• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Sistem Pengarsipan Dokumen Bagian Perencanaan Dan Program Dinas Perikanan Dan Kelautan Propinsi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi Sistem Pengarsipan Dokumen Bagian Perencanaan Dan Program Dinas Perikanan Dan Kelautan Propinsi Jawa Barat"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi seperti ini, teknologi informasi pun mulai sangat

dibutuhkan oleh masyarakat luas. Perkembangan teknologi tidak hanya merambah

di perusahaan yang sudah maju ataupun perusahaan yang sedang berkembang

tetapi juga merambah instansi-instansi pusat pun teknologi sudah menjadi

kebutuhan yang wajib dipenuhi. Seiring dengan perkembangan teknologi yang

ada pada saat ini, Sistem Informasi merupakan salah satu teknologi yang paling

dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi untuk melakukan pengolahan data,

dimana data merupakan aset penting yang perlu untuk dijaga.

Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat saat ini

beralamat di Jl. Wastukencana No. 17 Bandung, Dinas Perikanan Propinsi Jawa

Barat awalnya terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 1951

tertanggal 27 Juni 1951 tentang Pelaksanaan Penyerahan Sebagian dari Urusan

Pemerintahan Pusat dalam Lapangan Perikanan Darat kepada Propinsi Jawa Barat

dan Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah Swastantra Propinsi Jawa Barat

No. 3/UPOA/54 tertanggal 4 Juni 1952 dengan nama Jawatan Perikanan Darat

Propinsi Jawa Barat, berkedudukan di Bandung. Pembentukan Dinas Perikanan

dan Kelautan Propinsi Jawa Barat didasarkan pada Peraturan Daerah No. 21 tahun

2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Propinsi Jawa Barat.

Di Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat memiliki banyak

(2)

dibuat juga menjadi dokumen Microsoft Word. Terkadang pegawai membutuhkan

data dimasa lalu dalam pekerjaannya atau sekedar melihat kembali data-data

terdahulu. Untuk melakukan hal tersebut, para pegawai harus membuka kembali

lemari penyimpanan arsip dan mencari data secara manual dengan mencari satu

persatu dari sekian banyak arsip. Proses manual tersebut membutuhkan waktu

pencarian yang lama dan tidak efisien. Selain masalah tersebut, menimbulkan

ketidakrapihan dalam menyimpan arsip-arsip yang ada.

Berdasarkan permasalahan yang ada maka dibutuhkan sebuah aplikasi

yang lebih efisien pada Dinas Perikanan dan Kelautan propinsi Jawa Barat. Oleh

karena itu, pada laporan ini akan dibuat suatu sistem informasi yang dituangkan

kedalam judul “Aplikasi Sistem Pengarsipan Dokumen Bagian Perencanaan

Dan Program Dinas Perikanan Dan Kelautan Propinsi Jawa Barat”.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut :

1. Proses pencarian arsip atau data masih dilakukan secara manual.

2. Para Pegawai membutuhkan waktu pencarian yang cukup lama.

3. Data yang tersimpan tidak rapih.

4. Data belum semuanya tersimpan pada satu tempat.

1.3 Maksud dan Tujuan

Pada pembuatan aplikasi sistem pengarsipan perencanaan berbasis desktop

pada Dinas Perikanan dan Kelautan Bandung pada sub bagian Perencanaan dan

(3)

1.3.1 Maksud

Maksud dari ditulisnya laporan ini adalah untuk membangun Sistem

Informasi pencarian arsip pada sub bagian Perencanaan dan Program Dinas

Perikanan dan Kelautan Bandung Berbasis Desktop.

1.3.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan aplikasi sistem pengarsipan berbasis

desktop adalah sebagai berikut:

1. Mempercepat proses pencarian data pada sub bagian Perencanaan dan

Program.

2. Sebagai tempat penyimpanan data agar tersimpan dengan rapi.

3. Mengkategorikan data berdasarkan jenis datanya, agar mudah digunakan

saat dibutuhkan.

1.4 Batasan Masalah

Permasalahan yang harus diselesaikan pada proyek akhir ini dibatasi pada

hal-hal sebagai berikut:

1. Input data dilakukan pada satu komputer dan dipegang penuh oleh satu

karyawan pada sub bagian Perencanaan dan Kelautan sebagai admin.

2. Hanya mengelola dokumen-dokumen yang ada di sub perencanaan dan

program, yang ada di Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat.

3. Hanya mengelola dokumen-dokumen yang sudah jadi dan tidak untuk

mengubah isi dokumen tersebut.

1.5 Metode Penelitian

Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan laporan kerja praktek

(4)

1. Pengumpulan Data

a. Studi Literatur

Dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari referensi yang

berhubungan dengan semua dokumen yang dibutuhkan pada sub bagian

perencanaan dan program di Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi

Jawa Barat.

b. Wawancara

Mengadakan wawancara dengan dosen pembimbing dan pembimbing di

tempat kerja praktek yang berhubungan dengan permasalahan yang

dibahas dalam laporan kerja praktek ini.

c. Observasi

Melakukan observasi untuk mencari masalah yang mungkin terjadi dan

mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut dengan membangun

suatu aplikasi.

2. Tahap perancangan dan implementasi

Pembangunan perangkat lunak ini menggunakan metode waterfall

yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a) System Engineering

Merupakan tahap awal dalam pengembangan sistem yaitu

menetapkan segala hal yang diperlukan dalam membangun perangkat

lunak dengan meminta penjelasan dari pihak-pihak yang memiliki

keterkaitan dengan aplikasi yang dibuat.

b) Analisis

(5)

dibuat dengan menentukan karakteristik dan hubungan antar objek-objek.

c) Design

Merupakan tahap penerjemah atau transformasi dari tahap analisis

ke dalam suatu metode desain perangkat lunak yang mudah dimengerti

oleh pengguna.

d) Coding

Tahap ini merupakan tahap penerjemah data atau pemecahan

masalah yang telah dirancang ke dalam format yang dapat dibaca

oleh mesin dengan menggunakan bahasa pemrograman komputer, yang

dipakai disini adalah bahasa pemrograman dengan Borland Delphi 7.

e) Testing

Pengujian (testing) perangkat lunak yang mengintegrasikan metode

desain test case ke dalam sederetan langkah yang direncanakan

dengan baik, dan hasilnya adalah konstruksi perangkat lunak yang

baik.

f) Maintenance

Tahap akhir dimana suatu perangkat lunak yang sudah selesai

dapat mengalami perubahan–perubahan atau penambahan sesuai dengan

(6)

System Engineering

Requirements Analysis

Design

Coding

Testing

Maintenance

Gambar 1.1 Metodologi Waterfall

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibagi dalam beberapa bab dengan pokok

pembahasan. Sistematika secara umum adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang dasar-dasar pemikiran yang berisi tentang latar

belakang masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan

masalah, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan profil dari Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi

Jawa Barat dan landasan teori yang digunakan dalam perancangan dan

pembuatan aplikasi, serta memaparkan tentang kebutuhan penyusunan

kembali dokumen-dokumen yang sudah ada di sub bagian perencanaan dan

program di Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat dimana

kebutuhan utamanya adalah mengarsipkan semua dokumen kedalam suatu

wadah atau suatu tempat agar dokumen tersebut lebih terorganisir sebagai

(7)

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah perancangan dan pembuatan

Aplikasi Input Data Dokumen Dinas berbasis Desktop, serta kegiatan

selama mengikuti kerja praktek di Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi

Jawa Barat.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dan saran yang sudah diperoleh dari hasil penulisan

(8)

8

2.1. Profil Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat

Berikut ini akan dibahas mengenai profil dari Dinas Perikanan dan

Kelautan Propinsi Jawa Barat,

2.1.1. Sejarah Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat

Sejalan dengan perkembangan zaman, nama dan susunan organisasi serta

tata kerja Dinas Perikanan dan Kelautan di Jawa Barat mengalami beberapa kali

perubahan. Berikut ini diuraikan secara ringkas perubahan-perubahan dimaksud

semenjak periode pra-kemerdekaan hingga sekarang.

