakologi dasar dan klinik, Edisi 10. Jakarta : EGC . 2010. p 674.
Lampiran 2
Lembar Penjelasan Kepada Subyek Penelitian
Assalamualaikum wr wb
Saya Muflikha Mayazi yang sedang menjalani pendidikan S1 kedokteran Umum di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “Identifikasi Gen CYP2a6 pada perokok di kalangan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”. Saya mengikutsertakan Anda dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui adanya ekspresi gen CYP2a6.
Gen Cyp2a6 merupakan Gen pengkode enzim sitokrom P450 famili nomor 2, subfamili a nomor 6 yang terletak pada kromosom 19p13.2 dan diekspresikan di hepar, dengan cara pengambilan arah melalui vena perifer, kemudian ekstraksi sesuai protocol DNA kemudian diamplifikasi menggunakan PCR maka didapatkan ekspresi dari gen Cyp2a6, dimana ekspresi ini akan muncul pada seseorang yang merokok karena efek metabolisme nikotin.
diperiksa di laboratorium Biologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta .
Saya akan mencatat identitas anda (nama, jenis kelamin, usia, suku, alamat, nomor telepon yang bisa dihubungi) pada lembar penelitian.
Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela.
Pada penelitian ini identitas anda dirahasiakan . Hanya peneliti, anggota peneliti dan anggota komisi etik yang bisa melihat data anda. Kerahasiaan data akan dijamin sepenuhnya. Bila data anda dipublikasi kerahasiaan identitas anda tetap dijaga.
Terimakasih
Lampiran 3
Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Nomor Telp. :
Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan bersedia
berpartisipasi dalam penelitian ini
Ciputat,
Peneliti Peserta Penelitian
Muflikha Mayazi ( )
Saksi
1
Lampiran 4
Data Sekunder
Nama :
Usia :
Apakah Anda seorang perokok aktif ? A. ya B. tidak
*Jika ya, berapa batang rokok yang Anda habiskan dalam 1 hari? Sudah berapa lama Anda merokok?
*Jika tidak, apakah setidaknya Anda pernah mencoba merokok? A. ya B. tidak Jika ya, kapan Anda mencoba merokok?
Lampiran 5
Kuesioner FTND
(Fagerstrröm Test for Nicotine Dependence)
(Heatherton et al., 1991)
1. Berapa lama jarak waktu antara Anda bangun pagi dan rokok pertama yang anda hisap?
a) Setelah 60 menit atau satu jam (0)
b) 31-60 menit (1)
c) 6-30 menit (2)
d) Dalam waktu 5 menit (3)
2. Apakah Anda merasa kesulitan untuk tidak merokok di tempat-tempat tertentu bebas rokok?
a) Tidak (0)
b) Ya (1)
3. Aktivitas merokok saat apa yang paling susah Anda hilangkan?
a) Rokok pertama di pagi hari (1)
b) Selain pagi hari (0)
4. Berapa batang rokok per hari yang Anda hisap?
a) 10 batang atau kurang (1)
b) 21-30 batang (2)
5. Apakah Anda lebih sering merokok di saat-saat setelah bangun tidur dibandingkan saat lain?
a) Tidak (0)
b) Ya (1)
6. Apakah Anda tetap merokok meskipun sakit dan harus beristirahat sepanjang hari?
a) Tidak (0)
b) Ya (1)
Interpretasi:
0-2 : Ketergantungan fisik sangat rendah 6-7 : Ketergantungan fisik tinggi
3-4 : Ketergantungan fisik rendah
Lampiran 9
a. Perhitungan rata-rata usia perokok
Rata-rata =
=
= 32,4 tahun
b. Perhitungan rata-rata jumlah rokok yang dihisap setiap hari
Rata-rata =
=
= 12,6 batang
c. Perhitugan rata-rata lama kebiasaan merokok
Rata-rata =
=
Lampiran 10
RIWAYAT HIDUP
Nama : Muflikha Mayazi
Tempat, Tanggal Lahir : Surakarta, 27 Jauari 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jalan Raya Paku Sadeng.02/04. Bogor.
No.Hp : 085711640505
Email :muflikha.mayazi@yahoo.com
Riwayat Pendidikan:
1997-1999 : TK Aisyah No. 20 Pajang. Surakarta
1999-2003 : SDN Bratan III Surakarta
2003-2005 : SDN Sadeng II Bogor
2005-2008 : SMPN I Leuwiliang Bogor
2008-2011 :SMAN I Leuwiliang Bogor