A. Periode Pra-Kemerdekaan

1. Zaman Penjajahan Belanda

Pada zaman ini, urusan perikanan di Jawa Barat ditangani oleh 2 instansi,

yaitu perikanan darat oleh Onder Afdeeling Binen Visserij Dienst berkedudukan di

Bandung, dan perikanan laut oleh Afdeeling Instituee Van Ve Zee Visscherij West

& Alidden berkedudukan di Cirebon. Onder Afdeeling Binen Visserij Dienst

merupakan bagian dari Dinas Perikanan dengan titik berat tugasnya menghimpun

data perikanan darat. Pekerjaannya diutamakan menginventarisasi obyek-obyek

dan pengumpulan data bersama-sama dengan Laboratorium Voor De Binan

Visserii yang ada di Bogor.

Dengan berkembangnya usaha perikanan darat di beberapa daerah, secara

(9)

consulent, visserij opzichter dan visserij mantri) ditingkat kabupaten terpisah dari

LVD, namun masih dalam lingkup LVD keresidenan.

2. Zaman Penjajahan Jepang

Pengelolaan bidang perikanan hampir sama dengan waktu Zaman

penjajahan Belanda, hanya bedanya pada Zaman pendudukan Jepang dibentuk

Jawatan Perikanan Darat di tiap kabupaten dan adanya ahli perikanan darat

tersendiri di tingkat Keresidenan dalam arti luas. Tujuan utamanya adalah untuk

mempermudah pengumpulan ikan guna kepentingan militer Jepang, di samping

kebutuhan pangan lainnya.

Kemudian di bidang perikanan laut dibentuk Jawatan Perikanan Laut

(Kaken Gyogo Kenkyu Sao). Di berbagai daerah didirikan Jawatan Penerangan

Perikanan Laut (Suisan Shidozo), sedangkan perkumpulan-perkumpulan nelayan

dijadikan Koperasi Perikanan Laut (Gyogo Kumiai).

B. Periode Pasca-Kemerdekaan

1. Masa Pra-Pembentukan Propinsi Jawa Barat (1945-1951)

Pada periode transisi, yaitu setelah Proklamasi Kemerdekaan RI sampai

dibentuknya Propinsi Jawa Barat berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun

1950, lembaga yang menangani perikanan darat dan laut adalah Jawatan Pertanian

yang merupakan instansi vertikal pusat di bawah Kementrian kemakmuran

(kemudian menjadi Kementrian Pertanian), bersama-sama dengan bidang

pertanian rakyat, perkebunan, kehewanan dan penyaluran bahan makanan.

Khusus untuk bidang perikanan darat, pada akhir masa transisi terdapat

Kantor Perikanan Darat, yang dipimpin oleh inspektur. Kemudian Laboratorium

(10)

Perikanan Darat. Laboratoriun ini pada waktu itu bernaung di bawah Balai Besar

Penelitian Pertanian Bogor.

2. Masa Pasca Pembentukan Propinsi Jawa Barat

a. Tahun 1951-1973

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 1951 tertanggal 27 Juni

1951 tentang Pelaksanaan Penyerahan Sebagian dari Urusan Pemerintahan Pusat

dalam Lapangan Perikanan Darat kepada Propinsi Jawa Barat dan Surat

Keputusan Dewan Pemerinta Daerah Swastantra Propinsi Jawa Barat No.

3/UPOA/54 tertanggal 4 Juni 1952 dibentuklah Jawatan Perikanan Darat propinsi

Jawa Barat, berkedudukan di Bandung. Struktur organisasinya ditetapkan sendiri

oleh Kepala Jawatan yang pada akhir masa ini adalah sebagai berikut: Unsur

pimpinan (Inspektur dan Wakil Inspektur); Unsur staf (Perencanaan

Pembangunan, Perencanaan Rutin dan Khusus); Unsur Bagian (Produksi,

Pembiayaan, Perundang-undangan, Sosial Ekonomi, Keuangan, Kepegawaian,

Logistik dan Umum).

Sedangkan urusan perikanan laut masih ditangani oleh Jawatan perikanan

Laut Resor Jawa Barat di Cirebon. Jawatan Perikanan Laut Resor ini membawahi

Jawatan Perikanan Laut Wilayah : (Banten, Pelabuhan Ratu dan Tanggerang,

berkedudukan di Serang); (Bekasi, Karawang dan Purwakarta, berkedudukan di

Purwakarta); (Cirebon, Indramayu dan Pangandaran, berkedudukan di Cirebon);

serta (Daerah Istimewa Jakarta Raya, berkedudukan di Jakarta).

Barulah pada tahun 1958 dibentuk Jawatan Perikanan Laut Daerah

Swatanra Tingkat I Jawa Barat berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun

(11)

Pemerintahan Pusat di lapangan perikanan laut, kehutanan dan karet rakyat

kepada Daerah Swatanra Tingkat I Jawa Barat No. 7/UP/VIII-h/0/58 tertanggal 8

Juni 1958. Di tingkat kabupaten dibentuk Jawatan Perikanan Darat Kabupaten

setelah ada penyerahan sebagian urusan perikanan darat dari Daerah Tingkat I

Jawa Barat kepada Daerah Tingkat II/Kotapraja se Jawa Barat berdasarkan

Peraturan Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 14/PD-DPRD-GR/61.

b. Tahun 1973-sekarang

Pada tahun 1973 Jawatan Perikanan Laut dan Jawatan Perikanan Darat

Propinsi Jawa Barat dilebur ke dalam satu Jawatan dengan nama Jawatan

Perikanan Propinsi Jawa Barat yang dibentuk dengan Peraturan Daerah Propinsi

Jawa Barat No. 27/PD-DPRD/1973/tanggal 16 Februari 1973 berkedudukan di

Bandung. Susunan Organisasi dan Tata kerjanya lebih rinci ditetapkan dengan

Surat Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Barat No. 81/A.IV/15/73 tanggal 20

Maret 1973, yaitu sebagai berikut: Kepala Jawatan; Biro I Perencanaan dan

Evaluasi (terdiri atas: Bagian Statistik, bagian Perencanaan, Bagian Pengendalian

& Operasional); Biro II Penyuluhan dan Pendidikan (terdiri atas: Bagian

Penyuluhan, Bagian Pendidikan, Bagian Hukum); Biro III Umum (terdiri atas:

Bagian Administrasi, Bagian Keuangan, Bagian Kepegawaian, Bagian Peralatan).

Disamping biro-biro tersebut Jawatan dilengkapi pula dengan sejumlah ahli,

terdiri atas: 2 orang ahli Budidaya Air tawar & Budidaya Air Payau; 3 orang ahli

perikanan laut; Seorang ahli Teknologi & Sumber Hayati; Seorang ahli

Pemasaran; Seorang ahli Koperasi; dan Seorang ahli Kesejahteraan Keluarga.

Tahun 1975 dengan mengacu pada Undang-undang No. 5 tahun 1974

(12)

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No, 107/A.V/18/SK/75, istilah

atau sebutan JAWATAN diganti menjadi DINAS. Pada tahun 1978 dilakukan

pemantapan organisasi dan tata kerja dinas berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Dalam Negeri No. 363 tahun 1977. Tahun 1994, terjadi lagi reorganisasi dinas

dengan penciutan subdinas berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.

061/3(i05/Sj tanggal 21 Oktober 1994 yang baru berlaku efektif pada tahun 1996

setelah terbit Perda No. 15 tahun 1995 tentang Susunan Organisasi dan tata kerja

Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tingakt I Jawa Barat dan Keputusan Gubernur

Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 4 tahun 1997 tanggal 24 Februari 1997

tentang Rincian Tugas Unit di lingkungan Dinas Perikanan Propinsi Daerah

Tingkat I Jawa Barat.

Tahun 2001 sejalan dengan terbitnya undang-undang tentang Otonomi

Daerah terjadi lagi perombakan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Daerah

Propinsi Jawa Barat No. 15 Tahun 2000 tentang Dinas Daerah Propinsi Jawa

Barat yang ditandai dengan munculnya jabatan Wakil Kepala Dinas dan

munculnya kembali Sub Dinas Bina Program. Tahun 2002 organisasi Dinas

Perikanan Propinsi Jawa Barat dilengkapi dengan dibentuknya secara formal 8

Unit Pelaksana Teknis Dinas (setara Eselon III) yang sebelumnya terdiri dari

unit-unit kerja teknis di bidang pembenihan ikan, budidaya ikan, laboratorium,

pelabuhan, pendidikan dan latihan serta konservasi.

Tahun 2004 sejalan dengan upaya peningkatan efektifitas dan efisiensi

keorganisasian dinas maka terjadi lagi perubahan struktur organisasi Dinas

Perikanan yang ditandai dengan tidak diangkatnya Jabatan Wakil Kepala Dinas.

(13)

No. 5 Tahun 2002 serta Kepgub No. 55 Tahun 2002. Adapun struktur organisasi

terakhir ini adalah terdiri dari jabatan: Kepala Dinas, Bagian Tata Usaha, Sub

Dinas Bina Program, Sub Dinas Eksplorasi Kelautan, Sub Dinas Produksi dan

Konservasi, Sub Dinas Bina Prasarana serta Sub Dinas Bina Usaha.

2.1.2. Logo Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat

Logo dari Dinas Perikanan Dan Kelautan Propinsi Jawa Barat sebagai

berikut;

Gambar 2.1 Logo Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat

2.1.3. Badan Hukum Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat

Kantor Dinas Perikana dan Kelautan Propinsi Jawa Barat saat ini

beralamat di Jl. Wastukencana No. 17 Bandung, Dinas Perikanan Propinsi Jawa

Barat awalnya terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 1951

tertanggal 27 Juni 1951 tentang Pelaksanaan Penyerahan Sebagian dari Urusan

Pemerintahan Pusat dalam Lapangan Perikanan Darat kepada Propinsi Jawa Barat

dan Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah Swastantra Propinsi Jawa Barat

No. 3/UPOA/54 tertanggal 4 Juni 1952 dengan nama Jawatan Perikanan Darat

Propinsi Jawa Barat, berkedudukan di Bandung. Pembentukan Dinas Perikanan

dan Kelautan Propinsi Jawa Barat didasarkan pada Peraturan Daerah No. 21 tahun

(14)

2.1.4. Struktur Organisasi Sub Bagian Perencanaan dan Program

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Sub Bagian Perencanaan dan Program

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Sistem

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin

banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa

tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara

satu sistem dengan sistem yang lain berbeda. Mendefinisikan sebuah sistem

sebagai berikut :

“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.

Dari pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu sistem

merupakan elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam

(15)

2.2.2. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu:

1. Komponen sistem (Components)

Terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, dan bekerjasama

dan membentuk satu kesatuan. Komponen sistem dapat berupa sub sistem

yang merupakan bagian dari sistem yang lebih besar.

2. Batasan Sistem (Boundary)

Merupakan suatu daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang

lain atau lingkungan luar, dan dengan batasan ini kita bisa mengetahui ruang

lingkup suatu sistem.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment )

Apapun yang berada diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi suatu

sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Merupakan media penghubung antar subsistem, yang memungkinkan

sumbar-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya.

Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk

subsistem lainnya melalui penghubung disamping sebagai penghubung

untuk mengintegrasikan subsistem-subsistem menjadi satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input)

Merupakan energi yang dimasukkan kedalam sistem, dimana masukan ini

dapat berupa masukan perawatan ( maintenance input) dan masukan sinyal

(16)

6. Keluaran Sistem (Output)

Merupakan hasil dari energi yang diolah dan diidentifikasikan menjadi

keluaran yang berguna dan mampu menjadi masukan baru atau informasi

yang dibutuhkan.

7. Pengolahan Sistem (Process)

Setiap sistem pasti mempunyai pengolahan data masukan untuk diolah

menjadi sebuah informasi.

8. Sasaran Sistem (Object) atau tujuan (goal)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau

suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada

gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang

dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem

dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.2.3. Klasifikasi Sistem

Sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi,

oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sudut pandang,

yaitu:

a. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)

Sistem abstrak adalah "sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak

tampak secara fisik". (Contoh : Sistem Teologia). Sistem fisik adalah "sistem

yang ada secara fisik". (Contoh : Sistem Komputer).

b. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made

(17)

Sistem alamiah adalah "sistem yang terjadi melalui proses alam dan tidak dibuat

manusia". (Contoh : Sistem Perputaran Bumi).

Sistem buatan manusia adalah "sistem yang dirancang oleh manusia dan

melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin". (Contoh : Sistem

Informasi).

c. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic

System)

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi,

interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga

keluarannya dapat diramalkan (Contoh : Sistem Komputer melalui program).

Sistem tak tentu adalah "sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat

diprediksi karena mengandung unsur probabilitas".

d. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

Sistem tertutup adalah "sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh

dengan lingkungan luarnya". Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya

turut campur tangan dari pihak diluarnya (kenyataannya tidak ada sistem yang

benar-benar tertutup), yang ada hanyalah relatively closed system.

Sistem terbuka adalah "sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan

lingkungan luarnya". Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan

keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya, sehingga harus

(18)

2.2.4. Analisis Sistem

Analisis sistem (sistem analis) merupakan tahapan yang sangat penting

dalam membangun sebuah aplikasi, karena kesalahan dalam tahap ini dapat

mempengaruhi tahapan selanjutnya. Analisa sistem didefinisikan sebagai berikut :

“Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian

komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi

permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan

yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat

diusulkan perbaikan-perbaikannya”.

Dalam tahap analisis terdapat langkah-langkah dalam pengerjaannya,

sebagai berikut:

a. Identify yaitu mengidentifikasi masalah.

b. Understand yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

c. Analyze yaitu menganalisis sistem.

d. Report yaitu membuat laporan hasil analisis.

2.2.5. Desain Sistem dan Tujuannya

Desain sistem dapat didefinisikan sebagai berikut:

“Penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari

beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”.

Selain itu Desain sistem memunyai maksud dan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi kebutuhan pengguna sistem.

2. Memberikan gambaran dalam perancangan sistem.

Sedangkan sasaran-sasaran yang harus dicapai agar desain sistem dapat mencapai

(19)

1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah

digunakan.

2. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan atau

instansi.

3. Desain harus efektif dan efisien serta mendukung keputusan yang akan

dilakukan oleh manajemen.

2.2.6. Definisi Sistem Informasi

Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen dalam

mengambil suatu keputusan. Suatu informasi dapat diperoleh dari sistem

informasi atau juga disebut dengan processing system atau information processing

system atau information-generating system. Sistem informasi didefinisikan oleh

Robert A. Leitchdan K. Roscoe Davis adalah “suatu system didalam sebuah

organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

mendukung orperasi, bersifat menejerial dan kegiatan strategi dari suatu

organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

diperlukan”.

2.2.7. Konsep dan Dasar Sistem Informasi

Sebuah sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan

perangkat lunak komputer serta perangkat manusia yang akan mengolah data

menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut. Informasi merupakan

hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, permasalahannya adalah

dimana informasi tersebut didapat. Informasi dapat diperoleh dari sistem

informasi. Robert A Leitch dan K. Roscoe Davis mendefinisikan sistem informasi

(20)

“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.”

2.2.8. Definisi Basis Data

Basis Data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan

secara bersama dengan tanpa adanya pengulangan (redundansi) yang tidak perlu

untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Terdapat konsep dasar pada basis data,

konsep dasar tersebut yaiut :

a. Field, merupakan unit terkecil dari data yang berarti, yang disimpan dalam

suatu file atau basis data.

b. Record, merupakan kumpulan dari field-field yang disusun dalam format

yang telah ditentukan.

c. File dan Tabel, merupakan ekivalen basis data relasional dari sebuah file.

Selain itu terdapat operasi dasar yang dimiliki oleh basis data, yaitu :

a. Menambah data.

b. Membaca data.

c. Mengubah data.

d. Menghapus data.

2.2.9. Tujuan Basis Data

Basis data dimaksudkan untuk mengatasi problem pada sistem yang

memakai pendekatan berbasis berkas. Basis Data pada prinsipnya ditujukan untuk

pengaturan data agar terdapat kemudahan dalam pengambilan kembali data

(21)

1. Lebih cepat dan mudah dalam melakukan penyimpanan, perubahan dan

manipulasi.

2. Efisiensi ruang penyimpanan.

3. Memungkinkan untuk menjaga keakuratan data dalam basis data.

4. Memungkinkan integrasi semua basis data yang ada.

5. Memungkinkan penambahan jenis data baru dalam basis data yang telah

ada.

6. Memiliki sistem keamanan.

7. Memungkinkan pemakaian secara bersama dalam satu waktu.

2.2.10. Tahap Perancangan Basis Data

Perancangan basis data merupakan langkah untuk menentukan basis data

yang diharapkan dapat mewakili seluruh kebutuhan pengguna. Berikut

tahapan-tahap yang biasa digunakan dalam perancangan basis data :

a. Entity Relationalship Diagram (ERD)

Entity Relationalship Diagram adalah suatu model jaringan yang

menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak. Model

data E-R didasarkan pada persepsi terhadap dunia nyata yang tersusun atas

kumpulan objek-objek dasar yang disebut entitas dan relasi. Berikut adalah

elemen-elemen yang terdapat pada ERD, yaitu :

1. Entity (Entitas), yaitu sesuatu apa saja yang ada didalam sistem, baik nyata

maupun abstrak dimana data disimpan.

2. Relationship, yaitu hubungan alamiah yang terjadi antara entitas.

3. Atribut, yaitu deskripsi kelompok data yang mempunyai karakteristik yang

(22)

4. Kardinalitas, yaitu menyatakan jumlah anggota entitas yang terlibat didalam

relasi yang terjadi. Terdapat tiga macam kardinalitas relasi, yaitu :

a. Satu Ke Satu (one to one / 1-1)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan paling

banyak satu entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya.

b. Satu Ke Banyak (one to many / 1-N)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak

entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya.

c. Banyak Ke Banyak (many to many / N-N)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak

entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya.

b. Normalisasi

Normalisasi adalah suatu proses untuk mengubah suatu tabel yang

memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah tabel atau lebih, yang tidak lagi

memiliki masalah tersebut. Masalah tersebut biasanya merupakan suatu

ketidakkonsistenan (tidak normal) apabila dilakukan penghapusan (delete),

pengubahan (update) dan pembacaan (retrieve) pada suatu basis data.

Bentuk normalisasi adalah suatu aturan yang dikenakan pada tabel-tabel

dalam basis data dan harus dipenuhi oleh tabel-tabel tersebut pada level-level

normalisasi. Ada macam-macam bentuk normalisasi, diantaranya adalah bentuk

tidak normal, bentuk normal pertama, bentuk normal kedua dan bentuk normal

ketiga. Aturan-aturan dalam masing-masing bentuk normalisasi tersebut adalah

(23)

a. Bentuk tidak normal

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan disimpan, tidak ada

keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau

terduplikasi dan data dikumpulkan apa adanya.

b. Bentuk normal pertama (1NF)

Suatu tabel dikatakan dalam bentuk normal pertama (1NF) bila setiap kolom

bernilai tunggal untuk setiap baris. Ini berarti bahwa nama kolom yang

berulang cukup diwakili oleh sebuah nama kolom (tidak perlu ada indeks

dalam memberi nama kolom).

c. Bentuk normal kedua (2NF)

Suatu tabel berada dalam bentuk normal kedua (2NF) jika tabel berada dalam

bentuk normal pertama, semua kolom bukan kunci primer tergantung

sepenuhnya terhadap kunci primer. Suatu kolom disebut tergantung

sepenuhnya terhadap kunci primer jika nilai pada suatu kolom selalu bernilai

sama untuk suatu nilai kunci primer yang sama.

d. Bentuk normal ketiga (3NF)

Suatu tabel berada dalam bentuk normal ketiga (3NF) jika tabel berada

dalam bentuk normal kedua, setiap kolom bukan kunci primer tidak memiliki

ketergantungan secara transitif terhadap kunci primer.

2.2.11. Database Manajement System (DBMS)

DBMS adalah perangkat lunak yang menangani semua mekanisme

pengaksesan database. Mempunya fasilitas membuat, mengakses, memanipulasi

(24)

lingkungan yang mudah dan aman untuk penggunaan dan perawatan database.

Selain itu terdapat beberapa fungsi dari DBMS, berikut adalah fungsi dari DBMS,

1. Dapat mengelolah pendefinisian data.

2. Dapat menangani permintaan dari pemakai untuk mengakses data.

3. Dapat memeriksa security dan integritas data yang didefinisikan oleh DBA.

4. Dapat menangani kegagalan-kegagalan pengaksesan database yang dapat

disebabkan oleh kesalahan sistem, kerusakan disk, dsb.

5. Mampu menyediakan data dictionary (kamus data).

6. Dapat menangani unjuk kerja dari semua fungsi seefisien mungkin.

2.2.12.Metode Analisis Sistem Terstruktur

2.2.12.1. Bagan Alir Dokumen (Document Flowmap)

Bagan alir dokumen menggambarkan aliran dokumen dan informasi antar

area pertanggungjawaban didalam sebuah organisasi. Bagan alir ini menelusuri

sebuah dokumen dari asalnya sampai tujuannya. Secara rinci bagan alir ini

menunjukan dari mana dokumen berasal, didistribusikannya, tujuan digunakan

dokumen tersebut. Bagan alir ini bermanfaat untuk menganalisis kecukupan

prosedur pengawasan dalam sebuah sistem. Bagan alir dokumen disebut juga

bagan alir formulir yang menunjukan arus dari laporan dan formulir termasuk

tembusannya.

2.2.12.2. Diagram Konteks (Contexts Diagram)

Diagram konteks menggambarkan hubungan antara sistem dengan entitas

luarnya. Diagram konteks berfungsi sebagai transformasi dari satu proses yang

melakukan transformasi data input menjadi data output. Entitas yang dimaksud

(25)

konteks selalu mengandung satu dan hanya satu proses saja. Diagram konteks ini

menggambarkan hubungan input atau output antara sistem dengan dunia luarnya

(kesatuan luar).

2.2.12.3. DFD (Data Flow Diagram)

DFD adalah penjelasan lebih rinci dari diagram konteks dan proses

fungsional yang ada dalam sistem. DFD mejelaskan tentang aliran masuk, aliran

keluar, proses serta penyuntingan file yang digunakan. DFD digunakan untuk

menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang dikembangkan

secara logika tanpa memperhatikan lingkungan fisik dimana data tersebut

mengalir atau disimpan.

DFD sangat berguna untuk mengetahui prosedur suatu program.

Keuntungan yang lain adalah mempermudah pemakai atau user yang kurang

menguasai komputer untuk mengerti sistem yang akan dibuat.

2.2.12.4. Kamus Data (Data Directory)

Menurut JOG mendefinisikan kamus data adalah sebagai berikut :

“Kamus data atau data directory adalah catalog data tentang fakta dan

kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi”

Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan

data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Pada tahap perancangan sistem,

kamus data dapat digunakan untuk merancang input, output (laporan-laporan) dan

merancang database program.

2.2.13.Software Pendukung

Dalam membangun sistem informasi diperlukan software pendukung yang

(26)

dalam pembuatan aplikasi ini adalah Borland Delphi 7 dan Paradox 7 sebagai

databasenya.

2.2.13.1. Borland Delphi 7

Borland Delphi merupakan program aplikasi database yang berbasis

Object Pascal dari Borland. Selain itu, Delphi juga memberikan fasilitas

pembuatan aplikasi visual. Delphi merupakan pilihan dalam pembuatan aplikasi

visual karena memberikan produktivitas yang tinggi. Delphi 7 memberikan

fasilitas untuk dua platform, yaitu untuk platform Windows dan Linux. Delphi

untuk linux sebelumnya dikemas dalam sebuah aplikasi terpisah yang bernama

Kylix, tetapi Delphi 7 menyatakannya dalam sebuah aplikasi. Library untuk

Windows disebut VCL dan Library untuk Linux disebut CLX.

2.2.13.2. Database Paradox 7

a. Pengertian Database

Database merupakan suatu bentuk pengorganisasian data pada media

eksternal (disk) dengan tujuan mempermudah pengaksesan (penyimpanan atau

pengambilan) data. Salah satu model database yang banyak digunakan adalah

database relasional. Pada jenis databasee ini, sebuah database tersusun atas

sejumlah tabel.

b. Penanganan Database pada Delphi

Implementasi databasee pada prinsipnya dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Model pertama mengemas seluruh data yang terkait dalam sebuah

database kedalam sebuah berkas. Model seperti ini dijumpai pada Acces,

(27)

2. Model kedua menggunkan sejumlah berkas untuk menyimpan data,

indeks, dan hal-hal lain yang terkait dengan database. Biasanya

keseluruhan berkas ini disimpan pada direktori yang sama. FoxPro,

dBASE, dan Paradox termasuk dalam katagori ini.

Jika kita menggunakan Delphi, Delphi menyediakan berbagai cara untuk

mengakses database. Salah satu diantaranya adalah melaluui DBE (Borland

Database Engine). Melalui DBE anda dapat mengakses sejumlah sumber seperti

dBASE, Paradox, FoxPro, dan Acces.

Pada form, sumber data diakses melalui komponen yang merupakan

turunan dari kelas TDataSet (kelas yang diwarisi oleh TTable, TTable adalah

kelas untuk Table). Melalui form, pada prinsipnya kita dapat memanipulasi

database (membaca, menyimpan, menmpilkan, dan sebagainya).

c. Masuk ke Database Desktop

Untuk memanipulasi database secara interaktif (tanpa melalui form).

Delphi menyediakan tool yang disebut Database Desktop. Melalui tool inilah kita

dapat memanipulasi database, sebelum masuk ketahap pemrograman.

Mengaktifkan Database Desktop, mula-mula klik tombol Start milik Windows,

kemudian pilih Program (All Program) | Delphi 7 | Database Desktop.

d. Membuat Tabel

Setelah masuk kedalam Database Desktop kita dapat memulai membuat

Tabel dengan cara mengklik menu File | New | Table. Setelah itu akan muncul

dialog Create Table. Kemudian pilih pada Paradox 7 pada Table type. Setelah itu

(28)

e. Tipe data pada Database Desktop

Tabel 2.1 Tabel Tipe Data pada Database Desktop

Tipe Data Simbol Keterangan

Alpha

A

Dapat berupa karakter apa saja. Panjang maksimal 225

karakter.

Number

N

Dapat berupa bilangan positif atau negatif dengan

jangkauan –10307 sampai 10308

Money $ Biasa digunakan untuk menyatakan uang

Short

S

Berguna untuk menyimpan bilangan bulat antara

-32.767 sampai dengan -32.767

Long Integer

I

Berguna untuk menyimpan bilangan bulat antara –

2147483648 sampai dengan 2147483647

BCD # Untuk menyimpan data numerik dalam format BCD

Date D Untuk menyimpan data tanggal

Time

T

Untuk menyimpan data waktu dimulai dari tengah

malam. Satuan milidetik. Terbatatas sampai 24 jam

Timestamp @ Untuk menyimpan data tanggal dan jam.

Memo

M

Untuk menyimpan data alphanumerik yang terlalu

panjang kalau disimpan dengan memakai tipe Alpha.

Data disimpan pada berkas dengan ekstensi .MB

Foramatted

Memo

F

Seperti tipe memo, tetapi menyimpan format teks

seperti jenis, bentuk, ukuran, dan warna.

(29)

yang didukung: .BMP, .PCX, .TIF, .GIF, dan .EPS.

OLE O Untuk menyimpan data OLE

Logical L Untuk menyimpan data yang niainya True atau False

Autoincrement

+

Nilai akan dinaikan sebesar saatu terhadap setiap kali

sebuah record diciptakan

Binary

B

Biasa digunakan untuk menyimpan data dalam format

biner (misalnya daata suara)

Bytes

Y

Biasa digunakan untuk menyimpan kode kartu

(30)

30

3.1 Deskripsi Aktifitas Kerja Praktek di Dinas Perikana dan Kelautan

Propinsi Jawa Barat Bagian Perancangan dan Program

Adapun aktifitas-aktifitas yang dilakukan di Dinas Perikanan dan

Kelautan sub bagian perencanaan dan program selama kerja praktek, dilaksanakan

dari tanggal 4 Juli – 30 Juli 2011.

Selama kerja praktek kami ditempatkan di sub bagian perencanaan dan

program. Dibagian ini khusus melakukan membuat aplikasi Sistem Pengarsipan

Dokumen Sub Bagian Perencanaan Dan Program Dinas Perikanan Dan

Kelautan Propinsi Jawa Barat.

Sistem yang berjalan dalam pembangunan aplikasi sistem pengarsipan

dokumen di dinas Bandung sub bagian perencanaan dan program sudah dilakukan

secara komputerisasi. Namun kendala yang terjadi adalah kecepatan, kemudahan

dan keamanan dalam penyimpanan data masih belum baik. Oleh karena itu

diharapkan sistem baru yang akan dibangun ini dapat berfungsi sebagai penunjang

kinerja dari masalah yang ada, seperti penginputan data yang dilakukan masih

secara manual dan lain-lain.

3.2 Analisis Sistem

Propinsi Jawa Barat merupakan salah satu bagian integral dalam

mendukung terwujudnya Visi Kementrian Kelautan dan Perikanan yaitu

“Indonesia penghasil produk kelautan dan peikanan terbesar 2015”, Dalam rangka

(31)

peningkatan kualitas dan kemampuan profesionalisme sumber daya manusia

kelautan dan perikanan yang ditempuh antara lain melalui pelatihan, magang dan

studi banding yang diselenggarakan oleh pemerintahan, hal ini dimaksudkan

untuk mendukung pelaksanaan tugas keseharian dalam mengelola tugas dan

fungsi sub bagian perencanaan dan program yang cukup banyak, terutama

pengolahan pengarsipan dokumen perencanaan dan program serta data statistik

perikanan dan kelautan.

3.2.1 Analisis Fungsional

Flow Map Sistem Yang Sedang Berlangsung

Flow map adalah suatu bagan yang menggambarkan dan menjelaskan

urutan prosedur - prosedur, arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem dan

menggambarkan aliran data atau dokumen dari satu entitas ke entitas lain.

Prosedur yang diteliti di Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa

Barat pada bagian perencanaan dan program adalah sebagai berikut :

1. Petugas 1 memberikan data atau laporan terkait data laporan dinas kepada

pegawai 2 untuk dimasukkan kedalam komputer.

2. Pegawai 2 memeriksa kelengkapan data atau laporan yang diterima dari

petugas 1. Apabila terdapat data yang kurang lengkap, petugas 2 akan

memberikan data tersebut kepada petugas 2 untuk kembali diselesaikan.

3. Setelah data lengkap atau sesuai maka petugas 1 akan memberi kembali

data/laporan tersebut kepada petugas 2.

4. Bila data telah lengkap atau sesuai, petugas 2 akan menginputkan data

tersebut kedalam komputer kemudian dicetak untuk diarsipkan dan file

(32)

Petugas 2 Petugas 1

Mulai

Data / Laporan Dari Petugas 1

Data / Laporan Dari Petugas 1

Pemeriksaan Kelengkapan Data/Laporan

Lengkap ? Selesaikan

Data/Laporan

Input Data/ Laporan Dalam

Komputer

Cetak Data yang Telah Di input

Data/Laporan yang Telah Di cetak

Akhir Ya Tidak

file

[image:32.595.210.413.83.578.2]

A

Gambar 3.1 Flow map Prosedur Input Data

Keterangan :

A : Arsip

Kesimpulan :

a. Penginputan data sudah terkomputerisasi namun dari segi penyimpanan

(33)

melihat atau mebutuhkan data (dokumen), membutuhkan waktu yang lebih untuk

mencarinya karna dilakukan pencarian satu persatu dari sekian banyak data yang

tersimpan dilemari pengarsipan.

b. Dari segi kerapihan, file yang tersimpan didalam komputer masih kurang

baik, sehingga terkadang memberikan kesulitan dalam mencari data (dokumen),

karena file yang tersimpan terkadang hanya dikelompokkan dalam folder dengan

satu kata kunci saja.

3.2.2 Analisis Non Fungsional dan Kebutuhan Non Fungsional

3.2.2.1 Analisis User

Pengguna komputer serta user aplikasi pada Sistem Pengarsipan

Dokumen Sub Bagian Perencanaan dan Pemrograman Dinas Perikanan dan

Kelautan Propinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :

Pengguna : Pegawai Dinas Perikanan dan Kelautan

Sub Bagian Perencanaan dan

Pemrograman

Umur : 21-32 tahun

Pengalaman menggunakan Komputer : 1 tahun

Latar Belakang Pendidikan : D3/S1

Sistem Operasi sering digunakan : Windows XP

Ditinjau dari karakteristik dari user, maka dapat disimpulkan bahwa user mampu

mengoperasikan komputer serta bekerja sesuai dengan bidang dan keahliannya.

(34)

Hardware adalah perangkat keras komputer yang sangat mendukung

dalam kinerja sistem. Spesifikasi hardware yang digunakan di kantor dinas

kelautan di bagian sub perancangan dan program adalah sebagai berikut :

Hardware pada bagian Input Data ;

Processor : Intel Pentium IV 3.06 Ghz

Motherboard : power x-treme

RAM : 512 GB share with VGA

VGA : 128 Mb Onboard

Harddisk : WD 80 Gb

LAN Card : Realtek Onboard

Mouse optic

Dari hasil analisis hardware dapat disimpulkan bahwa spesifikasi

hardware tergolong baik dan mampu untuk menjalankan aplikasi ini.

3.3 Perancangan Sistem

3.3.1 ERD (Entity Relational Diagram)

Komponen utama pembentukan Entity Relationship Diagram atau biasa

disebut Diagram E-R yaitu Entity (entitas) dan Relation (relasi) yang merupakan

komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang dideskripsikan

lebih jauh melalui sejumlah atribut-atribut yang menggambarkan sistem. Adapun

Diagram E-R dari Sistem Pengarsipan Dokumen Sub Bagian Perencanaan dan

Program Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat dapat digambarkan

(35)

Petugas Mencari Mencari Username Nama Password Profil Dinas Tanggal Jenis Laporan No

I S A

Visi Misi Selayang Pandang OrganisasiStruktur Profil Balai

Periode File Periode File Periode File Periode File Mencari Surat No Tanggal Jenis surat

I S A

Surat Masuk Surat Keluar Mencari Laporan Perencanaan No Jenis Laporan Tanggal

I S A

Renja Dinas Renstra Dinas DPA Proposal APBD Smart Planning Ringkasa

n Usulan RKA-AL DIPA

TOR/ KAK Proposal APBN Nama Laporan Tahun File Nama Laporan Tahun File Nama Laporan Tahun File Nama Laporan Tahun File Nama Laporan Tahun File Nama Laporan Tahun File Nama Laporan Tahun File Nama Laporan Tahun File Nama Laporan Tahun File Nama Laporan Tahun File Mencari Statistik Jenis Laporan No Tanggal

I s A

Budidaya Tangkap P2HP KP3K

Nama Laporan Tahun File Nama Laporan Tahun File File Nama Laporan Tahun Nama Laporan Tahun File Evaluasi Nama Laporan Tahun File

I s A

LAKIP LPPD Lap Evaluasi Kinerja

LKPJ

Lap Tahunan Nama

Laporan

Tahun File Nama

[image:35.842.150.778.84.473.2]

Laporan Tahun File Nama Laporan Tahun File Nama Laporan Tahun File Nama Laporan File Tahun Perihal Tgl Bulan Tahun File Perihal Tgl Bulan Tahun File 1 1 1 1 1 N N N N N

(36)

3.3.2 Analisis Kebutuhan Fungsional

3.3.2.1 Diagram Konteks

Diagram Konteks merupakan alat untuk struktur analisis. Pendekatan

struktur ini untuk menggambarkan sistem secara garis besar atau secara

keseluruhan sampai mencapai hasil. Pada diagram konteks ini sistem informasi

yang dibuat akan menghasilkan sumber informasi yang dibutuhkan dan tujuan

yang ingin dihasilkan. Diagram konteks input data pada Sistem Pengarsipan

Dokumen Sub Bagian Perencanaan dan Program Dinas Perikanan dan Kelautan

(37)

Petugas Sistem Pengarsipan Perencanaan Login Validasi Login Data Laporan Visi Misi Data Laporan Selayang pandang Data Laporan Struktur Organisasi

Data Lapora Profil Balai Data Laporan Surat Masuk

Data Laporan Surat Keluar Data Laporan Renja Dinas Data Laporan Restra Dinas

Data Laporan DPA Data Laporan Proposal APBDData Laporan Smart Planning

Data Laporan Ringkasan UsulanData laporan RKA-KL Data Laporan DIPA Data Laporan TOR/KAK Data Laporan Proposal APBN

Data Laporan Budidaya Data LaporanTangkap Data Laporan P2HP Data Laporan KP3K Data Laporan LAKIP Data Laporan LPPD Data Laporan Evaluasi KinerjaData Laporan LKPJ

Data Laporan Tahunan

Lapora Profil Dinas Laporan Surat Masuk Laporan Surat Keluar Laporan Renja Dinas Laporan Restra Dinas

Laporan DPA Laporan Smart Planning Laporan Ringkasan Usulanlaporan RKA-KL

Laporan DIPA Laporan TOR/KAK Laporan Budidaya LaporanTangkap Laporan P2HP Laporan KP3K Laporan LAKIP Laporan LPPD Laporan Evaluasi KinerjaLaporan LKPJ

Laporan Tahunan

Laporan Visi Misi

Gambar 3.3 Diagram Konteks Sistem Pengarsipan Dokumen Perencanaan

dan Program Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat

3.3.2.2 DFD Level 1

DFD Level 1 Sistem Pengarsipan Dokumen Sub Bagian Perencanaan dan

Program Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat dapat dilihat pada

(38)

Data Ringkasan Usulan yang diCari Data Smartplanning yang diCari Data Restra Dinas yang diCari

Data Proposal A PBD yang diCari Data DPA yang diCari

Data Renja Dinas yang diCari Data Surat Keluar yang diCari

Data Surat Masuk yang diCari Data Profil Balai yang diCari

Data Struktur Organisasi yang diCari Data Selayang P yang diCari Data Visi Misi yang diCari Data Login

Data Lap Tahunan yang diCari Data LKPJ yang diCari Data Evaluasi yang diCari

Data LPPD yang diCari Data LA KIP yang diCari Data KP3K yang diCari Data P2HP yang diCari Data Tangkap yang diCari

Data Budidaya yang diCari Data APBN yang diCari

Data TOR KAK yang diCari Data DIPA yang diCari

Data RKA KL yang diCari

Data Lap Tahunan Data LKPJ Data Evaluasi Data LPPD Data LA KIP Data KP3K Data P2HP Data Tangkap Data Budidaya Data APBN

Data TOR KAK Data DIPA

Data RKA KL

Laporan LA KIP

Data LA KIP

Laporan LPPD

Data LPPD

Laporan Evaluasi kinerja

Data Evaluasi

Laporan LKPJ

Data LKPJ

Laporan Tahunan

Data Lap Tahunan Laporan KP3K Data KP3K Laporan P2HP Data P2HP Laporan Tangkap Data Tangkap Laporan Budidaya Data Budiaya Laporan Proposal A PBN

Data APBN Laporan TOR KAK

Data TOR KAK Laporan DIPA

Data DIPA Laporan RKA KL

Data RKA KL

Data Visi Misi

Data Selayang Pandang

Data Struktur Organisasi

Data Profil Balai

Data Surat Masuk

Data Surat Keluar

Data Renja Dinas

Data DPA

Data Proposal A PBD

Data Restra Dinas

Data Smart Planning

Data Ringkasan Usulan Laporan Ringkasn Usulan

Data Ringkasan Usulan Laporan Smart Planning Data Smart Planning Laporan Restra Dinas

Data Restra Dinas Laporan Proposal A PBD Data Proposal A PBD

Laporan DPA Data DPA

Laporan Renja Dinas Data Renja Dinas

Laporan Surat Keluar Data Surat Keluar

Laporan Surat Masuk Data Surat Masuk Laporan Profil Balai Data Profil Balai Laporan Struktur Organisasi

Data Struktur Organisasi Data Login

Laporan Selayang Pandang Data Selayang Pandang Laporan Visi Misi Data Visi Misi Status Login Petugas 1 Login 2 Kelola Data

V isi Misi

3 Kelola Data Selayang Pandang 4 Kelola Data Struktur Organisasi 5 Kelola Data Profil Balai 6 Kelola Data Surat Masuk 7 Kelola Data Surat Keluar 8 Kelola Data Renja Dinas 9 Kelola Data DPA 10 Kelola Data Proposal A PBD 11 Kelola Data Restra Dinas 12 Kelola Data Smartplannin g 13 Kelola Data Ringkasan Usulan

V isi Misi

Selayang Pandang Struktur Organisasi Profil Balai Surat Masuk Surat Keluar Renja Dinas DPA Proposal A PBD Restra Dinas Smart Planning Ringkasan Usulan 14 Kelola Data RKA KL 15

Kelola Data DIPA

16 Kelola Data

TOR KA K

17 Kelola Data Proposal A PBN 18 Kelola Data Budidaya 19 Kelola Data Tangkap 20 Kelola Data P2HP 21 Kelola Data KP3K 22 Kelola Data LAKIP 23 Kelola Data LPPD 24 Kelola Data Lap Evaluasi Kerja 25 Kelola Data LKPJ 26 Kelola Data Lap Tahunan RKA KL

DIPA

TOR KA K

Proposal A PBN Budidaya Tangkap P2HP KP3K LAKIP LPPD Lap Evaluasi Kerja LKPJ Lap Tahunan User

(39)

3.3.2.3 DFD Level 2

Berikut adalah DFD pada level 2 pada Sistem Pengarsipan Dokumen Sub

Bagian Perencanaan dan Program Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa

Barat,

Gambar 3.5 DFD level 2 Proses 2 Pengolahan Data Visi Misi

Gambar 3.6 DFD level 2 Proses 3 Pengolahan Data Selayang Pandang

(40)

Gambar 3.8 DFD level 2 Proses 5 Pengolahan Data Profil Balai

Gambar 3.9 DFD level 2 Proses 6 Pengolahan Data Surat Masuk

Gambar 3.10 DFD level 2 Proses 7 Pengolahan Data Surat Keluar

(41)

Gambar 3.12 DFD level 2 Proses 9 Pengolahan Data DPA

Gambar 3.13 DFD level 2 Proses 10 Pengolahan Data Proposal APBD

Gambar 3.14 DFD level 2 Proses 11 Pengolahan Data Renstra Dinas

(42)

Gambar 3.16 DFD level 2 Proses 13 Pengolahan Data Ringkasan Usulan

Gambar 3.17 DFD level 2 Proses 14 Pengolahan Data RKA-KL

Gambar 3.18 DFD level 2 Proses 15 Pengolahan Data DIPA

(43)

Gambar 3.20 DFD level 2 Proses 17 Pengolahan Data Proposal APBN

Gambar 3.21 DFD level 2 Proses 18 Pengolahan Data Budidaya

Gambar 3.22 DFD level 2 Proses 19 Pengolahan Data Tangkap

(44)

Gambar 3.24 DFD level 2 Proses 21 Pengolahan Data KP3K

Gambar 3.25 DFD level 2 Proses 22 Pengolahan Data LAKIP

Gambar 3.26 DFD level 2 Proses 23 Pengolahan Data LPPD

Gambar 3.27 DFD level 2 Proses 24 Pengolahan Data Laporan Evaluasi

(45)
[image:45.595.110.517.450.747.2]

Gambar 3.28 DFD level 2 Proses 25 Pengolahan Data LKPJ

Gambar 3.29 DFD level 2 Proses 26 Pengolahan Data Lap Tahunan

3.3.2.4 Spesifikasi Proses

Tabel 3.1 Tabel Spesifikasi Proses

No Proses Keterangan

1 Nomor Proses 1

Nama Proses Login

Source (sumber) Petugas

Input Data Login

Output Status Login

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke Menu Login.

2. Petugas mengisi Username dan Password.

3. Jika Username dan Password yang diisi sudah benar,

maka selanjutnya akan masuk ke menu selanjutnya.

Jika Username dan Password yang di inputkan salah

atau tidak sesuai, maka akan tampil pesan Gagal

Login.

(46)

Nama Proses Tambah Data Visi Misi

Source (sumber) Petugas

Input Data Visi Misi

Output Laporan Visi Misi

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Tambah Visi Misi.

2. Petugas mengisi data baru Visi Misi.

3. Jika semua data sudah diisi, setelah mengklik Simpan,

maka data akan tersimpan dan akan dimunculkan dalam

tabel. Jika terdapat data yang belum diisi atau kosong,

maka data tidak dapat disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengisian data baru Visi Misi.

No Proses 2.2

Nama Proses Edit Data Visi Misi

Source (sumber) Petugas

Input Data Visi Misi

Output Laporan Visi Misi

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Edit Visi Misi.

2. Petugas mengubah data lama dengan data yang baru.

3. Jika semua data sudah diisi semuanya, setelah mengklik

Simpan, maka data akan disimpan dan akan

dimunculkan dalam tabel. Jika terdapat data yang

belum terisi atau kosong, maka data tidak dapat

disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengeditan data Visi Misi.

3 Nomor Proses 3.1

Nama Proses Tambah Selayang Pandang

Source (sumber) Petugas

Input Data Selayang Pandang

Output Laporan Selayang Pandang

[image:46.595.107.517.83.733.2]
(47)

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Tambah Selayang Pandang.

2. Petugas mengisi data baru Selayang Pandang.

3. Jika semua data sudah diisi, setelah mengklik Simpan,

maka data akan tersimpan dan akan dimunculkan dalam

tabel. Jika terdapat data yang belum diisi atau kosong,

maka data tidak dapat disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengisian data baru Selayang Pandang.

No Proses 3.2

Nama Proses Edit Selayang Pandang

Source (sumber) Petugas

Input Data Selayang Pandang

Output Laporan Selayang Pandang

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Edit Selayang Pandang.

2. Petugas mengubah data lama dengan data yang baru.

3. Jika semua data sudah diisi semuanya, setelah mengklik

Simpan, maka data akan disimpan dan akan

dimunculkan dalam tabel. Jika terdapat data yang

belum terisi atau kosong, maka data tidak dapat

disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengeditan data Selayang Pandang.

4 Nomor Proses 4.1

Nama Proses Tambah Struktur Organisasi

Source (sumber) Petugas

Input Data Struktur Organisasi

Output Laporan Struktur Organisasi

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Tambah Struktur Organisasi.

2. Petugas mengisi data baru Struktur Organisasi.

3. Jika semua data sudah diisi, setelah mengklik Simpan,

maka data akan tersimpan dan akan dimunculkan dalam

[image:47.595.105.516.76.749.2]
(48)

maka data tidak dapat disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengisian data baru Struktur Organisasi.

No Proses 4.2

Nama Proses Edit Struktur Organisasi

Source (sumber) Petugas

Input Data Struktur Organisasi

Output Laporan Struktur Organisasi

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Edit Struktur Organisasi.

2. Petugas mengubah data lama dengan data yang baru.

3. Jika semua data sudah diisi semuanya, setelah mengklik

Simpan, maka data akan disimpan dan akan

dimunculkan dalam tabel. Jika terdapat data yang

belum terisi atau kosong, maka data tidak dapat

disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengeditan data Struktur Organisasi.

5 Nomor Proses 5.1

Nama Proses Tambah Profil Balai

Source (sumber) Petugas

Input Data Profil Balai

Output Laporan Profil Balai

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Tambah Profil Balai.

2. Petugas mengisi data baru Profil Balai.

3. Jika semua data sudah diisi, setelah mengklik Simpan,

maka data akan tersimpan dan akan dimunculkan dalam

tabel. Jika terdapat data yang belum diisi atau kosong,

maka data tidak dapat disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengisian data baru Profil Balai.

No Proses 5.2

[image:48.595.107.517.81.749.2]
(49)

Source (sumber) Petugas

Input Data Profil Balai

Output Laporan Profil Balai

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Edit Profil Balai.

2. Petugas mengubah data lama dengan data yang baru.

3. Jika semua data sudah diisi semuanya, setelah mengklik

Simpan, maka data akan disimpan dan akan

dimunculkan dalam tabel. Jika terdapat data yang

belum terisi atau kosong, maka data tidak dapat

disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengeditan data Profil Balai.

6 Nomor Proses 6.1

Nama Proses Tambah Surat Masuk

Source (sumber) Petugas

Input Data Surat Masuk

Output Laporan Surat Masuk

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Tambah Surat Masuk.

2. Petugas mengisi data baru Surat Masuk.

3. Jika semua data sudah diisi, setelah mengklik Simpan,

maka data akan tersimpan dan akan dimunculkan dalam

tabel. Jika terdapat data yang belum diisi atau kosong,

maka data tidak dapat disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengisian data baru Surat Masuk.

No Proses 6.2

Nama Proses Edit Surat Masuk

Source (sumber) Petugas

Input Data Surat Masuk

Output Laporan Surat Masuk

Destination (tujuan) Petugas

[image:49.595.108.517.84.748.2]
(50)

2. Petugas mengubah data lama dengan data yang baru.

3. Jika semua data sudah diisi semuanya, setelah mengklik

Simpan, maka data akan disimpan dan akan

dimunculkan dalam tabel. Jika terdapat data yang

belum terisi atau kosong, maka data tidak dapat

disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengeditan data Surat Masuk.

7 Nomor Proses 7.1

Nama Proses Tambah Surat Keluar

Source (sumber) Petugas

Input Data Surat Keluar

Output Laporan Surat Keluar

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Tambah Surat Keluar.

2. Petugas mengisi data baru Surat Keluar.

3. Jika semua data sudah diisi, setelah mengklik Simpan,

maka data akan tersimpan dan akan dimunculkan dalam

tabel. Jika terdapat data yang belum diisi atau kosong,

maka data tidak dapat disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengisian data baru Surat Keluar.

No Proses 7.2

Nama Proses Edit Surat Keluar

Source (sumber) Petugas

Input Data Surat Keluar

Output Laporan Surat Keluar

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Edit Surat Keluar.

2. Petugas mengubah data lama dengan data yang baru.

3. Jika semua data sudah diisi semuanya, setelah mengklik

Simpan, maka data akan disimpan dan akan

dimunculkan dalam tabel. Jika terdapat data yang

[image:50.595.105.516.77.742.2]
(51)

disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengeditan data Surat Keluar.

8 Nomor Proses 8.1

Nama Proses Tambah Renja Dinas

Source (sumber) Petugas

Input Data Renja Dinas

Output Laporan Renja Dinas

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Tambah Renja Dinas.

2. Petugas mengisi data baru Renja Dinas.

3. Jika semua data sudah diisi, setelah mengklik Simpan,

maka data akan tersimpan dan akan dimunculkan dalam

tabel. Jika terdapat data yang belum diisi atau kosong,

maka data tidak dapat disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengisian data baru Renja Dinas.

No Proses 8.2

Nama Proses Edit Renja Dinas

Source (sumber) Petugas

Input Data Renja Dinas

Output Laporan Renja Dinas

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Edit Renja Dinas.

2. Petugas mengubah data lama dengan data yang baru.

3. Jika semua data sudah diisi semuanya, setelah mengklik

Simpan, maka data akan disimpan dan akan

dimunculkan dalam tabel. Jika terdapat data yang

belum terisi atau kosong, maka data tidak dapat

disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengeditan data Renja Dinas.

9 Nomor Proses 9.1

[image:51.595.110.516.86.679.2]
(52)

Source (sumber) Petugas

Input Data DPA

Output Laporan DPA

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Tambah DPA.

2. Petugas mengisi data baru DPA.

3. Jika semua data sudah diisi, setelah mengklik Simpan,

maka data akan tersimpan dan akan dimunculkan dalam

tabel. Jika terdapat data yang belum diisi atau kosong,

maka data tidak dapat disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengisian data baru DPA.

No Proses 9.2

Nama Proses Edit DPA

Source (sumber) Petugas

Input Data DPA

Output Laporan DPA

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Edit DPA.

2. Petugas mengubah data lama dengan data yang baru.

3. Jika semua data sudah diisi semuanya, setelah mengklik

Simpan, maka data akan disimpan dan akan

dimunculkan dalam tabel. Jika terdapat data yang

belum terisi atau kosong, maka data tidak dapat

disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengeditan data DPA.

10 Nomor Proses 10.1

Nama Proses Tambah Proposal APBD

Source (sumber) Petugas

Input Data Proposal APBD

Output Laporan Proposal APBD

Destination (tujuan) Petugas

[image:52.595.109.517.84.748.2]
(53)

2. Petugas mengisi data baru APBD.

3. Jika semua data sudah diisi, setelah mengklik Simpan,

maka data akan tersimpan dan akan dimunculkan dalam

tabel. Jika terdapat data yang belum diisi atau kosong,

maka data tidak dapat disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengisian data baru APBD.

No Proses 10.2

Nama Proses Edit Proposal APBD

Source (sumber) Petugas

Input Data Laporan APBD

Output Laporan Proposal APBD

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Edit APBD.

2. Petugas mengubah data lama dengan data yang baru.

3. Jika semua data sudah diisi semuanya, setelah mengklik

Simpan, maka data akan disimpan dan akan

dimunculkan dalam tabel. Jika terdapat data yang

belum terisi atau kosong, maka data tidak dapat

disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengeditan data APBD.

11 Nomor Proses 11.1

Nama Proses Tambah Renstra Dinas

Source (sumber) Petugas

Input Data Renstra Dinas

Output Laporan Renstra Dinas

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Tambah Renstra Dinas.

2. Petugas mengisi data baru Renstra Dinas.

3. Jika semua data sudah diisi, setelah mengklik Simpan,

maka data akan tersimpan dan akan dimunculkan dalam

tabel. Jika terdapat data yang belum diisi atau kosong,

[image:53.595.106.516.78.748.2]
(54)

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengisian data baru Renstra Dinas.

No Proses 11.2

Nama Proses Edit Renstra Dinas

Source (sumber) Petugas

Input Data Renstra Dinas

Output Laporan Renstra Dinas

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Edit Renstra Dinas.

2. Petugas mengubah data lama dengan data yang baru.

3. Jika semua data sudah diisi semuanya, setelah mengklik

Simpan, maka data akan disimpan dan akan

dimunculkan dalam tabel. Jika terdapat data yang

belum terisi atau kosong, maka data tidak dapat

disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengeditan data Renstra Dinas.

12 Nomor Proses 12.1

Nama Proses Tambah Smartplanning

Source (sumber) Petugas

Input Data Smartplanning

Output Laporan Smartplanning

Destination (tujuan) Petugas

Logika Proses 1. Petugas masuk ke menu Tambah Smartplanning.

2. Petugas mengisi data baru Smartplanning.

3. Jika semua data sudah diisi, setelah mengklik Simpan,

maka data akan tersimpan dan akan dimunculkan dalam

tabel. Jika terdapat data yang belum diisi atau kosong,

maka data tidak dapat disimpan.

4. Petugas dapat memilih tombol Batal bila ingin

membatalkan pengisian data baru Smartplanning.

No Proses 12.2

Nama Proses Edit Smartplanning

[image:54.595.108.517.84.736.2]
(55)

Input Data Smartplanning

Output Laporan Proposal Smartplanning

Destination (tujuan) Petugas

Lo

Gambar

Gambar 3.1 Flow map Prosedur Input Data
Gambar 3.2 Diagram E-R
Gambar 3.28 DFD level 2 Proses 25 Pengolahan Data LKPJ
tabel. Jika terdapat data yang belum diisi atau kosong,
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ada 4 variabel kabur yang digunakan dalam sistem pengambilan keputusan menggunakan sistem inferensi kabur dalam penulisan makalah ini, yaitu kesehatan, keadaan

Pendekatan atau metode layanan menggunakan model instruksional secara klasikal, seperti ekspositori, diskusi kelompok, permainan simulasi, bermain peran, dan sebagainya;

Respon sel superkapasitor akan menghasilkan output arus, sehingga dapat diolah pada proses selanjutnya pada input analog to digital, maka dibutukan rangkaian

Beban maksimum aktual komposisi 8% yang dihasilkan lebih kecil dari beban rencana yaitu 90,02 Kn dengan perbedaan sebesar 41,41 kN Pola retak dan keruntuhan yang terjadi pada

Dengan adanya Rencana Strategis, maka perencanaan penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan diharapkan akan dapat menjadi acuan dalam rangka untuk

Dalam Islam menurut konsep al Ghazali, Riya‟ dan „Ujub sebagai konsep pembanding teori pertama, bahwa mahasiswa dalam melakukan swafoto ada indikasi mereka

ulang di PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 223 ayat (2) dan Pasal 225 dilaksanakan paling lama 5 (lima) hari setelah hari/tanggal pemungutan suara

Sistem dinding penumpu (Sistem struktur yang tidak memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Dinding penumpu atau sistem bresing memikul hampir semua